You are on page 1of 27

ARENAVIRIDAE

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Virologi)

COVER

DISUSUN OLEH:

PUTRI EKA NURMALASARI (NIM: P17334114402)

ADITYA JULIASTUTI (NIM: P17334114403)

ADINDA PUTRIANTI SHOLIHAH (NIM: P17334114404)

NENENG LUCKY SYAHID (NIM: P17334114421)

D-IV ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN RI BANDUNG

2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Segala puji penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT. Atas
Rahmat, Taufik, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di persiapkan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Virologi dengan materi Arenaviridae

Berdasarkan tujuan di atas penulis mencoba memberanikan diri


menyusun makalah ini, sebagai wujud rasa tanggungjawab penulis dan
penulis merasa berkewajiban harus melaksanakannya. Penulis dalam
menyelesaikan makalah ini tidak sedikit mengalami hambatan dan
kesulitan. Tetapi hambatan dan kesulitan itu telah menambah kemampuan
yang penulis miliki. Hambatan dan kesulitan itu diantaranya adalah
keterbatasan kemampuan penulis dan sebagainya.

Semoga hasil penyusunan makalah ini dapat bermanfaat khususnya


bagi penulis dan umumnya bagi pembaca, serta semua pihak yang
membutuhkan hasil penyusunan makalah ini. Akan tetapi penulis
menyadari bahwa isi dan materi dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dalam teknikpenyusunannya sebab
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bermanfaat guna
memperbaiki penyusunan makalah ini di masa yang akan datang.

Cimahi Utara, 24 April 2017

Penulis,

Putri Eka, Aditya, Adinda, Neneng | Arenaviridae 2


DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II ISI.................................................................................................................................3
2.1. Background Arenaviridae............................................................................................3
2.1.1. Struktur Arenaviridae...........................................................................................3
2.1.2. Taksonomi Arenaviridae......................................................................................6
2.1.3. Karakteristik Antigen Arenaviridae......................................................................8
2.1.4. Virus Host Coevolusion, Animal Host.................................................................8
2.1.5. Penyebaran Infeksi Virus.....................................................................................9
2.2. Arenaviridae yang penting (Klasifikasi)...................................................................10
2.2.1. Lymphocytic Chorromeningitis Virus................................................................10
2.2.2. Jumm Virus.........................................................................................................11
2.2.3. Machupo Virus...................................................................................................11
2.2.4. Lassa Virus.........................................................................................................12
2.2.5. Guanarito Virus..................................................................................................13
2.2.6. Sabia...................................................................................................................14
2.2.7. Chapare..............................................................................................................16
2.2.8. Lujo....................................................................................................................18
2.3. Diagnosis...................................................................................................................19
2.3.1. Deteksi antigen / antibodi...................................................................................19
2.3.2. Isolasi virus........................................................................................................20
2.3.3. Reverse transcriptase-polymerase chain reaction detection...............................20
2.3.4. Uji serum aminotransferase pada demam Lassa................................................20
2.4. Pengobatan dan Pencegahan......................................................................................21

Putri Eka, Aditya, Adinda, Neneng | Arenaviridae 3


BAB III PENUTUP................................................................................................................22
3.1. Kesimpulan................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

Putri Eka, Aditya, Adinda, Neneng | Arenaviridae 4


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Para Arenaviridae adalah keluarga virus yang anggota umumnya terkait
dengan hewan pengerat - penyakit menular pada manusia. Setiap virus biasanya
adalah terkait dengan binatang pengerat tertentu spesies inang di yang
dipertahankan. Arenavirus infeksi relatif umum pada manusia di beberapa wilayah di
dunia dan dapat menyebabkan penyakit parah. Partikel virus berbentuk bola dan
memiliki diameter rata-rata 110-130 nanometer. Semua diselimuti lipid (lemak)
membran. Dilihat dalam lintas bagian, mereka menunjukkan partikel kasar yang
ribosom diperoleh dari sel tuan rumah mereka. Inilah karakteristik yang memberikan
mereka nama mereka, berasal dari bahasa Latin "arena," yang berarti "pasir." Mereka
genom, atau bahan genetik, RNA terdiri saja, dan sementara replikasi strategi
mereka tidak sepenuhnya dipahami, kita tahu bahwa virus baru partikel, yang
disebut virion, yang diciptakan oleh kuncup dari permukaan inangnya 'sel.

Arenavirus adalah virus ribonukleat untai tunggal yang menyebabkan infeksi


kronis pada hewan pengerat dan penyakit yang diakibatkan zoonotically pada
manusia melalui kotoran hewan pengerat, terutama urin. Genus Arenavirus
mencakup 22 spesies virus dan 9 tambahan arenavirus yang baru ditemukan, dimana
status taksonomi tetap tertunda. Pada tahun 1934, virus arenavirus prototipik, virus
limfositik choriomeningitis (LCM), pertama kali diisolasi selama kelahiran monyet
serial dari materi manusia yang diperoleh dari infeksi fatal pada epidemi
terdokumentasi pertama pada ensefalitis St. Louis, virus yang sama sekali tidak
terkait. Virus LCM adalah penyebab aseptik meningitis pertama pada manusia.
Arenavirus lain dari Amerika Selatan dan Afrika adalah penyebab klasik sindrom
demam berdarah virus, sedangkan yang lainnya telah diidentifikasi namun tidak
ditemukan menyebabkan penyakit atau bahkan infeksi pada manusia. Sebagian besar
virus ini terus dipelajari.

