You are on page 1of 7

Amalan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Di Bulan Ramadhan

1. Tentang Keutamaan Puasa di Bulan Syaban




.


Barangsiapa berpuasa selama tiga hari sejak awal bulan Syaban dan tiga hari pada
pertengahan bulan Syaban serta tiga hari di akhir bulan Syaban, maka Allah
menuliskan baginya pahala tujuh puluh Nabi, dia seperti orang yang menyembah
Allah Taala selama tujuh tahun dan jika dia meninggal dunia pada malam itu, maka
dia meninggal dunia sebagai syahid. Kitab Duratun Nashihin, karya Al-Khubawi,
Beirut : Dar al-Fikr, halaman 235. al-Khubawi, menukil dari kitab Zubdat al-
Waizhin. Hadis ini palsu (maudhu)

Hadis tersebut di atas dengan mudah dapat dike tahui bahwa hadis tersebut
adalah palsu, dengan meli hat matannya, yakni pahala yang dijanjikan sama de ngan
pahala tujuh puluh Nabi, sungguh mustahil. Se perti yang dikatakan Ibn Qayyim
sekalipun tinggi dan giatnya seorang manusia biasa dalam beribadah, apapun juga
jenis ibadahnya, dia tidak dapat menyamai kedudukan dan pahala yang diperoleh
seorang Nabi, apalagi dengan tujuh puluh Nabi!!!.1

2. Tidak Dianjurkan Khusus Berziarah ke Kubur pada saat Menyambut Bulan


Ramadhan

Rasul saw tidak menganjurkan umatnya untuk berziarah ke kuburan khusus


menyambut bulan Ramadhan. Anjuran Rasul berziarah ke kubur, kapan saja
waktunya, yang fungsinya untuk mengingatkan kematian.




.

(Abu Dawud-2816): Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah
menceritakan kepada kami Mu'arrif bin Washil dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu
Buraidah dari ayahnya, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: "Aku telah melarang

1
Ibid. hlm. 60-61.
kalian menziarahi kuburan, sekarang berziarahlah ke kuburan, karena dalam
berziarah itu terdapat peringatan (mengingatkan kematian)."H.R.Abu Dawud.

Beberapa kalangan masyarakat banyak menga malkan yang tidak sesuai


dengan Sunnah Rasul saw, seperti, membawa bunga, air wangi, kemenyan dan se
bagainya ke kuburan. Selain itu, di kuburan seolah-olah orang yang telah meninggal
ada di dalam ku buran itu, dengan berdialog meminta sesuatu. Padahal amalan
seperti ini tidak dianjurkan oleh Rasul.

3. Tidak Dianjurkan Mandi Khusus Menyambut Bulan Ramadhan dengan


Daun Pandan dan Bunga Pinang, serta Ramuan Lainnya

Ada sebagian masyarakat di Indonesia, mengamal kan mandi khusus menyambut


bulan Ramadhan, dengan campuran daun pandan dan bunga pinang serta ramuan
lainnya ke dalam air untuk mandinya. Ini semua, tidak pernah dicontohkan oleh
Rasul saw. Mandi, merupakan sesuatu yang dianjurkan ketika badan kita kotor,
setelah bekerja, atau berkeringat, diperlukan mandi kapan saja. Karena Allah swt
banyak menganjurkan untuk hidup bersih dan suci, demikian juga Rasul saw,
sebab, kebersihan itu sebagian dari iman.

4. Hadis-hadis Lemah dan Palsu Tentang Keutamaan Bulan Ramadhan


.

Seandainya umatku mengetahui apa (pahala) yang ada pada bulan Ramadhan,
pastilah mereka mengharapkan agar sepanjang tahun adalah Ramadhan.Hadis ini
lemah (Dhaif).

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam as-Sahih; Abu Yala
dalam al-Musnad, al-Asbahani dalam at-Targhib, semuanya melalui Jarir ibn Ayyub
dari as-Syabi dari Nafi ibn Buraidah dari Ibn Masud.Ibn Khuzaimah juga
meriwayatkan dari sahabat Abu Masud al-Ghaffari, akan tetapi beliau
meriwayatkan nya melalui Jarir ibn Ayub. Al-Baihaqi dalam as-Syuab meriwayat
kannya hadis inimelalui thariq atau jalur Ibn Khuzaimah ini. At-Thabrani juga
meriwayatkan hadis ini dari Abu Masud al-Ghaffari dalam sanadnya terdapat al-
Mibah ibn Yastam, seorang yang dhaif menurut al-Haitsami.2
.

2
Ibid. hlm.78-79.
Barangsiapa senang dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah swt
mengharamkan jasadnya bagi neraka. Hadis ini palsu (maudhu)

Melihat lafal dan kandungan hadis ini, ia memiliki karakteristik hadis palsu,
yaitu satu amalan kecil yang menjanjikan pahala yang begitu besar. Alasan kedua
adalah hadis ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis yang mutabar, termasuk
dalam kitab- kitab yang mengandung hadis-hadis dhaif, maka hadis ini dapat
digolongkan sebagaimana dikenali dalam istilah ilmu hadis dengan la yuraf lahu
ashlun atau la ashla lahu (tidak diketahui sumber asalnya), hal inilah yang
menyebabkan hadis itu dihukumi hadis palsu.


