You are on page 1of 7

ACARA IV

BUDIDAYA UBIJALAR DENGAN MEMANFAATKAN MACAM


DAN CARA PENANAMAN STEK

A. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 28 Februari 2017
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
Gol : A.1.4

B. Tujuan
Mempelajari penggunaan macam stek batang (pucuk dan pangkal) pada
budidaya ubijalar.

C. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Ubi jalar memiliki prospek dan peluang yang sangat baik untuk
menjamin ketersediaan pangan, terutama jika produksi padi dan jagung
tidak dapat mengimbangi kebutuhan pangan masyarakat. Di Indonesia,
penanaman ubi jalar belum menunjukkan perkembangan yang baik
sehingga produksinya mengalami pasang surut. Pada tahun 1991,
produksi ubi jalar 2.039.00 ton dengan luas panen 2.14.300 hektar. Pada
tahun 1992, produksi ubi jalar mengalami kenaikan menjadi 2.171.000
ton dengan luas panen 229.800 hektar. Pada tahun 1993 dan 1994,
produksi ubi jalar mengalami penurunan menjadi 2.088.200 ton dengan
luas panen 224.200 hektar (1994). Sedangkan pada tahun 1995, produksi
ubi jalar mengalami kenaikan lagi, namun kenaikan ini kurang berarti
dibandingkan dengan produksi pada tahun sebelumnya (1991 dan 1992).
Produksi ubi jalar pada tahun 1995 adalah 2.171.000 ton dengan luas
panen 228.700 hektar.
Faktor yang mempengaruhi pasang surutnya produksi ubi jalar di
Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Pengetahuan petani dan masyarakat tentang manfaat ubi jalar masih
rendah, sehingga minat masyarakat untuk mengkonsumsi ubi jalar
juga rendah. Padahal, ubi jalar memiliki banyak manfaat dan dapat
diolah menjadi berbagai produk industri makanan.
2. Petani belum menerapkan pola tanam ubi jalar secara intensif, tetapi
mereka masih menerapkan pola tanam ubi jalar secara tradisional
sehingga produksinya rendah.
3. Harga ubi jalar relatif rendah sehingga para pelaku agribisnis enggan
untuk mengusahakannya.
Ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang berprospek cerah,
produk ubi jalar tidak hanya potensial sebagai sumber karbohidrat dalam
tatanan bahan pangan bagi sebagian penduduk dunia, tetapi juga multi
guna untuk diproyeksikan untuk bahan baku berbagai industri dan pakan
ternak. Citra ubi jalar dapat di tingkatkan menjadi komoditas sampai ke
pasar Internasional.
Ubi jalar atau ketela rambat atau ( Ipomea batatas ) diduga berasal
dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan
daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan
Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani
Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah
Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama
negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol
menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan
Indonesia.
Plasma nutfah (sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di
dunia diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun baru 142 jenis
yang diidentifikasi oleh para peneliti. Lembaga penelitian yang
menangani ubi jalar, antara lain: International Potato centre (IPC) dan
Centro International de La Papa (CIP). Di Indonesia, penelitian dan
pengembangan ubi jalar ditangani oleh Pusat Peneliltian dan
Pengembangan Tanaman Pangan atau Balai Penelitian Kacang-Kacangan
dan Umbi-Umbian (Balitkabi), Departemen Pertanian. Varietas atau
kultivar atau klon ubi jalar yang ditanam di berbagai daerah jumlahnya
cukup banyak, antara lain: lampeneng, sawo, cilembu, rambo, SQ-27,
jahe, kleneng, gedang, tumpuk, georgia, layang-layang, karya, daya,
borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan.
2. TinjauanPustaka
Secara morfologi tumbuhan ubi jalar adalah tumbuhan merambat
