You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PERBENGKELAN

PENGENALAN ALAT-ALAT PERBENGKELAN

Oleh:
Farhan Pratama S
NIM A1C015007

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada usaha tani dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin

nyata. Alat dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan

dengan semestinya, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jika alat

mengalami kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang pada giliran

selanjutnya akan merugikan secara ekonomi.

Dalam bengkel manapun perlu pengelompokan alat perbengkelan untuk

mempermudah pada saat akan digunakan sehingga perlu didata dan dikelompokan

sesuai dengan fungsi sehingga tidak mempersulit pekerja pada saat akan digunakan

dan juga akan mengefisienkan waktu kerja. Berdasarkan pertimbangan diatas maka

dilakukanlah praktikum Pengenalan Alat dan Investarisasi Bengkel pertanian .agar

dapat mengetahui alat-alat perbengkelan serta bagaimana keselamatan kerja dalam

bengkel.

B. Tujuan

1. Mengetahui peralatan bengkel sederhana

2. Mengetahui fungsi peralatan sederhana

3. Mengetahui cara kerja peralatan bengkel sederhana


II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan

alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang

dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah

semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar,

dengan alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas

yang lebih banyak. Jika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak,

biasanya lebih efisien dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada

perusahaan bengkel komersial. Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak,

biasanya pemilikan bengkel sendiri lebih efisien dan ekonomis (Depo, 2010).

Berdasarkan fungsinya bengkel dibagi kedalam:

1. Bengkel Kecil dan Sederhana (Small Scale)

Jenis bengkel ini biasanya hanya digunakan untuk melakukan perawatan

pada mesin pertanian dan peralatan yang sederhana.

2. Bengkel Menengah (Medium Scale)

Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat perawatan mesin dan alat,

biasanya digunakan untuk lapangan atau field-workshop. Yaitu sebagai pusat

perawatan bagi distributor alat mesin pertanian untuk mendukung pelayanan

penjualan.

3. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale)

Jenis bengkel ini bersifat tetap atau permanen yaitu memiliki fasilitas-

fasilitas seperti yang ada pada pabrik produksi skala besar. Fungsi dari bengkel ini
sebagai base-workshop dengan ukuran yang lebih besar daripada bengkel medium

scale, untuk menangani pekerjaan bongkaran atau bongkar pasang, memperbaiki

dan mengganti suku cadang, untuk membuat beberapa bagian mesin dan alat

pertanian yang rusak (Daryanto, 1987).

Perbengkelan pertanian sangat membutuhkan pengelompokan alat kerja, hal

ini dilakukukan untuk mendukung semua proses kegiatan secara optimum.

Pengelompokan alat didasarkan pada fungsi dari alat tersebut sehingga para pekerja

bengkel tidak menggunakan alat diluar fungsi dari alat yang digunakan (Daniel,

dkk, 2012).

Perbengkelan pertanian sangat membutuhkan pengelompokan alat kerja, hal

ini dilakukan untuk mendukung semua proses kegiatan secara optimum.

Pengelompokan alat didasarkan pada fungsi dari alat tersebut sehingga para pekerja

bengkel tidak menggunakan alat diluar fungsi dari alat yang digunakan (Daniel,

dkk, 2012).

Alat bengkel diklasifikasikan dalam beberapa kelompok yaitu:

1. Layout tools (L) merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur atau

menandai kayu, logam, atau bahan lainnya.

2. Cutting tools (C) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memotong,

memisahkan atau memindahkan material/bahan

3. Boring tools (Br) merupakan alat-alat yang digunakan untuk melubangi atau

mengubah ukuran dan bentuk lubang

4. Driving tools (Dr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memindahkan

alat dan material lain


5. Holding tools (H) merupakan alat-alata yang digunakan untuk menejepit kayu,

logam, plastik dan bahan lain.

6. Turning tools (Tr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memutar sekrup,

palang, baut atau mur.

7. Digging tools (D) merupakan peralatan yang digunakan untuk mengeraskan,

mengendurkan dan membuat rata.

8. Other tools (O) merupakan kelompok peralatan dalam bengkel yang tidak

termasuk ke dalam penggolongan di atas (Herren dan Elmer, 2002).


