You are on page 1of 117

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

URAIAN S PESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan o le


h Pejabat Pembuat Ko mit men (PP K) sesuai jenis peker jaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :
1. T idak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkina
n digunakannya produk dalam neger i;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasio nal (SNI) ;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realist ik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasit as dan jumlah peralatan utama
minimal yang diper lukan dala m pelaksanaan peker jaan;
6. Harus mencantumkan syar at -syarat bahan yang dipergunakan dala
m pelaksanaan peker jaan;
7. Harus mencantumkan syarat -syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kr iter ia kiner ja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
SPESIFIKASI TEKNIK UMUM
A. PEKERJAAN PERS IAPAN
1. Lokasi Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang meliputi pekerjaan yang tercakup dalam paket pekerjaan ini
adalah sebagaimana tersebut dalam Lay Out

2. Ruang Lingkup Kontrak.


Pekerjaan konstruksi yang termasuk dalam paket pekerjaan ini adalah sebagaimana
terinci dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


a. Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan
setempat yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah
proyek.
b. Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung
jawab terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut.
c. Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi
kebutuhan pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
d. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat
dan Masyarakat Setempat.
e. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh Pengguna
Jasa untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia Jasa
membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
f. Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
g. Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya
sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga
Satuan Pekerjaan.

4. Gambar-gambar
4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a. Gambar Kontrak / Gambar Tender
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal
kontrak adalah gambar kontrak/gambar lelang.
b. Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Construction Drawing)
Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini
dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap. Dan untuk pekerjaan khusus
seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang beton. Pengaturan batang pembesian termasuk rencana
pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton. Tipe bahan yang
digunakan, mutu, tempat
dan ukuran yang tepat. Gambar pelaksanaan ini harus dimintakan
persetujuan
Pengguna Jasa sebelum
dilaksanakan.
c. Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan.
Pekerjaan yang dilaksanakan berdasar gambar yang belum mendapat
persetujuan Pengguna Jasa adalah menjadi resiko Penyedia Jasa.

4.2. Gambar-gambar Pekerjaan


Sementara a. Umum
Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang disiapkan oleh Penyedia
Jasa harus terinci dan disetujui Pengguna Jasa sebelum tanggal program
pelaksanaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam kontrak .
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara
seperti
kisdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang disusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi harus diserahkan kepada Pengguna Jasa sebanyak 3
(tiga) rangkap.
b. Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap. Secara lebih mendetail dan diserahkan
kepada Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan, tujuh hari sebelum
tanggal dimulainya pelaksanaan.

4.3. Gambar terbangun/terpasang (as-built drawing)


a. Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan
satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan
sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan
benar kemudian dicap sudah dilaksanakan.
b. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan
oleh Direksi Pekerjaan dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan,
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan,
diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.
c. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (penyerahan kesatu), Penyedia Jasa
harus menyerahkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa dalam 3 set cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 2 set
negatifnya ukuran A1.
5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Normalisasi Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat
dipakai standar lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan
spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau
tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas
utama.
Direksi Pekerjaan akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang
dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan
tersebut dan keputusan Direksi Pekerjaan dalam hal ini pasti dan menentukan.

6. Program Pelaksanaan dan Laporan


6.1. Program
Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-
syarat kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus
dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan
setiap kegiatan :
a. Mulai tanggal paling awal
b. Mulai tanggal paling
akhir c. Waktu yang
diperlukan
d. Waktu float
e. Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang
diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan
juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.
6.2. Laporan Kemajuan
Pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi Pekerjaan , Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan
kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi Pekerjaan
, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan
terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut :
a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
c. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyeselaian.
d. Daftar tenaga buruh
setempat.
e. Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
f. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan.
g. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan. h. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah
yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

6.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan


Bulanan
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana
Kerja
Mingguan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan setiap akhir minggu dan
untuk minggu-minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk
pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan, pengadaan tanah, pengangkutan bahan dan
peralatan serta lain-lain yang diminta Direksi Pekerjaan .
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian
secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja
harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menyediakan
Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan
untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus memperlihatkan
tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume
pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
6.4. Rapat Bersama.
a. Rapat rutin antara Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa diadakan
seminggu sekali pada tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan .
b. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang
sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya
dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.
Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan sekali dipimpin oleh
Pimpro/Pimbagpro dihadiri oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan .

7. Bahan dan Perlengkapan yang haru s disediakan oleh Penyedia Jasa


7.1. Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan
kepada Direksi Pekerjaan .
7.2. Per lengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila
Direksi Pekerjaan memandang belum sesuai dengan kebutuhan, maka
Penyedia Jasa harus segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan
semua perlengkapan dan peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup
dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
7.3. Bahan Penggant i
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Pengguna Jasa. Harga satuan dalam
volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga
antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas bahan
pengganti sama dengan bahan yang diganti.
7.4. Pemer iksaan Bahan dan Per lengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau
lebih tempat yang ditentukan Direksi Pekerjaan :
a. Tempat produksi dan pembuatan
b. Tempat pengapalan
c. Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya untuk
tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan
sesuai dengan spesifikasi.
7.5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan o leh Penyedia
Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Pengguna Jasa tiga set
spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan serta perlaengkapan
untuk mendapat persetujuan dan harus disediakan sesuai dengan
kontrakdalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penerimaan Surat Perintah
Kerja. Persetujuan dari spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak
meringankan peyedia jasa dari tanggungjawabnya dalam hubungannya
dengan kontrak.

8. Survey dan Pengu ku ran Pekerjaan


8.1. Bench Marks
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench
Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan
kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench
Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya.
Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang
lain begitu juga dengan titik referensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana
dan tempatnya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan akan merupakan
ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi
Pekerjaan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
8.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja, Penyedia
Jasa memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah
tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia
Jasa akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan,
dengan menggunakan Bench Mark atau tidak referensi yang disetujui Direksi
Pekerjaan Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian
yang disetujui.
8.3. Peralatan untuk Pengukuran
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk
dipakai sendiri dan Direksi Pekerjaan . Alat dan perlengkapan itu harus baik
dan layak dipakai dan sebelumnya harus di check oleh Direksi Pekerjaan dan
harus
diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap
menjadi milik Penyedia Jasa.
Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk
memungkinkan Direksi Pekerjaan menilai mutu daripada alat-alat dan
perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan
perlengkapan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak,
kecuali dengan ijin atau perintah Direksi Pekerjaan .

9. Pekerjaan Sementara
9.1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Pengguna Jasa (Pimpro/Pimbagpro) untuk mendapatkan
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis. Apabila
Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di
luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan
sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak
akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.
9.2. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi
Pekerjaan . Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak
buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Direksi Pekerjaan sehingga mengurangi kerusakan supaya diperbaiki.
Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pengguna Jasa tanah harus dikembalikan
ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada
Pengguna Jasa untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah
hasil galian baik milik Pengguna Jasa atau orang lain. Penyedia Jasa
mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena
kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
9.3. Kantor, Perumahan Staf, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh ds b
(addenda = tergantung kondisi dan keper luan proyek)
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan memindahkan
bangunan sementara seperti kantor, perumahan staf, gudang, bengkel,
pemondokan buruh dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah
selesai pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan
2
sekurang-kurangnya 45 m
2
yang terdiri dari 3 ruang kira-kira 15 m dilengkapi dengan peralatan
secukupnya
serta satu toilet dan kamar mandi luas 4
2
m.
Kantor tersebut harus dibangun dengan baik atau menyewa, tahan air
dan dilengkapi dengan jendela untuk memberikan penerangan yang cukup
untuk
setiap ruang dan dilindungi dengan terali besi dan kerai, diberi fasilitas air
minum, alat penerangan, pembuangan dan alat komunikasi. Semua biaya
untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak
boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan .
Perumahan staf dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua
pelayanan yang perlu seperti pembuangan saluran air bersih, penerangan,
jalan, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan
dalam Kontrak.
9.4. Peker jaan Penger ingan selama Pelaksanaan
Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia
Jasa dan dimintakan persetujuan Pengguna Jasa. Pengeringan air harus
dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan.
Penyedia Jasa harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air
sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat.
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir
atau kegagalan pengeringan air atau pekerjaan pengamanan.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera
dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan , dan tidak boleh mengganggu jalannya air
yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan
konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.
9.5. Pengalihan Sementara dar i Saluran Ir igasi yang ada
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menganggu saluran irigasi yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi yang
ada merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa
supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan
persetujuan Pengguna Jasa. Setelah rencana itu disetujui oleh Pengguna Jasa,
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana
yang telah disetujui.

10. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan


10.1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan
peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan
kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia
Jasa.
harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan. Tidak
ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk
dalam harga kontrak.
10.2. S istem Pengawasan Keamanan
Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan
organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada
Pengguna Jasa. Sistim pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan
dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan
terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program
yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia.
10.3. Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan dan oleh Penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan
mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar
lapangan kerja tetap bersih.
10.4. Bahan Peledak dan BBM
Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan
menyimpan/ mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin
untuk melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan
yang berlaku.
Penyedia Jasa harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan dan
membayar semua biaya yang diperlukan untuk pemindahan bahan peledak
dan bahan bakar dari suatu tempat ke tempat lainnya dan menyimpan dengan
baik seperti semula.
Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang sistim peringatan
yang cukup dan memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai
bahaya yang mungkin timbul sehubungan dengan bahan peledak.
Penyedia Jasa harus yakin bila hendak mengeluarkan bahan peledak bahwa
daerah yang akan diledakkan benar-benar kosong dari semua penduduk,
orang jalan kaki dan lalu lintas kendaraan. Penyedia Jasa harus
memasang papan nama pada setiap jalan masuk ke daerah tersebut sehingga
mencegah lalu lintas masuk ke daerah tersebut dengan memberikan
pengumuman bahwa daerah itu tidak aman.
Tempat gudang bahan peledak harus disetujui oleh Pengguna Jasa. Bensin di
atas tanah dan tanki gas minyak tidak diperbolehkan diletakkan pada batas
perkampungan atau lebih dekat dari pada 100 m ke bangunan yang ada di
lapangan.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menggunakan bahan peledak tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan , Penyedia Jasa bertanggung jawab pada saat
pelaksanaan peledakan.
10.5. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap
digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan
memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pengguna
Jasa.
Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang
terjadi di lapangan kerja.
Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang
mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan di lapangan, termasuk
peralatan dan tenaga Sub Kontrak.

11. Penyelidikan Tanah Tambahan


Penyedia Jasa atas perintah Pengguna Jasa akan melakukan penggalian dan atau
pengeboran yang berhubungan dengan penyelidikan tanah pada bangunan-
bangunan yang telah ada di lapangan atau di tempat-tempat lain.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah undisturb atau
disturb dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan
langsung pada pondasi dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan
menyerahkan contoh- contoh (samples) untuk dilakukan pengetesan laboratorium.
Penyedia Jasa akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah kepada Pengguna
Jasa dengan segera untuk mendapatkan persetujuan.

12. Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progres pekerjaan pada lokasi
yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan .
Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan
keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan
dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang
tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar
belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai
dengan tanggal pengambilan, foto negative yang bersangkutan harus diserahkan
dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain.
Enam set album-album harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada
penyelesaian pekerjaan.

13. Booklet/Leaflet
Pada saat penyelesaian pekerjaan, penyedia jasa harus meyerahkan kepada direksi
pekerjaan booklet/leaflet sebanyak 100 (seratus) lembar dengan bahan kertas dop,
ukuran kertas folio dan dicetak offset .
Booklet/leaflet memuat data-data pekerjaan atas petunjuk direksi
pekerjaan.
14. Mutual Check
14.1 Sistem Pekerjaan
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan (Unit Price)
14.2 Pelaksanaan Mutual Check
a. Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada Gambar
Lelang/Gambar Kontrak (Tender
Drawing)
b. Pelaksana untuk pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari Penyedia
Jasa bersama-sama dengan Tim Mutual Check yang dibentuk oleh
Kasatker/PPK.
c. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah
sebagai berikut :
- Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan
dengan mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10
VL.mm.
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitsetten)
profil memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar
Penggambaran Tender Drawing.
- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti
Standar
Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar
detail).
- Membuat perhitungan Hidrolis, apabila ada perubahan
bentuk.
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB
perubahan tambahan/ pengurangan.
d. Semua produk-produk hasil Uitsetten (data pengukuran kembali, gambar-
gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya/pengurangan biaya)
disampaikan kepada Pengguna Jasa untuk selanjutnya diteliti/diperiksa
kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan maka Penyedia Jasa
dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.
e. Dari hasil pengukuran kembali/Uitsetten akan didapat perbandingan
volume dengan Tender Drawing.
f. Gambar-gambar hasil Uitsetten adalah sebagai dasar untuk Pelaksanaan
Konstruksi
Lapangan.
g. Semua gambar gambar hasil mutual chek diperbanyak 4 kali.
14.3 Mutual Check 100 persen
a. Mutual Check Akhir (MC 100) dilaksanakan oleh Tim Mutual Check
100% yang dibentuk Kepala Satuan Kerja/Pejabat Pembuat
Komitmen untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan/gambar terpasang (Asbuilt Drawing).
b. Dari hasil Mutual Akhir (MC 100) dengan gambar terpasang (Asbuilt
Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan.
c. Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat softcopy, 3 set
cetakan yang dijilid ukuran A3 dan 1 set cetakan yang dijilid ukuran A1.
14.4 Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check
a. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Pengguna
Jasa.
b. Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya,
paling lambat 1 bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah
harus disampaikan kepada Pengguna Jasa.
c. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check
ini akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa.
14.5 Penilaian dan Pembayaran
Semua pengeluaran yang timbul akibat pekerjaan persiapan
sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan apabila tidak ditentukan
lain.

A. PEKERJAAN TANAH
1. Umum
1.1 Sifat-sifat Lapisan Tanah
Penyedia Jasa harus menguasai, berdasarkan semua data yang tersedia
yang berkaitan dengan pekerjaan tanah dan sifat-sifat lapisan tanah serta bahan-
bahan yang akan digali dan digunakan sebagai timbunan, hal-hal sebagai berikut
:
a. Situasi umum ditempat pekerjaan.
b. Hambatan / permasalahan yang ada ditempat
itu. c. Aliran air sungai.
d. Permukaan tanah.
e. Kemungkinan terjadinya banjir.
f. Kewajiban-kewajibannya untuk membelokan aliran dan pengamanan
air. g. Kerikil dan batu.
h. Muka air tanah dan air sungai, batuan lepas atau batuan
pasif. i. Pohon-pohon, semak-semak, kayu dan kotoran.
j. Rintangan dari bermacam-macam jenis dan material alami dalam bentuk
apapun.
Harga satuan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus mencerminkan
perkiraan
Penyedia
Jasa.
1.2 Dimensi, Batas, dan Ketinggian Pekerjaan-pekerjaan Tanah
Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan menurut dimensi, batas dan
ketinggian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti ukuran dan
ketinggian lain sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Dimensi dan batas yang
berdasarkan pada atau yang berhubungan dengan permukaan tanah harus
ditunjukkan kepada Direksi sebelum dimulai pekerjaan tanah disuatu lokasi.
Untuk keperluan spesifikasi tersebut, penentuan ketinggian permukaan tanah asli
harus mengikuti permukaan tanah atau permukaan dasar sungai sebelum
memulai pekerjaan tanah .
Penyedia Jasa harus melengkapi dan bertanggung jawab penuh untuk
penetapan
posisi pekerjaan-pekerjaan dan menetapkan dalam jumlah yang memadai titik-
titik tetap dan titik-titik ikat.
1.3 Metode Penggalian
Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan galian dalam
konsisi jenis material apapun yang mungkin akan dihadapi dan dengan
suatu metode-metode atau gabungan dari beberapa metode yang menurut
pertimbangan Penyedia Jasa yang paling cocok berdasarkan pada batasan-
batasan yang ada.
Penyedia Jasa harus memberi pertimbangan-pertimbangan pada permasalahan-
permasalahan yang disebutkan pada sifat-sifat lapisan tanah, pengelakan dan
pengendalian air, lokasi dan jalan masuk yang menuju ke lokasi
pembuangan tanah, lokasi penimbunan dan lokasi stock pile dan semua
faktor-faktor lainnya yang berkaitan.
Sejauh dapat dilaksanakan jalan masuk dan jalan angkut harus dibatasi pada
jalan-
jalan pelayanan ketempat kerja atau rute-rute lainnya yang telah disetujui oleh
Direksi, untuk membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap penduduk di
sekitar pekerjaan.
1.4 Pengangkutan Material Hasil Galian
Pengangkutan material-material hasil galian ketempat timbunan tanggul, urugan
kembali, stock pile atau pembuangan kelebihan, material atau material
yang tidak memenuhi syarat harus dilaksanakan sesuai dengan jadual
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus mengangkut material melalui rute terdekat antara
tempat
penggalian dan tempat penimbunan atau tempat pembuangan material untuk
membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap penduduk di sekitar
lokasi kerja.
1.5 Pembuangan Bahan Hasil Galian
Bahan galian yang tidak memenuhi syarat atau kelebihan material hasil galian
dibuang di lokasi kaki tanggul kecuali ditentukan lain atas perintah dari Direksi.
Penyedia Jasa harus merapikan dan meratakan permukaan timbunan tanah
buangan yang tidak beraturan pada profil, pada ketinggian dan permukaan yang
disetujui oleh Direksi. Lokasi timbunan tanggul yang sudah jadi tidak
boleh dipakai untuk penimbunan sementara hasil galian kecuali disetujui direksi
secara tertulis. Penyedia Jasa juga harus memelihara aliran air yang diakibatkan
oleh longsoran puncak-puncak timbunan / gundukan tanah.

2. Pembersihan Lapangan
2.1 Pembersihan
Saluran a. Lingkup
Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini harus termasuk penyediaan semua
tenaga kerja dan bahan-bahan serta peralatan Penyedia Jasa untuk
pelaksanaan semua pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk pembersihan
saluran. Pembersihan tersebut harus sudah termasuk penebangan dan
pencabutan akar pepohonan, semak-semak dan hutan belukar, kotoran-
kotoran, akar-akar dan tunggul-tunggul, tanaman-tanaman dan penghalang
lainnya sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Direksi.
Semua bahan-bahan dari hasil pembersihan saluran yang dapat terbakar
harus dibakar, disingkirkan dari lapangan kecuali ditentukan lain atas
perintah dari Direksi.
Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan Direksi sebelum memulai
pekerjaan pembersihan
lapangan. b. Pengukuran dan
Pembayaran
- Pengukuran
Pembersihan saluran harus berdasarkan pada jumlah luasan dalam meter
2
persegi (m ), sebagaimana ditunjukan pada gambar dan ditentukan pada
pasal ini atau sebagaimana diperintahkan Direksi.
- Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pembersiahan saluran harus dilakukan
berdasarkan harga satuan yang dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dan harus mencakup semua biaya-biaya untuk penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan, sarana, alat-alat bantu dan lain-lain
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik
dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini.

