Professional Documents
Culture Documents
2. Kenyamanan
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup
empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah
kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini
disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang
mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien.
B. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang di maksud adalah nosiceptor, merupakan ujung-ujung saraf
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri,
hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat
adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat merubah zat kimiawi
seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang
dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi.
Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
C. Faktor yang mempengaruhi perubahan rasa aman nyaman
a. Usia dan Perkembangan
b. Gaya Hidup
c. Mobilitas dan Status Kesehatan
d. Perubahan Sensori-Persepsi
e. Kesadaran Kognitif
f. Status Emosi
g. Kemampuan Komunikasi
h. Kesadaran terhadap Keamanan
i. Faktor Lingkungan
D. Macam - macam nyeri
Nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan
tegangan otot.
2. Nyeri kronis
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam
kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri
psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam
beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar.
NOC :
Pain Level
Pain control
Kriteria Hasil :
NIC :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
R: untuk mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Obsevasi tanda-tanda vital
R : untuk mengetahui keadaan umum pasien
3. Lakukan manajemen nyeri keperawatan : atur posisi fisiologis
R : Akan meningkatkan oksigen ke jaringan yang mengalami peradangan
4. Istirahatkan klien
R: istirahat diperlukan selama fase akut. Kondisi ini akan meningkatkan suplai
darah pada jaringan yang mengalami peradangan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R : analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang.
D. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri diantaranya:
S : Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 0-1 (0-10)
O : Pasien terlihat tidak meringis kesakitan, tanda-tanda vital sign pasien
normal
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi klien