III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. obeng

2. palu

3. tang

4. kunci

5. pahat

6. penitik

7. kikir

8. gergaji

9. canggam

10. klem

11. mata bor

12. Tap

13. Snei

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan dalam prakrikum ini adalah

1. Mengidentifikasi peralatan perbengkelan yang ada.

2. Menggambar peralatan perbengkelan yang ada.

3. Menjelaskan cara kerja dan fungsi-fungsi masing-masing peralatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Fungsi dan Gambar Peralatan Perbengkelan Saat Praktikum

NO. Nama Alat Fungsi Gambar

1 Obeng Berfungsi untuk

mengencangkan atau

mengendorkan skrup

dengan cara diputar

2 Kunci pas Berfungsi untuk

mengencangkan dan

melepaskan baut mur

3 Tang Untuk memutar,

kombinasi mencabut dan

memotong benda

tertentu seperti kawat,

paku dan timah

4 Kunci ring Untuk mengencangkan

dan melepaskan baut

mur
5 Kunci T Untuk mengencangkan

dan melepaskan baut

mur yang sulit dijangkau

6 Palu Untuk memukul atau

member tumbukan pada

benda kerja

7 Kunci busi Untuk membuka atau

memasang busi

8 Gergaji besi Untuk memotong besi

atau batang logam

9 Penitik Untuk menitik besi yang

akan dibor

10 Mata bor Untuk membuat lubang

pada benda kerja

11 Pembengkok Berfungsi untuk

besi membengkokkan besi


12 Kunci shock Untuk membuka dan

mengencangkan baut

mur yang tidak

terjangkau dan ukuran

kunci bisa diatur

13 Dudukan Berfungsi untuk tempat

snei menaruh snei

14 Snei Berfungsi untuk

membuat ulir luar

15 Tap Berfungsi untuk

membuat ulir dalam

Gambar 1. Ragum
Ragum berfungsi untuk membantu pekerjaan memotong, mengikir dan mengelas

benda kerja. Bagian-bagian pada ragum adalah sebagai berikut:

1. Dudukan, berfungsi untuk tempat mengikir atau menitik benda kerja.

2. Penjepit, berfungsi untuk menjepit benda kerja saat proses pemotongan,

pembengkokan dan pengelasan.

3. Tuas penjepit, berfungsi untuk mengatur penjepit benda pada ragum.

B. Pembahasan

Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk

perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat

pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian

merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan

perawatan berbagai alat mesin pertanian. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat

dan bahan-bahan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel

tersebut. Dan setiap pihak yang bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami

masalah keselamatan dan kesehatan kerja. (Indaru, 2004).

Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan

melayani jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian

bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan /

pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan

bagian mesin dan perakitan alat dan mesin. Sedangkan Bengkel pertanian

merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan

perawatan berbagai alat mesin pertanian (Pernama, 2006).


Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk

perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat

pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian

merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan

perawatan berbagai alat mesin pertanian (Depo, 2010).

Pentingnya pengenalan alat alat perbengkelan :

1. Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam

keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui

jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan

2. Karena agar dalam menggunakan alat sesuai dengan kebutahan dan fungsinya.

3. Untuk mendukung semua proses kegiatan secara optimum

Berikut ini adalah macam-macam peralatan atau alat-alat bengkel sederhana

beserta fungsi dan cara kerjanya:

1. Ragum

Gambar 2. Ragum

Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan

dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di snei, dan lain lain. Cara penggunaannya

dengan cara memutar tangkai (handle) ragum. Maka mulut ragum akan

menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan


(Prabandono dkk, 2015). Selain itu, cara kerja ragum dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada

rumah ulir.

b. Apabila batang ulir digerakkan atau diputar searah jarum jam, maka

rahang ragum akan menutup dan menjepit benda kerja, tetapi bila diputar

berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

2. Gergaji Besi

Gambar 3. Gergaji Besi

Gergaji besi digunkan untuk memotong besi, kuningan, maupun baja,

plat, dan kayu sesuai dengan jenis gergajinya (Syaryadhi, 2007). Berikut

adalah cara kerja gergaji:

a. Pasangkan mata gergaji dengan betul. Arah gigi mestilah menuju ke

arah pemotongan.

b. Pegang logam yang hendak dipotong dengan cara yang betul.

c. Mula-mula potong dengan perlahan untuk membuat tanda.

d. Semasa memotong, tekan dan tolak pada bingkai. Apabila berundur,

angkat gergaji sedikit tetapi jangan ditarik kerana ini akan menumpulkan

mata gergaji.
e. Apabila pemotongan hampir selesai, sokong hujung yang tergantung

dengan sebelah tangan.

