You are on page 1of 352

r

:
fSu'T^rV /VVmwUc% -H * 0*\Prtn

BIOKIMIA ' ~" H+

HARPER
.*\WJ
. wr.

Buku asli berstiker hologram 3 dimensi


Kutipan Pasal 72:
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(Undang-Undang No. 19 Tahun 2002)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mclakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda pa mg sedikit Rp. 1.000.000.00 (satu juta
BBOKIMIIA
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau c cnc a paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada unnim suatu eiptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.( ) (lima ratus juta rupiah).

(Harpers Illustrated Biochemistry)


PENTING DIKETAHUI

buku umuk diterhitka pepgara"g untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, pcnerbit mcnciptakan pengaran^ memeo V] ,ener memPunya* ^ak atas
penerbitan buku tersebut scrta distribusinya, scdangkan penerbit 1
^ ^aran8annya dan berhak mcndapatkan royalti atas penjualan bukunya dari
E D I S I 27
Percetakan adalah perusahaan yaniz memiliL-; i , -.. -.-i
hak apa pun
C
dari buku yang dicetaknvl T da" menJualJasa Pencetakan. Percetakan tidak memihk,
dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas ISI buku yang

Robert K. Murray, MD, PhD


Pengarang adalah pencipta buku yang menvpmi u Professor (Emeritus) of Biochemistry University of
miliki hak penuh atas karangannya - y ankan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. Pengarang mc- Toronto Toronto, Ontario
amUn men cra lkan
yang ditunjuknya sesuai batas bata y * *iak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit atas karyanya dari penerbit sesuai^ yang d,tentukan dala
m
perjanjian. Pengarang berhak mcndapatkan royalti Daryl K. Granner, MD
en an
S ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-Penerbit. Joe C. Davis of Biomedical Scien
Professor

Pembajak adalah pihak yang mengambil k Director, Vanderbilt Diabetes Certer Rinnhvsics
Pembajak tidak mempunyai hak m eu"tu.ngan dar> kepakaran pengarang dan kcbutuhan bclajar masyarakat.
Professor of Molecular Physiology an
d u n g i co
and of Medicine
buku yang digandakannya karena tidT rr mcmiliki hak
menggandakan, mcndistribusikan, dan menjual tidak peduli atasjerih payah penga^ r Pyright
Vanderbilt University
ataupun perjanjian pengarang-pcnerbit. Pembajak siapkan naskah mulai dari pemilihan i J daPat
U pemba ak ,ebih murah karena
mereka tidak perlu memper- terikat
Nashville, Tennessee
perjanjian dengan pihak manap^n Cd,tlng samPai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak
Victor W. Rodwell, PhD
PEMBAJAKAN BUKU ADALAH KRIMINAL! Professor of Biochemistry Purdue University West
Lafayette, Indiana
Andajanganmenggunakanbukubaiakan Ho
mi mc
guru. nghargai jerih payah para pengarang yang notabenc adalah para
Alih Bahasa:
dr. Brahm U. Pendit
Editor Edisi Bahasa Indonesia:
dr. Nanda Wulandari
dr. Leo Rendy
dr. Linda Dwijayanthi
dr. Liena
dr. Frans Dany
dr. Luqman Yanuar Rachman

PENERBIT BUKU KEDOKTERAN EGC


EGC1756
HARPER'S ILLUSTRATED BIOCHEMISTRY, 27,h Ed. by
Robert K. Murray, Daryl K. Granner, & Victor W. Rodwell
ISBN: 0-07-146197-3
Copyright 2006 by The McGraw-Hill Companies Inc.
Penulis
Original language published by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
No part of this publication may be reproduced or distributed in any form or by any means, or stored in a
database or retrieval system, without the prior written permission of the pub is cr.
Indonesian translation edition jointly published by McGraw-Hill Education (Asia) and EGC Medical
Publisher.
BIOKIMIA HARPER, Ed. 27
Alih bahasa: dr. Brahm U. Pendit
Editor edisi bahasa Indonesia: dr. Nanda Wulandari, dr. Leo Rendy, dr. Linda Dwijayanthi, dr. Lieno, Peter A. Mayes, PhD, DSc
David A. Bender, PhD Emeritus Professor of Veterinary Biochemistry, Royal
dr. Frans Dany, & dr. Luqman Yanuar Rachman
Sub-Dean Royal Free and University College Medical
Copy editor: Neneng Siti Maryam Hak cipta terjemahan Indonesia 2006 Penerbit Veterinary College, University of London
Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon: 6530 6283 School, Assistant Faculty Tutor and Tutor to Medical
Students, Senior Lecturer in Biochemistry, Department of Robert K. Murray, MD, PhD
Anggota IKAPI Professor (Emeritus) of Biochemistry, University of Toronto
Desain kulit muka: Yohanes Duta Kumia Utama Biochemistry and Molecular Biology, University College
London Margaret L. Rand, PhD
Hak cipta dilindungi Undang-Undang. -k maupun Scientist, Research Institute, Hospital for Sick Children,
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elcktroni * mekanik, termasuk Kathleen M. Botham, PhD, DSc Toronto, and Associate Professor, Departments of Laboratory
memfotokopi, merekam, atau dengan meneeunakan sistem penyimpanan lainny., tertulis dari Penerbit. Reader in Veterinary Basic Sciences, Royal Veterinary Medicine and Pathobiology and Department of Biochemistry,
Cetakan 2012 College, University of London University of Toronto

Daryl K. Granner, MD Victor W. Rodwell, PhD


Joe C. Davis Professor of Biomedical Science, Director, Professor of Biochemistry, Purdue University, West Lafayette,
Vanderbilt Diabetes Center, Professor of Molecular Indiana
Physiology and Biophysics and of Medicine, Vanderbilt
University, Nashville, Tennessee P. Anthony Weil, PhD
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Professor of Molecular Physiology and Biophysics, Vanderbilt
Frederick W. Keeley, PhD University School of Medicine, Nashville, Tennessee
Murray, Robert K. Associate Director and Senior Scientist, Research Institute,
Biokimia Harper / Robert K. Murray, Daryl K. Granner, & Victor W. Rodwell ; alih Hospital for Sick Children, Toronto, and Professor,
bahasa, Brahm U. Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia, Nanda Wulandari ... [et al. Department of Biochemistry, University of Toronto
- Ed. 27 - Jaka rta : EGC, 2009.
x, 709 him.; 21 x 27 cm. Peter J. Kennedy, PhD
Judul asli: Harper's illustrated biochemistry 27th ed Professor of Biochemistry, Virginia Polytechnic Institute and
ISBN 978-979-448-943-7 State University, Blackburg, Virginia
! d ranner Dar
' n/R^'no 'i^ K?* ; ' yl K. III. Rodwell, Victor W.
IV. Brahm U. Pendit. V. Nanda Wulandari.

612.015

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Catatan
Tlmu kedokteran adalah ilmu yang senanf h
pengetahuan kita, perubahan di bidang penatalalf*53^ ^arena banyak riset baru dan pengalaman klinis yang memperluas meJakukan
pengecekan terhadap sumber-sumb anaan .an ^erapi obat diperlukan. Para penulis dan penerbit buku ini sudah
lengkap dan umumnya mengikuti standar-stand ^ ^anJ.terpercaya dalam upaya untuk memberikan informasi yang
manusiawi atau perubahan di bidang penget aJ yang erima Pada saat diterbitkan. Namun/sadar akan kemungkinan kesalahan
penyusunan atau penerbitan buku ini tidak men!113 ?enSaran8 maupun penerbit atau pihak lain yang terlibat dalam
mereka juga menolak klaim atas segala tangeur^11 ? informasi yang dimuat di dalam buku ini akurat atau lengkap, dan
penggunaan informasi yang terkandung dalam buka^a pataS kesalahan atau kealpaan atau atas akibat yang ditimbulkan oleh
di sini dengan sumber-sumber lain. Contohnya kh ^ m^aca dianjurkan untuk mengkonfirmasi informasi yang terkandung terdapat di
dalam kemasan setiap obat mengenai reUsusnya' Penbaca dianjurkan untuk mengecek lembar informasi produk yang buku ini akurat
dan bahwa belum ada perubahanPfmt>eriannya untuk memastikan bahwa informasi yang ditulis di dalam
terutama sangat penting untuk obat-obat baru ata u SiS y3nS dian)urkan atau kontraindikasi pemberiannya. Rekomendasi ini u obat
yang jarang digunakan.
Daftar Isi DAFTAR ISI / vii

16. Tinjauan Umum Mctabolismc & Penyediaan Bahan Bakar Metabolik


David A. Bender, PhD c~ Peter A. Mcyes, PhD\ DSc ........................................................................................................... 139
17. Siklus Asam Sitrat: Katabolisme Asetil-KoA
Dand A. Bender. PhD c~ Peter A. Myes, PhD, DSc .................................................. ! ......................................................... 152
18. Glikolisis & Oksidasi Piruvat
Prakata ............................................................... jx
David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc ........................................................................................................... 158
1. Biokimia & Ilmu Kedokteran
19. Mctabolismc Glikogen
Robert K Murray, MD, PhD ............................ 1
David.I. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc ........................................................................................................... 166
2. Air & pH
20. Glukoneogenesis & Kontrol Glukosa Darah
Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD .................................................................................................................. 5
David.I. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc......................................................................................................... 174
BAGIAN I. STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM 21. Jalur Pentosa Fosfat & Jalur Lain Metabolisme Heksosa
3. Asam Amino & Peptida David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc ............................................................................................................ 184
Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD .............................. .................................................................................. 14 22. Oksidasi Asam Lemak: Ketogenesis

4. Protein: Penentuan Struktur Primer Kathleen M. Botham, PhD, DSc Peter A. Mayes, PhD, DSc................................................................................................. 194
23. Biosintcsis Asam Lemak & Eikosanoid
Peter]. Kennelly, PhD &Victor W. Rodwell, PhD ..................................................................................................................... 22
5. Protein: Struktur Ordo Tinggi Kathleen M. Botham, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc.............................................................................................. 204
Peter J. Kennelly, PhD e* Victor W. Rodwell, PhD ................................................................................................................. 32 24. Metabolisme Asilgliserol & Sfingoiipid
6- Protein: Mioglobin & Hemoglobin Kathleen M. Botha///, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc.............................................................................................. 217
Peter I Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD ................................................................................................................... 44 25. Pengangkutan 8c Penyimpanan Lipid
7. Enzim: Mekanisme Kerja Kathleen M. Botha///, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc.............................................................................................. 225
................... .................. 53 26. Sintesis, Transpor, & Ekskresi Kolesterol
8- Enzim: Kinetika .................................... Kathleen M. Botha///, PhD, DSc <& Peter A. Mayes, PhD, DSc ........................................................................................... 239
Peter J. Kennelly, PhD <& Victor W/ x> J
o. ^ Rodwell, PhD.... ................................................................................ 65 BAGIAN III. METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO .................................................................................................. 250
nzun: Pengendalian Aktivitas
Peter J. Kennelly, PhD & Victor W/ d ^ 27. Biosintcsis Asam Amino yang Nonesensial Secara Nutrisional
10. BioMrmadu&Biol^^WD .................................................................................................................................................................. 78
Peter], Kimdlj, PhD Victor W. Rodwell, PhD...................................................................................................................................................... 250
WWW. Rodwell, PhD.. ................ 88 28. Katabolisme Protein & Nitrogen Asam Amino
BAGIAN II. BIOENERGETIKA g, mut
. Bioenergetilca: Peran ATP KME KARBOHIDRAT &
........................................................................................ 95 Victor W. Rodwell, PhD...................................................................................................................................................... 255
KrtblemM. Botham, PhD DC * 29. Katabolisme Rangka Karbon Asam Amino

12. OksidasiBiologis .............................................................................................................. 95 Victor IV. Rodwell, PhD................................... .............................................................................. ................................ 263
30. Perubahan Asam Amino Menjadi Produk Khusus
KathleenM. Botham, PhD nr v
Rantai Respira.orfk & Fosforil ^ ^ Victor W. Rodwell, PhD............................... .................................................. ' ................................................................ 279
KMm M. Botham, PhD, DSc kSida,if 31. Porfirin & Pigmen Empedu
14. Karbohidrat yang Penting ^ O.Se ............................................................................................................. 107
David A. Bender, PhD <&p, . Fisiologis Robert K. Murray, PhD, ..................................................................................................................................................... 288
119
35. Lipid yang Penting SJJa^ ............................................................................................. BAGIAN IV. STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI 304

13. Rantai Resoir^-,. _ ^ PAD, DSc .......................................................................................................................... 101 32. Nukleotida


Victor W. Rodwell, PhD...................................................................................................................................................... 3Q4
33. Metabolisme Nukleotida Purin & Pirimidin
Victor W. Rodwell, PhD.............................................................. .......................................................................................
34. Struktur & Fungsi Asam Nukleat

KathleenM. Botham, PhD nr isJolo8is ,USc& P. Anthony W*H> PhD & DarylK. Granner, MD................................................................................................................. 321
Peter A.
Me*jes, PhD, DSc .................................................................................... ......... 128

VI
VIII / DAFTAR ISI
Prakata
35. DNA: Susunan, Replikasi, & Perbaikannya
P. Anthony Weil, PhD & DatylK. Granner, MD............................................................................................................................ 332
36. RNA: Sintesis, Pemrosesan, & Modifikasinya
P. Anthony I Veil, PhD <* DaylK Granner, MD ...................................................................................................................... 358
37. Sintesis Protein & Kode Genetik
Daryl K. Granner, MD & Anthony Weil, PhD .............................................................................................................................. 376
.. . ... lv,m.ra mcmperscnibahkan edisi kc-27 Harper's Illustrated Biochemistry. Buku yang pcrcama
38. Reguiasi Ekspresi Gen ara pcnu is an pener itchemistry pada tahun 1939 dan dircvisi pada tahun 1944 ini, cepat mempcrolch
392
Daryl K. Granner, MD & P. Anthony IVeil, PhD.......................................................................................................................... scbaga. n Haro|d A Harpcr dari Univcrsity of California di San Frans,sco,

39. Genedka Molekular, DNA Rekombinan, & Teknologi Genomik sambutan luas. lada tahun 1 95 1 .cdiK^ ^ sampai edisi ke-9 dan ikut menjadi penulis pada delapan edisi
414
sebagai pcnulisnya. Dr. Harpcr tetap I- P . b ; pcnulis pada cdisi ke-10, Daryl Granner pada edisi ke-20, dan bcrikutnya. Peter Mayes
Daryl FL Granner, MD <& P. Anthony Weil, PhD.......................................................................................................................
dan *cror meneucapkan selamat berpisah dan terima kasih kepada kolega lama kami Peter Mayes Rob Murray pada edisi ke-21. ini,
BAGIAN V. BIOKIMIA KOMUNIKASIEKSTRASEL & INTRASEL ........................................................................................... 4^ sebelumnya. Peter, setelah diminta oleh Harold Harper untuk mengulas sebagian
yang pensiun menjadi penulis setelah e ^^ memiliki kemampuan unik untuk merancang
40. Membran: Struktur & Fungsi edisi ke-9, bergabung sebagai penu is J _ suatu jaiur metabolik: enzim, zat antara, dan mekanisme yang memandu dan diagram yang
435
Robert K Murray, MD, PhD e5>* Daryl K Granner, MD ......................................... ................................................................. memadukan semua aspe tulisannya yang ringkas dan informatif, dan hubungan koleganya dengan
41. Keragaman Sistem Endokrin mengatur arus metabolik. Keterampi abuku ini. Para penulis dan pembaca akan sangat merindukannya.
DarylK Granner, MD ........................ ................. 455 para penulis lain berperan besar a amyang semakin meningkat mendorong bergabungnya beberapa co-author
42. Kerja Hormon & Transduksi Sinyal Kompleksitas pengetahuan tcntangPeter Mayes melanjutkan hubungan trans-Atlantik yang telah lama terjalin
Daryl JC Granner, MD ...................... ................. 478 dalam beberapa edisi terakhir. ^an^^nfj^arjskan kepada rekannya, David Bender dan Kathleen Botham. P. Anthony Weil, dalam rangka
penulisan buku ini, kini ^ sebelumnya, terus memberikan sumbangsih yang sangat bernilai. Co-author seorang co-author bersama Daryl
BAGIAN VI. TOPIKKHUSUS ............................ ................. 496
Granner ^ a(ja|aj1 pred Keeley dan Margaret Rand dengan Rob Murray serta Peter Kennelly lain untuk edisi ini dan edisi-edisi se e urn
43. Nutrisi, Pencernaan, & Penyerapan bersyukur atas kedatangan para kolega baru ini yang membawa keahlian
David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD DSc ..................... 496 dengan Victor Rodwell. Para pcnulis senior dan
perspektif segar mereka bagi buku ini.
-4. ...............................................................................
David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc ...................................................................................................................................... 504
PERUBAHAN DI EDISI KE-27
45. Lalu Lintas & Penyortiran Protein Intrasel kepada mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan sebuah buku yang menjelaskan Tujuan
Robert K Murray, MD, PhD................... ......... 522
utama tetap untuk menyaji an ^ringkas dan padat, mudah dipahami, serta menarik. Kemajuan-kemajuan
46. Glikoprotein dan menggambarkan dasar-dasar bio mi kedokteran terus ditekankan. Fitur-fitur penting baru yang terdapat dalam
Robert K Murray, MD, PhD 540 bermakna dalam biokimia yang penting bagid to ^
edisi ke-27 ini mencakup:, banyak gambar dan referensi baru.
47. Matriks Ekstrasel
Revisi semua bab, dengan memasu a^enCja|am
^ert K. Murray, MD^ PhD & Frederick W.foeka PhD ..................... 562 Penjelasan asal mula istilah pH seC^ioinformatika dan biologi komputasional yang menekankan dampak bidang-bidang
48. Otot & Sitoskeleton ................................................ Bab yang sama sekali baru mengena1. sehingga akan memberi
Robert K. Murray, MD, PhD 582
pemahaman mengenai bidang yang saat
49. .............................................................................................................. Protein Plasma & Imunoglobulin.................
Robert K Murray, MD, PhD 605 ini pada praktik kedokteran masa ^
50. Hemostasis & Trombosis .................................................... * ini sedang berkembang pesatters^' Jidasarkan pada kemajuan dalam bidang genomika dan proteomika.
mrgaretU Rand, PhD &*ober,K Murray, MD, PhD....................................................... . ......'. ............................... 624
Metode-metode baru penemuan o ^ ^ memberikan kerangka kesatuan untuk memahami proses keterkaitan antara
51. Sel Darah Merah & Putjjj Pengenalan konsep siklus hidup P regulasi, dan penguraian protein.
Robert K. Murray, MD, PhD ^, pematangan, modifikasi pasca-trans .daiam mengidentifikasi protein dan molekul kecil vane mempermudah
................................................................... ............ 636 Peran spektrometri massa (mass specw
diagnosis penyakit metabolik. jtin_proteasom pada penguraian protein.
52. Metabolisme Xenobiotik Penjelasan siklus sel dan jalur u i u fosforilasi oksidatif secara luas.
Revisi bab mengenai rantai respI^ berkaitan dengan penyakit metabolik siklus urea, serta pengenalan biosintesis dan
Robert fC Murray, MD, PhD..................

Y5
Apendiks .................................................................................................................................................................. ...................................... ..................... Revisi dan pembaharuan teks 3^^ ke-21.
661
peran metabolik selenosistem,pembahasan mengenai lipid rafts, kanal ion dan kanal bergerbang-tegangan
Bahan-bahan barudimasukkan dantautcekh 5
Indeks .............................................................................................................................................. .............. 663
(voltage-gated channels),inCrasel dan penyortiran protein, informasi mengenai unfolded protein response dan
Dalam kaitannya dengan lalu- . , a telah ditambahkan.
penguraian terkait-Retikulum n
X / PRAKATA

Terdapat pembahasan tentang keterlibatan glikoprotein dalam banyak penyakit, termasuk tukak pepti c isiro otot
Biokimia & Ilmu Kedokteran 1
kongenital tertentu, dan fibrosis kistik.
Uraian tentang protein baru yang berperan dalam metabolisme besi dan hemokromatosis.
Informasi mengenai hemostasis, trombosis, dan kerja trombosit telah diperbarui.
Robert K. Murray, MD, PhD
SUSUNAN BUKU

kini semakin sering digunakan untuk mempelajari aspek- aspek


incinucuiiis lopik lain karena hampii acmua icaivai ui j>ci uiKauu.so w..~ ................... 0' ^ ^ m j |
a am biokimia, biologi. PENDAHULUAN dasar patologi (ilmu tentang penyakit), misalnya peradangan,
bioinformatika dan biologi komputasional, yang mencerminkan semakin pcntingnya vci ua
cedera sel, dan kanker. Sebagian besar peneliti di bidang
Biokimia dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan touting
dan ilmu kedokteran modern. bebaskan energi, dan menclusuri jalur-jalur mikrobiologi, zoologi, dan botani menggunakan pendekatan
dasar kimiawi kehidupan (Yn bios kehidupan). Sel adalah unit
Bagian II menjelaskan bagaimana beragam reaksi sel menggunakan atau mcm c ^ kedua kelas molckul ini. biokimiawi hampir secara eksklusif. Hubungan ini tidaklah
pembentukan serta penguraian karbohidrat dan lipid. Di sini juga dijelaskan mcn&C a7kunci mcngcnai katabolisme protein, Bagian III membahas struktural makhluk hidup. Olch karena itu, biokimia juga dapat
mengejutkan karena seperti yang kita ketahui, kehidupan
tentang asam amino, berbagai nasib metaboliknya, ia diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang konstituen kimiawi sel
bergantung pada reaksi dan proses biokimia. Bahkan, tembok
serta biokimia porfirin dan piemen empedu. . r - , \ , c,.r,,.rf; rnlikasi clan hidup serta reaksi dan proses yang dialami konst ituen-konst ituen
penghalang lama di antara berbagai ilmu pengetahuan kehidupan
Bagian IV menjelaskan struktur dan fiingsi nukleotida serta asam dan tcknologik genomik. tersebut. Berdasarkan definisi ini, biokimia mencakup bidang
(life sciences) kini telah runtuh, dan biokimia semakin sering
perbaikan DNA, sintesis dan modifikasi RNA, sintesis protein, prinsip-pnnsip biologi sel. biologi molekular, dan genetika molekular.
serta pemahaman baru tentang cara pengaturan ekspresi gen. Tocik-topiknya mencakup struktur dan fungsi digunakan sebagai bahasa pemersatu.
Bagian V mengulas tentang aspek-aspek komunikasi ekstrasel dan intrasel. lopi - i \ > . Tujuan Biokimia adalah Menjelaskan dan
membran, dasar molekular kerja hormon, dan bidang kunci pada transduksi sinya .^ apan; vitamin dan mineral; lain Hubungan Timbal Balik Antara Biokimia & Ilmu
Menerangkan Semua Proses Kimiawi Sel Hidup Kedokteran Telah Merangsang Kemajuan yang
Bagian VI mendiskusikan tentang sepuluh topik khusus: nutrisi, pencernaan, an p^ p|asma(jan imunoglobulin;
dalam Istilah Molekular Saling Menguntungkan
lintas dan penyortiran protein intrasel; glikoprotein; matriks ekstrasel; otot dan sitos e e
hemostasis dan trombosis; sel darah merah dan putih; serta Tujuan mama biokimia adalah pemahaman menyeluruh atas
metabolisme xeno ioti . . , banyak Dua hal utama yang sangat diperhatikan oleh para peneliti dalam
semua proses kimiawi yang berkaitan dengan sel hidup pada ilmu kesehatandan terutama dokteradalah pemahaman dan
Apendiks mengandung daftar situs internet yang bermanfaat serta daftar jurnal b.ok.m.a atau ,urna . j, membahas biokimia.
tingkat molekular. Untuk mencapai tujuan ini, para ah I i biokimia pemeliharaannya kesehatan serta pemahaman dan terapi efektif
Semua bagian berisi banyak ilustrasi yang relcvan.
berupaya mengisolasi berbagai molekul yang terdapat di dalam untuk penyalcit. Biokimia berdampak besar pada kedua hal yang
sel, menentukan srrukturnya, dan menganalisis fungsi molckul-
UCAPAN TERIMA KASIH molekul tersebut. Banyak teknik telah digunakan untuk tujuan ini;
menjadi perhatian utama dunia kedokteran ini. Bahkan, hubungan
timbal- balik biokimia dan ilmu kedokteran adalah suatu jalur lebar
beberapa diantaranya di ringkas pada Tabel 1 -1. dalam dua-arah. Studi biokimia telah mempcrjelas banyak aspek
kesehatan dan penyakit, dan scbaliknya, penelitian tentang berbagai
Pengetahuan Tentang Biokimia Penting bagi aspek dalam kesehatan dan penyakit telah membuka bidang baru
sebagai penyelia yang profesional dar
dan kepada para kolega penyunti S*mun ^m Penyuntingan buku ini> iu8a atas keterampiiannya yang mu.
Semua Ilmu Pengetahuan Tentang Kehidupan dalam biokimia. Contoh jalur dua-arah ini diperlihatkan di Gambar
Edmonson, Susan Kelly, dan Selina C>an8 men^amin lancarnya penerbitan buku ini. Kami berterima kasih kepada Karen Biokimia asam nukleat terletak di jantung genetika; scbaliknya, 1-1. Contohnya, pengetahuan tentang struktur dan fungsi protein
pengatur teks, dan orang-oranghdn nnr ^ berba8ai kontribusi mereka bagi buku ini. Kami menghargai kerja para artis, Biochemistry ini. Saran penggunaan pendekatan genetik sangatlah penting untuk diperlukan untuk menguraikan satu perbedaan biokimiawi antara
dari para mah^^ t'^a^ ^am' sac^ar' ikut berperan serta dalam penerbitan edisi ke-27 Harpers Illustrated Kami mengharapkan masuknn asswa dan menguraikan berbagai aspek dalam biokimia. Fisiologi (ilmu faal), hemoglobin normal dan hemoglobin sel sabit. Di pihak lain, analisis
kolega di seluruh dunia sangat bermanfaat dalam memformulasikan edisi ini. yaitu suatu ilmu tentang fungsi tubuh, hampir seluruhnya terhadap hemoglobin sel sabit berperan besar dalam pemahaman
serupa di masa rnendatang bertumpang tindih dengan biokimia. Imunologi menggunakan kita tentang struktur dan fungsi hemoglobin normal dan protein lain.
berbagai teknik biokimia, dan berbagai pendekatan imunologik Contoh analog tentang manfaat timbal-balik antara biokimia dan
Robert K. Murray, Toronto, Ontario, Canada Daryl K. ilmu kedokteran dapat dikutip untuk pasangan-pasangan yang
telah digunakan secara luas oleh para ahli biokimia. Farmakologi
Granner, Nashville, Tennessee Victor W. Rodwell, diperlihatkan di Gambar 1-1. Contoh lain adalah karya terobosan
dan farmasi bergantung pada pengetahuan yang kokoh tentang
West Lafayette, Indiana Archibald Garrod, seorang dokter di Inggris pada awal tahun 1900-
biokimia dan fisiologi; secara khusus, sebagian besar obat
dimetabolisme oleh reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Racun an. Ia meneliti pasien dengan sejumlah penyakit yang lelacif jarang
bekerja pada reaksi atau proses biokimia; ini adalah pokok (alkaptonuria, albinisme, sistinuria, dan pentosuria; penyakit-
bahasan dalam toksikologi. Pendekatan biokimiawi penyakit ini dijelaskan di bab-bab

1
BAB 1: BIOKIMIA & ILMU KEDOKTERAN / 3
2 / BAB 1: BIOKIMIA & ILMU KEDOKTERAN

Tabel 1-1. Metode dan preparat utama yang Hubungan antara ilmu kedokteran dan biokimia memiliki dampak BIOKIMIA
As am cm Li[ id Karbo ndrat
digunakan dalam laboratorium biokimia penting bagi ilmu kedokteran. Sclama terapi medis memiliki dasar nuk lea! Pro

biokimia dan ilmu dasar lainnya yang kuat, praktik kedokteran akan
Metode untuk Memisahkan dan Memurnikan
memiliki dasar rasional yang dapat diadaptasikan untuk
Biomolekul1 Pen yakil Ane elik sol mia .a bit At ro Dial osis me eles
Fraksionasi garam (mis. pengendapan protein dengan mengakomodasi pengetahuan baru. Hal ini berbeda dari praktik Ocr
skle UlS

amonium sulfat) kesehatan nonortodoks dan paling tidak sebagian praktik kedokteran
Kromatografi: Kertas; pertukaran ion; afinitas; lapis-tipis; alternatif yang sering didasarkan pada hal-hal yang tidak lebih dari
gas-cair; cairan berfekanan tinggi; filtrasi gel Elektroforesis: ILMU KEDOKTERAN
mitos dan kepercayaan serta umtmmya tidak memiliki dasar intelektual
Kertas; voltase-tinggi; agarosa; selulosa asetat; gel kanji; gel
poliakrilamid; gel poliakrilamid-SDS Ultrasentrifugasi Metode apapun.
Gambar 1-1. Contoh j.ilur dua-arah yang menghubungkan biokimia dan ilmu kedokteran. Pengetahu.in tentang
untuk Menentukan Struktur Biomolekul Analisis elemen
Spektroskopi UV, sinar tampak, inframerah, dan NMR PROSES BIOKIMIA NORMAL molekul-molekul hiokimia yang diperlihatkan di bagian atas diagram lelah memperjelas pemahaman kita tentang
penyakit yang diperlihatkan di separuh bagian bawah diagramdan sebaliknya, analisis lerhadap penyakit-
Pemakaian hidrolisis asam atau basa untuk menguraikan
ADALAH DASAR KESEHATAN penyakit y.ing diperlihatkan di bagian bawah memberikan kejelasan pada banyak bidang dalam biokimia.
biomolekul yang sedang diteliti menjadi konstituen- konstituen
dasarnya Pemakaian serangkaian enzim dengan spesifisitas Pcrhatikan bahwa anemia sel sabit adalah suatu penyakit genetik dan bahwa baik aterosklerosis maupun diabetes
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai melitus memiliki komponen genetik.
tertentu untuk menguraikan biomolekul yang sedang diteliti (mis.
protease, nuklease, glikosidase)
"keadaan sejahtera lisik, mental, dan sosial yangsempurnadan bukan
Spektrometri massa sekadar tidak adanya penyakit dan kecacatan. Dari sudut pandang
Metode penentuan sekuens spesifik (mis. untuk protein dan biokimia semata, kesehatan dapat dianggap sebagai situasi ketika berperan menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia memuncak pada bulan Juli 2000, saat para pemimpin dari dua
asam nukleat) semua reaksi intra- dan ekstrasel yang terjadi di dalam tubuh kelompok yang terlibat dalam upaya ini (International
dicantumkan di label 1-2. Semua faktor tersebut mengenai satu
Kristalografi sinar-X Preparat untuk Meneliti Proses
berlangsung dengan kecepatan yang seimbang dengan kelangsungan
Biokimia atau lebih reaksi kimia atau molekul penting di dalam tubuh. Di Tabel 1-3. Beberapa penggunaan penelitian biokimia
Hewan utuh (termasuk hewan transgenik dan hewan dengan hidup maksimal organisme dalam keadaan fisiologis. Namnn, ini dalam buku ini akan dijumpai banyak contoh dasar biokimiawi dan uji laboratorium dalam kaitannya dengan
gen yang diknock-out) adalah pandangan yang sangat sempit, dan seyogianya menjadi jelas
Organ yang diperfusi tersendiri Potongan jaringan Sel utuh
penyakit. Pada sebagian besar penyakit tersebut, studi tentang penyakit
bahwa merawat kesehatan pasien memerlukan tidak saja pengetahuan biokimia ikut berperan dalam diagnosis dan pengobatan. Sebagian
Homogenat Organel sel tersendiri Subfraksionasi organel
yang luas tentang prinsip-prinsip biologis, tetapi juga prinsip-prinsip pcnggunaan basil penelitian biokimia dan pemeriksaan
Metabolit dan enzim yang telah dimurnikan Gen tersendiri Pcnggunaan Contoh
psikolog is dan sosial. .... ................
(termasuk reaksi berantai polimerase dan site-directed laboratorium dalam kaitannya dengan penyakit diringkaskan di 1. Untuk mengungkapkan
Pembuktian sifat cacat
mutagenesis) label 1-3. kausa mendasar dan
genetik pada fibrosis
Riset Biokimia Berdampak pada Nutrisi & Ilmu Contoh lain dari beragam pcnggunaan tersebut akan mekanisme penyakit
'Sebagian besar metode ini cocok untuk menganalisis komponen-komponen kistik.
yang ada di homogenat sel dan preparat biokimia lainnya. Pemakaian beberapa Kedokteran Pencegahan 2. Untuk menyarankan
ditemukan di berbagai bagian buku ini. Diet rendah fenilalanin
teknik secara berurutan biasanya dapat memurnikan sebagian besar terapi rasional bagi
Sal ah satu prasyarat penting untuk memelihara kesehatan adalah untuk mengobati
biomolekul. Pembaca dipersilakan melihat ke buku-buku teks mengenai Dampak Human Genome Project (HGP) pada penyakit berdasarkan
terdapatnya asupan optimal sejumlah bahan kimia melalui makanan; fenilketonuria.
metode riset biokimia untuk rinciannya. pada (1) di atas
Biokimia dan Ilmu Kedokteran
yang utama dari bahan-bahan tersebut adalah vitamin, asam amino 3. Untuk membantu
selanjutnya) dan memastikan bahwa penyakit-penyakit ini
tertentu, asam lemak tertentu, berbagai mineral, dan air. Karena banyak Pada akhir tahun 1990-an tercapai banyak kemajuan besar dalam diagnosis penyakit Pemakaian enzim plasma
ditentukan secara genetik. Garrod menyebut penyakit- penyakit ini kreatin kinase MB (CK-
dari pokok bahasan dalam biokimia dan nutrisi berkaitan dengan studi penentuan sekuens genom manusia. Kemajuan ini spesifik
sebagai inborn errors of metabolism (kelainan metabolisme MB) dalam diagnosis
tentang berbagai aspek bahan-bahan kimia ini, kedua cabang ilmu
bawaan). Pemahamannya menjadi dasar bagi berkembangnya Tabel 1-2. Kausa utama penyakit. Semua kausa yang infark miokardium.
pengetahuan ini berkaitan erat. Selain itu, saat ini banyak ditekankan 4. Berfungsi sebagai uji
bidang genetika biokimia manusia. Upaya- upaya terkini untuk tercantum bekerja dengan memengaruhi berbagai penyaring untuk
Pemakaian pengukuran
tentang pendekatan sistcmatis untuk mempertahankan kesehatan dan tiroksin atau thyroid-
memahami dasar penyakit genetik yang dikenal sebagai mekanisme biokimia di sel atau di tubuh. diagnosis dini penyakit
mencegah penyakit, yi, pada ilmu kedokteran pencegahan. Oleh karena
tertentu
stimulating hormone
hiperkolesterolemia familial yang menyebabkan aterosklerosis
itu, kini banyak ditekankan pendekatan nutrisional dalam pencegahan (TSH) dalam diagnosis
berat pada usia dini, mendorong terjadinya kemajuan pesat dalam hipotiroidisme
berbagai penyakit, contohnya pencegahan aterosklerosis dan kanker. Agen fisik: Trauma mekanis, suhu ekstrem, perubahan
pemahaman tentang reseptor sel dan mekanisme penyerapan kongenital pada
Untuk memahami nutrisi diperlukan pengetahuan yang luas tentang mendadak tekanan atmosfer, radiasi, syok listrik. Agen
kolesterol oleh sel. Berbagai penelitian tentang onkogen pada sel kimia, termasuk obat: Senyawa toksik tertentu, bat, dsb. 1 neonatus.
biokimia'.
kanker telah mengarahkan perhatian pada mekanisme molekular Agen biologis: Virus, bakteri, jamur, bentuk-bentuk Pemakaian enzim plasma
5. Untuk membantu alanin aminotransferase
yang berperan dalam pengendalian pertumbuhan sel normal. parasityang lebih tinggi.
Sebagian Besar & Mungkin Semua Kekurangan oksigen: Kurangnya pasokan darah,
memantau kemajuan (yi, .(ALT) dalam memantau
Contoh ini dan banyak contoh lain menekankan bagaimana
Penyakit Memiliki Dasar Biokimia menurunnya kemampuan darah mengangkut oksigen,
pemulihan, perburukan, kemajuan hepatitis
penelitian tentang penyakit dapat merhbuka area baru fungsi sel remisi, atau kekambuhan) infeksiosa.
keracunan pada enzim oksidatif. penyakit tertentu
bagi riset biokimia dasar. Kita percaya bahwa sebagian besar (jika tidak semua) penyakit adalah
Penyakit genetik: Kongenital, molekular.
manifestasi dari kelainan molckul, reaksi kimia, atau proses biokimiawi. 6. Untuk membantu menilai
Reaksi imunologik: Anafilaksis, penyakit autoimun.
Faktor-faktor utama yang respons penyakit Pemakaian
Ketidakseimbangan nutrisi: Defisiensi, kelebihan.
terhadap terapi. pengukuran antigen
Ketidaksembangan endokrin: Defisiensi, kelebihan
hormon. karsinoembrionik (CEA)
darah pada pasien
tertentu yang pernah
'Diadaptasi, dengan izin. dari Robbins SL, Cotram RS. Kumar V. The diobati untuk kanker
PatholoffU Basis of Disease. T'1 ed. Saunders, 1 )84. Copyright 1 ()84 kolon.
Elsevier Inc. Dii elak ulang dengan i/in dari Elsevier.
4/ BAB 1: BIOKIMIA & ILMU KEDOKTERAN

Human Genome Sequencing Consortium dan Cetera Genomics, Pengetahuan yang baik tentang biokimia dan disiplin dasar Air & pH
sebuah perusahaan swasta) mengumumkan bahwa lebih dari 90% terkait lainnya merupakan hal csensial bagi praktik rasional ilmu
genom telah diketahui sekuensnya. Versi draft dari sekuens kedokteran dan ilmu kesehatan terkait lainnya.
tersebut telah dipublikasikan pada awal tahun 2001. Dengan Hasil Human Genome Project akan berpengaruh besar pada Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD
pengecualian pada beberapa perbedaan, sekuens genom manusia masa depan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya.
keseluruhan diketahui secara lengkap pada tahun 2003, 50 tahun
setelah penjelasan sifat DNA yang beruntai-ganda oleh Watson REFERENSI
dan Crick. Dampak kemajuan ini pada biokimia, seluruh cabang
Burtis CA, Ashwood HR: Iietz Fundamentals of Clinical Chemistry,
biologi, dan ilmu kedokteran sangatlah besar, dan hanya
5th cd. Saunders, 2001.
beberapa hal yang dikemukakan di sini. Banyak gen yang semula
tidak dikenal kini terungkap; berbagai produk proteinnya perlu
Encyclopedia of Life Sciences. John Wifcy, 2001. (Mengandung PERAN BIOMEDIS derajat). Amonia juga merupakan tetrahedral dengan sudut 107
sckitar 3.000 artikcl komprehensif tentang berbagai aspek ilmu derajat antara atom-atom hidrogennya. Air adalah suatu dipol,
diketahui karakteristiknya. Banyak hal dalam evolusi manusia yaitu sebuah molekul dengan muatan listrik yang tersebar
pengetahuan kehidupan. Dapat diakses online di www. els.net Air adalah komponen kimia utama pada organisme hidup. Sifat
kini mulai menjadi lebih jelas, dan prosedur-prosedur untuk asimetris mengclilingi strukturnya. Atom oksigen yang sangat
melalui perpustakaan dengan berlangganan.) fisiknya yang unik yang mencakup kemampuan untuk melarutkan
menelusuri gen penyakit telah semakin sempurna. Hasil-hasilnya elektronegatif menarik elektron menjauhi nukleus hidrogen, dan
FrutonJS. Proteins, Enzymes, Genes: The Interplay of Chemistry and berbagai molekul organik dan anorganik, berasal dari struktur
berefek besar pada berbagai bidang seperti proteomika meninggalkan nukleus tersebut dengan muatan positif parsial,
Biology. Yale Univ Press, 1999. (Menyajikan latar belakang dipolar air dan kemampuannya yang luar biasa untuk membentuk
(proteomics), bioinfo.rmatika, bioteknologi, dan sementara dua pasangan elektron bebas membentuk suatu regio
sejarah dari banyak riset biokimia saat ini.) ikatan hidrogen. Cara air berinteraksi dengan suatu biomolekul
farmakogenomika (pharma- cogenomics). Referensi mengenai dengan muatan negatif lokal.
Garrod AE. Inborn errors of metabolism. (Croonian Lectures.) Lancet terlarut memengaruhi struktur masing-masing. Air, suatu
genom manusia akan ditemukan di berbagai bagian buku ini. nukleofil yang sangat baik adalah suatu reaktan atau produk Air, suatu dipol kuat, memiliki konstanta dielektrik yang
1908,2:1, 73, 142. 214.
dalam banyak reaksi metabolik. Air memiliki sedikit tinggi. Seperti dijelaskan secara kuantitatif oleh hukum Coulomb,
RINGKASAN
Guttmacher AE, Collins FS: Genomic medicineA Primer. N Engl J
kecenderungan untuk terdisosiasi (terurai) menjadi ion hidroksicla kekuatan interaksi F antara partikel- partikel dengan muatan yang
Med 2002;347:1 5 1 2. (Artikel ini adalah yang pertama dari
dan proton. Kcasaman suatu larutan air umumnya disebutkan berlawanan, berbanding terbalik dengan konstanta dielektrik e
Biokimia adalah ilmu pengetahuan yang meneliti berbagai rangkaian sebelas artikel bulanan yang diterbitkan di New
dengan menggunakan skala pH logaritmik. Dalam keadaan medium sekitarnya. Konstanta dielektrik untuk vakum adalah
molekul .yang terdapat di sel hidup dan organisme serta England Journal of Medicine yang menjelaskan berbagai aspek
satu; untuk heksana, konstantanya adalah 1,9; etanol 24,3; dan air
reaksi-reaksi biokimianya. Karena kehidupan bergantung mengenai kedokteran genomik.) normal, bikarbonat dan penyangga lain mempertahankan pH
78,5. Oleh karena itu, air sangat mengurangi gaya tarik antara
pada reaksi-reaksi biokimia, biokimia telah menjadi bahasa Kornberg A: Basic research: The lifeline of medicine. FASEB J cairan ekstrasel antara 7,35 sampai 7,45. Kecurigaan akan adanya
spesies bermuatan dan polar secara relatif dibandingkan
dasar bagi semua ilmu pengetahuan hayati. 1992;6:3143. ketidakseimbangan asam-basa dipastikan dengan mengukur pH
lingkungan bebas-air dengan konstanta dielektrik yang lebih
Biokimia berkaitan dengan semua bentuk kehidupan, dari Kornberg A: Centenary of the birth of modern biochemistry. FASEB J darah arteri dan kandungan CO, darah vena. Penyebab asidosis
rendah. Konstanta dielektrik yang tinggi dan dipol yang kuat
virus dan bakteri yang relatif sederhana hingga manusia 1997; 11:1209. (pH darah <7,35) antara lain adalah ketosis diabetik dan asidosis
memungkinkan air melarutkan sejumlah besar senyawa bermuatan
yang kompleks. McKusick VA: Mendelian Inheritance in Man. Catalogs of Human laktat. Alkalosis (pH >7,45) dapat terjadi, misalnya setelah
seperti garam.
Biokimia dan ilmu kedokteran berkaitan erat. Kesehatan Genes and Genetic Disorders, 12th ed. Johns Hopkins Univ muntah-muntah yang mengeluarkan isi lambung yang asam.
bergantung pada keseimbangan harmonis reaksi-reaksi Press, 1998 [Disingkat MIMJ Pengendalian keseimbangan aii bergantung pada mekanisme-
Molekul Air Membentuk Ikatan Hidrogen
biokimia yang terjadi di dalam tubuh, dan penyakit Online Mendelian Inheritance in Man (OMIM): Center for Medical mekanisme hipotalamus yang mengontrol rasa haus, pada hormon
mencerminkan kelainan biomolekul, reaksi biokimia, atau Genetics, Johns Hopkins University and National Center for antidiuretik (ADH), pada retensi atau ekskresi air oleh ginjal, dan Nukleus hidrogen yang tidak berpelindung dan secara kovalen
proses biokimia. Biotechnology Information. National Library of Medicine, 1997. pada pengeluaran melalui penguapan. Diabetes insipidus berikatan dengan atom nitrogen atau oksigen penarik- elektron
Kemajuan dalam bidang biokimia telah menerangi berbagai http://www.ncbi.nlm.nih.gov/onim/ nefrogenik, yaitu ketidakmampuan memekatkan urine atau dapat berinteraksi dengan pasangan elektron bebas di atom
bidang ilmu kedokteran. Sebaliknya, penelitian tentang (Angka-angka yang mengacu kepada berbagai data di dalam MIM dan menyesuaikan tubuh dengan perubahan-perubahan ringan dalam nitrogen atau oksigen lain untuk membentuk ikatan hidrogen.
penyakit sering mengungkapkan aspek-aspek biokimia yang OMIM akan dikutip di beberapa bab dari karya ini. Dengan osmolaritas cairan ekstrasel, terjadi karena osmoreseptor tubulus Karena molekul air mengandung kedua fitur ini, pembentukan
sebelumnya tidak diketahui. Penentuan sekuens genom ginjal tidak berespons terhadap ADH. ikatan hidrogen cenderung menyebabkan molekul-molekul air
melihat koleksi penyakit yang luas dan data lain yang relevan
manusia, yang hampir tuntas, akan memberi dampak besar saling berikatan membentuk susunan teratur (Gambar 2-2). Ikatan
enzim, protein spesifik, dsbpengetahuan dan pemahaman
pada semua bidang biologi, termasuk biokimia,
pembaca mengenai berbagai topik yang dirujuk dan dibahas di AIR ADALAH PELARUT BIOLOGIS IDEAL hidrogen sangat memengaruhi sifat fisik air dan menjadi penyebab
bioinformatika, dan bioteknologi. Pendekatan biokimiawi tingginya viskositas, tegangan permukaan, dan titik didih air.
buku ini akan sangat meningkat. Versi online- nya diperbarui
sering menjadi dasar untuk memperjelas kausa penyakit dan Molekul Air Membentuk Dipol Secara rata-rata, satu molekul dalam air cair berikatan melalui
hampir setiap hari.)
dalam merancang terapi yang sesuai.
Scriver CR et al (editors): The Metabolic and Molecular Bases of Molekul air adalah tetrahedron iregular yang sedikit miring ikatan hidrogen dengan 3,5 molekul lain. Ikatan-ikatan ini relatif
Pemakaian bijaksana berbagai pemeriksaan laboratorium
Inherited Disease, 8th ed. McGraw-Hill, 2001. dengan oksigen yang terletak di tengahnya (Gambar 2-1). Kedua lemah dan sementara, dengan waktu-paruh sekitar satu
biokimia adalah komponen integral dari diagnosis dan
pemantauan terapi. atom hidrogen dan elektron-elektron bebas dari dua orbital mikrodetik. Putusnya ikatan hidrogen dalam air cair hanya
terhibridisasi-J/>3yang terssa menempati sudut-sudut tetrahedron. memerlukan kira-kira 4,5 kkal/mol, yaitu kurang dari 5% energi
Sudut 105 derajat antara hidrogen-hidrogen ini hanya sedikit yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kovalen OH.
berbeda dari sudut tetrahedral ideal (109,5

5
BAB 2: AIR & pH / 7

6/ BAB 2: AIR & pH


disatukan oleh ikatan kovalen, dua untai hcliks disatukan secara
libel 2-1. I:nrrgi ikatan untuk atom yang penting eksklusif oleh interaksi nonkovalen. Interaksi nonkovalen ini
CH
CH O + H - O j secara biologis. mencakup ikatan hidrogen antara basa-hasa nukleotida
Jenis Energi Jenis i (kkal/mol) : Energi ; (pembentukan pasangan basa Watson-Crick) dan interaksi van der
Ikatan Ikatan (kkal/mol) Waals antara tumpukan basa purin dan pirimidin. Hcliks
S&i - -
0-0 : 34 : 0=0 96 menyajikan gugus fosfat bermuatan dan gula ribosa polar pada
CH
"tulang punggung" DNA ke air, sementara mcngubur basa
s-s : 51 ; C-H : 99
CM CH nukleotida yang relatif hidrofobik di bagian dalam. Tulang
C-N : 70 C=S j 108 punggung yang mcmanjang ini memaksimalkan jarak antara
SH i 81 ; oH i 110 fosfat-fosfat tulang punggung yang bermuatan negatil, sehingga
Gambar 2-1. Molekul air memiliki geometri tetrahedral.
CC : 82 i C=C ; 147 meminimalkan interaksi elektrostatik yang kurang
c4=Q"H~l~N
\ menguntungkan.
CO 84 ; c=N j 147
Ikacan hidrogen memungkinkan air melarutkan banyak
biomolekul organik yang mengandung gugus fungsional yang Gambar 2-3. Gugus polar lain ikut serta dalam pembentukan ikatan hidrogen. NH : 94 c=o 164 AIR ADALAH NUKLEOFIL
YANG SANGAT BASK
Tampak ikatan hidrogen terbentuk antara alkohol d.in air, antara dua molekul
dapat ikut serta dalam pembentukan ikatan hidrogen. Atom-atom
etanol, dan antara oksigen karbonil peptida dan hidrogen nitrogen peptida dari asam dapat dipertahankan dengan meningkackan ordo molekul
oksigen pada aldehida, keton, dan amida memberikan pasangan amino di dckatnya
air sekitar, disertai penurunan entropi. Reaksi metabolik sering melibatkan serangan oleh pasangan
elektron yang dapat berfungsi sebagai akseptor hidrogen. Alkohol
fungsional polar atau bermuatan serta bagian-bagian dengan sifat Berdasarkan hukum kedua termodinamika, energi bebas elektron pada molekul kaya-elektron yangdinamai nukleofil atau
dan amina dapat berfungsi sebagai akseptor hidrogen maupun
hidrofobik. Protein cenderung mengalami pelipatan {folding) dengan optimal campuran hidrokarbon-air adalah lungsi dari entalpi (dari atom miskin-elektron yang disebut elektrofil. Nukleofil dan
donor atom hidrogen tak-berpelindung untuk membentuk ikatan
gugus-R asam amino dengan rantai samping hidrofobik yang terletak ikatan hidrogen) maksimum dan entropi (derajat kebebasan elektrofil tidak harus memiliki muatan negatif atau positif formal.
hidrogen (Gambar 2-3).
cli interior. Asam- asam amino dengan rantai samping polar atau maksimal) minimum. Oleh karena itu, molekul nonpolar Air yang dua pasangan elektron jy>'-nya memiliki muatan negatif
cenderung membentuk butiran dengan luas permukaan paparan
INTERAKSI DENGAN AIR MEMENGARUHI
bermuatan (mis. arginin, glutamat, serin) umumnya terdapat pada parsial adalah suatu nukleofil yang sangat baik. Nukleofil lain yang
permukaan yang berkontak dengan air. Pola serupa banyak ditemukan yang minimal sehingga mengurangi jumlah molekul air yang
STRUKTUR BIOMOLEKUL
penting secara biologis adalah atom oksigen fosfat, alkohol, dan
di Iapisan-ganda (biltiyer) fosfolipicl, yaitu tempat gugus-gugus terkena. Dengan alasan yang sama, bagian hidrofobik biopofimer asam karboksilat; sulfur tiol; nitrogen amin; dan cincin imidazol
Ikatan Kovalen & Nonkovalen Menstabilkan Molekul pangkal bermuatan dari fosfatidil serin atau fosfatidil etanolamin di dalam lingkungan ait scl hidup, cenderung tertanam di bagian histidin. Elektrofil yang sering dijumpai antara lain adalah karbon
Biologis berkontak dengan air sementara rantai samping asil lemak hidrofobik dalam struktur molekul, atau di dalam Iapisan-ganda lipid karbonil pada amida, ester, aldehida, dan keton serta atom fosfor
bcrgerombol dan tidak mengandung air. Pola ini memaksimalkan sehingga kontak dengan air menjadi minimal. pada fosfoester.
Ikatan kovalen adalah gaya terkuat yang menyatukan molekul- kesempatan untuk terbentuknya interaksi muatan-dipol, dipol-dipol, Serangan nukleofilik oleh air umumnya menyebabkan
molekul (Tabel 2-1). Gaya nonkovalen, meskipun kekuatannya Inifeiraksi Elekfrrosfrali'ik
dan ikatan hidrogen antara gugus polar biomolekul dan air. Pola ini putusnya ikatan amida, glikosida, atau ester yang menyatukan
lebih kecil, memberi kontribusi bermakna bagi struktur, stabilitas,
juga meminimalkan kontak antara air dan gugus hidrofobik. Interaksi antara gugus-gugus bermuatan membantu membentuk biopolimer. Proses ini disebut hidrolisis. Scbaliknya, jika unit-unit
dan kompetensi fungsional makromolekul dalam sel hidup. Gaya-
struktur biomolekul. Interaksi elektrostatik antara gugus dengan monomer disatukan untuk membentuk biopolimer, seperti protein
gaya ini yang dapat bersifat menarik atau menolak, melibatkan
Interaksi Hidrofobik muatan yang berlawanan di dalam atau di antara biomolekul atau glikogen, air menjadi produknya, seperti diperlihatkan di
interaksi baik di dalam biomolekul maupun antara biomolekul dan
air yang membentuk komponen utama lingkungan sekitar. disebut jembatan garam {suit bridges). Jembatan garam memiliki bawah untuk pembentukan ikatan peptida antara dua asam amino.
Interaksi hidrofobik merujuk pada kecenderungan senyawa- senyawa
kekuatan setara dengan ikatan hidrogen tetapi bekerja dalam jarak
nonpolar untuk berikatan sendiri dalam lingkungan cair. Pembentukan
yang lebih jauh. Karena itu, ikatan ini sering mempermudah
Biomolekul Mengalami Pelipatan untuk Menempatkan ikatan ini bukan didorong oleh gaya tarik bersama atau oleh apa yang
kadang-kadang disebut sebagai "ikatan hidrofobik. Pembentukan pengikatan molekul bermuatan atau ion ke protein dan asam
Gugus Polar & Bermuatan pada Permukaannya
ikatan sendiri ini terjadi karena kebutuhan untuk meminimalkan nuldeat.
H.N
Sebagian besar biomolekul bersifat amfifatik; yaitu molekul ini interaksi yang secara energetis kurang menguntungkan, antara gugus CH * H h NH
memiliki bagian-bagian yang kaya akan gugus nonpolar dan air. Gaya van der Waals
Sementara hidrogen pada gugus nonpolar seperti gugus metilen Gaya van der Waals terbentuk oleh interaksi antara dipol- dipol Alanin

hidrokarbon tidak membentuk ikatan hidrogen, hidrogen tersebut transien yang dihasilkan oleh gerakan cepat elektron di semua
memengaruhi struktur air yang mengelilinginya. Molekul air yang atom netral. Gaya van der Waals yang lebih lemah secara Valin

terletak dekat dengan gugus hidrofobik mengalami restriksi dalam bermakna daripada ikatan hidrogen tetapi berpotensi berjumlah
jumlah orientasinya (derajat kebebasan, degrees of freeflow) yang sangat banyak, menurun sebanyak pangkat enam jarak yang V HO

'i* .HCl
memungkinkan molekul tersebut ikut serta secara maksimal dalam memisahkan atom-atom. Oleh karena itu, gaya mi bekerja pada
membentuk ikatan hidrogen. Pembentukan maksimal ikatan hidrogen jarak pendek, biasanya 2-4 A.
dalam jumlah banyak hanya H.N
NH

> I..*' Berbagai Gaya Menstabilkan Biomolekul


Hcliks ganda DNA melukiskan kontribusi berbagai gaya bagi
Gambar 2-2. Kiri: Ikatan antara dua molekul air dipolar melalui ikatan struktur biomolekul. Sementara masing-masing untai DNA
hidrogen (garis terputus). Kanan: Kelompok yang terdiri dari empat molekul air
Sementara hidrolisis adalah suatu reaksi yang secara ter-
yang disatukan oleh ikatan hidrogen. Perhatikan bahwa air dapat berfungsi
sebagai donor hidrogen sekaligus akseptor hidrogen.
modinamis menguntungkan, ikatan fosfoester dan amida
8/ BAB 2: AIR & pH BAB 2: AIR & pH /

pada polipeptida dan oligonukleotida bersifat stabil dalam bekerja sebagai suatu asam atau basa, ionisasinva dapat Nilai pH yang rendah sesuai dengan konsentrasi H yang
union i _ no nun tinggi dan nilai pl 1 yang tinggi sesuai dengan konsentrasi H*
lingkungan cair sel. Perilaku yang tampak paradoks ini direpresentasikan sebagai suatu pemindahan proton antarmolekul K=
mencerminkan kenyataan bahwa termodinamika yang meng- yang membentuk sebuah ion hidronium (H O*) dan sebuah ion I ilToT 155,561 yang rendah.
Asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor proton.
atur keseimbangan suatu reaksi tidak menentukan laju reaksi hidroksida (OH ) = 0,018x10 14 = 1,8x10 " mol/L
Asam kuat (mis. HCI, H,SOt) mengalami disosiasi scmpurna
yang akan berlangsung. Di sel, katalis protein yang disebut
H .O + H.O <=> H,0* + OH menjadi anion dan kation bahkan dalam larutan asam kuat (pH
enzim mempercepat laju reaksi hidrolisis jika diperlukan. ^0r|scntrasi molar air, yaitu 55,56 mol/L, tcrlalu besar
Proton yang dipindahkan sebcnarnya berikatan dengan sekelompok rendah). Asam lemah hanya mengalami disosiasi parsial dalam
Protease mengatalisis hidrolisis protein menjadi komponen- unU|k dapat dipcngaruhi secara bermakna oleh disosiasi.
molckul air. Proton terdapat dalam larutan tidak saja sebagai H,0\ larutan asam. Demikian juga, basa kuat (mis. KOH, NaOH) tetapi
komponennya, yaitu asam-asani amino, sementara nuklease karena itu, konsentrasi tersebut dianggap konstan.
tetapi juga sebagai muhimer, misalnya H^CV dan H_0 \ bukan basa lemah (mis. CafOH],)mengalami disosiasi sempurna
mengatalisis hidrolisis ikatan fosfoester di DNA dan RNA. J,u konslaiua jnj dapat dimasukkan ke dalam konstanta
Bagaimanapun, proton secara rutin dituliskan sebagai H' meskipun pada pH tinggi. Banyak bahan biokimia bersifat asam lemah.
Aktivitas enzim-enzim ini perlu diatur secara cermat untuk 1 ls
siasi /\ untuk menghasilkan suatu konstanta baru
pada kcnyataannya sangat mengalami hidrasi. Pengccualian antara lain adalah zat-zat antara yang tcrfosforilasi,
memastikan bahwa enzim-enzim tersebut bekerja hanya pada >ang disebut produk ion untuk air. Hubungan antara Kv
Karena ion hidronium dan hidroksida secara terus mcnerus yang gugus fosforilnya mengandung dua proton yang dapat
molekul sasaran yang tepat pada saat yang tepat. dan A diperlihatkan di bawah:
kembali menyatu membentuk molckul air, hidrogen atau oksigen mengalami disosiasi, dengan proton pcrtama yang bersifat
individual tidak dapat dinyatakan bcrada sebagai sebuah ion atau sangat asam.
Banyak Reaksi Metabolik Melibatkan K ^=1>8x10'tml/L Contoh-contoh bcrikut mcnggambarkan bagaimana cara
sebagai bagian dari molekul air. Pada suatu saat ia adalah suatu
Pemindahan Gugus mcnghitung pH larutan asam dan basa.
ion;sesaat kemudian ia adalah bagian dari suatu molekul. Oleh Kn = (K)|H.O| = IH' ||OH | = (1,8 x 1 0
Pada reaksi pemindahan gugus, sebuah gugus G dipindahkan karena itu, ion atau molekul individual tidak diperhitungkan. Kita Contoh I: Bcrapa pH sebuah larutan yang konsentrasi ion
mol/L)(55,56mol/L) = 1,00 x 10
dari donor D ke akseptor A yang membentuk suatu kompleks merujuk pada probability bahwa pada setiap saat sebuah hidrogen hidrogennya adalah 3,2 x 104 mol/L?
gugus akseptor A-G: akan bcrada dalam bentuk ion atau sebagai bagian dari molekul air. "(mol/L)-' pH = -log 1H * J
Karena 1 gram air mengandung 3,46 x 10 molckul, ionisasi air ^crbatikan bahwa dimensi K adalah mol per liter dan dimensi = -log (3,2 x 10"*)
=
D G + A<^ A G + D /{ adalah mol* per liter*. Seperti diisyaratkan oleh namanya, "log (3,2)-log (1 0 4)
dapat dijelaskan secara statistik. Untuk mcnyatakan probabilitas
= -0,5 + 4,0 = 3,5
bahwa sebuah hidrogen bcrada dalam bentuk ion adalah 0,01 sama produk ion Kw secara numeris setara dengan basil kali konsentrasi
Hidrolisis dan fosforolisis glikogen, yaitu gugus glukosil
artinya dengan mengatakan bahwa pada setiap saat, sebuah atom molar H* dan OH : Contoh 2: Bcrapa pl 1 sebuah larutan yang konscntrasi ion
dipindahkan ke air atau ke ortofosfat adalah contoh reaksi
pemindahan gugus. Konstanta keseimbangan untuk hidrolisis hidrogen memiliki kemungkinan 1 dari 100 untuk menjadi ion dan Kw=lH1IOH| hidroksidanya adalah 4,0 x 104 mol/L? Kita mula-mula
ikatan kovalen sangat menguntungkan pembentukan produk- kemungkinan 99 dari 100 sebagai bagian dari sebuah molckul air. mendefinisikan kuantitas pOH yang setara dengan -log [OH ] dan
Pada 25 C, K = (10 ). atau 10 11 (mol/L)2. Pada suhu di bawah 25
produk penguraian. Biosintesis makromolekul juga melibatkan Probabilitas sebcnarnya dari sebuah atom hidrogen dalam air murni yang dapat berasal dari definisi K :
C, konstanta ini sedikit lebih kecil daripada 10M, dan pada suhu di K= IH *| (OH 1 = 10M
reaksi pemindahan gugus, yaitu pembentukan ikatan kovalen bcrada dalam bentuk ion hidrogen adalah sekitar 1,8 x 10'9. Oleh
atas 25 C angkanya lebih besar daripada !0 ' Dalam batas-batas
yang secara termodinamis kurang menguntungkan dipadukan karena itu, probabilitas atom itu sebagai bagian dari molekul air
efek suhu, Ky setara dengan 10 " (mol/L)2 untuk semua larutan
dengan reaksi-reaksi yang menguntungkan sehingga perubahan hampir mendekati satu. Dengan kata lain, untuk setiap ion hidrogen
dalam air, bahkan larutan asam atau basa. Kita menggunakan
keseluruhan dalam energi bebas menguntungkan pembentukan dan ion hidroksida dalam air murni, terdapat 1,8 milyar atau 1,8 x
untuk mcnghitung pl 1 larutan asam dan basa.
biopolimer. Dengan sifat air yang nukleofilik dan 10,; molekul air. Bagaimanapun, ion hidrogen dan ion hidroksida
konsentrasinya yang tinggi di dalam sel, mengapa biopolimer berperan signifikan menentukan sifat air.
pH ADALAH LOG NEGATIF KONSENTRASI ION Karena itu:
seperti protein dan DNA relatif stabil? Dan bagaimana sintesis Untuk disosiasi (penguraian) air,
HIDROGEN log |H* 1 + log [OH 1 = log 10
biopolimer dapat terjadi dalam lingkungan air? Yang pokok K _ |H+| |OH ]
dari dua pertanyaan ini adalah sifat enzim. Tanpa adanya Istilah pH diperkenalkan pada tahun 1909 oleh Sorensen, y^ng
[H201 atau
katalisis enzim, bahkan reaksi yang secara termodinamis mendefinisikan pH sebagai log negatif dari konsentrasi ion
tanda kurung menyatakan konscntrasi molar (secara lebih tepat, hidrogen: pH + pOH = 14 Untuk
menguntungkan belum pasti berlangsung cepat. Kontrol yang
tepat dan diferensial atas aktivitas enzim serta pemisahan aktivitas molar) dan K adalah konstanta disosiasi. Karena 1 mol air pH = -log IH* 1 Definisi ini, meskipun memecahkan soal dengan pendekatan ini:
enzim di organel-organel tertentu menentukan dalam kondisi memiliki bcrat 18 gram, 1 liter (L) (1000 g) air mengandung 1000 -r tidak ketat, cukup untuk banyak kcpentingan biokimia. Untuk [OH = 4,0 x 10*
fisiologis apa suatu biopolimer akan dibentuk atau diuraikan. 18 = 55,56 mol. Oleh karena itu, air murni adalah 55,56 molar. pOH = - log |OH ]
mcnghitung pH larutan:
Polimer yang baru dibentuk tidak segera mengalami hidrolisis, Karena probabilitas bahwa sebuah hidrogen dalam air murni akan L Hitung konsentrasi ion hidrogen [H] = -log (4,0 x 10'4)
sebagian karena bagian aktif enzim-enzim biosintetik berada dalam bentuk ion hidrogen adalah 1,8 x 10\ konsentrasi 2. Hitung logaritma berbasis 10 dari [H*l =
-log (4,0) - log (1O'4) =
memisahkan substrat dalam suatu lingkungan yang tidak molar ion H' (atau ion OH ) dalam air murni adalah hasil dari 3. pH adalah nilai negatif dari angka yang d.temukan -0,60 + 4,0 = 3,4
mengandung air. probabilitas, 1,8 x 10"9, dikali dengan konsentrasi molar air, 55,56 di tahap 2.
mol/L. Hasilnya adalah 1,0 x 10 7 mol/L. Gontohnya, untuk air murni pada 2S >(..,
Kini:
Molekul Air Memperlihatkan Kecenderungan Kita sekarang dapat mcnghitung Kuntuk air murni: ,() 7 pH = 1 4 - pOH = I 4 = 3,4
pH = - log | H * I = -log ' = = '
Disosiasi yang Ringan, Tetapi Penting 10,6
Nilai ini juga dikenal sebagai power (Inggris), puissant (Pe-
Contoh 3: Berapa nilai pH dari (a) 2,0 x 10'2 mol/L KOH dan
Kcmampuan air untuk mengalami ionisasi, meskipun sedikit, rancis), atau potennz (Jerman) dari pangkat sehingga digunakan
(b) 2,0 x 106 mol/L KOH? OH' berasal dari dua sumber, KOH dan
sangat penting bagi kehidupan. Karena air dapat hurufp.
air. Karena pH ditentukan oleh [H'] total (dan pOH oleh [OH ]
total), kedua sumber perlu diperhitungkan. Pada kasus pertama (a),
kontribusi air

k ______
BAB 2: AIR & pH / 11

10/ BAB 2: AIR & pH


Persamaan Henderson-Hasselbalch memiliki nilai prediktif yang
Karena -log A^ didelinisikan sebagai p/C, dan -log |H') tinggi untuk keseimbangan protonik.
untuk [OH ] total dapat diabaikan. Hal yang sama tidak dapat Kita mengekspresikan kekuatan rel.itit .i.s.im dan basa lemah adalah pH, persamaannya dapat ditulis menjadi
berdasarkan konstanta disosi.iMnv.i. Hi bawah > n* dicantumkan Contohnya,
diterapkan untuk kasus kedua (b):
p/C t = pH
ekspresi untuk konst.mt.i disosi.iM (A ) untuk dua asam lemah, R (1) Jika suatu asam tepat mengalami netralisasi scparuhnya,
Konsentrasi (mol/L) COOH dan R NH /: yi- pA' suatu gugus asam adalah pH ketika spesies yang [A | = fHA]. Pada keadaan ini,
(a) 0 (b) ^erproton dan tidak berproton terdapat dalam konsentrasi
R COOH*=K ( ( K) H* sc
*ara. pA' untuk suatu asam dapat ditcntukan dengan pH = pK, + lo8 = P+ log | = p/C., + 0
Molaritas KOH ; 2,0 x lO2 i 2,0 X 10 K - |R~C()()11H' I IR ni
enambahkan 0,5 ekivalen basa per ckivalcn asam. pH yang
[OH] dari KOH 2 ,o xia2 2,0 x 10* coot l| Karena itu, pada nctralisasi-separuh, pH = pK.
dihasilkan akan menjadi pAT asam.
[OH] dari air ; 1,0 x io7 1,0 x 107 (2) Jika rasio [A ]/(HAJ = 100:1,
R NH,* piR-NH, + t >* NH.Hin p
ersamaan Henderson-Hasselbalch
[OH] total ! 2,00001 X 102 : 2,1 x 106 IR NH.* l pH = p/Ca+logi^-i ' 1a
[HA]
AAenjelaskan Perilaku Asam Lemah pH = pKa + log 100/1 = pKt + 2
Jika telah dicapai keputusan tentang makna kontribusi oleh air, & Penyangga
pH dapat dihitung seperti di atas. Di bawah ini dituliskan persamaan Henderson-Hasselbalch. (3) Jika rasio [A ]/[HAJ = 1:10,
n
'*a* nnJer>k untuk asam lem.ili adalah angka pangkat negat.f, kita pH = p/C, + log 1 /10 = p/c +(.1}
Contoh-contoh di atas menganggap bahwa basa kuat KOH Suatu asam lemah, HA, mengalami ionisasi sebagai
mengekspresikan A sebagai pAT. cle-
mengalami disosiasi sempurna dalam larutan dan bahwa Jika persamaan dievaluasi pada rasio [A )/[HA] yang berkisar dari
ngan. * 1 1j
berikut:
konsentrasi ion OH" karenanya setara dengan konsentrasi KOH 10' sampai 10 3 dan nilai pH yang dihitung diplotkan, grafik yang
plus yangsemula terdapat di air. Anggapan ini berlaku untuk pK = . |()R HA *=> H* + A terbentuk menjelaskan kurva titrasi untuk suatu asam lemah (Gambar
larutan encer basa atau asam kuat, tetapi tidak untuk asam atau 2-4).
Pcrhatika" bahwa pK berkaitan dengnn A' seport i pH dengan [H ]. Konstanta kesetimbangan untuk disosiasi ini adalah
basa lemah. Karena clektrolit lemah hanya sedikit berdisosiasi
Semak,n kuat asam, semakin rendah nilai pA-nyn.
dalam larutan, kita harus menggunakan konstanta disosiasi _n-niAi Larutan Asam Lemah & Garamnya
P a ^mia an untuk menyatakan kekuatan relatif asam 1 ,
untuk menghitung konsentrasi [H'| (atau [OH ]) yang dihasilkan
35a
IHAl Menyangga Perubahan pH
oleh molaritas tertentu asam (atau basa) lemah sebelum " p.0111.. sct*ap asam lemah, konjugatnya adalah
menghitung [H*] total (atau [OH ] total) dan kemudian pH. I at c11 *an iuga, konjugat suatu basa kuat adalah asam lemah. Perkalian-silang menghasilkan Larutan asam atau basa lemah dan konjugatnya mem- perlihatkan
Kekuatan relatif basa dinyatakan berdasarkan men^T ? ,,Uftn>'a- kemampuan menyangga, yaiti/ kemampuan menahan perubahan pH
IH' 11A | = /CJHAI
Gugus Fungsional yang Merupakan Asam Lemah Untuk senyawa poliproteik yang m3 8 dari MtU P~" tl;lPat -disosiasi, setelah penambahan asam atau basa kuat. Karena banyak reaksi
I rfl I ."1 Script angka sesuai iirntan keasaman Bagi kedua sisi dengan [A 1: metabolik discnai oleh pembebasan atau penyerapan proton,
Memiliki Makna Fisiologis Penting relatif. Untuk disosiasi tipc kebanyakan reaksi incrascl mengalami penyanggaan/pendaparan
IHAl
Banyak zat biokimia memiliki gugus fungsional yang RNH/ RNH, + H* (buffering). Metabolisme oksidatif menghasilkan CO., anhidrida dari
merupakan asam atau basa lemah. Gugus karboksil, gugus asam karbonat yang jika tidak disangga akan menimbulkan asidosis
amino, dan ester Fosfat, yang disosiasi keduanya berada dalam |H+1 = K berat. Untuk memelihara pH yang konstan diperlukan keterlibatan
IA
rentang fisiologis, terdapat dalam protein dan asam nukleat, N1 setara pendaparan oleh fosfat, bikarbonar, dan protein yang menerima atau
pAT adalah pH ketika konscntrasi asam R Lakukan logaritma pada kedua sisi:
sebagian besar koenzim, dan kebanyakan metabolit zat antara. membebaskan proton untuk menahan perubahan pH. Untuk
dengan konscntrasi basa R NH
Oleh karena itu, pengetahuan tentang disosiasi asam dan basa [ 1 dan eksperimen yang menggunakan ekstrak jaringan atau enzim, pH yang
Dari persamaan di atas yang mengaitkan K ke [ I
lemah menjadi dasar untuk memahami pengaruh pH intrasel 'oglH^'og konstan dipertahankan oleh penambahan larutan' penyangga,
cngan onsentrasi asam yang tidak tcrdisosiasi dan basa
pada struktur dan aktivitas biologis. Pemisahan berdasarkan m.salnya MES (asam [2-/V-morfolino|etansulfonat, pV 6,1),
konjugasmya, jika
muatan (mis. elektroforesis dan kromatografi pertukaran ion) ,u ga IHA ortofosfat anorganik (pA', 7.2), HEPES (asam N-
paling baik jika dipahami dari aspek perilaku disosiasi gugus- IRCOO | = IRCOOHI = log K, + log
l I hidroksietilpiperazin-yV-2-etansuifonat, pK 6,8), atau Tris
gugus fungsional. atau jika (tris[hidroksimetil] aminometan, pK 8,3). Nilai pA" relatif terhadap
Kita menyebut spcsics berproton (mis. HA atau R NH/) A 1
IRNHJ = [R_NH,*| Kalikan dengan -1: pH yang diinginkan adalah penentu utama larutan penyangga mana
sebaga. asam dan spesies tidak berproton (mis. A atau RNH,)
maka -log[H+] = -Iog/Ca-log^l|^^ yang dipilih.
sebaga. basa konjugatnya. Demikian juga, kita dapat
K,= |Hl 1 endaparan dapat diamati dengan menggunakan suatu
menyebut suatu basa (mis. A~ atau RNH2) dan asam
konjugatnya (mis. HA atau RNH *) Contoh asam lemah Ganti -log [H*] dan -log AT masing-masing dengan pH dan pAf; pengukur pH selagi kita menitrasi asam atau basa lemah (Gambar 2-
Oleh karena itu, jika spesies yang terasosiasi (mendapat
(kiri), basa konjugatnya (tengah), dan nilai p/C- nya (kanan) 4). Kita juga dapat menghitung pergeseran pH yang menyertai
proton) dan tcrdisosiasi (basa konjugat) terdapat dalam maka:
antara lain adalah: , [HA| pH = pKa-log penambahan asam atau basa ke suatu larutan terdapar. Pada contoh,
onsentrasi sama, konsentrasi ion hidrogen [H*] setara secara larutan terdapar (suatu asam lemah.
numerik dengan konstanta disosiasi, K. Jika dilakukan
Inversi suku yang terakhir menghilangkan tanda minus dan
logaritma tcrhadap kedua sisi dari persamaan di atas dan
menghasilkan persamaan Henderson-Hasselbalch:
kedua sisi dikalikan dengan -1, persamaannya adalah sebagai
RCH2COOH RCH2COO- p/e = 4-5 berikut
RCH2NH3* RCH2NH2 p/C = 9-10 Kt = \H'\
HCO3-
H2CO3 p/C =6,4 "log Ka = -log 1 1 r 1
HPO42
H2PO4- PK = 7,2
12/ BAB 2: AIR & pH
BAB 2: AIR & pH / 13

Tabel 2-2. Kekuatan relatif asam-asam U*rk*ntu yang


penting secara biologis. Nilai dalam tabH adalah nilai d'satukan oleh .katan h.drogen. Ikatan hidrogen menentukan Larutan penyangga menahan perubahan pH saat terjadi
pKa (-log konstanta disosiasi) asam mnnoprotat, tegangan permukaan, viskositas, keadaan ca.r dalam suhu pembentukan atau penyerapan proton. Kapasitas penyangga
diprotat, dan triprotat tertentu. kamar, dan kekuatan air-sebagai Pdarut. b maksimal terjadi pada 1 unit pH di kedua sisi pA\ Larutan
Senyawa yang mengandung O. N, atau S dapat berfungsi penyangga fisiologis antara lain adalah bikarbonat, ortofosfat,
Sc
bagai donor atau akseptor ikatan hidrogen Makromolekul dan protein.
menukarkan ikatan hidrogen permukaan internal untuk ikatan
hidrogen air. Gaya-gaya entropi menentukan bahwa REFERENSI
makromolekul memajankan rcgio polar ke daerah pertemuan
dengan air dan membenam- kan rcgio nonpolar. Reese KM. Whence came the symbol pH. Chcm & Eng News 2004:82:64.
Ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan gaya van dcr Waals ikut Scgel IM. Biochemical Calculations. Wiley, 1968.
mempertahankan struktur molekul. Stillinger FH: Water revisited. Science 1980:209:451.
isurva mrasi sebuah asam tipe HA. Titik di tengah Pl I adalah lognegatifdari [I P]. pH rendah menunjukkan Jarutan Surcsh SJ, Naik VM: Hydrogen bond thermodynamic properties of water from
kurva menunjukkan p/Ca 5,0. dielectric constant data. J Chcm Phys 2000:1 13:9727.
asam, dan pH tinggi menunjukkan larutan basa.
Kekuatan asam lemah dinyatakan oleh pA\ log negatif dari Wiggins PM: Role of water in some biological processes. Microbiol
pKa = 5,0, dan basa konjugatnya) pada awalnya memiliki satu
Rev 1990:54:432.
dari empat nilai pH. Kita akan menghitung pergeseran pH konstanta disosiasi asam. Asam kuat memiliki nilai pA' rendah
yang terjadi jika ke dalam masing-masing larutan tersebut dan asam lemah memiliki nilai pA' tinggi.
...................... - .. .......... 1
ditambahkan 0,1 mEq KOH: MMM Asam triprotat

Fosfor P*, 2,15


pH awal 5,00 5,37 5,60 5,86- PK? 6,82
0,50 0,70 0,80 0,88
P*3 12,38
Sifrat 3,08
[HAL., 0,50 0,30 0,20 0,12 P2 4,74
([AMHAJU 1,00 2,33 4,00 7,33 P1 5,40

Penambahan 0,1 mEq KOH menghasilkan

[ALw 0,60 0,80 0,90 0,98 suatu gugus tcrhambat oleh adanya muatan negatif di sekitarnya
sehingga meningkatkan pA'. I lal ini tampak je as c ari nilai pAT
[HAU 0,40 0,20 0,10 0,02
untuk tiga gugus disosiatif asam fosfor dan asam sitrat (Tabel 2-2).
I[A]/[HA])oUi. 1,50 4,00 9,00 49,0 Efek muatan sekitar menurun seiring dengan pcrtambahan jarak.
09 ([A]/[HA]]akhir 0,176 0,602 0,95 1.69 pA] kedua untuk asam suksmat yang memiliki dua gugus metilen di
pH akhir 5,18 5,60 5,95 6.69 antara gugus karboksilnya adalah 5,6, sementara pK kedua untuk
asam glutaratyang memiliki satu gugus metilen tambahan adalah
ApH 0,18 0,60- 0,95 1,69
5,4.
Perhatikan bahwa perubahan pH per miliekuivalen OH-yang
ditambahkan bergantung pada pH awal. Larutan menahan Nilai pfCa Bergantung pada Sifat Medium
perubahan pH paling efektif pada nilai pH yang mendekati pAT. pK suatu gugus fungsional juga sangat dipengaruhi oleh medium di
Suatu larutan asam lemah dan basa konjugatnya paling efektif sekitarnya. Medium dapat meningkatkan atau menurunkan pAT
menyangga dalam rentang pH p/f + 1,0 satuan pH. bergantung pada apakah asam yang tidak terurai atau basa
Gambar 2-4 juga memperlihatkan muatan netto pada satu konjugatnya adalah spesies yang bermuatan. Efek konstanta
molekul asam sebagai fungsi pH. Muatan fraksional -0,5 tidak dielektrik pada p/T dapat diamati dengan menambahkan etanol
berarti bahwa satu molekul membawa muatan separuh, keair. p/T asam karboksilat meningkrtt, sedangkan pAT amin
melainkan menunjukkan bahwa probabilitas suatu molekul menurun karena etanol menurunkan kemampuan air untuk
memiliki satu unit muatan negatif pada setiap saat adalah 0,5. melarutkan spesies bermuatan. Karena itu, nilai pAT gUgUS disosiatif
Perhitungan muatan netto pada makromolekul sebagai fungsi pH di bagian dalam protein sangat dipengaruhi oleh lingkungan lokal,
merupakan dasar bagi teknik pemisahan misalnya kromatografi termasuk ada tidaknya air.
pertukaran ion dan elektroforesis.

Kekuatan Asam Bergantung RINGKASAN


pada Struktur Molekul Air membentuk kumpulan-kumpulan dengan dirinya sendiri dan
dengan donor atau akseptor proton yang
Banyak asam yang penting d.iri segi biologi memiliki lebih dari
satu gugus disosiatif. Pembebasan sebuah proton dari
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / 15

BAGIAN I
Tnbel 3-1. Asam I -a-Amino yang terdapat dalam protein
P*2
Nama Simbol Rumus Struktur Gugus R

Dengan Rantai Samping Alifatik 2,4 9,8


Glisin

HCH
Struktur & Fungsi Protein & Enzim
Gly
COO I
NH,+ 2,4 9,9

Alanin [G] CH,CH -COO"


NH,+ 2,2 9,7

Asam Amino & Peptida Valin Ala s


H c

CH-CH -
2,3 9,7
COO H,C NH,+
(A]
Peter J. Kennelly, PhD, & Victor W. Rodwell, PhD
HC
Leusin ' N
CH CH, CH
COO / 1 + 2,3 9,8
Val HC NH,

CH,
Meskipun kode genetik yang terdiri dari tiga Imruf dapat Isoleusin
PERAN BIOMEDIS mengakomodasi lebih dari dua puluh asam amino, namun kodon- [V]
CH,
CH-CH-COO
Selain berupa unit monomer pembentuk rantai polipeptida kodon yang ada hanya mengodc dua puluh asam L- a amino yang
tercantum di Tabel 3-1 yang diklasifikasikan berdasarkan polaritas CH, NH,+
panjang pada prorein, asam L-a amino dan turunan- turunannya
ikut serta dalam beragam fungsi sel, misalnya transmisi sarafdan gugus R-nya. Baik singkatan satu huruf maupun tiga luiruf untuk Mengandung Gugus Hidroksil (OH)
masing-masing asam amino dapat digunakan untuk mewakili asam Dengan Rantai Samping
Leu [L]yang
biosintesis porfirin, purin, pirimidin, dan urea. Polimer pendek CH.-CHCOO~ 2,2 9,2 sekitar
asam-asam amino yang disebut peptida melaksanakan peran amino dalam peptida (label 3-1). Sebagian protein mengandung
menonjol dalam sistem neuroendokrin sebagai hormon, hormone- asam- asam amino tambahan yang terbentuk dari modifikasi asam Ser [S] OH NH,"1
Serin
releasing factors, neuromodulator, atau neurotransmiter. amino yang sudah ada dalam peptida. Contobnya antara lain adalah 2,1 9,1 13
CH - CH-CH-COO
Sementara protein hanya mengandung asam L-a amino, perubahan peptidil prolin dan lisin men jadi 4-hidroksiprolin dan 5- lie [I] 111
+
mikroorganisme mengeluarkan peptida yang mengandung baik hidroksilisin; perubahan peptidil glutamat menjadi y- Thr [T] OH NHj
Treonin
asam D- maupun L-a amino. Beberapa dari peptida ini berguna karboksiglutamat; dan mctilasi, formilasi, asetilasi, prenilasi, dan Lihat bawah. sekitar 1
untuk terapi, termasuk antibiotik basitrasin dan gramisidin A serta fosforilasi residu-rcsidu aminoasil tertentu. Modifikasi-modifikasi ini
obat antitumor bleomisin. Peptida mikroba tertentu bersifat toksik. mcmperluas keberagaman biologis protein dengan mengubab daya Dengan Rantai Samping
Tirosin Tyryang
[V] 8,3
-CH -COO 1,9 10, 3
Peptida sianobakteri, yaitu mikrosistin dan nodularin bersifat letal larut, stabilitas, dan interaksi protein-protein ini dengan protein lain. Sistein T if 8
Cys [C]
dalam dosis besar, sedangkan dosis kecil menyebabkan NH,+
terbentuknya tumor hati. Baik manusia maupun hewan tingkat Selenosistein, Asam L-a-Amino ke-21? 2,1
tinggi lainnya tidak dapat menyintesis sepuluh dari dua puluh -CH -COO 9,3
Selenosistein adalah suatu asam L-a amino yang ditemukan di Metionin Met
asam L-a amino umum dalam jumlah yang memadai untuk NH +
sejumlah protein. Seperti diisyaratkan oleh namanya, sebuah atom
menunjang pertumbuhan masa bayi atau mempertahankan
selenium menggantikan sulfur dari analog strukturalnya, yaitu sistein. Mengandung Gugus Asam atau Amidanya
kesehatan saat dewasa. Oleh karena itu, diet manusia harus
pKs selenosistein, yaitu 5,2, adalah 3 satuan lebih rendah daripada Dengan Rantai Samping[M]
yang "OOC CH-CH COO- 9,9 3,9
mengandung asam-asam amino yang secara nutrisional esensial 2,
I +
ini dalam jumlah memadai.
pKs sistein. Karena dimasukkan ke dalam polipeptida selama Asam aspartat Asp NH3
translasi, selenosistein sering disebut sebagai asam amino ke-21.
H,N-C- CH3-CH COO-
SIFAT ASAM AMINO Akan tetapi, tidak seperti dua puluh asam amino yang dikode secara 0
genetik, selenosistein tidak dikode oleh kodon tiga-huruf biasa (lihat Asparagin [D]
Kode Genetik Menentukan Dua
Bab 27). O NH,
Puluh Asam L-a-Amino
2,1 9,5 4,1
Diantara lebih dari tiga ratus asam amino yang terdapat di alam,
Asam glutamat Asn
dua puluhnya berupa unit monomer protein.
(dilanjutkan)
2,1
[N]

14
Glu [E]
16/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / 77

Tabel 3-1. Asam L-a-Amino yang terdapat dalam protein, (lanjutan)

Glutami Gin [Q]


H,N- C~ CH, CH, CH -COO

O NH.
Dengan Rantai Samping yang Mengandung Gugus Basa
a-COOH cx- Gugus R
Arginin Arg [R] NH,
H- N-CH, -CH, -CH, -CH C = 1,8 12,5
9,0 Dalam asam kual (pH pH sekitar 3; pH sekitar 6-8; Dalam basa kuat (pH
kurang dari 1); muatan muatan netto = 0 muatan notto = -1 di atas 11); muatan
NH,+ NH/ netto = +1 netto = -2
NH Gambar 3-1. Kesetimbangan protonik asam aspartat.
Lisin Lys
CH, CH, CH, -CH, -f CH 2,2 10,8
9.2 pada RNH/ Pada pH faali (pH 7,4), gugus karboksil hampir Nilai pfCa Menggambarkan Kekuatan Asam
NH, NH/ seluruhnya bcrada dalam bentuk RCOO dan gugus amino Lemah
Histidir [K]
-CH, -CH COO" 6,0 terutama sebagai RNH/ Gambar 3-1 memperlihatkan efek pH
I 9.3 pada asam aspartat bermuatan. Kekuatan asam dari asam lemah dinyatakan sebagai p/f. Untuk
HN^N NH/
Molekul yang mengandung gugus terionisasi dengan molckul dengan banyak proton yang dapat tcrurai, pA untuk
His
Mengandung Cincin Aromatik
muatan berlawanan yang setara sehingga tidak memiliki muatan masing-masing gugus asam ditandai dengan menempatkan huruf
Histidin netto disebut zwitterion. Oleh karena itu, asam amino dalam bawah '(subscript) a dengan satu angka (Tabel 3-1). Gugus
His Lihat atas.
Fenilalanin darah dan kebanyakan jaringan seyogianya direpresentasikan imidazol pada histidin dan gugus guanidino pada arginin
[H]
[H]
2,2 9,2 seperti pada A. berikut ini. terdapat sebagai hibrid resonansi dengan muatan positif yang
^CH, - CH COO~
Phe terdistribusi di antara kedua nitrogen (histidin) atau kctiga
NH/ NH,'
[F] NH. nitrogen (arginin) (Gambar 3-2). Muatan netto suatu asam
Tiros in Tyr [Y] aminojumlah aljabar semua gugus yang bermuatan negatif dan
2,2 9.1 o- OH
10,1 positif yang ada bergantung pada nilai pK gugus-gugus
HO CH, CHCOO'
O O fungsionalnya dan pada pH medium sekitar. Pengubahan muatan
NH/
Tripfofan
pada asam amino dan turunannya dengan mengubah pH akan
Trp [W]
2,4 Struktur B tidak dapat berada dalam larutan air karena pada mempermudah pemisahan asam amino, peptida, dan protein
9,4
rr-CH, CH COO" secara fisik (lihat Bab 4).
setiap pH yang cukup rendah untuk mcnimbulkan protonasi
gugus karboksil, gugus amino juga akan terproronasi. Demikian
I juga, pada setiap pH yang cukup tinggi bagi gugus amino tidak Pada pH Isoelektriknya (pl), Suatu Asam Amino
Asam Imino
bermuatan untuk mendominasi, akan terdapat gugus karboksil Tidak Memiliki Muatan Netto
sebagai RCOO'. Namun, representasi tidak bermuatan B
Prolin Pro [P]
^coo- 20 (atas) sering digunakan untuk reaksi yang tidak melibatkan
10,6
keseimbangan protonik. Spesies isoelektrik adalah bentuk suatu molekul yang I a i
muatan positif dan negatifnya setara sehingga netral (ara e e tris.
pH isoelektrik juga disebut pi adalah pH di
Hanya Asam L-a-Amino yang I TCrtC?8a an antara n^a di kedua sisi spesies isoelektrik. ntu < suatu
Terdapat dalam Protein dinding sel bakteri gram-positif, dan asam D-amino dalam peptida sebagian
R R asam amino seperti alanin yang hanya memiliki
nonmamalia dan antibiotik tertentu.
;,^OHr;T|Cf,k terdaPat ^iguitas. pK pertama o ro * H).adalah 2,35 dan
Dengan satu-sacunya pengecualian glisin, karbon-a asam amino H
N-H pK kedua (RNH,) adalah arena itu, pH isoelektrik (pi) alanin
bersifat chiral. Meskipun sebagian asam amino protein bersifat Asam Amino Dapat Memiliki Muatan Netto Positif, adalah
N
dekstrorotatorik dan sebagian levorotatorik, semuanya memiliki Negatif, atau Nol /
konfigurasi mutlak L-gliseraldehida dan karenanya merupakan p|=Pj^iP^2_ 2,35 + 9,69 2 2
Bentuk-bentuk bermuatan atau tidak bermuatan gugus asam lemah yang dapat
asam L-a amino. Beberapa asam L-a amino bebas memiliki peran asam polifungsional, pi juga merupakan pH di pertenga
terionisasi -COOH dan NH/ terdapat dalam larutan dalam kesetimbangan R R R
penting dalam proses metabolik. Contohnya adalah ornitin, I | an antara nilai-nilai pK di kedua sisi spesies oiom \ Contohnya,
protonik: NH 1 NH
sitrulin, dan argininosuksinat yang ikut serta dalam sintesis urea; NH pi untuk asam aspartat adalah
I 1- II
tirosin dalam pembentukan hormon tiroid; dan glutamat dalam RCOOH RCOO + H C-NH, C = NH2 c-
II p|= PgiP^2_ 2,09 + 3,96 _
biosintesis neurotransmiter. Asam D-amino yang terdapat secara RNH3+ RNH, + H* NH, 1 I
NH
alami antara lain adalah D-serin dan D-aspartat bebas dalam NH2 2 22
jaringan otak, D-alanin dan D-glutamat dalam Meskipun RCOOH dan RNH/ adalah asam lemah, namun R-COOH adalah
Gambar 3-2. Hibrid resonansi dari bentuk-bentuk berproton gugus R histidin
asam yang jauh lebih kuat dari-
clan arginin.
18/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / 19

Untuk lisin, pi dihitung dari: tioredoksin yang terbenam, memiliki pA di atas 9yaitu pergeseran asilasi, amidasi, dan esterifikasi; dan untuk gugus -OH dan -SH, Glu-Ala-Lys-Gly-Tyr-Ala
yang melebihi 6 satuan pi 1! oksidasi dan esterifikasi. Reaksi terpenting asam amino adalah
EAKGYA
pK 2 +pK 3 pembentukan ikatan peptida (diarsir).
H
2 Kelarutan Asam Amino Mencerminkan Sifat Beberapa Peptida Mengandung Asam
Perhitungan serupa berlaku untuk semua asam poliprotik (mis. loniknya Amino Tak-lazim
protein), berapapun jumlah gugus disosiatif yang ada. Di Pada mamalia, hormon peptida biasanya hanya mengandung
Gugus fungsional bermuatan pada asam amino menjamin bahwa
laboratorium klinik, pengetahuan tentang pi memberi petunjuk asam amino-a protein yang disatukan dengan ikatan peptida
asam tersebut mudah dilarutkan olehdan karenanya larut dalam
dalam memilih kondisi untuk melakukan pemisahan standar. Namun, peptida lain dapat mengandung asam amino
pelarut polar, misalnya air dan etanol, tetapi tidak larut dalam
elektroforetik. Contohnya, elektroforesis pada pH 7,0 akan nonprotein, turunan asam amino protein, atau asam amino yang
pelarut nonpolar, misalnya benzena, heksana, atau eter. Alanil Sistoinil Valin
memisahkan dua molekul dengan nilai pi 6,0 dan 8,0, karena disatukan dengan ikatan peptida atipikal. Contohnya, terminal
Asam amino tidak menyerap sinar tarnpak dan karenanya tidak
pada pH 7,0 molekul dengan pi 6,0 akan memiliki muatan amino glutamat pada glutation yang ikut serta dalam pelipatan
berwarna. Namun, tirosin, fenilalanin, dan terutama triprofan
positif netto, dan molekul dengan pi 8,0, muatan negatif netto. Sekuens Asam Amino Menentukan protein dan dalam metabolisme xenobiotik (Bab 52), berikatan
menyerap sinar ultraviolet dengan panjang gelombang tinggi (250-
Hal serupa berlaku dalam pemisahan kromatografik pada Struktur Primer pada sistein melalui suatu ikatan peptida non-a (Gambar 3-3).
290 nm). Oleh karena itu, triptofan berperan besar dalam
medium penopang ionik, misalnya DEAE selulosa (lihat Bab 4). Terminal amino glutamat pada thyrotropin-releasing hormone ( 1
kemampuan sebagian besar protein menyerap sinar dalam regio 280 Jumlah dan ururan semua residu asam amino dalam suatu
nm. RH) mengalami siklisasi menjadi asam piroglutamat, dan gugus
N51ai pKa Bervariasi Sesuai Lingkungan polipeptida menentukan struktur primernya. Asam-asam amino
karboksil pada residu prolil terminal karboksil mengalami
yang terdapat di dalam peptida disebut residu aminoasil dan
amidasi. Peptida-pcptida yang dikcluarkan oleh jamur, bakteri,
Lingkungan pada suatu gugus yang dapat terurai memengaruhi GUGUS cc-R MENENTUKAN SB FAT dinamai dengan mengganti akhiran -at atau -in asam amino
dan hewan tingkat rendah dapat mengandung asam amino
p/f gugus tersebut. Karena itu, nilai pK gugus R asam amino ASAM AMBND bebas dengan -if (mis. alanil, aspartil, tirosil). Peptida kemudian
nonprotein. Antibiotik tirosidin dan gramisidin S adalah peptida
bebas dalam larutan air (label 3-1) hanya memberikan perkiraan diberi nama sebagai turunan residu aminoasil terminal karboksil. siklik yang mengandung D-fenilalanin dan ornitin. Opioid
Karena glisin asam amino terkccil yang dapat terakotno- dasi di Contohnya, Lys-Leu- Tyr-Gln dinamai lis/Y-lcus/Y-tiros//-
tentang nilai pA' asam amino yang sama jika terdapat dalam heptapeptida dermorfin dan deltoforin di kulit katak pohon
tempat-tempat yang tidak dapat diakses oleh asam amino lain, asam glutam/'w. Akhiran in pada glutamin menunjukkan bahwa
protein. Lingkungan polar menguntungkan bentuk bermuatan Amerika Selatan mengandung D-tirosin dan D-alanin.
amino ini sering terdapat di tenipat peptida menekuk secara tajam. gugus a-karboksilnya tidak terlibat dalam pembentukan ikatan
(RCOO' atau R NH3*), dan lingkungan nonpolar
Gugus R hidrofobik alanin, va- lin, leusin, dan isoleusin serta gugus peptida.
menguntungkan bentuk yang tidak bermuatan (RCOOH atau Peptida adallah Polielektrolit
R aromatik fenilalanin, tirosin, dan triptofan biasanya terutama
RNH,). Karena itu, lingkungan nonpolar meningkatkan p/f
gugus karboksil (menyebabkannya menjadi asam yang lebih
terdapat di bagian interior protein sitosol. Gugus R bermuatan pada Struktur Peptida Mudah Digambar Ikatan peptida tidak bermuatan pada semua pH fisiologis. Oleh
asam amino basa dan asam menstabilkan konformasi protein karena itu, pembentukan peptida dari asam amino disertai oleh
lemah), tetapi menurunkan pAT gugus amino (menyebabkannya Awalan seperti tri- atau okta- masing-masing menunjukkan
spesifik melalui interaksi ionik, atau ikatan garam. Ikatan-ikatan ini kehilangan netto satu muatan positif dan satu muatan negatif per
menjadi asam yang lebih kuat). Adanya gugus-gugus bermuatan peptida dengan tiga atau delapan residu, dan bukan peptida
juga berfungsi dalam sistem penghantaran muatan (charge relay)" ikatan peptida yang terbentuk. Bagaimanapun, peptida memiliki
di sekitar dapat memperkuatatau menekan efekpelarut. Dengan dengan tiga atau delapan ikatan peptida. Berdasarkan perjanjian,
sewaktu katalisis enzimatik dan pemindahan elektron dalam muatan pada pH fisiologik karena gugus terminal karboksil dan
demikian, p7<T( suatu gugus fungsional akan bergantung pada peptida ditulis dengan residu yang memiliki gugus amino-a
mitokondria yang melakukan respirasi. Histidin berperan unik aminonya, dan jika ada, gugus R asam atau basanya. Sama halnya
iokasinya di dalam suatu protein. Variasi pAT dapat meliputi bebas di kiri. Untuk menggambar sebuah peptida, gunakan
dalam katalisis enzimatik. pK proton imidazol- nya memungkinkan pada asam amino, muatan netto pada peptida bergantung pada pH
seluruh unit pH (Tabel 3-2). Nilai pAT yang menyimpang dari zigzag untuk mewakili rantai utama atau backbone. Tambahkan
zat ini berfungsi pada pH netral sebagai katalis basa atau asam. lingkungannya dan pada nilai pAfa gugus-gugus disosiatifnya.
nilai yang tercantum hingga 3 unit/satuan pH sering terjadi di atom-atom rantai utama, yang terdapat dalam urutan berulang:
Gugus alkohol primer pada serin dan gugus tioalkohol primer (
bagian aktif enzim. Contoh ekstrem, asam aspartat nitrogen-a, karbon-a, karbon karbonil. Sekarang tambahkan
SH) pada sistein adalah nukleofil yang sangat baik dan dapat
berfungsi sedemikian sewaktu katalisis enzimatik berlangsung. sebuah atom hidrogen ke masing- masing karbon-a dan ke
Namun, gugus alkohol sekunder pada treonin, meskipun merupakan masing-masing nitrogen peptida, dan sebuah oksigen ke karbon
nukleofil yang baik, tidak melakukan peran serupa dalam katalisis. karbonil. Yang terakhir, tambahkan gugus R yang sesuai
Gugus OH pada serin, tirosin, dan treonin juga ikut serta dalam (diarsir) untuk masing- masing atom a-karbon.
Tabel 3-2. Kisaran tipikal nilai pK^ untuk gugus SH
regulasi aktivitas enzim yang aktivitas katalitiknya bergantung pada
yang dapat terionisasi dalam protein. VV'VV0 I
keadaan fosforilasi residu-residu ini. C CH
Ca N ,
Gugus Terdisosiasi Kisaran pK
I
a-Karboksil 3,5- 4,0 GUGUS FUNGSIONAL MENENTUKAN REAKSI .CH
CH, C CH,
Non-a COOH Asp atau Glu 4,0-4,8 KIMIA ASAM AMINO O H,C H
I I I
II \ / H
CH. I COO'
Imidazol His 6,5-7,4 *H3 C. C
N COO" / \ \ /
Masing-masing gugus fungsional pada sebuah asam amino N I O
A
NCC H C NH
SH Cys 8,5-9,0
memperlihatkan semua reaksi kimia khasnya. Untuk gugus asam H || H CH.. I
H CH, O |
OH Tyr 9,5-10,5 karboksilat, reaksi-reaksi ini mencakup pembentukan ester, amida, cocr
OH
dan anhidrida asam; untuk gugus amino, OOC
a-Amino 8,0-9,0

e-Amino Lys 9,8-10,4


Singkatan tiga-huruf yang disatukan oleh garis lurus
mencerminkan struktur primer yang jelas. Untuk singkatan satu- Gambar 3-3. Glutation (y-glutamil-sisteinil-glisin). Perhatikan ikatan peptida
Guanidinium Arg -12,0 non-a yang menghubungkan Glu dengan Cys.
huruf, garis ditiadakan.
20/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM BAB 3: ASAM AMINO & PEPTIDA / 21

Ikatan Peptida Memiliki Karakter fisiologis mencerminkan kontribusi kolcktif sekuens asam amino, Sifat ikatan-rangkap parsial pada ikatan yang Kreil G: D-Amino acids in animal peptides. Annu Rev Biochem
Ikatan-Rangkap Parsial hambatan sterik, dan interaksi nonkovalen (mis. ikatan hidrogen, menghubungkan karbon karbonil dan nitrogen pada suatu 1997:66:337.
interaksi hidrofobik) antara residu. Konformasi umum antara peptida menyebabkan keempat atom ikatan peptida Nokihara K, Gerhardt J: Development of an improved automated gas-
Meskipun peptida ditulis seolah-olah atom-atom a-karboksil chromatographic chiral analysis system: application to non-natural
Iain adalah 1cm bar a-hcliks dan P-pleated (lihat Bab 5). tersebut bersifat koplanar dan membatasi jumlah
dan a-nitrogen dihubungkan oleh ikatan tunggal, namun amino acids and natural protein hydrolysatcs. Chirality 2001; 13:431.
kemungkinkan konformasi peptida.
ikatan ini pada kenyataannya memperlihatkan karakter Sanger F: Sequences, sequences, and sequences. Annu Rev Biochem
ikatan-rangkap parsial: ANALISIS KANDUNGAN ASAM AMINO PADA MATERI
REFERENSI 1988;57:1.
BIOLOGIS Stadtman TC. Selenocysteine. Annu Rev Biochem 1996;65:83.
O
II O' Doolittle RF: Reconstructing history with amino acid sequences. Protein Sci
Wilson NA et al: Aspartic acid 26 in reduced Escherichia colt thioredoxin
^C. Untuk menentukan identitas dan kuantitas masing-masing asam 1992; 1:191.
has a pKt greater than 9. Biochemistry 1995:34:8931.
amino dalam sampel materi biologis, mula-mula hidrolisis ikatan Gladyschev VN, Hatfield DL: Selenocysteine-containing proteins in
peptida yang menyatukan asam-asam amino perlu dilakukan mammals. J Biomed Sci 1999;6:151.
H
dengan pemberian HCI panas. Campuran asam amino bebas yang
Oleh karena itu, pada sebuah ikatan peptida tidak terdapat terbentuk kemudian diberi 6-amino- AMiidroksisuksinimidil
kebebasan rotasi di sekitar ikatan yang menghubungkan karbamat yang bcreaksi dengan gugus a-amino untuk membentuk
karbon karbonil dan nitrogen. Akibatnya, keempat atom turunan Huorcsen yang dipisahkan dan diidentifikasi dengan
berwarna pada Gambar 3-4 bersifat koplanar. Sifat ikatan menggunakan high- pressure liquid chromatography (kromatografi
peptida yang agak kaku ini memiliki konsekuensi penting untuk cair bcrtekanan- tinggi; lihat Bab 4). Ninhidrin, yang juga
pembentukan struktur protein dengan ordo yang lebih tinggi. digunakan secara luas untuk mendeteksi asam amino, membentuk
Tanda panah melingkar (Gambar 3-4) menunjukkan rotasi suatu produk berwarna ungu dengan asam a-amino dan addtict
bebas di sekitar ikatan-ikatan lain di rantai utama polipeptida. (additionproduct) berwarna kuning dengan gugus imin dari prolin
dan hidroksiprolin.
Gaya Nonkovalen Membatasi
Konformasi Peptida
RINGKASAN
Pelipatan suatu peptida mungkin terjadi bersamaan dengan
biosintesisnya (lihat Bab 38). Konformasi yang aktif secara Baik asam D-amino maupun asam non-a-amino terdapat di alam,
tetapi hanya asam L-a-amino yang terdapat di protein.
Semua asam amino memiliki paling tidak dua gugus
fungsional asam lemah, RNH^ dan RCOOH. Banyak
asam amino yang juga memiliki gugus fungsional asam lemah
lain, misalnya gugus OH, SH, guanidino, atau gugus
imidazol.
Nilai p s e m u a gugus fungsional pada suatu asam amino
menentukan muatan nettonya pada pH tertentu. pi adalah pH
dari suatu asam amino yang tidak memiliki muatan netto dan
karenanya tidak bergerak dalam medan listrik arus searah
Dari berbagai reaksi biokimia asam amino, yang terpenting
0,36 nm adalah pembentukan ikatan peptida.
Gambar 3-4. Dimensi dari sebuah rantai polipeptida yang diregang- kan Gugus R asam amino menentukan fungsi biokimia khas
secara penuh. Empat atom ikatan peptida (berwarna abu-abu) bersifat masing-masing. Asam amino diklasifikasikan sebagai basa,
koplanar. Atom-atom yang tidak diwarnai adalah atom a-karbon, atom a- asam, aromatik, alifatik, atau mengandung-sulfur berdasarkan
hidrogen, dan gugus a-R asam amino yang ber- sangkutan. Rotasi bebas
sifat gugus R-nya.
dapat terjadi mengelilingi ikatan yang menghubungkan a-karbon dengan
a-nitrogen dan dengan a-karbo-' nil karbon (tanda panah tebal). Karena itu, Peptida diberi nama berdasarkan jumlah residu asam amino
rantai polipeptida yang teregang ini adalah struktur setengah kaku dengan yang ada, dan turunan residu terminal karboksil. Struktur
dua pertiga atom rantai utama tertahan dalam hubungan planar tetap satu primer suatu peptida adalah sekuens asam-asam
sama lain. Jarak antara atom-atom a-karbon-yang berdekatan adalah 0,36 aminonyayang dimulai dari residu terminal amino.
nm (3,6 A). Juga diperlihatkan jarak antaratom dan sudut ikatan, ypng
tidak ekivalen. (Digambar dan diproduksi ulang dengan izin dari Pauling L,
Corey LP, Branson HR: The structure of proteins: Two hydrogen-bonded
helical configurations of the polypeptide chain. Proc Natl Acad Sci USA
1951;37:205.)
BAB 4: PROTEIN: PENENTUAN STRUKTUR PRIMER / 23

Protein: Penentuan Struktur Primer AAAAA


2 Pelipatan SH SH ^ 3 Pengolahan xs

<S>
Vnl 1 r

Gin
Phe
t 4 Modifikasi
Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD Asp 2H 2e- kovalen (mis.
Met Mct-Asp-Pbe-Gln-Val asilasi asam
1 Sintesis lemak)

,s
T,p
v Ph0 His G|u Pro Ala 3
CS>
Asn
untuk dianalisis adalah suatu tantangan besar yang mungkin Ho Thr Cys Katalisis
PERAN BDOMEDIS memerlukan beberapa teknik pemurnian secara bcituiutan. Berbagai Produk Substrat
7'Penuaan" (mis.

u
oksidasi,
Protein adalah makromolekul yang secara fisik dan fungsional
kompleks yang melakukan beragam peran penting. Suatu jaringan
pendekatan klasik memanlaatkan pci bcdaan kelarutan relatif
masing-masing protein sebagai iungsi p (pengendapan isoelektrik),
t 9 Penguraian

Ub
deamidasi, de-
natures!) 6 Pengaktifan I
Ub 5 Translokasi
protein internal, sitoskeleton (Bab 48), mem- pertahankan bentuk polaritas (pengendapan cknt,an etanol atau aseton), atau konsentrasi Ub
Ub
O
dan integritas fisik sel. Filamen aktin dan miosin membentuk garam (pcngg.uaman dengan amonium sulfat). Pcmisahan
8 Ubikuitinasi ----
perangkat kontraksi otot (Bab 48). Hemoglobin mengangkut kromatoguh memisahkan molekul-molekul antara dua lase, satu (s/60 s0 sU ys
s
oksigen (Bab 6), sementara antibodi dalam darah mencari benda dapat bergerak dan yang lain diam. Untuk memisahkan asam amino cs> <> <s>
asing yang masuk (Bab 49). Enzim mengatalisis reaksi yang atau gula, fase diam atau matriks dapat bciupa selembai; kertas Membran

I
menghasilkan energi, membentuk dan menguraikan biomolekul, saring (kromatografi kertas) atau lapisan tipis selulosa, silika, atau
mereplikasi dan menerjemah- kan gen, mengolah mRNA, dsb alumina (kromatografi hipis-tipis, thin layer chromatography,
(Bab 7). Reseptor memungkinkan sel mengindera dan berespons TL.C). Camtar 4-1. Diagram siklus hidup suatu protein hipotetis. .1) Siklus hidup dimulai dengan sintesis di ribosom suatu rantai polipeptida yang
stmktiir prime,nya ditentukan oleh mRNA. (2. Seiring dengan herlanjutnya sintesis. polipeptida mu a, mengalam, pelipatan membentuk siruKiiii |>r mu
terhadap rangsang hor- mon dan lingkungan (Bab 41 dan 42).
11 ) r, f, cor,rii nnmiiiusan protco i ik sekuens lerdepan {leader sequence)
t-nnformasi as inva warna terang). (3) Pelipatan dapat discrtai proses lam seperti pLmuius.m [ i , ,
Protein mengalami perubahan fisik dan fungsional yang Kromatografi Kolom koniormasi iisimy i.ii i/ n vwlitik- isi kova en sc amutnya sebagai contoh akan berlekatan
m iprminal (warna ue apa au pembentukan ikatan disulfida (SS). (4) ModiriKasi kov.iicii j r f
mencerminkan siklus hidup organisme tempat protein itu berada. /v-terminaMwaiuci i,-limnrlifikasi in kc membran. 6) Pengika an kc suatu efek or
Kromatografi kolom protein menggunakan suatu kolom (sebagai rlr-MLMn sebuah mo ckul asam lemak untuk (5) translokasi peptida yang telah dimoaitiKasi n.Ki. IIU h
Protein biasanya lahir saat translasi (Bab 37), mengalami ocngan ii cnr-,r-. is s aktif (7) Seirmg dengan waktu, protein mengalami
fase diam) yang mengandung selulosa, akrilamid, atau silika ,lnstfrik (linckaran
alosterik (lingkaran nerw.mi.i
berwarnayum,,,
gelapv...,,.
dapat...............
memicuadopsi ........... .......................
konformasi yang secara KaidiibisciRn. .......... , , , . . .
pematangan melalui pengolahan pascatranslasi misalnya
modifikasi berbentuk manik-manik kecil bulat y*uig permukaannya kcrusakan akibat proses kimiawi, deamidasi, atau denalurasi, dan (8) mungkin "dilabel" oleh melekatnya beberapa molekul ,,,,
ubikuitin (Ub)
proteolisis parsial (Bab 9 dan 37), berada secara berselang-seling alosicriK u"i^'i>" t> i i ......... , np1 me ekatnva beberapa molekul ubikuiin Ub
biasanya telah dilapisi oleh gugus fungsional kimia. Matriks fase secara kovalen. (9) Protein yang telah mengalami ubikuitinasi ini kemudian diuraikan menjadi asam-asam amino komponennya yang dapat
dalam bentuk aktif dan istirahat melalui intervensi faktor-faktor kembali digunakan unluk membentuk protein-protein baru.
diam ini berinteraksi dengan piotein berdasarkan muatan,
regulasi (Bab 9), mengalami penuaan melalui oksidasi,
hidrofobisitas, dan sifat pengikatan-li gannya. Suatu campuran kinkan protein yang diinginkan berikatan dengan fase-diam
deamidasi, dsb (Bab 51), dan mati setelah dturaikan menjadi Kromatografi Eksklusi Ukuran
protein dimasukkan kc dalam ko lom dan fase cair (bergerak) sedemikian kuat sehingga koefisien partisinya mendekati satu.
asam-asam amino komponennya (Bab 29). Tujuan utama ilmu
tersaring melaluinya. Sebagian kecil fase bergerak atau eluant Kromatografi eksklusi ukuranatau filtrasi gelmemisahkan Molekul-molekul yang tidak melekat mula-mula dielu- si
kedokteran molekular adalah mengidentifikasi protein dan proses-
dikumpulkan sewaktu keluai (Gambar 4-2). protein-protein berdasarkan radius Stokes protein tersebut, yaitu (eluted) dan dibuang. Protein kemudian secara sekuensial
proses dalam siklus hidupnya yang keberadaan, ketiadaan, atau
garis tengah bola yang ditempati protein ini sewaktu masuk dibebaskan dengan mengganggu gaya-gaya yang menstabilkan
defisiensinya berkaitan dengan keadaan fisiologis atau penyakit
dalam larutan. Radius Stokes adalah fungsi dari massa dan kompleks fase diam-protein, terutama dengan menggunakan
tertentu (Gambar 4-1). Sekuens primer suatu protein merupakan
bentuk molekul. Protein berbentuk memanjang menempati gradien konsentrasi garam. Komposisi fase bergerak diubah
suatu sidik-jari molekular untuk mengidentifikasi dan mengetahui
volume yang lebih besar dibandingkan protein bulat dengan secara bertahap sedemikian sehingga molekul dibebaskan secara
informasi protein yang bersangku- tan yang kemudian dapat
massa setara. Kromatografi eksklusi ukuran menggunakan selektif sesuai urutan penurunan afinitasnva terhadap fase diam.
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengldoning gen (-gen) Kromatografi Parti si manik-manik berpori (Gambar 4-3). Pori-pori ini analog dengan
yang menyandinya.
Pemisahan kromatografi kolom bergantung pada afinitas relatif
indentasi (cekungan) di tepi sungai. Sewaktu obyek bergerak ke Kromatografi Pertukaran Ion
PROTEAN & PEPTIDA HARUS berbagai protein terhadap fase diam tertentu c an terhadap fase
arah hilir, obyek yang masuk ke cekungan akan tertahan sampai
Pada kromatografi pertukaran ion, protein-protein berinteraksi
DIMURNIKAN SEBELUM DIANALISIS
obyek tersebut mengalir balik ke arus utama. Demikian juga,
bergerak. Ikatan antara setiap protein tan matriks bersifat lemah dan dengan fase diam melalui interaksi antarmuatan. Protein dengan
protein dengan radius Stokes yang terlalu besar untuk masuk ke
sementara. Protein yang berinteraksi lebih kuat dengan fase diam muatan positif netto pad? pH tertentu melekat pada manik-
Untuk meneliti sifat-sifat fisik dan fungsional suatu protein secara pori (protein yang tereksklusi) tetap berada dalam fase bergerak
akan tertahan lcbi i lama. Lama waktu suatu protein berikatan manik dengan gugus fungsional bermuatan negatif, misalnya
rinci, diperlukan protein yang sangat murni. Sel mengandung yang mengalir dan muncul di depan protein yang dapat
dengan fase diam merupakan fungsi komposisi fase diam dan karboksilat atau sulfat (penukar kation). Demikian juga, protein
ribuan protein yang berlainan, masing-masing dengan jumlah memasuki pori (protein yang terinklusi). Oleh karena itu, protein
bergerak. Oleh karena itu, pemisahan optimal suatu protein dari dengan muatan negatif netto melekat pada manik-manik dengan
yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, isolasi suatu protein muncul dari kolom filtrasi gel sesuai urutan penurunan radius
protein lain dapat dicapai dengan memanipulasi komposisi kedua gugus fungsional bermuatan positif, biasanya amin tersier atau
spesifik dalam jumlah yang memadai Stokesnya.
fase secara cermat. kuaterner (penukar anion). Protein yang bersifat polianion,
Kromatografi Absorpsi bersaing dengan ion-ion monovalen untuk berikatan dengan fase
Pada kromatografi absorpsi, campuran protein dimasukkan ke diam sehinggga
suatu kolom yang berada dalam kondisi yang memung

22
BAB 4: PROTEIN: PENENTUAN STRUKTUR PRIMER / 25
24/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Ct

Gambar 4-3. Kromatografi eksklusi ukuran. A: Campuran molekul-molekul besar (kotak) dan molckul kecil (lingkaran) dimasukkan ke bagian atas suatu kolom
filtrasi gel. B: Saat memasuki kolom, molekul kecil memasuki pori di matriks fase-diam, sedangkan molckul besar tidak demikian. C: Sewaktu fase bergerak mengalir
ke bawah kolom, molekul besar akan ikut mengalir, sedangkan molekul kecil, yang secara temporer terlindung dari aliran ketika berada di dalam pori, semakin jauh
tertinggal di belakang.

kompetisi dengan ligan larut atau yang kurang selektif melalui menggunakan gradien pelarut organik yang dapat bercampur
pemutusan interaksi protein-ligan menggunakan urea, guanidin dengan air, misalnya asetonitril atau metanol.
hidroklorida, pH yang sedikit asam, atau konsentrasi garam yang
tinggi. Matriks fase-diam yang tersedia di pasaran mengandung Kemurnian Protein Dinilai oleh Elektroforesis
ligan, seperti NAD1 atau analog Al P. Matriks yang digunakan Gel Poliakrilamid
Gambar 4-2. Komponen perangkat kromatografi cair sederhana. R: Reservoar cairan fase bergerak, yang disalurkan karena gravitasi atau dengan menggunakan pompa.
C: Kolom kaca atau plastik yang mengandung fase diam. F: Kolektor fraksi untuk mengumpulkan bagian- bagian, yang disebut fraksi, cairan pengelusi di tabung-tabung untuk memurnikan protein rekombinan yang telah dimodifikasi Metode yang paling sering digunakan untuk menentukan
reaksi terpisah. adalah matriks dengan afinitas yang paling kuat dan paling luas kemurnian suatu protein adalah SDS-PAGEelektroforesis gel
digunakan. Matriks tersebut antara lain matriks Nr* yang poliakrilamid (polyacrylamide gel electrophoresis., PAGE) dengan
mengikat protein dengan tag polihistidin dan matriks glutation menggunakan deterjen anionik natrium dodesil sulfat (sodium
muncul istilah pertukaran ion. Sebagai Contoh, protein fase diam yang telah dilapisi oleh gugus hidrofobik (mis. fenil yang mengikat protein rekombinan yang berhubungan dengan dodecyl sulfate, SDS). Elektroforesis memisahkan biomolekul-
mengikat dietilaminoetil (DEAE) selulosa dengan meng- ganti ion Sepharose, oktil Sepharose). Protein dengan permukaan hidrofobik glutation 5-transferase. biomolekul bermuatan berdasarkan laju migrasi biomolekul
pesaing (biasanya Cl' atau CH^COO ) yang me- netralkan amin terpajan akan melekat pada matriks melalui interaksi hidrofobik yang
berproton. Protein yang terikat akan digeser secara selektif dengan meningkat jika digunakan fase bergerak dengan kekuatan ionik tersebut dalam medan listrik. Pada SDS-PAGE, akrilamid
Peptida Dimurnikan dengan Reversed- Phase mengalami polimerisasi dan pengikatan-silang untuk
peningkatan bertahap konsentrasi ion monovalen dalam fase tinggi. Protein yang tidak melekat akan terbilas. Polaritas fase High-Pressure Chromatography
bergerak. Kekuatan protein untuk mengelusi berbanding terbalik bergerak kemudian ditu- runkan secara bertahap dengan mengurangi menghasilkan matriks berpori. SDS mendenaturasi dan mengikat
terhadap kekuatan interaksi- nya dengan fase diam. konsentrasi garam. Jika interaksi antara protein dan fase-diam sangat Matriks fase diam yang digunakan pada kromatografi kolom protein dengan perbandingan satu molekul SDS per dua ikatan
Karena muatan netto pada suatu protein ditentukan oleh pH kuat, dapat ditambahkan etanol atau gliserol ke fase bergerak untuk klasik adalah bahan berspons yang kompresibilitasnya membatasi peptida. Jika digunakan bersama 2- merkaptoetanol atau
(lihat Bab 3), elusi sekuensial protein dapat dicapai dengan menurunkan polaritasnya dan semakin memperlemah interaksi aliran fase-bergerak. Kromatografi cair bertekanan tinggi (high- ditiotreitol untuk mereduksi dan me- mutus ikatan disulfida
mengubah pH fase bergerak. Alternatifnya, suatu protein dapat hidrofobik. pressure liquid chromatography, HPLC) menggunakan manik- (Gambar 4-4), SDS memisahkan komponen polipeptida dari
menjalani kromatografi pertukaran ion ber- turutan beberapa kali, manik halus silika atau alumina yang tidak dapat dimampatkan protein multimerik. Jumlah molekul SDS anionik yang besar,
masing-masing pada pH yang ber- beda, sedemikian rupa sehingga Kromatografi Afinitas sebagai fase diam dan tekanan hingga beberapa ribu psi. Matriks masing-masing bermuatan -1, di masing-masing polipeptida
protein yang ber-ko-elusi pada satu pH akan mengelusi pada yang tidak dapat dimampatkan ini memungkinkan laju aliran yang mengalahkan muatan yang ditimbulkan oleh gugus fungsional
Kromatografi afinitas memanfaatkan tingginya selektivitas tinggi dan peningkatan resolusi. HPLC dapat memisahkan asam amino. Karena perbandingan muatan-terhadap-massa
konsentrasi garam yang berbeda dan pada pH yang lain.
kebanyakan protein terhadap ligannya. Enzim dapat dimurnikan campuran kompleks lipid atau peptida yang sifat-sifatnya hanya masing-masing kompleks SDS-polipeptida kira-kirasama,
Kromatografi (Interaksi Hidrofobik dengan kromatografi afinitas dengan menggunakan substrat, produk, sedikit berbeda. Reversed-phase HPLC memanfaatkan pohrner resistensi fisik yang dijumpai masing-masing peptida sewaktu
koenzim, atau inhibitor yang telah diimobilisasi. Secara teoretis, alifatik dengan panjang 3-18 atom karbon sebagai fase diam bergerak melintasi matriks akrilamid menentukan laju migrasi.
Kromatografi interaksi hidrofobik memisahkan protein berdasarkan hanya protein yang berinteraksi dengan ligan yang telah diimobilisasi hidrofobik. Campuran peptida dielusi dengan Karena kompleks besar menemui resistensi yang lebih besar,
kecenderungannya berikatan dengan suatu matriks akan melekat. Protein yang terikat kemudian dapat dielusi melalui polipeptida-polipeptida akan terpisah berdasarkan massa molekul
relatif polipeptida
26/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM BAB 4: PROTEIN: PENENTUAN STRUKTUR PRIMER / 27

tersebut (M).Setiap polipeptida yang terperangk.ip dalam gel pH = 3 pH =


IEF 10 -
\ akrilamiddivisualisasikan dengan pulasan /.it pcw.un.i, seperti
NH
O Coomassie blue (Gambar 4-5).

