You are on page 1of 2

KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN KETUMBAR (Coriandrum

sativum L.) DENGAN METODE MASERASI BERTINGKAT


(Antimicrobial Activity of Cilantro Extract (Coriandrum sativum L.) With Multilevel
Maseration Method)

Susanti Amelia*1), Adolf J. N. Parhusip2), Eveline2)


1)
Mahasiswa Teknologi Pangan UPH, 2)Dosen Teknologi Pangan UPH
*E-mail:

ABSTRAK. Ketumbar (Coriandrum sativum L.) adalah salah satu contoh rempah-rempahan
yang sering digunakan sebagai lalapan atau untuk penambah cita rasa pada makanan. Pada
penelitian ini, daun ketumbar diekstrak menggunakan pelarut heksana, etil asetat, dan etanol
dengan lama maserasi: 6, 12, 18, dan 24 jam. Ekstrak yang didapatkan dari setiap perlakuan
dilarutkan dengan konsentrasi: 5, 10, 15, dan 20%. Aktivitas mikroba dari ekstrak daun
ketumbar diuji dengan Gram positif (S. aureus dan B. cereus), Gram negatif (E. coli dan S.
typhi), dan kapang (A. flavus) dengan metode difusi sumur. Ekstrak daun ketumbar yang baik
adalah ekstrak dengan pelarut etil asetat dengan lama maserasi 24 jam dan konsentrasi 20%.
Aktivitas antimikroba dengan ekstrak terbaik ini menunjukkan diameter penghambatan yang
lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Diameter penghambatan yang didapatkan
lebih besar dari 6 mm terhadap S. aureus (10,46 mm), B. cereus (10, 24 mm), E. coli (8,70
mm), dan S. typhi (8,88 mm), tetapi ekstrak daun ketumbar ini tidak dapat menghambat
kapang A. flavus. Ekstrak daun ketumbar memberikan nilai MIC dan MBC terendah pada S.
aureus dengan nilai 0,64% dan 2,56% dan nilai MIC dan MBC tertinggi pada B. cereus
dengan nilai 1,75% dan 7,01%. Senyawa fitokimia yang terdapat pada ekstrak daun ketumbar
adalah steroid, flavonoid, dan saponin. Ekstrak daun ketumbar lebih efektif pada pH rendah
(pH 4) dan lebih stabil pada suhu 85oC dan 100oC dengan lama pemanasan hingga 15 menit.
Kata kunci: maserasi, daun ketumbar, ekstraksi Coriandrum sativum, aktivitas
antimikroba

ABSTRACT. Cilantro (Coriandrum sativum L.) is one kind of herbs. This herbs was often
used as side dish or enhanced flavor in food. In this research, cilantro was extracted with
hexane, etyl acetate, and ethanol solvent with maseration time: 6, 12, 18, and 24 hours.
Extract which gain from each treatment was dissolved with concentration: 5, 10, 15, and
20%. Microbial activity of cilantro extract were tested with Gram positive (S. aureus and B.
cereus), Gram negative (E. coli and S. typhi), and mould (A. flavus) with well-diffusion
method. The best result was etyl acetate extract with maseration time 24 hours and
concentration 20%. It has largest inhibition zone than other treatment. The result were more
than 6 mm for S. aureus (10,46 mm), B. cereus (10,24 mm), E. coli (8,70 mm), and S. typhi
(8,88 mm), but for A. flavus was not given inhibition zone. The lowest MIC and MBC score
was on S. aureus with score 0,64% and 2,56% and the highest MIC and MBC score was on B.
cereus with score 1,75% and 7,01%. Phytochemical compound in cilantro extract were
steroid, flavonoid, and saponin. Cilantro extract more effective on lower pH (pH 4) and stable
on temperature 85oC and 100oC in 15 minutes heating.
Keyword: maseration, cilantro, extraction, Coriandrum sativum, antimicrobial activity

1. PENDAHULUAN komponen aktif pada daun ketumbar


2. Tujuan umum dari penelitian ini terhadap resistensinya pada mikroba
adalah untuk mengetahui potensi patogen. Tujuan khusus dari penelitian ini
adalah (1) menentukan aktivitas senyawa and Agriculture Science and Technology
antimikroba berdasarkan polaritas ekstrak Center), IPB.
daun ketumbar dengan metode ekstraksi 5. Alat-alat yang digunakan dalam
bertingkat, (2) menentukan Minimum penelitian ini adalah cabinet dryer, wadah,
Inhibitory Concentration (MIC) dan blender, pisau, talenan, cawan petri,
Minimum Bactericidal Concentration Erlenmeyer (Iwaki Pyrex), incubator
(MBC) dari ekstrak daun ketumbar, (3) shaker (Heidolph), heater, mikropipet, tip
menentukan komponen aktif pada ekstrak mikropipet, Bunsen, vortex, tabung reaksi
daun ketumbar terbaik (uji kualitatif dan ulir, laminar air flow, neraca analitik
GC-MS), dan (4) menentukan pengaruh (Sartorius BP 2100S), alumunium foil,
pH dan suhu pemanasan terhadap aktivitas incubator, pompa vakum (Welch), corong
antimikroba pada ekstrak daun ketumbar Buchner, kertas saring whatman No. 1,
terbaik. tabung pengencer (Iwaki Pyrex), autoklaf
3. METODOLOGI (Hirayama), rotary evaporator (Buchi),
2.1 Bahan dan Alat dan Gas Chromatography Agilent
4. Bahan yang digunakan dalam Technology 6890.
penelitian ini adalah daun ketumbar 2.2 Metode Penelitian
(Coriandrum sativum L.) yang berasal dari 6.
Pasar Tomat, Lippo Karawaci, Tangerang, 7. HASIL DAN PEMBAHASAN
Banten. Bahan-bahan lain yang digunakan 8.
untuk ekstraksi dan analisisnya adalah 9. KESIMPULAN
etanol 96%, etil asetat, heksana, nutrient 10.
agar (NA) (Merck), nutrient broth (NB) 11. SARAN
(Merck), potato dextrose agar (PDA) 12. Berdasarkan hasil
(Merck), potato dextrose Broth (PDB) penelitian, disarankan aplikasi ekstrak
(Merck), tween 80, KH2PO4, HCl, NaOH, daun ketumbar pada bahan pangan yang
aquadest, dan kultur mikroorganisme akan diberikan perlakuan panas yang dapat
pangan (S. aureus, E. coli, B. cereus, S. berperan sebagai pengawet alami, seperti
typhi, dan A. flavus) yang didapatkan dari produk daging (sosis, ham, dll).
SEAFAST Center (Southeast Asia Food 13.
14. DAFTAR PUSTAKA
15.

You might also like