Arenavirus telah dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan apakah virus tersebut


ditemukan menginfeksi hewan pengerat Dunia Lama (yaitu, Belahan Timur) (famili
Muridae, subfamili Murinae) atau hewan pengerat Dunia Baru (yaitu, Belahan
Barat) (keluarga Muridae, subfamili Sigmodontinae). Arenavirus Dunia Baru dibagi
lagi menjadi 3 garis keturunan yang disebut klade: Virus A, B, C. LCM adalah satu-
satunya arenavirus yang ada di kedua wilayah tersebut namun diklasifikasikan
sebagai virus Old World. Berikut ini adalah virus utama dan yang diketahui
Arenaviridae yang terdaftar dalam hubungan dengan reservoir hewan pengerat
mereka.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur Arenaviridae ?
2. Bagaimana taksonomi Areneviridae ?
3. Bagaimana karakteristik Arenaviridae ?
4. Apa saja virus coevolution dan animal host dari Arenaviridae ?
5. Apa saja klasifikasi yang penting dari Arenaviridae ?
6. Bagaimana cara diagnosis Arenaviridae?
7. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan dari penyakit yang disebabkan
oleh Arenaviridae?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur Arenaviridae.
2. Untuk mengetahui taksonomi Areneviridae.
3. Untuk mengetahui karakteristik Arenaviridae.
4. Untuk mengetahui virus coevolution dan animal host dari Arenaviridae.
5. Untuk mengetahui klasifikasi yang penting dari Arenaviridae.
6. Untuk mengetahui cara diagnosis Arenaviridae.
7. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan dari penyakit yang disebabkan
oleh Arenaviridae.
BAB II
ISI
2.1. Background Arenaviridae

2.1.1. Struktur Arenaviridae

Arenavirus merupakan anggota famili Arenaviridae. Virus ini


menginfeksi tikus dan dapat juga menginfeksi manusia; Arenavirus juga telah
ditemukan menginfeksi ular. Setidaknya ada delapan spesies Arenavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit pada manusia. Penyakit yang berasal dari
virus ini cukup menmimbulkan keparahan. Penyakit meningitis merupakan
penyakit parah pada manusia yang menyebabkan peradangan dengan
menutupi otak dan sumsum tulang belakang dapat timbul akibat infeksi
Lymphocytic Choriomeningitis Virus (LCMV). Hemorraghic fever syndrome
yang disebabkan infeksi virus Guanarito (GTOV), virus Junin (JUNV), virus
Lassa (LASV), virus Lujo (LUJV), virus Machupo (MACV), virus Sabia
(SABV). Arenavirus terbagi menjadi dua kelompok: Old World dan New
World Virus. Perbedaan antara kelompok-kelompok ini dibedakan secara
geografis dan genetis.

Struktur Arenaviridae

Partikel virus berbentuk bola dan memiliki diameter rata-rata 110-130


nanometer. Semua diselimuti membran lipid dan terdapat tonjolan
glikoprotein pada permukaannya. Dilihat dari penampang, arenavirus
mengandung partikel ribosom yang diperoleh dari sel inangnya. Dari
karakteristik inilah nama arena, yang berasal dari bahasa Latin yang berarti
"pasir." Materi genetik virus ini hanya terdiri dari RNA dan sementara
proses replikasi virus ini tidak sepenuhnya dipahami, dimana partikel virus
baru yang disebut virion, diciptakan oleh tunas (budding) dari permukaan sel
inangnya.
Arenavirus mengandung dua RNA untai tunggal yang mengkodekan
empat jenis protein virus. RNA segmen kecil yang disebut S (~3.4kb)
mengkodekan precursor glikoprotein (GPC) dan protein nukleokapsid (NP)
yang merupakan imunogen virus yang paling penting.Sekuens NP dan GPC
dipisahkan oleh noncoding intergenic region (IGR). GPC diproses menjadi
sinyal peptide (SSP) dan dibedakan menjadi GP1 dan GP2 yang berfungsi
sebagai media virus untuk proses perakitan (assembly), entry, dan uncoating
virus. NP memiliki banyak fungsi yaitu enkapsulasi genom, berinteraksi
dengan protein L untuk membentuk inti RNP untuk replikasi RNA dan
transkripsi, berhubungan dengan protein Z untuk perakitan virus, memainkan
peranan penting dalam menekan respon imun bawaan dan memiliki
eksonuklease dan aktivitas mengikat nukleotida.
Segmen besar yang disebut L (~7.2kb) mengkode protein kecil yang
mengikat Zn (Z) yang berfungsi sebagai protein matriks yang berinteraksi
dengan L dan NP serta protein inang lainnya, berperan dalam transkripsi dan
replikasi virus. Segmen L juga mengkodekan protein L yang merupakan
RNA dependent RNA Polymerase (RdRp). L dan NP merupakan faktor
minimal virus untuk replikasi dan transkripsi. L dan Z dipisahkan oleh IGR.
Kedua segmen RNA diapit oleh noncoding regions (UTR) yang berfungsi
dengan IGR sebagai elemen untuk replikasi dan transkripsi.
Gambar 1. Struktur Genom Arenavirus dari 5 sampai 3

Segmen L berwarna biru dan terdiri dari Untranslated Region (UTR)


dari nukleotida 1 sampai 66 dan dari 7129 sampai 7285, gen yang mengkode
protein yang mengikat Zn (Z) dari nukleotida 67 sampai 365, Intergenic
Region (IGR) dari nukleotida 365 sampai 466 dan RNA dependent RNA
polymerase (RdRp) dari nukleotida 466 sampai 7128.

Segmen S berwarna biru terdiri dari Untranslated Region (UTR) dari


nukleotida 1 sampai 55 dan dari 3302 sampai 3401, gen yang mengkodekan
precursor glycoprotein (GPC) dari nukleotida 57 sampai 1592, dan gen yang
mengkode protein nukleokapsid (NP) dari nukleotida 1593 sampai 3301.
Panah merah menunjukkan panjang GPC asam amino 491 dengan
sinyal stabil peptide (SSP) dan glikoprotein 1 dan 2 (GP1 dan GP2) yang
dihasilkan setelah pembelahan. Panjang NP asam amino 569 mengkode
antisensenya.
Arenavirus dibagi menjadi dua kelompok yaitu Old World dan New
World. Virus ini menyebabkan penyakit ringan atau parah pada manusia dan
tercantum di bawah ini:

