You are on page 1of 16

FILUM ARTHROPODA

Oleh

Aditya Zulfadliya Susanto


1614111058

OLEH
ADITYA ZULFADLIYA SUSANTO
1614111058

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMARIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSIT

AS L
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAM PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017

AMPUN Karakteristik Umum


Arthropoda secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yakni Arthres = bersendi-sendi dan
Podes, sehingga Arthropoda adalah organisme yang memiliki kaki bersendi-sendi. Filum
Arthropoda merupakan filum yang memiliki anggota paling banyak dibandingkan filum lainnya.
Anggota pada filum ini meliputi organisme yang merayap Centipede dan Milepede antara lain
cacing dan ulat, berjalan Arachnida antara lain kalajengking hingga terbang Serangga antara lain
kupu-kupu dan lalat.
Namun, modul ini mendeskripsikan Arthropoda yang anggota memiliki habitat di laut,
yang meliputi Subfilum krustasea (Crustacea) antara lain udang-udangan, kepiting, lobster dan
kopepoda, Subfilum Keliserata (Cheliserata) antara lain kepiting tapal kuda (horseshoe crab) dan
Subfilum Uniramia yakni serangga laut (Gambar 1)

Gambar 1. Kelompok-kelompok dari Filum


Arthropoda
Secara umum, karakteristik Filum Arthropoda laut sebagai berikut:
1. Tubuh tersusun atas segmentasi luar (heteronom). Terdiri atas tiga bagian kepala (chepalo),
dada (toraks) dan perut (abdomen) seperti yang terdapat pada gambar 2.
2. Tubuh simetri bilateral. Bagian tubuhnya berpasangan yaitu kaki, capit dan sistem pernafasan
3. Memiliki susunan saraf tangga tali dengan ganglion cerebrale dan ganglia abdominalia
4. Satu pembuluh darah punggung yang berfungsi sebagai jantung/cor, memompa darah ke arah
anterior.

Gambar 2. Morfologi Arthropoda Laut

5. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) untuk melindungi organ-organ dalam, mencegah


dehidrasi dan membantu dalam pergerakan
6. Memiliki appendage yang menyatu (jointed appendages) untuk menggerakkan kaki, organ
mulut dan capit sekalipin tubuhnya tertutupi oleh eksoskeleton
7. Memiliki sejumlah organ luar (limbs), sejumlah pasang kaki, beberapa berukuran kecil atau
besar sedangkan lainnya berukuran besar dan adapula yang termodifikasi menjadi capit.

b. Arthropoda Laut
1. Taksonomi
Sistem penamaan organisme atau taksonomi pada Krustasea cukup berkembang. Ng et al.
(2008) dalam papernya yang berjudul Systema Brachyorum Part I telah mendeskripsikan dan
mengklasifikasikan
Krustasea khususnya kepiting ke dalam levelnya masing-masing. Klasifikasi terkini Krustasea
laut khususnya kepiting yaitu sebagai berikut:

Kingdom:
Animalia Filum:
Arthropoda
Subfilum: Crustacea Brnnich, 1772
Kelas: Malacostraca Latreille, 1802
Subkelas: Eumalacostraca Grobben,
1892 Superordo: Eucarida Calman,
1904
Ordo: Decapoda Latreille, 1802
Subordo: Pleocyemata Burkenroad,
1963 Infraordo: Brachyura Linnaeus,
1758 Seksi: Eubrachyura de Saint
Laurent, 1980 Subseksi:
Heterotremata Guinot, 1977
Superfamily: Xanthoidea MacLeay,
1838 Family: Xanthidae MacLeay,
1838 Subfamily: Xanthinae Alcock,
1898 Genus: Leptodius A. Milne-
Edwards, 1863
Species: Leptodius exaratus (H. Milne Edwards, 1834) [Chlorodius] [Direction
36]
= Cancer inaequalis Olivier, 1791
= Cancer inaequalis Audouin, 1826
= Leptodius lividus Paulson, 1875
= Xanthodius exaratus var. Typica Ortmann, 1893
(Sumber: Martin dan Davis (2001) dan Ng et al (2008) dalam Yamindago,
2013)

