Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
buahan dan sayuran seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon, nangka, jambu
air, tomat, Cabe dan lain-lain. Serangga ini terdapat hampir di seluruh kawasan
Asia-Pasifik, dan terhitung menyerang lebih dari 26 jenis buah-buahan dan sayur-
sayuran.
diseluruh dunia yang berasal dari famili Tephritidae yang menjadi perusak tanaman.
Namun begitu, dari jumlah tersebut, terdapat 20 spesies dari gen Bactrocera adalah
bersimbiosis mutualisme dengan bakteria kerana apa bila lalat buah meletakkan
telur pada buah, biasanya akan turut disertai dengan bakteria akan memungkinkan
pembentukan kulat pada bagian yang terkena serangan yang akhirnya akan
meyebabkan buah menjadi busuk dan daun sayuran rusak. Sebagian buah dan daun
sayuran yang terkena serangan lalat buah ini akan menjadi, berulat dan busuk.
Hasil pemantauan lalat buah yang dilakukan oleh Pusat Karantina Pertanian
sejak tahun 1979/1980 menunjukkan bahwa lalat buah ditemukan hampir di semua
wilayah di Indonesia. Saat ini terdapat 66 spesies lalat buah, tetapi baru beberapa
spesies yang sudah diketahui tanaman inangnya, yaitu B. dorsalis Hendel yang
menyerang lebih dari 20 jenis buah antara lain belimbing, mangga, jeruk, jambu,
54
pisang susu, pisang raja sere, cabai merah, B. cucurbitae Coq. yang menyerang
F. Yang menyerang nangka dan beberapa tanaman dari famili Moraceae, dan B.
utama serangan lalat buah ini, antara lain belimbing manis, jambu air, jambu biji,
tradisional dengan membungkus buah dengan kantong plastik, kertas koran atau
daun kelapa maupun dengan menggunakan insektisida kimia. Atraktan seperti metil
al. 1996). Di negara lain, petani mengendalikan lalat buah dengan atraktan, yaitu
senyawa yang dapat menarik lalat buah jantan untuk memproduksi feromon. Teknik
ini efektif mengendalikan lalat buah jantan yang masuk ke dalam perangkap
beratraktan. Teknik mandul jantan adalah suatu cara pengendalian dengan membuat
lalat buah jantan menjadi infertil, artinya lalat buah jantan masih dapat membuahi
betina, namun telur yang dihasilkan steril dan larva dalam keadaan rusak
Seekor lalat betina mampu meletakkan telur pada buah sebanyak 1-10 butir
dalam sehari ia mampu meletakkan telur hingga 40 butir. Telur kemudian menetas
menjadi ulat dan akan merusakkan buah dan daun pada sayuran. Sepanjang
hidupnya seekor lalat betina mampu bertelur sampai 800 butir.Pengendalian Lalat
Buah begitu sulit meski dengan penggunaan racun serangga kerana ciri-ciri
55
fisikalnya yang besar. Malahan penggunaan racun insektisida untuk melindungi
Oleh karena itu, satu cara memerangi serangan lalat buah ini adalah dengan
atau tanaman. Cara yang terbaik dan efektif adalah dengan menghapus lalat buah
jantan. Ini akan menyebabkan persenyawaan baru tidak akan terjadi diantara lalat
jantan dan lalat betina yang menghasilkan telur, seterusnya larva dan anak lalat
buah.
B. Tujuan
Hama Lalat Buah (Bactrocera sp.) dengan menggunakan Feromon Seks bertujuan
untuk :
56
II. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu hama penting tanaman hortikultura yang saat ini menjadi isu
nasional juga menjadi faktor pembatas perdagangan (trade barrier) adalah lalat
buah. Komoditas ekspor suatu negara dapat ditolak oleh negara lain dengan alasan
terdapatnya lalat buah. Jenis Lalat Buah di Indonesia adalah dari genus Bactrocera
dan salah satu jenis yang sangat penting dan ganas adalah Bactrocera dorsalis
Lalat buah (Bactrocera sp.) merupakan salah satu hama utama tanaman buah
di Indonesia. Hama ini menyerang sekitar 75% tanaman buah. Jenis lalat buah yang
Hasil pemantauan lalat buah yang dilakukan oleh Pusat Karantina Pertanian
sejak tahun 1979/1980 menunjukkan bahwa lalat buah ditemukan hampir di semua
wilayah di Indonesia. Saat ini terdapat 66 spesies lalat buah, tetapi baru beberapa