3. Penitik

Gambar 4. Penitik

Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja.

Penitik terbuat dari bahan baja karbon tinggi yang dikeraskan. Sedangkan

ujungnya runcing membentuk sudut 30 sampai 90. Cara kerja penitik adalah

pegang penitik dengah tangan kiri, tempatkan pada benda kerja. Penitik harus

tegak lurus dengan banda kerja. Penitik dipukul dengan menggunakan palu

satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa posisinya jika sudah tepat

baru dipukul dengan kuat agar didapatkan titik (Triyatno, 2011).

yang jelas, dengan syarat jangan terlalu keras.

4. Snei

Gambar 5. Snei
Snei adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar (ulir untuk

baut) menggunakan tangan (Baharsyah, 2015). Cara kerjanya adalah sebagai

berikut:

a. Benda kerja yang akan di snei harusnya sudah memiliki diameter nominal

yang sesuai, misal M10 1.25 maka benda kerja harus berdiameter 10

mm.

b. Benda kerja dijepit pada ragum. Posisi benda yang dijepit pada ragum

tidak boleh miring sedikitpun. Jika miring sedikit maka hasil snei tidak

akan sejajar dan tidak akan cocok apabila dimasukan mur serta jika telah

selasai di snei maka snei tersebu tidak akan masuk ke baut atau hasil sneI

yang kita snei.

c. Sebelum kita jepit pada ragum benda yang kita akan snei kita champer

dahulu dengan alasan pada waktu snei dimasuukan terhadap benda kerja

akan dampang untuk memutar atau menekan snei pada waktu pengerjaan

pertama kali.

d. Benda keja terhadap ragum haru 90 derajat.

e. Tekanlah snei itu dengan pelan pelan.

f. Apabila susah terasa maka seterusnya tidak perlu lagi tap itu ditekan.

g. Putarlah snei itu kembali setiap sesudah makan maksudnya agar tatalnya

putus dan meringankan snei dan daya tahan tap.

h. Pemutaran snei tersebut dengan bolak balik setelah pemakanan atau setiap

selesai snei setia 45 derajat.

i. Putarlah snei secara balak balik sampai pada tat yang terakhir.
5. Tap

Gambar 6. Tap

Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir dalam pada

benda kerja menggunakan tangan. Dalam proses pembuatan ulir dengan tap

maka benda kerja perlu dilubangin dengan menggunakan mesin bor. Diameter

lubang tersebut adalah 75% dari kedalaman ulir. Untuk ulir standar ISO berikut

rumus menentukan diameter lubang. Diameter lubang sama dengan diameter

luar tap 0,97 pitch. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.

b. Pasang tap konis pada tangkai tap.

c. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang.

d. Tekan tap hingga masuk dalam lubang, kemudian putar tangkai tap

kekanan (searah putaran jarum jam) pemutaran harus tegak lurus.

e. Pemutaran kira-kira sebesar 90o, kemudian putar kembali kearah kiri.

Langkah ini bertujuan untuk membuang beramberam hasil pemotongan

pada langkah sebelumnya.

f. Berilah pelumas selama proses pengerjaan, kecuali pada bahan benda

kerja yang terbuat dari besi tuang.


g. Jika sudah selesai lakukan langkah yang sama dengan menggunakan tap

anatar kemudian tap rata.

Bengkel memiliki 2 pengertian, yaitu secara luas dan secara sempit. Dalam

artian luas bengkel pertanian memiliki fungsi :

1. Sebagai tempat untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingga dapat

terwujud hasil karya yang berguna bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatan

ini dapat berupa tindakan perancangan atau modifikasi dari suatu hasil

rancangan berupa alsintan yang disesuaikan dengan kondisi setempat

2. Sebagai tempat untuk pengujian alsintan yang akan diterapkan di suatu daerah

3. Sebagai tempat pendidikan dan latihan bagi operator, teknisi, masinis dalam

bidang pertanian.