2.1.2. Taksonomi Arenaviridae

Komite Internasional untuk Taksonomi Virus (ICTV) mendirikan


keluarga Arenaviridae, berdasarkan parameter morfologi, fisiokimia, dan
serologis [21,22]. Keluarga ini sekarang mencakup 25 jenis virus (insider
update oleh MSS, anggota Komite Internasional untuk Taksonomi Virus atau
kelompok ICTV-arenavirus). Semua arenavirus yang saat ini diklasifikasikan
dibawa oleh tikus, kecuali virus Tacaribe yang dibawa oleh kelelawar (lihat
singkatan virus pada Supplementary Table 1). Setidaknya 10 dari virus ini
kadang menulari manusia yang menyebabkan penyakit zoonosis [22,23].
Arenavirus dapat dibagi menjadi dua serokompleks: Dunia Tua (OW) dan
Dunia Baru (NW), juga dikenal sebagai kompleks LASV-LCMV dan
kompleks Tacaribe. Kelompok OW mencakup LCMV yang didistribusikan
secara global dan arenavirus Afrika yang menginfeksi hewan pengerat
keluarga Muridae, subfamili Murinae. Virus NW termasuk arenavirus Selatan
dan Amerika Utara yang menginfeksi hewan pengerat keluarga Muridae,
subfamili Sigmodontinae [24]. Sangat mungkin bahwa ko-evolusi jangka
panjang dengan hewan pengerat Sigmodontine mendorong evolusi spesies
virus Dunia Baru yang berbeda [25].
Selain kriteria yang membagi Arenaviridae menjadi kelompok NW dan
OW, demarkasi spesies ditentukan oleh kriteria berikut virus anggota mereka:
perbedaan yang signifikan dalam antigenik reaktivitas silang dan netralisasi
silang; Peran sebagai agen etiologi penyakit (atau tidak) pada manusia;
Kehadiran di wilayah geografis yang ditentukan, spesies inang atau kelompok
spesies, dan perbedaan urutan protein yang signifikan dibandingkan dengan
virus lain dalam genus (yaitu, menunjukkan perbedaan antara virus dari
spesies yang berbeda sekurangnya 12% dalam urutan nukleoprotein). Namun,
masih ada beberapa kriteria klasifikasi yang kurang jelas. Misalnya,
pertimbangkan kriteria bahwa urutan asam amino NP memiliki homologi
kurang dari 88% pada arenavirus terdekat. Sangat menarik bahwa beberapa
isolat Lassa bervariasi lebih dari 12% satu sama lain, dan harus
diklasifikasikan dalam spesies yang berbeda namun tidak demikian. Poin
penting lainnya adalah kemungkinan reassortment antar virus yang ditugaskan
pada spesies yang sama. Aneh bahwa Lassa dan Mopeia dapat melakukan
reassort, walaupun mereka ditugaskan ke spesies yang berbeda, mungkin
karena kompatibilitas antara rangkaian terminal Lassa dan Mopeia. Selain itu,
ada beberapa laporan tentang arenavirus yang terdeteksi dengan teknik
molekuler dari sampel manusia atau hewan, namun beberapa di antaranya
belum dikaitkan dengan penyakit manusia atau gagal untuk meniru kultur sel
(lihat Tabel Suplementer 1). Dengan virus yang tidak terisolasi, tidak mungkin
mempelajari parameter serologis dan morfologi untuk memberikan
karakterisasi yang akurat. Meskipun, spesies ini tidak dapat diklasifikasikan
sebagai spesies Arenavirus baru sampai isolat infeksi tersedia [26]
(Supplementary Table 1), penting untuk menangkap dan merekam
karakteristik mereka karena mereka menjelaskan evolusi arenavirus.
2.1.3. Karakteristik Antigen Arenaviridae

Antibodi cross-reaction dan neutralizing serotonin serologis yang luas


digunakan untuk mengidentifikasi kompleks arenavirus OW dan NW [27-32].
Antibodi monoklonal (MAbs) yang diproduksi melawan GP2 dua arenavirus
Afrika bereaksi secara luas terhadap arenavirus Amerika, menunjukkan epitop
yang sangat dilestarikan di keluarga ini [33,34]. Dengan cara yang lebih
sempit, Mabs melawan JUNV NP hanya bereaksi dengan NW arenavirus [35]
atau hanya bereaksi dengan isolat dari fokus lokal, menunjukkan stabilitas
antigenik yang kuat pada virus di daerah setempat [34]. Terlepas dari hasil
tersebut, beberapa upaya gagal untuk mendefinisikan perbedaan serologis yang
lebih jelas antara arenavirus yang berguna untuk klasifikasi spesies [34,36].
Namun, hubungan antigenik yang dekat dapat berguna untuk merancang
sistem pencegahan-imun untuk menginduksi perlindungan silang terhadap
strain terkait. Misalnya, kelinci percobaan dan marmoset yang diinokulasi
dengan TCRV dilindungi terhadap penyakit JUNV [23,37]. Candid # 1, vaksin
untuk JUNV, monyet rhesus yang dilindungi silang dari penyakit setelah
tantangan dengan MACV; Kedua virus tersebut termasuk dalam virus klade B
dari NW [38]. Demikian pula, kelinci percobaan, marmoset atau monyet
rhesus dilindungi dari penyakit LASV setelah inokulasi dengan MOPV dan
daerah endemik untuk virus ini tidak melaporkan kasus Lassa Fever (LF)
walaupun LASV dan MOPV berbagi host hewan pengerat yang sama [39,40].
Kesimpulannya, hubungan antigenik antara anggota keluarga Arenaviridae
menunjukkan bahwa virus yang diberikan pada spesies tertentu sangat stabil di
wilayah geografis kecil, dan kelompok OW dan NW menyimpang dalam
waktu yang lama.

2.1.4. Virus Host Coevolusion, Animal Host

Virus ini zoonosis, artinya, di alam, mereka ditemukan pada hewan.


