Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan
harus bernilai gizi baik. Selain nilai gizi, hal lain juga harus diperhatikan seperti
tempat dengan kualitas yang bervariasi. Dapat dipastikan, dimana ada aktivitas
orang. Banyak jenis makanan jajanan di kampus yang dijual oleh produsen baik
yang dijajakan secara berkeliling maupun yang dijual dikantin atau warung.
Sebagai jajanan yang banyak dikonsumsi harus terjamin keamanannya dari segi
makanan.
sanitasi yang kurang layak, kebiasaan yang kurang baik dari produsen, keluhan
konsumen dan kasus keracunan. Oleh karena itu dilakukan pengujian sanitasi
Makanan jajanan (street food) telah menjadi suatu bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Data hasil survei sosial ekonomi
nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (1999) menunjukkan bahwa
untuk makanan jajanan meningkat dari 9,19 persen pada tahun 1996 menjadi
11,37 persen pada tahun 1999 dan akan terus mengalami tren kenaikan pada
dan E. coli dalam jumlah yang melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Mataram.
a. Alat-alat Praktikum
tabung reaksi, cawan petri, pipet mikro, blue tip, yellow tip, botol, lampu
b. Bahan-bahan Praktikum
pangsit, tahu isi, siomay, cilok, stik kentang, pop ice, es kelapa, es
campur, capcin, media Plate Count Agar (PCA), media Potato Dextrose
Agar (PDA), Lactose Broth (LB) dan Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
Prosedur Kerja
tabung reaksi.
4. Diinkubasi pada suhu 350C selama 24 jam.
5. Diamati kekeruhan dan pembentukan gas, kemudian dengan
Hasil Pengamatan
Hasil Perhitungan
1. Media PCA (Plate Count Agar)
a. Pangsit = < 2,5 x 104 cfu/gram
b. Tahu isi = < 2,5 x 104 cfu/gram
c. Siomay
U1+U2
Pengenceran 106 = 2 x 106
36 + 25
= 2 x 106
118 + 5 8
= 2 x 106
h. Es teler
U1+U2
Pengenceran 105 = 2 x 105
116 + 180
= 2 x 105
27 + 60
= 2 x 102
243 + 180
= 2 x 102
PEMBAHASAN
mengandung nutrisi yang tak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi juga
pangan jajanan agar tidak ditumbuhi mikroba. Bahan pangan yang sudah
bahkan kematian.
media PCA (plate count agar) diketahui bahwa jumlah total mikroba tertinggi
jumlah total mikroba yaitu >2,5 x 108 cfu/gram. Hal iini bisa terjadi pada sampel
mikroba tertinggi pada sampel siomay dan cilok yaitu sama-sama menghasilkan
<1,5 x 102 cfu/gram. Hal ini disebabkan karena adanya kontaminasi pada saat
yaitu pada sampel pangsit, tahu isi, stik kentang, pop ice, es teler dan es campur
sama-sama menghasilkan >240 MPN/100 ml. Hal ini dikarenakan pada saat
terdapat pada sampel cilok yaitu 2,2 MPN/100 ml. Kontaminasi ini bisa
disebabkan oleh alat yang digunakan saat pengolahan sudah steril sehingga
kontaminasinya berkurang.
terhadap sampel makanan jajanan yang diuji. Hal ini membuktikan bahwa pada
bahana baku yang digunakan harus baik dan bersih, tempat pengolahan yang
harus dalam keadaan bersih, sumber air yang cukup bersih, peralatan
pengolahan dan pekerja harus yang sehat dan berpakaian yang bersih. Hal ini
Serta kemasan yang baik dan sesuai ketentuan dan hindari tempat pengujian
KESIMPULAN
1. Makanan jajanan telah menjadi salah satu bagian yang tidak dapat
MPN/100 ml, hal ini bisa disebabkan karena alat yang digunakan sudah
pengolahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Samarinda.
Wijanarko, G., 2010. Keamanan Pangan dan Penerapan HACCP dalam Industri