You are on page 1of 20

TUGAS KOROSI DAN PENGENDALIAANYA

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Mas Nabilah Wardatul Khamro 05.2014.1.01082


Muhammad Ravi Rohmatulloh 05.2014.1.01083

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Kelompok
Pencegahan Korosi Dengan Teknik Pelapisan ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan,
serta ilmu pengetahuaan yang penulis miliki.
.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, jika ada kekurangan mohon saran dan kritik sehingga
saya bisa memperbaiki kekurangan tersebut.
Atas perhatiannya terima kasih .

Surabaya, 26 Mei 2017

(Kelompok 4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................5
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
2
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2. Teknologi Pelapisan..........................................................................................................5
1.3 Macam-Macam Pelapisan Logam....................................................................................6
BAB II................................................................................................................................................8
Teknik Galvanisasi............................................................................................................................8
2.1. Definisi..............................................................................................................................8
2.2. Proses Pelapisan Hot Dip Galvanizing...............................................................................9
BAB III.............................................................................................................................................12
ELECTROPLATING (electrochemical plating)...................................................................................12
3.1 Definisi Electroplating.....................................................................................................12
3.2 Prinsip Electroplating......................................................................................................12
3.3 Karakterisasi Electroplating.............................................................................................12
3.4 Metode dan Aplikasi Electroplating................................................................................13
3.5 Fungsi Electroplating.......................................................................................................14
BAB IV............................................................................................................................................15
PELAPISAN KROM..........................................................................................................................15
4.1 Definisi dan Sifat Krom....................................................................................................15
4.2 Klasifikasi Pelapisan Krom...............................................................................................16
BAB V.............................................................................................................................................17
PELAPISAN TEMBAGA....................................................................................................................17
5.1 Definisi Tembaga.............................................................................................................17
5.2 Sifat Fisika Tembaga........................................................................................................17
5.3 Sifat Kimia Tembaga........................................................................................................17
5.4 Proses Pelapisan..............................................................................................................18
BAB VI............................................................................................................................................19
PENUTUP........................................................................................................................................19
6.1. Kesimpulan..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................20

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Korosi adalah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkan oleh terjadinya reaksi
kimia (reaksi elektro kimia) pada permukaan logam. Pada hakikatnya korosi adalah suatu reaksi
dimana suatu logam dioksidasi sebagai akibat dari serangan kimia oleh lingkungan (uap
air,oksigen di atmosfer, oksida asam yang terlarut dalam air).
Korosi merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Contoh korosi yang paling lazim adalah
perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
4
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah

1.2. Teknologi Pelapisan


Para perancang pada industri, terutama industri otomotif, aeronautik dan industri lainnya sering
menghadapi permasalahan dengan pemilihan material yang akan digunakan menjadi
komponen dasar suatu mesin atau konstruksi. Material yang dipilih haruslah memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu; misalnya memeliki kekuatan yang tinggi, tahan terhadap
keausaan atau tahap terhadap korosi, indah dipandang mata, mudah melakukan proses finising
dan lain-lain. Untuk dapat memenuhi kriteria diatas, maka bahan yang dipilih haruslah
mempunyai kualitas tinggi bila dipandang dari sudut ilmu logam. Penggunaan logam berkualitas
tinggi tentu saja akan menaikan biaya / harga jual suatu mesin atau peralatan. Hal ini dapat
mengakibatkan perusahaan yang memproduksi material kurang mampu bersaing dengan
perusahaan sejenis di pasaran. Dengan demikian penggunaan bahan berkualitas tinggi , secara
ekonomis, tidak senantiasi menguntungkan, akan tetapi yang dicari oleh perusahaan adalah
penggunaan bahan berkualitas tetapi saat diproduksi dengan biaya yang tidak terlalu tinggi. Ini
dapat dilakukan dengan pemilihan metode pembuatan dengan biaya yang relatif rendah.
Atas dasar pertimbangan tersebut, para perancang berupaya menggunakan bahan dasar dari
bahan berkualitas sedang (dengan pertimbangan harga lebih murah), tetapi dilakukan perlakuan
khusus pada permukaannya (surface treatment). Dengan perlakuan ini, bahan dapat memiliki
sifat-sifat fisis dan mekanis yang lebih baik dari bahan dasarnya, bahkan dapat lebih bahan
berkualitas tinggi. Perlakuan khusus tersebut salah satunya dapat berupa pelapisan permukaan
(coating).
Proses Pelapisan adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada
suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami perbaikan
baik dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya, dan tidak menutup kemungkinan pula
terjadi perbaikan terhadap sifat fisiknya. Pelapisan logam merupakan bagian akhir dari proses
produksi dari suatu produk. Proses tersebut dilakukan setelah benda kerja mencapai bentuk
akhir atau setelah proses pengerjaan mesin serta penghalusan terhadap permukaan benda
kerja yang dilakukan. Dengan demikian, proses pelapisan termasuk dalam kategori pekerjaan
finishing atau sering juga disebut tahap penyelesaian dari suatu produksi benda kerja.