Setiap virus dikaitkan dengan salah satu spesies atau beberapa hewan pengerat
yang terkait erat, yang merupakan reservoir alami virus. Virus kompleks
Tacaribe umumnya dikaitkan dengan tikus dan tikus New World (keluarga
Muridae , subfamili Sigmodontinae ). Virus kompleks LCM / Lassa dikaitkan
dengan tikus dan tikus Old World (keluarga Muridae , subfamili Murinae ).
Secara keseluruhan, jenis hewan pengerat ini berada di bagian yang lebih besar
dari massa daratan bumi, termasuk Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika. Salah
satu pengecualian adalah virus Tacaribe, ditemukan di Trinidad, yang diisolasi
dari kelelawar dan nyamuk.

2.1.1.1.5. Penyebaran Infeksi Virus

Hewan pengerat spesies Arenavirus terinfeksi secara kronis dengan


virus; Namun, virus tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang jelas di
dalamnya. Beberapa jenis Arenavirus tampaknya dilewatkan dari induk tikus
ke keturunan mereka selama kehamilan, dan dengan demikian tetap berada
dalam populasi hewan pengerat generasi demi generasi. Sebagian besar infeksi
ditularkan pada tikus dewasa, kemungkinan melalui pertempuran dan
menimbulkan gigitan. Hanya sebagian hewan pengerat di setiap spesies inang
yang terinfeksi pada satu waktu, dan dalam banyak kasus hanya dalam porsi
terbatas dari jangkauan geografis tuan rumah. Virus ditumpahkan ke
lingkungan dalam urin atau kotoran dari host yang terinfeksi.

Infeksi manusia dengan Arenavirus berhubungan dengan siklus alami


virus dan terjadi saat seseorang berhubungan dengan ekskresi atau bahan yang
terkontaminasi dengan ekskresi hewan pengerat yang terinfeksi, seperti
konsumsi makanan yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan abraded
atau Kulit rusak dengan kotoran hewan pengerat. Infeksi juga bisa terjadi
dengan menghirup partikel kecil yang kotor dengan urine hewan pengerat atau
air liur (transmisi aerosol). Jenis kontak insidental tergantung pada kebiasaan
manusia dan hewan pengerat. Misalnya, di mana spesies hewan pengerat yang
terinfeksi lebih memilih habitat di lapangan, infeksi manusia dikaitkan dengan
pekerjaan pertanian. Di daerah di mana habitat spesies hewan pengerat
termasuk rumah manusia atau bangunan lainnya, infeksi terjadi di lingkungan
rumah tangga.
Beberapa Arenavirus, seperti virus Lassa, Machupo, dan Lujo, dikaitkan
dengan transmisi orang-ke-orang dan nosokomial sekunder (perawatan
kesehatan). Hal ini terjadi ketika seseorang yang terinfeksi oleh paparan virus
dari host hewan pengerat menyebarkan virus tersebut ke manusia lain. Hal ini
dapat terjadi dalam berbagai cara. Penularan dari orang ke orang dikaitkan
dengan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh lainnya, yang
mengandung partikel virus, individu yang terinfeksi. Transmisi di udara juga
telah dilaporkan sehubungan dengan virus tertentu. Kontak dengan benda yang
terkontaminasi bahan ini, seperti peralatan medis, juga terkait dengan
transmisi. Dalam situasi ini, penggunaan pakaian pelindung dan prosedur
desinfeksi (bersama-sama disebut penghalang keperawatan) membantu
mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

2.2. Arenaviridae yang penting (Klasifikasi)

2.1.1. Lymphocytic Chorromeningitis Virus

Gejala-gejala infeksi virus LCM sangat bervariasi, ada yang tanpa


gejala, gejala mirip influenza dengan demam, terjadi meningitis aseptik atau
terjadi meningoensefalomielitis berat. Sebagian besar infeksi LCM adalah
ringan. Masa inkubasi antara 6 sampai 13 hari diikuti dengan gejala-gejala
mirip influenza berupa demam, malaise, pilek, nyeri otot, dan bronkhitis,
sedangkan pada bentuk meningeal selain gejala-gejala tersebut juga terdapat
kaku kuduk, sakit kepala, dan mual. Pada meningoensefalomielitis kadang-
kadang terjadi perdarahan hebat dan kematian.
Penularan umumnya terjadi oleh karena hubungan erat dengan binatang
percobaandi laboratorium, misalnya tikus, mencit, dan hamster, baik melalui
udara, pencemaran makanan atau minuman oleh urin hewan yang sakit atau
melalui kulit yang lecet dan terbuka.
2.1.2. Jumm Virus

Virus ini seringkali menimbulkan epidemi Argentinian haemorrhagic


fever berat di daerah pertanian Argentina dengan angka kematian yang
berkisar antara 3 sampai 15 persen. Masa inkubasi selama 7 sampai 16 hari
diikuti menggigil, sakit kepala, malaise, nyeri otot, nyeri di belakang bola mata
dan mual, kemudian diikuti dengan demam, injeksi konjungtiva dan antema,
eksantema dan edema pada muka, leher, dan dada bagian atas. Petekia
terutama terdapat di daerah aksila. Pada palatum lunak terdapat
hipervaskularisasi dan kadang-kadang ulserasi. Limfadenopati umum sering
terjadi. Pada kasus-kasus berat akan terjadi hipotensi, oligouri, perdarahan
hidung dan gusi, hematemesis, hematuri, dan melena. Penderita akhirnya
meninggal karena koma dan syok hipopolemik.
Penularan terjadi melalui udara atau makanan dan minuman yang
tercampur tinja tikus ladang (spesies Calomys) yang mengalami viremi dan
viruria atau yang air liurnya mengandung virus Junin tersebut. Tidak terjadi
penularan dari manusia ke manusia. Pengobatan dilakukan dengan pemberian
plasma imun, sedamgkan pencegahan dengan pemberantasan tikus dan
rodensia lainnya oleh karena belum didapatkan vaksin yang memuaskan.