3. Kupasan (Stripping)
3.1 Lingkup
Pekerjaan kupasan harus terdiri dari pembuangan semua bahan-bahan organik
seperti rumput-rumputan, tanah permukaan dan akar-akar tanaman dari daerah
dimana pekerjaan timbunan tanggul akan dikerjakan pekerjaan kupasan harus
dilaksanakan sampai pada kedalaman dan batas sebagaimana ditunjukan pada
gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua hasil galian tanah
permukaan kecuali yang mungkin akan dipergunakan atau dicadangkan sesuai
dengan perintah Direksi, harus dibuang dengan cara sebagaimana diterangkan
untuk tanah-tanah yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan kembali.
Kedalaman kupasan 10 cm, kecuali ditetapkan lain yang ditunjukan dalam
gambar atau ditentukan oleh Direksi.
3.2 Pengukuran dan
Pembayaran a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan berdasarkan luasan dalam
2
meter persegi (m ), sebagaimana ditunjukan pada gambar atau
sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk kupasan akan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus mencakup semua
biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
sarana, alat-alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

4. Galian Tanah Biasa pada Bantaran Sungai


4.1 Umum
Pekerjaan galian tanah biasa yang harus dilaksanakan dibantaran sungai berupa
pendalaman dan pelebaran dari sungai yang ada. Pekerjaan galian harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan batas-batas, permukaan
dan dimensi sebagaimana ditunjukan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
4.2 Toleransi untuk pekerjaan perapian
Permukaan-permukaan yang digali harus dirapihkan sampai pada batas-batas
permukaan-permukaan sebagaimana ditunjukan dalam gambar atau sampai
pada batas-batas permukaan-permukaan lain yang mungkin ditentukan oleh
Direksi.
Tampak lintang pekerjaan galian yang sudah selesai dilaksanakan
harus memenuhi toleransi berikut :
a. Kelebihan kedalaman galian pada saluran / palung 500 mm
;
b. Kekurangan kedalaman galian pada saluran / palung 0 mm
;
c. Kelebihan lebar galian pada saluran / palung 500 mm
;
d. Kekurangan lebar galian pada saluran / palung 0 mm
;
4.3 Galian yang melampaui batas yang ditentukan
Dalam hal terjadi kelebihan tanah galian, yang disebabkan oleh atau
alasan apapun, kecuali karena diperintahkan oleh Direksi, Penyedia Jasa harus,
dengan biaya sendiri, memperbaiki galian sampai batas dan ketinggian yang
diperlukan, dengan material yang disetujui dan dengan cara yang disetujui
oleh Direksi. Apabila kelebihan galian tidak mengganggu pada aliran sungai
dan tidak mengganggu keindahan, Direksi akan melakukan kebijaksanaan tidak
menuntut untuk memperbaiki kelebihan galian tersebut.
4.4 Inspeksi dan Survei
Penyedia Jasa akan melakukan pengukuran untuk pekerjaan yang sedang
dilaksanakan dengan cara dan disaksikan oleh Direksi atau wakilnya.
Direksi akan melakukan pemeriksaan terhadap kemajuan pekerjaan
dan
pengukuran pekerjaan yang sudah diselesaikan dengan dibantu oleh Penyedia
Jasa yang harus menyediakan perahu, tukang perahu, pekerja-pekerja, material-
material dan lain-lain yang diperlukan untuk digunakan oleh Direksi.
4.5 Pengukuran dan
Pembayaran a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan berdasarkan luasan dalam
3
meter kubik (m ), sebagaimana ditunjukan pada gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi.
Tidak ada pengukuran yang akan dilakukan untuk kelebihan galian, termasuk
kelebihan galian yang dilakukan dengan sengaja untuk pengendapan lumpur
yang diijinkan selama masa kontrak, kecuali hal tersebut dibuat berdasarkan
perintah dari Direksi.
b. Pembayaran
Galian dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jarak angkut,
yaitu :
A0 : galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang
sejauh < 50 m ke lokasi timbunan atau ketempat pembuangan;

A0,5 : galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus


dibuang sejauh 50 m s/d 500 m ke lokasi timbunan atau
ketempat pembuangan;
A1 : galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang
sejauh > 1 km s/d 1 km ke lokasi timbunan atau ketempat
pembuangan;
A2 : galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang
sejauh > 1 km ke lokasi timbunan atau ketempat pembuangan;
Jarak angkut untuk material asli galian baik yang digunakan untuk timbunan
atau yang harus dibuang, dengan cara apapun, harus didefinisikan sebagai jarak
antara
pusat berat dari tempat galian dan pusat berat dari tempat pembuangan atau
tempat penimbunan melalui jalan kerja terdekat yang dapat dilalui dan disetujui
sebelumnya oleh Direksi.
Untuk jarak angkut yang melebihi dari yang disebutkan diatas, jika
diperlukan akan dihitung berdasarkan atas analisa harga satuan dari
Penyedia Jasa yang digunakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan
menyesuaikan jarak angkut yang diperlukan.
Pembayaran untuk galian tanah yang terdiri dari berbagai jenis material, dengan
kedalaman diatas atau dibawah air, harus dilakukan berdasarkan harga satuan
per meter kubik yang dimaksud dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus
dianggap termasuk konpensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-
material, peralatan, alat bantu dan sebagainya, untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

5. Galian untuk Bangunan-Bangunan


5.1 Umum
Bab ini mencakup persyaratan pekerjaan galian untuk bangunan yang harus
dilaksanakan berdasarkan kontrak dan harus dibaca.
Galian bangunan mencakup semua galian yang berhubungan dengan
pelaksanaan jembatan, gorong-gorong persegi, gorong-gorong pipa,
perlindungan tebing, bronjong, bangunan-bangunan pengelak, dinding-dinding
banjir, saringan sampah (trash rack), stoplog-stoplog, tangga-tangga
pelayanan, dan pekerjaan- pekerjaan lainnya yang ada pekerjaan galian untuk
bangunan sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Penyedia Jasa harus melakukan semua galian bangunan untuk jenis
material apapun yang mungkin dijumpai sesuai dengan spesifikasi, gambar-
gambar dan ketentuan Direksi. Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
mengoperasikan semua kebutuhan yang diperlukan untuk penggalian,
pengangkatan. Pengangkutan dan peralatan lain yang diperlukan yang
berkaitan dengan jenis material yang dijumpai. Pekerjaan galian bangunan
untuk berbagai macam pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan lebar,
panjang, kedalaman dan profil-profil seperti ditunjukan dalam gambar atau
ukuram-ukuran lain yang mungkin diperintahkan oleh Direksi secara tertulis.
Bila dipandang perlu, tebing-tebing dari seluruh jenis galian harus
ditopang dengan baik dan disangga dengan penopang dan tebing-tebing
harus ditutup dengan turap (apabila diperlukan) untuk mencegah masuknya
pasir, lumpur, dan lain-lain.
Bila suatu galian sudah diselesaikan dan dirapihkan, Direksi harus diberitahu,
dan akan melakukan pemeriksaan dengan resmi. Galian tidak diperbolehkan
diisi atau ditutup dengan beton/pasangan batu/bronjong atau lainnya sebelum
diperiksa dan sebelum Penyedia Jasa diberi wewenang untuk mulai pelaksanaan
bangunan di atasnya.
5.2 Galian yang Melampaui Batas yang Ditentukan
Bila terjadi kelebihan galian karena suatu alasan atau sebab apapun, kecuali atas
perintah Direksi, Penyedia Jasa harus dengan biaya sendiri,
memperbaiki
kelebihan galian tersebut sampai dengan batas dan ketinggian galian yang
dibutuhkan dengan beton atau lainnya yang disetujui oleh Direksi sampai
dengan permukaan yang sama sebagaimana yang akan digunakan sebagai
bentuk galian yang benar, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi, dimana
galian tersebut adalah untuk pekerjaan beton.
5.3 Galian Bangunan
Kecuali jika ditunjukan dalam gambar atau ditentukan lain oleh Direksi,
Penyedia
Jasa harus melaksanakan galian bangunan dengan salah satu dari dua hal
berikut:
a. Bila rata-rata kedalaman galian yang telah ditentukan oleh Direksi lebih
kecil atau sama dengan 1.20 m, kemiringan lereng harus dua (2) kesatuan
vertical dengan satu (1) kesatuan horizontal, dengan ruang bebas arah
horizontal pada sisi bawah dari rencana kaki terhadap awal dari lereng
galian adalah 25 cm.
b. Bila rata-rata kedalaman galian yang telah ditentukan oleh Direksi lebih
besar atau sama dengan 1.20 m, maka setiap ketinggian 3.00 m diberi berm
selebar
1 m.
Dasar dan lereng-lereng tepi dari galian yang berbatasan dengan beton yang
akan ditempatkan, penyelesaian pekerjaannya harus dengan ketelitian ukuran
yang teliti sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi,
dan bidang permukaan yang dipersiapkan harus dipadatkan seluruhnya dengan
alat pemadat yang memadai, sehingga mendapatkan pondasi yang memenuhi.
Jika disuatu tempat material pondasi asli yang terusik selama proses
penggalian, material tersebut harus dibongkar dan diisi dengan material yang
disetujui oleh Direksi atau diisi beton dan dipadatkan, dan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab dari Penyedia
Jasa.

5.4 Pengukuran dan


Pembayaran a. Pengukuran
Pengukuran untuk setiap jenis material galian harus dilaksanakan sampai
batas- batas ketinggian-ketinggian dan ukuran-ukuran seperti ditunjukan
dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk galian tanah untuk berbagai jenis material, kedalaman, di
atas atau di bawah air, harus dilakukan berdasar harga satuan tiap meter
kubik (m3) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus
mencakup semua harga kompensasi untuk penyediaan semua tenaga,
material, peralatan, sarana, alat-alat bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan
pekerjaan dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
6. Penimbunan
6.1 Umum
Timbunan tanah harus termasuk pengadaan material yang memenuhi syarat
yang didapatkan dari galian alur sungai, pemotongan alur sungai, atau galian
dari tempat lainnya dan digunakan untuk maksud berikut:
a. Timbunan tanggul dan daerah-daerah rendah yang berdekatan dengan sungai
dan anak-anak sungai;
b. Pembangunan tanggul tanah atau tanggul-tanggul lain seperti ditentukan
dalam
(item a);
c. Urugan
kembali;
d. Penimbunan umum untuk lokasi lainnya sebagaimana ditunjukan
dalam gambar atau seperti ditentukan oleh Direksi.
e. Bahan timbunan tidak boleh diambil dari lokasi dekat kaki tanggul
dengan jarak kurang dari 6 m.
f. Hasil galian drainase yang ditimbun disisinya harus dirapihkan
tanpa pemadatan.
Semua urugan dan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan batas-batas
dan
ketinggian-ketinggian seperti ditunjukan dalam gambar atau ditetapkan oleh
Direksi. Material untuk tanah timbunan tidak boleh tercampur dengan tonggak-
tonggak, semak-semak, rumput liar, akar, tanah berumput, gumpalan tanah
dalam ukuran melebihi 7.5 mm atau material lainnya yang mudah membusuk.
Tumpukan material di lereng tanggul tidak diperbolehkan. Material yang tidak
memenuhi syarat untuk tanggul adalah GW, GP, SW dan SP, karena bersifat
pervious (lolos air) pada kondisi padat.

6.2 Penghamparan, Pemadatan dan Kadar Air Timbunan


Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Penyedia Jasa akan melaksanakan
pengawasan langsung dan sampai diterima oleh Direksi, satu seri uji lapangan
untuk menentukan kondisi kepadatan optimum, dan jumlah minimum lintasan
untuk setiap tipe alat pemadat yang akan digunakan untuk mencapai kepadatan
sebagaimana yang ditentukan untuk setiap jenis material timbunan.
Penimbunan material tidak boleh dilakukan bila menurut pendapat Direksi
hasil
pemadatan yang layak tidak dapat dicapai karena hujan besar atau kondisi
lain yang tidak diinginkan.
Timbunan harus dihampar dan dipadatkan lapis demi lapis ke arah horisontal
pada kadar air dan tebal lapisan padat yang seragam sebagaimana dihasilkan
pada saat percobaan pemadatan dan dengan tebal setiap lapisan tidak boleh lebih
dari 300 mm. Kegiatan penimbunan harus dilaksanakan sedemikian sehingga
material timbunan tercampur dengan baik sehingga kepadatan kering,
kekedapan air dan stabilitas timbunan yang maksimum dapat dicapai. Bila
permukaan suatu lapis timbunan terlalu kering atau terlalu licin untuk dapat
mengikat secara baik dengan lapis material diatasnya, maka harus dibasahi
dan atau dikasarkan dengan cara yang telah disetujui Direksi untuk
memperoleh ikatan pemukaan yang sempurna, sebelum lapisan yang lainnya
ditempatkan.
Kadar air tanah timbunan harus diperiksa dengan seksama, baik dengan
cara pengeringan secara natural maupun pembasahan dengan penyemprotan air
untuk mencapai kadar air optimum. Bahan timbunan harus dipadatkan
sehinggai mencapai kepadatan tidak kurang dari sembilan puluh persen (90%)
terhadap standar kepadatan kering maksimum yang ditentukan.
Tanggul yang di atasnya akan dibangun lapisan perkerasan jalan,
permukaan
tanggul bagian atas setebal 300 mm yang akan berada dibawah lapisan
perkerasan jalan harus dipadatkan sehinggga mencapai kepadatan tidak kurang
dari sembilan puluh lima persen (95%) terhadap standar kepadatam kering
maksimum sesuai dengan AASHTO T 99 untuk seluruh lebar perkerasan
ditambah 200 mm sebagai bahu jalan pada setiap sisi.
Apabila dapat dikerjakan dan sebagaimana ditentukan oleh Direksi,
pembasahan material harus dilakukan di lokasi penimbunan sementara (stock
pile), namun jika diperlukan pembasahan tambahan dengan menggunakan
penyemprot halus juga dapat dilakukan pada saat pemadatan. Apabila kadar air
diatas batas kadar air maksimum yang diijinkan, pelaksanaan harus dihentikan
sampai dengan kondisi material mencapai kadar air yang memenuhi syarat.
Semua peralatan untuk pemadatan harus disetujui dahulu oleh Direksi sebelum
pelaksanaan timbunan dimulai.
Setiap hari pada akhir pekerjaan, atau apabila pekerjaan dihentikan berhubung
suatu hal, maka bidang permukaan tanah timbunan harus digilas agar
permukaan menjadi halus ditimbun dan dibuat miring ke arah tepi untuk
memperlancar aliran sungai.

6.3 Penyiapan Permukaan di Bawah Timbunan


Bahan timbunan tidak boleh ditempatkan sebelum permukaan pondasi tersebut
dibersihkan, tanah permukaan dikupas dan dipersiapkan dengan layak dan telah
disetujui oleh Direksi.
Sumur-sumur dan parit-parit uji dan lubang-lubang yang ada akibat
pembongkaran material pondasi yang tidak kokoh atau untuk pemeriksaan
kondisi lapisan bawah harus ditimbun dengan material pilihan.
Material pondasi tidak terusik yang tidak mempunyai kepadatan seperti
yang ditetepkan untuk material timbunan yang akan ditempatkan diatasnya,
harus dibasahi dan dipadatkan sehingga memenuhi kapadatan kering yang
ditetapkan atau harus dibuang, ditimbun kembali dan dipadatkan atau harus
diperbaiki dengan cara yang ditentukan oleh Direksi.

6.4 Timbunan yang Berbatasan dengan Bangunan


Bangunan yang berdekatan dengan bangunan-bangunan harus ditempatkan dan
dipadatkan sedemikian sehingga tidak merusak bangunan-bangunan. Pemadatan
harus dilaksanakan dengan alat pemadat dengan tangan secara lapis demi lapis
dengan tebal lapisan setelah dipadatkan tidak lebih dari 150 mm.
Kecuali apabila ditentukan lain, timbunan yang berdekatan dengan beton
dilaksanakan sebelum empat belas (14) hari setelah pengecoran beton.

6.5 Percobaan Timbunan (Trial Embankment)


Sebelum semua pekerjaan timbunan dimulai, Penyedia Jasa harus
memperagakan kepada Direksi dengan melakukan percobaan timbunan,
kemampuan penghamparan, pemadatan dari peralatan yang akan digunakan,
sekurang- kurangnya untuk 3 macam tebal lapisan timbunan yang berdekatan
yang mana akan dilakukan pengujian pemadatan standar dan pemadatan
lapangan.
Jika jenis material yang berbeda dijumpai selama pelaksanaan, percobaan untuk
material baru tersebut harus dilakukan sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Penyedia Jasa diijinkan mengadakan percobaan timbunan pada jalur dan pada
lapis bawah dari setiap akhir lokasi timbunan dengan ketentuan bahwa semua
persyaratan dalam spesifikasi dipenuhi. Jika percobaan timbunan tersebut
tidak
memenuhi persyaratan minimum dalam spesifikasi, lapisan tersebut harus
dibuang dan dibangun kembali sampai spesifikasi minimum yang diperlukan
tercapai.
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, panjang minimum untuk percobaan
timbunan adalah 50 m dan lebarnya adalah seluruh lebar timbunan. Percobaan
timbunan dapat dilaksanakan pada lokasi timbunan hanya setelah diijinkan oleh
Direksi.

6.6 Uji Tanah


Uji material yang akan digunakan sebagai bahan timbunan harus dilakukan oleh
Penyedia Jasa untuk menetapkan sifat-sifat tanah, keserasian antara kepadatan
kering dan kadar air optimum dan lain-lain. Laporan asli dari semua pengujian
akan dipersiapkan Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Pengujian akan dilaksanakan Penyedia Jasa dengan menggunakan laboratorium
sendiri atau laboratorium lainnya atas persetujuan Direksi sebelum dimulai
pekerjaan tanah dan setiap saat jika terjadi perbedaan sifat-sifat tanah.
Pengujian akan mencakup tetepi tidak dibatasi hal-hal sebagai berikut:
a. Kepadatan kering dan pemadatan (AASHTO T
99);
b. Penyebaran ukuran butiran (gradasi
butiran);
c. Berat jenis;
d. Kadar air;
e. Batas
plastis;
f. Uji Geser Langsung (Direct Shear
Test)
Hasil uji tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk memperoleh
persetujuan. Uji kadar air lapangan dari timbunan yang dipadatkan harus
dikerjakan pada tiap- tiap lapisan dengan frekuensi sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi dengan minimum satu pengujian untuk setiap 200
m3.
Penyedia Jasa akan menyiapkan rencana uji tanah dalam kaitannya dengan
rencana pelaksanaan pekerjaan tanah diserahkan kepada Direksi untuk
memperoleh persetujuan.

6.7 Pengukuran dan


Pembayaran a.
Pengukuran
3
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m )
sebagaimana volume yang ditunjukan pada gambar atau ditetapkan
oleh Direksi. Pengukuran tidak akan dilakukan diluar batas timbunan yang
ditentukan.
b. Pembayaran
Kegiatan timbunan yang akan dibayar meliputi beberpa jenis
timbunan, yaitu:
T0 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang berasal dari
borrow dengan jarak < 0.05 km.
T2 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 0.05 km s/d 2 km
(termasuk pengadaan material dan galian)
T4 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 2 km s/d 4 km
(termasuk pengadaan material dan galian)
T6 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 4 km s/d 6 km
(termasuk pengadaan material dan galian)
T8 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 6 km s/d 8 km
(termasuk pengadaan material dan galian)
T10 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 8 km s/d 10
km (termasuk pengadaan material dan galian)
T12 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 10 km s/d 12 km
(termasuk pengadaan material dan galian)
T14 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 12 km s/d 14 km
(termasuk pengadaan material dan galian)
T16 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal dari
hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : 14 km s/d 16 km
(termasuk pengadaan material dan galian)
T>16 : Timbunan dilaksanakan dengan bahan timbunan yang bukan berasal
dari hasil galian ( dari luar/borrow area) dengan jarak : lebih dari
16 km (termasuk pengadaan material dan galian)
Timbunan dibawah muka air rendah ( dibawah + 1 00 muka air laut ) tidak
diadakan uji kepadatan.
Pembayaran untuk timbunan harus dilakukan berdasrkan harga satuan
seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap seluruh
konpensasi untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan timbunan, peralatan,
alat bantu, biaya trial ambankment, biaya uji tanah dan sebagainya, untuk
menyelesaikan pekerjaan dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan
sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang dijelaskan dalam spesifikasi.

