Professional Documents
Culture Documents
EKOLOGI TANAMAN
ACARA II
PENGARUH PEMUPUKAN DAN POLA PENGAIRAN YANG BERBEDA
TERHADAP PERTUMBHAN DAN HASIL TANAMAN
Semester:
Genap 2015/2016
Oleh:
NIM : A1L114047/ 12
Rombongan : 23
Tanah merupakan media tumbuh dan penyedia unsur hara bagi tanaman.
Adanya ketersediaan unsur hara didalam tanah merupakan salah satu faktor yang
(Hardjowigeno, 1987).
yang cukup dan seimbang tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik tanah
dan udara tanah, yang kemudian mempengaruhi aspek-aspek biologi dan kimia
ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah
secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, air
tumbuhan memerlukan air sebagai salah satu dari beberapa faktor pertumbuhan.
curah hujan.
ditentukan oleh tingkat pertumbuhan, faktor iklim dan jenis tanaman (Riyanti,
(Hardjowigeno, 1995).
B. Tujuan
pupuk makro NPK yang berbeda dan volume pemberian air yang berbeda.
II. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam pratikum meliputi benih jagung manis, kacang
hijau, pupuk kandang, pupuk NPK dan air. Sedangkan alat yang digunakan dalam
praktikum meliputi polibag, timbangan, selang air, ember, saringan 5 mm, mistar,
B. Prosedur Kerja
1. Persiapan
a. Tanah diambil di daerah sekitar kampus dengan volume sesuai dengan
kebutuhan.
b. Pengeringan dilakukan selama 1-2 hari setelah itu disaring dengan saringan
ukuran 5 mm.
c. Polibag disiapkan ukuran 5 kg, benih jagung manis, dan kacang hijau,
pemupukan dan pemberian air yang berbeda serta setiap perlakuan, diulang
tiga kali.
b. Setiap polibag diisi dengan benih jagung, kedelai dan kacang hijau sebanyak
2 butir.
c. Setelah satu minggu disisakan satu tanaman saja per polibag, setelah itu
Air.
i. Volume air diberikan dengan interval yang sama 3 hari sekali
A1 = diberi air dengan volume 100 ml air/polibag.
A2 = diberi air dengan volume 200 ml air/polibag.
A3 = diberi air dengan volume 300 ml air/polibag.
ii. Dosis pupuk NPK
P1 = pupuk NPK 100% dosis rekomendasi
P2 = pupuk NPK 50% dosis rekomendasi
P3 = pupuk NPK 25% dosis rekomendasi
P4 = pupuk NPK 0% dosis rekomendasi
e. Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan antara lain kebutuhan air
Terlampir
B. Pembahasan
lain tempat tumbuh, ketersediaan air dan iklim. Kacang hijau banyak ditanam
disawah dan ladang yang bertanah lembab dan cukup mendapatkan sinar
matahari. Untuk itu agar tanaman kacang hijau dapat menghasilkan biji yang
(2005) syarat tumbuh tanaman kacang hijau terdiri atas jenis lahan dan ketinggian,
hijau dapat tumbuh baik dengan curah hujan 50-200 mm/bulan. Ketinggian tanah
yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah 500 - 750 mdpl. Suhu yang sesuai
menggambarkan bahwa tanaman kacang hijau baik ditanam pada daerah dataran
hujan yang sering turun akan mengakibatkan penigkatan kelembaban udara yang
terlalu tinggi, hal ini akan menghambat pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Kondisi yang dijabarkan dapat disimpulkan bahwa tanaman kacang hijau
pada lahan pertanian dapat memperbaiki sifat biologi, kimia dan fisik tanah. Pada
pada media tanam yang cocok untuk tanaman tersebut. Kacang hijau memiliki
speseifikasinya sendiri yaitu dengan tanah yang gembur dan ringan. Tingkat
keasaman tanah berkisar antara 6,7. Tanaman kacang hijau membutuhkan cukup
air. Bila tanaman kacang hijau kekurangan air akan mengakibatkan pertumbuhan
karbohidrat, protein dan vitamin yang tinggi serta kandungan lemak yang rendah.
