You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH

ACARA I
PENGUJIAN KEMURNIAN BENIH

Oleh:
Destomi Nurlian
NIM A1L013153
Rombongan 2

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benih merupakan salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman

memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman

maupun dalam mendapatkan produk hasil pertanian. Benih bermutu dengan

kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karena itu, benih harus

selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan hingga

sampai di tangan petani untuk proses penanaman. Untuk menjaga kualitas benih

tersebut, maka peranan pengujian kemurnian benih menjadi sangat penting dan

harus dilakukan terhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang benih

maupun pada tingkat petani.

Pengujian benih, salah satunya adalah pengujian mutu fisik benih. Pengujian

mutu fisik benih dapat dilakukan melalui analisis kemurnian benih. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan sampel yang mewakili lot benih yang kemudian

dipisahkan antara kotoran dan benih tanaman lain untuk dihitung persentasenya

dan dapat dihitung persentase kemurnian benihnya. Benih murni merupakan salah

satu komponen dalam pengujian benih sangat penting dalam menghasilkan benih

yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji

diambil dari fraksi benih murni. Benih murni yang merupakan salah satu

komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang

berkualitas tinggi.

Pengujian mutu benih, yang meliputi pengujian mutu fisik, genetis dan

2
fisiologis,merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan.

Dimana pengujian masing-masing standar mutu kualitas benih memiliki standar

tolak ukur yang berbeda-beda. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih

yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benihdi lapang harus

dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan

beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus

(ukuran,struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk

ini. Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur

pengujian benih.

Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi

benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya

kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian

kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja,kemurnian, dan

identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada

berat komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian

dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoron (ISTA). Istilah

kualitas benih yang ditafsirkan secara umum adalah harus mewakili penampilan

kemampuan pada 3actor-faktor seperti kebenaran varietas, persentase

perkecambahan, persentase biji rerumputan, kekuatan tumbuh, bebas dari hama

dan penyakit serta kotoran-kotoran benih lainnya. Pada umumnya disetujui

standard minimum sebagai dasar dari klasifikasi atau penuntun pengukuran untuk

menentukan tinggi rendahnya kualitas.

3
B. Tujuan

Adapun tujuan dari pengujian kemurnian benih adalah supaya mampu

membedakan benih murni, biji tanaman lain, kotoran benih dan menghitung

persentase kemurnian benih.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non

benih/ serasah, atau beih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian

benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah

pengujian yang dilakukandengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih

tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung persentase dari ketiga

komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan

komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yangmewakili

lot benih (Heddy. G. 2000).

Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan.

Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yang

persentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin

diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran. Jika hasil dari

pengujian benih menunjukkan persentase yang tinggi sekali, maka working

sample untuk pengujian kadar air dan viabilitas benih dapat diambilkan dari

submitted sample ( Justice,1990).

Pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang

dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Kategori benih murni

dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil,

mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan

benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan

5
dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang

dimaksud (Justice, 1990).

Kemurnian, mutu dan jumlah hasil benih secara ekofisiologik ditentukan

oleh interaksi sifat genetik komoditas yang diusahakan dan kondisi agroekologik

lahan dan pengusahaannya. Karena sangat sulit menganalisis semua faktor yang

mungkin berinteraksi, dalam skala penelitian biasanya hanya beberapa

diantaranya yang dianalisis. Bagi produsen benih, tujuan teknik agronomis dalam

memproduksi benih adalah menghasilkan benih dengan mutu dan jumlah yang

maksimum. Keberhasilannya pada komoditas tertentu ditentukan oleh teknologi

produksi benih yang digunakan, yang pada dasarnya merupakan produk penelitian

dan pengembangan atau pengalaman produsen benih atau petani dari komoditas

yang diusahakan (Kamil ,1979).

Pengujian benih bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap

contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih. Namun

banyaknya spesies / varietas tanaman yang beraneka ragam ada kecenderungan

benih akan tercampur antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menjamin

penggunaan benih yang benar-benar murni, bersih dan tidak tercampur dengan

bahan lainnya, salah satunya adalah dengan melakukan pengujian kemurnian

benih (Rudi, 2010).

Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan

komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata

lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai

spesies benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk

6
analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu

benih murni, benih spesies lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran

(Kartasapoetra, 1986).

Menurut (Justice, 1990), Sertifikasi benih merupakan hal yang sangat

penting dalam dunia pertanian. Program sertifikasi benih bertujuan untuk

memelihara kemurnian dan multi benih dari varietas unggul agar dapat

menyediakan secara kontinu kepada petani. Kegiatan itu meliputi :

1. Pengujian Lapang

2. Pengujian di Laboratorium

3. Pemeriksaan alat alat pengolahan benih, cara dan tempat penyimpanan

benih.