7. Urugan Kembali
7.1 Lingkup
Urugan kembali mencakup material-material yang memenuhi syarat dalam
spesifikasi untuk timbunan, yang harus ditempatkan dan dipadatkan berdekatan
dengan jembatan dan bangunan-bangunan lainnya seperti ditunjukan dalam
gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Urugan kembali harus ditempatkan dan dipadatkan secara lapis demi lapis
memanjang dan terus menerus dengan tebal lapisan yang sudah dipadatkan
tidak boleh lebih dari 150 mm. Kecuali ditentukan lain, urugan kembali
harus dipadatkan sampai dengan 95% kepadatan kering maksimum seperti
ditetapkan dalam uji kepadatan laboratorium.
Sebelum melaksanakan urugan kembali yang berdekatan dengan bangunan-
bangunan, lokasi yang akan diurug harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan pekerjaan sementara lainnya. Pemadatan harus dilaksanakan dengan alat
pemadat yang sesuai yang dioperasikan dengan tangan, sehingga tercapai
kepadatan yang ditentukan tanpa merusak bangunan-bangunan. Material
bangunan harus dibasahi atau diijinkan untuk dikeringkan agar dapat dicapai
kadar air optimum untuk pemadatan.
Kecuali ditentukan lain atau diijinkan oleh Direksi, urugan kembali tidak akan
ditempatkan dan dipadatkan dengan beton sebelum sekurang-kurangnya empat
belas (14) hari setelah pengecoran beton. Pemadatan untuk urugan kembali yang
dilaksanakan diatas beton tertanam tidak boleh dilaksanakan dengan alat
pemadat getar kecuali dengan persetujuan sebelumnya dari Direksi.
7.2 Pengukuran dan
Pembayaran a. Pengukuran
3
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m ) dari
volume yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang ditentukan
oleh Direksi. Tidak ada pengukuran yang akan dilaksanakan melebihi batas
timbunan yang diijinkan.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk urugan kembali harus dilakukan berdasarkan harga satuan
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus
diangggap seluruh kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, alat bantu dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan
dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

8. Urugan Kembali Pasir-Batu (Sirtu)


8.1 Lingkup
Urugan kembali sirtu akan ditempatkan pada lokasi-lokasi yang berbatasan
dengan bangunan-bangunan atau pada kaki-kaki pada tempat-tempat tertentu
seperti ditunjukan dalam gambar atau seperti ditentukan oleh Direksi. Urugan
sirtu mencakup pengadaaan material dari luar lokasi atau material lain yang
disetujui.
Urugan kembali sirtu harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan-lapisan
memanjang dan menerus dengan tebal sesudah dipadatkan tidak lebih dari 200
mm. Kecuali ditetapkan lain timbunan sirtu, harus dipadatkan sampai dengan
95% kepadatan kering maksimum sebagaimana ditetapkan dalam uji kepadatan
laboratorium.
Sebelum melaksanakan urugan kembali yang berdekatan dengan bangunan-
bangunan, lokasi yang akan diurug harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan pekerjaan sementara lainnya. Pemadatan harus dilaksanakan dengan
peralatan yang menggunakan tangan yamg sesuai, untuk mencapai kepadatan
yang ditentukan tanpa merusak bangunan-bangunan. Material urugan harus
dibasahi atau diijinkan untuk dikeringkan supai dapat dicapai kadar air optimum
untuk pemadatan.
Kecuali ditentukan lain atau diijinkan oleh Direksi, urugan kembali tidak akan
ditempatkan dan dipadatkan dengan beton sebelum sekurang-kurangnya empat
belas (14) hari setelah pengecoran beton. Pemadatan untuk urugan kembali yang
dilaksanakan diatas beton tertanam tidak boleh dilaksanakan dengan alat
pemadat getar kecuali dengan persetujuan sebelumnya dari Direksi.
8.2 Pengukuran dan
Pembayaran a. Pengukuran
3
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m ) dari
volume yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang ditentukan
oleh Direksi. Tidak ada pengukuran yang akan dilaksanakan melebihi batas
timbunan yang diijinkan.
b. Pembayaran
Pembayaran urugan kembali sirtu harus dilakukan berdasarkan harga satuan
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus
diangggap seluruh kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, alat bantu dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan
dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

9. Gebalan Rumput
9.1 Lingkup
Penyedia Jasa akan memasang gebalan rumput pada lereng tanggul tanah atau
tempat-tempat lain yang menunjukan dalam gambar atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi.
Rumput yang digunakan harus rumput yang mengandung banyak akar dan
batang yang tumbuh sehat dan mengandung lapisan tanah tebal dan berasal dari
tempat- tempat yang disetujui dan mempunyai kondisi pertumbuhan yang
hampir sama dengan kondisi.
Gebalan rumput harus bebas dari rumput-rumput liar atau tanaman pengganggu
dan pada waktu dipotong tinggi rumput tidak boleh melebihi dari 100
mm. Gebalan rumput harus mengandung tanah yang melekat pada akar-akarnya
pada saat dipasang. Gebalan rumput harus dipasang dalam garis menerus
ditempat pekerjaan pada jarak sebagaimana ditunjukan dalam gambar dan
dipasak dengan pasak dari bahan bambu. Gebalan rumput harus disiram segera
sesudah terpasang dan selama masa tumbuh sampai dengan rumput dalam
keadaan hidup.
Penyedia Jasa akan menjaga lokasi gebalan rumput sejak gebalan rumput mulai
dikerjakan. Apabila dijumpai rumput liar dan tanaman lain yang tidak
diiinginkan dan menutupi dan menggangu gebalan rumput yang ditanam,
tanaman tersebut harus dicabut / dibuang.
9.2 Pengukuran dan
Pembayaran a. Pengukuran
2
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter persegi (m ) dari
luas yang ditunjukan dalam gambar atau apabila disetujui oleh Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran gebalan rumput harus dilakukan berdasarkan harga satuan seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus diangggap
seluruh kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan, alat alat dan lain sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan yang lengkap sesuai ketentuan Direksi, dan sepenuhnya sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi ini
Pembayaran akan dilakukan berdasarkan 60% dari harga-satuan
seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga pada saat pemasangan
gebalan rumput telah tumbuh dengan baik.

10. Galian Batu


10.1 Lingkup Pekerjaan
Galian batu mungkin ditemui pada penggalian pondasi, sayap dan lainnya yang
tidak dapat dihancurkan oleh excavator/backhoe dengan kapasitas 200 HP.
10.2 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan berdasarkan luasan dalam meter
kubik (m3), sebagaimana ditunjukan pada gambar atau sebagaimana ditentukan
oleh Direksi.
Tidak ada pengukuran yang akan dilakukan untuk kelebihan galian,
termasuk
kelebihan galian yang dilakukan dengan sengaja untuk pengendapan lumpur
yang diijinkan selama masa kontrak, kecuali hal tersebut dibuat berdasarkan
perintah dari Direksi.

11. Pembongkaran Bangunan yang ada


11.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaan pembongkaran termasuk penghancuran, pemotongan,
pengangkutan, pembuangan hasil bongkaran bangunan-bangunan yang ada
seperti berikut, tetapi tidak terbatas pada :
a. Tembok
penahan;
b. Pelindung tebing alur
sungai;
c. Bangunan-bangunan
lainnya.
Pekerjaan ini juga termasuk pengamanan material yang masih diperlukan dan
urugan kembali lubang-lubang, sumuran dan daerah yang permukaannya turun.
Sebelum memulai pembongkaran, Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran
yang dihadiri Direksi atau wakil Direksi untuk mengukur dimensi bangunan-
bangunan yang ada dan menyerahkan hasil pengukuran kepada Direksi untuk
diverifikasi dan disetujui pelaksanaan pembongkaran tersebut.
Pekerjaan-pekerjaan pembongkaran harus dilakukan hati-hati pada
tembok penahan dan pasangan batu yang ada, pelindung-pelindung tebing dan
bangunan- bangunan beton dengan menggunakan alat-alat pemotong yang
memadai untuk menghindari cacat dan kerusakan terhadap bangunan dan
material-material yang ditinggalkan sesudah pembongkaran. Seluruh biaya-
biaya yang terjadi akibat kerusakan disebabkan kelalaian atau kealpaan
Penyedia Jasa akan menjadi beban yang bersangkutan. Kerusakan-kerusakan
pada tembok penahan pasangan batu, pelindung-pelindung tebing dan beton
harus diperbaiki dengan baik sehingga
memuaskan dan diterima baik oleh Direksi atas biaya Penyedia Jasa. Material
hasil bongkaran harus dibuang Penyedia Jasake tempat pembuangan yang
ditentukan atau sesuai petunjuk Direksi.
Rongga-rongga dan lubang-lubang yang terjadi akibat pembongkaran harus
diurug dan dipadatkan dengan material yang dapat diterima sampai
batas-batas ketinggian-ketinggian yang direncanaan.
Semua material yang dapat diselamatkan harus diangkut tanpa mengakibatkan
kerusakan yang tidak perlu dalam bentuk bagian-bagian atau potongan-potongan
yang dapat diangkut dengan mudah oleh Penyedia Jasa dan disimpan ditempat
yang ditentukan dalam daerah proyek sesuai petunjuk Direksi. Semua material
yang diperoleh dari hasil pembongkaran akan tetap menjadi hak pemilik.
11.2 Pengukuran dan
Pembayaran
Pengukuran termasuk pembongkaran, pemotongan, pengangkutan dan
pembuangan akan dilakukan berdasarkan volume dalam meter kubik dari hasil
bongkaran material sampai batas-batas permukaan dan ketinggian-ketinggian
sebagaimana tercantum dalam gambar-gambar yang telah disyahkan oleh
Direksi.
Pembayaran terhadap Penyedia Jasa akan dilakukan sesuai harga satuan dalam
3
kontrak per meter kubik (m ) sepeti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga terhadap volume seperti yang telah ditetukan diatas dan disetujui oleh
Direksi.
Harga satuan yang tercantum dalam item-item yang bersangkutan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga sudah termasuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pembongkaran, pemotongan, pengangkutan, pengemasan, pembuangan dan
pengurugan serta pemadatan rongga-rongga dan lubang-lubang, termasuk
peralatan, alat-alat, material-material, tenaga kerja, pengisian, pembongkaran,
pengangkutan, pembuangan dan lain-lain.

B. PEKERJAAN BETON
1. Umum
Pasal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk materialnya untuk
bangunan- bangunan yang strukturnya terdiri dari beton masa (mass concrete)
maupun beton
bertulang yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa sesuai dengan
kewajibannya.
Semua pakerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, dan atau
yang ditunjukkan dalam gambar maupun yang diperintahkan oleh Direksi. Kegiatan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan Direksi atau wakilnya.
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum peralatan untuk pekerjaan beton
yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa untuk pengolahan, penakaran,
pencampuran, pengangkutan, pengecoran beton dan membuat adukan pasangan
(mortar). Penyedia Jasa harus menyerahkan bagan alir, gambar dan uraian tertulis
untuk menghasilkan pengelolaan yang benar dan efisien dari peralatan yang akan
digunakan dan menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton yang memenuhi
spesifikasi yang ditentukan dalam kontrak.
Jika Penyedia Jasa ingin membeli beton jadi (ready mix) atau mortar dari pabrik,
Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari sebelum dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan jadwal
pelaksanaan
yang telah disetujui. Pemberitahuan tersebut mencakup ; uraian lengkap tentang
pabrik beton, nama supplier, tempat dan kemampuan dari Batching Plant,
alat-alat pendukung, pengalaman serta keandalannya untuk menghasilkan beton
berkualitas baik, tepat waktu dan lain-lain untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Tanpa persetujuan Direksi Penyedia Jasa tidak boleh menggunakan peralatan untuk
pengolahan dan/atau membeli serta mendatangkan beton jadi dari pabrik atau
supplier.
Semua persiapan pengamanan yang memadai harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Spesifikasi Umum, sehingga air buangan
dari pengelohan maupun perawatan beton yang mengandung endapan-endapan
bahan- bahan tidak boleh langsung di buang ke sungai dan dilimpahkan ke tempat di
sekitar pekerjaan.

2. Semen dan Bahan Bahan Pembantu


2.1 Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton maupun mortar adalah jenis-jenis
yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam
NI-
8 dan SNI 2049-90-A atau ASTM nomor C150, dan /atau atas persetujuan
Direksi.
Sebelum pemesanan semen, Penyedia Jasa harus memberitahukan terlebih
dahulu secara rinci kepada Direksi tentang semen yang digunakan. Semen harus
dikirim ke lokasi pekerjaan dengan disertai sertifikat mutu dan lulus pengujian
dari pabriknya. Setibanya dilapangan, sertifikat tersebut harus diserahkan ke
Direksi.
Penyedia Jasa harus menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik.
Tanki besi dan bak penyimpanan semen pada batching plant harus kedap air dan
kontruksinya harus sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan adanya
simpanan mati. Jika Direksi memperkirakan bahwa ada simpanan mati pada bak
atau silo, maka bak atau silo itu harus dikosongkan dan dibersihkan.
Semen yang dikemas dalam kantong harus dikirim sesuai dengan persetujuan
dari Direksi dan harus disimpan dalam gudang yang kedap air serta dilengkapi
dengan sarana untuk menyerap kelembaban, dan harus mendapat persetujuan
Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada jalan longgar untuk
pemeriksaan, serta ditandai dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen, sedemikian rupa sehingga untuk semen yang pertama masuk
harus dapat dikeluarkan yang pertama pula.
Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian
tiga puluh (30) cm diatas permukaan tanah. Diantara masing-masing tumpukan
semen harus diberi jarak yang cukup. Satu tumpukan tidak boleh lebih dari 13
(tiga belas) sak, sesuai dengan pengarahan Direksi, bila penyimpanannya
diperkirakan lebih lama dari 60 (enam puluh) hari.
Semen tidak boleh disimpan di lapangan lebih lama dari sembilan puluh (90)
hari
untuk pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian menunjukkan
masih memenuhi syarat.
Jika semen rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan maka harus
disingkirkan dari tempat kerja.
Penyedia Jasa harus menjamin agar selalu tersedia cukup semen di lokasi
pekerjaan dan harus melaporkan secara periodik (setiap tanggal 10 tiap bulan)
kepada Direksi, tetapi tidak dibatasi hal-hal berikut :
a. Persediaan semen di lapangan pada akhir bulan
berikutnya
b. Penerimaan semen dalam bulan
sebelumnya
c. Semen yang telah digunakan pada periode bulan
sebelumnya d. Data lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi
2.2 Bahan-bahan Pembantu
Penyedia Jasa diijinkan secara tertulis oleh Direksi untuk menggunakan bahan
pembantu yang diperlukan guna memperbaiki kelancaran pelaksanaan,
penyelesaian akhir dan mutu dari pekerjaan beton dan adukan mortar dengan
persetujuan Direksi.
Bahan pembantu jenis air-entraining admixture atau lainnya dapat dipakai untuk
semua beton kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Bahan pembantu harus sesuai
dengan ASTM nomor C.260 atau yang setara dan disetujui oleh Direksi, dengan
pengecualian untuk air-entraining admixture, Penyedia Jasa harus memberi tahu
Direksi atas usul penggunaan bahan pembantu ini baik sebagai set-retarding,
water reducing ataupun mempercepat pengentalan beton termasuk sumber dari
mana bahan diperoleh, sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh) hari sebelum
waktu yang direncanakan untuk penggunaan bahan pembantu tersebut. Penyedia
Jasa harus menyampaikan kepada Direksi data teknis dan contoh-contoh bahan
pembantu yang akan dipergunakan.
Semua pengujian bahan pembantu harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
biaya sendiri dan hasilnya harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
Banyaknya bahan pembantu yang akan dipakai pada masing-masing adukan
beton dan pada bagian dari pekerjaan beton yang akan menggunakan bahan
pembantu akan ditentukan oleh Direksi. Batas-batas maksimum slump selama
pengangkutan, waktu yang diijinkan untuk beton tetap berada dialat pengaduk
(mixer) dan waktu pengadukan dapat dirubah oleh Direksi bila persetujuan
penggunaan bahan pembantu diberikan.
Semua biaya penggunaan bahan pembantu harus sudah termasuk dalam harga
satuan kontrak per meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
pekerjaan beton dimana bahan pembantu akan digunakan dan tidak ada
pembayaran terpisah untuk item yang sama harus dipertimbangkan oleh Pemilik.
3. Agregat
3.1 Umum
Material untuk membuat agregat halus dan kasar dapat berupa pasir/krikil alam
sebagai bahan desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir/batu
pecah buatan yang dihasilkan dari pemecahan batu yang disetujui oleh Direksi,
kecuali jika Penyedia Jasa ingin membeli beton jadi dari pabrik.
Dalam hal Penyedia Jasaingin membeli agregat dari sumber lain seperti dari
pabrik atau supplier, Penyedia Jasaharus menyerahkan hasil uji, data dan
informasi lainnya tentang sifat-sifat fisik dan kimiawi serta mutu agregat yang
akan dibeli dan dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum
agregat itu digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan atau pembelian agregat beton
harus sudah dimasukkan dalam harga satuan dalam kontrak per meter kubik
yang disebutkan pada masing-masing item untuk beton dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
3.2 Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang mempunyai ukuran butir maksimum lima
(5)
mm dan bahannya bersifat
keras.
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-
butir agregat halus harus bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca seperti panas matahari dan hujan).
Agregat halus harus tidak boleh mengandung lumpur (butiran-butiran yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm) lebih dari 5 %. Apabila kadar lumpur
melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak
yang harus dibuktikan dengan percobaan Abrams-Harder (dengan larutan
NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga
dipakai asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari
tidak kurang dari
95% dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3
%
NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang
sama.
Agregat halus di uji terhadap sodium sulphate soundness sesuai dengan
SNI
1750-90-A untuk lima (5) putaran dan harus menunjukkan kehilangan
maksimum tidak boleh lebih dari sepuluh (10 %) persen.
Agregat halus yang dapat menyebabkan perubahan warna pada permukaan
beton tidak boleh digunakan untuk beton yang ekspose.
Gradasi agregat yang digunakan sesuai PBI 1971 N.1.2 harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2%
berat;
b. sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10%
berat;
c. sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80%-90%
berat.
Ayakan yang dipakai dengan Standar persentase
ukuran lubang rata-rata berdasar bobot yang lo los
dar i set iap ayakan (%)
100
No. 4 90 100
No.10 80 100
No.16 50 90
No.30 25 65
No.50 10 35
No.100 2 10
Modulus kehalusan butir dari agregat halus berkisar antara 2,5 sampai 3,3.
Prosentasikan dari bahan yang merugikan agregat halus tidak boleh lebih
dari nilai-nilai berikut :
Jenis Persentasi berat (%)
Gumpalan lempung 1,0
Material yang lolos dari 5
ayakan 0,5
Material yang tertahan dari
ayakan ukuran 0,297 mm dan
mengapung didalam cairan yang
mempunyai berat jenis 1,95
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui dan atas persetujuan dari Direksi.
3.3 Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai ukuran butiran minimum lima
(5)
mm dan bahannya bersifat
keras.
Agregat kasar untuk pekerjaan beton dapat berupa krikil sebagai hasil
desintegrasi alam dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, dengan sifat-sifat karakteristik yang hampir sama, dengan
ukuran butir antara
5 mm 40 mm.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal (tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan).
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan
terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1 %, maka agregat
kasar harus dicuci.
Agragat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif alkali.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji
Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut ;
a. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 19 mm lebih dari 24 %
berat, b. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22
% berat,
atau dengan mesin Pengaus Los Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat
dari
50 %.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan
apabila diayak dengan susunan ayakan ISO, dengan ukuran lubang berturut-turut
;
31,5 16 8 4 2 1 0,500 0,250 mm, harus memenuhi syarat-
syarat
berikut ;
a. sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat
;
b. sisa di atas ayakan 4 mm, harus antar 90 % dan 98 %
;
c. sisa antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan,
adalah
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Penanganan dan penyimpanan agregat kasar harus sedemikian rupa sehingga
dicegah segregasi atau masuknya benda-benda asing ke dalam bahan agregat.
Direksi berhak untuk meminta agar agregat kasar harus disimpan
dalam
platform terpisah yang
memadai.

4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton, adukan mortar serta air untuk mencuci
agregat harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
Air yang digunakan pembuatan dan perawatan beton serta pembuatan adukan
mortar harus bebas dari minyak, asam, garam-garam, alkali, bahan-bahan organis
atau bahan-
bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan. Bila diminta oleh
Direksi contoh air harus diambil dari tempat yang diusulkan dan dibandingkan
dengan air suling. Air tersebut dapat dipakai, apabila kekuatan mortar semen + pasir
dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90 % dari
kekuatan mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemakaian air yang akan
digunakan untuk adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah
termasuk dalam harga satuan masing-masing item dalam harga satuan kontrak
permeter kubik untuk beton maupun mortar seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

5. Adukan Beton
5.1 Komposisi
Beton harus terbuat dari semen portland biasa, air, agregat halus, agregat kasar
dan obat semen / bahan campuran tambahan, jika diperlukan, yang telah
disetujui oleh Direksi dan diaduk dengan sempurna dan diatur sesuai dengan
kekentalan yang benar.
5.2 Kelas-kelas
Beton
Tipe/jenis beton yang digunakan dibagi menjadi enam (6) kelas yang
diantaranya juga termasuk beton kurus (untuk lantai kerja). Masing-masing
kelas beton yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi, sesuai
ditunjukkan dalam gambar ataupun sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi.
Berbagai kelas beton yang digunakan diklasifikasikan berdasar atas pengujian
kekuatan desak silinder (15x30) pada umur 28 hari, perbandingan antar air
semen maksimum maupun ukuran maksimum dari agregat kasar seperti yang
tersaji di bawah ini :
Rekomendasi Kelas Beton
Kelas Ukuran maksimum Kuat tekan Maksimum Rasio
Beton Agregat Kasar karakterisrik silinder Air Semen
(mm) Usia 28 hari (kg/cm2) (%)
A 25 270 50
B 25 210 50
C 40 210 50
D 25 180 55
E 40 180 55
F 25 125 65
Banyaknya air yang digunakan dalam beton dapat diubah oleh Direksi selama
dalam batas-batas yang telah ditentukan, yang sesuai dengan perbandingan air
semen yang diperlukan guna menjamin beton mudah untuk dikerjakan,
mempunyai kekentalan yang benar, termasuk pula pertimbangan akibat
penggunaan bahan campuran tambahan/obat semen, jika digunakan, beserta
kemungkinan variasi dari besarnya kadar air maupun gradasi agregat yang
akan dicampur.
Slump adukan beton harus diambil serendah mungkin, dengan masih
memungkinkan pemadatan yang menggunakan alat-alat yang disetujui untuk
pekerjaan itu, tetapi dalam setiap kelas beton besarnya slump tidak
boleh melebihi batasan seperti tersebut dibawah ini :
Kelas Penggunaan Beton Pada Slump Slump
Beton Bangunan-bangunan Sungai Minimum Maksimum
(mm) (mm)
A Tiang pancang beton bertulang 100 140
B Lantai & balok jembatan, 120 160
bangunan Sluiceway dan lantai
beton untuk Hoist, Bangunan
Sypon serta beton-beton pelindung
C Pilar dan abutment jembatan 80 120
maupun abutment bendung
D Bagian pondasi bangunan 80 120
pengaman (Revetment)
E Beton massa untuk tubuh bendung, 80 120
pelat beton pada bangunan
permanen sungai.
F Beton untuk lantai kerja 80 120