Menurut Oktavianus (2010) jagung baik ditanam awal musim hujan atau
menjelang musim kemarau, curah hujan ideal 85-200 mm/bln dan harus merata,
pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Suhu
namun akan memberikan produksi optimum pada tanah yang gembur, suburdan
kaya humus. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan
tanah kurang dari 8%, dan jika melebihi 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan
pemberian dosis pupuk yaitu dapat diliat dari tinggi tanaan, indeks luas daun,
panjang tongkol per tanaman. Adanya perbedaan pemberian dosis pupuk (NPK
mutiara) tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman. Menurut
hasil yang sama rata (tidak berbeda nyata) maka dapat dikatakan bahwa
perkembangan tanaman. Pada daun yang luas maka lebih maksimal pula
dapat mempengaruhi indeks luas daun antara lain adalah jarak tanam dan
tongkol tanaman jagung meunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Hasil
tongkol yang kurang atau tidak sempurna dapat disebabkan oleh kurangnya unsur
berukuran kecil, barisan biji tidak beraturan serta biji kurang berisi. Pembentukan
pertumbuhan tinggi tanaman juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
jumlah bintil akar pada tanaman kacang hijau berkaitan dengan adanya serapan
tinggi dalam tanah tidak terlalu mempengaruhi jumlah dan bintil akar. Nitrogen
dalam bentuk amonium dan nitrat yang diberikan dalam jumlah banyak umumnya
dapat mengurangi terbentuknya bintilakar dan fiksasi N2 oleh bintil akar. Pada
tanaman dapat mengandalkan kebutuhan nitrogen dari fiksasi N2 oleh bintil akar.
unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang cukup dan
efisiensi penggunaan pupuk yaitu : (1) sifat dan ciri tanah, (2) sifat dan kebutuhan
tanaman, (3) pola pertanian, (4) jenis pupuk dan sifatnya, (5) dosis pupuk, (6)
Respon fisiologis dan morfologis pada tanaman (jagung dan kacang hijau)
terhadap perbedaan pemberian volume air adan diperlihatkan pada dua macam
hasil analisis yaitu berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang
akar, bobot tongkol dan panjang tongkol. Berdasarkan hasil analisis pengaruh
perlakuan dosis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung.
Pada setiap perlakuan memiliki kecenderungan tinggi tanaman yang relatif tidak
jauh berbeda yaitu berkisar 136,046 cm. Hal ini menunjukkan bahwa
Semakin besar tinggi tanaman, maka jumlah daun semakin besar pula. Jumlah
maka diameter batang semakin besar dan sebaliknya (Bara, 2 ).Selain itu pada
jumlah daun, panjang akar, panjang tongkol dan bobot tongkol tidak berpengaruh
nyata terhadap pemberian dosis pupuk yang berbeda. Jumlah daun pada ketiga
perlakuan memiliki nilai yang relatif sama yaitu 10 dan 11.Menurut (Handayani,
2003) hal ini diduga berkaitan dengan faktor genetik yang terdapat dalam tanaman
jagung. Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh faktor genotip dan lingkungan.
Jumlah daun akan mencapai puncaknya dan kemudian tetap konstan sampai mulai
lebih kompetitif, seperti daun muda, buah, cabang, dan akar. Pada tanaman
mengeringakibat penuaan.
Pada fase vegetatif, tinggi tanaman akan terus meningkat pada umur tertentu
keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen juga
berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam
dalam hal ini hasil yang diperoleh memiliki nilai relatif tidak berbeda jauh yaitu
41, 933 48,411. Panjang tongkol memiliki nilai yang tidak berpengaruh nyata
terhadap dosis pupuk. Sehingga dengan pemberian dosis pupuk dengan persentase
terkecil sampai terbesar pun tidak berpengaruh terhadap panjang tongkol tanaman
jagung. Begitu pun pada bobot tongkol yang tidak berpengaruh nyata terhadap
dosis pupuk. Menurut Bara (2000) bahwa bobot tongkol tanaman jagung dapat
ditingkatkan dengan menaikkan dosis pupuk kandang. Dosis air tidak memiliki
pengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar,
panjang tongkol dan bobot tongkol. Namun berpengaruh nyata terhadap tinggi
terhadap jumlah daun, panjang akar, tinggi tanaman, bobot tongkol daan panjang
tongkol. Hal ini dapat disebabkan oleh kedua faktor yaitu dosis air dan dosis
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Peranan dari salah satu faktor atau
keseluruhan.
