You are on page 1of 2

Amalan yang Menyebabkan Seseorang Pasti Masuk Surga atau Neraka

Dari Jabir R.A. Rasulullah Bersabda: Barangsiapa yang mati dalama keadaan tidak berbuat
syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati
dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka (HR. Muslim no. 93).

Seseorang yang meyakini akan adanya kehidupan setelah kematian pastinya mendambakan
kembali ke surga-Nya dan sangat tidak ingin mendekati apalagi memasuki neraka-Nya,
naudzubillahimindzaalik. Nasib manusia yang menentukan dia masuk surga-Nya atau neraka-
Nya tentunya tergantung pada amal yang telah diperbuatnya saat kehidupannya dunia yang
sangat singkat. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apa yang membedakan
antara penghuni surga dan neraka? Hadis di atas nampaknya sudah cukup menjelaskan bahwa
yang menyebabkan seseoran seseorang masuk ke surga adalah yang tidak berbuat syirik kepada
Allah atau yang sah imannya. Sedangkan yang menyebabkan seseorang masuk neraka adalah
perbuatan syirik kepada Allah atau dengan kata lain yang tidak sah imannya.
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah semua muslim akan masuk surga? Hal ini
dijawab dalam firman Allah Q.S. At-Taubah ayat 72
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mumin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-
tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan
yang besar. (QS. At-Taubah : 72)
Selanjutnya Rasululla SAW bersabda dalam hadis riwayat Bukhari no 6851
Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan. Para shahabat bertanya, Ya
Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu? Beliau menjawab, Barangsiapa mentaatiku pasti
masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan (tidak mau masuk
surga, pent).. (HR. Al-Bukhari no.6851, dari Abu Hurairah r a.)

Dari ayat dan hadis di atas sudah jelas bahwa syarat mutlak seseorang masuk surga Allah adalah
keimanan yang sah dan diyakini di dalam hati. Namun hal ini bukanlah jaminan bagi seseorang
mukmin untuk untuk tidak masuk ke neraka terlebih dahulu. Pada dasarnya mukmin terbagi
menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah mukmin yang thaat dan golongan kedua yakni
mukmin yang maashi. Mukmin yang thaat berarti yang beriman kepada Allah dan patuh terhadap
segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka mukmin golongan pertama ini tidak akan
meraksakan pedihnya siksaan neraka. Sedangkan mukmin yang maashi yakni mukmin yang
berbuat dosa baik dosa kecil maupun dosa besar dan ia belum sempat bertaubat kepada Allah.
Meskipun begitu dalam hatinya masih menyimpan keimanan kepada Allah dan Rasulnya sekecil
apapun. Maka mukmin golongan kedua ini akan mengalami siksa terlebih dahulu di neraka untuk
membersihkan dosa, lalu kemudian Allah akan mengangkatnya dan memasukannya ke surga.
Lalu bagi yang tidak memiliki keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya maka sudah tentu nasibnya di
neraka selama-lamanya, naudzubillahimindzalik. Maka orang yang seperti in berbuat kufur yang
artinya menyembunyikan. Sedangkan pelakunya disebut kafir. Kufur sendiri terdiri dari beberapa
macam diantaranya adalah kufur inkar, kufur juhud, kufur inadi, dan kufur nifaq.
Kufur inkar yakni tidak mengenal Allah dan tidak mau tau akan kebenaran Allah. orang orang
macam ini layaknya seorang atheis yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Kehidupannya hanya
berorientasi pada kehidupan dunia saja. Kufur juhud yakni orang percaya akan adanya Allah, mau
berikrar akan kebenaran tersebut. Para ulama menyebutkan hal ini layaknya seperti iblis yang
menolak kebenaran. Pada zaman Rasul SAW kaum ini layaknya seperti Kaum Yahudi yang
sebenarnya dalam hati mereka mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul yang terakhir,
namun mereka tidak mau mengakui karena kesombingannya. Kufur inadi yakni meyakini dan
mengakui akan kebenaran Allah dan Rasulnya beserta ajarannya, bahkan mereka membenarkan
akan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Namun mereka tidak mau menerimanya. Hal ini
layaknya seperti paman Rasulullah, Abu Thalib, dia bahkan membela rasul dan membela islam,
namun sampai akhir hayatnya Abu Thalib tidak pernah berikrar mengucapkan syahadat. Kemudian
yang terakhir adalah kufur nifaq yakni seseorang yang hanya berikrar secara lisan, namun hatinya
mengingkari akan kebenaran Allah dan Rasulnya. Allah meneranggkan golongan seperti ini pada
Q.S. Al-Baqarah ayat 13- 14.
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah
beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu
telah beriman?" Ingatlah, Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak
tahu (13). dan apabilabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka
mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka,
mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."
(Q.S. Al-Baqarah (2): 13-14)
Maka golongan ini meskipun dianggap orang yang beriman, namun imannya tidak sah karena
keimanannya hanya diucapkan secara lisan, sedangkan hatinya ingkar.
Maka dari itu menjaga akidah adalah hal yang mutlak yang harus dilakukan oleh setiap orang yang
beriman, jangan sampau kita meninggal dalam keadaan tidak membawa keimanan, sehingga merugi
selama lamanya, naudzubillah.
Wallahau alam bishawab

Diulas dari kajian Ifthar hari Kamis 13/04/2017 oleh Ust. Zaenal Mustaqim

You might also like