You are on page 1of 5

Alzheimer

Penyakit Alzheimer
o Suatu penyakit degenerative yang disebabkan penyusutan otak dan merupakan penyebab
demensia yang tersering
o Penyakit yg terjadi akibat kematian sel saraf dan kehilangan jaringan di seluruh bagian
otak. Lama-lama otak jadi nyusut mengganggu fungsi otak

Epidemiologi:
o Penyebab tersering demensia di Amerika Serikat dan Eropa Penyakit ALZHEIMER
o Penelitian pada populasi usia lanjut di AS: 45% mereka yang berusia 85th atau lebih
menderita penyakit Alzheimer
o Swedia 44% dari usia lanjut yang berusia lebih dari 85th mengalami penyakit
Alzheimer
o Perempuan > Laki-laki

Etiologi masih belum jelas


o Genetic
Hubungan keluarga antara penderita Alzheimer
Gen apolipoprotein E
Sindroma Down
Mutasi APP

Faktor Risiko:
o Usia
o Merokok
o Ada riwayat gangguan psikiatri
o Tingkat pendidikan yang rendah
o Hipertensi
o Diabetes mellitus
o Dyslipidemia
o Aterosklerosis
o Gangguan sirkulasi pembuluh darah otak trauma kepala
Pathogenesis:
o Protein Tau
Protein Tau berfungsi menstabilkan dan membantu pembentukan mikrotubulus
(meneruskan impuls saraf melewati sel saraf, Axon)
Pada penyakit Alzheimer, tau mengalami perubahan kimia menjadi
hyperphosphorylated, lalu mereka akan saling berpasang-pasangan membentuk
neurofibrillary tangles (serabut serat neuron) dan mendisintegrasikan sistem
transport neuron mikrotubuli terurai, transportasi pesan dalam Axon terputus
saraf dan sinaps mati Alzheimer
o Plak Amyloid
Terbentuk plak amyloid dari kumpulan protein beta amyloid di luar dan di
sekitar neuron akumulasi dari protein beta amyloid menyebabkan terjadinya
degenerasi neuron neuron mati
Gumpalan deposit di luar neuron yang disebut senile plaques
Adanya dan jumlah plak senilis adalah satu gambaran patologis utama yang
penting untuk diagnosis penyakit Alzheimer. Jumlah plak meningkat seiring usia

Gejala Klinis
Gejala klinis yang berkaitan dengan defisit kognitif multipel adalah:
Gangguan memori (termasuk ketidakmampuan untuk mempelajari informasi yang baru atau me-
recall informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
gangguan berbahasa (aphasia) berbicara, menulis
gangguan dalam kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik meskipun fungsi organ motorik
masih utuh (apraxia)
gangguan dalam mengenali objek meskipun fungsi organ sensorik masih utuh (agnosia)
gangguan dalam kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan, berpikir sekuensial dan
abstrak (gangguan fungsi eksekutif)

Anamnesis
o Focus pada onset, lamanya, dan progres penurunan fungsi kognitif yang terjadi
o Seorang usia lanjut dengan kehilangan memori yang berlangsung lambat selama beberapa
tahun Alzheimer
o 75% pasien terdapat gejala memori, tetapi gejala awal bisa kesulitan mengurus
keuangan, berbelanja, mengikuti perintah, menemukan kata, atau mengemudi
o Riwayat keluarga

Pemeriksaan fisis dan neurologis


o Umumnya penyakit Alzheimer tidak menunjukkan gangguan system motoric kecuali
pada tahap lanjut

Pemeriksaan kognitif dan neuropsikiatrik


o Pemeriksaan untuk evaluasi dan konfirmasi penurunan fungsi kognitif The Mini
Mental Status Examination (MMSE), bias digunakan juga untuk memantau perjalanan
penyakit
o MMSE
Pemeriksaan yang mudah dan cepat dikerjakan

PP
o Pemeriksaan fungsi tiroid
o Kadar vitamin B12
o Darah lengkap
o Elektrolit
o VDRL
o Pemeriksaan tambahan pungsi lumbal, fungsi hati, fungsi ginjal, pemeriksaan toksin di
urin/darah, apolipoprotein E
o CT/MRI kepala direkomendasikan karena mendukung diagnosis Alzheimer atrofi
hippocampus, atrofi kortikal yang difus
o SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) & PET (Positron Emission
Tomography) scanning hipoperfusi atau hipometabolism temporal-parietal

Tatalaksana
o Penyakit Alzheimer tidak dapat diobati sehingga penanganan yang dapat diberikan
adalah penanganan yang sifatnya simptomatis. Yaitu dengan cara memelihara
fungsi mental pasien, menangani behavioral symptoms, dan memperlambat
progresivitas penyakit
o Ada beberapa obat yang dapat memelihara kemampuan berpikir, kemampuan
berbicara dan ingatan pasien Alzheimer:
1. Tacrine. Obat ini efektif dalam meningkatkan kemampuan mengingat pasien,
tetapi obat ini hanya dapat diberikan pada pasien Alzheimer derajat ringan
sampai sedang.
2. Donepezil. Obat ini diberikan pada pasien Alzheimer derajat ringan sampai sedang.
Efek samping obat ini lebih sedikit daripada tacrine. Obat ini tidak menimbulkan
peningkatan kadar ALT dan efek samping terhadap perut juga sedikit.
3. Rivastigmine. Obat ini dapat membantu meningkatkan aktifitas pasien seperti makan
sendiri, memakai baju sendiri, mengurangi behavioral symptoms (delusi dan agitasi),
dan meningkatkan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, dan berbicara)
4. Galantamine (Reminyl). Obat ini diberikan pada pasien Alzheimer derajat ringan
sampai sedang.
5. Memantine (Namenda). Obat ini diberikan pada pasien Alzheimer derajat berat. Obat
ini melindungi neuron dari peningkatan jumlah glutamate. Efek samping yang
ditimbulkan adalah neurotoxic.

Efek farmakologik menghambat enzim kolinesterase meningkatnya kadar


asetilkolin di jaringan otak
Dapat meningkatkan fungsi kognitif secara bermakna pada pasien demensia ringan-
sedang
Efek samping: mual, muntah, dan diare

Pemberian NSAIDs (nonsteroidal anti-inflammatory drug) dapat mengurangi risiko


terkena penyakit Alzheimer, tetapi obat ini kurang efektif untuk mencegah dan
memperlambat progresivitas penyakit Alzheimer.1,2,5

Antioksidan seperti vitamin E dapat menghambat kerusakan oksidatif dan melindungi


otak dari radikal bebas. Antioksidan dapat menghambat efek toksik dari beta-
amyloid.5

Obat antidepresan, antipsikotik, dan sedatif dapat digunakan untuk menangani


behavioral symptoms seperti agitasi, agresi, wandering, dan penyakit tidur

You might also like