7
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum acara pengujian kemurnian benih dilakukan hari Senin, 30 Mei

2016 di Laboratorium Agrohortikultura Fakultas Pertanian Universitas Jenderal

Soedirman.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meja pemurnian, pinset,

petridish, timbangan listrik. Bahan yang digunakan adalah benih padi (20 gram).

C. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Bahan yang disiapkan berupa campuran antara benih murni, benih varietas

lain dan kotoran benih dan kemudian bahan ditimbang sebagai bobot awal.

3. Contoh benih di periksa di atas meja pemurnian dan dipisahkan antara benih

murni, benih varietas lain dan kotoran benih.

4. Komponen-komponen yang telah dipisahkan kemudian masing-masing

ditimbang bobotnya.

5. Dihitung persentase untuk masing-masing komponen yaitu benih murni,

benih varietas lain, dan kotoran benih. Presentasi benih murni adalah (100% -

jumlah persentase komponen-komponen).

8
6. Hasil perhitungan dimasukan ke dalam tabel.

9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1 Hasil pengamatan kemurnian benih

Berat Komponen (gr) Persentase ( % )


BM VL KB BM VL KB
11,43 6,77 3,015 53,876 31,911 14,211

Bobot Benih BM (gram)


% Benih Murni: x 100%
Bobot Awal
11,43
: x 100%
21,215
: 53,876%
Bobot Benih VL (gram)
% Varietas Lain : x 100%
Bobot Awal
6,77
: x 100%
21,215
: 31,911%
Bobot Benih KB (gram)
% Kotoran Benih: x 100%
Bobot Seluruhnya
3,015
: x 100%
21,215
: 14,211%
Kesimpulan : berdasarkan contoh kerja yang diuji, diperoleh persentase BM =
53,876 %; VL = 31,911 %; dan KB = 14,21 %.

10
B. Pembahasan

Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non

benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian

benihdinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah

pengujian yang dilakukandengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih

tanaman lain, dan kotoran benih yangselanjutnya dihitung presentase dari ketiga

komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnianadalah untuk menentukan

komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yangmewakili

lot benih (Heddy. G. 2000).

Menurut Setyatuti 2004, Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang

dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain,

dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen

benih tersebut. Benih murni adalah segala macam biji-bijian dan merupakan

jenis/spesies yang sedang diuji. Termasuk dalam kategori benih masak dan utuh,

benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak, benih yang telah

berkecambah sebelum diuji, pecahan atau potongan benih yang berukuran lebih

dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan

benih itu termasuk ke dalam spesies yang dimaksud biji yang terserang penyakit

dan bentuknya masih dapat dikenali. Kotoran benih adalah benih dan bagian dari

benih serta bahan/material lain yang ukuran bagian dari benih yang ikut terbawa

dalam contoh. Dalam hal ini termasuk benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat

bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga, pecahan benih tidak seperti ukuran

11
normal, cangkang benih, kulit benih, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting,

daun, tangkai dan lain-lain.

Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah

tentang kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula persentase

berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, benih varietas lain, biji-

bijian herba (weed seed), dan kotoran-kotoran pada masa benih. Pengujian

kemurnian memiliki manfaat untuk mengetahui komposisi contoh kerja benih,

kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang

didasarkan pada berat komponen pengujian. Benih murni yang merupakan salah

satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih

yang berkualitas tinggi (Sutopo, 2002).

Pengujian kemurnian benih merupakan deskripsi mutu benih yang pada

umumnya dicantumkan pada kemasan oleh pihak produsen merupakan pengujian

yang dilakukan untuk memperoleh persentase kemurnian suatu lot benih.

Kemurnian benih ditentukan oleh jumlah material yang tidak diinginkan hadir

dalam benih murni. Kontaminan seperti biji gulma berbahaya, biji tanaman yang

tidak diinginkan atau bahan lembam tidak hanya meningkatkan biaya produksi,

tetapi juga secara substansial mengurangi kualitas dan kuantitas panen. Dengan

dilakukannya pengujian kemurnian benih maka adanya kontaminan dalam benih

dapat dihilangkan sehingga meningkatkan kualitas dari benih.

Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan

komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata

lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai

12
species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk

analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu

benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran. Dengan

dilakukannya analisis kemurnian benih maka akan diketahui komposisi benih

murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.