yang bercabang, batang gundul atau berambut, kadang- kadang membelit
dan bergetah. Panjang batang sampai lima meter, tangkai daun 4-20 cm,
helai daun lebar, mulai bentuk telur sampai membulat dengan pangkal
yang berbentuk jantung atau terpancung rata, bersudut sampai berlekuk.
Karangan bunga diketiak daun, bentuk payung. Daun pelindung kecil dan
rontok. Daun kelopak memanjang bulat telur dan runcing. Mahkota
terluar paling kecil berbentuk lonjong sampai bentuk terompet. Warna
bunga ungu muda, panjang 3-4 cm. Benang sari tertanam tidak sama
panjangnya. Tangkai putik bentuk benang, kepala putik bentuk bola
rangkap. Buah kotak bentuk telur. Ditanam pada ketinggian 2-2.000 m
diatas permukaan laut. Kadang-kadang menjadi liar.Pada tumbuhan ubi
jalar (Ipomoea batatasL) cadangan makanan disimpan terutama didalam
umbi (Anonim,2003).
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang
lembab. Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap
lingkungan tumbuh karena daerah penyebaran terletak pada 300 LU dan
300 LS. Di Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocok
ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Di dataran tinggi
dengan ketinggian 1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh dengan
baik, tetapi umur panen (Ginting, 2006).
Fase Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar Siklus perkembangan dari
bibit ditanam sampai umbi siap panen. Berlangsung 100-15- hari,
tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Menurut Sarwono (2005)
kurun waktu pembentukan umbi dapat dibedakan atas tiga fase tumbuh,
yaitu fase awal pertumbuhan, fase pembentukan umbi, dan fase pengisian
umbi.
1. Fase awal pertumbuhan
Fase ini berlangsung sejak bibit setek ditanam sampai dengan
umur 4 minggu. Ciri-cirinya, setelah bibit ditanam, pertumbuhan akar
muda berlangsung cepat, sedangkan pembentukan batang dan daun
masih lambat
2. Fase pembentukan umbi
Fase pembentukan umbi berlangsung sejak tanaman berumur 4-
8 minggu. Rata-rata fase ini berlangsung antara 4-6 minggu setelah
tanam,tergantung varietas ubi jalar dan keadaan lingkungan tumbuh.
Pada saat umur 7 minggu paling tidak 80% umbi telah terbentuk. Ciri
pembentukan umbi mulai berlangsung yaitu pertumbuhan batang dan
daun berlangsung cepat. Pada saat ini batang tanaman tampak paling
lebat.
3. Fase pengisian umbi
Fase ini berlangsung sejak tanaman berumur 8-17 minggu.
Diantara 8- 12 minggu, tanaman berhenti membentuk umbi baru
karena mulai membesarkan umbi yang sudah ada. Ciri pembentukan
dan pengisian umbi berlangsung cepat yaitu pertumbuhan batang dan
daun berkurang. Pengisian zat makanan dari daun ke umbi berhenti
saat tanaman berumur 13 minggu. Sementara mulai umur 14 minggu
daun tanaman mulai menguning dan rontok. Tanaman dapat dipanen
umbinya saat berumur 17 minggu (Sarwono, 2005).
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan
biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.
Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala
penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
Menurut Soenarto (1987) tata cara penyiapan bahan tanaman
(bibit) ubi jalar dari tanaman produksi yaitu:
1. Memilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih,
keadaan pertumbuhannya sehat dan normal;
2. Potong batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk
sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan
dilakukan pada pagi hari;
3. Kumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian
daun-daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan; dan
4. Ikat bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di
tempatyang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk
Pengolahan Media Tanam

