You are on page 1of 8

Asbabul wurud

Sebagaimana diterangkan dalam al Jamiul Kabir bersumber dari Ibnu Umar


bahwa nabi telah kehilangan seorang laki-laki. Beliau bertanya: Kemana dia?
Salah seorang menjawab: dia pergi bermain. Rasulullah bersabda: Bagi kita
ada bermain, Melempar senjata bukan sembarang permainan.[14]

4) Syarahan hadits
Di dalam hadits dinyatakan bahwa ( .

) Pernyataan ini
adalah Penafsirannya, dalam hal ini terdapat pandangan yang berbeda dari para
mufassir. Pada hadits berikutnya menjelaskan keutamaan memanah, berjuang,
berjaga dengan niat berjuang dijalan Allah Swt, Selanjutnya keutamaan berani
dan tata cara mempergunakan senjata.sertakompetisikudadan lain-lain, seperti
penjelasan sebelumnya. Adapun tujuannya adalah untuk terlatih dalam
pertempuran dan terjaganya fisik. [15]
5) Ayat terkait
Sebagaimana terdapat dalam QS Al- Anfal: 60
(#rr&urNgs9$BOFstG$#`iB;oq
%Bur$t/h@&lsqauo;y9$#cq7d?m/rt!$#N2r
turtyz#uur`BOgRrwNgtRqJn=s?!
$#NgJn=t4$tBur(#q)Z?`B&x@&lsqauo;6y!$#
$uqN3&lsqauo;s9)OFRr&urwcqJn=?
Artinya: dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang
orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
6) Analisa kependidikan
Rasulullah SAW pernah memberikan motivasi kepada para sahabat agar mereka
bergairah memanah. Memanah pada dasarnya adalah menggunakan senjata.
Senjata dapat berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Karena pada saat
ini senjata sudah beraneka ragam, maka anjuran memanah itu dapat pula berarti
anjuran menggunakan senjata yang modern.

Menjaga pola makan


1) Hadits
4974 -















[17]

2) Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Telah menceritakan
kepada kami Abdush Shamad Telah menceritakan kepada kami Syubah dari
Waqid bin Muhammad dari Nafi ia berkata; Biasanya Ibnu Umar tidak makan
hingga datang kepadanya seorang miskin lalu makan bersamanya. Maka aku pun
memasukkan seorang laki-laki untuk makan bersamanya, lalu laki-laki itu makan
banyak, maka ia pun berkata, Wahai Nafi, jangan kamu masukkan orang ini.
Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Sahallahu Alaihi wa Sallam
bersabda: Seorang mukmin itu makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir
makan dengan tujuh usus.[18]
3) Informasi Mujam
Setelah potongan hadits yang diberikan oleh dosen pembimbing, kemudian
menelusurinya ke mujam dengan menggunakan potongan hadits dan
pemakalah menemukan bahwa hadits diatas terdapat dalam mujam jilid I,
terdapat dalam beberapa kitab yaitu Shahih Bukhari kitab makanan 13,
Muwatho kitab Shighatu nabi 10, Abu Daud kitab Makanan 14.[19]
4) Asbabul Wurud
Diriwayatkan dari oleh Thabrani di dalam Al-Kabir dari jahja berkata. Aku telah
tiba disuatu rombongan kaum yang ingin masuk islam, mereka hadir bersama
Rasulullah pada waktu magib. Ketika yahya selesai memberi ucapan
selamat.Iaberkata Setiap orang pergi memegang tangan kawanya yang duduk
sehingga tidak ada yang tinggal di mesjid selain aku dan Rasulullah. Aku orang
yang tertinggi dan yang terbesar. Tidak seorangpun yang melebihi aku, Rasullah
pergi bersama ku kerumahnya kemudian Rasulullah mempersilahkan aku
memerah susu kambing dan aku melakukanya sehingga aku memerah tujuh
perahan dan diberikanya kepada ku sebuah periuk dan aku membawanya. Tiba-
tiba Ummu Aiman berkata: Allah telah melaparkan Rasulullah Bersabda
Rasullulah.cukup hai Ummu Aimin, mereka telah makan rezeki nya dan rezeki
kita di tangan Allah.Maka berkumpullah Rasulullah bersama para sahabatnya
untuk melakukan sholat magrib. Selesai sholat Ummu Aiman berkata. Ya
Rasulullah ,Bukankah orang ini tamu kita? Jawab Rasul: benar, sesungguhnys
ia telah makan pada usus seorang kafir. Dan orang kafir itu makan dengan tujuh
usus.[20]
5) Syarahan Hadits
Menceritakan Muhammad bin Salam mengabarkan Abdah dari Ubaidillah dari
Nafi dari Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW berkata sesungguhnya mukmin makan
dengan satu usus dan sesungguhnya orang kafir atau orang munafik dan
tidaklah mereka keduanya tidak memperoleh, berkata Abdullah dia makan pada
tujuh usus-usus, dan anak Bukhair mengabarkan Malik dari Nafi dari Ibnu Umar
dari Nabi Muhammad SAW.[21]