HN v
Isoelectric Focusing (IEF)
Untuk menghasilkan suatu gradien pH di d.il.im matriks poliakrilamid,
digunakan penyangga ionik v.mg disebut amfolit (ampholytes) dan SDS
PAGE
mcdan listrik. Protein akan bermigrasi sampai mencapai rcgio
matriks tctnp.it pi I sama dengan tirik isoelektrik protein (pi), yaitu
pi I saat muatan netto molekul nol. I El- digunakan bcrsama dengan
Gambar 4-f>. IEF-SDS-PAGE dua-dimensi. Gel dipulas dengan Coomassie
SOS- IAGE untuk elektroforesis dua dimensi yang memisahkan
blur. Suatu ekstrak bakteri mentah mula-mula menjalani isoelectric focusing
polipeptida-polipeptida berdasarkan pi di satu dimensi dan berdasarkan (IEF) pada gradien pH 3-10. Gel IEF kemudian diletakkan secara horizontal di
/ Mf di dimensi kedua (CJambar 4-6). Elektroforesis dua dimensi sangat atas gel SDS, dan protein kemudian diuraikan lebih lanjut dengan SDS-PAGE.
cocok untuk memisahkan komponen-komponen suatu campuran Perhatikan peningkatan pesat resolusi polipeptida-polipeptida dibandingkan
protein yang kompleks. dengan gel SDS-PAGE biasa (Gambar 4-5).

SANGER ADALAH ORANG PERTAMA YANG fcniltiohidantoin (P 1 H) dapat disingkirkan dalam kondisi ringan Untuk mengldon dan mcngetahui sekuens DNA yang mcnyandi
MENENTUKAN SEKUENS SUATU untuk menghasilkan residu terminal amino yang baru (Gambar 4- protein tertentu, diperlukan beberapa cara untuk
Gambar 4-4. Pemutusan oksidatif ranlai-rantai polipeptida berdekatan yang
disatukan dengan ikatan disulfida (berwarna gelap) oleh asam performat (kiri) POLIPEPTIDA 7). Oleh karena itu, derivatisasi berturut-turut dengan reagen mcngidcntifikasikan klon yang tepat, misalnya pengetahuan
tentang sebagian sekuens nukleotidanya. Oleh karena itu,
atau pemutusan reduktif oleh p-merkaptoetanol (kanan) membentuk dua peptida Edman dapat digunakan untuk menentukan sekuens banyak residu
yang masing- masing mengandung residu asam sisteat atau residu sisteinil. Insulin matur terdiri dari rantai A 21-residu dan rantai B 30- residu dari satu sampcl peptida. Sementara 20-30 residu pertama dari muncullah pendekatan hibrid. Penentuan sekuens cara Edman
yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Frederick Sanger suatu peptida mudah ditcntukan dengan metode Edman, sebagian digunakan untuk menghasilkan sekuens asam amino parsial.
mereduksi ikatan disulfida (Gambar 4-4), yang memisahkan rantai A besar polipeptida mengandung beberapa ratus asam amino. Oleh Kemudian, digunakan primer oligonukleotida yang disesuaikan
dan B, dan memutus masing-masing rantai menjadi peptida-peptida dengan sekuens parsial ini untuk mengidentifikasi klon atau
karena itu, kebanyakan polipeptida mula-mula harus dipotong-
yang lebih kecil dengan menggunakan tripsin, kimotripsin, dan memperbanyak gen yang sesuai dengan reaksi berantai polimerase
potong menjadi peptida yang lebih kecil sebelum menjalani
E C H O pepsin. Peptida yang terbentuk kemudian diisolasi dan diberi asam
penentuan sekuens dengan cara 'Edman. Pemotongan ini juga (PCR) (lihat Bab 39). Jika klon DNA otentik telah berhasil
untuk menghidrolisis ikatan peptida dan menghasilkan peptida dengan diperoleh, sekuens oligonukleotidanya dapat ditcntukan dan kode
mungkin harus dilakukan untuk mengatasi modifikasi
in m hanya dua atau tiga asam amino. Masing-masing peptida direaksikan
dengan l-fluoro-2,4-dinitrobenzen (ieagen Sanger)
menghasilkan turunan gugus a-amino yang terpajan pada residu
yang
pascatranslasi yang menyebabkan gugus a-amino protein
terhambat, atau tidak bereaksi dengan reagen Edman.
genetik digunakan untuk menyimpulkan struktur primer
polipeptida yang bersangkutan.
Biasanya perlu dihasilkan beberapa peptida dengan Pendekatan hibrid ini meningkatkan kecepatan dan efisiensi

73 m
terminal amino. Kemudian dilakukan pengukuran kandungan asam analisis struktur primer dan ragam protein yang dapat ditcntukan
menggunakan lebih dari satu metode pemutusan. Hal ini
amino masing- masing peptida. Sementara gugus s-amino Iisin juga
mencerminkan inkonsistensi dalam jarak antara tempat- tempat sekuensnya. Teknik ini juga mengatasi kendala seperti adanya
bcreaksi dengan reagen Sanger, lisin terminal-amino dapat dibedakan
pemutusan (secara kimiawi atau enzimatis) maupun perlunya set gugus penghambat terminal-amino atau ketiadaan peptida kunci
dari lisin di posisi lain karena lisin ini bereaksi dengan 2 mol reagen
peptida-peptida yang sekuensnya tumpang- tindih sedemikian rupa yang tumpang-tindih. Hanya beberapa segmen dari struktur primer
48 Sanger. Sanger, dengan merunut kc belakang ke fragmen yang lebih
besar, dapat menentukan sekuens lengkap insulin, suatu pencapaian sehingga kita dapat menyimpulkan dari sekuens polipeptida mana yang harus ditcntukan dengan analisis Edman.
peptida tersebut berasal. Setelah pemutusan, peptida-peptida yang Penentuan sekuens DNA mengungkapkan urutan bagaimana
yang menyebabkannya dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 1958.
terbentuk kemudian dimurnikan dengan reversed-phase HPLC asam-asam amino ditambahkan kc rantai polipeptida yang baru

34
sewaktu disintesis di ribosom. Namun, penentuan ini tidak
REAKSI EDMAN MEMUNGKINKAN dan ditcntukan sekuensnya.
memberikan informasi mengenai modifikasi pascatranslasi,
29 SEKUENS PEPTIDA & PROTEIN
DITENTUKAN BIOLOGI MOLEKULAR MEMPERCEPAT misalnya pemrosesan proteolitik, metilasi, glikosilasi, fosforilasi,
hidroksilasi prolin dan lisin, dan pembentukan ikatan disulfida
PENENTUAN STRUKTUR PRIMER yang menyertai pematangan protein. Untuk sementara, penentuan
Pehr Edman memperkenalkan fenilisotiosianat (reagen Edman) untuk
secara selektif melabel residu terminal amino suatu peptida. Berbeda Pengetahuan tentang sekuens DNA memungkinkan kita sekuens cara Edman dapat mendeteksi sebagian besar proses
Gambar 4-5. Pemakaian SDS-PAGE untuk mengamati pemurnian suatu protein dari reagen Sanger, turunan menyimpulkan struktur primer polipeptida. Penentuan sekuens pascatranslasi, namun keterbatasan teknis sering menghambat
rekombinan secara berturut-turut. Gel dipulas dengan Coomassie blue. Tampak identifikasi suatu modifikasi spesifik.
DNA hanya memerlukan sejumlah kecil DNA dan mudah
standar protein (lajur S) dengan massanya, ekstrak sel kasar (E), sitosol (C),
cairan supernatan berkecepatan tinggi (H), dan fraksi DF.AE-Sepharose (D).
menghasilkan sekuens ratusan nukleotida.
Protein rekombinan memiliki massa sekitar 45 kDa.
BAB 4: PROTEIN: PENENTUAN STRUKTUR PRIMER / 29
28/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Tabel 4-1. Peningkatan massa akibat modiiikasi muatannya idcntik, kecepatan molekul-molekul tersebut dan GENOMIKA MEMUNGKINKAN KITA
pascatranslasi yang umum. karenanya waktu yang diperlukan untuk mencapai detektorakan MENGIDENTIFIKASI PROTEIN DARI SEJUMLAH
bcrbanding terbalik dengan massanya. KECIL DATA SEKUENS
Modifikasi ! Peningkatan Massa (Da) Spektrometcr massa konvensional umumnya digunakan untuk
Analisis struktur primer telah mengalami rcvolusi dengan adanya
menentukan massa molckul sebcsar 1000 Da atau kurang,
Fosforilasi : 80 genomika, yaitu penerapan metode penentuan sekuens
sedangkan spektrometer massa time-of-fligbt cocok untuk
Hidroksilasi : 16
oligonukleotida secara otomatis serta pengambilan dan analisis
menentukan massa protein yang besar. Analisis peptida dan
data- terkomputcrisasi untuk mengctahui sekuens komplemen
Metilasi : 14 protein dengan spektometri massa pada awalnya diperumitoleh
genetik lengkap suatu organisme. Sejak diketahuinya sekuens
kcsulitan dalam mcnguapkan molekul organik besar. Namun,
Asetilasi 42 genom Haemophilus influenzae secara mcnycluruh pada tahun
Fenilisotiosianat (reagen Edman) matrix-assisted laser-desorption (MALDI) dan cleetrospray
dan sebuah peptida Miristilasi : 210 1995, genom ratusan organisme lain telah berhasil diungkapkan.
dispersion (mis. nanospray) memungkinkan massa polipeptida
Jika sekuens genom diketahui, secara praktis tugas untuk
Palmifoilasi : 238 yang besar sckalipun (>100.000 Da) dapat ditcntukan dengan
mengctahui sekuens primer protein yang berasal dari DNA
Glikosilasi i 162 tingkat keakuratan yang luar biasa ( 1 Da). Dengan menggunakan
menjadi lebih sederhana. Pada hakikatnya, paruh kedua pada
electrospray dispersion, peptida- peptida yang dikeluarkan dari
pendekatan hibrid telah selcsai. Tugas yang rcrsisa hanyalah
kolom reversed-phase HPLC dimasukkan secara langsung ke
mencari informasi memadai untuk mengetahui open reading frame
dalam spektrometer massa untuk segera diketahui massanya.
(ORF) yang menyandi protein, dari database genom yang dapat
mendeteksi perubahan fisik yang relatif ringan pada protein yang Peptida-peptida di bagian dalam spektrometcr massa dapat
diakscs dari Internet dan mengidentifikasikannya. Pada sebagian
terjadi sewaktu siklus hidup sel atau organisme. Sampel dalam diuraikan menjadi satuan-satuan yang lebih kecil melalui
kasus, suatu segmen sekuens asam amino yang memiliki panjang
vakum diuapkan dalam kondisi saat protonasi dapat terjadi sehingga tumbukan dengan atom helium netral (penguraian yang dipicu oleh
hanya empat atau lima residu sudah cukup untuk mengidentifikasi
dihasilkan muatan positif. Kemudian medan listrik mendorong kation tumbukan), dan massa masing-masing fragmen kemudian dapat
ORF yang tepat.
melalui suatu medan magnet yang incmbclokkan kation-kation ditcntukan. Karena ikatan peptida j a uh lebih labil daripada ikatan
R1 O Berbagai algoritme pencari terkomputerisasi telah membantu
tersebut tegak lurus dari a rah semula dan memfokuskannya ke suatu antarkarbon, fragmcn yang paling banyak akan berbeda satu sama
Sebuah asam feniltiohidantoat lain sebcsar unit yang ckuivalen dengan satu atau dua asam amino. kita mengidentifikasi gen yang menyandi suatu protein. Pada
detektor (Gambar
Karena massa molckul masing-masing asam aminokecuali penentuan profil massa peptida, contohnya suatu peptida
H\
4- 8). Gaya magnet yang diperlukan untuk membelokkan lintasan
H,0 diintroduksikan ke dalam spektrometer massa dan ukurannya
nitro- masing-masing substrat ionik ke detektor yang diukur sebagai arus leusin dan isoleusinbersifat unik maka dari massa fragmen-
metan fragmennya kita dapat merckonstruksi sekuens peptida. ditentukan. Suatu komputer kemudian digunakan untuk
yang diaplikasikan kc clcktromagnet direkam. Untuk ion-ion yang
menemukan suatu ORF yang perkiraan produk proteinnya akan
muatan nettonya idcntik, gaya ini setara dengan massanya. Pada
NH, Spektrometri Massa Tandem menghasilkan satu set peptida dengan massa yang menyamai
spektrometcr massa time- of-flight, suatu medan listrik yang
massa peptida yang diamati oleh spektrometer massa, jika
diaktifkan secara singkat akan mempercepat ion ke arah suatu Campuran peptida yang kompleks kini dapat dianalisis tanpa pcrkiraaan produk protein tersebut diuraikan menjadi peptida-
detektor yang mencatat waktu saat masing-masing ion tiba. Untuk pemurnian terlebih dahulu dengan tandem mass spectrometry peptida dengan metode pemutusan yang dipilih.
molckul yang (spektrometri massa tandem) yang menggunakan ekuivalen dua
Sebuah feniltiohidantoin dan sebuah peptida yang lebih pendek satu residu
spektrometer massa yang dihubungkan dalam rangkaian. PROTEOMIKA & PROTEOM
Gambar 4-7. Reaksi Edman. Fenilisotiosianat menghasilkan turunan residu Spektrometer pertama memisahkan masing-masing peptida
berdasarkan perbedaan massanya. Dengan menyesuaikan kekuatan
Tujuan Proteomika Adalah Mengidentifikasi
terminal-amino sebuah peptida sebagai asam feniltiohidantoat. Pemberian asam
dalam pelarut nonhidroksilat membebaskan sebuah feniltiohidantoin yang medan magnet pertama, suatu peptida dapat diarahkan ke dalam
Komplemen Keseluruhan Protein yang Dihasilkan oleh
kemudian diidentifikasi berdasarkan mobilitas kromatografiknya, dan sebuah
spektrometer massa kedua, tempat fragmen-fragmen dihasilkan
Suatu Sel dalam Berbagai Kondisi
peptida yang lebih pendek satu residu. Proses ini kemudian diulang.
untuk kemudian ditentukan massanya. Meskipun sekuens genom manusia telah diketahui, namun
gambaran yang diberikan oleh genomika saja bersifat statis dan
Spektrometri Massa Tandem belum lengkap. Proteomika (proteomics) bertujuan untuk
Dapat Mendeteksi Kelainan Metabolik mengidentifikasi komplemen protein keseluruhan yang dikeluarkan
SPEKTROMETRI MASSA MENDETEKSI Spektrometri massa tandem dapat digunakan untuk menapis
oleh sebuah sel dalam berbagai kondisi. Ketika gen
MODIFIKASI KOVALEN sampel darah dari bayi baru lahir untuk melihat ada tidaknya dan
dihidupmatikan, terjadi sintesis protein di jenis sel tertentu pada
periode pertumbuhan atau diferensiasi tertentu, sebagai respons
konsentrasi asam amino, asam lemak, dan metabolit lain. Kelainan
Berkat sensitivitas, kecepatan, dan kegunaannya yang lebih baik, terhadap rangsang eksternal. Sel otot mengekspresikan protein yang
dalam kadar metabolit dapat digunakan sebagai indikator
spektrometri massa (SM) telah menggantikan metode tidak diekspresikan oleh sel saraf, dan jenis subunit yang terdapat di
Gambar 4-8. Komponen dasar spektrometer massa sederhana. Gimpuran molekul diagnostik untuk berbagai penyakit genetik, misalnya
Edman sebagai c a r a u t a m a untuk menentukan sekuens peptida
diuapkan dalam keadaan terionisasi dalam kamar sampel, S. Molekul-molekul ini tetramer hemoglobin mengalami perubahan pra- dan pascapartum.
dan protein. Demikian juga, modifikasi pascatranslasi protein fenilketonuria, ensefalopati etilmalonat, dan asidemia glutarat tipe
kemudian dipercepat menelusuri tabung aliran oleh suatu potensial listrik yang
melalui penambahan atau pengurangan gugus karbohidrat, fosforil, diaplikasikan pada grid akselerator, A. Suatu elektromagnet yang dapat disesuaikan, 1.
hidroksil, atau gugus lain akan menambah atau mengurangi massa E, memberikan medan magnet yang membelokkan perjalanan masing-masing ion
spesifik yang mudah diidentifikasi (Tabel 4-1). Oleh karena itu, sampai ion-ion tersebut menumbuk detektor,
D. Semakin besar massa ion, semakin besar medan magnet yang diperlukan untuk
spektrometri massa yang membedakan molekul hanya berdasarkan memfokuskannya ke detektor.
beratnya, dapat
BAB 4: PROTEIN: PENENTUAN STRUKTUR PRIMER / 31
30 / BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Rodland KD: Proteomics and cancer diagnosis: the potential of mass


Banyak protein mengalami modifikasi pascatranslasi sewaktu untuk secara langsung memeriksa fungsi potcnsial REFERENSI
spcctromctry. Clin Biochem 2004;37:579.
pematangan menjadi bentuk yang secara fungsional kompeten suatu protein secara massal masih bcrada dalam tahap awal.
Austin CP: The impact of the completed human genome sequence on the Schena M et al: Quantitative monitoring of gene expression patterns with a
atau sebagai suatu cara untuk mengatur sifat-sifat protein yang Namun, kemajuan terkini dalam bidang bioinformatika
development of novel therapeutics for human disease. Annu Rev Med complementary DNA microarray. Science 1995:270:467.
bersangkutan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang genom memungkinkan para peneliti mcmbandingkan sekuens- sekuens
2004;55:1. Scmsarian C, Seidman CE: Molecular medicine in the 21" century. Intern
manusia hanya mencerminkan awal dari tugas menjabarkan asam amino untuk menemukan petunjuk tentang sifatpotensial,
Cutler P: Protein arrays: the current state-of-the-art. Proteomics 2003:3:3. Med J 2001 ;31:53.
organisme hidup secara molekular dengan terperinci dan peran fisiologis, dan mekanisme kerja protein. Algoritme
Deutscher MP (editor): Guide to Protein Purification. Methods En/.ymol Temple LK, et al. Essays on science and society: defining disease in the
memahami dinamika berbagai proses, misalnya pertumbuhan, memanfaatkan kecendcrungan alam untuk menggunakan variasi
1990; 182. (seluruh volume.) genomics era. Science 2001 ;293:807.
penuaan, dan penyakit. Karena tubuh manusia mengandung suatu tema struktural untuk melakukan fungsi serupa di
Geveart K, Vandckcrckhove J: Protein identification methods in Wilkins MR et al: High-throughput mass spcctromctric discovery of
ribuan jenis sel yang masing- masing mengandung ribuan beberapa protein (misalnya Rossmann nucleotide binding fold untuk
proteomics. Electrophoresis 2000;21:1 145. protein post-translational modifications. J Mol Biol 1999:289:645.
protein, proteom (proteome) kumpulan semua protein yang mengikat NAl)[ P] H, nuclear targeting sequences, dan lengan EF
Khan J et al: DNA microarray technology: the anticipated impact on the Woodage T, Broder S: The human genome and comparative genomics:
diekspresikan oleh sebuah sel pada waktu tertentumerupakan untuk mengikat Ca**J. Domain-domain ini biasanya terdctcksi
study of human disease. Biochim Biophys Acta 1999;1423:M 17. understanding human evolution, biology, and medicine. J
suatu tujuan yang dimensi nya cukup besar. dalam struktur primer melalui konservasi asam amino tertentu
Patnaik SK, Blumenfeld OO: Use of on-line tools and databases for routine Gastroenterol 2003; 15:68.
di posisi- posisi kunci. Oleh karena itu, pemahaman tentang sifat
Elektroforesis Dua-Dimensi & Gene Array Chips sequence analyses. Anal Biochem 2001 ;289:1.
dan peran fisiologis suatu protein yang baru ditemukan dapat
Digunakan untuk Menyurvei Ekspresi Protein diperkirakan dengan membandingkan struktur primernya
Rinaldo P, Iortorelli S, Matcrn D: Recent developments and new
applications of tandem mass spectrometry in newborn screening. Curr
dengan struktur primer protein yang telah diketahui.
Salah satu tujuan proteomika adalah mengidentifikasi protein Opin Pediatrics 2004; 16:427.
yang tingkat ekspresinya berkorelasi dengan proses- proses medis
RINGKASAN
penting. Anggapannya adalah bahwa protein yang hilang
timbulnya berkaitan dengan kondisi fisiologis atau penyakit Polimerpanjangasamaminoatau polipeptida merupakan unit
tertentu akan memberi petunjuk tentang penyebab dan struktural dasar dari protein, dan struktur protein
mekanisme dasar kondisi atau penyakit yang bersangkutan. Untuk memberikan petunjuk rentang mekanisme protein tersebut
menentukan karakteristik proteom masing-masing jenis sel melaksanakan fungsinya.
diperlukan isolasi dan identifikasi masing-masing protein dengan Protein, selama perjalanan hidupnya, mengalami perubahan
efisiensi yang tinggi. Saat ini pendekatan yang digunakan adalah pascatranslasi yang memengaruhi fungsi serta menentukan
dengan automasi robot untuk mempercepat persiapan sampel dan nasibnya
gel dua-dimensi besar untuk menguraikan protein-protein sel. Metode Edman umumnya telah diganti oleh spektrometri
Kemudian masing-masing polipeptida diekstraksi dan dianalisis massa, suatu alat yang sensitif dan serba-guna untuk
dengan spektroskopi massa atau penentuan sekuens cara Edman. menentukan struktur primer* untuk mengidentifikasi
Sementara, hanya sekitar 1.000 protein yang dapat diuraikan pada modifikasi pascatranslasi, dan untuk mendeteksi kelainan
satu gel, elektroforesis dua-dimensi memiliki keunggulan besar, metabolik.
yaitu metode ini melakukan sendiri pemeriksaan protein. Pengklonan' DNA dan biologi molekular disertai oleh ilmu
Pendekatan alternatif yang sekaligus melengkapi adalah kimia protein merupakan pendekatan gabungan yang sangat
penerapan gene arrays, yang kadang disebut DNA chips untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi penentuan struktur
mendeteksi ekspresi mRNA yang menyandi protein. Sementara primer protein
perubahan ekspresi mRNA yang menyandi suatu protein tidak Genomikaanalisis sekuens oligonukleotida keseluruhan
selalu mencerminkan perubahan kadar protein yang pada materi genetik lengkap suatu organismemerupakan
bersangkutan,.namun gene arrays merupakan detektor yang lebih langkah maju berikutnya
sensitif daripada gel dua-dimensi dan karenanya dapat memeriksa Algoritme komputer mempermudah kita mengidentifikasi
lebih banyak produk gen. open reading frames yang menyandi suatu protein dengan
menggunakan sebagian sekuens serta penentuan profil massa
Bioinformatika Membantu Kita peptida untuk mencari database sekuens.
Mengidentifikasi Fungsi Protein Para ilmuwan kini sedang mencoba menentukan sekuens
primer dan peran fungsional setiap protein yang
Saat ini, fungsi sebagian besar protein yang dikode oleh genom manusia diekspresikan di sel hidup, yang dikenal sebagai proteom-nya
belum diketahui. Pengembangan protein Tujuan utama adalah identifikasi protein (dan modifikasi
pascatranslasinya) yang hilang timbulnya berkaitan dengan
fenomena faali, penuaan, atau penyakit tertentu.
BAB 5: PROTEIN: STRUKTUR ORDO TINGGI / 33

Protein: Struktur Ordo Tinggi EMPAT ORDO STRUKTUR PROTEIN


Sifat modular pada sintesis dan pelipatan protein terdapat dalam
konsep ordo struktur protein: struktur primer, sekuens asam amino
Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD dalam suatu rantai polipeptida; struktur sekunder, pelipatan segmcn-
segmen pendek (3 sampai 30 residu) polipeptida yang bcrdekatan
menjadi unit-unit yang tcratur secara geomctris; struktur tersier,
penyusunan unit struktural sekunder menjadi unit fungsional yang
lebih besar misalnya polipeptida matang dan domain-domain
diekstraksi dari sel dengan menggunakan larutan air pada kekuatan komponennya; dan struktur kuaterner, jumlah dan tipe unit
PERAN BIOMEDIS ionik dan pH faali diklasifikasik.m sebagai larut. Untuk polipeptida pada protein oligomcrik dan susunan
mengekstraksi protein membran integral, membran perlu spasial nya.
Di alam, bentuk mengikuci fungsi. Agar suatu polipeptida yang
dilarutkan dengan detcrgen. Protein globular adalah molekul padat
baru dibentuk dapat matang menjadi protein yang berfungsi secara
biologis dan mampu mengatalisis suatu reaksi metabolik, yang agak bulat dan memiliki rasio aksial (rasio ukuran tcrpendek STRUKTUR SEKUNDER
menggerakkan sel, atau membentuk makromolekul sebagai terhadap ukuran terpanjang) tidak lebih dari 3. Sebagian besar enzim
adalah protein globular. Scbaliknya, banyak protein struktural Ikatan Peptida Membatasi Kemungkinan Konformasi
kerangka yang menentukan intcgritas struktural rambut, tulang,
mcngadopsi konformasi yang sangat memanjang. Berbagai protein Sekunder
tendon, dan gigi, polipeptida tersebut harus mengalami pelipatan
membentuk susunan tiga-dimensi tertentu, atau konformasi. Selain fibrosa ini memiliki rasio aksial sebcsar 10 atau lebih. Rotasi bebas hanya dapat terjadi mengelilingi dua dari tiga ikatan
Gnmbnr 5-1. Plot Ramachandran sudut-sudut phi (O) d.in psi (T) rantai utama
itu, selama pematangan dapat terjadi penambahan gugus kimiawi Lipoprotein dan glikoprotein masing-masing mengandung lipid kovalen rantai utama polipeptida: ikatan a-karbon (Ca) ke karbon untuk sekitar 1000 residu non-glisin di 8 protein yang strukturnya diuraikan
baru atau pengeluaran segmen peptida yang dibutuhkan sementara dan karbohidrat yang terikat secara kovalen. Mioglobin, hemoglobin, karbonil (Co), dan ikatan Ca ke nitrogen (Gambar 3-4). Karakter dengan resolusi tinggi. Titik-titik mewakili kombinasi yang dapat terjadi dan
melalui modifikasi pascatranslasi. Defisiensi genetik tersebut atau sitokrom, dan banyak metalopro- tein lain mengandung ion I ogam ikatan-rangkap parsial pada ikatan peptida yang menghubungkan Co ruang kosong mewakili kombinasi sudut phi dan psi yang tidak mungkin
yang terikat crat. Kini telah terdapat skema klasifikasi yang lebih dengan a-nitrogen mengharuskan karbon karbonil, oksigen karbonil, terjadi. (Diproduksi ulang dengan jzin dari Richardson IS: The- analomy and
gizi yang mengganggu pematangan protein berefek buruk pada
taxonomy of protein strut Hires. Adv Protein Chem 1981;34:1C>7. Hak cipta ('
kesehatan. Contoh defisiensi genetik adalah penyakit Creutzfeldt- tcliti berdasarkan kc- miripan atau homologi sekuens asam amino dan a- nitrogcn tetap koplanar sehingga rotasi tidak dapat terjadi.
1981. Dicelak ulang dengan i/in
Jakob, scrapie, penyakit Alzheimer, dan bovine spongiform dan struktur tiga-dimensi. Namun, banyak istilah klasifikasi lama Sudut yang mengelilingi ikatan CaN disebut sudut phi (cl>), dan dari Elsevier.)
encephalopathy (penyakit sapi gila). Skorbut merupakan contoh masih tetap digunakan. yang mengelilingi ikatan CoCa disebut sudut psi (\|/). Untuk asam
defisiensi gizi yang mengganggu pematangan protein. amino selain glisin, sebagian besar kombinasi sudut phi dan psi
amino, dengan heliks a kinan (right handed) sebagai heliks yang
tidak dapat terjadi karena hambatan sterik (Gambar 5-1).
lebih stabil, dan hanya heliks a kinan yang terdapat di protein.
KONFORMASI VERSUS KONFIGURASI Konformasi prolin bahkan lebih terbatas karena tidak adanya rotasi
Diagram skematis protein mcmperlihatkan heliks a
bebas pada ikatan sebagai silinder.
Istilah konfigurasi dan konformasi sering membingungkan.
PROTEIN DIBENTUK DENGAN NCa. Stabilitas suatu heliks a terutama disebabkan oleh ikatan
Konfigurasi merujuk pada hubungan geometrik antara susunan Regio-regio struktur sekunder yang teratur, terbentuk jika
MENGGUNAKAN PRINSIP
hidrogen yang terbentuk antara oksigen pada karbonil ikatan
tertentu atom-atom, Contohnya, susunan yang membedakan asam L- serangkaian residu aminoasil mcngadopsi sudut phi dan psi yang peptida dan atom hidrogen pada nitrogen ikatan peptida residu
amino dari D-amino. Pertukaran antara berbagai alternatif bentuk- MODULAR serupa. Segmcn-segmen panjang polipeptida (mis. lengkung) dapat keempat di sebelah hilir rantai polipeptida (Gambar
bentuk konfigurasi memerlu- kan pemutusan ikatan kovalen. Protein melaksanakan fungsi fisik dan katalitik yang kompleks memiliki berbagai sudut tersebut. Sudut- sudut yang 5- 4). Kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen dalam
Konformasi merujuk pada hubungan spasial setiap atom dalam dengan mencmpatkan gugus-gugus kimia tertentu di susunan tiga- mendefinisikan dua tipe paling umum struktur sekunder, hcliks a (a jumlah maksimal, yang diperkuat oleh interaksi van der Waals di
sebuah molekul. Pertukaran bentuk-bentuk konformasi terjadi tanpa dimensi yang tepat. Pcrancah polipeptida (polypeptide scaffold) yang helix) dan lembar P (p sheet), masing- masing termasuk di dalam bagian inti pada struktur yang terkemas rapat ini, merupakan
pemutusan ikatan kovalen, dengan pemeliharaan konfigurasi, dan mengandung gugus-gugus ini harus mcngadopsi konformasi yang kuadran kiri bawah dan atas pada plot Ramachandran (Gambar 5- kekuatan pendorong termodinamik bagi terbentuknya heliks a.
biasanya melalui rotasi di sekitar ikatan-ikatan tunggal. efisien secara fungsional dan kuat secara fisik. Secara scpintas, 1). Karena nitrogen ikatan peptida pada prolin tidak memiliki sebuah
biosintesis polipeptida yang terdJri dari puluhan ribu atom atom hidrogen untuk disumbangkan ke ikatan hidrogen, prolin
PROTEIN PADA AWALNYA tampaknya merupakan tugas yang sangat sulit. Jika kita memandang Heliks Alfa hanya dapat diakomodasikan secara stabil pada putaran pertama
DDKLASIFDKASDKAN BERDASARKAN bahwa sebuah polipeptida biasa dapat mcngadopsi >10 SH konformasi Rantai utama polipeptida pada suatu heliks a berpuntir sama hcliks a. Jika berada di tempat lain, prolin mengganggu konformasi
KARAKTERDSTMK BCASARNYA berbeda, maka membentuk lipatan menjadi konformasi yang sesuai besarnya mengelilingi masing-masing karbon a dengan sudut phi heliks. Karena ukurannya yang kecil, glisin juga serins;
dengan fungsi biologis agaknya akan jauh lebih sulk. Seperti menyebabkan penekukan di heliks a.
sekitar -57 derajat dan sudut psi sekitar -47 derajat. Satu putaran
Para ilmuwan semula meneliti hubungan struktur-fungsi dalam diuraikan di Bab 3 dan 4, pembentukan rantai utama polipeptida Banyak heliks a memiliki gugus R yang dominan hidrofobik
sempurna heliks mengandung rata-rata 3,6 residu aminoasil, dan
protein dengan memisahkan protein menjadi kelas- kelas protein menggunakan sekumpulan kecil building oc s atau mo u , di salah satu sisi sumbu dan dominan hidrofilik di sisi yang lain.
jarak per putaran (pitch- nya) adalah 0,54 nm (Gambar 5-2). Gugus
berdasarkan sifat, seperti kelarutan, bentuk, atau adanya gugus asam-asam amino yang disatukan melalui suatu ikatan umum, ikatan
R pada masing- masing residu aminoasil dalam sebuah heliks a Heliks amfifatik ini beradaptasi baik terhadap pembentukan
nonprotein. Contohnya, protein yang dapat peptida. jalur modular bertahap menyederhanakan pelipatan dan pertemuan antara regio polar dan nonpolar, misalnya bagian
pemrosesan polipeptida yang baru dibentuk menjadi protein matang. menghadap keluar (Gambar 5-3). Protein hanya mengandung asam
interior protein yang hidrofobik dengan lingkungan airnya.
L-
Kelompok-kelompok heliks amfifatik dapat menciptakan suatu
kanal, atau pori yang

32
BAB 5: PROTEIN: STRUKTUR ORDO TINGGI / 35
34/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Gambar 5-3. Pandangan ke bawah melalui sumbu suatu heliks u. Rantai samping
(R) terletak di bagian luar heliks. Radius van der Waals atom-atom lebih besar
daripada yang diperlihatkan di sini; karena itu, di dalam heliks hampir tidak
terdapat ruang bebas (Sedikit dimodifikasi dan diproduksi ulang, dengan i/in, dari
Strycr I : Hint hrmistryf 3rd ed. Freeman, 1995. Hak Cipta O 1995 VV.H.
Freeman and Company.)
Gambar 5-5. Jarak dan sudut ikatan pada ikatan hidrogen lembar |i terlipat
antiparalel dan paralel. Tanda panah menunjukkan arah masing-masing untai.
Atom a-nitrogen pendonasi hidrogen diperlihatkan sebagai lingkaran berwarna.
ke karboksil yang sama, atau lembar antiparalel, yang segmen- Ikatan hidrogen ditunjukkan dengan garis putus-putus. Agar penyajian jelas,
segmen nya tersebut berjalan dalam arah berlawanan (Gambar 5-5). gugus R dan hidrogen dihilangkan. Atas: Lembar |3 antiparalel. Pasangan ikatan
Kedua konfigurasi ini memungkinkan terbentuknya jumlah ikatan hidrogen berselang-seling antara saling berdekatan dan berjauhan serta
Gambar 5-4. Ikatan hidrogen (garis titik-titik) yang terbentuk antara atom H berorientasi agak tegak lurus terhadap rantai utama polipeptida. Bawah: Lembar
hidrogen yang maksimal antara segmen-segmen, atau untai lembar dan O menstabilkan suatu polipeptida dalam konformasi a-heliks. (Dicetak |5 paralel. Ikatan hidrogen berjarak teratur tetapi miring dengan arah berlainan.
Gambar 5-2. Orientasi atom-atom rantai utama pada suatu peptida mengelilingi tersebut. Sebagian besar lembar P tidaklah benar-benar datar, tetapi ulang dengan i/in dari Haggis GH, et al: Introduction to Molecular Biology.
sumbu heliks a. cenderung agak terpuntir ke kanan. Kelompok-kelompok untai Wiley, 1964. Dicetak ulang dengan i/in Pearson Education Limited.)
lembar 3 yang terpuntir membentuk inti banyak protein globular
(Gambar 5-6). Diagram skematis mcnggambarkan lembar P sebagai
memungkinkan molekul polar tertentu menembus membran sel tanda panah yang menunjukkan arah amino ke terminal karboksil. di terminal amino atau karboksil ekstrem dan ditandai oleh
an yang konformasinya ireguler memiliki peran biologis penting.
hidrofobik. fleksibilitas konformasi yang tinggi. Pada banyak keadaan, bagian
Pada banyak enzim, gelungan yang menjembatani domain-domain
Gelungan & Tekukan yangberantakan ini menjadi teratur setelah berikatan dengan
yang berperan dalam pengikatan substrat sering mengandung
Lem bar Beta ligan. Fleksibilitas struktural ini memungkinkan bagian ini bekerja
Sekitar separuh residu pada protein globular tipikal terletak di residu aminoasil yang ikut serta dalam katalisis. Pada protein sebagai tombol pengendali ligan yang memengaruhi struktur dan
heliks a dan lembar P dan separuh di gelungan (loops), belokan pengikat DNA, misalnya represor dan faktor transkripsi, motif
Struktur sekunder reguler kedua (karena itu diberi nama beta) fungsi protein.
(turn), tekukan (bends), dan fitur konformasi tambahan lainnya. heliks-gelungan-heliks membentuk bagian pengikat oligonukleotida.
yang dapat dikenali dalam protein adalah lembar p (fi sheet).
Belokan dan tekukan merujuk pada segmen pendek asam amino Motif struktural, misalnya motif he 1 iks-gelungan-he 1 iks yang
Residu-residu asam amino pada lembar p, jika dilihat dari tepi, Struktur Tersier & Kuaterner
yang menyatukan dua unit struktur sekunder, misalnya dua untai berada di antara struktur sekunder dan tersier sering dinamai
membentuk pola zigzag atau lipatan dengan gugus R residu-residu
berdekatan yang mengarah berlawanan. Tidak seperti rantai utama
lembar [3 antiparalel yang berdekatan. Belokan p melibatkan cmpat struktur supersekunder. Karena terletak di permukaan protein sehingga Istilah struktur tersier merujuk pada konformasi tiga- dimensi
residu aminoasil, yang residu pertamanya berhubungan melalui terpajan oleh pelarut, banyak gelungan dan tekukan membentuk keseluruhan suatu polipeptida. Dalam ruang tiga- dimensi, struktur
pada heliks a yang padat, tulang punggung peptida pada lembar P
ikatan hidrogen ke residu keempat sehingga terbentuk suatu belokan bagian yang mudah diakses, atau epitop untuk pengenalan dan ini menunjukkan bagaimana gambaran struktur sekunder heliks,
sangat melebar. Tetapi, seperti heliks a, stabilitas lembar P terutama
tajam 180 derajat (Gambar 5-7). Prolin dan glisin sering terdapat di pengikatan antibodi. lembaran, tekukan, belokan, dan gelungan tersusun membentuk
disebabkan oleh ikatan hidrogen antara oksigen karbonil dan
belokan p. Meskipun tidak memiliki regularitas struktural yang jelas, domain dan bagaimana domain-domain ini berhubungan satu sama
hidrogen amida ikatan peptida. Namun, berbeda dengan heliks a,
Gelungan adalah regio yang mengandung residu melcbihi namun gelungan terdapat dalam konformasi spesifik yang
ikatan-ikatan ini terbentuk dengan segmen-segmen lembar P yang lain dalam ruang. Domain adalah suatu bagian dari struktur protein
jumlah minimal yang diperlukan untuk menghubungkan regio-regio distabilkan melalui ikatan hidrogen, jembatan garam, dan interaksi
berdekatan (Gambar 5-5). yang mampu melakukan tugas kimia atau fisika tertentu, misalnya
yang berdekatan pada struktur sekunder. Gelung-
Lembar-lembar P yang saling berinteraksi dapat tersusun hidrofobik dengan bagian lain protein. Namun, tidak semua bagian mengikat substrat atau ligan lain. Domain lain dapat berfungsi
membentuk lembar P paralel, dengan segmen-segmen rantai protein selalu teratur. Protein dapat mengandung bagian-bagian menghubungkan protein dengan membran atau
polipeptida berdekatan yang memiliki arah amino yang berantakan, sering
36/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM BAB 5: PROTEIN: STRUKTUR ORDO TINGGI / 37

tipikal (80-120 kkal/mol), secara kolektif interaksi ini mcnimbulkan


COOH derajat stabilitas yang tinggi pada konformasi protein yang
fungsional secara biologis, seperti Velcro fastener yang
memanfaatkan kekuatan kumulatif banyak simpul dan kait.
Sebagian protein mengandung ikatan disulfida (SS) kovalen
yang menghubungkan gugus-gugus sulfhidril residu sisteinil.
Pembentukan ikatan disulfida melibatkan oksidasi gugus sulfhidril
sisteinil dan memerlukan oksigen. Ikatan disulfida intrapolipcptida
CH OH semakin meningkatkan stabilitas konformasi bcrlipat suatu peptida,
sementara ikatan disulfida antarpolipeptida menstabilkan struktur
kuaterner protein oligomerik tertentu.

STRUKTUR TDGA-DflMENSI] DI1TENTUKAN


DENGAN KRISTALOGRAFI] SINAR-X ATAU
SPEKTROSKOP1 NMR

Gambar 5-7. Suatu belokan [5 ((5-turn) yang menghubungkan dua segmen


Kristalografi Sinar-X
pada lembar p antiparalel. Garis putus-putus menunjukkan ikatan hidrogen antara
Setelah John Kendrew bcrhasil mcmecahkan misteri struktur tiga-
asam amino pertama dan krrmpat pada segmen empat-residu Ala-Gly-Asp-Ser.
dimensi mioglobin pada tahun 1960, kristalograsi sinar-X mulai
digunakan untuk mengctahui struktur ribuan protein dan banyak
virus. Agar strukturnya dapat diketahui dengan kristalografi sinar-
X, suatu protein mula-mula harus diendapkan dalam kondisi yang
akan lembar (i, mengikat ATP, sementara domain terminal karboksil,
dapat membentuk kristal-kristal besar teratur. Untuk menciptakan
yang kaya akan heliks a, mengikat peptida atau substrat protein
kondisi yang sesuai, dilakukan percobaan dengan menggunakan
(Gambar 5-8). Gugus yang mengatalisis pemindahan fosforil terletak
beberapa mikroliter larutan protein dan suatu matriks variabel
di gelungan yang berada di pertemuan kedua domain.
(suhu, pH, keberadaan garam atau zat terlarut organik misalnya
Pada sebagian kasus, protein tersusun oleh lebih dari satu
polictilen glikol) untuk menciptakan kondisi optimal bagi
polipeptida, atau protomer. Struktur kuatcrncr menentukan
Gambar 5-8. Struktur domain. Protein kinase mengandung dua domain. pembentukan kristal. Kristal yang telah diletakkan pada kapiler
komposisi polipeptida pada suatu protein dan, untuk protein
Domain terminal amino atas mengikat donor fosforil ATP (warna terang). quartz mula-mula diradiasi dengan sinar-X monokromatik dengan
oligomerik, hubungan spasial antara subunit-subunitnya atau Domain terminal karboksil di sebelah bawah diperlihatkan mengikat suatu panjang gelombang sekitar 0,15 nm untuk memastikan bahwa
protomer-protomernya. Protein monomerik terdiri dari satu rantai substrat peptida sintetik (warna gelap).
kristal tersebut adalah protein bukan garam. Kristal protein
polipeptida. Protein dimerik mengandung dua rantai polipeptida.
Homodimer mengandung dua salinan dari rantai polipeptida yang kemudian dibekukan dalam nitrogen cair untuk pengumpulan data
karbon a menunjukkan jalur rantai utama polipeptida. Diagram beresolusi-tinggi selanjutnya. Pola difraksi yang terbentuk sewaktu
sama, sedangkan pada heterodimer polipeptidanya berbeda.
skematis ini sering mencakup rantai samping asam- asam amino sinar-X dibiaskan oleh atom dalam perjalanannya direkam pada
HurufYunani (ex, [3, y, dst) digunakan untuk mcmbedakan subunit-
tertentu yang menekankan hubungan spesifik antara struktur dan sebuah lempeng fotografik atau ekuivalen komputernya sebagai
subunit yang berbeda pada suatu protein heterooligomcrik, dan
fungsi. pola titik-titik melingkar dengan intensitas beragam. Data yang
subskrip menunjukkan jumlah masing-masing jenis subunit. Sebagai
Gambar 5-6. Contoh struktur tersier protein. Atas: Enzim triosa fosfat isomerase. didapatkan dalam titik-titik ini kemudian dianalisis dengan
contoh, a4 menunjukkan protein homotetramerik, dan
Perhatikan susunan yang elegan dan simetris dari lembar f3 dan heliks a yang
berselang-seling. (Sumbangan J Richardson.) Bawah: Dua struktur domain dari a, P2y adalah suatu protein dengan lima subunit dari tiga tipe BANYAK FAKTOR YANG MENSTABILKAN menggunakan pendekatan matematis yang disebut sintesis Fourier
subunit suatu enzim homodimerik, HMG-KoA reduktase kelas II bakteri. Seperti berbeda. STRUKTUR TERSIER & KUATERNER yang menjumlahkan fungsi gelombang. Amplitudo gelomb ang
ditunjukkan oleh residu bernomor, polipeptida tunggal berawal di domain besar, Karena bahkan protein kecil mengandung ribuan atom, berkaitan dengan intensitas titik, tetapi karena gelombang tidak
masuk domain kecil, dan berakhir di domain besar. (Sumbangan C Lawrence, V Ordo-ordo tinggi pada struktur protein distabilkan terutamadan
penggambaran struktur protein yang menunjukkan posisi setiap atom berada dalam fase yang sama, hubungan antara fase-fasenya harus
Rodwell, clan C Stauffacher, Purdue University.) sering secara eksklusif-oleh interaksi nonkovalen. Hal yang
umumnya terlalu rumit untuk diinterpretasi. Oleh karena itu, diagram ditentukan. Pendekatan tradisional yang dilakukan untuk mengatasi
utama dari berbagai interaksi tersebut adalah interaksi hidrofobik
skematis sederhana digunakan untuk melukiskan fitur-fitur kunci masalah fase adalah dengan menggunakan isomoiphons
yang mendorong kebanyakan rantai samping asam amino
pada struktur tersier dan kuaterner protein. Diagram pita (Gambar 5- displacement. Sebelum iradiasi ke dalam kristal dimasukkan atom
hidrofobik ke bagian interior protein yang melindunginya dari air.
6 dan 5- 8) menelusuri konformasi rantai utama polipeptida, dengan dengan karakteristik sinar-X tertentu di posisi-posisi tertentu di
berinteraksi dengan molekul regulatorik yang memodulasi fungsi Kontributor signifikan lain adalah ikatan hidrogen dan
silinder dan tanda panah masing-masing menunjukkan regio heliks o. struktur primer protein.
protein tersebut. Suatu polipeptida kecil misalnya triosa fosfat jembatan garam antara karboksilat asam aspartat dan glutamat dan
dan lembar (3. Pada penggambaran yang lebih sederhana lagi,
isomerase (Gambar 5-6) atau mioglobin (Bab 6) dapat mengandung segmen-segmen garis yang menghubungkan rantai samping dengan muatan berlawanan dari residu lisil, arginil,
satu domain. Sebaliknya, protein kinase mengandung dua domain. dan histidil berproton. Sementara secara individual relatif lemah
Protein kinase mengatalisis pemindahan sebuah gugus fosforil dari dibandingkan ikatan kovalen
ATP ke peptida atau protein. Bagian terminal amino pada
polipeptida, yang kaya
BAB 5: PROTEIN: STRUKTUR ORDO TINGGI / 39
38 / BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

bahan kaotropik, atau detergen. Namun, tidak seperti proses


dua-dimensi memungkinkan kita memperoleh gambaran tiga- Di bawah akan dibahas faktor-faktor yang mempermudah
Isomorphous displacement atom berat biasanya menggunakan air pelipatan in vivo, pelipatan ulang dalam kondisi laboratorium
dimensi suatu protein yang akan dibuat dengan menentukan pelipatan dan penguraian lipatan, serta konsep terkini dan
raksa atau uranium, yang mengikat residu sistein. Pendekatan tersebut berlangsung jauh lebih lambat. Selain itu, sebagian
kedekatan nukleus-nukleus ini satu sama lain. Spektroskopi kemungkinan mekanismenya didasarkan pada lebih dari 40
alternatif adalah dengan menggunakan protein rekombinan protein gagal melipat kembali secara spontan in vitro sering
NMR menganalisis protein dalam larutan air yang menghindari tahun eksperimen yang umumnya in vitro.
yang disandi oleh plasmid dengan selenium yang menggantikan membentuk agregat tak-larut, yaitu kompleks acak polipeptida
sulfur pada metionin. Ekspresi menggunakan suatu pejamu keharusan membentuk kristal. Karena itu, dengan yang tidak melipat atau hanya melipat sebagian serta
menggunakan spektroskopi NMR kita dapat mengamati Konformasi Asli Suatu Protein Menguntungkan
bakteri yang auksotrofik untuk biosintesis metionin dan disatukan oleh interaksi hidrofobik. Agregat ini mencerminkan
perubahan dalam konformasi yang menyertai pengikatan ligan
Secara Termodinamis
medium tertentu dengan selenometionin yang menggantikan jalan buntu yang tak-produktif dari proses pelipatan. Scl-scl
medonin. Pendekatan paling mutakhir adalah dengan atau kataJisis. Namun, hanva spektrum protein yang relatif Jumlah kombinasi sudut phi dan psi yang menentukan menggunakan protein tambahan {auxiliary proteins) untuk
memanfaatkan semakin banyaknya struktur tiga-dimensi yang kecil, bcrukuran <30 kDa, yang dapat dianalisis dengan kemungkinan konformasi bahkan suatu polipeptida yang mcmpcrcepat proses pelipatan dan menuntunnya menuju
telah diketahui. Jika struktur yang sedang diteliti serupa teknologi yang ada sekarang. relatif kccil15 kDasangatlah besar. Protein dituntun kesimpulan yang produktif.
dengan struktur yang telah dipecahkan, maka digunakan melalui labirin kemungkinan yang sangat luas ini oleh
molecular replacement pada model yang sudah ada sebagai Pembentukan Model Molekul termodinamika. Karena konformasi suatu protein yang sccara Chaperones
pengganti isomorphous displacement dengan memakai atom berat biologis relevanatau asliumumnya merupakan konformasi
Metode lain yang semakin sering digunakan untuk melengkapi Protein chaperones (pendamping) ikut serta dalam pelipatan
serta merupakan cara menarik untuk memperoleh data. Yang yang sccara cnergetis menguntungkan, pengetahuan tentang
penentuan empirisstruktur tiga-dimensi protein adalah lebih dari separuh protein mamalia. Famili chaperone hsp70
terakhir, hasil dari penentuan fase dan penjumlahan Fourier konformasi asli diperinci dalam sekuens primer. Namun, jika
pemakaian teknologi komputer untuk membentuk model (heat shock protein 70-kDa) mengikat sekuens pendek asam-
adalah profil densitas elektron atau peta tiga-dimensi mengenai kita menunggu suatu polipeptida menemukan konformasi
molekular. Jika struktur tiga-dimensi telah diketahui, program asam amino hidrofobik di polipeptida yang baru disintesis
mekanisme pengikatan atau hubungan atom satu sama lain. aslinya melalui eksplorasi acak terhadap semua kemungkinan
dinamika molekul (molecular dynamics) dapat digunakan untuk yang melindungi polipeptida ini dari pelarut. Chaperone
konformasi, proses ini memerlukan waktu miliaran tahun
menyimulasikan dinamika konformasi suatu protein serta cara mencegah agregasi sehingga memberikan kesempatan untuk
Kristalografi Sinar-X Laue untuk selesai. Jelaslah, pelipatan protein di sel berlangsung
faktor, seperti suhu, pH, kekuatan ionik, atau substitusi asam terbentuknya elemen struktural sekunder yang sesuai serta
secara lebih teratur dan terarah.
Kemampuan sebagian enzim yang telah mengkristal untuk amino dalam memengaruhi gerakan-gerakan tersebut. Program penataan selanjutnya menjadi globulus cair. Famili chaperone
mengatalisis reaksi kimia merupakan petunjuk kuat bahwa molecular docking menyimulasikan interaksi yang terjadi ketika hsp60 yang kadang-kadang disebut chaperonins, berbeda dalam
Pelipatan Bersifat Modular sekuens dan struktur dari hsp70 dan homolognya. Hsp60
struktur yang diketahui melalui kristalografi memang mewakili suatu protein menjumpai substrat, inhibitor, atau ligan lain.
struktur yang terdapat bebas dalam larutan. Namun, Penapisan virtual untuk mencari molekul yang kemungkinan Pelipatan protein umumnya terjadi melalui proses bertahap. bekerja pada tahap lanjut proses pelipatan, sering bersama
kristalografi klasik memberikan gambaran suatu protein yang besar berinteraksi dengan bagian-bagian kunci suatu protein Pada tahap pertama, sewaktu polipeptida yang baru dibentuk dengan chaperone hsp70. Rongga di bagian tengah chaperone
pada dasarnya statik yang dapat mengalami perubahan yang penting dari segi biomedis saat ini digunakan secara luas keluar dari ribosom, segmen-segmen pendek protein tersebut hsp60 yang berbentuk donat memberikan suatu lingkungan
struktural bermakna seperti yang menyertai katalisis enzim. untuk mempermudah penemuan obat baru. Pada homology mengalami pelipatan membentuk unit struktural sekunder terlindung tempat suatu polipeptida dapat melipat sampai
Pendekatan Laue menggunakan difraksi sinar-X polikromatik, modeling, struktur tiga-dimensi suatu protein digunakan sebagai yang menghasilkan regio-regio lokal struktur teratur. semua regio hidrofobik terbenam di bagian interiornya
dan banyak kristal. Proses memutar kristal dalam berkas sinar- cetakan untuk membuat sebuah model protein lain. Pada Pelipatan kini direduksi menjadi pemilihan susunan yang sehingga tidak terjadi agregasi.
X yang memakan waktu dapat dihindari sehingga waktu akhirnya, para ilmuwan berharap dapat merancang suatu sesuai untuk elemen struktur sekunder yang jumlahnya relatif
pajanan dapat berlangsung sangat singkat. Untuk mendeteksi program komputer yang dapat memerkirakan konformasi tiga- sedikit. Pada tahap kedua, gaya-gaya yang mendorong regio
Disulfida Isomerase Protein
gerakan residu atau domain suatu enzim sewaktu katalisis dimensi suatu protein secara langsung dari sekuens primernya. hidrofobik ke bagian dalam protein menjauhi pelarut Ikatan disulfida antara dan di dalam polipeptida menstabilkan
digunakan kristal yang mengandung analog substrat inaktif mendorong polipeptida yang telah sebagian terlipat menjadi struktur tersier dan kuaterner. Namun, pembentukan ikatan
atau terkurung yang menjadi substrat hanya setelah PELIPATAN PROTEIN globulus cair tempat modul-modul struktur sekunder disulfida tidaklah spesifik. Dalam kondisi oksidasi, suatu sistein
terpajan oleh cahaya tampak. Hal ini memicu katalisis. Data
Protein adalah molekul yang konformasinya dinamis dan dapat tertata-ulang untuk mencapai konformasi matang protein. dapat membentuk ikatan disulfida dengan SH residu sisteinil
yang diperoleh bahkan dalam waktu sesingkat beberapa Proses ini teratur, tetapi tidak kaku. Terdapat cukup
mengalami pelipatan {folding,) dan penguraian dalam kisaran manapun yang dapat diakses. Dengan mengatalisis pertukaran
nanodetik kemudian dapat dianalisis untuk memperlihatkan fleksibilitas dalam cara dan urutan bagaimana elemen- elemen
waktu milidetik, serta dapat mengalami pelipatan- penguraian disulfida, pemutusan ikatan SS dan penyambungannya
perubahan struktur yang terjadi selama katalisis. struktur sekunder dapat ditata ulang. Secara umum, setiap
ratusan atau ribuan kali selama hidupnya. Bagaimana proses kembali dengan pasangan sistein yang berbeda, protein
pelipatan yang luar biasa ini dicapai? Pelipatan membentuk elemen struktur sekunder atau supersekunder mempermudah disulfida isomerase mempermudah
Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance pelipatan dengan mengarahkan proses pelipatan menuju
keadaan asli tidak memerlukan pencarian yang melelahkan
Spektroskopi nuclear magnetic resonance (NMR), suatu pelengkap terhadap semua struktur yang mungkin terbentuk. Protein yang konformasi alami dan menjauhi alternatif- alternatif yang
kristalografi sinar-X yang sangat bermanfaat, mengukur mengalami denaturasi bukanlah sekadar gulungan acak. tidak produktif. Untuk protein oligomerik, masing-masing
absorbance energi elektromagnetik frekuensi radio oleh nukleus Kontak-kontak asli tetap disukai, dan regio-regio struktur asli protomer cenderung mengalami pelipatan sebelum protomer
atom tertentu. Isotop aktif-NMR dari unsur- unsur yang akan menetap bahkan pada keadaan denaturasi. Ribosom dapat tersebut berikatan dengan subunit lain.
secara biologis relevan antara lain adalah *H, 13C, I5N, dan 31 P. ikut serta dalam pelipatan awal suatu protein, tetapi tidak pada
Frekuensi, atau pergeseran kimia, saat suatu nukleus tertentu pelipatan berikutnya atau setelah protein dipindahkan ke dalam
Protein Tambahan Membantu Pelipatan
menyerap energi adalah fungsi dari gugus fungsional tempat suatu organel. Konsentrasi protein yang sangat tinggi di dalam Pada kondisi in vitro yang sesuai, banyak protein akan secara
nukleus tersebut berada dan kedekatan dengan nukleus aktif- sel juga dapat memengaruhi kinetika pelipatan protein. spontan kembali melipat setelah sebelumnya didenaturasi (yi.
NMR lainnya. Spektroskopi NMR penguraian lipatan) dengan pemberian asam atau basa,
Gambar 5-9. Isomerisasi ikatan N-a, prolil peptida dari konfigurasi cis ke
trans secara relatif terhadap rantai utama polipeptida.
BAB 5: PROTEIN: STRUKTUR ORDO TINGGI / 41

40/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM


kus satu sama lain secara kinan untuk membentuk heliks tripel
KOLAGEN MERUPAKAN CONTOH PERAN PENGOLAHAN kolagen. Puntiran yang saling bertentangan (kidal-kinan) pada
pembentukan ikatan disulfida yang menstabilkan konformasi ini tidak diketahui. Saat ini, diketahui bahwa penyakit prion PASCATRANSLASI DALAM PEMATANGAN PROTEIN superheliks dan polipeptida-polipeptida komponennya
adalah penyakit konformasi protein yang ditularkan melalui
asli protein. menyebabkan heliks tripel kolagen sangat resisten terhadap
perubahan konformasi, dan karenanya sifat fisik, suatu | protein Pematangan Protein Sering Melibatkan Pembentukan & penguraian (unwinding,)prinsip serupa digunakan dalam
Prolin-ciS/ frans-lsomerase yang endogen bagi tubuh manusia. Pada manusia. J protein Pemutusan Ikatan Kovalen kabel baja penyangga jembatan gantung. Heliks tripel kolagen
terkait-prion, PrP, adalah suatu glikoprotein yang f disandi oleh
Pematangan protein menjadi struktur akhirnya sering memiliki 3,3 residu per puntiran dan satu kenaikan per residu
Semua ikatan peptida X-Protempat X mewakili semua lengan pendek kromosom 20 dan dalam keadaan J normal bersifat
melibatkan pemutusan atau pembentukan (atau keduanya) hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kenaikan- nya pada
residudisintesis dalam konfigurasi trans. Namun, pada ikatan monomerik serta kaya heliks ct. Protein prion patologis berfungsi
ikatan kovalen, suatu proses modifikasi pascatranslasi. Banyak heliks a. Gugus R masing-masing untai polipeptida pada heliks
X-pro protein matang, sekitar 6% adalah cis. Konfigurasi cis sebagai cetakan bagi perubahan konformasi PrP normal yang
polipeptida pada awalnya disintesis sebagai prekursor tripel terkemas sedemikian rapat sehingga supaya pas, salah
paling sering pada belokan p. Isomerisasi dari trans menjadi cis dikenal sebagai PrPc, menjadi PrPsc. PrPsc kaya akan lembar
berukuran besar yang disebut proprotein. Segmen-segmen satunya harus glisin. Oleh karena itu, setiap residu asam amino
dikatalisis oleh enzim prolin-cis,trans- isomerase (Gambar 5-9). dengan banyak rantai samping aminoasil hidrofobik yang tcrpajan
polipeptida "tambahan pada proprotein ini sering berfungsi ketiga pada kolagen adalah residu glisin. Pengaturan bergiliran
oleh pelarut. Oleh karena itu, molekul PrPsc berikatan secara kuat ketiga untai menghasilkan posisi yang sesuai untuk glisin di
Pelipatan Adalah Suatu Proses Dinamik satu sama lain yang membentuk agregat rcsistcn protease tak- 1 sebagai leader sequence (sekuens pemimpin/pendahulu) yang
membawa polipeptida ke organel tertentu atau mempermudah seluruh heliks. Kolagen juga kaya akan prolin dan
larut. Karena satu prion patologis atau protein terkait-prion dapat hidroksiprolin, sehingga terbentuk pola Gly-X-Y berulang
Protein adalah molekul yang secara konformasional dinamis polipeptida melewati membran. Segmen-segmen lain menjamin
menjadi cetakan bagi perubahan konformasi banyak molekul (Gambar 5-10) dengan Y yang umumnya berupa
serta dapat melipat dan terurai ratusan atau ribuan kali dalam bahwa aktivitas protein yang berpotensi membahayakan,
PrPc, penyakit prion dapat dirularkan hanya melalui protein tanpa prolin atau hidroksiprolin.
masa hidupnya. Bagaimana protein kembali melipat dan misalnya protease tripsin dan kimotripsin tetap terhambat
keterlibatan DNA atau RNA. Heliks tripel kolagen distabilkan oleh ikatan hidrogen
memulihkan konformasi fungsionalnya setelah lipatannya sampai protein tersebut mencapai tujuan akhirnya. Namun, antara residu di rantai polipeptida yang berbeda. Gugus
terurai? Pertama-tama, penguraian lipatan jarang jika kebucuhan- kebutuhan transien tersebut telah terpenuhi,
Penyakit Alzheimer hidroksil residu hidroksiprolil juga ikut serta membentuk
menyebabkan randomisasi total rantai polipeptida di dalam sel. regio-regio peptida yang mubazir tersebut kemudian ikatan hidrogen antar-rantai. Stabilitas juga diperkuat oleh
Oleh karena itu, protein yang telah terurai tersebut Pelipatan ulang atau kesalahan pelipatan protein lain yang dihilangkan dengan proteolisis selektif. Modifikasi kovalen lain ikatan silang kovalen yang terbentuk antara residu lisil
mempertahankan sejumlah kontak dan regio struktur sekunder endogen bagi jaringan otak manusia, [3-amilaid adalah dapat terjadi yang menyebabkan fungsi kimia protein yang modifikasi baik di dalam maupun di antara rantai
yang mempermudah proses pelipatan ulang. Kedua, protein gambaran utama pada penyakit Alzheimer. Sementara kausa bersangkutan berrambah. Pematangan kolagen merupakan polipeptida.
pendamping dapat menyelamatkan protein yang telah utama penyakit Alzheimer masih belum diketahui, namun plak contoh kedua proses tersebut.
terurai yang secara termodinamis terperangkap dalam jalan- senilis khas dan berkas ncurofibril {neurofibrillary bundles) Kolagen Disintesis Sebagai Suatu Prekursor
buntu pelipatan dengan menguraikan regio-regio hidrofobik mengandung agregat protein P-amiloid, suatu polipeptida 4,3- Kolagen Adalah Protein Fibrosa Besar
dan memberikan kesempatan kedua agar protein tersebut kDa yang dihasilkan oleh pemutusan proteolitik protein yang Kolagen pada awalnya disintesis sebagai sebuah polipeptida
Kolagen adalah protein fibrosa (berserat) yang paling banyak
kembali melibat secara produktif, dan glutation dapat lebih besar yang dikenal sebagai protein prekursor amiloid. Pada prekursor besar, yaitu prokolagen. Banyak residu prolil dan
dan membentuk lebih dari 25% massa protein dalam tubuh
mengurangi ikatan disulfida yang tidak sesuai dan terbentuk pasien penyakit Alzheimer, kadar P-amiloid meningkat, dan lisil prokolagen mengalami hidroksilasi oleh prolil hidroksilase
manusia. Protein fibrosa penting lainnya adalah keratin dan
sewaktu terjadi pajanan oleh bahan pengoksidasi misalnya 0 2, protein ini mengalami transformasi konformasional dari keadaan dan lisil hidroksilase, yang enzim yang memerlukan asam
miosin. Protein-protein fibrosa ini merupakan sumber utama
hidrogen peroksida, atau superoksida (Bab 51). kaya-heliks Ct yang mudah larut menjadi keadaan yang kaya askorbat (vitamin C; lihat Bab 27 & 44). Residu hidroksiprolil
kekuatan struktural sel (yi. sitoskeleton) dan jaringan. Kulit
akan lembar P yang rentan mengalami penggumpalan. memperoleh kekuatan dan kelenturannya dari jalinan serat dan hidroksi-lisil menghasilkan ikatan hidrogen tambahan
GANGGUAN KONFORMASI PROTEIN DAPAT Apolipoprotein E diperkirakan berperan sebagai mediator kolagen dan keratin yang bersilangan, sementara tulang dan yang mampu menstabilkan protein matang. Selain itu, glukosil
MEMILIKI KONSEKUENSI PATOLOGIS potensial perubahan konformasi ini. gigi diperkuat oleh jaringan serat kolagen yang anaJog dengan dan galaktosil transferase melekatkan residu glukosil atau
kawat baja yang memperkuat beton. Kolagen juga terdapat di galaktosil pada gugus hidroksil residu hidroksilisil tertentu.
Prion Talasemia Beta jaringan ikat, misalnya ligamentum dan tendon. Perlunya Bagian tengah polipeptida prekursor ini kemudian
Ensefalopati spongiform yang dapat menular, atau penyakit kekuatan regang yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan berikatan dengan molekul lain untuk membentuk heliks tripel
Talasemia disebabkan oleh cacat genetik yang mengganggu
prion adalah penyakit neurodegeneratif fatal yang ditandai oleh peran struktural ini memerlukan bentuk protein memanjang yang khas. Proses ini disertai oleh pengeluaran
sintesis salah satu subunit polipeptida hemoglobin (Bab 6), Selama
perubahan spongiform, glioma astrositik, dan lenyapnya neuron ledakan sintesis hemoglobin yang terjadi sewaktu pembentukan yang ditandai oleh sekuens asam amino berulang dan struktur
akibat pengendapan agregat protein tak- larut dalam sel neuron. sel darah merah, suatu molekul pendamping (chaperone) spesifik yang sekunder yang reguler.
Sekuens
Ensefalopati ini mencakup penyakit Creutzfeldt-Jakob pada disebut a -hemoglobin-stabilizing protein (AHSP) mengikat subunit a asam amino X - Y - Gly - X - Y - Gly - X Y -
manusia, scrapie pada domba, dan bovine spongiform encephalopathy
Kolagen Membentuk Heliks Tripel yang Unik
hemoglobin bebas yang menunggu penyatuan ke dalam multimer
(penyakit sapi gila) pada hewan ternak. vCJD, suatu varian dari hemoglobin. Tanpa molekul pendamping ini, subunit-subunit ot- Tropokolagen terdiri dari tiga serat, masing-masing mengan-
Struktur 2
penyakit Creutzfeldt- Jakob yang mengenai pasien lebih muda, hemoglobin bebas akan menggumpal, dan endapan yang terjadi dung sekitar 1000 asam amino, yang disatukan dalam suatu
berkaitan dengan gangguan perilaku dan psikiatrik yang timbul menimbulkan efek sitotoksik pada eritrosit yang sedang terbentuk. konformasi unik, heliks tripel kolagen (Gambar 5-10). Serat
dini. Penyakit prion dapat bermanifestasi sebagai penyakit Penelitian dengan menggunakan mencit yang telah dimodifikasi kolagen matang membentuk suatu batang memanjang dengan
infeksi, genetik, atau sporadik. Karena tidak ada gen virus atau secara genetis mengisyaratkan adanya peran AHSP dalam rasio aksial sekitar 200. Terdapat tiga untai polipeptida yang
bakteri yang menyandi protein prion patologis yang dapat memodulasi keparahan talasemiaP pada manusia. saling menjalin, memuntir ke kiri, dan saling membung-
ditemukan, sumber dan mekanisme penularan penyakit prion
selama

Cambar 5-10. Struktur primer, sekunder, dan tersier kolagen.


BAB 5: PROTEIN: STRUKTUR ORDO TINGGI

42/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

REFERENSI
Structure.

folding. Annu Rev

ializcd hut cssent

KDMGBCASAM

Protein dapat diklasifikasikan berdas


bentuk, fungsinya, atau keberadaan
s
prostetik, misalnya heme. Uatn
Struktur primer suatu polipeptida yaripj-
adalah sekuens asam-asam aminonya. f ISan^'1 olc
terbentuk akibat pelipatan polipCpt|d Cru^Ur Se^,
motif yang disatukan oleh ikatan hid ^Mi , Slen
vitamin C. sK
heliks a, lembar terlipat p, tekul<an ft0?11' mi- Cris
tidak rncny ^falopati
Kombinasi dari berbagai motif ini j
motif supersekunder. 1
^Crigh., spong ^ Pcnyakit
1

Creut'^ form
encephalopathy
Per
^ahan struktur *1' PrPc.
Jika PrPc b hya, PrPSc,
kn
dominan helH<s'
las
untuk PrPSc.
BAB 6: PROTEIN: MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / 45
Protein: Mioglobin & Hemoglobin
Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD _

PERAN BIOMEDIS oksidasi Fe2, mioglobin aiau hemoglobin menjadi


merusak aktivitas biologik kedua nya.
Protein heme mioglobin dan hemoglobin mempertahanka
pasokan oksigen yang esensial untuk metabo isme o si a
Mioglobin Kaya Akan Heliks </
Mioglobin, suatu protein monomerik otot me:
Oksigen yang disimpan dalam mioglobin otot
> dibebaskan selama keadaan kekurangan O, (misi\f*ah
Gambar 6-7. Heme. Cincin-cincin pirol dan karbon jembatan metilen terletak
menyimpan oksigen sebagai cadangan untu mengia kekurangan olah raga berat) untuk digunakan di mitokondria koplanar, dan atom besi (Fe-'-) terletak di bidang yang hampir sama. Posisi
oksigen. Hemoglobin, suatu protein tetramc eritrosir, mengangkut untuk menghasilkan ATP secara aerob (lihat Bab ^tot koordinasi kelima dan keen am Fe** mengarah tegak lurus terhadapdan tepat di
O, ke jaringan dan mengem a 1 an CO, dan proton ke paru-paru. Mioglobin, suatu residu polipeptida 153-aminoasil (|3) atas dan di bawah bidang cincin heme. Perhatikan sifat gugus-gugus substituen
di |<arbon |5 cincin pirol, atom besi sentral, dan lokasi sisi polar cincin heme (pada
Sianida dan ar on monoksida bersifat mematikan karena masing- 17.000), mengalami pelipatan menjadi suatu ber^M sekitar jam 7) yang menghadap ke permukaan molckul mioglobin.
masing mengganggu fungsi fisiologis protein heme sitokrom padat yang berukuran 4,5 x 3,5 x 2,5 nm (Gambar GJuk Gambar 6-2. Model mioglobin dengan pembesaran lemah. Hanya atom-atom a-
oksidase dan hemoglobin. Struktur sekunder-tersier subunit su i Sekitar 75% residu terdapat pada delapan hcliks ct kit2). karbon yang diperlihatkan. Regio a-heliks dinamai A
hemoglobin mirip dengan mioglobin. Namun, stru tu tetramerik yang mengandung 7-20 residu. I leliks-heliks ini ylan sampai H. (Didns.irk.in p.id.i Dickerson RE d.il.im: Thr Proteins. 2nd ed. Vol 2.
hemoglobin memungkinkan zat ini me a interaksi kooperatif yang Neur.ilh II leditorj. Academic Press, 196-1. Diproduksi ulang dengan i/in. Hak
dimulai di terminal amino disebut heliks A-H. Khas
Cipla 1963. Dicetak ulang dengan i/in dari Elsevier).
sangat penting bagi ungs ) Sebagai contoh, 2,3-bisfosfogliserat protein globular, permukaan mioglobin nya bersifat p^Uii posisi koordinasi keenam, besi bergerak dalam jarak 0,01 nm (0,1
(BPG) mendorong pembebasan O, secara efisien dengan sementaradengan hanya dua pengecualianbagian d;\|lar. A) pada bidang cincin heme. Jadi, oksigenasi mioglobin disertai oleh
menstabilkan stru tu kuaterner deoksihemoglobin. Hemoglobin mengandung hanya residu nonpolar seperti Leu. Val, gerakan besi, His F8, dan residu-residu yang berikatan dengan His
dan miogo menggambarkan hubungan struktur-fungsi protein dan Met. Pengecualian nya adalah 11 is L-.7 dan His F8, F8. pada kadar tersebut, jumlah O, yang biasanya mendominasi sangat
serta dasar molekular penyakit genetik, seperti penyakit se sa it residu ketujuh dan kedelapan di heliks Ii dan 1- yang cerl^^tl) berlcbih dibandingkan CO. Bagaimanapun, sekitar 1% mioglobin
dan talasemia. berdekatan dengan besi heme, tempat keduanya berfuiyak Apomioglobin Membentuk Lingkungan yang biasanya berikatan dengan karbon monoksida.
dalam mengikat 02. Menghambat Besi Heme
HEME & BESI FERRO MEMHUKI KURVA DISOSIASI OKSIGEN UNTUK
KEMAMPUAN MENYIMPAN & isi Ketika O, mengikat mioglobin, ikatan antara atom oksigen pertama MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN
MENGANGKUT OKSIGEN Histidin F8 & E7 Melakukan Peran Unik dalam Mengikat dan Fe2' menjadi tegak lurus terhadap bidang cincin heme. Ikatan yang
MENGGAMBARKAN PE RAN FISIOLOGIS
Oksigen menghubungkan atom oksigen pertama dan kedua terletak pada sudut
KEDUANYA
Mioglobin dan hemoglobin mengandung heme, suatu tetrapirol 121 derajat terhadap bidang heme yang mengarahkan oksigen kedua
siklik yang terdiri dari empat molekul pirol yang disatukan oleh Heme pada mioglobin terletak di suatu celah antara hclj E dan heliks menjauhi histidin distal (Gambar 6-3, kiri). Heme yang terisolasi Mengnpn mioglobin tidak cocok digunakan sebagai protein
jembatan a-metilen. Jaringan planar ikatan ikatan rangkap ini F yang berorientasi dengan gugus propior^ polarnyayang menghadap mengikat karbon monoksida (CO) 25.000 kali lebih kuat daripada pengangkut O,, tetapi sangat cocok untuk menyimpan
menyerap sinar tampak dan mewarnai heme menjadi merah tua. permukaan globin (Gambar Sisanya terletak di bagian interior oksigen. Karena CO terdapat dalam jumlah kecil di atmosfer dan O,? Hubungan antara konsentrasi, atau tekanan parsial,
Substituen di posisi p- erne adalah gugus metil (M), vinil (V), dan nonpolar. Posisi koordir*-^ kelima pada besi berikatan dengan terbentuk dalam sel dari katabolisme heme, mengapa CO tidak O, (PO,) dan jumlah O, yang terikat dinyarakan sebagai isoterm
propionat (Pr) ya% terususun dalam urutan M, V, M, V, M, Pr, nitrogen cincin histi<J| proksimal, His F8. Histidin distal, His E7,
menggantikan O, sepenuhnya dari besi heme? Penjelasan yang saturasi O, (Gambar 6-4). Kurva pengikatan oksigen untuk mioglobin
Pr, M ( am ar terletak di cincin heme berlawanan dengan His F8.
diterima adalah bahwa apoprotein mioglobin dan hemoglobin berbentuk hiperbola. Jadi, mioglobin secara cepat membebaskan O,
6- 1). Satu atom besi ferro (Fe2*') terletak di bagian tenS menciptakan suatu hindered environment (lingkungan yang tak- pada PO, jaringan kapiler paru (100 mmHg). Namun, karena hanya
tetrapirol planar. Protein lain dengan gugus Pst^U tetrapirol yang Besi Berpindah Menuju Bidang Heme ramah). Sementara CO dapat mengikat heme terisolasi dalam membebaskan sebagian kecil dari O, yang diikatnya pada nilai PO,
mengandung logam adalah sitokrom ( e an Cu) dan klorofil (Mg) Ketika Oksigen Terikat orientasi yang diinginkannya, yi, dengan ketiga atom (Fe, C, dan O) yang biasanya dijumpai di otot aktif (20 mmHg) atau jaringan lain
(lihat Bab 31). Oksidasi dan reduksi atom-atom Fe dan Cu pada
Besi pada mioglobin tidak-teroksigenasi terletak 0,03 rin (0,3 A) di tegak lurus terhadap bidang heme, histidin distal secara steris (40 mmHg), maka mioglobin adalah kendaraan yang kurang efektif
sitokrom sangat penting bagi fungsi biologis zat ini sebagai
luar bidang cincin heme, kc arah His F8. Ol^ sebab itu, heme agak mencegah orientasi ini pada mioglobin dan hemoglobin. Pengikatan untuk menyalurkan O,. Namun, ketika olah raga berat menurunkan
pembawa elektron. Sebaliknya, dengan sudut yang kurang menguntungkan akan mengurangi kekuatan PO, jaringan otot menjadi sekitar 5 mmHg, mioglobin membebaskan
mengerut. Ketika O, menempat
ikatan heme-CO menjadi sekitar 200 kali lipar daripada ikatan heme-O, O, untuk sintesis Al P di mitokondria sehingga aktivitas otot dapat
(Gambar 6-3, kanan) dan berlanjut.

44
BAB 6: PROTEIN: MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / 47
46/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Histidin F8
Komposisi subunit tetramer hemoglobin mengalami
regio heliks, polipeptida a hemoglobin juga mirip dengan j perubahan kompleks selama perkembangannya. Janin manusia
Heliks F

mioglobin. pada awalnya membentuk tetramer Pada


I
akhir trimester pertama, subunit C, dan c telah diganti oleh
Oksigenasi Hemoglobin Memicu Perubahan ; Konformasi subunit a dan y, membentuk HbF (a,y,), hemoglobin masa Penolakan
sterik
Apoprotein kehidupan janin lanjut. Sementara sintesis subunit p dimulai
Bidang
Hemoglobin mengikat empat molekul O, per tetramer. satu j per pada trimester ketiga, subunit P belum mengganti seluruh porfirin'
heme. Satu molekul O, akan lebih mud.ih mengikat tetramer subunit y untuk membentuk HbA dewasa (ct,P,) sampai
hemoglobin jika molckul O, lainnya Midah terikat (Gambar 6-4). beberapa minggu setelah lahir (Gambar 6-5).
Fenomena ini yang disebut cooperative binding, memungkinkan
hemoglobin memaksimalkan baik jumlah O, yang ditampung pada Oksigenasi Hemoglobin Disertai oleh
PO, paru maupun jumlah Oz yangdibebaskan di PO, jaringan Perubahan Konformasi Besar
perifer. Interaksi kooperatif, suatu sifat eksklusif protein Terikatnya molckul O, pertama ke deoksiHb menggeser besi
Gambar 6-3. Sudut-sudut pengikatan oksigen dan karbon monoksida ke rmiltimerik, sangat penting bagi kehidupan aerob. heme kc arah bidang cincin heme dari posisi sekitar 0,6 nm di
besi heme pada mioglobin. Histidin E7 distal menghambat pengikatan CO di belakangnya (Gambar 6-6). Gerakan ini disalurkan ke histidin
sudut yang disukai (180 derajat) terhadap bidang cincin heme. Pso Menyatakan Afinitas Relatif Berbagai Hemoglobin proksimal (F8) dan ke residu-residu yang melekat padanya,
Terhadap Oksigen yang selanjutnya menyebabkan putusnya jembatan garam
Kuantitas P^, suatu ukuran konsentrasi O,, adalah tekanan antara residu-residu terminal karboksil di keempat subunit.
SIFAT ALOSTERIK HEMOGLOBIN Akibatnya, satu pasang subunit a/p berputar 15 derajat relatif
parsial 02 yang menyebabkan saturasi hemoglobin menjadi
DISEBABKAN OLEH STRUKTUR terhadap yang lain sehingga tetramer menjadi lebih kompak Gambar 6-6. Atom besi bergerak ke dalam bidang heme pada oksigenasi.
setengahnya. P^ dapat sangat bervariasi, bergantung pada
KUATERNERNYA (Gambar 6-7). Perubahan mencolok pada struktur sekunder, Histidin F8 dan residu-residu terkaitnya tertarik bersama dengan atom besi.
organisme, tetapi pada semua kasus bcsaran ini akan melcbihi
tersier, dan kuaterner menyertai transisi hemoglobin (yang (SedikiC dimodifikasi dan diproduksi ulang dengan izin dari Stryer L:
Sifat masing-masing hemoglobin merupakan konsekuensi P02 jaringan perifer. Sebagai contoh, nilai PM) untuk HbA dan
Biochemistry, 4th ed. Freeman, 1995. Hak Cipta 1995 W. H. Freeman and
struktur kuaterner serta struktur sekunder dan tersiernya. HbF janin masing-masingadalah 26 dan 20 mm Hg. Di plasenta, dipicu oleh afinitas O, yang tinggi) dari keadaan T (taut,
Company.)
Struktur kuaterner hemoglobin juga memberi sifat tambahan perbedaan ini memungkinkan HbF mengekstraksi oksigen dari tegang) berafinitas rendah menjadi keadaan R (relaxed, rileks)
yang tidak terdapat pada mioglobin monomerik sehingga HbA di darah ibu. Namun, HbF bersifat suboptimal pada masa berafinitas tinggi. Perubahan ini meningkatkan secara
hemoglobin dapat beradaptasi dengan peran biologisnya yang pascapartum karena afinitas yang tinggi terhadap oksigen bermakna afinitas heme yang belum teroksigenasi terhadap O,
unik. Selain itu, sifat alosterik (Yn alios "lain, steros ruang) sehingga menyebabkan hemoglobin ini kurang dapat karena pengikatan selanjutnya mensyaratkan putusnya
hemoglobin merupakan model untuk memahami protein-protein menyalurkan 02 ke jaringan. jembatan garam yang berjumlah lebih sedikit (Gambar 6-8).
alosterik lain (lihat Bab 18). Istilah T dan R juga digunakan masing-masing untuk merujuk
ke konformasi enzim alosterik berafinitas rendah dan
Hemoglobin Bersifat Tetramerik berafinitas tinggi.

Hemoglobin adalah tetramer yang terdiri dari pasangan dua


subunit polipeptida yang berlainan. HurufYunani digunakan
untuk menamai masing-masing jenis subunit. Komposisi subunit
hemoglobin utama adalah a2P2 (HbA; hemoglobin dewasa
normal), a2y2 (HbF*, hemoglobin janin), a2S2 (HbS; hemoglobin Gambar 6-7. Selama transisi hemoglobin dari bentuk T ke bentuk R, satu
sel sabit), dan a282 (HbA^ hemoglobin dewasa minor). Struktur pasang subunit (a2/p,) berputar sebesar 15 derajat relatif terhadap
primer rantai p, y, dan 8 pada hemoglobin manusia bersifat pasangan lain (a/P,). Sumbu rotasi terletak eksentrik, dan pasangan a/P_,
juga agak bergeser ke arah sumbu. Dalam diagram, pasangan a/p, yang
tetap.
tidak-berarsir tampak terfiksasi sementara pasangan a/p, yang berarsir
mengalami pergeseran dan perputaran.
Mioglobin & Subunit p Hemoglobin Memiliki Struktur
Sekunder dan Tersier yang Hampir Identik
Tekanan gas oksigen (mm Hg)
Setelah Membebaskan 02 di Jaringan/ Hemoglobin
Meskipun jumlah dan jenis asam amino yang ada berbeda, Mengangkut C02 & Proton ke Paru-Paru
Gambar 6-4. Kurva pengikatan-oksigen untuk hemoglobin dan mioglobin.
mioglobin dan polipeptida P hemoglobin A memiliki struktur Tekanan oksigen arteri adalah sekitar 100 mmHg; tekanan oksigen vena
sekunder dan tersier yang hampir identik. Kemiripan tersebut campuran adalah sekitar 40 mmHg; tekanan oksigen kapiler (otot aktif)
Selain mengangkut 02 dari paru-paru ke jaringan perifer,
mencakup lokasi heme dan delapan regio heliks serta adanya adalah sekitar 20 mmHg; dan tekanan oksigen minimal yang diperlukan hemoglobin mengangkut C02> produk-sampingan respirasi, dan
asam amino dengan sifat serupa di lokasi-lokasi yang sepadan. untuk sitokrom oksidase adalah sekitar 5 mmHg. Ikatan rantai-rantai proton dari jaringan perifer ke paru-paru. Hemoglobin
menjadi struktur tetramerik (hemoglobin) menyebabkan penyaluran oksigen membawa C02 sebagai karbamat yang terbentuk dengan
Meskipun memiliki tujuh (bukan delapan)
menjadi jauh lebih besar dibandingkan seandainya hanya terdapat rantai
tunggal (Dimodifikasi dengan izin dari Scriver CR, et al led). The Molecular and Gambar 6-5. Pola perkembangan struktur kuaterner hemoglobin janin dan nitrogen terminal amino rantai polipeptida.
Metabolic Basis of Inherited Disease, ed ke-7. McGraw-Hill, 1995). neonatus. (Diproduksi ulang dengan izin dari Ganong WF: Review of
Medical Physiology, 20th ed. McGraw-Hill, 2001.)
48/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM BAB 6: PROTEIN: MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / 49

dengan bikarbonat untuk membentuk asam karbonat j H21 (Gambar 6-10). Oleh karena itu, BPG menstabilkan
O
H II 2CO, + 2H,0 hemoglobin terdeoksigenasi (keadaanT) dengan membentuk
C02 + Hb NH3+ ^=2H+ + Hb N C O '
Dehidrasi H2C03 yang dikatalisis oleh karbonik anhidrase, ! KARBONI
K jembatan-jembatan garam tambahan yang harus diputuskan
membentuk C02 yang kemudian dihembuskan kcluar. j
Karbamat mengubah muatan terminal amino dari positif ke ANHIDRA sebelum terkonversi ke keadaan R.
Olehsebab itu, pengikatan oksigen mendorong pcngcluaran j SE
negatif yang mempermudah pembentukan ikatan garam Residu H21 pada subunit y hemoglobin janin (HbF)
C02 (Gambar 6-9). Penggabungan (coupling) timbal-balik !
antara rantai a dan (3. adalah Ser dan bukan His. Karena Ser tidak dapat
pengikatan proton dan O, ini disebut efek Bohr. Kfek Bohr }
Karbamat hemoglobin merupakan sekitar 15% C02 dalam 2H,CO, membentuk jembatan garam, BPG berikatan lebih lemah
bergantung pada interaksi kooperatif antara heme pada !
darah vena. Sebagian besar C02 lainnya diangkut sebagai dengan HbF daripada dengan HbA. Stabilisasi lebih rendah
tetramer hemoglobin. Mioglobin, suatu monomer, tidak j
bikarbonat yang terbentuk dalam eritrosit oleh hidrasi C02 yang terjadi pada keadaan T oleh BPG merupakan penyebab
memperlihatkan efek Bohr.
menjadi asam karbonat (H2C03), suatu proses yang dikatalisis lebih tingginya afinitas HbF terhadap 02 daripada HbA.
oleh karbonik anhidrase. Pada pH darah vena, H2C03 terurai Proton Terbentuk dari Putusnya Ikatan Garam
menjadi bikarbonat dan proton. Adaptasi di Ketinggian
Ketika Oa Terikat
Perubahan fisiologis yang terjadi saat berada di tempat yang
Proton yang berperan dalam efek Bohr berasal dari putusnya
terletak tinggi dalam waktu lama antara lain mencakup
jembatan garam sewaktu pengikatan O, ke hemoglobin pada
KARBONI peningkatan jumlah eritrosit serta konsentrasi hemoglobin
keadaan T. Konversi menjadi keadaan R teroksigenasi
K (Spontan) dan BPG-nya. Peningkatan BPG menurunkan afinitas HbA
COj + H,0: ANHIDRASE . H,CO, memutuskan jembatan garam yang melibatkan residu rantai p
HCOj+H- untuk 02 (penurunan P50) yang meningkatkan pembebasan 02
His 146. Disosiasi proton yang terjadi kemudian dari His 146
Asam di jaringan.
karbona mendorong perubahan bikarbonat menjadi asam karbonat
t (Gambar 6-9). Pada waktu pelepasan O,, struktur T dan siklus Krebs
Deoksihemoglobin mengikat satu proton untuk setiap dua jembatan-jembatan garam nya kembali terbentuk. Perubahan
molekul 02 yang dibebaskan dan berperan signifikan konformasi ini meningkatkan p/f residu His 146 rantai P, yang
Gambar 6-9. Efek Bohr. Karbon dioksida yang dihasilkan di jaringan perifer
menentukan kapasitas pendaparan darah. pH jaringan perifer mengikat proton. Dengan mempermudah pembentukan kembali
berikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat yang terurai menjadi
yang agak rendah, ditambah dengan karbamasi, menstabilkan jembatan garam, peningkatan konsentrasi proton proton dan ion bikarbonat. Deoksihemoglobin bekerja sebagai dapar dengan
keadaan T sehingga meningkatkan penyaluran 02. Di paru- meningkatkan pembebasan 02 dari hemoglobin teroksigenasi mengikat proton dan menyalurkannya ke paru-paru. Di paru-paru,
paru, prosesnya terbalik. Sewaktu 02 berikatan dengan (keadaan R). Sebaliknya, peningkatan P02 mendorong penyerapan oksigen oleh hemoglobin membebaskan proton untuk
deoksihemoglobin, proton dibebaskan dan berikatan pembebasan proton. berkombinasi dengan ion bikarbonat, membentuk asam karbonat yang jika
mengalami dehidrasi oleh karbonik anhidrase akan menjadi karbon dioksida
yang kemudian dihembuskan keluar.

2.3- Bisfosfogliserat (BPG) Menstabilkan


Struktur T Struktur T Hemoglobin
P02 yang rendah di jaringan perifer mendorong pembentukan
2.3- bisfosfogliserat (BPG) dari zat antara glikolisis, yaitu
1.3- bisfosfogliserat di eritrosit.

O"

Struktur R

Gambar 6-8. Transisi dari struktur T ke struktur R. Dalam model ini, jembatan garam (garis tipis) yang menghubungkan
subunit-subunit di struktur T terputus secara progresif seiring dengan penambahan oksigen, dan bahkan jembatan
Tetramer hemoglobin mengikat satu molekul BPG di
garam yang belum putus akan melemah secara progresif (garis bergelombang). Transisi dari T ke R tidak langsung terjadi
begitu sejumlah tertentu molekul oksigen terikat, tetapi menjadi semakin besar kemungkinannya seiring dengan semakin ruang sentral yang dibentuk oleh keempat subunitnya.
Gambar 6-10. Cara pengikatan 2,3-bisfosfogliserat ke deoksihemoglobin
bertambahnya oksigen op'r ter'*<at' ^rans's ar|tara kedua struktur dipengaruhi oleh proton, karbon dioksida, klorida, dan G, Namun, ruang antara heliks-heliks H rantai P yang melapisi
manusia. BPG berinteraksi dengan tiga gugus bermuatan positif di setiap
semakin tinggi konsentrasi nya, semakin banyak oksigen yang harus terikat untuk memicu transisi. Molekul yang ruang tersebut cukup lebar untuk mengakomodasi BPG
rantai (3 (Berdasarkan Arnone A: X-ray diffraction study of binding of 2,3-
teroksigenasi penuh dalam struktur T dan molekul yang terdeoksigenasi penuh dalam struktur R tidak diperlihatkan
hanya jika hemoglobin berada dalam keadaan T. BPG diphosphoglycerate to human deoxyhemoglobin. Nature 1972;237:146.
karena tidak stabil (Dimodifikasi dan digambar ulang dengan izin dari Perutz MF: Hemoglobin structure and respiratory
transport. Sci Am [Dec] 1978;239:92.)
membentuk jembatan garam dengan gugus amino terminal Diproduksi ulang dengan izin. Hak Cipta 1972. Diadaptasi dengan izin dari
kedua rantai p melalui Val NA1 dan dengan Lys EF6 dan His Macmillan Publishers Ltd.)
BAB 6: PROTEIN: MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / 51

50 /
BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
terakhir. Oleh sebab itu, pengukuran HbA, memberikan keterangan
antara lain adalah induksi ekspresi hemoglobin janin untuk mencegah berharga untuk penatalaksanaan diabetes
OksiS Deoksi S polimerisasi HbS, transplantasi sci tunas, dan, di masa mendatang, melitus.
Oksi A Deoksi A
terapi gen.
< RINGKASAN
DAMPAK BOOMEDIS
> Mioglobin bersifat monomerik; hemoglobin adalah suatu tetramer dari dua

Mioglobinuria tipe subunit (ci.p, pada HbA). Meskipun memiliki struktur primer
berbeda, mioglobin dan subunit hemoglobin memiliki struktur sekunder
Setelah terjadinya suatu ccdcra merusak yang masif, mioglobin yang dan tersier yang nyaris idcntik.
dibebaskan dari serabut otot yang rusak akan mewarnai urine menjadi Heme, suatu tetrapirol siklik yang pada dasarnya planar dan
mcrah tua. Setelah terjadinya infark miokardium, dapat didcteksi sedikit mengerut, memiliki Fe
2,
di bagian tengah yang berikatan
adanya mioglobin di dalam plasma, tetapi pemeriksaan enzim serum dengan keempat atom nitrogen heme, dengan histidin F8, dan
(lihat Bab 7) merupakan indcks cedera miokardium yang lebih pada oksiMb dan oksiHb, juga
sensitif. dengan O,
Deoksi A Deoksi S Kurva pengikatan O, untuk mioglobin berbentuk hiperbola, tetapi untuk

Anemia hemoglobin berbentuk sigmoid yikni suatu akibat interaksi kooperatif


Gambar 6-11. Rcpresentasi sticky patch (A) di hemoglobin S dan "reseptor"-nv.i \ <li deoksihemoglobin A dalam tetramer. Interaksi kooperatif memaksimalkan kemampuan
clan deoksihemoglobin S. Permukaan-permukaan yang komplrmrntrr memungkinkan deoksihemoglobin S Anemia, yaitu berkurangnya jumlah sel darah mcrah atau hemoglobin hemoglobin untuk mengangkut O, pada PO, paru-paru dan
mengalami polimerisasi menjadi struktur libros.i. ici.ipi adanya deoksihemoglobin A akan menghentikan dalam darah, dapat mencerminkan gangguan sintesis hemoglobin menyalurkan O, pada PO, jaringan.
polimerisasi karena tidak membentuk >f/< k\ patch. (Dimodifikasi dan diproduksi ulang dengan izin dari Slrycr (misalnya pada defisiensi besi; Bab 49) atau gangguan produksi Afinitas relatif berbagai hemoglobin untuk oksigen dinyatakan sebagai Pso,
L: Biochemistry, 4th ed. Freeman. I l.ik
eritrosit (misalnya pada defisiensi asam folat atau vitamin B,,; Bab yaitu PO, yang menyebabkan hemoglobin mengalami saturasi oksigen
Cipta 1995 WH Freeman and Company.)
44). Diagnosis anemia dimulai dengan pengukuran kadar hemoglobin sebcsar 50%. Hemoglobin mengalami saturasi pada tekanan parsial organ
darah secara spektroskopik. respiratorik yang bersangkutan, misalnya paru atau plasenta.
dan efek Bohr tidak dijumpai. Varian hemoglobin M rantai [5
BANYAK HEMOGLOBIN MUTAN PADA memperlihatkan pertukaran R-T sehingga terjadi efel< Bohr. Talasemia Pada oksigenasi hemoglobin, besi, histidin F8, dan residu-residu terkait
MANUSIA TELAH BERHASIL Mutasi yang menguntungkan keadaan R (misalnya
bergerak ke arah cincin heme. Perubahan konformasi yang menyertai
DflDDENTIFIKASI
Cacat genetik yang dikenal sebagai talasemia terjadi akibat ketiadaan oksigenasi antara lain adalah putusnya ikatan garam dan
hemoglobin Chesapeake) meningkatkan afinitas O,, Jadi, parsial atau total satu atau lebih rantai a atau P hemoglobin. Lebih melonggarnya struktur kuaterner yang mempermudah pengikatan
Mutasi di gen-gen yang menyandi subunit a atau [i hemoglobin hemoglobin ini tidak dapat menyalurkan O, secar^ memadai kc dari 750 mutasi berbeda telah berhasil diidentifikasi, tetapi hanya O, tambahan.
berpotensi memengaruhi fungsi biologis hemoglobin. Namun, jaringan perifer. Hipoksia jaringan yang terjadi menyebabkan tiga yang sering ditemukan. Baik rantai a (talasemia alia) maupun (5
. 2,3 -Bisfosfogliserat (BPG) di ruang sentral deoksiHb
hampir semua dari lebih 900 hemoglobin mutan pada manusia polisitemia, suatu peningkatan konsentrasi (talasemia beta) dapat terkena. Huruf atas (superscript) menunjukkan
membentuk ikatan garam dengan subunit p yang menstabilkan
yang telah diketahui sangat jarang ditemukan dan jinak tanpa' apakah suatu subunit sama sekali tidak ada (a atau (3) atau apakah
deoksiHb. Pada oksigenasi, ruang sentral berkontraksi, BPG
menimbulkan masaJah klinis. Jika suatu mutasi memang sintesisnya berkurang (a' atau (V). Selain transplantasi sumsum
eritrosit. dikeluarkan, dan struktur kuaterner melonggar.
menimbulkan gangguan fungsi biologis, keadaannya disebut tulang, terapi bersifat sinnomatik.
Hemoglobin juga berfungsi dalam transpor CO, dan proton dari
hemoglobinopati. URL http://globin. cse.psu.edu//(Globin Gene Hemoglobin S Hemoglobin mutan tertentu sering ditemukan pada banyak
jaringan kc paru-paru. Pembebasan O, dari oksiHb di jaringan
Server) menyediakan informasi mengenaidan akses tentang populasi, dan pasien mungkin mewarisi lebih dari satu tipe. Oleh
Pada HbS, asam amino nonpolar valin menggantikan residu disertai oleh penyerapan proton karena berkurangnya pAT
hemoglobin normal dan mutan. Beberapa contoh diberikan sebab itu, gangguan hemoglobin merupakan suatu pola fenotipe
permukaan polar Glu6 subunit [i yag membentuk suatu "sticky residu histidin.
berikut ini. klinis yang kompleks. Pemakaian pelacak DNA (DNA probe) untuk
patch'' (bercak lengket) hidrofobik pad;\ permukaan subunit (3 Pada hemoglobin sel sabit (HbS), Val menggantikan [36 Glu
diagnosis penyakit golongan ini
baik oksiHbS maupun deoksiHbS. Baik HbA maupun HbS dibahas di Bab 39. HbA, menciptakan suatu "sticky patch yang memiliki
Methemogllobon & Hemoglobin M
mengandung satu sticky p*tct) komplementer pada permukaan komplemen di deoksi Hb (tetapi tidak di oksiHb). DeoksiHbS
Pada methemoglobinemia, besi heme adalah ferri dan bukan yang terpajan hanya pad;\ keadaan terdeoksigenasi, yaitu keadaan Hemoglobin Terglikosilasi (HbAlc) mengalami polimerisasi pada konsentrasi O, rendah,
ferro. Jadi, methemoglobin tidak dapat mengikat atau R. Jadi, pada PO^ rendah, deoksiHbS dapat mengalami membentuk serat yang menyebabkan eritrosit terdistorsi
Ketika masuk ke eritrosit, glukosa darah menyebabkan glikosilasi
mengangkut 02. Secara normal, enzim methemoglobin reduktase polimerisasi menjadi serat panjang yang tidak-larut. Pengikatan membentuk sabit.
gugus 8-amino residu lisin dan terminal amino hemoglobin. Fraksi
mereduksi Fe3* methemoglobin menjadi Fe2*. Methemoglobin deoksiHbA mengakhiri polimerisasi serat karena HbA tidak
hemoglobin terglikosilasi yang dalam keadaan normal berjumlah Talasemia alfa dan beta adalah anemia yang masing- masing
dapat terbentuk oleh oksidasi Fe2 menjadi Fe3 sebagai efek memiliki sticky patch kedua yang diperlukan untuk mengikat
5%, sepadan dengan konsentrasi glukosa darah. Karena waktu-paruh disebabkan penurunan produksi subunit a dan P HbA.
samping obat, seperti sulfonamid, dari hemoglobin M herediter, molekul Hb yang lain (Gambar 6-1 1). Serat heliks yang terpuntir
ini menyebabkan distorsi eritrosit menjadi bentuk khas sabit eritrosit biasanya adalah 60 hari, kadar hemoglobin terglikosilasi
atau akibat berkurangnya aktivitas enzim methemoglobin
sehingga sel ini menjadi rentan mengalami lisis di interstisium (HbAu) mencerminkan kadar glukosa rata-rata dalam 6-8 minggu
reduktase.
Pada hemoglobin M, histidin F8 (His F8) diganti oleh sinusoid limpa. Serat-serat ini jugu menimbulkan banyak efek
tirosin. Besi pada HbM membentuk kompleks ionik ketat klinis sekunder. Pada PO, rendah seperti di ketinggian,
dengan anion fenolat tirosin yang menstabilkan bentuk Fe3. Di kecenderungan pembentukan polimer akan meningkat. Terapi-
varian hemoglobin M rantai a, keseimbangan R- T terapi baru bagi penyakit sel sabit
menguntungkan keadaan T. Afinitas oksigen berkurang,
Enzim: Mekanisme Kerja
REFERENSI
Ordway GA. Garry D]. Myoejobuv. An esscntui kmo^otcw vn
% . &. P&sssjsoc.oS Wmo^ob'm: Rupture of ^naicd musclc. ] Exp B\o\ ^0 Mor\7 .v\\\ Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD
a * . ^ Nfemnc oeWd oS Wmo^oVm: Rupture of pcrsons nA. II I ' Irrt. I
rasao& ^T-^\V\OMX..\\\A , In,a,c on (ot Kcuxo^lobm JsOKt

SOTSSJSxSSSssd Y\,^\^^\RS\X'^SK ~~ ^ ^B^jjSsjgjj 1c.- \ (yprtl W


VN <sxcN\My,\ -SJKIVC* C&\>\R5\R^; w^ -a.'^ssssSS.'^,,^ ossN^vcjivw . .***>>#.Ann,, ' ..*** '" 'W
^at\ Acad Sci \3SA2003-,\00:8615. ^AfW fi ^cd 200S;56:1S"\ ;Ij
asam D-amino. Karena berikatan dengan substrat melalui
" ........................ ipro^
PE RAN BIOMEDIS
Hardison RC, er aJ. Databases of humzn hemoglobin ' . -^c
and fc ar d,e g/oMn ^ Hot^ -s^n.iJnjgnaiaC: Pathophysiological *u IQO3;^^! ip sedikitnya tiga titik perlekatan, enzim bahkan dapat mengubah
2001;25:183. ^catment ofsicklc-ccll disease. Annu Rcv ^ Enzim adalah polimcr biologis yang mengatalisis reaksi kimia substrat nonchiralmenjadi produk chiral. Gambar 7-1
Wathcrall DJ, a\: The hcmog\ob\nopaihtcs- ' li(.*
Lukin JA, Ho C:The structurc-function relationship The yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan seperti yang kita melukiskan mengapa reduksi substrat piruvat nonchiral yang
Mfwbolic and Molecular Bases of Inherit*
ofhcmoglobit SctivctCRctal Y*u " kenal. Keberadaan dan pemeliharaan rangkaian enzim yang dikatalisis oleh enzim menghasilkan L-laktat dan bukan
in solution at atomic resolution. Chcm Rev 2004;\04:\2\^. rs). McGraw-Hill. 2000. campuran rasemik D-laktat dan L-laktat. Spesifisitas enzim yang
lengkap dan seimbang merupakan hal yang esensial untuk
menguraikan nutrien menjadi energi dan chemical building block sangat tinggi memberi sel hidup kemampuan untuk secara
(bahan dasar kimiawi); menyusun bahan-bahan dasar tersebut bersamaan melaksanakan dan secara independen mengontrol
menjadi protein, DNA, membran, sel, dan jaringan; serta bcragam proses kimiawi.
memanfaatkan energi untuk melakukan motilitas sel, fungsi
saraf, dan kontraksi otot. Dengan pengecualian molekul RNA ENZIM DIKLASIFIKASIKAN
katalitik atau ribozim, enzim adalah protein. Kekurangan jumlah BERDASARKAN TIPE REAKSI
atau aktivitas katalitik enzim-enzim kunci dapat terjadi akibat Nama-nama yang paling sering digunakan untuk kebanyakan
kelainan genetik, kekurangan gizi, atau toksin. Defck enzim enzim menjelaskan tipe reaksi yang dikatalisis, diikuti oleh akhiran
dapat disebabkan oleh mutasi genetik atau infeksi oleh virus atau -ase. Contohnya, dchidrogeivw mengeluarkan atom-atom hidrogen,
bakteri patogen (misalnya Vibrio cholerae). Para proterf.fr menghidrolisis protein, dan isomers mengatalisis tata-
lnmwan kedokteran mengatasi ketidakseimbangan ulang dalam konfigurasi. Pemodifikasi dapat teletak di depan atau
aktivitas enzim dengan menggunakan bahan farmakologis untuk di belakang nama enzim untuk menjelaskan substrat enzim (xantin
menghambat enzim-enzim tertentu dan sedang meneliti terapi oksidase), sumber enzim (ribonuklease pankreas), pengaturannya
gen sebagai cara untuk mengobati defisiensi jumlah (lipase peka-hormon), atau suatu gambaran dari mekanisme
atau fungsi enzim. kerjanya (protease sistein). Jika diperlukan, ditambahkan penanda
alfanumerik untuk menunjukkan berbagai bentuk suatu enzim
ENZIM ADALAH KATALIS YANG EFEKTIF & SANGAT (misalnya RNA polimerase ///; protein kinase
SPESIFIK Op).
Enzim yang mengatalisis perubahan satu atau lebih senyawa Untuk menghilangkan ambiguitas, International Union of
(substrat) menjadi satu atau lebih senyawa lain (produk) Biochemists (IUB) menciptakan suatu sistem terpadu tatanama
Meningkatkan laju reaksi setidaknya 106 kali dibandingkan j'ka enzim yaitu setiap enzim memiliki nama dan kode khusus yang
tidak dikatalisis. Seperti semua katalis lain, enzim tidak bcrubah menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis dan substrat yang terlibat.
secara permanen atau dikonsumsi sebagai knsekuensi dari Enzim dikelompokkan kc dalam enam kelas:
keikutsertaannya dalam reaksi yang 1. Oksidoreduktase (mengatalisis oksidasi dan reduksi)
bersangkutan. 2. Transferase (mengatalisis pemindahan gugus seperti
Selain sangat efisien, enzim juga merupakan katalis yang
gugus glikosil, metil, atau fosforil)
sangat selektif. Tidak seperti kebanyakan katalis yang digunakan
3. Hidrolase (mengatalisis pemutusan hidrolitik cC, C
dalam bidang kimia sintetik, enzim bersifat spesifik baik bagi tipe
O, CN, dan ikatan lain)
reaksi yang dikatalisis maupun substrat atati substrat-substrat yang
4. Liase, mengatalisis pemutusan CC, CO, CN, dan
berhubungan erat. Enzim juga Merupakan katalis stereospesifik dan
biasanya mengatalisis reaksi dari hanya satu stereoisomer suatu ikatan lain dengan eliminasi atom yang menghasilkan
senyawa, misalnya, D-gula, tetapi bukan L-guIa, asam L-amino, ikatan rangkap
tetapi bukan
BAB 7: ENZIM: MEKANISME KERJA / 55
54/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

O
ENZIM MENGGUNAKAN BANYAK
kovalen atau nonkovalen. Contoh-contohnva antara' lain adalah
MEKANISME UNTUK MEMPERMUDAH
piridoksal tost.u, flavin mononukleotid.i (I MX . flavin adenin
KATALISIS
dinuklcotida (FAD), tiamin pirorosfat,
biotin, dan ion logam Co, Cu, Mg. Mn. dan Z.w. l ogam adalah gugus Enzim menggunakan berbagai kombinasi dari empat mekanisme
prostetik yang paling sering dijumpai. Sekitar sepertiga dari semua umum untuk mempercepat laju reaksi kimia.
enzim mengandung ion ion logam yang terikat erat dan disebut
metaJoenzim. Ion-ion logam yang ikut serta dalam reaksi redoks Katalisis karena Kedekatan
umuninva berikatan dengan gugus prostetik, misalnya heme (Bab
Agar dapat bereaksi, molekul-molekul harus berada dalam jarak
(>) atau kclompok besi- sulfur (Bab 12). Logam juga
yang cukup dckat untuk membentuk ikatan satu sama lain. Semakin
mempermudah pengikatan dan orientasi substrat, pembentukan ikatan HO OH
Gambar 7-7. Representasi planar dari "perlekatan tiga-titik" suatu substrat ke 0= P O- tinggi konsentrasinya, akan semakin sering molekul-molekul itu
kovalen de ngan zat- zat antara reaksi (Co2, pada koenzim B,,), atau
bagian (tempat) aktif sebuah enzim. Meskipun atom 1 dan 4 identik, namun jika bcrtcmu satu sama lain dan semakin besar laju reaksinya. Ketika
atom 2 dan 3 telah melekat ke bagian komplementernya di enzim, hanya atom 1
berinteraksi dengan substrat untuk menyebabkannya lebih
mengikat molekul substrat di bagian aktifnya, enzim menciptakan
yang dapat terikat. Karena itu, jika telah berikatan dengan enzim, atom-atom elektrofilik (kekurangan elektron) atau nukleofilik (kaya elektron).
suatu regio dengan konsentrasi substrat lokal yang tinggi.
yang tnmpak serupa dapat dibedakan, dan hal ini memungkinkan perubahan
Lingkungan ini juga sccara spasial mengatur arah molekul-molekul
kimiawi stereospesifik. Kofaktor Berikatan Secara Reversibel dengan
substrat sehingga diperoleh posisi ideal untuk berinteraksi. Hal
Enzim atau Substrat tersebut menyebabkan laju reaksi meningkat sedikitnya seribu kali
Kofaktor memiliki fungsi serupa dengan gugus prostetik tetapi lipat.
5. Isomerase (mengatalisis perubahan geometrik atau
struktural di dalam satu molekul) berikatan sccara transicn dan mudah terlcpas dengan enzim atau
substrat, misalnya A IP. Tidak seperti gugus prostetik yang terikat Katalisis Asam-Basa
6. Ligase (mengatalisis penyatuan dua molekul yang
dikaitkan dengan hidrolisis ATP). sccara stabil, kofaktor harus terdapat dalam medium di sekitar enzim Gugus-gugus fungsional yang dapat terionisasi pada rantai samping
Meskipun sistem IUB ini jelas, namun nama-nama enzim menjadi agar katalisis dapat terjadi. Kofaktor yang paling umum adalah ion HO OR aminoasil dan (jika ada) pada gugus prostetik berperan dalam
panjang dan relatif tidak praktis sehingga kita biasanya tetap logam. hnzityj yang memerlukan kofaktor ion logam disebut enzim katalisis dengan berfungsi sebagai asam atau basa. Katalisis asam-
menamai enzim berdasarkan nama tradisionalnya meskipun kadang- yang diaktifkan oleh logam (metal-activated enzymes) untuk basa dapat bersifat spesifik atau umum. Spesifik dalam hal ini
membedakannya dari metaloenzim dengan ion logam berfungsi Gambar 7-2. Struktur NAD dan NADP\ Untuk NAD', R = H. Untuk NADP', R
kadang nama itu menyesatkan. Nama IUB untuk heksokinase diartikan hanya proton (H.O*) atau ion OH . Pada katalisis asam
sebagai gugus prostetik. = PO/ .
melukiskan kejelasan sekaligus kompleksitas sistem IUB. Nama IUB spesifik atau basa spesifik. laju reaksi peka terhadap perubahan
untuk heksokinase adalah ATP:D-heksosa 6-fosfotra'nsferase dalam konsentrasi proton, tetapi tidak bergantung pada konsentrasi
E. C.2.7.1.1. Nama ini menunjukkan heksokinase Koenzim Berfungsi Sebagai Pengangkut Substrat asam lain
a-kcto dan koenzim asam folat dan kobamid berfungsi dalam
sebagai anggota dari kelas 2 (transferase), subkelas 7 (pemindahan
Koenzim berfungsi sebagai pengangkutatau bahan pe- mindah metabolisme satu-karbon.
satu gugus fosforil), sub-subkelas 1 (alkohol adalah akseptor
gugusyang dapat didaur-ulang dan memindah- kan banyak substrat
fosforil), dan heksosa-6 menunjukkan bahwa alkohol yang
terfosforilasi berada di karbon enam heksosa. Namun, kita terus
dari tempat pembentukannya ke tempat pemakaiannya. Ikatan dengan
KATALISIS TERJADI DI BAGIAN AKTIF
koenzim juga menstabilkan substrat, seperti atom hidrogen atau ion
menyebutnya sebagai heksokinase.
hidrida yang ridal< stabil dalam lingkungan cair sel. Gugus kimia lain Spcsifisitas substrat yang ekstrem dan efisiensi katalitik enzim
yang di- angkut oleh koenzim antara lain adalah gugus metil (folat),
GUGUS PROSTETIK, KOFAKTOR, & gugus asil (koenzim A), dan oligosakarida (dolikol).
yang tinggi mencerminkan adanya lingkungan yang dirancang