2.1.3. Machupo Virus

Virus ini menimbulkan Bolivian haemorrhegic fever dengan angka


kematian sekitar 5 sampai 30 persen. Masa inkubasi 7 sapai 14 hari diikuti
perdarahan pada tubuh, palatum, alat pencernaan, hidung, gusi, dan uterus,
juga terdapat tremor lidah dan tangan atau gejala-gejala neurologik lainnya.
Penular virus ini adalah rodensia spesies Calomys yang tinjanya
mencemari makanan atau minuman atau melalui kulit yang lecet. Meskipus
jarang terjasi, penularan antara manusia dengan manusia bisa
berlangsung.Pencegahan dengan pengendalian rodensia oleh karena belum ada
vaksin untuk virus ini.
2.1.4. Lassa Virus

Virus yang menimbulkan demam lassa sering menimbulkan kematian ini


mula-mula terjangkit di Lassa Nigeria, yang membawa korban tiga orang
perawat secara berturut-turut oleh karena saling merawat kawannya pada
waktu sakit atau pada waktu meninggalnya. Terjadi banyak epidemi dengan
angka kematian dapat mencapai 44 persen.
Masa inkubasi antara 3 sampai 16 hari diikuti gejala-gejala yang tak
dpesifik misalnya demam, menggigil, malaise, nyeri otot, sakit kepala dan
sakit tenggorokan. Sesudah hari ketika gejala memburuk dengan demam
tinggi, diare, muntah, batuk, nyeri dada dengan tonsil yang bereksudat putih
kekuningan dan kadang-kadang membentuk vesikel dan ulkus. Kadang-
kadang terdapat ruam makulopapular pada minggu kedua dan ada kasus yang
berat terjadi perdarahan dan tuli yang tetap. Penderita eninggal oleh karena
syok, gangguan pernapasan, dan cardiac arrest.
Lassa virus yang bersifat pantropik ini, artinya menimbulkan kerusakan
dan gangguan fungsi banyak organ misalnya hati, limpa, ginjal, jantung, otak,
paru-paru, otot rangka dan pleura, ditularkan oleh tikus Mastomys yang
terdapat di Sierra Leone dan Nigeria. Infeksi primer pada manusia terjadi
langsung oleh urin rodensia yang terinfeksi atau melalui makanan atau debu
yang tercemar urin tikus. Penularan dari manusia ke manusia belum jelas
terjadinya, mungkin melalui kontak langsung dengan penderita, kontak dengan
darah atau dengan alat-alat bedah, tetapi mungkin juga melalui udara.
- Diagnosis

Diagnosis demam Lassa ditegakkan dengan mengadakan iolasi virus dan


pemeriksaan serologik atas serum penderita. Lassa virus tubuh baik pada
kultur sel Vero. Sediaan yang diperiksa adalah serum, cariran tenggorok
(throat-washing), cairan pleura dan urin. Pemeriksaan serologik yang paling
baik dalah indirect immunofluorescence yang dapat mendeteksi antibodi pada
minggu kesua dari penyakit, sedangkan reaksi fiksasi komplemen baru dapat
bermanfaat pada minggu ketiga.

- Pengobatan
Plasma imun dapat digunakan untuk menekan viremia. Perawatan dan
pengobatan suportif merupakan bagian terbesar dari pengelolaan penderita.
Penderita harus diisolasi dengan baik untuk mencegah penularan.
Perlindungan terhadap perawat dan dokter yang merawat penderita harus
dierjakan dengan sempurna untuk mencegah penularan yang kerap terjadi.

Tidak ada vaksin untuk demam Lassa, oleh karena itu pencegahan yang
paling baik adalah memberantas rodensia yang menjadi vektor penularnya.

2.1.5. Guanarito Virus

Virus Guanarito merupakan virus yang menyebabkan penyakit demam


berdarah Venezuela (Venezuelan hemorrhagic fever/VHF) pada manusia yang
pertama kali diidentifikasi pada tahun 1989. Penyakit ini paling banyak terjadi
di beberapa daerah pedesaan di Venezuela Tengah. Virus Guanarito adalah
anggota keluarga virus Arenaviridae. Virus ini biasanya hidup dalam hewan
pengerat: tikus tebu ekor pendek (Zygodontomys brevicauda). Manusia bisa
terinfeksi saat mereka kontak atau menghirup tetesan air liur aerosol, sekresi
pernafasan, urin,darah atau kotoran hewan pengerat yang terinfeksi. Virus
Guanarito hanya ditemukan di Venezuela pada hewan pengerat yang hidup di
Amerika Selatan. Penyebarannya jarang terjadi dari orang ke orang.
VHF memiliki banyak kesamaan dengan demam Lassa dan demam
arenavirus hemorrhagic yang terjadi di Argentina dan Bolivia. Ini
menyebabkan demam dan malaise diikuti manifestasi perdarahan dan kejang.
Beberapa presentasi virus juga ditandai dengan kerusakan vaskular, perdarahan
diatesis, demam, dan banyak keterlibatan organ. Diagnosis klinis VHF telah
terbukti sulit berdasarkan gejala nonspesifik. Penyakit ini berakibat fatal pada
30% kasus. Pengobatan dan pencegahan virus VHF terbatas dan saat ini tidak
ada vaksin berlisensi yang tersedia yang dapat bertindak untuk mencegah
penyakit ini. Namun, setelah terinfeksi, Ribavirin, obat anti virus yang
diberikan secara intravena, merupakan salah satu cara untuk mengobati VHF.

2.1.6. Sabia
Epidemiologi:

Hanya satu kasus infeksi virus Sabia yang diketahui secara alami telah
didokumentasikan, namun virus tersebut tetap penting karena setidaknya ada
dua infeksi laboratorium yang telah terjadi. Kasus alami asli infeksi virus
Sabia terjadi pada seorang wanita yang tinggal di desa Sabia, di luar Sao Paulo
Brazil, pada tahun 1990. Dalam kasus ini, kerusakan hati yang parah
menyebabkan dokter melakukan diagnosis awal demam kuning. Namun, ini
segera dikesampingkan melalui tes darah menyeluruh. Setelah kematian
pasien, agen diidentifikasi sebagai arenavirus yang tidak diketahui. Ahli
viriologi yang bertanggung jawab atas identifikasi ini, bagaimanapun,
mengidap penyakit ini selama penelitiannya; Dia, untungnya, selamat Empat
tahun kemudian, saat bekerja di bawah kondisi biohazard tingkat 3, seorang
peneliti di Tropical Medicine Clinic di Yale-New Haven Hospital terkena virus
tersebut. Paparan tampaknya dihasilkan saat botol sentrifus yang mengandung
jaringan terinfeksi retak dan bocor ke sentrifus yang berputar, melepaskan
partikel virus aerosol ke udara. Arenavirus Dunia Baru, atau anggota keluarga
yang endemik di Amerika, ditemukan pada tingkat mendekati satu setiap tiga
tahun, sebuah fakta bahwa merek Sabia dan sepupunya sebagai beberapa virus
baru yang paling penting di wilayah mereka.

