You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ACKD ( ACQUAIRED CYSTIC KIDNEY DISEASE )

A. PENGERTIAN
ACKD adalah penyakit ginjal yang merupakan akhir dari
perkembangan masalah ginjal jangka panjang, terutama pada pasien yang
mengalami gagal ginjal kronis.
Penyakit ini menyebabkan kista atau tumor yang membentuk
kantung yang berisi cairan eksudat, nanah pada ginjal.
ACKD berbeda dari PKD dalam beberapa hal, orang dengan PKD
sering memiliki riwayat keluarga dengan PKD. Mereka lahir dengan gen
penyebab penyakit. Berbeda dengan ACKD, tidak ada gen penyebab yang
berhubungan dengan ACKD. PKD dikaitkan dengan ginjal membesar dan
pembentukan kista di bagian lain dari tubuh. Di ACKD, ginjal masih
berukuran normal atau lebih kecil dan kista tidak terjadi di bagian organ
lain dari tubuh. Di PKD, kehadiran kista menandai timbulnya penyakit.
Orang dengan ACKD sudah memiliki penyakit ginjal kronis ketika mereka
mengembangkan kista.
Banyak orang dengan penyakit ginjal kronis dapat menjadi ACKD,
suatu kondisi di mana ginjal mengembangkan kantung berisi cairan yang
disebut kista renal (ginjal). ACKD dapat terjadi pada anak-anak dan orang
dewasa. Kista lebih sering terjadi pada orang dengan hemodialisis atau
dialisis peritoneal. Dialisis pada gagal ginjal tidak menyebabkan kista.
Namun, risiko terjadi ACKD akan meningkat apabila dilihat dari jumlah
tahun atau berapa lama dialisis yang dilakukan.
Sekitar 20 persen dari orang-orang mulai perawatan dialisis sudah
menderita ACKD. Sekitar 60 sampai 80 persen dari orang-orang di dialisis
selama 4 tahun mengembangkan ACKD. Sekitar 90 persen dari orang-
orang di dialisis selama 8 tahun menderita ACKD.
Dalam kebanyakan kasus, kista yang ditimbulkan tidak berbahaya
dan tidak memerlukan pengobatan. Tetapi terkadang terjadi masalah-

1
termasuk infeksi pada kista, yang mungkin berhubungan dengan demam
dan nyeri punggung. Kadang-kadang kista berdarah dan darah akan
muncul dalam urin.

B. ETIOLOGI
1. Penyakit ginjal
2. Tingkat keparahan dan durasi azotemia tampaknya menjadi faktor
penting dalam menentukan tingkat perkembangan kista.
3. Penyebab beberapa kista ginjal meliputi berikut ini:
a. Penyakit ginjal polikistik dominan autosomal
b. Penyakit ginjal polikistik autosomal resesif
c. Displasia Kidneys multicystic
d. ACKD
e. Kista ginjal sederhana
f. Kidneys spons meduler
g. Familial nephronophthisis / penyakit kista medula
4. Hemodialisis Ginjal - sekitar 90% dari orang-orang yang didialisis
akhirnya mengidap ACKD
5. Glomerulonefritis
6. nefropati diabetic
7. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis

C. PATOFISIOLOGI
ACKD dianggap konsekuensi dari hemodialisis. Penelitian telah
menunjukkan bahwa, ACKD itu adalah keadaan uremik yang merupakan
pengembangan dari penyakit cystic ginjal. Dialisis memperpanjang
kelangsungan hidup pasien namun juga memungkinkan lebih banyak
waktu untuk ACKD terjadi.
Tingkat terjadinya penyakit kista diperoleh ginjal 7-22% pada
populasi predialisis, 44% dalam waktu 3 tahun setelah memulai dialisis,
79% lebih dari 3 tahun setelah memulai dialisis, dan 90% lebih dari 10