KOENZIM BERPERAN PENTING DALAM sedemikian cermat hanya untuk satu reaksi tertentu. Lingkungan

KATAUSIS
ini yang disebut bagian/tempat aktif (active site), umumnya
Banyak Koenzim, Kofaktor, & Gugus Prostetik berbentuk celah atau kantung. Bagian aktif pada enzim multimerik
adalah Turunan Vitamin B sering terletak pada pertemuan antara subunit-subunit dan
Banyak enzim mengandung berbagai molekul nonprotein kecil dan
ion logam yang ikut serta secara langsung dalam katalisis atau Vitamin B larut-air merupakan komponen penting berbagai koenzim. merekrut residu- residu dari lebih satu monomer. Bagian aktif tiga-
pengikatan substrat. Molekul/ion ini, yang disebut gugus prostetik, Selain vitamin B, beberapa koenzim mengandung gugus adenin, dimensi ini melindungi substrat dari pelarut dan mempermudah
kofaktor, dan koenzim, memperluas ragam kemampuan katalisis ribosa, dan fosforil AMP atau A OP (Gbr. katalisis. Substrat mengikat bagian aktif di rcgio yang bersifat
His 196
melebihi yang dimungkinkan oleh gugus fungsional (yang jumlahnya 7- 2). Nikotinamid adalah komponen koenzim redoks NAD dan komplementer dengan bagian substrat yang tidak mengalami
terbatas) di rantai samping aminoasil peptida. NADP, sementara riboflavin adalah komponen koenzim redoks FMN perubahan kimiawi sewaktu reaksi berlangsung. Pengikatan ini
dan FAD. Asam pantotenat adalah komponen dari koenzim A secara simultan menyatukan bagian-bagian substrat yang akan
Gugus Prostetik Terintegrasi Erat ke dalam pengangkut gugus asil. Sebagai pirofosfatnya, tiainin ikut serta dalam mengalami perubahan dengan gugus-gugus fungsional residu
Struktur Enzomra dekarboksilasi asam peptidil aminoasil. Bagian aktif juga mengikat dan mengarahkan Glu 72
kofaktor atau gugus prostetik. Banyak residu amino asil yang
Gugus prostetik dibedakan berdasarkan integrasinya yang kuat dan diperoleh dari berbagai bagian rantai polipeptida (Gambar 7-3) ikut
stabil ke dalam struktur protein melalui gaya-gaya serta menentukan karakter tiga dimensi dan ukuran yang besar
pada bagian aktif. Gambar 7-3. Gambaran dua-dimensi sebuah substrat dipeptida, glisil-tirosin
yang terikat*di dalam bagian aktif karboksipeptidase A.
BAB 7: ENZIM: MEKANISME KERJA / 57

transisi tetrahedral. Aspartat kedua (Asp Y, Gambar 7-6)


56/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM kemudian memfasilitasi dekomposisi zat antara tetrahedral
R ini dengan mendonasikan sebuah proton ke gugus amino
\ "
N C R yang terbentuk setelah putusnya ikatan peptida. Kedua
Glu
Pyr CH.NH CHO aspartat yang berbeda bagian aktif nya dapat bekerja sccara
CH NH KG
CHO / E - CHO
Ala E CH.NH. o bcrsamaan sebagai basa umum atau sebagai asam umum
E CHO V \ Glu karena lingkungan sekitarnya mempermudah ionisasi salah
KG *%>o
Ala Pyr
V1 satunya, tetapi bukan keduanya.
% /H C 1 CH
Gambar 7-4. Mekanisme "ping-pong" untuk transaminasi. ECHO dan ECH^NHj masing-masing mewakili k<>mplt k CH Asp V I' KIMOTRIPSIN & FRUKTOSA-2,6-
Asp X
BISFOSFATASE ADALAH CONTOH
enzim-piridoksal fosfat dan enzim-piridoksamin. (Ala, alanin; Pyr, piruvat; KG, a-ketoglutarat; Glu. glui.mi.it

dengan perubahan-perubahan dinamik yang mcmertai


I KATALISIS KOVALEN
(donor proton) atau basa (akseptor proton) yang terdapat di dalam
larutan atau di bagian aktif. Reaksi yang, laju nya responsif
katalisis. Kekurangan ini diatasi oleh Daniel Ko.shland
e3 Kimotripsin
yang mengajukan model induced jit, yang memata 'an Sementara katalisis oleh aspartat proteasc melibatkan
terhadap semua asam atau basa yang ada dikatakan dapat N- C - R
bahwa ketika mcndckati dan berikatan dengan enzim, serangan hidrolitik langsungair pada ikatan peptida, katalisis
mengalami katalisis basa umum atau asam umum. /\'
substrat menginduksi perubahan konformasi pada enzim, H \ OH
oleh serin proteasc kimotripsin melibatkan pembentukan
yaitu perubahan yang analog dengan memasukkan tangan zat antara asil enzim kovalen. Sebuah residu seril yang sangat
Katalisis dengan "Paksaan" (substrat) ke dalam sarung tangan (enzim) (C.ambai 7-5).
\ reaktif, serin 195, ikut serta dalam charge-relay network"
Akibat wajarnya adalah bahwa enzim memicu peruba un oo dengan histidin 57 dan aspartat 102. Di bagian aktif, residu-
Enzim yang mengatalisis reaksi lisis yang menyebabkan putusnya OO
ikatan kovalen biasanya mengikat substratnya dalam suatu
timbal-balik pada substrat dengan memanfaatkan energi V V residu yang terpisah jauh dalam struktur primer ini, berada
ikatan untuk memfasilitasi transformasi substrat menja l dalam jarak yang cukup dekat untuk membentuk ikatan
konformasi yang agak sedikit kurang menguntungkan bagi ikatan CH? CH
produk. Model induced fit ini telah banyak dibukiikan o e i | satu sama lain. Dalam rangkaian Asp 102-His 57-Ser 195,
yang akan putus tersebut. Konformasi yang terjadi akan Asp Y 1 Asp X
studi-studi biofisik pergerakan enzim sewaktu mengikat residu-residu ini membentuk charge-relay network yang
meregangkan atau mendistorsi ikatan sasaran, melemahkannya,
Y o berfungsi sebagai pemindah proton.
dan menyebabkannya lebih rentan terputus. substrat. R'\ II
NH + C R / Terikatnya substrat memicu pergcseran proton yang
/ HO
selanjutnya memindahkan proton hidroksil Ser 195 ke Asp
PROTEASE HIV MENGGAMBARKAN H
102 (Gambar 7-7). Peningkatan nukleofilisitas oksigen seril
Katalisis Kovalen KATALISIS ASAM-BASA
V*
H

V
mempermudah serangannya kc karbon karbonil ikatan
peptida substrat yang membentuk suatu zat antara asil-
Proses katalisis kovalen melibatkan pembentukan suatu ikatan Enzim pada famili aspartat proteasc yang mcnc enzim pencernaan I
enzim kovalen. Proton di Asp 102 kemudian berpindah
kovalen antara enzim dan satu atau lebih substrat. Enzim yang pepsin, katepsin lisosom, dan pro 1 1 melalui Mis 57 ke gugus amino yang dibebaskan ketika
telah mengalami modifikasi tersebut kemudian menjadi suatu CH, CH.
1 Asp1 X
ikatan peptida terputus. Bagian peptida asli dengan satu
reaktan. Katalisis kovalen memasukkan suatu jalur reaksi baru
Asp Y gugus amino bebas kemudian meninggalkan bagian aktif
dengan energi aktivasi yang lebi rendahdan karena itu lebih
cepatdaripada jalur reaksi dalam larutan homogen. Namun, Gambar 7-6. Mekanisme katalisis oleh suatu aspartat protease misalnya
enzim dan digantikan oleh molekul air. Charge-relay network
modifikasi kimiawi pa a enzim bersifat transien. Setelah reaksi protease HIV. Tanda panah melengkung menunjukkan arah gerakan elektron. kini mengaktifkan molekul air dengan menarik sebuah
selesai, enzim kembali ke keadaannya sebelum ter modifikasi. Aspartat X bekerja sebagai basa untuk mengaktifkan molekul air dengan proton melalui His 57 ke Asp 102. Ion hidroksida yang
mengambil sebuah proton. Molekul air yang telah aktif menyerang ikatan terbentuk menyerang zat antara asil-enzim dan pergeseran
Jadi, peran enzim tersebut tetap katalitik. Katalisis kovalen sering peptida, membentuk zat antara tetrahedral yang bersifat sementara. CD
terjadi pada enzim-enzim yang mengatalisis reaksi pemindahan balik prpton mengembalikan proton ke Ser 195 yang
Aspartat Y bekerja sebagai asam untuk mempermudah pemutusan zat antara
gugus. Residu di enzim yang ikut serta dalam katalisis kovalen tetrahedral dan membebaskan produk-produk pecahan dengan memberikan memulihkan keadaannya semula. Kimotripsin, meskipun
umumnya adalah sistein atau serin dan kadang- kadang histidin. sebuah proton ke gugus amino yang baru terbentuk. Pemindahan proton mengalami modifikasi sewaktu proses katalisis, muncul
selanjutnya dari Asp X ke Asp Y memulihkan
Katalisis kovalen sering mengikuti suatu mekanisme ping-pong, protease ke keadaan awalnya.
tanpa perubahan ketika reaksi selesai. Tripsin dan clastasc
yaitu mekanisme dengan substrat pertama yang terikat dan menggunakan mekanisme katalitik serupa, tetapi jumlah
produknya dibebaskan sebelum substrat keduanya terikat (Gambar residu di pemindah proton Ser-His-Asp berbeda.
yang diproduksi oleh virus imunodefisiensi manusia (HIV),
7-4).
memiliki kesamaan mekanisme katalisis. Katalisis melibatkan dua
SUBSTRAT MENGINDUKSI PERUBAHAN residu aspartil yang bekerja sebagai katalis asam-basa. Pada tahap

KONFORMASI PADA ENZIM


pertama reaksi, sebuah aspartat yang berfungsi sebagai basa umum
(Asp X, Gambar 7-6) mengekstraksi sebuah proton dari molekul Fruktosa-2,6-Bisfosfatase
Pada akhir abad ke-19, Emil Fischer mengibaratkan ikatan yang air dan menyebabkannya lebih bersifat nukleofilik. Nukleofil yang Fruktosa-2,6-bisfosfatase, yakni suatu enzim regulatorik pada
sangat spesifik antara enzim dan substratnya sebagai kunci dan anak terbentuk ini kemudian menyerang karbon karbonil elektrofilik glukoneogenesis (Bab 20), mengatalisis pembebasan hidrolitik
kuncinya. Meskipun perumpamaan kunci dan anak kuncinya dapat pada ikatan peptida yang menjadi sasaran hidrolisis yang fosfat di karbon 2 fruktosa 2,6-bisfosfat. Gambar 7-8 melukiskan
Gambar 7-5. Gambaran dua-dimensi model induced fit Koshlnnd untuk bagian membentuk zat antara
menjelaskan spesifisitas yang sangat tinggi pada interaksi enzim- peran ketujuh residu bagian aktif enzim.
aktif sebuah liase. Pengikatan substrat A-B menginduksi perubahan konformasi di
substrat, namun kesan bahwa bagian aktif enzim bers.fat kaku tidak enzim yang menyejajarkan residu-residu katalitik yang ikut serta dalam katalisis
sesua, serta meregangkan ikatan antara A dan B sehingga ikatan tersebut mudah putus.
58/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
BAB 7: ENZIM: MEKANISME KERJA / 59

HO I II RN C Tabel 7-1. Sekuens asam amino di sekitar tempat katalitik beberapa protease sapi. Regio yang diperlihatkan
R.
\ O .Ly* 35 \ adalah regio di kedua sisi tempat katalitik residu seril (S) dan histidil (H)
( Arg i 352
O*.
Enzim Sekuens di Sekitar Serin Sekuens di Sekitar Histidin (H)
c
Ser195 Tripsin j D S C Q D G (S) G G P V V C S G K |v V S A A (H) C Y K S G
I
Asp 102 His 57
\ O/ JA/Q 307

4VS / Kimotripsin A ; S S C M G D (S) G G P L V C K K NiV V T A A (H) G G V T T


gto Kimotripsin B S S C M G D (S) G G P L V C Q K N!V V T A A [HI C G V T T
H O' Hif* \
IH 382 V; Trombin j D A C E G D (S) G G P F V M K S PV L T A A (H) C L L Y P
*,-^p Arg 257 . :_H.2S8 _ *

<D Y \=< E-P Fru-6-P


Asp 102 His 57
Ser195 sisi terminal karboksil asam-asam amino hidrofob besar; dan
tripsin yang memutuskan ikatan peptida di sisi terminal karboksil
asam-asam amino basa. Kesamaan nenek-moyang (asal-mula)
enzim dapat diperkirakan dari adanya asam-asam amino spesifik
RNH, C R di posisi yang sama di setiap anggota famili enzim. Residu-residu
ini disebut sebagai conserved residues (residu yang tidak
^C@-H N mengalami perubahan evolusi). Protein- protein yang memiliki
Ser 195 banyak residu jenis ini dianggap bersifat homolog satu sama lain. J
Asp 102 His 57

H\ VR,
label 7-1 menggambarkan konservasi struktur primer dua
komponen dari charge-relay network untuk beberapa protease
1
EP serin. Residu-residu yang ikut serta secara langsung dalam
^5s. / ~HN \ katalisis termasuk dalam residu dengan derajat konservasi yang
Ser195

U
Gambar 7-8. Katalisis oleh fruktosa-2,f>-bisfosfataM\ (I) I vs 156 dan Arg 257,
tinggi.
307, dan 352 menstabilkan muatan negatif ifuadrupte substrat melalui interaksi
antarmuatan. Glu \17 menstabilkan muatan positif di His 392. (2) Nukleofil His
Asp 102
His 57 {*>2 menyerang gugus fosforil C-2 dan memindahkannya ke I lis 25H yang ISOZIM ADALAH BENTUK ENZIM BERBEDA
membentuk suatu zat antara fosforil-enzim. Fruktosa-6-fosfat meninggalkan
enzim tersebut. (3) Serangan nukleofilik oleh molekul air, mungkin dibantu oleh
YANG MENGATALISIS REAKSI YANG SAMA Gambar 7-9. Pengamatan langsung proses pemutusan DNA tunggal yang
CT Glu 327 yang bekerja sebagai sebuah basa dan membentuk fosfat anorganik. (4) dikatalisis oleh suatu endonuklease restriksi. Molekul DNA yang telah
Organisme tingkat-tinggi sering mengeluarkan beberapa versi diimobilisasi menjadi manik-manik (abu-abu) diletakkan dalam suatu aliran
Ortofosfat anorganik dibebaskan dari Arg 257 dan Arg 307 (Diproduksi ulang
r, n Vi Rj dengan i/in dari Iilkis S| cl al: 6-Phosphofructo-2-kinase/fructose-2,6- yang secara fisik berbeda dari suatu enzim, dan masing- masing arus dapar (tanda panah tebal), yang menyebabkan konformasinya memanjang.
^/~ H "-N^ bisfosfitasc': A metabolit signaling enzyme. Annu Rev Biochem 1995;64:799. mengatalisis reaksi yang sama. Seperti anggota famili protein Pemutusan di satu tempat restriksi (ditandai oleh warna) oleh suatu
Ser 195 <D by Annual Reviews, wvvw. annualrevievvs.org. Dicetak ulang dengan izin). lainnya, katalis-katalis protein atau isozim ini berasal dari endonuklease menyebabkan molekul DNA memendek yang dapat diamati
Asp 102 secara langsung dengan mikroskop karena basa-basa nukleotida pada DNA
His 57 duplikasi gen. Isozim dapat memperlihatkan perbedaan ringan
memperlihatkan fluoresensi. Meskipun endonuklease (lingkaran terbuka) tidak
dalam sifat seperti sensitivitas terhadap faktor regulatorik tertentu memperlihatkan fluoresensi, dan karenanya tidak terlihat, namun cara molekul
HOOCR
(Bab 9) atau afinitas substrat (misalnya heksokinase dan DNA memendek secara progresif (1 _ 4) mengungkapkan bahwa
H H glukokinase) yang mengadaptasikan isozim ke jaringan atau endonuklease berikatan dengan ujung bebas molekul DNA dan bergerak di
Os Katalisis melibatkan trias katalitik residu satu Glu dan dua His lingkungan tertentu. Sebagian isozim juga dapat meningkatkan sepanjang molekul tersebut dari satu tempat ke tempat lain.
Ser 195 serta satu zat antara fosfohistidi! kovalen. kelangsungan hidup dengan menyediakan salinan cadangan
Asp 102 His 57 suatu enzim esensial. yang sesuai (lihat Bab 8), laju reaksi katalitik yang dipantau setara
RESIDU KATALITIK BERSIFAT "HIGHLY dengan jumlah enzim yang ada, yang memungkinkan kita
Gambar 7-7. Katalisis oleh kimotripsin. Sistem charge-relay mengeluarkan CONSERVED" AKTOVBTAS KATALITIK ENZIM mengukur konsentrasi enzim.
satu proton dari Ser 195, menyebabkannya menjadi nukleofil yang lebih kuat.
Ser 195 yang telah aktif menyerang ikatan peptida membentuk suatu zat antara Anggota-anggota dari suatu famili enzim, misalnya protease aspartat
MEMPERMUDAH DETEKSINYA
tetrahedral transien. (D Pembebasan peptida terminal amino dipermudah oleh atau serin menggunakan mekanisme serupa untuk mengatalisis suatu Enzimologi Molekul Tunggal
Jumlah enzim yang relatif sedikit di dalam sel mempersulit
donasi sebuah proton ke gugus amino yang baru terbentuk oleh His 57 dari sistem
tipe reaksi tetapi bekerja pada substrat yang berbeda. Famili-famili penentuan keberadaan dan konsentrasi enzim tersebut. Namun,
charge-relay ini menghasilkan zat antara asil-Ser 195. His 57 dan Asp 102 Terbatasnya sensitivitas pengukuran konsentrasi enzim tradisional
berkolaborasi untuk mengaktifkan satu molekul air yang menyerang asil-Ser 195
enzim tampaknya berasal dari proses duplikasi gen yang kemampuan untuk secara cepat mengubah ribuan molekul suatu
menciptakan salinan kedua dari gen yang menyandi enzim tertentu. mengharuskan digunakannya sekelompok besar, atau ansambel,
dan membentuk zat antara tetrahedral kedua. Sistem charge-relay substrat tertentu menjadi produk memudahkan masing-masing
mendonasikan satu proton ke Ser 195 yang mempermudah penguraian zat antara Protein yang disandi oleh kedua gen kemudian dapat mengalami molekul enzim untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang
enzim untuk mengungkapkan keberadaanya. Pengukuran aktivitas
tetrahedral untuk membebaskan peptida terminal karboksil . evolusi secara mandiri untuk mengenai substrat yang berbedadan dapat diukur. Oleh sebab itu, data yang diperoleh mencerminkan
katalitik enzim sering digunakan dalam laboratorium klinis dan
membentuk, contohnya, kimotripsin, yang memecah ikatan peptida kemampuan katalitik rata-rata
riset. Pada kondisi
di
BAB 7: ENZIM: MEKANISME KERJA / 61

60/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN &


f ;i foifnr adalah substrat artifisial Tabel 7-2. Enzim serum utama yang digunakan dalam
Contohnya, />-mtrofen.l fosfat ad _ ...................
diagnosis klinis.

untuk rosratase tertentu ua.. .......... ..... . Enzim Serum Pemakaian Diagnostik Utama
menyerap sinar tampak. Namun, setelah h' ' 419 I nitrofenilat yang
d
Aminotransferase
terbentuk akan menyerap sinar pada Aspartat
aminotransferase
Pendekatan yang sangat umum Infark miokardium ; Hepatitis virus
(AST, atau SGOT)
Alanin ; Pankreatitis akut ............................
aminotransferase (ALT,
atau SGPT) ; Degenerasi hepatolentikular i (penyakit
Wilson)
Amilase
NAD(P)H akan bergantung pada la|U rea dehid roge nase d igabu n gkan.
Seruloplasmin

ANALISIS ENZIM TERTENTU MEMBANTU DIAGNOSIS


Kreatin kinase ; Penyakit otot dan infark miokardium

Dari ribuan enzim berbeda yang ada <* ^italitas * .nv;m vane y-Glutamil ; Berbagai penyakit hati
funesinya tidak-tergan &

enzim-enzim yang >u,1b 1 , , p m lam atau Laktat dehidrogenase ; Infark miokardium

tertentu ^Ifisiobgis tertentu. Analisis

perubahan fisiologis F . Jcozimdengan Karsinoma metastatik prostat


i i Uin din distribusi enzim dan isozii &
tentangkeberadaan uan u wiktu, atau
Fosfatase, alkali ; Berbagai penyakit tulang, .
iperiU hR penyakit hati obstruktif
S Sec
(isozim)
Sf Qra sPerJde"-NAD(P)+
, Pektroftmetri5 Enzim Plasma Nonfungsional Membantu Catalan: Banyak enzim di atas tidak spesifik un.uk penyakil yang
tercantum.
Menentukan Diagnosis & Pr 9
mUk *25" **TT yanS dik"t;JiS
man Enzim dan proenzim tertentu serta s u b s t r a setiap saat
fisiologis dalam darah. Contoh enzim plasma fungsional ini
6atU S'"* cn, SMn d;'Pat tlie' V ( antara lain adalah lipoprotein lipase pseudokohtnesterase, dan
>5: S-C"1, dalam darah orang normal dan men, proenzim koagulasi darah dan pelarutan bekuan darah (Bab 50).
:;ufe subst prodi,^u> StS5)(I>)H, n NADH NADP n>! Sebagian besar enzim ini disintesis dan disekresi
pen
yianmikian tahaya pad;
NAC(f) Glukosa ^e^Plasma juga mengandung banyak enzim lain yang fungsi fisiologisnya
lar uluci
den,,n Pada v!' 7 'ok.siclasinya ^ , |^ ATP,Mg2 dalam darah tidak diketahui. Enzim plasma yang tampaknya
4lNi.l nm'>'eni]ika NAD(P)- r
nonfungsional ini berasal dari erusa an normal rutin eritrosit, leukosit, dan
rr
>cnf,a ]a51^n. s?1'8 diteiitu| banding deng^J,p)H
IHEKSOKINASEI
<*4*ik*W^ okh~i^ NAv Sk. ADP.Mg * 2 sel lain. Kerusakan atau nekrosis jaringan akibat cedera atau penyakit
umumnya disertai peningkatan kadar beberapa enzim p asma
laiu
Pubrd!l%NAD(P)H 'LUatU dehidrSen;lS^r>J,1l,' Glukosa 6-fosfat
nonfungsional. Tabel 7-2 mencantumkan beberapa enzim yang
Seba
dir, 'S dal llm- Padn an dijumpai p^v j/ ^^--ng kasu* ^
NADP* digunakan dalam enzimologi diagnostik.
340
fcxk^.
GLUKOSA-6- Bsozirm Loktat Dehidrogenase Digunakan untuk
FOSFAT Mendeteksi Intfark Miokardium
DEHIDROGENASE NADPHJ+ H+
6-Fosfoglukonolakton

Panjangge,ombang(nm) 4 tetramerik yang


L-Laktat dehidrogenase adalah enzim
Gambar 7-10. Spekirum absorpsi NAD* h adalah untuk HKTPOSU* ':n,aro9eno: J. Gambar 7-11. Pemeriksaan enzim heksokinase dua bentuk iso
S^rK^^C1*1 tidak dU> > heksokinasp. Pembentukan g|u <h p|ukosa-6-fosfat
keempat subunitnya terdapat dalam
larutan 44 mg/L dalam sebuahda" NADh
1 cm. NADP' dan NADPH masing-,^ me^>n j; analog dengan dikaitkan dengan oksidasi Pr0 u .m tambahan dan NADP*. dehidrogenase dengan (isoform) yang dinamai H (untuk jantung) dan M (untu
NAD' dan NADH. """.I* ^ kebera aa" f fat dehidrogenase, laju )ika terdapat kelebihan g u i..., nada otot). Subunit-subunit ini dapat berkombinasi sep
340 nm, ditentukan diperlihatkan di bawah untuk menghasilkan isozim - a via
S < Or?" p-i- Pembentukan NADPH, yangdapa c i heksokinase. oleh laju
pembentukan glukosa 6-fosfat oleh
dehidrogenase yang secara katalitik aktih
uk
yailfn 0 *dum diukur. Sfj
tTleri
yeraDan^ SUatu substrat slfl ^
Slnar
atau berBuor^
BAB 7: ENZIM: MEKANISME KERJA / 63
62/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
serine menyandi suatu tempat pemutusan untuk suatu protease
dapat melaksanakan proses-proscs pengolahan Pas"^ tertentu. yang sangat spesifik misalnya trombin d, reg.o yang
Isozim Laktat ,orcnsik ,>ada tcknik i>(:R su
- ' fj /*r/W olipner?f yan^ lcrmstabil yang
Dehidrogenase Subunit Oleh sebab itu, suatu gen dapat dalam biakan sistem sel hewan menghubungkan duabagian protein. Hal ini memungkinkan kita
diarahkan c
HHHH
yang m en ggun a kan vek, ekspresi baculovirus untuk mengeluarkan domain fusi yang ditambahkan tersebut setelah
HHHM dalam kadar v P^da awalnya tcrdap mentransformas.kan b.akan se serangga. Untuk rincian lebih lanjut tindakan pemurnian afinitas.
HHMM mengena. tekmk DNA rekombinan, lihat Bab 39.
HMMM
langsung. ^ tCflalu rendah untuk dideteksi Deteksi
Mutagenesis Site-Directed Memberikan
MMM (RFLP
> fr,S",c' U"P'> Polymorph** Protein Fusi Rekombinan Dimurnikan
M
Subunit H dan M disandi oleh gen-gen tersend' '
Impartkita ^uiSn LL dengan Kromatografi Afinitas
Pemahaman Mekanistik
jika kemampuan untuk mengekspresikan suatu protein dari gen
ekspresinya diatur secara diferensial di berbaeai ' " ^ P Teknologi DNA rekombinan juga dapat d'8J,na^n menciptakan klon-nya telah diperoleh, residu-residu ammoas.1 spesifik dari
'Melibatkan ^ Pcnyakit 1 luntington. L j
Karena jantung mengekspresikan subunit H ha end
nuldease rtrikPeniUtUSan untai ganda f protein modifikasi yang mudah d murmka dengan kromatografi protein tersebut dapat diubah dengan mengubah kodon-kodonnya
ringan
eksklusif, isozim I, mendominasi di jaringan ini SebVt^ pada DNA ' yang dapat mendeteksi pcrubaib* afinitas. Gen dar,
Pcnppn-i. 1VV
Vane. ... 1
..oi# menggunakan site-directed mutagenesrs. Pendekatan ini, jika
isozim I5 mendominasi di hati. Dalam plasma ,1 ya bersangkutan dikaitkan ke suatu seku en s ol.gonuU-t.cU
,0;,, digunakan bersama dengan analisis kinetik dan kristalografi
terdapat sejumlah kecil laktat dehidroeenas*
r ' ~iu -j: ringan
--------------- -. M.fSetelah
yang da at suatu yang menyandi suatu P^T^^^ ^p^tein modifikasi amino ke protein sinar-X, mempermudah k.ta mengidentifikasi peran-peran
infark miokardium atau pada penyakit hati ' Pada DNA P mendeteksi pcrub: yang disand, terse .
rusakmembebaskanberhaffaihpnn,l,:_i
rusak membebaskan berbagai bentuk iso. laktat
Jaringan
i:i
yang ^ yang khas
doWA^ lebiheblannya {recoJzel mxcmcneiruhi tcnlPat'tC,1-!ali spesifik residu am,noasH tertentu pada pengikatan dan katalisis
ani- lan
)ut me no Bab ..... ;;L ,M ric,a yang terbentuk, disebut P matriks substrat. Contohnya, kesimpulan bahwa suatu residu aminoasil
ke dalam darah. Peningkatan Uj. -C llcirogenase i
yang khas ke dalam darah. Peningkatan kadar^ ^"0860^6 ivduar ^iuntukfcP-akai, 39 mcnyajikan rncl tertentu berfungsi sebagai asam umum dapat diujidengan
domain yang popu.er adalah
$.
I yang terjadi dapat dideteksi dengan memiJa^1,1iu . . .er
v ' diagnosis n PCR dan enzim-en*1 menggaatmya dengan suatu residu aminoasil yang tidak mampu
I,oligomer
yang terjadi dapat
laktat dideteksi dengan
dehidrogenase dengan elektr f - \.atau
an
secara mendonasikan sebuah proton.
oligomer
mengukurlaktat dehirlmapnoo*
aktivitas . berb
katalitiknya (Gambar 7-12) dan
residu hisitidin berurutan. kemudian mengikat
nnor
I
oligomer laktat dehidrogenase dtn^TlewTberbaai
EINIZHM MEMPERMUDAH DlAGNoc.r
mal PENT,hiG UN
ekn
TUNKA^E^ERUpAKA^ ALAT
ELAj
Va^ Sr ion logam
FENYAKDIGEWETBIK ^ S SB 'gi DNA ; ARI ENZIIM matnks kromatografi ^ ^ pcngikat_substrat
. Il0& dna ; R1NGKASA1N1
ani"
eiS tcan *Uh
'lah muncul
muncul sebagai * el
sebaga' divalen, m.salnya N. berftjngsi sebaga,
Meskipun banyak penyakit telah lama^eorang.nZ'f^U
diketnh J- ^tin^S* en**"8 e"zim- Untuk pada glutat.on S-trans me)ukiskan pemurnian suatu . Enzim adalah katalis yang sangat efektif dan spesifik.
oleh perubahan pada DNA seseorang,- nam U bab
Renetik
' ka&n
Kk
"* atau Vrlukan sampel ^ ; GST tag . gambar akan matriks afinitas Gugus prostetik organik dan anorganik, kofaktor, dan
rcnd
*. dar.' J SanBa> tinggi- Mengli * j protein fusi-GS cie g
alat untuk mendeteksi mutasi genetik h ~ kn*<l fusl )Uga koenzim berperan penting dalam katalisis. Koenzim yang
yang mengandung glutati > b
tersedia secara luas.Teknik-teknik ini meS^^ ini banyak di antaranya berupa turunan dari vitamin
fisie B, berfungsi sebagai pengangkut .
katalitik dan spesifisitas katalis enzim. C nsi
berantai polimerase [polymerase chain rea
ksi
SUli
'"ilak -bl"h
Jika
Mekanisme katalitik yang digunakan oleh enzim mencakup
pn untuk cn*'".
mengandalkan kemampuan enzim untuk iTT*0* PC
^) penguat introduksi strain (untai), aproksimasi rea tan, katalisis asam-
disandi ol*G, i ilah ion, biasanya kita 'f
n Se Urt dll< i;
katalitik untuk menganalisis DNA gS' Sebagai basa, dan katalisis kovalen.
n 8
" ^Vt Pada semua kelas dari suatu enzim tertentu, resi u aminoasil
akrif j- tein lv, chi cob ya'^ d,sandI \A& yang ikut serta dalam katalisis sangat terkonservasi (tidak
dlSfl
(Laktat) miCani ^Pa aTU scl ra8;- N' 5 Plasmid yang menyandi
berubah selama evolusi)
0ba
- dlel GST dengan tempat
(Piruvat) miki,p
Je resikan dalam
'.^P^sikan dalam trombin (I) Substrat dan enzim saling memicu perubahan konformasi
U a de
^ ngan mikroba. [l
J
anilung yang mempermudah pengenalan dan katalisis substrat
NAD'
NA H +
Aktivitas katalitik enzim mengungkapkan keberadaan nya,
H-
mempermudah deteksinya, dan menjadi dasar bagi berbagai
pemeriksaan enzyme-linked immunoassay.
PMS tereduksi Norria| Banyak enzim dapat diukur secara spektrofotometri
Transfeksikan ke sel,
ksic]asi dengan menggabungkannyakedehidrogenasedependen
lambahkan bahan
penginduksi,
NAD(P)*.
I kemud.an
pecahkan sel Ilmu kimia kombinatorial menghasilkan beragam aktivator
NBT teroksidasi
I Masukkan ke kolom
(tidak bera/arna) dan inhibitor enzim potensial yang dapat mji
Hati afint-
na
*anbr
TU) Manik-\ TGSH]|GST 1
r tas glutation (GSH) dengan high-throughput screening.
ar 7-12. Pola normal dan pato, ( manik \__
8Sb
5ada serum dipisahkan oleh P| , ' erha
Pengukuran enzim plasma membantu diagnosis an prognosis.
Sepharose/
ihatkan di king (NBT, ittDbluew'^is1 is0m , S If ' 0
Contohnya, infark miokardium menmg^a - kan kadar isozim I,
I bl USIi w* a-
nai. Pola A adalah serum diri *o|iuir, n diliu 1^ I tambahkan trombin laktat dehidrogenase dflam ser . Endonuklease restriksi
mempermudah dl penyakit genetik dengan mengungkapkan us
, Enzim
fragment length polymorphism.

Cambar 7.13_ Pemakaian protein fusi ^ta,ion.)


un
>uk memurnikan protein rekombinan. (G ,
' dan C adalah
64/ BAG,AN I: STRUKTUR & FUNGS, PROTEIN & ENZIM

Site-directed mutagenesis van* A\ ,


Ge
)'sen HM, Schoc
Enzim: Kinetika
mengubah residu yang dicurigai pcntinTd^" , UnUk
Com a n
atau pengikatan substrat, memberl Pund librar- r ^ 8 cr D, Wagner R: CCombinatory
ISI
tentang mekanisme kerja enzim Pmah S
Na
tutc D CS Or l,ruP discovery: An ongoing challcngl
Protein fitsi rekombinan, misaln _ an
G
ddard l.p n 8 D,sc 2003;2*2>> '
atau enzim berlabei-His mudah dim, L ' GST
kromatografi
. Kcymond M . p ' .J
afinitas. Ur
nikan dengan
Scr J
ccnIng.c L Lnzyme assays for high-through Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PhD
CdStr
^.Scrinc P,nBl0-h 200-1;IS;,,.,
Ishii2002:102:4501 tCaSC mCC,lanism and specificity. Chcm ^ lsniJ'nia
REFERENSI A, Yanag^
Scha^^OO.^g' "o'-ulc nanohiosciencc. TW*
Brik A, Wong C-H HIV i ^'ion ofh,h?,H' Grculich KO. Direct niicros^j
A ^ '1 Proteasc: Merk, r CUrSC f -glc-,oleculc D*
discovery. Org Biomol Chem 2003-1-5
Conyers GB et al: Med rcquiremc*
drug
C RB: ^ 0^^'nt Ed 200. =40.-4663 sCklin^: PERAN BIOMEDIS Tanda panah ganda menunjukkan reversibilitas, suatu sifat
dCmic
pyrophosphatase from < a di^ . 5 C20S""""7 "f ^ Substrato 1 Tovo , Pman & Hall. intrinsik dari semua reaksi kimia. Oleh karena itu, untuk reaksi
resonance and kinetic studies of rl, i firtnis- Maon 1990. Kinetika enzim adalah bidang biokimia yang berkaitan dengan
2000;39:2347. r le
Bioche dA
(l), jika A dan B dapat membentuk P dan Q, maka P dan Q juga
FershcA Structure and Mechanism in Prot, . E.OrctCrCSclcctivitv PS 3 Bcncral mot,cl for pr0tCl s
>tes Tv pengukuran kuantitatif laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim dan dapat membentuk A dan B. Dengan demikian, penentuan suatu
Enzyme Catalysis and Protein FnU-te,,Ce: A C, J ^A, f l rtcin Sci 200'-11-13 M).
studi sistematik tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaktan sebagai substrat atau produk sedikit banyak bersifat
Frank RAW, er * A ^.ecuC ^ 1% ** *
the active sites in thiamine enzymes. Science tersebut. Aktivitasenzim yang lengkap dan seimbang merupakan arbitrer karena produk suatu reaksi yang dituliskan dalam satu
echa hal mendasar untuk mempertahankan homeostasis. Oleh karena arah adalah substrat bagi reaksi yang berlawanan. Namun, istilah
>"*ms. Freeman, 1979-
itu, pemahaman tentang kinetika enzim penting untuk memahami produk sering digunakan untuk menandai reaktan yang
bagaimana stres fisiologik seperti anoksia, asidosis atau alkalosis pembentukannya menguntungkan sccara termodinamis. Reaksi
metabolik, toksin, dan bahan farmakologik memengaruhi dengan faktor termodinamis yang sangat mendukung
keseimbangan tersebut. Analisis kinetik dapat mengungkapkan pembentukan produk yang ditunjukkan oleh tanda panah sering
jumlah dan urutan tahapan-tahapan transformasi substrat menjadi dituliskan dengan tanda panah tunggal seolah-olah reaksi tersebut
produk oleh enzim. Bersama dengan site-directed mutagenesis ireversibel:
dan teknik lain yang meneliti struktur protein, analisis kinetik juga A + B -> P + Q (2)
dapat mengungkapkan detail mekanisme katalitik suatu enzim.
Keterlibatan enzim dalam hampir semua proses fisiologis Tanda panah satu arah juga digunakan untuk menjelaskan reaksi
menyebabkannya menjadi salah satu pilihan sasaran untuk obat di dalam sel hidup tempat produk reaksi (2) segera dikonsumsi
yang menyembuhkan atau mengatasi penyakit pada manusia. oleh reaksi selanjutnya yang dikatalisis oleh enzim. Oleh karena
Oleh karena itu, penerapan kinetika enzim merupakan cara itu, pengeluaran segera produk P atau Q secara efektif
penting bagi ilmuwan untuk mengidentifikasi dan menentukan meniadakan kemungkinan terjadinya reaksi kebalikan sehingga
karakter obat yang secara selektif menghambat laju proses persamaan (2) secara fungsional menjadi ireversibel pada kondisi
fisiologis.
tertentu yang dikatalisis oleh enzim. Dengan demikian kinetika
enzim berpeian sentral dan penting dalam penemuan obat,
farmakodinamika perbandingan, dan penentuan cara kerja obat. PERUBAHAN ENERGI BEBAS
MENENTUKAN ARAH & KEADAAN
REAKSI KIMIA DIJELASKAN DENGAN KESEIMBANGAN REAKSI KIMIA
MENGGUNAKAN PERSAMAAN
Perubahan energi bebas Gibbs AG (disebut juga energi bebas atau
KESETIMBANGAN
energi Gibbs) menjelaskan arah suatu reaksi kimia akan
Suatu persamaan kesetimbangan kimia (balanced chemical cenderung berlangsung maupun konsentrasi reaktan dan produk
equation) mencantumkan spesies kimia (substrat) awal yang ada yang akan terdapat dalam keadaan keseimbangan. AG untuk
dan spesies kimia baru (produk) yang dibentuk untuk reaksi kimia suatu reaksi kimia setara dengan jumlah energi bebas dari
tertentu, semuanya dalam proporsi yang tepat ataustoikiometri. pembentukan produk reaksi AG(i dikurangi jumlah energi bebas
Sebagai contoh, persamaan kesetimbangan (1) di bawah dari pembentukan substrat AG. AG menunjukkan perubahan
menjelaskan reaksi satu molekul dan masing- masing substrat A energi bebas yang menyertai transisi dari keadaan standar,
dan B untuk membentuk satu molekul dari masing-masing produk konsentrasi satu molar substrat dan produk, menuju
P dan Q. keseimbangan. Istilah biokimia yang lebih bermanfaat adalah
AG0', yang mendefinisikan AG pada keadaan standar I O'7 M
A + B^P + Q 0) proton, pH 7,0 (Bab 11). Jika energi

65
BAB 8: ENZIM: KINETIKA / 67

66 / BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM


Untuk reaksi sederhana, dengan oc berarti setara dengan, A atau B dinaikkan dua kali lipat. Jika konsentrasi A dan B
katalisis. Persamaan (7) melukiskan suatu reaksi penggantian,| j digandakan, kemungkinan tumbukan akan meningkat
bebas pada pembentukan produk lebih rendah daripada pada Laju oc (11) empat kali lipat.
yaitu suatu gugus yang masuk menggantikan gugus Lyang|i Untuk reaksi kimia yang berlangsung pada suhu tetap
pembentukan substrat, tanda AG dan AG0 akan negatif, yang
menunjukkan bahwa reaksi tertulis cenderung dari kiri ke arah
keluar, yang semula melekat pada R. jj Energi aktivasi untuk reaksi yang berjalan dalam arah dan melibatkan satu molekul A dan satu molekul B,
(7) berlawanan dengan gambar setara dengan -AGir . A+B-*P (12)
kanan. Reaksi semacam ini disebut sebagai reaksi spontan. E + R- L ? = * E - R + l -
Tanda dan besar perubahan energi bebas akan menentukan jumlah molekul yang memiliki energi kinetik memadai untuk
Pada pertengahan perjaJanan reaksi penggamian ini, ikatanf BANYAK FAKTOR MEMENGARUHI LAJU REAKSI
sejauh mana reaksi akan berlangsung. Persamaan (3) antara Rdan L telah melemah, tetapi belum terputus total,!' mengatasi hambatan energi aktivasi akan tetap. Dengan
Teori kinetikdisebut juga teori tumbukan (collision theory) demikian, jumlah tumbukan dengan energi yang memadai
sedangkan ikatan baru antara E dan R belum terbentuk
pada kinetika kimia menyatakan bahwa agar dua molekul untuk menghasilkan produk P akan berbanding lurus dengan
AG = -RT In K
eq
(3) sempurna. Zat antara transien initidak ada substrat acaujf j
bereaksi, keduanya harus (1) saling berdekatan dalam jarak jumlah tumbukan antara A dan B, dan karenanya, konsentrasi
produk yang berada dalam keadaan bebas pada keadaaanf!
menggambarkan hubungan antara konstanta keseimbangan yang memungkinkan pembentukan ikatan (bond-forming distance) molar keduanya, yang ditandai dengan tanda
ini disebut keadaan transisi, E***R***L. Garis tirik-|
dan AG, dengan R adalah konstanta gas (1,98 kal/mol/ K atau satu sama lain, atau bertumbukan; dan (2) memiliki energi
utik mewakjli ikatan parsial" yang sedang mengalami |
8,31 J/mol/K) dan T adalah suhu mudak dalam derajat Kelvin. kinetik yang cukup untuk mengatasi hambatan energi untuk kurung besar,
pembentukan dan pemutusan. I
K setara dengan hasil kali konsentrasi produk-produk readksi, mencapai keadaan transisi. Oleh karena itu, semua yang Lajuoc[AllBl (13)
Reaksi (7) dapatdianggap terdiri dari dua reaksi parsial/' jj
masing-masing dipangkatkan sesuai stoikiometrinya, dibagi meningkatkan frekuensi atau energi tumbukan di antara substrat
yang pertama berkorespondensi dengan pembentukan (F) \ Demikian juga; untuk reaksi yang disajikan oleh
hasil kali substrat yang masing- masing dipangkatkan sesuai akan meningkatkan laju reaksi yang dijalani substrat-substrat
dan yang kedua dengan peluruhan (D) /at antara keadaan |s
stoikiometrinya. tersebut. A + 2B - P (14)
transisi selanjutnya. Seperti semua reaksi, perubahan kha$f
Untuk reaksi A + B <= P + Q
dalam energi bebas, AGp dan AG() berkaitan dengan masing. ll yang juga dapat ditulis sebagai
IPHQ1 masing reaksi parsiaJ j Suhu
(8) I A+B+BP (15)
**[A] [B] (4) Peningkatan suhu akan meningkatkan energi kinetik molekul.
E+R-L^E- -R.- L AG, ekspresi laju reaksi yang sesuai
dan untuk reaksi (5) Seperti diperlihatkan di Gambar 8-1, jumlah total molekul yang
(9) energi kinetiknya melebihi hambatan energi EJCI (batang vertikal) Laju ex [A] IB] IB] (16)
A+A (5) E-R-LfiE-R + L AG.
untuk membentuk produk, meningkat dari suhu rendah (A),
E + K - L ^ E - R + L AG = AG, + AG,, (10) J melalui pertengahan (B) ke tinggi (C). Peningkatan energi kinetik atau
K molekul juga meningkatkan gerakan molekul sehingga frekuensi Laju oc lAHBl2 (17)
Untuk reaksi keseluruhan (10), AG adalah jumlah AG|; dan AGd.
- [P1 (6) tumbukan juga meningkat. Kombinasi tumbukan yang lebih
eq
" [A]2 Seperti semua persamaan yang terdiri dari dua suku, tidaklah
sering dan lebih berenergi serta produktif ini akan meningkatkan Untuk kasus umum jika n molekul A bereaksi dengan m
substrat^an^'^f persamaan (3) jika konsentrasi diketahui Jika AG"^ n? mungkin untuk memperkirakan tanda atau besar
laju
AGF atau AGD dari AG. molekul B,
*erdapat tWam keseimbangan reaksi.
besar dari satu dan , ahsuatuanSkaneSafi^,akaniebih akan m^l ku- i konsentrasi Banyak reaksi melibatkan lebih dari satu keadaan transisi, nA + mB - P (18)
produk pada keseimbangan yang masing-masing disertai perubahan energi bebas. Untuk
Konsentrasi Reaktan
suw il ag positif
-^ substrat akan reaksi-reaksi ini, AG keseluruhan mencerminkan jumlah semua ekspresi laju adalah
perubahan energi bebas yang berkaitan dengan pembentukan Frekuensi tumbukan molekul berbanding lurus dengan
menguntungkan pembentukan Laju oc lAHB]m (19)
dan peluruhan semua keadaan transisi. Oleh karena itu, dari AG konsentrasi molekul-molekul yang bersangkutan. Untuk dua
awal rlon ^a^wa ^rena AG adalah fungsi keadaan daDat m k ^ Zat7zat ^^8 molekul yang berbeda A dan B, frekuensi tumbukan antara Penggantian konstanta proporsionalitas dengan tanda yang
keseluruhan kita tidak dapat mengctahui jumlah atau tipe
bereaksi, besaran ini hanya keseimba^ Cn^n. *nfrmasi mengenai arah dan keadaan transisi yang dilalui oleh reaksi. Dengan kata lain: keduanya akan menjadi dua kali lipat jika konsentrasi sama dengan memasukkan suatu proporsionalitas atau
keadaan reaksi da!? ^^5* tic^ bergantung pada mekanisme konstanta laju k yang khas untuk reaksi akan menghasilkan
termodinamika keseluruhan tidak memberikan informasi
laiu (\c en?ya mernberikan informasi mengenai reaksi* ieh ^na itu-dan seperti mengenai kinetika.
persamaan (20) dan (21), dengan subskrip 1 dan -1 yang masing-
masing merujuk pada reaksi ke kanan dan ke kiri.
memiliki AG" Ti!*
tersebut t k negatif besar, namun reaksi AGF Mendefinisikan Energi Aktivasi
Laju, = k,lAlnlBlm (20)
\rnna- <langsung meskipun dengan kecepatan
Tanpa memperhatikan tanda dan besar AG, AG,; untuk sebagian
yang sangat rendah. Hambatan energi Laju^ = kA [P] (21)
besar reaksi kimia memiliki tanda positif. Oleh karena itu,

iSSi""OLEHfNR0'
pembentukan zat-zat antara keadaan transisi mengharuskan
diatasinya hambatan/sawar energi. Dengan demikian, AGp sering Keq Adalah Rasio Konstanta Laju
disebut energi aktivasi, Eact, energi yang diperlukan untuk
mengatasi suatu hambatan energi tertentu. mgkat kemudahan Sementara semua reaksi kimia sedikit banyak bersifat
Reaksi Berlangsung Melalui Keadaan
dan dengan demikian, frekuensi mengatasi hambatan ini reversibel, pada keseimbangan konsentrasi keseluruhan reaktan
Transisi
berbanding terbalik dengan E^. Jadi, parameter termodinamik dan produk tetap konstan. Oleh karena itu, pada keseimbangan,
Konsep keadaan transisi (transition state) adalah hal men dasar untuk yang menentukan seberapa cepat suatu reaksi berlangsung adalah laju perubahan substrat menjadi produk setara dengan laju
memahami dasar kimiawi dan termodinamik nilai AQ perubahan produk menjadi substrat.
untuk pembentukan keadaan transisi yang dilalui oleh reaksi. Gambar 8-1. Hambatan energi untuk reaksi kimia
BAB 8: ENZIM: KINETIKA / 69

garam dengan enzim. Gugus bermuatan tersering adalah


68/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
hingga 45-55 C. Scbaliknya, enzim dari mikroorganisme gugus karboksilat negatif dan gugus am in berproton yang
termofilik yang berada di mata air panas vulkanik atau ceiah bermuatan positif. Oleh karena itu, penambahan atau
(lihat Gambar 7-7) menggambarkan bagaiman.i suatu enzini
hidrotermal bawah laut mungkin stabil hingga suhu di atas pengurangan gugus-gugus bermuatan akan memengaruhi
Laju, = Laju., (22) menggunakan katalisis kovalen untuk menghasilkan suatu
secara negatif pengikatan substrat sehingga katalisis akan
jalur reaksi yang unik. 100 C. melambat atau lenyap.
Oleh karena itu, Q,() atau koefisien suhu adalah faktor yang menun-
k,[Aln|B]m = k ,[P] . (23) ENZIM TIDAK MEMENGARUHI K jukkan seberapa besar laju suatu proses biologis meningkat PENGUKURAN REAKSI YANG DIKATALISIS
cq pada peningkatan suhu 10 C. Untuk kisaran suhu dengan OLEH ENZIM BIASANYA MENGUKUR
dan enzim yang stabil, laju sebagian besar proses biologis biasa-
k, _ IP) Enzim mempcrcepat laju reaksi dengan menurunkan
KECEPATAN AWAL
nya meningkat dua kali lipat untuk peningkatan suhu 10 C
Sebagian besar pengukuran laju reaksi yang dikatalisis oleh
(24) hambatan aktivasi AG(. Meskipun dapat mengalami (Q](1 = 2). Perubahan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim
k_! [Af[B r enzim menggunakan periode waktu yang relatif singkat,
modifikasi scsaat sewaktu proses katalisis, n.mnin enzim yang menyertai peningkatan atau penurunan suhu tubuh
kondisi yang menyerupai kondisi laju awal. Pada kondisi ini,
Rasio k, terhadap k , disebut konstanta keseimbangan, K. muncul tanpa mengalami perubahan pada akhir reaksi. merupakan suatu hal penting dalam kelangsungan hidup
Berikut ini adalah sifat-sifat penting suatu sistem dalam laju reaksi kcbalikan dapat diabaikan karena jumlah produk
Oleh karena itu, adanya suatu enzim tidak berpengaruh makhluk berdarah dingin, seperti kadal atau ikan yang
keseimbangan yang perlu diingat: yang terakumulasi sangat sedikit. Karenanya, kecepatan
pada AG untuk reaksi keseluruhan yang semata-mata suhu tubuhnya ditentukan oleh lingkungan eksternalnya.
awal (v.; initial velocity) reaksi pada hakikatnya adalah laju
(1) Konstanta keseimbangan adalah rasio konstanta konstanta merupakan fungsi dari keadaan awal (Lin akhir reaktan. Namun, untuk mamalia dan organisme homeotermik lain,
reaksi kc depan. Pengukuran aktivitas enzim hampir selalu
Persamaan (25) memperlihatkan hubungan antara konstanta perubahan laju reaksi enzim sesuai suhu memiliki makna fi-
laju reaksi (bukan laju reaksi). menggunakan substrat dengan konscntrasi molar besar (10'-
keseimbangan untuk suatu reaksi dan perubahan energi siologis hanya dalam keadaan-keadaan, seperti demam atau
(2) Pada keseimbangan, laju reaksi (bukan konstanta aju dari 107) dibandingkan enzimnya. Pada kondisi ini, v] setara
bebas standar untuk reaksi tersebut: hipotcrmia. dengan konsentrasi enzim. Oleh karena itu, pengukuran
reaksi ke depan (kanan) atau mundur (kiri) ada a i setara.
(3) Keseimbangan adalah suatu keadaan dinamik. Mes lpun tidak AG = -RT In K,, (25) kecepatan awal memungkinkan kita memperkirakan jumlah
Konsentrasi Ion Hidrogen enzim yang ada dalam suatu sampel biologis.
terdapat perubahan netto konsentrasi substrat atau produk, Jika kita menyertakan keberadaan enzim (lav/) di dalam
namun masing-masing molekul substrat produk saling Laju hampir semua reaksi yang dikatalisis oleh enzim
perhitungan konstanta keseimbangan untuk reaksi,
terkonversi secara kontinu. memperlihatkan ketergantungan signifikan pada konsentrasi KONSENTRASI SUBSTRAT
(4) Nilai angka konstanta keseimbangan dapat dihitung dari
A + B + Enz P + Q + Enz (26) ion hidrogen. Sebagian besar enzim intrasel memperlihatkan MEMENGARUHI LAJU REAKSI
aktivitas optimal pada nilai pH antara 5 dan 9. Hubungan Pada pembahasan berikut, reaksi enzim dianggap seolah-olah
konsentrasi substrat dan produk pada keseimbangan atau dari ekspresi konstanta keseimbangan,
aktivitas dengan konsentrasi ion hidrogen (Gambar 8-2) hanya memiliki satu substrat dan satu produk. Sementara
rasio k,/k ,.
K IPHQHEnzl (27) mencerminkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada kebanyakan enzim memiliki lebih dari satu substrat, prinsip-
eq
|A||B||Enz| pH tinggi atau rendah dan efek pada keadaan bermuatan prinsip yang dibahas di bawah juga berlaku bagi enzim
dengan banyak substrat.
KINETIKA KATALISIS ENZIMATIK direduksi ke persamaan yang identik dengan persamaan dari enzim, substrat, atau keduanya. Bagi enzim yang
mekanismenya melibatkan katalisis asam-basa, residu-residu Untuk suatu enzim tipikal, peningkatan konsentrasi
untuk reaksi tanpa keberadaan enzim: substrat akan meningkatkan v. hingga tercapai nilai
Enzim Menurunkan Hambatan Energi Aktivasi yang terlibat harus berada dalam keadaan terprotonasi
maksimal V (Gambar 8-3). Jika peningkatan lebih
Suatu Reaksi 1PIIQI yang tepat agar reaksi dapat berlangsung. Pengikatan
lanjut konsentrasi substrat tidak meningkatkan v., enzim
Semua enzim mempercepat laju reaksi dengan keadaan-keadaan dan pengenalan molckul substrat dengan gugus-gugus
eq
[A1IBI (28) dikatakan jenuh oleh substrat. Perhatikan bahwa bentuk
transisi dengan AGp yang e l Namun, enzim-enzim mungkin disosiatif juga biasanya melibatkan pembentukan jembatan
kurva yang menghubungkan aktivitas dengan konsentrasi
berbeda a am mencapai hal ini. Sementara mekanisme atau rang Oleh karena itu, enzim tidak berefek pada
substrat (Gambar 8-3) tampak hiperbolik. Pada setiap saat,
tahapan kimiawi di bagian aktif enzim pada ha i atnya seperti reak.1
yang'b^Pun8^^np|^Bcn30in BANYAK FAKTOR MEMENGARUHI LAJU REAKSI
bagian aktif enzim menurunkan Z\VjrF u & YANG DIKATALISIS OLEH ENZIM
zat-zat antara keadaan transisi. Seperti i a as .
stabilisasi dapat melibatkan (1) gugus asam- ^ ^ , di tempat yang Suhu
tepat untuk memindah an Pro dari zat antara pada Keadaan Peningkatan suhu akan meningkatkan laju baik reaksi yang tidak
gugus bermuatan atau ion logam d. temp y penerapan dikatalisis maupun yang dikatalisis enzim dengan meningkatkan
menstabilkan muatan yang terbentu , rPu;naaa energi kinetik dan frekuensi tumbukan molekul-molekul yang
hambatan sterik pada substrat sedemikian rupa s h ngg geometri bereaksi. Namun, energi panas juga dapat meningkatkan energi
substrat mendekati geometri ea aan Protease HIV (lihat Gambar 7- kinetik enzim hingga ke suatu titik yang melebihi hambatan energi
6) menggambar an untuk merusak interaksi nonkovalen yang mempertahankan struktur
oleh suatu enzim yang menurunkan hambatan aktivas, dengan tiga- dimensi enzim. Rantai polipeptida enzim kemudian mulai
menstabilkan zat antara keadaan ^ terurai, atau mengalami denaturasi, disertai hilangnya kemampuan
Katalisis oleh enzim yang b & Mtantarakcadaan mekanisme reaksi katalitik enzim. Rentang suhu suatu enzim mempertahankan Gambar 8-2. Efek pH pada aktivitas enzim. Sebagai contoh, suatu enzim
biasanya terja (kata}isis
konformasi yang stabil clan secara katalitis kompeten bergantung bermuatan negatif (EH ) berikatan dengan substrat bermuatan positif (SH').
padadan biasanya melebihi- suhu normal sel tempat enzim Dalam gambar, proporsi (%) SH* [\\\1 dan EH' |///| diperlihatkan sebagai fungsi Gambar 8-3. Efek konsentrasi substrat pada kecepatan awal suatu reaksi yang
transisi membentuk ikatan kovaic kimotripsin
tersebut berada. Enzim dari manusia umumnya memperlihatkan pH. Hanya di daerah berarsir silang baik enzim maupun substrat memiliki dikatalisis oleh enzim.
kovalen). Mekanisme katalitik serm proteas
stabilitas pada suhu muatan yang sesuai.
70 BAG ANI:STRUnU
BAB 8: ENZIM: KINETIKA / 71
' ' ^^GS,PR0TEIN&ENZ|M

(32) juga mengungkapkan bahwa Km adalahdan dapat


ditcntukan secara ckspcrimcntal darikonscntrasi substrat
saat kecepatan awal adalah separuh maksimal.

Bentuk Linier Persamaan Michaelis-Menten


Digunakan untuk Menentukan Km & Vmax
numcrik V , dan karenanya
mat '
Pengukuran langsung nilai numeriK vnux> ..................................
konsentrasi substrat y

pcrhirungan I< sering memerlukan konsentrasi substrat yang is]


sangat tinggi (sehingga sccara praktis sulit dilakukan) iinfill.- Gambar 8-5. Plot timbal-balik ganda atau plot Lineweaver-Burk 1/vi versus
' " -O O
m,Mr 1/|S| yang digunakan untuk mengevaluasi Km dan V n _.
;m:ii kondisi jcnuh. Bentuk linier persamaan
untuk mencapai kondisi jcnuh memungkin-
a Michaclis-Mcntcn mengatasicngatasi masalah
m.iaa.o ini dan
............. I.
Gambar 8-4. Represenlasi suatu enzim pada k i data kecepatan awal
kan V dan K dickstrapolasikan dari data kecepatan awa
IIUX (i| I
Km Mungkin Mendekati Konstanta
yang diperoleh pada konscntrasi substrat lebih rendah dari
Pengikatan
pada konscntrasi jcnuh. Dimulai dari persamaan
,ln
RRi (C), dan setara dmgan ^nl (0>- Afinitas suatu enzim terhadap substratnya adalah kcbalikan dari
(29),
_ JtUfeoenkatandenganc\u'\mdaW V
jrvax konstanta disosiasi K{ untuk penguraian kompleks enzim
\\;sESyane,^a,Paldmba\\men\ad\produk.
koetnpC V'i = (29)
bent^ anta\cese\n\bangmuntukpembentukanarii l^l Km substrat ES.
Kedua,koUSlsubsttait\dak\abbesartanpa-batas.0\C\A
Sub
,Slr + ISI k,
i at. K iP E + S ES
ko^PlekSeULterdapatke\eb\WnsubstratKdan\\<\\ dat, i> ^rpai dibalik k
-i (37)
Catenavtu,V^nyaseba$aneimmyan^mun^kmbevada
Gamb^'kom9\eVsES.Den%andemean,d\K ^SJ^CS.V"
usttasikan do rcaksi
c
ngan mengcval *
^ntcn dalam t\g,a kondisi- ^
l, 1>l
*
K
m + 1S|
da\ambenU,nataupenurunan\S\akanmtw-' )Wa ' '
k-i
ataumenA. o'-- Qqi I' [Si (33)
van? f',^ti!!'3<lai|8-4)11 t h ' h kecl daripada K* , (38)
)ulllian kompleks
yang sesuaidiv..Dititik C (Gambar 8-4)**?>j*ru^han Cn
* + IS] dcngan K fakt or Dengan kata lain, semakin kecil kecenderungan enzim dan
semua enzim terdapat dalam bentuk komi,a !ak'^tnya
substratnya terurai, semakin besar afinitas enzim terhadap
tidak ada enzim bebas yang tersedia untuk m * T^ Wna
[SI substratnya. Sementara konstanta Michaelis Km sering
peningkatan lebih lanjut [S] tidakdapatmeCmbc>Huk^ m +-
1/ (34) mendekati konstanta disosiasi I\0 namun hal ini tidak selalu
reaksi. Dalam kondisi jenuh ini, v. semata 14: ^max*5'
i % 5la_xlS| (/ WS| u
padadan karenanya dibatasiolehkec ^ d.A*, [SI terjadi. Untuk reaksi tipikal yang dikatalisis oleh enzim,
^>unR K~
(penguraian) produk dari enzimtersebut <*i ts^XCtatti *ki IV) . V/ 4
dapat mengikatlebih banyak substrat ln^- . 1 In 11. . v \n J dan d i sed e r h a n a kan
l<i k2 iTi

IPERSAMAAN MICHAEUS-MRK.
^ ini
n IS], n kcCp Pa<Ja K , V sccara <* ^
vyj
1 (39)
& HILL MENGGAMBARKAN <?., (J
V*>jh , +
KON1SENTRASS SUBSTRAT tbI
[SI ^max nilai [S] yang menghasilkan v. = VmJ2 adalah

persamaan MkhaeSis-Mente^
ersai = ax k.-, +k2
naan (35) adalah persamaan untuk garis lurus, y -
Persamaan Michaelis-Menten (29) matematis t^r* ts], S 8.4v lSl =
i , 1/ ^ r\I 5
^ > dengan y = l/v. dan x = 1 /[S]. Oleh karena itu, plot m
hubungan antara kecepaT^^hatL (29)
b
esar daripada );' / ?akan Fungsi dari 1/[S] sebagai .v (40)
konsentrasi substrat [S] yang secara llc^ r^i V. v fe'a ^Vi sebagai y yang merupa^c*. - di 1 /V w dengan
Gambar 8-3. ^-^([Si ,adl
+
IS] pada hk ^
,niCngh asil kan garis lurus yang memotongy di 1/Vnm dengan Jika k k,, maka
S<y n + [S] dengan ^
ec
%h^IS| V' *'5a)<tS| uraman K /V . Plot semacam ini disebut plot timbal- ,)al'k ganda (41)
k, + k j * k ,
_ ^max S.N* atau plot Lineweaver-Burk (Gambar 8-5). I)engan mencmpatkan y pada
si\^ihJ1^ isi
IS| 'm + IS)
IS] I/. 1 persamaan (36) di nol dan menghitung x diperoleh bahwa garis dan
Str 1 ,auh max
Kr ^. M^\ , 'ebih besar memotong di -1/A\ [S l-JCd k-1
Konstanta Michaelis K a ^)jj. Nin | maksimal (^..>
dengan v, adalah sepa^H jj ko gl^tan lk:U l.niut -b (42)
(29)
r^uu
<\ : v-f + b; maka, x -
( y m JV yang daP*t dicapai a. lSf Watan lebih lani 0 = ax Oleh karena itu, 1 IKm hanya mendekati 1 IKd pada kondisi saat
enzim. Oleh karena itu, K W n
S
Ubs m (36)
i)' asosiasi dan disosiasi kompleks ES berlangsung cepat relatif
i'ki t!
^mbar 8-3^ dari nilai negatif garis terhadap tahap pembatas-laju (rate-limiting step) dalam katalisis.
Oleh karena itu, Km mu ,dah dihitung Untuk banyak reaksi yang dikatalisis oleh
V Memotong sumbu x
K Na. ^lSi 51

bahWa jika [S] 5;1 ^

Se
Paruh maksi*11^
akan lebih^'^^^nsuBiidcnp..^ ^
m
Persamaan Hill Menjelask0
BAB 8: ENZIM: KINETIKA / 73
Enzim yang Memperlihatu"
Kooperatif Substrat " Pengikatan kcn
iringan
ufis ni|ainn fn !;0efisicn Hil1' -lM,u |,jral .atan intcraksj L ? fi,nSsi lljri Dnhibitor Kompetitif Biasanya Mirip Substrat Suatu inhibitor kompetitif dan substrat menimbulkan efek
Meskipun kebanyakan ezim m jumlah.
timbal-balik pada konsentrasi kompleks El dan ES. Karena
Wn. seperti di c'T'^" kin , stlm Jlka
n . rktCn'P.>' pensikiun-^jj Mich, mdc
Pendcn T'3
adekuar dapat dijelaskan d mbar 8-3 H
I-fek inhibitor kompcritifdapnt diatasi dengan meningkatkan konsentrasi terikatnya substrat pada enzim menghilangkan enzim bebas
Menten, namun ** P^ * cara Per1pik.11.111 ber]#H substrat. Umumnya, pada inhibisi kompetitif ini, inhibitor (I) berikatan yang tersedia untuk mengikat inhibitor, peningkatan [S]
secara kooperatif ana|og d ra&kat sub, 'chac|is- biasa'"jikd"n;U,k',n P"^. A
dengan bagian dari tempat aktif yang mengikat-substrat dan menghambat menurunkan konsentrasi kompleks El dan meningkatkan
hemoglobin (Bab 6) pLi..g>? Platan al mel itu mp rliha
'P'"giC ' 'U k" h bcMr dAn
( $i Anitas Substn, l kwoP"- akses ke substrat. Oleh karena itu, struktur kebanyakan inhibitor kompetitif kecepatan reaksi. Seberapa besar [S] perlu ditingkatkan untuk
ivit.i.s positif-
klasik cenderung mirip dengan struktur substrat, dan karenanya dinamai mengatasi inhibisi secara total bergantung pada konsentrasi
banyak tempat. Crik
*"g menri|JT *Uatu bstrat umPat pCngikut Satl1 tcmP-lt cnin^j|
su

Se i 'n-S^aki8n b ln "rsisa "k ^ analog substrat. Inhibisi enzim suksinat dehidrogenase oleh malonat inhibitor yang ada, afinitasnya terhadap enzim K, dan K enzim
Ba
g enzim yang SU,3strat dj
n>
semakin nnggi^j N akan menggambarkan inhibisi kompetitif oleh analog substrat. Suksinat untuk substratnya.
Positif dalam mengikat T"1*sHihfcu, L
li 5 8,nclkl
plot v versus. [S)' J fiscCTs tong In??3' dehidrogenase mengatalisis pe- ngeluaran satu atom hidrogen dari setiap dua
menghubungkan perubahan ^ ^ fcj?" m ik tcm'" '
karbon metilen dari suksinat (Gambar 8-8). Baik suksinat maupun analog Plot Timbal-Balik Ganda Mempermudah
berbentuk sigmoid (Gambar 8 Q n peri? 3
1 "ilai y ln v /(V Sa,aM'Va,tu konScn^ Vdi konsentrasi **'<*
Menten pmaupun l n L ,7 ^persam bah:
n strukturalnva malonat ( OOC-CH ,-COO ) dapat mengikat bagian aktif Evaluasi Inhibitor
i ,oc tIr p ot msam
nbal-hnl;i, ^ aanJw: , R Snp^uh^'^'suhsrr.,, ngh*J
*kP'"6ik" lcl' karena in,. S<, J suksinat dehidrogenase, masing-masing membentuk suatu kompleks ES Plot timbal-balik ganda (double reciprocal plot) membedakan
o^igcn |,h|K-,n^1 I atau El. Namun, karena hanya memiliki satu karbon metilen, malonat tidak antara inhibitor kompetitif dan nonkompetitif serta memper-
dapat mengalami dehidrogenasi. Pembentukan dan penguraian kom- plcks mudah evaluasi konstanta inhibisi. Dilakukan penentuan v pada
ativitas
El adalah suatu proses dinamik yang dijelaskan oleh beberapa konsentrasi substrat baik dengan atau tanpa disertai
Menten keberadaan inhibitor. Untuk inhibisi kompetitifklasik, garis
l<1
digunakan untuk men "1^ ***** Enzl <=> Enz + I yang menghubungkan titik-titik data ekspcrimen bertemu di
'=b ^na itu, d lu k_, ' (44) sumbuy (Gambar 8-9). Karena perpotongan garis di sumbu y
renrpcpnn,-; r< en^t^. . asi k0n l rasj L
dengan konstanta keseimbangan K. adalah sama denganpola ini menunjukkan bahwa jika
1 /[S] mendekati 0, v. tidak bergantung pada keberadaan
inhibitor. Namun, perhatikan bahwa perpotongan garis di sumbu

Sst? ^ 5
x bervariasi sesuai dengan konsentrasi inhibitor - dan bahwa
karena - MIC lebih kecil daripada 1 /AT , K
m * in m
icgv, HV? u;..
(Km yang terlihat) menjadi lebih besar jika konsentrasi
V = n 'oglSl -10 k, -. I inhibitor meningkat. Oleh karena itu, inhibitor kompetitif tidak
max'v1 8k
K, =
Persamaan (43) menyatakan , . berefek pada K , tetapi meningkatkan ICm, K yang tampak untuk
Enzl (45)
bed:iL [ik v <-ni' lil tnzini, apakah J substrat. Untuk inhibisi kompetitif sederhana, perpotongan garis

terhadap k\ maka kecepatan ^ ^ [Si


(43)
re|
atj "Sf s, fA jumlah molekul enzim
111
Akibatnya, inhibitor kompetitif bekerja dengan menurun- 1{an
|Enzl bebas yang tersedia untu c mengikat
dengan sumbu x adalah

Sebuah
pangkat ke-ngrafik dari
[Sj. eaks U , m rendah
avvaj f s
Ubr crdasarkan . |,il Strat akan mengatasi
menghasilkan sebuah garis Seba substrat, yi, untuk |membentuk ES, dan akhir- nya menghasilkan Km
r
' v - g n
gkai x= 1+
erSUs produk, seperti dijelascan
Ivra amb- ^
ai [S] (47)
Oo p.
A
V K.
'gan Jika I<m telah ditentukan pada keadaan tanpa inhibitor, K dapat
dihitung dari persamaan (47). Nilai AT digunakan untuk
+\ ^ E-l
membandingkan berbagai inhibitor dari enzim yang sama.
Ef
Semakin rendah nilai A., semakin efektif inhibitor. Sebagai
contoh, obat golongan statin yang bekerja sebagai inhibitor
(46) kompetitif HMG-KoA reduktase (Bab 26) memiliki nilai K yang
E+P beberapa kali lipat lebih rendah daripada K untuk substrat HMG-
KoA.

inhibitor Nonkompetitif Sederhana


H Menurunkan Vmax , tetapi Tidak
I
H C COO' Memengaruhi Km
I
Gambar 8-6. Representasi kinetika OOC-C-H SUKSINAT Pada inhibisi nonkompetitif, pengikatan inhibitor tidak
satura DEHIDROGENASE
3
sta,si
r, K
icl
H memengaruhi pengikatan substrat. Oleh karena itu, kompleks El
Suksinat
Fumarat
dan EIS dapat terbentuk. Namun, sementara kompleks enzim-
inhibitor tetap dapat mengikat substrat, namun efisiensinya
mengubah substrat menjadi produk yang
^bar8.8. Roaksi suksinat dehidrogenase.
C
^ m BAB 8: ENZIM: KINETIKA / 73
Persamaan Hill Menielaslr,, ^crniringan e
Enzim yang Memperlihatkan perilaku '"Pitis yang a adalah koefisicn Hill, suatu p^H Inhibitor Kompetitif Biasanya Mirip Substrat Suatu inhibitor kompetitif dan substrat menimbulkan efek
Pen
Kooperatif Substrat 9'katan ^d.iri jumlah. jeni^ Jika n 5 ] banyak ten,p:lt peng.kaun- timbal-balik pada konsentrasi kompleks El dan ES. Karena
Meskipun kebanyakan enzim m snbstnK^ hfck inhibitor kompetitifdapat diatasi dengan meningkatkan terikatnya substrat pada enzim menghiiangkan enzim bebas
saturasi sederhana seperti di f ^ kine.x konsentrasi substrat. Umumnya. pada inhibisi kompetitif ini, yang tersedia untuk mengikat inhibitor, peningkatan (S]
Mich* lndcPendcn, "T*13 tcmPat pengikatan bcrpt^M
adekuat dapat dijeia.lL, ** CJ di|Utal !M""n
a bias! "I, d'tCnuilu" Pilakn ki A inhibitor (I) berikatan dengan bagian dari tempat aktif yang
mengikat-substrat dan menghambat akses ke substrat. Oleh
menurunkan konsentrasi kompleks El dan meningkatkan
kecepatan reaksi. Seberapa besar [S] perlu ditingkatkan untuk
n lebih besar dari I. eH afinitas karena itu, struktur kebanyakan inhibitor kompetitif klasik mengatasi inhibisi secara total bergantung pada konsentrasi
adekuat dapat ifelX'de^11" 83 cenderung mirip dengan struktur substrat, dan karenanya
ans
ubstra'i.an kooP(:rativiias positif- ^ substrat >' Pcngikntt S',lal Salu inhibitor yang ada, afinitasnya terhadap enzim A', dan K enzim
Menten, namun sebaeian persaniaan |U- l dinamai analog substrat. Inhibisi enzim suksinat dehidro- genase untuk substratnya.
secara kooperatif analog d? 7 ' mngil<at s^bstrar'0 aC,IS
um
pat men mg M Set "- Wn b ai an
> "S -sisa untuk **%
a
oleh malonat menggambarkan inhibisi kompetitif oleh analog
hemoglobin (Bab 6) Perila!^!! PengI,tatan oksjp tC8aklur^''? dan ^makin r n'l" scmakin ,i"Bgl' &> "0| akan m ti!ik tenin substrat. Suksinat dehidrogenase mengatalisis pe- ngcluaran satu Plot Timbal-Balik Ganda Mempermudah
sifat ebWusif en J^>-if ini J* o* ' "' I11 v versus |Sl- J5
S K l,,tl
atom hidrogen dari setiap dua karbon metilen dari suksinat Evaluasi Inhibitor
banyak tempat. yn
8 mengikat sub U ^U* S "g sun k*' nilai ^ '<>e v /(V
Satan' Vait" k0 ' v di konsemrasi'sub^-11 U (Gambar 8-8). Baik suksinat maupun analog strukturalnya
Plot timbal-balik ganda [double reciprocal plot) membedakan
positifSdaJamZegS; srPerl'^ ko >np >k tnak-'T SUlKt vans mengh-fl *> * "^fcngitrJ- malonat ( OOC-CH,-COO ) dapat mengikat hagian aktif
antara inhibitor kompetitif dan nonkompetitif serta memper-
menghubungkan perubahan v'^' be"uk k^'as W< karena'itu. S. suksinat dehidrogenase, masing-masing membentuk suatu
an mudah evaluasi konstanta inhibisi. Dilakukan penentuan v pada
berbentuk sigmoid (Gambar8-6)8^ PO^L**
okslgen oWl lK,llop|obi*> <' kompleks ES atau El. Namun, karena hanya memiliki satu
beberapa konsentrasi substrat baik dengan atau tanpa disertai
Menten maupun p|ot timbal-Mx *P'r^Mu |S1 karbon metilen, malonat tidak dapat mengalami dehidrogenasi.
keberadaan inhibitor. Untuk inhibisi kompetitifklasik, garis
dtgunakan untuk mengevaluasi k tid*^ Pembentukan dan penguraian kompleks hi adalah suatu proses
yang menghubungkan titik-titik data eksperimen bertemu di
ena
itu, para ahli * a saturasj I,, Pat ''"lAl.Klc
dinamik yang dijelaskan oleh
sumbuj/ (Gambar 8-9). Karena perpotongan garis di sumbu y
representasi grafik dar; en21mol0gi kooPeratif MEMd* Klhlt*.
sama dengan 1/Vimx, pola ini menunjukkan bahwa jika 1/[S]
digunakan untuk menjeiT33' Hill y^^ DAM K^ARAM . K
leh hemoglobin. Persamaan (4^1 glltatankL8 Sen>ula ^Nkr> '^HIRKi
mendekati 0, v. tidak bergantung pada keberadaan inhibitor.
rr ,tlf Enzl Enz + I
Hillyangdisusunda.am2,!t!)_m!"tmi^'if 0; Hi^ KOMPETITIF Namun, perhatikan bahwa perpotongan garis di sumbu x
(44) bervariasi sesuai dengan konsentrasi inhibitor - dan bahwa
dengan konstanta keseimbangan IC adalah karena -1 IK lebih kecil daripada MK , K
kata,i
'ik Am m 1 mm
log Vl tak0n>P'e .an
b ^ j-gik ^k cn,m ,m iiKngl1* (Km yang terlihat) menjadi lebih besar jika konsentrasi
15 IEnz|111 _
V glsl - log k' ters
'but tekernp awnii,n- Inhil alat risct U,UU
par
Jii inhibitor meningkat. Oleh karena itu, inhibitor kompetitif tidak
max"vl fw *i>ik C?L--fife
Hw P^t . *OI tor A 1:1 -1 k -c> kj [Enzl] berefek pada V^nas, tetapi meningkatkan K , K yang tampalc
^inL i netil as en/i 1 cnz>ni, apakah 11 ;tJ- P^ngL^dua^dip^ Secara (45)
Persamaan (43) menyatakan k l untuk substrat. Untuk inhibisi kompetitif sederhana,
terhadap k\ maka kecepatan r , Wa ^ [SI kimiawi, aU
t V k_i , perpotongan garis dengan sumbu x adalah
Akibatnya, inhibitor kompetitif bekerja dengan menurun- an
pangkat ke-n (S],<a*1 awal m . endah r,t .
jumlah molekul enzim bebas yang tersedia untuk mengikat
Sebuah graft dari |og
Sl,Vlt ? sairkan 1 in*1' substrat, yi, untuk membentuk ES, dan ale lir ya menghasilkan -1
menghasilkan sebuah garis 1^) v akan mengatasi x= 1+
produk, scpcnl dijelaskan di bawah: K m v ,Ni
(G^8-V:MS, (47)
en 8an

Jika Km telah ditentukan pada keadaan tanpa inhibitor, A' dapat


dihitung dari persamaan (47). Nilai /('digunakan untuk
+\ E-l
membandingkan berbagai inhibitor dari enzim yang sama.
Semakin rendah nilai K, semakin efektif inhibitor. Sebagai
contoh, obat golongan statin yang bekerja sebagai inhibitor
(46) kompetitif HMG-KoA reduktase (Bab 26) memiliki nilai K yang
E+P beberapa kali lipat lebih rendah daripada K untuk substrat HMG-
& KoA.
-J

Inhibitor Nonkompetitif Sederhana


H
I Menurunkan Vmax , tetapi Tidak
H-C-COO-
H CCOO' -2H II Memengaruhi Km
'OOC-C-H
I SUKSINAT Pada inhibisi nonkompetitif, pengikatan inhibitor tidak
H nFHIDROGENASE -OOC c
Suksinat memengaruhi pengikatan substrat. Oleh karena itu, kompleks El
Sio.^ Jdfy,L
dan EIS dapat terbentuk. Namun, sementara kompleks enzim-
H
inhibitor tetap dapat mengikat substrat, namun efisiensinya
G,lmfa
ar .. Reaksi suksinat dehidrogenase. mengubah substrat menjadi produk yang
Fumar

at
74/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM BAB 8: ENZIM: KINETIKA 75

l b ,0r ,rever kecepatan maksimal jika substrat kedua terdapat dalam


P j' ' sibel "Meracuni" Enxi"1
konsentrasi jenuh. Seperti pada reaksi substrat tunggal.
dapat digunakan plot timbal-balik ganda untuk menentukan
d i n a m
ik i n h i b i
' r membentuk suatu < dcng.u, e
/ Okhjj 1 ______ \ V dan K . v diukur sebagai fungsi konscntrasi salah satu
substrat (substrat variabel) sementara konsentrasi substrat
EAB-EPQ EQ
.4 EA lain (substrat-tetap) dipertahankan konstan. Jika garis yang
8 i inhibitr, . "r lr' medium sckit.u-
a J
3
diperoleh dari beberapa konsentrasi substrat-tetap diplotkan
; h ' n b^r,a secara irevcrsibe md 2T
SCCara
ke grafik yang sama, kita dapat mcmbedakan antara suatu
kimiawi.
enzim ping-pong yang menghasilkan garis sejajar, dan
Km
\ \ I v* S* pcnibcntukaii a.au P
mekanisme sekuensial yang menghasilkan pola gans-gar.s
konf men8'kat * aminoasil >"' h3lJ*
r k u
berpotongan (Gambar 8-12).
1 katalisis, atau mcmp^^SS
[ Beberapa studi tentang inhibisi produk digunakan
S oleh C\" 'cla>ifstat|n'''"- Karcna perubaliai^P^^jW untuk mclengkapi analisis kinetik dan untuk membedakan
I
Gambar 8-9. Plot Lineweaver-Burk untuk u, antara reaksi Bi-Bi acak dan teratur. Sebagai contoh, pada
Perhatikan hilangnva inhibisi senra lnh'bisi knn,
1 /[SI yang rendah)" *" P* IS]
yan
8 tersCn8aSl1, "tap ^ W|Ur" 'lt<>n' Pi,n nh'H ^tsi^ tC;hambat reaksi Bi-Bi urutan-acak, masing-masing produk akan
bahkan setelah *>'
SEB ari
menjadi inhibitor kompetitif tanpa memandang substrat
AG|A Medium sekitar.
mana yang menjadi substrat variabel. Namun, untuk
mekanisme sekuensial (Gambar 8-11, atas), hanya produk
tercermin oleh V berkurang. ,nhibi
mengikat enzim di bagian-bagian yan l [ "0nkmpeti.;f
BSSSSi REAKSI YANG Cambar 8-11. Contoh liga kolas ^'menunjukkan
Q yang akan menghasilkan pola yang menunjukkan inhibisi
AT
pengikat substrat dan umumnya tidak dari baei . AU LEB[UHcENZIM horizontal mencerminkan enzim. 1
.. Reaksi Bi-Bi
kompetitif jika A adalah substrat variabel, sementara hanya
produk P yang akan menghasilkan pola dengan B sc xagai
penambahan substrat dan keluamya proc11 , ncjen NAD(P)
kesamaan struktural dengan substrat * Wdkit MELIBAT^ teratur yang khas untuk l>anyak oksic orcc . kinase dan substrat variabel. Kombinasi lain inhibitor produk dan
Untuk inhibisi nonkompetitif S1PU bn H SUBSTRAT I\. Tcngah: Reaksi Bi-Bi acak khas . on khas untuk beberapa dehidrogenase.
substrat variabel akan menghasilkan bentuk-bentuk inhibisi
El memiliki afinitas yang sama r,L,rhana, p . . ^ak i Vak . Bawah: Reaksi p.ng pong, aminotransferase dan protease serin.
nonkompetitif yang kompleks.
kompleks EIS menghasilkan produk P SUbstr*t A*
yang hamp.r dapat diabaikan (G,mu Pada keCe*
PENGETAHUAN TENTANG KINETIKA,
nonkompetitif yang lebih kompleks ter "i- 8'l0)- InhV*
inhibitor memengaruhi afinitl f* P'lgik
satu Mil MEKANISME, DAN INHIBISI ENZIM
A mcmicu perubahan konformasi enzim sehingga residu- residu
enzim terhadap substrat, meyebabk '*| K MEMBANTU PENGEMBAfNGAN OBAT
kuadran ketiga atau keempat nadp ni 8 ls ^erw 1 tan enzim dapat mengenali dan mengi
P
(ridak dinerliharkanl * Plot timU . Banyak Obat Bekerja Sebagai Inhibitor
(tidak diperlihatkan). Inhibitor'Z* * Reaksi Ping-Pong Enzim
campuran inhibisi kompetitif dan ^ ^Perlihatk^3 untuk inhibitor- Tujuan farmakologi adalah mengidentifikasi bahan yang
inhibitor ini berad !rlpetitf. F ciri istilah "ping-pong ber^u JjJ
51 luar membebaskan satu atau lebi n pr ng melibatkan 1
i. Merusak atau mengganggu pertumbuhan, daya
semua substrat ditambahkan ca cs enzim yang
invasif, atau perkembangan patogen invasif
katalisis kovalen dan suatu be Reaksi Bi-Bi ping-
2. Merangsang mekanisme pertahanan endogen
bersifat sementara (lihat Gam a ((iouyie displacement 3. Menghentikan atau menghambat proses molekular
pong adalah reaksi pergantian gan pcmindahan mula- menyimpang yang dipicu oleh rangsang genetik,
d Ku
ensial reactions). Gugus yang menga. ^ enzim untuk
lingkungan, atau biologik tanpa banyak mengganggu
n
an Hu J mula dikeluarkan dari substrat ^ modifikasi enzim
fungsi normal sel pejamu.
menghasilkan produk P dan su. substrat kedua
Berkat peran fisiologisnyayangberagam dan tingginya derajat
...... (F). Pemindahan berikutnya gigi* membentuk kembali E,
B, yang membentuk produk Q bawah). selektivitas substrat, enzim menjadi sasaran alami untuk
^ terjadi (C#&*& pengembangan obat yang bersifat spesifik dan poten. Sebagai
X^-'A adalah penggantian kedua (Gambar 8-11, bawa Kebanyakan contoh, obat golongan statin menurunkan pembentukan
kolesterol dengan menghambat 3-hidroksi-3-metilglutaril
Reaksi Bi-Bi Sesuai dengan koenzim A reduktase (Bab 26), sementara emtrisitabin dan
S 5 Ua>r. >;v;nsial da Kinetika Michaelis-AAentten _ tenofovir disoproksil fumarat menghambat replikasi virus
Sl
O k,^ i t^h kM Pat dKo SV imunodefisisensi manusia dengan menghambat reuene
Gambar 8-10. Plot Lineweaver-Burk b
eriLU^ti substrat berik3^ ^
sederhana. u
ntukin transcriptase virus (Bab 34). Terapi farmakologik hipertensi
Hisi K
> 'k> CT ub.tmt bcrik*1*! >?
a ab
IT' U-k reaksi
n
nk, k sering mencakup pemberian inhibitor enzim pengubali
<Na Lar8-h'B nJT enz'm mungk* uK*/ dengan V yang merujuk p
X ^ Masing.
kcr tB
CX ^8-h UnfT cnzim mungk
0^f Jika kedua substrat terdap. substrat tersebut
masing substrat memiliki sen in m ai .jkan scparuh
'''0 V'atlls b Vh\ membent^k k ,0 /
reaksi ^ A yang sesuai dengan konsentrasi yang g
X ><n/eg;ln E sebelu- IA
^ iA- SaU satu penjelasS V
BAB 8: ENZIM: KINETIKA / 75

"MerC,CUni" EnZin1
,! yan
itr?' . 8 <W t ! much ko^ ^ ^
, nl bit<>r mc
*"l'nin.k " Old' * kecepatan maksimal jika substrat kedua terdapat dalam
be/'S^n inhib[rPCnUh daP' p.ii.l. hanya Jt* konsentrasi jenuh. Seperti pada reaksi substrat tunggal, dapat
-4rhib- L ;lar '-1-" t, digunakan plot timbal-balik ganda untuk menentukan Vm dan Km- v,
diukur sebagai fungsi konsentrasi salah satu substiat (substrat
'^tan j. me,,t>atkin Urd kuni.iwi. Modi*1^ - den " P'^-uk,,, ,-
variabel) sementara konsentrasi substrat lain (substrat-tetap)
""5
dipertahankan konstan. Jika garis yang diperoleh dari beberapa
^"lasTk'1' sul>stn r,M'du iminoa.-il vang % >> ini SSl on konsentrasi substrat-tetap diplotkan ke grafik yang sama, kita
alisis
' mcmpert*^ el1 in|iibi,rta'ifs<al)il /lm' ^aren perubalian-pcn) dapat membedakan antara suatu enzim pmg-pong yang
J > Pen r>riit Uatl1 in, yanp tdah menghasilkan garis sejajar, dan mekanisme sekuensial yang
Gambar 8-9. p|c " ^dib tCtaP ter'rPrni '"m berhib4
8 rs
menghasilkan pola garis-garis berpotongan (Gambar 8-12).
dlb
Perhatikan hilangr ^hlin "h^ba, |,lhLw s,lc|.ah >'
MS] yang ^A*.. ari
Medium Beberapa studi tentang inhibisi produk digunakan untuk
rendah). melengkapi analisis kinetik dan untuk membedakan antara reaksi
Bi-Bi acak dan teratur. Sebagai contoh, pada reaksi Bi-Bi urutan-
acak, masing-masing produk akan menjadi inhibitor kompetitif
tanpa mcmandang substrat mana yang menjadi substrat variabel.
Namun, untuk mekanisme sekuensial (Gambar 8-11, atas), hanya
produk Q yang akan menghasilkan pola yang menunjukkan inhibisi
kompetitif jika A adalah substrat variabel, sementara hanya
produk P yang akan menghasilkan pola dengan B sebagai
11 IEH ^AI<SI YANG lEB'H substrat variabel. Kombinasi lain inhibitor produk dan substrat
variabel akan menghasilkan bentuk-bentuk inhibisi
snSjW MELIBAT nonkompetitif yang kompleks.

"m satu siihs'1*' dua


PENGETAHUAN TENTANG KINETIKA,
dan kadang-1^ P'oduk.
MEKANlSNiE, DAN INHIBISI ENZIM #
Prin.sip-prinsl 'P'ln
nicniicu perubahan konformasi enzim sehingga residu 'du MEMBANTU PENGEMBANGAN OBAT
enzim dapat mengenali dan mengikat B.
digambarkan in Banyak Obat Bekeria Sebagai Snhibitor Enzim
a cr
laku unuik ctr'""
&
"'atematis yang Jlg Tujuan farmakologi adalah mengidentifikasi bahan yang dapat
Substrat bcrsife' k! 1. Merusak atau mengganggu pertumbuhan, daya invasif,
P iiici icnrans rc^
r er s atau perkembangan patogen invasif
Merangsang mekanisme pertahanan endogen
cn^emikan atau menghambat proses molekular
menyimpang yang dipicu oleh rangsang genetik,
u lingkungan, atau biologik tanpa banyak mengganggu
ensial
fungsi normal sel pejamu.
Berkat peran fisiologisnya yang beragam dan tingginya derajat
ir
at harus selekt.v.tas substrat, enzim menjadi sasaran ^ami untuk
[
onipleks tcrn cl pengembangan obat yang bersifat spesifik dan poten. Sebagai
terjadi (C,M" [r contoh, obat golongan statin menurunkan pembentukan kolesterol
ad.-,no Jisc*bllf dengan menghambat 3-hidroksi-3-metilglutari! ko=nz,m A
reduktase (Bab 26), sementara emtmnahin dan enofovr d'soproksd
Gambar 8-10. Plot Linew<
!banyakanReakst Bi-Bi Sesuai dengan ketika Rtmarat menghambat replikasi virus """odd*ns, manusia
sederhana. dengan menghambat reverse
MichaeUs-Menten
TS (ftlb 34>- TeraP; farmakologik hipertensi 'g mencakup
a8an besar reaksi Bi-Bi sesuai dengan bentuk kinetika - pemberian inhibitor enzim pengubah
haelis-Menten yang sedikit-banyak lebih kompleks 8an Vnax
yailg merujuk pada laju reaksi yang dicapai ^dua substrat
terdapat dalam kadar jenuh. Masing- ;,n8 substrat memiliki
sendiri nilai Km substrat tersebut S sesuai dengan konsentrasi
yang menghasilkan separuh
BAB 8: ENZIM: KINETIKA / 77

Peningkatan
Efek inhibitor kompetitif yang biasanya mirip dengan pcnemuan obat, farmakodinamika perbandingan, dan
substrat, diatasi dengan meningkatkan konsentrasi substrat. menentukan cara kerja obat.
Inhibitor nonkompetitif menurunkan V ,
1
max

tetapi tidak memengaruhi Km.


Berbagai substrat dapat bereaksi dalam rangkaian acak REFERENSI
(semua substrat dapat berikatan pertama kali dengan
Fcrsht A: Structure and Mechanism in Protein Science: A Guide to llnzyme
enzim) atau mengikuti urutan-wajib (substrat A harus
Catalysis and Protein Folding. Freeman, 1999.
berikatan sebelum substrat B).
Fraser CM, Rappuoli R: Application of microbial genomic science to advanced
Dalam reaksi ping-pong, satu atau lebih produk dibebaskan
therapeutics. Annu Rev Med 2005:56:459.
dari enzim sebelum semua substrat ditambahkan. Schultz AR: Enzyme Kinetics: From Diastas? to Multi-enzyme Systems.
Aplikasi kinetika enzim mempermudah kita Cambridge Univ Press, 1994.
mengidentifikasi dan mengctahui karakter obat yang secara Scgcl I FI: Enzyme Kinetics. Wiley Interscience, 1975.
selektif menghambat enzim tertentu. Oleh karena itu, Wlodawer A: Rational approach to AIDS drug design through structural
kinetika enzim berperan sentral dan penting dalam biology. Annu Rev Med 2002;53:595.
bab 9: ENZIM:. PENGENDALIAN AKTIVITAS / 79

Enzim: Pengendalian
Aktivitas
Peter J. Kennelly, PhD & Victor W. Rodwell, PflD

PERAIM BllOMEDlS
AL,RAN METAB
Ahli ilmu faal abad ke-19 Claude Bernard ci
LIRAN METABOLH
P ERSIFAT AKTIF ATAU PAS'F
dasar konseptual pengaturan metabolik.
Gambar 9-1. Respons berbeda konsentrasi substrat pada ^al^emlMl^pen^ntu^^epa^an^rate-/i'iln^rig'steptlAfdan tal^rp
bahwa makhluk hidup berespons dengan c men8aniati ,P
AKTIF ATAU PAS terhadap perubahan yang sama^ ^ ^ ^ ^ dengan nilai AC. mendekati nol (B).
sesuai secara kuantitatif dan temporer sehi^'^ yang b k ia
' " Ha laiu .-.aksin-1 uf konsentrasi substrat K, IAvaj >
yang bersangkutan dapat bertahan hidup dala^ ko?3 dapat bCrP PCn,ngkataM ktnsc!Ur." sl|r nl-' -
beragam tantangan yang ditimbulkan oU^^Pi
. cecara keseluruhan terdapat ,iki salah satu jalur lebih menguntungkan dari segi energi
baik lingkungan eksternal maupun intc . pCruUan ............
pipa tetaplah satu arah karena . * rubahan keseluruhan v-me satunya akan disertai perubahan energ. bebas AC, ya g
Cannon kemudian mengajukan istilah" V* ^ltcr
perubahan tinggi yang sesuai dengan P ^ c>3). energi
untuk menjelaskan kemampuan hewan Stasis besar nya sama, tetapi tandanya berlawanan. Spontan,tas
bebas jalur metabolik u->s(-
lingkungan intrasel yang konstan .Inn kedua jalur terjadi akibat digantikannya satu atau
Ka
Uar ... vv*tnbar 9 .
perubahan lingkungan eksternalnya. Ki nj ? p U n lebih reaksi oleh reaksi berbeda yang secara termodinamis
KOMPARTEMENTASI METABOLIK MEMASTIKAN
tCrjacj- eb h menguntungkan dalam arah yang berlawanan
bahwa organisme berespons terhadap pemk ^ ^fietah.' yann senidan - rU^ a E FI S I E N S >^ GA T U R A N En/im glikolitik fosfofruktokinase (Bab 8) digant, oleh
eksternJdaninternalnyamelaluiperub^Vfc ', ' *** 9-1). Rc lcr|iadaP f A & MENYEDERHANAKAN plukoneoeenik fruktosa-l,6-b,sfosfatase (Bab 20).
U
metabolik tertentu yang seimbang dan * ^i-rtaL m, M Hlinkmnccr
. \*" i'f
v1 1 ... j.in katabolik yang pada Kemampuan enzim membedakan koenzim yang secara
penyakit
penyakitmanusia,
manusia,termasuk
termasukkanker,
kanker di diakbet1 aaU.-fianv
erp du
ft, il - eukariot, jalur-jalur anabo i ^ k0mpartcmen , uktunl mirip NAD' dan NADP' juga merupakan suatu
^ini>U w!rdinasi^n aliran - <"aliran
., ^
Pcrtali,-.
dan penyakit Alzheimer, ditandai olehV? ^ >s C r s C Stasis .. saling bertukar produk dapat berlang. b enzim yang subselular
^ng flck , di sel yang 1 tuk kompartementasi karena dengan kemampuan in,
dan penyakit Alzheimer, ditandai oleh
yang dipicu oleh bahan patogen atau 'Watl , d -
(T s
s k' menghadapi tertentu. Sebagai c nt
| ^ berada di dalam menguraikan protein dan m dapat memisahkan elektron NADH yang ditakdirkan
s c:-y5?- ................
re
yang dipicu oleh bahan patogen atau
ebagai contoh, banyak virus onWn:|' ge.5Natl
0Uta or
p .^jan juga, biosintcsis ganel yang disebut lisosom. oksidasi Ll11

Sebagai contoh, banyak virusmemodifiU


onkoRc gcn untuk menghasilkan ATP dari elektron NADPH yang ikut
^rotein-tirosin kinase yang "'"gdta? a res
^n rt:. ^ Pons terhadap " ' s asam s"rta dakm tahap-tahap reduksi di banyak ,alur biosmtesis.
nmrein-tirosin kinase vano ,b"ni* , Ct|k, ^ d i b r e s P n s terhadap s,n)
regulatorik yang mengendalikan p0la ejJ ProSes.D an -am lemak terjadi di sitosol, seme**f (&ib 22 dan lcmak berlangsung di
ikut berperan dalam inisiasi dan progr^* Scl s^
Vibrio cholerue (organisme penyebab kol^' ^cr. ^Vh^tr
5S
."Qhi.' 'as '^'inidian.

^
u dalam nuto ^u di dalam npc 23). Pemisahan jalur-jalur
metabol.k ' ^ fisik eb.h
Pengendalian Suato Enzim
x/na Mengatalisis Keaksi
jalur-jalur peka-sensor di sel epitel uSUs? encJ
erung Berl Se
' khusus juga merupakan P nl
^antara knisus
ribosilasi ADP terhadap protein pencil iyic| ? lan
Pembatas-Kecepatan akan Mengatur
J )ut. Selain itu, adanya satu atau bertentangan
yang menghubungkan reseptor di D * Tp (pm^n ta
Keseluruhan Jalur Melfabolok
'Memungkinkan jalur-jalur yang t idak terdapat
adenilil siklase. Pengaktivan siklase ini aan sci toN WtoL, ntras: -ew id bef
ada di tempat yang sama m F .$[s maUpun Pemisah fisik. Sementara aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolik
ke dalam usus, menimbulkan diare ' *1- ^ Xi?'nd'k,naCtabolitdan kadar cii**'^/
, i
melibatkan katalisis oleh banyak enzim, namun kontrol akt
Sebagai contoh, ^ zat antara
Yersinia pestis (organisme penyebab ^ air
Htf ^'atj y"icJ1!Unsdhldl'Pbcrad;Ja,'/(/ ^ukoneogenesis, meskipun Itie^1erRetjs mcnguntung^^ homeostasis dicapai oleh pengaturan sebagian kec.l en^m.
protein-tirosin fosfatase yang menghidM^^rU^i. ' ei\ht''Cta')0lik e"dy S,ntc'>' y'"" knSL' '''
t tt
yaitu ko'>>" A
oneogenesis, mesKtpuu mengun<-u . Fnzim yang ideal untuk intervensi regulatorik adalah enzi
di protein-protein sitoskeleton Cl1
Se
al^ t^u ,w 1
^'ati-,1 (nP .relatif
a
tetapkonstan
rpl_.:f^ I.
1
vane efisiensi katalitik atau kuantitasnya menentukan bahwa
enzim yang sama, secara ene.^ rcaksinya sama.

&
yang bertanggung jawab untuk menJ^.^WHti)
atl
9-2). Mesl-" ln
* tidak mungkin terjad ) Laksi yang dikatalisis akan relatif lebih lambat diband.ngkan
rusak atau abnormal dipercaya bet! pro, . SQ, ,1
' '- Oi Pr
duL ' ^ fat i
a ers

neurodegeneratif, seperti penyakit A|2h ^ ^ai,, h, semua reaksi lain dalam jalur yang bersangkutan Oleh
!\XS 4S-tuU real Molekul
Oleh karena itu, pengetahuan tentan! n'p Njll karena itu, penurunan efisiensi katalitik atau jumlah katalis
X ^>.telUarka" ol. y/
besar
mengendalikan laju reaksi yang dilt l*toNf 1 NJ'yak reaksi yang untuk reaksi pembatas-kecepatan (rate-limiting reaction,
'/J
penting untuk memahami dasar molej eh =K*i < - rah. Rang^^</( ataU bottleneck reaction) mengurangi aliran metabo it
Satu a
. Zat sisa
menguraikan
n)
secara garis besar pola ,
ar
Pe y,, ss Xk V.JV,, 1111 aisc-r,:,; mhahan
Nutri Molekul
A melalui seluruh jalur. Sebaliknya, peningkatan jumlah atau
X CK <vSS.
metabolik
U ar
serta1contoh-contohnya
- * melalui sutuR |>Ma| ien kecil
liUnmnmkl,;. 7

efisiensi katalitik meningkatkan aliran melalui jalur yang
I bersangkutan secara keseluruhan. Sebagai contoh, aset. -
^'arah melalui suatu Molek KoA karboksilase mengatalisis pembentukan malomt-^on,
ivV:xaaiifa5fyanske:i & 6. ul
k'C H>
: P ^L^'etai rng mclalui A rip VV kecil
rcndah
> of A Perhatikan bahwa

Pipa sama ST* ^ idea, dalam keadaan tetap. n Metabolit bersifat satu-arah.

pi 8 PerubahJ jf1
- Namun, alU***
P S tlf
BAB 9: ENZIM:. PENGENDALIAN AKTIVITAS / 79

Enzim: Pengendalian Aktivitas


Peter J. Kennelly, PhD & Victor VV. RorL, nl

ALIRAN META ^
AKTIF ATAU

Moleku
l
kecil

,hatikan bahwa

*1r 9-2. Sol ideal dalam


Metabolit bersifat satu-ar'
; ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS / 81
. <SJC^
Ls/vV' ' BAB 9

/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM


80
. n;mbunan
daVa'^ \ yang,
;Uuvbcfpcra' aU
abnoU**
. pertama pada biosintcsis asam lemak (Bab 23). ^4
Jika reaksi p^ ^ambat, reaksi-reaksi selanjutnya .c\.-s-sPcSVC ,oenya'
penginduksi yang memxilat suues's ^nvCiWin'
- - - i s asam lemak akan terhenti karena tidak pada sina
galaktosidapermease (Gambarn 1irol-x>L
^ Enzim yang mengatalisis reaksi-reaksi terSC\1 ns-
kecepatan berfungsi sebagai pengatur alami pem yang dapat dunduksi antara lain mp'0^ ins\ct-'<:'
kr A Gambar 9-4. Tempal-lempat inhibisi umpan-balik pada jalur
at
^taboWc. Karena itu, enzim-enzim ini merupakan aliran debidtase, urosin-a-ketoglutarat nsU ' \ \ix^

mebagl 0bat untuk melakukan intervensi enzim siklus urea, HMG-KoA rcdukt am-. *- ' ^ ^ ,yvcu' biosintetik bercabang. S,-S, adalah zat antara dalam biosintesis
-x\ ^ repfCSl ^ produk akhir A-D. Tanda panah lurus mewakili enzim yang
SaSar
^atorik. Sebagai contoh, inhibisi oleh obat "statin Sebaliknya, kelebihan suatu metabolu >-
r pembentukan enzim terkait melalui V'"sL ' gV mengatalisisperubahan yangditunjukkan. Tanda panah
hadap HMG-KoA reduktase, yang mengatalisis reaksi induksi melengkung
maurm
^embatas-kecepatan pada kolesterogenesis, " ul ,\^ mewakili lengkung umpan-balik dan menunjukkan tempat-
menghambat-roembentukan
! kolesterol. tndnVa maup rep
, .....tes\ mcKbaiVa" eW
yang, terletak di sl1 J a\" w ^ Veru^" tempat
pembentukan kolesterol. cu an van, KrtcuU * u 'f> inhibisi umpan-balik oleh produk akhir tertentu.
fc y g diatur, dan protein regulator\k y
(trans-acting regulatory proteins').iU MeU u sl
" makromolekul (mis. asam amino untuk protein, nukleotida
dibahas c\\ ^da P
PENGATURAN JUMLAH ENZIM induksi
lain dan
dan rcpresi
i *%* J
r ? W? r - Mekanisme , P diranesan has dl Ral'
dUl ,t,ns) 11
untuk asam nukleat), biasanya menghambat tahap pertama
V k reaksi pembatas-kecepatan di suatu 38. lV-mbentukn rmonspcsifikd S mdalui rangkaian biosintesis tertentu. Contoh yang banyak diteliti
jalur pengikatannva engatur aktivitr adalah inhibisi aspartat transkarbamoilase bakteri oleh CTP
Kapas'vtas ka^' . sl\ dari konsentrasi mo\eku\ enzim dan ;:rinci "L?an sin^ ............................................................... ka
kadar prorein aI*K ^
, oCTUt> (lihat bawah dan Bab 33).
metabo\ik adala0leb karena itu, kapasitas ab<h 'Crlll(*aP t,Cn8endal- sintesis protein i B*42. P
^ng,,, sedangkan
sedang V perubahan efisiensi karaliriR pun..&
,lormon Lengkung umpan-balik multipel dapat menyempur-
efisiensi katalit ^ 0\eb perubahan jumlah enzim nienghadapi perubahan fluks metabolit yang cepat dan
katalitik dapat ^ef\siensi katalitik intrinsiknya. nakan kontrol. Sebagai contoh, seperti diperlihatkan di
yang ada dan p sesaat. Gambar 9-5, adanya produk B yang berlebihan menurun-
Ko ntrol p
en
9un Q, efekior alosterik MENGATVR kan kebutuhan akan substrat S ,. Namun, S, juga diperlukan
an Enz;
ENZm tertentu
a Teros-Menerus Dibentuk dan Vvewan,WuyaV^rotexn^av\% im V"C'V untuk membentuk A, C, dan D. Oleh karena itu, kelebihan
pro**"1^ C \)toteasomuUVvuuu,yan-^,^cncmvta'^osC.!^06 ,\ B seharusnya juga menghambat sintesis keempat produk
9\oraiWan Inhibisi umpan-balik merujuk pada inhibisi suatu enzim
OecVanover,K\'tavwHetsViVo,dan \CY>\A^\^v akhir. Untuk mengatasi kesulitan potensial ini, masing-ma-
V\ad!\a\\Y\oW\. Vroteasow 2GS tevdw' s ' , L vV di dalam suatu jalur biosintesis oleh produk akhir jalur
mengnkur laju penycn^n asam amino berlabel sing produk akhir biasanya hanya menghambat aktivitas
^o\^^udayav\^tersusunda\aW^\^c tersebut. Pada contoh berikut, untuk biosintesis D dari A
Dengan m 6 ^ la)U kehvlangan N dan protein, yang dikatalisis oleh enzim Enz1 sampai Enz,, katalitik secara parsial. Efek kelebihan dua atau lebih produk
oleb pr 'Dworv^a.^a^\at\aVu^s\ibvm\t-s\^vU
r menyimpulkan bahwa protein tubuh berada Enz, Enz, akhir mungkin semata-mata aditif atau mungkin lebih be-
Scboenbeimc^ llkese-mbangan dinamik karena protein- men^d.a^VeW^tauuucuovs\\\ v s^60^.t
"c.n^utatan4raW-'-v B-> ^ ^
Vvara\\VanV- o
dalam kea * secara ierus menerus dibentuk dan diuraikan sar daripada efek masing-masing (inhibisi umpan-balik koo-
protein terse tt u s^x pergantian protein EnZi
suam ?
_ ^ -& " an protein over). Sementara konsentrasi
-v^a.^a^\av\aVu^suVu\n' A -* C ^ peratif).
Aspartat Transkarbamoilase Adalah Suatu
- t1irn0ver). Sementara konsentrasi sebagian enzimenzim
sebagian ^n.scntrasi D yang tinggi akan menghambat pengubahan
(protein fa&rvcm a^VeW^v
mtn^xreran anuu-onsntutif sepan cV*^vvv.
(prte< turn toMnyl tetap, atauWstitutlf sepan)ang euov ^
danpr banyak craim lam dipen^tuW o\A
te,nP
V^wta\av\iaV-raVeuda\ ^vote^'V ^^$ HTenjacii B. Inhibisi Model Enzim Alosterik
waktu; Voos hormon, atau mlVa ffi ^\arA\VanVt^rox.tasovcx terjadi bukan karena mundurnya
^vAiian. /lU Aspartat transkarbamoilase (ATCase), katalis untuk reaksi
berbagai taKt suaW\utenx\m
suatumencermmkankesp.-'-
enzim mencerminkan scS ^ -V J antara tetapi karena kemampuan D mengikat dan
me\a\vu\^ pertama yang khas pada biosintesis pirimidin (Gambar 33-7),
]umlab a ^ ^c-irirot.^ J"
keseimbang- mtVWvvYasat\xaxJSMA .a\x\tV\T\vO( \o\eVoXcV
vv\^ue\^ / Menghambat Enzr D biasanya berikatan di bagian alosterik
Jumlah abso s-nies\s dan laju penguraiannya. Vad- \3Vta\ua<\a\a\mw\ixotc\uVeO^^^ toVktov. \3Vtei.vKS5\i\V*v'Jo ^ > jc steric site) yang secara spasial terpisah dari bagian dihambat secara umpan-balik oleh sitidin trifosfat
an net u toiar enxim tettenm daat 'jan^san^x (highly coiiscl,Lf \a^ ^talitjk enzim sasaran. Oleh karena itu, inhibitor umpan-
manusia. P konstanta\a)u unmkkesdumHan pt0SK sin tuVauox.VtVvVvLVunasx\Va\.a\s\s 'kCA ^v*\V-vV^ c
, u nervibana"N atau keduanya. jY'3Yx^astyauj,vncXcVat-V'" adalah efek tor alosterik yang biasanya sedikit atau tidak
Ss(fe)'PengU 1 n\^\i\\vt\c\wr-''''
nota\vtavv-?^,a\V ^niiliki kemiripan struktural dengan substrat.enzim yang
VW v'to\e'.aso\ ^^ j
Enzim \a\vwV-' 1 ar
nbatnya. Pada contoh ini, inhibitor umpan-balik D
\s.^xAiS\ ^TO\vft-^TO\fc\fc^ e
^a^.\t^Q'ws,\.aVA\)sVcSX ^erja sebagai efektor alosterik negatif Enzr
Pada jalur biosintesis yang bercabang, reaksi-reaksi awal
1 uc serta dalam membentuk beberapa produk. Gambar 9-4

As am Amino 'Memperlihatkan hipotesis suatu jalur biosintesis bercabang;


tan
da panah melengkung menunjukkan kerja inhibitor
'v.e^.0$8 ^,,Tlpan-balik pack enzim sasarannya. Rangkaian S^A,
vc\av\^wx\ s>^e.s>\e\^ 4~*B, S4~>C, dan masing-masing mewakili
GComtfir!! Siimifesos Smzimni ,<ln Gambar 9-5. Inhibisi umpan-balik multipel pada jalur biosintesis bercabang.
gkaian reaksi linier yang ciihambar secara umpan-balik
Pembentukan enzim tertentu bergantu penginduksi (inducer), Diperlihatkan tumpang tindih lengkung umpan-balik sederhana (tanda panah
fFi P'^duk-produk akhirnya. Jalur biosintesis nukleotida
melengkung terputus-putus) dan lengkung umpan-balik multipel (tanda panah
biasanyasubstr-^8 1>ac'a kc^ yang memulai sintesis. Sebagai contoh^? ^ ''^niDakan contoh spesifik untuk ini.
wxa.wa \sJt^O1| 1
^cioat bersif 1 r^#=ririf\ melengkung solid) yang mcngatur enzim-enzim yang dipakai bersama untuk
ditumbuhkan pada glukosa ^ aiT^<>Palaktosa setelah penambahan ivsKtmv^\Vv\vxwv^\o\.^o\-u^1^Oe^
*eh produk-prouu.v biosintesis
suatu A J ^n 'vwx-xA^axvVtvrvavcv^w-a.'cxsvstev^ r\Cp* (Bab 33) merupakan contoh spesifik untuK im. beberapa produk akhir.
> ^.
Kinetika inhibisi umpan-balik dapat bersifat kompetitif,
Vs.a.^aax\VowW'cwa&\axaw'usxV\>vovc.\^^e\0^v^vV\a^'^v\
\Aw\\^\V\i\vvvl-^to\s.aso'Kv^a.^a.vsecat^ nkompetitif, kompetitif parsial, atau campuran. Inhibitot
-UlJk vxnzsering merupakan mo\eku\ kecil penyusun

SV
0e^ At
^\Q\tvn^a^\u\.t^\xasr\s\V^a.v\Vo\ ^v\ ^ |
e
\.e\^xw^ax\^v\ \\W^avavv^ 0\^
oV^^x^\sx.i\v\avav\^xS^e\V,Nf ^ia^ax^waxavi^avvwu-

^\oxto\\uV\v\^^^^x.v\\Q\t\\WO^''.^,\

^Wxaxa.va.we\e ^c
^xv^atax\^a^^vxxWxv,o\v^otv\\V\eo^cStxxxaVxxxW^aVWVxv
BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS / 83

82/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

(Cl P) dan adenosin trifosfat. CTP, suatu produk akhir jalur PENGATURAN UMPAN-BALIK TIDAK
biosintetik pirimidin, menghambat enzim, sementara ATP SINONIM DENGAN INHIBISI UMPAN-BALIK
mengaktifkan enzim. Selain itu, AIP kadar tinggi dapat mengatasi Padasel mamaliadan bakteri, produk akhir mcmbcri "umpan- balik
hambatan oleh CTP sehingga sintesis pirimidin nukleotida dapat dan mengontrol sintesisnva sendiri. pada banyak kasus melalui
berlanjut ketika kadar nukleotida purin meningkat. inhibisi umpan-balik pada en/im biosintetik awal. Namun, kita harus
Bagian Alosterik & Katalitik Terpisah Secara membedakan antara pengaturan umpan-balik, yakni suatu istilah
Spasial fenomenologik yang t'dak memiliki dampak mekanistik, dan inhibisi
umpan-balik. yakni suatu mekanisme pengaturan aktivitas enzim.
Hdak adanya kemiripan struktur antara inhibitor umpan- balik dan
Sebagai contoh, sementara kolesterol dalam makanan menurunkan
substrat untuk enzim yang aktivitasnya diatur oleh inhibitor tersebut
sintesis kolesterol oleh hati, namun pengaturan umpan- balik ini
mengisyaratkan bahwa efektor ini tidak isosterik dengan substrat,
tidak melibatkan inhibisi umpan-balik. I 1 MCJ-KOA reduktase,enzim
tetapi alosterik ( mcncmpati ruang yang lain). Oleh karena itu,
pembataskecepatan pada kolesterologenesis, terpengaruh, tetapi
Jacques Mo nod mengajukan keberadaan bagian/tempat alosterik yang
kolesterol tidak menghambat sccara umpan-balik aktivitasnya
berbeda dari tempat katalitik. Enzim alosterik adalah enzim dengan
sendiri. Pengaturan sebagai respons terhadap kolesterol dalam
aktivitas di bagian aktif dapat dimodulasi oleh eberadaan efektor di
makanan melibatkan penghambatan ekspresi gen yang mengode I Gambar 9-6. Proteolisis selektif dan perubahan konformasi terkait membentuk bagian aktif kimotripsin yang mencakup
bagian alosterik. Hipotesis ini telah anyak dibuktikan, termasuk
IMCJ-KQA reduktase oleh kolesterol atau metabolit kolesterol (represf trias katalitik Aspl02-His57-Ser195. Proteolisis yang berurutan membentuk prokimotripsin (pro-CT), jt-kimotripsin (rr-
dengan kristalografi sinar X an site-directed mutagenesis yang CT), dan akhirnya a-kimotripsin (cx-CT), suatu protease aktif yang ketiga peptidanya tetap berkaitan melalui ikatan
enzim) (Bab 26).
memperlihatkan adanya agian-bagian aktif dan alosterik yang terpisah disulfida antar-rantai kovalen.
di berbagai enzim. Sebagai contoh, ATCase Escherichia coli adalah
suatu odekamer yang terdiri dari enam subunit katalitik dan enam
BANYAK HORMON BEKERJA MELALUI SECOND
subunit regulatorik yang mengikat nukleotida trifosfat yang MESSENGER ALOSTERIK
(lihat Bab 50), dan protein jaringan ikat kolagen (proprotein =
memodulasi aktivitas enzim tersebut. Secara umum, pengikatan suatu Impuls sarafdan pengikatan hormon ke reseptor di permukaan sel sel tidak memiliki kemampuan untuk menyatukan kembali dua
bagian dari satu protein yang dihasilkan oleh hidrolisis suatu ikatan prokolagen).
regulator alosterik memicu perubahan konformasi enzim yang memicu perubahan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim di dalam sel
meliputi bagian-bagian aktifnya. crubahan ini dapat berdampak pada sasaran dengan menginduksi pembebasan atau pembentukan efektor peptida, proteolisis menjadi suatu modifikasi ireversibel.
Sebaliknya, fosforilasi adalah proses modifikasi reversibcl.
Proenzim Mempermudah Mobilisasi Aktivitas
efisiensi katalitik enzim (enzim seri-V), afinitas enzim terhadap alosterik khusus yang disebut second messenger. Perantara primer, atau
Fosforilasi protein pada residu seril, treonil, atau tirosil yang
Secara Cepat Sebagai Respons Terhadap
substratnya enzim seri-K), atau baik katalisis maupun afinitas substrat. pertama adalah molekul hormon atau impuls saraf. Second messenger Kebutuhan Fisiologik
mencakup 3\5-cAMP yang disintesis dari ATP oleh enzim adenilil dikatalisis oleh protein kinase, secara termodinamis lebih
Efek Alosterik Mungkin pada K atau pada siklase sebagai respons terhadap hormon epincfrin, dan Ca' yang menguntungkan. Hal yang juga menguntungkan adalah pengeluaran Pembentukan dan sckresi protease sebagai proenzim yang secara
V disimpan di dalam retikulum endopkisnia sebagian besar sel. gugus-gugus fosforil ini secara hidrolitik oleh enzim-enzim yang
u max katalitis inaktif, melindungi jaringan asal (mis. pankreas) dari
Depolarisasi membran akibat impuls saraf membuka suatu kanal di disebut protein fosfatase. Aktivitas protein kinase dan protein
Menyebut kinetika inhibisi alosterik sebagai kompetitif atau autodigesti, seperti yang dapat terjadi pada pankreatitis. Proses
membran yang membebaskan ion kalsium ke dalam sitoplasma, tempat fosfatase itu sendiri diatur, jika tidak maka kerja keduanya akan
nonkompetitif dengan substrat akan menimbulkan dampak fisiologi tertentu, misalnya pencernaan, berlangsung intermiten, tetapi
ion ini mengikat dan mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam tidak produktif baik secara termodinamis maupun biologis.
mekanistik yang menyesatkan. Oleh karena itu, dalam pengaturan ini cukup teratur dan dapat diperkirakan. Proses lainnya, seperti
kita merujuk pada adanya dua kelas enzim: seri K dan seri V. Untuk pengendalian kontraksi dan mobilisasi simpanan glukosa dari glikogen. pembekuan darah, pencairan (dissolution) bekuan darah, dan
enzim alosterik seri-K, kinetika saturasi substrat bersifat kompetitif Glukosa kemudian memenuhi peningkatan kebutuhan energi dari PROTEASE DAPAT DISEKRESIKAN SEBAGAI perbaikan jaringan diaktifkan hanya sebagai respons terhadap
dalam arti bahwa Km meningkat tanpa efek pada Vmix. Untuk enzim kontraksi otot. Perantara kedua lainnya adalah 3 ,5-cGMP dan PROENZIM YANG SECARA KATALDTIS kebutuhan fisiologis atau patofisiologis mendesak. Proses pembekuan
alosterik seri-V, inhibitor alosterik menurunkan tanpa memengaruhi polifosfoinositol, yang dihasilkan melalui hidrolisis fosfolipid inositol INAKTIF darah dan pencairannya jelas harus dikoordinasikan secara temporer
Km. Perubahan pada K atau Vmix mungkin terjadi akibat perubahan oleh fosfolipase yang diatur hormon. untuk mencapai homeostasis. Enzim-enzim yang diperlukan secara
Protein tertentu disintesis dan disekresikan sebagai protein
konformasi di bagian katalitik yang dipicu oleh terikatnya efektor intermiten, tetapi cepat sering disekresikan dalam bentuk yang
alosterik bagian alosterik enzim. Untuk enzim alosterik seri-K, MODIFIKASI KOVALEN REGULATORIK DAPAT prekursor inaktif yang dikenal sebagai proprotein. Proprotein enzim
awalnya inaktif karena proses sekresi atau sintesis baru protein
BERSIFAT REVERSIBEL ATAU IREVERSIBEL
disebut proenzim atau zimogen. Proteolisis selektif mengubah suatu
perubahan konformasi ini mungkin melemahkan ikatan antara substrat proprotein, melalui satu atau lebih pemutusan proteolitik berturut- tersebut mungkin kurang cepat untuk memenuhi tuntutan
dan residu pengikat-substrat. Untuk enzim alosterik seri-V, efek Pada sci mamalja, dua bentuk modifikasi kovalen paling umum turut, menjadi bentuk yang memperlihatkan aktivitas khas protein patofisiologis yang mendesak, misalnya perdarahan (lihat Bab 50).
primer mungkin adalah perubahan orientasi atau muatan residu adalah proteolisis parsial dan fosforilasi. Karena matang, misalnya aktivitas enzimatiknya. Protein yang disintesis
katalitik yang menurunkan V . Namun, mungkin dijumpai sebagai proprotein antara lain adalah hormon insulin (proprotein = Aktivasi Prokimotripsin Memerlukan
C1 i max ' 1
proinsulin), enzim pencernaan pepsin, tripsin, dan kimotripsin Proteolisis Selektif
erek antara pada Km dan 1/ akibat perubahan konformasi ini.
(proprotein masing-masing = pepsinogen, tripsinogen, dan
kimotripsinogen), beberapa faktor pembekuan darah dan kaskade Proteolisis selektif melibatkan satu atau lebih pemutusan proteolitik
pencairan bekuan darah sangat spesifik yang mungkin disertai atau tanpa
BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS / 85

Tabel 9-1. Contoh enzim mamalia yang aktivitas serta melalui pengikatan ligan alosterik. Fosforilasi-
katalitiknya diubah oleh fosforilasi- defosforilasi di suatu bagian protein dapat dikatalisis oleh
defosforilasi kovalen berbagai protein kinase atau protein fosfatase. Banyak protein
kinase (Jan sebagian besar protein fosfatase bekerja pada lebih
Enzim dari satu protein dan protein-protein sendiri mengalami
Keadaan Aktivitas Rendah
interkonversi antara bentuk aktif dan inaktif melalui pengikatan
Tinggi
ke zat second messenger atau modifikasi kovalen dengan

a. a. a. Q.

