Professional Documents
Culture Documents
BUKU AJAR
Disclaimer
Bahan ajar ini disarikan dari berbagai sumber. Setiap Mahasiswa yang mengutip beberapa
bagian yang relevan ke dalam karya tulisnya, agar dapat merujuk kepada sumber aslinya.
azuarrizal@gmail.com
Page
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI A
DAFTAR GAMBAR D
DAFTAR TABEL F
2 STRUKTUR MIKRO 9
7 HARDENABILITY 35
7.1 HARDENABILITY 35
7.1.1 MAMPU KERAS KUANTITATIF. 36
7.2 PENGUJIAN JOMINY. 36
7.2.1 LANGKAH KERJA DAN PROSES JOMINY TEST : 36
7.3 PENGUJIAN GROSSMAN 38
8 PERLAKUAN PANAS 39
9 MEKANISME PENGUATAN 53
DAFTAR BACAAN 57
C
Page
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang prinsip-
prinsip utama yang menentukan evolusi struktur dalam logam dan paduan ___________________ 1
Gambar 1-2. Status produksi baja di beberapa negara _____________________________________ 1
Gambar 1-3. Contoh penulisan unsur ___________________________________________________ 4
Gambar 1-4. Posisi ion dalan unsur ____________________________________________________ 4
Gambar 1-5. Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah ____________________ 6
Gambar 1-6. Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi
terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.___________________________ 8
Gambar 2-1. Beberapa konfigurasi elektron unsur _______________________________________ 10
Gambar 2-2. Ikatan atom pada MgO2 _________________________________________________ 10
Gambar 2-3. Struktur kristal tunggal __________________________________________________ 12
Gambar 2-4. unit sell _______________________________________________________________ 12
Gambar 2-5. Konstanta kisi__________________________________________________________ 12
Gambar 2-6. Kristal bukan kubik _____________________________________________________ 13
Gambar 2-7. Sistem kristal __________________________________________________________ 13
Gambar 2-8. Struktur Kubik pemusatan ruang __________________________________________ 13
Gambar 2-9. Struktur Kubik pemusatan sisi _____________________________________________ 14
Gambar 2-10. Struktur Kubik pemusatan sisi ____________________________________________ 14
Gambar 2-11. Sel satuan heksagonal sederhana_________________________________________ 14
Gambar 2-12. Struktur heksagonal tumpukan padat _____________________________________ 14
Gambar 3-1. Larutan padat subsitusi acak _____________________________________________ 16
Gambar 3-2. Larutan padat subsitusi tertata ___________________________________________ 16
Gambar 3-3. Larutan padat interstisi _________________________________________________ 17
Gambar 3-4. Larutan padat subsitusi dalam senyawa ____________________________________ 17
Gambar 3-5. Struktur Cacat _________________________________________________________ 17
Gambar 3-6.Cacat titik _____________________________________________________________ 18
Gambar 3-7.Dislokasi garis . Terjadi cacat linier pada sisi bidang atom tambahan. (Guy and Hren,
elemen of physical metalurgi)________________________________________________________ 19
Gambar 3-8. Energi Dislokasi. atom yang berdekatan dengan dislokasi mengalami tekanan (gelap)
dan tegangan (putih) ______________________________________________________________ 19
Gambar 3-9. Dislokasi Ulir (tampak sel-sel satuan) vektor geser b sejajar dengan cacat garis _____ 19
Gambar 3-10. Pembentukan Dislokasi akibat geseran (a) Garis dislokasi, D, akan bergerak melalui
kristal sampai pergeseran selesai (b) cacat yang terjadi adalah dislokasi ulir, dengan garis cacat
sejajar arah pergeseran (c) cacat linier yang terbentuk disebut dislokasi _____________________ 19
Gambar 3-11. Atom Permukaan ______________________________________________________ 19
Gambar 3-12. Menghitung butir _____________________________________________________ 20
Gambar 4-1. Kurva tegangan regangan suatu material ___________________________________ 21
Gambar 4-2. Perubahan dimensi sesuai arah tegangan (a) kristal mengalami gaya tarik (b) kristal
pada posisi normal (c) kristal pada keadaan tertekan ____________________________________ 22