Transmisi:

Seperti Arenavirus Dunia Baru lainnya, transmisi diasumsikan melalui


partikel virus aerosol. Kontak dekat dengan individu yang terinfeksi atau
reservoir atau vektor hewan yang dicurigai merupakan faktor kunci dalam
diagnosis Sabia. Meskipun reservoir hewan belum diketahui, hewan pengerat
yang ditemukan di seluruh wilayah sekitar desa kecil Sabia telah terlibat.
Dalam sejarah virus, infeksi yang berkaitan dengan laboratorium telah menjadi
metode penularan utama, dan oleh karena itu memerlukan perhatian penuh saat
menangani virus di lingkungan laboratorium.

Gejala:
Karena jumlah kecil orang yang terinfeksi virus Sabia, kasus di masa
depan dapat menjelaskan gejala yang diketahui saat ini. Demam, sakit kepala,
mialgia, mual, muntah, lemah, dan diucapkan sakit tenggorokan adalah gejala
yang dipamerkan pada semua kasus infeksi Sabia. Gejala tambahan meliputi
konjungtivitis, diare, nyeri epigastrik, dan gusi berdarah. Pada kedua kasus
yang terjadi pada tahun 1990, gejala berlangsung sekitar 15 hari. Namun,
gejala berhenti dalam kasus indeks karena kematian, sementara teknisi
laboratorium sembuh mengikuti periode waktu ini. Leucopenia,
trombositopenia, dan proteinuria semuanya hadir dalam setiap kasus,
meskipun hal ini hampir tidak unik untuk virus. Perdarahan gastro-intestinal
ditandai dalam kasus indeks, meskipun demam hemoragik umum tampaknya
telah dipamerkan dalam semua kasus yang terdokumentasi.

Pengobatan:

Seperti arenavirus lainnya, virus Sabia terbukti responsif terhadap


pengobatan dengan ribavirin. Dalam kasus infeksi Sabia yang dikonfirmasi,
ribavirin tidak diragukan lagi merupakan pengobatan yang paling tepat. Selain
itu, pengobatan gejala yang berkaitan dengan dehidrasi dan pendarahan juga
dianjurkan. Perdarahan paling sering menjadi perhatian utama, artinya asupan
cairan harus dipantau dengan hati-hati untuk mengkompensasi kebocoran
vaskular dan edema.

2.1.7. Chapare

Demam Chapare (CHHF) yang disebabkan oleh virus Chapare, single-


strand virus RNA dari keluarga Arenaviridae. Chapare virus pasti zoonosis,
atau hewan-borne. Klinis informasi terbatas tentang CHHF berasal dari
sekelompok kecil, buruk dijelaskan demam (HF) kasus di pedesaan Bolivia.
Satu kasus fatal menghasilkan Deskripsi hanya klinis dan darah spesimen to-
date.
- Transmission
Seperti semua arenaviruses, Chapare virus memiliki sejumlah hewan
pengerat sebagai reservoir nya. Manusia dapat kontrak CHHF melalui kontak
dengan hewan yang terinfeksi. Kontak dapat langsung atau melalui inhalasi
virus Chapare aerosolized dari urin atau kotoran tikus terinfeksi. Meskipun
arenaviruses telah terisolasi dari serangga, baik mereka maupun setiap host
lain perantara muncul untuk menyebarkan CHHF. Transmisi person-to-person
arenaviruses melalui aerosolization, meskipun mungkin, langka. Dari gugus
diamati hanya kasus CHHF, ada tidak bukti person-to-person transmission.
Transmisi, jika dapat terjadi dengan CHHF, adalah kemungkinan hasil dari
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
- Diagnosis
CHHF virus telah berhasil diisolasi dari darah dan serum selama fase
akut penyakit demam. Meskipun tidak dilakukan pada saat awal cluster, virus
tentu dapat diisolasi dari jaringan yang diperoleh visum jika tersedia. Analisis
genom berikutnya lengkap Chapare virus memfasilitasi pengembangan tes
molekul pendeteksian spesifik (RT-PCR). Serologi diagnosis CHHF dapat
dilakukan oleh assay immunofluorescent langsung dan ELISA. Namun,
individu-individu dari daerah endemik yang menunjukkan demam, pusing, dan
mialgia, disertai dengan hasil labolatorium rendah sel darah putih dan
trombosit menghitung dan kelebihan protein dalam urin, harus dicurigai
memiliki salah satu virus demam Amerika Selatan. Klinis spesimen harus diuji
menggunakan tes tertentu.

- Tanda dan gejala


Gejala CHHF, seperti yang dilaporkan dalam hanya pasien dijelaskan,
mirip dengan demam hemoragik Amerika Selatan lainnya, seperti Argentina
HF atau HF Bolivia. Periode inkubasi tidak diketahui, tetapi untuk Argentina
demam (AHF) 6-16 hari. Kursus klinis CHHF termasuk:
a. demam
b. sakit kepala
c. muntah-muntah
d. artikulasi dan nyeri otot
Gejala-gejala ini diikuti oleh kemerosotan dengan beberapa tanda-tanda
hemoragik. Hanya dijelaskan CHHF pasien meninggal 14 hari setelah onset
gejala.
Sejak Arenaviruses dapat memasukkan janin melalui infeksi ibu, dan
bukti anekdotal menunjukkan bahwa wanita hamil yang terinfeksi dapat
mengalami keguguran, itu masuk akal untuk mengasumsikan bahwa kedua
infeksi pada janin dan keguguran mungkin terkait dengan CHHF infeksi pada
ibu.
Terapi suportif penting dalam CHHF, yaitu :
a. pemeliharaan hidrasi
b. manajemen syok
c. sedasi nyeri
d. bantuan tindakan pencegahan biasa untuk pasien dengan perdarahan gangguan
transfusi (bila diperlukan)
- Recovery
Penggunaan pusat plasma terapi untuk pengobatan CHHF mengurangi
mortalitas secara signifikan dan bukti anekdotal menunjukkan bahwa ribavirin
obat antivirus juga dapat memegang janji untuk mengobati CHHF. Ribavirin
telah juga dianggap untuk mencegah perkembangan penyakit dalam orang-
orang yang terkena arenaviruses lain.