spesies yang sudah diketahui tanaman inangnya, yaitu B. dorsalis Hendel yang
menyerang lebih dari 20 jenis buah antara lain belimbing, mangga, jeruk, jambu,
pisang susu, pisang raja sere, cabai merah, B. cucurbitae Coq. yang menyerang
F. Yang menyerang nangka dan beberapa tanaman dari famili Moraceae, dan B.
57
caudatus F. yang menyerang beberapa tanaman dari famili Cucurbitaceae. Sasaran
utama serangan lalat buah ini, antara lain belimbing manis, jambu air, jambu biji,
berwarna putih berukuran dengan panjang 0.8 mm dan lebar 0.2 mm diletakan di
dalam buah. Larva (instar 3) dari B. dorsalis berukuran dengan panjang 7.5-10 mm
dan lebar 1.5-2 mm, tidak berkaki dan berwarna putih kecoklatan. Pupa B. dorsalis
memiliki thoraks berwarna hitam dengan garis kuning di tepi thoraks, pada bagian
abdomen berwana coklat kekuningan, dan sayap yang transparan (panjang satu
lebar 1,5-2 mm. Jenis kelamin Bactrocera dorsalis dapat dibedakan dengan ada
atau tidaknya ovipositor pada ujung abdomen. Bila terdapat ovipositor dapat
yang diproduksi oleh serangga betina untuk menarik serangga jantan (Allison dan
Lalat buah betina meletakan telur pada bagian dalam buah dengan
menggunakan ovipositiornya, setelah 2-3 hari telur menetas. Larva akan memakan
daging buah 6-8 hari kemudian larva akan melompat ke luar buah menuju tanah
58
untuk berkembang menjadi pupa. Masa pupa berlangsung selama 8-12 hari. Setelah
menjadi imago B. dorsalis membutuhkan 8-12 hari untuk matang sexual. B.dorsalis
dapat bertahan hidup selama 1-3 bulan. Imago B. dorsalis mampu terbang sejauh
Gejala Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagian
tengah kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir
masak. Gejala awal ditandai dengan noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat
peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya karena
aktivitas hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva
makan daging buah sehingga menyebabkan buah busuk sebelum masak. Apabila
dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil yang biasanya meloncat
apabila tersentuh. Buah yang tampak busuk merupakan gejala yang ditimbulkan
oleh bakteri yang bersimbiosis dengan lalat buah dan disebabkan oleh serangan
pathogen lain. Kerusakan akibat serangan lalat buah berkisar antara 12 -20 % pada
Lalat buah dapat dikendalikan dengan berbagai cara mulai dari biologi,
mekanis, kultur teknis dan kimia. Di alam lalat buah mempunyai musuh alami
berupa parasitoid dari genus Biosteres dan Opius dan beberapa predator seperti
semut, sayap jala (Chrysopidae va. (ordo Neuroptera)), kepik Pentatomide (ordo
Hemiptera) dan beberapa kumbang tanah (ordo Coleoptera). Peran musuh alami
59
predator ini lebih rentan terhadap insektisida daripada hama yang diserangnya
(Kalshoven,1981).
60
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain metil eugenol
(feromon seks), pohon buah mangga, botol air mineral bekas, kapas, tali rafia,
B. Prosedur Kerja
mahasiswa).
3. Kapas dipotong dan diikatkan menggunakan tali rafia kemudian diolesi metil
4. Kapas yang sudah diolesi metil eugenol (feromon seks) lalu dimasukkan
kedalam botol.
5. Botol digantungkan pada ranting pohon buah mangga yang sedang berbuah.
7. Jumlah serangga dewasa lalat buah yang terperangkap didalam botol, dihitung
dan diamati.