Menurut M. Syuhudi Ismail, secara tekstual hadits tersebut menjelaskan


perbedaan usus orang beriman dengan orang kafir. Padahal perbedaan anatomi
tubuh manusia tidak disebabkan oleh perbedaan iman.
Perbedaan usus dalam matan hadits tersebut menunjukkan perbedaan sikap
atau pandangan dalam menghadapi nikmat Allah, termasuk tatkala makan.
Orang yang beriman memandang makan bukan sebagai tujuan hidup,
sedangkan orang kafir menempatkan makan sebagai bagian dari tujuan
hidupnya.[22]
6) Ayat Terkait
_t6ttPy#u(#r&lsqauo;{/3tGt^y
Ze@.7ftB(#q=2ur(#q/u$#urwur(#q@4mR)
w=ttJ9$#
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid,
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Ayat diatas mengajak kepada anak-anak adam untuk menutup auratdi setiap
memasuki mesjid, dan makanlah yang halal lagi baik serta minumlah apa saja
yang kamu sukai selagi tidak memabukkan dan tidak mengganggu kesehatan,
dan janganlah berlebih-lebihan.
Tentang proposional dalam makan dan minum harus sesuai dengan kondisi
seseorang tidak berlebih-lebihan. Nabi SAW berpesan tidak ada wadah yang
dipenuhkan manusia lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak adam beberapa
suap yang dapat menegakkan tubuhnya, kalaupun harus memenuhkan perut
hendaklah sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga
untuk pernapasannya.[23]
7) Analisa Kependidikan
Berdasarkan hadits diatas kita dapat melihat bahwa betapa besarnya Islam
menjunjung tinggi kekuatan fisik atau jasmani manusia. Dalam hal ini juga
terdapat dalam pendidikan Islam. Jika kekuatan fisik merupakan bagian pokok
dari tujuan pokok dari pendidikan maka pendidikan harus mempunyai tujuan
kearah keterampilan fisik yang di anggap perlu bagi kuatnya tubuh seseorang.
Kebiasaan untuk mengembangkan kesehatan tubuh sangat dianjurkan,
sementara kebiasaan yang mengancam fisik dihindarkan.[24]
d) Menjaga kebersihan
1) Hadits pertama
328 -



















2) Terjemahan
Diceritakan kepda kami Ishaq ibn Mansur dicerikan kepada kami Habban bin Hilal
diceritakan kpada kami ayahnya diceritakan kepada kami bahwasanya Zaid
diceritakannya bahwa Abu Salam diceritakan kepada kami Abu Malik Al Asari
berkata telah bersabda Rasulullah saw kebersihan itu sebahagian dari iman,
alhamdulillah memenuhi timbangan, subhanallah dan alhamdulillah keduanya
memenuhi, atau salah satunya memenuhi apa yang ada antara langit dan bumi,
shalat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah sinar, dan al-
Qur'an adalah hujjah untuk amal kebaikanmu dan hujjah atas amal kejelekanmu.
Setiap manusia adalah berusaha, maka ada orang yang menjual dirinya
sehingga membebaskannya atau menghancurkannya."
3) Informasi mujam
Untuk menelusuri hadits kedalam mujam, kami menggunakan kata dan kami
mendapatkan keterangan sebagai berikut:
4) Hadits kedua
370 -













[25]


5) Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Amru an-Naqid serta
Zuhair bin Harb mereka bertanya, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari
Abu az-Zinad dari al-A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, "Sekiranya tidak menyusahkan kaum mukminin, dan dalam hadits
Zuhair atas umatku, niscaya akan aku suruh mereka untuk bersiwak pada setiap
(akan) shalat."[26]
6) Asbabul wurud
Sepanjang penelusuran hadits pemakalah belum menemukan asbabul wurud
hadits.
7) Syarahan hadits
Sabda Rasulullah Saw: "Sekiranya tidak menyusahkan kaum mukminin atau bagi
umatku, niscaya akan aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali shalat." Ini
menunjukkan bahwa bersiwak tidak wajib. Berkata Imam SyafiI Rahimahullah :
jika seandainya bersiwak adalah wajib maka Nabi memerintahkan untuk
melakukannya dalam keadaan sulit maupun lapang. Sebagian kalangan ulama
berpendapat bahwa perintah ini adalah wajib. Berdasarkan pandangan
mayoritas ulama fikih, mutakallimin dan ushul fikih.
Mereka berpandangan bahwa indikasi dalilnya adalah sunnah. Sehingga
pandangan ini memerlukan dalil akurat yang menunjuk bahwa bersiwak itu
adalah sunnah berdasarkan sabada Rasululllah Saw: Sekiranya tidak
menyusahkan kaum mukminin atau bagi umatku, niscaya akan aku suruh
mereka bersiwak. Jamaah berkata dari ini jelas bahwa yang sunnahtidaklah
dianjurkan. Hal ini terjadi perbedaan dikalangan ulama Ushul fikih.Dikatakan
bahwa hal ini menunjukkan bahwa bersiwak bukan lah suatu yang diwajibkan.
[27]
Menjaga kebersihan mulut dan gigi sangat besar manfaatnya bagi kesehatan,
siwak yang dilakukan dengan seimbang dapat membersihkan gigi, banyak
manfaat antara lain dapat menyegarkan mulut, menguatkan gusi,
menghilangkan lubang-lubang gigi, menyehatkan perut, membantu pencernaan
makanan dan menyaring suara.[28]
8) Analisa kependidikan
Siwak adalah nama untuk dahan atau akan pohon. Persyaratan dahan atau akar
pohon yang bisa digunakan untuk bersiwak adalah lembut, batang atau akar
kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak gusi
dan email gigi; bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah, sehingga
akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk bersiwak;
serat tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak hingga bisa
mengotori mulut
Terdapat dalam pelajaran akhlak kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah semester 1 Standar
Kompetensi membiasakan akhlak terpuji Kompetensi Dasar membiasakan sifat
disiplin dan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari. Materi Mandi, gosok gigi
dan kera-mas serta setelah buang air kecil atau besar.

14]Ibnu Hamzah Al Husaini al Hanafi ad Damsyiqi, Asbabul Wurud, jilid 3 (Jakarta:


Kalam Mulia, 2002) hal. 175
[15] Maktabah Tsamilah, Syarahan Hadits, Shahih Bukhari
[16] Bukhari Umar, hal. 44
[17] Shahih Bukhari, Bab Makanan, Mukmin Makan dengan satu usus dan kafir
makan dengan tujuh usus, hadits no 4974
[18]Lidwa Pusaka i-software, Kitab Bukhari, Bab Seorang mukmin itu makan
dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus, no 4974
[19] Mujam Jilid I
[20]Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi Ad Damsyiqi.Asbabul Wurud jilid 3.
(Jakarta: Kalam Mulia. 2002) hal, 118
[21] Hafiz Ahmad Ali bin Hajar Asqalaniy, Fathul Bahri bi Syarhi Shahih
Bukhariy, jus 10, hal. 672
[22] M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadits Nabi, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1992), 21
[23] Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Volume 11, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
hal. 87-88
[24]Abdurrahman Shaleh Abdullah, teori-teori Pendidikan Berdasrkan Al-Quran,
(Jakarta: Rineka Cipta. 1994), hal.140
[25] Maktabah Tsamilah, Shahih Muslim, No. 370
[26] Lidwa Pusaka i-software, Shahih Muslim, KitabThaharah, Bab Siwak, no 370
[27]Maktabah Tsamilah, Syarahan Hadits, Shahih Muslim
[28] Aminuddin dan Abdul Rozak, Hadits-Hadits tentang Tuntunan Hidup,
(Jakarta: Mitra Media, 2010), hal. 55.