1.3 Macam-Macam Pelapisan Logam


1.3.1 Pelapisan Dekoratif
Pelapisan dekoratif bertujuan untuk menambah keindahan tampak luar suatu benda atau
produk. Sekarang ini pelapisan dengan bahan krom sedang digemari karena warnanya yang
cemerlang, tidak mudah terkorosi dan tahan lama. Produk yang dihasilkan banyak digunakan
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
5
sebagai aksesoris pada kendaraan bermotor baik yang beroda 2 maupun pada kendaraan
beroda 4. Dengan kata lain pelapisan ini hanya untuk mendapatkan bentuk luar yang baik saja.
Logam-logam yang umum digunakan untuk pelapisan dekoratif adalah emas, perak, nikel dan
krom.
1.3.2 Pelapisan Protektif
Pelapisan protektif adalah pelapisan yang bertujuan untuk melindungi logam yang dilapisi dari
serangan korosi karena logam pelapis tersebut akan memutus interaksi dengan lingkungan
sehingga terhindar dari proses oksidasi.
1.3.3 Pelapisan Untuk Sifat Khusus Permukaan
Pelapisan ini bertujuan untuk mendapatkan sifat khusus permukaan seperti sifat keras, sifat
tahan aus dan sifat tahan suhu tinggi atau gabungan dari beberapa tujuan diatas secara
bersama-sama. Misalnya dengan melapisi bantalan dengan logam nikel agar bantalan lebih
keras dan tidak mudah aus akibat gesekan pada saat berputar.
1.3.4 Pelapisan Logam Ditinjau Dari Sifat Elektrokimia Bahan Pelapis
1.3.4.1 Pelapisan Anodik
Pelapisan anodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis lebih anodik
terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada baja yang memiliki potensial listrik -0,04 Volt yang
dilapisi dengan logam Seng yang memiliki potensial listrik -0,0762 Volt. Logam seng bersifat
lebih anodik terhadap baja sehingga logam Seng akan mengorbankan dirinya dalam bentuk
korosi sehingga logam yang lebih katodik terhindar dari reaksi korosi. Pelapisan ini termasuk
dalam jenis pelapisan protektif. Keunggulan dari pelapisan ini adalah sifat logam pelapis yang
bersifat melindungi logam yang dilapisi sehingga walaupun terjadi cacat pada permukaan
pelapis karena sebab seperti tergores, retak, terkelupas dan lain-lain sehingga terjadi
eksposure terhadap lingkungan sekitarnya, sampai batas tertentu tetap terproteksi oleh
logam pelapis.

1.3.4.2 Pelapisan Katodik


Pelapisan katodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis lebih katodik
terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada tembaga yang memiliki potensial listrik +0,34
Volt yang dilapisi dengan logam Emas yang memiliki potensial listrik +1,5 Volt. Logam Emas
bersifat lebih mulia dibandingkan dengan logam tembaga, maka apabila logam pelapis
mengalami cacat, logam yang dilapisi akan terekspose ke lingkungan dan bersifat anodik
sehingga akan terjadi korosi lokal yang intensif terhadap substrat. Pelapisan katodik sangat
cocok digunakan pada pelapisan dekoratif karena umumnya aksesoris dan perhiasan dari

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


6
bahan-bahan imitasi tidak dikenai gaya-gaya dari luar sehingga kecil kemungkinan untuk
mengalami cacat local pada permukaan.