5.3 Campuran beton pendahuluan


Penyedia Jasaharus mengajukan beberapa macam usulan campuran beton
yang
diharapkan sesuai dengan ketentuan mutu beton dalam spesifikasi.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan pencampuran beton dengan
adukan sesuai dengan takaran bahan-bahan yang diuji lebih dahulu di
laboratorium yang telah disetujui oleh Direksi dengan menggunakan jumlah
contoh yang memadai serta bisa mewakili campuran agregat dan semen yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa harus
mempekerjakan tenaga ahli yang mampu dan berkualitas yang sesuai untuk
merencanakan campuran beton, mengawasi dan mengarahkan semua
kegiatan pekerjaan beton mulai tahap persiapan sampai dengan tahap
pengecoran beton.
Pada waktu pelaksanaan bila tipe semen atau jenis agregat berubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak
bisa memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan
cara
/prosedur seperti di atas.
5.4 Adukan Percobaan untuk Beton
Sekurang-kurangnya (30) tiga puluh hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton
untu bangunan dimulai, Penyedia Jasa harus memulai mencoba adukan yang
akan digunakan untuk masing-masing kelas beton dengan pengawasan Direksi
atau wakilnya. Adukan percobaan untuk beton dengan menggunakan semua
jenis agregat, takaran dan alat pengaduk beton yang sesuai dengan alat
yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Adukan percobaan itu
harus sepenuhnya berdasar hasil sifat-sifat campuran beton pendahuluan.
5.5 Penakaran (Batching)
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan penakar dan pengaduk, yang
mampu mengaduk agregat, semen, bahan pembantu dan air menjadi adukan
homogen dan mengeluarkannya tanpa adanya segregasi. Alat
penakar/pengaduk ini juga harus dapat mengantisipasi kemungkinan adanya
kadar air agregat yang berubah secara cepat maupun kemungkinan
perubahan berat bahan yang ditakar.
Banyaknya masing-masing bahan untuk pembuatan beton harus dilakukan
dengan perbandingan berat untuk masing-masing bahan, kecuali untuk air dan
bahan pembantu yang dapat diukur dengan perbandingan volume ataupun
perbandingan berat.
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi maka bahan-bahan harus ditimabang
dengan ketelitian yang sudah mempertimbangkan kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kecil dari operator pelaksana maupun kesalahan dari
skala timbangannya sendiri;
Semen boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2 %)
Agregat halus boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2 %)
Agregat kasar boleh lebih sampai dengan tiga persen (+ 3 %)
Air boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1
%)
Bahan tambah boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1 %)
(admixture)
Timbangan semen harus menggunakan timbangan yang mempunyai
pembagian skala terkecil tidak lebih dari 2 (dua) kg dan untuk timbangan
agregat tidak boleh lebih dari sepuluh (10) kg. Pada waktu peneraan atau
perbaikan maka koreksi berat yang ditunjukkan pada setiap angka skala tidak
boleh lebih besar nol koma dua persen (0,2 %) dari skala maksimum
timbangan. Pada setiap waktu saat pengoperasian, berat yang ditunjukkan
pada satu titik pada timbangan tidak boleh lebih besar nol koma empat
persen (0,4 %) dari tanda maksimum timbangan.
Penyedia Jasa harus menyediakan alat untuk pengujian beton standar dan alat
untuk memeriksa ketelitian timbangan.
Catatan tertulis yang tercetak atau grafik berikut ini harus selalu
diletakkan dekat dengan alat untuk masing-masing penakaran :
a. berat dari material agregat dan
semen b. jumlah dari air yang dipakai
c. jumlah dan jenis dari bahan campuran tambahan yang
digunakan

5.6 Pengadukan Beton


a. Mengaduk beton dengan mesin aduk
(mixer)
Mesin-aduk bisa berupa drum berputar atau sudu berputar dengan drum
pengaduk atau sudu berputar harus dioperasikan merata pada kecepatan
mengaduk sebagaimana yang dianjurkan oleh pabriknya. Sudu pengumpun
dan pengaduk dari mesin aduk harus diperbaiki atau diganti bila ada bagian
yang aus lebih dari dua puluh (20) mm. Mesin aduk dan truk aduk yang
telah ditempeli kerak beton yang telah mengeras tidak boleh digunakan.
Jika dipakai semen curah dan volume takaran setengah (0,5) meter kubik atau
lebih maka timbangan dan berat corong semen harus dipisah dan dibedakan
antara corong agregat dan corong lainnya. Mekanik pengeluaran dari corong
timbangan untuk semen curah harus dikunci pada saat pembukaan khususnya
bila banyaknya semen dalam corong-corong berkurang lebih dari satu persen
(1
%) atau bertambah berat lebih dari tiga persen (3 %) dibandingkan dengan
banyaknya semen yang ditetapkan.
Bila agregat mengandung air melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk
menghasilkan saturated dry condition, contoh-contoh material harus
diambil
lagi dari masing-masing agregat dan kadar air diukur lagi untuk masing-
masing jenis agregat, kemudian kadar air diukur lagi untuk masing-
masing jenis agregat, kemudian kadar air dan takaran agregat harus
diperhitungkan/dipertimbangkan lagi.
Material campuran beton harus dimasukkan dengan baik ke dalam mesin aduk,
dengan urutan air harus masuk lebih dahulu baru kemudian semen dan
agregat. Semua air harus sudah masuk di drum dalam waktu sepertiga
dari waktu pengadukan seperti yang disyaratkan.
Semen harus ditakar dan dimasukkan ke dalam mesin aduk dengan cara
sedemikian rupa sehingga berat semen tidak berkurang, karena tertiup
angin atau menggumpal di permukaan corong atau di tempat lain yang bisa
mengubah jumlah semen seperti yang disyaratkan dalam adukan beton.
Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah
semua bahan termasuk air berada dalam mesin aduk. Selama waktu
pengadukan mesin aduk harus terus berputar sesuai dengan putaran rencana.
Mesin aduk harus berputar secara otomatis sesuai dengan alat pengatur waktu
yang dapat diatur dan dikunci oleh Direksi. Alat pengatur waktu dan mekanik
pengeluaran harus saling terkait, sehingga selama pengoperasian secara
normal, adukan tidak akan dikeluarkan secara otomatis sampai waktu yang
ditetapkan terpenuhi.
Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin
aduk harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran
mortar dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi
bagian dalam drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan.
Bila berhenti mengaduk selama satu jam atau lebih maka mesin aduk harus
dicuci bersih.
b. Mengaduk beton dengan tangan tidak
diperbolehkan c. Beton jadi (Ready-mix)
Beton jadi yang dibeli dari supplier boleh digunakan setelah
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi. Persetujuan ini tidak mengikat
dengan tanpa alasan, karena Penyedia Jasa harus menunjukkan bahwa
bahan beton yang dibeli memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi ini. Persyaratan yang ditetapkan seperti pengambilan contoh,
adukan pendahuluan, pengujian dan mutu beton untuk berbagai kelas beton
harus tetap diikuti.

6. Peralatan untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton


6.1 Umum
Metode dan jenis peralatan yang digunakan untuk pengangkutan dan
pengecoran beton harus sedemikian sehingga beton mempunyai komposisis
dan komsistensi yang diperlukan, dan tidak akan menyebabkan segregasi
yang berarti dari agregat kasar, Tu menyebabkan kehilangan slump melebihi
dua puluh lima (25) mm, atau kehilangan kandungan udara sebelum
konsolidasi melebihi satu (1 %) persen pada adukan beton.
Dalam hal beton diangkut dan atau dicor dengan salah satu dari tipe peralatan
yang disebutkan di bawah ini maka alat-alat yang digunakan harus
dipasang dan ditangani sesuai dengan uraian berikut :
6.2 Corong Luncuran
Pengecoran beton dengan corong luncuran (chute) tidak diijinkan kecuali
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Bila disetujui, corong harus
mempunyai penampang yang bersudut bulat dan harus mempunyai kemiringan
yang tetap, sehingga beton dapat meluncur tanpa segregasi. Bagian bawah
harus diberi alat penuntun atau drop-chute atau alat penunutun dengan corong
yang tidak melebihi satu setengah (1,5) meter tingginya untuk mencegah
segregasi saat jatuhnya campuran beton. Corong luncuran harus dilindungi
dari sinar matahari langsung.

7. Pengecoran Beton
7.1 Umum
Beton tidak boleh dicor/ditempatkan sebelum pemasangan bekisting, bagian-
bagian yang perlu dipasang di dalam beton dan persiapan permukaan beton
selesai dilakukan oleh Penyedia Jasa dan diperiksa oleh Direksi.
Kecuali bila disetujui oleh Direksi, beton tidak boleh dicor pada waktu hujan
atau tergenang air dan dalam segala hal tidak boleh dicor dalam air
yang mengalir.
Selama proses ini komunikasi antara lokasi pengadaan dan lokasi pengecoran,
bila dianggap perlu harus disediakan, dioperasikan dan dirawat oleh Penyedia
Jasa seperti yang ditentukan oleh Direksi. Tidak ada pembayaran tersendiri
atau tambahan pembayaran kepada Penyedia Jasasebagai biaya tambahan
untuk tersedianya sarana komunikasi.

7.2 Persiapan Pengecoran


Sebelum kegiatan pengecoran dimulai semua permukaan yang akan ditempati
adukan beton harus dibersihkan dan tidak boleh ada minyak, bahan organis
potongan kayu, segala macam lapisan cat, kotoran atau bahan-bahan lain yang
bisa membusuk. Pembersihan ini bisa dilakukan dengan menggunakan
kompresor udara atau air atau alat-alat lain yang sesuai dan mendapat
persetujuan dari Direksi.
Semua permukaan bekisting dan bahan-bahan yang akan tinggal/tertanam di
dalam cor-coran harus dibersihkan. Permukaan pondasi cadas yang akan diberi
adukan beton harus dibasahi dan jika ada genangan air harus dikeringkan
terlebih dahulu.
Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan ditempati adukan beton untuk
pondasi harus dibersihkan dari genangan air, aliran air, potongan kayu atau
bahan kotoran lainnya. Permukaan tanah atau pasir dan krikil harus dalam
keadaan lembab sebelum adukan beton untuk pondasi dicor/ditempatkan.
Permukaan construction joint (sambungan pelaksanaan untuk batas
pengecoran) yang akan ditempati adukan beton baru sebelumnya harus
dibersihkan dan dibasahi serta harus mendapat persetujuan terlabih
dahulu dari Direksi.
Kegiatan pembersihan harus meliputi pembersihan untuk semua kotoran, sisa-
sisa adukan yang lepas, maupun cat-cat dan benda-benda lainnya.
Permukaan semua sambungan pelaksanaan harus dibersihkan dari kelebihan
adukan sebelumnya maupun benda-benda asing lainnya dengan jalan
menyikat, membuat atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi.
Sambungan pelaksanaan harus diisi karet (joint filler) atau material yang
sesuai dengan petunjuk Direksi.

7.3 Suhu Adukan Beton Selama Pengecoran


Suhu adukan beton selama waktu pengecoran tidak boleh lebih dari tiga puluh
dua (32C) derajat Celcius. Penumpukan agregat harus terlindungi dan
terhindar dari cuaca panas atau material agregat dapat juga disemprot dengan
air. Air untuk adukan harus cukup dingin atau campuran beton
diisolasi, jika diperlukan, untuk menjaga suhu adukan beton di bawah batas-
batas yang telah ditetapkan.

7.4 Pengecoran Beton di Dalam Air


Beton tidak boleh dicor di bawah air kecuali hal tersebut tidak dapat dihindari
dan dalam hal ini harus mendapat persetujuan Direksi dan harus dilakukan
dengan pengawasan yang ketat dan teliti.
Banyaknya semen untuk setiap kelas beton yang dicor di dalam air
harus ditambah, sehingga faktor air semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47.
Slump harus dijaga tidak boleh melebihi sepuluh (10) cm untuk
menghindari segregasi. Beton harus dituangkan hati-hati dalam gumpalan yang
kompak pada posissi yang tepat dengan bantuan penuntun ataupun alat
bucket yang bisa dibuka dari bawah atau alat lain yang disetujui oleh Direksi.
Usulan secara rinci untuk pengecoran dalam air harus dibuat oleh Penyedia
Jasauntuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.

7.5 Pengecoran
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi, waktu dan tempat dimana
akan dilakukan pengerjaan pengecoran beton. Pengecoran beton hanya boleh
dilakukan pada waktu Direksi atau wakilnya hadir di tempat pekerjaan.
Adukan beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau
kecuali dapat diperbaiki dengan menambah air atau menurunkan slump
sebesar dua puluh lima (25) mm atau lebih sesuai dengan persetujuan
Direksi, harus dibuang ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan biaya
yang dikeluarkan untuk pembuatan adukan dan pembuangannya ditanggung
oleh Kontraktor.
Sejauh masih bisa dilaksanakan beton harus dicurahkan langsung ke tempat
pengecoran dan tidak perlu dilewatkan jalan lain untuk menghindari segregasi.
Metode dan alat-alat yang dipakai untuk mencurahkan beton ke dalam
bekisting harus sedemikian rupa sehinnga tidak akan meghasilkan agregat
kasar terpisah dari adukan lainnya. Penyedia Jasa harus menggunakan cara
yang cocok untuk menjaga agar besi dan bekisting tidak bergeser dari
tempatnya. Tinggi jatuh adukan beton harus tidak melebihi satu setengah (1,5)
meter.
Semua adukan harus dicurahkan lapis demi lapis secara horisontal dengan
tebal lapisan tidak melebihi empat puluh (40) cm. Direksi berhak untuk
meminta tebal lapisan kurang dari empat puluh (40) cm bilamana diperlukan.
Bila ditetapkan pada tebal 40 cm sesuai dengan spesifikasi, tinggi satu bagian
yang dicor harus ditetapkan seperti ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan pengarahan dari Direksi.

7.6 Pemadatan dan Proses Pengerasan Adukan Beton


Masing-masing lapisan adukan harus dipadatkan segera setelah adukan di cor
dan dibiarkan berkonsolidasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai,
sehingga beton dapat dipadatkan sampai batas yang memungkinkan.
Pengecoran lapisan adukan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan
yang adukan sebelumnya dikerjakan secara lengkap.
Umumnya, beton harus dipadatkan dengan alat penggetar mekanik atau
pneumatuk tipe penggetar dalam yang bekerja dengan kecepatan sekurang-
kurangnya tujuh ribu (7.000) putaran per menit (RPM). Sewaktu
dibenamkan ke dalam adukan, kepala penggetar harus dibenamkan dalam
beton secara vertikal dan sekurang-kurangnya lima (5) cm kedalam lapisan
dibawahnya. Jika sulit menggunakan penggetar dalam beton boleh digetarkan
dengan tipe penggetar eksternal seperti yang akan diuraikan berikut atau
dipadatkan dengan menusuk-nusuknya dengan tongkat seperti pengarahan
Direksi.
Pemadatan beton pada bagian stuktur yang terbuka harus menggunakan alat
penggetar tipe pembenaman, jika dipakai alat penggetar bekisting heavy duty
harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Direksi sebelum
dilaksanakan. Penggetar bekisting harus ditempelkan secara kuat ke bekisting
selama pemadatan, dan harus dapat dilepaskan dengan cepat dan ditempelkan
kembali ke posisi lain pada bagian bekisting dan harus bekerja dengan
kecepatan sekurang-kurangnya delapan ribu (8.000) putaran per menit (RPM)
sewaktu dipakai untuk menggetarkan beton.
Alat penggetar harus digunakan secara sistematis dengan pengaturan interval
tertentu, daerah yang terpengaruh tidak boleh bertumpang tindih sehingga
beton dapat dipadatkan secara merata dengan sebaik-baiknya.
Pemadatan pada masing-masing lapisan bagian beton yang baru dicor dan
berhubungan dengan beton yang telah mengeras, maka penggetar harus
digunakan lebih lama dan ditusukkan lebih dalam berdekatan/sepanjang bagian
yang berhubungan. Kepala penggetar tidak boleh menyentuh bagian yang telah
mengeras dan dinding bekisting.

8. Perawatan Beton dan Perlindungan


8.1 Umum
Selama beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai dengan spesifikasi dan
seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus
menyerahkan cara/metode perawatan beton untuk mendapatkan persetujuan
Direksi, sebelum dimulainya pengecoran. Perawatan harus segera dilakukan
supaya beton tidak kehilangan kelembabannya. Beton harus dilindungi dari
hujan deras selama dua belas (12) jam pertama, air mengalir selama empat
belas (14) jam pertama dari sinar matahari langsung untuk tiga (3) hari
pertama.
Semua beton harus dilindungi secara memadai terhadap kemungkinan
gangguan akibat adanya lalu lintas, kebakaran atau panas yang berlebihan
termasuk panas yang dihasilkan dari pengelasan besi. Cara-cara perawatan
berikut ini dapat dilaksanakan.
8.2 Cara Perawatan dengan Larutan Kelembaban
Beton harus dijaga tetap lembab terus menerus dengan menjaga kadar
airnya
sekurang-kurangnya selama tujuh (7) hari
pertama.
Seluruh permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara membasahi
dengan air memakai alat nozzle, kain, kapas, keset, karpet basah, tanah atau
lapisan pasir yang juga bisa dipakai untuk menahan kelembaban. Pada waktu
perawatan selesai, permukaan beton harus dibersihkan dari bahan-bahan yang
digunakan selama perawatan.
8.3 Cara Perawatan dengan Larutan Kimia
Perawatan permukaan beton yang terbuka/ekspos dapat dilakukan
dengan
cairan compund sesuai dengan ASTM C309, PBI 1971 N.-2 atau setara,
setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Larutan kimia tersebut harus digunakan dengan cara disemprotkan dengan
tekanan sedemikian rupa sehingga menutup seluruh permukaan beton dengan
lapisan yang merata, dan harus mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga
lapisan ini akan mengeras dalam waktu tiga puluh (30) menit sesudah
pemakaian. Banyaknya larutan kimia yang digunakan harus sanggup menutup
rapat seluruh permukaan beton. Mesin semprot harus dilengkapi dengan
meteran penunjuk tekanan pada waktu pengoperasian dan alat untuk
mengendalikan tekanan.
Curing compound harus digunakan untuk beton yang permukaannya langsung
dilakukan finishing segera setelah kelembaban dari permukaannya hilang,
tetapi penggunaannya harus dilakukan sebelum mulai terjadinya penyusutan
akibat kering atau retak yang besar mulai tampak. Jika terjadi keterlambatan
pada pemakaian curing compound mungkin akan terjadi pengeringan yang
menimbulkan retakan pada permukaan, penyemprotan air dengan semburan
halus memakai nozzle harus dimulai segera dan harus dilakukan terus menerus
sampai pemakaian bahan kimia dapat dimulai. Bahan lapisan bahan kimia
rusak karena sebab-sebab tertentu sebelum masa berakhirnya tujuh (7) hari
pertama, maka bagian yang rusak segera diperbaiki dengan tambahan bahan
kimia.
Curing compound tidak boleh mengeras selama disimpan, dan tidak
boleh dilarutkan atau dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari
pabrik. Pada saat digunakan, bahan kimia harus berupa adukan yang merata.
Jika bahan kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh (120) hari sesudah
tanggal pembuatannya Direksi bisa meminta pengujian tambahan sebelum
bahan tersebut digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih
memenuhi persyaratan.

8.4 Cara Perawatan dengan Membiarkan Bekisting Tetap pada Tempatnya


Beton yang memakai bekisting bisa dirawat dengan membiarkan bekisting
tetap pada tempatnya. Bekisting harus tetap berada ditempatnya sampai
sekurang- kurangnya tujuh (7) hari pertama, kecuali untuk bagian struktur
yang mempunyai ketebalan lebih dari lima puluh (50) cm, bekisting harus
dibiarkan
ditempatnya sekurang-kurangnya lima (5) hari. Bekisting kayu harus tetap
basah dengan penyiraman air selama masa perawatan.

9. Penyelesaian Akhir (Finishing) Permukaan Beton


9.1 Umum
Tingkatan dan syarat-syarat penyelesaian akhir/finishing dari permukaan beton
harus dilaksanakan sebagaimana yang ditetapkan pada pasal ini atau seperti
ditampakkan dalam gambar. Finishing pada permukaan beton harus dilakukan
oleh tukang ahli dan berpengalaman.

