You are on page 1of 10

BAB I

BUDIDAYA MELON

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Melon merupakan tanaman buah semusim yang termasuk dalam
famili Cucurbitaceae. Buah melon termasuk dalam komoditas hortikultura
yang banyak di budidayakan diindonesia, baik dalam skala kecil maupun
skala agribisnis. Buah melon memiliki rasa yang manis, aromanya khas dan
menyegarkan karena banyak mengandung air. Hal ini menjadikan buah ini
semakin digemari hampir oleh setiap lapisan masyarakat diindonesia. Buah
melon yang belum masak dapat dijadikan sayuran, sedangkan buah melon
yang sudah masak dapat langsung dikonsumsi sebagai buah segar,
pencampur minuman atau diolah menjadi kue, puding, jus dan aneka
hidangan lain. Buah melon ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi
dan masih memerlukan pengembangan terutama dalam peningkatan hasil
dan kualitas buahnya.
Budidaya melon tidak mudah dan perlu penanganan intensif karena
melon peka terhadap perubahan lingkungan dan mudah sekali terserang
penyakit. Hal ini dapat menurunkan nilai jual buah melon bahkan
menyebabkan gagal panen. Produktivitas tanaman buah di daerah tropika
umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan di daerah subtropis.
Peningkatan pertumbuhan dan produksi buah dapat dilakukan dengan
pengelolaan dan penanganan yang baik. Pemahaman mahasiswa tentang
pengelolaan dan penanganan budiaya tanaman melon ini belum terlalu baik,
padahal jika mengerti lebih tentang budidaya dari buah melon ini memiliki
prospek yang baik dibidang pertanian yang dikarnakan harga yang cukup
tinggi dan banyak peminat bah ini. Budidaya melon ini dapat diarahkan
pada upaya menunjang peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi
masyarakat, pengurangan impor dan peningkatan ekspor, perluasan
kesempatan kerja dan wirausahtani. Maka dari itu pembahasan ini di buat
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam ilmu pengetahuan
khususnya dibidang budidaya tananman buah melon.
2. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara budidaya melon dengan mulsa plastik hitam perak.
b. Mengetahui pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman melon.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanankan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 01 Maret 2017
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili
Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah
Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia
Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke
Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh
Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas.
Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan
subtropis termasuk Indonesia. Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah
segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi (Riki. 2016).
Tanaman melon termasuk dalam kelas tanaman biji berkeping dua.
Klasifikasi tanaman melon adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta/Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida/Dicotyledoneae
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
(Soedarya, 2010).
Melon merupakan tanaman yang tumbuh merambat.Tanaman ini
mempunyai akar tunggang yang ditumbuhi akar-akar serabut pada ujungnya.
Daun melon berbentuk hampir bulat, tunggal dan tersebar sudutnya lima,
mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3 7 lekukan, berwarna hijau dan
permukaannya kasar. Batang tanaman berwarna hijau muda, berbentuk segi
lima, berbuku dan memiliki ruas- ruas sebagai tempat munculnya tunas dan
daun. Bunga tanaman melon berbentuk lonceng, berwarna kuning dan
kebanyakan uniseksual-monoesius. Buah melon bervariasi, baik bentuk,
ukuran, rasa, aroma, maupun penampilannnya. Umumnya buah melon
berbentuk bulat, tetapi ada pula yang lonjong. (Soedarya, 2010).
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850);
melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller
Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (18811890); melon Honey
Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen of
Colorado dan Honey Gold (1939) (Riki. 2016).
Budidaya melon yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang
menarik, akan tetapi banyak petani melon yang menemui kegagalan dan
kerugian yang berarti. Untuk keberhasilan dalam usaha tani melon, selain
diperlukan keterampilan dan modal yang cukup, juga banyak faktor yang perlu
diperhatikan seperti syarat tumbuh, pemilihan bibit, cara bercocok tanam,
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penanganan pasca
panen (Astuti. 2007).
Tanaman memerlukan persyaratan tumbuh agar dapat berproduksi secara
optimum dan dapat menghasilkan buah dengan kualitas yang baik. Syarat
tumbuh tersebut meliputi kondisi tanah, iklim dan ketinggian tempat. Jenis
tanah yang baik berupa tanah liat berpasir, gembur, dan memiliki banyak unsur
hara berupa N, Fe, P, K, Ca, Mg, S, Br, Mn dan Zn. Tanaman melon tumbuh
optimum pada curah hujan antara 1500 --2500 mm/tahun. Suhu untuk
pertumbuhan tanaman melon antara 250-300 C. Ketinggian tempat yang
optimal berkisar 200-900 dpl. Ketinggian tempat mempengaruhi tekstur dan
rasa manis daging buah. Melon yang ditanam pada dataran menengah memiliki
kualitas tekstur yang lebih baik, daging buah yang tebal dengan rongga buah
yang kecil dan rasa yang lebih manis (Prajnanta. 2008).
Penggunaan mulsa plastik merupakan salah satu cara budidaya yang telah
terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman. Warna mulsa plastik yang
umumnya digunakan di Amerika Utara dan Eropa secara komersial adalah
warna hitam, transparan (bening), hijau dan warna perak. Plastik berwarna
hitam dapat menghambat pertumbuhan gulma dan dapat menyerap panas
matahari lebih banyak. Mulsa plastik bening dapat menciptakan efek rumah
kaca, sementara mulsa plastik perak dapat memantulkan kembali sebagian
panas yang diserap sehingga mengurangi serangan kutu daun (aphid) pada
tanaman, proses fotosintesis menjadi lebih optimal dan manjaga kondisi
pertanaman tidak terlalu lembab (Mawardi. 2000).
Pupuk kandang ayam sangat kaya kandungan nitrogen organik untuk
menyuburkan tanah, selain itu tahi ayam mempunyai peranan yang cukup
penting untuk memperbaiki sifat biologis,fisik dan kimia pada tanah pertanian
secara alami. Menurut berbagai hasil penelitian tentang kandungan unsur hara
pada kotoran ayam, telah diketahui bahwa pupuk kandang jenis ini tergolong
rendah. Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan kotoran ayam sebagai
pupuk , pupuk kandang ayam menyediakan beberapa unsur hara makro serta
mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si. Selain mensupplai berbagai
unsur hara makro & mikro seperti di atas kotoran ayam memiliki kemampuan
untuk meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Kelebihan lain dari
menggunakan pupuk kandang ayam dapat membentuk senyawa kompleks yang
bereaksi dengan ion logam (Samudro, 2014)
C. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
1. Alat :
a. Cangkul
b. Bambu (ajir)
c. Tali Rafia
d. Gembor
e. Gunting tanaman
f. Ember
2. Bahan :
a. Bibit melon
b. Pupuk kandang (ayam)
c. Pupuk phonska
d. Mulsa plastik
e. Furadan.

