You are on page 1of 14

MATERIAL CONTROL

1. PENGERTIAN LOGISTIK
Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos () yang berarti rasio, kata, kalkulasi,
alasan, pembicaraan, orasi. Logistik adalah beberapa proses yang dilakukan untuk
memastikan bahwa material yang akan digunakan telah tersedia.
1.1 Proses proses logistik
a. Proses inventory : proses inventarisasi seluruh material yang tersimpan di gudang
atau area penyimpanan.
b. Proses supply chain: proses penerimaan, pengeluaran dan distribusi material.
c. Maintance : proses perawatan dan perbaikan semua perangkat yang digunakan
dalam proses logistik, baik inventory maupun supply chain
1.2 Depatemen yang berperan dalam proses logistik antara lain:
Departemen logistik
Departemen quality control
Departemen research and development
1.3 Tiga unit kerja departemen logistik
1. Unit inventory
Unit yang menangani masalah penyimpanan material berikut aturannya.
2. Unit supply chain
Unit yang menangani keluar masuk material, berikut dengan distribusinya.
3. Unit Database
Unit logistik yang bertugas melakukan input dan upadate data.

Dari ketiga unit yang ada di atas , maka tertuang semuanya dalam 3 prosedur kerja
logistik, yaitu:
Prosedur kerja inventory
Prosedur kerja supply chain
Prosedur kerja maintenance
Masing masing prosedur kerja harus mendukung prosedur kerja lainnya. Dan jika
digabungkan maka ketiga prosedur kerja tersebut haruslah menjadi satu kesatuan tanpa
ada celah kosong di antaranya. Jika masih membutuhkan aturan lebih detail lagi untuk
memperjelas prosedur kerja tersebut maka dapat dituangkan dalam bentuk intruksi kerja
(working instruction).
Isi dari instruksi kerja adalah bagaimana melakukan pekerjaan dengan tepat dan benar.
1.4 Intruksi kerja yang dapat diterapkan antara lain:
Instruksi kerja penerimaan material pada proses supply chain
Instruksi kerja penyimpanan material pada proses inventory
Instruksi kerja pengeluaran material pada proses supply chain
Instruksi kerja input data

2. INVENTORY CONTROL
Yaitu proses inventarisasi seluruh material yang tersimpan di gudang atau area
penyimpanan.
2.1 Tujuan dari unit inventory
Melakukan kontrol terhadap semua material yang ada di area penyimpanan.
2.2 Proses inventory control terdiri dari beberapa tahapan penyusunan:
1. Tahap persiapan penyimpanan material
2. Tahap penyimpanan material
3. Tahap tindak lanjut status material.
4. Tahap pengeluaran material
2.3 Definisi kata dalam proses inventory, antara lain:
Rak atau Bin : tempat penyimpanan material yang diberi sekatan-sekatan.
Stock : jumlah material yang tersedia saat ini.
Stock aging : material yang disimpan dalam waktu tertentu yang cukup lama dengan
tujuan tertentu.
Shelf life : waktu terlama yang diperbolehkan bagi material untuk berada dalam ruang
penyimpanan.
B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun : material yang memiliki sensitivitas tinggi
untuk menyebabkan terjadinya kebakaran, keracunan, atau kerusakan lainnya.
3. PERSIAPAN PENYIMPANAN MATERIAL
3.1 Tahap persiapan
Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan pada saat tahap persiapan penyimpanan
material. Antara lain:
a. Memastikan bahwa semua identitas material telah tertulis pada label kotak material.
Beberapa informasi penting yang harus dicantumkan pada label antara lain adalah:
Nama material
Part number
Serial number
Spesifikasi
Jumlah
Status
Shelf life
b. Sebelum material disimpan di gudang atau area penyimpanan, identitas material
tersebut harus dimasukkan pada database komputer.
c. Pastikan bahwa hanya material dengan kualitas bagus saja yang disimpan pada
gudang untuk proses produksi.
d. Melaporkan jika ditemukan kondisi tidak normal baik pada material ataupun lokasi
penyimpanan.
e. Memeriksa shelf life dari material.
f. Menyimpan material B3 pada area khusus yang ditentukan.
g. Menyimpan atau memberi identitas khusus pada material yang diindikasikan tidak
normal tetapi lulus dari pemeriksaan kualitas kedatangan material.
3.2 Klasifikasi Gudang
Pembagian gudang didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Berikut ini adalah contoh pemisahan gudung berdasarkan statusnya:
Gudang untuk material berkualitas baik.
Gudang untuk material berkualitas buruk.
3.3 Kontrol gudang penyimpanan
Gudang penyimpanan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas material.
Berikut ini adalah beberapa item pemeriksaan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan
kontrol pada gudang penyimpanan:
a. Memeriksa dan melaporkan keadaan gudang sebelum digunakan.
b. Memeriksa dan mengatur tata letak penyimpanan material di gudang.
c. Memeriksa dan memastikan bahwa perangkat konrol gudang penyimpanan selalu
dalam kondisi baik.
d. Memeriksa kondisi gudang dan rak penyimpanan dan rak penyimpanan di kontrol
agar tidak mengurangi kualitas material yang disimpan.
e. Kemudian untuk menjaga kondisi gudang berikut material yang tersimpan di
dalamnya selalu dalam kondisi yang baik , maka dapat menerapkan metode 5R
(ringkas,rapi, resik, rawat, rajin).