Kecuali sudah ditetapkan bahwa pada bagian-bagian tertentu tidak diperlukan


adanya kegiatan inspeksi, maka finishing atas permukaan beton harus
dilakukan bila dihadiri oleh Direksi. Bila diperlukan Direksi akan meminta
pengujian pada permukaan beton untuk menentukan apakah kekasaran
permukaaan masih dalam batas yang ditetapkan. Kekasaran permukaan beton
bisa digolongkan sebagai kasar atau halus. Bekas yang ditinggalkan oleh
bekisting yang kurang rapat atau tidak lurus atau geblekan bekisting yang jelek
bisa dianggap sebagai kekasaran ksar dan akan diuji dengan pengukuran
langsung. Semua kekasaran yang lain akan dianggap kekasaran yang halus
dan akan diuji menggunakan pelat yang mempunyai sisi lurus, sedang untuk
permukaan yang melengkung akan diuji dengan pelat yang mempunyai sisi
melengkung yang setara dengan arah lengkungan bagian yang akan diuji.
9.2 Permukaan yang Tampak
Permukaan beton yang memakai bekisting yang akan menerima bahan-timbun
atau beton yang akan dicorkan di situ. Koreksi kekasaran pada permukaan
yang diukur seperti uraian sebelumnya harus hanya diperlukan untuk cekungan
yang melebihi tiga puluh (30) mm.
Permukaan yang memakai bekisting yang terbuka (exposed) secara tetap dan
bila diperlukan dengan penampilan yang menarik. Kekasaran permukaan yang
diukur seperti uraian sebelumnya tidak boleh melebihi sepuluh (10) mm untuk
yang kasar dan dua puluh (20) untuk yang halus plywood harus digunakan
untuk penyelesaian tersebut.
9.3 Penyelesaian Akhir pada Lantai Beton Monolit
Penyelesaian akhir untuk lantai beton monolit yang tampak pada gambar,
maka pengecoran adukan beton harus berjalan secara terus menerus
setebal dan seluas pelat tanpa mengalami perubahan adukan. Air adukan
harus sedikit mungkin untuk menghasilkan pengecoran yang sempurna jumlah
air akan ditetapkan oleh Direksi. Sesudah pengecoran beton selesai, lantai dan
permukaan lain harus disetrika dengan setrika kayu pada permukaan yang
benar dan pada elevasi seperti tampak pada gambar. Bila ditunjukkan dalam
gambar atau dalam spesifikasi ini, permukaan lantai harus diselesaikan dengan
steel trowel. Penyetrikaan harus sedikit mungkin selaras dengan upaya
mempertahankan permukaan yang licin dan padat dan tidak boleh diteruskan
sampai saat adukan mulai mengeras untuk menghindari kelebihan bahan halus
terikat dalam penggosokan ini. Penambahan air, semen kering, atau spesi
kering di atas permukaan beton untuk membantu finishing tidak diijinkan.
9.4 Penyelesaian Akhir pada Permukaan Beton untuk Pelat Jembatan
Sesudah beton dicor pada tempatnya, beton harus dipadatkan pada
permukaannya harus diratakan dengan papan dan disetrika dengan kasut kayu
atau kasut kulit kayu. Alat pembentuk bagian tepi harus digunakan pada
semua sisi tepi dan semua expansion joints.
Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm
dibawah penggaris lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai
tekstur kerikil agar tidak menyebabkan pengguna/pemakai terpeleset bila
basah.

10. Pengendalian Mutu


10.1 Umum
Pengujian-pengujian yang harus dilakukan untuk kontrol mutu, dengan standar
uji dan frekuensinya harus sesuai. Tambahan pengujian berikut harus
juga dilakukan oleh Penyedia Jasa.
10.2 Uji Kekuatan Beton
Selama pembuatan dan pengecoran beton, sekurang-kurangnya harus diambil
dua (2) contoh setiap hari dan sekurang-kurangnya satu (1) contoh setiap
delapan belas (18) meter. Masing-masing contoh harus terdiri dari enam (6)
silinder untuk diuji. Tiap contoh harus terdiri dari enam (6) silinder dengan
ukuran diameter sepuluh (10) cm dan panjang dua puluh (20) cm dengan
standar perawatan da diuji pada umur tujuh (7) hari untuk tiga (3) silinder
yang lainnya sesuai dengan persyaratan ASTM C. 39/C.42 atau ASHTO T.23.
Jika ukuran maksimum agregat adalah empat puluh (40) mm, maka silinder
harus berukuran diameter lima belas (15) cm dengan panjang tiga puluh (30)
cm.
Kekuatan tekan beton memenuhi jika rata-rata tiga (3) hasil uji kekuatan takan
yang berurutan adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah ditetapkan dan
tidak ada hasil uji yang nilainya dibawah kekuatan yang disyaratkan.
Hasil pengujian dievaluasi secara statistik, evaluasi dilakukan untuk
sepuluh
(10) hasil rata-rata berkeseimbangan menurut basis seperti berikut
:
a). Probabilitas dari uji kekutan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan yang
disyaratkan (specified strength) disini harus tidak boleh dari dua puluh lima
(25
%) persen.
b). Probabilitas dari uji tekan yang kurang dari delapan puluh (80%) dari
kekuatan yang disyaratkan (specified strength) disini harus tidak boleh
dari lima (5 %) persen.
Bila dianggap perlu oleh Direksi, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor
harus dicek dengan metode schmidt hammer. Frekuensi dari pengujian harus
sesuai dengan petunjuk dari Direksi.
10.3 Uji Slump
Uji slump harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan
contoh pengujian atau jika diperintahkan oleh Direksi. Pengujian harus sesuai
dengan ASTM C. 143, AASHTO T 119 atau SNI 1972-90-F.
10.4 Pengujian Bahan Beton
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian untuk bahan beton yang akan
digunakan dengan spesifikasi serta frekuensi yang ditentukan dan
diarahkan oleh Direksi sebagai berikut :

Aggregates JIS AASHTO SNI Standard


Standard Standard
Sieving analysis for coarse, fine aggregate E11+C136 T-27 1968-90-F
and for stone fineness.
Organic impurities in fine aggregate. C 40 T-21 1755-90-A
Spesific gravity and water absorption test C 128 T-84 1970-90-F
in
fine aggregate. C 127 T-85 1969-90-F
Spesific gravity and water absorption test
in coarse aggregate. C 131 T-96 03-2417-1991
Los Angeles abrasion test. C 88 T-104 1758-90-A
Soundness of aggregates by use of Sodium

Cement JIS Standard AASHTO SNI Standard


Standard
Fineness test on cement C 150 T-128 15-2530-1991
Strength test on mortar specimens C 150 T-106 M-111-1990-03

10.5 Catatan Pengecoran Beton dan


Pengujian
Catatan yang teliti dam mutakhir yang menunjukkan tanggal, waktu,
cuaca dan suhu lapangan (bila berbagai lokasi pekerjaan yang berbeda-beda),
harus dilakukan oleh Penyedia Jasa dan laporan quality control harus
diserahkan setiap bulan kepada Direksi untuk evaluasi dan catatan proyek.
Penyedia Jasa juga harus mencatat semua hasil pengujian beton dan harus
diberi tanda / kode dari hasil uji lokasi / tempat contoh itu diambil.

11. Toleransi untuk Konstruksi Beton


Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk menyetel dan mempertahankan
bekisting dalam batas-batas toleransi, sehingga menjamin pekerjaan yang sudah
jadi masih berada dalam batas toleransi yang ditetapkan berikut ini. Pekerjaan
beton yang melampaui batas toleransi yang telah ditetapkan dalam tabel berikut
harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti, atas biaya dari Penyedia Jasa.
Toleransi untuk Bangunan Beton

11.1 Bangunan beton monolit


a. Menyimpang dari sumbu yang telah ditetapkan ............ 5
cm b. Menyimpang dari sumbu profil yang telah ditetapkan ..................... 5
cm c. Variasi ketebalan
- Boleh lebih tipis ................................ 2,5 % atau kurang dari 1 cm.
- Boleh lebih tebal........................................... 5 % atau kurang dari 1
cm. d. Variasi ukuran dimensi ....................................................................0,5
cm.

11.2 Pangkal jembatan, pilar jembatan


a. Menyimpang dari sumbu yang telah ditetapkan .............................. 5
cm. b. Menyimpang dari ketinggian yang telah ditetapkan ........................
5 cm.
c. Variasi yang diijinkan untuk ketidakrataan dari permukaan bangunan
kolom, pilar dan tembok-tembok
- Untuk permukaan yang terbuka setiap 3 meter ................................ 1 cm.
- Untuk permukaan yang tertimbun setiap 3 meter ............................. 5 cm.

11.3 Bangunan-bangunan umum


a. Variasi yang diijinkan untuk ketidak dataran dari pelat, balok,
batang melintang terhadap ketentuan dalam gambar
Untuk permukaan yang terbuka setiap panjang 3 meter ....................... 1 cm
Untuk permukaan yang tidak terlihat setiap panjang 3 meter .............. 5 cm
b. Bergesernya dimensi penampang dari kolom-kolom, pilar-pilar, pelat-
pelat,
tembok-tembok, balok-balok serta bagian bangunan yang tercantum
pada bagian (1) diatas, boleh
Menyempit ............................................................................................ 1 cm
Melebar ................................................................................................. 2 cm
c. Variasi ketebalan dari pelat-pelat jembatan
Berkurang sampai dengan ..................................................................... 1 cm
Lebih tebal sampai dengan .................................................................... 2 cm
d. Pondasi telapak
- Variasi dan dimensi mendatar
Boleh berkurang sampai dengan .................................................... 1 cm
Boleh lebih besar sampai dengan .................................................. 5 cm
- Kesalahan penempatan atau penyimpangan eksentrisitas sekitar 2 %
dari lebar telapak, tidak boleh lebih besar dari ............................. 5 cm
- Pengurangan ketebalan .................................................................. 5 %
e. Variasi dalam ukuran ataupun penempatan lokasi pelat dan tembok-
tembok
................................................................................................................ 5 cm
f. Penyimpangan atau ketidak dataran dari bagian ambang atau dinding
disamping bangunan pintu serta sambungan kedap air yang
sejenis
.............................................................................................................. 0,1 %

11.4 Penempatan dari besi penguat


a. Variasi dari ketebalan selimut penutup ................................................. 10 %
b. Variasi jarak antar tulang ...................................................................... 2 cm

11.5 Perletakan dari beton pracetak


a. Pergeseran jarak dari sumbu yang ditetapkan maksimum sebesar 1 % dari
panjang beton pracetak atau tidak boleh lebih dari ............................... 5
cm
b. Pergeseran tinggi dari ketinggian yang sudah ditetapkan maksimum
sebesar 1 % dari panjang beton pracetak atau tidak boleh lebih besar
dari...........................................................................................................5 cm
c. Variasi dari ketidak dataran unit beton pracetak saat diletakkan secara
vertikal untuk tiap jarak 3 m maksimum .............................................. 1 cm

12. Pekerjaan Bekisting


12.1 Umum
Pekerjaan bekisting harus termasuk penyediaan, pemasangan dan
pembongkaran bekisting untuk pekerjaan beton dengan kekuatan yang cukup,
lengkap dengan semua pengikat-pengikat yang diperlukan, penyokong dan
sebagainya sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan di bawah ini.
Bingkai bekisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran yang
diperlukan untuk memenuhi syarat-syarat toleransi dengan penyelesaian
akhir sebagaimana yang ditetapkan di bawah ini dan bingkai bekisting harus
dikerjakan sedemikian sehingga jika ada sambungan horisontal tidak
menerus sampai seluruh permukaan bekisting. Bekisting harus benar-benar
lurus dan sesuai dengan elevasi, kedap mortar cukup kaku untuk menahan
kemungkinan pelenturan yang terjadi akibat tekanan bahan adukan beton.
Permukaan lengkung harus dibentuk dengan tali busur yang dibuat sesuai
dengan kelengkungan yang tampak dalam gambar atau ditulis dalam
spesifikasi yang telah disetujui oleh Direksi. Permukaan semua bekisting
yang berhubungan langsung dengan beton harus bersih, kaku dan cukup
kedap air untuk mencegah kehilangan mortar. Penyedia Jasa bertanggung
jawab terhadap kelengkapan pembuatan bekisting, tetapi tipe, bentuk, ukuran,
kualitas dan kekuatan semua bahan untuk pembuatan bekisting harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Semua bekisting harus
dikerjakan
sedemikian rupa, sehingga pada waktu membuka bekisting, tidak terjadi
kerusakan pada betonnya.
Semua sambungan yang expose, tepi dan sudut-sudut luar dipingul sekurang-
kurangnya dua (2) cm dengan sudut empat puluh lima (45) derajat, kecuali
bila disyaratkan lain dan diperintahkan oleh Direksi. Sudut dalam harus
dipotong seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
permintaan Direksi.

12.2 Persyaratan Bahan


Semua bahan untuk pembuatan bekisting harus mendapat persetujuan
Direksi. Kayu harus padat, lurus, tidak lapuk, tidak ada mata kayu yang lepas.
Sebelum dibuat bingkai untuk bekisting, kayu harus diserut lurus merata baik
lebar maupun tebalnya. Bekisting yang digunakan untuk beton yang dilewati
air mengalir yang nantinya akan sepenuhnya terekspose, harus diberi lapisan
pada bagian bidang yang bersentuhan dengan beton plywood atau kayu lain
dan harus tidak rusak dan atau cacat, sehingga tidak meninggalkan bekas
yang tidak baik pada permukaan betonnya.
Bila digunakan plywood, tidak boleh terpuntir, tidak keriting dan dikerjakan
dengan lem khusus yang kedap air. Bahan-bahan yang dipakai sejauh
mungkin harus mudah didapatkan di lapangan, sedang untuk lembaran
plywood harus memiliki lebar dan panjang yang merata.
Lapisan papan kayu harus dipilih baik jenis maupun mutunya atau bila
diperlukan harus dilapisi dengan bahan pelindung supaya tidak terjadi
kemungkinan terpuntur akibat tambahan bahan kimia atau kemungkinan
perubahan warna pada permukaan betonnya. Lapisan bekisting harus dipilih
sedemikian rupa sehingga tahan terhadap puntiran, karena pembebanan dan
penggeseran sewaktu pengecoran.

12.3 Penempatan dan Persiapan


Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada
permukaan beton menjadi bagian dari satu aligment yang lurus baik kearah
horizontal maupun vertikal, dengan sambungan antara permukaan masing-
masing bekisting harus halus. Semua bagian tepi dan pojok dari beton yang
terbuka secara permanen harus dipingul seperti ditunjukkan dalam gambar.
Sebelum ditempatkan adukan beton semua bekisting harus kaku, kencang dan
harus benar-benar bersih dari semua potongan kayu-kayu, bubuk gergaji,
debu, bongkaran mortar kering, maupun benda-benda asing lainnya, dan bila
ada kelebihan air harus disingkirkan. Permukaan bekisting harus dilapisi
dengan minyak atau lapisan lain yang disetujui oleh Direksi yang tidak akan
meninggalkan warna pada beton. Bekisting yang sudah ditinggalkan cukup
lama dan sudah mulai kering harus dilabur kembali permukaannya dengan oli
seperti yang diarahkan oleh Direksi. Bekisting untuk permukaan yang
menerus dipasang untuk lapisan berikutnya harus dijaga kekakuan dan
kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk menjaga
kelurusan bagian permukaannya.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus dirawat dalam keadaan yang
mudah diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan lagi. Apabila
memungkinkan bekisting untuk bidang luar dari tembok harus dibersihkan
dengan splash boards.

12.4 Pembukaan Bekisting


Penyedia Jasa tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah
mengeras dan mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri
maupun beban kerja yang akan disangganya dengan aman. Pembukaan
bekisting harus mendapat persetujuan Direksi dengan suatu cara agar tidak
merusak beton dan umumnya bekisting harus dibiarkan tidak kurang dari
empat puluh delapan (48) jam sesudah beton dicor atau atas perintah Direksi.

12.5 Perancah (Penyangga)


Perancah/penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk
menyangga bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus
dipertahankan tidak terjadi goyangan akibat beban berat beton basah selama
penyiraman atau bahan-bahan yang lain. Biaya yang dikeluarkan untuk
pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan dengan harga satuan per meter
2
persegi (m ) untuk pekerjaan bekisting dan dalam harga satuan per
meter
3
kubik (m ) untuk pekerjaan perancah seperti yang ditentukan dalam
Daftar
Kuantitas dan Harga.

13. Besi Beton dan Perlengkapan Lainnya


13.1 Persyaratan untuk Bahan Besi Beton
Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemotong, pembengkok dan
memasang semua besi beton seperti yang ditunjukkan dalam gambar
atau seperti petunjuk Direksi. Kecuali bila ditunjukkan lain dalam
gambar, besi beton yang akan dipakai adalah besi polos dari pabrik yang
mendapat persetujuan dari Direksi dan memenuhi standar SD 295, SNI 2025-
89-A atau setara yang disetujui. Semua besi beton harus tidak
keropos/berkarat dan mengelupas, tidak berminyak, tidak bergumuk atau
lapisan-lapisan lainnya yang bisa merusak atau mengurangi kekuatan
ikatannya dengan beton. Besi beton harus diambil contohnya oleh Direksi di
pabrik atau tempat penjualnya atau kedua- duanya. Penyedia Jasa harus
memberi tahu Direksi jauh-jauh hari untuk memungkinkan pengambilan
contoh oleh Direksi guna pengujian besinya. Direksi bisa memilih dua tau
lebih contoh dari masing-masing ukuran secara random yang mewakili lima
(5) ton atau bagian dari padanya dari masing- masing ukurannya dan
memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil contoh yang dipilih untuk
diuji pada laboratorium yang disetujui Direksi atas biaya dari Penyedia
Jasa. Besi beton baru boleh dipasang di lokasi jika sesudah hasil
pengujian laboratorium diterima dan disetujui oleh Direksi. Dalam segala
hal, izin dari Direksi tidak membebaskan Penyedia Jasaterhadap tanggung
jawabnya untuk menyediakan dan memasang besi beton yang sesuai di dalam
beton. Pembayaran harus didasarkan pada jumlah berat (kg).
13.2 Uji Material
Mutu/grade yang digunakan untuk pekerjaan pembesian adalah U 24 atau
BJTP24 dan BJTD24. Pengujian material dilakukan untuk setiap jenis ukuran
dimensi besi tulangan, setiap bentuk besi tulangan (Deform atau Plain) dan
pada setiap produk (pabrikasi) dari besi tulangan tersebut yang
akan digunakan.
Masing-masing material yang akan diuji dibuat 3 contoh benda
uji.
Metode pengujian yang akan dilakukan berdasrkan ASTM A 615 7 dan
AASHTO M 31 77.
Pengujian material tersebut meliputi
:
- Uji diameter, luas penampang dan
bentuk
- Uji berat per m
- Uji deformasi
- Uji tarik (Tensile Test)
Pengujian tersebut harus disaksikan Direksi dan hasil pengujian tersebut
diserahkan kepada Direksi.
Sebagai acuan digunakan Standar Industri Indonesia (SII 0136 80)
mengenai jenis dan kelas baja tulangan seperti tabel berikut :

Jenis Simbol Batas Ukur Kuat Tarik Regangan Sudut Diameter


Minimum Minimum Minimum Lengkung Lengkung
2 2
N/mm N/mm (%)
2 2
(Kg/cm ) (Kg/cm )
0
Plain JTP 24 235 382 24 180 3D
(2400) (3900)
0
Deform JTD 24 235 382 22 180 3D
(2400) (3900)

Dimensi dan berat tulangan baja Standar Industri Indonesia (SII 0136 80)

Tulangan Diameter Nominal Luas Nominal Berat Nominal


(mm) 2
(cm ) (kg/m)
Plain Deform
P6 D6 6.00 0.283 0.222
P8 D8 8.00 0.503 0.395
P9 D9 9.00 0.636 0.499
P10 D10 10.00 0.785 0.617
P12 D12 12.00 1.131 0.888
P13 D13 13.00 1.327 1.040
P14 D14 14.00 1.540 1.210
P16 D16 16.00 2.011 1.580
P18 D18 18.00 2.545 2.000
P19 D19 19.00 2.835 2.230
P20 D20 20.00 3.142 2.470
P22 D22 22.00 3.801 2.980
P25 D25 25.00 4.909 3.850
P28 D28 28.00 6.157 4.830
D29 29.00 6.605 5.190
P32 D32 32.00 8.043 6.310
D36 36.00 10.179 7.990
D40 40.00 12.565 9.870
D50 50.00 19.635 15.400

13.3 Pembuatan dan Perakitan


Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar-gambar pemotongan dan
pembengkokan besi kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
Semua pembengkokan dan pemotongan besi beton harus mengikuti standar
pelaksanaan yang telah disetujui dan berdasarkan atas gambar yang
telah disetujui seperti yang ditetapkan di atas. Membengkok besi dengan cara
dipanaskan tidak diperbolehkan kecuali mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi. Ijin bisa diberikan atas permohonan khusus yang
diajukan oleh Penyedia Jasa dalam penggunaan metode kerja yangmenjamin
bahwa besi beton yang akan dipakai tidak akan mengalami kerusakan. Ijin
tersebut tidak membebaskan Penyedia Jasadari tanggung jawabnya atas
kekurangan yang mungkin timbul dan terjadi nantinya.
Besi beton harus diikat kuat-kuat pada posisinya secara teliti, sehingga tidak
bergerak bila dilakukan pengecoran beton ataupun bergeser akibat
penggetaran. Besi horisontal harus ditahan dengan blok beton precast atau
kursi besi yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga besi ini dapat dijaga
tetap berada di tempatnya dan berada pada elevasi yang benar.
Persilangan besi dan overlap batang besi harus diikat kuat-kuat dengan kawat
besi beton berdiameter tidak kurang dari 0,9 mm. Tebal selimut beton
minimum yang diukur dari tulangan, harus diantara lima (5) sampai sepuluh
(10) cm seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi. Ketebalan minimum penutup beton maupun
jarak antara besi seperti yang ditunjukkan dalam gambar bila menurut
pendapat Direksi kurang tepat, dapat diubah selama pelaksanaan.
Besi beton harus dipotong overlap dengan panjang overlap tidak kurang dari
dua puluh lima (25) kali diameter dari ukuran terbesar besi atau seperti yang
diarahkan oleh Direksi. Tempat overlap dari batang besi itu harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
13.4 Batang Jangkar/Angkur (Dowel Bars)
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan untuk batang jangkar/angkur,
memotong dan menempatkan semua batang jangkar/angkur seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau pada tempat yang diperlukan atas
perintah dari Direksi.
Pemotongan dan penempatan angkur harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Angkur harus disediakan untuk struktur jembatan seperti yang terdapat
dalam
gambar atau yang diarahkan oleh
Direksi.