Gambar 4-3. Perbedaan butir pada beberapa pengerjaan logam ___________________________ 22
Gambar 4-4. Perubahan struktur mikro dan sifat mekanik logam terdeformasi selama proses
rekristalisasi ______________________________________________________________________ 22
Gambar 5-1. Diagram Fe-Fe3C _______________________________________________________ 26
Gambar 5-2. Fasa pada baja eutektoid pada diagram fasa ________________________________ 26
Gambar 5-3. Diagram Kesetimbangan Besi - Karbon _____________________________________ 27
Gambar 6-1. Diagram Transformasi Isothermal baja Eutectoid 1080. _______________________ 32
Gambar 6-2. Diagram CCT pada baja Karbon ___________________________________________ 33
Gambar 7-1. Alat Jominy Test ________________________________________________________ 36
Gambar 7-2. Percobaan Jominy ______________________________________________________ 37
Gambar 7-3. Grafik hasil pengukuran kekerasan ________________________________________ 37
Gambar 7-4. Kurva kemampukerasan untuk beberapa jenis baja, berikut komposisi dan ukuran butir
D
tertent. Setelah pengujian Jonimy diperoleh perbedaan kekerasan pada berbagai komposisi.(data:
Page
U.S. Steel)________________________________________________________________________ 38
Gambar 8-1. Diagram untuk temperatur Spheroidized annealing ____________________________ 40
Gambar 8-2. Grafik pemanasan, quenching dan tempering ________________________________ 43
Gambar 8-3. Diagram untuk temperatur Normalizing _____________________________________ 43
Gambar 8-4. Temperatur pemanasan sebelum Quenching _________________________________ 44
Gambar 8-5. Grafik hubungan antara Temperatur, kekerasan dan kandungan austenit __________ 45
Gambar 8-6. Grafik lama pemanasan dengan tebal dinding dari benda kerja yang dihardening ___ 46
Gambar 8-7. Pengaruh suhu oli pada kecepatan quenching ________________________________ 47
Gambar 8-8. Hubungan antara kadar karbon dengan austenit ______________________________ 48
Gambar 8-9. Hubungan antara temperatur pengerasan dengan jumlah austenit sisa yang terbentuk
________________________________________________________________________________ 48
Gambar 8-10. Perubahan kekerasan dan struktur selama tempering _________________________ 48
Gambar 8-11. Warna baja pada proses tempering _______________________________________ 49
Gambar 8-12. Pengaruh tempering pada baja paduan ____________________________________ 49
Gambar 8-13. Pengaruh temperatur tempering terhadap sifat mekanis ______________________ 50
Gambar 8-14. Skema Diagram TT yang menggambarkan proses austempering, quenching dan
tempering. thermalprocessing.com ____________________________________________________ 50
E
Page
DAFTAR TABEL
Tabel 1-1. Tabel pengaruh sifat bahan terhadap struktur mikro _____________________________ 4
Tabel 1-2. Bilangan Kuantum utama ___________________________________________________ 5
Tabel 1-3. Bilangan kuantum utama dan magnetik _______________________________________ 5
Tabel 1-4. Contoh ikatan atom ________________________________________________________ 8
Tabel 8-1. Temperatur stress relieving yang spesifik dan lazim diterapkan pada beberapa jenis baja42
Tabel 8-2. Garam- garam yang digunakan dalam proses Quenching ________________________ 51
F
Page
1 PRINSIP METALURGI FISIK
Tujuan dan Sasaran
Baja, bisa memiliki rentang kekuatan dari 240 MPa dengan cara
mengatur proses produksi, teknik, perlakuan panas, dan lain-
lain. Tingkat kekuatan yang dapat diperoleh mencapai beberapa
kali lipat. Seperti juga aluminum, alumunium mulai banyak
dijumpai sejak awal abad ke duapuluh, begitu juga dengan
tembaga. Material lain yang umum dijumpai adalah logam
1
1. Ikatan logam
2. Struktur kristal: unit cell, packing
atomik, situs interstitial
3. Indeks miller: arah dan bidang
kristal
Gambar 1-3. Contoh penulisan unsur
4. Proyeksi stereografik: arah kristal
Dalam bagian ini akan dijelaskan beberapa
gagasan ringkas tentang ikatan atom, dan
struktur kristal. keduanya merupakan
fokus utama pada ikatan logam, sistem
struktur-kristal yang kita pakai untuk
memperbaiki bidang kristal, dan arahnya.