.........................................................................................................................................................................................................................................
Asetil-KoA karboksilase

11 i UJ LU LU LU LU LU LU
fosforilasi-defosforilasi.

Q_ Q- Q_ D_ III III111
Glikogen sintase Piruvat Hubungan timbal-balik antara protein kinase dan protein
fosfatase, antara konsekuensi fungsional fosforilasi di tempat
dehidrogenase HMG-KoA
yang berbeda, atau antara tempat fosforilasi dan tempat alosterik
reduktase Glikogen
merupakan dasar jaringan regulatorik yang memadukan
fosforilase Sitrat liase berbagai sinyal input dari lingkungan untuk menghasilkan
Fosforilase b kinase HMG- respons selular terkoordinasi yang sesuai. Di jaringan

III III
regulatorik yang canggih ini, masing-masing enzim berespons
KoA reduktase kinase

III III
terhadap sinyal lingkungan yang berbeda. Sebagai contoh, jika

til
1
I
suatu enzim dapat difosforilasi di satu tempat oleh lebih dari
'I:. dc*fosfocnzim; EP, lostoen/im. satu protein kinase, enzim ini dapat diubah dari bentuk yang
secara katalitis cfisien menjadi bentuk yang inefisien (inaktif),
efisiensi katalitik enzim, mengubah suatu protein menjadi bentuk atau sebaliknya, sebagai respons terhadap salah satu dari
aktif, sementara fosforilasi pada protein yang lam mengubah nya beberapa sinyal. Jika protein kinase diaktifkan sebagai respons
menjadi bentuk yang secara intrmsik mehsien terhadap sinyal yang berbeda dari sinyal yang mengaktifkan
atau inaktif (Tabel 9-1). protein fosfatase, fosfoprotein yang terbentuk menjadi penentu.
Banyak protein dapat difosforilasi di banyak tempat atau menjadi subyek Efek fungsional yang umumnya
pengaturan melalui fosforilasi-defosforilasi

Sinar UV, radiasi pengion, dsb.

* _DNA |~ DNA (rusak)

ATM kinase
(inaktif) 0#/lYATWI I ATM,

ATM kinase
(aktif, terdisosiasi)
*

CHK1/2 kinase
CHK1/2) (CHK1/2
(aktif)

r
Cdc25 fosfatase
(inaktif)

f
Cdk Siklin )| Cdk sikJin ^
Modifikasi kovalen .
huah residu seril. Ua,u en^

c.mbar sederhana gardu-pemenksaan icnecKpomn L., ke b pada siklus sel eukariot. Gambar 9- . <

|.tha(kan
berbagai tahap dalam siklus sel eukariot. Genom mengalami replikasi Lingkaran mer | dua salinan genom
dipisahkan dan pembelahan sel terjadi selama fase
selama |ase ' . fse ini dipisahkan oleh tase G, atau fase pertumbuhan, yang ditandai oleh
M. Masing-n 6 akumulasi berbagai prekursor yang diperlukan untuk menyusun kompleks

SSS*-^toSdl"M'
BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS / 87

Pilkis SJ ct al: 6-Phosphofructo-2-kinase/fructose-2,6-bisphos- phatasc: A Stieglitz K et al: Monitoring the transition from theT to the R state in E. coli
metabolic signaling enzyme. Annu Rev Biochem aspartate transcarbamoylase by x-ray crystallography: Crystal structures of
1995:64:799. the E50A mutant enzyme in four distinct allosteric states. J Mol Biol
Scriver CR et al (editors): The Metabolic and Molecular Bases oj Inherited
2004;34l :853.
Disease, 8th cd. McGraw-Hill, 2000.
Weber G (editor): Advances in Enzyme Regulation. Pergamon Press, 1963 to the
Sitaramayya A (editor): Introduction to Cellttl/ir Signal Transduction.
present.
Birkhauser, 1999.
Stadtman ER, Chock PB (editors): Current Topics in Cellular Regulation.
Academic Press, 1969 to the present.

JH: Co- an
he
>nical Print
'P1
86 / BAG
osOTEIN&EN2|M
berupa aktivitas katalitik
Keadaan arau derajat f o s f o r i l a s i f o s f o r i l ^ , - BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS / 87
tCr
sebut Illc
indibt0rCSa" ial;,n
Pilkis SJ ct al: 6-Phosphofructo-2-kinasc/fructosc-2,6-bisphos- Stieglitz K et al: Monitoring the transition from theT to the R
"uk mcnunuu in**"
phatasc: A metabolic signaling enzyme. Annu Rev state in Zf. coli aspartate transcarbamoylase by x-ray
R|m SChdl
" "Hn,,Mlk, (,s, s.
untuk bekerja pada lebih dari " Prein f r Biochem 1995:64:799. crystallography: Crystal structures of the E50A mutant
cara bagi sinyal ligku u ^ Protein m . **<**
*'NGI<ASA N 5l
enzyme in four distinct allostcric states. J Mol Biol 2004-
l_l0^ Scriver CR et al (editors): The Metabolic and Molecular liases
merabol.k secara terkooMinasi ba
Sd ^>5itrr!a:;ndcn^'' p-.d,b.,t.,., UngK J of Inherited Disease, 8th cd. McGraw-Hill, 2000. ,34\:853.
h.droks, 3-me,ilglutari|.KoA ; c o n t o h , r<* relations,,,, Sitaramayya A (editor): Introduction to Cellular Signal Weber G (editor): Advances in Enzyme Regulation. Pergamon
karboksilase-masin m . <iuk' dan ' m 3
4vr<rvy''n' cksl
Transduction. Press, 1963 to the present.
kecepatan untuk biosintesis kTPalan '"*<* A Birkhauscr, 1999.
difosforilasi dan diin I -n sterol din Pencntu St ad t man ER, Chock PB (editors): Current Topics in Cellular
fisio,' b,0kin>ia , bl Ubahan yane d**}
diaktifkan oleh AMR Ketika n" leh Prteil kiT lemak Regulation. Academic Press, 1969 to the present.
' S<;b . 831 rW
P- -rl,,d,p
melalui fosforilasi oleh i ' ' **
respons terhadap penrikJL Ua lain ' ,aktM<an
kedua jalur utamVyanfbe" Ch* *** ^1^7 tenzin liasanv-' u'ril-,p;" A
dari asetil-KoA terhambat a'am P^ben,^ 5AMl>
nN PC/ubahan k, [niukan Proiluk scbagJ*' ^
Enz,m yang dapat sa|. 30
'"ak
k ^ ggung^awabterhadappercljL dan cn,-
bekerja sebagai tombol '"f^terseb* KUig
;ers4of^lT;Mt anwra -W
11 sua,u nst'"trasi Uks) metabolit
sama lain. Enzim-enzim t e r s e b b g a n ^ ' k a d j r
dar, jaxtngan regulatorik yag m '*^Paka 'U"6 *atu 'nCkCnzi' yan ,Vitas l<a,alitik. atnu
i"
d. dalam sel yang melahaL ^^n C " da*>r
pr Sc
yang harus diatur sebapai s m , Ntv
il'alo'f'tin>- S rWor,, yanB scci,ra karalit'- ,,
*"-K
Contoh yang pali fat
C
^nr. Csi
tn - V;,n
K <^ n M1

regulatorik semacam ini ad7, dlte'iti ten, C'C^h Ckt scba:,isua,uf A
mengontrol pembelahan sel S 1 c> iaSan (niis 8ls dan |Spns tcr|- 'Sasi akcivi,;,s C,U"!'
K ^OTT Sat adap . -..hufj
maktif
(quiescent), atau G ' D ah Har d tik ya
sangat mit berlanjut mdXi
disebut <?,, S, G2, dan M (Ga J, 8 ^ fase Scl Van
yang disebut gardu-pe 1'" 98). Sist SPifik "8 ""Pat 'ctah i.'" Hrtcis .> JJlingan J bagi^"rf'^r
mdikator-indikator kunci kern 3311 *>eiTlantai 8
tidak ada fase sikius yan j |Uan untuk i "
selesai. Gambar 9-8 menieS" SCbelun bak''3'
dari gardu-periksa yang garif? *b''0
yang disebut fase S. Suatu prof 'asi s'ba Xa
nis

berkaitan dengan genom. jika J^ase y ^ SX ,an deCH; au lirosil sp^' f/


di kedua untamya, perubahan i da ^ K ^biy;, oluh pro*->.
terjadi akan mengaktifkan ATM ^ ^i kr"8^ ><>1 nOn^en-,im pad,
dia I,,;it 11
subunit dimer ATM yang diakti'fl ktiflta in y k><>4>C/an8ikutSc!tad^;/ yaneany ti,e ns terhadap
dan memicu ^gk^ft siny3' V,[/
defosforilasiproteinyangdiperantakade) Pt ^ ^ 85p 6ltn_ ses d. P^ii tef^dap
c^Kj,sinyal hy
protein kinase, Cdc25 protein fij i'hCHfCl SrjL*
kompleks antara sildin dan pror ^ d*n 3JSc^'' Uai8kSplJS'sda Pa<ai' jaringan rcgU j li^
85l:5

atau Cdk. Pengaktivan komplefe "r^e ^


11
t%Cks Un,M en,adukan 511 Ur
>tuk m>,
infor^^ ,p,
le,
dl1
ighasilkan rcsf
transisi C, menjadi S sehingga r^kl^.^ '
s 0.
r.
c
' - g Ktivan kompjej,. r j ^ dCh ^s
V UK en a n c|| rotein
transisi G, menjadi S sehingga reSf^tt a
Vtrrcl%" -es
Oft A =>S Cr
dapat d.gagalkan, Kegagalan di gard NA'e',80"
menyebabkan mutasi DNA vanrvj Pemer;i
N,X.iy^y^ IPu,a in
u
h 0n
.,
atau penyakit lain. Masing-masiPat nifnin1> in, tion 1tU> al
''dement
" J
,SfcS,, ''s;:^ ; unal
8n
gkali ^an L Pat
da^6k-
, C>| id , ^ ,,k i
tinsystem:
t!C,s- 0?r" V a1' Vk tt"1& Bichim SJS^ins
BiP
A
Sk
3dc K ln
cipies and
'6 JH:
n,,d Post-tra1^,J
%
CHO'594
v
20n':X
'o., S ,r)
'vjjj p pH"
:<2O 0r control by phsf
9
PROYEK GENOM MANUSIA

Bioinformatika & rangkaian linier .sederhana empat basa nukleotida. Sementara


jumlah residu asam amino yang menentukan struktur primer
Kesuksesan penuntasan Human Genome Project merupakan
puncak dari lebih enam dekade pencapaian penting di
suatu protein jauh lebih sedikit daripada jumlah pasangan bidang biologi molekular, genetika, dan biokimia. Kronologi
basa dalam genom, namun deskripsi struktur sinar-X di bawah menjabarkan beberapa tahapan penting yang
Biologi Komputasional 1 10 protein memerlukan spesifikasi lokasi masing-masing atom berujung pada keberhasilan penentuan keseluruhan sekuens
komponennya dalam ruang tiga-dimensi. Beragam kriteria genom manusia.
dapat diterapkan dalam menjabarkan subjek studi biomedis: 1944DNA dibuktikan merupakan bahan herediter
Peter J. Kennelly; PhD & VictorWRod^^ Cln
1953Konsep heliks ganda dikemukakan
ggi badan; berat badan; usia; jenis kelamin; indeks massa 1966Kode genetik berhasil dipecahkan
tubuh; diet; etnis; riwayat medis; profesi; pemakaian obat, 1972Teknologi DNA rekombinan dikembangkan
alkohol atau produk rembakau; aktivitas fisik; tekanan 1977Muncul teknologi penentuan sekuens DNA yang
darah; tempat tinggal; status pcrkawinan; golongan darah; praktis

PERAN BIOMEDIS kadar kolesterol serum; dsb. 1983Gen untuk penyakit Huntington berhasil
Kedua, mcMigantisipasi cara bagaimana pemakai ingin dipetakan
Model ilmiah pertama tentang patogenesis misal mvumuuiuV. niencari atau menganalisis informasi dalam suatu database 1985 Reaksi berantai polimerase (polymerase chain
kuman pada penyakit oleh Louis Pasteur ber tCri \n\uvj3iV\V)\omcd\smevt\at\faatV.an Vcv A a\v'V dan
merancang algoritme untuk mengatasi berbagai variabel
reaction, PCR) diciptakan
setiap penyakit memiliki satu kausa yang dapat ? .^'ner: cau^\\\umuV.vuct\c>um\'>u\V.an tersebut dapat merupakan tantangan berat. Contohnya, 1986 Penentuan sekuens DNA dapat dilakukan secara
Malaria disebabkan oleh amuba Plasmodiu ' r . ikan. bahkan tugas sederhana seperti mencari database gen sering
Vno\o\s&a\ams\w\aWsat. otomatis
tuberkulosis oleh bakteri Mycobacterium tuberculo ^^' ... menggunakan (secara tersendiri atau berkombinasi) berbagai
sel sabit oleh mutasi di gen yang menyandi salah0^^ PCnyakit .................. 1986Gen untuk distrofi otot Duchenne berhasil
vn ,\AU kriteria beragam, misalnya nama gen, nama protein yang
hemoglobin, poliomielitis oleh poliovirus, d rv--
disandinya, fungsi biologis produk gen, sekuens nukleotida diidentifikasi
defisiensi asam askorbat. Oleh sebab itu HOr^Ucoleh
di dalam gen, sekuens asam amino di dalam protein yang 1989 Gen untuk fibrosis kistik berhasil diidentifikasi
mengobati atau mencegah penyakit dapat dTd^'
disandinya, organisme yang mengandung gen tersebut, atau 1990 Human Genome Project diluncurkan di Amerika
menjadi suatu proses langsung berupa pt*\hanal<an
penyebab lalu merancang suatu cara untuk mel ^ "''s' nama ilmuwan yang meneliti gen tersebut. Para peneliti Serikat
W
fcXOYom
OSA
VKONtf>vVt* ,uN,\tvV^C\V^$ y 4'A1 yang ingin menentukan apakah dampak suatu polimorfisme 1994Peta genetik manusia berhasil diselesaikan
menetralkan efeknya, atau menghambat ruteC J
Pendekatan dasar ini telah berhasil di C PCnularannya genetik pada usia dipengaruhi oleh sifat cuaca tempat orang 1996Peta gen manusia yang pertama berhasil
memahami dan mengobati berbagai pen'^^ Untuk
V>\. $\ yang bersangkutan tinggal mungkin perlu membandingkan dituntaskan
genetik. Namun, kini semakin jelas disadari kV^'1 sl\avx^$yjo*^ 1999Single Nucleotide Polymorphism Initiative dimulai
data dari berbagai database.
banyak penyakittermasuk kanker, pe , a Penentu lujuan utama biologi komputasional adalali mencipta kan 1999 Sekuens pertama sebuah kromosom manusia,
koroner, diabetes tipe II, dan penyakit All YwwWW,tan ^$'\N a
^80ritme komputer yang memungkinkan ilmuwan membuat nomor 22, berhasil diselesaikan
8
mullifaktor. Kemunculan dan perkcmba''^rsifa t &ak\Ksu.svwwWV>\o^^ ^ $ m
del yang mirip dengan perilaku berbagai molckul 2000 Draft pertama genom manusia selesai
penyakit yang disebutkan tadi yang tid, gan peny^- vcvc,xtv\VA \\vc\.e\nev,'^vxb^ ^^ an
mcJow vt\
e u\
W \
V \\
^ k
v^ ' ,\
c Jx
' ^ ^ j
) proses biologik baru melalui aplikasi prinsip-prinsip 2003Penentuan sekuens genom manusia pertama
(-oven) spesifik yang keberadaan m,. j:* .mei^iliki ou'&X. ^viysasYswvxxAsooxml^tcyjeV.^^&& K c
fisik
r-.*.moatv%MVpe.^3k\t-
a, kimia, dan biologi. Bila fokus utama bioinformatika selesai
vl
Vn ^rnem'vWVv ^ 'CMW^SS.VVCVSMSVVMlVU^OVVCV-aSV'j^So ^\\^b \^^ 01 L
^ adalah pengumpulan dan evaluasi data yang ada, bio ogi Bersamaan dengan kemajuan-kemajuan ini, penentuan
,ona ^sebUt,auPTaAaannva^\pa\uW Aatv'mt- v^\V\\KnxvL&soaxw\oVas\*itd^*^v 1
$v mputasional bersifat eksperimeinzl dan eksploratif. Tujuan sekuens genom ratusan organisme lain termasuk Haemophilus
an
9eoY^;'eS^V.Y J\ubun%anumbaVWWVWV\tVs V^'^&aa.tv^tv^2\a.uAaW^ ^A)-^ Utarna
Ltvcet^^.,makanan,^^aWdupm*^- para ahli biologi komputasional adalah menggunakan influenzae (1995), ragi (1996), Escherichia coli (1997),
%Cnet WwaX TOftTCJ^O^Va.^^ ^ ^ $,
Tcol^ let^^otVm^un^Vam^^wu Penetahuan tentang sekuens dan struktur protein yang Caenorhabditis elegans (1998), Mycobacterium tuberculosis
^ Das' atauV^W'-
a at&S vetv setW
^oW u\o^V>S^ ^lah dhelm dengan baik untuk mcnapuxkan berbagai (1998), beras (2000), Listeria monocytogenes (2001), versi
^a.vvVe.'revam^umcltitctbrtsc \c^ ^ al
8oritme komputev yang mampu mcmpevkirakan stvukmr draft genom mencit dan tikus (2002), dan koronavirus
t^as^?. V ^ vVtus,a bu\Vano\e^^akvtmuttVtot Dfltobase^U^cowoVv^a,
a
a^\ne,an#Y^^ an ^ga-diinensi dan kemungkinan-kemungkinan fungsi suatu
aI^va'petvrn^tvta^^W SARS (2003).
sebU ^me e^^nVitatenm^maVhVuWvdu^^atvp V)v'v;>V,\ Prtein baru berdasarkan sekuens pnmcmya. Perancangan
tei "VaXo^?^can^WtvAankotnpWWvuaVVWV - j 0bac
denganmenggunakankomputermemanfaatkanstruktu Dua kelompok berperan dalam penentuan sekuens ^
Qisrl Ua A-^;r
' *^>cnn r, lCakuPan aa ,n14 l/i
^ dimensi protein sebagai model molekul untuk I g genom manusia. Human Genome Sequencing Consortium
% *1 So^^gdir0 .inya mengurnpu "*l r5f Prosper. Para ahli biologi komputasional yang a
^^etvYa^,aVvatusmetv^vdmAWtWw^V
le
^erk-, ."umusaw, lc
kan ^^t\V>vA\/^j . fi- ,if
mas'udalam
L1,n 1 menerapkan penentuan sekuens shotgun hierarkis.
n> er urnal yan cV ,k,ni sedang mengembangkan algornmc yang ^^erangkan
^arop^set\^ ^n\be\uwV\taVetaWv^arv^&san&-*^Ww. ; t: Ssam
dilacak
pa\V>e\^ ^Ol*
Jt'p^ ^
^ruhan aktivitas metabolik yang berlangsung, dal m Keseluruhan genom dipecah-pecah menjadi potongan
,r^ls0n ' ratuUSan> Hiasing-masi^ nV J
l
dU?V
^ - van?,^'usva^otgamsmemWvtvxttaWv W. -Utn^ Sv. _ San,^._
n Us C to
y ^ome
, , ..IM50
b
,-ib'-1 \w$. ^gO p ,C Uah sel pada tingkac sistem atau global, e m y kira-kira sepanjang 100-200 kb dan disisipkan ke dalam
<e
'-*r mudian dapat digunakan untuk memperk.rakan efek kromosom artifisial bakteri (bacterial artificial chromosome,
^ ptomn-ptotem tetseWx,dau^ ^^^omeP450^ i P n> patogen at u bahan farmakologik lain terhadap
&protein-protein
nva>Inan,^\u^oa&tersebut.
9& Banyakn^'j\ diolah untuk dipahami, ^WBptCv>V.^A fun BAG). BAG kemudian diposisikan pada masing-masing
8sise n,akinkan para ilmuwan melakukan
selengkap da,' 0fmasi yanH mekanisme molekular yang h.Hiid,
serta cara bagaimana gangRUan ^_PeriUku fO ** 4 ti^syrr-"*sy/J
eksper83,1mCT g / biologi komputasional
pei|
men canwih in stltco , biologi p
kromosom dengan mencari sekuens-sekuens penanda
yang dikenal sebagai sequence-tagged sites (lokus-lokus
iiarapan untuk mempercepat laju nsec b,omed,s
dan
Pengcmbangan terapi baru bagi patolog, manus.a. genomik pendek unik dengan pemeriksaaan PCR yang

UloWaU^,aV'
'^V\pUusan^atC
\

BAB 10: BIOINFORMATIKA & BIOLOGI KOMPUTASIONAL / 91

8 ta\'\lan - untuk memahami fongsi


tentang sekuens sekuens-sekuens asam amino dengan menggunakan program
organ\s
enomme
Vain sangat penting untugenom dari berbagai yandingkan komputer untuk mengidentifikasi residu-residu asam amino
S manusia Kemampuan untuk ntuk n y
dan memband.;n&ka sekuens-sekuens S* yang terkonservasi (tidak berubah selama evolusi) dan penting
I Kemampuan untuk.
beragam or&anism, yang berbeda akan mernban secara fungsional atau struktural (lihat Tabel 7-1), serta untuk
_ J memberikan petunjuk mengenai kemampuan mengatalisis,
Ii
^7 iproduk gen yang sa3C ,nl tl|- mengatur, dan kemampuan lainnya yang dimiliki protein atau
... &
&ei^i
an
d V & rt,irasi vane semakin produk gen baru (lihat Bab 42).
dikctabUl. Pcner^an perangkat kompuj- y Jn,ksi Seperti diajukan oleh artikel yang dikutip sebelumnya,
merelconstruksi
can
^Un gs\0rJ*!'k^ari genom tantangan bagi dunia biologi adalah sebagai berikut:
p,'H akanmanusia sehingga
me.r.un Skinkan ilmuwan arsitektur
Ketv. ^nom nianusia dapat dipahami . _______ -i
perkemba^ - _.u Untuk beragam mengidentifikasi komponen-komponen
r
revolusi genomik struktural dan fungsional yang tersandi dalam organisme
rn^,Uanmenimbulkan
revolusi genomik menimbulkan tantangan
n
^er^nd Syat^kat melebihi bidang kesehatan manusia.
yang secara biologis dan komprehensif.
si\*n i . 1 o dari
a. VAiXI tantangan ini dapat dihl'iat
----------------- dalam
. j ------------- t - t : Untuk mengetahui susunan jaringan genetik dan jalur protein
& Pe - mi ^ r vi- " **-
Sen "^pat tentang makanan yang direk^Vasa secara serta memastikan bagaimana keduanya berperan menentukan
L, -li leniii**b"~**au
U/3ttmn J'a*t, 'ucrw/'iui'
1
v -.1
tUt fenofipe sel dan organisme.
^s onan hewan utuh, dan pemakaian sel _ !&ah manusia dalam riset.
te
nt Untuk memperoleh pengetahuan terperinci tentang variasi
-I 1 -- PemaH^iTian baru
'I* ------ herediter dalam genom.
d,ariUs^ n genetik dan mlekul dalam sifat perilaku
Untuk memahami variasi evolusioner di antara spesies serta
' serta kesehatan fisik atau penyakit, m^t\gharuskan ^^^kannya kebijakan baru
W^^r^^nnya kebijakan baru baik di tingk^t _________________________________________ mekanisme yang mendasari variasi ini.
^^^^rnasional yang berkaitan deng baikandibUJuim, ilmu
ting^t nasional
esp"-- Untuk mengembangkan pilihan kebijakan yang mempermudah
J.'* 11 as IU1* - y penyebarluasan penggunaan genomika baik untuk
agrikultur, dsb.
***** kepentingan riset maupun klinis.
'&c V ^NGAN BAGI BIOLOGI
p
C
n o&'
c tl^1.ilmu kedokteran hanyalah sala^1 satu aspek SUMBER BIOINFORMATIKA DAN
1 Wtk*S*1 genomik* ^en^etahuan tentang seK'^ens genom
, c o u , s* GENOMIK
anS k * ^ai organisme sangat penting bagj j^ta untuk
lC r'Ap ^ k**1 > Peran ^un^f'l.nal semua genorn* Kemajuan Single Nucleotide Polymorphisms
et
liriformatika, biologi komputasion^ genomika
r'sl \fi \yx ^ , dan bioki rnia higiy_t^rotlgh^ut tel^h *yiemperluas Meskipun sekuens genomik dari dua orang 99,9% identik,
se^l \
6 bi^P
a *^erkuat perangkat riset yang tersecjia b^i -ki; namun DNA manusia mengandung sekitar 10 juta tempat
lakl
' nK d tfi ta V ^ ti meneliti an ^eng^gjjsjs kesehataji <^an yang masing-masing berbeda hanya di satu basa nukleotida.
d e\^l HU i ,r . i^.hr vano cL , m. Vii\ A'.
^ t\ Kmei '' '&ncuii> vr / Tempat-tempat ini disebut single nucleotide polymorphisms (SNP).
men 1
si e \e& s ^^.^kat molekular yang sebelumnya ^Ustai ^ dilakukan. Salah satu pendekatan untuk mendeteksi SNP adalah
jng: ,aa
d dalam bi<ianS ^okimia kini memar^)dnkan kita Transgenomic Wave Denaturing High Performance Liquid
epat rs
,en e amaan meneliti Poia ekspresi ribuar ^RNA dan Chromatography (DHPLC, atau WAVE/DHPLC), suatu
jang1 -ka'Pca\a>P U n
en
m . in a en a
^ Vane disan^ y dengan m 8gUtiaK <\ teknologi varian HPLC yang dapat mendeteksi perbedaan satu pasangan-
^nus--teio,pro^ t & dan proteom.ka. basa di antara fragmen-fragmen DNA 750 pb yang nyaris
cara P ^udahan aks melalui inernet sekuens identik.
:an 6s.o'oS,Seno(0 $ organisme aan ^tiga domai* logefi^t^, Archaea,
1 fi Jika rangkaian SNP yang terletak di kromosom yang
tu6aS. cara g
in > * V d a n Eukarya' dlSertai akses untUlc algVitme 8una sama diwariskan bersama-sama dalam blok, pola SNP di
genom dan Xvi^ipulasi dan me^indahkan aata Van^^erasal dari masing-masing blok disebut haplotipe. Dengan
ara sekuens DNA p ^U^^s-sekuens J Menyebabkan tran5^rmasi besar
nI te h
membandingkan distribusi haplotipe dalam kelompok
arsitektur fungsionafrl, bidang bio^B1 dan biokimia- SePerti ^^inggung di individu dengan atau tanpa penyakit atau respons tertentu,
um teridentifikasi. Ut
^tuk genom manual pemt>andngan s^k^iens genom
para ilmuwan biomedis dapat mengidentifikasi SNP yang
Kare^ ^esies yang sfcara evlusi sangat berbed^ c^)ah menjadi
berkaitan dengan sifat fenotipe tertentu. Proses ini dapat
nya 12% DNA manu^; sangat ber^una Untuk men81denti^K^i elemen-
sekuens asam amino dipermudah dengan berfokus pada Tag SNP, suatu subset SNP
genom yang Secara fungslon^I paying dalam
ya. Namun, 12% dH^ V> bentuk kehidupan. penelitian ^spek-aspek di suatu blok yang dapat memberi tanda khusus untuk
^ War biok^1* ornParatif pemahaman haplotipe tertentu. Studi terperinci tentang masing-masing
eleksi aktif dan i . berbagai pfoses ^ Penerapan
tampakn)^ regio seyogianya mengungkapkan varian-varian gen yang
tentang , proses - "u0n^ *
i kecil yang berfungsi ltx formatika 1 ap aNv e
al adalah P ^ggu^\n susunan
berperan dalam penyakit atau respons tertentu. Identifikasi
seba^
tuk mengontrol ekspresj ^
besar genom manilsia ^
BAB 10: BIOINFORMATIKA & BIOLOGI KOMPUTASIONAL / 93

HapMap Project
Bahasa Kata Penjajaran
HapMap Project adalah suatu upaya kerja sama oleh para Inggris PHYSIOLOGICAL P H Y S I O L O G I C A L
ilmuwan dari Amerika Serikat, Kanada, Cina, Jepang, Nigeria, Perancis PHYSIOLOGIQUE P H Y S I O L O G I U E
dan Inggris untuk mengidentifikasi gen-gen yang berkaitan Jerman PHYSIOLOGISCH P H Y S I O L O G I S C H
dengan penyakit manusia dan perbedaan respons terhadap obat. Belanda FYSIOLOGISCH Y S I O L O G I S C H
Spanyol FYSIOLOGICO Y S I O L O G I C O
Peta haplotipe (haplotype map, HapMap) genom manusia yang
Polandia FIZJOLOGICZNY O L O G I C Z N Y
dihasilkan akan menjadi sumber penting untuk mengungkapkan
faktor-faktor genetik yang berperan dalam variasi sensitivitas Gambar 10-1. Contoh penyusunan sekuens multipel. Bahasa
manusia terhadap faktor lingkungan, kerentanan terhadap infeksi, berkembang melalui cara yang mirip dengan yang terjadi pada gen dan
dan responsivitas, baik yang menguntungkan maupun merugikan, protein. Di sini diperlihatkan kata Inggris "physiological" dalam beberapa
terhadap obat dan vaksin. bahasa. penyusunan ini memperlihatkan fitur-fitur yang terkonservasi.
Keidentikan dengan kata dalam bahasa Inggris diperlihatkan dalam warna

CDD
gelap; kemiripan bahasa diperlihatkan dalam warna terang. Algoritme
penyusunan sekuens multipel ini mengidentifikasi huruf asam amino dan
nukleotida yang terkonservasi dalam DNA, RNA, dan polipeptida secara
Layaknya beberapa kata yang dibentuk dari penggabungan kata
analog.
akar atau suku katamisalnya lalu-lintas, kristalografi,
pancarobabanyak protein mengandung berbagai domain yang Molecular Modeling Database & Cn3D
masing-masing memiliki fungsi dan asal evolusioner tersendiri.
Para ahli biologi komputasional mengklasifikasikan domain- Struktur tiga-dimensi lebih dari 28.000 protein dan polinukleotida
domain yang terkonservasi (conserveddomains, CD) tersebut tersimpan dalam Molecular Modeling Database (MMDB). Berkas
berdasarkan pengulangan motif atau pola sekuens. Motif-motif untuk setiap struktur dikaitkan dengan kutipan bibliografi yang
yang terkonservasi ini dapat diidentifikasi dan didefinisikan relevan, klasifikasi taksonomik, serta sekuens dan struktur sekitar
dengan membandingkan dan menyandingkan sekuens berbagai di database NCBI yang lain. Struktur dapat diperoleh dengan kata
protein yang diperkirakan memiliki suatu domain yang sama, kunci, misalnya nama enzim;. dengan sekuens protein, atau
suatu proses yang disebut multiple sequence alignment dengan sekuens nukleotida. Struktur kemudian dapat dilihat,
(penyusunan sekuens multipel, Gambar 10-1). CDD (Conserved diputar, dan dimanipulasi dengan menggunakan Cn3D, yakni
Domain Database) NCBI berisi suatu perpustakaan multiple suatu perangkat lunak gratis untuk melihat struktur tiga-dimensi
sequence alignment baik untuk domain individual maupun protein yang dapat diakses dari Entrez melalui download. Cn3D secara
lengkap. bersamaan memperlihatkan struktur, sekuens, dan penyusunan,
serta memiliki fitur untuk mengedit pencatatan dan penyusunan.
CDART
Conserved Domain Architecture Retrieval Tool (CDART) VAST
Menggunakan definisi domain dan catatan dari database CDD
untuk mencari protein-protein yang memperlihatkan arsitektur Algoritme komputer VAST (Vector Alignment Search Tool)
domain serupaurutan sekuens domain-domain terkonservasi mengidentifikasi tetangga struktural suatu protein seperti
yang mengisyaratkan fungsi dan asal evolusi serupa. CDART ditentukan oleh serangkaian koordinat tiga-dimensi yang
menggunakan RPS-BLAST (Reverse- Position-Specific BLAST), diberikan oleh pemakai. Karena tetangga struktural
yakni suatu algoritme cepat yang mendeteksi letak kemiripan prakomputasi untuk protein yang sudah ada di MMDB dapat
melalui jarak evolusi yang signifikan dengan menggunakan profil diakses melalui Entrez, VAST digunakan untuk mengidentifikasi
domain prote sensitif dan bukan menggunakan perbandmgan tetangga struktur protein yang belum terdapat di MMDB.
langsung sekuens, residu terhadap residu. Arsitektur domain
kemudian digunakan untuk mencari CDD untuk protein dengan KESIMPULAN
susunan domain serupa. Karena mengandalkan profil domain dan
BIABY domain fungsional yang tercatat, CDART beker,a cepat dan Bidang bioinformatika dan biologi komputasional yang
bersifat informatif. Profil domain mencakup catatan ^ngsional berkembang pesat memberi harapan besar bagi masa depan ilmu
dan berkaitan dengan struktur tiga-dimensi. Pencarian dapat kedokteran dan biologi dasar. Sebagian harapan saat ini sudah
disempurnakan dengan taksonomi can dengan memilih domain dapat dilihat dengan jelas, sementara yang lain masih samar-
yang berkaitan. samar, dan yang lain lagi belum terbayangkan.
^ informasi n'
len
cakup sckoc*15.
&en (batas ekso11
^asilkan dari &
'^ gan murasi c i'ka
n

dikerah111
^limorfi.sine 11 Ll
94/ BAGIAN I: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

Namun, agaknya terdapat sedikit keraguan bahwa damn k


pada praktik kedokteran di abad ke-21 akan menyamai
mengalahkan dampak penemuan patogenesis bakter'
abad ke-19. '1 Pac*a
^7
CDAR
X MMDB I
mcnganalis*,
dimc
s ,
^ protein Ur dmain dan
AS1
digunakanakan
* A BAGIAN II
struktur * Bioenergetika & Metabolisme Karbohidrat
RINGKAS AN
Bioinformatika menggunakan komputer untuk
ngumpulkan, menata, dan menganalisis data
RE
FEREMS|
MtscW\,SYV.Bas\c\oca\a\\&nmcni
x\\ voo\-
A
& Lipid
Mol
biomed^" \mi\5-A03. iV v0
Biologi komputasional menggunakan algorit mc k ^ fcvncWSC,^EUKunVc\ty.SystemsVmo\o^ ^
puter untuk melakukan simulasi yang berfiinoi sekT NUrt R;'? Nw^ Kunkel
uieWio E2Q
iedmo\J: 04 *,22*.\253 biology
Systems ,,s
}S(tpi' '

eksperimen maya. gSl


**&Carroll Sft Wl 204;22-1253
CattoWSB;Cicncucsarvdi\\cmakwg^ A
Kemampuan komputer menyi,pan dan
Bioenergetika: Peran ATP
Md
* making of Homo
informasi memungkinkan para ilmuwan meno , Uliru Pq ^
data dalam jumlah sangat besar, misalnva cpU ana,s>s Cl
al: aj.
^ .v,.>cS<cS
11
UCns er
dan struktur protein. S >om
CoWmsYSa\-.^vvstonfortV\efuture^^ \\^
Kemampuan melakukan pembandinean L a-' " W|tUli R- IV, 7N Kathleen M. Botham, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc
VAucpnmfortV\egenomiceta.Nature
berbagai kelompok data menjadikan bioiS Doli^>ry2004^7 OCVJCS VJnutnW.Wiomfotmaucs5ioo\s vl
"
suatu alat penting untuk mengidentifikasi A ^ : Si
Ur a . 579*
cc'
r
domain protein dan mengungkapkan penyebab T ""- Kim ^ Scien ,'
1 t
e cs.Surgery
n 200A,\35:579.

multifaktor. Penyakit lH
t)oo\\u\e' RF
**-.SvmWarammoaddsequences.C
BLAST digunakan untuk membandinRka co
wccstry>Sc\cucc\%\-2\A-.\A4). ..0l
sekuens pendek pada protein dan asam ni u" Se^Uens' m }VV.WmfotmatksandaenomicmccV^"
Entrez Gene dan HapMap digu^U^ ^A-.G2S. Cci'cl
mengidentifikasi polimorfisme nukleotid 3 * Untu^ KoonmV-Vr\. i-roh '
11 1
tv
*G%imMY*.Sequence^11 0Hl
untuk melakukan kerjayi. energi yang bermanfaat yang juga
mungkin berperan dalam penyakit. tUn8gal yan^ PERAN BIOMEDIS
,mfta,ioiwlApproachtoCompnrauvf dikenal sebagai potensial kimia.
^vkVu\i\sWts,2003. Bioenergetika atau cermodinamika biokimia adalah ilmu tentang
^ClA' <Wttivece\\Wto\ogycT\dsCt\B\o\2003\\3,.570.
perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Sistem Sistem Biologis Mengikuti Hukum Dasar
,. Vi fI
biologis pada dasarnya bersifat isotermik dan menggunakan Termodinamika
vv energi kimia untuk menjalankan proses-pioses kehidupan.
Bagaimana seekor hewan memperoleh bahan bakar yang sesuai Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi total
dari makanannya untuk menghasilkan energi ini adalah hal suatu sistem, termasuk sekitarnya, tetap konstan.
mendasar untuk memahami nutrisi dan Metabolisme normal. Hal ini mengisyaratkan baliwa di dalam sistem total, energi tidak
Kemadan akibat kelaparan teijadi jika cadangan energi yang hilang atau bertambah selama perubahan. Namun, energi dapat
tersedia habis, dan bentuk-bentuk tertentu malnutrisi berkaitan dipindahkan dari satu bagian sistem kc bagian lain atau diubah
dengan ketidakseimbangan energi (marasmus). Hormon droid menjadi bentuk energi lain. Pada sistem hidup, energi kimia
mengontrol laju pembebasan energi (laju metabolik), dan jika dapat diubah menjadi panas atau menjadi energi listrik, radiasi,
terjadi nialfungsi hormon tersebut, penyakit akan dmbul. atau mekanis.
Kelebihan s,mpanan energi menyebabkan obesitas, salah satu Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa entropi
penyakit total suatu sistem harus meningkat jika suatu proses terjadi secara
terse spontan. Entropi adalah tingkat kekacauan atau ketidakteraturan
ring di masyarakac Barat.
sistem dan menjadi maksimal sewaktu mendekati keseimbangan.
ALAM SUATU SISTEM, ENERGI BEBAS ADALAH Dalam kondisi suhu dan tekanan yang konstan, hubungan antara
ENERGI YANG BERMANFAAT perubahan energi bebas (AG) suatu sistem yang bereaksi dan
perubahan entropi (AS) dinyatakan oleh persamaan berikut yang
^rubahan energi bebas Gibbs (AG) adalah bagian dari Perubahan
menggabungkan kedua hukum termodinamika:
energi total dalam suatu sistem yang tersedia

95
BAB 11: BIOENERGETIKA: PERAN ATP / 97
96 /

dengan penguraian molekul organik kompleks dalam lingkungan


AG = AH - TAS BH organisme tersebut. Pada semua organisme in., ATP berperan
dengan AH adalah perubahan entalpi (panasi A, t . oleh kehil, ,Pemtavja-<-
AH sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses eksergonik ke
na,am
suatu
---------Hal,..' kha sd proses endergonik (Gambar 11-3). ATP adalah suatu nukleosida
Dalamreahibiokimia kareaAHkir1-|1irasim suau, bcnmk panas. P^Jproscs ;" *m bcn.uk 1 bla,n
Pcinbav^i H. trifosfat yang mengandung adenin, ribosa, dan tiga gugus fosfat.
srr;;ri -its: r SffE* * h
-*a
Dalam reaks.-reaksinya di dalam sel, senyawa ini berfungsi
lk A - A . , iternal real Gambar ,1-2. Penggabungan teaksi dehidtogenasi dengan hidrogcnasi oleh
hubungan di atas dapat d.nyatakan sebagai sebagai kompleks Mg'
e 1c,Cr
' gonik ,:inp0,!Cn dari *wcm gabungan CWHL suatu pembawa perantara. (Gambar 11-4).
berikut ekscr
gonik. R P c ^ u l ) a h a n netto keselurubann)* ^ Pentingnya fosfat dalam metabolisme perantara mula.
AG = AE-TAS
Umum
' C ekc'8nik discb' kataboli*"**^ tampak jelas dengan ditemukannya peran ATP, adenosin
Jika AG negatif, reaksi akan berlangsUne Semei
'ttra rcZ ''. ^asi molekul
a atau reaks,3" *** oksi<ksi molckul ^ A memasukkan senyawa^bart difosfat (ADP), dan fosfat anorganik (P,) dalam glikolisis
disertai hilangnya energi bebas; yi. reaksi bersif Spntan
Jika, selain itu, AG berukuran besar, reak^ I rgnik- r^e. Komknt(SiS ya,K "H'inhcn.uk ^^S^,3).VunrUneb^ (Bab 18).
, dan^ireversibel.
^uei. Ui Di
pihak u- &^ung kan, , Proses k.i
fc-it r 1
1 vt su 6 dSl|
;K r
hampir tuntas pihakT ng mekanisme in. adalah bahwa seny^ ^ sebelumnya,
positif, reaksi berlangsung hanya jika3 ain
AG , fc Nilai Intermedia untuk Energi Bebas
positif, reaksi berlangsune ham,., > iika An potensial tinggi, -, tidak sep P Q atau
diperoleh; yi. reaksi bersifat edergnikjJ ^ dapat I" . g diperlihukm di J Hidrolisis ATP Memiliki Makna Bioenergetik
berukuran besar, sistem ini stabil den,, ain itu Ar d,scrtai i , ri kiri L-,. i njlKan ll1 ,u:in tidak harus berkaitan secara struktura dari
kecenderungan terjadinya reaksi. Jika AC ^ 3tau tanDa Satl> nick 1 hilangnv, . Pms'cs kc D sehmgga dapat berfungM sc aga ^ proses Penting
dalam keseimbangan dan tidak terjadi n "l embera5 tCrdann an,SrTc pCll '' , tncrg1 bebas sebagai P\ i, ^ berbagai reaksi eksergonik kc oroti eksitasi saraf,
Jika reaktan-reaktan terdapa^ ^ ^ mungkin ^ / Energi bebas standar pada hidrolisis sejumlah fosfat yang secara
endergonik, seperti biosintesis, c _ nyawa pembawa
mol/L, AGn adalah perubahan energi^ i n*** yi.. U) obWik yang ikiU ^ biokimiawi penting diperlihatkan di Tabel 11-1. Perkiraan
dan transpor aktif. Di dalam s e l . d i
reaksi biokimia, keadaan standar A\A r stan<Ur It kecenderungan komparatif masing-masing gugus fosfat
atau zat antara berenergi-tingg , & rATP) berpindah ke akseptor yang sesuai dapat diperoleh dan AG0'
7,0. Perubahan energ, bebas Zft** 3. Gambar 11-3) adalah adenosin trifosfat (All
ini dinyatakan sebagai AG '. 0 Ca
daan st ' !aB'an hidrolisis pada suhu 37 C. Nilai untuk hidrolisis fosfat terminal
Slste
Perubahan energi bebas standar d m biir reaksi FOSFAT BERENERGI-T1NGGI B^ERAN SENTRAL pada ATP membagi daftar menjadi dua kelompok. Fosfat berenergi-
konstanta keseimbangan K * a^at dihir,, >iliki "1515 W CrSnik dan endcrgo'1''. ^ DALAM PENGAMB11AN DAN PEMINDAHAN rendah yang diwakili oleh ester fosfat yang ditemukan pada zat-zat
. eq' Un
S dari ENERGI
K' SHme^me i"u8 dcn6" cara ini. antara glikolisis, memiliki nilai AG yang lebih kecil daripada
AG
' = -RT In Unu,k nrnses kehidupan, semua nilai ATP, sementara pada fosfat berenergi-tinggi nilainya lebih
dengan R adalah konstanta gas dan T
!>* oklr."'
. ersatn a / Hro SCs .
Untuk mempertahankan ProseS^an energibebas dari organisme
'^S^darif karcna za[ besar daripada nilai ATP. Komponen kelompok fosfat berenergi-
:urs<;11Ul mem 11 arcna /at antara - harus mendapat paso memanfaatkan
(Bab8).PentingdicatatbahwaAGyan* suhu ^ M? (D> C,'1' 'U nBkinl n laju penia^ nfu* *3 tinggi ini, termasuk ATP, biasanya berupa anhidrida (misalnya 1-
lebih besar atau lebih kecil daripV^ >CD^.
' 'cncl"'^*!mkan kliu
laju oksida, A f ^ linekuneannva. Organisme aut pnerei sinar
i
oksidasi A n J ^cA,
Ukan la iosfat pada
r a g ln !
konsentrasi berbagai reaktan, terma | 8 ntu ' 1, 3-bisfosfogliserat), enolfosfat (misalnya
a,
ion, dan protein. 3Su|<
pelarut ^ Pada >r>orik > ' ini nLmbcri d^r
fosfoenolpiruvat), dan fosfoguanidin (misalnya kreatin fosfat,
Dalam suatu sistem biokimia l. ngkungannya. Organisme ---- misalnya energi sinar
arginin fosfat). Posisi perantara ATP memungkinkan senyawa ini
mempercepar ^painya keseimb^ , r proses-proses eksergonik seaer < > pe2,__^pe3* (beberapa
berperan penting dalam pemindahan energi. Perubahan energi
pernah mengubah konsentrasi akhir f enzim anya matahari (tanaman hijau), rea^ trofik memperoleh
keseimbangan. rea|<
tan-rCa^ t'dak (Gn bidr 1 Uasan konsep PL bebas yang tinggi pada hidrolisis ATP disebabkan oleh
bakteri). Di pihak lain, organisme te metabolismenya
terbebasnya daya tolak muatan atom-atom oksigen bermuatan
energi bebas dengan menggabungK.
negatif yang berdekatan dan stabilisasi produk-produk reaksi,
PROSES ENDERGON1K BER.
DENGAN MENGAITKANNvf d
EKSERGOM1K KE ^>5nike"tn^ suatu proses ^
R vA..
SES CnerRi f ITl 'l*Ul sintesis sll r()iil
,n
Proses-proses vitalmisalnya r I S8i dalam reaksi ck^
otot, hantaran impuls saraf, tran ^ Sntesis N
X
energi melalui kererkaitan kimia?r aktif~_ *to0traL . )
Mg:*
coupling, dengan reaksi oksidatif. n ^ t^HlI /\
paling sederhana, ripe Pengaitan/p^be >), J* cr o-
/
diperlihatkan, seperti di Gambar 11 e8abun&) Sj ya U "O-P-O-P-O-P-O-CH, o ,
A menjadi metabolit B terjadi diserB1 ' tHalla" l,li ....................... I/' \l
o o o
dan dikaitkan dengan reaksi lain P ePasan , Xb^
bebas untuk mengubah metabolit P H"
l-l M H
D. Digunakan istilah eksergonik > ^ V K1^
OH OH
^*tSwa estr^:sd-
c
"ss<: Gambar 11-4. Adenosin trifosfat (ATP) yang diperlihatkan sebagai
suatu kompleks magnesium. ADP membentuk kompleks serupa
I dari suatu reaksi eksergonik
dengan Mg2*.
Gambar 11-3. Pemindahan energi )t')< berenergi tinggi (-) ke endergonik
melalui senyawa perantar

'H. -V Pan
as
't>n
'fen SUatu^ksi eksergonik
BAB 1 1: BIOENERGETIKA: PERAN ATP / 99
'BOLISME KAF

H KREATI
hidrolisis secara Fosfoenolpiruval 1,3-Bisfosfogliserat N
KINASE 1 H f ^ H.N
KINASE
biokimia \ NH < C NH
/
Suksinil- N
KoA H C N
Kreatin ^(P) 1 ADP ATP
Cf H (AG =-12.6 kJ/mol) | CH
kkal/rri0| coo- coo_

: *14,8 I - Adonosm-,
Kreatin fosfat Kreatin
12,3 ; -11,8 Adonosin

Gambar 11-7. Pemindahan fosfat berenergi-tinggi antara ATP dan kreatin ,

berlangsung dalam reaksi yang sangat eksergonik dan bersifat


(p)---- Glukosa 6-fosfat
''^Fosforilasi. aktivasi, ireversibel dalam kondisi fisiologis. Banyak reaksi aktivasi
dan proses
mengikuti pola ini.
a,a
u Adenosin Glukosa endergonik lain
1,6-bisfosfat
AdQ nosin c* Adenilil Kinase (Miokinase) Saling
Gliserol 3-fosfat
Mengonversi Adenin Nukleotida
Cambar 71-6. Peran siklus ATP/ADP dalam pemindahan fosfat berenergi- Enzim ini terdapat di sebagian besar sel dan mengatalisis reaksi
^onosin
tinggi berikut:

tinggi, konsentrasi ATP dapat meningkat iuntulk ^A'ngs


ADENILIL
sebagai simpapan fosfat berenergt-tmgg/ ( am ^ unuk KINASE
Jika ATP berfungsi sebagai dono 2 ADP
ATP + AMP
membentuk senyawa-senyawa j,8' gus fosfat
lebih rendah pada hidrolisis (Iabc rendah, Hal ini memungkinkan:
(1) Fosfat berenergi-tinggi dalam ADP digunakan dalam
hampir selain diubah menjadi gugus dengan cnc y pembentukan ATP.
contohnya, (2) AMP yang dibentuk sebagai hasil beberapa reaksi
aktivasi yang melibatkan ATP, diperoleh kembali melalui
refosforilasi menjadi ADP.
GLISEROL
KINASE
(3) Peningkatan konsentrasi AMP jika ATP berkurang
dan memungkinkan AMP berfungsi sebagai sinyal metabolik
Gliserol + Adenosin (P)~(P)~(P)
Gliserol(p) + Adenosin (P)~(P) (alosterik) untuk meningkatkan laju reaksi katabolik yang pada
gilirannya menghasilkan lebih banyak ATP (Bab 20).

Ketika ATP Membentuk AMP, Pirofosfat


emUn
Reak^ k,nkan Pen99a^un9an Anorganik (PP,) Dihasilkan
Me S* ^an9 Secara Termodinamis Kurang
n
9untungkan dengan Reaksi yang
n ATP juga dapat dihidrolisis secara langsung menjadi AMP,
9untungkan disertai pembebasan PP. (Tabel 11-1). Hal ini terjadi, sebagai
S 0, asi
^ ^ glukosa-menjadi glukosa 6-fosfat, yaitu reaksi contoh, pada aktivasi asam lemak rantai-panjang (Bab 22):
tania
^ pada glikolisis (Gambar 18-2), sangat endergonik
1:1
dak dapar berlangsung dalam kondisi fisiologis.
(1) Glukosa + P. ->Glukosa 6-fosfat + H.O
ASIL-KoA
(AG'= +13,8 kJ/mol) SINTETASE
r dapat
re^ . berlangsung, reaksi harus digabungkan dengan ATP + CoA SH + R COOH
<SI
lain-yang lebih eksergonikmisalnya reaksi AMP + PP + R CO SCoA
IO fo
sfat terminal ATP.
(2) ATP->ADP + P (AG(y = -30,5 kJ/mol) Reaksi ini disertai oleh hilangnya energi bebas sebagai panas,
dil <tl dan
W (-lig^ungkan dalam suatu reaksi yang dta,,s oleh yang memastikan bahwa reaksi aktivasi akan berjalan ke kanan;
heksokinase, fosforilasi glukosa mudah dan dibantu lebih lanjut oleh pemecahan hidrolitik PP., yang
dikatalisis oleh pirofosfatase anorganik, suatu reaksi yang memiliki
AG besar (-19,2 kJ/mol). Perhatikan
1 00 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT

& LIPID Oksidasi Biologis 12


M. B*, S P* A' DSC

NUKLEOSIDA
MONOFOSFAT KINASE
ATP SPESIFIK Enzim yang berperan dalam oksidasi dan reduksi disebut
'j"' dukt^c dan diklasifikasikan menpd. empat
ADP + Nukleosida PERAN B80MEDIS kelompok:oksidase, dehidrogenase, hidropcrok^.dase,
Secara kimiawi, oksidasi Ji^rinisi^StCStre' elektron dan reduksi sebagai
Karena i dan oksigenase.
Wiusus. adcni111 kinase adalah suatu monofsf3 ^ p c i n a a k S C p t o r elektron. itu, oksidasi selalu disertai o <-
1
,. i sistem biokimia
OKSIDASE MENGGUNAKAN OKSIGEN
RINGKASA
Prinsip oksidasi-reduksi mi juga ^^ mendasari pemahaman
N dan merupakan konsep penting yangb^^ baliwa banyak ?EBASA1 AKSEPTOR HIDROGEN
S
istem b tentang sifat oksidasi bio ogis. partisipasi oksigen
oksidasi biologis berlangsung Kehidupan hewan molekular,
1 ^jalankan pr mcn88Unakan energi k"1"'1 misalnya dehidrogem kan 0ksigen Enzim ini menghasilkan air atau h.drogen
Gambar 11-8. Siklus fosfat dan pertukaran adenin nukl ara SI tingkat-tinggi bergantung U a
*. mperolch energi dalam untuk
kehidupan. J, beba '(Ac " ^-
1 r l K
T peroksida sebagai produk reaks, (Gambar 12-1).
respirasi, yaitu proses sc dengan oksigen
bahwa aktivasi melalui jalur pirofosf
hilangnya dua - P dan bukan satu, se^r^^kiii cn^ bentuk ATP dari reaksi terkendal. dapat
Sebagian Oksidase Mengandung Tembaga
1 yang terjadi
ketika terbentuk ADP dan P.. u n PenamK ncBaiif). Reaksi < 0/ untuk membentuk air. Selain it ^an[Uan enzim yang
ATp- ....
ler
)adi -Ian cncrB bcbas (A
\ $ ' ATp^ik.uctr
u.gammgkan Jka digabtmgkandengan
. bergabung berbagai zat a dan karsinogen Sitokrom oksidase adalah suatu hemoprotein yang ter-
scl Scb
agai , disebut oksigenase; banyak obat ^ kelas . ; yang distribusi luas dalam banyak jaringan, memiliki gugus
PIROFOSFATASE ^ den niClll'nd iM. ^ tu^ar energi (enttp11 \ & kimia (xenobiotik) dimetabo i. pemberian oksigen oroetik heme tipikal, dan terdapat d, m.oglobn
ANORGANIK n Cr
Ptenc^? >crpi an Cn
ergi bebas yang cdikenal sebagai sistem sito croin penanganan pasien
hemoglobin dan sitokrom lain (Bab 6). Enzim m, adalah
PP, + H;0
REfed ^'M^'^ike-tdcng , dapat menyelamatkan komponen terminal pada rantai respiratorik yang terdapat
Kombinasi dari reaksi-reaksi di atas m dapat didaur-ulang dengan kegagalan pernapasc di mitokondria dan memindahkan elektron yang terbentuk
RE
dan adenin nuk^t!!^1*0 (Gambar 11-8). ertu
karka, NSI tr- Oksidasi molekul substrat oleh dehidrogenase ke akseptor
Sirnya. yaitu oksigen. Enzim ini diracun. oleh karbon
Nukleosida Trifosfat Lain Ikut S dalam monoksida, sianida,' dan hidrogen sulfida. Enzim mi )uga
Pemindahan Fosfat Ro,. 6rta M s
" ^ Tk PERUBAHAN ENERGJ BE
rer,
dinamai sitokrom Sekarang diketahui bahwa sitokrom
ergi.Tj YJ mq ^ DAPAT DINYATAKAN DAIAM dan a berkombinasi dalam satu protein tunggal, dan
Melalui enzim nukleosida difosfat kinase POTENSIAL RED
CTP dapat disintesis dari difosfatnya, ^ ^ ^ kompleks enzim sitokrom oksidase dikenal sebaga, sitokrom
frcyBi1pi)s i993ot' phsphate c\ ksidasi dan reduksi, Dalam reaksi yang melibatkan ot ^
** Kompleks ini mengandung dua molekul heme, masing
; ^5 1287 entropy ma
^- i kecenderungan
masing memiliki satu atom Fe yang berpindah-pmdah
perubahan energi bebas setar^enerirna elektron. Oe reaktan
antara Fe3* dan Fe2* sewaktu oksidasi dan reduksi. Selain
hoanhydrideb^ J mendonasikan atau ^ energi bebas a am
NUKLEOSIDA er itu, terdapat dua atom Cu yang masing-masing. berikatan
DIFOSFAT sebab itu, selain menyatakan P g sama kita dapat
KINASE dengan satu unit heme.
H
^iSDA -V,.; , bentuk AG (Bab H), potensial redoks
ATP+UDP <S- ADP + Ufp 1 KL; Bio'er0 y
f Bioenergft** J menyatakannya secara n^el nSial redoks suatu sistem atau
<uridin
Oksidase Lainnya Adalah Plavoproftem
WfosfM) oksidasi-reduksi (E. 0)- , potensial elektro a
Semua trifosfat ini ikut serta dalam Demikian juga, berbagai (E0) biasanya dibandingkan Namun> untuk sistem Enzim flavoprotein mengandung Bavin mo no nukleotida (FMN)
nukleosida Sfrilasi j. hidrogen (0,0 volt pada pi dinyatakan pada^pH atau flavin adenin dinukleotida (FAD) soagai gugus prostetik.
and decarboxyla'^' J/ biologis, potensial redoks " da hidrogen sebcsar , 7,0, dengan pH
mo,,
foSfat 7. *<t FMN dan FAD dibentuk dalam tubuh
n
asc potensial cle sebagian sistem redoks

H oils volt. Beberapa potensial redoUa diperlihatkan di Tabe


V, Energetks. Acad^'
yang penting pada blokimVs daiam tabel memung m an 12-1.
Istilah "oksidase" kadang digunakan secara koloklif untuk nu'W^ko n semua
Posisi relatif sistem red dari satu rangkaia
eri enzim yang mengatalisis reaksi yang melibatkan o -sig*-'1 mo
er cs
- Elsevier, 2003- kita memperkirakan aiah a i redoks lainnya. reaksi
mi
redoks ke rangkaian re
BAB 12: OKSIDASI BIOLOGIS / 103

102 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME


& LIPID
R
KARBOHIDRAT
Van8 penting
pada sistem oksidasi mamalia MENgg?imENASE T,DAK DAPAT rb\ HC
Tabel 12-1.
.O
SE
NH t H
Beberapa potensial redoks
Sistem HC

H*/H2 N O
HC
NAD'/NADH
51 (H- + e)
Lipoat, oks/red
. . ^seiumlahk 1 (H + e)
lnt mc
laksanaif' . CSar cn/,m dalam kcl. is mi. In/"
Asetoasetat/3-hidroksibutirat I ll) Mcmind"liUa fu"BSi u,ama: kc A
a
'" dalam $Uat |nlu(lrogcn dari satu substrat
Piruvat/laktat 3)- Dchidroe ^bungan t.ksidasi-rcduks' t ,fi< dalam nukleotida flavin melalui zat antara
Oksaloasetat/malat
r* mi spcsifik untuk , ,22 oksidoreduksi cincin isoaloksazin
Gambar 122. u ,
Fumarat/suksinat.
sui,strains<|s ln^'l
scmikuinon (radiKai
Sitokrom b; Fe3,/Fe2* i <0cn?im HIDROPEROKSIDASE MENGGUNAKAN HIDROGEN!
!1evcrsibeUifat.saln
>J!^" ya NAH
koenzim n.-mbasv.- J uau pcnin-*"*;1,1 . ^
Karena reaksi Jii , Miserol-3-fosfat dehidrogenase
Ubikuinon; oks/red Sitokrom n
^^ ^fatl ' n CmU Bkinkant k
" V lltn
' ' ' s^ ioJ
c PEROECS11IDA ISuPEROKSlDA ORGAN1K
Sub "
U 8killls w0u . lli dalam sci. Reaksi jo1 ujifl KoA dehidrogenase, dan giis
c,; Fe3VFe2 pereduksi langsung SEBAGAI SUBSTRAT
Sitokrom a; Fe3*/Fe2+ mitokondria memindah can e (Gambar 13-5)- Peran

Oksigen/air
>5* V"1* sirtin8 . ^ pr >ksidat a ,scs
dari substrat ke rantai respiraton_ ajaiah pada reaksi lain dehidrogenase
Sls
(GT Pk *cs,^cn contohnya sc . depenc.cn dehidrogenase) lipoat
dchidrogenasi (oleh dihldroUpoi foilasi oksidatif
nSU0 Padara a ^ i respirator*^
at
^oksi tereduksi, suatu zat antara ^ ^ 1 3 - 5 dan 18-5).
dari vitamin riboflavin (Bab 44). FMN I peroks'da ya g b bcbas yang pada
piruvat dan a-ketoglutarat adalah suatu pembawa
berikatan sccara erat, tetapi bukan I*'1 1^ bi
ara
kovak yu
3
iasan>ya E
tti
8cn (Gambar 13-3)- Flavoprotein pemindah ee ".drogcnilsc dan rantai
protein apoenz.m masing-masing. u Ko - Dak* i JO perantara antara asu-t^ respiratorik
mengandung satu atau lebih logam seh-, i flavProrf/ ^^noSeBergantuogP< (Gambar 13-5). aterosklerosis (Lihat Bab 15 dan 44).
Contoh enzim flavoprotein antara lain ada! ^fakt0r N
esenSM
Sitokrom Juga Dapat Dianggap Se Dehidrogenase si
Pproksidase Mereduksi Peroksido dengan
fsf>t atau ikoin*.^
oksidase, suatu enzim terkait-FMN yan 854,11 kantf* ' f >kdati(NADP')--ata,,
U dengan Menggunakan Berbagai Akseptor Elektron
dengan spesifisitas umum untuk deamhf di J**. s
bstr"" anim
Hiasin (Bah 44)- . Sitokrom adalah hemoprotein yang meng? 1) selama
Peroksidase ditemukan dalam susu dan di leukostt, bnsit dan iaringan lain
asam L-amino alami; xantin oksidase T 0ksi(W asa '4e2i'Hn "Stor ,SPeSifik dcliidrogc' b#f J i i. ..kob antara i ^ _ /rouh
molibdenum dan berperan penting daj g ^nganj m' NdSs' yang sesua, (^'V oitoKromaaaianncni^r* * . pe u an
,, yang terlibat dalam metabolisme riteanoid (Bab 23). Gugus prostetik adalah
atom besi yang berubah-u a ^ oksidase (tc ai Protohemen oJam reaksi yang dikatalisis oleh peroks.dase, h.drogen neroksida
purin menjadi asam urat (Bab 33); da am Perubahan u"^
hewan urikotelik (Bab 28); dan aldehiT8^ Pentin& oksidasi dan reduksi. Kecualk ini diklasifikasikan mengalami reduksi dengan mengorbankan beberapa bahan yang akan
mengandung
suatu molibdenum
enzim terkait-FAD danterdapar
yang besi nZuA: ^alia,
? dehidSe*o*en dijelaskan sebelumnya), enzim go respiratorik, enzim berlaku sebagai akseptor elektron, misalnya askorbat, kuinon, dan sitokrom
<SJ
pada substrat aldehida dan N-her^ rta k dal,,. daU. Uk
si rt.>i bCna
sc tcrkair-I' sebagai
^Udgaidehidrogenase.
ucmuiu^. Dalam r nembawaelekrron dart , c. Reaksi yang dikatalisis oleh peroksidase tidaklah sederhana, tetapi reaksi
oksidasi dan reduksi enzim-enzim * ^ enzim ini berperan
: 1 npron
sebagasebagai pem Gksidase di p>ia di pihak keseluruhan adalah sebagai berikut;
Bukti mengisyaratkan adanva ri.'-a
tlda
^ah ter
flavoprotein di satu Pih?k da.nrkrom diketahui terdapar
diperlihatkan di Gambar 12- y reaksi Wit.x,aAntai
lisis , . oksidatif l Ur 111
r
Sc lain (Gambar 13-5). Beberapa .* ^ dan 4, + a,
Se
Pcrti i b-^oril Um siklus asan\
pc rti d dalam rantai respiratorik, y- s|to' ,ltemUkan di lokasi lain,
l
(sitokrom oksidase). ^ito^r^.,U^roiri P450 dan bj, dan c >
^itokondi is. retikulum endoplasma (sit
:a,i dalam sinteS",S
AH2 %0a h ^ sel tumbuhan, bakteri, dan 1 aSl'
AH. l dan sintesis
(Red) H
. pembawa BH, PEROKSIDASE
OKSIDASE S
d jalur
Pentosa fs (Red)
n AH (Ok s) H.O + AH, 2H.O + A
(Red)
H.,0 t V,n Der
9Qmuog
b Di eritrosit dan jaringan lain, enzim glutation peroks^'tetik yang
.pembawa- mengandung selenium sebagai gugus [ mengatalisis destruksi
? H2"
Ji
H202 dan hidroPe^kslda idPasi melalui konversi glutation tereduksi
^ Ov. (Ok s) ---------- (Red)
HSSROGE^!
i ' IDROGENASE LpESlFlKUyiy^ menjadi tero sehingga lipid membran dan hemoglobin terlmdung
DEHIurv ------
Gambar 12-1. Oksidasi suatu metabolil t SPEStFlKUNiy*^ oksidasi oleh peroksida (Bab 21).
abo.it yang cHMa* >ch
r,k5idase yang (A) membentuk Hfi, dan Vane o
oleh
k Gambar 12-3. Oksidasi suatu met
o
n 5%.;
Pasangan dehidrogenase.
Hi^ (at au
ke) rantai xL'\\^
d
r
i t'Crk i n , ^Keria seu*&*
n ^ ya1g leh t komPonen' bi>r V
ngg, (Gan> e,
" lts,at dehidroge

*
BAB 12: OKSIDASI BIOLOGIS / 105

104/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID


CN-
Stearil-KoA desaturase
Cyt b.
Flavoprotein
NADH;
.
Amin oksidase. dsbnya
Hiciroksilasi
Flavoprotein Cyt P450
NADPH-
Peroksidasi
. lipid Heme
oksigenase
Gambar 12-4. Mekanisme oksidasi dan reduksi
Flavoprotein.
koenzim nikotinamida. Terdapat stereospesifisitas ida (CN ) menghambat tahap yang
di posisi 4 nikotinamida saat zat ini tereduksi oleh transpor elektron di mikrosom. Sian
suatu substrat AH,. Salah satu atom' hidrogen
Gambar 12-5. Rantai
dikeluarkan dari substrat sebagai suatu inti
hidrogen dengan dua elektron (ion hidrida, H+) dan ditandai.
dipindahkan ke posisi 4, tempat atom ini dapat
melekat pada posisi A atau B sesuai spesifisitas untuk
pcreduksi
yang ditentukan oleh dehidrogenase tertentu yang ek ada di tempat pe
NADPH mendonasikan WGambarl2-5),yangP. m Selain itu. sistem di ginjal yang mengatalisis a- 18). bela 25-
mengatalisis reaksi. Sisa hidrogen dari pasangan hidrolikolekalsiferol dalam
mereduksi berbagai sitokrom int . jam suatu rangkaian
hidrogen yang dikeluarkan dari substrat tetap 24-h.droks.to pada n
dan 7a.hidroUsilase
gilirannya dioksidasi oleh sub^rat bagai siklus
bebas sebagai ion hidrogen. se

reaksi enzimatik yang secara ko <: U.^roSom hati, sitokrom hidroksilase daTlteroTzy-hidtoksilase yang berperan dalam biosintesis asam
(Gambar 12-6). I 1 jtronl dan memiliki P450 ditemukan bersama dengan empedu di hati (Bab 26)-adalah enzim 1 450.
site . en^ aminopirin, peran penting dalam dctoksili^asi. - ^ ,arnj hidroksilasi
Katalase Menggunakan Hidrogen
anilin, morfin, dan benzamletanun lebih mudah. SUPEROKS1DA D1SMUTASE
sehingga kelarutan dan ekskresmy3 -jj^j kemampuan MEUNDUNG1 ORGANISME AEROB DARI
Peroksida Sebagai Donor Elektron (jlu
Banyak obat seperti fenobarbital n-n,l ^
& Akseptor Elektron TOKSISITAS OKSIGEN
'fnv (!' ok%n bcrikau
akt c-l' untuk menginduksi pembentu <an
in1 Pemindahan elektron tunggal ke 02 menghasilkan radikal bebas anion
Katalase adalah suatu hemoprotein yane m gugus heme. Selain lasu
bkel0 in dcntf sitokrom P450. ,,-iitokondriaditemukan
superoksida (O/ ) yang berpotensi ntetusak. Efek destruktif ini diperkuat
memiliki aktivitas em
Pat dibagi - atau Sistem sitokrom P450 mikrosom m tcstis,
di jaringan steroidogenik, W* dengan biosintesis oleh terbentuknya reaksi berantai
golongan ini juga mampu menggunakan satu n
ClU m
sebagai ovarium, dan plasenta serta bei1 D
substrat atau donor elektron da e'cu'Hp lainnya sebagai oksidan atau Di ksi
9e sebagai berikut
akseptor elekti
^olekul Hp 2
ksi9e^199abungkan /
KATALASE
******* lekulr ke dalam ^
Pcrl
ihnrl
tka d
2H.O '' 'baWah:
2H.0 +,
ni
h ^+o Substrat A-H
Pada kebanyakan kondisi in vivo a^t- (0W
>CCnCSenz- 2^A -i> P450-A-H
katalase tampaknya lebih cenderung perksidas ^ hom
ogentisat d I
ditemukan dalam darah, sumsum tulanP tCr,a^- Kata| ^ Fe
S,m mk
' ^muC tolt
siant uomgentisat u |t
ginjal, dan hat.. Fungsinya diduga mengL , n mul<osn 'gan b
BnhidtE d besi- rari^atdioksigenaSc .gC
peroksida yang terbentuk oleh kerja olcJi/ an hidrnc, dan ' tri L
P'ro 29- triptofan - NAOPH
ditemukan di banyak jaringan, meliput; Perksis kaya 0^akan J 2Fe,S,J'
menghasilkan
oksidase danHkatalase.
202 dikelompokkan ^ ^itnl ^raneim
Oleh sebab^*
'"'l 1 S?.udiO^Z.
s,
9eh Memasuki
) Van., ........................... 1,.,n hL
^angmenggunakan FADH., o
merusaknya. Namun, sistem transpor eugan enzim & Vn 0, . Ub<r lekular NADP'
dan mikrosom serta xantin oksidase harUs jn
S
5^ y5"S 1 2Fe,S.2 CO
sebagai sumber tambahan H,Ov Pertimb ^
an
Bkan i
men a
P450-A-H
OKSIGENASE MENGATALISK PEMINDAHAN A.H &Ur>g. ^tfon atau kosub*'
Fe O
LANGSUHQ a IPENGGABUINiGAINI OKSIGSK. A
Si !+?H
H- ,^A ,.^ + Z
BCE DALAM SUATU MOUKUI sUfcs ,di ^ (j) P450-A-H
I
Oksigenase berhubungan dengan sintesi berbagai jenis Fe- 0.5

metabolit. Enzim gol0n 'S ata^ pCn penggabungan oksigen ke


dalam suacV 'ni A-OH
A
'ASrv -OH + HP . vimksilase dalam mikrosom. Sistem yang diperlihatkan sangat khas ciklus
sitokrom p45'''(lrenal. Sitokrom P450 hidroksilase mikrosom hati tidak memerluka. Gambar 12-0. - jlase pada ko,K' oksif|a (CO)
Xw1r menghambat tahap yang ditandai. untuk steroid h " Karboll monc -
mlck isis
protein besi-sulfurFe^
*5 S
't 'siStero.d
St ro
r:
at ok '%np , >etf
y^
Dr

A:i ' coin dan - j etahli-


Baik NApl
106 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDR

Rantai Respiratorik & Fosforilasi Oksiaatir 13


radikal-bebas (Bab 15). Pembentukan superoksida terbe
,,Maa
aanoksigen
dari ukmSci. di
u jaringan
jauugdu uan
dan weneradaan
keberadaansuDernU;,)
sup^ nya a-tokofi.rl. a-,okfao| (v itamin K), lxkci|.i 1
dismutase,
dismutase, yaitu enzim vans bertnn<mn .
yaitu enzim yang bertanggung j awab f <W*gtr) d:. . '1 Wavn... . 11,1 I >
bel r.mu
membersihkan zat im dl semua organisme aerob (mcsW^ ^ ^ mcn&M
tidak pada anaerob obligat) menunjukkan bahwa tok ^
potensial oksigen disebabkan oleh perubahnnn lsi!as
superoksida. "nya mc'Madi R,NG|<ASAN
Superoksida terbentuk jika flavin tercduk * oksidasi(hib*1 h,0'8's* scPcrn Pltla
1)1 - r s:t
SUai
Uaksen,n^n',a^c^ron) sel.ilu discru'(c 22 dan 17) .erdapat_ d tom m ^^
terdapat, contohnya dalam xantin oksidase '~~yanB 0ksidor
eduktalCktrn *i d;
PERAN BIOMEDIS
reoksidasi secara univalen oleh oksigen moleku[ mCn^ami okap jauH lebih banyak dengan rantai respiratorik (resp ry ^ scna
mctab
olUmc C, mc,lliliki lHrbag.u lu,%.rp
Enz - Flavin - H, + O, -> Enz - Flavin-H + r- PCniin ,dasc Organisme aerob mamP "^"torik daripada organisme mengumpulkan dan 1?"^ menuju reaksi akhir
g dal, dan dclmlro^n.isc u
2* H* tubu
Kdari C f(;Spirasi> Hidropcioksul.i^
energi bebas dalam subst P berlangsung di dalam mengarahkan enzim ^ dan komponen
Superoksida dapat mereduksi sitokrom c tert,\ .
anaerob. Sebagian besar proses house" (pabr.k
tZS&SSZZi-rr*. -*
lLr
0Ksidasi r^niarair??an olch radikal lubas; d'1" ' *
0 T+
Sitc(W1->01 + atc(W)) ,arinEan tcr, 7oksilsi oh.u dan steroid- mitokondria yang disebut sebag r pembentukan zat
atau dihilangkan oleh superoksida dismutase
scb
abka oil!!, +***& energi) sel. Respiras! digabung . ^ fosforilasi oks.datif. yTng dihasilkan sebagai fosfat berenergi-tinggi.
***** antaraberenergi-lingg"1-yalluu:tal) dan racun (misa nya
Sejumlah obat (misalnya amobax ,umbat fosforilasi Dnln: Pesoiratorik Terkandung
***, ismmasc-
'SUPEROKSI sianida. karbon Beberapa kelainan
DA -Qn u, ^ ln Cell r . xVBcn activation and i'1L
0- + O-~ + 2H' P1SMUTASF oksidatif dan biasanya beraki a batkan komponen-
7
t,lv Cyt
chr0msp,ru,0n- Nature IWi.W.:. ' 01

herediter pada mitokondria JJn8 f ; 0ksidatif pernah


. BlarL N*W- arn'acol Toxicol ^ komponen rantai respiratorik dan fo* ^ cnscfalopatl
Dalam reaksi ini, superoksida berfungsi seb
C
reduktan. Oleh sebab itu, superoksida dis ^ 1
* dilaporkan. Pasien datang denga:, S; v t
serta sering mengalami asidosis
organisme aerob dari efek superoksidT^ melNun "
merugikan. Enzim ini terdapat di Sem ^ berpot g- dipindahkan dari NADH ke koenzin Jg ^ ^
utama di mitokondria dan sitosol ^rnRan ^ ENZIM SPESIFIK BE^!^pARTEMEN- ubikuinon); Q-^krom e o^doreduk ^
oleh.....
100% --- - van sitosol.
oksio-pnrlol-, MPC
'pUri rftL;
_ '~
,
. gan
,
atlQ
b ap . M,r . ,l,ySt.A. c SEBAGA1 PENANDAK HKAN
PUn ter DA: III), yang memindahkan eWf" menuntaskan
hewan oleh 100% oksigendalam atm0sf PajaJ ? 'U Rcv ^
peningkatan adaptif superoksida dism.,^ menyek-k, Va v,. ,laV.H T'^cs , ,X1C01 l,u
kompartemen YANG D PISA sitokrom c oltsidase (Kompto IV^"g ^Q^
paru-paru, namun pajanan berkePanja, ^ Cer
Utam fU & rlls
( l nce: A,
M itu,U MEMBRAN M1TOKOND rantai ini dengan memindahkan elek ..
1
1 ar yang Permea menyebabkan elektron tersebut tereduks I
kerusakan paru-paru dan kematian ^ * V R.Sson 5.
ai Mitokondria memiliki membran menlbran dalam
Tl "aag
R, ir 'u & ' i-lsevier. 20>3- . (Gambar 13-3). Beberapa (misalnya
ba S n e,,er et cs
gai anrLi anj_- an,, ?o() .
terhadap sebagian besar ab bungkus roatr*s > yang permeabel
^ vl A selektil, dan mem yang lebih positif daripada N A D ^
diranda, 0,eb
ncr dalam nya (Gambar 13-1). M'^.KOA sintetase dan adanya suksinat) menyalurkan elektron U ^ bukan
M^'
r/0w
Health itnd l)r r atl kecmpat, suksinat Q reduktase (KompUks ^ ^
berbagai enzim, tcrniasu e dan ^ "

gliserolfosfat asiltransferase. ^membran. Fosfohpid kinase kompleks I Keempat kompleks im te ^


dalam mitokondria, tetapi Q dan sitoi
ditemukan di rU3^ membran dalam bersama kardiolipin
Q cepat berdifusi di dalam membran, sementara sito
terkqnsentrasi di ATp sintase dan berbag dengan enzim rantai
respirator transporter membran. merupakan suatu protein terlarut. Aliran elektron melalui
Kompleks 1, 111, dan IV menyebabkan proton terp P
RANTAI RESPIRAT^ ^^RTINPA^ dari matriks melewati membran dalam mitokondria men J
EKUIVALEN1 PEREDUKS" ruang antarmembran (Gambar 13-7).

POMPA PROTON
Flavoprotein dao Protein B^}J2nRal,tai (Fe-S)
dlb
Sebagian besar energi yang ^ mino P j karbohidrat, asam
terda at
Sebagai Komponeini IComplleftcs
lemak, dan. pereduksi Respiratorik
dalam mitokondria sebagai c .^ani^ar 13-2)- cr a equivalents) (-H Flavoprotein (Bab 12) adalahkomponen penting dalam Kompleks 1 dan II.
atau elektron Nukleotida flavin teroksidas. (

107
,3: RANTAI RESPIRATORIK DAN FOSFORILASI OKSIDATIF / 109

108/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME


Suksinat Fumarat

Enzim di mombr.tn dalinl


Pembawa (carnets) ATP
smlaso Transporter
momt>rfln
Cyt c
NADH + H*
Enzim di inatnks
mitoKondi'A
Enzim siklus asam
Enzim oksidnsi-l'
Piruval dohidrogonoso

lnksidoredL,wa ----------
n,onk Q. koenzim Q a,au ubikuinon; cyt, sitokrom.
. m .liran elektron melalui rantai respiratorik. Q.
Gambar 13-3. Diagr ........ j-.nindahkan m
dan elektron selan,utnya^ (dihasllkan saat
Gambar 13-1. Struktur membran mi
*okon Fe-S ke Q (Gambar 13-5). Gambar
Perhatikan bahwa membran dalam xj ADH ke 1'N'lN,
(|| penguraian tr.as.lgl.scrol atP ,ektron Ue Q melalu,
banyak lipatan, atau krista. mon gandi Pada awalnya, elektron .t'dan akhirnya ke Q
MEMBRAN LUAR kemudian menuju rangka.an i ^.Q rcdukjase), 8.2) dan asil KoA (Gambar 13-5).
Enzim di mombran li*a>,T1L Asil (Gambar 13-5). Di ^ jalur berbeda yang melibatkan nav f
KoA sintetaso G'isorol(osInt FADH2 dibentuk sewakt itrat (Gatnbar
FAD) dapat mengalami reduksi pada r- asil menjadi fumarat dalam s.klus asan
pelepasan dua elektron (untuk memb
FADHJ, tetapi senyawa ini jUga ^ elektron
untuk membentuk semiku Protein besi-
belerang (protein b ' ditemukan pada rn Melalui KorfP Pr
Kompleks I, \\ ^ ini dapat mengandung Pr /
satu, dua, atau terikat pada atom sulfur Cys Pr
Cys /
anorganik da sistein-SH pada protein
(Gambar \l dalam reaksi pemindahan satu ,Sc Fe Cys
atau Komplck-s csar
elekt mengalami reaksi redoks antara
/
berbentuk I. y*** ari Nadu
Fe2*^'
ke Q, ber*lf
'^elcwati membran: / cys
Cys
Pr
i+
Q + 5H ,
Pr
MAKANAN A
Pr
Lemak-
Pr
/
cys
\
/
Cys X
Karbohidrat' X >
< / X
\ Fe Cys
Fe
/
Protein Pr 'Pr
/ \
Cys
/ \
Cys Pr

Gambar 13-2. Peran P


r A) Fe.S yang paling sederhana dengan satu Fe terikat oleh empat sistein. ( )
utama menghasilkan >
nembentukan ATP. respiratorik B

2Fe-2S. (C) Pusat 4Fe-^ W


BAB 13: RANTAI RESPIRATORIK DAN FOSFORILASI OKSIDATIF / 111
110
& UPID

CH30

CH3O

OH teroksidasi sempurna (kuinon) * CT: Bentuk semikuinon (radikal bebas)


: Bentuk tereduksi (kuinol) (QH2) Q: Bentuk
QHr

Cyt c Cyt c
Ruang 2H+
antarmembran

QH
tlro-s ~\
Membran
dalam bH + bL Fe-S Cyt c,
mitokondria

2H+
Matriks
mitokondria
nu menhdi Q. satu elektron dilepaskan ke cyt c melalui Rieske \ Fe-S dan cyt c,, dan
S s e n l i ( n P 2H* ke dalam ruang
Gambar 13-6. Siklus proses ^ ^ membentuk ^ ] k t X ^ d i k ' p a s k a n ke semikuinon sehingga mereduksi
antarmembran. ^ P*P^ besiW Q. koenzim Q atau ubikuinon; cyt, sitokrom.
(iarn
semikuinon menjadi QH, dan 2l I

Oksigen Molekular Tereduksi Menjadi Air


Siklus Q Menggabungkan jjjjjjjj., Melalui Kompleks IV
Elekttron dengan Transp
Kompleks DUD Sitokrom c tereduksi dioksidasi oleh Kompleks IV (sitokrom c
. . nH ke sitokrom c melalui oksidase), disertai oleh reduksi 02 menjadi dua molekul
Elektron dipindahkan dari Q 2 |,rase):
Kompleks 111 (Q-sitokrom c oksidore u air:
4Cyt Clercduksi + 02 + 8H'm1|rjks >
QH, + 2Cyt cmdukM + 2H>,ii> _>
Q + 2Cyt c, ^ Cyt Clumksjd3sj + 2H20 + 4H ruang anurmembran
U m c , b , dan ^h
Pemindahan empat elektron dari sitokrom c ke O, mi melibatkan
Proses ini dipercayai melibatkan Stjaj<_ia7j1J-1 dengan satu
dua gugus heme, a dan ay dan Cu (Gambar 13-5). Elektron pada
serta Rieske Fe-S (suatu Fe-S yang bukan ke
u us
awalnya dipindahkan ke sebuah inti Cu (CuA) yang mengandung
atom Fe yang terikat pada dua g g _ ^ dikenal sebagai
2 atom Cu yang terikat pada dua gugus protein sistein-SH (mirip
dua gugus sistein-SH) (Gambar > tiga bentuk,
suatu Fe-S), kemudian secara berurutan pada heme a, heme a#
siklus Q (Gambar 13-6). Qdapa atau semikuinon
pusat Cu kedua, CuB, yang terikat pada heme ay dan akhirnya
kuinon teroksidasi, kuinol tere sej5entarSelamasiklus,
(Gambar 13-6). Semikuinon terbentu^^ menjadi
pada 02- Dari delapan H yang dikeluarkan dari matriks, empat
diantranya digunakan untuk membentuk dua molekul air dan
dan setiap satu siklus menghasi <a antarmembran, dan
empat sisanya dipompa ke dalam ruang antarmembran. Jadi,
Q> membebaskan 4H* ke dalam 1 . jcan 2H diambil
untuk tiap pasangan elektron yang melintasi lantai rerspiratorik
reduksi satu Q menjadi Q^2 bahwa sewaktu Q
dari NADH atau FADH2, 2H* dipompa melewati membran oleh
dari matriks (Gambar 13-6)- cl iianya rnembawa satu,
Kompleks IV. O, tetap terikat erat pada Kompleks IV sampai
membawa dua dengan .reduksi dua
sehingga oksidasi satu QH2 S tereduksi sempurna, dan ha
molekul sitokrom c melalui siklus U-
BAB 13: RANTAI RESPIRATORIK DAN FOSFOR11ASI OKSIDATIF / 113

112 / BAGIAN I: BIOENERGETIKA &METAB0usme

KARBOHIDRAT
&UPID

Gambar 73-8. Mekanisme pembentukan ATP oleh


ATP sintase. Kompleks enzim terdiri dari sebuah
Ruang subkompleks F yaitu sua u cakram subunit-subun.t
antarmembran - ntU| Membran protein Sebuah subunit y dalam bentuk as roda
1
Kompleks dalam ADP + Pi bengkok melekat pada subkompleks tersebut Proton-
mitokondria nroton yang melewati cakram unit C menyebabkan
Q ... cakram dan subunit y yang melekat padanya
berputar. Subunit y masuk kc dalam subkompleks F,
yangterdir, dar, tiga subunit clan tiga subunit P
yang melekat pada membran dan tidak berputar.
ADP dan P diserap secara bertahap oleh subunit B
Matriks untuk membentuk ATP, yang dilepaskan sewaktu
mitokondria
subunit y yang berputar memeras masing-masing
NADH +
H*NAD subunit (S secara bergantian dan mengubah
konformasinya. Oleh karena itu, dihasilkan tiga
molekul ATP per putaran. Untuk memperjelas, tidak
semua subuni t yang telah berhasil diidentifikasi
Membran diperl.hatkan- misalnya "as roda" tersebut juga
dalam memiliki sebuah subunit c.
mitokondria

Bagian luar

Gambar 13-7. Teori kemiosmotik tentano t "'"ara


gradien proton di sepanjang membra! ?nfSfori'asi oksi.
mengalir bahk ke dalam matriks mel.i ega,if di IW
RANTAI RESPIRATORIK MENGHASILK Kontrol Respiratorik Menjamin Pasokan
membran terhadap ion sehingga men ^ ATp manks) ^ I i
' ATP yang Konstan
meminimalkan pembebasan zat- SEBAGIAN BESA^^ KATABOL1SME
merusak, seperti anion i'Zat antar;
DITANGKAP SELAMA KAT , aiu respiratorik mitokondria dapat d.kendal.kan oleh
^ Zn ADP. Hal ini terjadi karena oksidasi dan
.. .i. fXcfat berenergt-
merusak, seperti anion supe^a"ti>r yan, I levv CyUi|okrom.
ot'(vi Jj ----- . .v
n; cl!.pa moll|ui ATP silit.ist* S' Ik fosfat berenergi-tinggi)
rerbentuk jika 02 meneritna J* ata X "S0
Uln

i2). tua
*udUrS 19 yan AT ADP menangkap (dalam bentuk _
8 I cukup banyak energi bebas yang , dinamai juga a at
(Bab
proses katabolik. A IP yang te menyalurkan eneigi rjs dim ::adaanP istirahat berada di keadaan 4, dan
TRANSPOR ELEKTRON MCI tukar energi sel karena senyaw. g memerlukan resphasi dikontrol oleh ketersediaan ADP. Jika sel melakukan
- J' Vf.14
RESPDRATORDK MENGHAC.^I bebas untuk menjalankan proses-f UeL ATP diubah menjadi ADP sehingga resp.ras. dapat
GRADIEN PROTON YAtJr ^ ^ meningkat yang selanjutnya memulihkan simpanan AT .
PEMBENTUKAN ATP MEM|CU Dalam kondisi tertentu, konsentrasi fosfat anorganik )uga
Aliran elektron melalui rantai re
melalui proses fosforilasi obi?**rik men>k
sc**? 5 a atp f A . c t ; - s i i n dapat memengaruhi laju fungsi rantai respiratorik. Sewaktu
respiratorik meningkat (seperti saat olah taga), sel mendekat
yang dikemukakan oleh Peter J TeOri ^
mendalilkan bahwa kedua prose. - Pad Cni*0'- Tabel 13-1- Keadaan kontrol respiratorik. _
mn,MnrrtnoU^: .. , 1111 bpfL--
Kondisi yang Memengaruhi Laju Respirasi .................................
Keadaan" \' \ Ketersediaan ADP dan substrat
Keadaan 2 Hanya ketersediaan substrat
potensial
potensialelektrokimia (negatifdi
eektrokim.a(negatif ^"^n 0i .'^SeU- 'M>
disis.^an ol^Hi ** ]' h\ Melekat pada sUl J 2 5 (Gambar 13.7). Di pihak lain. ) ^ Komplcks 11, Keadaan 3 Kapasitas rantai respiratorik itu send'r^,ka
pembentukan 1 P. Seperti
pembentukan AATP. Sepertitelah dil^^'M
>k _ 1 , HUtlM*enal Seb p yang > :semua substrat dan komponen berada
telahd|u 5)m suUinat atau 3.fosfogliserat) teroM^ uk; yU^io P:0
dan IV bekerja sebagai pompa <CtahUi, ^ ^icu % ; dalam keadaan jenuh
P O'ein. F mene> U

HIS^
> A III, dan IV, hanya 1,5 mol ATP P f S . fosfor;lasi oksidatif
dalam mitokondria bersifat imp ; rton.
umum dan terhadap proton, kw!^1*1
- u__. USUsnyah XD:
\ liLlenyebtkIC SUatu kanal p> ,1 H = 1,5 Reaksi'reaksi in! dl C1 Dengan mempertimbang an
Keadaan 4 ; Hanya ketersediaan ADP

Keadaan 5 ; Hanya ketersediaan oksigen_


umum dan terhadap proton, khUsu. C1 5 % al^pl | an F berputa1'* Jj/l di tingkat rantai
di ruang antar membran yang 'nyaPr0to aP0n bt^ M.ptaW*-W bahwa hampir 90%
proton seperti diperkirakan dalaill X'i^Vi^ ter)<id- (Gambar 1 ' fid /) angka-angka im, dapat ^ihasiikan dari oksidasi semp
WjSA>S%? |1,:rub'|melalu' suatU bVA fosfetberenergi'tinggl ^melalui fosforilasi oksidati y. g
""'N.tit.N! 5u>
an ko formasi
" 1 mo1 ,ukosa dipero1
S iTetpiratorik (Tabel 18-0-
ber
k ^ aP-' dari L . W**Ahucr
; putar digabungkan
dari ^ u>* dangan ranta, resprra
informasi " i"1'"-
'\Sk .X,,0vang </,{]1
r"'1 JtA'/

'^>vsr>f i
...................
BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & WlD
114 / asetoasetat, dan asct. . karnitin (Gambar
"ST BAGIAN DALAM kcdalam .ntuk piruvat yang
keadaan 3 atau 5 sewaktu kapasitas rantai respiratorik m r 1 mitokondria 22-1), dan juga terdap. , ang memanfaatkan
tersaturisasi atau PO, menurun di bawah K heme a 1 ' ^mpkks \\\ n BAGIAN LUAR
icu
terdapat kemungkinan bahwa transporter ADP/ATp 3 n klasik U.S. karbon gradien H dar,dan tnkarboksilat serta asam
sianida d Namun, anion dikacnnrrcr atau carrier spesifik
memfasilitasi masuknya ADP sitosol ke dalam dan k -1 ^ P men .1 ^ '
da ai mCn 1am >al
unpicks 1\ di,n
ATP dari mitokondria, menjadi faktor penentn inhibitor I Cntlltan rpirasi amino memerlukan sistem tra mcmbran. Asam
,o,.il. M>n>
Olph Wnrerm iru. mebnicm, > .. CCPatan. ^mnerirlf v.. .. setara
Oleh karena itu, mekanisme prosK ksidatlf ,P AtraUtll 1?'f Koi''plcks 11. .(A
m
,g memungkinkan energi bebas hasil dati , =nghamK m'"B1'amba, I,
bahan makanan tersedia dan dapat diserap berll ' P'mil'daln
AP" dengan transpor fosfat .m Jipcrmkarkan dengan
bertahap,
inefisien, efisien,
dan tidak dan t0kmseperti
terkendali, UM,^Smri8 ***
^ (Gambar 1, en, dan.tlCou tidak terkendali.
Pkrsu , , iks'i^ J dalam bentuk 2 4 tranSporter dikarboksilat
proseswnr
c s
f; _ . . ^- Energi
nonbiologis. plosif. bebas
_ . ^
sisanya van? ,C^nya^n k. rcs
u
pUrs (-
P,raiorik d i r - ' r " ' * nunm, *''* sc^J OH, " k .
memerlukan lost. b sitrat> isositrat, atau cis-
sebagai fosfat berenergi-tinggi dibebaskan L ScraP ? l0H in ' '''. ' .nj/ J
1 (Ciaml aI
arah berlawanan. Ambila^rikarb^ksi^t memcrluUan malat
Hal ini jangan dianggap sebagai pcmborosiVf Panas
- L ^na IT' y ^.m ic.spras< llU . ^ ,
nK n chal
akonitat oleh transp a-ketoglutarat |Uga
ini menjamin keseluruhan sistem respirasicuku , na Hal , n ADlatau p; lidak lilR dipcngar 1,1,1 di
untuk digeser dari kesetimbangan sehingga ATP 1 2Uni JfCn,ISah kol*l vanu paling <r,nf dalam pertukaranny.. Transporter adenin
mengalir ke satu arah dan selalu tersedg H,***us
lgalir ^
berperan mempertahankan ac,aiu tersedia. HalU ina
suhu tubuh > & ikut Dem; . lcr
^o
^J^ol, telap, ^ jupl b j
Ecnin u. ....................................................... nen|5
H memerlukan pertukaran^denga
dinukleouda memung^ ^^
ATP dan ADP,
agar
berperan mempertahankan suhu tubuh ko rT8Cn'n * 1' lC'" di Kj
ATTda^ keluar dari M
BANYAK RAC UNI MENGHAMRAT Alibi ^n^nalYUn&si mcnSlwsilkan pin^i pemakaian nya di luar mit k ATp (Gambar 13-
RANTAfl RESPIRATORIK T ^Pen. i oli&nris* hcwan yanB ^rllibc'rir,S1 d Liam mitokondria uiuuk me 1-to ^
sintasc (na dcngan mnghamb;u oksidasi n). Karena dalam pcm.^dahan iin IP muMan yMg
Banyak informasi mengenai rantai re '
melalui pemakaian inhibitor, dan, s<balik2riu dil)crlch bar
l3.cj) ,Cn{;hanilxu
aliran pr<>i n dikeluarkan dan matnks u n t u m e m b r a n (daya
memberikan pengetahuan tentang mek^- ya> Hal ln; masuk, gradien e'cktrokim a y^ g tukarkan
racun (Gambar 13-9). Inhibitor dT'a^^^bi^
sebagai inhibitor rantai respiratorik Atraktilosida * 8 ^
r TV- -r f,
oksidatif, dan pemisah kopel fosforilasi L 't0r fosf0r i *!
Barbiturat, misalnya amobarbi \^ '^
^k^^Ti?TlK D)APAT Gambar 73-70. Sistem Uanspordinicnib (^nspor,cr dl^1* (6) .fra- oleh mifokondria terjadi dengan pemindahan
pemindahan elektron melalui K0 meHa SJ^Mk^,ROL RE5t" transporter fosfat; (2) stmport'ranSporter | ' ^oksisinamat-
; u>a U<,,,3
'Tketoglutarat; (6) muatan netto (unipor/^C.*), mungkin melalu, ant,pot
menghambat pemindahan elektron dari FePC^ 1 de *., ,,,
AU
1V 1S
KOPEl (4), transporter trikarboksi a , - ^_gtj|malciinid, 11 ^ ditandai.
yang memadai, senyawa
Ayang
^iron(1. -ini. -,bersifat
memadai, senyawa
dan dimerkaprol rnenghambar
te ..olul .fatal' ^Nad^

ini b e i s i f a t ^ ^ ^ ^
.>0u. . . kimia di kedua
^^'mia di kedua S,s ! J
;
transnnrtor *&* -1
transporter adenin nukleot sistcm-sistem y* _ untuk
A dan dimerkaprol menghambar
antiu
t~K:. "si ^ dan atraktilosida mengha'11 lihatkan) sistem l^an amjno
Terdapat juga (tetapi tidak c .per^ h^ulami, drmtm, asan
glutamat/aspartat (Gambar 1 '
5, fUlanim clu"v ^ kKuali
A ,1
^,1 netral, dan karnitin (Gambar - amfifatik Membran
ke ATh iika tt;r|;ld ti'C' / * n bersifat a"11" BAGIAN LUAR dalam BAGIAN DALAM
hP mitokondria
.'c" dn
Pemisah kopel (misalnya ' '"^'|liras lipoid ^"", mcn

aar,u ; . Proton)' molewat' ^ (Bab 15) dan meningkatkan pe sehingga P .


i1 dan p ,ni selanjutnya bcr^ dalam mitokondria terhadap P ATP sintase (G-
elektrokimia menurun dan <!, berlangsung tanp
13-7). Dengan cata ini, oks.das. dap
fosforilasi. _
N
Tic MEMBRA
lUKAN
NADH -< IfAPERMEABlLlTAS WMER
NU1CA
DALAM MITOKONDRIA f TRANSPORTER PE .
er[Ukaran
yang
Pemisah kopel
Oi membran, terdapat slst^nsporter (yan6 dan
melibatkan protein-protein terhadap ' ntuk
Oligomis membran) untuk pertukarai aminidiperl^ ara
Gambar 13-11. Kombinasi transporter ^^p^imporH*/ transporter adenin
se
kation terhadap ion H'. Sistem se ter,onisas. nukleotida () dalam sintes . . yang
ADP+p
in
Cambar 13-9. Tempat-tempat inhibjsj /rs
TTFA, suatu agen peng.kat-Fe (fe. rhM pa(ia r *P
\ SH FT* sw P, yang diperlihatkan di gambar setara dengan antip
diperlihatkan di Gambar 13-10.
keseimbangan listrik d< bersi^t Perrn
tln
Ra ^ai, Membran dalam mitokondria
'^1Hkw
l,sS

ATP

,ot|ktertentu.

BAL
BAB , 3, RANTAI RESPIRATORIK DAN FOSFORILASI OKSIDATIF

mitokondria dan dibentuk kembali menjadi oksaloasetat di


116 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT
Proses vans mem'ukfl" sitosol.

MEMBRAN
dengan Energi
LUAR Mitokondria mempertah^ntenaume^akum^
MEMBRAN
SITOSOL
DALAM
MITOKONDRIA

Gliserol 3-
fosfat

DEHIDROGENASE ^013-fosfat
NADH + H- i!20S0UK)J
D'hidroksiaseton
fosfat

'osfal Sistem pengangkut in. a cncrgi dengan bekerja


Gambar 13-12. Pengangkut ulang-alik (sh, kreatin fosfat tuk memindahkan fosfat
mitokondria. sebagai suatu sistem ^ ^
mern
i"dahWa, berenergi-tingg* da isoenzim kreatin kinase
jantung dan otot rangkx *u ^ ............
(CKJ ditemukan d^ ruang fa^ k
mengatalisis pemmda. orter adenin nukleotida.

dari ATP yang berasal Id ^ ^ ^ ^ metalul


uuramiu
Selanjutnya. kreatin mitokondria sehingga tersedia

Assisi'-^
ASPEK KLINIS
... I sebaeai disfungsi ginjal dan
^kstramitokondf'f*^ ^
Pada keadaan yang i < .(f ^ terjadi penurunanhebat
Pengangkut Sub Gambar 13-14. Sistem P^"8^' memungkinj<an|P^ndria ke miopatimitokondnain^^J, Jase dalam ta.

Transhidrogenase Pemindah atau ketiadaan sebag c.innati mitokondria, asidosis


dalamsitosol. CK,, kreat.n kmc ^ ^ cl< , kre.=
Sumber NADPH Intramitokoi fosfat respiratorik. M E L M W e r e d i t e r akibat
ATP yang besar, misalnya antara kreat'^bungkan glikolis'S laktat, danswM a (Kompleks 1) atau
mempertahankan kesei < \.-,mse yang lTien^/,rnse mitokondria
Transhidrogenase terkait-energi, suatu serta ATP/ADP; CK, kreat,n knasO ^ k nase . ^ yang defisiensi NA1pR^ leks iv). Sindrom ini disebabkan
dalam mitokondria, mengkopel alii dengan sintesis kreatin fos * - " tin ,oS ri di membran sitokrom oksidase (KP kin terUbat dalam
gradien elektrokimia dari luar ke dalar y4 memerantarai P, ,**" Pr olch mutasi DNA ^^tiadan ^
terbentuk dalam fostori c
luar mitokondria.
CumTobrt tacun bekerja dengan menghambat

fosforilasi oksidatif.

MALATDEHlnt RINGKASAN
Gambar 13-12. Karena en,.^. ^e. yang
NAD dengan rantai resptratoti ^u^an 2,5 nl ^lapun . Ham pi'
H' +
H' NAD, maka hanya 1,5 * dikonsums. lnya
karbohidrat, lemak, dan ^ pereduksi ini
sl e arin
dibentuk per atom S ^. beberapa ) ^ng terdapat sebagai ekuivalen pereduks ( ^ _ mekwati
TRANSAMiNAsTj
pengangkut ini ter apa sangatt j ^ karena itu,
disalurkanke ranta, respiratorik, te >P nuju

^EMASE 1
otak, serabut otot pu ;antung)* u_eaunaanya suatu gradien redoks
reaksi terakhirnya dengan oksigen menjadi
di jaringan lain (misa nya angkut ** * s^tcm >nl
. Molekul pembawa redoks ^mpoton^ ^
diyakini bahwa sistei Komp ^ mitokondria
empat kompleks ranta. respiratorik di,m mampu
sangat luas (Gambai bijitaS mem ^ ksi dengan
mitokondria. Tiga dari empat kompleks d;en
disebabkan oleh imper harus a.ketoglutarat
;AMINASE menggunakan energi yang dibebaskan
terhadap oksaloasetat, . aspartat d. membran
glutamat untuk memb^uk melevvati
melalui transaminasisC
Gambar 13-13. Pen&ngkutma,at
a-ketoglutarat; (2) transporter glul;

mit
okondria.(Utr*
BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UP|D 14
8/
Karbohidrat yang Penting
, untuk memompa proton ke luar membran, dan
redokspoiens\a\ e\ektrok\m\a antara matriks
~ ^,np membran dalam.
REFERENSI
Secara Fisiologis
rU sintase menembus membran dan bcvtindak HinW'PC^: P/0 f ............................................... i-'1 David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc
l motor pemutar yang menggunakan encrgj
ualu
S \ dan erad'ien proton atau proton motive force
CQ "ns respiratory chain concept j
PTmembemuk ATP dari ADP dan P, Dengan cata
fi
Schuler-Sccncc l97t)-.20Cv.U -S. si J telah direduksi menjadi suatu gugus alkohol, juga terdapat
ksldas\ dikopel secara erat dengan fosfonlasl untuk
untU

^nenuhi kebutuhan energi seV tsar*-- r-cS^i PERAN BIOMEDIS


secara alami dalam makanan. Alkohol ini dibentuk melalui
reduksi monosakarida dan digunakan dalam pembuatan
Karena membran dalam mitokondnabersim
impcrmeabel i!r^ooSoT,0ryc,,tymA j Karbohidrat terscbar luas dalam tumbuhan clan hewan; makanan untuk menurunkan berat badan dan untuk pasien
diabetes. Alkohol polihidrat kurang diserap dengan baik,

Smti nl( J
al- Th , V lf V' I senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang
Aadap proton dan ion lain, berbagai transporter
--* > ........... --------------- ^'oagai transporter wi genctics and p.uholog> J
dan menghasilkan separuh energi yang dihasilkan oleh gula.
menembus membran agar ion-ion, seperti OH kbusus .* penting. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon
ADP3-, danmembranagar
metabolit dapat lewat tanpa
10s
. ^ phorvU,- .11m i..u (2) Disakarida adalah produk kondensasi dua unit
menembus ion-ion men hl^ T
Tyler DD:^:NaRcvCcncl2()o1;2:34
dioksida dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai
gradien elektrokimia di kedua sisi membran ^ pati (kan]i, starch) atau digunakan untuk menyintesis selulosa monosakarida, contohnya maltosa dan sukrosa.
n&tan
pii( fit'

Racun yang sudah dikenal, misalnya sianM


^l| I>Ublishcrs
-199in Hr.illh *mil
A dindingsel tumbuhan. Hewan dapat menyintesis karbohidrat
dari asam amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan
(3) Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga
sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligosakarida
menghentikan respirasi dengan mengha^k J tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.
respiratorik- mW8HamC:
* nv ^ DNA in ,nd t
terutama berasal dari tumbuhan. Glukosa adalah karbohidrat
(4) Polisakarida adalah produk kondensasi lebih
terpcnting; kebanyakan karbohidrat dalam makanan
discrap dari sepuluh unit monosakarida, contohnya pati dan
dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier atau
ke dalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula lain diubah
bercabang. Polisakarida kadang-kadang diklasifikasikan
menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar
sebagai heksosan atau pentosan, bergantung pada identitas
metabolik utama pada mamalia (kecuali pern amah biak) dan
b
monosakarida pembentuknya. Selain pati dan dekstrin,
ahan bakar universal bagi janin. Glukosa adalah prekursor
l
makanan mengandung beragam polisakarida lain yang
mtuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh, termasuk
sccara kolektif dinamai polisakarida nonpati; zat ini tidak
glikogen untuk penyimpanan; ribosa dan deoksiribosa
dicerna oleh enzim manusia, dan merupakan komponen
dalam asam nuklear; galaktosa dalam laktosa susu, dalam
utama serat dalam makanan, contohnya selulosa dari
glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein dalam
dinding sel tumbuhan (suatu polimer glukosa) dan inulin,
glikoprotein dan proteoglikan. Penyakit terkait metabolisme
yaitu simpanan karbohidrat pada beberapa tumbuhan (suatu
karbohidrat antara lain diabetes mellitus, galaktosemia,
polimer fruktosa).
Penyzkh penimbunan glikogen (glycogen storage

diseases), dan intoleransi laktosa. SECARA BIOMEDBS, GLUKOSA ADALAH


MONOSAKARIDA TERPENTING
KARBOHIDRAT ADALAH turunan Struktur Glukoso Dapat Bigamfeairkan
ALBEHUDA ATAU KETON DARI ALKOHOL dalam Tiga Bentuk
p
O UHIDRAT Rum us struktur rantai-lurus (aldoheksosa; Gambar 14-1 A)
karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut: dapat menjelaskan sebagian sifat glukosa, tetapi struktur
(1) Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat siklik (hemiasetal yang dibentuk oleh reaksi antara gugus
di,
iidroIisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. aldehida dan gugus hidroksil) lebih termodinamis 1 dan
M
nosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, menjelaskan sifat-sifat yang lain. Struktur siklik yang biasa
tetr
osa, pentosa, heksosa, atau hcptosa, bergantung digambar, seperti diperlihatkan di Gambar 14-IB, yaitu
proyeksi Haworth, merupakan molekul dilihat dari samping
Pada
p3cijumlah
* atom
karbon; sebagai aldosa
dan aiuuo atau etosa dan atas bidang cincin; ikatan-ikatan yang terletak paling
bc/ ^umlah atom karbon; dan sebagai --------------
Unherpantnnw
ac a nada agugus aldehida atau keton.yang dtmih i
sen g P ^ S 8 aldehida atau keton. yang dimiiiki
a u us
disajikan dt label 14-
j f Wa lcrsebut. Contoh-contoh disajikan di Tabel 14- /-Hrohol
eain
gu|a aldehida dan keton, alkohol polihidrat (alkohol
atau poliol), dengan gugus aldehida atau keton yang

119
120/ BAGIAN II: B,0ENERGETIKA&METAB0llSME
KARBOHID BAB 14: KARBOHIDRAT YANG PENTING SECARA FISIOLOGIS / 121
RAT & UPID
Tabel 1 4 - 1 . K \ a s \ { \ k a s \ bebe
ra
Pa gula Pantin (5) Isomerisme aldosa-ketosa: Fruktosa memiliki rumus
g.
molekul yang sama dengan glukosa, tetapi rumus strukturnya
Triosa (C3H6Q Ketosa
: Gliserosa berbeda karena terdapat sebuah gugus keto potensial di posisi 2,
o
: f9liseraldehida) Di^f no^i , II atom karbon anomerik fruktosa (Gambar 14-4 dan 14-6),
Tetrosa (C.H.O,; . I,Eritrosa
C H
iiw
0 sementara terdapat sebuah gugus aldehida potensial di posisi 1,
Pentosa (C5H10Os) j Ribosa ^'Mosq
HC atom karbon anomerik glukosa (Gambar 14-2 dan 14-7).
Heksosa(C4H|2OJ;i Glukosa Ribulo
Sa
Piran Furan
Heptosa (C,H,40?) j __
OH
Fr^o.o H Banyak Monosakarida Berperan Penting Secara
CH OH Fisiologis
choh
^PMosq o-Glisoroiui
(o-flliBornldohici*1)
Turunan triosa, tetrosa, dan pentosa serta gula tujuh-karbon
dekat dengan pengamat digam bar i ... *355*
0
II 0
HOCH.
(sedoheptulosa) terbentuk sebagai zat metabolik-antara dalam
II
C -H glikolisis dan jalur pentosa fosfat. Pentosa berperan penting
HO
T
1
H -c -OH
dalam nukleotida, asam nukleat, dan beberapa koenzim (Tabel
. H
c.'OH I 14-2). Glukosa, galaktosa, fruktosa, dan manosa adalah heksosa
H HO -c -H
I terpenting secara fisiologis (Tabel 14-3). Ketosa yang penting
Gula Memper|ihatk g C. -
HO.-
. H -OH H OH a-o- secara biokimiawi diperlihatkan di Gambar 14-6, dan berbagai
I
Isomerisme *5Qgai ft n,u
k HO I ' H
H -OH Glukofuranosa
aldosa penting di Gambar 14-7.
C- a-D-Glukopiranosa
(1) Isompnc^. ^. Selain itu, turunan asam karboksilat dari glukosa juga
. 'CHOH CH OH
Gamfcir 14-3. Glukosa dalam bentuk piranosa dan turanosa. penting, termasuk D-glukuronat (untuk pembentukan glu-
tt
as me
o-Glukosa kuronida dan dalam glikosaminoglikan) dan turunan me-
dapat
I
il!
taboliknya, L-iduronat (dalam glikosaminoglikan) (Gambar 14-
Pl r\m- rPenti 'IS0^,,ln , n|u tetapi terjadi isomerisme di sekitar posisi 1, atom karbo
v i3U,nerisme D dan I d nR 8) dan L-gulonat (suatu zat antara dalam jalur asam uro- nat;
gula sebagai bentuk D atau
le ter.
%vva- |><ul.i JJIISCK)''! ll" anomerik atau karbonil, untuk menghasilkan campurai
(glisc,,, .Hilt L, , OH * M, N (^b0nan,K tclekat dcnfian Vj glukopiranosa (38%) dan U-glukopiranosa (62%). kurang can
lihat Gambar 21-4).
di i\A
caHC>uHo K 5 ',ad> lllkoSi,) tM 0,3% memperlihatkan anomer a dan 0 glukofuranosa.
e
CX U "o,B atau I.. k rIi J A (4) Epimer: Isomer-isomer yang berbeda akibat variasi
Gula Membentuk Glikosida dengan

* -Se C*
lCrlc, lt
* di kanan dan.M
isomer l>;
konfigurasi OH dan H pada atom karbon , . , <
Senyawa Lain & dengan Sesamanya

0' 4 glukosa dikenal sebagai epimer. Secaia bio ogis, q glukosa Glikosida dibentuk oleh kondensasi antara gugus hidroksil
II ni
a.Tla|:''r L Sebagian besar n ;in' / terpenting adalah manosa dan galaktosa a g niasing-masing karbon anomerik suatu monosakarida, dan senyawa kedua yang
H*~ ? O dibentuk oleh epimerisasi atom dan 4 (Gambar 14-5). mungkin atau juga bukan monosakarida lain (pada kasus suatu
HO c
;q aglikon). Jika gugus kedua adalah suatu hidroksil, ikatan O-

sir
H
H-4 glikosida adalah suatu ikatan asetal karena terbentuk dari reaksi
H-i antara suatu gugus hemiasetal (dibentuk dari satu gugus aldehida
I H
dan satu gugus -OH) dan gugus -OH lain. Jika bagian
O
hemiasetalnya adalah glukosa, senyawa yang terbentuk adalah
H >A
HOCH, glukosida; jika galaktosa, akan terbentuk suatu galaktosida; dan
),,v >u |
Se|)i ter + at: Uscbllt akan bcr l
H* n r ^la ?\ h %li , Hsasj <c kirit seterusnya. Jika gugus kedua adalah amin, ikatan /V-glikosidat
|ev<()ra < ,r^V}
O akan terbentuk, misalnya antara adenin dan ribosa dalam
^CSr di u ber^nnmg >
H nukleotida, seperti ATP (Gambar 11-4).
CH.O Glikosida banyak terdapat di alam; aglikon dapat berupa
H
^\\ ^Qh r c-3n8 tlik at dcbtraroratork i/ metanol, gliserol, suatu sterol, suatu fenol, atau suatu basa,
dn nsC(,- s3k l,icn Sebagai deksts. 5f /j
3
p-D-Fruktopiranosa misalnya adenin. Glikosida yang penting dalam bidang
a-D-Fruldopiranosa kedokteran sehubungan dengan kerjanya di jantung (glikosida
jantung), semuanya mengandung steroid sebagai aglikon.
HOCH. OH Glikosida ini mencakup turunan digitalis dan strofantus misalnya
XS> J? HOCH, HOCH,
ouabain, yakni suatu inhibitor Na'-K' ATPase di membran sel.

rf3
4
T \1
HVH HO/OH /N Glikosida lain meliputi antibiotik seperti streptomisin.
\i
OH H a-D- t-t.
CO
Fruktofuranosa c
*mbar 14-4. Bentuk H
OH H H2
piranosa dan p-o-Fruktofuranosa

furanosa fruktosa.
PENTING SECARA FISIOLOGIS
KARBOHIDRAT

122 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT &UPID

HOCH HOCH, >


-0 Guta
H/H \H D-Glukosa

OH\OH H/OH

]2
D-Fruktosa
H OH a-o- H OH

Galaktosa a-D-Glukosa

a
'^anosa

D-Galaktosa

C
CHO HO
C C CHO
H HO-C-H HO
O -C-.ru, HO Ic Hidrolisis ge
I H-C-OH HO-
H-C-OH H-c-C-H H D-Manosa
H - C-OH
<
I TH H-L Ho-l H manna
CH.OH H HO"C"H
I CH *-
CH;OH o-XilosH j H HO-c-H
Likso
H-c H-C-OH oH
CHp cH;O C- H-C
| sa h1 CHPH , 011 H-C-OH
n ,l- -
o-Gliserosa CHOH "H
H
CHOH
^bino^ OH
(D-gliseraidehida) o-Eritrosa CH
Gambar 14-6. Contoh berbagai aldosa Y g pent
an
H
in8S^^olo,
c
OH CH H

D 'Mano3a D.GluK0Sfl

CHj0H
C=0

CHOH HO-C-H
I Gambar 14-8. a-D-Glukuronat
C =0 H-C-OH

CH;OH
CHOH
o-Xilulosa
Dihidroksiaseton . -0H
HAi
Gambar 14-7.
Contoh berbagai ketosa Vano * hidroksim
8PGf]
H*r csiribosa (
a

Tabel 14-2. Pentosa yang penting Secar (Gamba HOCH,

rlukosa
Guta Sumter"
ibolisme
D-Ribosa Asam nukleat dan'7''"- g'
metabolik 1 Qntara'-

D-Ribulosa...........
Getahtumbuha^
P-Arabinosa Getch tumbuhan"""--

D-Xiiosa
L-Xilulosa oenzim

|psuria esensio
PENTING SECARA FISIOLOGIS
KARBOHIDRAT

tontine, secara Maknd Klinis


BAGIAN II: BIOENERGETIKA &
fisiologis arida yang penting ....