14. Pengukuran dan Pembayaran


14.1 Beton
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan beton harus dilakuka berdasarkan
3
volume beton yang sebenar-benarnya dicor dalam meter kubik (m ) sesuai
garis batas struktur seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
ditentukan oleh Direksi.
Pengukuran beton terhadap bagian sisi dari setiap penggalian tanpa
menggunakan bekisting perantara harus dilakukan hanya di dalam garis yang
wajib dibayar atau garis yang ditunjukkan dalam struktur. Tidak ada potongan
yang dibulatkan atau pinggir yang dipingul atau ruangan yang ditempati oleh
logam, saluran listrik atau ruangan kosong atau barang penting lainnya yang
luas penampangnya kurang dari 0.05 m2.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter kubik (m3) beton yang telah
dicor sesuai hasil pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di atas untuk
masing-masing harga satuan kontrak per meter kubik seperti yang tercantum di
Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan,
alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
perintah Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

14.2 Pekerjaan
Bekisting a.
Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting harus dilakukan berdasarkan
luas permukaan cetakan beton dalam meter persegi (m2), ditentukan
oleh
dimensi dari struktur-struktur beton sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar
atau atas petunjuk Direksi.
b. Pembayaran
2
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter persegi (m ) yang dihasilkan
dari pengukuran seperti syarat-syarat diatas, untuk masing-masing harga
satuan
per meter persegi yang dinyatakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan
harus disetujui termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga
kerja,
bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan
pekerjaan, sesuai dengan perintah Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

14.3 Besi Beton


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran besi beton harus dilakukan berdasarkan berat
besi yang sebenar-benarnya terpasang dalam metrik kilogram (kg) yang
dihitung dari panjang dan jumlah batang seperti tampak dalam gambar atau atas
petunjuk Direksi diubah ke berat untuk ukuran batang yang terdaftar dengan
mengalikan satuan berat per linier meter. Besi overlap yang ditunjukkan dalam
gambar atau diminta oleh Direksi harus dibayar sesuai dengan harga satuan
dalam kontrak. Bila ada tambahan besi dalam overlap melebihi yang
diperlukan untuk kemudahan kerja Penyedia Jasa maka tidak ada pembayaran
tambahan.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah metrik kilogram (kg) yang
dihasilkan dari pengukuran seperti syarat-syarat di atas untuk masing-masing
harga satuan kontrak per metrik kilogram yang dinyatakan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan telah mendapat pengesahan dari Direksi, termasuk
kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai
dengan perintah Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

14.4 Perlengkapan Lain-lainnya


- Batang Angkur (Dowel Bar)
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran batang angkur harus dilakukan berdasarkan
kenyataan jumlah batang (bh) seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan berdasarkan batang sesuai hasil pengukuran dan
syarat-syarat di atas untuk masing-masing harga satuan, harga per batang
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui
oleh Direksi, termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga
kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan sebagainya untuk
menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah Direksi dan syarat-syarat
dalam spesifikasi.

C. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu
1.1 Lingkup
Pasal ini mencakup ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan pasangan
batu. Ketentuan-ketentuan dalam pasal ini berlaku baik untuk
pekerjaan
pasangan batu yang digunakan dalam pekerjaan sesuai dengan gambar
maupun yang ditentukan dalam pasal-pasal ini atau Spesifikasi Teknik
lainnya atau bilamana atas persetujuan Direksi harus dipergunakan pada
pelaksanaan.
1.2 Batu Pasangan
Batu yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus batu yang berasal
dari sungai atau batu pecah dari hasil pemecah batu yang berbentuk
mendekati persegi dengan kualitas yang telah disetujui dan bebas dari lapisan
dan cat lainnya. Batu-batu yang dipergunakan harus memiliki berat jenis tidak
kurang dari 2,6 ton/m3, tidak larut dalam air, test abrasi max 50 %, keras,
bersih, awet, tidak lapuk dan tidak mengandung bahan organic. Semua batu
untuk pekerjaan pasangan batu yang ditimbun sementara dilapangan harus
dijaga sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi agak basah pada saat akan
dipergunakan. Batu harus disusun sedemikian rupa untuk menghilangkan
rongga-rongga besar antara batu-batu yang berdekatan. Ukuran batu untuk
pekerjaan pasangan batu
150 200 mm. Khusus untuk dinding tipis, ukuran batu tidak boleh lebih
dari
2/3 ( dua per tiga ) dari tebal
dinding.
Batu bulat tidak diperbolehkan sama sekali untuk pasangan batu. Semua batu
minimal harus mempunyai 2 bidang permukaan yang pecah dan tidak boleh
menggunakan jenis batu putih. Setiap panjang 10 m ( sesuai perintah direksi )
pada konstruksi pekerjaan parapet dan setiap panjang 6 m untuk pekerjaan
rivetment pasangan dengan rangka beton harus dipasang papan deletasi
tebal
1,5 cm. Papan yang digunakan adalah jenis papan kayu putih ( kayu sengon
dsb
). Papan deletasi ini dipotong 4 cm dari bagian tepi luar yang kemudian diisi
dengan mortar ( 1 Pc : 6 Ps ) agar tidak terjadi bocoran sewaktu muka air
tinggi. Pembayaran untuk pekerjaan deletasi dan pengisi sambungan ini harus
sudah masuk dalam pekerjaan pasangan batu kali.
1.3 Mortar untuk Pekerjaan Pasangan Batu
- Material
a. Portland Semen ( PC )
Portland Cement harus diadakan oleh Penyedia
Jasa. b. Pasir
Pasir harus diadakan oleh Penyedia
Jasa.
Gradasi pasir yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

Ayakan persegi empat US standart Prosentase lolos thd. Vol. berat


Sieve
4 100
8 95-100
16 70-90
30 40-75
50 20-40
100 5-20
200 0-10
Pasir halus harus dipergunakan untuk mortar pada pekerjaan plesteran.
c. Air
Air harus diadakan oleh Penyedia Jasa.
Semua material, kecuali air harus dicampur dalam kotak yang kuat dan rapat
air atau dalam alat pengaduk yang disetujui oleh Direksi sampai campuran
tersebut kira-kira berwarna sama dan untuk selanjutnya air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan.
- Perbandingan Campuran Mortar
Mortar untuk pekerjaan pasangan batu harus terdiri dari satu bagian
Portland
Cement ( P.C ) dan empat bagian
pasir.
Metode untuk mengukur material untuk mortar harus sedemikian rupa, sehingga
bagian-bagian yang ditentukan dari material mortar dapat dikontrol dan dapat
dijaga dengan teliti selama berlangsungnya pekerjaan.
Banyaknya air yang dipergunakan setiap mortar harus sesuai dengan
kebutuhan.
- Pencampuran
Mortar harus dicampur minimal selama dua menit di dalam mixer mekanis
tipe drum atau alat pengaduk ( mixer ) yang setara, dan dengan persetujuan dari
Direksi.
Alat pengaduk harus diputar dengan kecepatan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik dan jumlah total material yang dicampur dalam setiap pencampuran tidak
boleh melebihi kapasitas alat pengaduk yang ditetapkan oleh pabrik.
Jumlah air yang terukur harus secara berangsur-angsur dimasukkan ke dalam alat
pengaduk, sebagian sebelum memasukan material kering dan sebagian lagi segera
setelah selesai memasukan material yang sama.
Seluruh isi drum harus dikeluarkan sebelum pencampuran berikutnya dimulai dan
setiap waktu bagian dalam drum harus dijaga dari penumpukan material.
Drum harus secara seksama dibersihkan sebelum mengganti campuran atau
pada saat pekerjaan pencampuran telah berhenti.
Pengadukan dengan cara manual tidak
diperbolehkan.
- Pengangkutan
Perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan untuk pengangkutan dan
penempatan adukan mortar harus sedemikian sehingga kehilangan unsur-unsur
bahan tidak terjadi.
Mortar harus diaduk atau dikerjakan dengan interval waktu tertentu untuk
mencegah pemisahan. Mortar yang tidak ditempatkan dalam waktu tiga puluh ( 30
) menit setelah penambahan air yang pertama kali pada adukan mortar harus
dibuang. Kecuali untuk keperluan memelihara suhu pada bahan mortar, pemanasan
kembali mortar tidak diperbolehkan.
- Pasangan Batu Percobaan
Sebelum memulai pelasanaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa harus
membuat pasangan batu percobaan untuk pekerjaan dinding, lantai, perkuatan
tebing dan lain-lain, dengan disaksikan olen Direksi atau wakilnya di lokasi
2
pekerjaan seluas 1 ( satu )m lengkap dengan pekerjaan siarannya. Pelaksanaan
pasangan batu selanjutnya harus dilaksanakan minimal sama atau lebih baik
dari
pasangan batu percobaan di atas yang kualitas dan kerapiannya sudah disetujui
oleh
Direksi.
- Pemasangan
Permukaan tanah fondasi harus diberi mortar secara merata setebal minimal 5
cm sebelum pasangan batu ditempatkan.
Batu harus dibersihkan dan dibasahi dengan seksama sebelum dipasang.
Pemasangan harus dengan tangan untuk memastikan setiap batu terbungkus
dengan mortar pada semua permukaannya kecuali permukaan terluar yang harus
terbuka dan terpasang dengan baik, kira-kira 5 sampai 10 mm dengan mortar.
Batu harus dipasang pada tempatnya sedemikian rupa, sehingga mortar
dapat mengisi penuh semua sambungan/rongga.
Batu harus dipukul dan diletakkan ke dasar dengan palu baja dan batu yang
pecah harus diambil, dibersihkan dan digunakan kembali dengan mortar baru.
Sambungan-sambungan batu harus secara mudah dapat diisi mortar dan
harus diperkuat dengan menggeser dan menguncikan potongan batu kedalam
sambungan.
Permukaan pasangan batu bagian dalam yang akan berhubungan dengan tanah
harus diberi braben ( mortar ) untuk meratakan permukaannya.
Pemasangan batu pada bagian tampak ( expose ) harus sedemikian sehingga
bentuk dan ukuran seragam mendekati bentuk bulat. Jarak antar batu tidak boleh
lebih dari
2 cm dan tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang
lainnya.
- Pekerjaan Penyelesaian
Batu harus direbahkan sehingga dimensi terpanjang sejajar dengan kemiringan
permukaan tebing. Permukaan pasangan batu harus sedemikian rupa sehingga
permukaan.
Batu-batu yang tampak berpenampilan baik dan
beraturan.
- Perawatan
Permukaan terbuka dari pasangan batu yang telah selesai harus dijaga tetap
lembab dan dalam keadaan basah selama sedikitnya lima hari setelah pekerjaan
selesai.
- Sambungan-sambungan
Sambungan-sambungan tegak kecuali yang tampak pada gambar harus diatur
pada setiap jarak 10 m atau lebih dan/atau atas perintah dari Direksi.

1.4 Pengukuran dan


Pembayaran a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu harus didasarkan pada
3
volume per meter kubik ( m )yang dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan
dan atau / atas perintah Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu harus berdasarkan harga satuan
3
setiap meter kubik ( m ), yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan
harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga
kerja, material, perlengkapan prasarana, alat kerja dsb. Untuk menghasilkan
pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam Spesifikasi.
2. Plesteran
2.1 Persiapan Permukaan
Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan, bebas dari material lepas,
minyak cat, kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat menghalangi
lekatan yang baik antara plesteran dan pasangan batu. Permukaan yang
diplester dengan semen mortar dengan perbandingan campuran satu ( 1 )
bagian semen ( P. C ) dan tiga ( 3 ) bagian pasir, tebal 2 cm, harus dijaga agar
terus menerus lembab selama sedikitnya dua ( 2 ) jam dan kemudian dibiarkan
sampai lapisan basah pada permukaan hilang.
Plesteran yang rusak, menggembung harus dibongkar dan diperbaiki atas
biaya Penyedia Jasa dengan cara sedemikian sehingga pada saat pekerjaan
selesai, plesteran tersebut harus halus dan berpenampilan baik.

2.2 Penerapan Plesteran


Plesteran dilaksanakan dalam dua lapisan terdiri dari lapisan garuk dan lapisan
akhir harus diterapkan pada pekerjaan plesteran semen.
Lapisan garuk harus penuh dan tebal dan harus ditempatkan dengan cukup
tenaga untuk membentuk kunci yang baik. Lapisan garuk harus disapukan
bersilang untuk mendapatkan pemasangan awal dan harus dijaga tetap basah
dengan semprotan halus selama dua hari, dan kemudian dibiarkan mongering.
Lapis akhir ( kedua ) harus diterapkan di atas lapisan garuk setelah dipelihara
selama dua hari. Segera sebelum pelaksanaan lapis akhir, lapis garuk harus
dibasahi lagi dengan semprotan halus. Lapis akhir harus pertama-tama
diapungkan pada permukaan dengan benar dan rata, kemudian diolah
sedemikian rupa, sehingga akan memaksa partikel pasir turun kedalam
plesteran sampai permukaan halus mengkilap dan bebas dari bidang
kasar, bekas pemeriksaan atau noda lainnya. Lapis akhir harus dijaga tetap
basah dengan semprotan halus selama sedikitnya selama dua hari, dan harus
dijaga dari pengeringan yang terlalu cepat.
Semen mortar harus dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran.
Ketebalan plesteran harus seminimal mungkin, dan dalam segala hal cukup
menghilangkan kekasaran permukaan.

2.3 Pekerjaan Penyelesaian


Plesteran lapis akhir harus benar dan dikerjakan sampai permukaan rata tanpa
gelombang atau noda-noda dalam bentuk apapun.
Tidak boleh terdapat permukaan kasar yang tidak beraturan dan
permukaan yang menggelombang tidak boleh lebih dari 1 mm, diukur dengan
mempergunakan sisi pengganti atau plat sepanjang 1mm untuk pengujian.
2.4 Pengukuran dan
Pembayaran a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran plesteran akan didasarkan pada luas bidang
2
(m )
yang diperoleh dari gambar dan / atau perintah
Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk plesteran didasarkan pada harga satuan per-meter persegi (
2
m ) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah
termasuk semua kompensasi
untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan, peralatan, prasarana,
alat kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua ketentuan dalam Spesifikasi.

3. Pekerjaan Siaran ( Pointing )


Permukaan pasangan batu yang nampak harus disiar dengan mortar semen.
Sebelum memulai pekerjaan siran, semua sambungan permukaan pasangan
batu harus digaruk sebelum mortar ditempatkan.
Permukaan siaran adalah tipe tenggelam.
Semen mortar dengan perbandingan campuran satu ( 1 ) bagian semen ( P. C ) dan
dua ( 2 ) bagian pasir, harus dipergunakan untuk pekerjaan siaran.
Tebal siaran harus seminimal mungkin, dan dalam segala hal harus cukup
untuk menghilangkan.

3.1 Pengukuran dan


Pembayaran a. Pengukuran
2
Pengukuran untuk pembayaran siaran akan didasarkan pada luas bidang ( m
)
yang diperoleh dari gambar dan / atau atas perintah
Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk siaran didasarkan pada harga satuan per meter persegi (
2
m
)yang dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus
dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja,
material, perlengkapan, peralatan, prasarana, alat kerja dan sebagainya untuk
menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
Spesifikasi.

4. Lobang-Lobang Drainasi
4.1 Umum
Semua pipa yang digunakan untuk lubang-lubang drainasi harus dari jenis dan
kwalitas terbaik. Semua perlengkapan yang dibuat harus berdasarkan
rekomendasi dari pabrik yang memiliki reputasi baik. Semua material
yang
ditunjukan dalam gambar, harus disediakan oleh Penyedia Jasa dengan
jenis dan kualitas terbaik dan mendapatkan persetujuan dari Direksi.

4.2 Material
Pipa Polyvinyl-Cloride ( P V C ) dan sambungan fitting harus memenuhi
persyaratan dalam ASTM Designation D 2729
Material tersebut harus bebas goresan, retak, gelembung, dan / atau cacat
lainnya.
Pipa-pipa harus dengan ketebalan sebagai berikut
: Pipa diameter 5 cm tebal pipa 2,00 mm;
Pipa diameter 8 cm tebal pipa 3,00
mm;
Pipa dimeter 10 cm tebal pipa 3,50 mm.
Lubang-lubang drainasi harus dibuat sebagaimana ditunjukan dalam
gambar atau sesuai dengan perintah Direksi.
Pipa PVC atau lubang drainasi dengan diameter 50 mm, harus dipasang
di dalam dinding penahan maupun abutment sebanyak satu buah setiap dua (
2
2 ) m luas dinding yang akan ditunjukan oleh Direksi.
Pipa PVC dengan panjang secukupnya ditanam dalam bangunan dengan ujung
pada sisi tanahnya ditutup ijuk dan didalamnya diisi dengan kerikil berukuran
maksimal 10 mm.

4.3 Pengukuran dan


Pembayaran a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran lubang-lubang drainasi harus didasarkan pada
panjang yang diperoleh dari gambar dan atau atas perintah Direksi.
b. Pemba yaran
Pembayaran untuk lubang-lubang drainasi harus berdasarkan pada harga satuan
setiap meter pajang ( m ) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan
harus dianggap sudah termasuk penutup ijuk dan isian kerikil dan semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan,
peralatan, prasarana, alat kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan
yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan
sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam Spesifikasi.

5. Pekerjaan Pintu Sorong


5.1 Ruang Lingkup
Pekerjaan ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing,
pengecatan, pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/PPK.
5.2 Ketentuan dan
Persyaratan a. Toleransi
Dimensi
a) Peker jaan besi/baja
a) Batang sambungan geser (struts)
Penyimpangan maksimum ter hadap gar is lur us, ter masuk dar i
masing- masing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih
yang lebih besar.
b) Per mukaan yang Diker jakan dengan
Mesin
Penyimpangan per mukaan bidang kontak yang diker jakan dengan
mesin tidak bo leh lebih dar i 0,25 mm untuk per mukaan yang dapat
dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m
1) Diameter Lubang
Lubang pada ele men utama : +1,2 mm - 0,4 mm
Lubang pada ele men sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm
2) Alinye men Lubang
E lemen utama, dibuat di bengkel : 0,4 mm
E lemen sekunder dibuat di lapangan : 0,6 mm
c) Pelenturan Alat Angkat maksimum per mukaan terhadap per mukaa
n teorit is harus kurang dar i 1 (satu) milimeter pada set iap panjang 3
(tiga) meter
b) Peker jaan Kayu
Penyimpangan penampang balok kayu t idak bo leh lebih dar i dar i + 5
mm untuk set iap panjang balok 2.00 meter
c) Peker jaan Pengelasan.
Penyimpangan yang t idak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-
bagian yang akan disambung t idak melampaui 0,15 kali ketebalan pada
bagian yang lebih t ipis atau 3 mm untuk mater ial yang tebalnya lebih
besar
12 mm

5.3 Persyaratan Bahan


1. Peker jaan Daun P
intu i. Pelat Baja.
Persyaratan peker jaan besi dan baja harus mengikut i sesuai dengan
SNI
03-6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B ( bahan bangunan
dar i besi/baja
ii. Ka yu.
Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm, 100
mm dan 120 mm.
Ka yu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan kekuatan
lentur yang pengujian sesuai SNI 0339591995, Metode Pengujia n
Kuat Lentur Kayu di Laboratorium dan persyaratan pengujian kuat
Tekan sesuai S NI 0339581995, Metode Pengujian Kuat tekan Kayu d
i Laboratorium dan sebelum dipasang harus diawetkan ter lebih
dahulu sesuai S NI 0332331009, Tat a Cara Pengawetan kayu untuk
bangunan rumah dan gedung.
2. Peker jaan pengecatan
Semua ko mponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupu
n kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar
tahan terhadap cuaca harus dicat dengan coaltar epoxy resin, Pengecatan
Ko mponen tersebut harus memenuhi per syar atan sesuai SNI 06 6452

2000, Metode Pengujian cat bitumen sebagai lapis pelindung
3. Peker jaan alat angkat
i. Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak
yang dioperasikan secara manual/elektr ik, dipasang pada balo k atas
pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
ii. Bahan Stang P intu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat
batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus me menuhi
persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002 Spesifikasi Bahan banguna n
bagian B (bahan bangunan dar i besi/baja;
iii. Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton. Per mukaan rangka spo ning harus betul dan rata.
Pelenturan maksimum per mukaan terhadap per mukaan teorit is harus
kurang dar i 1 (satu) milimeter pada set iap panjang 3 (tiga) meter.