BAB II

Teknik Galvanisasi

2.1. Definisi
Galvanization (atau galvanisasi) adalah proses penerapan protective zinc coating pada
baja atau besi, untuk mencegah berkarat
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
7
Istilah ini berasal dari nama ilmuwan Italia Luigi Galvani. Meskipun galvanisasi dapat
dilakukan dengan elektrokimia dan proses elektrodeposisi, metode yang paling umum
digunakan saat ini adalah hot-dip galvanisasi, bahan baja di rendam didalam bak zinc cair
(molten zinc). Sedangkan disini lebih dikenal dua teknik dasar dalam pelapisan anti-karat
pada besi yaitu Galvanis atau Galvanized atau Galvalume. Untuk Galvalum finishingnya terdiri
dari: 55% unsur coatingnya adalah aluminium, 43,5% adalah unsur seng/zink dan 1,5% unsur
silikon. Teknik Kedua disebut Zincalume. Zincalume pelapisannya terdiri dari: 98% unsur
coatingnya adalah seng/zinc dan 2% adalah unsur alumunium. Zincalume sering dipakai
untuk pelapisan besi atau baja ringan dengan berat perbatangnya kurang dari 5kg.
Secara kasat mata apa beda antara galvanis dan zincalume? Galvanis dapat dikenali
dengan warnanya yang silver atau bronze namun tidak mengkilat atau doff. Warna ini disebut
juga dull silver. Sedangkan zincalume karena kandungan zinc-nya tinggi, maka akan berwarna
silver mengkilat atau glossy silver. Meski tentunya tingkat kilapnya masih dibawah stainless
steel.
Galvanis punya tingkat ketebalan beragam. Mulai dari 1 micron (seperseribu milimeter)
sampai 9 micron bahkan lebih. Untuk ketebalan 1 micron biasanya produsen memberi
jaminan 3 tahun anti karat (3years rustfree) dan untuk ketebalan 7 micron produsen bisa
memberi jaminan hingga 30 tahun. Sedang proses galvanis ada dua macam. Pertama adalah
electro-plating atau UCP Galvanis. Proses ini dengan cara memberi aliran listrik dalam kolam
galvanis. Sehingga partikel galvanis menempel pada besi sampai ketebalan yang diinginkan.
Sedang proses kedua adalah hot-dip galvanis (hot dipped galvanized), yaitu dengan
mencelupkan besi ke dalam kolam galvanis panas. Semakin sering dicelup semakin tebal
lapisan galvanisnya. Selain pelapisan logam, untuk proses antikarat dikenal juga pengecatan
dengan cat zinc chromate. Cat zincromat dipakai pada industri kapal dan konstruksi yang
bersentuhan dengan air. Ketahanan zincromat dengan 2 kali aplikasi bisa sampai 2 tahun1.
Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.

2.2. Proses Pelapisan Hot Dip Galvanizing


Pelapisan secara Hot Dip Galvanizing (pelapisan secara celup panas) adalah suatu proses
pelapisan dimana logam pelapisnya dipanaskan terlebih dahulu hingga mencair, kemudian
logam yang akan dilapisi yang biasa disebut logam dasar dicelupkan ke dalam bak galvaniz
yang telah berisi seng cair tadi, sehingga dalam beberapa saat logam tersebut akan terlapisi
oleh lapisan berupa lapisan paduan antara logam pelapis (seng) dengan logam dasar dalam
bentuk ikatan metalurgi yang kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang disebut fasa.
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
8
Pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing sering juga disebut dengan proses pelapisan
logam dengan logam lain yang lebih anodik sesuai dengan deret galvanik.
Proses pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dapat dibagi menjadi tiga tahap proses,
yaitu:
1. Tahap persiapan (pre treatment)
Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau basa yang merupakan bahan
pengotor yang menempel pada spesimen, hal ini dimaksudkan agar diperoleh kondisi
permukaan yang bersih dan diperoleh hasil lapisan yang baik. Proses pembersihan
permukaan yang akan dilapisi dapat dilakukan sesuai dengan jenis pengotor yang
menempel pada permukaan spesimen, namun proses pembersihan ini dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Proses pembersihan secara Fisik (mekanik). Pembersihan secara fisik dapat berupa
pengamplasan dengan menggunakan mesin gerinda, yang meliputi menghaluskan
permukaan yang tidak rata dan penghilangan goresan-goresan serta beram-beram
yang menempel pada permukaan spesimen.
b. Proses pembersihan secara kimiawi. Proses pembersihan secara kimiawi
merupakan proses pembersihan pengotor yang menempel pada permukaan
spesimen dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Proses pembersihan ini
meliputi:
a) Degreasing. Proses degreasing merupakan proses yang bertujuan untuk
menghilangkan kotoran, minyak, lemak, cat dan kotoran padat lainnya yang
menempel pada permukaan spesimen. Proses pembersihan dilakukan dengan
menggunakan larutan NaOH (soda kaustik) dengan konsentrasi 5% 10% pada
suhu 70oC 90oC selama kurang lebih 10 menit.
b) Rinsing I. Proses rinsing I bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada
proses degreasing yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam
dengan menggunakan air bersih pada temperatur kamar.
c) Pickling. Proses pickling bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada
permukaan spesimen dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl (asam
klorida) atau larutan H 2 SO 4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10% 15%
selama 15 20 menit.
d) Rinsing II. Proses rinsing II bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau
H2SO4 yang menempel pada spesimen saat proses pickling dengan
menggunakan air bersih pada temperatur kamar.
e) Fluxing. Proses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan menggunakan
Zinc Amonium Cloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% 30% selama 5 8 menit.
Proses fluxing berlangsung pada temperatur 60oC 80oC, hal ini dimaksudkan
agar perpindahan panas pada spesimen berlangsung secara perlahan dan
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
9
bertahap sehingga dapat menghindari terjadinya deformasi plastis yang dapat
mengganggu proses pelekatan seng pada benda kerja saat proses galvanizing
berlangsung. Proses fluxing dilakukan dengan tujuan: Sebagai lapisan dasar untuk
memperkuat lapisan seng pada saat dilakukan proses pelapisan. Sebagai
katalisator reaksi terjadinya pelapisan Fe-Zn. Untuk menghindari terjadinya
proses oksidasi sebelum proses galvanizing dilakukan.
f) Drying. Proses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal
dengan menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuannya
untuk menghilangkan cairan yang mungkin terdapat pada permukaan spesimen
yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses galvanizing
berlangsung.
2. Tahap pencelupan (galvanizing)