4. PENYIMPANAN MATERIAL
4.1 Kontrol penyimpanan di Gudang Penyimpanan
Langkah-langkah yang digunakan agar material tersimpan pada lokasi yang seharusnya:
Pertama, memisahkan material berdasarkan status hasil pemeriksaan kualitas. Status
dapat berupa lulus atau tidak lulus uji kualitas.
Setelah ditentukan lokasi penyimpanan berdasarkan status, dilanjutkan dengan
memperhatikan karakter khusus material yang bersangkutan.
Langkah ketiga setelah penyimpanan berdasarkan karakter adalah penyimpanan
berdasarkan part number
Langkah terakhir adalah penyimpanan berdasarkan urutan serial number.
4.2 Identifikasi lokasi penyimpanan.
Berikut ini adalah contoh identifikasi lokasi penyimpanan dengan menggunakan 6 angka
digital (contoh :102304).
Angka pertama menunjukkan lokasi gudang
1= gudang konduktor
2= gudang isolator
3= gudang B3
4= gudang reject material
Angka kedua dan ketiga menunjukkan lokasi BIN/rak. Perhitungan BIN dimulai dari
rak kanan menuju ke kiri.
Angka keempat menunjukkan tingkatan BIN. Perhitungan tingkat dimulai dan atas ke
bawah.
Angka kelima dan keenam menunjukkan urutan penyekatan. Perhitungan sekat dimulai
dari kanan ke kiri.
4.3 Kontrol kualitas dan kuantitas material
Ada 2 cara untuk menjaga kualitas penyimpanan material, yaitu melalui kontrol usia dan
kontrol penumpukan material.
Sementara untuk kontrol kuantitas dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
silang (cross check) antara data yang tertulis dengan kondisi aktual di gudang.
Ada 3 jenis pemeriksaan kuantitas yang biasa dilakukan:
1. pemeriksaan saat material akan digunakan.
2. pemerikasaan setiap bulan.
3. pemeriksaan setiap semester (per 6 bulan)
4.4 Kontrol kualitas material lama
Tahapan untuk melakukan kontrol kualitas bagi material lama:
melakukan identifikasi terhadap material yang sudah tersimpan untuk waktu lama.
melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap material-material lama yang sudah
terindentifikasi tersebut.
jika suatu waktu material yang tersimpan lama tersebut tampak dalam kondisi yang
tidak sesuai maka harus dilaporkan ke departemen quality control.
hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan oleh departemen quality control akan
ditindaklanjuti oleh departemen logistik.
4.5 kontrol untuk shelf life material
Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan ketika shelf material akan berakhir:
memberikan informasi kondisi material sekitar 3-6 bulan kepada departemen produksi
sebelum shelf life berakhir.
memberikan label peringatan yang ditempelkan pada boks material.
4.6 kontrol untuk stock aging material
material stock aging adalah material yang disimpan dan belum digunakan dalam waktu
tertentu. proses perawatan yang dilakukan oleh operator logistik lebih bersifat perawatan
fisik. sementara untuk pemeriksaan fungsi dan kareakter dilakukan oleh unit incoming
quality control