61
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
62
1. Kondisi lahan : Subur
2. Tanaman pokok : Mangga
3. Spesies/jenis lalat buah : Bactrocera papayae
4. Hasil pengamatan
Hari Pengamatan
Mati = 0
Mati = 0
Mati = 1
Mati = 2
Mati = 3
Mati = 3
63
B. Pembahasan
Lalat buah mempunyai tubuh berbuku-buku dan hanya mempunyai dua buah
sayap, lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh secara sempurna, tipe alat
mulut lalat dewasa penjilat penyerap, lalat dewasa memiliki bercak-bercak atau
kekuningan dan pada ruas belakang badan terdapat alat peletak telur.
Gejala Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagian
tengah kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir
masak. Gejala awal ditandai dengan noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat
peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya karena
aktivitas hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva
makan daging buah sehingga menyebabkan buah busuk sebelum masak. Apabila
dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil dengan ukuran antara 4-
hama ini mencapai 30-60%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan
(Putra,1997).
Dalam siklus hidupnya lalat buah mempunyai 4 stadium hidup yaitu telur,
larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur kedalam kulit buah
atau di dalam luka atau cacat buah secara berkelompok. Lalat buah betina bertelur
sekitar 15 butir. Telur berwarna putih transparan berbentuk bulat panjang dengan
64
salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah hidup dan berkembang di dalam
daging buah selama 6-9 hari. Larva mengorek daging buah sambil mengeluarkan
enzim perusak atau pencerna yang berfungsi melunakkan daging buah sehingga
buah. Jika aktivitas pembusukan sudah mencapai tahap lanjut, buah akan jatuh ke
tanah, bersamaan dengan masaknya buah, larva lalat buah siap memasuki tahap
pupa, larva masuk dalam tanah dan menjadi pupa. Pupa berwarna kecoklatan
berbentuk oval dengan panjang 5 mm. Lalat dewasa berwarna merah kecoklatan,
dada berwarna gelap dengan 2 garis kuning membujur dan pada bagian perut
terdapat garis melintang. Lalat betina ujung perutnya lebih runcing dibandingkan
lalat jantan. Siklus hidup dari telur menjadi dewasa berlangsung selama 16 hari.
Percobaan yang dilakukan pada buah mangga yang keadaan fasenya dalam
keadaan buah akan mengalami kemasakan. Dengan berubahnya warna pada buah
meletakkan telurnya ke buah mangga tersebut. Lalat buah tertarik pada buah yang
sudah mulai mengeluarkan bau yang menyengat dan disukai, warna yang semakin
menguning, dan permukaan kulit yang semakin lunak sehingga lebih mudah bagi
lalat betina untuk menanam telur ke dalam sasaran. Pada percobaan pertama, lalat
buah yang memasuki perangkap sangat sedikit. Ini dikarenakan mangga yang
berbuah pada pohon tersebut belum memasuki fase matang, dan sanitasi pada
pohon mangga lain yang berada di area lain, lalat yang masuk kedalam perangkap
65
menjadi banyak. Ini dikarenakan pohon mangga kedua yang dijadikan tempat
perangkap merupakan pohon mangga yang sanitasinya kurang baik, dan sangat
lembab daripada pohon mangga yang sebelumnya. Pada buah mangga diidentifikasi
salah satu jenis lalat buah spesies Bactrocera papayae yang paling sering
Lalat buah dapat dikendalikan dengan berbagai cara mulai dari biologi,
mekanis, kultur teknis dan kimia. Di alam lalat buah mempunyai musuh alami
berupa parasitoid dari genus Biosteres dan Opius dan beberapa predator seperti
semut, sayap jala (Chrysopidae va. (ordo Neuroptera)), kepik Pentatomide (ordo
Hemiptera) dan beberapa kumbang tanah (ordo Coleoptera). Peran musuh alami
predator ini lebih rentan terhadap insektisida daripada hama yang diserangnya
1. Pengumpulan dan pemungutan sisa buah yang tidak dipanen terutama buah
2. Peraturan karantina
66
Penerapan peraturan karantina yang ketat dapat mencegah masuknya lalat
buah dari wilayah atau negara yang diketahui mempunyai masalah dengan
lalat buah
3. Pengrodongan/pembungkusan buah
Cara ini kurang praktis untuk areal tanaman yang sangat luas serta untuk
tanaman cukup tinggi dan sulit dijangkau. Keuntungannya, buah terhindar dari
4. Pengasapan.
serasah atau jerami sampai menjadi bara yang cukup besar. Kemudian bara
dimatikan dan di atas bara ditaruh dahan kayu yang masih lembab. Pengasapan
di sekitar pohon dapat mengusi lalat buah dan efektif selama tiga hari.