Komp?**?! ........ *
MidroU
Maltosa ^pironsim->6'a0- V perc
Isomaltosa glukopiranow.. ': Hidrol
HOCH HOCH iWkPirnoS 1 :
nlukopiranosa ber
Maltosa
lediaan brmasi

rano:
O-a-D- ,|aktop>
laktosa gai jiranosa
gluko sebagai pencohor oleh enzim usus,
p'
0-a-D-Glukopiranosil-(1->4)-a-D-glukopiranosa Susu yang
0-a-D-galaktop>ranOS' kecil),
{ruktoluranosa terutama
Sukrosa
Laktulosa
^'P-o^hjkopii
iranosa
HOCH HOCH

OaW*Piraf
Sukrosa truktoiuranos'da

Oa.D^lukoPironOo
Trehalosa

Oa-o-G!ukopiranosil-(1-.2)-p-[)-(aiktofuranosida

0'S4nm,e!Tiliki struktur hetiks


itri Kn HOCH

Va,lg J '85%) yang tcrdir. Jj ^ / 6^0lA?entuk ol* 24-


30 )
s? P^an ' ~>4 di rantai Jan
twivd-pi s!* fambar 14-'2)
a-^yj
Sik^iou1 m maka,r''n ,
d'95" PtoSK strukturnya, deral-1 i Ji J

au
tidak u^an yang utuh
lndeks glikemik su^u

(A)
Struktur
Jengan
m<k tar
13 resid'
di
gambar)
- n luar.
(G ?
dalam

HOCH

Pentosa Metil

pentosa Asam

sialat

Asam hialuronat

HOCH

Gambar 14-15. IM

:ilr
onat N-Asetily'11

^ondroitin 4-
sulfo*
ar>: Juga terdapat 6-

HOCH2 ietilneuramin-
Gambar 14-16. Struktur asam
(Ac = ch _rn).

REFERENSI
Uuatu epimer glukosarnm;
konstitucn glikoprotein n
merupakan gUkolip'^

^AR&OHIDRAT ie SSL &


N-Asetilga'

Asam iduron'
BAB 15: LIPID YANG PENTING SECARA FISIOLOGIS / 129

COOH terminal. Contoh diperlihatkan di Tabel 15-1.


lipid yang Penting Secara Fisiolo Anggota-anggota lain yang lebih tinggi dari rangkaian ini
terdapat, terutama di malam (wax). Beberapa asam lemak
Kathleen M. Bofham, PhD, D5- 0n
rantai bercabang juga pernah diisolasi dari sumber nabati
181 ;9 a'au A''18:1
10
ifl 10 9 . dan hewani.
gis
Peter A.
CHJ(CH?),CH=CH(CH?),COOH Asam Lemak Tidak-Jenuh Mengandung
lQ
yeS/
atau Satu atau Lebih Ikatan Rangkap
DSc
Asam lemak tidak-jenuh (Tabel 15-2) dapat dibagi lagi
o>9,C18:1 atau n-9. 18:1
2 3 A o / n o 10 in menjadi:
CH3CH?CH?CH?CH,CH?CH?CH2CH,=CH(CH2),COOH (1) Asam tidak-jenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat),
ptRAMWOlAW'5 II 17 10 * 9 1 mengandung satu ikatan rangkap.
(2) Asam tidak-jenuh ganda (poli^tenoid, polienoat),
. mp0\c senyawa heterogen,meUpuuVimak, Gambar 15-1. Asam oleat. n-9 (n minus 9) setara dengan 0)9. mengandung dua atau lebih ikatan rangkap
\ipi<*ad^!ma\am(^*),dansenyawaterkait,yang, \J (3) Eikosanoid: Senyawa yang berasal dari asam lemak
minyak, stetv rtva sVfatfoiknyadaripadasifatkimianya. xW
betkaUanveD' umumberupaMte\ati?tidak\arut \ e\*v" eikosa (20-karbon) polienoat ini, terdiri dari prostanoid,
Upvd ^<\a\ampe\arutnonpoiarmisainya juga dikenal sebagai karbon a, ft dan y, dan karbon metil leukotrien (LT), dan lipoksin (LX). Prostanoid
dalam ait ^n^orm. SenyaWa ini merupakan konstitucn t mencakup prostaglandin (PG), prostasildin (PGI),
eter k cnling *'dak sa'a kavena nAa' <^gmya SwtofosfoUpld achlah terminal dikenal sebagai karbon co atau n.
5Kf<fottpidadalalr simp""' ^ dan trombolcsan (TX).
makanan . kavena vitamin \arut-\emak dan asam -A
h
- GlikoWpid ^UUosfin6oV>p'*dV- Berbagai perjanjian menggimakanAimmkmenunjukkan
yang tingS1 * terkandung di da\am \emak makanan Prostaglandin terdapat pada hampir semua jaringan
ndun6asam \cmak. simp1""' , yH jumlah dan posisi ikatan rangkap (Gambar 15-1); misalnya
Vernal esenSlV d-vs\mpan di prinpn adiposa, tempat mamalia yang bekerja sebagai hormon lokal; zat ini memiliki
'P>4 kompleks lain: V.ipwi menunjukkan sebuah ikatan rangkap di antara karbon 9
alami- ^etn betfunSsisebagavmsu\ator panas di\avm^u aktivitas fisiologis dan farmakologis yang penting. Senyawa
senyawavnM ^ $ekkar organ tertentu. Lipid nonpol dan 10 asam lemak; co9 menunjukkan sebuah ikatan rangkap
^inolipid. Lipoprotein ^ u) golongan ini disintesis in vivo dengan cara siklisasi bagian
subkutan da inSU\ator Vismk, dan memungkmk; c
h karbon ke-9 yang dihitung dari karbon (0. Pada hewan,
berfungs' se J'depoiansast dv seo.n.- 5. pJ^Motnpokini. , io" /) tengah rantai karbon dari asam lemak tak-jenuh ganda
, ^ o- insulator n 4 plcl^Dir lar, ^Uanba,!V V01 slcro'^- alkc>Hl '* n, katan rangkap tambahan dimasukkan hanya antara ikatan
betmieun
subkutan dan di sekitar organ ^c. s, ini :di a hiaroUiirb
20-karbon (eikosanoat) (misalnya asam arakidonat) untuk
*tT turunan: Kd"f, ^ / I'angkap yang sudah ada (mis. 0)9, to6, atau 0)3) dan karbon
berfungsi sebagai insulator Ustrik, J 'Pld n0n^, Karc. . llll(m,on. '"mkT^ SVlso'. stcroiJ. H,UA'V, y membentuk suatu cincin siklopentana (Gambar 15-2).

w
Denialaran eelombano-. nun*.. . ar ter0^ , tid^ , karboksil, sehingga dihasilkan tiga seri asam lemak yang
penjalaran gelombang depolarisali dj'' ^ ^ ^ be 5 Serangkaian senyawa terkait, tromboksan, memiliki cincin
Sepan an CSler Mo|<,!tm.Uatan- asilgliserol (SllSL masing-masing dikenal sebagai famili 0)9, 0)6, dan 0)3.
bermielin. Kombinasi lipid dan protein (|- ) g sa ^ k disebut u id nctra1 siklopentana yang diselingi oleh sebuah atom oksigen (cincin
i
^SAIV\ I P '
konstituen sel yang penting, yane terdan 1fprtc'n) a/[af , '^f^AtAH ASAftfl oksana) (Gambar 15-3). Tiga asam lemak eikosanoat yang
As
sel maupun di mitokondria, KAR^EM; ' AUfat.., am Lemak Jenuh Tidak Mengandung berbeda menghasilkan tiga gugus eikosanoid yang ditandai
alat pengangkut lipid dalam darah. pen Crfun
gsi Se, ^ * ^^S|l AT mi e Ikatan Rangkap oleh jumlah ikatan rangkap di rantai samping, misalnya PG,,
biokimia lipid diperlukan untuk memah
biomedis penting, misalnya obesitas ^ banyakk^
8etahua gai
n tei1 ^ letn 1 ^UFATllPf
dn lCrUlan ;St6r [/)
t As
am lemak jenuh dapat digambarkan berupa asam asetat PG PGr Gugus-gugus substituen berbeda yang melekat
aterosklerosis, dan peran berbagai asan, ,1^1^ k ercstor lc,^k ' lCrdapat scba^i j ^ / W (CH
3-COOH) sebagai anggota pertama rangkaian dengan
pada cincin menghasilkan serangkaian prostaglandin dan
ganda dalam gizi dan kesehatan. S ^A tromboksan yang dinamai A, B, dstmisalnya tipe E
w ^ 2 yang ditambahkan di antara gugus C 3 an
i prostaglandin (seperti pada PGE,) memiliki sebuah gugus
N ,r >r yZ851 lemak beb^ > A di posisi 9, sementara tipe F memiliki sebuah gugus
W
ttl>
LIPID DIKLASIFIKASIKAN Mtk
hidroksil di posisi ini. Leukotrien dan lipoksin adalah
SEDERHANA ATAU KCMp^^l U
1. Lipid sederhana: Ester asam lemalf J
'
mln **i biasanya n
M Tabel
Nama15-1. Asam lemak jenuh
' Jumlah
Umum ; Atom Produk akhir utama pada fermentasi
kelompok ketiga turunan eikosanoid yang terbentuk melalui
jalur lipoksigenase (Gambar 15-4). Kelompok ini masing-
Ha!' '"Kit '
-
5 tCts 8:l ntlUn atom karb
cbUt , B
C karbohidrat oleh organisme masing ditandai oleh adanya tiga atau empat ikatan rangkap
^ (tidaki dak ienuK ^510^^
aiKunui. ucn
gan l ,'^n tar' > t{fr:^x j^uh Malc. ;;lg L Asetat ' 2 puminansia
3
terkonjugasi. Leukotrien menyebabkan bronkokonstriksi
a. Lemak (fat): Ester asam U , *&i ^p). 1 ada lemak tertentu dalam jumlah dan merupakan agen proinflamasi kuat serta berperan dalam
eiu
J h (mengaH c
" Butirat ; 4
sedikit (terutama mentega). Suatu
produk akhir fermentasi karbohidrat asma.
Minyak (oil) adalah lemak da| *' ,dengan Hid** W J Valerat ; 5 oleh organisme ruminansia'
b. Wax (malam): Ester asam len^, j Spermaseti, kayu manis, biji pohon
ada
^n f g6 1
' bi* Kaproat ; 6 palem (palm kernel), minyak kelapa,
monohidrat berberat molek,,! denfen !' \a tr, E^rrJ^cniirlk^111 Laurat 12 y- ~: ............. pohon salam, mentega
erdaS,r
2 Lipid kompleks: Ester. asam \emak yang meugand O^i,. . ; 14! pa/a/ biji pohon palem, minyak
'COO"
; kelapa, myrtle, mentega
V
Cs'^ ^W mengandungsuaui
U?,US ldm
lk di semua lemak hewani dan 10<
se\ain asam \emak dan aW0\
asa^ f Setit>g >ati OH
herbivorndan,terbentukdalamjumlahyangsedikit,
, -nid , ^.^sUtuenUm^isainyaaVkoW- folmitat ; 16 Gambar 15-2. Prostaglandin E, (PGE.)
^ Pn dan b 0i6en
Stearat
'uga terbentuk di sekum
^8 f
'' kolon manusia.
BAB 15: UPID YANG PENTING SECARA FISIOLOGIS / 131

130 / BAGIAN H: BIOENERGETIKA & METABOLISME

K Tabel 15-2.Asam lemak tak-jenuh yang


Jumlah Atom C
memilikiJumlah dan
serta Bentuk trans
Posisi Ikatan (asam
Rangkap
Nama
Famili Umum elaidat) Gambar 15-6. Triasilgliscrol
.......
Asam CVVH , U Q,0n
Palmitol
eat Keberadaan
Oleai
Bentuk Cis j|
'PPjPjr semua lemak. (asam oloat) Q

In asan^ lemak tersering

lrogenasi dan rurnina'

'Qcang lanah, biji kapc*5


'I'yak minyak nabati. _.

I even/3nq,nmbu^an' misalnVa ^e\


'ernak?Pr,fT1rose minyak br9 1 j Gambar 15-5. Isomerisme1 gcom(
: S*'no a- ' !n* -P-Qda- ~-wan-' - - :' oloat dan elaidat).
\e*' te,api ;lGrrntukan bersama asarn ,in ^i. .

! -U,a.ma pada minyak b.I! "

Vft:''*PntinqVaM.m lemak hewan; kornP


' ' ' - S ? . ' P i d pada hewan

n;ln9 pada minyak > ia*

'kan cod, mock&e ^


nninyak salmon

Fsfolipid dalam oia^

perajaf

Gambar 15-3. Tromboksan A

Sebcagoan Besar Asam Lervi


Aflomrai Memoliko Ikatan
Ran^
Rantai karbon asam lemak jenuh
zigzag jika terentang, seperti pacja *
yang lebih tinggi, sebagian ikatan Ui Sisi
Yang sama
berp rantai memendek yang
menjelaskan menjadi lebih tipis
seiring dengan asam lemak tak-
jenuh ditemukan <
CU;, \ ^ . a asam lemak r*1 ,0 A
geometrik, bergantung pada orieni. ? %*20 .0n%urasiV.dengV?' //
sekitar sumbu ikatan rangkap yan_
k<T dl ikatan tWi
Ktf Sk afnbah ntuk L" sel n Nt> ^en&u an u
i mlah
ika^1
V$f-!**> S,'
allya asam arakid0'
LiplD YANG PENTING SECARA FISIOLOGIS

Seramid
132 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME
Sfingosin

Asam lemak

Asam fosfor

CH..
N(CH,)

Aaam foafatldnt

Gambar 15-7. Triasil-sn-gliserol 75-7 7. Suatu sfingomielin.

Etanolamin

lositol

Kardiolipin Adalah lipid Uta


Mitokondria

Asam fosfatidat adalah prekursor fc


pada gilirannya menghasilkan
kardiol
lsfatidi|g|j
seroi
Lisofosfolipid Adalah Zat Ar
Metabolisme IFosfogliserol
Zat ini adalah fosfoasilgliserol yang (|
at dan turn'
radikal asil, misalnya lisofosfatidilk
Pada asam fosfati(
penting dalam metabolisme dan ^bentuk (A) 3-<()S'
fosfolipid (Gambar 15-9). Senyaw fat'dilserin, (D)
dalam lipoprotein teroksidasi dan 3'1' y'serol).
dalam menimbulkan aterosklerosis
di Oftok Bt

bentuk sekitar tUraK 15-10. Plasmalogen

plasmaloge!?
rr e
' miliki sebuah 1

'katan
ester ^ilnya M

adalah *
YANG PENTING SECARA FISIOLOGIS

:rlihatkan sebagai berkut:


134 I BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOl Proses keseluruhan dapat dip
(1) Inisiasi:
ROO* + Logam1
ROOH + Logam "' -

Y* 4- RH - R* +
Seramid Bentuk perahu

Bentuk "kursi (2) Propag;


:,isomcr nukleus
Gambar 1 5 - 1 5 . Konform. ROOH + R

(3) Ter nn nasi:


ROOR + O

Asarn ROOR
(misalnya asam

karbon jenuh dengan semua valensi yan ikatan


hidrogen, kecuali jika diperlihatkan f pCnu'1>
bukan cincin benzena. Semua ikatan ran ^C'nc
sedemikian. Rantai samping metil din I ikatan-
ikatan tunggal yang tidak meU n s rantai yang n
vikaian \ \ ) tlipCrlih-tkl
lebih jauh (metil). Rantai sa at Pada terdapat di
/^"'WnyangnuU'k.''11 5u c
posisi 10 dan 13 (membent iT^ ^ 18). Biasanya
terdapat suatu rantai SaU ^ 1 (seperti pada
llUn
)ukkan dengan g*11 lu stcroid
kolesterol). Jika lebih gugus hidroksil dan tidak 5cx selain t n t n s
ada , sat ,5p. Ciugns mc-f
karboksil, senyawa tersebut merupak^^ ^arV " alu berafln ,1,1.,,,, L-mili#
namanya berakhiran -ol. SUatu St*-
Konstituen Pe
Karena Asimetri pada
IBamiyak
Stereoisomer leruistribus
Terbentuk
i ^ jaringan
saraf. ran plasma
clan lip L>kan
sebagai ester Uc
5 Vang
mengalami cs1
"Panjang.
1 1
Senyawa
tUlT
>buban atau
ba
a tllr
nbuhan dan ra&1 lnD

Seramid
Galaktos, (Gambar 15-1^;
Glukosa- (Asil- Cri
ya\va ini akibat be^
sfingo- sin)

SetmyowiP D*1'

namun senyaW;1
Gambar 15-13. Gangliosida Q Se
perti kolestero nyang^'
reseptor di usus manusia untuk t l1! konfig^351 C'
'OKSi inti
Gambar 'J' sterc
cincin yan
,rdekata
n(
BAB 15: LIPID YANG PENTING SECARA FISIOLOGIS / 1 3 7

I- R i Himulai oleh suatu radikal bebas yang sudah ada (X*), oleh sinar, atau oleh ion C' .mbar 1 5 - 2 1 .
Peroksidas. Iip.d. R^aks. d mul . k denan tiga atau lebih ikatan rangkap dan digunakan sebagai i m Malondialdehida hanya di^ntuk oleh as. terminal
asam lemak <o3 dan pentana dari lima karbon
peroksidasi lipid bersama d<^gan etana dan ciu;
ukuran v .
terminal am lemak <06.

it1 , it"' ,<J*' K-\-" , sc-' v3S>


^* I-'1 I l3 J
J1*\cF'*\aUh K LIPID AMFIPATIK
A
Gugus polar
atau hidrofilik

Gugus nonpolar Fase air


atau hidrofobik

Fase air
Fase air

Fase minyak" *tat nnpol0r

f kurangjj
t re aa'*m P J
/*.' satu
.J C
f rfien6nya cocok se
, ,
Fase a'r LAP>S-GANPA UfslD 0

;Xda>ah asam L
kolesterol

allg , J?
bcrs>H jenuh, d<!d-
bergantung Pj ,h 6 gifat cair asam Wj
bahan panjangra*

^S^cnuhan

LIPOSOM
(MULTHAMELAR)
F

CH.,OH

sel, emulsi, dan liposom dari lipid amfipatik. misalnya fosfolipid.


1 5 - 2 2 . pembenttikan membr^ lipiA mi
b*r
Ga*11
coho' c**

k
1 38 / BAGIAN . BIOENERGETIKA &MEIABOUSMEKARBOH1DRAUimD

Tinjauan Umum Metabolisme &


Eikosanoid dibentuk dari asam lemak tak-jenuh 16
20-karbon dan membentuk suatu kelompok pcniinp "** Wmon-Wmon v.,n.-.. f Penyediaan Bahan Bakar Metabolik
senyawa yang akt, secara fctolop tUt, (JT* '""okortcks dan Kormo.. sck-s. vi David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc
S1E. ; ... , ,A
Ester-ester gliserol secara kuantitatif adalah \\ -jicni.K'
>an mcnj.uulum, r.J al
paling signifikan diwakili oleh triasileU ? yan8 Menyebabkan icrluMW** 0c^r\

1
suatu konstituen utama lipop^T' [*). ,.1Imgan Jam
simpanan lipid di jaringan adip0sa. p T cntuk D
adalah lipid amfipatik dan memiliki 0aSl'&',Serl
sebagai konstituen utama membran PC,)lin&- u . ^ triasilgliserol, 30-40%), dan protein (10-15%), serta alkohol.
lipoprotein, sebagai surfaktan di paru L * tar * *F: Lipid
PBan Cn cl C
I Campuran karbohidrat, lipid, dan protein yang dioksidasi
Prckur mcas X, Uuon: a rcvicw
PERAN BIOMEDIS bergantung pada apakah subjek berada dalam keadaan puasa
second messenger, dan sebagai konstituen sor Urcmcnt " ' Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menjela*-
go-ong.n ini berperan me^ H te^ "Ba &ansar 6 ..................... " atau kenyang, dan bergantung pada intensitas
Glikolipid juga merupakan konstituen
permukaan sel.OB>*Uult k,rb P -***
af. '^ '^ 7:233 ,ctar
y mlWiuo-
UplJ
,
OoJ
kan interkonvcrsi senyawa kimia di da am tu u , .
saraf, seperti otak dan luar membran seW ^ gan ?' <= W7- , ,arin rUli
, ^ ^2 diambil oleh tiap molekul, hubungan ~ kerja fisik.
Kolesterol,
golongan inisuatulipidam
berperan membentuk i at Sc
nyaWlMr,, *
tyBodAn 6|. 3rd
u lysi,. W ' ed. I I,, c lily mekanisme yang mengatur aliran mecabcol.t meUuuaJur
permukaan sel.. s P >*.bhhsUatukarbWrat Da/_ * ' * * * h"'n.,l r| Kebutuhan akan bahan bakar metabolik relatif konstan
pent.ng mcmbran jalur metabolisme. Jalur metabolik digolong ^
Kolesterol,
yang menjadi suatu amfin-*:i * ^ ^ol^? Poncn ^
lipidterbentu^
sumber .... '"'i J sepanjang hari karena aktivitas fisik rerata meningkatkan laju
steroid| N NukP P'di " **e JF. (editors), ^ kategori: (1) jalur anabolik, yaitu ,a ur-,a ur ^
n metabolik hanya sekitar 40-50% di atas laju metabolik basal.
p dalam sintesis senyawa yang lebn - ,,rnrein dari
" keci1, mi n
Namun, kebanyakan orang mengonsumsi asupan harian bahan
^SoodjL, .,.n prekursor yang lebih ^ ^"ngferol dan gliko-
bakar metabolik mereka dalam dua atau tiga kali makan
8* 2002 fayn K: l,IH(l asam ammo dan sintesis cadang. b katabo-
sehingga terdapat kebutuhan untuk membentuk cadangan
" gen. Jalur anabolik bersifat endoternu . ser|ng
karbohidrat (glikogen di hati dan otot) dan lipid (triasilgliseol di
l>k, yang berperan dalam penguraian eksotermjk,
jaringan adiposa) pada periodesetelah makan, yang digunakan
melibatkan reaksi oksidatif; ja 11 . , ^TP terutama
ketika belum terdapat asupan makanan.
yang menghasilkan e l u i i v a l e n y a n g
Jika asupan bahan bakar metabolik selalu lebih besar daripada
her-
pengeluaran energi, kelebihan bahan bakar ini disimpan, umumnya
melalui rantai respiratorik, . PJ Juu uPi.ria sebagai
sebagai triasilgliserol di jaringan adiposa sehingga timbul obesitas
langsung di persimpangan nilny.
dan berbagai masalah kesehatan yang menyertainya. Sebaliknya,
P ghubung antara jalur katabohk dar
en

s, jika asupan bahan bakar metabolik terus menerus lebih sedikit


klus asam sitrat. normal sangat
daripada pengeluaran energi, cadangan lemak dan karbohidrat nihil,
Pengetahuan tentang metab mendasari

Penting untuk memahami ke a,nj111 ajaptasi terhadap asam amino yang berasal dari pergantian (turnover) protein
Penyakit. Metabolisme normal mencat menyusui. digunakan untuk metabolisme yang menghasilkan energi, bukan
ma^a kelaparan, aktivitas fisik, kehatm ai^ drfsiensi gizii untuk sintesis protein sehingga terjadi emaciation (kurus kering),
kelainan metabolisme dapat terja * efek obat
pengecilan otot (wasting), dan akhirnya kematian.
defisiensi enzim, sekresi abnormal iormo Pada keadaan kenyang, setelah makan, pasokan karbohidrat
dat> toksin
- , .70 kg memerlukan berlimpah, dan bahan bakar metabolik untuk kebanyakan
Orang dewasa dengan berat a bahan bakar jaringan adalah glukosa. Pada keadaan puasa glukosa harus
kita,-
mct;
10-12 MJ (2400-2900 kka) memerlukan
abolik setiap hari; hewan yang e lebih kecil dihemat untuk digunakan oleh sistem saraf pusat (yang sangat
1 - -J 5L- i r dan hewan yang
bergantung sepenuhnya pada glukosa) dan sel darah merah
(yang bergantung pada glukosa). Jadi, jaringan yang
nipan ' r1 hari; hewan yang lebih besai
s,
menggunakan bahan bakar selain glukosa dapat menggunakan
1 1 an
nie^e, / ? ^ sedikit dan hewan yang lebih kecil bahan bakar alternatif; otot dan hati mengoksidasi asam lemak
hewai) cj! an banyak, per kg berat badannya, serta yang s_ an ana^ dan hati membentuk badan keton dari asam lemak untuk
yang sedang tumbuh memiliki kebutuhan Pengeii,CCara diekspor ke otot dan jaringan lain.
ProPorsinal lebih besar untuk memenuhi 'n' rern'11 <ln enerS'
pertumbuhan. Bagi manusia kebutuhan Cnuhi dari karbohidrat
(40-60%), lipid (terutama
BAB 1 6: TlNJAUA. M UMUM METABOLISME DAN PENVEDIAAN BAHAN BAKAR METABOLIK
/ 141

i i oksidatif (Gambar 13-2). glikolisis juga


nroscs fosfor,las ecara anaerob (tanpa okisSgen), dengan
daPat ^'""Crupa 'aktat-
produk akh,r ^ctabolitnya juga ikut sert2> dalam proses
vnlukosa dan ; PcU simoamn glikogen
C nf

Glukosa da_ Sintesis polimer simpa*ian glikogen


3
misalny - ^^ Talur
la.... - aan hati.
isalny pentosa^
(2) Jalur fosfat, suatu
pentos
lain,
ai otot rang*4 glikolisis. Jalur mi adalah sumber
*!* alternatif sebagj . (NADpH) untuk sintes is asam lemak
ekuivalen pcrC .^^a untuk membentuk nwikleotida dan
dan sumberTfiosa fosfet membentuk ^ugus gliserol
asam nu^eat*,/\ Piruvat dan zat-zat antara siWus asam sitrat
triasilgliserol- ( karbon untuk sintesis asam amino,
menyediakan C^alaH prekursor asam lemak ^Jan kolesterol
dan asetil-Ko^ a sernua steroid yang dibencu.1: oleh tubuh).
(dan karenanya* ^ adalah proses pembentLikaLn glukosa dari
^lukoneogenf^rt)0hidrat, misalnya laktat, as am amino, dan
prekursor no11
gliserol.
e Lipid Terutama Ber|Msat pada
r
Metaboli* V dan Kolesterol
^som le1 ,

iernak rantai-panjang adalah lipid makanan


^Wrnber asaO1 s;s de novo dari asetil-I<-A yang berasal h r 16-3- Gambaran singkat metabolisme asam lemak yang Gam 3

melalu* * atau asam ami*10 (Gamt^- .' 16-3). Asam lihatkan jalur-jalur utama dan berbagai produk akhir. Badan
;lri
karbobi j-)C,lcsidasi menjadi asetil-'I^'^A (oksidasi- TeK^adalah asetoasetat, 3-hidroksibutirat, dan aseton.
l
mak dap*1 jfikasi dengan glisero1. membentuk
l
* atau dieS a k) sebasai cadangan bahsn bakar utama . cO melalui siklus asam sitrat; (2) digunakan untuk
^asilgUsero 1 me
mbentuk2 glukosa (glukoneogenesis); atau (3) untuk
1 tUbuh membentuk badan keton.
- A vang dibentuk oleh oksidasi-[3 <Upat mengalami
Ay Beberapa asam ammo juga menjadi prekursor bagi wa jain,
! . Asetil-K
1
. Aset li"
M* misalnya purin, pirimidin, hormon, seperti Spinefrin dan
se
^erapa p* ^KoAyang berasal dari U
glik<? ^s> dan senyawa tiroksin, dan neurotransmiter.
^ Seperti menjadi CO + siklus
asam
, sitrat. iem e IALUR METABOLIK DAPAT DIPELAJARI DI
fekursor untuk rt ^ nta^ kolesterol dan
ini dio^
BERBAGAI T1NGKAT SUSUNAN
I ^ Menja^1 ?n
korbohid^y | , ( steroid senyawa [n\ dig^nakan ui*1^ membentuk Selain penelitian pada organisme keseluruhan, penelitian di
|Uk-p roduk n kal
S (l.<n P r
1 ^ Di hat1 ton (asetoasetat 3'hidr^^ibutirat) yang badan bahan berbagai tingkat susunan dapat mengungkapkan lokasi dan
utama I bakar panting paJa keadaan puasa integrasi jalur-jalur metabolik. (1) Di tingkat t^ingan dan organ,
ihatkan- Jj merupa
pemakaian J sifat substrat yang masuk dan metabolit yang keluar dari jaringan
lama-
ptasikan 0duk penejg
dan organ dapat diketahui. (2) Di tingkat subselular, setiap organel
taboliSme Anr*'*\
sel (misalnya mitokondria) atau kompartemen (misalnya sitosol)
ma Sc
Xk <*atn' ?r J
iuatU P
i asa*11 s,trat (G > memiliki peran tertentu yang membentuk sebagian pola jalur
;i oleh metabolik subselular.
a i*ino diPerlukan ljntuk Protein
^m-asai** 4). Sebagian harllS d>Pasokdf *>akanan (asam
w w Berpusat P**^ gambar 16 ial) karena tidak aapat dit^"* di tubuh; >tno e*f % asam Di Tingkat Jaringan dan Organ, Sirkulasi Darah Mengintegrasilcan
noi^'OsUl, ^ng berasal dan Metabolisme
^S^r\ya a<^a ^
tap iu8a dapat d>bH zat-zat antara Asam ammo yang berasal dari pencernaan protein makanan
1
^kanan, elalui ^ng^*1 menggunakan dan glukosa yang berasal dari pencernaan karbohidrat
menjadi pi'J) ^tabolik ino dari ^ arllin lain, ah deaminasi,
s Jaringan aerob memecabol'| trogen ^ip0 iiekskresikan sebag*' ^> dan keran?ka
KoA yang daPat lcrnasuki , togen a cersisa seteiaL transilir"ri,si V ^ dioksidasi
1(
^rbon yan^
ksidasi sempurna menjadi C0 J
dengan pembentukan ATp $
TIMJAUAH Steroid
TtiasUg''sero'
(lemak)
Glikolisis
140/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & )uSa 5ic.cn).
dcn^n

Asa
Makanan m
lom
ak
Kolesterol

Knrbohid A setit-KoA ^^woiogenesis


rat _ \ Ketogenesis
Asam Badan
Jalur pontor.n amino keto
fosfat n

Siklus
asa
m
sitra
t

Metabolisme
Asam Lemak

Asam
lomak

Karbohidrat

Pencernaai

sederh
ana
(teruta
ma
olukos
a)
Katabo/ismi

sin
j*k
at
me
tab
oia1ptasikan gufl;l
lr
S
uta
emua I1 1
ma
suatu
da
produk 11 'asi
n
oleh
er 'i siklus
hat
as: hidrat
ka Berp
n.
*Qsib
. kar utama
Glukos*bagi kL
? * dimetabolisn^
s

^ aerob, li i yang dapat


;:^asi Jpurn> *
en
gan pemben111
BAB 16: TINJAUAN UMUM METABOLISME

Asari
lemal

Jalur pentosa Karbohidrat Asetil-KoA


foufnt Kolesten
Asam amino
Ketogcni

Siklus
asam
sitrat

Karbohidi Kolostorol

Gula''
sederhana
(terutama
^glukosa
)

a
Ptasikan guna ^
Uta
^a. Semua prC
Sll
Uu produk 1,1,1 lsi
leh siklus as*0'
Gambar 16-1. Garis besar ja|u
protein, dan lemak dari maka
KoA yang dioksidasi di
siklus' ATP melalui proses
fosforilasi ^dirafr Berpu
QsibGlukoS

ut
ama bagi kc ^
Metabolisms
a,
ngan aerob ^
yang dapat LSl
sempurna 1 San
pembenf1
METABOLIK
PENVEDIAAM BAHAN
METABOLISME
Steroid
TINJAUAN
Ttiasiig',sero'
(lemak)

Glikolisis juga
140/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOUSME KARBO) siaen). dengan

amin Asam
o Makanan loma
k
untuk

Kolesterol

Karbohirat Asetil-KoA -~7^7isteroio9^n


__ csl s \ Ketogencsis
Asam amino
Badan
Jnlur ponto* keto
fonfnt n

Siklu
s
asa
m
sitra
t

Asam
lomak

Karbohidrat

Pencernaai

'Gul
a''
sederh
ana
amino
(teruta
ma
alukos Kafabo/fsrrjt
a)

ia|n'ran Sinkal nu'labo'^11^^ utama clan I


V'rtihatkan. yl

ie
H in-
Hs^iad:ipt'|kan s11"* /A

>c '> 1 " s*1 > / >^SR

Ca/n^r 76-7. Cans besar ,alUr.ialu ^<*25tSS2


protein, clan lemak dan makanan. w Ukk*aW KoA yang
dioksidasi di siklus asam si,?^ i*'ur J S^ aTP melalui
proses fosforilasi oksida,J(1^akhi^^'

^ Ck^fyA yang dap*V A


lt^n sempurHl
^CnRan Dembeiltl
/ BAGIAN II;
B, ENERGETIK A

BAB 16: TINJAUAN UMUM METABOLISME DAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR METABOLIK / 143

Glukosa Asarn ,V
lemak Badan
kolon
'
Tu'unan nitrogen
non-proloin

PLASMA
DARAH

Lipoprotei
Asam -
n TG C"
ilukosa <
C
*mbari6.4'Camh lemak^v
Sln8kat

TG
Makanan
TG
JARINGAN
ADIPOSA-

l)(,f,)-K.n produk .ikf, i r n ' ' 1


p,
asma USUS HALUS

i I-. iinirl iihma (FFA, asam lemak bebas; LPL, lipoprotein lipase; MG, monoasilgliserol;
CamW 76-6. Transpor dan nasib substrat dan metabo , M u ama. (Fh
TG- triasilgliserol; VLDL, lipoprotein berdensitas sang

1 Hati memilik' peran anaerob, yang membentuk laktat. Otot rangka menyimpan
diserap melalui vena porta hat .^ larut-air dalam
^engatur konsentrasi berbagai meta o _ Jicapai glikogen sebagai bahan bakar untuk digunakan dalam kontraksi
darah (Gambar 16-5). Pada saat ini otot dan membentuk protein otot dari asam amino plasma. Otot
dengan menyerap glukosa yang me likogenesis) atau
membentuk sekitar 50% massa tubuh dan karenanya merupakan
maka, hati
an
mengubahnya menjadi glikogc simpanan protein yang cukup besar dan dapat digunakan untuk
asam lemak (lipogenesis). Di antara N , diiri glikogen menyuplai asam amino untuk glukoneogenesis pada keadaan
bekerja mempertahankan kadar glukosa * dengan
(ghkogenolisis), dan bersama ; |aktat, gliserol, kelaparan.
Mengubah met Lipid dalam makanan (Gambar 16-6) terutama berupa
abor,tno,,l<arbol,drat;sq- neogencsis).
c an triasilgliserol, dan mengalami hidrolisis menjadi
asam amino menjadi g u osa o ^emac{ai sangat ^nieliharaan
monoasilgliserol dan asam lemak di usus, yang kemudian
kadar glukosa daiai ya sebagai bahan Penting bagi jaringan yang
mem mengalami re-esterifikasi di mukosa usus. Di sini, lipid ini
* satunya (eritrosit). akar utama (otak) atau bahan ba ^
dikemas bersama protein dan disekresikan ke dalam sistem limfe
^ plasma utama
lalu ke aliran darah sebagai kilomikron, yaitu lipoprotein plasma
^latl )uga membentuk berbagai1 amin0 yang
Gambar 16-5. Transpor dan nasib terbesar. Kilomikron juga mengandung nutrien larut-lipid
glukosa bebas di otot karena gluko^ ^t da Misalnya albumin) dan mende van g diangkut ke
^lebihi kebutuhan dan membentuk urea y lainnya. Tidak seperti glukosa dan asam amino, triasilgliserol
kilomikron tidak diserap langsung oleh hati. Senyawa. ini mula-
njal untuk diekskresikan. |L1kosa sebagai bahan
. Otot rangka menggunakan g mula dimetabolisme oleh jaringan yang mengandung lipoprotein
GO maupUn
akar, baik secara aerob yang membentuk lipase yang menghidrolisis triasilgliserol, dan membebaskan
asam lemak yang kemudian

___
BAB 16: TINjAUAN UMUM METABOLISME DAN PENVEDIAAN BAHAN BAKAR METABOLIK / 145
! 44 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA &

hampir selalu terdapat satu atau lebih reaksi yang tidak-


keton (ketogencsis). Badan keton diangkut ke jaringan
setimbang, dengan reaktan yang berada dalam konsentrasi
ckstrahepatik, tempat badan-badan keton m. bekerja sebag.
yang
d'*rapoleh sci
bahan bakar dalam keadaan puasa lama dan kelaparan.
jauh dari keadaan setimbang. Sebagai upaya untuk mencapa.
dan dicstcril
keseimbangan, terjadi kehilangan energi bebas dalam jumlah
*ba*ai ^an baka Di Tingkat Subselular, Glikolisis
l
Pgcncsis,llsam |CI besar, sehingga reaksi tipe ini pada dasarnya bersifat
Berlangsung di Sitosol dan Siklus Asam
nibar 25- v , ireversibel
in k. . * Sitrat di Mitokondria
n
densitas sanui Pemisahan jalur-jalur metabolisme ch komp^^ Panas
^Dl) Tr V
subselular atau organel yang berbeda memungk nhn A <-> B C <-> D
5
aas^ * * nan mr>n,
terjadinya proses imegrasi dan pengaturan ab ^
Tidak semua jalur sama pentingnya bag. semua s .
jalur seperti ini memiliki aliran dan arah. Enzim-enzim yang
mengatalisis reaksi tidak-seimbang terdapat dalam konsentrasi
16-7 menggambarkan kompanementast subselular jalur
Glikogen
rendah dan mengalami berbagai mekanisme reguatonk.
jalur metabolik di sel parenkim hati. nrpflnel
Namun, sebagian besar reaksi dalam jalur-jalur metabolik
Peran sentral mitokondria terlibat ,elas ka^a fr
tidak
ini bekerja sebagai fokus metabolisme karbo. drat,^
dapat diklasifikasikan sebagai setimbang atau t.dak-setimbang,
dan asam amino. Mitokondria mengandung j
Glukosa tetapi berada di antara kedua keadaan ekstrem tersebut.
siklus asam sitrat, oksidasi-P asam lemak dan ketogenesis,
serta rantai respiratorik dan MP pembentukan
Reaksi Penghasil Aliran Adalah Reaksi
Glikolisis, jalur pentosa . . . koneogenesis, Pertfainnia dalam Suafru Jailor
asam lemak semua terjadi ch sitoso . ac. ^ ^ sitosol yang Tersaturasi oleh Substrafr
substrat seperti laktat dan piruvat yang ter ^oasetat
Suatu reaksi dapat diketahui sebagai reaksi yang tidak-seimbang
memasuki mitokondria untuk menghasilkan
Glikolisis jika K enzim jauh lebih rendah daripada konsentrasi substrat
sebagai prekursor untuk sintesis glukosa. menpandung
normal Reaksi pertama dalam glikolisis yang dikatalisis oleh
Membran retikulum ent P . , ribosom
Asnm lomak heksokinase (Gambar 18-2) adalah suatu tahap penghasil
Fosfoenolpiruvat sistem enzim untuk sintesis triasi g sero , bertanggung jawab untuk
aliran karena Kn untuk glukosa sebesar 0,05 mmol/L jauh d,
sintesis protein
bawah konsentrasi glukosa darah normal sebesar 5 mmol/L.
ALIRAN METABOLIT MELALUI JALUR METABOLIK HARUS
MEKANISME AIGSTERBK & HORMONAL
DIATUR s TERPADU
PENTING DALAM PENGATURAN
I | : suatu jalur sangat
metabolik REAKSI YANG DIKATALISIS
Regulasi aliran (fluks) keseluruhan me a^ cjari jalur
penting untuk menjamin agai P aS0 u
cjcnan mengontrol tersebut
OLEH ENZIM
tepat sasaran. Regulasi ini dicapa ^ e bersangkutan, stu atau Di Gambar 16-8 diperlihatkan suatu jalur metabolik
lebih reaksi kunci di >a . yipa,aor fisikokimia Vang dikatalisis oleh hipotetis, dengan reaksi A <-> B dan C <-> D sebagai reaksi
enzim regulator* ^ dikatalisis oleh Vang mengendalikan laju setimbang dan B - C sebagai reaksi yang tidak-setimbang.
suatu rca<si y tjng dalam Aliran melalui jalur seperti ini dapat diatur oleh ketersediaan
enzim, misalnya konsentrasi substiat, s. (Bab 9)- substrat A. Hal ini bergantung pada pasokannya dari
mengontrol laju keseluruhan suatu ja ui i darah yang selanjutnya bergantung pada asupan makanan
atau reaksi-reaksi kunci yang membebaskan substrat dari
R
eaksi yang Tidak-Setimbang Adalah T Kontrol cadangan di jaringan ke dalam aliran darah, misalnya
Potensial glikogen fosforilase di hati (Gambar 19-1) dan lipase yang
Bada
n |r j ke depan dan peka-hormon di jaringan adiposa (Gambar 25-8). Aliran
keton
palam suatu reaksi yang setimbang, sctara sehingga tersebut juga bergantung pada transpor substrat A ke dalam
Ce
^elakang berlangsung dengan <-e sel. Selain itu, aliran ditentukan oleh pengeluaran produk
tidak terjadi aliran netto ke salah satu akhir D dan ketersediaan kosubstrat atau kofaktor yang
^.n diwakili oleh X dan Y. Enzim-enzim yang mengatalisis reaksi
yang tidak-setimbang sering berupa protein alosterik yang
dapat mengalami kontrol umpan-balik atau umpan-
A
B Crjadi ali" A;: maju (feed-forward) oleh pem'odifikasi alosterik (allostenc
Gambar 16-7. Lokasi intrasel dan gar - dalam kondisi "steady :.XL\\ pasokan a
stlltt
modifiers) sebagai respons cepat terhadap kebutuhan
asam amino esensial; AA <->, metab0|; Inklri
^ kanan karena terus mener suatu jalur metabolik Pengeluaran
vivo, sel (Bab 9). Produk suatu jalur biosintetik seringkali
k
i D. Pada praktiknya. c
1
menghambat enzim yang mengatalisis reaksi pertama di ja ur
146 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & BAB 16: TINJAUAN UMUM METAbH DAN PENVEDIAAN BAHAN BAKAR METABOLIK / 147
METABOLISME
^BOHIDRAT
& UPID
Sebagian besar asam amino yang melebihi kebutuhan I Ambilan glukosa oleh otot dan jaringan adiposa dikontrol
untuk sintesis protein (berasal dari diet atau dari peigantian oleh insulin yang disekresikan oleh sel fi pankreas sebagai
Eru. respons terhadap peningkatan kadar glukosa di darah porta.
protein jaringan) menghasilkan piruvat, atau zat antara
empat- dan lima-karbon pada siklus asam sitrat. Piruvat Dalam keadaan puasa, transporter glukosa di otot dan jaringan
dapat mengalami karboksilasi menjadi oksaloasetat yang adiposa (GLUT-4) berada di vesikel intrasel. Respons dini
merupakan substrat primer untuk glukoneogenesis, dan zat terhadap insulin adalah migrasi vesikel-vesikel ini ke
antara lain pada siklus juga menghasilkan pening catan ne permukaan sel, tempat vesikcl- vcsikel tersebut menyatu dengan
pembentukan oksaloasetat, yang kemudian tersedia untuk membran plasma dan memajankan transporter glukosa aktif.
Jaringan yang peka- insulin ini hanya menyerap glukosa dari
glukoneogenesis. Asam-asam amino tersebut diklasifikasikan
aliran darah dalam jumlah signifikan jika terdapat hormon ini.
sebagai glukogenik. Dua asam amino (lisin dan leusin) anya
Sewaktu sekresi insulin berkurang dalam keadaan puasa,
menghasilkan asetil-KoA pada oksidasi sehingga tidak dapat
reseptor kembali diinternalisasi sehingga ambilan glukosa
digunakan untuk glukoneogenesis, dan empat aim y y
berkurang.
fenilalanin, tirosin, triptofan, dan isoleusin) menghasilkan
Ambilan glukosa oleh hati tidak bergantung pada insulin,
asetil-KoA dan zat-zat antara siklus asam sitrat yang dapat
tetapi hati memiliki suatu isoenzim heksokinase (glukokinase)
a|OS|Qf,|( digunakan untuk glukoneogenesis. Asam-asam ammo yang
dengan Km tinggi sehingga ketika kadar glukosa yang masuk ke
menghasilkan asetil-KoA ini disebut sebaga. asam
hati meningkat, laju sintesis glukosa 6-fosfat juga meningkat.
ketogenik karena dalam keadaan puasa ama atau e .
Hal ini melebihi kebutuhan hati akan mctabolismc pembcntuk-
sejumlah besar asecil-KoA digunakan untuk sintesis badan energi, dan digunakan terutama untuk membentuk glikogen. Di
keton di hati.
hati dan otot rangka, insulin bekerja untuk merangsang glikogen
BAHAN BAKAR METABOLIK DIPASOK sintetase dan menghambat glikogen fosforilase. Sebagian
DALAM KEADAAN KENYANG MAUPUN glukosa yang masuk ke hati juga dapat digunakan untuk
PUASA lipogenesis dan karenanya untuk sintesis triasilgliserol. Di
jaringan adiposa, insulin merangsang penyerapan glukosa,
Glukosa Selalu Dibutuhkan oleh Sistem
konversinya menjadi asam lemak, dan esterifikasinya menjadi
Sairaff Pusat dan Eritrosit triasilgliserol. Insulin menghambat lipolisis intrasel dan
Eritrosit tidak memiliki mitokondria sehingga^ JJ* pelepasan asam lemak bebas.
Gambar 16-8. bergantung mutlak pada glikolisis anaer^ keton Produk pencernaan lipid masuk ke sirkulasi sebagai kilomikron,
' Mel <anisme
menunjukkan Pentosa fosfat. Otak dapat memetabol sisanya yaitu lipoprotein plasma tcrbesar yang kaya akan triasilgliserol
enzim inaktif r,ernpat-temp. u
ntuk memenuhi sekitar 20% kebutu iar vanp terjadi
mRNA di j3di akijf
en (lihat Bab 25). Di jaringan adiposa dan otot rangka, lipoprotein
har
tingl<
kat r|bosom- us dipasok oleh glukosa. Perubahan ,m^konsekuensi dari lipase ekstrasel disintesis dan diaktifkan sebagai respons terhadap
berlangsung ccr dalam keadaan puasa dan kelaparan a a ^ cadangan insulin; asam lemak tidak-teresterifikasi yang terbentuk sebagian
Wsedanok ^eharusan untuk mempertahankan g u jjpUnakan oleh besar diserap oleh jaringan dan digunakan untuk sintesis
ter
batas glikogen di hati dan otot ^ in penyediaan triasilgliserol, sementara gliserol tetap berada di dalam darah dan
ot
ak dan sel darah merah, dan until r:nKan lain. Pada diserap oleh hati serta digunakan untuk glukoneogenesis dan
bahan bakar metabolik akernatif untu ] jumlah sintesis glikogen atau lipogenesis. Asam lemak yang menetap di
keh - -1 elukosa daian > ^
dalam darah diserap oleh hati dan direesterifikasi. Sisa kilomikron
yang lipidnya sudah berkurang dibersihkan oleh hati, dan
aban bakar metabolik alternatif untu J ja|am jum| triasilgliserol yang tersisa diekspor, bersama dengan triasilgliserol
yang disintesis di hati, dalam bentuk lipoprotein berdensitas sangat-
BANYAK BAHAN B A K A * DAPAT ^ehamilan, janin
membutuhkan gu
0
m; rendah (VLDL).
DIPERTUKARkXiJ MEtA&( S1
gnihkan, demikian juga sintesis Pada keadaan normal, laju katabolisme protein jaringan
Karbohidrat yang berlebihan dib raboJisme ^enyusui (Gambar 16-9). relatif konstan sepanjang hari; peningkatan laju katabolisme
penghasil energi siap^^^n U cadangan glikogen di protein hanya terjadi pada keadaan kaheksiayang disebabkan oleh
otot dan hat,! dan gunakan untuk sintesis asam Jo|om Keadaan Kenyang, T^'A0|ik kanker stadium lanjut dan penyakit lain. Pada keadaan puasa
len^ a^atdcn ^ gJiserol) di jaringan adiposa dan ,v
'-ion yang OIL- : yimpanan Bahan Bakar MetaD
et1
terjadi katabolisme protein netto dan sintesis protein netto pada
*ama beberapa jam setelah makan, ket nietabolik
hat/f3'1 Crf! por dalam bentuk lipoprotein berd .8keJ sintesis glukosa Sel
j^encernaan diserap, pasokan a ia bahan bakar er,irnpah. Pada keadaan keadaan kenyang ketika laju sintesis meningkat sebesar 20
Pentingnya lipogenesis pada rnanusj^1^ san| ini, glukf\ jaringan; hal im Utarna untuk oksidasi di sebagian - 25%. Peningkatan laju sintesis protein sebagai respons terhadap
negara-negara Barat lemak makanar,* j^j asupan raSi (rasio karbon peningkatan ketersediaan asam amino dan bahan bakar metabolik
energi, sementara di negar^enyedj^ tj
^rjadi kehil*ng <Sl da
.
ter
aiTiati sebagai peningkatan kuosie" r P dikonsumsi) juga merupakan respons terhadap
sebelum oVsd 0
|1' ^^idayang^iproduksi terhadap oks1^ /^mendekati 1 s*itar 0,8 dalam
bahwa asetil-^0! 5 keadaan puasa hmgg
men
ghasilkan ** \ et abe| 1 6 -1 ).
ntu ,lC
i ^ glukoneoge '

. 'uga gliserol ya _
lasil
gIiserol di
/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METAB0l|SME
BAB 16: TINJAUAN UMUM METABOLISME DAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR METABOLIK / 149
^BOHIDRA'
T & UPID

Tabel 16-1. Produksi energi, konsumsi oksigen, dan produksi karbon dioksida dalam
oksidasi bahan bakar metabolik
i ------------ - ro yanq: RQ (CO. yang dihasilkan/O, Energi (kJ)/ L
! ^"^si (L/3) I dihoSi.kan (L/g) dikons^si, : O, .........
* 0 829 '829 .......................... ..........................
Karbohidrat ; 16 ___ j ....................................................................... j ...................... '0 8 ] . j 20
:
Protein ; 17 : ................ ................ "V' ...................... ...................... r Vi I 90

JARINGAN
ADIPOSA

kerja insulin. Sintesis protein adalah suatu pioses y. g transaminasi menjadi alanin, dengan mengorbankan asam-
menghabiskan banyak energi; sintesis mi dapat muiKt u ai asam amino yang berasal dari penguraian cadangan protein
hingga 20% pengeluaran energi saat istirahat sete a l ma a labiP yang terbentuk pada keadaan kenyang. Alanin, dan
tetapi hanya 9% pada keadaan puasa. scjumlah besar asam-asam keto yang dihasilkan dari
transaminasi ini dikeluarkan dari otot, dan diserap oleh hati
Pada Keadaan Puasa Terjadi Mobilisasi
tempat alanin mengalami transaminasi untuk menghasilkan
Cadangan Boham Bakar Mefo 11
JARINGAN piruvat. Asam-asam amino yang terbentuk sebagian besar
EKSTRAHEPA-
(misalnya. otot
Pada keadaan puasa terjadi penurunan ringan kad. ^ diekspor kembali ke otot, dan menyediakan gugus amino untuk
hr Plasma, kemudian perubahan keel sewa tu P^ bcrtambah membentuk lebih banyak alanin, sementara piruvat adalah
menjadi kelaparan. Asam lemak be - [ edikit substrat utama untuk glukoneogenesis di hati.
pada keadaan puasa, tetapi kemudian Di jaringan adiposa penurunan insulin dan peningkatan
pada keadaan kelaparan-, sewaktu puas glukagon menyebabkan terhambatnya lipogenesis, inaktivasi
DARAH plasma badan keton (asetoasetat t I lipoprotein lipase, dan pengaktifan lipase peka-hormon intrasel
sangat meningkat (Tabel 16-2, Gambar 1 darah porta (Bab 25). Hal ini menyebabkan peningkatan pelepasan gliserol
Pada keadaan puasa, ketika kadargu ^ ^ (yaitu substrat untuk glukoneogenesis di hati) dan asam lemak
Menurun, sekresi insulin m e n u r u n * peninekatan bcbas dari jaringan adiposa yang digunakan oleh hati, jantung,
SALURA
jaringan lemak menyerap lebih sedikit g u glikogen dan otot rangka sebagai bahan bakar metabolik yang lebih
N i
sekresi glukagon oleh sel a pankreas meng. ^^ disukai sehingga glukosa dapat dihemat.
CERNA
s
'ntetase, dan mengaktifkan SllkoSe" aihidrolisis oleh
Glukosa 6-fosfat yang terbentuk kemu ^ aliran
glukosa 6-fosfatase, dan glukosa dibe as ^
darah untuk digunakan oleh otak cli'n ^kontribusi langsung
Glukosa Glikogen otot tidak dapat mem er .^j glukosa
1a 11
gi glukosa plasma karena otot an otot adalah
^"fosfatase, dan kegunaan utama g o ^..fosfat untuk
Hienyediakan suatu sumber bagi S u. senjiri. Namun,
Metabolisme penghasil energi di otot im ^ di
ase
til-KoA yang terbentuk mela ui 0 menyebabkan
0t
t menghambat piruvat dehidrogenas 1Tiengalami
akuinulasi piruvat. Sebagian besai P iru
r^e/ 76-2. Kadar bahan bakar '^^an puasa.

Glukosa P'^sma (mmol/L) pada keadaan kenyang |||||im


^T^fParan
: 40 jam ; 7 h
3 5
3,6 -' -............
1,19
.......................................... , V15 :
am lemak j 0,30 ; ' ; .............. .......
. bebas ; ...... ................. A K
>ac|an keton 1 Dapat diabaikan 2-

Gambar 16-9. ^
jantung, bahan _I Kenyang _
b (LPL, ..Glukosa : 5,5 ____
lipoprotein Jam puasa
As
c Gambar 16-10. Perubahan relatif berbagai parameter metabol pada
permulaan masa kelaparan.
BAB 16: TINJAUAN UMUM METABOLISME DAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR METABOLIK / 151

BAGIAN ..BIOENERGET,KA&WETABO
asam lemak, serta rantai respiratorik dan ATP s.ntase.
s
150 / ^karbohiDRaUupi0
.11 ini mcnealami keadaan
Membran retikulum endoplasma mengandung enzim- enzim
laju metabolik sehingga pas L rimbul jika
Tabel! 6-3.Ringkasan gambaran protein
s-vasi tahap-lanjm. Kcmatian ,ug n J I P
untuk sejumlah proses lain, termasuk smtes.s
triasilgliserol dan metabolisme obat.
jaringan esensial dikatabohsmc c an 1, 4 ^ . Jan jalur-jalur metabolik diatur oleh mekanisme cepat yang
Tingginya kcbutulum a ^yli, dapat memengaruhi aktivitas enzim yang sudah ada, yi. modifikasi
untuk mcmbemuk kiktos. ^ kcadaan ini dapat alosterik dan kovalen (sering sebaga, respons terhadap kerja
menyebabkan kctosis. ac. hipoghkemia; pada hormon) dan mekanisme lambat yang memenearuhi sintesis
terlihat sebagai kctosis nngai ^^ biri.biri bctina enzim.
I uk*"" . qi'^, J hewan ternak yang sedang me ketoasidosis yang Karbohidrat dan asam amino dar, makanan yang melebihi
6-|o*>Ka*9 dengan kchamilan kembar, dapat ) kebutuhan dapat digunakan untuk menymtes.s asam lemak
kinase. WJB
kaibok5 0<fl mcncolok dan hipoglikcmia berat. ^ ^ tcrkontrol, dan, triasilgliserol.
Pada diabetes melitus tipe V scbagian karena Pada keadaan puasa dan kelaparan, glukosa harus tetap
pasien dapat mengalami upas, , penyerapan dan disediakan untuk otak dan sel darah merah; pada keadaan
likolisis,
kctiadaan insulin untuk mera g * g ketiadaan puasa awal, glukosa dipasok dan cadangan olikogen. Untuk
metoboli
pemakaian glukosa, dan sc glukoneogenesis dari menghemat glukosa, otot dan |ar,ngan lain tidak menyerap
amino, sintesis
n insulin menyebabkan pening ^ ketiadaan insulin glukosa jika sekresi msuhn rendah jaringan-jaringan ini lebih
produk akhir Enzim ui asam amino di hati. Pada saat yang * lemak, clan menggunakan asam lemak dan kemudian badan keton) sebaga,
'oolisme dan k< bahan bakar.
olr
ansmitGr menyebabkan peningkatan ip l-1^ menjadi substrat
nouro1 , Dalam keadaan puasa, jaringan adiposa "clepaskan a,am lemak
asam-asam lemak bcbas yang lcnc yrA(\-w keton di otot
untuk ketogenesis di hati. 1 ema ^ karena kekurangan bebas. Pada puasa berkepan,angan dan kelaparan, asam-
(dan jaringan lain) dapat tcru (semua jaringan
asam lemak ini digunakan oleh hat untuk menyintesis badan
Jaringan : Lipogenesis'
adiposa : lemak, lip keton yang diekspor ke otot
oksaloasetat dalam junikn a. mempCrtahankan
untuk menjadi bahan bakar utama.
memerlukan metabolisme g u osa sitrat). Pada
Otot kedut j Glikolisis *
. Sebagian besar asam amino yang berasal dar, diet atau
oksaloasetat untuk aktivitas s ' dapat sedemikian
cepat : pergantian protein jaringan dapat d.gunakan untuk
diabetes yang tidak-terkontro - ^etoaS1dosis) karena
glukoneogenesis, demikian juga gliserol dan
parah sehingga terjadi asidosis , am yang relati
Otot kedut
lambat
asetoasetat dan |3-hidroksibut.rat ^ osmolalitas cairan
kuat. Asidosis dan peningkatan . abkan koina.
. s'sru ' <>" < ; i1::
ekstrasel (terutama hipcrglikemia) me > triasilgliserol jaringan adiposa, maupun badan keton yang
dibentuk dari asam lemak pada keadaan puasa, tidak
aneogene;
menghasilkan substrat untuk glukoneogenes,s.
RINGKASAN , .
Eritrosit .. . 1 bahan baku kepada
Produk pencernaan menye ia kompleks dan juga jaringan REFERENSI
untuk biosintcsis m oSCS.proses kehidupan. bahan bakar
VLDL, lipoprolein herd Bender DA: Introduction to Nutrition and Metabolism, 3rd ed..
'ensiias untuk menjalank. karbohidrat, protein, Taylor & Francis, London, 2002.
*. Gliserol 'jpiP' /I * Hampir semua produk pencer metabolit bersama, Brosnan JT. Comments on the metabolic needs for glucose and the
Meskipun dalam ke , dan lemak dimctabolisme CO: dalam role of gluconeogenesis. European Journal of Clinical Nutrition
karbon- asetil-KoA, sebelum dioks.das
pen*0.. -'' 1999;53:Suppl 1, S107-S111.
menyerap dan memetaboliJ4,1 Pu*,
laan siklus asam sitrat. Drekursor untuk slll^Sl
Fell D: Understanding the Control of Metabolism. Portland Press,
% Asetil-KoA juga merupakai tcrm.
jaringan ini tidak dapat % 1997-
energi nya melalui oksi^^uhi H kapasitas lebih asam lemak rantai-panjang i-c_roi
Frayn KN: Integration of substrate flow in vivo: some insights into
besar ,ln, Hala %.a7 n kolesterol dan badan keton- ^ karbon untu ' g
yang diperlukan untuk metabolic control. Clinical Nutrition 1997;16:277-282.
Glukosa menyediakan kei g nonesensial.
sendiri, dan >bi ^ OS <N, , Frayn KN: Metabolic Regulation: A Human Perspective, 2nd ed Blackwell
pada triasilgliserol dan asam a |iangkut langsU
membentuk lebih banyak *N _ V> 0% lX, * Produk pencernaan yang^ru ^ Hati mengatur kadar
Science, 2003- Zierler K: Whole body metabolism of glucose.
nicuiucuiuK .com banyak ' Pin UHa V* 1,1
hati melalui vena porta ^pa ,
ba ar,Sasi. American Journal o Physiology 1999;276:E409-E426.
diokS.dasmya.ASetil-KoA ^'il-O kc " JH, anyak iunil*1'1
glukosa dan asam amn a jamikompartement ^
badan keton (Bab 22), yai^H^HN S % ftj^tabolismc pro^
Sit Di dalam sel, jalur-jalur me"S 0luis, jalur P ^ Glikolisis,
untuk otot rangka da j V N Ai
JS, k
llr
Uuk glukonco^ glikoSeneS,S ;adi di sitosol- fosfat, dan lipogenesis ^.^5 asam
sebagian kebutuhan ene *>> ,>04S
berkepanjangan, glukosj6 'k. 0j, ' CV\, sitra ,
Kl,N"s niengandung enzim-enzi1
keseluruhan metabolism mcn>V n, \
Jika tidak ada sumbcrPc"BhasitJ' ku,S0'\
orot akan habis setelah
CVSS *n*K %
<0*
Sft k*Si Untul< n'^^/A

X
n
&a, riln
l^P asicn
/,)
S'^Hs- ^ sebaga'
N>Patologis,,,,terlffl/
,a^gan, serta p"
BAB 16: TINJAUAN UMUM METABOLISME DAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR METABOLIK / 151
,50 / BAG.AN B.OENERCET.KA&METABOUSMEKARBOHIDRAT &L1PlD

Tabel 16-3. Ringkasan gambaran metabolik uhm, laju metabolik sehingga pasien ini mengalami keadaan starvasi
asam lemak, serta rantai respiratorik dan ATP sintase.
orSan'Qrgan oenlinn Membran retikulum endoplasma mengandung enzim-
tahap* lanjut. Kematian juga timbul jua protein jaringan
Joliir-lU -- enzim untuk sejumlah proses lain, termasuk sintesis
Organ esensial dikatabolisme dan tidak diganti.
J
lu^UtQmn triasilgliserol dan metabolisme obat.
. Tinggi nya kebutuhan akan glukosa oleh janin, dan untuk
Glikolisis, glukoneogenesis Jalur-jalur metabolik diatur oleh mekanisme cepat yang
membentuk laktosa pada masa mcnyusui, apat menyebabkan
lipogenesis, oksidasi-p,
- '""S kctosis. Pada manusia, keadaan ini dapat terlihat sebagai
memengaruhi aktivitas enzim yang sudah ada, yi.
4|,, j ^oscTf^^ Enzim Khu f ^^ modifikasi alosterik dan kovalen (sering sebagai respons
as^sitrat, ketogenesis ^ : ?*'v5jDL,,9,,*Sero1 Glukokinaset gluko* kctosis ringan dengan hipog i'emia, pa a hewan tcrnak vans;
me abo isme lipoprotein ; Icefon 6 fosfatase, glisr0fi/V^ terhadap kerja hormon) dan mekanisme lambat yang
sedang mcnyusui dan bin- in ictinr dengan kchamilan kembar,
metabolisme obat, nor* :
Uf0,
kinase, tosfocnolp' J memengaruhi sintesis enzim.
sintesis Pe m
dapat terjadi ketoasidosis yang
D du, kofes i * karboksikinase, .e | * Karbohidrat dan asam amino dari makanan yang melebihi
garam empedu, urea mencolok dan hipoclikemia berat.
lPro^Q 'einpCa '' ' ^kinase. of^% Iada diabetes melitus tipe 1 yang "dak tcrkontrol, pasien kebutuhan dapat digunakan untuk menyintesis asam
koleste
HMG KoA sintoso, ^
rol dapat mengalami hiperglikemia, soagian ketiadaan insulin lemak dan, triasilgliserol.
'11 a
P 'e>n plasma
r
HMG KoA \ia50
no se,' Pada keadaan puasa dan kelaparan, glukosa harus tetap
Glikolisis, metabolisme asam i ................................ untuk merangsang pcnycrapa Pemakaian glukosa, dan sebagian
dehidrogenoff.0 - - * disediakan untuk otak dan sel darah mcrah; pada keadaan
amino, sintesis neurotransmiter ' osa-^am ............................................ Enzim untuk sj[1,eS* lagi arena insulin menyebabkan peningkatan ^'d^n insulin
Jantung : ^m'no badan keton Pr<xiukakhir ' dan katabolisrn puasa awal, glukosa dipasok dari cadangan glikogen.
Pada kelaparan 1 rT'e'bo\isme am ammo di hat,. Pada saat yang . Jan
; neurotransmi*er Untuk menghemat glukosa, otot dan jaringan lain tidak
menyebabkan peningkatan l.pd'S'S I S substrat asam-asam lemak
menyerap glukosa jika sekresi insulin rendah; jaringan-
............................................... bebas yang terbentuk ime | ^
r>\or\, a^am : lipoprotein iip^ jaringan ini lebih menggunakan asam lemak (dan
WaV'oe\>as1\aV\a\,\
elek,r
"1
(Cj
untuk ketogenesis di hati. Pemakaian badan Wan jaringan lain)
X :transpor kemudian badan keton) sebagai bahan bakar.
\uott\cj\\set o\ J \DV n9
Jaringan Lipogenesis, :sangat akti> dapat terganggu ka ena kekut, g Dalam keadaan puasa, jaringan adiposa melepaskan asam
adiposa \dauVAomWtou, i d,i ............................ .2," n.n
esterifikasi c lemak bebas. Pada puasa berkepanjangan dan kelaparan,
, puilb lipolisis
lemak, \ '.e'ba^vau \viVos>a Memerlukan metabolisme glukosa un _;rrU). Pada
Otot kedut (dalam DUOSO^ a^am \ GWV.o'.a,\ua^Ywfcto\ \ asam-asam lemak ini digunakan oleh hati untuk
puasa) oksaloasetat untuk aktivitas siklus sedemikian
cepat nYeactaau \ Nl\)Ydat\V\W\\W' ,. menyintesis badan keton yang diekspor ke otot untuk
Glikoli 01 diabetes yang tidak-terkontrol, ^S,ketoa;idosis) karena parah
menjadi bahan bakar utama.
sis \ e< sehingga terjadi asidosis btni ( relatif
Otot kedut Glukoneogenesis'"""""-.. Sebagian besar asam amino yang berasal dari diet atau
lambat
* Vvvoop^to^0' asetoasetat dan p-hidroksibutirat adalat |itas caira
pergantian protein jaringan dapat digunakan untuk
\ Ksau\\moVbe^os,
Q
t Ini \ peV-' Q \o\.-' ,Uat- Asidosis dan peningkatan he at o.
glukoneogenesis, demikian juga gliserol dari
anV\\ou\\V\ot\ \ ^\\^o\'i--SfcdQl^ \ ' ek
strasel (terutama hiperglikemia) menye . triasilgliserol.
\ GVkoro,\\Yo$eu\VaV\a\,\aW Puasa)
Baik asam lemak yang berasal dari diet atau lipolisis
..................... triasilgliserol jaringan adiposa, maupun badan keton yang
; '-.?;ro|
; apoprotein lipose' 0oQ
Eritrosit ........................ ,r dibentuk dari asam lemak pada keadaan puasa, tidak
Glikolisis anaerob, j a U j K?1 anspor elektrn '-I.. s_angat ^BSMIGKASAM
I fosfat |UIUr Pentos I"'" - SQ
menghasilkan substrat untuk glukoneogenesis.
a aktif
ipoprotein berdensitas sanga, renda'h 1
GlUk SQ

VLDL, li
; Gliserol kinase, ^ar,ngan PCncernaan nienyediakan bahan halw kepada ba]lan k
! fosfoenolpiruva ^,ntu^ biosintesis molckul kompleks dan juga Harr,, .* < U
karboksikinosf_.- REFERENSI
Unru
; ^ernoglobin, enz,rn ^ ^ uicnjalankan proscs-proses kehidupan. dan j ' Senu,a
Bender DA: Introduction to Nutrition and Metabolism, 3rd ed..
Meskipun dalam keadaan puasa Pentosa fosfat ^ P oduk pencernaan karbohidrat, protein, aseti|
r
Taylor & Francis, London, 2002.
menyerap dan memetabolisme asam 1 ' t0t ccnd ^'nicla^hsme menjadi metabolit bersama, sikllIV ^ Brosnan JT: Comments on the metabolic needs tor glucose and the role
jaringan ini tidak dapat memenuh^^ bcV Se of gluconeogenesis. European Journal of Clinical Nutrition
belum dioksidasi menjadi CO, dalam A- ' asafT> sitrat.
energinya melalui oksidasi-P. Sebalikn^ set||_jx- . , 1999;53:Suppl I, S107-S111.
kapasitas lebih besar untuk oksidasi-ft A . ati rnc - asa Fell D: Understanding the Control of Metabolism. Portland Press,
Kapasitas leoin besar untuk ol m j jUSa merupakan prekursor untuk sintesis k0L. ern*k
yang diperlukan
yang diperlukanuntuk memenuhi 1 1 .u^arpa^ k-,^
untukmem ... nar- 1997.
(
sendiri, dan ketika keadaan pu^ Utuhan cn^11^ rantai-panjang dan steroid, termasuk % ^ badai1 keron- Frayn KN: Integration ol substrate flow in vivo: some insights into
sendiri, dan ketika k e a d a a n '
m^mhenn.k lebih banyak asetil-K0A ? ^ R i n * ' . v Pada Sa menycdiakan kerangka karbon untuk gliserol dan metabolic control. Clinical Nutrition 1997;16:277-282.
membentuk lebih banyak asetil.KoA'7 . Hnj'Ha ASptu * ^uk IT \^ :;tr^Ainid^
1 U Pr tCn
asam amino nonesensial. hati , <fvnccrn^n yang larut-air
dioksidasinya.Asetil-KoAinidigUna, anPad
ay h5ti KLIK.
nak ,Pg uko,leogeneS
a" ^
Frayn KN: Metabolic Regulation: A Human Perspective, 2nd ed.
badan keton (Bab 22), yaitu ^ * utuk ^^ ^ ^MN|$ K diangkut langsung ke 8luko'C llUl VCna Porta hepatika. Hati
VaJ Blackwell Science, 2003.
untuk otot rangka dan jantu sert, ^bolil, 'H iati% k<:a<la, mengatur kadar
Zierler K: Whole body metabolism of glucose. American Journal
sebagian kebutuhan energi otak. Dalam ,daP a
dipo, ^ , ^'dal 1 ^an asam ^ino darah.
li
berkepanjangan, glukosa membentuk^'"^i H ^olis '^kut^^^njangan, of Physiology 1999;276:E409-E426.
Qlik0j31!1Sel jalur-jalur mengalami kompartementalisasi.
keseluruhan metabohsme penghasil-tnpr Urai'g da7^,1 scOa^ P'oZ'
Jika tidak lain ?i'Upenghasil-
'Hlh. ')al- 651 Wat ISjS ^kgenesis, glikogcnolisis, jalur pentosa
.i.oentuk kurail W,ada sumber glukosa
keseluruhan metabolisme cnc I?anjangan, se*^
l,ri hahis 1
e, a an lipogenesis terjadi di sitosol. Mitokondria
. dar/ i di peningkatan 7 a 11
dung enzim-enzim siklus asam sitrat, oksidasi-ft
Unt
Jika tidak ada sumber glukosa lain V. ul>- % akan uk membentuk; ,ntuk
bolik
habis setelah puasa sekitar 18 hSti d glukoneoge11^.1
semua jaring?
)'iringan esensial c
Pasie
i 'i dengan ^ I agai
respons iC' 's lain,
terjadi pe
^ Serta peningk;|f
BAB 17: SIKLUS ASAM SITRAT: KATABOLISME ASETIL-KoA / 153

Siklus Asam Sitrat: Asetil-KoA


(CO
Katabolisme Asetil-KoA
Asetil-KoA
David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD DSc (C3)

Sitrat
(C )N H
e ^^ J0
Cis-akonitat
(e)\ ^H,0
PERAN BIOMEDIS

Siklus asam sitrat (siklus Krebs siklu &reoVsvdas\ d\ rniai vcs\V\v.uov\V - H-0
r
Isositrat
iCJ
adalah serangkaian reaksi di mitokondrf am
Wka&fey pemWukanOTtfosfonW*^sK 'ob % '"=' .
Wtofc \3V Vtoscs \m Wsto cflV Fu.pa.ra! \/ o-Ketog'lutarat
gugus asetil pada asetil-KcA dan m "f
oW\\se\>aga\oks\d;\n tev.xU'" \.\vvs A!**''" mencRanibarkan peran
yang ter-reoksidasi melalui rantai rr, duksi kcw-
berhubungan dengan pembentukan ATpP' del<tro'' C Van%'*KAuVs\.Ei\z\m-cn7.\mV^'s' AS1* Gambar 17-1. Siklus asam sitrat ya g katalitik oksaloasetat.
I (CJ Suksinatn Suksinil-KoA
Siklus asam sitrat adalah jalUr b. 8 Avmatriksmitokondm,V>A\UVeV-'s ^\-A" \ V
memWnda\amimoVomUvA SCVVA "'vt
oksidasi karbohidrat, lipid, dan ter
akhir W7Am-eu7.\mtamavrespuaioviUWTAI'-'- dekarboksilasi menjadi a-toog^rara^DcU^
kar
asam lemak, dan sebagian besar asa^T" ^a ^ memerlukan ion Mg" atau Mn . -P nakan
menjadi asetil-KoA atau zat-zat am 10 dimetaK
^VKUISASAM 'sositrat dehidrogenase. Salah satunya yang B -Q
juga berperan sentral dalam dukn^ ^ ini- SiU
^JAWft^KANtKUWAV.t'4 NAD., hanya terdapat di -^t di mitokondria
dan interkonversi asam-asam"3 amin608611^ lip0o US *ni
berlangsung di sebagian besar jari n Hak pr^;
W0V1KS\&CO, ASAN\ SITRA
menggunakan NADP' dan d'^.rantai respiratorik
dan s,t
Fosforilasi
oksidatif
!8! ' sol. Oksidasi isos it rat t > cnzim yang
, <feKU,VALEN
jika, contohnya, sejumlah bet>^5^ Wk^ ^ berlangsung hampir scmpurna n e .
hepatms akut atau diganti oleh iar; atrUsak-sen .Parah ^tul A ^ependen-T * *
dlln&sung hampir scmpt ......................
sirosis). Beberapa defek genetik (sen rtIpada I S tr
at dil ^ A d;ln oksi
Z Ck
P^lcn-NAD-.
asam sitrat yang pernah dilaporkan ' nzi^eil2 Pa(>a *J\k oIdl silfat \A cr
da,. ^ g^itarat mengalami dekarboksilasi ol(sidatif
saraf berat karena sangat terganggUnvenycbabkan j* ^Us (Qa%ar M d J^'ke-karbon ant.i^ J niuj . ^-^etogiuta.ai
SUatu
reaksi yang dikatalisis oleli suaru kompleks
N
sistem saraf pusat. erribentu^ Sakar,
* Vn ,'UlknrU~.
^tali^ oleh
.......................................... I i 1 a \i
alani suatu reaksi yang dikatalisis oleh suau. .w-r multienzim yang
kompleks Anaerobiosis
ATp
(Q
^C JA da,r,,),;'w-bri'c> r Ifi. (hipoksia,
di
^tuk II- 0,1 karbonil p*lt
niu|
ti-enzim yang mirip dengan kompleks multienzim yang anoksia)
has!-11 J H,0
lu JrPeran dalam dekarboksilasi oksidatif p'mmt (Gambar -
^S^?' *i,0, I f ^mplelcs Ci-lcctoglutarat dehidrogenase me met u<
^toryangsama dengan kofektoryangdiperlukan kompleks
pS Rantai

S1KLOS ASAM SUTRA! lTl(- Sil


ratm
i'U
Uatu
reaksi 1 dan mcnlhc '* respiratorik
(flcA P'ruvat dehidrogenasetiamin difosfat, lipoat, NAD ,
MENGHASILKAN SOBSTRAI dan KoA-serta menyebabkan terbentuknya suksmd Fp Flavoprotein
UNTUK RAHIA1 RESPIRATOR|K >?,'Na;T.,Ckso'mik.
Cyt Sitokrom ^\/@
i^dJS^t^^nsasi menjadi i. )Sl p A' Ketimbangan realtsi ini jauh lebih
Siklus diawali dengan reaksi antara RUe. >* * ni ^ reaksi ini r P mbentukan suksinil-KoA sehingga secara fisiolog Fosfat berenergi tinggi
'n' '^us dianggap berjalan satu arah. Seperti halnya oks^as.
KoA dan asam dikarboksilat emDaM S ^
i 5: i?^X;::koni- *
tcrjaC" ^ K1'/.
,k" '/J. ,p'ruv (Bab 18), arsenit menghambat reaks, m. ya. g
sitrat. Pada reaksi-reaks'i herikutn^at-^^'karh^^tat ^K^t ^'karl' dCn8a' I'f en
yebabkan akumulasi substrat yaitu a-ketoglutara't Gambar 17-2. Siklus asam sitrat: jalur katabolik utama untuk asetil-KoA
molekul CO dan pembentukan ul erjadi pemk i0n> Vair kar ^kan ^ padn*-?011 yang lenyap L fl^ nu pada organisme aerob. Asetil-KoA, produk katabolisme karbohidrat,
,7-1). Hanya sejumlah kecil ^ bulcanlah atom J U snt Uksini|-KA diubah menjadi suksmat jni
protein, dan lipid, dibavva ke siklus asam sitrat dan dioksidasi menjadi CO,
untuk mengoksidas.asetil-KoAdal^"5'yag d'(Ga% 5 | |a A
' Perilaku asi,etf , / aj.,
Inat
tiokinase
^nat'n(suksiiiil-K sin
:'-^ aiuuun ...
A tetase
^ disertai pembebasan ekuivalen pereduksi (2H). Oksidasi 2H selanjutnya di
seca," Mr'nclah
' asetii us ukan ah aro" n* /li sarnva contoh
aai fosfor laS,
ini dapat d.anggap memiliki pera >1.1,1, b ^bL % Cni
kc kT? an nmduk fl s.
t,okinas
e(suIcsinil-KoA sar.,-
sintetase h .. ' rpterjadinya rantai respiratorik menyebabkan fosforilasi ADP menjadi ATP. Untuk satu
la ,atu'safunya contoh fosforilasi tingkat substrat
li !se
Silclus asam s.trat adalah baRi ' k. nya,
penyediaan energi dalam jumlah'? ntegra| H '
C C<t^-
Pcriiak
u > ?Sncw - US 3Sam
sitrat. Jaringan tempat terjadinya ^l!Vn
putaran siklus, dihasilkan 11 ATP melalui fosforilasi oksidatif dan 1 ATP
dihasilkan di tingkat substrat dari perubahan suksinil-KoA menjadi
a^*an
tilSJ ini,'
tl be an aktif
bai ' ' ahan produk > Jj ^til.N d,
. b%t ? ^akonitase,
e t nd 31 'li t aluif & esis (hati dan ginjal) mengandung dua isoenzim l'n
en suksinat.
selama oksidasi bahan bakar terjadi ^ pro.
jersifatA 'ntUKen3,edia"^hasilkan integrasi JJ Un
tul<l0^,naSe SatU sPes*fik untuk GDP dan yang arbo/ m
KoA, koenzim-koenzim mengalami S* X akonita.se, > tf?.^Jisitos sc,
s,tr;u di
----------------------- - a, lCr)acli - ya .p gha rern ^ani lemak. Ra^1' t,f GTP yang terbentuk digunakan untuk Jika metabolisme badan keton terjadi di jaringan
KoA, koenzim-koenzim mengalami "lai^a 5 ^ V isos*1^5* aketat Uhr , loroasetil-KoA Jtf* /j ekstrahepatik, terdapat suatu reaksi alternatif yang dikatalisis oleh
duk
* iTS ^ IS si ttat
t J tne%itase sUu rncmbentnk H \ ll
J.
^l'l<0nc, VSl as' ksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dalam
iin Pad.9'O.^U.e^Sga te .adi peni^l;>V? ' ' ak()^C.nCSi'S dan menghasilkan hubungan regulatorik
l,lt l a suksinil-KoA-asetoasetat-KoA transferase (tioforase) yang
s
'""Uk g|^|V,rass,'k/usasam sitrat dan penghentian oksaloasetat melibatkan pemindahan KoA dari suksinil-KoA ke asetoasetat,
membentuk 9^ itiQn dan membentuk asetoasetil-KoA (Bab 22).
N e
*iliki' <0negcnesis. Jaringan non-glukoneogenik hanya
aavv ^Ki^al^i Sga terjadi IS(>cn
zim yang menggunakan ADP.
V >^edueh'drogenasi yang d ^^7
i NtetanUntuk membentuk. f rcT
ter
ikat pada en/i11
BAB 1 7: SIKLUS ASAM SITRAT: KATABOLISME ASETIL-KoA / 1 55
154 / BAGIAN II : BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID

residu asam karboksilat aktif, misalnya asetil-KoA dan suksinil-


Mctabolismc suksinat yang menyebabkan terbentuknya
KoA.
ksaloasctat, memiliki rangkaian reaksi kimia vang
CH -CO'VS-CoA Asetil-
sama seperti yang terjadi pada oksidasi-fi asam lemak:
KoA SIKLUS ASAM SITRAT BERPERAN
MALAT dehidrogenasi untuk membentuk ikatan rangkap karbon-ke-
0
II
\ r snrRAraKTASE
karbon. penambahan air untuk membentuk gugus hidroksil,
PENTING DALAM MEuABOLISME
DEHIDROGENASE c-coo* CoA SH
Jan dehidrogcnasi lebih lanjut untuk menghasilkan gugus Siklus asam sitrat tidak saja merupakan jalur untuk oksidasi u n i t dengan
CH -COO' CH - COO <>kso pada oksaloasetat.
NADH I dua-karbon, tetapi juga merupakan jalur utama untuk pertukaran
Oksaloasetat HO Reaksi dehidrogcnasi pertama yang membentuk fumarat dikatalisis
HO - C COO" berbagai metabolit yang berasal dari t r a n s a m i n a s i dan deaminasi asam
HO CH COO' +H I oleh suksinat dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membran
I* ammo, serta menghasilkan substrat untuk sintes.s asam ammo melalui
NAD' CH - COO dalam mitokondria. Enzim *ni mengandung 1-AD dan protein besi-
*CH. COO' L- transaminasi, serta untuk glukoneogenesis dan sintesis * in lemak. Karena
Sitrat sulfur (Fe:S), dan secara langsung mercduksi ubikuinon dalam rantai
Malat fungsinya dalam proses oksidatif dan sintesis, siklus ini bersifat
transpor elektron. Fumarase (fumarat hidratase) mengatalisis penambahan
amfibolik (Gambar ,7-4).
FUMARASE air pada ikatan rangkap fumarat sehingga rnenghasilkan malat. Malat
diubah menjadi oksaloasetat oleh malat dehidrogenase, suatu reaksi yang
HO Fluoroasetat memerlukan NAD'. Meskipun keseimbangan reaksi ini jauh
menguntungkan malat, namun aliran netto reaksi tersebut adalah ke Siklus Asam Sitrat Ikut Serta dalam
H - C - COO' oksaloasetat karena oksaloasetat terus dikeluarkan (untuk membentuk Glukoneogenesis, Transaminasi, dan
. II 'OOC *C CH COO'
H Fumarat C/s-akonitat sitrat, sebagai substrat glukoneogenesis, atau mengalami transaminasi Deaminasi
A menjadi aspartat) serta reoksidasi NADH terjadi secara kontinu. Semua zat antara pada siklus berpotensi gluko^.l , dapat menghasilkan
oksaloasetat, dan karenanya n menghasilkan glukosa (di hati dan ginjal,
FADH, HO SATU PUTARAN SIKLUS ASAM SITRAT
A organ yang nT^ sanakan glukoneogenesis; lihat Bab 20). Enzim k ^
SUKSINAT
DEHIDROGENASE
AKONrTASE Fe MENGHASILKAN DUA BELAS ATP mengatalisis pemindahan netto keluar siklus untuk 1C,/a"8
n
FAD glukoneogenesis adalah fosfoenolpiruvat karboks'k'*' ^11 yang
Akibat oksidasi yang dikatalisis oleh berbagai dehidrogenase pada
Malonat mengatalisis dekarboksilasi oksaloasetat meni rT foenolpiruvat dengan
CH COO siklus asam sitrat, dihasilkan tiga molekul NADH dan satu FADH,
GTP yang bekerja sebagai donor f T
untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisme per satu kali (lihat Gambar 20-1). nor fosfat
CH - COO- CH COO
J'* putaran siklus. Ekuivalen pereduksi ini dipindahkan ke rantai Pemindahan netto ke dalam siklus terjadi 1
CH, - COO' HO CH COO respiratorik (lihat Gambar 13-3), tempat reoksidasi masing-masing beberapa reaksi. Di antara berbagai reaksi anaplerotik tersebut, yang
Suksinat Isositrat NADH menghasilkan pembentukan -3 ATP, dan FADH,, -2 ATP. Selain terpenting adalah pembentukan oksaloase melalui karboksilasi piruvat
ATP NAD'
itu, terbentuk 1 ATP (atau GTP) melalui fosforilasi tingkat-substrat yang dikatalisis oleh .iCtat karboksilase. Reaksi ini penting dalam
CoA -SH Mg;- NADH + H' / yang dikatalisis oleh suksinat tiokinase. mempertaha^Tnkonsentrasi oksaloasetat yang memadai untuk I * kondensasi
V ADP + P ISOSITRAT j dengan asetil-KoA. Jika teriad; ,re Sl asetil-KoA, zat ini akan berfungsi
SUKSINAT . CH, COO' DEHIPRQOENgrzLl
TIOKINASE y VITAMIN BERPERAN PENTING sebagai ^enir^ unan piruvat karboksilase dan inhibitor piruvnra SCCri*<
DALAM SIKLUS ASAM SITRAT schingga pasokan oksaloasetat terjamin I ,.,dr08cnase* substrat penting
CH, Arsenit
I untuk glukoneogenesis a vCat, suatu melalui oksidasi menjadi piruvat dan
NADH + H*
Empat vitamin B merupakan faktor esensial dalam siklus asam sitrat kem Jfmasu ' sklus karboksilasi menjadi oksaloasetat.UC Un mcna^am*
O = C 'V S CoA
Suksinil-KoA sehingga juga penting dalam metabolisme penghasil energi: (1)
Reaksi-reaksiaminotransferase (rn bentuk piruvat dari alanin,
KOMPLEKS oKETOGLUTARAT riboflavin, dalam bentuk flavin adenin dinuldeotida (FAD), suatu
oksaloasetat , ?aminase) mem- ketoglutarat dari glutamat. Karena reaksi-
DEHIDROGENASE kofaktor untuk suksinat dehidrogenase; (2) niasin, dalam bentuk
CoA-SH r'eaksi'f reversibel, siklus asam sitrat juga berfun k ! S1^atrangka karbon untuk
O = C - COO' nikotinamid adenin dinuldeotida (NAD), akseptor elektron untuk
membentuk asam--' ^ .SUmhcr Asam-asam amino lain berperan dalam 'tl T
a- isositrat dehidrogenase, a-ketoglutarat dehidrogenase, dan malat amino lni
Ketoglutarat - karena rangka karbonnya menghasilkan U ne8enesis siklus asam
dehidrogenase; (3) tiamin (vitamin Bj), sebagai tiamin difosfat,
sitrat. Alanin, sistein, glisin . antara
koenzim untuk dekarboksilasi dalam reaksi a-ketoglutarat
dehidrogenase; dan (4) asam pantotenat, sebagai bagian dari koenzim serin, treonin, dan triptofan menghasilkan ViruCfa^Trlin
Gambar 17-3. Siklus asam sitrat (Krebs). Oksidasi NADH dan FADH, dalam ranlai respiratorik mcnyebabk.m l<-rhentukn> ATP A, kofaktor yang melekat pada
melalui fosforilasi oksidatif. Untuk mengikuti perjalanan asetil-KoA melintasi siklus, tlua atom
ase.il diperlihatkan berlabel pada karbon karboksil C) dan pada karbon metil W. Meskipun dua at'.m ka, p.

sebagai CO, dalam satu putaran siklus, namun atom-atom im tidak berasal dan asetil-KoA yang ba oksaloasetat
berasal dari bagian molekul sitrat yang berasal dari ^'oase at Namun se^ahsa u piu a k'^^-suksin.lt adalah yang terbentuk kembali
kini berlabel sehingga, pada sehingga kcc!mpat alom karbon oksaloasetat t^nipaknya
suatu senyawa simetris, pada tahap mi terjad p e n g ^ ^ rf. oksa|oase|a| terserap ke dalam glukosa dan
terlabel setelah satu putaran siklus. e ama i fluoroasetat, malonat, dan arsenit.
glikogen fGambar 20-1). Tampak tempat-tempat mh.D.s. j,
BAB 17: SIKLUS ASAM SITRAT: KATABOLISME ASETIL-KoA / 157
156/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA,
METABOLISME
K
BOHIDR. AR

AT & UPID oksaloasetat agaknya mengontrol laju pembentukan sitrat.


Asam Belum diketahui mekanisme mana dari berbagai mekanisme
lemak
Hidroksiprolin Glukosa
Serin Piruvat tersebut yang penting bagi tulnih.
Sistein
Treonin
Glisin RINGKASAN
Triptofan
0 Siklus asam sitrat adalah jalur akhir untuk oksidasi
karbohidrat, lipid, dan protein. Metabolit akhir
bersama ketiga zat tersebut, yaitu asetil-KoA, bereaksi
dengan oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Melalui
Glukosa serangkaian reaksi dehidrogenasi dan dekarboksilasi,
terjadi penguraian sitrat, reduksi koenzim, pembebasan
2CO,, dan pembentukan kembali oksaloasetat.
Tirosin
Fenilalani Koenzim yang tereduksi dioksidasi oleh rantai respiratorik
yang dikaitkan dengan pembentukan AFP. Oleh sebab
itu, siklus ini adalah jalur utama pembentukan ATP dan
terletak di matriks mitokondria di dekat enzim-enzim
rantai respiratorik dan fosforilasi oksidatif.
< Siklus asam sitrat bersifat amfibolik karena selain
Isoleusi oksidasi siklus ini penting dalam penyediaan rangka
Metionii
Valin MEMBRAN karbon untuk glukoneogenesis, sintesis asam lemak, dan
MITOKONDRI interkonversi asam-asam amino.
A
citrat dalam sintesis asam
Gambar 17-5. Peran serta siklus asm -
k'mak dari glukosa. luga lihat Gambar 1 -
REFERENSI
Histidin
Baldwin JE, Krebs HA. The evolution of metabolic cycles. Nature
Prolin
Glutami NAD-, yang selanjutnya, karena ,a,tersecliaan ADP 1981:291:381.
Arginin
oksidasi dan fosforilasi, bergantung \ n pemakaian Bowtell JL, Bruce M. Glutamine: an anaplerotic precursor.
dan pada akhirnya, bergantung pa J c ^|q-m jtiu masing- Nutrition 2002:18:222.
Al'P dalam reaksi kimia dan kcrJa h u^djatun Tempat DeMeirleir L: Defects of pyruvate metabolism and the Krebs cycle.
Canlbar
^^oneo?,enes\s. Journal of Childhood Neurology 2002;Suppl 3:3S26.
a\uVotavnafe masing enzim dalam siklus t e i s e 1 L l t t a k - s e t i m b a n g
Gibala MJ, Young ME. Anaplerosis of the citric acid cycle: role in
Pengaturan yang paling mungkina a * eirise sitrat sintase,
dikatalisis oleh piruvat dehldrg* ^ dehidrogenase. energy metabolism of heart and skeletal muscle. Acta

AanotoVvnmen^asWVawa-W$uum- lsositrat dehidrogenase, dan a-ketog 1 m e n i n g k a t Physiologica Scandinavica 2000:168:657.


Bcrbagai dehidrogenase diaktifkan ole i sekrcsi> saat
Am9,\^araUAAanvaWnmen^vasAWmsuWmW-KofV, Kay J, Weitzman PDJ (editors): Krebs Citric Acid Cycle - Half a Century
ooS'" enam*V.Vak4*$WrvmWVM ^nsentrasinya selama kontiaksi
and Still Turning. Biochemical Society, London,
x1 Lu?aasamkmivantaivmA&VTO% .rpi* Di jaringan seperti 1987.
tcriadi peningkatan kebutuhan enc g bohidrat untuk Kornberg H. Krebs and his trinity of cycles. Nature Review of
tabo\*UTfern' ? ?TO9'on- u
tak>yang sangat bergantung P*? " m sitrat dapat
Cal<.
Q
* >e?olrl g b- A
Sangat ber am
x l.nrml SlKlU Molecular Cell Biolog)' 2000:1:225.
50mkVehvutama iumm,me^l4v I^rpjpor
ter
iadi dj y1 aserj'f"KoA, kontrol siklus asam sunn _r Owen OE, Kalhan SC. The key role of anaplerosis and cataplerosis
'^n, 'nibran mitoKi*' Jt,1-KA.
^ksJuko8Ti'atomeu\aVomVKoKKam\,?todU016 ?Crhzdap ^"Uv,n dehidrogenase. Beberapa enzim berespons for citric acid cycle function. Journal of Biological Chemistry
Asetil-KoA c1'. ntisdi mitokondria f
^l/[Ar^plCiIS energi seperti diperlihatkan oleh rasio 'nhibisi a| 1
tra
,^* t K* 11 SU:Uu
reaksi yang 2002:277:30409.
t H]/[NAD']. Oleh sebab itu, terjadi rcl^r3i~pailSter,k
d ln NAD
ti?
Cnnya terscdia u"tuk p, s,trar Rustin P, Bourgeron T. Inborn errors of the Krebs cycle: A group of
S i t r a a^nicase meng3 3 sintase oleh ATP dan asil-KoA lemak
unusual mitochondrial diseases in humans. Biochimica et
21 ^ crtraX>'Sertada'Qm e
*ko-ttidak dapat disaUirl3 V'!v..i ^GPenden^\\n^' ^rivasi alosterik Biophysica Acta 1997; 1361:185.
.,ksert'3 ''' Hal ini menja*11 : isosi tra t deh idrogenase
StVt'effk
s Sumegi B, Sherry AD. Is there tight channelling in the tricarboxylic
dibentuk4*'oV*W?'Wk ^^lemak hanya ji^ ' ntinuitas ^ dan1 \r mitokondria oleh ADP dilawan oleh ^'Ztiij. (j ADH.
^ acid cycle metabolon? Biochemical Society Transactions
>KoK f Aai*SteI S
'TOVSKiHV aktivitas sl Kompleks a-ketoglutarat dehidrogenase fC^h,Cllgan Cara Xang
^ neW
la ' J *^
1
sama seperti piruvat dehidrogenase %/0a;c! Suksinat 1991:19:1002.
us r-'~*- dehidrogenase dihambat oleh
5i* ^eh ma| at ^an ketersediaan oksaloasetat, seperti dikontrol
S5 ^ deh idrogenase, bergantung pada rasio
^irofr Beirg^111' [NADH]/ ena Km untuk oksaloasetat pada sitrat
;a
<ri Kofok^r dengan konsentrasisintase -mitokondria, konsentrasi

Cngan siklus asa


letabolisme pe^t ;itUr

oleh kontro 11

fosforilasi oksi^
antung langsung
BAB 1 8: GLIKOLISIS & OKSIDASI PIRUVAT / 1 59

Glikolisis & Oksidasi Pir secara fungsional dapat dianggap ireversibel dalam kondisi
Glikoge fisiologis; reaksi ini dapat diinduksi dan diatur sccara alosterik,
uvat n
(C.) dan memiliki peran besar dalam mengatur laju glikolisis.
David A. Bender, PhD &PeferA 7. I'ruktosa 1,6-bis'fosfat dipecah oleh aldolase (fruktosa 1,6-
erA
-Moyes, PhD bisfosfat aldolase) menjadi dua triosa fosfat, gliseraldehida
l DSc 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Ciliseraldehida 3-fosfat
dan dihidroksiaseton fosfat dapat saling terkonversi oleh
enzim fosfotriosa isomerase.
Heksoso
fosfnl C Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-
fosfat menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Ln/.im yang mengatalisis
PtRA*4B'0lAt5' reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase,
bersifat dependcn-NAD. Secara struktural, enzim ini
an seudakiv/amemevtakan$ukosa.D\ G
UKOLK,C terdiri dari empat polipeptida idcntik (monomer) yang
KEADA
VCebany^an 'atbers\bt substans\a\.GWkoYisis,yaitu\a\uv AN ADMAPAT BERFUNGSI membentuk suatu tetramer. Empat gugus -SH terdapat di
^AEROB Triosa
uiama metabous beTfun&s\ ba!ik da\am keadaan actob n-v unvkkatena. Triosa fosfat C, masing-masing polipeptida dan berasal dari residu sistein di
fosfat C
anwnspadatesedvaanoVsv^wdan dalam rantai polipeptida. Salah satu gugus -SH terdapat di
maUpun anaeto , ^on EnUos\t yan tidak memiWVi m\to- ratitai transpor e e tempat/bagian aktif enzim (Gambar 18-3). Substrat yang
^^^pada^uVosasdwguV^^
k,. laD-rnU. pada awalnya berikatan dengan gugus -SH ini, membentuk
\con^'iabct^vk va ^an memctaboWsme $uW vndaWi bakav mewboU'^ ^amun> suatu tiohemiasetal yang dioksidasi menjadi suatu ester tiol;
anaeV
umukmenfcoksidasi$ukoaoYikoVisVs l,pt0duV.akKu ok%n dan
skew hidrogen yang dikeluarkan dalam oksidasi ini dipindahkan
va
me\ewatvP'^ ,^ad-vpet\ukan,m\sa\nYakompWks9uuvatenximmvwkon^s\uat,dan ke NAD'. Ester tiol kemudian mengalami fosforolisis;
ramaitespitatonk.dcb^toscn^-^ruteutamametaboVismc^GVikoUsvs^unWV fosfat anorganik (P.) ditambahkan yang membentuk 1,3-
metaboWfmW,^aktosa bisfosfogliserat, dan gugus-SH direkonstitusi. Dalam reaksi
^ w C,lrtib,lrlHl berikutnya yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase, fosfat
taiboW u^kan KTP tanpa oWjcn ^ WisVs untuk g toem VkA >m dipindahkan dari 1,3-bisfosfogliserat ke ADP, membentuk
^n,1roh -<lu ' ^'nS^sin glikolisis. () dilwmb.it oleh keadaan
mun%VmWototU Y^/Sukekette******,dlnvangfab**? tatata WAup ATP (fosforilasi tingkat-substrat) dan 3-fosfogliserat.
n/lrn res/)j : C,la(|c1anmitokondria yang mengandung enzim-
rK
W* Karena untuk setiap molekul glukosa yang mengalami
ci, mis. pada eritrosit.
glikolisis dihasilkan dua molekul triosa fosfat, pada tahap
aerob,me 1,3n8gnp ()cr:r ini dihasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa
d3iam keadaan^ Wd^ S((
-'ril< ()j j 1,1lrcvc,
'sik>cl. Heksokinase dihambar secara yang mengalami glikolisis. Toksisitas arson terjadi karena
rendab ^ k ^ Aefo eml eralm ^
()j ;.,r- 1 Pl()dlIknya, yaitu glukosa 6-fosfat. kompetisi arsenat dengan fosfat anorganik (P ) dalam reaksi
Vske-nia- betmanfeta*temuma^mJ._ ^erc*rSecli,.|f nkln Sc^a,n ^an ^an sc^ pulau-ft pankreas),
d' ot0t (J11 ^U^()sn Untuk glikolisis (atau sintesis glikogen di atas untuk menghasilkan l-arseno-3-foslogliscrat, yang
ltuvatfenase)defeknyamengenaiotottano' 10
tH tranJ. ^P8cncsis di jaringan adiposa) dikontrol mengalami hidrolisis spontan menjadi 3-fosfogliserat tanpa
tJSS?--**- M) <c
'^Ulin j j ' ^ dalam sel yang selanjutnya diatur oleh membentuk ATP. 3-Fosfogliserat mengalami isomerisasi
lJntl,
/cgIuIcCCSOkinaSC mcm,l,ki afinitas tinggi (Km rendah) menjadi 2-fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase. Besar
niCn Sa> an latI kemungkinannya bahwa 2,3-bisfosfogliserat (difosfogliserat,
8aiam' ^ ^ dalam kondisi normal enzim ini
*V,K. I ''I nie
Sarura <
- >'i sehingga bekerja dengan kecepatan tetap DPG) merupakan zat antara dalam reaksi ini.
nemoutxR atau, jika defeknya mcngen^o ^
|' ulian ^ laS*,kan glukosa 6-fosfat untuk memenuhi
Cbuc Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibat-
fosfofruktokinase), sebagai kelelahan. )Q
^kin;is SC^ ^ ^ar ^uSa mengandung .suatu isoenzim kan suatu dehidrasi yang membentuk fosfoenolpiruvat. Eno-
tumbuh pesat, glikolisis berlangsung Ccp' ^l'Sel feu*
I'.^gi dari**0 f^okinasc yang memiliki AT yang jauh lebih lase dihambat oleh fluorida, dan jika pengambilan sampel
banyak piruvat yang kemudian tereduW' ^nS
jj Fokina?, konsenrrasi glukosa intrasel normal. Fungsi darah untuk mengukur glukosa dilakukan, tabung penam-
dikeluarkan. Hal ini menyebabkan terbe lak^'^
' ' h SQtc] C,C1 ^lan adalah unruk mengeluarkan glukosa dari
lr l pung darah tersebut diisi oleh Huorida untuk menghambat
tumor setempat yang bersifat asam, yancT^^ W? ^
ebj^j 11 nia/can dan menghasilkan glukosa 6-fosfat yang glikolisis. Enzim ini juga bergantung pada keberadaan Mg2
pada terapi kanker. Laktat digunakan un^T^erd ^ S ltQ
" sis gj-T )l,ru^an unruk glikolisis, yang digunakan untuk atau Mir*. Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke
di hati, yakni suatu proses yang memakant
menjadi penyebab utama hipermetaboli en<. ADP oleh piruvat kinase untuk membentuk dua molekul
G I).^H';gCndanliPgenesis.
'% -w b -'Uk g|ikolisjs Jari luK- c ATP per satu molekul glukosa yang dioksidasi.
pada kaheksia kanker. Asidosislaktat T ^ d eVn+ ADP. ;: A ,t,;,da jj '* ^~fsfat adalah suatu senyawa penting yang
\\dl 2p + / Keadaan redoks jaringan kini menentukan jalur mana
oleh beragam hal, mencakup ganggUan . >t dj [%*' d Ulc0neo, Pertemuan heberapa jalur metabolik: glikolisis,
Vll gU
drogenase. as pi ^ ' W % ko|isis fr 1 ^2 Laktat +2 A U // ^ g l i k o ' * ' ia,ur Pentosa fosfat, glikogenesis, dari dua jalur yang diikuti. Pada kondisi anaerob, NADH
5f&l'i5fatyii 8liCbar l8"2) *i",ul?si
at 0lo
en 8Cn
y iadi f te. Pada glikolisis, senyawa ini diubah tidak dapat direoksidasi melalui rantai respiratorik menjadi
<Hu &,> melalui fosforil*^ > J
^dib a6-fosfaroleh fosfoheksosa isomerase oksigen. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yamg
OSf
ofil[l Ha' allsis oleh hetaokK KV a
C( *, diilcut. d<an .suatu isomerisasi aldosa-ketosa. Reaksi dikatalisis oleh laktat dehidrogenase. Terdapat berbagai
351
<: ^nor fosfa, vffy ,,) /|rr< f0 fosforilasi lain yang dikatalisis oleh dehidrogenase spesifik-jaringan yang
1 Cnjadi fru,
h glukosa A ldnase (fosfofruktokinase-D untuk
l< ll
ktosa 1,6-bisfosfat. Reaksi fosfofruktokinase isoenzim laktat
BAB 1 8 : GLIKOLISIS & OKSIDASI PIRUVAT / 1 59

Glikolisis & Oksidasi Piruvat 1 8


Gltkoqen
secara fungsional dapat dianggap ireversibel dalam kondisi fisiologis;
(C) reaksi ini dapat diinduksi dan diatur secara alosterik, dan memiliki
peran besar dalam mengatur laju glikolisis. Fruktosa 1,6-bisfosfat
David A. Bender, PhD & Peter A.. Mayes, PhD, DSc dipecah oleh aldolase (fruktosa 1,6- bisfosfat aldolase) menjadi dua
triosa fosfat, gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat.
Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat dapat saling
Heksosa fosfat C
terkonversi oleh enzim fosfotriosa isomerase.
Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-
fosfat menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Enzim yang mengatalisis
reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase,
bersifat dependen-NAD. Sccara struktural, enzim in.
PERAN BIOMEDIS GLIKOLISIS DAPAT BERFUNGSI PADA terdiri dari empat polipeptida identik (monomer) yang
Kebanyakan jaringan setidaknya memerlukan glukosa. Di otak,
KEADAAN ANAEROB membentuk suatu tetramer. Empat gugus-SH terdapat d.
Triosa Triosa
|i5;idari fosfat C fosfat C,
masing-masing polipeptida dan berasal dar, residu sistem d.
kebutuhan ini bersifat substansial. Glikolisis, yaitu jalur utama
Pada tahap-tahap awal penelitian tentang glikolis ^j^Qgen bahwa dalam rantai polipeptida. Salah satu gugus-SH terdapat d,
metabolisme glukosa, terjadi di sitosol semua sel. Jalur ini unik
fermentasi di ragi serupa dengan penguraian^ di otot. Diketahui tempat/bagian aktif enzim (Gambar 18-3). Substrat yang
karena dapat berfungsi baik dalam keadaan aerob maupun n,d awalnya berikatan dengan gugus -SH mi, membentuk
anaerob, bergantung pada ketersediaan oksigen dan rantai bahwa jika suatu otot bcrkoiuia ^ tcja|1 medium anaerob, yaitu
suatu tiohemiasetal yang dioksidasi men.ad, suatu ester tiol;
transpor elektron. Eritrosit yang tidak memiliki mitokondria, medium dengan oksigen >' *^tat dikeluarkan, glikogen akan
U Avane dikeluarkan dalam oksidasi in. dipindahkan
bergantung sepenuhnya pada glukosa sebagai bahan bakar lenyap dan mu,,cU, in ijjaat Jika oksigen dimasukkan, terjadi
CO L NAD Ester tiol kemudian mengalami fosforolisis;
metaboliknya, dan memetabolisme glukosa melalui glikolisis pemulihan aciob ^ kemudian lenyap. Namun, jika kontraksi
HO c rt .inoreanik (P.) ditambahkan yang membentuk 1,3-
berlangsung. uval kondisi aerob, penimbunan laktat tidak terjadi an^
anaerob. Namun, untuk mengoksidasi glukosa melewati piruvat S l
r r - nt dan iiui;us-SH direkonstitusi. Dalam reaksi
(produk akhir glikolisis) oksigen dan sistem enzim mitokondria |ebjb adalah produk akhir utama glikolisis. Piruvat dioki.it lanjut i^umyTyang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase, fosfat berikutnya ya g ^
menjadi CO, dan air (Gambar 1H-1). I'"1 *. yang oksigen berkurang, bisfosfog|iscrat kc ADP, membentuk
diperlukan, misalnya kompleks piruvat dehidrogenase, siklus bar ui-1. Ringkasan glikolisis. O dihambat oleh keadaan anaeroh ntau
asam sitrat, dan rantai respiratorik. reoksidasi NADI 1 di mitokont terbentuk selama glikolisis ketiadaan mitokondria yang mengandung en/irn- 'n^iin respirasi kunci, mis. pada ATp1 (fosforilasi tingkat-substrar) dan 3-fosfoglisera,. Karena untuk
terhambat, dan NAl )1 1 t * r^yj j |<.0lisis dengan mereduksi piruvat eritrosit. setiap molekul glukosa yang mengalam.
Glikolisis merupakan rute utama metabolisme glukosa dan .. . i:Uicilkan dua molckul triosa fosfat, pada tahap ghko ISIS I ^
juga jalur utama untuk metabolisme fruktosa, galaktosa, dan menjadi laktat sehingga b ^ dapat berlanjut (Gambar 18-1). molekul ATP per molekul glukosa
dianggap bersifat ireversibel. Heksokinase dihambat secara alosterik
karbohidrat lain yang berasal dari makanan. Kemampuan Meskipun gliko ,.S.)Criu|Ginberlangsung dalam kondisi anaerob, ml
oleh produknya, yaitu glukosa 6-fosfat. mefnealami glikolisis. Toksisitas arsen terjadi karena yang i y dengan
glikolisis untuk menghasilkan ATP tanpa oksigen merupakan hal pengorbanan <- karena hal ini membatasi jumlah Al P yang
Di jaringan selain hati (dan sel pulau-fi pankreas), ketersediaan fosfat anorganik (Pt) dalam reaksi
yang sangat penting karena hal ini memungkinkan otot rangka dibcntu^ glukosa yang teroksidasi sehingga jauh lebih banya %^ b kompensiarst hasi,kan i .arscno-3-fosfogliserat, yang
glukosa untuk glikolisis (atau sintesis glikogen di otot dan lipogenesis
bekerja keras ketika pasokan oksigen terbatas, dan yang harus dimetabolisme dalam kondisi anaero > -c ^ injsme dalam
di jarjngan adiposa) dikontrol oleh transpor ke dalam sel yang ^lami hidrolisis spontan menjadi 3-fosfogliserat tanpa mengai*
di a

memungkinkan jaringan bertahan hidup ketika mengalami kondisi aerob. Di sel ragi dan bebciapa mikiot tidak lain, piruvat
selanjutnya diatur oleh insulin. Heksokinase memiliki afinitas tinggi 3.Fosfogliserat mengalami isomerisasi
anoksia. Namun, otot jantung yang beradaptasi untuk bekerja yang dibentuk dalam glikolisis j jan mcmbcntii ,.serat 0|cj1 fosfogliserat mutase. Besar
{I<m rendah) untuk glukosa, dan di hati dalam kondisi normal enzim
dalam keadaan aerob, memiliki aktivitas glikolitik yang relatif direduksi menjadi laktat, tetapi mengalami dcUai ~>o - direduksi menjat 1 - - ^ 2,3-bisfosfogliserat (difosfogliserat,
ini mengalami saturasi sehingga bekerja dengan kecepatan tetap untuk
rendah dan kurang dapat bertahan hidup dalam keadaan iskemia. menjadi etanol. k e m u n g k m a n n y a ^ ^_
menghasilkan glukosa 6-fosfat untuk memenuhi kebutuhan sel. Sel hati
Penyakit akibat defisiensi enzim glikolitik (misalnya piruvat juga mengandung suatu isoenzim heksokinase, glukokinase yang DPC.) 111 ^ '^el.jicutnya dikatalisis oleh enolase dan melibat- LanS^^.^^.
kinase) akan bermanifestasi terutama sebagai anemia hemolitik REAKSI-REAKSI GLIKOLISIS MERUPA^N JALUR memiliki Km yang jauh lebih tinggi daripada konsentrasi glukosa yang membentuk fosfoenolpiruvat. Eno- kan st^bat Q|eh fluorida, dan jika
atau, jika defeknya mengenai otot rangka (misalnya UTAMA PEMAKAIAN GLUKO& intrasel normal. Fungsi glukokinase di hati adalah untuk mengeluarkan pengambilan sampel If lVuntuk mcngukur glukosa dilakukan, tabung
fosfofruktokinase), sebagai kelelahan. Di sel-sel kanker yang Persamaan keseluruhan untuk glikolisis dari glukosa n ) laktat glukosa dari darah setelah makan dan menghasilkan glukosa 6-fosfat pcnam- \ darah tersebut diisi oleh Huorida untuk menghambat
tumbuh pesat, glikolisis berlangsung cepat dan menghasilkan yang melebihi kebutuhan untuk glikolisis, yang digunakan untuk ^Pkolisis^Enzim ini juga bergantung pada keberadaan Mg1 ^ 1 <0
adalah sebagai berikut:
banyak piruvat yang kemudian tereduksi menjadi laktat dan sintesis glikogen dan lipogenesis. fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke
dikeluarkan. Hal ini menyebabkan terbcntuknya lingkungan Glukosa + 2 ADP + 2 P, -> 2 Laktat + 2 ATP + 2 H2 Glukosa 6-fosfat adalah suatu senyawa penting yang berada di ADP oleh piruvat kinase untuk membentuk dua molckul ATP per satu
tumor setempat yang bersifat asam, yang mungkin berdampak Semua enzim glikolisis (Gambar 18-2) ditemukan tl . jj ^Glukosa pertemuan beberapa jalur metabolik: glikolisis, glukoneogenesis, jalur molckul glukosa yang dioksidasi.
pada terapi kanker. Laktat digunakan untuk glukoneogenesis di memasuki glikolisis melalui losfori asi glukosa 6-fosfat yang pentosa fosfat, glikogenesis, dan glikogenolisis. Pada glikolisis, Keadaan redoks jaringan kini menentukan jalur mana lari dua jalur
hati, yakni suatu proses yang memakan banyak energi, dan dikatalisis old, heUsounas senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa yang diikuti. Pada kondisi anaerob, NADH tidak dapat direoksidasi
menjadi penyebab utama hipermetabolisme yang dijumpai pada menggunakan ATP sebagai donor fosfat "lam fisiologis, fosforilasi isomerase yang melibatkan suatu isomerisasi aldosa-ketosa. Reaksi ini
melalui rantai respiratorik menjadi oksigen Piruvat direduksi oleh NADH
kaheksia kanker. Asidosis laktat dapat disebabkan oleh beragam glukosa menjad, glukosa 6-(o diikuti oleh fosforilasi lain yang dikatalisis oleh enzim
menjadi laktat yamg dikatalisis oleh laktat dehidrogenase. Terdapat
hal, mencakup gangguan aktivitas piiuvat dehidrogenase. fosfofruktokinase (fosfofruktokinase-1) untuk membentuk fruktosa 1,6-
berbagai isoenzim laktat dehidrogenase spesifik-jaringan yang
bisfosfat. Reaksi fosfofruktokinase

158
BAB 1 8: GLIKOLISIS & OKSIDASI PIRUVAT / 161

160 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID

Gltogen
I
Glukosa 1-
fosfal

o-Fruktosa 1,6-
bisfosfat

lodoasetat t

I FOSFOGLISERAT
KINASE
GLISERALDEHIDA-3-F0SFAT
DEHIDROGENASE
CH OH
Dihidroksiaseton fosfat
.. pr1|clchida 3-fosfat dehidrogenase.)

