You are on page 1of 7

1

HUKUM THAWAF DAN PELAKSANAAN WUKUF DI ARAFAH

BAGI WANITA HAID

Oleh

)MAS (Muhammad Amin Suma

Makalah, disajikan dalam kegiatan


mudzakarah perhajian Indonesia, di
Hotel Lumire hotel & Convention
Centere, 29 April 2017.

( ( 3 ) ( 2 )1 ) :
( ( 5 )4 )
( 7 )6 ) ( .............

, ,
198 1 . ) . , , -197
,
, :
..... .
, ,
, , ) ....
133 , , , . (.

: :
, , , , , , ,

........ .
, , , .
( ( 2 : ) 1 ... ) :
( ( 6 , ) ( 5 ) ( 4 )3 )
( ( 8 ) ( 7)... )
2

455 -477 ) ... , , , . (.


>

)Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mendekati (mengerjakan


shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti
apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (hampiri mesjid) sedang
kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu
mandi (wajib). Dan jika kamu (dalam keadaan) sakit, atau sedang
dalam safar (perjalanan), atau datang dari tempat buang air, atau kamu
telah menyentuh perempuan [bersenggama], kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun (al-Nisa (4): 43).

, ......
, ) (,
,
.......
) () ........... , , ,
380 - 379. (.

: ,
) ( ) . ,
159 , ( : .

,
. " ,
3

.
1 . ) , ,
105 (.


" ) () . , ,
123 : (.

" ) "..... .

.
.

. . )92 ,

, : . .
, ,
. ,
) .... ,
17-16 , , ,.
)
( . 131 , , :
. .
, ,
)
409 , , ,.
.
) ( .
, , .

: , ,
,
. ,
,
. : ,
, .
. ,
4

... .
, , , ) 301 .(

Opini Penulis:

Dari pemaparan ayat Quran berikut penafsiran, beberapa hadis berikut


syarah dan pendapat sebagian mufassir, muhaddis, dan terutama
beberapa fuqaha, penulis berkesimpulan atau tepatnya beropini
sebagai berikut:

1. Persoalan pokok dalam makalah ini adalah ihwal hukum thawaf


dan pelaksanaan wukuf di Arafah bagi wanita haid. Namun
demikian, pembahasan utamanya tersentralisasi pada hukum
thawaf daripada pelaksanaan wukuf di Arafah. Sebab, apabila
thawaf bagi wanita haid dibolehkan hukumnya; maka dengan
sendirinya pelaksanaan wukuf di Arafah (bagi wanita haid) lebih
dibolehkan (mubah) lagi. Pasalnya ? Arafah bukanlah masjid, dan
tidak disebut-sebut sebagai shalat, meskipun ada Hadis yang
menyatakan al-hajju arafah = (Puncak ibadah haji) adalah wukuf
di Arafah.
2. Berbeda dari wukuf di Arafah, pelaksanaan thawaf yang dijuluki
dengan shalat (al-thawa>fu shala>tun), pelaksanaannya
dilakukan di dalam masjid tepatnya Masjid al-Haram; sementara
pada saat yang bersamaan, ada ayat Al-Quran yang melarang
orang junub memasuki masjid (manapun), dan ada beberapa
hadis yang secara tekstual melarang wanita haid di samping
melarang orang junub melakukan thawaf dan membaca Al-
Quran. Sejatinya, yang dilarang memasuki masjid adalah orang
yang junub (memiliki hadas besar), sedangkan untuk larangan
wanita haid memasuki masjid hanya disamakan (diqiyaskan)
kepada junub.
3. Dengan demikian maka persoalan intinya adalah tinggal boleh
tidak wanita haid memasuki Masjid Al-Haram untuk tujuan thawaf
?
4. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tafsir, ulama
hadis dan terutama ulama fikih (fuqaha>) tentang hukum
melaksanakan thawaf bagi wanita yang sedang haid. Ada yang
mengtatakan tidak boleh dan karenanya maka tidaklah sah
thawafnya manakala perempuan haid itu nekad melaksanakan
5