5.4 Persyaratan Kerja


1. Daun P intu
i. Semua t ipe pintu terdir i dar i daun pintu air, kerangka utama penyek
at dan ko mpo nen lain yang diper lukan. P intu yang digunakan harus
sesuai dengan Gambar dengan konstruksi las, lebar dan t inggi
bersih daun pintu;
ii. Jika detail bangunan pintu t idak ditentukan dalam spesifikasi ini maka
Penyedia harus membuatnya dengan persetu juan Direksi;
iii. Pelat pintu air harus ter letak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu
air adalah 6 (enam) mm, ter masuk ke longgaran korosi 2 (dua)
milimeter;
iv. Kerangka utama mendatar terbuat dar i profil U dengan kelo
nggaran korosi 2 (dua) milimeter. Lendut an balok pada beban
penuh harus kurang dar i 1/800 bentang pada beban maximum;
v. Seal harus terdir i dar i bahan karet yang diklem pada pintu dengan
baut, mur dan cincin baja. S eal harus disambung pada ujungnya
dengan cara divulkanisir agar menerus. Tegangan tar ik pada
sambungan harus lebih besar dar i 50% ( lima puluh persen) pada bagian
tanpa sambungan. Sea l harus dibentuk sedemikian sehingga dapat
menahan air dengan baik.
2. Kerangka P intu
Setiap rangka pintu harus terdir i dar i ker angka ambang dasar
pintu, kerangka atas dan kerangka tar ik/sponing dan semua ko mponen
lain yang
diper lukan pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahka
n operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu tidak dije laskan secara r
inc i disini, maka harus dibuat oleh Penyedia dengan per setujuan
Pejabat Pembuat Komit men/PP K.
i. Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dar i punt ir da
n bengkokan agar t idak ter jadi bocoran dibawah pintu. Kerangka
ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya gaya yang ter
jadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa ter jadi pelenturan.
ii. Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Per mukaan rangka spo ning harus betul dan rata. Pelenturan maksimu
m per mukaan terhadap per mukaan teorit is harus kurang dar i 1 (
satu) milimeter pada set iap panjang 3 (t iga) meter. Per mukaan
harus diker jakan dengan mesin dan diperkeras untuk member ikan per
lindunga n terhadap keausan.
iii. Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balo k atas harus mampu menahan beban
pengangkat.
3. Stang
i. Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manua l
dan tenaga listr ik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk
menaikkan, menurunkan dan memegang pint u. Stang harus terdir i dar
i peralatan mekanis/listr ik, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda
gigi, handel pemutar dan ko mponen lain yang memer lukan
pengoperasian secara efis ien. Stang harus direncanakan agar mampu
menahan beba n yang terjadi.
Jika konstruksi stang yang per inciannya tidak diterangkan disini, maka
harus dibuat o leh Penyedia dengan persetujuan Pejabat Pembuat
Ko mit men/PP K.
ii. Peralatan Mekanis, meliput i :
Tumpuan/bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bo la, silinder atau datar
Roda gigi reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dar i brons
pospor tuang, harus dibuat dar i baja tuang atau baja tempa. Roda
gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gig i
harus mempunyai rumah yang dapat dilepaskan untuk
memudahkan pelumasan.
Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian da n
pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian keduduka n
pintu dilapangan.
Ulir Pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dar i baja tempa atau bahan la
in yang disetujui dan diker jakan dengan mesin. Ulir pengangkat
yang dapat dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdir i
dar i penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.
Tongkat Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.
Handel Operasi Manual
Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang
dapat mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Ga ya
untuk memutar alat harus lebih kecil dar i 15 (lima belas) kilogram.

5.5 Pelaksanaan Pekerjaan


- Perencanaan
Kegiatan perencanaan pintu pada dasar nya tergantung pada beban da
n tegangan rencana, yang meliput i :

1. Beban rencana
i. P intu
P intu harus direncanakan dengan kondisi beban sebagai ber ikut
:
a) Beban air
Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.
b) Beban beban lain
c) Reaksi yang diakibatkan o leh berat sendir i. Semua beban yang
akan terjadi pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.

ii. Rangka P intu


Beban beban pada rangka pintu terdir i dar i beban pada
tumpuan, beban karet sekat dan semua beban lain yang diakibatkan
pengoperasian pintu dan perangkat. Rangka pintu harus mampu
meneruskan beban dar i karet sekat pintu ke beton atau pasangan batu
kali pada bangunan.

iii. Alat Pengangkat


Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan
dan memegang pintu pada set iap posisi di antara keadaan pint
u tertutup dan pintu terbuka penuh. Ket inggian pengangkatan
harus sepert i pada gambar. Kapasitas rata rata pengangkat,
tongkat ulir harus mampu menaikkan atau menurunkan pintu pada ko
mbinasi yang paling membahayakan.
iv. Tegangan Rencana
a) Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja
haruslah sebagai ber ikut :

Batang Baja Tegangan Izin


2
a) Tegangan Tar ik 1200 kg/cm
2
b) Tegangan Desak 1200 kg/cm
2
c) Tegangan lentur 1200 kg/cm
2
d) Tegangan Geser 700 kg/cm

Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan


50% ( lima puluh per sen) lebih besar dar i pada kondisi
beban
nor mal. Tegangan ekiva len yang diakibatkan kombinasi
tegangan biaxia l atau tr iaxial t idak bo leh me lebihi tegangan
ijin diatas. Bagaimanapun juga t idak diijinkan ada tegangan
yang melebih i
90% (sembilan puluh persen) dar i tegangan maksimum mater
ial
yang digunakan. Tebal pelat baja untuk peker jaan pintu adala
h minimum 6 (enam) mm. Modulus kelangsingan atau faktor tekuk
pada kerangka baja desak utama harus kurang dar i 159 dan pada
baja lainnya harus kurang dar i 240.

b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban
nor mal atau kondisi beban rata rata harus direncanakan
berdasarkan angka keamanan terhadap tegangan batas bahan yang
digunakan, sebagai ber ikut :

Angka Keamanan bagi tegangan


Bahan Tar ik dan Tar ik dan
Tar ik
Desak geser
a) Baja untuk generator atau 5,0 5,0 8,7
yang dilas
b) Baja karbon tempa 5,0 5,0 8,7
c) Baja kar bon untuk konstruksi 5,0 5,0 8,7
mesin bangunan
d) Baja Batang tahan karat 5,0 5,0 8,7
e) Baja kar bon tuang 5,0 5,0 8,8
f) Besi tuang 10,0 3,5 10,0
g) Brons tuang 8,0 8,0 10.0

c) Tegangan Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan t idak lebih dar i
50
kg/cm2 dan tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dar i 5,5
kg/cm2, tegangan desak yang diijinkan pada pasangan batu kali
tidak lebih dar i 15 kg/cm2.
2. Perakitan dan Pengujian di Bengkel
i. P intu dan Rangka P intu
Setiap pintu dengan seal karet harus dir akit dibengkel. Pada saat
perakitan, pintu harus diper iksa mengenai ukuran, kelo nggaran
dan ketepatan posisinya. Set iap kesalahan dan ketidak tepatan
yang ditemukan harus dikoreksi dengan tepat. Seal karet harus tepat
pada posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka sponing, balok atas
da n balok ambang pada rangka pintu harus diper iksa kelurusannya.
Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu
harus diper iksa dan set iap kesalahan dan ket idak tepatan
posisinya yang ditemukan harus diper baiki. Suku cadang harus
sesuai dan dihindar i selama perakit an dan pengangkutan.

ii. Stang
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diper iksa
kehalusan per mukaannya. Semua bagian harus diper iksa
untuk menja min bahwa semua kelo nggaran dan toleransi telah
dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang ter jadi pada set iap gerakan
peralatannya.
Semua bantalan harus diper iksa dengan telit i, semua pelumas
dengan gomok dan o li yang diper lukan harus diuji. Setiap cacat atau
ketidak tepatan operasi yang dit emukan harus diperbaiki dan
pengujia n diulang kembali.

3. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan


i. Rangka P intu
a) Rangka pintu harus dir akit dan dipasang pada tempatnya sepert
i
gambar yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan
toleransi yang diizinkan. Letak baut atau perlengkapan la in harus
dipasang pada rangka pintu dengan posisi yang tepat.
b) Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada
saat beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika
diper lukan untuk menjamin posisi yang tepat dapat dilengkap
i dengan penjepit tambahan.
c) Pemasangan seal karet harus hat ihat i agar terletak
pada per mukaan yang tepat sesuai dengan toleransi yang
diizinkan. Pengecoran t idak diperkenankan bila belum dir
akit dengan lengkap dan telit i. Sewaktu pengecoran beton harus
diper iksa agar ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam
batas toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera diper baiki.

ii. P intu
P intu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui.
P intupintu harus dir akit dan dipasang sesuai dengan toleransi
yang diizinkan.
iii. Pengangkat
a) Sebelum dirakit, semua per mukaan bantalan, sponing, alur dan
lubang o li harus diber sihkan dan dilumasi dengan o li dan go
mok yang akan disetujui. S esudah dirakit, set iap sist im
pelumasan harus diper iksa. Set iap pengangkat,
lengkap dengan per lengkapannya, harus dipasang sesui
dengan gambar yang disetujui.
Pengangkatan harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan
alat pengangkat pintu.
b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan
dengan pint u, pengangkat harus dioperasikan dan diper
iksa, sesudah selesai pemer iksaan tersebut, mur
penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest
dandistel sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap
kerusakan atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan sela ma
pengujian harus diper baik i dan prosedur pengujian diulang
kembali.

4. Pengecatan
i. Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dar i Pejabat
Pembuat Komit men/PP K;
ii. Per mukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dar i pabr ik;
iii. Per mukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
iv. Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan
peralatan yang disarankan dar i pabr ik;
v. Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian t idak kurang dar i
1 (satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi peker jaan;
vi. Penyedia harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan d i
lapangan dan pengecatan per baikan di bengkel;
vii. Semua pengecatan, harus dilakukan secar a rata dan halus pada
per mukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga
kekentalannya agar seragam selama dipergunakan;
viii. T idak diperkenankan me lakukan pengecatan pada per mukaan loga
m yang suhunya kurang dar i 10o Celcius;
ix. Per mukaan yang akan dilapis i cat harus bebas dar i kelembaban sela
ma pengecatan;
x. Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
xi. Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapa n
per mukaan. T iap lapis harus dibiarkan ker ing dan mengeras
lebih dahulu seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan ber ikutnya;
xii. Cat yang diproduksi o leh pabr ik yang mempunya i nama baik da
n disetujui o leh Pejabat Pembuat Ko mit men/PP K;
xiii. Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanaka n
pada bagianbagian dibawah ini :
a. Permukaanpermukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang ada
diatas permukaan tanah.
b. Semua daun pintu
c. Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI
0664522000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
d. Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali
yang disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 4
(empat) lapis cat chlorinated rubber atau yang sekualitas. Tebal total
lapisan tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 0,20 milimeter. Semua
peralatan harus dicat sesuai dengan standar pabrik.
e. Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang tampak
selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan harus
dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam bensin agar
tidak berkarat.

5. Pengelasan
i. Semua peker jaan las yang diper lukan pada pembuatan dan
pemasangan pintu dan per lengkapan diker jakan dengan tenaga denga
n cara las lindung busur metal atau las busur otomat is;
ii. Tes tembus war na harus diker jakan o leh P enyedia, jika diper
luka n oleh standar spesifikasi ini atau kr iter ia perencanaan ini;
iii. Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus da n
tegangan listr ik sela ma pengelasan ber langsung;
iv. Semua bagian yang di las yang merupakan peker jaan akhir dengan
mesin harus di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantu m
ketentuan lain;
v. Semua pengelasan harus t idak terputus dan kedap air. Ukura
n minimum batang las 4,5 mm;
vi. Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang
baik dan daerah tersebut per lu dites dengan Ultrasonik untuk
menyakinkan bahwa cacat telah benar terhapus sebelum dilakuka n
perbaikan las;
vii. Semua peker jaan pengelasan harus memenuhi persyar atan sesua
i dengan Spesifikasi peker jaan pengelasan BS 5135 1984, Proces
of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels.

6. Peker jaan Alat Angkat


i. Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa t ipe mur penggerak
yang dioperasikan secara manual/elektr ik, dipasang pada balok atas
pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang
pintu;
ii. Bahan stang pintu beserta pelengkapnya ya ng berupa baut, tongkat
batang penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan
bagian B (bahan bangunan dar i besi/baja) ;
iii. Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton. Per mukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelent
uran maksimum per mukaan terhadap per mukaan teorit is harus
kurang dar i
1 (satu) milimeter pada set iap panjang 3 (tiga) meter;
iv. Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dar i punt ir
dan bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu.
Kerangka ambang harus dir encanakan agar dapat meneruskan gaya
gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan.

5.6 Pengendalian Mutu


1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diter ima harus diper iksa o leh pengawas pener imaan bahan denga
n mengecek/memer iksa bukt i tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-
baha n
yang telah diter ima harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan (ber
laku untuk semua jenis peker jaan).

2. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan ker ja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyar atkan ( ber laku untuk semua
jenis peker jaan)
D. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Umum
Pasal ini mencakup spesifikasi dan persyaratan-persyaratan untuk
pelaksanaan pekerjaan pelengkap, pemasangan berbagai komponen dan material
yang berbeda dari
pekerjaan-pekerjaan dan komponen tersebut. Pekerjaan-pekerjaan tersebut terdiri
dari pelaksanaan stabilisasi lereng, perlindungan tebing dan dasar sungai dari
saluran yang
diperbaiki termasuk pekerjaan-pekerjaan pada sudetan saluran baru, pada
jembatan- jembatan, gorong-gorong, pada pertemuan dari cabang-cabang aliran
maupun drainase.
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam spesifikasi teknik pada pasal ini, ini
harus termasuk, tetapi tidak terbatas, pekerjaan bronjong dan semacamnya dan
semua seperti
yang tampak pada gambar atau atas perintah dari Direksi.
Pekerjaan-pekerjaan tanah dan bangunan harus dilaksanakan sebagai bagian dari
pekerjaan pelengkap harus memenuhi dengan bagian-bagian yang berkaitan pada Pasal
A dan Pasal B dari spesifikasi Teknik ini.

2. Bronjong Fabrikasi, Ayaman Kawat Matras Galvanis


2.1 Material
Bronjong Fabrikasi adalah kotak yang dibuat dari anyaman kawat baja berlapis
seng galvanis yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegahan erosi
yang dipasang pada tebing-tebing, tepi-tepi sungai. Ukuran batu-batu harus
antara dua puluh lima (25) cm sampai tiga puluh lima (35) cm.
Matras bronjong Fabrikasi harus memenuhi spesifikasi
berikut :
a. Ukuran matras bronjo ng Fabr ikasi adalah 2,0 m x 1,0 m x 0,5
m;
b. Semua kawat harus dar i kawat baja lentur yang di hot -dip
2
galvanis yang memiliki kekuatan tarik antara 41 kg/mm s/d 51
2
kg/mm .
c. Anya man harus anyaman persegi enam dan simpul harus dibentuk
dengan memulas set iap pasang kawat tiga setengah putaran;
d. Ukuran anyaman harus memenuhi ukuran no mina l anya man
yang disetujui o leh Dir eksi dan t idak bo leh lebih besar dar i 8 cm;
e. Diameter kawat bronjo ng adalah 2,7 mm;
f. Sebelum bronjo ng terpasang di lokasi peker jaan, lantai ker ja
harus
dilapis i geotekstile ter lebih dahulu atau yang langsu ng ber hubunga
n dengan tanah agar kawat tidak korosi.

2.2 Pelaksanaan Pekerjaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan peker jaan matras- matras bronjo


ng Fabr ikasi untuk per lindungan pada tanggul- tanggul dan dasar
sungai- sungai pada tempat -tempat bangunan sepert i; dinding penguat,
saluran- saluran dan lain- lainnya sebagaimana ditunjukan pada gambar
atau atas per intah dar i Direksi.
Jika tidak secara jelas ditunjukan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa
harus menyerahkan usulan tentang; t ype dan ukuran dar i bronjo
ng, jadual pengir iman dan pelaksanaan. Penyedia Jasa tidak diperbo
lehka n memula i pelaksanaan peker jaan matras bronjong sebelum
diijinkan o leh Direksi.
Semua pinggiran matras bronjo ng, termasuk panil-panil ujung
diafragma, bila ada, harus diangkat secara mekanis sedemikian rupa
untuk mencegah terbentuknya anya man dan untuk menghasilka
n kekuatan penuh dar i anyaman. Kawat yang dipergunakan
untuk mengangkat harus berdiameter sama dengan atau lebih besar
dar i 3,4 mm.

Kawat pengikat dan penyambung dala m jumlah cukup harus disediaka


n ber sama-sama matras bronjo ng kuant itas kawat tersebut diperkir
akan delapan (8) persen berdasarkan berat kawat untuk matras
bronjo ng. Diameter dar i kawat pengikat harus sama atau lebih besar dar i
2,2 mm.

Panjang dar i bronjo ng harus memenuhi tolaransi sekitar dua


setengah persen (2,5 %), dan t inggi lebar nya dengan toleransi sekit ar
lima perse n (5 %).

Pengis ian dengan batu agar ditata rapi dan terisi penuh dan padat. Semua
per mukaan bronjo ng yang ber hubungan dengan tanah harus dilapis
2
i geotext ile. Setiap 1 m per mukaan lapisan 3 (tiga) kg ijuk.
Spesifikas i batu mengacu pada spesifikasi batu untuk pasangan batu.

2.3 Pengukuran dan


Pembayaran a.
Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran peker jaan matras bronjo ng adala
h dengan menghitung jumlah unit bronjo ng dikalikan vo lume bronjo
ng set iap unit bronjo ng yang dimaksud.
b. Pemba yaran
Pelaksanaan pemba yaran harus didasarkan pada jumlah meter kubik
3
( m ) dar i matras bronjo ng dengan harga satuan yang dimasukka
n dalam Daftar Kuant itas dan Harga dan harus diaggap sudah ter
masuk kompensasi untuk penyediaan tenaga ker ja, mater ial, per
lengkapa n
prasarana, alat -alat ker ja dan sebagainya untuk menghasilaka
n peker jaan yang lengkap memenuhi syarat dan dengan teknik
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan didalam spesifikasi
ini.

3. Geotextile
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang lapisan geotextile sepert i
ditunjukan pada gambar atau yang diper intahkan o leh Direksi.
Mater ial geotextile harus memenuhi spesifikasi ber ikut:
Sifat Metode
Pisik
2
- Berat massa 250 (gr / m ) ASTM D 3776
- Tebal 2,3 mm D 1777
Mekanis
- Kekuatan tar ik lajur/str ip arah panjang/lebar
- Pemanjangan pada beban- maksimum arah 19.5/22 kN/m ASTM D 4595
panjang/lebar
- Kekuatan tar ik cengkeram arah 70/80 (%) ASTM D 4595
panjang/lebar
1.20/1.06 kN ASTM D 4632
Hidrolik
- Analisa ukuran por i D.10 0.12 mm ASTM D 4751
- Analisa ukuran por i D.50 0.12 mm
- Analisa ukuran por i D.90 0.12 mm
2
- Per meabilit y 28 l/m /sec
Kimia
- Pengaruh keasaman dan alkali pada tanah T idak ada
- Pengaruh cahaya UV Ada ketahanan

3.1 Pengukuran dan


Pembayaran a.
Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran geotextile harus didasarkan pada meter
2
persegi ( m ) sepert i tampak pada gambar atau atas per intah dar i
Direksi.
b. Pemba yaran
Pemba yaran untuk Geotextile harus didasarkan pada harga satuan set
2
iap meter panjang ( m ) yang dimasukkan didalam Daftar Kuant itas
da n Harga dan harus dianggap sudah ter masuk kompensasi untuk
penyediaa n tenaga ker ja, mater ial, per lengkapan prasarana, alat
-alat kerja dan sebagainya untuk menghasilkan peker jaan yang
lengkap memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan
sepenuhnya sesua i dengan ketentuan tersebut didalam spesifikasi ini.

4. Drain Hole Pipa PVC diameter 2


Ketentuan Umum Peker jaan ini meliput i pengadaan bahan/mater ial
PVC
dan pemasangan pada dinding penguat (retaining walls), dinding-dinding
pasangan batu, pasangan beton dan bangunan lain ter masuk pemasanga
n gravel filter dan lapisan ijuk sepert i tertera pada gambar rencana atau
yang diper intahkan o leh Dir eksi Peker jaan.
P ipa tersebut terbuat dar i Polyvinyle Clor ide (PVC) berkualitas baik, t
idak
pecah dan berdiameter t idak kurang 2 inch, dengan panjang sesua
i ketebalan konstruksi atau gambar yang telah disetujui o leh
Direks i Peker jaan.