CH, O (?) NAD'


CHj-O- J FOSFOTRIOSA
ISOMERASE
ATP ADP
1,3-Bisfosfogliserat Gliseraldehida 3-fosfat
3-Fosfogliserat yang diproduksi pada enzim tidak berikatan pada enz.m
VsO
digeser oleh molekul lain NAD'.
Rantai respiratorik I
FOSFOGLISERAT MUTASE mitokondria \_ H Q
\. k memiliki mitokondria. Jaringan lain yang
COO- eritrosit ti a ^ olch sebagian besar energinya dari
3 ATP penting secara klinis (Bab 7). Reoksidasi NADH melalu.
H C O (p) 2-Fosfogliserat 3ADP sccara noima in{TjiasiH<an laktat antara lain adalah otak,
+P
pembentukan laktat memungkinkan ghkohs.s berlangsung tanpa
glikolisis danginjai, retina, dan kulit. Hati, ginjal,
CH-OH /\naerobios oksigen dengan menghasilkan cukup NAD untuk siklus berikutnya
saluran cet J\asanya menyerap laktat dan mengoksidasinya,
n
dari reaks, yang d.katal.s.s oleh gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase. dan jantung 1 u-cilkannya pada kondisi hipoksik. tetapi akan
Fiuori
Pada keadaan aerob, piruvat diserap ke dalam mitokondr.a, dan menghasn
da EMOLASE

O
setehh menjalan dekarboksilasi oksidatif menjad, aset.l KoA, ,OL,s,s DIATUR DI TIGA TAHAP DAN
COO" d.oks.das menjadi CO, oleh siklus asam s.trat. Eku.valen peteduks
Fosfoenolpiruvat
dari NADH yang dibentuk dalam ghkohs.s d.serap ke dalam
MEUBATKAN REAKSI TIDAK-SETIMBANG
C-O r^@ Oksidasi
di siklus mitokondria untuk di oksidasi melalu. salah satu dar, dua pembawa kebanyakan reaksi glikolisis bersifat reversibel, Meskipun
CH, asam sitrat yang dijelaskan ch Bab 13. ^ jejas bersifat eksergonik dan karena itu namun tiDa -ireversibel secara
r Mg:
L^ADP
^ ATP
PIRUVAT
KINASE I NADH + H NAD'
fisiologis. Ketiga reaksi hai us c ia j^.ltalisis oleh heksokinase (dan
Joringan yang Berfungsi dalam Kondisi Hipoksi k glukokinase), fCrSf'fruktokinase, dan piruvat kinase, adalah tempat- utama
COO"
COO
I
COO
Menghasil kan Laktat pengendalian glikolisis. Fosfofruktokinase temp* nibkan dihambat oleh
Spontan i ATP dalam konsentrasi secaia ^ ^orma|; seperti dibahas di Bab 20,
- C=0 <
HO-C-H
C-OH Hal ini berlaku untuk otot rangka, terutama serabut putih dengan
I hambatan ini intias ^ dihilangkan oleh 5AMP yang terbentuk sewaktu
II I LAKTAT
CH DEHIDROGENASE
CH, kecepatan kerja (dan karenanya kebutuhannya akan ATP) yang dapat
CHj ADP mulai menumpuk, yang memberi sinyal akan perlunya
L(+)-Laktat melebihi kecepatan penyerapan dan pemakaian oksfgen (Gambar 18-2).
(Enol)
Piruvat (Keto)
Glikolists d- er.tros, selalu berakhir dalam laktat karena reaks,-teaks, se peningkatan laju glikolisis. Scl-sel yang mampu melakukan
Piruvat
an,utnya pada oksidasi piruvat berlangsung d, m.tokondna, dan
7hT-k ialur glikolisis. . -PO,*, P,
P* adenosin dia, Mean bahwa kedu
Gambar
berhubungan.
BAG\AMB\OtNERGP\KA&NeWBOlfiMEKWIBOMM
BAB 18: GLIKOLISIS & OKSIDASI PIRUVAT / 163

is (mcmbaUkkanjalurgUkoWsis)memWWu
^xikoneogenes^c^e^ mengaia\\s\sreaksiuntuk
& IIPID
en7.vrr\' -' D.tahap\revers\be\\nV,g\ukosa6-fosfatase,
en7 m

membabkkan ^^^ase,danUntukmembaUkkanreaksv

fruktosalb.^uvalkarboksilasedanfosfoeno\p\tuvat H-C=
0 ----------------------- Asetil
lipoamicla
piruvatkvnast, maSUkkeja\ur&\\ko\\s\sme\a\u\
Piruval
karboksvkinase.^^o$a^_fosfal)dantidakme\a\u\tabap-
fosfon\asinjLnJ^utamasebinggadibasWkan\eb\bbanyak
tahapreSJ1U^ctl\,KoA)daripadap'iruvatyan$d'tbutubkan
PIRUVAT
piruvat (danase^^ Dl\Aat\danjaringanadiposa,baUn'v DEHIDROGENASE
untuk mem c. . wn \\p0genes\sdantm^inyaasupan

reaksiyangdikatabsiso\ebfosfofcUsetat
D
'^'"hpatdlpmtasdalambatas tertentu o\ebreaksi Hidroksietil
lanase<-VmUtase,yanSmengataUsisperubaban \ ,3. DIHIDROLIPOIL
TRANSASETILASE
bisfostogmen.ad. 2,3-b\sfosfog\\serat,dandnkuti0\eb
Lipoamida teroksidasi
a''UsUmenjadi3-fosfo#seratdanP,,yangdikat**
l h2 3-b'lsfosfosUSe"1 f?vfaTn>?an'vlI,'84VWut <- Rantai
Asam
rifinitidakmenghasdkanOTdangUkoVms.N^ samping
altetnat li
menyediakan2,3-Wosfogliserat,

toitodenganhemoglobindanmenu--'

mun,
uisros\o^iserat,yan^
hcmog\obmdanmenurunkanabmtasny*
ocnvcatandengan^ng&aoksigen\eb\bmudabdisaWkan

SS*'
i 2 .3 -BISFOSF OGU .ssssa.
Ditiidrolipoamida
L fosfatas^-
-aiiifc
'ar Ui.
-Jal pituvat
Ur 2,3-
ntukdvs\toso\diangkutkeda\avn ISf()sfKlis(>r,il di (riirosl1-
^nRtv
^tT\-uusrmportetproton(GambatW\oy
?vrU s
NADH + H
kondrrao\e^ pUuvatmengaWmdekatboWvWi

! aletiW^olehsuatuWpWW &
N7>M>Ud^a;reo^iclasi Oleh suatu (
I .idarfIentetdapatdime^tandaiammitokond,
1
tuen^^ d*idrogenasemianalogdTOgltl
C* yanS<nh,t,ro^ase, yang n.en^/V J^iriSudi Ve^uksi
nicn^alam'
TmoleUsV' ,taiatdehidrogenasepadasMus^
V
Dir vvI|an + NADH
pon,,i 5|Cks Pitu^^^'-KoA
s
"w,vc'+1 /jnicnga. ,
!\eks 3)VituvatmengaiamidekaAofc,^-, rik mndahkan claii^1
k
''(Gam^ar at AeWtdto^enasepada

asam
en'/.^ *
lC
-o*'dVm^rboW^
tuvatAeVvvdto^tvasepadaWv\4 ^\S ^

,ornVoUe9 n\ad\utfunan)MkAk&^nW . . *'(Lt.cicllKlrgenase tercli'1 ^ *


!" masinS-masing ket''S'J /Z
'eU.revse^ul'tettaem.imVyan%Vetnu&an rne
> N N tidA berdi^fi^y)
at
s

&&&K) ^dateroVs\das\,yakn\WsprosttuV ^
<side^ ar
'^^.dan menghilanglf ^
> satu enzim rt
b
S|
aOSaset\\ase,untukmembentukaseti\
' Peluruhan meniS J
beV
A-VA^rUV\8'C>V^'ammVVtan{m^ h'r
b
p^a ^ . ^Ga^ba\ kurang, metaboVvsme %\uWa akan \\Vara \\\ca \u* i!\n tet^ as\dosts\aktat<ian Biatur ole p ,
M
pvtuvatyan^ ^ifikasi Ko^1^ ./
A4)daudan<^vi^engancamnyav^aVKsetW\\poatn\da . .ir IK
) ^ArfNed-k
t)rr Por
' le^Foril^ ^a^^^toleh produkn^y^ f'f
n
18-6). Enzim

' 'g ^ ^
k naSC C a

8enase komp^'^5
164/ BAG.AN .1 : BIOENERGETIKA & METAB0lJSME BAB 18: GLIKOLISIS & OKSIDASI PIRUVAT / 165
KARBOHIDRAT
& UPID
Tabel 18-1. Pembentukan ATP dalam katabolisme glukosa^ _________________________________
-------------------------------------------------------- . , T Metode Pembentukan ATP ............................................
1 Jalur Reaksi Dikatalisis olen . ATP per Mol Glukosa
- ........................... Ke 1,1 oksidasi 2 NADH di ranta. respiratorik 6*
Oksidasi
Glikolisis Gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase 22
Asetil-KoA
Fosforilasi tingkat
Ca - (~) \ ^Diklofoas ' 01411
10
Fosfogliserat kinase substrat Fosforilasi ^2
Piruvat kinase Net 8
tingkat substrat

untuk reaksi heksokinase dan fosfofruktokinase


Konsumsi ATP

Oksidasi" 2 NADH di rantai respiratorik


Siklus asam sitrat Piruvat dehidrogenase Oksidasi 2 NADH di rantai respiratorik
6
Isositrat dehidrogenase a- 6
Oksidasi 2 NADH di rantai respiratorik
Ketoglutarat dehidrogenase 2
Fosforilasi tingkat substrat Oksidasi 2
Suksinat tiokinase Suksinat 4
FADH2 di rantai respiratorik Oksidasi 2
dehidrogenase Malat 6
NADH di rantai respiratorik
dehidrogenase Net

30 38

Piruvat Totai peruke. Vada ^ ^


Total permoljluj^l^ 0
mol glukosapadaK ~^T~^ria olch' pengangkut malat (Gambar 13-13). Jika pengangkut
!7 L. cl ,1am ulikolisis d.angku. K|jkogen dibandingkan glukosa untuk glikolisis anaerob d.
j.'1 11,1mngisyaratkan bahwa NADI ),, yang " mol NADH. IVrhaukan >a w^P (Gambar yang dapat berkonversi
,erbt dengan glukosa 6-fosfat. Hal lJ
yanu
touf?U ^'gunakan, han\a 2 AT I yang tcr ')CJ',U"tcrbei adalah
'' fostorilasc adalah, 1 -
Ajpglukosi-nt rl.-iri
mcningka, dari 2 ? mnniadi
menjadi 3 ner elukosa.
3 per glukosa.
' ' 'aub lebih menguntungkan karena produk g l i < jnase sehingga ,umlah
nghema, ATP yang seharusnya digunakan oleh heks
lm rn

Boiteux A, Hess B. Design of glycolysis. Philosophical Transactions


dalam ,-caksi gliseraldehida-3-fosfat:J*hldt Royal Society of London Series B 1981 ;293:5- Pothergill-Gilmore
Gambar 18-6. ReeuL-Ki dcngan mereduksi piruvat menjadi la * keadaan Laktat adalah LA. The evolution of the glycolytic pathway.
produk akhir g > kerja) atau jika anaerob (misalnya otot yang Trends in Biochemical Sciences 19S6; 11:47.
sedang janjllt Gladden L.B. Lactate metabolism: A new paradigm tor the third
rantai respiratorik. Sisanva dik00^?1 yan
rP- , . _ Insulin Perangkat metabolik untuk oksidasi p fidak tersedia (misalnya millennium. Journal of Physiology 2004;558:5.
la"ngan adiposa)
substrat (Tabel
substrat 18-1).* d'be"tuk oleh
(Tabel 18-1). .... di eritrosit). aiisis reaks. Hers HG, Hue L. Gluconeogenesis and related aspects of glycolysis.
iAl
tio
ekat ,terik- 4
Gllkolisis diatur oleh tiga enzim yno ru|aokinase, dan Annual Review of Biochemistry 1983;52:617.
ASPEK KLINIS yan
gtak-setimbang: heksokinase, os Kim J-W, Dang CV. Multifaceted roles of glycolytic enzymes.
Seri^*nfr Trends in Biochemical Sciences 2005;30:l42.
otak I ^ruvat kinase. , . glikolisis untuk
Robergs RA, Ghiasvand F, Parker D. Biochemistry of exercise-
DolhiibisD Metabolisme Pi- ,<'iNn gjjar' k^inan me.ab>' Jf 1 eritrosit, tempat pertama a ga terbentuk
induced metabolic acidosis. American Journal ot Physiology
Asidosis Laktat at
Menv L
Qb|<
^ di . lercdit ^Uan neurologic J j ^nghasilkan ATP dapat dip*ntas menurunkan
2004;287:R502.
: aldlase A dan d^V// ^'bisfosfogliserat, yang pent>nD a nitas hemoglobin
Ion merkuri dan arsenit bere k Wing YM, Eys J. Nutritional significance of fructose and sugar
asam lipoat dan menghan,^ ' dengan e terhadap r ^ oleh sliat
-M - tin - *netnr*0PV/S
alcohols. Annual Review of Nutrition 1981; 1:437.
demikian juga defisiensi tiamin P''^ deh>S -Sh K
f^vat dioksidasi menjadi P*
<N >tiv>" defisiensi ***%, fyj Wasserman DH. Regulation of glucose fluxes during exercise in the
memungkinkan teriadinva aiam ^ . UrOgen kom
pleks multienzim, P'ruv;lt ,f fet yang beras Suitung pada
fisik mcn a postabsorptive state. Annual Review ot Physiology
r,;r.us:s^
j di rcnJj, M
kofaktor tiamm
5^
S di
H^ * tinggi-karboh'^f, dari
vitamin aua *cbolne 1995;57:191.
diet yang buruk maupun karena m: eadaanyang menyebabkan g ? jitaC.
dan laktat yang mungkin menganca ^ ,ai^ asid ko :
CS 2N>'.>han btkar .!*< l^/ Plruvat sering menyebabkan asidos

defisiensi herediter piruVat j , J nya\va. p Sls pitw*1 rk"" d3 kadarasam


lTlen n
disebabkan oleh defek pada Satu rgeiase 'Cn ' ' gkat, ken1*1
p, &*at.
kompleks enzim juga mengalami Ul lebij i*n8 dap S
Ahj
os's |a. KKJ* ^EGSHsi
X/1c Regulfltln of
al
Rn ,, IC'., Olson M Annual
ta< te;Po^n
s5<> .-1 Buxton DB, Robertson comple5C-
lua y/ l
he ... multienzy111
*W, 'SS(| jal rlU . L Pyruvate dehydrogenase
J
^Di/Ur rnetabolisine ~ pi' / .
Uv of Nutrition 1993:13:497.
at dan |aktat di 5' C /
Su 0
^'Wu c^J
^Ci ^ali
dalam keadaan (J'f1 ^
x alam keadaan
N
AD* teroksicl^5
BAB 19: METABOLISME GLIKOGEN / 167

Metabolisme Glik Pembentukan Cabang Melibatkan Pelepasan


Tabel 19-1. Penyimpanan karbohidrat pada seseorang Rantai Glikogen yang Sudah Ada
flen dengan berat badan 70kg. Penambahan sebuah residu glukosa ke rantai glikogen yang
David A. Bender, PhD & pell sudah ada, atau primer, terjadi di ujung luar molekul sehingga
er
A. Ma yes P,)
' D, Dsc cabang-cabang molekul nonpereduksi glikogen memanjang
seiring dengan tcrbentuknya ikatan 1>4 (Gambar 19-3).
Ketika rantai memiliki panjang sedikit 1 1 residu glukosa,
Glikogen hat sebagian rantai 1>4 (dengan panjang setidaknya 6 residu
PERAN BIOMEDIS Glikogen otof glukosa) dipindahkan ke rantai di dekatnya oleh branching
enzyme untuk membentuk ikatan 1>6 sehingga terbentuk
Glukosa
Glikogen adalah karbohidrat simpana Sp Icrj ekstrasel
setara dengan pati/kanji pada tumbuhan. I-J ahcwn, ^"ian.
polimer bercabang a-D-glukosa ir- & 1<0Pp'1 acmnggauw\ad\stntesis,V\V.o.^u\.\
ivid padatawan,
pcrcaban^an\an^\cW\V\sediWuc\a"\
PadalumbuWn>ada\ah
Glikogen
'tedbanB a-D-^ukosa (Gambar\A-\3V Zat\m
PoUmer viemUkan d\ Vian dan otot;meskipunkandungm
terutama - ^0101
darip^buh ngm$WnOlot ott,
adakandujauhlebiht cU^
massa hati, sekitar tiga-perempat GUKOGtNfcS\SMRlA*4?!
gVvkogen1 oWtwbu\, w
glikoeen ti,k L darPada Jalur R- .
, U , O T D A N t
ol0lCVabe\metu?akansumber$uWawdapat cub D\ OTOTD
uhtotalbcra ^'^is E\os\n\e*'
Glikogen
*a\v>r Mi rk,n
GY\Wn0WlnlUV.^WVoWsvsd\da\amotot\tu^nd\n. da . UuV'~
Sepcrti SUs Glukosa
nrA\e,una^anunlviVmctvvinvpatvdar\mtm
__r_.untuk glikolisis diZwfa Van8 >V S'Pct n,4
>di?t 8likolisis . ,
tor i sa 6.r ^ll,k()sl 1,1
J
Glikogen hati ^betmpeuaWnW
berfungsikadaruntuk
,VuW*mcnyi
daidr ** U sendiri P Ja
glikolisisf,%gK,kosa
an 0 U yan^ tlikauli' hC<
t m B'ukok; I1K- Pi
\ukosautvo^1 Sete\aVvn-\%\amWtpuasa,%V^u fosf
Rii 1i!lgalarr i nasedi llati ((i,1,nl c-
glukosa untuk i s mempertahankan n ,,icni idi H!
S
rara^akm,\,nvatetkutas.Meskipun$\Vo$motot en f 11/1111 1,11
t b
^uVxamp^seWVUmen^asWkan^ukosaWW(karena faA,/ . * Ban Osf 0 -| -scntlit
' di otsis t >
,k()S^
Uko if/i van- (lik ltal
a9-6-fosfa,
dak secava \ukosa6-fosfetase\namunpvruvai n
\ serta dal.un -^1^. A r
an u.. - f0sfa( J, 8lukokinasc j;
- scb ;,i i .,k>' /j
^ ; (t

otot To\*S ' *Tvt**?B*


m Vkot
e S 4 ba
.lifi UK-
vanstbenLma**nm** 4
<** }S.!l DpGic)7uk >somerU:ft ... : |: si 1.11r1'
ni nukia>ii L
.r.i,L<
^ansa^'unt*i*"?** 'W.
4
to?" arnk C>PGl l. l
Ch lJ , P,r >fV s,al - ;1
">" fj
dan&&*** (penya\otpemmYmnan%\vko%^*\a\aV In "r-"'^ l)I
efe
#**Ptnva\^^ ^%,n^ kin i,r
yj,
ok
seVeW CLnatauVen6enAaanWmukaWonwJ
^obttsa* ada, ' iila
~ -^>iaai0i'i a^alah , ^OpriUc r r
t\W "tko?\o
nscV
b- diau pengendapan
menvebaVfcm W- h pCmi P^ofosfort J
bc,Hl
glikogen sehingga terjadi kelemahan 0t0l., ^ ahnor . sek-^sis W. ? kan UOPC'.1
an
v.
penimbunan glikogen ini menyebabkan Ll apa s
aU !**U P'^ofosfat nic
Struktur glikogen yang sangat bercabang ^ C 7 ^ tcrscbtn
Pr d $
banyak tempat untuk g ikogen0lisissehin^ilW ^ ^u\tA X^ ......................................................................... s
fosfat dapat cepat dihasilkan untuk A\~ ^ "' UW- ' -
Atlet-olah raea van-
^Ftt uinasilkan untuk d^'^
Atlet-olah raga yang memerlukan daya SUnakanoU^U
pembebasan glukosa 1-fosfat yang Uk-L ^ mcmbtl.
lama. Pembentukan titik-titilp8,^ ^
berlangsung lebih lambat daripada po^ di 1}
glukosa ke suatu rantai linier, dan seb^^n u ^
tersebut melakukan latihan carbohyT^ ^
hingga kelelahan (saat glikogenotot sell**'ladi*s ^
dan diikuti dengan menyantap makana^t/f^
isg Glukosa

lisisdi hati. (+), Perangsangan; (-) Penghambatan. Insulin menurunkan , psis dan
glikogenw'n oleh glukagon atau epinefrin; yi. insulin melawan efek keduanya. Gambar 79-/Jalur8llkg^?aclarnyaditinBk^d. Qlol rangka. Di
*: Glukan transferase dan debranching enzyme kadar cAMP hanya ^ ' g , tetapi ti* f,ua aktivi,as yang berbeda.
Glukagon aktit di o nzim yang sam< tampaknya
merupaKc
BAB 19: METABOLISME GLIKOGEN / 169

! 68/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UPID cAMP Mengaktifkan Fosforilase
Fosforilase kinase diaktifkan sebagai respons terhadap
.
fosforilaseselanjutnya dapat Wd.u ^ cAMP (Gambar 19-6). Peningkatan konscntrasi cAMP
fosforilasedancniim-env.im kuu ' ^ v.vi'r ^ \Y^ akan mengaktifkan protein kinase dependen-cAMP yang
glikogensecarascmpurna.1^ O mengatalisis fosforilasi oleh ATP fosforilase kinase b
fosfoglukomutasebersifat rcvctsi u \^u
inaktif menjadi fosforilase kinase a aktif yang selanjutnya
dapatdibentuk dariglukosa1 ' ^^
mcmfosforilasi fosforilase b menjadi fosforilase a. Di hati,
tetapitidakdiotot,glukosa6'^^oS.iV cAMP dibentuk sebagai respons terhadap glukagon, yang
glukosaG-fosfatyangmengViasdk.mV?^ dikeluarkan sebagai respons ataS menurunnya kadar
scbin^akadarglukosadarah meniuu, ' AI glukosa
darah; orot kurang peka terhadap glukagon. Di otot, sinyal
untuk meningkatkan pembentukan cAMP adalah efek
MAP S\KUKlAtrAkDUKA^-otf4 sf
GUKOGtNOUSlSDANGU* norepinefrin yang disekresikan sebagai respons terhadap
rasa takut atau cemas, ketika kebutuhan akan glikogenolisis
. ^.\1' ,<T* meningkat agar aktivitas otot dapat ditingkatkan.
Gambar 19-2. Uridin difosfat glukosa ^7-im-eniimutamayang mc"^C"' \.co S"'V
(UDPCIc). s
^|kogen-g\iVogcnfosforilase dan 'r' . ' k\
mekanismealosterik dan nu>d" /^ Ca2* Menyinkronkan Pengaktfifan
Cabans,tumbubmelaluipenambabantitik terjadinyafosforilasidandefoslovUs' )lA
Fosforilase dengan Kontraksi Otot
Percaban^\cosWdanpercabanganselanjutnya.
un-unitW4-6
eniimsebapa*-soo,<
,n* A Glikogenolisisdi otot meningkat beberapa ratus kali
Vj3mftar 79-4. Tahap-tahap dalam glikogenolisis
sil ' 1 bersamaan
\\s' 1 , f -hse rt) dan diinaktifkan dengan dimulainya kontraksi; sinyal yang sama (peningkatan
rmOUS5BVJKANNttRUPM^NGUKOGWW
.l0ntas\ A.w O-./i <;iI
iase (untuk menghasilkan fos o * .ronrotein fosfatase
oGENtS\S^ iit yu
konscntrasi ion Ca2' intrasel) berperan memulai kontraksi
oleh dcfosforilasi yang dikatalisis o c i ponS terhadap
S\TU^RlERStN'W wwsebagairesponstcvWday s .),SV \XV^
^ntuk menghasilkan fosforilase b), sebaga. asp
sin
dan glikogenolisis. Fosforilase kinase otot yang mengaktifkan
glikogen fosforilase adalah suatu tetramer dari empat subunit
^V^V^cMAVU^awbaV's*x* ^.\h yal hormon dan sinyal lain. dihambat secara
fosfotUasemengatalisistahappenentu-kecepatanGlikogen1 o\ebadenWWsMascpadapc"A'v J I>,1> o'v # /, berbeda, a, p, y, dan 8. Subunit a dan p mengandung residu
mengatalisispemecahanfosfototo fosforilase a aktif di kedua jal |iaCi, tetapi tidak
al\kogeno\isisV^XQ\^ \katan\->4 glikogenCfbsforoiisw sal- * WrSu^ sifca??' serin yang terfosforilasi oleh protein kinase dependen-cAMP.
alosterik oleh ATP dan glukosa 6-fosfat; inhibitor.
fosfal(GamWAo /, - Subunit 5 identik dengan protein pengikat Ca2, yaitu kal-
an
sebagairesponstcvYvaday'lV.,aCou.0i^A*' J ()lot, glukosa bebas juga merup-J * ^na memilild
mengbasi^ & lo^es a akt.t a, KCUu modulin (Bab 42), dan mengikat empat Ca2*. Pengikatan
.UU1CKU1 ^ -ug,uko epinefnn,notepmefnn,dang^v' c / .tya
forilnsf*nmr liprbedadari isoenzin urf',mesi sebagai
li 0(0/ ^ P d,ln glukosa 6-fosfat; cli hari, retapi uu,.., Ca2' mengaktifkan bagian katalitik subunit y meskipun enzim
secara sekuensial sampai tersisa sekitar e \ebfosfoAvestetasese\Viuu,Ay\CiA'^ sf0rjj' ^u^cosa bebas juga merupakan suatu inhibitor.
^Ua tersebuttet\\enu\d\\iatiinst\\'u tC,7l berada dalam keadaan terdefosforilasi b; bentuk terfosforilasi
Pat aSC t0t ^er^ec^a ^an isoenzini di hati karena memiliki
a baru aktif secara penuh jika terdapat Ca2.
rl
di kedua sisi suatu cabang l->6 (Gamk ^ resdu eli.L^
Wodiesterase. M
i ^ivatQrPCn^n untuk 5'AMP yang berfungsi sebagai
'''"'Par
3A/vip 0 a, stcn
'tivatorPC|n8ika',tan ^ bentuk b terdefosforilasi (inaktif) enzim.
al

(a-[ 1 >4] -> a-[l->4] glukan transfer^' En*m satu 5AUD ^ceria sebagai sinyal poten
untuk status energi sel otot;
^koncentrasi Glikogenolisis di Hati Dapat Tidak
oang D
i hati ^erbe^
, o yaric ^\hs\ori\Qse ADPmulai meningkat '
unit trisakarida
.. ran W dari debranching
6 memerlukan
mil
satu cabang kenc zyme ' '"sis
^dahk ^'AJVfp 1 1 0srer, 10 substrat
k bentuk b terdefosforilasi (inaktitj aan... Bergantung pada cAMP
0\o\ Rcn
>k^>eiiko
tansferase dan debranching
menyebabkan terpajannyaenzyme
titik caban*
mungfe ^^6 kin ''falv i* Por c,,. adalah menyca'-- ,rkilv' 5
'AiVfp C. riasebagai sinyal poten status energi sel orot; ^enUnC|
kedua bentuk aktmtas dan suatu ^1 W* Uu sewa tu
Di hati, terdapat pengaktifan glikogenolisis tanpa bergantung
proteintunggl^ ^ ^ konsentrasi ADP mulai meningkat ;8ar |
y\'j-p1 J111 Perlu
pada cAMP sebagai respons terhadap perangsangan reseptor
^ ATU.nH glikol.gl,kgen adalah scba^'s ? ^ /j nya peningkatan metabolisme substrat ^Dp , v ' aPat
respons ^ adrenergik a, oleh epinefrin dan norepinefrin. Hal ini mencakup
terbentuk), akibat reaksi adenilat kinase: 2 x
o-o Ikalanglukostdal1-4 O ol
k f fltrak;*i otot. Di kedua ) j, mobilisasi Ca2* dari mitokondria ke dalam sitosol, diikuti
Residuglukosat->- ^ AT'P + 5AMP oleh stimulasi fosforilase kinase peka-Ca27 kalmodulin.
ReS,d 9 Uk05a
"' Na6be Sfrili yang dikatalisis
IV|
Glikogenolisis yang tidak-bergantung-cAMP juga
ditimbulkan oleh vasopresin, oksitosin, dan angiotensin II
yang bekerja melalui jalur fosfatidilinositol bisfosfat atau
kalsium (Gambar 42-10).

Protein Fosfatase-1 Mengonaktifkaim


Fosforilase
Baik fosforilase a maupun fosforilase kinase a mengalami
defosfor.las, dan dnnaktifkan oleh protein fosfatase-1. . . . . "
oshuase
-l dihambat oleh suatu protein, yakni 01 1, yang hanya
aktif setelah terfosforilasi oleh
siklik; cAMP)-
Jam6ar 79-5. Asam 3,5'-adenilat (aNMP
BAB 19: METABOLISME GLIKOGEN / 171
170 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT
glikogenolisis dengan meningkatkan kadar glukosa 6-fosfat yang
Protein kinase dependen-cAMP. Oleh sebab itu, cAMP I11crgontrol merangsang defosforilasi dan pengaktifan glikogen sintase.
baik pengaktifan maupun penginaktifan ^sforilase (Gambar 19-6). Defosforilasi glikogen sintase b dilaksanakan oleh protein fosfatase-
Insulin memperkuat efek ini dengan menghambat pengaktifan
1 yang berada dalam kendali protein kinase dependen-cAMP.
fosforilase b. Hormon ini ,T*elakukannya secara tidak langsung
dengan meningkatkan Penyerapan glukosa sehingga meningkatkan
pembentukan Sbikosa 6- fosfat yang merupakan suatu inhibitor METABOLISME GLIKOGEN DIPENGARUHI OLEH
fosforilase KESEIMBANGAN AKTIVITAS ANTARA GLIKOGEN SINTASE
kinase. DAN FOSFORILASE
Aktivitas Glikogen Sintase & Fosforilase ^iatur Pada saat yang sama dengan terjadinya pengaktifan fosforilase oleh
Secara Timbal Balik peningkatan konsentrasi cAMP (melalui fosforilase kinase), glikogen
sintase diubah menjadi bentuk inaktif; kedua efek diperantarai oleh
Seperti fosforilase, glikogen sintase terdapat baik dalam keadaan
protein kinase dependen- cAMP (Gambar 19-8). Jadi, inhibisi
terfosforilasi maupun tidak-terfosforilasi; namun, efek fosforilasi
glikogenolisis meningkatkan glikogenesis netto, dan inhibisi
adalah kebalikan efek yang dijumpai pada fosforilase (Gambar 19-
glikogcnesis meningkatkan glikogenolisis netto. Defosforilasi
7). Glikogen sintase a aktif 1X1 en gala mi defosforilasi dan glikogen
fosforilase a, fosforilase kinase, dan glikogen sintase b dikatalisis
sintase b inaktif IT1 e n gal a m i fos fo rilasi.
oleh satu enzim dengan spesifisitas yang luasprotein fosfatase-
Terdapat enam protein kinase berbeda yang bekerja pada
1. Selanjutnya, protein fosfatase-1 dihambat oleh protein kinase
glikogen sintase. Dua di antaranya bersifat dependen- ^a-
dependen-cAMP melalui inhibitor-1. Jadi, glikogenolisis dapat
'Vkalmodulin (salah satunya adalah fosforilase kinase). Kinase lain
dihentikan dan glikogenesis dirangsang secara sinkron 1 m sebaliknya
adalah protein kinase dependen-cAMP yang memungkinkan
karena kedua proses bergantung pada aktivitas Protein kinase
hormon, melalui perantaraan cAMP, menghambat sintesis glikogen
depcnden-cAMP. Baik fosforilase kinase
secara sinkron dengan pengaktifan glikogenolisis. Insulin juga
memacu glikogcnesis di otot secara bersamaan dengan
penghambatan
Epinefnn

Reseptor |l
Adenilil Adenilil
siklase siklase
inaktif aktif


5-AMP

ATP cAMP

Gambar 19-6. Konfrol fo'Jorilav* di oW


Banal-:

glukosa 6-fosfat)

y
1 70/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UPID

BAB 19: METABOLISME GLIKOGEN / 171

Protcin kinase dependen-cAMP. Oleh sebab itu, cAMP ^engontrol glikogenolisis dengan meningkatkan kadar glukosa 6-fosfat yang
baik pengaktifan maupun penginaktifan fosfori lase (Ciambar 19-6). merangsang defosforilasi dan pengaktifan glikogen sintase.
Insulin memperkuat efek ini dengan menghambat pengaktifan Defosforilasi glikogen sintase b dilaksanakan oleh protein fosfatase-1
fosforilase b. Hormon ini IVlelakukannya secara tidak langsung yang berada dalam kendali protein kinase dependen-cAM P.
dengan meningkatkan Penyerapan glukosa sehingga meningkatkan
pembentukan tUukosa 6-fosfat yang merupakan suatu inhibitor
fosforilase kinase. METABOLISME GLIKOGEN DIPENGARUHI OLEH
KESEIMBANGAN AKTIVITAS ANTARA GLIKOGEN SINTASE
Aktivitas Glikogen Sintase & Fosforilase diatur DAN FOSFORILASE
Secara Timbal Balik
Pada saat yang sama dengan terjadinya pengaktifan fosforilase oleh
Seperti fosforilase, glikogen sintase terdapat baik dalam keadaan peningkatan konsentrasi cAMP (melalui fosforilase kinase), glikogen
terfosforilasi maupun tidak-terfosforilasi; namun, efek fosforilasi sintase diubah menjadi bentuk inaktif; kedua efek diperantarai oleh
adalah kebalikan efek yang dijumpai pada fosforilase (Gambar 19-7). protein kinase dependen- cAMP (Gambar 19-8). Jadi, inhibisi
Glikogen sintase a aktif mengalami defosforilasi dan glikogen sintase glikogenolisis meningkatkan glikogenesis netto, dan inhibisi
b inaktif e n ga 1 am i fos fo r i I as i. glikogenesis meningkatkan glikogenolisis netto. Defosforilasi
Terdapat enam protein kinase berbeda yang bekerja Pada fosforilase a, fosforilase kinase, dan glikogen sintase b dikatalisis oleh
glikogen sintase. Dua di antaranya bersifat dependen- satu enzim dengan spesifisitas yang luasprotein fosfatase-1.
Ca2'/kalmodulin (salah satunya adalah fosforilase kinase). Kinase lain Selanjutnya, protein fosfatase-1 dihambat oleh protein kinase
adalah protein kinase dependen-cAMP yang memungkinkan hormon, dependen-cAMP melalui inhibitor-1. Jadi, glikogenolisis dapat
melalui perantaraan cAMP, menghambat sintesis glikogen sccara dihentikan dan glikogenesis dirangsang secara sinkron atau sebaliknya
sinkron dengan pengaktifan glikogenolisis. Insulin juga memacu karena kedua proses bergantung pada aktivitas protein kinase
glikogenesis di otot secara bersamaan dengan penghambatan dependen-cAMP. Baik fosforilase kinase

Epinefrin

Reseptor (l 0
Adenilil Adenilil
siklase siklase
inaktif aktif


FOSFODIESTERASE
ATP CAMP 5-AMP

FOSFORILASE
<
KINASE

PROTEIN KINASE PROTEIN KINASE


DEPENDEN-cAMP DEPENDEN-cAMP aktif
inaktif
Glikogen(n)1)

Inhibitor-1
(inaktif)
PROTEIN KINASE PEPENDEN-
KALMODULIN

GLIKCGEN
GLIKOGEN SINTASE b
(inaktif)

Insulin
Gasnhar 79-6. V:/ v

PROTEIN
FOSFATASE

lnhibitor-1-fosfat PROTEIN
FOSFATASE-1
(aktif)

Gambar 19-7. Kontrol glikogen sintase di otot. (n = jumlah residu glukosa; CiSK = glikogen sintase kinase; G6P glukosa 6-fosfat)
170/ BAGIAN 11 : BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID

BAB 19: METABOLISME GLIKOGEN / 171

ill >lc'n kinase* dependen-cAMP. Oleh sebab im, cAMP


glikogenolisis dengan meningkatkan kadar glukosa 6-fosfat yang
f LVn8ncrt)l pengaktifan maupun penginaktifan
merangsang defosforilasi dan pengaktifan glikogen sintase.
^j S'ilase (Gambar 19-6). Insulin memperkuat efek ini
Defosforilasi glikogen sintase b dilaksanakan oleh protein fosfatase-1
nmcnghambat pengaktifan fosforilase b. Hormon ini
yang berada dalam kendali protein kinase dependen-cAMP.
pj' 'kukannya secara tidak langsung dengan meningkatkan
n
yerapan glukosa sehingga meningkatkan pembentukan
u
kosa 6-fosfat yang merupakan suatu inhibitor fosforilase nase. METABOLISME GLIKOGEN DIPENGARUHI OLEH
KESEIMBANGAN AKTIVITAS ANTARA GLIKOGEN
Aktivitas Glikogen Sintase & Fosforilase atur SINTASE DAN FOSFORILASE
Secara Timbal Balik
Pada saat yang sama dengan terjadinya pengaktifan fosforilase oleh
^eperti fosforilase, glikogen sintase terdapat baik dalam 'eadaan
terfosforilasi maupun tidak-terfosforilasi; namun, ck fosforilasi peningkatan konsentrasi cAMP (melalui fosforilase kinase), glikogen
adalah kebalikan efek yang dijumpai pada Xsforilase (Gambar 19-7). sintase diubah menjadi bentuk inaktif; kedua efek diperantarai oleh
Glikogen sintase a aktif Bengal protein kinase dependen- cAMP (Gambar 19-8). Jadi, inhibisi
ami defosforilasi dan glikogen sintase b inaktif rnengalami glikogenolisis meningkatkan glikogenesis netto, dan inhibisi
fosforilasi. glikogenesis meningkatkan glikogenolisis netto. Defosforilasi
Perdapat enam protein kinase berbeda yang bekerja P^da fosforilase a, fosforilase kinase, dan glikogen sintase b dikatalisis oleh
glikogen sintase. Dua di antaranya bersifat dependen- /kalmodulin satu enzim dengan spesifisitas yang luasprotein fosfatase-1.
(salah satunya adalah fosforilase kinase). Kinase lain adalah protein Selanjutnya, protein fosfatase-1 dihambat oleh protein kinase
kinase dependen-cAMP yang dependen-cAMP melalui inhibitor-1. Jadi, glikogenolisis dapat
memungkinkan hormon, melalui perantaraan CAMP, dihentikan dan glikogenesis dirangsang secara sinkron atau
menghambat sintesis glikogen secara sinkron dengan pengaktifan sebaliknya karena kedua proses bergantung pada aktivitas protein
glikogenolisis. Insulin juga memacu glikogenesis di otot secara kinase dependen-cAMP. Baik fosforilase kinase
bersamaan dengan penghambatan

Epinefnn
Reseptor (1
0

Adenilil r
Adenilil
siklase
inaktif ATP aktif


5-AMP
CAMP

Gambar 19-7. Kontrol glikogen sintase di otot. (n = jumlah residu glukosa; GSK = glikogen sintase kinase; G6P - glukosa 6-fosfat)
BAG.AN BIOENERGETIKA * METABOLISME KARBOHIDRAT 4 UPID
172 /

BAB 19: METABOLISME GLIKOGEN / 173

Epinefrin
(hati, otot) <*bel 7 9 .2 . Penyakit penimbunan glikogen.
Glukagon cAMP C' AlirN
(hati)
Inhibitor- 1 Inhibitor-1 Nama Defisiensi Enzim Gambaran Klinis
fosfat

Hipoglikemia; hiperketonemia; kematian dini


enyakit von Gierke j Glukosa 6-fosfatase Akumulasi glikogen di sel tubulus ginjal dan hati;
GLIKOGE
hipoglikemia; asidemia laktat; ketosis; hiperlipemia
N
enyakit Pompe ; al>4 dan al>6 glukosidase lisosom (maltose asam) Penimbunan glikogen di lisosom; varian onset juvenilis, hipotonia otot,
SINTASE
b kematian akibat gagal jantung pada

)ekstrinosis terbatas, Debranching enzyme penyakit Forbe I Hipoglikemia puasa; hepatomegali pada masa bayi; penimbunan
pWOTc,*,
polisakarida bercabang yang khas
K'\A't PROTEIN
DEPEN06N FOSFATASE-1 IV milopektinosis, ; Branching Enzyme penyakit Andersen : Hepatosplenomegali; penimbunan polisakarida dengan sedikit titik
percabangan; kematian akibat gagal jantung atau hati pada tahun pertama
kehidupan

GLIKOGE
Defisiensi ; Fosforilase otot miofosforilase, : Tidak kuat beraktivitas fisik; glikogen otot sangat tinggi (2,54%); laktat
N
FOSFORILAS
darah sangat rendah setelah
SINTASE
a E KINASE a

Glikogen
VI enyakit Hers ! Fosforilase hati Hepatomegali; penimbunan glikogen di hati;
hipoglikemia ringan; umumnya berprognosis baik

Siklus VII 3
enyakit Tarui ; Fosfofruktokinase 1 otot dan eritrosit Tidak kuat beraktivitas fisik; glikogen otot sangat tinggi (2,54%); laktat
UDPGIc
glikogen darah sangat rendah setelah beraktivitas fisik; juga anemia hemolitik
FOSFORILASE
b

Vlll ; Fosforilase kinase hati Hepatomegali; penimbunan glikogen di hati;


hipoglikemia ringan; umumnya berprognosis baik
Glukosa
IX ; Fosforilase kinase hati dan otot Hepatomegali; penimbunan glikogen di hati dan otot; hipoglikemia
ringan; umumnya berprognosis baik
Glukosa (hati) Glukosa X ; Protein kinase A dependen-cAMP Hepatomegali; penimbunan glikogen di hati
Laktat (otot)

Gambar .,
menyebabkan P|iknT/er,PadU8likoSenolisisdanglikoBenesisolphn .
reaksi yang dihambft defT akibat. Penin8katan kadar cAMP diperMhatk ^dependen-cAMP- Reaksi-reaksi y.ing sebaliknya terjadi
Reaksi-reaksi Pen8akf|fan
iik-, l , y.ing
McGarry JD, Kuwajima M, Newgard CB, Foster D\V, Katz J- Fro dietary
protein fosfatase-1 diperlihuk ? en8an anda panah tebal, dan rt*iksi- nya glukosa di hati dan laktat di otot masing-masing karena
a ar cAMP menurun akibat aktivitas fosfodic;.!0 83i landa Panah Pu,us-Pu,us- Hal y^n8 glucose to liver glycogen: The full circle round" A., ""I Review of
rase a keberadaan dan ketiadaan glukosa 6-fosfatase.
y ng menyebabkan glikogenesis. Nutrition 1987:7:51.
AMP siklik mengintegrasikan regulasi glikogenolisis dan
Melendez-Flevia E, Waddell TG, Shelton ED; O tim"
maupun glikogen sintase dapat difosforilasi secara reversibel di lebih glikogenesis dengan memacu pengaktifan fosforilase secara
molecular design in the evolution of metabolism- *
dari satu tempat oleh kinase dan fosfatase yang berbeda. penyakit herediter yang ditandai oleh pengen f glikogen dalam bersamaan dan penghambatan glikogen sintase. Insulin bekerja
molecule. Biochemical Journal 1993;295-477 1 le glycogen Radziuk J,
Fosforilasi sekunder ini memodifikasi sensitivitas bagian/tempat jumlah atau tipe abnormal cli jarinp1^1 kegagalan memobilisasi secara timbal-balik dengan menghambat glikogenolisis dan
Pye S: Hepatic glucose uptake, elucnr..
utama terjadinya fosforilasi dan defosforilasi (:multisite merangsang glikogenesis.
glikogen. Penyakit-penyakit 1 regulation of glycogen synthesis. Diabetc t0?n^SIS and thc
phosphorylation). Fosforilasi sekunder ini juga memungkinkan diringkaskan di Tabel 19-2. Defisiensi herediter enzim-enzim spesifik dalam metabolisme Research Reviews 2001; 17(4):25o a
Metabolism
insulin menimbulkan efek yang timbal- glikogen di hati dan otot menyebabkan penyakit penimbunan Roach PJ: Glycogen and its metabolism n
balik dengan efek cAMP melalui peningkatan glukosa 6- fosfat RINGKASAN glikogen. Medicine 2002;2(2): 101. Urrent Mlecular
(lihat Gambar 19-6 dan 19-7). Shearer J, Graham TE: New persnerr;
Glikogen merupakan bentuk simpanan lltanu karbohidrat di REFERENSI organization of muscle glycogen C A- stora8e and Physiology
ASPEK KLINIS dalam tubuh, terutama di hati dan otot. 2002;27:179 & a"ad,an JUr"aI Applied
Bollen M, Keppens S, Stalmans W: Specific features of glycogen
Di hati, fungsi utamanya adalah mcnycdiakan glukosa untuk Wolfsdorf Jl, Holm IA. Glycogen J-
jaringan ekstrahepatik. Di otot, senyawa in, berfungsi utama metabolism in the liver. Biochemical Journal 1998:336:19. genetic, and biochemical ch ^ d,seases- Phenotypic,
Penyakit Penimbunan Glikogen Bersifat Ferrer JC, Havre C, Gomis RR, Fernandez-Novell JM, Garcia- Rocha M, de Endocrinology and MetaboP '"C"st,cs' and therapy. 1999:28:801
Herediter sebagai sumber bahan bakar metabolik Merab1*"' Clm.cs of North America
yang dapat segera digunakan oleh otot. la Iglesia N, C.id E, Guinovart JJ: Control ol glycogen deposition. FEBS
Penyakit penimbunan glikogen [glycogen storage disease) adalah Glikogen disintesis dari glukosa melalui jalur glikogenesis. Letters 2003;546:127.
suatu istilah generik untuk menjelaskan sekelompok Senyawa ini diuraikan melalui jalur tersendiri. Y'"ju
glikogenolisis. Glikogenolisis menyebabkan terbentuk
BAB20:GLUKONEOGENES,S& KONTROL GLUKOSA DARAH / ,75

20
Glukosa

Glukoneogenesis & GLUKOSA-


Glukosa
6-fosfat

Kontrol Glukosa Darah


David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc Glikogen
AMP Fruktosa
6-
FRUKTOSA-16- fosfat
P.lSFOSFA Fruktosa -- cAMP
TASE 1. 6- Fruktosa (glukagon)
bisfosfat 2,6-bisfosfat

Dihidroksiaseton fosfat
,1 lSi piruva
PERAN BIOMEDIS karboksilase mitokondria mcn^.it.il> ' k ss
ATI
Fruktosa 2.6- Gliseraldehida
NAD' ^
> NADH i- H~
bisfosfat (\ GLISEROL 3-
mt
Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor menjadi oksaloasetat, suatu reaksi ^u)lin nlcnS*^iS FSFAT
nonkarboh.drat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat dengan vitamin biotin sebagai kotn/m sebelum NADH + H-
1,3-Bisfosfogliserat Gliserol 3-fosfat
utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat,' cot bikarbonat sebagai karbnks.h.ou cAMP
(glukagon) 4-- ADP
penambahan CO, ke piruvat (C.arn^" at ADP^^,
gliserol, dan prop,onat. Hati dan ginjal adalah jlti glukoneogenik nleng alists
utama. ' kedua, fosfoenolpiruvat karboksi 11
nlcnja<Ji fsl\v dekarboksilasi dan *"ATP
Glukoneogenesis memenuhi kebutnh l . u jika fosforilasi ()ksa'-'sc scii;lga ^onot enolpiruvat dengan menggunakan * iliserat
Gliserol
karbohidrat dari makanan atau 1 11 ,;nkin3sC ^ar-' fosfat. Di hati dan ginjal. reaks, (bukaa
gen
kurang memadai. Pasokan glukosa siklus asam sitrat (Bab 17) mcngh.* _ digUnala 2-Fosfogliserat
esensial terutama bagi sistem saraf d Cmp n a
* y ang cAMP
ATP seperti di jaringan lam), dan sehingga (glukagon)
glukoneogenesis biasanya bersifat f e?trSlt.' ^egagalan untuk reaksi fosfoenolpiruvat karbcAsikmas^ d
menyebabkan disfungsi otak yang da ^ ^P0glkeniia dan terbentuk hubungan antara akt,V c luaran berl=b.hn glukoneogenesis, untuk mcncegah
Fosfoenol
Alanin Asam
kematian. Glukosa juga penting In koma lemak
pt. b ^ niengganggu oksaloasetat untuk glukoneogenesis y. . aktivitas siklus asam
kadar zat-zat antara siklus asam sitrat3 ^ memPerta^an'<an adalah Sitrat
asam sitrat.
sumber utama asetil-Ko/v lemak B. FRUKTOSA 1,6-BISFOSFAT & FRUKTOS Piruvat
)arin an FOSFOENOLPI
glukoneogenesis membersihkan 1^ 8 - Selain itu, otot dan RUVAT
6-FOSFAT 5-f'oslat,
eritrosit serta gliserol yan, j-/ang dihasilkan oleh adiposa. Pada KARBOKSIKINASE
Perubahan fruktosa 1,6-bisWat 1,6- __ p.RUVAT
hewan pemamah bialf * ^ n jaringan metabolisme karbohidrat Asetil-KoA
untuk pembalikan glikolisis^d.kata mu]sa0 apakah
di runVln ?rP'0nat adalah produk biak), dan merupakan substrat bisfosfatase. Keberadaan enam Piruvat
gM,
utair,PC^Ul pertama pemamah suatu jaringan mampu memb nu g no. ATP , ADP
a S u^oneogenesis. E
NADH + H
tidak saja dari piruvat, tetap. juga . nllingkm
ini terdapat di hati, ginjal, dan otot . fc,
+ P. |
GLUKONEOGENESIS MEUBATKAM tidak ditemukan di otot jantung dan otot po c.
GLIKOLISIS, SIKLUS ASAM trri
BEBERAPA REAKSI KHUSUS SERTA Glukosa 6-Fosfat & glukosa NADH + H iksaloasetat.

Perubahan glukosa 6-fosfat m e n j a d i g h ^ ^ d a n gi")1'-


Sowar Termodinamik Menceaah
glukosa 6-fosfatase. Enzim.niterebpa^. h.^ ^ Malat -*?
Pembalikan Sederhana Glikolisis Siklus asam s,,raa_Ketoglutarat
tetapi tidak di otot dan Janngan dapat
f mengekspor glukosa kc dala
Tiga reaksi tidak-setimbang dalam glikolisis dikatalisis oleh propionat

heksokinase, fosfofruktokina*,- ^ kinase, menghambat Suksinil-KoA


O glukosa 1 -Fosfat & glikogen Fumarat
pembalikan sederhana elLl" PrUVau membentuk glukosa Pemecahan glikofn ^ yk
(Gambar 20-1). Reaksi-^a^| terjadi sebagai berikut.

A. Piruvat 8c Fosfoenolpiruvat (Gambar 19-1)*


Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis
melibatkan dua reaksi endotermik. Piruvat

174
BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID
176 /

BAB 20: GLUKONEOGENESIS & KONTROL GLUKOSA DARAH / l 77


Hubungan antara glukoneogenesis dan jalur glikolitik
GLIKOLISIS & GLUKONEOGEN bAL,K HARUS
diperlihatkan di Gambar 20-1. Setelah transaminasi atau
DIATUR SECARA TIM KARENA KEDUANYA ^bel 20-1. Enzim regulatorik dan enzim adaptif yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat.
deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan piruvat
atau zat-zat antara siklus asam sitrat. Oleh karena itu, reaksi yang MEMILIKI JALUR YANG >
j Aktivitas pada ! v ... , : ; Puasa ; ; : Pemberian : dan ;
dijelaskan sebelumnya dapat menyebabkan perubahan laktat TETAPI BERLAWANAN ARAM ^ ok- ...........................: Karbohidrat ; Diabetes : Penginduksi : V
Sebagian besar perubahan mctal'oh'"1^ tcjr;l V >:
maupun asam amino glukogenik menjadi glukosa atau glikogen. ;
Propionat adalah prekursor utama glukosa pa^a hewan perubahan ketersediaan substrat -n Penekan
:
pemamah biak; senyawa ini memasuki proses glukoneogenesis Aktivator Inhibitor
' crkaiO
melalui siklus asam sitrat. Setelah esterifikasi dengan KoA,
sinter . j'kogenolisis, glikolisis, dan oksidasi piru /at nsulin, glukosa 6- Glukagon fosfat
propionil-KoA mengalami karboksilasi menjadi D- metilmalonil-
j.bel.
KoA, yang dikatalisis oleh propioml-KoA karboksilase, suatu enzim
yang dependen biotin (Gambar 20-2). Metilmalonil-KoA rasemase
mengatalisis perubahan D-metilmalonil-KoA menjadi L- fosfofruktokinase-! ; f i Insulin ukagon 'AMP, fruktosa 6- ; Sitrat, ATP, glukagon fosfat,
metilmalonil-KoA yang kemudian mengalami isomerisasi menjadi Induksi & Represi Enzim-Enz,rn fruktosa j 2,6-bisfosfat, P ;
suksinil-KoA yang dikatalisis oleh metilmalonil-KoA mutase. Pada Memerlukan Waktu Beberapa
hewan bukan-pemamah biak, termasuk manusia, propionat
berba?1
Iin
berasal dari oksidasi-(3 asam lemak rantai-ganjil yang terdapat Perubahan aktivitas enzim di hati yang \ 2 0 - u

1
^ P'ruvat kinase f j 4- Insulin, fruktosa ukagon ruktosa 1,6- ; ATP, alanin, glukagon, bisfosfat,
pada lipid hewan pemamah biak (Bab 22), serta oksidasi insulin ; norepinefrin
kondisi metabolik dicantumkan *di a ij;ljc-sctitn ^ enzim berperan
isoleusin dan rantai samping kolesterol, serta merupakan substrat Piruvat ; f 4 dehidrogenase ! : <oA, NAD*, insulin, Asetil KoA, NADH ADP, piruvat j
dalam katalisis rtav-si dipc .
(relatif minor) bagi glukoneogenesis. Metilmalonil- KoA mutase UI irn ATP (asam lemak, badan keton)
(secara fisiologis ireversibel). V? . Jak , Glukoneogenesis ;
adalah enzim dependen-vitamin B)2, dan pa a defisiensi asam karena aktivitas enzim yang mengata ,M (lihat berlawanan bervariasi Piruvat karboksilase i! t 1 setil KoA 1 ADP
metilmalonat, enzim ini diekskresikan i urine (metilmalonatasiduria). secara timba 1 Peina^al^u
Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa me a ui lipolisis Glukokortikoid, sulin
1e l
20-1). Enzim-enzim yang berpc-ian <- > ,nja^ . . glukosa (yi. glukagon,
lipoprotein triasilgliserol dalam keadaan kenyang, gliserol dapat enzim glikolisis dan lipogc-ncsis ^Jaan aktif jika terjadi kelebihan
digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi glukosa, clan pac . urutun
triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat karboksikinase I I Glukokortikoid, 1 ;
enzim-enzim glukoneogenesis mempcr 1 ia ' olls terha ^ aktivitas. glukagon,
untuk glukoneogenesis di hati. Dalam keadaan puasa, gliserol yang Insulin yang disekresikan sc iagai c.. ^ s,nteM>
dibebaskan dari lipo isis triasilgliserol jaringan adiposa digunakan peningkatan kadar glukosa darah, rnenmfc e
^
semata mata sebagai substrat untuk glukoneogenesis di hati dan Glukosa 6-fosfatase ; 4 > Glukokortikoid, nsulin ;
enzim-enzim kunci glikolisis. lnsu in )U* glukokortikoid dan i'!
gmja . glukagon,
cAMP yang ^hikoncOgcncS*lS* epinefrin
menginduksi sintesis enzim-enzim kunci n

Modifikasi Kovalen oleh Fosforilasi Reversibel menjamin penyediaan oksaloasetat. Oleh kai' oksidasi selanjutnya
Berlangsung Cepat terjadi dalam siklus asam sitrat dei mengaktifkan piruvat karboksilase.
Pengaktifan -ngan karboksilase dan inhibisi timbal-balik piruvat d -
Glukagon dan epinefrin merupakan hormon yang berperan menurunkan l ' t . ^IUlVat oleh asetil-KoA yang berasal dari oksidasi menjelaskan
CoA-SH
cn3 SINTETASE CH, V U^^KSJLASE kadar glukosa darah, menghambat glikolisis, dan merangsang efek oksidasi asam lemak dal * * emak glukoneogenesis dan tidak
CH, glukoneogenesis di hati dengan meningkatkan konsentrasi cAMP. menyebabkan oksidTr!!-853"8 Hubungan timbal-balik antara kedua enyim
cn, CH, I
Hal ini pada gilirannya mengaktifkan protein kinase dependen- Vat
'
Bio,in H C COO'
COO' CO-s-CoA ' I cAMP sehingga terjadi fosforilasi dan inaktivasi piruvat kinase. nasib metabolik piruvat sewaktu teriadi jaringan dari oksidasi
Propionat ATP AMP+ PP ATP karbohidrat (gli ^jad!
Propionil-KoA ADP + p CO S CoA Keduanya juga memengaruhi konsentrasi fruktosa 2,6-bisfosfat
sehingga memengaruhi glikolisis dan glukoneogenesis, seperti glukoneogenesis saat transisi dari Uj, . 1,cn)aai keadaan puasa (lihat
o-Metilmalonil-KoA Gambar 20 n. p" asam lemak dalam mendorong <dukon* Utam*
dijelaskan kemudian.
^s*dasi memasok ATP yang diperlukan. & eooencsis adalah
Modifikasi Alosterik Bersifat Instan Fosfofruktokinase (fosfofruktokinase-1)
posisi kunci dalam mengatur glikolisis d menemPati subjek dari kontrol
COO" Pada glukoneogenesis, piruvat karboksilase yang mengatalisis umpan-balik. Enzim' ;'Ua ,"leniacli oleh sitrat dan oleh konsentrasi normal
Zat-zat antara
siklus asam sitrat
J' sintesis oksaloasetat dari piruvat memerlukan asetil-KoA sebagai
aktivator alosterik. Penambahan asetil-KoA menyebabkan perubahan
ATP
diaktifkan oleh 5AMP. 5AMP berfi.n, urascI serca
."
bat

CO-S Koenzim B struktur tersier protein, dan menurunkan K untuk bikarbonat. Hal ini
status energi sel. Keberadaan adenilil sM^di
berarti bahwa
CoA m

Suksinil-KoA L-Metil-malonil-KoA sewaktu terbentuk dari piruvat, asetil-KoA secara otomatis


Gambar 20-2. Metabolisme propionat
178 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA &METABOUSME KARBOHIDRAT &UPID BAB 20: GLUKONEOGENESIS & KONTROL GLUKOSA DARAH / 1 79

banyak jaringan lain memungkinkan penyeimbangan reaksi secara beradaptasi, kadar yang dapat ditoleransi menjadi jauh lebih rendah.
^t-'zat antara yang terfosforilasi dan yang tidak terfosforilasi p C,1gan
cepat Glikogun Kadar glukosa darah pada unggas secara bermakna lebih tinggi (14,0
Glukos.i hidrolisis netto ATP. Namun demikian, di otot, baik j^fofruktoki nase
mmol/L) dan pada pemamah biak jauh lebih rendah (sekitar 2,2
2 ADP <-> ATP + 5'AMP maupun fruktosa 1,6-bisfosfatase sedikit anyak memperlihatkan
mmol/L pada domba dan 3,3 mmol/L pada hewan ternak).. Kadar
Oleh karena itu, ketika ATP digunakan dalam proses-pro- ses aktivitas setiap saat sehingga me- ^ang sedikit banyak terjadi
yang lebih rendah ini tampaknya berkaitan dengan kenyataan bahwa
yang membutuhkan energi hingga terbentuknya ADP, [AMP] pendauran substrat (sia-sia). hewan pemamah biak meragikan hampir semua karbohidrat dari
a
meningkat. Penurunan [ATP] yang relatif kecil menyebabkan * l ini memungkinkan peningkatan cepat laju glikolisis Vang makanan nya menjadi asam lemak rantai-pendek, dan asam- asam ini
peningkatan [AMP] beberapa kali lipat sehingga [AMP] berlaku diperlukan untuk kontraksi otot. Saat istirahat, ke- Cepatan aktivitas umumnya menggantikan glukosa sebagai bahan bakar metabolik
sebagai amplifier metabolik perubahan kecil [ATP]. Oleh karena fosfofruktokinase sekitar sepuluh kali lipat ^bih tinggi dibandingkan utama di jaringan dalam keadaan kenyang.
itu, [AMP] merupakan penanda yang sensitif untuk status energi fruktosa 1,6-bisfosfatase; dalam ,l|uisipasi terhadap kontraksi otot,
sel. Dengan demikian, aktivitas fosfofruktokinase-1 diatur sebagai aktivitas kedua enzim itie- n'ngkat, yaitu aktivitas fruktosa 1,6- glukosa darah berasal barb makanan,
respons terhadap status energi sel untuk mengontrol jumlah bisfosfatase sepuluh kali ^'Pat daripada fosfofruktokinase sehingga glukoneogenesis, & GLIKOGENOLISIS
karbohidrat yang menjalani glikolisis sebelum zat ini masuk ke laju glikolisis netto SnV)a. Pada awal kontraksi otot, aktivitas
dalam siklus asam sitrat. Secara bersamaan, AMP mengaktifkan fosfofruktokinase Meningkat dan aktivitas fruktosa 1,6-bisfosfatase Karbohidrat dalam makanan yang dapat dicerna akan menghasilkan
fosforilase dan meningkatkan glikogenolisis. Konsekuensi dari menurun sc hi glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang kemudian diangkut ke hati
inhibisi fos- fofruktokinase-1 adalah penumpukan glukosa 6-fosfat ngga laju netto glikolisis (dan dengan demikian, pem- ^entukan melalui vena porta hepatika. Galaktosa dan fruktosa cepat diubah
yang pada gilirannya menghambat penyerapan lebih lanjut glu- ATP) meningkat sekitar seribu kali lipat. menjadi glukosa di hati
kosa di jaringan ekstrahepatik dengan menghambat heksokinase.
(Bab 2
KONSENTRASI GLUKOSA DARAH DIATUR DALAM KISARAN YANG G lukosa terbentuk dari dua kelompok senyawa yang menialani
SEMPIT glukoneogenesis (lihat Gambar 17-4 dan 20-1): f 1) kelompok yang
Fruktosa 2,6-Bisfosfat Berperan Unik dalam terlibat dalam perubahan netto langsung ' di glukosa, termasuk
Mengatur Glikolisis & Gflukoroeogenesis di Hati
Pada keadaan pascapenyerapan, kadar glukosa darah Pada kebanyakan sebagian besar asam amino dan mCn|?onat; dan (2) kelompok yang
Aktivator alosterik positif yang paling poten untuk mamalia dipertahankan antara 4,5-5,5 mniol/L. Setelah mengonsumsi merupakan produk ^^bolisme glukosa di jaringan. Oleh karena itu,
fosfofruktokinase-1 dan inhibitor fruktosa 1,6-bisfosfatase di Hati karbohidrat, kadar tersebut dapat meningkat menjadi 6,5-7,2 mmol/L, laktat mCW dibentuk melalui glikolisis di otot rangka dan eritrosit, yang
adalah fruktosa 2,6-bisfosfat. Zat ini menghilangkan inhibisi terhadap dan pada kelaparan, kadarnya dapat turun menjadi 3,33,9 mmol/L. kL1t ke hati dan ginjal tempat zat ini diubah kembali dianf giukosa,
fosfofruktokinase-1 oleh ATP dan meningkatkan afinitas enzim Penurunan mendadak glukosa darah (mis. sebagai respons terhadap yang kembali tersedia melalui sirkulasi
tersebut terhadap fruktosa 6-fosfat. Fruktosa 2,6-bisfosfat overdosis insulin) menyebabkan kejang karena ketergantungan otak
menghambat fruktosa 1,6- bisfosfatase dengan meningkatkan Km pada pasokan glukosa. Namun, jika hipoglikemia terjadi perlahan
untuk fruktosa 1,6- bisfosfat. Konsentrasinya berada di bawah sehingga pasien dapat
kontrol substrat (alosterik) dan hormon (modifikasi kovalen)
(Gambar 20-
3).
Piruvat
ti
Fruktosa 2,6-bisfosfat dibentuk melalui fosforilasi fruktosa oleh fmir. Kon,ro1 S'ikolisis dan glukoneogenesis di haf Pase fS? DARAH
2 6 bisfosfat dan cn/im bifungsion.il PFK-2/F-2.6 fosfofmu ?? ru^*-
6-fosfat oleh fosfofruktokinase-2. Protein enzim yang sama juga p ' '

berperan dalam penguraiannya karena enzim ini memiliki aktivitas 2_kinase//ruklosi 2,r>-|>jsfoslitasc). (PFK-t j 6-bi f aso'1 l6- Glukosa

fruktosa 2,6-bisfosfatase. Enzim bi- fungsional ini berada di bawah kontrol fosfofrukto-l-kin<is(i; I - 1 ise, fruktosJ alosterik)S a,aSe Tanda panah <
h< rk( l(>l

menunjukkan efc*
alosterik fruktosa 6-fosfat yang merangsang kinase dan
menghambat fosfatase. Oleh karena itu, jika pasokan glukosa
berlebihan, konsentrasi fruktosa 2,6-bisfosfat meningkat,
PerJUS Su^sfrat (Sia-sia) Memungkinkan Cepat**0*1 Glukosa 6-fosfat Glikogen
merangsang glikolisis dengan mengaktifkan fosfofruktokinase-1 dan
Secara Halus & Respons yang
menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Dalam keadaan puasa, Laktat - Piruval
glukagon merangsang pembentukan cAMP, mengaktifkan protein Piruvat -< Laktat
kinase dependen-cAMP yang pada gilirannya mengmaktifkan J't'k-titik kontrol dalam glikolisis dan metabolisme gliko-
fosfofruktokinase-2 dan mengaktifkan fruktosa 2,6-bistos- fatase melibatkan suatu siklus fosforilasi dan defosforilasi dikatalisis Laktat

melalui fosforilasi. Oleh karena itu, terja i s Iasi glukoneogenesis oleh glukokinase dan glukosa 6-fosfatase; s o ruktokinase-I dan DARAH
fruktosa 1,6-bisfosfatase; piruvat mase, piruvat karboksilase, dan
oleh penurunan konsentrasi ru tosa 2,6-bisfosfat yang
fosfoenolpiruvat karbok a inase; serta glikogen sintase dan Piruvat Alanin
menginaktifkan fosfofrukto inase an
menghilangkan inhibisi terhadap fruktosa 1,6- is os atase. fosforilase. Seharusnyj baHwa enzim'enzim yang saling bertentanga Alanin
vanp , kansccJcmikian rupa sehingga jika enzim-enzim yanp
Alanin
da,3m S,iko,isis sedang aktiF, enzim-enzim

file,, mS'ukoncogcncsis akan menjadi inaktif.


a demikian tidak terjadi akan terjadi pendauran antara

Gambar 20-4. Siklus asam laktat (Cori) dan siklus glukosa-alanin.


v nrho insulin clan glukagon-
rnbcl 20-3. Respons jaringan 1cm i. - -------- *T^ringan Adiposo .-J
Jkosa yang utama.
; Hati _..... -- - ; penyerapan glukosa Penyerapan glukosa ;
Jjg. Ukasi Jaringan asarn ,em Sin,esis aSOm
Sintesis glikogen ; Sintesis
fasilitatif Ditingkatkan oleh insulin Sintesis glik9en ; ..................... ----- protein..............................

Mal^kolon-p|aSentQ| I Sintesis protein .................................. .


............................. ....................... ; Ketogenesis
iPpankreas.usushaiu' Diturunkan oleh insulin Qj^oneogenesis .....................
................................................... ; Glikogenlisis !
1 Lipolisis
.ginjal, plasenta -""a dan Ditingkatkan oleh glukagon . Qj^Qpeogenesis
rangka,'j'f" Ketogenesis ______

, AMP (lihatTabel 20-1). Baik glikogenolisis


pembentukan cAJ hati berperan menimbulkan
Atrium , u Hormon ini J to'llkan
sentral dalam mengatur glukosa ara * sebagai respon
maupun glJ^^,uka yang kerjanya bertent^ngan
oleh sel P pulau Ungerhans d. Ungerhans bers^ cfekh.pcrgl.kem.k g g glukagon endogen

grJSS
terhadap hiperglikemia. Scl-sc P p e n g a n g k u t ^
:Serapan glukosa pcrmeabel bcbas terhadap gluko. * glukokinase-
20-3)-
k0n
^ntr dan glukosa mengalami fos on as menmg at
Qsi _:n vang Memengaruhi
itu, peningkatan glukosa * sitrat dan Hormon Lain ya^a
metabolik melalui gr.Uol.s.s, s.W ^ kanal Glukosa Darah
kare is, siklus asa ; kanal - menvekresikan hormon- Kdenjar
naan metabolik meiaiui & rA-rpi mengnanu , ^P^^.^^^Vingkltkan kadar glukosa hormon yang ccn*- B Hormon-hormon
Pembentukan ATP.
alira depolarisasi darah sehingga melawa (kortikotropin),
n K yang peka-ATP, menyebab * . kanal C. ti adalah hormon Sekresi hormon
Vang meningkatkan influks Ca- n^ ^ karena^
dan mungkm hormo Ukemia; hormon mi
^Itase, dan merangsang eksositosi konsentrasi g
hipog
^
kadar
pertumbuhan d.rangsang okh^P
insulin dalam darah setara c c geluaran i
rfek im

menurunkan P'^"6
Uarena hormon ini merangsang
t-h- Zat-zat lain yang
^ri pankreas adalah asam amino, ,fonilurea tolb
dapat bersifat ndak-bngsujas ^ ^
c
<n, glukagon, sekretin, dan <-> ^ utuk mobilisasi asam Plukosa. Glukokortikoid (1 1 -
an gliburid. Obat-obat mi & tipe 2 ( , er:a menghambat pem^-an dan juga
sekresi insulin pada diabetes m ^ 0bat'obatn' dan tabetes melitus oksisteroid) disekre tanpa diregulasi. Hormon
^esi ,nsulin pada
nondependen m aia^~ , 0bat' . frindan atR Epin ^ disintesis di j a r m g a n P koneogenesis melalui
'abetes melitus nondependen m ka,ATP-Ep,n,- cepat ini bekerja denganb'^n ^ino di hati akibat peningkatan
lengan menghambat kanal K1 yang P Insul ^
katabolis ^ misalnya
*56 s*,
l0rcpinefrin menghambat pe ^1 ^ denga11 lTiel jan otot fnduksi pada ^m kunci pada
sc;r
menurunkan kadar glukosa a n adips* /> jari Pemindahan glukosa triptofan dioksig glukokortikoid menghambat
ke dalam ) kosa (GLU ^ Lcngan merekrut pengangkut _ ^ P
glukoneogen'kosa & ekstrahepatiW. Dalam semua
,ehhati, pemakaia gbeker^a secara antagomstik terhadap
w dalam sel ke membr P pa jang
' ulinlejumlah sitokin yang disekresikan oleh makrofag
)0"8 dalika" > insulin
s
'ake dalam cara langsung memengaru iP erapan
insulin meningkatkan 1 g fl^ng ^ dan melnfiltrasi jaringan adiposa juga metmhkt efek yaniLan kerja
Ila
mUn mentngkatk n
yang dan
a insulin; bersama dengan glukokort.ko.d yang
kibat
melawan ) . , u,,i ;n; menielaskan
s, glikogenesis, dan b disekresikan oleh jarmgan adtposa. Ha m m l mengapa
at)el 20-1). resistensi insulin sering dijumpai p
obesitas.
Euinefrin disekresikan oleh medula adrena a
?,u^agon Bekerja Berlo^an tangsanganyangmenimbulkanstresCrasat^ut,
^Qan Efek Insulin 0ieh sel a perdarahan, hipoksia, hipoglikem.a, dsb) da ^sforUase
dihas'1K . likemia- glikogenolisis di hati dan otot karena sum lisis
^'ukagon adalah hormon ya"8 g 0ieh h'P 8 dengan ?,Ulau pankreas. melalui pembentukan cAMP. D. otot, ghkog
Sekresinya dir glilcogen epinefrin,
hat'i, glukagon 'nerangSTidak sepe"1 glukagon ^"eaktifkan
t0
fosforilase- forilase $ amino
>gon tidak berefek P^^is d ^ melalu. ^ meningkatkan
beU

S^a<n?'S* G'ukosa aa. la
^ >at. Pada semua efek in'. 8
aktivitas heksokin^- >
>rall glukosa seringkali
Pa^ 'n.Un,uk g|ukosa pad'1

^kinase adalah 10
BAB 20: GLUKONEOGENESIS & KONTROL GLUKOSA DARAH / 1 83

. Hati mengatur kadar glukosa darah setelah makan karena


Hormon yang biasanya dikeluarkan oleh kedua ini. mengandung glukokinase dengan Km tinggi yang
mendorong pemakaian glukosa oleh hati. .
Kebutuhan Energi pad a Glukoneogenesis . Insulin disekresikan sebagai respons langsung terhadap
Menjelaskan Mengapa Diet Ren hiperglikemia; hormon ini merangsang hat, untuk menyimpan
ng,*aWabetes Karbohidrat Menyebabkan Penurunan glukosasebagai glikogen dan mempermudah nenyerapan
^rQt Badan glukosa ke dalam jaringan ekstrahepatik. Clukaeon
karbohidrat yang sangat rendah dan ^"^^aingkan 20 g disekresikan sebagai respons terhadap hipo- ' plikemia dan
karbohidrat per hari atau kura ^ ,20 g/hari), mengaktifkan baik glikogenolisis maupun glukoneogenesis di
Cn
gan asupan yang dianjurkan sebcsar . batas, telah 'etapi hati, dan menyebabkan pembebasan glukosa ke dalam darah.
rl

dengan konsumsi lemak dan piotein njcan berat

j ,anjurkan sebagai regimen efektif untu ' an dengan


REFERENSI
n, meskipun diet semacam mi L nr i l k kesehatan. imua nas|hat tentang IT- Comments on metabolic needs for glucose and the role
diet yang bijabana . kone0genesis arena kebutuhan akan glukosa of gluconcogenesis. European journal of Clinical Nutrition
terus a * a^an tcrjadi; 1999:53 Sunpl 1 :S 107.
b cukup bermakna dari asam-asam
a,1
rUS dipenuhi PI Mooney RA: Hcpatocytcs: Critical for glucose
"kibatnya, kebutuhan ATP yang tmgg> ^ lc alui "homeostasis. International Journal of Biochemistry and Cell
oksidasi asam lemak.
N ]Kc fottTaLge A]: Regulation of glucose production bv the
R,K|
GKASAN liver. Annual Review of Nutrition 1999,19:379.
nil SI ClausTH: Hepatic gluconeogenesis/glycolysis: Regulation
Glukoneogenesis adalah proses sinte t ini
San and srcuctme/function relationships of substrate cycle
glikogen dari prekursor n o n k a r t c r s c d i a dalam gat penting
ketika karbohidrat ti* aS;im amino, enzymes.
Annual Review of Nutrition. 1991;11:465.
J^kanan. Substrat yang penting ,a<tat> gliserol, dan a Granner DK: Molecular physiology of the regulation of hepatic
propionat. , mengguna a
gluconecgenesis and glycolysis. Annual Review of
a Ur
glukoneogenesis di hati an ^itambah empat rcaksi-reaksi
p c^Shiow M^Magnuson*A: Cell-specific roles of glucokinase
glikolisis yang revers'b ^ reaks.-
rc glucose homeostasis. Recent Progress in Hormone Research
^i tambahan untuk menghmd" in

. tidak-setimbang yang memi^


en
a glikolisis dan glukoneogen ^ ak[,vltas ^"8 sama, tetapi C u 2t00FC6HuyP-s P, Heimberg H, Pipeleers DG: Glucose
bekerja berl a using in pancreatic beta-cells: A model for the study o other
ked
anya harus diatur secara t,mbal^ glucose-regulated cells in gut, pancreas, and hypothalamus.
Diabetes 2001 ;50:1.
BAB 2 1 : JALUR PENTOSA FOSFAT * JALUR LA,N METABOLISME HEKSOSA

Glukosa 6-fosfat

Jalur Pentosa Fosfat & Jalur Lain


Glukosa 6-fosfat
Glukosa 6-fosfat NADP' + HjO
^ NADP' + HjO
NADP +
HjO

Metabolisme Heksosa GLUKOSA 6-


FOSFAT NADPH + H'
S*. NADPH+ H-
Sfc. NADPH+ H-

6-Fosfoglukonat
David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc DEHIDROGENASE
6-Fosfoglukonat C I NftDp.
6-Fosfoglukonat
C. c NADP' V
NADP'
r NADPH + H
6- S*. NADPH + H'
FOSFOGLUKONAT N*. NADPH+ H'
DEHIDROGENASE CO,
, CO..
L-r.llclc-bld*1 ( ^n&oksK** CO Ribulosa 5-fosfat
Ribulosa 5-fosfat- C, /
6-fosiat. Ribulosa 5-fosfat
PERAN BDGMEDDS menghasilkan
3-fosfat. Karena glukosa
dua molckul gl'SLljalm ini 1 C, /
C. /
glukosa secara tuntas.
Jalur pentosa fosfat adalah rute alternatif untuk metabolisme ~KETO-ISQMERAii]
3-EPIMERASE
glukosa. Jalur ini tidak menyebabkan terbentuknya ATP,tetapi REAKSI DI JALUR PENTOSA F Xilulosa 5-fosfat
memiliki dua fungsi utama: (1) Pembentukan NADPH untuk BERLANGSUNG DI sitosol Ribosa 5-fosfat C.
sintesis asam lemak dan steroid, dan (2) sintesis ribosa untuk Xilulosa 5-fosfat C, /T\
membentuk nukleotida dan asam nukleat. Glukosa, fruktosa, . terdop# c-t
dan galaktosa adalah heksosa utama yang diserap dari saluran 111 cl meUU
Seperti glikolisis, enzim-enzim di )' P . u.r jad
cerna, dan masing-masing berasal dari pati/kanji, sukrosa,
di sitosol. Fidak seperti glikolisis. s . ^uka1^ .
dan laktosa dalam diet. Fruktosa dan galaktosa dapat diubah Sedoheptulosa 7-fosfat
dehidrogenasi dengan menggunakan .. vksi d ja U Gliseraldehida 3-fosfat
menjadi glukosa, terutama di hati. reV rS
C, /T\
sebagai penerima hidrogen. R a n g k a i a n -r noU ^ ^
dapat dibagi c. -K
Defisiensi genetik glukosa-6-fosfat dehidrogenase, yaitu menjadi dua fase: fase otSI nCltanUl & U 1 dan fase nnnnlciLtif
enzim pertama jalur pentosa fosfat adalah kausa utama r<versibcl. Pada htsc p<- ^ ulW*
dan fase nonoksidatif reversib ks
hemolisis sel darah merah yang menyebabkan anemia hemolitik clckarb^
6-fosfat mengalami dehidrogenasi dan pada
pada sekitar 100 juta orang di seluruh dunia. Asam glukuronat 5-fosfat-
menghasilkan suatu
'**6*.aouis.dii suaiupentosa,
utin'"" ribulosa . .. idiglukosa
t>~ i .. &
disintesis dari glukosa melalui jalur asam uronat yang secara
kedua, ribulosa 5-fosfat diubah kembali .nc b nlClibatU
kuantitatif sedikit, tetapi sangat penting untuk mengekskresi
fosfat melalui serangkaian reaksi yang (lihat Gam
metabolit dan bahan kimia asing (xenobiotik) sebagai
dua enzim: transketolase dan trans. c o
glukuronida. Defisiensi di jalur ini menyebabkan pentosuria 21- 1). Fruktosa 6-fosfat
esensial. Ketiadaan salah satu enzim di jalur ini (gulonolakton
Cc /
oksidase) pada primata. dan beberapa hewan lain menjelaskan Fase Oksidatif M e n g h a s i l k a n NADp ALDOLASE
mengapa asam askorbat (vitamin C) dibutuhkan oleh manusia, adi 6-fosfog

tetapi tidak oleh kebanyakan mamalia lain. Defisiensi di enzim- * Fruktosa 1,6-bisfosfat
Dehidrogenasi glukosa 6-fosfat ..nn0lakton
enzim untuk metabolisme fruktosa dan galaktosa menyebabkan FOSFOHEKSOSA I Ibisfqsfatase \
terjadi melalui pembentukan 6- os b yaw*1 FOSFOHEKSOSA ISOMERASE
ISOMERASE
penyakit metabolik, seperti fruktosuria esensial dan
galaktosemia.
dikatalisis oleh
suatu enzim" oleh glukosa6-fosfat(de
elukosa
depTnden-NADP
i
Gamlar ' leh enim'
0
Jan 21--
m dependen-N. ya Fruktosa 6-fosfat
Hidrolisis 6 -fosfoglukonolakton d.lakukai dikatalii*
C6 A' FOSFOHEKSOSA
JAILOR (PENTOSA FOSFAT MENGHASILKAN elukonolaktnn UiArnAase. Tahap oksidatil eI rlukar.
me ISOMERASE
glukonolakton hidrolase/lahap xriiet^
NADPH & RIBOSA oleh 6-fosfoglukonat dehidrogenase yang )U- terjad>
FOSFAT NADP- sebagai penerima hidrogen sa ribulosa y2 Glukosa 6-fo sfat
dekarboksilasi disertai pembentukan <.etc: i Glukosa 6-fosfat C,
5-fosfat. Glukosa 6-fosfat C,
Jalur pentosa fosfat (pirau heksosa monofosfat) adalah suatu irekuirsor
jalur yang lebih rumit daripada glikolisis (Gambar 21-1). Tiga Fase Nonoksidatif Menghasilkaim gnn jalur glikolisis. lalur lengkap,
molekul glukosa 6-fosfat menghasilkan tiga molekul CO, dan Ribosa
tiga gula lima-karbon. Zat-zat ini disusun kembali untuk l1u;1 enzim.
menghasilkan dua molekul glukosa 6-fosfat dan satu molekul Ribulosa 5-fosfat adalah substrat untu konfigurasi Ribulosa 5-
zat antara glikolitik, yaitu gliseraldehida fosfat 3-epimerase mengu ^
fruktosa 1,6-bisfosfatase.
/ 187

i i i,,ci AWrivitas ialur ini rendah di kelcnjar


II86/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME dalam keadaan *^ kcadaan lak[asi dan otot tangka.
.. .pimcr xilulosa 5-
mamana ya"g tempat jalut ini aktif menggunakan NADPH
di sekitar karbon 3 vans; mcnm-ntu clUOsa. Ribosa Jarmgan-iarm P asam lemak,
fosfat, yang juga merupakan suatu ct bulosa 5-fosfat sterotd,
5-fosfat ketoisomerase mengu^a yajtu prekursor d3lam
rntmllui glu<amaty dehidrogenase, dan glutation
menjadi aldopentosa-nya, ribosa 5 s \^tcsjs nUkleotida , I Sintesis glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-
am

untuk ribosa yang diperlukan untu ,mjnclahkan unit r foSonat dehidrogenase juga dapat diinduksi oleh tnsultn
dan asam nukleat. Transketolase ' ^ suatu ketosa d keadaan kenyang, saat lipogenesis memngkat.
GLUKOSA-6-
FOSFAT dua-karbon yang terdiri dari kaibon Qich sebab itu,
DEHIDROGENASE
'<c karbon aldehida suatu gula a c os. ^osa menjadi Ribosa Dapat Disintesis di Hampir
CH, O /3-D-
enzim ini menyebabkan perubahan r ^ ^ gU|a aldosa
Glukosa 6-fosfat Semua Jaringan
konolaktQn
f 9lu atclosa dengan pengurangan dua ar 1 c|ua karbon.
rncn
jadi suatu ketosa dengan Pe,;anT tianli difosfat u , sedikit atau bahkan tidak ada ribosa yang beredar
6-FoBfoglukonat Hanya sedtk ^ menyintes,5 nbosa yang
Reaksi tersebut memerlukan Mg cl tjua.|-arbon yang dalam darah seh ggaj^ nukkotida dan ^ nukleat dengan
I ^ NADP'
^itamin B ) sebagai koenzim. t.ugls , yang melekat diperlukan untu <*, fosfat (lihat Gambar 21-2). Untuk
UKONA di
T Pindahkan mungkin adalah glikolal mengatalisis
menggunaka \ : i gan tidak harus memiliki
ar n

CHOH
SEHAS tiamin difosfat. Jadi, "f flosa 5-fo*' kC
sk
'^MC5'S:tZ Jang berfungsLepenuhnya. Otot hanya
RIE
SA5^Sr
E NADP' Pe,T>indahan unit dua-karbon carl a tujuh-karbon ialUr
KXS- glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-
r,b
^ETOSOMER sa 5-fosfat yang membentuk * hida 3-fosfat- memtliki aktivitas S rendahi tetapl seperti
ASE S do
' ^ptulosa 7-fosfat dan aldosa transaldol- fosfoglukonat de S ^ mampu mcnyintesis ribosa 5-
CH;-0-@
*cdua produk ini k e m u d i a n mens- rbo
tiga-k "
^"dtgan membalikkan fase nonoksidatif jalur pentosa
r u osa
Bentuk enediol ansaldolase mengatalisis pemm a sedohept

L J'^roksiaseton (karbon 1-3) dan kct * meIT1bentuk fosfat dengan menggunakan fruktosa 6-fosfat.
H-C-OH CH -O - 0sf
^ ke aldn^-crr.Qpraldehida
P'droksiaseton 3-fosfat
(karbon 1 -3) dan keto u
membentuK_Uarbon
^ , yaitu
k<
(E), 0s
at kc aldosa*gliseraldehida oS 011
' mpat-karb al
> i-^ceaT & GLUTATlOINl
3-Keto 6-fosfoglukonat
fruktosa 6-fosfat dan aldosa -P ,anjut yang PENTOSA FOSFAT & GLUTAT10
,tr " "UKtosa b-tosrat u.m . blll - .
osa A n.i cam reaksi ^ b e r f u n g s > J PPOKSIDASE
,r"ro 4-fosfat. Dalam suatu reaks
MEUNDUNGI ERITKUDII
berfung
a
^ 'alisis Oleh transketolase, xilu' sa
._ eritrosa dari HEMOUSIS
donor glikolaldehida. Dala* 1 ^ ini adalah Lialur pentosa fosfet menghasilkan
CHOHt Di ^uk^td ksi glutation teroksidasi yang di- NADPH untuk me
at
f. , adalah penerima, dan P r sfat. ro
di & suam flavoprotem yang
r |osa 6-fosfat dan gliseraldehida 3- senlf>urna me"!- katalisis ole g utt tereduksi mengeluarkan H O,
CH,0-@
Cq
n
'uk mengoksidasi glukosa s e c h a r u s r
_ fosfel mengandung FA ^ g,utati proUsl.
Ribosa 5-
dalam suatu reaks y g d analog selenium sis-
fosfat Wtn1 ialur penOSa uh gliseraldeh nembalikan
PRPP
SINTETASE
~. en2.im untuk mcngub* lPiibatkan 1 1,6-
glukosa 6-fosfat. Hal im 'Jni fruktosa^.
enzim lukonC ge
CH;-0- SedohePtulosa 7- B t'idak men1'11*' '"glikolisi5 ini
Di iar msan
' yan! i ialur nrrn B ^"^"nme^bab^n^erusakan oksidatif di ^etnbran sel
fosfat aldehida 3-fosfat mengikut' I
",adi Piruvat. sehingga terjadi hemolisis.
.. Gluksa
Ti^Q>ur Utama Katabolis aa0 r-\ 1 iKURONAT, suatu prekursor
banyak Memiliki Pe ., <aU jalur
proteoglikan & glukuronida TPRKONJUGAS!
Meri,. di kedua ' Qjtfidasi
^et>to Un luksa 6-fosfat terdaPat jikolUis- ^ yang ADALAH PRODUK
Sa fos
fat sangat berbeda ^ dan 2 j^ur JALUR ASAM URONAT
li'Jak8iUuakar NADP dan bukan akin Pr0 oS-t fsfaI
' pada glikolisis merup J/Utpentosa ni hati, jalur asam uronat mengatalisis perubahan glukosa . j*
Fruktosa ada ITP yang dihasilkan d>lkoiisi, asam alukuronat, asam askorbat (kecuah p> manusia dan
ATP adalah produk u ,i0gan spesies lain yang askorbatnya adalah vltan^ dan pentosa
^iv 1 u <ilkan d] JReduksi (Gambar 21-4). Jalur ini jug,i rnerupa aM^
Pereduksi Dlho*' sinteS.s R oUsidatifalternat,funtuk glukosa yang seperti ) J P^
9
j khusus Menjalankan ^ aiipos.,
Xilulosa 5-fosfat fosfat, tidak menyebabkan pembentukan A* .
fosfat mengalami isomerisasi menjadi glllK 1

me*i|M - . /. naan * or;a

21-2. Jalur pentosa fosfat. (p


'V^afosfat bekerja aktif
Fruktosa a<tre
ial,tiroid, eritrosit,test
1 88/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID BAB 21: JALUR PENTOSA FOSFAT & JALUR LAIN METABOLISME HEKSOSA / 1 89

H-*C-OH H-C-O H-C-O-UDP H-C-O-UDP


NADPH + H- G-S-S-G 2HO
UDPGlc lN UDPGlc
FOSFO- H-C-OH DEHIDROGENASE H-C-OH
H-C-OH GLUKOMUTASE H-C-OH PIROFOSFORILASE

/A i V v PEROKSIDASE
JALUR ---------- ---- I I
HO-C-H HO-C-
HO-C-H
PENTOSA
FOSFAT
GLUTATION
REDUKTASE sI GLUTATION H
~C-OH H O I O I
H-C-OH H-C-OH
O
H-C-OH I
C -------------- I PP 2NAD- 2NADH H-i-
UTP H-C -----
H-C ------ + HO + 2H- i-o*
NADP- CH.OH
2G-SH- HO CH.-O- CH.OH O
Uridin difosfat
Gambar 21-3. Peran jalur pentosa fosfat dalam reaksi glutation peroksidase di eritrosit. (Ci-S-S-Ci, glutalion teroksidasi; G- Uridin difosfat glukuronat
<l-o-Glukosa
SH, glutation tereduksi; Se, enzim yang mengandung selenium). Glukos
6-fosfat glukosa (UDPGlc)
a 1-
fosfat Glukuronida HO
likan
, Vl-DU
kemudian bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
asam lemak, esterifikasi asam lemak. dan sc vic.s ^liirnya yang dapat
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc) dalam suatu
meningkatkan triasilgliserol scl 11 m ^an Spesifik. meningkatkan kadar UDP
reaksi yang dikatalisis oleh UDPGlc pirofosforilase, seperti O
kolesterol l.Dl.. Suatu kinase ' yaitu fruktoldnasc, di hati, ginjal, dan 0 II
terjadi pada sintesis glikogen (Bab 19). UDPGlc dioksidasi II H-C-OH
C-O- I
di karbon 6 oleh UDPGlc dehidrogenase dependen-NAD
usus. jni c-o- NADPH +
1 NADH HO-C-H NADP' H- H-C-OH
dalam suatu reaksi dua-tahap untuk menghasilkan UDP- fosforilasi fruktosa menjadi fruktosa 1-foslat. ^ j,jnasc> tidak bekerja CHO CO HO-C-H + H* NAD' I
HI* I HO-C-H HO-C-H
glukuronat. pada glukosa dan. tidak seperti g u j-c .^sujjn aktivitasnya tidak c=o A- c=o A. I O
I H-C-OH H-C-OH
UDP-Glukuronat adalah sumber glukuronat untuk dipengaruhi oleh puasa atau o <- ^etes, yang dapat menjelaskan H-C-OH H-C-OH
I I H-C
reaksi-reaksi yang melibatkan penggabungannya dengan mengapa pada pengidap c fruktosa disingkirkan dari darah dengan HO-C_H . i HO-C-H HO-C-H I
proteoglikan atau untuk reaksi substrat, misalnya hormon kecepatan Fruktosa 1 -fosfat dipecah menjadi l)-glisctalde ^ CHOH I *CH,OH c-o-
.11
steroid, bilirubin, dan sejumlah obat yang diekskresikan di dihidroksiaseton fosfat oleh aldolase B, suatu civ/*1 L-Xilulosa *CH OH L-Gulonat 0
ii 1*1' 1J c l S 1
urine atau empedu sebagai konjugat glukuronida (Gambar 31-13). A D-Glukuronat
terdapat di hati, yang juga berfungsi dalam giiko - dengan memecah 3-Keto-u- X'
Glukuronat direduksi menjadi L-gulonat, yaitu prekursor
fruktosa 1,6-bisfosfat. 1^"^,^is.lranenjacjj memasuki proses glikolisis gulonat H,0
langsung askorbat pada hewan yang mampu menyintesis
melalui fosfoiilasi 1 gliseraldehida 3-fosfat yang dikatalisis oleh NADPH + H- Oksalat
vitamin ini dalam suatu reaksi dependen-NADPH. Pada
triokinase ^ ^ ^ triosa fosfat, dihidroksiaseton fosfat dan gliseral e L-Gulonolakton CO,
manusia dan primata lain, serta marmut, kelelawar, dan Glikolat
O,
t
^strat fosfat, dapat diuraikan oleh glikolisis atau menjac i bagi
beberapa burung dan ikan, asam askorbat tidak dapat
aldolase dan dengan demikian glukoneo0 yang merupakan nasib TERHAMBAT DI PRIMATA TERHAMBAT PADA MANUSIA
disintesis karena tidak adanya L-gulonolakton oksidase. NADP DAN MARMUT
bagi kebanyakan fiuktos. ^ la
Glikolaldehida
L-Gulonat teroksidasi menjadi 3-keto-L-gulonat, yang i
dimetabolisme di hati. . f0Sf0_ d 2-Keto-L-gulonolakton
t
kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi L-xilulosa. L-
Di jaringan ekstrahepatik, heksokinase mengata |SK rilasi sebagian
Xilulosa diubah menjadi isomer D oleh reduksi dependen- TERHAMBAT PADA v
besar gula heksosa, termasuk 11 uktosa, tetaf ^ kosa menghambat PENTOSURIA o-Xilulosa 1-fosfat
NADPH menjadi xilitol, diikuti oleh oksidasi dalam suatu is
fosforilasi fruktosa karena zat ini nierup ^ substrat yang lebih baik a
reaksi dependen-NAD menjadi D-xilulosa. Setelah diubah
menjadi D-xilulosa 5-fosfat, zat ini dimetabolisme melalui jalur
pentosa fosfat.
untuk heksokinase. Bagairnan^ sebagian fruktosa dapat
dimetabolisme di jaringan a otot. Fruktosa ditemukan dalam cairan
*CH,OH
t
CH.OH
I' I2H] c-
0
n
semen dan c i janin hewan berkuku dan ikan paus. Aldosa reduktase NADH +
H-C-OH c=o 1
l NAD1 H- o=c
^_ kan di plasenta biri-biri betina dan berperan dalam se re ^ bitol ke HO-C-H D-Xilulosa I
ASUPAN FRUKTOSA DALAM JUMLAH HO-C-H H-C-OH
I
o=c -i
dalam darah janin. Adanya sorbitol dehidrogei ^ ^ hati, termasuk hati
BESAR MENIMBULKAN DAMPAK H-C-OH I
janin, bertanggung jawab untuk perU ^ sorbitol menjadi fruktosa. H-C
METABOLOK YANG BESAR CHOH D-XILULOSA CH,OH
Jalur ini juga berperan menye adanya fruktosa di cairan semen. REDUKTASE HO-C-H ksa,at
Xilitol ATP
Diet yang tinggi sukrosa atau sirup yang kaya-fruktosa (high- Mg> Diet *CH,OH L-
fructose syrup, HFS) yang digunakan dalam pembuatan makanan GALAKTOSA DIBUTUHKAN UNTUK SINTESIS ADP ^ A
Dehidroaskorbat
dan minuman menyebabkan masuknya sejumlah besar fruktosa LAKTOSA, GLBKOLIPID, PROTEOGLIKAN,
(dan glukosa) ke dalam vena porta hepatika. & GLIKOPROTEIN o-Xilulosa 5-fosfat

Di hati, fruktosa mengalami glikolisis yang lebih cepat


daripada glukosa karena zat ini memintas (bypass) tahap Galaktosa berasal dari hidrolisis disakarida laktosa ^ susu) di usus.
regulatorik yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase (Gambar 21-5). Senyawa ini mudah diubah menjadi g 11 hati. Galaktokinase
Hal ini memungkinkan fruktosa memenuhi jalur- jalur metabolik mengatalisis fosforilasi galaktosa
Jalur pentosa fosfat
di hati. sehingga terjadi peningkatan sintesis

Gambar 21-4. Ialur asam uronat. Cmenunjukkan nasib karbon 1 glukosa 1 , PO,- .)
BAB 2 1: JAlUR PENTOSA FOSFAT & JALUR LAIN METABOLISME HEKSOSA / 191

- Glikogon

Galaktosa GLIKOGEN SINTASE

FOSFORILASE
ATP

Galaktosa 1-fosfat

ADp J rcRHAMBAT PADA T%ALAKTOSEMIA


G *L ^ UDPGlc FOSFOGLUKOMUTASE
Glukosa
1-foslat URIDIM

Y\
CZP NAD* DIFOSFOGALAKTOSA
(
GLUKOSA

T)
4-EPIMERASE 6-FOSFATASE

TRANSF
UDPGal Glukosa 6-fostat Glukosa
Glukosa
1-foslat

NAD*
UDPGal
UDPGlc
Glukosa
A URIDIN
DIFOSFOGALAKTOSA 4-
EPIMERASE
ATP
Laktosa
UDPGlc
LAKTOS
PIROFOSFORILASE
PP A
SINTASE

ADP FOSFOGLUKOMUTASE
Glukosa
Glukosa 1-fosfat
Glukosa 6-loslat
i i,nci mcniadi laktosa di kelenjar mamaria
rubahan (A) galaktosa menjadi glukosa di hati dan (B) glukos*
Gambar 21-0. Jalur pc
dalam masa mcnyusui.
Gangguan pada Jalur Asam Uronat
nanusia adalah asam jV-aseti!neuraminat (NeuAc) R Disebabkan oleh Defek Enzim &
aubungan metabolik berbagai gulaamino . "ngkasan
Obat Tertentu
Sambar21-7. P ^thn di
d crl

Pada suatu penyakit herediter yang j tos

KLINIS Tibat
aspek
Gangguan pada Jalur Pentosa * untuk mereduks, L-xdulosa menjadi xiH
Menyebabkan Hemolisis Eritrosi
meningkatkan laju masuknya glukosa L-n l I i uronat Contohnya,
pemberian barbital ^ U u "I kepada tikus menyebabkan peninnkam k U
Defek genetik pada glukosa 6-fosfet dehid butano1 glukosa menjadi glukuronat, L-tl| k
"Versi
menyebabkan gangguan dalam pembentukan iSJAnn^' van8 Aminopirin dan antipirin mening^ "^! i 0 rbat
'
dijumpa,pada populasi yang berasa] dari \A j H'scring pada pasien dengan p e t o s u r i ^ c b k r e s l
^lulosa
Afro-Karibia. Kelainan ini bermanifesrasi , eranea dan
sel darah merah (anemia liemolitik) jik 831 he
molisis
terpajan oleh oksidan, seperti antimalari ^ rentan
3 ran8 Penyaluran Fruktosa dalam
atau sulfonamid, atau jika mereka ^pirin, Jumlah Besar ke Hati Dapaf
(Viciafava) dalam jumlah besar (lref msifac>g fova
......................................................................*-=: sis
Di hari, fruktosa menini>knrL-
favisiuw - sekresi VLDL sehingga terinH' f Slntcss trasilgliseroI dan
NADPH yang hanya dapat dibuat melalui jalur pentosa fosfat di peningkatan kolesterol LDl ( '^eitIa's^l'serlemia dan
eritrosit. Enzim ini mereduksi peroksida organik dan H O sebagai menyebabkan aterosklerosis (B dt '1|X dlanggap berpotensi
bagian dari pertahanan tubuh terhadap peroksidJ!lipid (Gambar 15-21). 'V ^elain itu, pemberian
Pengukuran transketolase eritrosit dan pengaktifannya oleh tiamin
difosfat digunakan untuk mcnilai status nutrisi tiamin (Bab 44).
192 ' BAGIANbienergetIka a. METABOUSME
KARBOHIDRAT BAB 21 JALUR PENTOSA FOSFAT & JALUR LAIN METABOLISME HEKSOSA / 193
& UPID
f * GI'kogen ----------
Seran dalam patogcnesis katarak diabetes. Jalur sorb.tol Jalur ini memiliki fase oksidatif yang bersifat ireversibel
^'ukosa 1 -fosfat 3 dan menghasilkan NADPH, serta fase nonoksidatif, yang
A 'PoUD (tidak terdapat di hati) berperan membentuk
ATP ADP uktosa
dari glukosa (lihat Gambar 21-5) dan akt.v.tasnya reversibel dan menghasilkan prekursor ribosa untuk
I
' ngkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi
n en sintesis nukleotida. Jalur lengkap hanya terdapat di
Glukosa
fuko di jaringan-jaringan yang tidak peka-insul.n y.; jaringan yang membutuhkan NADPH untuk melakukan
sintesis reduktif, mis. lipogenesis atau steroidogenesis,
f perifer, clan glomerulus ginjal. Glukosa ire u's
Cnsa sara

ncn sementara fase nonoksidatif terdapat di semua sel yang


)adi sorbitol oleh aldosa reduktase, diikuti oleh oks.das
memerlukan ribosa.
"I'0' menjadi fruktosa dengan keberadaan NA
Pada eritrosit, jalur ini memiliki fungsi utama untuk
Gltamin
rblto1 dehidrogenase (poliol dehidrogenase). Sorb,
dak mencegah hemolisis dengan menghasilkan NADPH untuk
bcrdifusi menembus membran sel, tetap, menumpuk
men
mempertahankan glutation dalam keadaan tereduksi
Glukosamin " yebabkan kerusakan osmotik. Secara bersamaan
ii G| sebagai substrat untuk glutation peroksidase.
ukoSamin a ar
ofk mioinositol turun. Pada hewan petcobaan akun ute
Asetil-KoA 0/b'to1 dan deplesi mioinositol, serta katarak d, bea
. Jalur asam uronat adalah sumber asam glukuronat untuk
konjugasi banyak endogen dan eksogen sebelum
ATP ADP iatdigah Oleh inhibitor aldosa reduktase, tetap' samF
diekskresikan sebagai glukuronida di urin dan empedu.
A/-Aselil- -f \ / UDP- ,n
> belum ada bukti bahwa inhibitor ,ni efek
glukosamin Fruktosa memintas tahap regulatorik utama pada
Glukosamin* Cncc
gah katarak atau neuropati diabetes pada manusu .
^Aseli glikolisis, yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase, dan
i.
9l^sar m er a n g sa n g sintesis asam lemak dan sekresi triasilgliserol

nin MJ!5'6"5'
Enzim di Jalur Galaktosa Vebabkan oleh hati.
^fosfa
t Galaktosemia Galaktosa disintesis dari glukosa di jaringan mamaria
G,i
*<osaminoglikan
dalam keadaan menyusui dan jaringan lain yang
(mis. heparin)
Padndak?amPUan tubuh memetabolisme 6alakt?. c{efek memerlukan galaktosa untuk sintesis glikolipid,
proteoglikan, dan glikoprotein.
Fosfoe:no,piruva| Pad. Vu,,PUan t111111*1 memetaDonw ,,
holl^aktosemia
Cl a tQ yang mUngkin disebabkan^h atau
^amk ^ ^ kinase, uridil transferase, ata transferase 4-epimerase
REFERENSI
^'kosaminogiika ^ah a*meskipun defisiensi ur j^etahui.
n .rT1 hialur0nat). ^alaU JCn,s defisiensi yang paling any , ^taSe yang adalah Ali M Rc*los P- Cox : Hereditary fructose intolerance. Journal of Medical
O'^oproioir, substrat bagi %Vei , , galaktitol, yang menumpuk t leb,h Genetics 1998;35:353.
C; ,abkai1 katarak. Keadaan umum p*? * uridil transfer a
Bron AJ, Sparrow J, Brown NA, Harding JJ, Blakytny R: The lens in
Penyakitnya disebabkan oleh c . i-fosfot diabetes. Eye 1993;7:260.
SdCn?e karena terjadi penimbunan ga ^j gagal
Asam siaiat, f
Dunlop M: Aldose reductase and the role of the polyol pathway in U
Qangljosida.' -fat anorganik di hati. uridil
diabetic nephropathy. Kidney International 2000;77:S3.
gfikoprotoin '
,V AAA ^A/VA/v ^ Menghambat lr5
H*n PCrburu
kan keadaan mental. Pa a memadai
Gambar 21-7 Ringkasan berbagai h. k C> c lrner
Horecker BL: The pentose phosphate pathway. Journal of Biological
G ik0Sar
efek
P ase terdapat dalam J1 niembentuk I PQal f95'6"
purm atau pirimidin lain da u ubungan H , ' nin Chemistry 2002;277:47965.
alosterik galaktosemia masih dap
dan TDP-Ay-asetilglukosamin.
dan TDP-Ay- a anak
asetilp|..^,_P ri |as
Ma es PA- Intermediary metabolism of fructose. American Journal *
tberka'tanden 3m k">8an , , g'ukosa. Hal ini metije . tumbuh-
of Clinical Nutrition 1993;58:754.
a
% Sgn,ainan ini retaP dapat ,Tdieibebasgal*053
fruktosa dalam jumlah besar secar-, L "n- CoQ ( U
Mehta A, Mason PJ, Vulliamy TI: Glucose 6-phosphate
vana r^riadi n ada DPGIC.) Nukl^'t
- ^ tit
'akeh
,ri
to D m,d,ndifo fat (TDP)-glu*< dehydrogenase deficiency. Ballieres Clinical Haematology
yang terjadi pada pemberian infu. 'enaVutr h i s

atau setelah mengonsumsi fruktosa cja|ntrav< n 2000; 13:21.


menyebabkansekuestrasifosfatanorga ^^? [Sa
(G VSAN
dan berkurangnya sintesis ATP. Akib ' i c^ ukt0sa y D. OMIM, On-line Mendelian Inheritance in Man, a reference work for
SatU^C^ rendah, f r u k t o s a * Jnl * 1 dapat me
purin de novo oleh ATP berkurang nhibj<.; . s^t a J
. , , ug> dan nprwL S1 sinr^: X>a Fsfat yang terdapat d slt^ ^engh^1' kn..7bkan nL- all genetic diseases. Diakses di http://wvvw.ncbi.nlm.nih.
cwl: : * r n * %TP. gov/entrez/query.fcgi?db=OMIM
urat meningkat, yang menyebabLrk-^^ntuL,51^65'5 ^ ^VaU api
- D
rruKto^* . 0i- p Van den Berghe G: Inborn errors of fructose metabolism. Annual R ev i e w
gout; Bab 33). PefUri
semia adlll, L.Xit S inrTen kedua Peny'' of Nutrition 1994; 14:41.
Usa ^8liL at deR.l:ransi fruktosa ^ ' s(o fy ' -C SlO yin
e s I 6 ia

NA^ 0ksidasi semPurna hasilkan


Defek pad MetsibollSsme Frukt fruktosa 1,^/ ADl)H dan CO, tanpa menghas*
Metmyehabkaini PemyaikBt e at tin picu oleh frukc
Kurangnya fruktokinase hati menyebal,
5
dan
V^ 47
6 na fr
egi t
t0sf
at J* alsteriu Varena fruktosa
^>8^ menShambat fosfo JCs>
T
cnri\&* $
C: h i < > ^tosa i -vmenyebabkan
^Uga y
esensial, dan ketiadaan aldolase B ya 5 an fruu p
ada h
. isensial,
.r ...i
danui.^n
icetiaaaan aiuuiaae d ya rru]^
s sur
I-fosfat menyebabkan intoleransi fnTmecah fru?Ur'a Hr "^it
U
tOsa tau.
diab
tQSa
c t,b
et6s
e
red s
a (to
!
Sa
ti
ter S
Hi t0,' Sd^litUs dijum in^ o nsa uu, dan hal it*'
AMP * PP
OKSIDASI K^o GENESIS

,n Cn
jadi asecjI- kr ,
VDP . 1,1 KOA Ul Cnjadi ATp

LUA
MITOKof

' lemak sehingga pada k ci _ tidak pcrnah


benar-benar dck Ichih larut air dan tcrtlzif
Karnitjn
lisasi atau sebagai anion asan
Asilkarnitin

iktifkan Sebelum
f kaf?NrnN
FfiLMJTO/L- KAJJINAS,L
2ASE -RA^NITIN /\u?An
7RANsFef - ANS
nula harus diubah mcnjacli lum dapat LOKASE MITO^DRI/X

dikatabolisme. Re** tahap dalam penguraian scitj


/ang memerlukan energi dari P dan koenzim A, enzim

n
asil- mengatalisis perubahan asam h has) menjadi

PP (Gambar 22-1)- fosfatase


asam lemak aktif igunakan satu fosfat berenergi-[l
Asilkamitjn
AMP dan
anorganik disertai hiking & lainnya yang memastikan Asilkarnitin
ksidasi-p
b& gsung hingga selesai. Asil-KoA sintel him
qndoplasma, pcroksisom, ser& embran luar
mitokondria.

antai-Panjang Menembus 'Hi


Mitokondria Sebagai in ^sfef^ ^
A^l~h
'>nk#rt\

Pengeluaran

Gambar 22-
sinfihI oksid.
196/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID

BAB 22: OKSIDASI ASAM LEMAK: KETOGENESIS / 197


rt lik
a dalam sintesis eliserolipid eter (Bab 24), kolesterol, dan l
pksidcisi Asnr> i
for" Karbon cl*?** den9an Jumlah (Gambar 26-2).
KA Plus Sebu knA ^en9hasilkan Asetil-
R-3ch2-2ch2_c-ct
5?KSIDASI ASAM LEMAK TAK-JENUH ifBRjAD| MELALUI //
Asam lemak ^Uakd Propionil-KoA CIS CIS
C r\-i S KoA
KoASH ATP mc,a,ui MODIFIKASI JALUR- KSIDASI-|J
jalur oS iu'T,ah acom karbon ganjil dioksidasi
mpai tcrsisj '-C, yang menghasilkan asetil-KoA Est Linoleil-KoA
Cr
SenyaiVa ln; d; , tiga karbon (pronionil-KoA). -cster KoA dari asam-asam ini diuraikan oleh enzim- Cll/irn
AMP + PP
yang biasanya berperan dalam oksidasi-P sampai ^erbcntuk 3 Siklus
SlWus asam sitnr 'n)ad' suksinit-KoA, suatu konstituen oksidasi-p 3 Asetil-KoA
PropioaUdari L , bar 2-2)' K^cn,
itu. residu senyawa A'-tvV-asil-KoA atau A'-m-asil-KoA, ergantung pada
R-3CH2-*CH2-C'VS-KoA Asil-KoA
satunya
bagian J , * . Icmak rantai-gan jil adalah satu- posisi ikatan rangkap (Gambar 22-4). enyawa A'-m-asil-KoA cis cis 0 ,, .
lemak yang bersifat glukogenik. mengalami isomerisasi (A3 cis > ~^<7?w-enoil-KoA isomerase) ^0 ,3 C'V'S KoA
kc tahap A2-tratis-K.oA pada ^ -Sldasi-B untuk menjalani hidrasi
(luar) dan oksidasi selanjutnya. A5-c/s-A9-c/s-Dienoil-KoA
Ban
MEMBRAN_DALAMM,TOKONDRIA T) >ENGANGKlJr SisiC yalc ATpam 1-erriak Menghasilkan cc,
ap A'-r/V-asil-KoA yang tersisa, seperti dalam kasus asam
' A-cis (alau trans) -*A3-frans-ENOIL-KoA ISOMERASE
KARN ^emindahan elckrr
linoleat, atau yang masuk kc jalur di titik ini setelah diubah oleh asil-
mN_ "spiratorik ""t" FADH; dan NADI -I di rantai KoA dehidrogenase menjadi A2-trans-A c/5-dienoil-KoA, kemudian
Sisi M
akan dimetabolisme seperti yang ditl>njukkan di Gambar 22-4.
(dala "'ncrgi-tingp,- all ,J*an terbentuknya empat fosfi,,
R-3CH2-2CH2-<^s_KoA
m)
^P5tan yanB HiJ. 1 U,ntUk.SC[iaP fujuli molckul asetil-

KETOGENESIS TERJADI JIKA LAJU OKSIDASI ASAM


Cr\-i S KoA
= 28). Total ter'bCfruksemUt k'i<la'' H"' (7 * 4 * //
Asil-KoA O
_ enghasiJiCan jq .10 asetil-KoA, dan masing-masing LEMAK DI HATI TINGGI AJ-frans-A-c/s-Dienoil-KoA
FAD
1ASE r f'trat sch,'ngga dihosilU oPada oksitJasi dalam siklus asam Dalam kondisi metabolik dengan laju oksidasi asam lemak yang (tahap A--/rans-Enoil-KoA pada oksidasi-p)
ASIL-KoA
DEHIDROGENASE I umul V ,0 mo1 = 80 Dua ATP tinggi, hati menghasilkan banyak asetoasetat dan D(-)- 3-hidroksibutirat
2^V h ,] en
* bersih pcr moj P g^tifan awal asam lemak sehingga 1 Siklus
FA (P-hidroksibutirat). Asetoasetat secara terus menerus mengalami Asetil-KoA
Rantai H2 oksidasi-p
DH, 2 *5l>6*=5470kl 106 ATP, atau 106
O respiratorik dekarboksilasi spontan untuk menghasilkan aseton. Ketiga zat ini
r-jch2=?ch2_c,v S- KoA Pcnibakaran asam pa/)^ ^ mcruPakan 68% energi bcbas
secara kolektif dikenal scbagai badan keton (juga disebut badan ^ Cr\J S KoA
&?-trans-Enoil-KoA
aseton atau (secara tidak tepat*] keton-keton) (Gambar 22-5).
I^h2 ASIL-KoA
imitat. Asetoasetat dan 3-hidroksibutirat dapat saling terkonversi oleh DEHIDROGENAS
A:-ENOIL-KoA
E
HIDRATASE
dk enzim mitokondria, yakni D(-)-3-hidroksibutirat dehidrogenase;
AJ-frans-A4-c/s-Dlenoil-KoA A*-c/s-Enoil-KoA
H
Peroksisom Mengoksidasi Asam Lerr keseimbangan dikendalikan oleh rasio [NAD*]/[NADH]
H- +NADPH -
R-3ch2-2ch2-^s_
Rantai yang Sangat Panjang ^ mitokondria, yi. status redolts. Konsentrasi badan keton total dalam Ar-(rans-.V-cis-DIENOIL-KoA
REDUKTASE
KoA
darah pada mamalia cukup gizi secara normal tidak melebihi 0,2 NADP1
*-(+)-3-Hidroksi- Di peroksisom ditemukan suatu bentuk modifd ^ (dari
asil-KoA mmol/L, kecuali pada pemamah biak yang membentuk 3-
B dan menyebabkan terbentuknya asetil-Ko t. ^ Jjuraik*an
NAD* hidroksibutirat secara terus menerus dari asam butirat (suatu
tahap dehidrogenase terkait-flavoprotein) yant, oleh katalase. Jadi, //
U*>-3-HIDROKSlASIL-
KoA DEHIDROGENASE dehidrogenasi di pero csls^kentukan terkait secara langsung dengan
produk fermentasi pada pemamah biak) di dinding perut A A A A C^S KoA

3 f\, pertamanya (rumen). In vivo, hati tampaknya adalah satu-satunya AAA^v


Jx fosforilasi c an pei rancai ATP.Sistem ini memfasilitasi oksidasi asam
NADH+H* H.O
4* organ pada hewan nonpemamah biak yang menambahkan badan
O ------- Rantai -ini ini AJ-frans-Enoil-KoA
respiratorik / l ^ r C ) Enzim-en keton dalam jumlah bermakna
C'X, s KoA
yang sangat panjang (misalnya <-,> spesies A3-c/s (atau trans) AJ-(rans-ENOIL-
3-Ketoasil-KoA diinduksi oleh diet tinggi-lemak dan pada e cu KoA ISOMERASE

KOA-SH
oleh obat hipolipidemik seperti klofibrat. asam

I TIOLASE
Enzim-enzim pada peroksisom tidak di
lemak rantai pendek; sekuensi oksidasi-p si lebih //
O oktanoil-KoA. Gugus oktanoil dan aseti .^^ksisom lanjut di C S KoA
II mitokondria. Peran lain oksi asi | P jalam adalah memperpendek rantai AA/Vk y>
RC^VS- samping o est Gambar 22-4. Rangkaian reaksi dalam oksidasi asam lemak tak- jenuh, AJ-/rans-Enoil-KoA
KoA^J i l rRab 26). Peroksisom )*> misalnya asam linoleat. Asam lemak AA-cis
atau asam lemak yang
Asil-KoA membentuk A'-c/s-enoil-KoA masuk ke jalur di posisi-posisi yang
pembentukan asam empedu (.oao
diperlihatkan. NADPH untuk tahap dienoil- KoA reduktase dipasok oleh 4 Siklus
Gambar 22-3. Oksidasi-P asam lemak. Asil-KoA ran 1 ^' ^5011 oi didaur melalui sumber intramitokondria misalnya glutamat dehidrogenase, isositrat oksidasi-p
reaksi 2-5, dengan asetil-KoA yang dipeca injan siklus oleh tiolase (reaksi 5). Jika dehidrogenase, dan NAD(P)H transhidrogenase.
radikal asil memiliki P^en(uj. hanya empat atom karbon, dua molekul asetil-KoA 5 Asetil-KoA
akan te pada reaksi 5.
2 CO, *Kata "keton-keton" seyogianya tidak digunakan karena 3-hidroksibutirat
/AG untuk reaksi ATP, seperti dijelaskan di Bab I 8.
bukanlah suatu keton rlan terdapat keton di dalam darah yang bukan
merupakan badan keton, misalnya piruvat, fruktosa.
198/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID BAB 22: OKSIDASI ASAM LEMAK: KETOGENESIS / 199

- l^oA) FFA
3-Hidroksi-3-Metilglutaril-KoA (H e5*lS
en
ATP
CH.-C-CH,
Adalah Zat Antara pada Jalur e KoA ASIl-KoA
SINTETASE
nbfntU .
Enzim-enzim yang bertanggung jawab dalam \ Esterifikasi Triasilgliserol
Asil-KoA Fosfolipid
badan keton terutama berkaitan dengan ^ 0Usidas*
Dua molckul asetil-KoA yang terbentuk da ^ hiU,i pem- X oksidasi-p
(Asetil-KoA),
P menyatu dan membentuk asetoasctil- o. ^ nleri|Pa^an
sun
balikan reaksi tiolase. Asetoasetil-KoA, \an ^ lang. ? bahan awal
O O
untuk ketogcncsis, ! ' ..ini le*11^
s LU
II II
dibentuk dari empat karbon terming ^ '^oI1Jensasi selama CH C CH C r\jS KoA
terjadinya oksidasi-p (Gambai ~~ ^ 0leb 3- Asetoasetil-KoA
HMG-KoA
SINTASE

asetoasetil-KoA dengan molekul lain a.scti ^entiik 3- KoA SH OH O


hidroksi-3-metilglutaril-KoA sintase m<- ^ ^jjroksi- TIOLASE
I II
hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMG- o ^ t^bkan HO CH CCH C >~\jS
3-metilglutaril-KoA liase kcnuu ian 1 iicnyisakan asetil-KoA terlepas dari KoA .1
CH;COO'
HMG-KoA, >>inr^ (crlepaS asetoasetat bcbas. Atom-atom karbon KoA SH 3-Hidroksi-3-metil-
*CH, *C r\j S KoA glutaril-KoA (HMG-KoA)
>an ^_ctjl.-KoA molckul asetil-KoA berasal dari moleku Asetil-KoA
D(-)-3-Hidroksibutirat
a s c h a r u s awal. Agar terjadi ketogcncsis, kedua en jj hati HMG-KoA
CH CO rv_/ S KoA LIASE
terdapat di mitokondria. Hal ini bans a c. i)i p-(")'3- dan cpitel
Asetil-KoA
pemamah biak. Pada keadaan ^tc keton
Gambar 22-5. Hubungan timbal-balik berbagai benda keton. D(-)- 3-
hidroksibutirat dehidrogenase adalah enzim mitokondria. Hidroksibutirat secara kuantitatif mcrupacan
CH
utama yang terdapat dalam darah dan nunc. C .1
CHCOO"
ke dalam darah. Jaringan di luar hati menggunakan badan keton ini Badan Keton Berfungsi Sebagai Bakar Asetoasetat
NADH + H
sebagai substrat respirasi. Aliran netto badan keton dari hati ke bagi Jaringan EkstrahepaNK
D(-).3-HIDROKSIBUTIRAT
jaringan ekstrahepatik terjadi karena sintesis aktif oleh hati dan DEHIDROGENASE_
. ahas'llkan
tingkat pemakaian yang rendah. Situasi sebaliknya terjadi di NAD'
Sementara mekanisme enzimatik aktil ng telah
jaringan ekstrahepatik (Gambar 22-6). OH
asetoasetat dari asetoasetil-KoA di hati, asetoase
CH _CH-CH -COO" D(-)-3-
Hidroksibutirat

Gambar 22-7. Jalur ketogcncsis di hati. (FFA, asam lemak bebas.)