2.1.8. Lujo

Virus Lujo (LUJV), anggota baru keluarga Arenaviridae dan arenavirus


terkait demam berdarah pertama dari Dunia Lama yang ditemukan dalam tiga
dekade, diisolasi di Afrika Selatan selama wabah penyakit manusia yang
ditandai dengan transmisi nosokomial dan kasus tinggi yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Tingkat kematian 80% (4/5 kasus). Pyrosequencing yang
mudah dari ekstrak RNA dari serum dan jaringan korban wabah
memungkinkan identifikasi dan karakterisasi filogenetik rinci dalam 72 jam
penerimaan sampel. Analisis genom lengkap LUJV menunjukkannya unik dan
bercabang dari simpul nenek moyang arenavirus Dunia Lama. Urutan
glikoprotein G1 virus sangat beragam dan hampir sama dengan arenavirus
Dunia Lama dan Dunia Baru lainnya, yang konsisten dengan tropisme reseptor
khas potensial. LUJV adalah novel, secara genetis berbeda, sangat patogen
arenavirus.

Pada bulan September dan Oktober 2008, lima kasus demam berdarah
tidak terdiagnosis, empat di antaranya berakibat fatal, dikenali di Afrika
Selatan setelah dikirimnya kasus kasus kritis dari Zambia. Serum dan sampel
jaringan dari korban dikenai kelompok yang tidak bias, menghasilkan dalam
72 jam penerimaan sampel, fragmen sekuens diskrit ganda yang mewakili
sekitar 50% genom arenavirus prototipik. Setelah itu, urutan genom penuh
dihasilkan oleh amplifikasi PCR fragmen intervensi menggunakan primer
spesifik yang melengkapi urutan yang diperoleh dengan pyrosequencing dan
primer universal yang menargetkan termal arenaviral yang dilestarikan.
Analisis filogenetik mengkonfirmasi adanya anggota baru keluarga
Arenaviridae , yang secara sementara diberi nama virus Lujo (LUJV) sebagai
pengakuan atas asal geografisnya (Lusaka, Zambia, dan Johannesburg, Afrika
Selatan). Temuan kami memungkinkan pengembangan reagen spesifik untuk
menyelidiki lebih lanjut reservoir, distribusi geografis, dan patogenitas LUJV
yang tidak biasa, dan mengkonfirmasi kegunaan pyrosequencing throughput
yang tidak bias tinggi untuk penemuan patogen dan kesehatan masyarakat.

2.3. Diagnosis

Diagnosis penyakit akut dengan Arenavirus manusia dilakukan dengan


menggunakan pengukuran antigen dan / atau antibodi, isolasi virus, dan / atau
deteksi genomik dengan reaksi rantai reverse transcriptase-polymerase (RT-PCR).
Untuk agen demam berdarah Lassa dan Amerika Selatan, sampel laboratorium dari
kasus yang dicurigai harus ditangani di bawah pengaman tingkat keamanan hayati 4
sampai secara kimiawi (10% hipoklorit, Lysol, formaldehid, atau asam perasetat)
atau dengan iradiasi gamma.

2.1.1. Deteksi antigen / antibodi


Serodiagnosis Arenavirus dapat dilakukan dengan cepat dan dengan
tingkat kepekaan yang tinggi. Pada demam Lassa, banyak pasien akut dapat
ditemukan antibodi imunoglobulin M (IgM) positif untuk virus Lassa pada
saat presentasi. Metoda uji antibodi tidak langsung fluorescent (IFA) atau
enzyme-linked immunoabsorbent assay (ELISA) biasanya menentukan
antibodi IgM. Setidaknya 50-75% pasien adalah antibodi IgM-positif (yaitu,
1: 4) pada hari ke 5 dan 100% positif pada hari ke 12-14.

Pada pasien yang sakit, virus antigenemia ELISA Lassa telah terdeteksi
oleh teknologi eksperimental. Uji antigen spesimen biopsi hati juga telah
dilakukan. Pada demam berdarah Amerika Selatan, antibodi biasanya
berkembang 1-2 minggu kemudian daripada virus Lassa atau LCM, muncul
selama minggu ketiga penyakit. Uji IFA dan ELISA mungkin tidak mudah
membedakan antara agen yang berbeda (yaitu, semua anggota kompleks
Tacaribe), namun pengujian antibodi netralisasi pelangsingan plak dapat
membedakan antara agen yang berbeda.

Antigen-capture ELISA darah atau jaringan mungkin menawarkan tes


diagnostik paling awal untuk demam berdarah Amerika Selatan. Untuk virus
LCM, IgM ELISA tampaknya telah menggantikan tes IFA dan tes antibodi
lainnya untuk diagnosis serologis. Antibodi juga dapat dinilai dengan
menggunakan CSF.

2.1.2. Isolasi virus


Virus Lassa dapat diisolasi dengan mudah (misalnya di laboratorium
tingkat keamanan biosekkes 4) dalam kultur jaringan dengan menggunakan
klon E6 sel Vero atau pada tikus menyusui. Hewan yang terinfeksi merupakan
risiko paparan petugas laboratorium yang paling tinggi. Viremia bisa bermutu
tinggi dan bertahan dalam demam Lassa dengan 6-8 log kultur jaringan
median dosis menular per mililiter. Titer virus yang rendah dapat ditemukan di
penyeka tenggorokan secara akut dan selama pemulihan pada titer rendah
dalam urin. Viremias yang lebih besar dari 3 log dikaitkan dengan mortalitas
yang lebih tinggi.

