You are on page 1of 5

ACARA V

SUB KULTUR (VANILI DAN ANGGREK)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanaman vanili merupakan tanaman tahunan yang tergolong
dalam jenis tanaman anggrek dari suku Orchidaceae yang memiliki
macam spesies. Vanili merupakan jenis tanaman perkebunan yang
bernilai ekonomi tinggi dengan fluktuasi harga yang relatif stabil
dibanding denga tanaman perkebunan lain. Vanili bernilai ekonomi
tinggi karena ekstrak buahnya digunakan sebagai sumber bahan
pengharum pada bahan makanan dan minuman.
Pembudidayaan tanaman anggrek terdapat kendala utama
diantaranya sulitnya melakukan perbanyakan tanaman anggrek karena
hampir semua jenis tanaman anggrek tidak dapat berkembang secara
generatif meskipun bunga menghasilkan polong. Hal ini disebabkan
karena adanya polong yang dihasilkan berisi biji berupa serbuk seperti
tepung yang mudah melayang. Perkembangan anggrek secara vegetatif
juga sulit dilakukan karena kemungkinan hidup tunas tanaman sangat
rendah.
Media pertumbuhan anggrek ditambahkan arang aktif karena
berfungsi sebagai absorban, selain itu dapat menyerap senyawa toksin
yang menghambat pertumbuhan tanaman. manfaat penggunaan arang
aktif terdapat dua yaitu penghitamana pada media kultur dan
mengaborpsi racun. Pemberian arang aktif juga dapat meningkatkan
tinggi tanaman, panjang akar dan bobot tanaman anggrek in vitro
dalam media pembesaran seedling.
Subkultur dapat dilakukan beberapa kali sampai jumlah tunas
yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan tanpa mengurangi
kualitas tunas. Subkultur yang terlalubanyak dapat menurunkan mutu
tunas seperti vitrifikasi (suatu gejala ketidaknormalan fisiologis) dan
aberasi (penyimpanan) genetik. Keadaan ini terjadi karena semakin
banyak subkultur dilakukan akan semakin sering mengkondisikan
dalam media yang mengandung sitokini sehingga daya regenerasi
meningkat.
2. Tujuan
Tujuan praktikum acara sub kultur (vanili dan anggrek) sebagai
berikut:
a. Mengetahui teknik memindahkan atau sub-kultur tanaman secara
in vitro pada kultur jaringan vanili/anggrek
b. Mengetahui tingkat keberhasilan sub kultur pada vanili/anggrek
B. Tinjauan Pustaka
Subkultur atau overplanting adalah pemindahan planlet yang
masih sangat kecil (planlet muda) dari medium lama ke dalam medium
baru yang dilakukan secara aseptis di dalam entkas atau Laminar Air Flow
(LAF). Subkultur pada dasarnya memisahkan, memotong, membelah dan
menanam kembali eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman
akan bertambah banyak. Tujuannya adalah supaya kultur tetap
mendapatkan unsur hara atau nutrisi untuk pertumbuhannya
(Hendaryono dan Wijayani 2007)
Sub kultur dilakukan dengan cara planlet dikeluarkan dari botol
kultur lalu dimasukkan kedalam cawan petri, planlet dipotong-potong
dengan menggunakan scapel steril. Potongan dimasukkan ke dalam media
multiplikasi yang baru (MS + 0,5 mg/NAA + 1 mg/BAP) kemudian
dipelihara selama 5 minggu. Botol-botol kultur yang diisi eksplan
diletakkan pada rak kultur di dalam ruang kultur. Ruangan harus bebas
dari bakteri dan cendawan dimana setiap hari disemprot dengan alkohol
96% (Triningsih et al 2013)
Secara umum semakin lama eksplan terdapat pada media yang
mengandung BA dan NAA semakin banyak jumlah tunas yang dihasilkan
tetapi semakin rendah kualitas tanaman yang dihasilkan. Rendahnya
kualitas tanaman dilihat dari jumlah akar, jumlah daun, tinggi tanaman dan
panjang akar yang terbentuk. Semakin lama eksplan terdapat di dalam
media yang mengandung sitokinin akan mengalami kandungan sitokinin
endogen eksplan akan tinggi yang menyebabkan pemanjangan tunas
terhambat dan tanaman sulit berakar. Ukuran eksplan berpengaruh
terhadap keberhasilan kultur jaringan (Rosmaina 2011)
Eksplan yang terinduksi jika dilakukan subkultur pada media
MO maka proliferasi tunas akan mengarah pada pendewasaan jaringan dan
terspesialisasi mengarah kebentuk kesempurnaan tunas yang mendorong
untuk tumbuh menjadi planlet sempurna. Konsistensi perolehan tunas pada
subkultur ditentukan oleh komposisi ZPT yang digunakan. Peningkatan
frekuensi subkultur dengan konsentrasi ZPT yang sama akan
meningkatkan level ZPT pada eksplan. Rasio sitokinin/auksin eksplan
akan menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta akan
mempengaruhi total tunas. Tingginya total tunas yang dihasilkan akan
menentukan mutu tunas (Kasutjianingati dan Rudi 2013)
Syarat-syarat mendapatkan bahan tanam berkualitas antara lain
tanaman sehat, daun tidak menunjukkan gejala terserang hama dan
penyakit, bebas dari penyakit sistemik seperti virus dan viroid, bahan
tanam yang digunakan berasal dari induk yang belum terjadi degenerasi
kualitas. Subkultur hasil dari pertumbuhan tunas pertama dari eksplan
merupakan subkultur pertama, setelah 1-1,5 bulan planlet subkultur
pertama akan tumbuh sekitar 5 nodus dan berlanjut sampai maksimal
subkultur ke 5 untuk terakhir aklimatisasi (Badan Litbang Pertanian 2012)
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Praktikum acara sub kultur (vanili dan anggrek) dilaksanakan
hari Senin, 27 Maret 2017 pukul 13.00-15.00 WIB di Laboratorium
Fisiologi Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1. LAFC lengkap dengan lampu bunsen
2. Petridish dan boto-botol kuljar
3. Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau pemes
b. Bahan
1. Eksplan : kultur vanili (Vanilla planifolia) / anggrek usia 3 buan
2. Media kultur vanili/anggrek
3. Alkohol 96%
4. Aquades steril
5. Spirtus
6. Chlorox (Sunclin)
3. Cara Kerja
a. Persiapan media sub kultur
b. Sub kultur (diakukan dalam LAFC)
1. Mengeluarkan eksplan kultur vanili/anggrek pada petridish
2. Membersihkan eksplan dari media yang ada, akar pada eksplan
tidak boleh dihilangkan hanya dibersihkan dari bagian yang mati
c. Penanaman eksplan
1. Membuka plastik penutup botol media kultur
2. Mengambil eksplan dan menanamnya di media subkultur
dengan pinset. Satu botol kultur diisi 4 tanaman vanili dan 7
tanaman anggrek. Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar
di atas api
3. Selama penanaman mulut botol harus selalu dekat dengan api
untuk menghindari kontaminasi