.

"Sesungguhnya Allah Taala menyuruh para malaikat pencatat amal di bulan
Ramadhan agar mereka mencatat kebaikan-kebaikan umat Muhammad dan tidak
mencatat keburukan-keburukan mereka serta menghilangkan dosa-dosa mereka
yang telah lalu.
Hadis ini palsu (maudhu)
Hingga kini hadis tersebut belum ditemukan perawinya, ia merupakan
potongan dari hadis yang ke-6 dalam Kitab Duratun Nashihin, karya Al-Khubawi,
Beirut : Dar al-Fikr, halaman 12-13. al-Khubawi, menukil dari kitab Zuhrat al-
Riyadh.
Bila dilihat dari matannya, jelas hadis tersebut palsu, karena bertentangan
dengan ayat Al-Qur'an dan hadis yang sahih.

5. Tentang Pembagian Bulan Ramadhan




3
Permulaan bulan Ramadan itu rahmat, pertengahannya maghfirah, dan
penghabisannya merupakan pembeba san dari neraka. Hadis ini lemah (dhaif).
Hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh al-Uqaili dalam ki tab al-Duafa, Ibn
Adiy, al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdadi, al-Dailami dan Ibn
Asakir. Sementara sanad nya adalah Sallam bin Sawwar, dari Maslamah bin al-
Shalt, da ri al-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi saw.4
3
Al-Uqaili, Muhammad bin Amr, Kitab al-Dhuafa al-Kabir, editor DR. Abd.al-Muthi Amin Qalaji, Daral-
Kutub al-Ilmiyah, Beirut, tth, II/162. as-Suyuthi, al-Jami al-Shaghir, I/432, al-Minawi, Faidh al-Qadir, III/86. al-
Albani, Muhammad Nashir al-Din, Silsilah al-Ahadits al-Dhaifah wa al-Maudhuah, maktabah al-Maarif, Riyadh,
1408 H/1988 M, IV/70.
4
Al-Uqaili, Loc.Cit
Berdasarkan pandangan Imam as-Suyuthi, hadis ini nilainya dhaif (lemah),
dan menurut para ahli hadis modern, seperti, Syekh Muhammad Nashir al-Din al-
Albani mengatakan bahwa Hadis ini adalah munkar5 pernyataan al-Albani ini tidak
berten tangan dengan pernyataan al-Suyuthi, karena hadis munkar adalah bagian dari
hadis dhaif. Hadis munkar adalah hadis di mana dalam sanadnya terdapat rawi yang
pernah melakukan kesalahan yang parah, pelupa, atau ia seorang yang jelas
melakukan maksiat (fasiq).6 Hadis munkar termasuk kategori hadis yang sangat
lemah dan tidak dapat dipakai sebagai dalil apa pun. Sebagai Hadis dhaif, ia
menempati urutan ketiga sesudah matruk (semi palsu) dan maudhu (palsu).7

6. Tentang doa Berbuka Puasa






2011

.

(Abu Dawud-2011):Telah menceritakan kepada kami Musad dad, telah
menceritakan kepada kami Husyaim, dari Hushain dari Mu'az bin Zuhrah, bahwa
telah sampai kepadanya bahwa Nabi saw. apabila berbuka beliau mengucapkan:
Allaahumma Laka Shumtu Wa 'Alaa Rizqika Afthartu (Ya Allah, untukMu aku
berpuasa, dan dengan rizqi-Mu aku berbuka).H.R.Abu Dawud.
Kualitas hadis di atas dhaif, karena berstatus mursal, maksud hadis tersebut
diriwayatkan oleh seo rang tabiin yang bernama Muaz bin Zuhrah, beliau tidak
pernah bertemu dengan Rasul saw. Adapun yang men-dhaif-kannya adalah:
M.N.al-Albani dalam Su nan Abi Dawud (2358) dan Dhaif al-Jami ash-Shaghir
(9831).8

Adapun doa yang berkualitas hadis hasan, adalah sebagai berikut:


)308/6(-





- 2010



.


5
Al-Suyuthi Loc.Cit. al-Albani. Loc.Cit
Mahmud al-Thahhan,Ttaisir Mushthalah al-Hadits, Dar al-Quran al-Karim, Beirut, 1399/1989, hal. 94.
6
7
Ibid. hal. 98.
8
Perhatikan dalam:
(983/1(-
. ). ( 9830 -
.4349()
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Mu hammad bin Yahya Abu
Muhammad, telah menceri takan kepada kami Ali bin al-Hasan, telah mengkha
barkan kepada kami al-Husain bin Waqid, telah mence ritakan kepada kami Marwan
yakni Ibn Salim al-Mu qaffa berkata dia aku melihat Ibn Umar menggeng gam
jenggotnya lalu memotongnya apa yang lebih dari genggamannya, dan berkata dia
adalah Rasulullah saw bersabda apabila berbuka puasa maka ucapkanlah :
zahabazzomau wabtallatil uruqu wasabatal ajru insya Allah. H.R.Abu Dawud.