Sementara asetoasetat dan D(-)-3-hidroksibutirat mudah


terbentuk tidak dapat direaktivasi secara langsung kccuali di
dioksidasi oleh jaringan ekstrahepatik, aseton sulit dioksidasi in
sitosol, tempat zat ini digunakan di jalur yang jauh kurang aktif
vivo dan umumnya dikeluarkan dari paru.
sebagai prekursor dalam sintesis kolesterol. Inilah yang
Pada ketonemia moderat, pengeluaran badan keton melalui
menyebabkan pembentukan netto badan keton oleh hati.
urine hanya mencerminkan sebagian kecil produksi dan
Di jaringan ekstrahepatik, asetoasetat diaktifkan menjadi
pemakaian badan keton total. Karpna terdapat efek mirip-
asetoasetil-KoA oleh suksinil-KoA-asetoasetat KoA transferase.
ambang ginjal (tidak terdapat ambang sejati) yang berbeda- beda
KoA dipindahkan dari suksinil-KoA untuk membentuk
antarspesies dan individu, pengukuran ketonemia dan bukan
asetoasetil-KoA (Gambar 22-8). Asetoasetil-KoA dipecah
ketonuria merupakan metode yang dianjurkan untuk menilai
menjadi asetil-KoA oleh tiolase dan dioksidasi dalam siklus asam
sitrat. Jika kadarnya dalam darah meningkat, oksidasi badan derajat keparahan ketosis.
keton meningkat sampai, (pada konsentrasi sekitar 12 mmol/L)
badan-badan keton ini menyebabkan perangkat oksidatif
KETOGENESIS DIATUR DI TIGA
mengalami kejenuhan. Jika hal ini terjadi, sejumlah besar TAHAP PENTING
konsumsi oksigen diperlukan untuk mengoksidasi badan keton. (1) Ketosis tidak terjadi in vivo, kecuali jika terjadi
Pada kebanyakan Icasus, ketonemia disebabkan oleh peningkatan kadar asam lemak bebas dalam darah yang berasal dari
meningkatnya produksi badan keton oleh hati dan bukan karena lipolisis triasilgliserol di jaringan adiposa. Asam lemak bcbas
defisiensi pemakaiannya oleh jaringan di luar hati. adalah prekursor badan keton di hati. Hati,
Gambar 22-6. Pembentukan, pemakaian, dan ekskresi badan keton. (Jalur utama ditunjukkan oleh tanda panah utuh.)
BAB 22: OKSIDASI ASAM LEMAK: KETOGENESIS / 199

FFA

ATP
KoA ' ASlL-KoA
SINTETAS
E
Esterifikasi Triasilglisero
Asil-KoA l
Fosfolipid

I. . .
CH CH-CH -COO D()-3-Hidroksibutirat

Gambar 22-7. Jalur ketog<?iesis di hati. (FFA, asam lemak bebas.)

Sementara asetoasetat dan D(-)-3-hidroksibutirat mudah


tcrbent11^ tidak dapat direaktivasi secara langsung kecuali di sitosol*
dioksidasi oleh jaringan ekstrahepatik, aseton sulit dioksidasi
tempat zat ini digunakan di jalur >*ang jauh kurang aktif sebagai 1
in vivo dan umumnya dikeluarkan dari paru
prekursor dalam sintesis kolesterol. Inilah yang mcnyc^a^'<an
Pada ketonemia moderat, penpelmr-,, I >
Perntentukan netto badan keton oleh hati.
r b 'uaran badan keton
pi jaringan ekstrahepatik, asetoasetatdiaktifkan menjadi
melalui urine hanya mencerminkan seba<>hn k I
asctoasetl'KoA oleh suksinil-KoA-aseto^stat KoA transferase- ^oA
dan pemakaian badan keton total. Karpna terdi atefT
dipindahkan dari suksinil-pCoA untuk mem- bcntuk asetoasetil-KoA ambang ginjal (tidak terdapat ambang sejati'png berWa-
(Gambar 22-8). Asetoasetil-KoA d iccah menjadi asetil-KoA oleh beda antarspesies dan individu, pcneuknri,, i . ,
tiolase dar> dioksidasi dalam siklus asam sitrat. Jika kadarnya dalam i i i - i, 5 ran ketonemia dan
d^rah meningkat, oksidasi badan keton meningkat sampai, (f?ada bukan ketonuna merupakan metode yano A', i menilai derajat
konsentrasi sekitar ^ mrnl/L) badan-badan keton ini menyebabkan ingkat keparahan ketosis. * 31f "an untu^
oksidatif mengalami kejenuh^fc. Jika hal ini adi sejumlah besar
konsunisi oksigen diperlukan untuk
mcngol<siclaSI k,adan keton.
KETOGENESIS DIATUR DI TIGA
pada ^c^anyakan kasus, ketonemia disebabkan oleh meni*1^3*11^ TAHAP PENTING
produksi badan keton oleh hati dan bukan karena defisiensi (1) Ketosis tidak terjadi in vivo k r peningkatan kadar asam
pemakaiannya oleh jaringan di luar hati. lemak bebas rcr,ac
^
berasal dari lipolisis triasilgliserol di iari * am darah yang
lemak bebas adalah prekursor badan H8* ***"'
1aaan
keton di hati. Hati,
200/ BAGIAN

BAB 22: OKSIDASI AS AM LEMAK: KETOGENESIS / 201

asetil-KoA. Oleh sebab itu, jika terdapat asetil-KoA dalam


Triasilgliserol jumlah signifikan, jumlah oksaloasetat akan memadai
JARING
ANEKSTRAHEp untuk memulai reaksi kondensasi pada siklus asam sitrat.
n,,
AT| - OTOT JARINGAN LEMAK

ASPEK KLINIS
Lipolisis

Oksidas
Gangguan Oksidasi Asam Lemak
i
Menyebabkan Penyakit yang Sering
Aselil-KoA Disertai dengan Hipoglikemia

Defisiensi karnitin dapat terjadi terutama pada neonatus-


dan khususnya bayi prematur-karena kurang
memadainya biosintesis atau kcbocoran di ginjal.
Defisiensi zat ini juga dapat terjadi pada hemodialisis. Hal
ini mengisyaratkan adanya kebutuhan mirip-vitamin akan
asam sitrat
karnitin dalam makanan pada sebagian orang. Gcjala
3-Hidroksibutirat
Asil-KoA defisiensi mencakup hipoglikemia yang disebabkan oleh
Esterifikasi gangguan oksidasi asam lemak dan akumulasi lipid disertai
kelemahan otot. Terapi kelainan ini adalah dengan
P-Oksidasi suplementasi karnitin per oral.
Asilgliserl
Defisiensi CPT-I herediter hanya mengenai hati yang
menyebabkan berkurangnya oksidasi asam lemak dan
Ja,ur |
Asetil-KoA
ketogenesis, disertai hipoglikemia. Defisiensi CPT-II
baik dalam keadaan kenyanp mo sekitar 30% asam Siklus asam terutama mengenai otot rangka, dan jika parah, hati. Obat
lemak bebas yanUn PlTa' mengekst pada konsentrasi tinggi, sitrat sulfonilurea (gliburid [glibenklamid] dan tolbutamid), yang
aliran asam T 7^ ^inl kuP banyak. Karena itu ^ yan!g ks,rihopatik.
digunakan dalam pengobatan diabetes melitus tipe ?
m?! mengatur mobilisasi aco, taktor-fcu_ Ketogenesis mengurangi oksidasi asam lemak, dan karenanya,
hiperglikemia dengan menghambat CPT-I.
r Wn-wuidii unggi, aliran asam L , ya sehinr,
c U ban
P y^ Karena itn melew
Defek herediter pada enzim-enzim oksidasi-p dan
Benda keton ketogenesis jUga menyebabkan hipoglikemia nonketotik,
mengatur mobilisasi asam Iemak'J^AtO, J .b
penting untuk mengontro, ketogene^ adip^ koma, dan perlemakan hati. Defek dapat terjadi pada 3-
hidroksiasil-KoA dehidrogenase rantai-panjang dan rantai-
(2) Setelah diserap oleh h 9dan Q pendek (defisiensi pada enzim rantai-panjang dapat
v-/
^u_o^i-Pmen
tcli] aiserap oleh h
aVco ^ beb'
(f.^Qp^'9- Regulasi ketogenesis. - '^lemak bebas POL1 Vane ln8 menyebabkan perlemakan hati akut pada kehamilan). Defisiensi 3-
mengalami .. J* amatau
oksidasi-p--menjad|
esterifilracl ,eniaki eb;
atau terestenfikasi menhHi'\ -T 2 atau bad. , b* dalam jalur metabolisme a karnit,n Ketoasil-KoA tiolase dan HMG-KoA liase juga memengaruhi
'XiiJ ^entukan derajat ketogenes.s.
Masuknya asam lemak kc ^rol dan f"fketo'' oleh karnitin nsfe.rase-|). penguraian leusin, yakni suatu asam amino ketogenik (Bab
palnJtoUttanrf ^ J* 29).
lemak lamnya yang terserap diesterifiV ^ dan ' kenyang, Jamaican vomiting sickness (penyakit muntah
aktivitas CPT-I rendall ( kasi' Dalam ,k an> lemak berkurang. S'01 'ib 3-bidroksibutirat adalah yang
jij^^ngiji eJles,s dapat dianggap sebagai 1 ^fljc dalam Jamaika) rimbul karena menyanrap buah mentah pohon
Pada keadaan jWga ^ daa akee yang mengandung toksin hipoglisin yang
O besa,.an hati mengoksidasi a'san.penibatasan
menginaktifkan asil- KoA dehidrogenase (rantai-sedang
^itnk mes^'pun terdapat peI11 ., {
^(-Cgt. ld^an oleh sistem dan rantai-pendek)., menghambat oksidasi-p dan
(Gambar 23-.) yan"Xn b
*C bada
" 1 iS / fosforilasi menyebabkan hipoglikemia. Asiduria dikarboksilat ditandai oleh
/an_ rnes
^ipun terdapat
daiamkeadaan
dalam keadaankeny kenyan, ada,ah
ang adJi^^ k^^Jk 1 J* C* Sk beC ^ ekskresi asam C- Q co-dikarboksilat dan oleh hipoglikemia
J (Gambar 22-10). Pada kea7' ,,,,,,Ditor poten .^ase ^ t a s i t r ' ^aki,,"" ,Debas yanS dU.T'5i bebas masuk ke sel hati dalam ^r, ^c9ra l*^':an 0^eh sistem
fosforilasi oksiclaksaloasetat,
nonketotik, serta disebabkan oleh kurangnya asil-KoA
k daan jnj> ,8' Q>T- a*kea
lan_ <ea Ct,e Ur
ftlik ^e C ^enja ,Sedlkit yang dioks
aan keadaa to tagi CI>
J dehidrogenase (rantai-sedang) di mitokondria. Penyakit Refsum
harid | u ' '' ^ T- C .a ; is, penurunan konsen^'
a eor
mengganggu ^Nua .
da,aI
"
semua terestenfikasi menjadi asjUlT^frCndah dan h ^ATn 'UPa d*n j'i Cr Pemisahan ^ c iimuiwu^- |; w adalah suatu penyakit neurologik yang jarang terjadi akibat
semua hati dalam
ccric,i menjadi asiU
konsentrasi
da Jise J P7j'
353,11
,aatl lem
da
n h1ai* . hari PU D -"mi cme oa K
hariuadalam
terestenfikasi lipoprotein . ^ d *aHnahdiddia
bentukmenjadi angh. ai*Pir ?S k0 V*n c Ur
%. W oksidasi
kl
U 1 Uk dmenjad' ,r>bebas" rota. ,
ar"irC^,e"Crfgi
,-rt1 *' ' mitokondria, dap-
letlj>a|., fklus asam sitrat memeta o |t(;1:ogenes|S'
asetil'
kelainan metabolik yang menyebabkan akumulasi asam
dalam bentuk lipoproteinasil-glj
hT an
ngku ?*
L 1 Uk da" oksidasi asam ^ <igah ^sidasi
e, llkan S Us
*^ asam asamsitrat
lemak men " igkatnya fitanat yang ditemukan dalam produk susu serta daging dan
sangat rendah (very low density upZ(bberat Uar Jns , serf"1 y> / memetabolisnie ogenesis. p
n^ bah'*'* ; ^ ini
disadari . baiiku.. , dapat terjadi karena m lemak pemamah biak. Asam fitanat diperkirakan memiliki
dengan ,..j, menu)11 i.mva
1 , rn0| ni0| lam: 0,,ya dalam an 145
or A ., O i|a^%^[NAD*] akibat niening oksaloasetat da efek patologis terhadap fungsi membran, prenilasi protein,
3 disadari s9|'' Ha|n^aruhi keseimbangan aitara konsentl.
(P\ dan ekspresi gen. Sindrom Zellweger (serebrohepatorenal)
d|lia
n
H.V ' ' menyebabkan berkuirang y mt,ng s ata1
M ^ Ui ok,-. ,meny*abkan prd ^i1 / adalah penyakit herediter jarang yang terjadi pada orang
tra asi
^jl' '(l,r -P pemben^ / Namun, 'imvat karboksilasey^tifUa oleh
pl, Uv
' at _ menjadi oksaloasetat,
SCtat
^alah produk ^
BAB 22: OKSIDASI ASAM LEMAK: KETOGENESIS / 203

Gurr MI, Harwood JL, Frayn K: I.ipid Biochemistry. Blackwell


BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID Publishing, 2002.
202 / Menentukan proporsi aliran asam lemak bebas yang ^ebih Reddy JK, Mannaerts GP: Peroxisomal lipid metabolism. Annu

teroksidasi kciimbang terestenfikasi; dan (3) Pemisahan asetil-KoA Rev Nutr 1994; 14:343.
Scriver CR, et al (editors): The Metabolic and Molecular liases of
antara jalur ketogenesis dan siklus
Inherited Disease, 8th ed. McGraw-Hill, 2001.
asam sitrat. Wood PA: Defects in mitochondrial bcta-oxidation of fatty acids.

Penyakit yang berkaitan dengan gangguan oksidasi asam lemak CurrOpin Lipidol 1999; 10:107.

menyebabkan hipoglikemia. infiltrasi lemak paca berbagai organ,


Asetil-KoA
dan hipoketonemia.
Insulin 1 Ketosis bersifat ringan pada keadaan kelaparan, tetapi parah pada
(?) 10 .. Asil-KoA &
W
T"I diabetes melitus dan kctosis pemamah biak.

Lipogenesis ASETIL-KoA j Sitosol REFERENSI


KARBOKSILASE
S, Bartlett K. Pourfazam M: Mammalian mitochondrial P~
oxidation. Biochem J 1996:320:345.
|:
ukao T, Lopaschuk C.D, Mitchell C.A: Pathways and control ot ketone
body metabolism: on the fringe of lipid metabolism. Prostaglandins
Lcukot Ivssent Fatty Acids 2004:70:243.

Palmitat

Gambar 22-10. Regulasi oksidasi asam lemak rantai-


panjang di hati. (FFA, asam lemak bebas; VLDL, ipoprotein
berdensitas sangat rendah.) Efek regulatorik positit +) dan
negatif diwakili oleh tanda panah putus-putus dan aliran
substrat oleh tanda panah utuh. .

term* ataU ^nngan ,ain- Namun' ekskresi keduanya secara


sinrfan ketac*aan peroksisom di semua jaringan. Pada mencrus dalam jumlah besar akan sccara progresif
ini terjadi penimbunan asam polienoat Cv-C di
Pa."gU;.a81 cadangan basa sehingga rimbul ketoasidosis.
jarinean orak A^ ... 26 38
hcrakibafS mC'itUS ya"B ,ak-'Crkontr'- hal ini dapa,
funs' k P^ien juga memperlihatkan lenyapnya
ejata sar Th11 Q^an Pero^som- Penyakit ini menyebabkan
tahu 'a CIar ^an se^a8ian besar pasien meninggal dalam
RINGKASAN
Oksidasi asam lemak di mitokondria menyebabkan
n pertama kehidupan. Cr cna,knya sejumlah besar ATP mdalui suatu proses
yang disebut oksidasi-P yang memecah unir-unit asetil-
A secara sekuensial dari rantai asil lemak. Asetil-
vanoQR dtSiS Ter'adi Akibat Ketosis oA dioksidasi dalam siklus asam sitrat yang juga
yang Berkepanjangan menghasilkan ATP.
dalarn^d^^11 ketn ^a^am jumlah melebihi kadar normal Badan keton (asetoasetat, 3-hidroksibutirat, dan aseton)
Chin I , lai ataU Ur'n masing-masing disebut ketonemia . dibentuk di nmokemdna hati jika laju oksidasi asam
kedu 'et'lernia) acau ketonuria. Secara keseluruhan, cmak tinggi. Jalur ketogenesis melibatkan sintesis dan
]ccac], ^a. !Sebur lcetos's. Bentuk dasar ketosis terjadi pada pt-'mecahan 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMQ.
van m v a^aran ^an berupa berkurangnya karbohidrat
dUa en/Jm kunci HM(-KoA sintase dan
iimu CCISe 13 ^'Serta' mobilisasi asam lemak bebas. Pola
sehin71 meta ^Sme mengalami peningkatan berlebihan
HMCi-KoA liase.
.. , I keadaan
l I m b u
ketosi patologis, seperti
ne8afa-negara dijumpai
Barat; pada
twin unnu -------------------------
s pa akini
ia etes melitus, yang tipe 2-nya sapisemakin
menyusui. Bentuk nonpatologis ketosis
sering Badan keton adalah bahan bakar yang penting bagi
I- r Pac^a kondisi pemberian makan tinggi lemak 1
jumpai* j negara-negara Barat;
>e,^ah ragatwin
beratLimb disease;pasca-absorptif.
pada keadaan dan jaringan ekstrahepatik.
etosis pada sapi menyusui. Bentuk nonpatologis ketosis
| * asetoasetat dan 3-hidroksibutirat adalah asam )er <c cuacan sedang
sarn Ketogenesis diatur di tiga langkah krusial: (1) kontrol
item ii can pada kondisi pemberian makan tinggi lemak dan
dan akan disangga jika terdapat di dalam mobihsas. asam lemak bebas dari jaringan adiposa; (2)
1
-Kcnrntif.
a tivitas karnitin palmitoiltransferase-I di hati, yang
BAB 23: BIOSINTESIS ASAM LEMAK & EIKOSANOID / 205
EfaS*"" '*'* S
'

23 CH CCKVS
Asoti!-
V
Enz biotin COO Enz-b.otin
Kathleen M. Botham, PhD, DSC KoA
S
ATP + HCO "
&peter/\.
/VI
yeS' *>, DSc ADP-*- P

I nil KoA (Enz, asetil-KoA
karboksilase.) 23-1. Biosintesis malonil-KoA. it
Gambar 23
K
PERAN BIOMEDIS vm, lain yang dikatalisis oleh malonil transasilase (reaksi
ta
npa
K
'du membentuk sawar permeabilitas, dan o
lb)" untuk membentuk asetil (asil)-malonil enzim. Gugus
Asam lemak disintesis oleh siste Se
mU cn
2m di kompleks tersebut terkoordmasi A
asetil menyerang gugus metilen di residu malonil yang
yang bertanggung jawab untuk m*" amitok0n,l ^kHCornya mcnkP NAL5PH. ATP14j Si-W
; leh satu cen. 1.1 1, dikatalisis oleh 3-ketoasiI sintase dan membebaskan CO,,
asetil-KoA di sitosol. Pada sebagian2^ Pall*tat (Seba
^i sumber CO..). uk akhirt|ya gsilngnya, dan palmi.at su,t
Pad;l
mamalia. kompleks asam lemak sintase aja M
membentuk 3-ketoasil enzim (asetoasetil enzim) (reaksi
adalah substrat utama untuk lipOpen0 mamalia> Rluk rr,asU 1 lmer yang terdiri dari dua monomer ideim -
beb** sintas 8 mn8andung 1), membebaskan gugus SH sistein. Dekarboksilasi
a
pemamah biak substrat tersebut all ^ P*U h c kctujuh aktivitas enzim affl
----- O
- 3SC P^a satu rantai polipeptida (Gambar^23 2^ l
bahan bakar terpentine J ^ vi, **** memungkinkan reaksi tersebut berlangsung tuntas, dan
suatu molekul priming asetil-KoA saSilase o
Penyakit-penyakit penting pada ' f ^ dari m^Ickul menarik sekuens reaksi keseluruhan ke arah selanjutnya.
belu sistein yang dikatalisis oleh aseti n
dilaporkan pada manusia. "i S*ss2:ss/sl -i ,bi ............................. Guaus 3-ketoasil akan tereduksi, terdehidrasi, dan kembali
terjadi pada diabetes melitus'tiJ\ ^ ^ dekatnya pada 4-fosfopantetein tereduksi (reaksi 3, 4, 5) untuk membentuki enzim asil-S
dan variasi daJam aktivitas jalur in' (dePenden-i,f jenuh. Molekul malonil-KoA baru berikatan l dengan SH
derajat obesitas. ' memengaruhj je * ,n) -
Asam lemak tak-jenuh dalam fosfol- .. ^^
K
Pentmg unruk mempertahankan *eIllbran
asam lemak tak-jenuh ganda terhad, menib*n o
bc :,d aSC i| KoA
>'-KoA ' ^n'ATp ' - ka ,b
(rasio P:S) yang tinggi dalam fen*' S> (G n kar
amb da
boksi. " asetil-KoA Hidratase A
Enoil
untuk meneegah penyakit jantung W ^ ^af
ss
b Uh
reduktase
memerlukan vita*- .">
En'.'-
C Malonil
memihki kapasitas yang terbatas untuk J;ri"gan 1* ,nsasilas Ketoasil
['"lah l ^ gand 'ni adalah suatu P'ot k iK
1 Cn e reduktas
lemak, dan memerlukan asam lemakndesatu.: *ai> e
'tin karK r arias Un g su u lt,c ,lf Asetil
iv.ni<tA., udn memeriukan asam lemak tab Sat^asi
makanan yang berasal dari tumbuhan
Nb!>nT';r ta T ' . t> nic-snbunit ' ^'V
^as ng-niasing mcngand-V J,
transasilase

n ik , o da . Pat alosterik regtn .>,d


1d
mi digunakan untuk membentuk T 'emk eJ1,1 ^< >ATp
^auis> d
dua
^ Ssunp ^ap:
. , a(Okarbo^V
UQ
temnnr i.. . tUk^ an-mlai
c>\ 0 . b1 u 1 Ketoas
b il
(C2o) yang menghasilkan eikn mai$ eiko nS,al sintase
V 4-Fosfopantetein
tromboksan, leukotrien, dan iip0,d r
memerantarai peradangan, nyeri, Z'" ' P'4a
UntUk *nCmu
dan (2 ) pemindahan

,uga mengatur koagulasi darah da tidu8r "d"> s C^ks ^Cntul< malonil-KoA.


ann-mflamasi nonsteroid, seoerri pr^i A ta . Qtn h S Asr, As h J
iH
menghambat sintesis prostaglandin.^"^ d ^ Sintase>A^JV
lh5QLtniak
Sintase
menimbulkan kontraksi otot dan h rUkotrien K an * 'dQ Vann, J Au^ ^a,19 Mengan<
penting
pentingdalam
dalamreaksi
reaksialerg,
a.erg,dan
dan pl^f' ^ot^k ^ ^teti *" Mengand* 4'-Fosfopantetein
Ketoas
il
ls
terr, 1 d f J
^bt ^>l'" '^ ' masing-masing
la al han sintas
JALUR UTAMA UNTUK SlNTM.c DE e
Asetil
NOVO ASAM LEMAK fllPo^ s
nt9s N^Un pe>igan ,,lasi dengan suatu P pi J transasilase
BERLANGSUNG 01 SITOSOL 6ENES|S)
Sistem ini terdapat di banyak jarinp
<:a8Pkut W 5
/ Ketoasil
redUk,aSe
Enoil V
(ase yt
Malonil
transasilase
kf mamalia
> dan se
redukta Hidrata
5
ginjal, otak, paru, kelenjar mamaria df!"- meliPuti u poiipep^ >V,
,ari"^ adi!ati u
nit r 'f0sfQ ngancju an mengambil aid1 f ^
<lnce
tejn ^ltamin asam
y54t<jGamb-
adalah suatu dimer dengan dua monomer polipeptida identik, I
44-18).
11 me,r u dan <e. Komp'e^ m ' asi| (ACP) (Cys-SH, sistein tiol). Gugus SH pada 4'-t'osfopantetein i Ss7 *3'2 , , m im lernak Sl,nri
Parr' >iliki keungg /^
protein Pen1.aVsistein ketoasil sintase monomer lain, yang mengisyaratkan susunan
^entalisasi proses
S J^asin P 0ks mull,enf,m. fvitas enzim dan P da reSidu nQmer mengandung semua aktivitas parsial serangkaian reaksi. XS'onier !CTdiri dari 111)11 .in.an
g"$us ^asinr^' JLr yang berinteraksi dengan separuh monomer komplementer.yang b-*ka,an * ebut Meskp;n "ari satu ^Using-masing
^0^ monomer didasarkan pada Wakil.
S., %i, f, r kedua monomer terseo paruh s enz"
a 11

\ clonal sebcnarnya ^
rantai asil dihasilkan secar<
Biosintesis Asam Lemak & BAB 23: BIOSINTESIS ASAM LEMAK & EIKOSANOID / 205

Eikosanoid 23 CH CO r\j s KoA- Asolil- DOCCH CQrs^S KoA

KoA Malonil-KoA

Enz biotin COO Enz biolin

Kathleen M. Botham, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc


ATP + HCO^
ADP P

Cambar 23-1. Biosintesis malonil-KoA. (Enz, asetil-KoA karboksilase.)

e^-KoAdff nS rabun^kme vin,r,ran,itokondri. bH['n'


PERAN N.\ni>|ATP. Mn-\
BIOMEDIS
t e sCr||51 Pephi membentuk sawar permeabilitas, dan sintesis ... Ua yang lain yang dikatalisis oleh malonil transasilase (reaksi lb),
ad
alahsubstrPada se^?ian h CS,S painn*tac dari3,1 subsrraC 1, 3 ga Sl,ml)t,r <X>.). Aseal-KoA enzim di kompleks tersebut terkoordinasi karena de oleh satu gen.
untuk membentuk asetil (asil)-malonil enzim. Gugus asetil
Pen^n1ahbiiri,rniaUnCuk,iP0gencSisarrniania,ia8,l,ko ',gSUn8n>'a- dan palni.W bebas adalah sii ^ aC*a mama*ia> kompleks asam lemak sintase adalah nias'11 ^'nKr
1 " ^sCtil-KA menyerang gugus metilen di residu malonil yang dikatalisis oleh 3-
yang tcrt*iri t*ari dua monomer idcntik, masing- si n8 mengandung
" bakar tr rat tersehuc adalah ase^taPl ^ he^n ^Cn^t-penyalc7endng yan8
baha clan HCO, (sebagai sumber ^Vbcba* adalah ketoasil sintase dan membebaskan CO,, membentuk 3-ketoasil
adalah substrat langsungnya, elan pa inita ketujuh aktivitas enzim asam lemak avv-- Pada satu rantai
dihasilkan (lyairUm0,ck^ d,IaPorkan pad Pent,ng pada JaJur ini M makanan- enzim (asetoasetil enzim) (reaksi 2), membebaskan gugus SH
produk akhirnya. polipeptida (Gambar 23-2). Pada a nya, suatu molekul /tri/ning aset i I
sistein. Dekarboksilasi memungkinkan reaksi tersebut
- KoA berikatan dengan fal,s SH sistein yang dikatalisis oleh asetil
berlangsung tuntas, dan menarik sekuens reaksi keseluruhan ke
transasilase
arah selanjutnya. Gugus 3-ketoasil akan tereduksi, terdehidrasi,
, i h TcjH^P arnhar 23-3, reaksi la). Malonil-KoA berikatan dengan
dan kembali tereduksi (reaksi 3, 4, 5) untuk membentuk enzim
Pembentukan Malonil-KoA Ada a atty di dekatnya pada 4-fosfopantetein ACP di monomer
^ ___ paaa jalur ini belum pernah asil-S jenuh. Molekul malonil-KoA baru berikatan dengan SH
Awal & Pengendali dalam Smtesi
dilaporkan pada manusia. Namun, inhibisi lipogenesis Lemak .
terjadi pada diabetes melitus tipe 1 (dependen-insulin),
dan variasi dalam aktivitas jalur ini memengaruhi jenis dan . jlain reaksi
derajat obesitas. Bikarbonat sebagai sumber CO, d i p c r l u . njl,KA
Asam lemak tak-jenuh dalam fosfolipid membran sel awal untuk karboksilasi asetil-KoA u1

penting untuk mempertahankan fluiditas membran. Rasio dengan keberadaan Al P dan asett o ^ j biotin
n

asam lemak tak-jenuh ganda terhadap asam lemak jenuh Asetil-KoA karboksilase memerlukan v. ^ niulti-
(rasio P:S) yang tinggi dalam diet dianggap bermanfaat (Gambar 23-1). Enzim ini adalah suatu p dengan
untuk meneegah penyakit jantung koroner. Jaringan hewan enzim yang mengandung subunit-su mini 1 biotin,
memiliki kapasitas yang terbatas untuk mendesaturasi asam jumlah bcrvariasi, masing-masing ",cn?;ll ,,-boks'1 dan
lemak, dan memerlukan asam lemak tak-jenuh tertentu dalam biotin karboksilase, protein pembawa liotin i.lt0rik- ^ea^Sl
makanan yang berasal dari tumbuhan. Asam lemak esensial transkarboksilase, serta tempat alosteri k ' ,1^'ilasi biotin
ini digunakan untuk membentuk asam lemak eikosanoik ini berlangsung dalam dua tahap. (1 "'l icirboksil ke
(C1()) yang menghasilkan eikosanoid prostaglan in, yang melibatkan ATP dan (2) pemindahan
tromboksan, leukotrien, dan lipoksin. Prostag an in asetil-KoA untuk membentuk maloni
memerantarai peradangan, nyeri, dan memicu tidur seita
juga mengatur koagulasi darah dan reproduksi. at Kompleks Asam Lemak ^*D^aSe[JjinnrTiGl TLijuh
anti-inflamasi nonsteroid, seperti aspirin bekeija dengan Suatu Polipeptida yang Menga
Aktivitas Enzim
menghambat sintesis prostaglandin. Leukotrien eree<
menimbulkan kontraksi otot dan bersifat kemotakti seita pada
penting dalam reaksi alergi dan peradangan. Pada bakteri dan tumbuhan, rnasn^maSin^iU^an radikal
sistem asam lemak sintase terpisah, dan lten^r0tejn yang
JALUR UTAMA UNTUK SINTESIS asil dalam bentuk kombinasi dengan saiatu protein,
DE NOVO ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) disebut protein pengangkut asil (^O7 ca ^ _ sistem
BERLANGSUNG DI SITOSOL ACP). Namun, pada ragi, mamalia, c an u jtjenzim
MoiUNG DO SDTOSOL sintase adalah suatu kompleks po 'PePn . Deran KoA.
Sistem ini terdaoar ^: 1 yang memasukkan ACP, dan mengam >! tQtenat dalam
Sistem
* 1 ini terdan A-
ginjal, otak, paril , ^ iarin8an "icliputi had, Kompleks ini mengandung vitamin asam p satu
v u, iceienjar mamaria, dan jaringan adiposa. bentuk 4-fosfopantetein (Gam ar i IinPeulan berupa
unit fungsional multienzim mcm.l.k, keunggu. , Gamw 23-2. Kompleks multienzim asam lemak sintase. Kompleks ini a d a j a d t a * dag," dua monomer polipeptida 2, masino-masino terdiri
dari tujuh aktivitas enzim dan protein pembawa asil ACP) (Cys-SH, sistein tiol). Gugus SH . irltkan susurnn satu monomerSak berdekatan dengan gugus -SH
pada residu sistem ketoas.l smtase monomer lain, yang mengyratkansusunan "kepala-ke-ekor" kedua monomer tersebut. Meskipun masing-masing
monomer mengandung semua aktivitas pars. ementer .yano
namun unit funRSional sebenarnya terdiri dari separuh dari satu monomer yang berinteraksi dengan separuh niono,ner kompleme, ter .yang ain. Jadi, dua
"antai asil dihasilkan secara bersamaan. Sekuens enzim d. mas.ng-mas.ng monomer didasarkan pada Wakil.
204
BAB 23: BIOSINTESIS ASAM LEMAK & EIKOSANOID / 207

keluar mitokondria (sitosol), yaitu tempat utama terjadinya


pada 4Tosfopantctc,in, menggeser residu asil jcnuh ke gugus SH sintesis asam lemak. Sitrat yang dibentuk setelah kondensasi
sistein bcbas. Rangkaian reaksi diulang enam kali lagi sampai asetil-KoA dengan oksaloasetat di siklus asam sitrat di
terbentuk radikal asil 16-karbon (palmitil) yang jenuh. dalam mitokondria, dipindahkan ke dalam kompartemen
Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim oleh aktivitas ekstramitokondria melalui pengangkut trikarboksilat.
enzim kctujuh di kompleks, yaitu tioesttrase (deasilase). Palmitat Dengan keberadaan KoA dan ATP zat ini kemudian
bebas harus diaktifkan menjadi asil- KoA sebelum dapat diproses mengalami penguraian menjadi asetil-KoA dan oksaloasetat
lebih lanjut melalui jalur metabolik Iain. Biasanya palmitat ini yang dikatalisis oleh ATP-sitrat liase yang aktivitasnya
mengalami esterifikasi menjadi asilgliserol, pemanjangan rantai meningkat dalam keadaan kenyang. Asetil-KoA kemudian
atau desaturasi,atau esterifikasi menjadi ester kolesteril. Di tersedia untuk .membentuk malonil-KoA dan sintesis
kelenjar mamaria, terdapat tioesterase tersendiri yang spesifik palmitat (Gambar 23-4). Oksaloasetat yang terbentuk dapat
untuk residu asil pada C8, C,(), atau CI2, yang kemudian ditemukan membentuk malat melalui malat dehidrogenase terkait-
dalam lipid susu. NADH, diikuti oleh pembentukan NADPH melalui
Persamaan untuk sintesis keseluruhan palmitat dari asetil-KoA enzim malat. NADPH kemudian dapat digunakan untuk
dan malonil-KoA adalah lipogenesis, dan piruvat dapat digunakan untuk membentuk
kembali asetil-KoA setelah diangkut ke dalam mitokondria.
CH3CO S KoA + 7HOOC CH CO S KoA +
14NADPH + 14Hf Jalur ini adalah cara untuk memindahkan ekuivalen
-> CK(0-guC00H + 7CO, + 6H,0 + 8K0ASH + 14NADP* pereduksi
Asetil-KoA yang digunakan sebagai primer membentuk dari NADH ekstramitokondria ke NADP. Cara lain adalah
atom karbon 15 dan 16 pada palmitat. Penambahan malat itu sendiri dapat diangkut ke dalam mitokondria
seluruh unit C2 selanjutnya adalah melalui malonil-KoA. untuk kembali membentuk oksaloasetat. Perhatikan bahwa
Propionil- KoA bekerja sebagai primer untuk sintesis asam pengangkut sitrat (trikarboksilat) di membran mitokondria
lemak rantai- panjang dengan jumlah atom karbon ganjil memerlukan malat untuk melakukan pertukaran dengan
yang ditemukan terutama di susu dan lemak hewan sitrat (lihat Gambar 13-10). Pada hewan pemamah biak
pemamah biak. hanya terdapat sedikit ATP-sitrat liase atau enzim malat,
mungkin karena pada spesies-spesies ini, asetat (berasal dari
Sumber Utama NADPH untuk perut pertama hewan pemamah biak [rumen] dan diaktifkan
Lipogenesis adalah Jalur Pentosa menjadi asetil-KoA di luar mitokondria) adajah sumber

Fosfat utama asetil-KoA.


^ADPH berperan sebagai donor ekuivalen pereduksi pada Pemanjangan Rantai Asam Lemak Terjadi
eduksi 3-ketoasil dan turunan 2-3-asil tak-jenuh (Gambar
di Retikulum Endoplasma
13-3, reaksi 3 dan 5). Reaksi oksidatif jalur pentosa fcsfat
lihat Bab 21) adalah sumber utama hidrogen Jalur ini (sistem mikrosom) memperpanjang asil-KoA
yangdiperlukan ntuk sintesis reduktif asam-asam lemak. jenuh dan tak-jenuh (dari CJ0 ke atas) oleh dua karbon
Secara bermakna, xingan yang mengkhususkan diri dalam dengan menggunakan malonil-KoA sebagai donor asetil
lipogenesis aktif dan NADPH sebagai reduktan, dan dikatalisis oleh sistem
hati, jaringan adiposa, dan kelenjar mamaria dalam enzim fatty acid elongase di mikrosom (Gambar 23-5).
:adaan menyusuijuga memiliki jalur pentosa fosfat aktif. Pemanjangan stearil-KoA di otak meningkat dengan cepat
fain itu, kedua jalur metabolik ditemukan di sitosol sel sewaktu mielinisasi untuk menghasilkan asam lemak C 22
hingga tidak ada membran atau sawar permeabilitas yang dan C24 untuk sfingolipid.
snghalangi pemindahan NADPH. Sumber lain NADPH
alah reaksi yang mengubah malat menjadi piruvat yang STATUS NUTRISI MENGATUR
catalisis oleh enzim malat (NADP malat dehidrogenase) LIPOGENESIS
ambar 23-4) dan reaksi isositrat dehidrogenase yang iadi
Pada banyak hewan, kelebihan karbohidrat disimpan dalam
di luar mitokondria (mungkin bukan sumber yang
bentuk lemak sebagai antisipasi dalam menghadapi masa-masa
>stansial, kecuali pada pemamah biak).
defisiensi kalori, misalnya kelaparan, hibernasi, dsb. Simpanan
ini juga yang menghasilkan energi untuk digunakan di antara
etil-KoA Adalah Bahan Baku
waktu makan pada hewan, termasuk manusia yang makan
Utama am Lemak
dengan interval tertentu. Lipogenesis mengubah kelebihan
:il-KoA dibentuk dari glukosa melalui oksidasi piruvat di glukosa dan zat-zat antara, misalnya piruvat, laktat, dan asetil-
m mitokondria. Namun, zat ini tidak mudah berdifusi KoA menjadi lemak yang
O O
II

208/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID BAB 23: BIOSINTESIS ASAM LEMAK & EIKOSANOID / 209

ini tidak cukup cepat diesterifikasi atau karena peningkatan


Glukosa lipolisis atau infiuks asam lemak bebas ke dalam jaringan, zat
II II ini akan secara otomatis mcngurangi sintesis asam lemak baru.
R-CH C r\s S KoA + *CH -C^ S - KoA
I Asil-KoA juga menghambat pengangkut trikaboksilat mitokondria
COOH
sehingga meneegah pengaktifan enzim oleh perpindahan sitrat
Malonil-KoA
dari mitokondria ke dalam sitosol.
Asil-KoA
Asetil-KoA karboksilase juga diatur oleh hormon, seperti
dan insulin melalui perubahan pada status fosforilasi
glukagon, epinefrin,
nya (rincian di Gambar 23-6).
3-KETOASIL-KoA
SINTASE
KoA - SH CO
Piruvat Dehidrogenase Juga Diatur oleh Asil-
O O KoA
II II
R CH C -CH. - C S - KoA Asil-KoA menyebabkan inhibisi piruvat dehidrogenase dengan
3-Ketoasil-KoA menghambat pengangkut pertukaran ATP-ADP di membran dalam
mitokondria. Hal ini menyebabkan
NADPH + H
r
3-KETOASIL-KoA
REDUKTASE k
R CH_ CH CH, -CO-S-NADP
KoA
OH O
3-Hidroksiasil-KoA

3-HIDROKSIASIL-KoA
DEHIDRASE
H.O

R CH tCH = CH *C r\j S KoA 2-frans-Enoil-KoA


NADPH + H'

Gambar 23-4. Penyediaan asetil-KoAdan NADPH untuk lipogenesis. (PPP, jalur pentosa fosfat; T, pengangkut trikarboksil K, pengangkut
a-ketoglutarat; P, pengangkut piruvat.)

2-frans-ENOIL-KoA
REDUKTASE

NADP'
O
R CH -CH,-CH,-C'VS-KoA Asil-KoA

membantu fase anabolik siklus makan tersebut. Status nutrisi LIPOGENESIS DIATUR OLEH MEKAN JANGKA Gambar 23-5. Sistem elongase mikrosom untuk memperpanjang rantai
organisme merupakan faktor utama yang mengatur laju PENDEK DAN JANGKA PANJANG asam lemak. NADH juga digunakan oleh reduktase, tetapi NADPH lebih
lipogenesis. Oleh sebab itu, laju ini tinggi pada hewan yang disukai.
mendapat makanan cukup dan mengandung proporsi karbohidrat Sintesis asam lemak rantai-panjang dikontrol ^rta
yang tinggi. Lipogenesis berkurang pada asupan kalori yang pendek oleh modifikasi alosterik dan kovalen e,r/^^ ^
Gambar 23-6. Regulasi asetil-KoA karboksilase melalui fosforilasi/
terbatas, diet tinggi-lemak, atau defisiensi insulin seperti pada dalam jangka-panjangoleh perubahan ekspiesi gen defosforilasi. Enzim diinaktifkan melalui fosforilasi oleh protein kinase yang
diabetes melitus. Keadaan yang terakhir ini menyebabkan mengatur laju sintesis enzim. diaktifkan oleh AMP (AMPK), yang selanjutnya mengalami fosforilasi dan
keadaan kenyang dan merupakan indikator banyaknya pasokan
peningkatan kadar asam lemak bebas plasma, dan telah diaktifkan oleh kinase protein kinase kinase yang diaktifkan oleh AMP
Asetil-KoA Karboksilase Adalah Enzim asetil-KoA. Sitrat mengubah enzim dari bentuk dimer tidak-aktif (AMPKK). Glukagon (dan epinefrin) meningkatkan cAMP sehingga
dibuktikan adanya hubungan terbalik antara lipogenesis di hati Terpenting pada Pengaturan Lipogene menjadi bentuk polimer aktif dengan massa molekular beberapa mengaktifkan enzim AMPKK melalui protein kinase dependen-cAMP. Kinase
dan kadar asam lemak bebas serum. Lipogenesis meningkat jika juta. Inaktivasi terjadi melalui fosforilasi enzim dan melalui enzim kinase juga diduga diaktifkan oleh asil-KoA. Insulin mengaktifkan
makanan yang masuk berupa sukrosa dan bukan glukosa karena Asetil-KoA karboksilase adalah suatu enzim alosce^ molekul asil-KoA rantai-panjang, yakni suatu contoh inhibisi asetil-KoA karboksilase, mungkin melalui suatu protein "aktivator' dan
fruktosa memintas titik kontrol fosfofruktokinase pada glikolisis diaktifkan oleh sitrat yang konsentrasinya meninj-, protein kinase terstimulasi-insulin.
umpan-balik negatif oleh produk reaksi. oleh karena itu, jika
dan memenuhi jalur lipogenik (Gambar 21-5). asil-KoA menumpuk karena zat
BAB 23: BIOSINTESIS ASAM LEMAK & EIKOSANOID / 211

jalur yang diperlihatkan di Gambar 23-10. Oleh sebab itu,


Sloaroil KoA kebutuhan gizi untuk arakidonat dapat diabaikan jika
O + NADH +H linoleat dalam diet memadai. Sistem desarurasi dan
r pemanjangan rantai sangat berkurang pada keadaan
0 Cyt b.
A DESATURASE kelaparan sebagai respons terhadap pemberian glukagon
dan epinefrin, dan jika tidak terdapat insulin seperti pada
NAD + 2H,0
diabetes melitus tipe 1.
Oleoil KoA
GEJALA DEFISIENSI TERJADI JIKA ASAM
Gambar 23-8' A'' Desaturase* mikrosom.
LEMAK ESENSIAL (EFA) TIDAK
ke dalam sua^u asam lemak jcnuh hampir selalu terletak Ji
TERDAPAT DALAM MAKANAN
a9 Suatu slstem enzimA9 desaturase (Gambar 23- Tikus yang diberi makan diet nonlemak yang mengandung
gv j. reCikulLim endoplasma akan mengatalisis perubahan vitamin A dan D memperlihatkan penurunan laju
i . i^KoA atau stcaroil-KoA masing-masing menjadi rVoil-KoA atau pertumbuhan dan defisiensi reproduksi yang dapat
olcoil-KoA. Reaksi ini memerlukan dan NADH atau NADPH. dipulihkan dengan penambahan asam linoleat, a-linolenat,
Enzim-enzim ini l^e, a rninp dengan sistem mono-oksigenase y-ang dan arakidonat ke dalam diet. Asam-asam lemak ini
SSSn^-"^(Bab.2). banyak ditemukan di minyak nabati (Tabel 15-2) dan
dalam jumlah kecil di tubuh hewan. Asam lipid esensial
'ikitcSIS ASAM LEMAK TAK-JENUH oakioA diperlukan untuk membentuk prostaglandin, tromboksan,
MELIBATKAN SISTEM EN2IM DKATURASE * leukotrien, dan lipoksin (lihat bawah), dan asam-asam ini
elongase juga memiliki beragam fungsi lain yang kurang. diketahui.
Asam-asam lemak ini ditemukan dalam lemak struktural
Ik 'katan rangkap tambahan yang disisipkan ke dalasi
sel, sering di posisi 2 fosfolipid, dan berkaitan dengan
Vmak tak-jenuh tunggal yang sudah ada selalu d*
e integritas struktural membran mitokondria.
saCu sama lain oleh satu gugus metilen (methyl*^
pisahkan^ ^cuali pada bakteri. Karena memiliki
Asam arakidonat terdapat di membran dan merupakan
l
nterrupt ^ ^ewan dapat membentuk famili co9 (asam ole^) 515% asam lemak dalam fosfolipid. Asam dokosaheksae-
esaturas tak-jenuh secara lengkap dengan cara kombin^ noat (DHA; 0)3, 22:6), yang disintesis dari asam a-linolenat
atau diperoleh secara langsung dari minyak ikan, terdapat
asam lent* ^an desaturasi rantai (Gambar 23'9)> NamU1^
dalam konsentrasi tinggi di retina, korteks serebrum, testis,
Pemanja ^njUkkan di atas, asam linoleat (co6) atau cx-lir^.
dan sperma. DHA sangat diperlukan untuk perkembangan
seperti yang diperlukan untuk sintesis anggota
otak dan retina serta dipasok melalui plasenta dan susu. Pa-
enat (^ atau <*>3 harus dipasok dari makanan. Linoleai
amili uu . menjadi arakidonat melalui y-linolenat 0\eU sien dengan retinitis pigmentosa dilaporkan memperlihatkan
dapat di
kadar DHA darah yang rendah. Pada defisiensi asam lemak
esensial, asam polienoat nonesensial dari famili 0)9,
terutama asam A5-8 "-eikosatrienoat (o)9 20:3) (Gambar 23-

-!- 22:3 -!- 22:4


Fami Asarn oleat 20:2
li 18:1 f menumpuk pada
co9 1 ^1 ifZs defisiensi asam
22:1 20:1 / ^ lemak esensial
24:1 #
/21
Asarn linoleat -* 18^^ 3 1
Famil 18:2 4 20:3 20:4 22:4 22:5
i
i1
co6
20:2 ' W

Famili Asam 20:3 * 20:4 22:4


18:2 22:5
<a3 -
linoienat
18:3
Gambar Biosintesis famili cog, &6, dan ^3 ^4 (T1 |emak tak-jenuh ganda. Setiap tahap dikatalisis oleh sistem pemanjang
ranta' atau desaturase m'krOS(7^; 1, elongase; 2, Ah desaturase; 3, Ar' desaturase; 4, A4
desaturase (Q, jnhibis>)-
212 /

BAB 23: BIOSINTESIS ASAM LEMAK & EIKOSANOID / 213

0
12 ___9
c~S es
ensial dan'j lcmali tra"s bcrsaing dengan Selain 'tu, asam Fosfolipid membran
KoA Diot
m micu
defisiensi asam leniak * lni sccara struktural serupa
Li"'BOi'-KoA(4-ok.ad8kadlonoi|.KoA) O. + d ong er ' (Bab 15>rta memiliki elek setara^ (Bab
c,,do,

NADH + H' 26). 6 "S* hipcrk0|cstt.rolcnlia Ja,, atero'^

Linoleat
A0
DESATURASE

2H.O +NAD * LEJV'AK{^icJ -2H


^'BENTUK DARI ASA^
^ ENUH G4NM c , KELOMPOK 1
Ci- Qan k,,i i Prostanoid
mnya meu ?,rapa asan' lemak tak-jc-nU1J^ PGE,

din |-a8landin (PQ arrna^lgis aktif clan cliken*1 TXA.


r-Linolenoil-KoA(A-ok1adekat,enojN
KoA) ^f).
t^a2itrbok- (tx>- '-kotr,s<
C

(Malonil-KoA^
. (ELONGASE) -Eikosatrienoat
''N. e> l>ekei f,15); Secara faali. senyawa 10m-y-
NADPH) ' rCScptor
terk ^ *lormon ^kal V'1" it,iKc lin0|Gnat)
^wiy, ^tt-protein c.
te
[ncnitnl11
, . erdapa, . fe>'
KELOMPOK 3
prostanoid
PGD.
PGE
PGF,
PGI
bias
anyabrakldonat (< ,donat dalam makanan ^ COOH TXA.
Dihomo-y-|jno!enoii-KoA Q!t,
eikosatrienoj). KOA) ' ^ ^ri DtPat diPeroleh dari
0l 1
Eikosat -2H Leukotrie
etraenoat n
O, + NADH + H'
U,ltul<
me ?SfoliPase a'SI, 2 fosfolipid di nieinbr" ,l-s ; LTA,
5.8.11.14-17*.
> ** Gambar 24-6]) ada j ^ Elkosapentaono LTB
A5
| +20 LTC
jaw scri tx
_2fATU . (p-rf -1'1i
\ RASE J atau seri LT, dan ^
kladokatetraenoat
SUbStrat 1
MLUR " Sdo^^Gamba^^ '
J Diet
2H.O + NAD' O ALAn
sin?e'OKsiGenase bebpe^H 8Ganoid

' v w0"5-^
Arakidonoil-KoA (As-^.u.ai. ,
tolrMnol,KoA)
Gam/>ar 23-70. Perubahan linoleat mpni i- mising-masing. (PG, prostaglandin; PGI, prostasiklin; TX,
tidak dapat melakukan perubahan ini arakidonat k ., n nsal biosintests fjur |jpoksigenase). Subskrip menunjukkan jumlah
C:
desaturase dan harus memperoleh
-' 'V kelomPk eik0f nn jal"rsik|0'0k5iSenaSe;
23 h r
lot
alit : LT-LX' lipkS ai senyawa-
lka,a
9), menggantikan asam lemak esensial dalam e nranRkapdi molekul dan sen asal diri sendiriyi. Enzim ini adalah suatu enzim bunuh-
kompleks lam, dan membran. Rasio osfolipid, Ii-, SL^Fi^ak Esensial Tidak Menjj$aluf diri. Selain itu, inaktivasi prostaglandin oleh 15-
lipid plasma dapat digunakan untuk m dafc ^sis'^aiEnya Semafa-mata hidroksiprostaglandin dehidrogenase berlangsung cepat.
a 111
defisiensi asam lemak esensial gnos(s t: Penghambatan terhadap kerja enzim ini oleh sulfasalazin
un ro
gKat sfaglandin atau indometasin dapat memperlama waktu-paruh
uk men^ran
Asam Lemak Trams DSduga Be S>
V .e
Ue
rki- mak esensial dalam prostaglandin dalam tubuh.
n den an
dlaOam IBetrhagai Penyakh g PembentukT Jala drfs,Tt
LiyBCOTRBiM& LIPOKSIN
idak m e
SakeLl ngHilangkanjejtidak
Sejumlah kecil asam lemak trans-tak-jenuj lemak DBBINTOK OlEH JALO^
n defisiensi asam
e Sensial da
i
pemamah biak (misalnya lemak^g *teniu*Cai' pad 2-7%).
^ 'nhibisi sintesis prostag an LIPOKSIGENASE
Asam-asam lemak ini berasal kerjT^L83 ^Hi^ di rumen,
tetapi sumber utama dalam dic^ r8aniSrn' dari minyak Leukotrien adalah suatu famili triena terkonjugasi yang
nabati yang cerhidrogenasi par*anUS'a adaJa^ dibentuk dari asam eikosanoat di leukosit, sel mastositoma,
l>
ars,al trombosit, dan makrolag oleh jalur lipoksigenase sebagai
VS diseba^'f respons terhadap rangsang imunologis dan nonimunologis.
^ aktivitas prostlagandin Terdapat tiga lipoksigenase (dioksigenase) berbeda yang
'll ^iasa sildo-oksigenase > aim
BAB 23: BIOSINTESIS ASAM LEMAK & EIKOSANOID / 215

214/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME

COOH
f7iIlP0^GiNASEj
,COOH

1 1 2 -LlPOKSIGiNAiij Arakidonat

COOH OOH
15-HPETE
)0~, COOH
Aspirin
COOH Indometasin
Ibuprofen
OH
15-HETE
PROST
ASIKLI COOH
OH
N COOH [5-LIPOKSIGENAsil
SINT HO-.
ASE
12-HETE

COOH !SMERASE

^J^alondialdQhi OH OH
,COOH
d; Imidazol
V H-0

SINTASE OH

COOH .COOH COOH


HP r^UPOKsicENASEj OH
L l ! i L i p o k s i n , mis., LXA
REDUKTASE

/ LeukrienA
OH
Leukotrien B, Giutalion

'

r
Asam glutamat^
NH ,
Glis'n .. v ,,
r " NH.'\
O,Ji\ HO-
NH; ! Sistein
Prostaglandin; TX,
HO Sistein Glisin OS

troP' 'ulkan oleh satu : Ho. o


'COOH
cnzini: I
'COOH OH
/
.vtt\a\v\Qt\Nve\aboVvsrf\e. xo& $ Av OH Leukotrien E<
e
^sev\s\a\W\aA\\>ada^ ^/ 'COOH Teukotfien D*
ksin seri 4 melalui jalur lipoksigenase. Beberapa konversi
OH
, | Hikotrien dan 'Penoat. HETE, hidroksieikosatetraenoat; , peroksidase; ,
Leukotrien C4

u ^J< SZ23"3- ^bahan asan, araki^^r^^-,ranW*idaSe: * ^pep.idas'e,


YAixw^w mw^oVvstue a\\^9 ^ no ^ w $ <
V A
"^'r on'^i di leukol"=" seri 3 dni I , on S-tran
tap* WuW* to ^* */L n
\ epoksida hidrolase; glutat'n
V\suV,aVto^tvTu^us,ewx.eto'p^4. ^ x^b \VS.\s
menyebabkan waktu pembekuan menjadi lebih lama. Pada
sm<WS\^wv-\aksqiy,&e%eneJaS,Q\\s^e^\^^JfAV^aVvtOcoW,s\tos\s hewan, hanya 1 ng/mL prostaglandin plasmayangdiperlukan
to%0*t**#o\,i*.^Weyi. Vtw^Vmn VaAat asavxx V -xCt\ \e<0 Xeo untuk menimbulkan kontraksi otot polos. Penggunaan terapeutik
prost.
c^' senyawa ini antara lain adalah untuk meneegah konsepsi,
hh & oU^ (VP^ y ^^2) diproduksi oleh dinding
V/c/an
menginduksi persalinan aterm, menghentikan kehamilan,
TiyY)\ex<\(iwga.v\fasvo^
^w^-.^v\v\Vv)^^u^uyv^vvtveug^'-^s\V.o^ \ ^ %^sit nierupakan inhibitor kuat terhadap l$kL^%^nist:jL meneegah atau mengurangi tukak lambung, mengontrol
peradangan dan tekanan darah, serta meredakan asma dan
cr
mboksan dan prostasiklin
Aav\ se&'v ^ ^ sumbatan hidung. Selain itu, PGD, adalah zat penginduksi tidur
\m\H\^W0wM. -UP iV'.\ n
*S tL ^cno , '> C yang kuat. Prostaglandin meningkatkan
dan TX.yangdibentukdari
'>r' fosfor'. menghambat pembebasan
V
|* ^ .V' v'
J
Q/ Pld ^an Pcmbcntukan PG, dan TX,.
Vtos\cu\o\dJVdaXaVxXcrt&X Q
K tef9p,- yQyiUOrtrmbosit yang sama kuatnya ^ Vai-,, adalah
'/Qu^ K\ia\ V\\^ . * agregator yang lebih lemah Mengubah keseimbangan
aktivitas dan

A'3-^ .jS' . p
ItomVkoW &smtes\s d\ uo^0^ ^ ^ ^
*W mwYaVw^Vaw v^oVousUvW' L * 0\c ^
Ws\s iat \m ^es\9\V &&&*''
Metabolisme Asilgliserol &
216/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID
biosintesis
tCrl^namc.|lT,,'Cmak l'->njne k-jcnuk
24
Sfingolipid
cAMP di trombosit, tiroid, korpus luteum, tulang janin, yanS masine. . t,V,tas en/in> dc--.uur.iM- dan clongasr.
adenohipofisis, dan paru, tetapi menurunkan kadar cAMP mcnipcrp as,ng mcnyisipk.m ik.it.in r.ingk^P
HCWan '8 -mi asil yang s udah ada.
di sel tubulus ginjal dan jaringan adiposa (Bab 25). t, n 1
desaturase r ,* . ^ memiliki A ', A\ dan A" Kothleen M. Bolham, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc
rangkap baru ^aPat nicnyisipkan ikatan
35301 Icni ik m Vnti Psisi 9 asani lem.ik. Karena itu.
Leukotrien dan Lipoksin Merupakan harus
Regulator Kuat Berbagai Proses Penyakit <lipernlT, lin,car ((oCl) Ja a-linolenat (co3)
da ri makan
' Uosanoid t , -'
Slow-reacting substance of anaphylaxis (SRS-A) adalah suatu yan
campuran leukotrien C}, D4, dan Er Campuran leukotrien
Sdisintesis 7 asam ,cmak Cu, (eikosanoat)
kclmpo ini berikatan dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh
k-kcl() Tm ,Cmak tscnsi;,, t,an membentuk PE*AN
ini adalah konstriktor kuat otot bronkus. Berbagai leukotrien BIOMEDIS penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan (termasuk hati
6sio,
ogis dan f , n p , scn>'awa Panting yang secara
ini bersama dengan leukotrien B( juga menyebabkan trmboksan I1?1',ko,0^is akti/; mdipmi prostaglandin, jantung, ginjal, otot, paru, testis, dan jaringan adiposa, tetap\
peningkatan pcrmeabilitas vaskular serta menarik dan otak tidak) tempat asam-asam ini dioksidasi atau mcneah
,cuk
otricn, dan lipoksin. Tri ^ ,Serl membentuk mayoritas lipid di dalam tubuh. dj
mengaktifkan leukosit dan merupakan regulator penting di re-esterifikasi. Pemakaian gliserol bergantung pada apakah
^hserol adalah lipid utama di timbunan lemak dan am nv.L-
banyak penyakit yang melibatkan peradangan atau reaksi *FBREHSI di ,,v,n.........................................
Peran senvawa ini dalam transpor dan jaringan memiliki gliserol kinase yang dijumpai dalim
da|& ,JW!UI aUa';m '4MU
hipersensitivitas tipe cepat, misalnya asma. Leukotrien Pen m makanan. Peran senyawa ini dalam transpor dan jumlah bermakna di hati, ginjal, usus, jaringan adiposa
bersifat vasoaktif, dan 5-lipoksigenase ditemukan di dinding Cook
^cM ob . Panan lipid serta pada berbagai penyakit, seperti
ni cokelat, dan kelenjar mamaria laktasi.
e^0ngati0n ;nhm y 'lc'd dc.sam ration and chain
arteri. Bukti-bukti menyokong peran anti-inflamasi lipoksin di diabetes, dan hiperlipoproteinemia akan dibahas
dalam fungsi vasoaktif dan imunoregulatorik, misalnya L'PproteifJS biochemistry of Lipins. TRIASILGLISEROL & FOSFOGLISEROL
e,br<incs. Vancc nil, Vance JE (editors). sfi ^'^ab selanjutnya. Sifat amfipatik fosfolipid dan
sebagai senyawa counterregulatory (chalones) pada respons Sebmenyebabkan keduanya
Vi l l i cn ycu cl i i i \a i i -' . ' Isangat
J . . . . . . . . . . . .cocok
. . . . . . . . . . . . . .digunakan
......... - , DIBENTUK MELALUI ASILASI
imun. ed fatty acids and cicosanoid -^agai
a
Lai komponen
W ............ utama
mcmhran membran sel. sel. Fosfolipid
Fosfolipid juga juga i<u
ikut
*crta dalam metabolisme banyak lipid lainnya. Sebagian TRIOSA FOSFAT
|sfolipid memiliki fungsi khusus; misalnya dipalnntoi Jalur-jalur utama biosintesis triasilgliserol dan fosfogliserol
Elsevier,
RHNGKASAN diringkaskan di Gambar 24-1. Zat-zat penting, seperti tri-
Fischer
2002S:. Dietary polyunsaturated 'Csuir adalah komponen utama surfaktan paru yang
formation in humans. Adv Lipid............
Kcs i . - n - ct *vwumnya mcnycnatman sindrom distres P crnal . Pada asilgliserol, fosfatidilkolin, fofatidiletanolamin, fosfatidilino-
Sintesis asam lemak rantai-panjang (lipogenesis) dilaksanakan alyunsaturaicu ^ ^ jadaannya menyebabkan sind
Fitzpatrick FA:inCydooxygenase enzymes: sitol, dan kardiolipin, yang suatu unsur pokok membran
oleh dua sistem enzim: asetil-KoA karboksilase dan sintase formation humans. Adv Lipid Res 1 n-gu atio ^ function. neonatus. Fosfolipid inositol di membran sel Scbagai prekursor
Curr Pharm Dcs 2004; 10:577. A c3rboxylase- second messenger hormon. sec ang platelet activating factor mitokondria dibentuk dari gIiserol-3-fosfht. Pada tahap fos-
asam lemak.
Kim KH: Regulation of mammalian acetyl coei -) (faktor penggiat trombosit) at. . SUatu alkilfosfolipid. fatidat dan diasilgliserol, terbentuk titik-titik cabang yang
Jalur ini mengubah asetil-KoA menjadi palmitat dan
Annu Rev Nutr 1997; 17:77. ion. Trends
signifikan di jalur tersebut. Dari dihidroksiaseton fosfat
memerlukan NADPH, ATP, Mn2*, biotin, asam Glikosfingolipid yang mengan> sfingosin dan residu gula serta
iMcMahon B, ct al: Lipoxins: revelations on dihasilkan fosfogliserol yang mengandung satu ikatan eter
pantotenat, dan HC03" sebagai kofaktor. asam lemak dan dllumP lembar luar membran plasma dengan
Pharmacol Sci 1001 ;22:391- ., v0tes. Dalam: rantai oligosa an . yang menghadap keluar, membentuk bagian
(-C-0C-), yang paling dikenal adalah plasmalogen
Asetil-KoA karboksilase mengubah asetil-KoA menjadi
Rangan VS, Smith S: Fatty acid synthesis in cu a Vancc gh *
malonil-KoA, kemudian sintase asam lemak, yakni suatu
Biochemistry of Lipids, Lipoproteins, am Permukaan sel dan penting (1) dalam perlekatan se Pengenalan
kompleks multienzim satu rantai polipeptida dengan tujuh
DE, Vance JE (editors). Elsevier, 2002. functional sel; (2) sebagai reseptor untuk toksin w (mis. toksin yang
aktivitas enzimatik berbeda, mengatalisis pembentukan Dihidroksiaseton (osfat
Sith S, Witkowski A, Joshi AK: Structura a Lipid Rcs organisation of the
palmitat dari satu molekul asetil-KoA dan tujuh molekul menyebabkan kolera); dan (3) S zat golongan darah ABO. Telah Gliserol 3-fosfal <-
animal fatty acid synt i
malonil-KoA. diketahui sekitar sch^J penyakit penimbunan glikolipid (glycol ip
2003;42:289. .. . cvClooxygcnasc* Plasmalogen PAF
Lipogenesis diatur di tahap asetil-KoA karboksilase oleh id sto> age (mis. penyakit Gaucher, penyakit Tay-Sachs) yang m
Smith WL, Murphy RC: The eicosanoi ^ ^ Bjocheiistry
pemodifikasi alosteris, fosforilasi/defosforilasi, serta masing disebabkan oleh defek genetik di jalur pengu glikolipid
lipoxygenase, and epoxygenase pathways. Vance Fosfatidat
induksi dan represi sintesis enzim. Enzim secara alosteris di lisosom.
.U'
diaktifkan oleh sitrat dan dideaktivasi oleh asil-KoA of Lipids, Lipoproteins, and Membranes. Kardiolipin Fosfatidilinositol
rantai-panjang. Defosforilasi (misalnya oleh insulin) HIDROLISIS MENGAWALI KATABOLISME TRIASILGLISEROL
(editors). Elsevier, 2002. . aCjj balance T
mendorong aktivitasnya, sementara fosforilasi (mis. oleh Wijendran V, Hayes KC: Dietary n-6 and n-3 and Triasilgliserol harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur
Diasilgliserol I
Fosfatidilinositol
glukagon atau epinefrin) bersifat inhibitorik. cardiovascular, health. Annu R<-v Nutr pokoknya, yaitu asam lemak dan gliserol -cbelum dafm dikaiabolisme
lebih lanjut. Sebagian besar proses h.drohs, (lipolisis) ini terjadi di
\ 1 4,5-bisfosfat

jaringan ad.posa d.sertal pern asam lemak bebas ke dalam plasma, FosfatidilkolinT riasilgliserol
Fosfatidiletanolamin
tempat asam-asan
Gambar 24-1. Gambaran singkat biosintesis asilgliserol. (PAF, faktor
penggiat trombosit.)

217
2 1 8 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID
BAB 24: METABOLISME ASILGLISEROL & SFINGOLIPID / 219

ATP ADP MAOH H"


KAO- HAUH dan faktor penggiat trombosit (PA I*). Gliserol 3-fosfat dan Pengaturan biosintesis triasilgliserol, fosfatidilkolin, dan
H.C-OH V T H,C-OH ^f
MC-OH dihidroksiaseton losfat adalah zat-zat antara dalam glikolisis, fosfatidiletanolamin didorong oleh ketersediaan asam lemak
HO-C-H ---------------------- -------------------- HO-C-H ------------------------------------------- -Srf''
c=o dan menjadikan keduanya penghubung yang sangat penting bebas. Asam-asam lemak yang lolos dari oksidasi umumnya
H,C-0- antara metabolisme karbohidrat dan lipid.
H.C - OH | GLISEROL KINASE |
Gliserol
GLISE M.C-O-0 diubah menjadi fosfolipid, dan jika kebutuhan ini telah
*/>-G8serol RCL . 3- DiNdrokslaMion
J-fosfit FOSFAT terpenuhi maka asam-asam tersebut digunakan untuk sintesis
loEHo Fosfatidat Adalah Prekursor Bersama dalam
wooc
Asi(-KoA (tarutama yent\) triasilgliserol.
wse Biosintesis Triasilgliserol, Banyak
GLISEROL 3-FOSFAT Suatu fosfolipid yang terdapat di mitokondria adalah
[ASILTRANSFERASE Fosfogliserol, & Kardiolipin kardiolipin (difosfatidilgliserol; Gambar 15-8). Senyawa ini
KoA
Baik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan oleh ATP dibentuk dari fosfatidilgliserol yang kemudian disintesis dari
sebelum dapat dibentuk menjadi asilgliserol. Gliserol kinase CDP-diasilgliscrol (Gambar 24-2) dan gliserol 3-fosfat sesuai
H,C O C R,
HO-CH mengatalisis pengaktifan gliserol menjadi jw-gliserol 3-fosfat. dengan skema yang diperlihatkan di Gambar 24-3. Kardiolipin
H.C I yang ditemukan di membran mitokondria bagian dalam,
1
H,C-0- Jika aktivitas enzim ini rendah atau tidak ada, seperti di
1-A*llfl<laerol-
OH R,CO-C-H
3-fo*fat jaringan adiposa atau otot, sebagian besar gliserol 3-fosfat memiliki peranan kunci dalam struktur dan fungsi
H^C-OH 2- (Utofosfatldat)
Monoasllgliserol dibentuk dari dihidroksiaseton fosfat oleh gliserol-3-fosfat mitokondria, dan juga diperkirakan berperan dalam kematian
Asrf-KoA (bcatanya lak-jaraA) dehidrogenase (Gambar 24-2). sel terprogram (apoptosis).
1-ASJLGLISEROL-
3-FOSFAT
B. B IOSINTESIS G LISEROL E TER F OSFOLIPID
Asil-KoA A. B IOSINTESIS T RIASILGLISEROL
:ROLN ASILTRANSFERASE
MONOASILGLISEROL N: KoA
Jalur ini terdapat di peroksisom. Dihidroksiaseton fosfat
ASILTRANSFERASE adalah prekursor gugus fosfolipid gliserol pada gliserol eter
(usus) _jy Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan (Gambar 24-4). Senyawa ini berikatan dengan asil-KoA untuk
KoA H,C O C R,
R - C - O - c - H II I
asam lemak oleh asil-KoA sintetase (Bab 22) berikatan dengan menghasilkan 1-asildihidroksiaseton fosfat. Ikatan eter
H.C-0-0 _ 1,2- gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol dibentuk pada reaksi berikutnya, dan menghasilkan 1-
Olasilgliserol fosfat
(fosfatidat) fosfat.) Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis alkildihidroksiaseton fosfat yang kemudian diubah menjadi 1-
oleh gliserol-3-fosfat asiltransferase dan l-asilgliserol-3-fosfat alkilgliserol 3-fosfat. Setelah asilasi selanjutnya di posisi 2, 1 -
asiltransferase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat fosfohidrolase alki 1-2-asilgliserol 3-fosfat yang terbentuk (analog dengan
k: CTP
dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi 1,2-
FOSFATIDAT fosfatidat di Gambar 24-2) dihidrolisis untuk menghasilkan
, , FOSFOHIDROLASE
CDP-DG
SINTAS 0 diasilgliserol dan kemudian triasilgliserol. DGAT mengatalisis
E turunan gliserol bebas. Plasmalogen yang membentuk
P, PP, satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis triasilgliserol sebagian besar fosfolipid di mitokondria dibentuk melalui
O
II O
dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar
H,C O CR, HC-O-C-R, desaturasi turunan 3-fosfoetanolamin analog (Gambar 24-4).
keadaan. Di mukosa usus, monoasilgliserol asiltransferase Platelet activating factor (PAF), (faktor penggiat trombosit, 1 -
CTP R; C o-c H i! I
FOSFOKOLIN
HjCOO 1.2-
R,-C-0-C-H
mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2-diasilgliserol di jalur alkil-2-asetil-j-gliserol-3-fosfokolin) disintesis dari turunan 3-
SITIDIL . 0 HjC O (p)(p)
TRANSFERASE I A Diasilgllserol monoasilgliserol. Sebagian besar aktivitas enzim- enzifn ini fosfokolin. Senyawa ini dibentuk oleh
Sitidln
PP. CDP-dlasllgllsorol dijumpai di retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di
CDP-ko!in Inositol
Kardiolipin
CDP-KOLIN |\
DIASILGLISEROL k: Asil-KoA
1C mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase terutama ditemukan di
FOSFOKOLIN
TRANSFERASE
DIASILGLISEROL
ASILTRANS FE RASE FOSFATlDI sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini terikat dengan membran. CDP- sn-Gliserol
Diasilgliserol 3-fosfat
NT LINOSrrOL Dalam biosintesis fosfatidilkolin dan fosfatidiletanolamin
CMP afTASE
CMP
O
V ADP (Gambar 24-2), kolin atau etanolamin mula-mula harus
II \ I KINASE | ^ o diaktifkan melalui fosforilasi oleh ATP diikuti oleh pengikatan CMP
H,C OCR, HjC O C R, HC OcR,
HC O C R
Rj c OC H o M I II H,C R-C-O-C-H 0 o H.C-0- I I ke CTP. CDP-kolin atau CDP-etanolamin yang terbentuk, Fosfatidilgliserol fosfat
R, C OC H Inositol R C OC H
"I^
OCR, Triasilgliserol
II ! _ bereaksi dengan 1,2-diasilgliserol, masing-masing untuk
O Hjc o- Kolin
Fosfatldiiinosltol
H2O
O HC OCP)Inositol(p) membentuk fosfatidilkolin atau fosfatidiletanolamin.
Fosfatidilkolin -4-
Fosfatldiiinosltol 4-fosfat Fosfatidilserin dibentuk dari fosfatidiletanolamin secara
FOSFATIDILETANOLAMIN
ATP
AmETlLTRANSFERASF langsung melalui reaksi dengan serin (Gambar 24-2).
t Fosfatidiletanolamin Fosfatidilserin dapat membentuk kembali fosfatidiletanolamin
CO., Fosfatidilgliserol
melalui dekarboksilasi. Jalur alternatif di hati memungkinkan
Fosfatidilserin ADP
Etanolamin H,C O C R, fosfatidiletanolamin menghasilkan fosfatidilkolin secara
R, C O C H
langsung melalui metilasi progresif residu etanolamin.
II H.C O
O Meskipun terdapat sumber-sumber ini, kolin dianggap sebagai
nutrien esensial pada banyak spesies mamalia tetapi untuk CMP
Inositol (p)
manusia hal ini belum dipastikan. Kardiolipin
(difosfatidilgliserol)
Fosfatldllinositol 4,5-blsfosfat
Gambar 24-2. Biosintesis triasilgliserol dan fosfolipid. (CD, Jalur monoasilgliserol; , j a|ur g|isero| fosfat.) Fosfatidiletanolamin dapat dibentuk dari
etanolamin melalui suatu ja|ur yang mirjp dengan jalur yang diperlihatkan dalam pembentukan fosfatidilkolin Gambar 24-3. Biosintesis kardiolipin.
dari kolin.
BAB 24: METABOLISME ASILGLISEROL & SFINGOUPID / 221

220 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID


asiltransferase (LCAT). Enzim ini yang ditemukan di
plasma, mengatalisis pemindahan satu- residu asam lemak
o HC-O-C-R, dari posisi kedua lesitin ke kolesterol untuk membentuk
NADPH
II I R-C-O-C-H ester kolesteril dan lisolesitin serta dianggap menentukan
O R, - (CH.), - OH H' NADP'
Asil-KoA AH C - O - (CH ), - R H C O Kolin
H COH I H,C 0 C R, H.C - O - (CH.); - R
sebagian besar ester kolesteril dalam lipoprotein plasma.
o=c I H O - C - H Fosfatidilkolin
o=c J
h,co Asam lemak jenuh rantai- panjang ditemukan terutama di
KC-O- ASIL IH,C-0 I SiMTASE @ j REDUKTASE H C -o-
TRANSFERASE posisi 1 fosfolipid, sedangkan asam tak-jenuh ganda (mis.
HOOC R, HO
1-Alkilglisorol 3-fosfat prekursor prostaglandin) lebih sering bergabung dengan
Dihidroksiaseton 1-Asildihidroksiaseton 1-Alkildihidroksiasoton
fosfat I , , Asil KoA FOSFOLIPASE A, posisi 2. Masuknya asam lemak ke dalam lesitin terjadi
fosfat fosfat
J melalui sintesis lengkap fosfolipid, melalui transasilasi
R COOH
ASIL
antara ester kolesteril dan lisolesitin, dan melalui asilasi
TRANSFERASE
langsung lisolesitin oleh asil-KoA. Oleh karena itu, dapat
CDP- HC-O-C-R,
CMP Etanolamin HO 'I terjadi pertukaran asam lemak secara terus menerus,
o H,C-0-<CH,>,-R, .j HO-C-H terutama dalam kaitannya dengan masuknya asam lemak
n H.-C-o-(CH.):-R; k / O HC-O-JCHJ.-R.
R-C-O-C-H -< --
H,CO@CH,-CH. -NH, I CDP-ETAHOLA.V.IN, H.C-O- Kolin esensial ke dalam molekul fosfolipid.
3 w R J^C-O-C-H
.. j | ALK1LASILGLISER0L
^ -------- R - C - O C - H
FOSFOETANOLAMI I
HO-OH I FOSFOHIDROLASE l I ------- ------------ H C-O-I Asil-KoA Lisofosfatidilkolin (lisolesitin)
N
1 -Alkil-2-asilgliserol TRANSFERASE
1-Alkil-2-asilglisorol 3-fosfat
SEMUA SFINGOUPID DIBENTUK DARI
3-fosfoetanolamin HO -v
1-Alkil-2-asilgliserol SERAMID
- CDP-kolin LISOFOSFOLIPASE
NADPH, O,
DESATURASE CDP-KOLIN Seramid (seramida) disintesis di retikulum endoplasma dari
Cyt b. ALKILASILGLISEROL Alkil. diasil gliseiol J,
FOSFOETANOLAJ/IN R COOH asam amino serin sesuai Gambar 24-7. Seramid adalah

R- C - O C - H
H,C-0-CH = CH
TWAMSF ERASE
k CMP
HC O (CH,); R
H .C - molekul penyalur sinyal penting (second messenger) yang
mengatur berbagai jalur termasuk kematian sel terprogram
I HO R COOH OH
HjC O(P) (CH,)3 HC-O-(CH) ,-R, (apoptosis), siklus sel, serta diferensiasi dan penuaan sel.
NH, R,C-OC-H TI
FOSFOLIPASE A | HCO
HO-C-H
H.C-C- H-O- C - H Sfingomielin (Gambar 15-11) adalah fosfolipid dan
1-Alkenil-2-asilgliserol I
3-fosfoetanolamin
I H C-O- Kolin dibentuk ketika seramid bereaksi dengan fosfatidilkolin untuk
Kolin
plasmalogen 1 -Alkil-2-asilgliserol Kolin Gliserilfosfokolin membentuk sfingomielin dan diasilgliserol (Gambar 24-8A).
3-fosfokolin 1-Alkil-2-lisoglisorol "N
GLISERILFOSFOKOLIN Hal ini terutama terjadi di aparatus Golgi dan dalam tingkatan
Asetil-KoA 3-fosfokolin HO HIDROLASE
yang lebih kecil di membran plasma.
ASETILTRANSFERASE

O H.C O (CH,)j 'R, H Glikosfingolipid Adalah Kombinasi Seramid


HjC C O C H . dengan Satu atau Lebih Residu Gula
H,C O- C
I Glikosfingolipid yang paling sederhana (serebrosida) adalah
Kolin - galaktosilseramid (GalCer) dan glukosilseramid (GlcCer).
1 -Alkil-2-asetilgliserol 3-fosfokolin PAF
O GalCer adalah lipid utama pada mielin, sedangkan GlcSer
H adalah glikosfingolipid utama pada jaringan di luar saraf serta
Gambar 24-4. Biosintesis lipid eter, termasuk plasmalogen, dan faktor penggiat trombosit (PAF). Di j 1*ur c* novo un,u*< sintesis PAF, asetil- Gambar 24-5- Metabolisme fosfatidilkolin (lesitin). prekursor sebagian besar glikosfingolipid yang lebih kompleks.
KoA bergabung di tahap*, dan menghindari dua tahap terakhir di jalur yang diperlihatkan di sini. GalCer (Gambar 24-8B) dibentuk dalam suatu reaksi antara
H
seramid dan UDPGal (dibentuk melalui epimerisasi UDPGlc
O
banyak sel darah dan jaringan lain serta menyebabkan agregasi 5). Fosfolipase A2 mengatalisis hidrolisis gliserofos 0 \ untuk Gambar 21-6). Sulfogalaktosilseramid dan sulfolipid lain,
-
trombosit pada konsentrasi serendah 10M mol/L. Senyawa ini membentuk asam lemak bebas dan lisofosfolipi ) ^ pada misalnya sulfo(galakto)-gliserolipid dan steroid sulfat dibentuk
gilirannya mungkin direasilasi oleh asil-KoA ^8 keberadaan C setelah reaksi-reaksi lebih lanjut yang melibatkin 3-
juga memiliki efek hipotensif dan ulserogenik serta berperan
dalam berbagai respons biologis, termasuk peradangan, asiltransferase. Cara lainnya, lisofosfolipi lisolesitin) diserang - fosfoadenosin-5-fosfosulfat (PAPS; sulfat aktif) Gal-
kemotaksis, dan fosforilasi protein. oleh lisofosfolipase, yang mcm entu basa gliseril fosforil yang H gliosida disintesis dari seramid melalui penambahan bertahap
pada gilirannya dapat 'P00' ' oleh suatu hidrolase yang gula-gula aktif (mis. UDPGlc dan UDPGal) dan asam sialat,
F@sffo!lo[pcflse MemungkSirakan Penguraian & membebaskan gliserol 3-* at dan basa. Fosfolipase A,, A2, B, biasanya asamAT-asetd-neuraminat (Gambar 24-9). Seium-
+
Remodeling Fosffogliiseroll C, dan D men)e j, ikatan yang ditunjukkan di Gambar 24-6. besar n8 ,OS,da
f ' a at
c f P *"tuk dengan berat molekul yang semakin
Fosfolipa* : ditemukan di cairan pankreas dan bisa ular serta di besar Sebagian besar enzim yang memindahkan gula dar, gula
Meskipun fosfolipid diuraikan secara aktif, namun masing- banyak jenis sel; fosfolipase C adalah salah satu toksin utama K
nukleotida (gl.kosil transferase) ditemukan di
masing bagian molekul ini mengalami pergantian pada kecepatan yang dikeluarkan oleh bakteri; dan fosfolipase D dikenal ter i o aparatus Golgi.
yang berbeda-beda, misalnya waktu pergantian gugus fosfar at dalam transduksi sinyal mamalia. , l Glikosfingolipid adalah unsur pokok lembar luar membran
berbeda dengan waktu penggantian gugus l- asil. Hal ini Lisolesitin (lisofosfatidilkolin) dapat dibentuk me 1 uj suatu rute i pada plasma dan penting dalam perlekatan sel dan
Gambar 24-6. Tempat-tempat aktivitas hidrolitik fosfolipase
disebabkan adanya enzim yang memungkinkan degradasi parsial alternatif yang melibatkan lesitin:kolestcr
substrat fosfolipid. n
yang diikuti oleh resintesis (Gambar 24-
H

-
222 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA 4 METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID

BAB 24: METABOLISME ASILGLISEROL & SFINGOUPID / 223


o +NH,
II lih anrigca.
UDPGlc
I pengenalan sci. Beberapa diantar.un. *l ^ terter.:v mis. UDP UDPGal UDP CMP-NeuAc CMP
CH3 (CH2)14 C S KoA Palmitoil- CH CH2OH
KoA Serin substansi golongan darah AB^X .rl (n'",s uruvv
berfungsi sebagai reseptor untuk toksin l^njlil sJ* Seramid
Glukosil
-> Cer-Glc-Gal
W
toksin kolera yang kemudian mengaktit an
seramid > Cer-Glc-Gal I
(Cer-GIc) NeuAc
Piridoksal fosfat, Mn2+
(GM3)
ASPEK KLINIS
SERIN UDP-N-asetil
PALMITOILTRANSFERASE Defisiensi Surfaktan Paru Menye galaktosamin
KoA SH
Sindrom Distres Pernapasan
O jj clengia J
UDP UDPGal
II Surfaktan paru yang terutama teuliri dat' I nlenCCgA beberapa protein dan UDP
CH3 (CH2)12 CH2 CH2 C CH CH2OH karbohidrat. lcr.l,n&sfotidilkolU kolapsnya alveolus. Fosfolipid dipalmitot ^
I
NH3* Gangliosida yang Cer-Glc-Gal-GalNAc-Gal Cer-Glc-Gal-GalNAc
3-Ketosfinganin ^ lebih tinggi I I
a NeuAc NeuAc
NADPH + H* menurunkan tegangan permukaan (.'u/fac ^^ngi keryj pertemuan udara-cairan (disialo- dan trisialo-gangliosida)
(GMi) ( M2 )
G
3-KETOSFINGANIN ivic
REDUKTASF sehingga sangat '^jn surfakrin pernapasan, tetapi komponen lipid dan pjl ^
pefisien.v; lainnya juga penting dalam iungsi sui a a- ^^cbabkan surfaktan paru Carrtb 'ar 24-9. Biosintesis gangliosida. (NeuAc, asam N-asetilneuraminat.)
'N NADP*
CH3(CH2)12 CH2 CH2 CH CH CH2 OH pada banyak bayi prcmatur ' ^ distress sindrom distres pernapasan bayi {infant
II rcsptr ^ buatan syndrome, 1RDS). Pemberian surfaktan a aim memiliki manfaat mc
mendcknya masa hidup. (2) Laju sintesis lipid masih nrmal. dalam penelitian. Beberapa contoh penyakit penimbunan lipid
OH NH3+ terapcutik.
Dihidrosfingosin (sfinganin)
(3) Defek enzimatik terletak di jalur penguraian sf*ngolipid di yang penting disajikan di Tabel 24-1.
I lisosom. (4) I ingkat penurunan aktivitas Cnz,m yang terkena sama Defisiensi sulfatase multipel menyebabkan penimbunan
R CO S KoA
Fosfolipid & Sfingolipid Berperan di semua jaringan. Belum ada Pengobatan yang efektif untuk sulfogalaktosilseramid, steroid sulfat, dan proteoglikan akibat
dalam Sklerosis AAultipe^ & sejumlah besar penyakit ini, Hieskipun pernah dilaporkan defisiensi kombinasi arilsulfatase A, B, dan C serta steroid
Asil-KoA "N
DIHIDROSFINGOSI -in ja*3 keberhasilan penerapan terapi Pcn8gantian (terapi sulih) enzim sulfatase.
N dan transplantasi sumsum tulang pada penyakit Gaucher dan
Beberapa penyakit tertentu ditandai oleh ke a ^ penyakit- lipid-lipid ini di
/V-
Fabry. Pendekatan lain yang menjanjikan adalah terapi RINGKASAN
ASILTRANSFERASE jaringan, terutama di jaiingan jornpok: (l'' penyakit ini dapat diklasifikasikan
KoA SH ' y\ menjadi dua penyakit demielinisasi sejati dan (2) sfingolipk ^ p enyukit Pada pengurangan substrat untuk menghambat sintesis sfingolipid dan
Triasilgliserol adalah lipid utama untuk menyimpan energi,
CH3 (CH2)12 CH2 CH2 CH-CH -CH2~OH sklerosis multipel, yaitu (terutama terapi chaperone kimiawi. Terapi gen untuk penyakit lisosom
sedangkan fosfogliserol, sfingomielin, dan
demielinisasi terjadi pengurangan _os l^^stanSia alba, plasmalogen etanolamin) juga sedang
OH NH-CO-R dan sfingolipi c arl . alba mirip Oleh karena itu, komposisi lipid pada
Dihidroseramid
s u s e r e b r o s p i n a l dengan komposisi pada substansia g< ISCljj all
DIHIDROSERAMID
2H DESATURASE memperlihatkan peningkatan kadai losfo ipic . adalah Tabel 24-1. Contoh sfingolipidosis.
Sfingolipidosis (penyakit penim unan ^ defek
CH3 (CH2),2-CH=CH--CH-CH-CH2-OH sekelompok penyakit herediter yang <-1SC a j ^ sngosin. genetik katabolisme
1 1 Defisiensi Enzim Lipid yang Terimbun, Gejala Klinis
lipid yang menganc u p jcelompk Kelompok penyakit ini adalah bagian t ari Penyakit Tay-Sachs ; Heksosaminidase A Cer-Glc-Gal(NeuAc); GalNAc Retardasi mental, kebutaan, kelemahan otot.
OH NH CO R jjbatkan penyakit lisosom yang lebih luas serta mcm p beberapa gambaran tetap: Gangliosida GM7
Seramid (1) lerjadi penun ^ teratama kompleks yang mengandung seramid <-1 se aSj dan Penyakit Fabry ; a-Galaktosidase Cer-Glc-Gal; Gal Ruam kulit, gagal ginjal (gejala lengkap hanya pada pria;
Globotriaosilseramid
Gambar 24-7. Biosintesis seramid. di sel neuron, dan menyebabkan neuio e0 resesif terkait-kromosom X).

Leukodistrofi ; Arilsulfatase A metakromatik ! Cer-Gal;0S03 Retardasi mental dan gangguan psikologis pada orang
3-Sulfogalaktosilseramid
dewasa; demielinisasi:
Penyakit Krabbe ; p-Galaktosidase Cer; Gal Retardasi mental; mielin hampir tidak ada.
Galaktosilseramid

A Seramid Penyakit Gaucher * fi-Glukosidase Cer; Glc Hati dan limpa membesar, erosi tulang panjang, retardasi
Sfingomielin Glukosilseramid
mental pada bayi.
Penyakit Niemann- ' Sfingomielinase Pick Cer; P-kolin Sfingomielin Hati dan limpa membesar, retardasi mental; fatal pada
Fosfatidilkolin Diasilgliserol usia dini.
Penyakit Farber ; Seramidase Asil; Sfingosin Seramid Suara serak, dermatitis, deformasi tulang,
retardasi mental, fatal pada usia dini.
UDPGal UDP pApc,

R qQ.V. y Galakto<?il<;pramifi V Su|fogalaktosil- Gambar24-8. Biosintesis sfingomielin (A), galaktosilseramid NeuAc, asam A/-asetilneuraminat; Cer, seramid; Glc, glukosa; Gal, galaktosa. , tempat defisiensi reaksi enzim.

B Seramid A. S ^ fer^ST^ *** m. (PAPS, "sulfa, akV adenosin 3-.


(sulfatida) fosfat-5'-fosfosulfat.)
224 / BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID
Pengangkutan & Penyimpanan Lipid 25
CnRUrai,<iln sfin 0 il
heredir^ S *'P * listMni akibat det^
glikosfingolipid bersifat amfipatik dan memiliki fungsi cnz,m-cnzim hidrolase).

struktural di membran sel serta peran khusus lainnya. Kathleen M. Botham, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc
Triasilgliserol dan beberapa fosfogliserol disintesis R F
ERENSI
melalui asilasi progresif gliserol 3-fosfat. Jalur ini McPhail [r.
bercabang di fosfatidat, yang membentuk fosfolipid .in signal ,ra"sduccion- Vancc nr: Pl,
PProlr">*.
inositol dan kardiolipin di satu pihak serta triasilgliserol and Membranes, *th cvi
Merrill Af-f a"Cc ,h (F'ds>- Elsevier, 2002.
dan fosfolipid etanolamin dan kolin di pihak lain
sign;iljnf, iT, K'* SPl,inBl*P*ds: mecabolism c*|
Plasmalogen dan faktor penggiat trombosit (PAF) adalah Membra^ 4 T /Ww'/"'r> f *&*. Upop"**"
fosfolipid eter yang dibentuk dari dihidroksiaseton 2002. ancc Vacc JE (Eds.). LIPID DIANGKUT DI DALAM PLASMA SEBAGAI
BIOMEDIS
fosfat Meyer KC 7' LIPOPROTEIN
Sfingolipid dibentuk dari seramid (/V-asilsfingosin). ^pl>at'"lnCrmanJJ: and surfaciant. Pacdu* ^-ernak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis
Sfingomielin terdapat di membran organel yang *.SM^R-;OO;,,30X. oleh hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan
Dalam Lipoprotein Terdapat Empat Kelas Utama
berperan dalam proses sekresi (mis. aparatus Golgi). Viators A ' ' ,atclcI-act,va*ng factor and related lip^ dan organ untuk digunakan dan disim- Pan. Karena lipid tidak Lipid
Ruvolo pp. jntr ,,U1 RcV B,Hchcm 2000:69;4 I 9.
Glikosfingolipid yang paling sederhana adalah ramidc ,^U*ar s'8nal transduction pathways activated K
cc larut di dalam air, masalah cara peng- angkutan lipid dalam plasma Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%),
kombinasi seramid dan satu residu gula (mis. GalCer di Scrivcr CR . , mctabo,itcs- Pharmacol Rcs 2003:47:383. hherited.n rs): darah yang berbahan dasar air, ^pecahkan dengan cara kolesterol (14%), dan ester kolesteril (36%) serta sedikit asam
mielin). Gangliosida adalah glikosfingolipid yang lebih lhe
Metabolic an,/ Molecular Bases ,, menggabungkan lipid nonpolar (criasilgliscrol dan ester kolesteril) lemak rantai-panjang rak-teres ter ifikasi (asam lemak bebas, FFA)
kompleks dan mengandung lebih banyak residu gula dan Vancc DE p^T8 Cd' McGraw-Hill, 2001. dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein (4%). Fraksi yang terakhir ini, asam lemak bcbas (FFA), secara
asam sialat. Senyawa-senyawa ini terdapat di lapisan biosynthesis i ,,lk;lryoKs. D** metabolik adalah lemak plasma yang paling aktif.
Vancc DP v L,l,Protenu >"1 Membranes, *1ch ^
untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan air.
luar membran plasma, tempat gangliosida ini ikut Echttn c c (Eds ) Kls i
- " "- 2002. Pada omnivora pemakan daging seperti manusia, kelebihan
membentuk glikokaliks dan penting sebagai antigen dan pologv J' . K' C;,n8,los'dc metabolism. Enzymol^. ( rcgulation.
to kalori diserap ke dalam fase anabolik siklus makan, yang diikuti Empat Kelompok Utama Lipoprotein Plasma
reseptor sel. J Biol Clicin I 993:268:534 1 oleh periode keseimbangan kalori negatif ketika organisme
Fosfolipid dan sfingolipid berperan dalam beberapa proses Telah Diketahui
menggunakan simpanan karbohidrat dan lemaknya. Lipoprotein
penyakit, termasuk sindrom distres pernapasan pada memerantarai siklus ini dengan mengangkut lipid dari usus sebagai Karena lemak kurang padat daripada air, berat jenis (densicas)
bayi (ketiadaan surfaktan paru), sklerosis multipel kilomikrondan dari hati sebagai lipoprotein berdensitas sangat lipoprotein menurun seiring dengan peningkatan proporsi lipid
(demielinisasi), dan sfingolipidosis (ketidakmampuan rendah (very low density lipoproteins, VLDL)ke sebagian besar terhadap protein (Tabel 25-1). Empat kelompok utama lipoprotein
jaringan untuk di oksidasi dan kc jaringan adiposa untuk disim- pan. yang penting sccara fisiologis dan penting dalam diagnosis klinis
Lipid dimobilisasi dari jaringan adiposa sebagai asam lemak bebas telah berhasil diketahui. Keempatnya adalah
(free fatty acids, FFA) yang melekat pada albumin serum. Kelainan (1) kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid
metabolisme lipoprotein menyebabkan berbagai hipo- atau lain di usus; (2) lipoprotein berdensitas sangat rendah (very-low
hiperlipoproteinemia. Yang tcrsering adalah diabetes melitus; pada density lipoproteins, Vl.DL, atau pra-fS- lipoprotcin) yang berasal
penyakit ini, terjadi defisiensi insulin yang menyebabkan mobilisasi dari hati untuk ekspor triasilgliserol; (3) lipoprotein berdensitas
FFA sccara berlebihan dibarengi rendahnya pemanfaatan kilo- rendah (low density lipoprotein, LDL, atau (3-lipoprotein) yang
mikron dan VLDL sehingga terjadi hipertriasilgliserol- emia. menggambarkan suatu tahap akhir metabolisme VLDL; dan (4)
Sebagian besar kondisi patologis lain yang mengenai transpor lipid lipoprotein berdensitas tinggi (high density lipoprotein, HDL, atau a-
terutama disebabkan oleh kelainan bawaan yang sebagian di lipoprotein) yang berperan dalam transpor kolesterol dan pada
antaranya menyebabkan hiperkolesterol- emia dan aterosklerosis metabolisme VLDL dan kilomikron. Triasilgliserol adalah lipid
prematur. Obesitasterutama obesitas abdomenadalah faktor utama pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan
risiko peningkatan mor- talitas, hipertensi, diabetes melitus tipe 2, fosfolipid masing-masing adalah lipid utama pada LDL dan HDL
hiperlipidemia, hiperglikemia, dan berbagai disfungsi endokrin. (Tabel 25-1). Lipoprotein dapat dipisahkan berdasarkan sifat-sifat
elektroforetiknya menjadi -a, -(3, dan pra -lipoprotein-p.

225
BAB 25: PENGANGKUTAN & PENYIMPANAN LIPID / 227

protein pengangkut asam lemak membran yang bekerja


226/ BAGIAN Ik BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UPID sebagai kotransporter rransmembran bersama Na\ Ketika
Apoprotein ponter (mis apo C)
memasuki sitosol, asam lemak bebas diikat oleh protein
pengikat asam leniak intrasel. Peran protein golongan ini
Tabel 25-1. Komposisi lipoprotein dalam plasma manusia. i
Fosfolipid dalam transpor intrasel diperkirakan serupa dengan peran
Komposisi Kolesterol ( ________________ )
albumin scrum dalam transpor ekstrasel asam lemak rantai-
bebas
i -'<*-*- ........... Apolipoprottin Ester
Protein ; Lipid Komponen (%) (%) kolesteril
panjang.
Lipoprotein ; Sumber Garis Densitas Lipid Utama
tengah (g/mL) Triasilgliserol
TRIASILGLISEROL DIANGKUT DARI USUS
A-l A ll, A-IV1, WS
(nm) 1-2 j 98-99 j Triasilgliserol
Ol. C-ll, C in. E
DALAM BENTUK KILOMIKRON &
Kilomikron j Usus ; 90-1000 <0,95
B-48, E DARI HATI DALAM BENTUK
; 6-8 92-94; Triasilgliserol, LIPOPROTEIN BERDENSITAS
Sisa Kilomikron 45-150 ; <1,006
SANGAT RENDAH
: fosfolipid, Inti torutaina
kilomikron
; ; ; kolesterol lipid nonpolar
B-100, C-l, C- Berdasarkan definisi, kilomikron ditemukan dalam kilus
0,95-1,006 7-10 i 90-93 Triasilgliserol
VLDL ; Hati (usus) 30-90 yang hanya dibentuk oleh sistem limfe yang mengaliri
i 89 Triasilgliserol, ; ll,_C4T B-100, E Apoprotei usus. Kilomikron bcrtanggung jawab mengangkut semua
IDL 1,006-1,019 11 Lapisan tunggal terutama lipid
: VLDL n amfipatik
25-35 kolesterol lipid dari makanan kc dalam sirkulasi. Sejumlah kecil
B-100 .................... integral (mis.
'l,019-l,063 21
79 1 Kolesterol
A-l A-l I, A-IV, apo B) VLDL juga ditemukan dalam kilus. Namun, sebagian besar
LDL VLDL Fosfolipid,
HDL 20-25 CA, C-ll, c-lll. D*. Gambar 25-7. Struktur umum lipoprotein plasma. Tampak kemiripan VLDL plasma berasal dari hati. VLDL adalah kendaraan
I Hati, usus, 68 * kolesterol untuk mengangkut triasilgliserol dari hati ke jaringan
HDL, 1,019-1,063 32 E dengan struktur membran plasma. Sejumlah kecil ester kolesteril dan
I VLDL, triasilgliserol rlapat ditemukan di lapisan permukaan dan sedikit
HDL, 20-25 1,063-1,125 : 33 6 7
:
kilomikron ekstrahepatik.
10-20 kolesterol bebas di bagian inti. Terdapat kemiripan yang mencolok dalam mekanisme i ^lob sel
HDL, 1,125-1,210 : 57 43 :
usus dan VLDL oleh sel
5-10 Terdapat kemiripan yang --------------
Prap-HDL3 >1 * 2 1 0 A-l Namun, lungsi apo A-IV dan apo D masih belum diketahui pasti
<5 meskipun apo D diperkirakan merupakan faktor penting dalam pembentukan kilomikron oleh sel usus dan VLDL oleh sel
>1,281 ; 99
Albumin/asam Jaringan ; Asam
____ lemak
______________________ parenkim hati (Gambar 25-2), mungktn karena-selatn
penyakit neurodegcneratif manusia.
lemak bebas adiposa \ _____________________ ; ________________ 1 1 ------- * "bebas "~ lsilt,s st.dang>; kelenjar mamariausus dan hati adalah satu-satunya jaringan
. i r,in;it-is rendah); IDL, intermediate-densily lipoprotein (lipoprotein here c nsi . 1 DL, /oiv-denstv
Singkatan: HDL. high-densily lipoprotein (lipoprotein l) rdelipopmtcin (lipoprotein berdensitas sangat rendah) menyekresikan lipid dalam bentuk part,kel. VLDL
yang

lipoprotein (lipoprotein berdensitas rendah); VLDL, very low


'Disekresikan bersama kilomikron tetapi dipindahkan ke HDL.
P.
ASAM LEMAK BEBAS CEPAT dan kilomikron yang baru disekresikan atau nascent hanya
-Berkaitan dengan subfraksi HDL, dan HDL, o<>; ivunn mengandung sedikit apolipoprotein C dan E dan bentuk
'Bagian suatu fraksi minor yang dikenal sebagai lipoprotein berdensitas sanga
DIMETABOLISME
utuhnya diperoleh dari HDL di dalam s.rkulas, (Gambar
Asam lemak bebas (M*A, asam lemak tak-teresterifikasi)
25 3 dan 25-4). Apo B sangat penting untuk membentuk
dalam plasma berasal dari lipolisis triasilgliserol di jaringan
kilomikron dan VLDL. Pada abctalipoproteinemia (suatu
SuatuT*6'-1 ^ei-diri dari Inti Nonpolar & bentuk apo B yang terpotong (B-48) yang disintesis di adiposa atau sebagai hasil kerja lipoprotein lipase sewaktu
nenyakit yang jarang ditemukan) tidak terbentuk lipoprotem
aposain Permukaan Lipid Amfipatik usus, sementara B-100 disintesis di hati. Apo B-100 adalah penyerapan triasilgliserol plasma kc dalam jaringan ber-
yang mengandung apo B dan terjadi pen.mbunan but.ran
salah satu rantai polipeptida tunggal yang diketahui paling langsung. FI-A ditemukan berikatan dengan albumin,
lipid di usus dan hati.
estorlT I noi\P^ar terutama terdiri dari triasilgliserol dan TZ\ nT panjang, dan memiliki 4536 asam amino dan massa molekul suatu pelarut yang sangat efektif dalam kadar yang berva-
Serta dikclil
i"gi oleh satu lapisan permukaan 550.000 Da. Apo B-48 (48% B-100) dibentuk dari mRNA riasi antara 0,1 sampai 0,2 peq/mL plasma. Kadarnya akan Di bawah ini, faktor-faktor yang mengendalikan sekresi
yang sama seperti B-100 setelah introduksi sebuah sinyal rendah pada keadaan kenyang dan meningkat menjadi VLDL hati dibahas secara lebih rmci.
MoS
sehingga guo-us Jl mem,lllti onentasi ^demikian rupa pir b , polarnya perhentian oleh suatu enzim penyunting RNA. Apo C-l, 0 ,7 -0 , 8 |.ieq/mL pada keadaan kelaparan. Pada diabetes
menghadap ke luar ke medium C-II, dan C-I1I adalah polipeptida yang lebih kecil (massa melitus tak-terkontrol, kadar tersebut dapat meningkat
KILOMIKRON & LIPOPROTEIN
BERDENSITAS SANGAT RENDAH
naHx n rt'membran sel (Bab 15). Gugus protein molekul 7.000-9.000 Da) yang bebas dipindahkan dari satu hingga 2 pcq/mL.
apoproteiPr0te'hSeba8 ai poKpopoein atau lipoprotein ke lipoprotein lain. Apo E ditemukan di VLD1, Asam lemak bebas sangat cepat dikeluarkan dari darah CEPAT DIKATABOUSME
HDL
k daThany^lvT.^"^ hampir ?% d*r Sebagia" bersifat integral
.7'nikron- Sebagian apohpoprotein HDL, kilomikron, dan sisa kilomikron; pada orang normal, dan dioksidasi (memenuhi 25-50% kebutuhan energi pada Pembersihan kilomikron dari darah berlangsung ccpat, dengan waktu paruh

x.". y. M. *, Stizr apo-E membentuk 5-10% apolipoprotein VLDL total.