Proses pencelupan logam, hot dip galvanizing.

Spesimen yang telah mengalami tahap persiapan (pre treatment) dan telah bersih dari
segala pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan proses pencelupan
(galvanizing). Selama proses galvanizing berlangsung, cairan seng akan melapisi baja
dengan membentuk lapisan baja seng kemudian barulah terbentuk lapisan yang
sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan terluar baja, larutan yang digunakan
minimal adalah 98 % murni unsur seng. Tahap pencelupan dilakukan selama kurang
lebih 1,5 menit pada suhu 440oC 460oC. Ketebalan lapisan seng pada pelapisan
dengan metode Hot Dip Galvanizing dipengaruhi oleh kondisi permukaan, lamanya
pencelupan dantemperatur pencelupan.
3. Tahap pendinginan dan tahap akhir
Tahap pendinginan (quenching). Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan
spesimen ke dalam larutan sodium cromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu
kamar ataupun dengan menggunakan air. Proses ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya white rust.

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


10
Tahap akhir (finishing). Bagian akhir dari proses pelapisan berupa menghaluskan
permukaan yang runcing yang disebabkan oleh cairan seng yang hendak menetes
namun telah mengering terlebih dahulu.

BAB III

ELECTROPLATING (electrochemical plating)

3.1 Definisi Electroplating


Electroplating adalah satu jenis metoda pelapisan yang berlansung dalam larutan eletrolit
seperti basa, asam dan garam, dimana substrat bertindak sebagai katoda dan logam yang
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
11
akan dilapiskan sebagai anoda. Arus dialirkan ke dalam larutan sehingga ion-ion akan
bergerak dari anoda menuju katoda.

Gambar 1. Skema Elektroplating

3.2 Prinsip Electroplating


1. Massa yang dilepaskan ke eletrolit proporsional terhadap besar arus yang lewat larutan
elektrolit
2. Massa yang dilepaskan proporsional terhadap electrochemical equivalent (ratio of atomic
weight to valence)

3.3 Karakterisasi Electroplating


1. Suhu kerja di bawah 100 C dan tidak menimbulkan distorsi
2. Dapat memodifikasi kekerasan dan internal stress
3. Ikatan lapisan kuat hingga mencapai 1000 Mpa
4. Tebal lapisan proporsional dengan arus dan waktu
5. Laju lapisan maksimum 75 m/jam
6. Arus tidak homogen sehingga tebal lapisan tidak sama.
7. Permukaan yang tidak akan dilapisi dapat dilindungi dengan masker.