3. Cara Kerja
a. Mengecambahkan benih melon dengan cara merendam benih dalam air
hangat selama 6-8 jam. Setelah direndam benih ditiriskan dan ditebarkan
diatas kain basah atau kertas koran yang telah dibasahi. Membiarkan
selama 1-2 hari hingga benih berkecambah, menjaga kelembaban kain
atau kertas koran tersebut, bila terlihat kering percikan air secukupnya.
b. Menyiapkan polybag kecil atau baki persemaian, mengisi polybag
dengan media tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk
kandang (perbandingan 1:1). Memenamkan biji melon sedalam 1-2 cm
ke dalam media tanam tersebut. Menyirami secara teratur tetapi jangan
terlalu basah. Proses penyemaian berlangsung hingga 10-14 hari atau
ditandai dengan tumbuhnya 2-3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap
dipindahkn ke lokasi penanaman.
c. Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk
menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian membentuk bedengan
dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan
jarak antar bedengan 50-60 cm.
d. Setelah itu memberikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk
kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahkan juga, phonska, KNO,
KCL dan masing-masing 375 kg, 375 kg dan 250 kg untuk setiap
hektarnya atau NPK 20 g/tanaman. Berikan pula furadan pada waktu
mencampur pupuk.
e. Selanjutnya menutup bedengan dengan plastik mulsa hitam perak, warna
hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Membuat
lubang tanam dengan jarak antar baris 60 cm dan jarak antar lubang dala
satu baris 50-60 cm untuk melon. Penutupan mulsa minimal harus
dilakukan 2 hari sebelum penanaman. Bibit ditanam perlubang lalu
disiram.
f. Menancapkan ajir sepanjang 1,5 meter pada umur 10 hari setelah tanam
atau sebelum tanaman muncul sulurnya. Penancapan ajir pada lubang
tanam secara menyerong, ujung atasnya condong ke arah dalam
bedengan. Sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan, membentuk
huruf X. Kemudian siapkan bilah bambu yang lebih panjang dan
letakkan secara horisontal di antara silangan ajir-ajir tersebut, mengikat
dengan tali rafia.
g. Pemupukan susulan diperlukan mulai tanaman berumur satu minggu.
Pupuk yang diberikan berbentuk organik cair.
h. Melakukan pemangkasan cabang sesuai teori. Seleksi buah dilakukan
dalam satu pohon ditumbuhkan 2-4 calon buah. Setelah buah terbentuk
dipilih hanya 1-2 buah.
i. Pengendalian hama penyakit dilakukan dalam rangka pencegahan
maupun pada saat terserang hama atau penyakit. Melakukan
penyemprotan pestisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang
sesuai dosis anjuran pada label pestisida. Apabila terserang penyakit
yang disebabkan virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada
tanaman sekitar.
j. Panen melon dilakukan setelah berumur 3 bulan. Ciri-ciri melon siap
panen antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar,
permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, pembentukan cincin
pada pangkal tangkai buah, warna kulit hijau kekuningan dan sudah
mengeluarkan aroma. Buah melon sebaiknya dipetik pada tingkat
kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh. Pemetikan
dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting.
Tangkai dipotong seperti huruf T, jadi bagian yang dipotong adalah yang
mengarah pada daun bukan pada buah. Pemanenan sebaiknya pada pagi
hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan secara bertahap. Memilih buah
yang benar-benar telah siap dipanen.

