Rapina dkk (2010) mengemukakan Jensen dan Meckling (1976)
bahwa independensi merupakan salah menjelaskan dalam teori agensi,
satu komponen etika selain integritas manajer adalah seorang agen (agent) dan objektivitas yang harus dijaga oleh yang bekerja pada seorang pemilik seorang auditor (principal), hubungan kontraktual antara pemilik dan manajer merupakan suatu Mayangsari (2003) independensi adalah hubungan keagenan (agency sikap yang diharapkan dari seorang relationship) di mana pemilik telah auditor untuk tidak mempunyai memberikan tanggung jawab kepada kepentingan pribadi dalam manajer untuk mengelola perusahaan pelakasanaan tugasnya, yang atas nama pemilik. bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Rahayu dan Suryono (2016), Cousin dan Ika (2010), dan Agusti dan Pertiwi DeAngelo (1981) menyatakan kualitas (2013) yang mengatakan bahwa audit sebagai kemungkinan dimana independensi berpengaruh terhadap auditor akan menemukan dan kualitas audit. Hal ini menunjukkan melaporkan pelanggaran yang ada bahwa semakin tinggi independensi dalam sistem akuntansi. yang dimiliki oleh seorang auditor maka Kusharayanti (2003) kualitas audit kualitas audit yang dihasilkan juga akan merupakan suatu kemungkinan (joint semakin baik. probability) dimana seorang auditor Futri dan Juliarsa (2014), Tjun at al akan menemukan dan melaporkan (2012), dan Samelson et al. (2006); pelanggaran yang ada dalam sistem dalam Tjun at al (2012) yang akuntansi kliennya. mengatakan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan ketika mengukur independensi auditor tidak diturunkan dari sikap mental auditor.