Dalam artian sempit bengkel pertanian memiliki fungsi :

1. Sebagai tempat untuk melakukan perawatan berbagai alsintan,

2. Sebagai tempat untuk melakukan perbaikan berbagai alsintan,

3. Sebagai tempat untuk melakukan perakitan (assembling) berbagai alsintan,

4. Sebagai tempat penyimpanan alsintan

5. Sebagai tempat penyimapanan suku cadang alsintan (Maran, 2007).

Keuntungan mempelajari dan mengetahui alat alat perbengkelan :


1. Dapat mengefisienkan waktu karena telah mengetahui fungsi dari alat yang

ingin digunakan.

2. Dapat mengurangi resiko kecelakaan karena setiap alat dan mesin memiliki

karakteristik berbeda serta dapat mengancam keselamatan pengguna atau


operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis dan fungsi alat serta

mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan.

Kendala praktikum kali ini yaitu tersedianya alat-alat perbengkelan yang

kurang memadai sehingga hanya dapat diperagakan fungsi dan cara kerja tanpa

dapat di praktekan secara langsung dan detail.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bengkel adalah ruang atau tempat yang digunakan untuk melakukan

perawatan, pemeliharaan, perbaikan, pembuatan maupun perakitan alat-alat

dan mesin.

2. Peralatan bengkel yang sering digunakan adalah: obeng, palu, tang, kunci,

pahat, penitik, kikir, gergaji, canggam, klem, mata bor, alat pembuat drad, dan

alat pencabut sekrup, paku rivet, riveter, stok, tap.

3. Palu berfungsi untuk member tekanan terhadap paku.

4. Kunci inggris berfungsi untuk mengencangkan dan mengendorkan mur.

5. Tang berfungsi untuk menjepit benda yang kecil.

6. Obeng kembang berfungsi untuk mengencangkan dan mengendorkan baut.

7. Penitik berfungsi untuk menandai material sebelum pengeboran.

8. Kunci pas berfungsi untuk melepaskan, mengencangkan, dan mengendorkan

baut.

9. Kikir berfungsi untuk menghaluskan atau meratakan material yang belum raya

setelah dipotong

10. Kunci L mengencangkan atau mengendorkan baut ulir dalam

11. Tanggem berfungsi untuk menjepit benda yang besar dan menjepit benda saat

pemotongan

12. Gergaji berfungsi untuk memoton


B. Saran

Penggunaan peralatan perbengkelan untuk praktikum sebaiknya lebih


diperhatikan dan lebih disesuaikan dengan jumlah praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Baharsyah, Amirudin. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Pada Kompetisi


Dasar Menggunakan Pekakas Tangan Dengan Pendekatan Kurikulum 2013.
Di SMK Negeri 1 Kedungwuni. Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Semarang. Semarang.

Daniel, dkk, 2012, Buku Ajar MK : Perbengkelan Pertanian, Universitas


Hasanuddin : Makassar.

Daryanto. 1987 .Alat Pengikat Pada Elemen Mesin. PT Rineka Cipta : Jakarta

Depo. 2012. Penggolongan Perkakas Bengkel Berdasarkan Fungsi Kerjanya.


http://www.google.co.id diakses pada 12 Juni 2017. Purwokerto.

Helen dan Helmer. 2002. Agricultural Mechanics: Fundamentals and Aplication


4th Edition. University of Georgia : Georgia

Maran. 2007. Peralatan Bengkel Otomotif. CV Andi Ofset : Yogyakarrta.

Pernama. 2006. BAB_V_prktk_krj _ bngku . pdf . http://file.upi.edu/ Direktori/


FPTK/ JUR._PEND._TEKNIK_MESI N/196511101992031-TATANG_
PERMANA, BAB_V_prktk_krj _ bngku . pdf. diakses pada 12 Juni 2017.
Purwokerto.

Prabandono, dkk. 2015. Analisa Kekuatan Dan Kecepatan Pada Rancangan Sistem
Pencekaman Ragum Yang Digunakan Di Mesin Mikron Politeknik ATMI
Surakarta. Jurnal MEKANIKA. Vol. 13. No. 2.

Triyatno, Agus. 2011. Proses Pembuatan Poros Utama Pada Mesin Pencacah
Daging. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Tim Asisten. 2017. Modul Praktikum Perbengkelan. Purwokerto: Universitas


Jenderal Soedirman.

You might also like