Manfaat atau pentingnya mengetahui kemurnian benih adalah dengan

adanya pengujian kemurnian benih sehingga kita bisa menanam suatu varietas

tertentu dengan baik tanpa adanya kekhawatiran tercampur dengan varietas lain,

dan juga dengan adanya pengujian kemurnian benih maka dapat diperoleh benih

murni yang baik dan berkualitas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Menurut Sutopo 1978, Manfaat dari analisa kemurnian benih adalah :

a. Menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji

atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih.

b. Identitas dari berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat

dalam contoh.

Benih bersertifikat merupakan benih yang proses produksinya diterapkan

cara-cara dalam persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan sertifikasi benih.

Sertifikasi Benih adalah suatu proses pemberian sertifikasi atas cara perbanyakan,

produksi dan penyaluran benih sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh

Departemen Pertanian untuk dapat diedarkan. Sertifikasi Benih dimaksudkan

sebagai pelayanan terhadap produsen/penangkar serta pedagang benih. Tujuan

pada kegiatan sertifikasi ini antara lain adalah untuk memelihara kemurnian dan

mutu dari varietas unggul serta menyediakan secara kontinyu kepada petani.

13
Sertifikasi benih merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pertanian.

Program sertifikasi benih bertujuan untuk memelihara kemurnian dan multi benih

dari varietas unggul agar dapat menyediakan secara kontinu kepada petani.

Sertifikasi sangat berhubungan dengan kemurnian benih karena benih yang lolos

sertifikasi harus memenuhi syarat minimal kemurnian benih. Apabila syarat

tersebut sudah terpenuhi maka benih tersebut akan keluar sertifikatnya dan sudah

boleh diedarkan dipasaran. Tanpa adanya pengujian kemurnian benih maka benih

tersebut tidak akan mendapat serifikat, karena antara sertifikasi dan uji kemurnian

benih merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan.

BPSB atau Balai Pengawas Sertivikasi Benih merupakan suatu lembaga

pemerintah yang bertugas dalam segala halyang terkait sertifikasi benih yang di

dalamnya termasuk pengawasan, pengeluaran serta pencabutan sertifikat benih.

Segala macam aspek perijinan sertifikasi benih harus melalui lembaga BPSB.

Selanjutna, BPSB akan merespon perijinan yang dikeluarkan oleh produsen

dengan beberapa kegiatan proses sertivikasi.

Kegiatan-kegiatan wajib yang pasti dilakukan oleh BPSB dalam sertivikasi

benih adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan permohonan sertifikasi benih

Setiap sebelum memproduksi benih bersertifikat harus melakukan

permohonan kepada BPSB. BPSB akan memberikan permohonan ijin kepada

produsen dengan beberapa syarat. Hal yang harus disertakan dalam perijinanini

adalah varietas benih yang akan diproduksi, luas areal lahan peta lahan, sejarah

14
lahan, tanggal tanam serta tanggal semai. Permohonan ini setidaknya

dikirimkan 10 hari sebelum dilakukan semai.

2. Pemeriksaan lapang

Pemeriksaan lapang ini terdiri dari 4 kali pemeriksaan yaitu :

a. Pemeriksaan Pendahuuan

Pemeriksaan pendahuluan merupakan pemeriksaan yang diakukan oleh

BPSB untuk mengetahui lokasi dari pertanaman yang akan menjadi calon

benih dan memeriksa sejarah kondisi lapangan. Apabila mendapat

rekomendasi dari BPSB maka produksi benih bersertifikat dapat dilanjutkan

b. Pemeriksaan Vase Vegetatif

Pemeriksaan vegetatif dilakukan ketika umur tanaman 20-30 HST.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa ada tidaknya

campuran varietas lain (CVL) dalam pertanaman. Apabila terdapat CVL

yang melebihi syarat ketentuan, maka tidak dinyatakan lolos menjadi benih

bersertifikat.

c. Pemeriksaan Vase Generatif

Pemeriksaan vase generatif filakukan ketika umur tanaman 50-60 HST.

Pemeriksaan ini memiliki tujuan yang sama dengan pemeriksaan vegetatif

yaitu untuk memeriksa adanya CVL atau tidak. Apabila terdapat CVL,

maka produsen dianjurkan untuk melakukan seleksi.

d. Pemeriksaan menjelang panen

Pemeriksaan menjelang panen dilakukan untuk mengetahui kesiapan

tanaman di lahan apakah sudah siap dipanen atau belum. Apabila sudah

15
mecapai masak fisiologis maka tanaman apat dipanen. Pemeriksaan ini juga

diikuti dengan pemeriksaan alat yang akan digunakan untuk panen guna

mengetahui tingkat sterilitas alat yang akan digunakan untuk panen

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan setelah benih diproses pasca

panen. Pemeriksaan laboratorium mencakup uji genetis, uji fisiologis dan uji

fisis. Apabila calon benih memenuhi persyaratan, maka dapat dinyatakan lulus.

