Professional Documents
Culture Documents
Di Bulan Ramadhan
.
Barangsiapa berpuasa selama tiga hari sejak awal bulan Syaban dan tiga hari pada
pertengahan bulan Syaban serta tiga hari di akhir bulan Syaban, maka Allah
menuliskan baginya pahala tujuh puluh Nabi, dia seperti orang yang menyembah
Allah Taala selama tujuh tahun dan jika dia meninggal dunia pada malam itu, maka
dia meninggal dunia sebagai syahid. Kitab Duratun Nashihin, karya Al-Khubawi,
Beirut : Dar al-Fikr, halaman 235. al-Khubawi, menukil dari kitab Zubdat al-
Waizhin. Hadis ini palsu (maudhu)
Hadis tersebut di atas dengan mudah dapat dike tahui bahwa hadis tersebut
adalah palsu, dengan meli hat matannya, yakni pahala yang dijanjikan sama de ngan
pahala tujuh puluh Nabi, sungguh mustahil. Se perti yang dikatakan Ibn Qayyim
sekalipun tinggi dan giatnya seorang manusia biasa dalam beribadah, apapun juga
jenis ibadahnya, dia tidak dapat menyamai kedudukan dan pahala yang diperoleh
seorang Nabi, apalagi dengan tujuh puluh Nabi!!!.1
1
Ibid. hlm. 60-61.
kalian menziarahi kuburan, sekarang berziarahlah ke kuburan, karena dalam
berziarah itu terdapat peringatan (mengingatkan kematian)."H.R.Abu Dawud.
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam as-Sahih; Abu Yala
dalam al-Musnad, al-Asbahani dalam at-Targhib, semuanya melalui Jarir ibn Ayyub
dari as-Syabi dari Nafi ibn Buraidah dari Ibn Masud.Ibn Khuzaimah juga
meriwayatkan dari sahabat Abu Masud al-Ghaffari, akan tetapi beliau
meriwayatkan nya melalui Jarir ibn Ayub. Al-Baihaqi dalam as-Syuab meriwayat
kannya hadis inimelalui thariq atau jalur Ibn Khuzaimah ini. At-Thabrani juga
meriwayatkan hadis ini dari Abu Masud al-Ghaffari dalam sanadnya terdapat al-
Mibah ibn Yastam, seorang yang dhaif menurut al-Haitsami.2
.
2
Ibid. hlm.78-79.
Barangsiapa senang dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah swt
mengharamkan jasadnya bagi neraka. Hadis ini palsu (maudhu)
Melihat lafal dan kandungan hadis ini, ia memiliki karakteristik hadis palsu,
yaitu satu amalan kecil yang menjanjikan pahala yang begitu besar. Alasan kedua
adalah hadis ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis yang mutabar, termasuk
dalam kitab- kitab yang mengandung hadis-hadis dhaif, maka hadis ini dapat
digolongkan sebagaimana dikenali dalam istilah ilmu hadis dengan la yuraf lahu
ashlun atau la ashla lahu (tidak diketahui sumber asalnya), hal inilah yang
menyebabkan hadis itu dihukumi hadis palsu.
.
"Sesungguhnya Allah Taala menyuruh para malaikat pencatat amal di bulan
Ramadhan agar mereka mencatat kebaikan-kebaikan umat Muhammad dan tidak
mencatat keburukan-keburukan mereka serta menghilangkan dosa-dosa mereka
yang telah lalu.
Hadis ini palsu (maudhu)
Hingga kini hadis tersebut belum ditemukan perawinya, ia merupakan
potongan dari hadis yang ke-6 dalam Kitab Duratun Nashihin, karya Al-Khubawi,
Beirut : Dar al-Fikr, halaman 12-13. al-Khubawi, menukil dari kitab Zuhrat al-
Riyadh.
Bila dilihat dari matannya, jelas hadis tersebut palsu, karena bertentangan
dengan ayat Al-Qur'an dan hadis yang sahih.
9
Jalaluddin as-Suyuthi, al-Jamial-Shaghir, Beirut : Dar al-Fikr, 1404 H/1981 M, jilid II, h. 678.
10
Muhammad Abd. Al-Rauf al-Minawi, Faidh al-Qadir, Beirut : Dar al-Fikr, tt, jilid VI,h. 291.
Lailatul Qadr dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-
dosanya yang telah lalu akan diampuni." H.R.Muslim.
-1793
.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibn Hujr
berkata mereka, telah menceritakan kepada kami Ismail dan dia Ibn Jafar dari Abi
Suhayl dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasul saw
bersabda:Apabila dating bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan
ditutup pintu-pintu neraka, serta diikatlah syaitan-syaitan. H.R.Muslim.
- 1769
.
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, telah mence ritakan kepada kami
Ibrahim bin Sad, telah mengkhabarkan ke pada kami Ibn Syihab dari Ubaidillah
bin Abdillah bin Utbah bahwasannya Ibn Abbas r.a. berkata : Adalah Nabi saw
orang yang paling dermawan (pemurah) dan Nabi saw lebih derma wan lagi pada
bulan Ramadan pada saat ditemui malaikat Jibril. Dan adalah Jibril menemui Nabi
saw setiap malam pada bulan Ramadan untuk mendengar bacaan Alquran dan
membaca Alquran untuk didengar Nabi apa yang telah Nabi bacakan, sehingga
Nabi benar-benar menguasai Alquran, maka apabila Nabi saw didatangi oleh Jibril,
lebih cepat memberikan sesuatu kebaikan, melebihi kecepatan angin. H.R.al-
Bukhari.
Jadi, Ibadah itu asalnya dilarang sampai ada dalil yang memerintahkannya,
atau ibadah itu tidak boleh dilakukan kecuali ada petunjuk Alquran dan contoh dari
rasul saw.