You are on page 1of 3

RINCIAN SIMPLISIA ALYXIAE CORTEX (KULIT

PULASARI)
By: anggha ta On: Sabtu, 28 September 2013 - 05.36 Respons: 0 komentar

Nama Daerah :

- sumatra : akar mempelas hari, empelas hari, mempelas hari, pulasari, pulasari (melayu),
talasari (aceh).
- Jawa : Aray palasari, arey pulasari, palasari, pulasari (sunda), pulasari (jawa), pulasari,
das plasare (madura), adas pulasari (jakarta).
- Nusa tenggara : pulasari (Bali)
- Sulawesi : pulasari, calpari (Makasar), calapari (bugis), balasari (buton)
- Maluku : Purasane (Ambon)

Pemerian :

bau agak harum, mirip kumarin, rasa agak pahit

Pemeriksaan Makroskopik :

Potongan : panjang sampai 10 cm, lebar sampai 2,5 cm, tebal sampai 4mm, berlekuk
membujur atau agak datar, rapuh ; permukaan luar halus, rata, warna putih jernih,
kadang-kadang terdapat sisa lapisan luar yang tipis dan berwarna coklat tua kehitaman;
permukaan dalam tidak rata, kasar dengan garis-garis membijir; bekas patahan tidak
rata, berserat, agak berdebu.

Pemeriksaan Mikroskopik :

Lapisan luar (bila masih ada) terdiri dari lebih kurang 40 lapisan sel gabus yang tidak
berlignin; pada kulit yang tebal, diantara lapisan sel gabus terdapat kelompok-kelompok
sel batu berbentuk segi empat sampai segi panjang, dinding tebal, berlignin, lumen
sempit. Felogen terdiri dari 2 sampai 5 lapis sel berdinding tipis, didalam lumen kadang-
kadang terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk kubus, segi empat atau berbentuk
prisma berukuran 10m sampai 15 m.
Korteks : jaringan luar terdiri dari 1 sampai 5 lapis sel batu berbentuk segi panjang
sampai bulat panjang, dinding tebal berlapis-lapis, berlignin, lumen umumnya agak
sempit, kadang-kadang mengandung hablur prisma kalsium oksalat, saluran noktah jelas
bercabang; panjang sel batu 15 m sampai 50 m, lebar 10 m sampai 30 m. Dibawah
lapisan skelrenkim terdapat parenkim korteks, bentuk sel poligonal, dinding sel tipis,
mengandung butir pati tunggal atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau roset,
berukuran 15 m sampai 35 m; diantara sel parenkim terdapat sel batu berkelompok
atau tunggal, berbentuk isodiametrik sampai segi panjang tidak beraturan, dinding sel
tebal, jernih, berlapis-lapis, berlignin, lumen agak sempit, saluran noktah jelas
bercabang, panjang sel batu 50 m sampai 175 m, lebar 10 m sampai 40 m. Saluran
getah : terdapat pada korteks dan floem, mengandung zat berbutir berwarna gelap dan
pada pemberian Sudan III LP menjadi berwarna jingga. Serabut periskel : umumnya
berkelompok, dinding serabut tebal, agak berlignin, lumen sempit. Jari-jari empulur :
terdiri butir padi tunggal terdiri dari 1 sampai 3 deret sel yang terentang radial,
mengandung butir pati tunggal kecil atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.
Didalam floem: terdapat perenkim floem, pembuluh tapis dan saluran getah; pada kulit
yang tebal terdapat juga sklerenkim yang terdiri dari sel batu berbentuk segi empat
sampai persegi panjang, atau berbentuk serabut berujung tumpul, didnding sel tebal,
berlapis-lapis, jernih, berlignin, lumen jelas; panjang sel batu 60 m sampai 200 m,
lebar 15 m sampai 50 m; parenkim floem dan jari-jari empulur mengandung butir-butir
pati atau hablur prisma kalsium oksalat. Serbuk : warna kuning jernih. Fragmen
pengenal adalah hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas; parenkim dengan
deretan hablur; sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik atau segi epat
sampai persegi panjang, dinding sel jernih, sangant tebal berlapis-lapis, saluran noktah
berabang dan lumen sempit , atau berdinding sel kurang tebal dengan saluran noktah
tidak bercabang, dan lumen agak lebar; serabut perisikel, bentuk panjang, ramping,
dinding sangat tebal, lumen sangat sempit; kelompok sel batu, disertai parenkim berisi
hablur berderet; peridem, parenkim dengan saluran getah dan sel batu.

Cara Identifikasi :

A. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat
kemerahan.
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna kuning
kecoklatan
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P ; terjadi warna coklat
kuning
D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna coklat
kemerahan
E. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna coklat
kekuningan
F. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v ;
terjadi warna coklat jingga
G. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5 & b/v; terjadi
warna kuning; aduk, warna menjadi coklat kekuningan
H. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat.
I. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v terjadi
warna coklat kekuningan
J. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium yodida P 6% b/v; terjadi
warna coklat.
K. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi
warna coklat kehijauan.

Uji Kemurnian :

Kadar abu tidak lebih dari 5,5 %


Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 16%.
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 8,5 %
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 2%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %.

Kegunaan :

Antidemam

Kandungan Senyawa :

Kumarin, minyak atsiri, asam organik

Referensi :

Materia Medika Indonesia

Database Simplisia Yogyakarta


Tags: Farmakognosi, Farmasi, Pharmacy

Sumber : http://thryadi.blogspot.com/2013/09/rincian-simplisia-alyxiae-cortex-
kulit.html#ixzz4pNR4vj7Z

You might also like