4. Pengawasan Penjualan

BPSB memiliki kewajiban mengawasi alur penjualan benih. Produsen

harus menjual benih sesuai dengan auran yang ada. Produsen harus

menyertakan label sertifikat setiap 5kg benih. Produsen juga tidak boleh

menjual benih kadaluarsa. Apabilla terjadi pelanggaran, maka BPSB berhak

memberikan sanksi.

Praktikum acara pengujian kemurnian benih di laksanakan pada hari Swnin

tanggal 30 Mei 2016 yang bertempat di Laboratorium Agrohortikultura Fakultas

Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Pelaksanaan pengujian

kemurnian ini dilakukan dengan cara memilih benih murni dari kotoran-kotoran

yang lainnya baik itu kotoran benih maupun varietas yang lainnya, dalam

pelaksanaanya dilakukan pemilihan satu persatu benih-benih yang ada diatas meja

pemurnian dengan menggunakan pinset. Sehingga komponen-komponen telah

berhasil dipisah-pisahkan, yang merupakan hasil-hasil uji benih murni, varietas

lain dan benda-benda mati atau kotoran, selanjutnya masing-masing harus

ditimbang dengan seksama dengan contoh kerja dalam satuan gram. Pengujian

16
benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh

karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan

nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam

pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil

untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola

perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa

penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih.

Hal ini sudah sesuai dengan yang dipraktikumkan yaitu memisahkan benih

dengan campuran kotoran benih pada meja seleksi.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, pelaksanaan pengujian kemurnian

ini dilakukan dengan cara memilih benih murni dari kotoran-kotoran yang lainnya

baik itu kotoran benih maupun varietas yang lainnya, dalam pelaksanaanya

dilakukan pemilihan satu persatu benih-benih yang ada diatas meja pemurnian

dengan menggunakan pinset. Sehingga komponen-komponen telah berhasil

dipisah-pisahkan, yang merupakan hasil-hasil uji benih murni, varietas lain dan

benda-benda mati atau kotoran, selanjutnya masing-masing harus ditimbang

dengan seksama dengan contoh kerja dalam satuan gram. Berdasarkan hasil

praktikum yang dilakukan didapatkan data yaitu bobot awal dalam pengujian

pemurnian benih adalah 21,215 gram. Berat komponen dari benih murni, varietas

lain dan kotoran benih secara berturut-turut adalah 11,43 gram, 6,77 gram, 3,015

gram dan persentasenya secara berturut-turut adalah 53,876%, 31,911%,

14,211%.

17
Menurut Kamil (1979) bahwa daya kecambah benih yang baik untuk

digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman minimal 80%. Jika daya

kecambah benih dibawah 80% maka benih tersebut tidak layak dipergunakan

sebagai bahan perbanyakan tanaman. Benih yang baik digunakan sebagai bahan

perbanyakan tanaman maksimal memiliki kotoran benih lain 2%, kotoran benih

2%, benih rerumputan 1% dan kemurnian benih minimal 90%. Daya kecambah

dan kecepatan berkecambah mempengaruhi persentase pertumbuhan benih

18
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah didapatkan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kemurnian benih adalah persentase berat benih murni yang terdapat dalam

suatu contoh kerja benih / contoh benih. Untuk mengetahui kemurnian suatu

benih, maka perlu dilakukan pengujian kemurnian benih.

2. Benih murni meliputi semua varietas dari setiap spesies yang diakui

sebagaimana yang ditemukan dalam pengujian di laboratorium. Benih varietas

lain merupakan benih yang jenisnya tidak sama. Kotoran atau benda mati

merupakan bagian dari sejumlah benih yang sedang diuji yang tidak berupa

benih, seperti misalnya kerikil, gumpalan tanah, sekam serta bentuk-bentuk

lain yang menyerupai benih dan gulma.

3. Berdasarkan data hasil pengamatan yang didapatkan diketahui bahwa berat

benih padi varietas lain (VL) sebesar 6,77 gram dan berat kotoran benih (KB)

sebesar 3,015 gram serta berat benih murni adalah 11,43 gram. Sedangkan

presentase benih murni (BM) 53,876%, varietas lain (VL) 31.911% dan

kotoran benih (KB) 14,211%.

B. Saran

Sebaiknya praktikan melakukan dengan cermat dan teliti, sehingga hasil

yang didapat menjadi akurat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih.
Rajawali. Jakarta.

Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Penerbit Angkasa Raya. Padang.

Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan


Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta.

Purnomo, Rudi. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan Tumbuhan. Agriculture Lands.

Setyastuti, P. 2004. Kajian Suhu Ruang Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam
dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol. 11 No. 1,2004: 22-3.

Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

______. 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

20
LAMPIRAN

21

You might also like