Pada demam berdarah Amerika Selatan, virus juga bisa diisolasi dari
sampel darah atau jaringan dengan menggunakan kultur jaringan atau tikus
menyusui. Cocultivasi sel mononuklear darah perifer dengan sel Vero
nampaknya meningkatkan sensitivitas. Pada infeksi manusia dengan virus
LCM, virus dapat diisolasi dari darah di awal penyakit, dan pada mereka yang
mengalami meningitis, virus juga dapat diisolasi kemudian dari CSF.

2.1.3. Reverse transcriptase-polymerase chain reaction detection


Terbatasnya pengalaman ada pada RT-PCR. Perhatian harus diberikan
untuk menghindari hasil positif palsu dan menggunakan primer yang sesuai.
Uji RT-PCR yang mendeteksi fragmen gen S (glikoprotein) telah berhasil, dan
setelah ekstraksi RNA, risiko laboratorium minimal ada.

2.1.4. Uji serum aminotransferase pada demam Lassa


Tingkat penerimaan lebih dari 150 IU / L dikaitkan dengan angka
kematian 50% kasus, dan bila dikombinasikan dengan viral load tinggi, tingkat
kematian sekitar 80%.

2.4. Pengobatan dan Pencegahan

Kurangnya vaksin berlisensi dan pilihan terapeutik terbatas untuk Arenavirus


membuat arguably antara virus yang paling terbengkalai untuk ditangani. Satu-
satunya obat berlisensi untuk pengobatan infeksi Arenavirus manusia adalah
ribavirin analog nukleosida. Ribavirin mengurangi morbiditas dan mortalitas pada
manusia yang memiliki Arenavirus tertentu, seperti infeksi LASV dan JUNV, jika
dikonsumsi pada tahap awal penyakit ini. Ribavirin menunjukkan keberhasilan yang
beragam dalam mengobati penyakit Arenaviral yang parah dan dikaitkan dengan
toksisitas yang signifikan. Obat anti-viral yang efektif perlu diproduksi dengan biaya
rendah, diambil secara oral, dan mampu menahan iklim tropis karena daerah dimana
infeksi ini terjadi. Untuk alasan ini, penyaringan throughput yang tinggi (HTS) dari
perpustakaan molekuler kecil bisa menjadi jawaban untuk menemukan obat yang
lebih baik. HTS mengumpulkan perpustakaan dari molekul sintetis kecil yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi protein yang mempromosikan molekul "agonis"
atau interaksi antagonis "penghambat protein". Dengan obat anti-viral berkelanjutan
HTS dapat ditemukan melawan kemungkinan virus patogen manusia baru.

Tidak ada perawatan medis khusus yang diperlukan untuk infeksi ringan yang
terkait dengan Arenaviridae manapun. Perawatan simtomatik yang spesifik dan /
atau hati-hati diperlukan pada infeksi yang lebih parah yang terkait dengan agen
yang terkait dengan demam berdarah. Infeksi virus LCM tidak memerlukan
pengobatan simtomatik. Dalam kasus demam Lassa atau demam berdarah Amerika
Selatan, diperlukan penanganan agresif untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.
Obat ribavirin antivirus digunakan pada demam Lassa dan juga menunjukkan
khasiat pada kasus demam berdarah Amerika Selatan. Perawatan suportif terkait
dengan pemantauan / pengendalian tekanan darah dan perhatian cermat terhadap
keseimbangan cairan dan elektrolitik dapat menyelamatkan nyawa. Plasma manusia
konvensional telah digunakan dengan beberapa keberhasilan dalam pengobatan
infeksi virus Junin. Kurangnya keberhasilan paralel pada demam Lassa mungkin
terkait dengan titer rendah dan tertunda dari antibodi penetralisir spesifik pada
demam Lassa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Nama Arenavirus berasal dari arenous (butiran pasir), oleh karena dengan
pengamatan dibawah mikroskop elektron virus tampak seperti butiran pasir. Virus
dalam keluarga ini adalah virus berselubung, dengan virion tampak bulat, oval atau
pleomorfik dengan garis tengah antara 50 nm sampai 350 nm, dengan membran lipid
dua lapis yang melekat dengan proyeksi. Virion mengandung single stranded RNA.
Terdapat reaksi umum antara keempat virus yang penting dalam keluarga ini, bila
diperiksa dengan reaksi fiksasi komplemen. Empat virus yang penting tersebut
adalah virus LCM, Junin, Machupo, dan Lassa. Virus lainnya hanya menimbulkan
infeksi pada hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention; National Center for Emerging and Zoonotic
Infectious Diseases (NCEZID); Division of High-Consequence Pathogens and
Pathology (DHCPP); Viral Special Pathogens Branch(VSPB). 2013. [Online]. Tersedia:
https://www.cdc.gov/vhf/virus-families/arenaviridae.html [14 April 2017]

Centers for Disease Control and Prevention; National Center for Emerging and Zoonotic
Infectious Diseases (NCEZID); Division of High-Consequence Pathogens and
Pathology (DHCPP); Viral Special Pathogens Branch(VSPB). 2013. [Online]. Tersedia:
https://www.cdc.gov/vhf/chapare/index.html [14 April 2017]

Zapata, Juan C.;Salvato, Maria S. Arenavirus Variations Due to Host-Specific Adaptation.


Viruses 2013, 5, 241-278.

Delgado S, dkk. .2008. Chapare virus, a newly discovered arenavirus isolated from a fatal
hemorrhagic fever case in Bolivia.
Briese Thomas.2009.Genetic Detection and Characterization of Lujo Virus, a New
Hemorrhagic FeverAssociated Arenavirus from Southern Africa. [Online]. Tersedia:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2680969/

Gompf, Sandra G.2015.Arenaviruses Workup. [Online]. Tersedia:


http://emedicine.medscape.com/article/212356-workup

You might also like