Dan bagaimana kristal menjadi padatan,
berapa besar perbedaan arahnya, dan
bidang, dan arah dari kristal
direpresentasikan dalam suatu proyeksi
yang disebut proyeksi stereographic.
Tabel 1-1. Tabel pengaruh sifat bahan terhadap Gambar 1-4. Posisi ion dalan unsur
struktur mikro
Atom terdiri dari partikel-partikel sub
Kristal/ atom, ada Nucleus, di mana massa total
Struktur
Sifat cacat terkonsentrasi. Nukleus atau inti terdiri
mikro
kristal dari proton, dan Neutron. Proton
Mekanis Sangat kuat Sangat kuat bermuatan positif, dan jumlah proton sama
Elektrik Rendah Rendah-kuat dengan nomor atom. Dan A adalah
Thermal Rendah Rendah-kuat bilangan massa atom sedangkan Z
Magnetik Rendah Rendah-kuat (bermuatan negartif) adalah jumlah
Rendah- Neutron.
Kimia Rendah
sedang
Artinya, inti memiliki seluruh massa, dan
Penjelasan diatas diharapkan telah kemudian elektron terus bergerak dalam
memberi pemahaman tentang susunan orbit yang berbeda. Dan keadaan energi
atom, dan struktur mikro, dan sifat-sifat dalam orbit ini dijelaskan oleh satu set
khas seperti sifat mekanik, listrik, termal, bilangan kuantum, yang tercantum di sini
magnetik, dan kimia. selain itu, apakah bilangan kuantum prinsip memiliki
sifat mekanik, yang memiliki bilangan kuantum azimut, bilangan
ketergantungan yang kuat pada struktur kuantum magnetik.
kristal, dan cacat kristal? Ini tidak berarti
bahwa, yang lain tidak tergantung. 1.2.1 Bilangan Kuantum
n=1 l=0 1s ml = 0 1 2 e-
l=0 2s ml = 1, 0-1 1 2 e-
n=2 ml = 1, 0-1 (or px, py,
l=1 2p 3 6 e-
pz)
l=0 3s ml = 0 1 2e-
l=1 3p ml = 1, 0-1 3 6 e-
n=3
ml = 2, 1, 0, -1, -2 (or
5
l=2 3d 5 10 e-
Page
Nilai positif atau negatif dari spin Orbital diisi dengan urutan peningkatan
menyatakan spin atau rotasi partikel pada n+l;
sumbu. Sebagai contoh, untuk nilai s = +
berarti berlawanan arah jarum jam (ke Apabila terdapat dua orbital dengan nilai
atas), sedangkan s = - berarti searah jarum n+l yang sama, maka orbital yang pertama
jam (ke bawah). Diambil nilai setengah diisi adalah orbital dengan nilai n yang
karena hanya ada dua peluang orientasi, paling rendah.
yaitu atas dan bawah. Dengan demikian, Sehingga, menurut kaidah ini, urutan
peluang untuk mengarah ke atas adalah pengisian orbital adalah sebagai berikut:
50% dan peluang untuk mengarah ke
bawah adalah 50% . 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p
7s 5f 6d 7p
1.2.2 Asas Aufbau
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam
bentuk yang dimodifikasi, ke proton dan
Asas Aufbau1 adalah bagian penting dalam
neutron dalam inti atom.
konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Ia
dapat dinyatakan sebagai:
1.2.3 Stabilitas struktur atom
Jika masing-masing atom sukar untuk Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan
melepaskan elektron (memiliki dalam kriteria ikatan seperti ikatan kovalen
keelektronegatifan tinggi), maka atom- maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak
atom tersebut cenderung menggunakan dapat mengantarkan listrik pada fase
elektron secara bersama dalam membentuk padatan, dan senyawa ionik bersifat rapuh
suatu senyawa. Cara Ini merupakan (berlawanan dengan sifat logam). Atom
peristiwa yang terjadi pada pembentukan dari senyawa logam hanya mengandung
ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin dan satu sampai tiga elektron valensi. Dengan
fluorin, keduanya sama-sama kekurangan demikian atom tersebut tidak mampu
elektron, sehingga lebih cenderung membentuk ikatan kovalen. Senyawa
memakai bersama elektron terluarnya. kovalen merupakan penghantar listrik
yang buruk dan umumnya berupa cairan
Jika suatu atom melepaskan elektron, (dengan sifat berkebalikan dengan
berarti atom tersebut memberikan elektron pembentukan logam). Dengan demikian,
kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu logam membentuk model ikatan yang
atom menangkap elektron, berarti atom itu berbeda.
menerima elektron dari atom lain. Jadi,
susunan elektron yang stabil dapat dicapai 1.3.2 Model Lautan Elektron
dengan berikatan dengan atom lain.
Untuk menjelaskan ikatan pada logam,
kondisi tersebut memengaruhi titik leleh
Lorentz mengusulkan sebuah model yang
dan titik didih. Titik leleh helium adalah 1
dikenal dengan model gas elektron atau
derajat Kelvin dan diatas helium (dalam
model lautan elektron. Model ini
sistem periodik) ada neon; neon dengan
didasarkan pada sifat logam berikut:
titik leleh pada 24 K, argon 84 K, dan radon
211 K. Jadi, jadi kriteria utama yang paling Energi ionisasi yang rendah
penting dari stabilitas struktur atom adalah
Logam umumnya mempunyai energi
sel terluar yang paling dekat.
ionisasi yang rendah. Secara tak langsung,
pengertian ini merujuk pada elektron
1.3 Ikatan Logam valensi yang tidak terikat dengan kuat oleh
inti. Elektron valensi dapat bergerak
1.3.1 Pengertian Ikatan Logam
dengan bebas diluar pengaruh inti. Dengan
demikian, logam mempunyai elektron
Lebih dari delapan puluh unsur yang ada
yang bebas bergerak.
di sistem periodik unsur adalah logam.
Logam bersifat padat pada temperatur dan Banyak orbital kosong
tekanan standar, dengan pengecualian
unsur merkuri dan galium yang keduanya Telah diteliti bahwa logam mempunyai
7
berupa cairan. Sebagai pengingat, sifat-sifat banyak orbital yang kosong sebagai akibat
Page
Van der
isolator
wall
Ikatan ionik terjadi antara atom logam dan atom bukan logam
dan merupakan ikatan yang sangat kuat. Bahan dengan ikatan
ionik mempunyai ciri: temperatur lebur tinggi, keras, dan rapuh.
Ikatan ionik terbentuk bila atom oksigen "menangkap" dua
elektron terluar atom magnesium (Gambar 2.1(b)). Dengan
demikian, atom oksigen bertambah dua muatan negatif dan
atom magnesium kehilangan dua elektron terluarnya sehingga
mempunyai kelebihan dua muatan positif. Baik oksigen maupun
magnesium kini memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya
dan mencapai keseimbangan kimiawi seperti gas mulia. Akan
tetapi, kedua atom yang tadinya netral itu sekarang mempunyai
muatan elektrostatik yang berlawanan dan inilah yang
menghasilkan ikatan ionik, seperti tampak pada Gambar 1.2(a)
yang merupakan gambar dua dimensi senyawa oksida
9 Page
magnesium (MgO).
Gambar 2-1. Beberapa konfigurasi elektron unsur
Gambar 2-2. Ikatan atom pada MgO2
Atom bermuatan sejenis tolak menolak,
sedangkan atom dengan muatan Pada gambar ini terlihat dua atom oksigen
berlawanan tarik menarik. Jadi, pada bahan berbagi elektron sehingga setiap atom
utuh yang terdiri atas atom yang berikatan mempunyai delapan elektron. Ikatan
ionik, terbentuk struktur kristal dengan antara bagian atom sangat kuat, tetapi
pola teratur dalam. tiga dimensi. Tiap atom ikatan antara pasangan lemah; demikian
dikelilingi oleh atom dengan muatan yang lemahnya sehingga oksigen tidak dapat
berlawanan. Kekuatan senyawa seperti ini beku dan membentuk kristal mencapai
ditentukan oleh kekuatan ikatan temperatur yang sangat rendah.