Pengertian Pendidikan Jasmani adalah Menurut Undang-Undang No.20


tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.

Definisi Pendidikan Jasmani Menurut Para Ahli

Menurut Aip Syarifudin, dkk (dalam Nurhadi Santoso, 2009:3) Pendidikan


jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan
disusun secara sistematik untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan,
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan
pembentukan watak, serta nilai dan positif bagi setiap warga Negara dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Arma Aboellah (dalam
Guntur, 2009:15) menyatakan pendidikan jasmani merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan melalui kegiatan jasmani yang bertujuan
mengembangkan individu secara organik, neuro muscular, intelektual dan
emosional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani


merupakan suatu proses pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani, yang
disusun secara sistematis dan bertahap berdasarkan tingkat pertumbuhan
serta perkembangan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani,
membentuk potensi-potensi yang ada dan membentuk kepribadian individu yang
berintelektual dan kepribadian sosial guna mencapai tujuan pendidikan nasional.

Tujuan Pendidikan Jasmani

Menurut Bloom dan Krathwohl (dalam Abdullah, dkk, 1994:15) tujuan


pendidikan dapat digolongkan menjadi tiga ranah atau domain yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ranah kognitif mencakup hasil
intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan berfikir,
sedangkan ranah afektif mencakup pada perasaan dan emosi, seperti minat,
sikap, apresiasi dan metode penyesuaian, lain halnya dengan ranah psikomotor
yang mencakup ketrampilan gerak siswa, seperti menulis, mengetik, dan
menjalankan mesin. Lebih lanjut, menurut Voltmer et al (dalam Guntur, 2009:
15) Tujuan pendidikan jasmani adalah pendidikan anak secara keseluruhan,
untuk mengembangkan individu anak secara maksimal yang meliputi perubahan
fisik, mental, moral, sosial, estetika, emosional, intelektual dan kesehatan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan


pendidikan jasmani yaitu mengembangkan anak melalui aktivitas jasmani,
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar, serta membentuk
sikap yang positif dan mengembangkan mental, sosial, emosional,
intelektual dan kesehatan secara keseluruhan.

Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 2) menyebutkan bahwa ruang lingkup


mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.


eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non- lokomotor, dan manipulatif,
atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis
meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen


kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa


alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi; gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik
serta aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi; permainan di air, keselamatan air, keterampilan


bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan


sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman
yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat
yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek
kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke
dalam semua aspek

Daftar Pustaka Makalah Pendidikan Jasmani

Nurhadi Santoso. (2009). Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Atas : Antara


Harapan dan Kenyataan. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (Volume 6 Nomor 2).
Halaman 2-3.

Arma Abdullah dan Agus Manadji. (1994). Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Guntur. (2009). Peranan Pendekatan Andragogis Dalam Pembelajaran Pendidikan


Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (Volume 6 Nomor 2). Halaman 15.

PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI MENURUT IMAM AL-GHAZALI

Pendidikan Fisik (Tarbiyah Jismiyah )