D. Alat dan bahan


1. Bahan
a. Stek ubijalar
b. Pupuk kandang
2. Alat
a. Cangkul
b. Alat ukur

E. Metode kerja
1. Menyiapkan stek batang pucuk dan pangkal, panjang antara 25-30 cm
2. Mengolah tanah dengan mencangkul, mencampur tanah dengan pupuk
kandang, membentuk berupa guludan lebar atas 60, bawah 100 cm, tinggi
30 cm panjang 300 cm.
3. Menanam stek pucuk dan pangkal dengan cara tegak lurus dan horizontal
( tidur), jarak dalam barisan 25 cm.
4. 2/3 stek dibenamkan kemedia tanam yang sudah dibuat (tegak lurus),
kemudian tutup kembali dengan tanah.
5. Melakukan pemeliharaan, pupuk tanaman dengan urea 150 kg/ha (1/3 saat
tanam =2/3 susulan), SP36 35 kg/ha saat tanam, KCL 100 kg/ha (1/3 saat
tanam + 2/3), penyiraman, pengendalian OPT dan pembalikan tanaman.

F. Hasil Dan Pembahasan


1. Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar
Sampel Jumlah Daun Panjang Cabang Jumlah Cabang
Terpanjang Primer
M-1 M- M-3 M- M-2 M-3 M-1 M- M-
2 1 2 3
P1 - - - - - - - - -
P2 - - - - - - - - -
P3 10 28 31 10 13 16 2 3 4
Rerata 3.3 9.3 10.3 3.3 4.3 5.3 0.6 1 1.3
U1 47 50 80 60 64 135 2 3 4
U2 50 55 70 65 69 70 3 3 4
U3 90 105 111 70 70 73 4 4 5
Rerata 62.3 70 87 65 67.6 92.6 3 3.3 4.3
Keterangan : U = Ujung
P = Pangkal
M = Minggu
2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan diperoleh hasil rata-rata
dari 3 sampel stek pangkal dengan jumlah daun pada M-1 yaitu 10, M-2
yaitu 9,3 dan M-3 yaitu 10,3 . Pada pengamatan panjang cabang diperoleh
rata-rata pada M-1 yaitu 3,3, M-2 yaitu 4,3 dan M-3 yaitu 5,3. Pada
pengamatan tiga sampel jumlah cabang primer didapat rata-rata pada M-1
yaitu 0,6, M-2 yaitu 1 dan M-3 yaitu 1,3. Sedangkan pada pengamatan
pada stek ujung diambil 3 sampel untuk pengamatan jumlah daun didapat
rata-rata pada M-1 yaitu 62,3, M-2 yaitu 70 dan M-3 yaitu 87. Pada
pengamatan panjang cabang didapat rata-rata pada M-1 yaitu 65, M-2
yaitu 67, 6 dan M-3 yaitu 92,6. Pada pengamatan cabang primer didapat
rata-rata pada M-1 yaitu 3, M-2 yaitu 3,3 dan M-3 yaitu 4,3.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa stek pucuk/ujung
pada jumlah daun, panjang cabang dan panjang cabang lebih banyak dari
pada stek pangkal. Hal ini karena terdapat hormon auksin yang bekerja
cukup baik sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan banyak.
Hormon auksin berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel di daerah
meristem ujung. Selain itu, hormon auksin juga membantu mempercepat
perkecambahan dan proses pembelahan sel. Sedangkan pada stek bagian
pangkal memiliki jaringan yang sudah tua sehingga kurang cepat dalam
merangsang pertumbuhan.

F. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa stek
batang dengan mengunakan ujung lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan stek pangkal batang, hal ini dikarenakan pada stek
ujung/pucuk batang hormon-hormon masih bekerja dengan baik sehingga
pertumbuhan tanaman lebih cepat dan banyak. Hormon yang terdapat
pada ujung tanaman yaitu hormon auksin yang berfungsi sebagai hormon
pertumbuhan.

2. Saran
Setelah dilakukannya praktikum budidaya tanaman ubi jalar
dengan dua macam stek yaitu ujung dan pangkal sebaiknya dalam
melakukan budidaya ubi jalar menggunakan stek ujung. Perawatan
tanaman seperti penyiraman, penyiangan dan pemupukan harus
diperhatikan agar tanaman tidak mati dan dapat tumbuh dengan
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2003. Ubi Jalar sebagai Bahan Pangan Alternatif dan


Diversifikasi Sumber Karbohidrat.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com /2011/06/0 8/u bi-
jalar-sebagai-bahan-pangan-alternatif-dan-diversifikasi-
sumber-karbo h Idrat/

Ginting. 2006 . Analisis Usahatani dan Kualitas Umbi Ubi kayu Sistim sebagai
Bahan Baku Industri.Laporan akhir tahun .Balai PenelitianTanaman
Kacangkacangan dan Umbi-umbian.

Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar: Cara Budi Daya yang Tepat, Efisien dan
Ekonomis.Jakarta :Penebar swadaya.

Soenarto.1987.Suatu Sistem Budidaya Ubi Jalar ( Iphomea batatas) di Lembah


Batiem Irian Jaya.Bogor :Fakultas pasca sarjana IPB.

You might also like