Kedokteran forensik merupakan salah satu cabang ilmu spesialistik kedokteran yang mengaplikasikan bidang ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. Asal dari ilmu kedokteran forensik dapat ditelusuri kembali mulai dari 5000 atau 6000 sebelum masehi. Diawali pada masa mesir yaitu imhotep seorang tabib mesir yang mengaplikasikan ilmu kedokteran terhadap hukum. Pada tahun 2200 sebelum masehi Kitab undang-undang Hammurabi ( code of hammurabi ) merupakan kitab hukum formal pertama dari ilmu kedokteran yang mengatur tentang organisai medis, batasan-batasan, tugas, kewajiban dari profesi medis. Termasuk sanksi dan kompensasi dari korban malpraktek. Prinsip-prinsip medikolegal juga dapat ditemukan pada awal-awal peraturan hukum yahudi, yang membedakan antara luka yang mematikan dan luka yang tidak mematikan, dan masalah keperawanan. Medikolegal juga berkembang pada masa romawi. Pada saat itu tabib kerajaan bernama athitius dalam sebuah pengadilan yang disebut forum menyampaikan hasil investigasi lematian raja julius cesar bahwa luka yang berjumlah 21 tusukan hanya 1 tusukan yang menyebabkan luka patal yaitu pada sela iga kedua. Kata forum ini merupakan asal kata dari istilah forensik. Sepanjang abad pertengahan medikolegal mengalami perkembangan untuk masalah yang dilatar belakangi masalah impotensi, sterilitas, kehamilan, aborsi, penyimpangan seksual, keracunan, dan perceraian. Untuk kasus pembunuhan dan luka perorangan, diserahkan pada prosedur investigasi tingkat lanjut. Pada akhir abad ke-15 Justinian code sudah ditinggalkan dan hanya menjadi barang peninggalan bersejarah saja. Dan dimulailah era baru ilmu kedokteran forensik Eropa yang diambil dari dua kitab hukum Jerman. Yaitu pada tahun 1507 dari Bamberger code ( Coda Bambergensis ) dan pada tahun 1553 dari Caroline code ( Constitutio Criminalis Carolina ). Caroline code yang berdasarakan Bamberger code mengharuskan adanya kesaksian dari ahli medis pada setiap persidangan kasus pembunuhan, keracunan, luka, gantung diri, tenggelam pembunuhan terhadap bayi, aborsi dan setiap keadaan yang disertai perlukaan pada manusia. Di inggris hukum kedokteran terus mengalami kemajuan yang menghasilkan dasar-dasar dari informasi secara mendalam yang kita pakai hingga sekarang ini. Pada tahun 1788 profesor Andrew Duncan dari Edinburg memberikan instruksi yang sistematis mengenai hukum kedokteran pada setiap universitas yang berbahasa inggris. Delapan tahun kemudian undang- undang pemeriksaan mayat menjelaskan tugas-tugas dan dasar hukum dari pemeriksa mayat ( Coroner ) terus berkembang. Amerika saat masa kolonial awal, membawa sistem pemeriksa jenazah secara utuh ke Amerika dan melakukan pelatihan terhadap pemeriksa jenazah agar menghasilkan pemeriksa jenazah yang ahli dan berkualitas. Selama akhir pertengahan abad ke dua puluh, ilmu kedokteran forensik semakin mengalami peningkatan. Dengan adanya perbaikan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan yang menyediakan bahan baru dan dasar kerja untuk perkembangan yurisprudensi. Program pengajaran medikolegal sekarang sudah terdapat pada banyak universitas, sekolah kedokteran dan sekolah hukum. Program ini secara sederhana menjadi dasar dasar teori. dan forum pembahasannya harus berasal dari akademi sampai ke ahli di di bidang ini.