Sistem penamaan pada hewan dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan yang telah
ditetapkan oleh The International Code of Zoological Nomenclature (ICZN or ICZN Code).
Aturan-aturan ini telah disepakati secara umum dalam tata nama hewan. Aturan-aturan prinsip
mengatur beberapa hal antara lain:
a. Cara penulisan nama-nama dalam tata nama binomial nomenclature ditulis dengan benar.
b. Cara penulisan nama Author bilamana terjadi masalah dalam penamaan organisme yang
sama oleh Author yang berbeda.
c. Cara melakukan sitasi atau penulisan Author referensi ilmiah
Sistem tata nama pada hewan mengikuti sistem yang telah dibuat sebelumnya oleh
seorang ahli botani Carolus Linnaeus pada abad ke 18. Pada bukunya yang terbit pada tahun 1735
yang berjudul Systema Naturae, Linnaeus memperkenalkan sistem yang kita kenal dengan
Binnomial Nomenclature (sistem tata nama dengan dua kata latin). Untuk lebih memahami tata
nama Binomial Nomenclature sebagai contoh Rajungan atau Blue swimmer crab dikenal dengan
Portunus pelagicus (Linnaeus, 1758) (Gambar 3).

Gambar 3. Portunus pelagicus (Linnaeus,


1758)

Arthropoda laut khususnya kepiting juga dikelompokkan berdasarkan kandungan


racunnya. Kandungan racun pada jenis-jenis kepiting seperti Mosaic crabs Lophozozymus pictor
dan Demon crabs Demania spp. telah diketahui sejak lama, namun masih saja terdapat korban
khususnya nelayan, karena kepiting-kepiting tersebut tersangkut pada jaring. Kepiting beracun
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
(1) Toksik permanen, kepiting-kepiting ini selalu ditemukan beracun. Konsumsi jenis
kepiting ini sekalipun telah dimasak dapat menyebabkan kematian. Beberapa jenis dari
kelompok ini yaitu L. pictor dan Demania spp.
(2) Toksin sedang, kepiting-kepiting ini memiliki toksi berkadar sedang bahkan ada beberapa
kepiting yang ditemukan tidak beracun. Beberapa jenis dari kelompok ini yaitu Carpilius
spp. dan Eriphia spp.

Karakter-karakter yang umum digunakan untuk identifikasi pada krustasea khususnya


kepiting adalah sebagai berikut:
1. Bentuk carapace misalnya ovate (seperti daun, hexagonal, pentagonal dan lain-lain)
2. Karakter abdominal shape (menyatu=fused) dan dapat digerakkan (movable) dan (tidak
menyatu=unfused)
3. Bentuk Cheliped (capit), Pleopod (kaki renang), uropod (ekor kipas), telson (bagian yang
menonjol), Pereipod (kaki jalan) dan maxiliped (membantu untuk makan) (Gambar 4).
Gambar 4. Karakteristik umum Krustasea

a. Subfilum Krustasea
1. Ordo Decapoda
Karakteristik umum organisme yang diklasifikan dalam Ordo Decapoda sebagai berikut:
a. Tiga pasang pertama dari embelan (thoracic appendage) toraks termodifikasi menjadi
maksiliped dan terdapat lima pasang (sepuluh) kaki
b. Pasangan pertama dari kaki termodifikasi menjadi duri atau capit (chelipeds)
c. Umumnya pergerakan decapoda telah beradaptasi dengan cara merayap (crawling).
Kakinya berat dan pleopod efektif digunakan untuk reproduksi dibanding digunakan
untuk berenang, sebagai contoh terlihat pada udang
d. Tubuhnya berbentuk pipih dengan eksoskeleton (cangkang) yang kuat.

1.1. Infraordo Brachyura


Krustasea yang masuk ke dalam kelompok Brachyura merupakan kepiting sejati,
dimana karapaksnya (carapace) pendek dan lebar, dan sering ditemukan berbentuk
padat (dorso- ventrally compressed). Pasangan pereiopod yang pertama umumnya
berupa capit, pasangan kaki jalan kedua dan ketiga seperti kepiting pada umumnya
difungsikan hanya untuk berjalan. Kaki jalan ke lima atau ke empat dan ke lima sering
ditemukan agak runcing, sedangkan pada Family Portunidae (sering disebut sebagai
rajungan), kaki kelima termodifikasi menjadi kaki dayung yang digunakan untuk
berenang. Pada betina, pasangan kaki renang pertama dan kedua termodifikasi
menjadi gonopod yang berfungsi dalam reproduksi, sedangkan pada pasangan kaki
renang ketiga, ke empat dan kelima tidak berkembang (absen). Pada betina, pasangan
kaki renang pertama sangat jarang berkembang dengan baik, sedangkan pada kaki
renang lainnya berkembang dengan baik yang digunakan untuk membawa telur-telur
(gambar 5). Baik serangga betina maupun jantan tidak memiliki uropod atau ekor
kipas dan telson berukuran kecil. Perkembangan larva adalah dengan metamorfik dan
termasuk pada fase zoeal dan megalopa.
A. Kepiting
Berikut ini merupakan karakteristik umum dari kepiting. Kepiting merupakan anggota
dari Ordo Decapoda sehingga tampak pada gambar dibawah ini, kaki kepiting
berjumlah 10 (lima pasanga).