elektrostatik antar atom tak sejenis, dan
kerapuhannya ditentukan oleh ketahanan Bahan yang mempunyai ikatan kovalen
atom bermuatan terhadap usaha yang dapat berbentuk gas, cairan, atau padatan
memaksanya menduduki posisi dekat dan ikatan ini merupakan ikatan yang kuat.
dengan atom yang bermuatan sama. Untuk penerapan di bidang teknik, kita
Oksida magnesium menentang gaya yang mengambil contoh yang relevan, misaInya
mendekatkan atom oksigen dan atom karbon. Atom karbon mempunyai empat
magnesium dengan atom sejenis. Bila gaya elektron pada kulit terluarnya. Agar jumlah
tersebut cukup besar, kristal akan retak. elektron tersebut mencapai delapan,
karbon dapat bersenyawa dengan atom
2.1.2 Ikatan Kovalen karbon lainnya atau dengan empat buah
atom berelektron tunggal (pada kulit
Ikatan kovalen terjadi antara atom dengan terluar) seperti hidrogen. Dengan
empat elektron atau lebih pada kulit hidrogen, karbon akan membentuk metana
terluarnya, suatu kondisi yang dijumpai (CH4). Dengan dua atom yang mempunyai
pada unsur bukan logam. Sebuah atom tak elektron ganda (pada kulit terluanya)
mungkin menampung semua elektron seperti oksigen, karbon membentuk
kulit terluar atom lain. Sekiranya hal itu dioksida karbon (CO2).
terjadi, maka kulit elektron terluarnya akan
Dengan atom karbon lain, akan terbentuk
kelebihan elektron (jumlah ideal adalah
dua jenis kristal karbon. Bentuk pertama
delapan elektron). Bila terdapat empat
adalah intan. Intan mempunyai struktur
efektron atau lebih pada kulit terluar, atom
kubik dengan atom pada posisi rangkaian
sedemikian rupa sehingga mereka dapat
tetragonal, sedangkan bentuk kedua
berbagi elektron luar, tampak pada
mempunyai atom karbon dalam rangkaian
Gambar 1.2b.
10
Inti beserta kulit elektron di bagian dalam Apa pun bentuk ikatannya, bahan
dianggap sebagai bola keras yang tersusun umumnya membentuk susunan tiga
padat dengan pola teratur,membentuk apa dimensi (atau struktur kristal) yang teratur
yang disebut susunan kristal. Hal ini dapat dalam ruang. Ada empat belas jenis
dilihat pada Gambar 1.2.c. Susunan ion struktur, tetapi hanya empat yang biasanya
positif terikat menjadi satu oleh awan ditemukan pada logam yang digunakan
elektron bermuatan negatif membentuk dalam penerapan keteknikan. Sel tunggal
ikatan khas yang disebut ikatan logam. Oleh sederhana mewakili jumlah atom yang tak
karena ion tidak memiliki kecenderungan terhingga dalam susunan tiga dimensi
khusus untuk menempati lokasi tertentu, kristal utuh.
ion dapat bergerak dalam kisi kristal tanpa
mengganggu keteraturan pola. Selain itu, 2.2 Struktur Mikro Logam
awan elektron dapat digerakkan ke arah
11
Jarak yang selalu terulang, yang disebut Gambar 2-5. Konstanta kisi
12
dimensi yang berulang atau a, (lihat sepanjang ketiga sumbu tegak lurus: a1 = a2
= a3. Kebanyakan logam dan beberapa jenis dengan struktur kubik pemusatan ruang,
keramik berbentuk kubik. tetapi bukan satu-satunya. Krom, tungsten
dan unsur lain juga memiliki susunan
Kristal bukan kubik terjadi bila pola
kubik pemusatan ruang.
ulangnya tidak sama dalam ketiga arah
koordinatnya atau sudut antara ketiga
sumbu kristal tidak sama dengan 900. Ada
tujuh sistem kristal, dengan karakteristik
geometriknya seperti tercantum dalam
Tabel 1.1. Dalam pelajaran pengantar dasar
ilmu logam ini perhatian kita tertuju pada
bentuk kristal kubik yang lebih sederhana.