terdapat perlakuan terbaik dari setiap variabel. Pada perlakuan dosis air dengan
variabel tinggi tanaman didapatkan perlakuan terbaik pada dosis air A1 dengan
daun memiliki perlakuan terbaik yaitu pada dosis air A3 yaitu volume 300 ml
air/polibag dengan jumlah daun 10,5. Panjang akar memiki perlakuan terbaik pada
dosis air A3 yaitu 300 ml air/polibag dengan panjang akar 50,65 cm. Bobot
tongkol dengan perlakuan terbaik yaitu pada dosis air A3 yaitu 300 ml air/polibag
dengan bobot sebesar 18,5625 gram. Sedangkan pada panjang tongkol diperoleh
perlakuan terbaik pada dosis air A2 yaitu 200 ml air/polibag dengan panjang
terbaik P3 yaitu 25% dosis rekomendasi dengan tinggi tanaman 139,122 cm.
Adapun jumlah daun dengan perlakuan terbaik yaitu pada dosis pupuk P1 dimana
48,411 cm. Bobot tongkol diperoleh perlakuan terbaik pada dosis pupuk P2 yaitu
50% dosis rekomendasi dengan bobot 16,289 gram. Panjang tongkol dengan
perlakuan terbaik pada variabel tinggi tanaman yaitu A2P3 dengan panjang
158,267 cm. Sedangkan pada jumlah daun diperoleh perlakuan terbaik yaitu A2P1
dengan jumlah 11,467. Panjang akar diperoleh perlakuan terbaik yaitu pada A3P2
dengan panjang akar 62,33 cm. Bobot tongkol diperoleh perlakuan terbaik pada
perlakuan A2P2 yaitu sebesar 30,683 gram. Sedangkan pada panjang tongkol
diperoleh perlakuan terbaik pada yaitu A1P2 dengan panjang 9,02 cm.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dan hasil tanaman dengan pemberian dosis pupuk makro NPK yang berbeda dan
volume pmebrian air yang berbeda memiliki pengaruh terhadap tanaman yaitu
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, bobot tongkol dan panjang
tongkol. Perlakuan dosis air A1, A2, dan A3 tidak berpengaruh terhadap jumlah
daun, panjang akar, panjang tongkol, dan bobot tongkol. Namun berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman dengan perlakuan paling baik yaitu A1 dan A2.
Perlakuan dosis pupuk P1, P2, P3 dan P4 tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang akar, panjang tongkol dan bobot tongkol. Interaksi
perlakuan dosis pupuk dan dosis air tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
daun, panjang akar, tinggi tanaman, bobot tongkol dan panjang tongkol.
B. Saran
dosis rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bara, Aria. 2000. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi Pemberian
Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea Mays L) di
Lahan Kering. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.
Djaenuddin.2003.Pengaruh Pola Pengairan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kedelai. UNBRAW Press, Malang.
Hanafiah, K.A., 2010. Rancangan Percobaan. Rajawali Pers. Jakarta.
Hardjowigeno, 1987. Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Jagung.
UGM press, Yogyakarta.
Idawanni. 2015. Bertanaman Kacang Hijau. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerin
Pertanian.
Khair, Hadriman, dkk. 2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung
(Zea mays L.) terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
Organik Cair Plus. Jurnal Agrium. 18 (1) : 13-15.
Lingga, P. dan Marsono., 2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Moelyohadi, Yopie, dkk. 2012. Pemanfaatan Berbagai Jenis Pupuk Hayati pada
Budidaya Tanaman Jagung(Zea mays. L) Efisien Hara di Lahan Kering
Marginal. Jurnal Lahan Suboptimal. 1 (1) : 31-39.
Oktaviasnus, A., dkk. 2010. Teknologi Budidaya Jagung Manis. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, Riau.
Purwono dan R. Hartono. 2005. Kacang Hijau : Teknik Budidaya di Berbagai
Kondisi Lahan dan Musim. Penebar Swadaya, Depok.
Soekarno,1995. Pengaruh Pemupukan Pada Tanaman Jagung dan
Kedelai.Kanisus, Jakarta.
Suhendar, Deden. 2011. Pengaruh Dosis Pupuk N,P,K dan Jenis Pupuk Organik
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea maysL.) Hibrida P-
12 di Jatinangor. Sumedang.
Sulistyono.2006.Pengaruh Pemberian Air yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Kedelai.Presindo,Jakarta.
Supriyadi.2006.Pengairan dan Pemupukan yang Berbeda pada kedelai dan Jagung
terhadap Pertumbuhan dan Hasilnya.Citra Ayu, Surabaya.