(Ng, 1998)
Gambar 5 karakteristik pada kepiting

Berikut ini adalah deskripsi beberapa kepititing sebagai berikut:

a. Famili Homolidae
Kepiting ini merupakan penghuni laut dalam. Karapaksnya longitudinal rectangular.
Permukaan carapace kasar (granulose) hingga halus (spinose); seluruh segmen perut
jantan (abdominal segments) terpisah dan dapat digerakkan (gambar 6). Selain itu, ciri
khas kepiting ini yaitu membawa spons di punggungnya. Habitatnya di perairan dalam
hingga mencapai 200 meter.
Gambar 6 karakteristik Famili Homoliidae

b. Famili Dromiidae
Karapaks sirkular hingga heksagonal; permukaan karapaks agak cembung hingga
sangat cembung longitudinal dan transversal; permukaan halus dan kasar (granule)
(Gambar 7). Kepiting jenis ini juga membawa spons atau tunikata pada punggungnya
sebagai mekanisme kamuflase. Seluruh segmen perutnya terlihat nyata dan dapat
digerakkan. Habitatnya didasar perairan, umumnya ditemukan di dalam atau disekitar
karang yang memiliki substrat halus. Kepiting ini pemakan segala (omnivora) antara
lain bintang laut (Asteroidea).

Gambar 7 Karakteristik kepiting Dromiidae


c. Famili Raninidae
Karapaknya berbentuk ovate longitudinal; permukaan karapaks halus hingga sangat kasar.
Seluruh segmen perut terlihat nyata dan dapat digerakkan. Kaki jalan ke lima berbentuk
menyerupai kaki dayung. Habitatnya menggali membuat benteng pertahanan pada substrat
yang halus dan umumnya ditemukan pada perairan yang dangkal. Makanannya berupa berbagai
jenis cacing dan moluska lunak.

Gambar 8 Karakteristik Famili Raninidae

d. Famili Calappidae
Karapaks berbentuk sirkular (circular) atau ovate hingga ovate transversal atau
subovate. Abdominal segmen jantan yang ketiga hingga kelima menyatu sangat nyata
(gambar 9). Capit kanan memiliki gigi yang unik. Habitatnya dengan cara menggali
substrat yang halus maupun lumpur.
Gambar 9. Karakteristik Famili Calappidae
e. Famili Xanthidae
Karapaks berbentuk heksagonal, heksagonal transversal hingga ovate transversal
ovate terkadang circular; permukaan umumnya kasar. Segmen perut ke 3 hingga ke 5
tidak dapat digerakkan, menyatu sebagian maupun seluruhnya. Habitatnya sangat
bervariasi di dasar perairan.

Gambar 10. Karakteristik Famili Xanthidae

f. Famili Eriphiidae
Karapaksnya heksagonal, transversal rectangular hingga transversal ovate; dorsal
permukaan kasar. Seluruh segmen perut jantan terlihat nyata dan dapat digerakkan.
Habitatnya di balik batu, di dasar perairan.
Gambar 11. Karakteristik Famili Eriphiidae

g. Famili Menippidae
Karakteristik karapaks ovate, permukaan halus, bagian-bagian karapaks dapat
terlihat jelas. Habitatnya di perairan dangkal hingga intertidal, pada substrat pasir-
berlumpur dan biasanya di bawah batu.

Gambar 12. Karakteristik Famili Menippidae


h. Famili Oziidae
Karakteristik karapaks ovate, permukaan halus. Habitatnya sepanjang daerah
intertidal yang dangkal, terkadang ditemukan di sekitar Estuari dan sering berada
di celah-celah atau dibawah batu.
1
6

You might also like