Pengasapan selama 13 jam bisa membunuh lalat buah yang tidak sempat
menghindar.
5. Sanitasi kebun
Sanitasi dilakukan untuk memutus dan negganggu daur hidup lalat buah,
67
telah dilakukan anatara lain dengan pelepasan jutaan serangga lalat jantan
salah satu nyaprasitoid dan predator. Penggunaan musuh alami lalat buah yang
yang merupakan parasitoid dari famili Braconidae. Dan musuh alami berupa
(hemiptera)
Umpan ini biasanya bersifat sebagai sex feromon berupa senyawa methyl
itu juga dengan memberi umpan lain food attractant berupa campuran
senyawa sintesa protein yang terdiri 18 asam amino, dicampur dengan killing
agent (Kusnaedi,1999).
lalat buah, namun dirasa kurang bijaksana karena menimbulkan dampak negatif
antara lain terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu
dicari cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan diantaranya dengan
menggunakan pestisida nabati. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan
sebagai pestisida nabati untuk pengendalian lalat buah adalah tanaman selasih
68
(Ocimum sp.) tanaman ini mengandung bahan aktif yang disukai oleh lalat buah,
yaitu Methyl eugenol. Methyl eugenol berpeluang menjadi atraktan karena sesuai
dengan fungsinya sebagai atraktan, minyak tersebut hanya bersifat menarik lalat
buah tetapi tidak membunuhnya. Oleh karena itu, penggunaan minyak tersebut
harus dilengkapi dengan alat yang dapat menjebak atau menangkap lalat buah.
senyawa kimia turunan dari eugenol. Seperti halnya feromon, metil eugenol sebagai
eugenol sebagai pengendali lalat buah cukup diletakkan didalam satu botol plastik,
misalnya botol aqua. Metil eugenol yang digunakan cukup dengan konsentrasi yang
kecil. Botol aqua yang berisi metil eugeol kemudian digantung pada dahan pohon
buah-buahan. Beberapa saat kemudian lalat buah jantan akan berdatangan masuk
kedalam botol dan terjebak. Dengan menjebak lalat buah jantan tersebut maka
diatasi.
Kelemahan dari metil eugenol adalah tidak bertahan lama karena mudah
menguap. Hal ini terbukti dengan jumlah lalat buah yang tertangkap semakin lama
semakin berkurang. Atraktan ini tidak berpengaruh terhadap lalat betina karena
atraktan ini hanya berpengaruh terhadap lalat jantan saja sehingga atraktan ini tidak
69
Cara kerja melakukan penangkapan dengan feromon seks yaitu pertama-tama
dipersiapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu botol plastik
aqua ukuran sedang, potongan kapas, tali raffia secukupnya, cutter, serta cairan
feromon seks. Selanjutnya, buat lubang pada sisi botol aqua dengan cutter
sebanyak empat lubang. Potongan kapas ditetesi cairan feromon seks secukupnya
kemudian dikaitkan dengan tali raffia. Potongan kapas yang sudah dikaitkan dengan
tali raffia kemudian digantungkan di dalam botol plastik. Langkah terakhir ialah
menggantungkan botol plastik yang sudah digantungi feromon seks pada tanaman
Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk mengendalikan lalat buah
lalat buah dengan perangkap, 2) melepaskan musuh alami lalat buah seperti :
70
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
3. Sanitasi yang baik akan menyebabkan populasi lalat buah menjadi sedikit.
5. Teknik aplikasi methyl eugenol adalah dengan memikat lalat buah jantan
karena methyl eugenol mengandung feromon lalat buah betina sehingga lalat
B. Saran
jumlah yang banyak agar tidak mudah menguap dan baunya bertahan cukup lama
71
DAFTAR PUSTAKA
72