d. Pemeliharaan
1. Botol-botol media berisi eksplan ditempatkan di rak-rak kultur
2. Lingkungan di luar botol harus dijaga suhu, kelembapan dan
cahayanya
3. Penyemprotan botol-botol kultur dengan spirtus dilakukan 2 hari
sekali untuk mencegah kontaminasi
e. Pengamatan selama 2 minggu yang diamati:
1. Saat muncul akar, tunas, daun dan kalus (HST) diamati setiap
hari
2. Jumlah akar, tunas dan dauan diamati 1 minggu sekali
3. Deskripsi kalus (struktur dan warna kalus) dilakukan pada akhir
pengamatan
4. Persentase keberhasilan dilakukan pada akhir pengamatan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2012. Teknologi Perbenihan untuk Menghasilkan Benih


Krisan Bermutu. Sinartani, hlm 3-5
Hendaryono D P S dan Wijayani. 2007. Teknik Kultur Jatingan dan Petunjuk
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Modern. Yogyakarta :
Kanisius

Kasutjianingati dan Rudi I. 2013. Media Alternative Perbanyakan In-Vitro


Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis). J Agroteknos 3(3): 184-189

Rosmaina. 2011. Pengaruh Perlakuan BA dan NAA terhadap Pembentukan Akar


Nenas (Ananas comosus (L). Merr.) cv. Smooth Cayenne Secara In
Vitro. J Agroteknologi 1(2): 37-43

Triningsih, Luthfi A.M S, Lollie A P P. 2013. Pertumbuhan Eksplan Puar


Tenangau (Elettariopsis sp) secara In Vitro. J Online
Agroekoteknologi 1(2)

You might also like