5. Tindak Lanjut Status Material


5.1 Penggantian dari supplier
Material berkualitas buruk atau rusak yang bukan disebabkan oleh pembeli ,seharusnya
mendapat penggantian dari supplier.
5.2 Penjualan Material
prioritas kedua untuk material berkualitas buruk adalah untuk dijual. Perlu digaris
bawahi bahwa material ini hanya dapat dijual jika mendapat izin dari top management.
5.3 Material Rusak adalah Urgent material
Departemen logistik harus menginformasikan identitas material yang tidak dapat
digunakan kepada departemen produksi sebelum material didisposal. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa material-material tersebut tidak termasuk material penting
yang mendesak untuk digunakan segera.
5.4 Material Review Board (MRB).
MRB adalah pertemuan bersama untuk mendapatkan tujuan disposal dari semua
departemen terkait. Hasil MRB harus tertuang dalam suatu form yang berisi tanda tangan
dari semua pihak wakil departemen terkait.
5.5 Pemeriksaan ulang IQC
Permintaan pemeriksaan material ini lebih sering dilakukann untuk beberapa alasan:
material yang sudah lama disimpan akan digunakan lagi dalam waktu dekat.
material yang rusak secara fisik.
material termasuk urgent material.
5.5 Disposal
Proses disposal tidak boleh sembarangan. jika material atau produk yang anda akan
disposal mengandung bahan kimia berbahaya, maka anda harus berkoordinasi dengan
lembaga pemerintah yang terkait.