thawaf; dan ada sebagian ulama lainnya yang berpendirian bahwa


wanita haid boleh melakukan thawaf. Hanya saja, pendapat kedua
yang menyatakan sah thawafnya wanita haid atas alasan-alasan
tertentu yang dibenarkan Syariah, mereka berlainan pendapat
tentang status kesahan thawafnya. Ada yang menyatakan shah
dengan syarat wajib membayar dam; sementara sebagaian yang
lain memandang sah thawafnya dan tidak wajib membayar dam.
Masing-masing tentu memiliki dalil dan argumentasi yang berbeda
sebagaimana dikemukakan di atas.
5. Setelah melakukan telaah ilmiah secukupnya, di samping
memperhatikan beberapa atau bahkan sekian banyak aspek
hukum yang terkait dengan ihwal wukuf di Arafah dan thawaf di
dalam Masjidil Haram pada satu sisi di samping ihwal kewajiban
haji di sisi yang lain, penulis beropini bahwa wanita haid boleh
dan sah hukumnya untuk melakukan thawaf dan wukuf di Arafah.
Dalil dan/atau alasannya, antara lain:
a. Baik kegiatan thawaf di dalam Masjid al-Haram maupun wukuf
(berdiam diri) di Arafah, keduanya lebih banyak diisi dengan
dzikir dan doa; tidak ada kewajiban untuk membaca Al-Quran
apalagi bagi wanita haid yang justru dilarang membaca Al-
Quran;
b. Al-Quran memang melarang orang junub (laki-laki maupun
perempuan) memasuki masjid; namun tidak otomatis melarang
wanita haid untuk memasuki masjid. Illat al-hukm (alasan logis)
larangan memasuki masjid bagi orang junub itu apabila yang
bersangkutan tidak memeiliki kepentingan apapun misalnya
masuk masjid hanya untuk tujuan duduk-duduk atau cuma
untuk berdiam diri. Apabila ada kepentingan yang dibenarkan
syariah, misalnya mengambil sajadah atau barang-barang
berharga lainnya yang tertinggal di dalam masjid, maka orang
junub dibolehkan memasuki masjid, dengan syarat darah
haidnya tidak boleh jatuh (menetes) di dalam masjid yang dia
masuki. Logika hukumnya, kalau orang junub saja dibolehkan
memasuki masjid apabila ada hal penting (keperluan) yang
dibenarkan syariat, maka masuknya wanita haid ke dalam
masjid dalam hal ini Masjid al-Haram dengan tujuan untuk
melaksanakan thawaf, sudah tentu lebih dibolehkan lagi.
6

Alasannya ? Karena thawaf adalah ibadah yang sangat penting


dalam rangkaian ibadah haji secara keseluruhan;
c. Syariat memastikan bahwa wanita haid tidak boleh
menegakkan shalat, dan tidak mewajibkan untuk meng-qadha
(menggantikan) shalat-nya itu di hari-hari lain setelah dia suci
dari haidnya; namun wanita haid diwajibkan meng-qadha
(membayar) puasa Ramadhan di bulan-bulan lain non
Ramadhan sebanyak hari yang ia tidak puasa karena haid.
Nalar hukumnya, manakala wanita haid diwajibkan meng-qadha
puasa Ramadhan tetapi tidak ada kewajiban meng-qadha>-
shalat lima waktu, itu disebabkan kewajiban diberlakukan untuk
setiap hari (lima kali dalam lima waktu), sedangkan puasa
Ramadhan hanya 1 bulan (Ramadhan) dalam satu tahun yang
terdiri atas 12 bulan. Berbeda dari ibadah puasa Ramadhan
yang dilakukan hanya satu bulan dalam satu tahun (12 bulan),
dan apalagi tidak sama dengan kewajiban shalat lima waktu
yang dilakukan setiap hari dan malam, maka ibadah haji
dalam mana thawaf dan wukuf di Arafah merupakan rukun
dan/atau wajib haji, kewajibannya hanya satu kali untuk seumur
hidup. Problemnya, manakala wanita haid tidak boleh (dilarang
dan dinyatakan tidak sah hajinya) sehingga dia harus
mengulang kembali rangkaian ibadah hajinya pada tahun
depan atau tahun-tahun berikutnya yang di zaman sekarang ini
begitu sulit untuk mendapatkan gilirannya, maka alangkah
berat dan sulitnya kewajiban haji ini bagi para wanita haid.
Padahal, salah satu asas pembinaan hukum Islam termasuk
dalam hal ibadah -- adalah asas kemudahan (al-yusr) di
samping meniadakan/mperkecil kesulitan (adam al-haraj), dan
menyedikitkan/mengurangi beban (taqli>l al-takali>f).
d. Sejatinya ada perbedaan antara ibadah shalat pada satu sisi
dengan ibadah haji termasuk thawaf dan wukuf pada sisi yang
lain. Meskipun keduanya (shalat dan haji) sama-sama rukun
Islam, namun berkenaan dengan syarat-syarat pelaksanaan
antara keduanya jelas terdapat perbedaan. Termasuk untuk
tidak mengatakan terutama terkait dengan syarat kebersih-
sucian dari hadas kecil (al-hadats al-ashghar) yang
mewajibkan seseorang harus berwudhu ketika hendak shalat;
7

namun paling tidak menurut sebagian ulama -- tidak mutlak


harus punya wudhu bagi orang yang hendak melakukan thawaf
dan/atau wukuf di Arafah.
e. Berlainan dengan junub di mana orang yang bersangkutan
dimungkinkan memiliki andil atas kejunubannya, keluaran
darah haid dapat dikatakan murni pemberian Allah semata
(tidak ada keterlibatan wanita haid itu sendiri); dan karenanya
maka patut diduga kuat (zhann) ada perbedaan (ketidak-
samaan) perlakuan hukum apalagi hukuman terhadap wanita
haid dan kepada orang yang junub.

D. Penutup
Demikian makalah singkat ini penulis bentangkan, dan
insya Allah akan diberikan penjelasan secukupnya dalam
penyampaiannya dan apalagi dalam forum Tanya-jawab nanti.
Atas segala kekurangan dan keterbatasannya, mohon
dilengkapi dan diperkaya. Yang pasti, semoga makalah ini
bermanfaat adanya.

You might also like