Akan tetapi disamping itu kita perlu
mengenal juga sistem heksagonal. Gambar 2-1. Struktur Kubik pemusatan ruang
Disamping itu, kristal tetragonal dan
ortorombik dengan karakteristik sel satuan
seperti Gambar. 1.6
Gambar 2-6. Kristal bukan kubik Gambar 2-8. Struktur Kubik pemusatan ruang
pada Pusat kubus (Gambar 1.7.) Besi satuan tembaga, terdapat sebuah atom
merupakan logam yang paling umum
Page
ditengah setiap bidang permukaan, namun
tak satupun dititik pusat kubus.
Pelarutan padat menjadi terbatas bila Jenis larutan padat lainnya, digambarkan
Page
terdapat selisih ukuran jari-jari atom pada Gambar 3.3., disisi atom yang kecil
dikelilingi oleh atom-atom yang lebih
besar. Contoh: karbon dalam besi. Pada
suhu dibawah 9120C, besi murni
mempunyai struktur kubik pemusatan
ruang. Diatas 9120C, terdapat daerah
temperatur tertentu dimana besi
mempunyai struktur kubik pemusatan sisi.
Pada kisi kubik pemusatan sisi terdapat
ruang sisipan atau "lubang" yang agak
Gambar 3-4. Larutan padat subsitusi dalam senyawa
besar pada pusat sel satuan. Karbon,
sebagai atom yang sangat kecil, dapat Sangat sulit untuk menggantikan Mg2+
menduduki lubang tersebut dan dalam MgO dengan Li+, meskipun
membentuk larutan padat besi dan karbon. keduanya mempunyai jari-jari yang sama
Pada suhu yang lebih rendah, dimana besi karena akan terdapat selisih muatan
mempunyai struktur kubik pemusatan (kekurangan). Substitusi semacam ini
ruang, ruang sisipan antara atom-atom besi hanya mungkin terjadi bila diiringi
jauh lebih kecil. Akibatnya, daya larut perubahan lain yang dapat meniadakan
karbon dalam besi kubik pemusatan ruang selisih muatan.
sangat terbatas.
Cacat titik yang paling sederhana adalah Cacat garis yang paling banyak dijumpai
kekosongan, disini ada atom yang "hilang" didalam kristal adalah dislokasi. Dislokasi
dalam kristal (Gambar 2.6.). Cacat garis dapat dilihat pada Gambar 2.7.
demikian merupakan hasil dari Dislokasi ini dapat digambarkan sebagai
penumpukkan yang salah sewaktu sisipan satu bidang atom tambahan dalam
kristalisasi, atau dapat juga terjadi pada struktur kristal. Disekitar dislokasi garis
suhu tinggi, oleh karena meningkat energi terdapat daerah yang mengalami tekanan
termal. Bila enersi termal tinggi dan tegangan, sehingga terdapat energi
memungkinkan bagi atom-atom untuk tambahan sepanjang dislokasi tersebut.
melompat meninggalkan tempatnya Jarak geser atom disekitar dislokasi disebut
(dimana energi terendah) akan naik pula. vektor geser (b*). Vektor ini tegak lurus
pada garis dislokasi.
yang terjadi adalah dislokasi ulir, dengan garis cacat akan meninggalkan garis yang tampak oleh
sejajar arah pergeseran (c) cacat linier yang mikroskop. Batas butir yang dietsa tidak
Page
logam lebih besar semakin besar jumlah mekanik logam terdeformasi selama proses
lokasi inti makin halus butir akhir. rekristalisasi
Page
Temperatur rekristalisasi biasanya sekitar
0.4-0.6 Tm . Proses rekristalisasi bergantung
pada waktu dan temperatur, biasanya
dipilih suhu sekitar 0.6 Tm agar proses
berlangsung lebih cepat. Pengerjaan
mekanik mempunyai efek yang sangat
berbeda bila dilakukan di atas atau di
bawah daerah rekristalisasi. Bila di bawah
suhu rekristalisasi, struktur yang
dihasilkan terdistorsi, mengandung energi,
dan disebut struktur pengerjaan dingin.