6. PENGELUARAN MATERIAL
6.1 Proses pengeluaran material
material yang akan digunakan oleh departemen produksi atau departemen lainnya
harus ditulis terlebih dahulu dalam suatu form yang biasa disebut shop order atau daftar
permintaan material
kemudian material akan disiapkan berdasarkan identitas pada shop order tersebut.
Seperti waktu penggunaan, part number, spefikasi, dan jumlah yang dibutuhkan.
kemudian operator akan mencari material sesuai dengan part number yang diminta.
selanjutnya operator akan memperhatikan spesifikasi material.
setelah memperhatikan dengan part number dan spesifikasi yang diminta ditemukan,
operator akan menyiapkan material sesuai dengan banyaknya material yang dibutuhkan.
6.2 Aturan pengambilan material
Aturan yang umum digunakan untuk peletakan dan pengambilan material adalah FIFO
(First In First Out), artinya material yang diguankan pertama kalli adalah material yang
masuk terlebih dahulu.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang mendukung aturan FIFO ini agar mudah
terlaksana:
informasi waktu kedatangan, bisa dibantu juga dengan informasi warna.
status shelf life.
6.3 Peletakan Material
Ada 2 standar penumpukan yang diterapkan yaitu:
penumpukan vertikal
penumpukan horizontal atau penumpukan menyamping
6.4 Pengeluaran untuk Disposal
Ada 3 hal yang menyebabkan material yang bersangkutan harus didisposal:
material rusak atau berkualitas rendah
material expired
produk baru tidak lagi menggunakan material yang bersangkutan.
6.5 Preventive dan Corrective Action
Beberapa permasalahan yang sering kali terjadi sehingga kita perlu melakukan
pencegahan sebelumnya, antara lain adalah:
penurunan kualitas material akibat proses penyimpanan yang tidak sesuai dengan
aturan.
perbedaan kualitas material.
7. Supply Chain
Supply chain artinya adalah mata rantai penerimaan, pengeluaran, dan distribusi
material.
Supply chain ini terdiri atas beberapa tahap pendukung, yaitu:
penanganan material masuk.
Adalah bagaimana perlakuan dan aturan yang seharusnya dilakukan terhadap material
yang baru saja datang.
pemeriksaan material masuk.
penyimpanan material masuk.
Pada suppky chain, tahap ini hanya sebatas pencatatan saja, sementara untuk aplikasi
keseluruhan dilakukan pada proses inventory.
penanganan material keluar.
Adalah aturan mengenai pengeluaran dan distribusi material dari gudang penyimpanan
ke lokasi lain yang membutuhkan.
Istilah yang akan sering terdengar pada proses supply chain:
PPM (Permintaan Pemeriksaan Material) adalah formulir yang berisi permintaan untuk
dilakukan pemeriksaan terhadap material tertentu.
Formulir PPM ini dapat diajukan dalam beberapa hal, antara lain:
kedatangan material
stock aging
Produk jadi yang diperkirakan secara fisik tampak adanya kejanggalan.
Material Rusak adalah material yang berdasarkan pemeriksaan oleh Quality Control
tidak memenuhi standar kualitas seharusnya.
Input Arrival adalah proses memasukkan identitas kedatangan material pada sistem
database.
Input Receive adalah proses memasukkan identitas kedatangan material pada system
database setelah pemeriksaan dilakukan oleh unit Incoming Quality Control.
Shop Order adalah lembar rencana pengeluaran material dari gudang penyimpanan ke
jalur produksi.
BOM (Bill Of Material) adalah daftar material yang menyusun suatu model produk.
Supplier adalah perusahaan rekanan yang bertugas memasok material.
Packing Slip adalah lembaran bukti pengeluaran material dari gudang penyimpanan.
Sub- Kontraktor adalah rekanan perusahaan dalam melakukan proses perakitan dari
material mentah menjadi produk setengah jadi.
8. MATERIAL MASUK
8.1 Pemeriksaan Dokumen
Memeriksa kelengkapan dokumen dengan material yang diterima. Dokumen- dokumen
tersebut antara lain adalah:
Dokumen pemesanan atau Purchase Order.
Surat jalan atau Delivery Order
Dokumen yang memperlihatkan bahwa material yang dikirim telah lulus uji kualitas
oleh Quality Control Supplier.
8.2 Pemeriksaan Kemasan
Pemeriksaan ini lebih bersifat pada pemeriksaan fisik kemasan semata.

8.3 Pemeriksaan Jumlah


Pemeriksaan paling ideal adalah perhitungan semua material sesuai dengan yang
tercantum pada dokumen DO.
8.4 Input Arrival
Beberapa identitas material yang dimasukkan pada database computer antara lain adalah;
Nama material
Part number
serial number (optional)
jumlah material yang diterima
waktu penerimaan
nama supplier
nama pemeriksa
status
keterangan
BAB III
HASIL PENELITIAN
Vita sari merupakan sebuah perusahan yang bergerak di bidang produksi kue (makanan
ringan) dalam katagori home industri. Perusahaan ini berlokasi di jalan pramuka
kuningan, kurang lebih sekitar sepuluh tahun yang lalu perusahaan ini mulai beroperasi.
Sebagai suatu perusahaan, vita sari tidak mungkin bertahan tanpa adanya dukungan
manajemen dari pemilik perusahaan vita sari tersebut. Termasuk di dalamnya sistem
logistik mulai da
engertian Manajemen Material dan Ruang Lingkupnya
June 22, 2016 Budi Kho Produksi dan Operasional 0