5. Gebalan Rumput
5.1 Persyaratan Bahan /
Material
Untuk melindungi rawan rusak lereng/tebing oleh r iak/gelo mbang
atau arus air (erosi), gebalan rumput diker jakan/diadakan sebagaimana
tertera pada gambar atau sesuai dengan yang diper intahkan o leh
Direks i Peker jaan.
Lempengan gebalan rumput yang dipergunakan untuk pelindung tebing
harus segar, padat dan berakar kuat serta panjang potongan lempengan
gebalan rumput tidak kurang dar i 10 cm.
5.2 Metoda Kerja
Peker jaan gebalan rumput terdir i dar i peker jaan persiapan,
pemotongan, pengangkutan dan menata lempengan gebalan rumput
pada tempatnya, serta memelihara lereng/tebing sedemikian rupa agar
supaya rumput dapat tumbuh nor mal dan serentak.
Direksi P eker jaan akan memer iksa lempengan gebalan rumput.
Perlu dijaga agar jangan ter jadi kehilangan tanah humus pada
lempengan gebalan rumput selama pemotongan dan pengangkut.
Transplat ing ( memindahkan tanaman) rumput dilaksanakan selama 24
jam, setela h pemotongan dan ditaruh pada tempat sementara atas
persetujuan Direksi Peker jaan.
Dalam proses penempatan sementara dan pengangkutan diker jaka
n sedemikian rupa sehingga dua muka tanah dar i dua
lempenga n disetangkup (tanah dengan tanah saling ditempelkan).
Lempengan lempengan gebalan rumput harus dijaga kele mbabannya
dan ter lindung dar i ter ik sinar matahar i. Bila bidang rumput yang akan
dipotong dala m keadaan ker ing maka harus dibasahi secar a cukup,
jangan diter ima gebalan rumput yang berkualit as rendah maupun
yang dalam keadaa n jelek serta terdapat gulma (rumput yang t idak
diinginkan).
Semua bidang yang akan ditutupi dengan gebalan rumput dihaluskan,
dirat akan sehingga menjadi per mukaan yang seragam dan dio la
h (digemburkan dengan kedalaman 3 cm. Lempengan gebalan rumput
diletakkan ber jajar satu sama lain, kemudian dipadatkan secukupnya dan
diperkuat dengan tusuk bambu dengan maksud agar t idak mudah rusak
karena tertimpa air hujan. Rongga antar gebalan rumput tidak bo leh
kurang dar i 15 cm dan disusun zig-zag.
Penyedia Jasa bertanggung jawab tentang pemelihar aan dan perawatan
areal gebalan rumput sampai rumput tumbuh nor mal dan serentak, serta
lebih lanjut sampai diter bitkannya ber ita acara oleh Dir eksi Peker jaa
n yang menyatakan bahwa seluruh peker jaan sudah selesai diker jakan.
Penyedia Jasa harus memper baiki atas beban biaya sendir i
apabila menurut pendapat Direksi Peker jaan ada areal yang rusak,
rumput menger ing atau tidak berakar pada bidang tebing,
tumbuh jenis tumbuhan yang tidak dikehendaki (gulma) atau tampak tak
teratur dan berpemandangan jelek.
5.3 Perhitungan dan Pembayaran.
Volume peker jaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan
bangunan jadi, yang telah disetujui o leh P engguna Jasa, da
n diper hitungkan dalam satuan (unit) m2 yang telah ditanam.
Harga satuan peker jaan yang ditawarkan o leh Penyedia Jasa sudah
harus meliput i upah tenaga, bahan mater ial yang dipakai, peralatan
yang dipergunakan, over head dan keuntungan P enyedia Jasa pada
analisa harga satuan peker jaan.
Kata-kata, kalimat dan item peker jaan dalam spesifikasi teknik yang t
idak ada hubungannya dengan peker jaan ini t idak diber lakukan.
SPESIFIKASI TEKNIK KHUSUS
SPESIFIKASI TEKNIK KHUSUS

I. PERS IAPAN
1. Lokasi Pekerjaan.
Lokasi peker jaan yang meliput i peker jaan yang tercakup dalam paket
peker jaan ini adalah ter letak di Kabupaten Magelang.
2. Ruang Lingkup Kontrak.
Pekerjaan konstruksi yang termasuk dalam paket pekerjaan ini adalah
sebagaimana terinci dalam Daftar Kuantitas dan Harga
3. Rencana Mutu Kontrak.
Penyedia Jasa harus menyusun Rencana Mutu Kontrak berdasarkan
penawarannya, dan dipaparkan pada saat Pre Construction Meeting.
Rencana Mutu Kontrak harus sela lu dilakukan per baikan / penyesuaian /
perubahan setiap kali ada per int ah dar i pihak Pengguna Jasa selama
pelaksanaan kontrak dan harus sesuai dengan hasil mutual check.
4. Mutual Check Awal (MC 0 %)
Penyedia Jasa bersama-sama T im Penelit i Kontrak harus melakukan Mutual
Check Awal (MC 0%) yaitu tahapan kegiatan untuk mengetahui keadaan
lapangan yang sebenar nya sebelum dimula inya pelaksanaan peker jaan.
Penyedia Jasa harus memasang patok referensi ket inggian/elevasi yang cukup
kuat dan aman sampai selesainya peker jaan.
Kegiatan Mutual Check Awal (MC 0%) secara keseluruhan baik hasil
pengukuran, gambar ker ja maupun per hitungan vo lume harus sudah
selesai paling lambat hari ke 45 (empat pu luh lima) terhitung sejak
tangga l penandatangan kontrak.
5. Mutual Check Akhir (MC 100 %).
Penyedia Jasa bersama-sama T im Penelit i Ko ntrak harus melaksanakan
Mutual Check Akhir (Rencana) harus sudah selesai paling lambat pada
kemajuan peker jaan mencapai 80 % (delapan puluh persen).
Mutual Check Akhir ( Final) harus sudah selesai paling lambat 15 ( lima belas)
hari kalender menje lang penyerahan pertama peker jaan.
Semua tenaga, peralatan dan bia ya untuk pelaksanaan Mutual Check (Awa l
maupun Akhir), sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Biaya untuk keper luan MC 0 % maupun MC 100 % harus suda
h diper hitungkan dalam penawaran.
6. Uji Coba Trial Mix Beton.
Penyedia Jasa harus melakukan Trial Mix Beton untuk set iap Mutu Beton
yang akan dilaksanakan dalam paket peker jaan ini. Kecuali untuk beton lanta
i ker ja (K 125).
Trial Mix Beton ini harus seger a dilakukan setelah diter bitkan Surat Perintah
Mulai Ker ja, sehingga tidak akan terhambat untuk mulai peker jaan timbunan
tanah maupun peker jaan beton.
Hasil Trial Mix Beton harus sudah dapat diter ima paling lambat har i ke 45
(empat puluh lima) terhitung sejak tanggal kontrak ditandatangani.
7. Jalan Kerja.
Jalan ker ja dan atau jalan logist ik untuk keper luan pelaksanaan peker jaa
n paket ini, penyedia jasa dapat menggunakan jalan desa, jalan inspeksi da
n
jalan lainnya yang ada di sekitar lokasi peker jaan.
Kerusakan dan per baikan atas`kerusakan jalan- jalan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
Biaya atas per baikan jalan ker ja/jalan logis tik harus sudah diper hitungka n
dalam harga satuan set iap peker jaan dalam penawarannya.

8. Peralatan.
Semua peralatan pokok dan per alatan bantu untuk penye lesaian
pelaksanaan paket peker jaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa, baik
operasional, pemeliharaan, pengir iman maupun pengemba liannya.
Biaya mo bilisasi dan demo bilisasi alat har us sudah diper hitungkan dala m
penawarannya.
9. Kantor Lapangan.
Penyedia Jasa harus menyiapkan kantor lapangan yang letaknya cukup
strategis guna keper luan pelaksanaan kontrak.
Kantor lapangan tersebut harus dilengkapi dengan me ja kursi, papan tulis da
n peralatan lainnya yang diper lukannya.
Kantor lapangan dapat dengan cara sewa atau dengan buat baru.
Biaya pengadaan kantor lapangan tersebut harus sudah diper hitungkan dala m
set iap harga satuan peker jaan dala m penawarannya.
10. Administ rasi dan Doku mentasi.
Biaya administrasi dan dokumentasi yang berkait an dengan penyelesaia
n kontrak ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan
harus
sudah diper hitungkan dan dimasukkan dala m nilai penawarannya.
11. Papan Nama Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus membuat dan memasang minimum 2 (dua) Papan Nama
Peker jaan, biaya pengadaan dan biaya pemasangan menjadi tanggung jawak
penyedia jasa, serta harus sudah diperhitungkan dalam penawaran.
12.Kendaraan Operasional
Rekanan wajib menyediakan 1 (satu) buah kendaraan roda 4 dan 2 (dua)
buah kendaraan roda 2 untuk keper luan operasio nal di lapangan dan aka
n
dikemba likan setelah Serah Ter ima Akhir Peker jaan.

II. PEKERJAAN KONSTRUKSI

Letak bangunan maupun saluran sebelum dilakukan pelaksanaan harus


mendapatkan per setujuan dar i pengguna jasa berdasarkan hasil uitzet
yang berdasar pada hasil mutual check awal.
Bouwplank dan patok-patok maupun propil-propil yang dipasang o leh penyedia
jasa sebagai pedo man pelaksanaan peker jaan bangunan maupun peker jaa
n saluran harus mendapatkan persetujuan dar i pengguna jasa.
Bahan baku bangunan ter masuk tanah bahan timbunan sebelum didatangkan ke
lokasi peker jaan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan pengguna jasa.

A. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Galian Tanah.
Peker jaan galian tanah dibedakan menjadi :
a. Galian tanah A0
Adalah peker jaan galian tanah untuk peker jaan saluran/banguna n
yang tanah hasil galian diangkat tidak lebih dar i 1 (satu) meter dan
dibuang disekitar lokasi penggalian.
b. Galian tanah A1
Adalah peker jaan galian tanah untuk peker jaan bangunan yang
tanah hasil galian diangkat tidak lebih dar i 2 (dua) meter dan
dibuang disekitar lokasi penggalian.
c. Galian tanah A2
Adalah peker jaan galian tanah untuk peker jaan bangunan yang
tanah hasil galian diangkat tidak lebih dar i 3 (tiga) meter dan
dibuang disekitar lokasi penggalian.
d. Galian tanah keras/Batu Cadas/tanah berb atu (1).
Adalah peker jaan galian tanah keras/tanah campur batuan/batu
cadas, yang hasil galiannya diangkat tidak lebih dar i 1 (satu) meter
dan dibuang disekitar lokasi penggalian.
e. Galian tanah keras/Batu Cadas/tanah berb atu (2).
Adalah peker jaan galian tanah keras/tanah campur batuan/batu
cadas, yang hasil galiannya diangkat t idak le bih dar i 2 (dua)
meter dan dibuang disekitar lokasi penggalian.
f. Galian tanah keras/Batu Cadas/tanah berb atu (3).
Adalah peker jaan galian tanah keras/tanah campur batuan/batu
cadas, yang hasil galiannya diangkat tidak lebih dar i 3 (t iga)
meter dan dibuang disekitar lokasi penggalian.
g. Galian Lu mpu r (1).
Adalah peker jaan galian lumpur yang dapat diker jakan dengan alat
(ember atau sejenisnya), yang hasil galiannya diangkat tidak lebih
dar i 1 (satu) meter dan dibuang disekitar lokasi penggalian.
h. Galian Lu mpu r (2).
Adalah peker jaan galian lumpur yang dapat diker jakan d engan alat
(ember atau sejenisnya), yang hasil galiannya diangkat tidak lebih
dar i 2 (dua) meter dan dibuang disekitar lokasi penggalian.
i. Galian Lu mpu r (3).
Adalah peker jaan galian lumpur yang dapat diker jakan dengan
alat (ember atau sejenisnya), yang hasil galiannya diangkat tidak
lebih dar i 3 (tiga) meter dan dibuang disekitar lokasi penggalian.
2. Buangan Hasil Galian Tanah
a. Buangan Hasil Galian Tanah (1).
Adalah peker jaan pembuangan galian tanah/lumpur dengan jarak
angkut tidak lebih dar i 50 ( lima puluh)
meter.
b. Buangan Hasil Galian Tanah (2).
Adalah peker jaan pembuangan galian tanah/lumpur dengan jarak
angkut tidak lebih dar i 100 (seratus) meter.
c. Buangan Hasil Galian Tanah (3).
Adalah peker jaan pembuangan galian tanah/lumpur dengan jarak
angkut tidak lebih dar i 200 (dua ratus) meter.
d. Buangan Hasil Galian Tanah (4).
Adalah peker jaan pembuangan galian tanah/lumpur dengan jarak
angkut tidak lebih dar i 400 (empat ratus) meter.
e. Buangan Hasil Galian Tanah (5).
Adalah peker jaan pembuangan galian tanah/lumpur dengan jarak
angkut tidak lebih dar i 650 (enam ratus lima puluh) meter.
f. Buangan Hasil Galian Tanah (7).
Adalah peker jaan pembuangan galian tanah/lumpur dengan jarak
angkut tidak lebih dar i 1.000 (ser ibu) meter.
g. Buangan Hasil Galian Tanah (8).
Adalah peker jaan pembuangan galian tanah/lumpur dengan jarak
angkut tidak lebih dar i 1.500 (ser ibu lima ratus)
meter.
3. Timbunan Tanah.
Peker jaan T imbunan Tanah dibedakan menjadi :
a. Urugan kembali.
Adalah peker jaan penimbunan kembali pada lo bang beka
s peker jaan galian dan bahan timbunannya menggunakan tanah
bekas
hasil peker jaan galian serta dipadatkan secukupnya.
b. Timbunan Tanah B0.
Adalah peker jaan t imbunan tanah tanggul yang menggunakan baha
n timbunan dar i tanah hasil bekas peker jaan galian tanah.
c. Timbunan Tanah B1.
Adalah peker jaan t imbunan tanah tanggul yang menggunakan baha
n
timbunan dar i tanah hasil bekas peker jaan galian tanah,
yang
memenuhi persyaratan, dengan jarak angkut tidak lebih dar i 50
( lima puluh) meter.
d. Timbunan Tanah B2.
Adalah peker jaan t imbunan tanah t anggul yang menggunakan baha
n
timbunan dar i tanah luar dengan jarak angkut tidak lebih dar i
50 ( lima puluh) meter.

e. Timbunan Tanah B3.


Adalah peker jaan t imbunan tanah tanggul yang menggunakan baha
n timbunan dar i tanah luar dengan jar ak angkut tidak lebih dar i
150 (seratus lima puluh) meter.
f. Timbunan Tanah B4.
Adalah peker jaan t imbunan tanah tanggul yang menggunakan baha
n timbunan dar i tanah luar dengan jar ak angkut tidak lebih dar i
500
( lims ratus lima puluh) meter.
Semua peker jaan t imbunan tanah jenis B0 s/ d B4 harus
dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang dit etapkan spesifikasi
peker jaa n timbunan tanah atau sesuai dengan hasil trial
embankment.
g. Uji Hasil Timbunan.
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian terhadap hasil peker jaa
n
timbunan dan semua peker jaan t imbunan harus memenuhi minimu
m
90 % Standart Proctor.

B. PEKERJAAN PASANGAN BATU


1. Bongkaran Pasangan Batu.
Batu bekas hasil peker jaan bo ngkaran pasangan batu dapat digunaka
n
untuk pasangan batu bangunan, lining, pasangan bronjo ng atau pasanga
n batu kosong.
2. Bongkaran Bronjong.
Batu bekas bongkaran pasangan bronjo ng dapat digunakan untuk
pasangan batu bangunan, lining atau pasangan batu kosong.
3. Pasangan Batu Kosong.
Pasangan batu kosong adalah merupakan susunan dar i batu-batu tanpa
bahan pengikat, sebagaimana d itunjukkan dalam gambar.
Pasangan batu kosong tersusun dar i batu-batu dengan ukuran t idak
lebih dar i 25 cm dan dikunci dengan batu-batu yang berukuran lebih
kecil dan disusun rapat dan kuat.
4. Pasangan Batu 1 Pc : 4 Ps.
a. Untuk semua peker jaan bangunan dan at au peker jaan
lining sebagaimana ditunjukkan dalam gambar adalah
menggunakan
pasangan batu dengan spesi 1 Pc : 4 Ps. Ukur an batu untuk pasanga
n batu pada bangunan adalah 25 cm sedangkan ukuran batu maksimu
m
untuk pasangan batu pada peker jaan lining adalah 15 cm.
b. Semua per mukaan pasangan batu yang tidak diplester, menggunakan
batu muka bulat/lonjo ng kecuali ditetapkan lain sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau dalam per intah Pejabat Pembuat
Ko mit men.
c. Per mukaan pasangan batu yang akan tertutup timbunan at au uruga
n
kembali, harus diplester kasar atau diber aben dengan campuran
spesi 1 Pc : 4 Ps.
d. Biaya peker jaan berabenan ini harus sudah dimasukkan dalam harga
satuan peker jaan pasangan batu 1 Pc : 4 Ps.
e. Pasangan batu 1 Pc : 4 Ps dengan menggunakan batu hasil peker jaan
bongkaran pasangan batu harus diper hitungkan maksimum sebesar
0,70 kali vo lume peker jaan bongkaran pasangan
batu.
f. Pasangan batu 1 Pc : 4 Ps dengan menggunakan batu hasil peker jaan
bongkaran bronjo ng harus diper hitungkan maksimum sebesar
0,80 kali vo lume peker jaan bongkaran bongkaran bronjong.
g. Jumlah bahan pengikat/semen/Portland Cement untuk pasangan batu
1 Pc : 4 Ps tidak bo leh kurang dar i 162,52 kg, untuk tiap 1
m3 pasangan batu, hal ini harus ditunjukkan dalam analisa harga
satuan peker jaan.
5. Plesteran.
Semua peker jaan plesteran untuk bagian per mukaan yang kelihata
n harus menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps dengan per mukaan halus/lic
in.
Jumlah bahan pengikat/semen/Portland Cement untuk P lesteran 1 Pc : 2
Ps tidak bo leh kurang dar i 10,65 kg, untuk tiap 1 m2 plesteran, hal in
i
harus ditunjukkan dalam analisa harga satuan peker jaan.
6. Siar.
Semua peker jaan siar nut -nut antara batu muka menggunakan siar dala
m dan dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
Jumlah bahan pengikat/semen/Portland Ceme nt untuk S iaran 1 Pc : 2 P
s tidak bo leh kurang dar i 5,4 kg, untuk tiap 1 m2 siar an, hal ini
harus ditunjukkan dalam analisa harga satuan peker jaan.
7. Bahan.
a. Jika kesulitan mendapatkan batu bahan jenis andesit, maka penyedia
jasa dapat menggunakan batu putih/kapur keras, namun harus
mendapatkan per setujuan dar i pengguna jasa ter lebih
dahulu..
8. Pencampu ran/Pengadukan Spesi.
Pengadukan/Pencampuran spesi untuk pasangan batu harus dilakuka n
dengan Mesin P engaduk (Concrete Mixer).
9. Harga.
Harga Satuan Peker jaan Pasangan Batu 1 Pc : 4 Ps, harus suda
h
memperhitungkan biaya pembuatan batu muka dan pembuatan propil
bangunan ter masuk biaya langsiran bahan.

C. PEKERJAAN BETON
1. Beton Mutu K . 225.
Dalam pelaksanaan Beton Mutu K. 225 ko mposisinya harus ditetapkan
memalu i trial mix design beton, sedangan untuk keper luan dala
m penyiapan penawaran jumlah bahan pengikat/PC tidak kurang dar i
3
375 kg untuk tiap m beton.
2. Agregat Kasar dan Agregat Halus.
a. Agregat Kasar/batu pecah ukuran 1-2 cm dan 2-3 cm untuk semua
peker jaan beton (konstruksi maupun lining) harus menggunakan
batu pecah hasil mesin pemecah batu /Stone Crushing. Batu pecah
harus jenis batu andesit.
b. Agregat Halus/pasir untuk semua peker jaan beton harus pasir yang
lo lo s ayakan 4 mm, P asir harus dibasahi dan dicuci dengan
mesin
atau dengan alat lain yang disetujui direksi.
c. Semua peker jaan beton dan peker jaan pasangan batu
harus menggunakan pasir yang dia mbil dar i sekitar proyek atau
diluar proyek yang memenuhi syarat atas persetujuan Direksi.
d. Jika ditemui stok pasir ternyata tercampur pasir pantai maka
penyedia jasa beresiko membo ngkar dan memasang kembali
pasangan atau beton tersebut serta membuang stok pasir dilapangan
yang belum digunakan.
3. Pencampu ran/Pengadukan Mortar
Beton.
Pengadukan/Pencampuran Mortar Beton untuk semua peker jaan beton
harus dilakukan dengan Mesin Pengaduk (Concrete Mixer).
4. Uji Beton.
Penyedia Jasa bertanggung jawab atas hasil uji beton. Bia ya
pengambilan sample maupun biaya pengujian beton menjadi tanggung
jawan penyedia jasa dan harus sudah diper hitungkan dala
m penawarannya.
Apabila hasil uji beton tersebut mereko mendasikan dibawah toleransi,
maka pembo ngkaran dan pembangunan kembali menjadi tanggungjawab
penyedia jasa.
5. Besi Beton.
Untuk semua peker jaan tulangan pada peker jaan beton
menggunakan
besi beton polos/plain bars atau ulir/deform bars, kecuali ditetapkan
lain dalam RAB, gambar maupun per intah tertulis.
Untuk semua besi beton untuk sengkang menggunakan besi beton
polos/plain bars.
6. Harga.
Harga Satuan Peker jaan Beton, Besi Beton harus suda
h
memperhitungkan adanya, biaya penit ipan bahan, perawatan beton dan
lainnya ter masuk biaya langsiran bahan.
7. Lain-lain.
Selama P enyedia Jasa belum mendapatkan dan atau mempero leh
hasil
Trial Mix Beton, namun Penyedia Jasa sudah akan mulai pelaksanaa n
beton, maka ko mposisi campuran beton dapat menggunakan referens
i Trial Mix tahun lalu.
Spesifikasi teknis khusus peker jaan yang tertulis dan diatur dalam
spesifikasi teknis khusus ini yang t idak ada hubungannya dengan peker
jaan ini t idak diber lakukan.

You might also like