2
tahun setelah mulai dialisis. Tingkat pengembangan tampaknya
memperlambat setelah 10-15 tahun dialisis.
Beberapa faktor yang menyebabkan ACKD :
a. Tubulus block: Perkembangan kista disebabkan kelainan tubular;
obstruksi tubular karena kristal oksalat, fibrosis, atau micropolyps; dan
akumulasi cairan tubular karena filtrat glomerular dan ekskresi cairan
tubulus.
b. Pertumbuhan kompensasi: Hilangnya jaringan ginjal pada penyakit
ginjal stadium akhir mempromosikan hipertrofi sel tubular dan
hiperplasia. Hipertrofi dan hiperplasia, bersama dengan sekresi cairan
transepitelial oleh epitel tubular, mengakibatkan perkembangan kista.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses, tapi yang paling
penting di antara mereka adalah faktor pertumbuhan dan aktivasi
onkogen.
c. Iskemia: Ginjal atrofi merupakan konsekuensi dari iskemia yang
mungkin disebabkan baik oleh oklusi arteri ginjal primer atau oleh
oklusi arteri sekunder yang berkembang setelah dialisis dimulai.
Parenkim asidosis dapat menyebabkan oklusi progresif kronis dan, jika
berkelanjutan hanya singkat menyebabkan kematian sel, mungkin
mengakibatkan pembentukan kista ginjal

D. MANIFESTASI KLINIS
1) ACKD sering tidak memiliki gejala. Jika kista terinfeksi, seseorang
mungkin memiliki sakit punggung, demam, atau bahkan menggigil.
Jika kista berdarah, seseorang akan sering melihat darah dalam urin.
2) Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
3) Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah.

3
4) Hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem
renin - angiotensin aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem
pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iritasi pada
lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan
cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi).
5) Manifestasi lain :
11.Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
12.Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak,
suara krekels.
13.Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau
ammonia.
14.Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu
digerakan), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar,
terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan
hipertropi otot otot ekstremitas.
15.Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan
akibat penimbunan urokrom, gatal gatal akibat toksik, kuku tipis
dan rapuh.
16.Gangguan endokrim

4
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan
metabolic lemak dan vitamin D.
17.Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia.
18.System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi
eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum sum
tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup
eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan
fungsi trombosis dan trombositopeni.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah
a. Hematologi
Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
b. RFT ( renal fungsi test )
ureum dan kreatinin
c. LFT (liver fungsi test )
d. Elektrolit
Klorida, kalium, kalsium
e. koagulasi studi
PTT, PTTK
f. BGA
2. Urine
- urine rutin

5
- urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
- RPG ( retio pielografi )
- CT-Scan
- MRI

F. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan ACKD sama halnya
dengan perawatan pada CKD yaitu:
a) Perdarahan (ringan) dengan nyeri pinggang dtangani dengan analgesik
(misalnya, morfin, kodein, acetaminophen). Hindari aspirin dan
meperidine. Selama episode perdarahan, istirahat di tempat tidur
diperlukan
b) Hindari heparin selama hemodialisis.
c) Perdarahan parah memerlukan tindakan embolisasi atau nefrektomi.
d) Jika dicurigai karsinoma (dari temuan CT-Scan), kemudian dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan nefrektomi (kista> 3 cm dan kista
<3 cm tetapi dengan komplikasi).
e) Profilaksis nefrektomi kontralateral kontroversial; nefrektomi bilateral
dapat akan cenderung menerima transplantasi ginjal.
f) Tidak ada obat khusus yang ditunjukkan dalam pengelolaan penyakit
ACKD, kecuali analgesik untuk pengobatan nyeri.
g) Jika ACKD tidak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan,
tidak ada perawatan khusus yang diperlukan. Jika Infeksi terjadi dapat

6
diobati dengan antibiotik. Jika kista telah membesar yang
menyebabkan rasa sakit, maka dapat dilakukan tindakan dengan
mengeringkan dengan menggunakan jarum panjang yang dimasukkan
melalui kulit.
h) Jika diduga tumor, seseorang mungkin perlu pemeriksaan rutin untuk
memantau ginjal untuk kanker. Beberapa dokter menyarankan semua
pasien harus diskrining untuk kanker ginjal setelah 3 tahun dialisis.
Dalam kasus yang jarang terjadi, operasi yang digunakan untuk
menghentikan perdarahan dan kista dari untuk menghilangkan tumor.
i) Transplantasi
Pada transplantasi, ginjal yang sakit dibiarkan di tempat kecuali
menyebabkan infeksi atau tekanan darah tinggi. ACKD biasanya dapat
berkurang dan menghilang, bahkan dalam ginjal yang sakit, setelah
seseorang menerima transplantasi ginjal.
j) Pembedahan Jika terjadi pendaharan

You might also like