Pengertian Manajemen Material dan Ruang Lingkupnya


Pengertian Manajemen Material dan Ruang Lingkupnya Salah satu unsur terpenting
dalam Sistem Produksi adalah Material. Tanpa Material, Produksi tidak mungkin dapat
menghasilkan barang jadi atau produk akhir yang diinginkan. Material atau sering juga
disebut dengan Bahan pada dasarnya adalah benda yang dibutuhkan untuk membuat
sesuatu, contohnya untuk membuat barang jadi baju kemeja diperlukan material seperti
kain, benang dan kancing sedangkan untuk memproduksi Ponsel diperlukan bahan baku
atau material adalah komponen-komponen elektronika seperti Transistor, IC, Resistor,
LCD dan lain sebagainya.

Di Sistem Produksi, Material merupakan masukan atau Input yang digunakan untuk
mengolah menjadi barang jadi, Material yang dimaksud disini dapat berupa bahan
mentah ataupun bahan yang telah diproses sebelum digunakan untuk proses produksi
lebih lanjut. Dalam perusahaan manufakturing, Material perlu ditangani secara
profesional agar dapat memberikan kontribusi yang paling optimal kepada
perusahaannya. Cabang Ilmu Manajemen yang menangani Material dalam sebuah
perusahaan disebut dengan Manajemen Material.

Secara definisi, yang dimaksud dengan Manajemen Material adalah suatu fungsi yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan perencanaan (planning), pencarian sumber
(sourcing), pembelian (purchasing), penyimpanan (storing) dan pengendalian (controlling)
material secara optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Manajemen
Material juga dapat diartikan sebagai teknik ilmiah yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian aliran bahan mulai dari pembelian awal hingga tiba di
tempat tujuannya.

Ruang Lingkup Manajemen Material

Dari definisi diatas, dapat kita tarik kesimpulan mengenai ruang lingkup dari Manajemen
Material yaitu meliputi Perencanaan dan Pengendalian Material, Pembelian, Manajemen
Penyimpanan dan Manajemen Persediaan.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai beberapa ruang lingkup Manajemen
Material :

1. Perencanaan dan Pengendalian Material (Material Planning dan Control)

Ruang Lingkup Manajemen Material pertama adalah Perencanaan dan Pengendalian


Material. Material yang dibutuhkan akan direncanakan dan dikendalikan berdasarkan
Sales Forecast atau Perkiraan Penjualan dan Perencanaan Produksi (Production
Planning). Perencanaan dan Pengendalian Material ini melibatkan perkiraan kebutuhan
setiap material, menyiapkan anggaran material, meramalkan tingkat persediaan,
menjadwalkan pemesanan material dan melakukan pemantauan kinerjanya yang
berhubungan dengan produksi dan penjualan.

Baca juga : Pengertian MRP (Material Requirement Planning) dan Tujuan Penerapannya.

2. Pembelian (Purchasing)

Ruang Lingkup Pembelian atau Purchasing meliputi pemilihan sumber pasokan,


melakukan pembelian melalui penerbitan Purchase Order (PO), mengikuti perkembangan
pembelian tersebut hingga material tersebut tiba di tempat tujuannya, menjaga hubungan
baik dengan para pemasok, menyetujui pembayaran kepada pemasok, mengevaluasi dan
menilai kinerja setiap pemasok.
Baca juga : Pengertian Purchasing dan Prosedur Pembeliannya.

3. Manajemen Penyimpanan (Store Management)

Manajemen Penyimpanan atau Store Management meliputi pengawasan dan pengendalian


material secara fisik, menjaga dan merawat wilayah atau tempat penyimpanan,
meminimalisasi keusangan dan kerusakan material melalui penanganan yang efisien,
mencatat jumlah persediaan dan menempatkan material pada tempat yang sesuai.
Manajemen Penyimpanan ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi
terhadap kondisi dan jumlah material secara fisik serta mencocokannya dengan jumlah
yang tercatat di pembukuan. Store atau Penyimpanan ini memegang peranan yang sangat
penting dalam sebuah perusahaan Manufakturing.

4. Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Dalam Sistem Produksi, Inventory atau Persediaan diartikan sebagai sumber daya yang
menganggur (idle resource) pada suatu perusahaan. Persediaan dapat berupa barang-
barang jadi yang disimpan dan siap untuk dijual ataupun barang-barang setengah jadi
yang akan menjalankan proses selanjutnya maupun yang masih berbentuk bahan mentah.
Interval waktu dari pembelian material hingga ditransformasikan menjadi barang jadi
yang siap untuk dijual akan bervariasi pada setiap perusahaan tergantung pada siklus
waktu produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya jumlah persediaan material yang
cukup untuk dijadikan sebagai buffer atau penyangga agar produksi dapat berjalan
dengan lancar tanpa adanya gangguan yang dikarenakan kekurangan material. Salah satu
metode pengendalian persediaan yang sering digunakan adalah metode pengendalian
persediaan Just In Time atau JIT.

Baca juga : Pengertian Manajemen Persediaan dan Biaya-biayanya.


MANUFAKTUR
istem manufaktur merupakan suatu sistem yang terdiri dari kumpulan peralatan dan
sumber daya manusia yang terintegrasi, yang berfungsi menjalankan satu atau lebih
proses atau operasi perakitan yang dimulai dari bahan baku ataupun suatu part/bagian.
Peralatan yang terintegrasi terdiri dari mesin dan perkakas produksi, penanganan
material dan posisi kerja serta posisi peralatan, dan sistem komputer. Sedangkan sumber
daya manusia diperlukan baik secara terus-menerus maupun secara periodik untuk
menjaga sistem tetap berjalan.
Sistem manufaktur terdiri dari beberapa jenis yang disesuaikan dengan teknologi dan
produk yang dihasilkan, misalnya single station manufacturing cells, flexible
manufacturing system, dsb. Sistem manufaktur dapat menjadi suatu sistem yang
terotomasi dengan bantuan sensor, aktuator, dan komponen sistem kontrol lainnya. selain
itu, pada sistem manufaktur terdapat sistem kontrol kualitas yang dilakukan pada produk
yang di hasilkan agar dapat menjaga dan mempertahankan kualitas produk. untuk lebih
mengoptimalkan suatu sistem manufaktur diperlukan sistem dukungan misalnya sistem
dalam perencanaan produksi, perkiraan produksi, desain produk dsb.

Introduction to Manufacturing Systems


In Production systems can be classified into:
Low Quantity Production
Medium Quantity Production
High Quantity Production
In Manufacturing systems contain:
Business Function
Product Design
Manufacturing Planning
Manufacturing Control
Dalam Manufacturing systems sendiri merupakan bagian yang tidak dapat dipishakan
ataupun diloncati, karena setiap bagian diatas sangat berhubungan satu dengan lainnya.
Seperti definisi sistem itu sendiri adalah bagian dari suatu hubungan yang berkaitan satu
dengan lainnya. Oleh karena itu bagian diatas merupakan elemen penting dari Sistem
manufaktur. Mulai dari Bussiness Function yang mengatur sales and marketing, sales
forecasting, order entry, etc. Pada bagian Product design ini menerjemahkan apa yang
diingikan oleh konsumen itu sendiri. Dalam Manufacturing planning, insinyur-insinyur
melakukan riset dan pengawasan terhadap proses yang berlangsung dalam softfloor.
Sedangkan Manufacturing control lebih menitik beratkan manajerial dan control
terhadap perusahaan.
Dalam perusahaan sendiri terdapat dua hal yang paling berpengaruh dalam proses
produksi, yaitu produksi dikerjakan secara automatic, semi-automatic, ataupun manual
(dengan tenaga manusia).

You might also like