You are on page 1of 4

1.

2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari dan mengetahui struktur morfologi moluska
2. Mempelajari dan menjelaskan anatomi moluska
3. Melakukan identifikasi terhadap moluska
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Avertebrata Laut


Avertebrata dalam bahasa inggris invertebrate yang berarti hewanhewan yang tidak bertulang
belakang. Hewan dikelompokkan dalam kingdom animalia (Metazoa). Berdasarkan organisasi sel
penyusun jaringan atau lapisan dan system pencernaannya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan
(Suwignyo dkk, 2005), yaitu :
a. Branch Parazoa (Filum Porifera): sel tersusun seperti lapisan, namun belum membentuk jaringan.
Tubuh berlubang-lubang, tidak mempunyai mulut maupun rongga pencernaan.
b. Branch Mesozoa (Filum Mesozoa): pembagian kerja sel-sel agak jelas, yaitu beberapa sel di bagian
tubuh berfungsi untuk reproduksi dan dibungkus oleh beberapa sel eksternal berfungsi untuk pencernaan.
Hidup sebagai parasit.
c. Branch Eumetazoa: sel tersusun dalam bentuk organ atau jaringan sejati. Sistem pencernaan umumnya
terdiri atas mulut, usus dan anus; beberapa jenis tidak mempunyai anus. Semua phyla hewan termasuk
Eumetazoa kecuali Porifera dan mesozoa

Menurut Ibrahim et al (2014), menyatakan bahwa Avertebrata Air adalah hewan yang sebagian
maupun seluruh hidupnya berada di air serta tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata Air hidup
dibeberapa perairan seperti:
1. Perairan Tawar
Perairan tawar adalah perairan yang airnya tidak mengandung kadar garam dan jika terdapat salinitas
nilainya kecil sekali antara 0-0.05 ppt. Lingkungan perairan tawar yaitu, perairan sungai, waduk, danau,
kolam, kubangan, dan rawa air tawar.
2. Perairan Payau
Perairan payau adalah perairan yang airnya mengandung kadar garam antara 7-20 ppt dimana perairan
ini merupakan daerah pertemuan antara air tawar dan air laut.
Lingkungan perairan payau yaitu:
a. Perairan estuaria
b. Peraian rawa pesisir
c. Perairan Tambak
3. Perairan Laut
Perairan Laut adalah perairan yang airnya mengandung kadar garam (salinitas) yang berkisar antara
15 sampai dengan 35 ppt.
Lingkungan perairan laut yaitu:
a. Pantai
b. Peraian litoral (batas antara garis pasang surut air laut yang bisa kering dan bisa tergenang air laut)
c. Perairan lepas pantai atau laut dalam
Selain hidup di 3 tempat diatas, Avertebrata Air juga hidup pada habitat :
1. Berlumpur
2. Banyak mengandung sampah organik
3. Berlumpur dan berpasir dan berbatu
Penyebaran hewan Avertebrata Air dipengaruhi oleh faktor lingkungannya yaitu :
1. Faktor Fisika
Faktor Fisika yang umumnya mempengaruhi :
a. Kecepatan Arus
b. Gelombang
c. Suhu
2. Faktor Kimia
Faktor Kimia yang umumnya mempengaruhi :
a. Salinitas/Kandungan Kadar garam di perairan tersebut
b. pH /Derajat keasaman
c. Kandungan Logam Berat di Perairan
d. Kandungan Amoniak di Perairan
3. Faktor Biologi
Faktor Biologi yang umumnya mempengaruhi :
a. Makanan
b. Pemangsa
Hewan avertebrata air menghuni seluruh ruang di perairan, yaitu:
1. Hidup di permukaan air (Necton) seperti zooplankton
2. Hidup menempel pada benda-beda di perairan (Periphyton) seperti kerang hijau dan tube
worm/cacing tabung
3. Hidup di dasar perairan yang membenamkan diri dalam dasar perairan tersebut (Infauna) seperti
cacing kipas dan kerang darah

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara umum moluska memiliki struktur morfologi mempunyai cangkang luar keras dan berkapur
untuk mengeliling tubuhnya yang lunak.
2. Secara umum moluksa memiliki anatomi tubuh tidak bersegmen, simetri bilateral, terdiri dari kaki
muskular dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Tubuh terdiri dari tiga bagian
utama yaitu kaki, badan dan mantel.
3. Identifikasi terhadap moluska dilakukan dengan melihat ciri-cirinya berdasarkan keberagaman
kelasnya, seperti ditinjau dari mantelnya dan lain sebagainya.
4.2 Saran

1. Praktikum selanjutnya peralatan untuk mengetahui morfologi dan anatomi moluska tersedia
2. Praktikum selanjutnya dilakukan pembedahan moluska

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, B. Salamah, E. dan Alwinsyah, R. 2014. Pembangkit Listrik dari Limbah Cair Industri
Perikanan Menggunakan Microbial Fuel Cell dengan Jumlah Elektroda yang Berbeda.
Jurnal Dinamika Maritim, Vol 4 (1): 1-9
Suwignyo, S., B. Widigdo, Y. Wardiatno. dan M. Krisanti. 2005. Avertebrata Air Jilid 1. Penebar
Swadaya, Jakarta.

You might also like