3.4 Metode dan Aplikasi Electroplating


1. Barrel plating yaitu pelapisan yang dilakukan dalam barrel yang berputar dengan
posisi horizontal atau pada kemiringan 35. Metoda ini diperuntukan untuk substrat
yang kecil.
2. Rack plating yaitu dilakukan terhadap substrat yang relatif besar, berat dan bentuk
rumit yang sulir dilakukan dengan metode barrel plating. Rack dibuat dari heavy gage
cooper wire yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu memegang substrat yang
dialiri arus listrik. Substrat dapat digantung dengan bantuan kait (hook), diklip atau
KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
12
ditempatkan dalam sebuah keranjang (basket). Untuk menghingdari pelapisan
terhadap tembaga yang digunakan, maka rack tersebut perlu diisolasi, kecuali pada
lokasi yang berkontakan dengan substrat.
3. Strip plating yaitu tujuannya sama dengan electroplating tetapi untuk produksi tinggi,
substrat biasanya berbentul lembaran, kawat dan sheet. Bahan pelapis yang umum
dipakai adalah zinc, nickel, cooper, tin dan chromium. Sedangkan substratnya baja.
Logam khusus seperti emas, silver dan platinum dapat juga dipilih sebagai bahan
pelapis pada elemen tertentu dari jam tangan. Demikian juga untuk emas dapat
dilapiskan untuk kontak- kontak listrik.
4. Zinc plating yaitu untuk produk-produk baja seperti mur,baut, kawat kontak saklar
listrik dan alat alat sejenis lainnya. Lapisan yang mengandung unsur Zn akan dapat
menurunkan laju korosi. Galvanizing adalah merupakan salah satu alternatif zinc plated
terhadap substrat baja.
5. Nickel plating yaitu berfungsi untuk anti korosi, sebagai lapisan dekorasi pada baja,
kuningan dan cetakan Zn serta logam lainnya. Cara ini banyak juga digunakan pada
industri komponen otomotif. Lapisan Ni sering juga digunakan sebagai lapisan dasar
pada lapisan Cr.
6. Tin plating yaitu tujuan utamanya untuk menurunkan laju korosi dan banyak digunakan
untuk pelapisan kaleng-kaleng minuman dan makanan.
7. Cooper plating yaitu sebagai lapisan dekoratif pada baja, zn, dan paduannya, serta
untuk print circuit board.
8. Chromium plating yaitu sebagai lapisan dekoratif untuk industri otomotif, peralatan
kantor dan peralatan rumah tangga. Chrom juga menghasilkan lapisan yang paling
keras dari semua jenis lapisan dengan metode elektroplating yang ada, Untuk itu
sering digunakan untuk mengurangi laju keausan permukaan bahan seperti piston
dan silinder hidraulik, ring piston, komponen mesin pesawat terbangan dan mesin-
mesin tekstel

Gambar 2. Proses Pelapisan Listrik (Elektroplating)


KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN
13
3.5 Fungsi Electroplating
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses lapis listrik termasuk ke dalam proses
pengerjaan akhir (metal finishing). Adapun fungsi dan tujuan dari pelapisan logam
adalah sebagai berikut :

1. Memperbaiki tampak rupa (dekoratif) misalnya : pelapisan emas, perak,


kuningan, dan tembaga.

2. Melindungi logam dan dekorasi, yaitu :

- Melindungi logam dasar dengan logam yang lebih mulia, misalnya :


pelapisan platina, emas dan baja.

- Melindungi logam dasar dengan yang kurang mulia, misalnya : pelapisan


seng dan baja.

3. Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya :


pelapisan krom keras.

4. Memperbaiki kehalusan /bentuk permukaan toleransi logam dasar misalnya :


pelapisan nikel, krom dan lain sebagainya.

5 Elektroforming, yaitu : membentuk benda kerja dengan cara endapan

BAB IV

PELAPISAN KROM

4.1 Definisi dan Sifat Krom


Kromium adalah logam non ferro yang dalam tabel periodik termasuk grup VIb
dan lebih mulia dari besi. Mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

Berat atom : 52,01 amu

Nomor atom : 24

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


14
Struktur Atom : BCC

3
Berat jenis : 7,91 gr/cm

0
Titik cair : 1920 C

Valensi : 2; 3; 6;

0
Titik didih : 2260 C

0
Koef. Muai panas : 6,20 in/ C

Daya hantar panas : 38,5 Cal/m jam

Reflektivitas : cukup baik

Sifat lain yang sangat mennonjol adalah mudah teroksidasi dengan udara
membentuk lapisan kromium oksida pada permukaan . Lapisan tersebut bersifat kaku,
tahan korosi, tidak berubah warna terhadap pengaruh cuaca. Tetapi larut dalam asam
klorida, sedikit larut dalam asam sulfat dan tidak larut dalam asam nitrat.