Allah Subhanahuwata'alaa berfirman: "Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari
saripati tanah" (Q.S. Al-Mu'minum/23 : 109). Firman-Nya juga: "Maka apabila Aku Telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka
tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. Al-Hijr/15 : 29).
Al-Ghazali berpendapat, Allah Subhanahu wata'alaa mengabarkan melalui ayat di atas, bahwa
manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu: fisik, ruh dan jiwa. Ini menunjukkan posisi manusia sebagai
makhluk biologis yang memerlukan kebutuhan dasar (physiological needs). Sedangkan konsep insn
menunjukkan bahwa manusia adalah totalitas yang memiliki fisik dan psikis, badaniah dan ruhaniah,
individualistik, khas, unik, berbeda antara manusia satu dengan yang laiinya. Sementara nafs dan ruh
merupakan tentara hati manusia (jund al-qalb). Hati manusia ini telah memiliki potensi yang
disebut fitrah. Karena fisik merupakan salah satu unsur manusia yang tidak dapat terpisahkan, maka
fisik harus dididik dibina dan diarahkan.
Maka yang dimaksud dengan Pendidikan Fisik (Physical learning) adalah segala kegiatan yang
bersifat fisik untuk mengembangkan biologis anak tingkat daya tubuh sehingga mampu untuk
melaksanakan tugas yang di berikan padanya baik secara indifidu ataupun sosial nantinya, dengan
keyakinan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat al-aqlussalim fil jismissaslim
sehingga banyak diberikan beberapa permainan dan olah tubuh dalam jenis pendidikan ini.
Pendidikan Fisik (Tarbiyah Jismiyah) merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan individu secara organik yang pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran
jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan
tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. [29]
Berdasarkan sabda Nabi saw. : "Sesungguhnya tubuhmu itu kepunyaanmu". Maka hadits riwayat
Bukhari ini menguatkan akan pentingnya memelihara tubuh dengan cara memelihara kesehatan,
latihan olah tubuh, pemberian makanan yang baik (halalan thayyiban) dan banyak beraktivitas.
1) Memelihara Kesehatan
Al-Ghazali berpendapat bahwa kebersihan itu dapat dilakukan dengan empat cara: a)
membersihkan badan dari hadats, kotoran dan najis b) membersihkan anggota tubuh dari kejahatan
dan dosa. c) menyucikan hati dari prilaku tercela dan perbuatan buruk, d) membersihkan misteri dari
hal-hal selain Allah ta'alaa, itulah kebersihan para Nabi dan Ash-Shiddiqiin ridwanullahu 'alaihim
ajma'in. Allah berfirman:
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang
bersih. (Q.S. Al-Baqarah/2 : 222)
Berangkat dari petikan satu ayat tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa Islam mempunyai
kesungguhan dalam masalah kesehatan. Kesungguhan ini tercermin dari kecintaan Allah kepada
orang yang bertobat (al-tawwabin) dan orang yang bersih (mutathahhirin). Dari taubat
menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriyah menghasilkan kesehatan fisik.
Dengan demikian, setidaknya, ada dua kesehatan yang ditekankan ajaran Islam, yaitu kesehatan
mental dan kesehatan fisik. Kesehatan mental tercermin dalam kata al-tawwabin dan kesehatan fisik
tercermin dalam kata al-mutathahhirin.
2) Latihan Olagraga
Islam sangat peduli terhadap pendidikan olahraga yang itu merupakan salah satu faedah dari
tahapan pendidikan jasmani. Salah satu cabang olahraga yang disyari'atkna Islam adalah latihan
memanah dan berburu. Dalam kegiatan itu dapat menggerakan otot-otot, menguatnya fisik,
menumbuhkan kemauan dan percaya kepada diri sendiri.
Nabi shallahu 'alaihi wasallam pernah menyatakan, bahwa ada dua nikmat yang dilupakan
orang, yaitu nikmat sehat dan waktu luang (HR Bukhari). Karena itu, Islam memberikan perhatian
besar dan menghargai kesehatan manusia. "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara
rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-
benar kepada-Nya kamu menyembah. (QS al-Baqarah: 172). Di sisi lain, Islam melarang apa saja
yang bisa melemahkan kesehatan, bahkan menghilangkannya. Untuk itu, Islam memerintahkan agar
kita melakukan olahraga karena olahraga ini mempunyai manfaat besar terhadap kesehatan manusia.
Manfaat olahraga, antara lain: 1) melancarkan peredaran darah, dan ini akan menyebabkan
tugas-tugas organ tubuh bisa berjalan lebih baik; 2) melindungi dari berbagai penyakit, seperti
penyakit jantung, tekanan darah dan diabetes; 3) meningkatkan kontrol emosi dan temperamen; (4)
melejitkan potensi yang luar biasa; 5) menurunkan kadar darah kotor yang bisa menyebabkan
tekanan kolesterol. Tak mengherankan Islam memberikan perhatian terhadap olahraga, di mana
syariah Islam telah menyempurnakan kemaslahatan ini.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa olahraga merupakan perkara yang penting dalam kehidupan
manusia, khususnya menyangkut kesehatan. Bahkan, di dalam sebagian praktik ibadah kaum
Muslim, seperti shalat, haji dan jihad, faktor kesehatan dan kebugaran tubuh menjadi pen-ting.
Ibadahnya itu sendiri memberikan kontribusi terhadap kesehatan dan kebugaran tubuhnya.

You might also like