D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Pengamatan Tanaman Melon (Perlakuan Pupuk Kotoran Ayam)
Pengama- Sampel Rata-
Parameter
tan ke- I II III IV V rata
Tinggi tanaman (cm) 59 37 30 43 47 43,2
Jumlah daun 19 11 8 11 12 12
1 Jumlah bunga 2 1 0 2 2 1
Panjang daun (cm) 0 0 0 0 0 0
Lebar daun (cm) 0 0 0 0 0 0
Tinggi tanaman (cm) 104 94 86 70,5 55 81,9
Jumlah daun 27 18 14 11 10 16
2 Jumlah bunga 5 7 8 6 4 6
Panjang daun (cm) 15,5 13,5 13,5 11,5 8 12,4
Lebar daun (cm) 15 13,5 12,5 10 7 11,6
Tinggi tanaman (cm) 123 112 97 99 75 101,2
Jumlah daun 41 32 17 17 13 24
3 Jumlah bunga 13 9 9 4 5 8
Panjang daun (cm) 16,3 14,5 14 11,5 9 13,06
Lebar daun (cm) 15,5 14 13 10,5 7,5 12,1
Tabel 1.2. Pengamatan Tanaman Melon (Perlakuan Pupuk Baglog Guano)
Pengama- Sampel Rata-
Parameter
tan ke- I II III IV V rata
Tinggi tanaman (cm) 69 87 95 80 142 94,6
Jumlah daun 9 12 9 10 16 11
Jumlah bunga 9 6 9 7 11 8
1 0 0 0 0 0
Panjang daun (cm) 0
0 0 0 0 0 0
Lebar daun (cm)
Tinggi tanaman (cm) 78 95 103 86 151 102,6
Jumlah daun 10 14 11 12 21 14
2 Jumlah bunga 10 8 10 8 14 10
Panjang daun (cm) 11 14 13 11,3 16 13,06
Lebar daun (cm) 11 15 13 11,5 16 13,3
Tinggi tanaman (cm) 85 106 135 127 208 132,2
Jumlah daun 10 17 13 22 28 18
3 Jumlah bunga 10 7 17 18 28 16
Panjang daun (cm) 11,2 14,1 13,5 12 16,1 13,38
Lebar daun (cm) 12 14 14,5 11,8 17 13,86

E. Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa budidaya tanaman
melon menggunakan dua perlakuan yaitu tanaman melon yang menggunakan
pupuk kandang ayam dan pupuk baglog guno. Parameter yang diamati yaitu
tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Pada
budidaya melon dengan perlakuan pupuk kandang ayam dan pupuk baglog
guano, masing-masing menggunakan 5 sampel dengan melakukan 3 kali
pengamatan. Menurut hasil yang didapat, rerata pengamatan pada perlakuan
dengan pupuk kandang ayam pada pengamatan pertama diperoleh tinggi
tanaman sebesar 43,2 cm, jumlah daun 12 helai, jumlah bunga 1 tangkai,
panjang dan lebar daun 0. Pada pengamatan kedua diperoleh rereta tinggi
tanaman sebesar 81,9 cm, jumlah daun 16 helai, jumlah bunga 6 tangkai,
panjang daun 12,4 cm dan lebar daun 11,6 cm. Pada pengamatan ketiga
diperoleh rerata tinggi tanaman melon sebesar 101,2 cm, jumlah daun 24 helai,
jumlah bunga 8 helai, panjang daun 13,06 cm dan lebar daun 12,1 cm.
Pada perlakuan dengan pupuk baglog guano, rerata pengamatan pada
pengamatan pertama diperoleh tinggi tanaman sebesar 94,6 cm, jumlah daun
11 helai, jumlah bunga 8 tangkai, panjang dan lebar daun 0. Pada pengamatan
kedua diperoleh rereta tinggi tanaman sebesar 102,6 cm, jumlah daun 14 helai,
jumlah bunga 10 tangkai, panjang daun 13,06 cm dan lebar daun 13,3 cm. Pada
pengamatan ketiga diperoleh rerata tinggi tanaman melon sebesar 132,2 cm,
jumlah daun 18 helai, jumlah bunga 16 helai, panjang daun 13,38 cm dan lebar
daun 13,86 cm. Dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa tanaman melon
yang menggunakan pupuk baglog guano lebih baik daripada tanaman melon
yang menggunakan pupuk kandang ayam.
Walaupun pupuk kandang ayam sering dikatakan kandungan unsur hara
yang ada didalamnya lebih tinggi daripada pupuk kandang yang lain. Hal
tersebut dikarenakan pupuk baglog guano lebih lengkap kandunga unsur
didalamnya dan kandungannya lebih tinggi daripada pupuk kandang ayam.
Kandungan pupuk kandang ayam yaitu 55% H2O,1 % N, 0,80% P2O5 dan
0,40% K2O. Sedangkan kandungan unsur hara pada pupuk baglog guano yaitu
8-13% Nitrogen, 5-12% Fosfor, 1,5-2,5 % Kalsium, dan 7,5-11% Sulfur. Dari
kandungan tersebut dapat dilihat kanduangan Nitrogen pada pupuk baglog
guano sangat tinggi dibandingkan pupuk kandang ayam.

F. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pupuk baglog guano pada tanaman melon lebih baik daripada pupuk kandang
ayam

DAFTAR PUSTAKA
Astuti,2007. Bercocok Tanam Perkebunan Melon. UGM Press. Yogyakarta.

Mawardi. 2000. Pengujian mulsa plastik pada tanaman melon. Agrista 2: 175-
180.

Prajnanta F. 2008. Melon: Pemeliharaan Secara Intensif dan Kiat Sukses


Beragribisnis. Jakarta: Penebar Swadaya. hal 8-12

Riki. 2016. Makalah Budidaya Tanaman Melon. http://kumpulan-kumpulan-


makalah.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 02 Maret 2017.

You might also like