Karena sifat-sifat tersebut, maka dalam pemakaiannya banyak digunakan sebagai


bahan paduan untuk meningkatkan ketahanan korosi sebagai bahan pelapis. Proses
pelapisan krom dikenal secara luas pada industri-industri logam sebagai pengerjaan
akhir (final finishing) sejak tahun 1930, karena ketahanan korosi dan tampak rupa
lapisannya yang baik.

4.2 Klasifikasi Pelapisan Krom


Pelapisan krom dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu :

1. Pelapisan Krom Dekoratif

Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja) terlebih dahulu dilapis
dengan tembaga kemudian nikel dan akhirnya krom. Tebal lapisan krom
dekoratif berkisar antara 0,25 0,5 mikron.

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


15
2. Pelapisan krom keras

Pelapisan ini sering disebut industrial krom yaitu pelapisan krom yang
memanfaatkan sifat-sifat krom untuk mendapatkan sifat-sifat seperti ; tahan
panas, aus, erosi, korosi dan koefisien rendah.

Pada pelapisan krom keras, krom diendapkan pada logam dasar secara langsung
tanpa melalui pelapisan perantara. Biasanya lapisan ini lebih tebal dari lapisan
krom dekoratif. Berbeda dengan lapisan tembaga dan nikel dimana logam yang
berfungsi sebagai anoda yaitu tembaga dan nikel. Untuk pelapisan krom, logam
krom tidak akan berfungsi dengan baik sebagai anoda, sehingga dalam
pelapisan krom digunakan anoda yang tidak larut yaitu lead (Pb).

BAB V

PELAPISAN TEMBAGA

5.1 Definisi Tembaga


Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena
mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar
karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


16
dipelukan untuk pelapisan lanjut dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan
pelapisan akhir khrom.

Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar
pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan
nikel dan khrom. Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan
yang bagus dan melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan
pemilihan plating tembaga untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya
tembus yang tinggi.

5.2 Sifat Fisika Tembaga


1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3

5.3 Sifat Kimia Tembaga


1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk
oksida tembaga (CuO)
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut
reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O (CuOH)2 CO3
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2H2O +
2NO2 3Cu + 8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5. Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan
Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara
elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan
adalah tipe alkali dan tipe asam.

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


17
5.4 Proses Pelapisan
Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai
sebagai pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas
yang banyak pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas.
Larutan ini terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk
selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain.

Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal,
smentara proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike
dan kecepatan tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui
drag-out yaitu terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki tinggi
disbanding larutan strike sebab kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan
plating. Larutan Rochelle dan kecepatan tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.

Proses Pengolahan Awal adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang
akan mengalami proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai
dua tujuan pokok adalah sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik
dari benda asalnya, dan aplikasi teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan
korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat listrik dan lain sebagainya.Keberhasilan proses
pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil pelapisan logam, baik dengan cara listrik

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Proses Pelapisan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada
suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami perbaikan
baik dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya, dan tidak menutup kemungkinan pula

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


18
terjadi perbaikan terhadap sifat fisiknya. Pelapisan logam merupakan bagian akhir dari proses
produksi dari suatu produk.

DAFTAR PUSTAKA

Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Galvanisasi (diakses pada 26 Mei 2017)

https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/korosi-corrosion/proteksi-korosi-
dengan-lapis-lindung-organik-cat/ (diakses pada 26 Mei 2017)

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


19
http://wwwmakalahkimiadasar.blogspot.co.id/2015/10/makalah-korosi.html
(diakses pada 26 Mei 2017)

http://catbesi.blogspot.co.id/2011/12/cat-anti-korosi.html (diakses pada 26 Mei


2017)

http://nasrahanjani.blogspot.co.id/2014/10/contoh-makalah-lengkap-korosi.html
(diakses pada 26 Mei 2017)

http://icheanindita.blogspot.co.id/2012/06/makalah-korosi.html (diakses pada


26 Mei 2017)

KELOMPOK 3 PENCEGAHAN KOROSI DENGAN TEKNIK PELAPISAN


20

You might also like