7. Tentang Tidurnya Orang Puasa Ibadah







Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tas bih, amalnya
dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.9
Menurut Imam as-Suyuthi hadis tersebut adalah dhaif. Menurut Imam al-
Baihaqi, didalam sanad itu terdapat nama seperti Maruf bin Hisan, seorang rawi
yang dhaif, dan Sulaiman bin Amr an-Nakhai, seo rang rawi yang lebih dhaif
daripada Maruf. Bahkan menurut kritikus hadis al-Iraqi, Sulaiman adalah seo rang
pendusta, hal ini sebagaimana dikemuka kan oleh al-Minawi.10Al-Minawi sendiri
kemudian menyebut kan beberapa nama rawi yang terdapat dalam sanad hadis
tersebut, yaitu Abd al-Malik bin Umair, seorang yang dinilai sangat dhaif. Namun
rawi yang paling parah kedhaifannya adalah Sulaiman bin Amr an-Nakhai, yang
dinilai oleh para ulama kritikus hadis sebagai pendusta dan pemalsu hadis.

8. Hadis-Hadis Sahih Seputar Ramadhan










.

(Muslim-1268): Dan telah menceritakan kepadaku Zu hair bin Harb telah
menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam telah menceritakan kepadaku
bapakku dari Yahya bin Abu Katsir ia berkata, telah menceri takan kepada kami Abu
Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah telah menceritakan kepada mere
ka, bahwa Rasul saw. bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan
dengan penuh keima nan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya
yang telah lalu akan diampuni. Dan siapa yang menegakkan (shalat pada malam)

9
Jalaluddin as-Suyuthi, al-Jamial-Shaghir, Beirut : Dar al-Fikr, 1404 H/1981 M, jilid II, h. 678.
10
Muhammad Abd. Al-Rauf al-Minawi, Faidh al-Qadir, Beirut : Dar al-Fikr, tt, jilid VI,h. 291.
Lailatul Qadr dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-
dosanya yang telah lalu akan diampuni." H.R.Muslim.



-1793



.


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibn Hujr
berkata mereka, telah menceritakan kepada kami Ismail dan dia Ibn Jafar dari Abi
Suhayl dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasul saw
bersabda:Apabila dating bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan
ditutup pintu-pintu neraka, serta diikatlah syaitan-syaitan. H.R.Muslim.


- 1769











.


Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, telah mence ritakan kepada kami
Ibrahim bin Sad, telah mengkhabarkan ke pada kami Ibn Syihab dari Ubaidillah
bin Abdillah bin Utbah bahwasannya Ibn Abbas r.a. berkata : Adalah Nabi saw
orang yang paling dermawan (pemurah) dan Nabi saw lebih derma wan lagi pada
bulan Ramadan pada saat ditemui malaikat Jibril. Dan adalah Jibril menemui Nabi
saw setiap malam pada bulan Ramadan untuk mendengar bacaan Alquran dan
membaca Alquran untuk didengar Nabi apa yang telah Nabi bacakan, sehingga
Nabi benar-benar menguasai Alquran, maka apabila Nabi saw didatangi oleh Jibril,
lebih cepat memberikan sesuatu kebaikan, melebihi kecepatan angin. H.R.al-
Bukhari.

10. Perhatikan Kaedah fikih tentang ibadah :






Hukum asal ibadah adalah haram sampai ada dalil yang memerintahkan.


.

Hukum asal dari ibadah adalah mengikuti ajaran yang ditetapkan (oleh Allah dan
Rasul-Nya).
Ibadah Sesuai Contoh dari Rasul saw











)3243 (
(Muslim-3243): Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Abd
bin Humaid semuanya dari Abu Amir. Abd ber kata; telah menceritakan kepada
kami Abdul Malik bin Amru telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ja'far
Az-Zuhri dari Sa'd bin Ibrahim dia berkata; aku ber tanya kepada Al-Qasim bin
Muhammad ten tang seseorang yang memilki tiga tempat tinggal, lalu dia
mewasiatkan sepertiga dari setiap satu tempat tinggal." Sa'd melanjut kan,
"Kemudian dia mengumpulkannya menjadi satu." Al Qasim menjawab, " Aisyah
telah mengabarkan kepadaku bahwa Rasul saw. bersabda: "Barangsiapa
mengamalkan suaru perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak." H.R.
Muslim.

Jadi, Ibadah itu asalnya dilarang sampai ada dalil yang memerintahkannya,
atau ibadah itu tidak boleh dilakukan kecuali ada petunjuk Alquran dan contoh dari
rasul saw.

You might also like