Apolipoprotein melakukan beberapa peran: (1) dapat
keadaan kelaparan) atau diesterifikasi untuk membentuk
triasilgliserol di jaringan. Pada keadaan kelaparan, lipid
eliminasi kurang dari 1 jam pada manusia. Partikel yang lebih besar
dikatabolisme lebih cepat daripada partikel yang lebih kecil. Asam-asam
membentuk sebagian struktur lipoprotein, mis. apo B; (-) teresterifikasi dari sirkulasi atau di jaringan juga akan lemak yang berasal dari triasilgliserol kilomikron terutama disalurkan ke
kofaktor enzim, mis. C-ll untuk lipoprotein lipase, A-l untuk dioksidasi, terutama di sel otot rangka dan jantung, tempat jaringan adiposa, jantung, dan otot (80%), sementara sekitar 20% menuju
lesitin:kolesterol asiltransferase, atau inhibitor enzim, misalnya simpanan lipid banyak ditemukan.
hati. Namun,hati tidak memetabolisme kilomikron atau VLDL
apo A-II dan apo C-II I untuk lipoprotein hpasc, apo C-I untuk Penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan, berkaitan
setiap lipopiotein terdapat satu atau lebih apohpoprotein secara signifikan; oleh karena itu, asam lemak di hati berasal dari
protein pengangkut ester kolesteril; dan (.>) berfungsi sebagai ligan langsung dengan kadar asam lemak bebas di dalam plasma,
(protem atau polipeptida). Apohpoprotein utama pada HDL (cx- metabolismenya di jaringan
lipoprotein) disebut A (Tabel 25-1 ). Apolipoprotein utama pada untuk interaksi dengan reseptor lipoprotein di jaringan, yang selanjutnya ditentukan oleh laju lipolisis di jaringan
ekstrahepatik.
LDL ([3-lipoprotein) adalah apolipoprotein B (B-100) yang juga misalnya apo B-100 dan apo 1 untuk reseptor LDL, apo E adiposa. Setelah disosiasi kompleks asam lemak-albumin di
untuk protein terkait-reseptor LDL (.LDL receptor-related, membran plasma, asam lemak kemudian berikatan dengan
ditemukan pada V1.DL. Kilomikron mengandung
protein, LRP) yang diidentifikasi sebagai reseptor sisa, dan apo
A-I untuk reseptor HDL.
BAB 25: PENGANGKUTAN & PENYIMPANAN LIPID / 229

228/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UPID


TG makanan

A Lumen usus

USUS \ V \ Limtatik 1
HALUS \ ^ ---------

nal'*uluS

biliar is

Gambar 25-3. Nasib kilomikron secara metabolik. (A, apolipoprotein A; B-48, apolipoprotein B-48; ( apolipoprotein C; E,
Sel o ndo apolipoprotein E; HDL, lipoprotein berdensitas tinggi; TG, triasilgliserol; C, kolesterol dan ester kolesteril, , fos olipid, HL,
'ipase hati; LRP, protein terkait-rescptor LDL). Hanya lipid-lipid predominan yang diperlihatkan.
I HL DIMETABOLISM
Pembuluh limfe yang mengalir ke Dredomuiciii 0
Kapiler Lumen sinusoid darah
darah duktus torasikus
>nc "I'""- - LDL DIMETABOLISME MELALUI
I IM kilomikron oleh sebuah sel usus clan (B) lipoprotein Herdcnsitns sanga
c
terbentuk berdiameter sekitar separuh diameter kilomikron RESEPTOR LDL
Gambar 25- *2- Pembentukan dan se rkasar; SER, retikulum endoplasma halus; G, badan Golgi; N. nu -
oleh sebuah sel hati. (RER, retikulum e ^ dote|. $D, ruang Disse, mengandung plasma darah). Apolipopr)Uin ' l induk dan relatif kaya akan ester kolesteril dan kolestero Hati dan banyak jaringan ekstrahepatik mengekspresikan
kilomikron; VLDL, lipoprotein bendens' , ,^ j triasilgliserol. Setelah ponanibanai
h
sfR tempat utama smtes s
karena berkurangnya triasilgliserol (Gambar 25-3). Peruba ian reseptor LDL (apo B-100, E). Reseptor ini dinamai
'sin esis di RER, bergabung dengan lipoprotein cii acr\, Ciri ................. ^ C
ar o idrat di G, zat ini dibebaskan dari sel melalui proses pinositosis terbilik , serupa terjadi pada VLDL, disertai pembentukan sisa VLDL demikian karena spesifik untuk apo B-100, tetapi tidak untuk
G 3 am sis,e,T> limfe. VLDL disekresikan ke dalam ruang Disse dan kemudhn l '. ' pinoi ytosis). Kilomikron
atau IDL (lipoprotein berdensitas sedang) (Gambar 25-4).
r( V( rse

n
" 0 dalam sinusoid h.iti mol.ilui fenestra R 48 yang tidak memiliki domain termmal karboksil B-100
g
lapisan endotel. 25-3 dan 25-4). r : <^,'anS^ut ke dalam jaringan (Gambar
resid yang mengandung ligan reseptor LDL dan juga menyerap
rendah Untuk Pprotcin lipase hati memiliki Kmyang e
Hati Berperan Menyerap Lipoprotein Sisa lipoprotein yang kaya akan apo E. Pada h.perkolesterolem.a
1 gliserol, yaitu sekitar sepersepulul,
oleh Liponral Kilikrn & VLDL Dihidrolisis uk -- - I familial reseptor ini terganggu. Sekitar 30% LDL diuraikan
- J:'->osa. Sisa kilomikron diserap oleh hati melalui endositosis yang
Poprotem Lipase Hal ini
I" ringan eLrahepatik dan 70% di hati. Terdapat korelasi
'"wungkinkan J , enz,m d 1 jaringan adiposa. * diperantarai oleh reseptor, dan ester kolesteril serta triasilgliserol 'itif antara insidens aterosklerosis koroner dan kadar
hipiler darah, yang ar
* jaringan ad- ''n c,]lak dari triasilgliserol dialihkan
meleCp^11^6 d dindi S
' " * reoglikan heparan CC kadar triasiM- CCj*antUng pada keadaan kelaparan
dihidrolisis dan dimetabolisme. Penyerapannya diperantarai oleh apo kolesterol LDL plasma. Untuk pernbahasan lebih lanjut
E (Gambar 25-3), melalui dua reseptor dependcn-apo E, reseptor mengenai pengaturan reseptor LDL, lihat Bab 26.
sulfat ya <x k tel melaJui ranrai proteoglikan heparan jantung jarin A serupa di kelenjar lniIr,gditemukan
l&Cr?*
di menurun. Pengalihan yang
p,asma
LDL (apo B-100, mengenai pengam -- . - - - *irTAnr
Sa>lim anegatif. Enzim ini ditemukan di
& ernTmuatan
di
^a.d^r .P ' roemungkinkan*0131"'3 rcr^adl sewaktu masa menyusui JPoprotein untuk
E) dan LRP (protein terkait reseptor-LDL). Lipase hati memiliki
paru, medula ginjal, aorta, ^Cnycrapan asam lemak triasilgliserol le>L berperan p nitmProduksi lemak HDL IKUT SERTA DALAM METABOLISME
peranan ganda: (1) berfungsi sebagai ligan untuk mempermudah
tidak aktif pacfa ^ar mamar^dalam keadaan laktasi, namun susu. Reseptor
penyerapan sisa dan (2) menghidrolisis UPOPROTEIN TRIASILGLISEROL &
tidak ditemuka'n I ^ ran dewasa. Enzim ini normalnya
tnasi gliserol VLDi j1^ ^a^ani Penyahiran
heparin, terjadi *' ^ dara^ namun, setelah penyuntikan
fosfolipid dan triasilgliserol sisa.
Setelah di metabolisme
KOLESTEROL
dengan hepar-m ^T^basan Apoprotein lipase dari ikatannya asam lemak dari menjadi IDL, VLDL dapat HDL disintesis dan disekresikan dari hati dan usus (Gambar 25-
padapermuk * ^ ^ da^am sirkulasi. Lipase hati terikat diserap oleh hati secara langsung melalui reseptor LDL (apo B- 5).- Namun, apo C dan apo E disintesis di hati dan d indahkan
Namun, cozim S,nUso*d se^ ^latl dan dibebaskan oleh heparin, an nicr
nbawanya |, ,C adiPosit denga n me 100, E), atau dapat diubah menjadi LDL. Hanya terdapat satu dari HDL hati ke HDL. usus ketika HDL usus inf memasuki
atau VLDI mi- niudah bereaksi dengan kilomikron ngikat VLDI molekul apo B-100 di masing-masing partikel lipoprotein ini, dan plasma. Fungsi utama HDL adalah sebagai tempat penyimpanan
'L dan sisa berhubungan dengan metabolisme jaringan 1 adip0sa> j ntak dengan lipoprotein lipase. Di hal ini dipertahankan selama transformasi. Oleh karena itu, setiap apo C dan apo E yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron
HDL dan sisa kilomikron.Iipid maupun apo C-II diperlukan sebagai ipase di dalain adi^"" nicningkatkan sintesis lipoprotein Um,.nal partikel LDL berasal dari satu partikel VL.DL prekursor (Gambar dan VLDL. HDL nascent terdiri dari lapis-ganda fosfolipid diskoid
25-4). Pada manusia, cukup banyak IDL yang membentuk L,DL yang mengandung apo A dan kolesterol bebas. Lipoprotein ini
an aPo C_irr u
AA1 d
c . maup
sfolipid sementa a ap
!' endotel kapii*'1 ^ Cranslol<asinya ke permukaan
dan merupakan penyebab meningkatnya kadar LDL pada manusia serupa dengan partikel yang ditemukan di dalam plasma pasien
kofaktor untukltuk
aktivitas lipoprotein
aktivitas I lipase, seme
berrungsi - . inhibitor. Hidrc
sebagai
dibandingkan pada hewan mamalia lainnya. dengan
A-II dan apo C-III
3o C-III berfu sebagai 'inhibitor.
berfungsi n7im diHidrolisis
*eri UPoprotei ,
berlangsung sewaktu lipoprotein
' sewaktu lip< melekat pada cnz.m d. Apoprotein SisQ Pase Membentuk
endotel. Triasilgliserol mengalami *
asilgliserol meng<u*'** hidrolisis
.. .roj secaia pi ogres
dan akmrny*
>I dan akhirnya
melalui diasilgliserol menjadi monoasi 8 'S^sarn lemak bcbas
Reaksi dengan HpQ
asam lemak bebas dan gliserol. Sebagian a ^ albumin, sekitar 90% trinsij^ro 1C1 n hpase menyebabkan lenyapnya
ini kembali ke dalam sirkulasi, me e C
(yang kembali ke HCni\l<llm,kr0n dan ,enyapnya aP dipertahankan. Kiln -i
tft3pi bukan aP E yang tCtaP

mikron sisa (chylomicron remnant) yann


BAB 25: PENGANGKUTAN & PENYIMPANAN UPID / -

/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UPID 2oU / Lapis-ganda fosfolipid Usus halus

VLDL
nascen
t Kolesterol
empedu
dan asam
empedu
VLDL
JARINGAN
STRAHEPATIK

Reseptor LDL
(apo B-100,
E)
i IPPPRQTEIN LIPASE
Asam lemak

Kolesterol B-100 Asam

IDL
(Sisa VLDL)

Reseptor LDL
(apo B-100, Gliserol
Destruksi terakhir di hati, E)
jaringan ekstrahati (mis.
JARINGAN
limfosit, fibroblas) melalui EKSTRAHATI
endositosis
A\
Gambar 25-4. Nasib lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL) secara motihniiu i i r i rend*1'1
Gambar 25-5. Metabolisme lipoprotein berdensiwi D *,Ou ^ ^ || O
lriasHgHseroMDLn|A:aPoliPPro,ein B'10 ^po'iwrolein C; E, apolipopS<r<E;UHDiri^^tcJl.k^U U"|f atkTin' asiltransferase; C, kolesterol; CE, ester kolesteril; PL, fosfolipi , ' ( 251 Konstituen permukaan suip.-
Sebagln !DL ^ P' *** >ip>d predomi yang - binding cassette transporter A1.) PraP-HDL, HDL,, HDL3 1 a p /aktivitas lipase hati ditingkatkan oleh androgen
L

*'Pase pada kilomikron dan VLDL merupakan sumber lain pra| - plasma pada wanita.
r hUL2
'eh estrogen, yang mungkin menjadi penyebab lebih tinggi nya
dari MriLtf,d,T,a,Ui kerja LCAT* mcnerima kolesterol disintesis didisintesis di hati
hati de no"' novo atau dari penyerapan kolesterol
daridepeny
diesterifikiolerLCATSR_Bl dan ko,esrer0, kcmud!an
Untuk me ml ^CAl, yang memperbesar ukuran partikel
lipoprotein (Bab 26). (2) Hati secara aktif membentuk
defisiensi enzim plasma lesitin:lcolesterol^^ruktif.
kemudian TerrtUk| ^ kuS HDL, ^ektif ester lr . al1 baik selah penyaluran konstituen permukaan surplus, misalnya fosfolipi a dan mengoksidasi asam lemak (Bab 22 dan 23) dan juga
(LCAT) dan di dalam plasma pasien lkter hidrolisis rri-, i T . , had mda,l|i SR-BI atau melalui hati-Pertuk-, Sl 8'S
apo A-l yanK dibebaskan sewaktu hidrolisis kdomi ro membentuk triasilgliserol dan fosfolipid (Bab 24). (3) Hati
LCIATdan aktivator LCAT apo A-l- berikatan dengan fosfolipid HDL, oleh lipase
partikel diskoid, dan fosfolipid permukaan sert. clan VLDL serta ikut membentuk praP-HDL dan mengubah asam lemak menjadi badan keton (ketogenesis)
bebas diubah menjadi ester kolesteril dan UsolesmnJBab HDL
(Gambarn25nsTaAHDAL2,dLan HDL> ini ~disebut sikIus ,ni dan diskoid. Kadar HDL2 berbanding terbalik de"^1 (Bab 22). (4) Hati merupakan bagian integral dari sintesis
24). Ester kolesteril nonpolar bergeia< mC^ j,so\esitin dan metabolisme lipoprotein plasma (bab ini).
memh . , P bebas dihasilkan oleh proses insiclens aterosklerosis koroner, mungkin karena
interior hidrofobik dari lapis-ganda, sement. terbentuk
dipindahkan ke albumin plasma. Oleh Membentuk HDL mencerminkan efisiensi transpor kolesterol ter Sekresi VLDL Hati Berkaiton dengan Diet &.
sejunilah kecil fUf !
bagian inti vana nnnnnlar. van^ I HDL ( H D L ) ditemukan di dalam darah hewan yang
prafi-HDL setelah berikaenn dengan hiperkolesterolemik akibat makanan. HDL ini kaya a ^ Status Hormonal
-------- ---- r membentuk 1
dhancurkan . Pld dan ko,esrerol. Kelebihan apo A- transpor berl C' 8'nj kolesterol, dan apolipoprotein satu-satunya adalah apo Proses-proses di dalam sel yang berkaitan dengan
bagian inti yang nonpolar, yang Mekanisme penting kedua untuk
permukaan
Tampaknya, semua lipoprotein plasma adalah komp uk pembentukan dan sekresi VLDL telah dijelaskan di atas
pseudomisel sferis yang dibungkus ole P rncmperrnudah cassette tram* '<0,cstcro, ^libatkan ATP-bindingdari famili f"e'AJ (ABCAI)- (Gambar 25-2) dan diperlihatkan di Gambar 25-6. Sintesis
ABCA1 adalnh anggota yang saling berkaitan dari satu atau lebih siklus meta
lipid polar dan apolipoprotein. Hal mi esterifikasi triasilgliserol hati merupakan stimulus langsung untuk
yang bersama-sama bertanggung jawab dalam p
ter

pengeluaran kelebihan kolesterol yanS u berikut. CUiss ^drolisis ATP,!"1rga"8kut ^an8 pembentukan dan sekresi VLDL. Asam-asam lemak yang
menggabungkan kompleks pengangkutan lipid plasma.
dari lipoprotein dan jaringan seperti dije as a digunakan mungkin berasal dari dua sumber: (1) sintesis
B scavenger receptor B1 (SR-B1; Pj" ^ peranan
Bl) diidentifikasi sebagai reseptor HD iarinean HATI BERPERAN SENTRAL DALAM di dalam hati dari asetil-KoA yang terutama berasal dari
substrat dimr A Pen8,katan suatu substrat sehuigg-, cenderune m .'Pmtk,hkan
ganda dalam metabolisme HDL. Di hat, dan d p g mclntasi membran. ABCAl
TRANSPOR & METABOLISME LIPID karbohidrat (mungkin tidak terlalu penting pada manusia)
ii i/.or HDL melalui apo c . . , t - o m a beril< dan (2) penyerapan asam lemak bebas dari sirkulasi. Sumber
steroidogemk, reseptor mi mengikat meskipun kura"g meSr; , k!eStero1 dari sel k* Partikel yJnS yangkemudhn r k'u m,sal"ya PP-HDL
I KMIM5PUK n ------------ asam lemak pertama mendominasi dalam keadaan kenyang,
e atau apo A-l
dan ester kolesteril secara selektif disalur <an qj pihak Hati melaksanakan fungsi-fungsi utama berikut dalam
(Gambar 25-5) P R Zn! !'DL' mdali HDL diskoid HDL yane mp aP'L
parti ikelnya sendiri, termasuk apo A-I, tida c ,se^ kolesterol adala1' bentuk paling potcr, metabolisme lipid: (1) Hati mempermudah pencernaan clan
n, di jaringan, SR-B1 memerantarai Pcnenutnya ke hati
lain, Kadar HDH ' ko,esterl dari jaringan. triasilgliserol T"' timb=*l-balik dengan kadar
penyerapan lipid dengan menghasilkan empedu yang
ddari sel oleh HDL yang kemudian HJ^^^agaikolesterol untuk mengandung kolesterol dan garam empedu yang
diekskresikan melalui empedu ( ai ^ jalam proses atau setelah iip2r.maHa;secaralan8r'nsd^naktivi-
P Hal im mungkin disebabkan oleh
diubah menjadi asam empe tcrbalik (reverse yang dikenal
sebagai transpor ko^St^QLyangdihasilkan cholesterol transport,
Gambar 25- )
232/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID
BAB 25: PENGANGKUTAN & PENYIMPANAN LIPID / 233

saat sintesis asam lemak tinggi dan kadar asam lemak bcbas dan apolipoprotein, (3) kegagalan penyediaan fosfolipid yang
VLDL
darah rendah. Karena triasilgliserol normalnya tidak ditemukan pada lipoprotein, atau (4) kegagalan mekanisme
menumpuk di hati pada kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa sekretorik itu sendiri.
asam lemak bebas diangkut dari hati dalam bentuk VLDL Salah satu tipe perlemakan hati yang telah diteliti secara
DARAH VLDL
nascent sccepat sintesisnya dan bahwa sintesis apo B-100 bukan mendalam pada tikus disebabkan oleh defisiensi kolin yang
merupakan tahap penentu kecepatafi metabolisme. Asam oleh karenanya dinamai faktor lipotropik. Antibiotik puromisin,
HEPATOSIT VLDL lemak bebas dari sirkulasi adalah sumber utama selama masa etionin (asam a-amino-y-merkaptobutirat), karbon tetraklorida,
HATI
nascent kloroform, fosfor, timbal, dan arsen dapat menyebabkan
kelaparan, mengonsumsi diet tinggi lemak, atau pada diabetes
melitus, saat lipogenesis di hati terhambat. Faktor- faktor yang perlemakan . hati dan penurunan mencolok kadar VLDL pada
Kompleks Golgi ( 0 Residu
glikosil meningkatkan sintesis triasilgliserol maupun sekresi VLDL tikus. Kolin tidak akan melindungi organisme dari zat-zat ini,
oleh hati mencakup (1) keadaan kenyang (bukan lapar); (2) tetapi tampaknya membantu proses penyembuhan. Kerja
Retikulum mengonsumsi diet kaya karbohidrat (terutama jika karbon tetraklorida mungkin melibatkan pembentukan radikal
Asam orotat
endoplasma Karbon tetraklorida Puromisin
mengandung sukrosa atau fruktosa) sehingga lipogenesis dan bebas yang menyebabkan peroksidasi lipid. Diet yang
Destruksi surplus apo B-
halus Etionin
Asam mengandung vitamin E sedikit banyak dapat memberikan
Karbon 100
amino esterifikasi asam lemak meningkat; (3) tingginya kadar asam
tetraklorida proteksi melalui efek antioksidao. Etionin diperkirakan berefek
lemak bebas dalam darah; (4) konsumsi etanol; dan (5) adanya
Kolesterol Ester melalui penurunan ketersediaan ATP karena zat ini
kolesteril insulin dengan kadar tinggi dan glukagon dengan kadar rendah
Sintesis
protein yang meningkatkan sintesis dan esterifikasi asam lemak serta
menggantikan metionin di 5-adenosilmetionin, dan
menyebabkan adenin yang ada tcrperangkap dan menghambat
Poliri bosom
menghambat oksidasinya (Gambar 25-6).
sintesis ATP. Asam orotat juga menyebabkan perlemakan hati;
Sintesis Retikulum
zat ini diperkirakan mengganggu glikosilasi lipoprotein
membran ASPEK KLINIS sehingga menghambat pembebasan, dan juga mungkin
endoplasma
Rantai
kasar mengganggu perekrutan triasilgliserol kc partikel. Pada
Triasilgliserol'
polipoptida apo
B-100 nascent
Ketidakseimbangan Laju Pembentukan perlemakan hati tipe defisiensi kolin, defisiensi vitamin E
Fosfolipid
Mengonsumsi kolesterol Triasilgliserol & Ekspornya Menyebabkan memperparah nekrosis hati. Penambahan vitamin E atau
% Defisiensi EFA Perlemakan Hati selenium memberikan efek protektif dengan menekan
peroksidasi lipid. Selain defisiensi protein, defisiensi asam
Oleh karena berbagai sebab, lipidterutama sebagai
lemak esensial dan vitamin (mis. asam linoleat, piridoksin, dan
triasilgliseroldapat terakumulasi di hati (Gambar 25-6).
Defisiensi asam pantotenat) dapat menyebabkan infiltrasi lemak di hati.
kolin Penimbunan berlebihan dianggap sebagai keadaan patologis.
1 .2-Diasilgliserol Jika penimbunan lipid di hati menjadi kronik, perubahan
Fosfokolin
Etanol Juga Menyebabkan Perlemakan Hati
Kolin fibrotik dapat terjadi di scl-sel yang berkembang menjadi
Glukagon
Insulin sirosis dan gangguan fungsi hati. Alkoholisme menyebabkan penimbunan lemak di hati,
Insulin Etanol
Perlemakan hati {fatty liver) dibagi menjadi dua kategori hiperlipidemia, dan akhirnya sirosis. Perlemakan hati
utama. Tipe pertama berkaitan dengan peningkatan kadar asam disebabkan oleh kombinasi gangguan oksidasi asam lemak dan
> Oksidasi lemak bebas plasma akibat mobilisasi lemak dari jaringan meningkatnya lipogenesis yang diperkirakan disebabkan oleh
adiposa atau dari hidrolisis triasilgliserol lipoprotein oleh perubahan potensial redoks [NADH]/[NAD*] di hati, dan juga
lipoprotein lipase di jaringan ekstrahepatik. Pembentukan karena interferensi kerja faktor-faktor transkripsi yang mengatur
Insulin
VLDL tidak dapat mengimbangi meningkatnya influks dan ekspresi berbagai enzim yang berperan di jalur ini. Oksidasi
esterifikasi asam lemak bebas sehingga terjadi pcnumpuk- an etanol oleh alkohol dehidrogenase menyebabkan produksi
Lipogenesis dari
karbohidrat triasilgliserol yang menyebabkan perlemakan hati. Hal ini berlebihan NADH.
terjadi selama kelaparan dan mengonsumsi diet tinggi lemak. ALKOHOL
Kemampuan tubuh menyekresikan VLDL juga dapat DEHIDROGENASE

Gambar 25-6. Sintesis terganggu (mis. pada kelaparan). Pada diabetes melitus tak- CHj CH, OH yr^ -------------------------------------- CH. CHO
menyebabkan penimbunan^rj16'-? |3erclens,tas sanga* rendah (VLDL) di hati dan kemungkin,
berdensitas tinggi; Apo, apoljpo' <Jan Per,emakan hatL (EFA/ ,asam, lek esensial; ......................................... as-111 HK ---- terkontrol, twin lamb disease, dan ketosis pada ternak, in- filtrasi Etanol
NAD' NADH + H'
Asetaidehida
bagi proses-proses yang dijelaskan i ^' i protem Pengan8kut triasilgliserol mikrosom). jalur-jalur yang diperlihatkan membentuk dasar
lemak dapat sedemikian parah sehingga hati tampak pucat
VLDL dari asil-KoA. Oleh karena it 'rr!01.Kompartemen TRIASILGLISEROL utama di hati tidak terletak di jalur langsung sintesis
I .1 Ii 1 lc
* ItU. rFA i riQl 1 1 i rtlnl/nnnn r*- rr i I i b i Jnl rnnr, - - (fatty appearance) dan membesar disertai kemungkinan NADH yang dihasilkan bersaing dengan ekuivalen
disfungsi hati. pereduksi dari substrat lain, termasuk asam lemak untuk rantai
Tipe kedua perlemakan hati biasanya disebabkan oleh blok respiratorik, yang menghambat oksidasi substrat tersebut, dan
metabolik dalam produksi lipoprotein plasma sehingga terjadi menyebabkan peningkatan esterifikasi asam lemak menjadi
penimbunan triasilgliserol. Secara teoretis, lesi dapat triasilgliserol sehingga terjadi perlemakan hati.
disebabkan oleh (1) blok pada sintesis apolipoprotein, (2) blok
pada sintesis lipoprotein dari lipid
1 sero tidak dapat

BAB 25: PENGANGKUTAN & PENYIMPANAN LIPID / 235

234/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID Ketiga enzim ini diatur secara terpadu melalui mekanisme
fosforilasi-defosforilasi.
untuk Efek utama insulin di jaringan adiposaadalah menghambat
n,cnik'nruktsm <?,,,ld|,isis olch l!
pasc peka-hortnon
Oksidasi etanol menyebabkan terbentuknya asetaldehida, dari lipoprotcin li T S l- 'P ' '
dan ,iscr ^
1 ast ni txrr
aktivitas lipase peka-hormon, yang tidak hanya mengurangi
yang dioksidasi oleh aldehida dehidrogenase menjadi asetat. I'Poproicin s,.|, T ^ ^lng mcnK;alisis hidrolisis pembebasan asam lemak bebas, tetapi juga gliserol. Jarinoan
Meningkatnya rasio [NADH]/[NAD'] juga menyebabkan ckstnhepaakfiji ^ PcnvcraPannva kc dalam jaringan adiposa jauh lebih peka terhadap insulin ketimbang banyak
ma5uk Ice darah / / Ka,vna tidak daPa digunakan, gliserol
meningkatnya [laktat]/[piruvat] sehingga terjadi hiperlakta- jaringan Iain yang menunjukkan bahwa jaringan adiposa
tasidemia yang menurunkan ekskresi asam urat dan memper- ^rti hati da P- ? SCrap stTta digunakan oleh janngan.
adalah tempat utama efek insulin in vivo.
parah gout. Sebagian metabolisme etanol berlangsung 'Wasam lemtl V i*"8 mcmi,iki atu gliserol kinase aknt
diuba
melalui sistem pengoksidasi etanol di mikrosom (microsomal h kembali i yang dibt,ncuk olch lipolisis dapat Beberapa Hormon Mendorong Lipolisis
ethanol oxidizing system, MEOS) dependen sitokrom P450 ^-KoAsin*.,,1 J*nT'n adiP mcn/adi asil - KoA old,
Untu
^membenriiL (an lrtcstcri/ikasi dengan gliserol 3-fos&t Hormon-hormon lain mempercepat pengeluaran asam lemak
yang melibatkan NADPH dan O,. Sistem ini meningkat bebas dari jaringan adiposa dan meningkatkan kadar asam
aktivitasnya pada alkoholisme kronik dan dapat ikut berperan
U
Polisis dan rc ^^iscrol. ()|t.|, karena itu. terjadi siklus
jar,ngan terseb,tSv LS' yUng tcr,,s icncru-s di dalam
lemak bcbas di dalam plasma dengan meningkatkan laju
meningkat bersihan metabolik pada kondisi ini. Etanol juga lipolisis simpanan triasilgliserol (Gambar 25-8). Hormon-
menghambat metabolisme beberapa obat, misalnya barbiturat ^"Binbanzihi./r T11"' ,a'u rc-*tcrirtk;isi tid:ik dapv
yan ke hormon ini mencakup epinefrin, norepinefrin, glukagon,
g mudian h . Tr iakumi*'^i .tsam lemak bebas
dengan berkompetisi untuk enzim-enzim dependen-sitokrom ,ni berikatan den '' kcdalam plasma tempat asam-asam hormon adrenokortikotropik (ACTH), a- dan (3-MSH
P450. lctnak
bcbas plasn^'n l,min dan meningkatkan kadar asam (melanocyte stimulating hormone'), thyroid stimulating
MEOS
hormone
CH3 CH2 OH+ NADPH + H* + O.,-
(TSH), hormon pertumbuhan (GH), dan vasopresin. Banyak
Etanol CH3CHO + NADP* + 2H20 hormon ini yang mengaktifkan lipase peka-hormon. Agar
^^gorkoang,np^blisme Glukosa
Asetaldehida efeknyaoptimal, sebagian besar proses lipolitik ini memerlukan
As keberadaan glukokordkoid dan hormon tiroid. Hormon-
diekspresikan d, jarmgan
Pada beberapa ad.posa,
populasi Asiafosf dan
ng harusorang Amcrika asli, -^a9kpBee^:bosan
digunakan untuk menghasilkan glisero hormon ini bersifat fasilitatorik atau permisif dalam
konsumsi alkohol menyebabkan peningkatan reaksi simpang * M 'duar'ls"
IiR
*eh adiposa meningkat.
dipasok oleh akibat
glukosadefek
melalui glikolisis- kaitannya dengan faktor endokrin lipolitik lainnya.
asetaldehida genetik pada aldehida dehidrogenase ^basan gliserol r . ^ as bcr,<urang. Namun, pem- ^fck glukosa tidal^rP. anjUt
^Hg nicnibukrikan bahwa Efek ini disebabk ' ,pc!rantarai 0,0,1 Penurunan laju
Hormon-hormon yang bekerja cepat dalam mendorong
mitokondria.
lipolisis. meningkatkan es Jrin pcn>'cdiaa gliserol 3 -fosfat yang mcnjalani lipolisis, yi. katekolamin, melakukannya dengan merangsang
JARINGAN ADIPOSA ADALAH TEMPAT beber-, . i aS3m ,cmak bebas. Glukosa dapat termasuk oksidnfa ^ Ur|me,al)ollsn,e aktivitas adenilil sildase, yaitu enzim yang mengubah AFP
di jaringan adiposa, ksidasi di .*aJur nKn;adl C2 melalui siklus asam menjadi cAMP. Mckanismenya analog dengan mekanisme
PENYIMPANAN UTAMA
sitrat, perangsangan glikogenolisis oleh hormon (Bab 19).
TRIASILGLISEROL DI TUBUH niak rantai-pan.^n ntjSa fsfat Perut>ahan menjadi asam le- 8,iserol P^mul.n
asilgliserol melalui cAMP, dengan merangsang protein kinase dependen-
Simpanan triasilgliserol di jaringan adiposa secara terus menerus cAMP, mengaktifkan lipase peka-hormon. Oleh karena
mengalami lipolisis (hidrolisis) dan re-esterifikasi (Gambar 25- baRian .!!,2l5'7)- J** itu, proses yang merusak atau mempertahankan cAMP
pemakaian glukosa
7). Kedua proses ini adalah jalur yang sama selcali berbeda yang mcnjadi
akan memengaruhi lipolisis. cAMP diuraikan menjadi 5-
CO dm TV1!' ^an8 diserap akan dioksidasi ,r,ng dengan2nen. 1 ^ *1
melibatkan reaktan dan enzim yang berlainan. Hal ini men*adl asam lemak. Namun, se- batiyak proporsi r^nan pemakaan glukosa total,
AMP oleh enzim siklik 3,5-nukleotida fosfodiesterase.
memungkinkan proses esterifikasi atau lipolisis diatur secara Enzim ini dihambat oleh golongan metilxantin, misalnya
semakin gliserol 3-fosf\r iS<l di arah kan pada pembentukan mempcrkecil
terpisah oleh banyak faktor nutrisi, metabolik, dan hormon. kafein dan teofilin. Insulin melawan efek hormon-
eflr,|ltU< csccr,^,<asi asil-KoA yang membantu uks asam lemak bebas
Hasil kedua proses ini menentukan besarnya kompartemen asam hormon lipolitik. Lipolisis tampaknya lebih peka terhadap
lemak bebas di jaringan adiposa, yang pada gilirannya perubahan kadar insulin daripada pemakaian dan esterifikasi
Gambar 25-7. Metabolisme triasilgliserol di jaringan adiposa. Lipase
menentukan kadar asam lemak bebas di dalam plasma. Karena glukosa. Efek antilipolitik insulin, asam nikotinat, dan
peka-hormon diaktifkan oleh ACTH, TSH, glukagon, epinefrin,
kadar asam lemak bebas ini memiliki efek paling mencolok pada norepinefrin, dan vasopresin serta dihambat oleh .insulin, prostaglandin E, ditimbulkan oleh inhibisi sintesis cAMP
metabolisme jaringan lain, terutama hati dan otot, faktor-faktor Pe
rribebasan prostaglandin E , dan asam nikotinat. Rincian tentang pembentukan di tempat adenilil sildase yang bekerja melalui protein G..
yang bekerja pada jaringan adiposa yang mengatur aliran keluar gliserol 3-fosfat dari zat-zat antara glikolisis diperlihatkan di Gambar Insulin juga merangsang fosfodiesterase dan lipase fosfatase
asam lemak bebas menimbulkan pengaruh yang jauh melebihi 24-2. (ppp, ja|ur pentosa fosfat; TG, triasilgliserol; FFA, asam lemak yang menginaktifkan lipase peka-hormon. Efek hormon
pengaruh pada jaringan itu sendiri. bebas; VLDL, lipoprotein berdensitas sangat rendah).
pertumbuhan dalam mendorong lipolisis bergantung pada
d
ipengarut,UoTJrTriy!rtormtn dan 'arin8in ad'PS'' V esterifikasi atau lfju asilgliserol serta meningkatkan oksidasi glukosa menjadi C02 sintesis protein-protein yang berperan dalam pembentukan
lipoid , mOTSarul,i pembebasan asam lemak bebas da" menghJmb
Penyediaan Gliserol 3-Fosfat Mengatur melalui jalur pentosa fosfat. Semua efek ini bergantung pada cAMP. Glukokortikoid meningkatkan lipolisis melalui sintesis
Esterifikasi: Lipolisis Dikontrol oleh Lipase
P e k o IH1 rmm mi
stiokl pcnurun?n LTb : as fc 8 n
b
a keberadaan glukosa dan sedikit banyak dapat dijelaskan
berdasarkan kemampuan insulin meningkatkan penyerapan
protein lipase baru melalui jalur dependen-cAMP, yang
menmgkatkan Iipogenesis dan sint<^ dapat dihambat oleh insulin, dan juga dengan meningkatkan
Triasilgliserol disintesis dari asil-KoA dan gliserol 3-fosfat glukosa ke dalam sel adiposa melalui transporter GLUT 4. transkripsi gen-gen yang terlibat dalam kaskade sinyal cAMP.
Insulin juga meningkatkan aktivitas piruvat dehidrogenase, Temuan ini membantu menjelaskan peran kelenjar hipofisis
(Gambar 24-2). Karena enzim glisero1 ik,naS.C f"
asetil-KoA karboksilase, dan gliserol fosfat asiltransferase, dan korteks adrenal dalam meningkatkan mobilisasi lemak.
yang memperkuat efek-efek peningkatan penyerapan glukosa Jaringan adiposa menyekresikan hormon leptin yang
terhadap peningkatan sintesis asam lemak dan asilgliserol.
236/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID
BAB 25: PENGANGKUTAN & PENYIMPANAN LIPID / 237

MEMBRAN yang terpajan cuaca dingin (termogenesis tanpa menggigil), dan


BAGIAN LUAR DALAM BAGIAN DALAM dalam pembentukan panas pada hewan baru lahir. Meskipun
MITOKONDRIA
tidak menonjol pada manusia, jaringan adiposa cokelat terdapat
pada orang normal dan mungkin berperan dalam termogenesis
yang dipicu oleh makanan. Layak dicatat bahwa jaringan adiposa
cokelat berkurang atau tidak ditemukan pada orang obesitas.
Jaringan ini ditandai oleh aliran darah yang baik dan tingginya
kandungan mitokondria dan sitokrom, tetapi aktivitas ATP
sintasenya rendah. Metabolisme ditekankan pada oksidasi
glukosa dan asam lemak. Norepinefrin yang dibebaskan dari ujung
saraf simpatispentinguntuk meningkatkan lipolisisdi jaringan
dan mendorong sintesis lipoprotein lipase untuk meningkatkan
pemakaian lipoprotein kaya-triasilgliserol dari sirkulasi. Di
jaringan ini, oksidasi dan fosforilasi di mitokondria tidak
digabungkan, dan fosforilasi terjadi di tingkat substrat, mis. di
tahap suksinat tiokinase dan pada glikolisis. Oleh karena itu,
oksidasi menghasilkan banyak panas, dan hanya sedikit energi bebas yang
diserap dalam bentuk ATP. Terdapat
protein uncoupling termogenik,
termogenin yang bekerja sebagai jalur penghantar proton untuk
melepasakan potensial elektrokimia pada membran mitokondria
(Gambar
25-9).
Ekivalen
pereduk RINGKASAN
si
Karena lipid nonpolar tidak-larut di dalam air, agar dapat
dipindahkan antar-jaringan di dalam plasma darah, lipid
tersebut dikombinasikan dengan lipid amfipatik dan protein
kaskade ^cak^Tnfjaringan adiPosa-ITSH, thyroid stimulating hormone; FFA, asam lemak bebas.). Perhatikan rangkaian untuk membentuk lipoprotein yang dapat bercampur
dengan air
peranesane-keria^ioaseka." P*"^313" di setiap tahapnya. Stimulus lipolitik 'padam' akibat hilangnya hormon-hormon
Terdapat empat kelompok utama lipoprotein yang dikenal:
dan neneeknnn rAMP aL- k;SI *'Pase dan adenilil siklase oleh FFA berkadar tinggi; inhibisi adenilil siklase oleh adenosin,
vivo karena k-irhr m^in '^ ^os^d'esterase. ACTH, TSH, dan glukagon mungkin tidak mengaktifkan adenilil siklase in
Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari pencer-
1. ;. ^ mas'ng hormon yang dibutuhkan in vitro jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam darah. Efek naan dan penyerapan. Lipoprotein berdensitas sangat ren-
regulator,k posit,f () dan negatif (0) diwakili oleh garis putus-putus dan aliran substrat oleh garis utuh. dah (VLDL) mengangkut triasilgliserol dari hati. Lipopro-
tein berdensitas rendah (LDL) menyalurkan kolesterol ke
mengatur homeostasis energi. Meskipun pada awalnya Gambar 25-9. Termogenesis di jaringan adiposa coklat. Aktivitas rantai
jaringan, dan lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) mem-
diduga melindungi tubuh dari obesitas, bukti-bukti yang ada diubah menjadi asam lemak rantai-panjang, ATP * liase, suatu respiratorik menghasilkan panas selain menyebabkan translokasi proton
(Bab 13). Proton-proton ini menghamburkan lebih banyak panas sewaktu
bawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati
sekarang mengisyaratkan bahwa peran utama leptin adalah enzim kunci dalam lipogenesis, t a m p ) tidak ditemukan,
kembali ke kompartemen dalam mitokondria melalui termogenin dan untuk diekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai
bekerja sebaga, suatu sinyal kecukupan energi ketimbang dan enzim lipogenik lain- mis. g u 6-fosfat dehidrogenase dan
sinyal kelebihan energi. bukan melalui F, ATP sintase, yaitu ruteyang menghasilkan ATP. Lewatnya transpor kolesterol terbalik (reverse cholesterol transport)
enzim malat tidak menga perubahan adaptif. Memang, muncul H- melalui termogenin dihambat oleh nukleotida purin ketika jaringan
Sistem saraf simpatis melalui pembebasan norepinefrin Kilomikron dan VLDL dimetabolisme melalui hidrolisis
anggapan bahwa pa a manusia terdapat suatu sindrom adiposa cokelat tidak terstimulasi. Di bawah pengaruh norepinefrin,
di jaringan adiposa, berperan sentral dalam mobilisasi asam triasilgliserolnya, dan sisa lipoprotein tetap berada di dalam
kelebihan karbo * akibatketerbatasan tubuh mengalihkan inhibisi dihilangkan oleh produksi asam lemak bebas (FFA) dan asil-KoA.
lemak bebas. Oleh karena itu, menin|katnya lipolisis oleh kelebihan karbo u melalui lipogenesis. Pada unggas, Perhatikan peran ganda asil-KoA dalam mempermudah kerja termogenin sirkulasi. Sisa lipoprotein ini diserap oleh hati, tetapi
berbaga. faktor yang dijelaskan di atas dapat dikurangi atau lipogenesis (dirangsa g oleh estrogen) terbatas di hati, yang dan memasok ekuivalen pereduksi untuk rantai respiratorik. dan sebagian sisa (IDL) yang berasal dari VLDL membentuk
dlhilangkan dengan denervasi jaringan adiposa atau dengan menandakan efek regulatorik positif dan negatif. LDL yang diserap oleh hati dan jaringan lain melalui
blokade ganglion. utama penting se ag? tempat penyediaan lemak untuk
membentuk telur. Jaringan adiposa manusia tidak responsif reseptor LDL.
terhadap sebagian hormon lipolitik selain katekolamin. . Apolipoprotein merupakan gugus protein da lipoprotein.
Terdapat Banyak Mekanisme yang Berdasarkan gangguan berat metabolisme yang terja pada Senyawa mi berftmgsi sebagai aktivator enzim (mis. apo C-
JARINGAN ADIPOSA COKELAT MENDORONG
Mengontrol Secara Halus Metabolisme diabetes melitus (sebagian besar akibat pening '>'tan pembebasan TERMOGENESIS II dan apo A-I) atau sebagai ligan untuk reseptor sel (mis.
Jarongan Adiposa asam lemak bebas dari simpanan) dan kenyataan bahwa apo A-I, apo E, dan apo B-100)
insulin umumnya dapat mengoreksi penyakit ini, dapat Jaringan adiposa cokelat terlibat dalam metabolisme terutama Triasilgliserol adalah lipid simpanan utama di jaringan
Jaringan adiposa manusia mungkin bukan merupakan tempat disimpulkan bahwa insulin berperan penting a am mengatur pada saat pembentukan panas diperlukan. Oleh karena itu, adiposa. Sewaktu mobilisasi, asam lemak bebas dan
penting lipogenesis. Tidak banyak glukosa atau piruvat yang metabolisme jaringan adiposa. jaringan ini sangat aktif pada beberapa spesies saat spesies
tersebut bangkit dari hibernasi, pada hewan
Sintesis, Transpor, & 1 26
238/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID

Kershaw EE, Flier JS: Adipose tissue as .111 endocrine organ. J


Ekskresi Kolesterol
gliserol dilepaskan. Asam lemak bebas adalah sumber G.r.
bahan bakar yang penting.
Endocrinol Metab 2004:89:25*18.
Jaringan adiposa cokelat adalah tempat 'termogenesis tanpa Lardy H, Shrago E: Biochemical aspects ol obesity. Annu Rn
menggigil. Jaringan ini dijumpai pada hewan yang Biochem 1990:59:689. Kathleen M. Botham, PhD, DSc & Peter A. Mayes, PhD, DSc
menjalani hibernasi dan hewan baru lahir serta terdapat Redgrave TG: Chylomicron metabolism. Biochem Soc Irins
dalam jumlah kecil pada manusia. Termogenesis terjadi 2004:32.79.
karena adanya suatu protein uncoupling, termogenin di Rye K-A, et al: Overview of plasma lipid transport. Dalam:
membran dalam mitokondria. PLL<^ Lipids (ind Their Role in Disease. Barter IJ, Rye K-
A (editors'. Harwood Acadcmic Publishers, 1999. Asetil-KoA Adalah Sumber Semua Atom Karbon
REFERENSI Sell H, DcshaiesY, Richard D: The brown adipocyte: update on
PERAN BIOMEDIS dalam Kolesterol
its metabolic role. IntJ Biochem Cell Biol 2004:36:2098. Shclness
Eaton S, et al: Multiple biochemical effects in the pathogenesis Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap:
GS, Sellers JA: Vcry-Iow-density lipoprotein assembly and Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol
of fatty liver. Eur J Clin Invest 1997;27:719. (1) Sintesis mevalonat dari asetil-KoA (Gambar 26-1).
secretion. Curr Opin Lipidol 200 1:12:151. bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan dengan
Goldberg IJ, Merkel M: Lipoprotein lipase: physiology, (2) Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat melalui
Various authors: Biochemistry oj Lipids, Lipoproteins asam lemak rantai-panjang sebagai ester kolesteril. Di dalam
biochemistry and molecular biology. Front Biosci pengeluaran CO, (Gambar 26-2). (3) Kondensasi enam unit
andMembrants* 4th ed. Vancc DE, Vancc JE (editors). plasma, kedua bentuk tersebut diangkut dalam lipoprotein isoprenoid untuk membentuk skualen. (4) Siklisasi skualen
2001;6:D388.
Elsevier, 2002. (Bab 25). Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan menghasilkan steroid induk, lanosterol. (5) Pembentukan
Holm C er al: Molecular mechanisms regulating hormone
komponen struktural esensial pada membran dan lapisan luar kolesterol dari lanosterol (Gambar 26-3).
sensitive lipase and lipolysis. Annu Rev Nutr 2000;20:365.
lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan Tahap 1Biosintesis mevalonat: HMG-KoA (3- hidroksi-3-
dari asetil-KoA dan merupakan prekursor semua steroid lain metilglutaril-KoA) dibentuk melalui reaksi-reaksi yang
di tubuh, termasuk kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, digunakan di mitokondria untuk membentuk badan keton
dan vitamin D. Sebagai produk tipikal mctabolismc hewan, (Gambar 22-7). Namun, karena sintesis kolesterol berlangsung
kolesterol terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan di luar mitokondria, kedua jalur ini berbeda. Pada awalnya,
misalnya kuning telur, daging, hati, dan otak. Lipoprotein dua molekul asetil-KoA bersatu untuk membentuk asetoasetil-
berdensitas rendah (LDL) plasma adalah kendaraan untuk KoA yang dikatalisis oleh tiolasesitosol. Asetoasetil- KoA
membawa kolesterol dan ester kolesteril kc banyak jaringan. mengalami kondensasi dengan molekul asetoasetil- KoA lain
Kolesterol bcbas dikeluarkan dari jaringan olch lipoprotein yang dikatalisis oleh HMG-KoA sintase untuk membentuk HMG-
berdensitas tinggi (HDL) plasma dan diangkut ke hati, tempat KoA yang direduksi menjadi mevalonat oleh NADPH dan
senyawa ini dieliminasi dari tubuh tanpa diubah atau setelah dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase. Ini adalah tahap regulatorik
diubah menjadi asam empedu dalam proses yang dikenal utama di jalur sintesis kolesterol dan merupakan tempat kerja
sebagai transpor kolesterol terbalik (Bab 25). Kolesterol adalah golongan obat penurun kadar kolesterol paling efektif, yaitu
unsur pokok batu empedu. Namun, peran utamanya dalam proses inhibitor HMG-KoA reduktase
patologis adalah sebagai faktor pembentukan aterosklerosis (golongan statin) (Gambar 26-1).
artcri- arteri vital, yang menimbulkan penyakit pembuluh Tahap 2Pembentukan Unit Isoprenoid: Mevalonat
darah perifer, koroner, dan serebrovaskular. mengalami fosforilasi secara sekuensial oleh Al P dengan tiga
kinase, dan setelah dekarboksilasi (Gambar 26-2) terbentuk unit
KOLESTEROL BERASAL SAMA BANYAK DARI MAKANAN isoprenoid aktif, isopentenil difosfat.
& DARI BIOSINTESIS Tahap 3Enam Unit Isoprenoid Membentuk Skualen: Isopentenil
difosfat mengalami isomerisasi melalui pergeseran ikatan
Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis rangkap untuk membentuk dimetilalil difosfat, yang kemudian
(sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan. Hati bergabung dengan molekul lain isopentenil difosfat untuk
dan usus masing-masing menghasilkan sekitar 10% dari membentuk zat antara sepuluh- karbon geranil difosfat (Gambar
sintesis total pada manusia. Hampir semua jaringan yang
26-2). Kondensasi lebih lanjut dengan isopentenil difosfat
mengandung sel berinti mampu membentuk kolesterol, yang
membentuk farnesil difosfat. Dua molekul fainesil difosfat
berlangsung di retikulum endoplasma dan sitosol.
bergabung di ujung

239
BAB 26: SINTESIS, TRANSPOR, & EKSKRESI KOLESTEROL / 241

240/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID


ATP ^ CH OH
CH^ /OH -OOCC ^/
O Farnesil Difosfat Menghasilkan OOC C CH
\/\/^^
o
Dolikol & Ubikuinon C^ .
CH2 CH2 O-

CH3 C^S KoA 2 MEVALONA


Poli-isoprenoid dolikol (Gambar 1 5-20 dan Bah 46) dir* CH, CH, OH T Mevalonat 5-
Asetil-KoA KINASE
ubikuinon (Gambar 13-5) dibentuk d.iri farnesil difosfat melalu: Mevalonat
TIOLASE penambahan lebih lanjut residu isopentenil difosfat hingga fosfat
FOSFOMEVALONAT
kATP
2
SH sebanyak 16 (dolikol) atau 37 (ubikuinon) bnah. Sebagnn Mg *
KINASE _____
ch3 O protein pengikat-GTP di membran sel mengalami premia
ADP
C CH, C 'V* S KoA oleh residu farnesil atau geranilgeranil (20 karbon). Premba
II protein diperkirakan mempermudah mclckatnya protein padi ATP CH3 OH P
Q Asetoasetil-KoA o ADP
CH 0-(P)
membran lipoid dan mungkin juga berperan dalam interaksi
H.O CH3 C'^-'S KoA ^/ /c\ / c \
Aselil-KoA antarprotein dan pemindahan protein di membran. OOC C CH,
HMG-KoA SINTASE DIFOSFOMEVALONA CH, CH2 0-~
CHj CHj Q-~ T
KoA-SH
O SINTESIS KOLESTEROL DIKONTROL OLEH KINASE _____ Mevalonat 5-difosfat
Mevalonat 3-fosfo-5-difosfat
Jl PENGATURAN HMG-KoA REDUKTASE CO, + P.

Pengaturan sintesis kolesterol dilaksanakan menjelang awal


OH
3-Hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMG- jalur reaksi, di tahap HMG-KoA reduktase. Berkurangnya HMG-KoA DIFOSFO-
KoA) A MEVALONAT DE CH3 C CH,
pembentukan kolesterol pada hewan yang kelaparan disertai CH, KARBOKSILASE
Asam empedu, Pirau C< Xc<
kolesterol oleh berkurangnya aktivitas enzim. Namun, proses yang trans- | I Isopentenil
+e dihambat oleh kolesterol dalam makanan hanyalah sintesis di Motilglutakonat /C<^ difosfat
1 HMG-KoA REDUKTASE~1 G c< Xfi Xo-~ ISOPENTENIL
KoA - SH hati. HMG-KoA reduktase di hati dihambat oleh mevalonat, DIFOSFAT
I 3,3-Dimetilalll ISOMERASE
Mevalonat produk langsung jalur tersebut, dan olch kolesterol, produk difosfat
3
? . utamanya. "Kolesterol dan mctabolit-metabolitnya menekan V ________
OOC CH.C CH-CH, - OH
II transkripsi HMG-KoA reduktase melalui pcngaktivan faktor X- T
OH tRNA isopentenil C/SPRENIL
transkripsi sterol regulatory element-binding protein TRANSFERASE
k 00
Mevalonat
pp,
(SREBP, protein pengikat elemen pengatur sterol). SRERP c9
chH23c ch2
Gambar 26-1. Biosintesis mevalonat. HMG-KoA reduktase dihambat oleh
atorvastatin, pravastatin, dan simvastatin. Lingkaran putih dan hitam
adalah suatu famili protein yang mengatur transkripsi berbagai
gen yang berperan dalam penyerapan dan metabolisme Protein yang CH, CH CH2 CH 0-~
menunjukkan nasib masing-masing karbon di gugus asetil dari asetil-KoA.
mengalami prenilasi
kolesterol serta lipid lain oleh sel. Pada sintesis kolesterol
difosfat untuk membentuk skualen. Pada awalnya, pirofosfat
dan aktivitas reduktase dijumpai adanya variasi diurnal.
anorganik dieliminasi, yang membentuk praskualen difosfat,
Selain mekanismc-mekanisme yang mengatur laju sintesis
yang kemudian mengalami reduksi oleh NADPH disertai
protein ini, aktivitas enzim juga dimodulasi secara lebih cepat
eliminasi satu molekul pirofosfat anorganik lainnya.
melalui modifikasi pascatranslasi (Gambar 26-4). Insulin atau
Tahap 4Pembentukan Lanosterol: Skualen dapat melipat >- Dolikol
hormon tiroid meningkatkan aktivitas HMG-KoA reduktase, Rantai samping ^
membentuk suatu struktur yang sangat mirip dengan inti steroid ubikuinon
'V/ \/X o-~
sementara glukagon atau glukokortikoid menurunkannya.
(Gambar 26-3). Sebelum terjadi penutupan cincin, skualen Farnesil difosfat
Aktivitasnya dimodifikasi sccara reversibel oleh mekanisme
diubah menjadi skualen 2,3-epoksida oleh oksidase berfungsi- Heme a 1^- NADPH + H*
fosforilasi-defosforilasi yang sebagian di antaranya bergantung
campuran, skualen epoksidase di retikulum endoplasma. Gugus SKUALEN SINTETASE! J Mg2* Mn2*
pada cAMP sehingga cepat berespons terhadap glukagon.
metil di C|4 dipindahkan ke C,3 dan yang ada di C8 ke C,4 sewaktu
Upaya-upaya untuk menurunkan kadar kolesterol plasma
terjadi siklisasi, dikatalisis oleh oksidoskualenrlanosterol siklase.
dalam diet memberikan hasil bervariasi. Secara umum,
Tahap 5Pembentukan Kolesterol: Pembentukan kolesterol
penurunan 100 mg kolesterol dalam makanan menyebabkan
dari lanosterol berlangsung di membran retikulum endoplasma penurunan sekitar 0,13 mmol/L kolesterol serum.
dan melibatkan pertukaran-pertukaran di inti steroid dan rantai
samping (Gambar 26-3). Gugus metil di CJ4 dan C4 dikeluarkan BANYAK FAKTOR YANG MEMENGARUHI
untuk membentuk 14-desmetil lanosterol dan kemudian
KESEIMBANGAN KOLESTEROL DI JARINGAN Skualen
zimosterol. Ikatan rangkap di CH- Cy kemudian dipindahkan ke
C5-C6 dalam dua langkah, yang membentuk desmosterol. Di jaringan, keseimbangan kolesterol diatur sebagai berikut
Akhirnya, ikatan rangkap rantai samping direduksi, dan (Gambar 26-5). Peningkatan kolesterol sel terjadi karena
menghasilkan kolesterol. Belum dapat dipastikan bagaimana penyerapan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh Gambar 26-2. Biosintesis skualen, ubikuinon, dolikol, dan turunan poli-isoprena lainnya. (HMG, 3-hidroksi- 3-
reseptor, misalnya reseptor LDL atau scavenger receptor, metilglutaril; x, sitokinin.) Di heme a sitokrom oksidase terdapat satu residu farnesil. Karbon yang ditandai oleh tanda
urutan masing-masing tahap yang dijelaskan di atas dapat benar- bintang menjadi Cn atau C12 dalam skualen. Skualen sintetase adalah suatu enzim mikrosom; semua enzim lain yang
benar terjadi. ditandai adalah protein yang larut dalam sitosol, dan sebagian ditemukan di peroksisom.
242/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & LIPID BAB 26: SINTESIS, TRANSPOR, & EKSKRESI KOLESTEROL / 243

|| CH, CH,

CH3C^S-KoA OOC
CH,
* C CH, CH:OH ^ --------- ^CH, -C CH CH;- J-

OH 9C0
3 H.O
Asetil-KoA Mevalonat Unit isoprenoid

Skualen
epoksida

SKUALEN o
EPOKSIDASE
H,C
NADPH
FAD

Skualen
OKSIDOSKU
ALEN: Gambar 26-4. Berbagai kemungkinan mekanisme pengaturan sintesis kolesterol oleh HMG-KoA reduktase. Insulin memiliki peran lebih
LANOSTEROL
SIKLASE dominan dibandingkan dengan glukagon. Tanda bintang: Lihat Gambar 19-6.

penyerapan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya- mendorong esterifikasi kolesterol. Dengan cara ini, aktivitas
H COOH kolesterol ke membran sel; sintesis kolesterol; dan hidrolisis reseptor LDL di permukaan sel diatur oleh kebutuhan
ester kolesteril oleh enzim ester kolesteril hidrolase. kolesterol untuk membentuk membran, hormon steroid,
Penurunan disebabkan oleh efluks kolesterol dari membran ke asam empedu (Gambar 26-5).
atau
NADPH
Oj, NADPH HDL melalui ABCA-1 atau SR-B1 (Bab 25); esterifikasi
NAD- kolesterol oleh ACAT (asil-KoA:kolesterol asiltransferase); KOLESTEROL DIANGKUT DI ANTARA JARINGAN
Lanosterol DALAM LIPOPROTEIN PLASMA
14-Desmetil Zimosterol dan pemakaian kolesterol untuk membentuk steroid lain,
lanosterol
misalnya hormon, atau asam empedu di hati.
Kisaran normal kadar kolesterol plasma total pada manusia
adalah <5,2 mmol/L dengan bagian terbesar berada dalam
Reseptor LDL Diatur Secara Ketat
bentuk teresterifikasi. Di dalam plasma, kolesterol diangkut di
Reseptor LDL (apo B-100, E) terdapat pada permukaan sel di dalam lipoprotein (Gambar 26-6), dan pada manusia, proporsi
cekung-cekungan yang diselubungi di sisi sitosolik membran tertinggi terdapat pada LDL. Kolesterol dari makanan mencapai
NADPH
NADPH sci oleh suatu protein yang disebut klatrin (cldthrin). Reseptor keseimbangan dengan kolesterol plasma dalam beberapa hari
glikoprotein menembus membran dengan regio pengikat B- 100 dan dengan kolesterol jaringan dalam beberapa minggu. Ester
yang terletak di ujung terminal amino yang terpajan. Setelah kolesteril dalam makanan dihidrolisis menjadi kolesterol yang
terjadi pengikatan, LDL diserap secara utuh melalui proses kemudian diserap oleh usus bersama dengan kolesterol tak-
Kolesterol endositosis. Apoprotein dan ester kolesteril kemudian teresterifikasi dan lipid lain dalam makanan. Bersama dengan
Desmosterol A724-Kolestadienol
(24-dehidrokolesterol) dihidrolisis di lisosom, dan kolesterol dipindahkan ke dalam kolesterol yang disintesis di usus, kolesterol ini kemudian
Triparanol
sel. Reseptor didaur-ulang ke permukaan sel. Influks dimasukkan ke dalam kilomikron. Dari kolesterol yang diserap,
kolesterol ini menghambat transkripsi gen-gen yang menyandi 8090% mengalami esterifikasi dengan asam lemak rantai-
HMG-KoA sintaseHMG-KoA reduktase serta enzim-enzim panjang di mukosa usus. Sembilan puluh lima persen kolesterol
Gambar 26-3. Biosintesis kolesterol. Posisi-posisi yang diberi nomor adalah posisi inti steroid, sementara lingkaran
terbuka dan tertutup menunjukkan nasib masing-masing karbon di gugus asetil pada asetil-KoA. Tanda bintang: Lihat lain yang berperan dalam sintesis kolesterol serta reseptor kilomikron disalurkan ke hati dalam bentuk sisa kilomikron
pemberian label skualen di Gambar 26-2. LDL itu sendiri melalui jalur SREBP sehingga secara terpadu (ichylomicron remnants), dan sebagian besar kolesterol yang
menekan sintesis dan penyerapan kolesterol. Selain itu, disekresikan oleh hati dalam bentuk VLDL dipertahankan
aktivitas ACAT menjadi terstimulasi yang
244/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UPID
BAB 26: SINTESIS, TRANSPOR, & EKSKRESI KOLESTEROL / 245

MEMBRAN
Reseptor LDL SIRKULASI ENTEROHEPATIK
(apo B-100. E) SFl
(dalam
cekungan-
berselubung)

LDL

Kompartemen
kolesterol
Vesikel CE
tak-terestenfikasi
|berselubun
(terutama di membran)
g
Scavenger receptor

selama pembentukan IDL dan akhirnya LDL yang diserap oleh


reseptor LDL di hati dan jaringan ekstrahepatik (Bab 25). dibentuk olch LCAT mengalir ke hati melalui sisa (IDL) atau
LDL (Gambar 26-6). HDL, yang dipcra>-1 triasilgliserol
menyalurkan kolcstcrolnya ke hari c a siklus HDL (Gambar 25-
LCAT Plasma Bertanggung Jawab Terhadap Hampir 5).
Semua Ester Kolesteril Plasma pada Manusia
KOLESTEROL DIEKSKRESIKAN DARI TUBUH DI DALAM
Aktivitas LCAT berkaitan dengan HDL yang mengandung apo
A-I. Sewaktu kolesterol di HDL mengalami esteri as , tercipta EMPEDU SEB AG AI KOLESTEROL ATAU ASAM (GARAM) i . fL-TQr CE ester kolesteril; TG,
Gambar 26-6. Transpor kolesterol antar berbagai jaringan di tubuh manusia. (C, o estero ta Meres e11' ' uerdensitas rendah; HDL,
gradien konsentrasi yang menarik kolestero jaringan dan dari EMPEDU triasilgliserol; VLDL, lipoprotein berdensitas sangat rendah; IDL, lipoprotein berdensitas sedang; LDL, l.popro poprotein A-l; CETP,

lipoprotein lain (Gambar 26-5 an sehingga HDL dapat lipoprotein berdensitas tinggi; ACAT. asil-KoA:kolesterol asiltransferase; LCAT, lesU.rykolesterol as, I transferase, A-l, apol.pop protein transfer
Setiap hari, sekitar 1 gram kolesterol dikeluarkan dari tubuh. ester kolesteril; LPL, lipoprotein lipase; HL, lipase hati; LRP, protein ter ait resep or
berfungsi dalam transpor <o estero terbalik (;reverse Sekitar separuhnya diekskresikan di dalam tinja setelah
cholesterol transport; Gambar 2 mengalami konversi menjadi asam empedu. Sisanyu
diekskresikan sebagai kolesterol. Koprostanol adalah stero utama suatu enzim mikrosom. Enzim ini, suatu mono-oksigenase empedu yang alkalis, asam-asam empedu dan konjugatnya
Proteon Transfer Ester Kolesteril Mempermudah dalam tinja; senyawa ini dibentuk dari kolesterol oleh bakteri di tipikal, memerlukan oksigen, NADPH, dan sitokrom 1*450. diasumsikan berada dalam bentuk garam sehingga muncul
Pemindahan Ester Koles eri dari HDL ke Lipoprotein usus bagian bawah. Tahap-tahap hidroksilasi selanjutnya juga dikatalisis oleh mono- istilah garam empedu.
Lain oksigenase. Jalur biosintesis asam empedu pada awalnya terbagi Sebagian asam empedu primer di usus mengalami
Asam Empedu Dibentuk dari Kolesterol menjadi satu subjalur yang menghasilkan kolil-KoA, yang perubahan lebih lanjut akibat aktivitas bakteri usus. Perubahan-
Protein ini, yang berikatan dengan HDL, ditemukan dalam ditandai oleh tambahan gugus a-OH di posisi 12, dan jalur lain perubahan tersebut mencakup dekonjugasi. dan 7a-
plasma manusia dan banyak spesies lain. ^ot^in transfer ester Asam empedu primer disintesis di hati dari kolesterol. Asam- yang menghasilkan kenodeoksikolil- KoA (Gambar 26-7). Jalur dehidroksiIasi yang menghasilkan asam empedu sekunder, asam
kolesteril ini mempermudah Pc" ester kolesteril dari HDL asam ini adalah asam kolat (cholic acid; ditemukan dalam kedua di mitokondria yang melibatkan 27-hidroksilasi kolesterol deoksikolat dan asam litokolat.
ke VLDL, IDL, dan dipertukarkan dengan triasilgliserol, yang jumlah besar) dan asam kenodeoksikolat (chenodeoxyebolic oleh sterol 27- hidroksilase sebagai langkah pertama menghasilkan
m Oleh acid; Gambar 26-7). 7a-Hidroksilasi pada kolesterol adalah cukup banyak asam empedu primer. Asam empedu primer Sebagian Besar Asam Empedu Kemroballn ke Hati
tahap regulatorik pertama dan terpenting dalam biosintesis (Gambar 26-7) memasuki empedu sebagai konjugat glisin atau Melalui Sirkulasi Enterohepatik
inhibisi a. LCAT pada^HDL oleh g* ^ karena itu, pada manusia,
asamempedudandikatalisisoleh kolesterol 7a-hidroksilase. taurin.
banyan Meskipun produk pencernaan lemak, termasuk- kolesterol,
Konjugasi berlangsung di peroksisom. Pada manusia, rasio diserap di 100 cm pertama usus halus, namun asam empedu
konjugat glisin terhadap taurin normalnya adalah 3:1- Pada
246/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT a UPID

BAB 26: SINTESIS, TRANSPOR, & EKSKRESI KOLESTEROL / 247


^6e/ 26 7 >
Vitamin C NADPH + ** <nv,ikit primer lipoprotein plasma (dislipoproteinemia).
H- NADP-
Nama

Kolesterol
J2 Ah '^Prote*nem'a Tidak terbentuk kilomikron, VLDL, atau LDL Jarang; asilgliserol darah rendah; terjadi
!OKSILASe1 OH e,Qlipoproteinemia
7a-Hldrolcsikolostorol karena gangguan pada pemasukan lipid ke akumulasi asilgliserol di usus dan hati.
dalam apo B. Malabsorpsi usus. Kematian dini dapat
dihindari dengan pemberian vitamin larut-
lemak dalam dosis tinggi,

Y- pen^L-alfa-|iP0Pr0,e'n familial Fi cA Tangier


Semua memperlihatkan HDL yang Kecenderungan mengalami
(Beberapa W' NADPH + H D^f- e^e ^sease et,s'ensi
tahap)2 KoA SH apo-A-l rendah atau hampir tidak ada. hipertriasilgliserolemia akibat apo C-ll yang
menyebabkan LPL yang tidak- aktif. Kadar LDL
rendah. Aterosklerosis

Q)er. "Poproteinemia Hipertriasilgliserolemia akibaf defisiensi Bersinar kilomikron dan VLDL melambat. Kadar
lipoprotein lipase familial LPL,. LPL abnormal, atau defisiensi apo LDL dan HDL rendah. Tidak ada

H|Perkolesterolemia familial (tjpe ||a) Defek reseptor LDL atau mutasi di regio Peningkatan kadar LDL dan hiperkolesterolemia,
ligan apo B-l00. yang menyebabkan aterosklerosis dan
Konodeoksikolil-KoA
Asam taurokolat penyakit jantung koroner.
(asam empedu primer)

KoA SH J^hO'
(fe 'PPro,einemia ,ipe 111 far"ilial disen* J0, dise,ase' Defisiensi pembersihan sisa lemak oleh hati Peningkatan sisa VLDL dan kilomikron dengan
Asam tauro- dan gllko- remnnl removal familj at) sbe,allPProteinem'a akibat kelainan apo E. Pasien tidak berat jenis <1,019 ((5-VLDL). Menyebabkan
konodeoksikolat
memiliki isoform E3 dan Ea serta hanya hiperkolesterolemia, xantoma, dan
(asam empedu primer)
C NCH,COOH
J memiliki E?, yang tidak bereaksi aterosklerosis.
II Dekonjugasi +
O
7n-dohidroksi!asi
Pertriasi|g|jsero|emja famj|ja| jtjp0 jyj Voduksi berlebihan VLDL yang sering disertai Kadar kolesterol meningkat dengan konsentrasi
Asam glikokolat
oleh intoleransi glukosa dan hiperinsulinemia. VLDL. LDL dan HDL cenderung subnormal.
s^sam empedu primer) COOH Jenis pola ini sering berkaitan dengan
COOH
penyakit jantung koroner, diabetes melitus
tipe II, obesitas, alkoholisme, dan pemberian
Dekonjugasi + hormonprogestasional.
7a-dehidroksi!asi Asam deoksikolat
(asam empedu Asam litokolat
sekunder) (asam empedu sekunder) ^ipera|fa|jp0pr0fejnemja familial eningkatan kadar HDL.
^asamempeausewinaer)
Suatu keadaan langka yang tampaknya
bermanfaat bagi kesehatan dan
, 27.hidrks,lase*
i -.rlmksilasi kolesterol oleh ^
pmoedu. Jalur kedua di mitokondria melibatkan hie
Defisiensi lipase hati Defisiensi enzim ini menyebabkan akumulasi Pasien mengalami xantoma dan penyakit
Gambar 26-7. Biosintesis dan penguraian asc 1
Tanda bintang: Dikatalisis oleh enzim-enzim mi sisa VLDL dan HDL yang jantung koroner.
Sintesis Asam Empedu Diatur di Tahap /a-
Hidroksilase
primer dan sekunder diserap hampir semata m orta ^^l p lesitin:kolesterol asiltransferase |LeAT) <etiadaan LCAT menyebabkan hambatan Kadar ester kolesteril dan lisolesitin plasma
dan 98-99% dikembalikan ke hati melalui bar Tahap penentu laju utama dalam biosintesis asam empedu adalah di familial transpor kolesterol terbalik. HDL tetap rendah. Kelainan yang ditemukan adalah
Hal ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepati ( reaksi kolesterol 7a-hidroksilase (Gambar 26-7). Aktivitas enzim ini diatur berada dalam bentuk lempengan nascent fraksi LDL abnormal, lipoprotein X, yang juga
secara umpan-balik melalui reseptor pengikat-asam empedu yang tidak mampu menyerap dan ditemukan pada pasien kolestasis. VLDL
26-6). Namun, asam litokolat, karena sifatnya yang^i mengesterifikasi
nukleus, yaitu reseptor farnesoid X (FXR). Jjka ukuran kompartemen abnormal
larut, tidak direabsorpsi dalam jumlah absorpsi
asam empedu dalam sirkulasi enterohepatik meningkat, FXR
sebagian kecil garam empedu yang apun, ialur
sehinggga dikeluarkan melalui un!a* ^ kolesterol. Setiap diaktifkan dan transkripsi gen 7a-hidroksilase tertckan. Asam Kelebihan lipoprofein(a) familial j(a) terdiri dari 1 mol LDL yang melekat pada Penyakit jantung koroner prematur akibat
ini merupakan jalur kenodeoksikolat sangat penting untuk mengaktifkan FXR. Aktivitas 1- mol apo(a). Apo(a) memperlihatkan aterosklerosis, ditambah trombosis akibat
X 3-5 g) didaur kolesterol 7ct- hidroksilase juga ditingkatkan oleh kolesterol yang
berasal dari makanan dan endogen serta diatur oleh hormon insulin,
homologi struktural dengan plasminogen. terhambatnya fibrinolisis.
hari sejumlah kecil asam empedu ^ empedu _____________
melalui usus enam sampai sepuluh <a i keluar melalui glukagon, glukokortikoid, dan tiroid.
I I II i jncirlens Denyakil Alzheimer. Tampaknya apo E4 berikatan lebih erat
denganpi|5>am g
dalam jumlah setara dengan jumlah kornpartemen 'Terdapat keterkaitan antara pasien yang memiliki alel apo F., dan msidens ditemukan pada plak ncuritik.
tinja dibentuk dari kolesterol sehingga u dicapai
asam empedu dapat dipertahankan konstan
melalui suatu sistem kontrol umpan-ba i <
BAB 26: SINTESIS, TRANSPOR, & EKSKRESI KOLESTEROL / 249

248/ BAGIAN II: BIOENERGETIKA & METABOLISME KARBOHIDRAT & UPID berpindah ke VLDL, IDL, atau LDL melalui protein
Kelainan Primer pada Lipoprotein Plasma transfer ester kolesteril.
berukuran lebih kecil yang mengandung kolesterol relatif lebih (Dislipoproteinemia) Bersifat Herediter Kelebihan kolesterol diekskresikan dari hati dalam
ASPEK KLINIS banyak serta digunakan olch jaringan ekstrahepatik secara lebih empedu sebagai kolesterol atau garam empedu. Sebagian
Defek herediter dalam mctabolismc lipoprotein menye-*
lambat ketimbang partikel yang lebih besar kecenderungin besar garam empedu yang disekresikan diserap kembali ke
Kolesterol Serum Berlcorelasi dengan babkan kelainan primer hipo- atau hiperlipoproteinemia (Tabel
dalam sirkulasi porta dan dikembalikan ke hati sebagai
Insidens Aterosklerosis & Penyakit yang dapat dianggap bersifat aterogenik. 26-1). Selain itu, penyakit seperti diabetes melitus,
bagian dari sirkulasi enterohepatik
Jantung Koroner hipotiroidisme, penyakit ginjal (sindrom nefrotik), dan
Peningkatan kadar kolesterol yang terdapat di VLDL, IDL,
Gaya Hidup Memengaruhi Kadar aterosklerosis berkaitan dengan kelainan sekunder pola lipo-
atau LDL menyebabkan aterosklerosis, sedangkan HDL
Meskipun peningkatan kadar kolesterol plasma diyakini merupakan Kolesterol Serum protein yang sangat serupa dengan salah satu penyakit herediter
dalam kadar tinggi memberikan efek protektif
faktor utama yang mendorong aterosklerosis, kini diakui bahwa di atas atau penyakit herediter primer lain. Hampir semua
Faktor lain yang dianggap berperan dalam penyakit jantung Defek herediter dalam metabolisme lipoprotein menye
triasilgliserol juga merupakan suatu faktor risiko yang berdiri penyakit primer ini disebabkan oleh defek di tahap
koroner adalah tekanan darah tinggi, merokok, jenis babkan penyakit primer hipo- atau hiperlipoproteinemia.
sendiri. Aterosklerosis ditandai oleh penimbunan kolesterol dan pembentukan, transpor, atau destruksi lipoprotein (lihat Gambar
kelamin laki-laki, obesitas (terutama obesitas abdominal), Penyakit seperti diabetes melitus, hipotiroidisme, penyakit
ester kolesteril dari lipoprotein plasma ke dinding arteri. Penyakit 25-4, 26-5, dan 26-6). Tidak semua kelainan mem-
kurang berolahraga, dan kebiasaan minum air yang kurang bahayakan. ginjal, dan aterosklerosis memperlihatkan kelainan
yang menyebabkan peningkatan berkepanjangan kadar VLDL,
mengandung mineral ketimbang air yang kaya mineral. sekunder pola lipoprotein yang mirip dengan penyakit
IDL, sisa kilomikron, dan LDL dalam darah (mis. diabetes melitus,
nefrosis lipid, hipotiroidisme, dan penyakit hiperlipidemia lainnya) Faktor yang menyebabkan peningkatan FFA plasma * ti RINGKASAN primer.
sering disertai oleh aterosklerosis yang bersifat prematur dan lebih oleh meningkatnya pembebasan triasilgliserol dan kol
parah. Juga terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL (HDL2) ke dalam sirkulasi VLDL adalah stres emosional dan minum Kolesterol adalah prekursor semua steroid lain di dalam REFERENSI
dan penyakit jantung koroner sehingga rasio kolesterol LDL:HDL kopi. Wanita pramenopause tampaknya terlindung dari e tubuh, misalnya kortikosteroid, hormon seks, asam
Chiang JL: Regulation of bile acid synthesis: pathways,
merupakan parameter prediktif yang penting. Hal ini konsisten efek merugikan ini, dan hal ini diperkirakan berkaitan dengan empedu, dan vitamin D. Senyawa ini juga memiliki peran
nuclear receptors, and mechanisms. J Hepatol 2004;40:539.
dengan fungsi HDL dalam transpor kolesterol terbalik. Kerentanan efek positif estrogen. Terdapat keterkaitan antara konsumsi struktural di membran dan di lapisan luar lipoprotein
Illingworth DR: Management of hypercholesterolemia. Med Clin
untuk mengalami aterosklerosis sangat bervariasi antar spesies, dan alkohol dalam jumlah sedang dan penurunan insidens Kolesterol disintesis di tubuh seluruhnya dari asetil-KoA.
North Am 2000;84:23.
manusia adalah salah satu dari beberapa spesies yang penyakit jantung koroner. Hal ini mungkin disebabkan o Tiga molekul asetil-KoA membentuk mevalonat melalui
Ness GC, Chambers CM: Feedback and hormonal regulation of
aterosklerosisnya dapat dipicu oleh diet tinggi kolesterol. peningkatan kadar HDL akibat meningkatnya sintesis apo reaksi regulatorik penting di jalur ini yang dikatalisis oleh
hepatic 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase: the
A-I dan perubahan aktivitas protein transfer ester kolesten, HMG-KoA reduktase. Kemudian terbentuk unit
concept of cholesterol buffering capacity. Proc Soc Exp
Makanan dapat Berperan Penting dalam Anggur merah dianggap bermanfaat, mungkin karena isoprenoid lima-karbon, dan enam dari unit ini menyatu Biol Med 2000;224:8.
Mengurangi Kolesterol Serum tingginya kandungan antioksidannya. Olah raga teratur membentuk skualen. Skualen mengalami pendauran untuk Parks DJ, et al: Bile acids: natural ligands for a nuclear orphan
menurunkan LDL plasma, namun meningkatkan membentuk steroid induk lanosterol yang membentuk receptor. Science 1999;284:1365.
Russell DW. Cholesterol biosynthesis and metabolism.
Kadar triasilgliserol juga berkurang, kemungkinan esar kolesterol setelah tiga gugus metilnya di keluarkan. Cardiovascular
karena meningkatnya sensitivitas insulin yang mening a Sintesis kolesterol di hati sebagian diatur oleh kolesterol
Drugs Therap 1992;6:103.
ekspresi lipoprotein lipase. dalam makanan. Di jaringan, keseimbangan kolesterol Spady DK, Woollett LA, Dietschy JM: Regulation of plasma LDL
Faktor herediter memiliki peranan paling besar dalam
dipertahankan antara faktor yang menyebablcan penam- cholesterol levels by dietary cholesterol and fatty acids.
menentukan kadar kolesterol serum seseorang; namun, faktor
makanan dan lingkungan juga berperan, dan yang paling Jika Perubahan Diet Gagal/ Obat bahan kolesterol (mis. sintesis, penyerapan melalui reseptor Annu
Hipolipidemik akan Menurunkan Kolesterol scavenger atau LDL) dan faktor yang menyebabkan Rev Nutr 1993; 13:355.
bermanfaat adalah menggunakan asam lemak tak- jenuh ganda & Triasilgliserol Serum berkurangnya kolesterol (mis. sintesis steroid, pembentukan Tall A: Plasma lipid transfer proteins. Annu Rev Biochem
dan taic-jenuh tunggal sebagai pengganti asam lemak jenuh dalam
Suatu golongan obat yang dikenal sebagai statin telah ester kolesteril, ekskresi). Untuk mencapai keseimbangan 1995;64:235.
makanan. Minyak nabati, seperti minyak jagung dan minyak biji
terbukti sangat manjur untuk menurunkan ka ar ini, aktivitas reseptor LDL dimodulasi oleh kadar kolesterol Various authors: Biochemistry of Lipids, Lipoproteins and Membranes, 4th
bunga matahari mengandung banyak asam lemak tak-jenuh
kolesterol plasma dan meneegah penyakit jantung. Statin di dalam sel. Pada transpor kolesterol terbalik, HDL ed. Vance DE, Vance JE (editors). Elsevier, 2002.
ganda, sedangkan minyak zaitun mengandung banyak asam T* J. I menyerap kolesterol dari jaringan dan LCAT Various authors. The cholesterol facts. A summary of the
lemak tak-jenuh tunggal. Di pihak lain, lemak mentega, lemak
bekerja dengan menghambat HMG-KoA re u tase mengesterifikasikannya serta mengendapkannya di bagian evidence relating dietary fats, serum cholesterol, and coronary
sapi, dan minyak palem mengandung banyak asam lemak jenuh.
tengah partikel. Ester kolesteril pada HDL diserap oleh hati, heart
Dibandingkan dengan karbohidrat lafh, sukrosa dan fruktosa dan meningkatkan aktivitas reseptor LDL. Gon ^
baik secara langsung maupun setelah disease. Circulation 1990;81:1721.
menimbulkan efek yang lebih besar dalam meningkatkan kadar obat yang saat ini Zhang FL, Casey PJ: Protein prenylation: Molecular mechanisms
lipid darah, terutama triasilgliserol. digunakan adalah atorvastatin,
and functional consequences. Annu Rev Biochem 1996;65:24l.
Penyebab mengapa asam lemak tak-jenuh ganda dapat simvastatin, fluvastatin, dan pravastatin. Obat lain yang
menurunkan kolesterol masih belum sepenuhnya dipahami. digunakan adalah golongan fibrat, misalnya kl ^
Namun, sudah jelas bahwa salah satu mekanisme yang terlibat serta gemfibrozil dan* asam nikotinat yang be erja
adalah penambahan jumlah {up-regulatiori,) reseptor LDL oleh asam terutama dengan menurunkan kadar triasilgliserol pasma
lemak tak-jenuh ganda dan tak-jenuh tunggal dibandingkan dengan n^elalui penurunan sekresi VLDL yang mengan ung
asam lemak jenuh sehingga terjadi peningkatan laju katabolik triasilgliserol dan kolesterol dari hati. Selain itu, aru
LDL, yaitu lipoprotein aterogenik utama. Selain itu, asam lemak baru ini diperkenalkan suatu obat baru, ezetimib, yang
jenuh menyebabkan terbentuknya partikel VLDL menurunkan kadar kolesterol darah dengan mengham at
penyerapan kolesterol oleh usus. Ezetimib termasuk am
kelas azetidinon dari inhibitor penyerapan kolesterol.
BAGIAN 1 ii BAB 27: BIOSINTESIS ASAM AMINO YANG NONESENSIAL SECARA NUTRISIONAL / 251

Metabolisme Protein & Asam Amino


T
*b
Kebutuhan asam amino manusia.
NH,
B cora Nutrisional Secara Nutrisional
Cf
o o O O
a-Kotoglutarat i-Glutamat
Arginin1 Alanin
Histidin Asparagin H,0
NH.
Isoleusin Aspartat

Biosintesis Asam Ammo yang



27 Leusin
Usin
Sistein
Glutamat
NAD(P)H + H* NAD(Pf

Metionin Glutamin

Nonesensial Secara 1 Nutrisional


Gambar 27-1. Reaksi glutamat dehidrogenase.
Fenilalanin Glisin

Victor W. Rodwell, PhD Treonin Hidroksiprolin2


NH,
Triptofan Hidroksiiisin2
Valin Prolin
Serin
Tirosin
lc
Cara nutrisional seniiesensial." Disintesis dengan kecepatan yang kurang

^nt-rnadoi uniuk mcruinjang pertumbuhan pada anak.


u an Merupakan kcbarus.m dalam pembentukan protein, tetapi terbentuk
ama P^nirosesan kolagen past atranslasi
Mg-ATP

PERAN BIOMEDIS
Gambar 27-2. Reaksi glutamin sintetase.
ii lainnya
Kedua-puluh asam amino yang terdapat di protein bersifat ammo yang disintesis di jaringan manusia, bukan 1 * iRlu yang IOn amnium.Penggabungan hidrolisis PP( dengan P oleh PIro osfatase
disintesis oleh tumbuhan, eukariot rend*1 prokariot.
esensial bagi kesehatan. Meskipun relatif jarang dijumpai di mcmastikan bahwa reaksi tersebut berlangsung.

dunia Barat, defisiensi asam amino masih bersifat endemik di lik |Crin 0ksidasi 6UBUS a'b*droksil pada zat antara S 1 isis 3-
beberapa tempat di Afrika Barat yang sangat mengandalkan
ASAM AMINO YANG NONESENSIA fosfogliserat mengubahnya menjadi suatu asam dengan
diet dari padi-padian yang kurang mengandung asam amino, SECARA NUTRISIONAL MEMILIKI J* transaminasi dan defosforlasi selanjutnya yang
seperti triptofan dan lisin. Penyakit-penyakit ini mencakup BIOSINTESIS PENDEK j.in menghasilkan serin (Gambar 27-5).
Glisin. Glisin aminotransferase dapat mengatalisis
kwasiorkor yang timbul jika anak disapih dengan makanan Enzim glutamat dehidrogenase, glutamin sintct?*s*V ltcsjs sintesis gljsjn cjarj glioksilat dan glutamat atau alanin. Tidak seperti
yang kaya akan pati, tetapi kurang mengandung protein; aminotransferase mcnempati posisi sen kebanyakan reaksi aminotransferase, reaksi-reaksi ini sangat
dan marasmus, yaitu terjadi defisiensi baik asupan kalori asam amino. Kerja kombinasi ketiga enzim maupun asam amino
spesifik. - mcn mp pos,s scm cenderung mengarah pada pembentukan glisin- Rute penting
Manusia dapat membentuk 12 dari 20 asam amino yang f r.' '
mengubah ion ^ nasi kctlSa enzim mi lain pada mamalia untuk membentuk glisin adalah dari kolin
umum dari zat-zat antara amfibolik glikolisis dan siklus asam sitrat berbagai am
nium menjadi nitrogen a-amino dari (Garnbar 27-6) dan dari serin (Gambar 27-7). Donor aminod-m^n.ll,en,u*<tln alanin oleh transaminasi piruvat. adalah
(Tabel 27-1). Meskipun secara nutrisional nonesensial, namun &dl asam ammo. ^ rl'n. Prolin dibentuk dari glutamat melalui pembalikan ,pa S^tamat atau aspartat. Jadi, produk lain
G,utamin. Aminasi reduktif <*-
reaksi-reaksi katabolisme prolin (Gambar 27-8). b tarat atau oksaloasetat.
kedua-belas asam amino ini tidak bersifat nonesensial. Kedua- d n Gll,tamin ''' /toolbar
keto8,:ri ? - Aminasi redukm - Sistein. Sistein, meskipun secara nutrisional tidak esensial, namun
puluh asam amino tersebut secara biologis esensial. Dari 12 asam at s,So c
27-1). Amin * j * ^ glutamat dehidrogenase (Gambar dibentuk dari metionin yang esensial secara nutrisional. Setelah perubahan
amino yang secara nutrisional nonesensial, 9 buah diantaranya
glutamin s i n t c n f m c n i a d i glutamin dikatalisis oleh metionin menjadi homosistein (|jjiat Gambar 29-18), homosistein dan
dibentuk dari zat antara amfibolik dan 3 buah (sistein, tirosin, dan
AJan* ' c (Cjambar 27-2). serin membentuk sistationin yang hidrolisisnya membentuk sistein dan NH +
3 O N H3 +
hidroksiiisin) dibentuk dari asam amino yang esensial secara
(Gamb^-27-3)ranSam,nasi piruvar membenruk a,anin memben r i1 hc^an AsParag'n- homoserin (Gambar 27-9). o'
nutrisional. Identifikasi 1 2 asam amino yang dapat disintesis oleh o
Transaminasi oksaloasetat dikatalisisol .Spartat* Perubahan aspartat menjadi ^'rsin. Fenilalanin hidroksilase mengubah fenilalanin menjadi "O H2N
manusia terutama didasarkan pada data yang berasal dari diet O
asparagin densan plntettue (Gambar 27-4). yang mirip tirosin (Gambar 27-10). Jika diet mengandung fenilalanin (yang secara
dengan protein yang digantikan oleh asam amino murni. Bab ini L-
glutfmin8 Itam,niSi,UetaSe (Gambar 27-2> kecuali bahwa Namun menyf kan nitrogen, nutrisional esensial) dalam jumlah jriemadai, tirosin secara nutrisional L-Aspartat
hanya membahas biosintesis dua belas asam Asparagin
bukan ion amonium. menjadi tidak esensial. Tetapi, karena reaksi fenilalanin hidroksilase
> asparagin sintetase bakteri juga dapat menggunakan bersifat ireversibel, tirosin dalam makanan tidak dapat menggantikan
Gin
fenilalanin. Katalisis oleh oksigenase berfungsi-campuran ini
menyebabkan penggabungan satu atom O, dengan fenilalanin
Mg-ATP -AMP + PR,
Mg

(<emiripan dan
Gambar 27-4. Reaksi asparagin sintetase. perbedaan
dari reaksi glutamin sintetase (Gambar
250
252/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
BIOSINTESIS ASAM AMINO YANG NONESENSIAL SECARA NUTRISIONAL / 253

OH
u-Ketoglutarat [,80]-Suksinat
Ar0' NADH rV0'
-0 o D-3- -o S H
Molile
., Folat n H.
Fosfogliserat Fosfohidroksi NH Askorbat
piruvat (olal NH,
0 /^^Prov^s
O
Serin
Glisin Gambar 27-11. Reaks, prolil hidroksilase. Substrat adalah neotiH
NH. Ca/nfc- kaya-prolin. Selama perjalanan reaksi, oksigen molekular terLLn ke
s{et&
e
' 'osistein
o- p, H2O dalam suksinat dan prolin. Lisil hidroksilase mengatalisis reaks
>ar 27-7. Reaksi serin h'droksimi'lj^o{o\a^ sepenuhnya bersifal analog 'a Sl
A/ ^ r^-0' reversibel. (H., folat. Utra
HO O
-0 o
L-Serin Fosfo-L.Serjn Hidroksilasi residu prolil dan lisil yang lLl hl r {\
dikatalisis olch prolil hidroksilase dan ^ ^ ^ .i ^
rt
Sistationin
jaringan, termasuk di kulit dan otot rang
97 ? Biosintesis serin. (a-AA, asam a-amino; a-KA, asam .
(\
Gambar//-3- v-1 k
a-keto.)
granulasi luka (Gambar 27-10- J-tn
s'
1
oksigenase yang memiliki fungsi caropuran
ri .
ciuksi atom yang lain menjadi air. Kemampuan substrat, O, molekular, askorbat, Fe2*. n L-Sistein
dan mereoleh tetrahidrobiopterin, akhirnya i
mereduksi yang^H ntuk setiap mol prolin atau lisin yang ' .. siilcS'' ^
ml ^'kctoglutarat didekarboksilasi
berasal dari^ Hidroksiiisin. Hidroksiprolin dan ^ 02 masuk ke dalam prolin atau si v* / 'oserin
masuk ke suksinat (Gambar 27-1 D- c . ^
v terutama terdapat dalam kolagen. Karena homos
Yang dibutuhkan oleh kedua hidroksilase '
tidak hidroksiiisin kedua asam amino terhidroksilasi ini, ^
er"1 n
terdapat t ^iprolin atau hidroksiiisin dalam makanan tidak a skorbut. A kerang
a i r protein. Keduanya mengalami Valin, Uusin, dan Isoleusin. Semen** ka
n !Soleusm adalah asam-asam amino yan&
yang ter apa fna (lihat Bab 29). Hidroksiprolin dan
penguraian sproUn dan l\sin, tetapi hanya p lriS10na' aminotransferase jaringan sl'
tt'
hidroksiiisin ino -mi tergabung ke dalam peptida. ra reversibel ketiga asam amino ini scl am
setelah asam-asam keto-nya. Jadi.
CH, 2H c K - asi"- ;1 'h/ NADP* NADPH
iH> -nya i , etipaaco ' b ...............................
H3C N+-CH, H^C-~N+-CH asam / -kdi, asimb 3Sani ammo ini serta y

min
nyacia| asam tt-keto ini dapat
arn
Makanan.
Tetrahidr Dihid
Kolin Betain aldehida o ro
OH biopteri .biopteri
n n

O'
NH3.
L
'GlUt:
9rn9t
L-G|ut?2jjd*
Dimetilglisin _semi
a|de

H20

Tetrahidrobiopterin
O' NADH
Sarkosin "NH *

Gambar 27-6. Pembentukan glisin dari kolin.


5-karfc>0,< Reaksi fenilalanin hic^
liK 'a,ik berbeda. Aktivitas "
! 0,fh NADPH, dan
i P' .fi1'
S^Pro|inS Pro|in dari glutamat me^0' aktivitas <1nin menjadi
tirosin. Rc<1' ^^abolisme
fenilalanin v*11
254/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO

libukan selenofosfat yang dibentuk oleh selenofosfat


sintase (Gambar 27-12). Reaksi-reaksi selanjutnya yang \-in
dikatalisis oleh enzim mengubah sisteil-tRNA* menjadi Peptidil hidroksiprolin dan hid* ^ \isi" fJ(i melalui hidroksilasi
' akril-cRNA^ dan kemudian menjadi selenosisteil- peptidil r l n \ Uing.s''C^(vJS reaksi yang dikatalisis oleh oks"- asc
fl
RNASct. Dengan adanya elongation factor {faktor yang memerlukan vitamin C sebaj;*" jr0ksi';|t1 skorbut
pemanjang) mencerminkan gangguan c$c"
c
...in<T meneenali selenosisteil-tRNA^, selenosistein
kemudian dapat tergabung ke dalam protein. defisiensi vitamin C. . ;ik^ . -ns^.
Selenosistein, suatu residu ^l^!^'raSlil
pada beberapa enzim niamalia. ^ inL' * ko-translasional dari
KUMGKASAN
tRNA yanr modifikasi.

Semua vertebrata dapat membentuk asam-aw


j . <lm ami no
tertentu dari zat-zat antara amfibolik atau dari
amino lain dalam makanan. Zat antara dan ic REF
uan asam amino *RENS|
yang merupakan sumber tersebut adalah a-ketoplnr
S^1
(Glu, Gin, Pro, Hyp), oksaloasetat (Asp, Asn) danT .,HUicr'L /
fosfogliserat (Ser, Gly). bcckctt GJ, Arthur JR: Selenium ami ^ ( ^0
Endocrinol
U05;184:4 200V,\84:455.
Br Wn
o Sistein, tirosin, dan hidroksiiisin dibentuk dari isai KM,''^ 55.
Biown *' . ;>nl1
asam amino yang sccara esensial nutrisional S^"health: a r" JR: Sclcnium- sdcnoprotei^ r o lC b
'
membentuk kerangka karbon, dan homosistein m k'" Kollrl J ct al- sT* 1>U ^tlC HcaltJR-.
fvrthuv b Nutr 2001 'A*-
Selenium. slW

sulfur untuk biosintesis sistein. Fenilalanin hidrobi^1 a review. Public


health: ' Health Nuu ^ n^ed'cA
S asc
mengubah fenilalanin menjadi tirosin. ' Kohvl) ct al: Selenium in biology- h'as $ i^V ^
Baik hidroksiprolin maupun hidroksiiisin M
makanan tidak dibentuk menjadi protein karena biol Chem 2000-.38\ .849.. lCt\ud-' '"0f l1^/
sC

terdapat kodon atau tRNA yang menentukan ' Nordbcrg) ct al: Mammalian tbioredos"' ' ^y\al'0 c-
lnscrsi
keduanya ke dalam peptida. inhibited by dinitrohalobenzenes b> oe\gbb p1-
l
redox active sclenocysteine and '
residue. JWtol Chcm \998;273^3
Scrivcr CR al (editors). The Metabl,c ^Q\.
/>i/;erite^ Diseases, 8th ed. McGraW-1 V

PROTEAN TERJ^P! ITUK


KEHIDUPA XI
BAB 28: KATABOLISME PROTEIN & NITROGEN ASAM AMINO / 257

256/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO


L-GLUTAMAT DEHIDROGENASE MENEMPATI POSISI
Piru Asam a- SENTRAL DALAM METABOLISME NITROGEN
O O
II II vat Pemindahan nitrogen amino ke a-ketoglutarat membentuk L-
1. UB C O" + Et-SH + ATP AMP + PP + UB C~ S E, amino
glutamat. Pembebasan nitrogen ini sebagai amonia kemudian
O O L-
a- Asarn u- dikatalisis olch L-glutamat dehidrogenase (GDH) hati, yang dapat
2.

3. UB
O
II
C
II
UB-C-S-E, + E2-SH E, SH + UB- C~ S~ E2

^
S E2 + H,N Protein E0 SH + UB C~ N E Protoin
II

||
OH
|
Gambar 28-4.
X
Ketoglutarat
Alan
i-Glutamat
Alanin
in
koto

aminotransferase
A

s
(atas) dan glutamat
menggunakan NAD atau NADP (Gambar 28-5). Perubahan
nitrogen a-amino menjadi amonia oleh kerja terpadu glutamat
aminotransferase dan GDH sering disebut transdeaminasi.
-
aminotransferase (bawah). a Aktivita.s GDH hati secara alosteris dihambat oleh ATP, GTP,
Gambar 28-1. Reaksi parsial pada perlekatan ubikuitin (UB) dengan protein. (1) COOH terminal pada amin dan NADH serta diaktifkan oleh ADP. Reaksi yang dikatalisis
m
ubikuitin membentuk suatu ikatan tioester dengan -SH pada L;, dalam suatu reaksi yang dijalankan
(PLP) terdapat di bagian katalitik aminotransferase
o dan oleh GDH bersifat reversibel sepenuhnya dan juga berfungsi
oleh perubahan ATP menjadi AMP dan PP. Hidrolisis selanjutnya PP, oleh pirofosfatase memastikan
bahwa reaksi 1 akan berlangsung cepat. (2) Reaksi pertukaran tioester memindahkan ubikuitin aktif
banyak enzim lain yang bekerja pada asam amino. PLP, suatu dalam biosintesis asam amino (lihat Gambar 27-1).
turunan vitamin B(, membentuk suatu zat-antaraketo basa Schiff
ke E,. (3) E, mengatalisis pemindahan ubikuitin ke gugus e-amino residu lisil protein sasaran. a
tcrikat-env.im yang dapat mengalami tata-ulang dengan Asam Amino Oksidase Juga Mengeluarkan Nitrogen
berbagai cara. Sewaktu transaminasi, PLP - yang terikat Sebagai Amonia
berfungsi sebagai pembawa gugus amino. Tata-ulang tersebut
Struktur primer ubikuitin tidak berubah selama evolusi (highly- rendah bersifat urikotelik dan mengeluarkan asam urat sebagai ; Meskipun peran fisiologisnya belum jelas, namun asam L-amino
membentuk suatu asam a-keto dan piridoksamin fosfat
conserved). Hanya 3 dari 76 residu yang berbeda antara guano semisolid. Banyak hewan daratan, termasuk manusia, oksidasedi hati dan ginjal mengubah asam amino menjadi suatu
terikat-enzim yang membentuk basaAsam SchifT dengan asam keto
ubikuitin ragi dan manusia. Beberapa molekul ubikuitin melekat bersifat ureotelik clan mengeluarkan urea yang nontoksik dan asam a-imino yang mengalami dekomposisi menjadi asam a-
kedua. Setelah pengeluaran nitrogen a-amino melalui
ke protein sasaran melalui ikatan tion-a- peptida yang terbentuk larut-air. Kadar urea yang tinggi dalam darah pada penyakit a- keto disertai pembebasan ion amonium (Gambar 28-6). Flavin
transaminasi, rangka karbon yang tersisa diuraikan oleh
antara terminal karboksil ubikuitin dan gugus 8-amino residu ginjal merupakan akibat,bukan sebab gangguan fungsi ginjal. tereduksi mengalami reoksidasi oleh oksigen molekular, dan
jalur-jalur yang dibahas di Bab 29.
lisil di protein sasaran (Gambar 28-1). Residu yang terdapat di membentuk hidrogen peroksida (LLO,), yang kemudian terurai
Alanin-piruvat aminotransferase (alanin aminotransferase) dan
terminal amino memengaruhi apakah suatu protein mengalami BIOSINTESIS UREA menjadi O, dan H.O olch katalase.
ubikuitinasi. Met atau Ser terminal amino menahan, sedangkan glutamat-a-ketoglutarat aminotransferase (glutamat
Asp atau Arg mempercepat ubikuitinasi. Penguraian terjadi di Biosintesis urea berlangsung dalam empat tahap: (1) aminotransferase) mengatalisis pemindahan gugus amino ke
piruvat (membentuk alanin) atau ke a-ketoglutarat (membentuk Intoksikasi Amonia dapat
kompleks multikatalitik protease yang dikenal sebagai transaminasi, (2) deaminasi oksidatif glutamat, (3) transpor
proteasom. amonia, dan (4) reaksi siklus urea (Gambar 28-2) . glutamat) (Gambar 28-4). Masing-masing aminotransferase Mengancam Nyawa
bersifat spesifik untuk satu pasangan substrat, tetapi tidak Amonia yang dihasilkan oleh bakteri usus dan diserap ke dalam
Transaminasi Memindahkan Nitrogen a- spesifik untuk pasangan lain. Karena alanin juga merupakan
HEWAN MENGUBAH NITROGEN a- darah vena porta dan amonia yang dihasilkan oleh jaringan
Amino ke a-Ketoglutarat yang Membentuk suatu substrat untuk glutamat aminotransferase, semua cepat disingkirkan dari sirkulasi oleh hati dan diubah menjadi
AMINO MENJADI BERBAGAI PRODUK
Glutamat nitrogen amino dari asam amino yang mengalami transaminasi urea. Karena itu, hanya sedikit (10-20
AKHIR dapat terkonsentrasi dalam glutamat. Hal ini penting karena L-
Transaminasi saling mengonversi pasangan-pasangan asam a- glutamat adalah satu-satunya asam amino, yang menjalani
Hewan mengeluarkan kelebihan nitrogen sebagai amonia, asam
amino dan asam a-keto (Gambar 28-3)- Semua asam amino deaminasi oksidatif dengan laju yang cukup tinggi di jaringan
urat, atau urea. Lingkungan air pada ikan teleostean yang
protein kecuali lisin, treonin, prolin, dan hidroksiprolin ikut mamalia. Jadi, pembentukan amonia dari gugus a-amino terjadi
bersifat amonotelik (mengeluarkan amonia), memaksa ikan
serta dalam transaminasi. Transaminasi berlangsung terutama melalui nitrogen a-amino L-glutamat. NH *
tersebut mengekskresikan air secara terus menerus, dan II
reversibel, dan aminotransferase juga berfungsi dalam Transaminasi tidak terbatas pada gugus a-amino. Gugus 5-
mempermudah pengeluaran amonia yang sangat toksik. Unggas 'c-c"
biosintesis asam amino. Koenzim piridoksal fosfat amino pada ornitin, tetapi bukan gugus e-amino pada lisin
yang harus menghemat air dan menjaga berat tetap
mudah mengalami transaminasi. Kadar aminotransferase O -

serum meningkat pada beberapa keadaan penyakit (lihat


Asam a-amino Asam a-keto Tabel 7-2).
NH,
r
O"
NAD(P) NAD(P)H + H* R

> NH,
H2O
Asam a-keto
o

NH2 . CO, i-Glutamat oc-Ketoglutarat


Gambar 28-6. Deaminasi oksidatif yang dikatalisis oleh asam L-amino
Gambar 28-5. Reaksi L-glutamat dehidrogenase. NAD(P) berarti NAD' oksidase (asam L-a-amino:0, oksidoreduktase). Asam a-imino yang
I SIKLUS UREA | ^
atau NADP' dapat berfungsi sebagai ko-substrat. Reaksi bersifat
diperlihatkan dalam kurung bukanlah suatu zat- antara yang stabil.
Urea reversibel, tetapi lebih condong ke arah pembentukan glutamat.
Gambar 28-2. Aliran keseluruhan nitrogen dalam katabolisme asam amino. Gambar 28-3. Transaminasi. Reaksi bersifat reversibel penuh dengan
konstanta kesetimbangan mendekati satu.
BAB 28: KATABOLISME PROTEIN & NITROGEN ASAM AMINO
/ 259

nitrogen di arginin dan pembebasan rangka aspartat sebagai


258/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
fumarat (reaksi 4, Gambar 28-9). Penambahan air ke
NH'
I fumarat
pg/dL) yang normalnya terdapat di darah perifer. Hal ini { t>eruu|can &
em
. H.N ,-CH
'CH
/CH membentuk L-malat, dan oksidasi malat selanjutnya (yang
^emperfQ^ Sekresi Amonia .
sangat penting karena amonia bersifat toksik bagi susunan Asa II 11 dependen-NAD*) membentuk oksaloasetat. Kedua reaksi
m-Basa n ^eseimbangan o o
saraf pusat. Seandainya darah porta memintas (mem-bypass) L-Glutamin ini analog dengan reaksi siklus asam sitrat (lihat Gambar 1
hati, kadar amonia darah sistemik dapat meningkat kc kadar HO 7-
Ekskresi arrionj
toksik. Hal ini terjadi pada gangguan fungsi hati yang parah ur'nc mcrunlliprodl,ksi k-/ sel rubulus ginjal kc
1
3), tetapi dikatalisis oleh fumarase dan malat dehidrogenase
lcn
gatur kcsciml ' untuk '"'mhcm.it kation dor. GLUTAMINASE di sitosol. Transaminasi oksaloasetat oleh glutamat
atau terjadinya hubungan kolatcral antara vena porta dan NH;

vena sistemik pada sirosis. Gejala intoksikasi amonia n a,n amino int^. ^m-h.,s.,. pmduksi amonia dari aminotransferase kemudian membentuk kembali aspartat.
! a K'dosis nu-tJ"!!] lcriu*,l- gluumin, meningkat NH'
mencakup tremor, berbicara pelo, penglihatan kabur, koma, !, l Karena itu, rangka karbon aspartat-fumarat berfungsi
ctabolik. '* ol,k ^n niciiiiniii p.ida :dkalosis -c-CH -CH-CH-C-
dan akhirnya kematian. Amonia dapat bersifat toksik bagi sebagai
II II pembawa nitrogen glutamat menjadi prekursor urea.
otak, sebagian karena zat ini bereaksi dengan a-ketoglutarat o O
untuk membentuk glutamat. Kadar a-ketoglutarat yang L-Glutamal

menurun ini kemudian mengganggu fungsi siklus asam UTAMA lb


trikarboksilat (TCA) di neuron. P
enguraian Arginin Membebaskan Urea &
Glu to mini Sintase Mengikat Amonia Sln
tcsis I Illo| rT \r,28 li\ lf0,lksi K|u|<1 nnnase pada dasarnva berlangsung Membentuk Kembali Ornitin
Menjadi Glutamin ani0|uum dan j 3 '<>1 ATP plus I mol ion untuk memindahkan gugus. Reaksi tersebut berlangsung
secar iknn |
,a >H dll-,m ,,lr,lh Pcm,Hn,ukan glutamat dan NH/.
Pembentukan glutamin dikatalisis oleh glutamin sintase c,,
ataiis/s rcaj^- a-ainillo aspartat. Lima enzim ac/abertahap. Reaksi bikarbonat dengan ATP membentuk
sZa ?,CnS*n nonu,; T) y;mg
* '" '
Ga bar 28 9 di ase
tilglutamnr I Cnani asamangamino ' bukan'Vitrogcn"a-a rn inV (,ll<tlu,irk,n ac,a 1,1,1 l1l,ro8en Penguraian hidrolitik gugus guanidino arginin yang dikatalisis
mitokondria (Gambar 28-7). Karena pembentukan ikatan karbonil fosfat dan ADP. Amonia kemudian menggcser oleh arginase hati, membebaskan urea (reaksi 5, Gambar 28-
y ,kur
amida digabungkan dengan hidrolisis ATP menjadi ADP dan /,m
- Asam amino I 'l)cr,l,ngsi sebagai aJcrivaror ADP yang membentuk karbamat dan ortofosfat. Fosforilasi 9). Produk lain, ornitin, masuk kembali ke dalam mitokondria
hati untuk memulai sintesis urea. Ornitin dan lisin adalah
s.ang^irnya Scl>a8ai pembawa atom
P , reaksi ini cenderung mengarah pada pembentukan menjadi",'! karbamat olch ATP kedua kemudian membentuk karbamoiI
inhibitor
KarbamoiI kuat arginase yang bersaing
Fosfat Sintase dengan
I Adalah arginin. Arginin
Enzim
glutamin. Salah satu fungsi glutamin adalah mengubah dan arRinjn ,C '.' Metabolik urama ornitin, fosfat.
juga berfungsi sebagai prekursor pelemas otot poten nitrogen
amonia menjadi suatu bentuk yang nontoksik. nsuksinat pada numu.lia adalah sintesis Pemacu
oksida (NO)pada
dalam Siklus
suatu Urea
reaksi dependen-Ca yang
urea SinrUrea
adalah suatu
pada mamana '~na ornitin KarbamoiI Fosfat Plus Ornitin.
Vane rl'L P*-' siklik. Karena ornitin Aktivitas karbamoiI fosfat sintase I ditentukan oleh N-
dikatalisis
Glutaminase & Asparaginase 5, LrSlT dalam reaksi 2 dib=ncuk kembali di reaksi Membentuk Sitrulin oleh NO sintase
asetilglutamat, (lihatkadar
dengan Gambar 48-15).yang ditentukan
steady-state
Mendeaminasi Glutamin & Asparagin ornitin - r P c n g u r a n g a n atau penambahan netto ^"^rnitin transkarbamoilase mengatalisis
pemindahan oleh laju sintesisnya dari asetil-KoA dan glutamat serta laju
Pembebasan hidrolitik nitrogen amida pada glutamin sebagai amoninm arSininos<inar, atau arginin. Namun, ion gugus karbamoiI pada karbamoiI fosfat ke ornitin, yang hidrolisisnya menjadi asetat dan glutamat. Reaksi-reaksi ini
reX n h' 2 ATR dan P" dikonsumsi. Beberap. membentuk sitrulin dan ortofosfat (reaksi 2, Gambar 28- masing-masing dikatalisis oleh yV-asetil-glutamat sintase
amonia, yang dikatalisis oleh glutaminase (Gambar 28-8),
dan JUT, S"U,CSIS, Urea bcrlanKsung di matriks mitokondria 9)- Sementara reaksi tersebut terjadi di matriks mitokondria, dan Af-asetilglutamat hidrolase. Perubahan besar dalam
sangat condong pada pembentukan glutamat. Oleh sebab itu,
lam berlangsung di sitosol (Gambar 28-9)- baik pembentukan ornitin maupun metabolisme sitrulin diet dapat meningkatkan konsentrasi masing-masing enzim
kerja terpadu glutamin sintase dan glutaminase mengatalisis
selanjutnya berlangsung di sitosol. Oleh karena itu, masuknya dalam siklus urea sebesar 10 sampai 20 kali lipat. Kelaparan,
interkonversi ion amonium bebas dan glutamin. Reaksi
contohnya meningkatkan kadar enzim yang mungkin untuk
analog dikatalisis oleh L-asparaginase. ornitin ke dalam mitokondria dan keluarnya sitrulin dari
KmTst Urea* SintQSe MemU,ai menghadapi peningkatan produksi amonia yang disebabkan
mitokondria melibatkan sistem pengangkut di membran oleh peningkatan penguraian protein.
Wblm53-!1 fC?2 amonia* dan ATP untuk membentuk I mir I i?
dalam mitokondria (Gambar 28-9).
dikatalisis oleh karbanioil fosfat sintase enzim0-0- * (feaksi
*
, Gambar
28-9). Bentuk sitosolik gl f,tU karbamoiI fosfat sintase II, PENYAKIT METABOLIK PADA
menggunakan Sitrulin p|us Aspartat Membentuk
berfim I" bukan amonia sebagai donor nitrogen dan KarbJ if rm Argininosuksinat
SIKLUS UREA
r^C-CH^CH- CH-c-' biosi,Ucsis
Pirhnidin (lihat Bab 33). siklus 7101 i Sint3Se 1 Cnzim Penyakit-penyakit metabolik yang berkaitan dengan biosintesis urea relatif jarang

P batas kecepatan pada yaitu A/03 -,anya akt'f J'ka terdaPat aktivator
err, *-*' ............ dijumpai, tetapi parah secara medis serta memberikan gambaran prinsip-
2 II
Argininosuksinat sintase menghubungkan aspartat dan sitrulin
II
o o alosceriknyn, trrl 1 i af!tll8,utamat yang meningkatkan afinitas prinsip umum penyakit metabolik berikut:
L-Glutamat sintase m I A'rn Pembentukan karbamoiI fosfat memerlukan 2 melalui gugus amino aspartat (reaksi 3, Gambar 28- 9) clan 1. Defek molekular yang berbeda-beda pada suatu enzim dapat
Mg-ATP 1 - NH*;
P i l ya'!g Salah satunya berfungsi sebagai donor fosforil. eru menghasilkan nitrogen kedua pada urea. Reaksi im menimbulkan gejala dan tanda yang mirip atau
GLUTAMIN
ahan ATP kedua menjadi AMP dan pirofosfat, yang 4 memerlukan ATP dan melibatkan pembentukan zat-antara identik.
I SINTASE 'gabungkan dengan hidrolisis pirofosfat menjadi orcofosF.tr, sitrulil-AMp. Penggantian selanjutnya AMP oleh aspartat kemudian 2. Ierapi rasional harus didasarkan pada pemahaman tentang reaksi-
Mg-ADP j ^A ^ H2O merupakan kekuatan pendorong unruk sintesis ikatan amida an membentuk sitrulin. reaksi biokimia yang dikatalisis oleh enzim baik pada keadaan
"** i ikatan anhidrida asam campuran pada karbamoiI Fosfat. engan normal maupun terganggu
NH* demikian, kerja terpadu GDH dan karbamoiI fosfat sintase I penguraian Argininosuksinat Menghasilkan Arginin
^CH-CHr
memindahkan nitrogen ke dalam karbamoiI Fosfat, ya m suatu dan Fumarat
X
/
O
\
0

II II senyawa yang memiliki kemampuan besar


penguraian argininosuksinat yang dikatalisis oleh
O o
L-Glutamin argininosuksinase berlangsung dengan terjadinya retensi

Gambar 28-7. Reaksi glutamin sintase sangat cenderung membentuk


glutamin.
BAB 28 : KATABOLISME PROTEIN & NITROGEN ASAM AMINO / 261

260/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO Argininosuksinat Sintase
dicapai dengan diet rendah-protein yang dikonsumsi dalam
jumlah kecil, tetapi sering untuk menghindari peningkatan Selain pasien yang tidak memperlihatkan adanya aktivitas
mendadak kadar amonia darah. argininosuksinatsintase(reaksi3,Gambar28-9),peningkatan
+ Km untuk sitrulin sebesar 25 kali lipat juga pernah dilaporkan.
CO, NH;
SETIAP REAKSI PADA SIKLUS UREA Contoh-contoh ini menggambarkan prinsip pertama yang
DAPAT BERKAITAN DENGAN PENYAKIT tercantum di atas. Dalam keadaan sitrulinemia, kadar sitrulin
METABOLIK TERTENTU dalam plasma dan cairan serebrospinal meningkat dan setiap
hari 1-2 gram sitrulin diekskresikan.
c=HH Defek pada masing-masing enzim siklus urea pernah
/vf/\ Argininosuksinase (Argininosuksinat Liase)
dilaporkan. Banyak mutasi penyebab telah berhasil dipetakan,
CH--NH
dan defek spesifik pada enzim-enzim yang bersangkutan Argininosuksinatasiduria yang disertai oleh meningkatnya
kadar argininosuksinat dalam darah, cairan serebrospinal,
telah diketahui.
dan urine, bermanifestasi sebagai rambut rapuh dan bernodus
N-Asetilglutamat Sintase (trikoreksis nodosa). Dikenal adanya tipe onset-dini dan
onset-lanjut. Defek metabolik terletak di argininosuksinase
HC-COO' iV'-Asetilglutamat esensial untuk aktivitas karbamoiI fosfat
OOC-<BH (argininosuksinat liase; reaksi 4, Gambar 28-9). Diagnosis
Fumarat sintase I (lihat reaksi 1, Gambar 28-9). Gen NAGS menyandi dapat dilakukan in utero pada darah tali pusat atau sel cairan
Af-asetilglutamat sinrase yang mengatalisis kondensasi asetil- amnion dengan mengukur aktivitas argininosuksinase di
KoA dengan glutamat. Defek pada gen NAGS menyebabkan
dalam eritrosit.
hiperamonemia berat, yang dalam kasus spesifik ini dapat
berespons terhadap pemberian //-asetilglutamat.
B01 COO Arginase
E-HH--CH adalah suatu penyakit autosom resesif di gen untuk
KarbamoiI Fosfat Sintase I Hiperargininemia
iz arginase (reaksi 5, Gambar 28-9). Tidak seperti penyakit siklus
COO-
Defek pada enzim karbamoiI fosfat sintase I (reaksi 1, urea lainnya, gejala-gejala awal hiperargininemia biasanya
Arglnlnosukslnat Gambar belum muncul hingga usia 2 sampai 4 tahun. Kadar arginin
28-9) merupakan penyebab penyakit metabolik yang relatif dalam darah dan cairan serebrospinal meningkat. Pola asam ammo
jarang (frekuensinya diperkirakan 1:62.000) ^ang dinamai dalam urine, yang mirip dngan pola lisin-sistinuria, dapat
hiperamonemfe tipe 1. mencerminkan persaingan arginin dengan lisin dan sistein untuk
mengalami
7^ Pengangkut Ornitin reabsorpsi di tubulus ginjal.
Mg-ATP AMP + Mg-PP,
Sindrom hiperornitinemia, hiperamonemia, dan homositru-
Analisis Darah Neonatus dengan Tandem Mass
linuria (sindrom HHH) terjadi akibat mutasi gen ORNTl
yang menyandi pengangkut ornitin di membran mito- Spectrometry dapat Mendeteksi Penyakit Metabolik
kondria. Kegagalan memasukkan ornitin sitosol ke dalam Penyakit metabolik yang disebabkan oleh ketiadaan atau
matriks mitokondria menyebabkan siklus urea tidak dapat gangguan fungsional enzim metabolik dapat sangat parah.
u-Aspartat
berjalan sehingga terjadi hiperamonemia, sementara akumu- Namun, pada banyak kasus, intervensi diet secara dini dapat
lasi ornitin di sitosol menyebabkan hiperornitinemia. Tanpa menghilangkan efek-efek buruk penyakit. Oleh karena itu,
membemfr!reaeditLiraL^';,ama!,a b!Te5iS U-?a Cu8US'Sugus mengandung nitrogen dan ikut berperan (sebagai bikarbonat) ion terjadi di
matriks mitokondria hati dan reaksi <D, , dan di sitosol hati. C02 adanya akseptor normalnya, yaitu ornitin, karbamoiI fosfat deteksi dini penyakit metabolik ini merupakan hal yang sangat
mitokondria akan mengarbamoilasikan lisin menjadi ho- penting. Sejak dimulainya program pemeriksaan penyaring
iingkaran hi.a^ng ^
mositrulin sehingga terjadi homositrulinuria. neonatus di Amerika Serikat pada tahun 1960-an, semua negara
bagian kini melaksanakan pemeriksaan penyaring metabolik
Semua defek pada sintesis urea menyebabkan intoksikasi Ornitin Transkarbamoilase terhadap neonatus meskipun cakupannya berbeda-beda untuk
3. Identifikasi zat-^at antara dan produk-produk samping- an
masing-masing negara bagian. Teknik tandem mass spectrometry
yang menumpuk sebelum terjadinya blok metabolik dapat amonia. Efek defek tersebut paling parah jika blok metabolik \ Defisiensi terkait-kromosom X yang disebut hiperamone-
yang sangat sensitif dan efektif (lihat Bab 4) dapat menyaring
dijadikan dasar untuk mengembangkan peme- riksaan terjadi di reaksi 1 atau 2 (Gambar 28-9) karena jika sitrulin mia tipe 2 mencerminkan suatu defek pada ornitin trans-
dapat disintesis, sebagian amonia sudah dapat dibersihkan karbamoilase (reaksi 2, Gambar 28-9). Ibu pasien mengala-
lebih dari dua lusin penyakit metabolik dengan hanya
penyaring metabolik serta dapat menunjukkan reaksi-reaksi
dengan mengikatkannya secara kovalen pada suatu metabolit mi hiperamonemia dan tidak menyukai makanan berprotein menggunakan beberapa tetes darah neonatus. Sebagian besar
yang terganggu.
organik. Gejala klinis yang umum dijumpai pada gangguan tinggi. Kadar glutamin meningkat di darah, cairan serebro- negara bagian, dan tidak lama lagi
4. Diagnosis pasti memerlukan pemeriksaan kuantitatif
siklus urea adalah muntah, menghindari makanan tinggi- spinal, dan urine, mungkin akibat peningkatan sintesis glu-
aktivitas enzim yang dicurigai mengalami kelainan.
protein, ataksia intermiten, iritabilitas, letargi, dan retardasi tamin sebagai respons terhadap peningkatan kadar amonia
Akhirnya, gen yang menyandi enzim mutan perlu diklon dan
5. mental berat. Gambaran klinis dan terapi kelima penyakit yang
sekuens DNA-nya dibandingkan dengan gen wild- type untuk dibahas berikut serupa satu sama lain. Perbaikan signifikan jaringan.
mengidentifikasi mutasi (-mutasi) spesifik yang dan minimalisasi kerusakan otak dapat
menyebabkan penyakit.
Katabolisme Rangka Karbon 29
/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
262

mctabolismc bawaan dapat terjadi di setiap reaksidahn siklus urea.

Asam Amino
mungkin seluruhnya, akan menerapkan tandem MS untuk 1 ------------------ J
Perubahan kadar enzim dan regulu.si alosterik karbamoiI fosfat
melakukan pemeriksaan penyaring terhadap neonatus guna sintase oleh yV-asciilglm.mi.it mengatur biosintcsis
mendeteksi penyakit metabolik, seperti asidemia organik,
urea.
aminoasidemia, penyakit oksidasi asam lemak, dan defek enzim Victor W. Rodwell', PhD
* Penyakit metabolik dapat disebabkan oleh defekdisetup
siklus urea.
enzim siklus urea, pengangkut ornitin di membran,dan
Terapi Gen Memberi Harapan untuk vV-asetilglutamat sintetase.
Mengoreksi Defek Biosintesis Urea Tandem mass spectrometry adalah teknik pilihan untuk
0
menapis (skrining) lebih dari dua lusin penyakit met* bolik
Terapi gen untuk memperbaiki defek pada enzim-enzim siklus hidrokarbon yang tersisa kemudian diuraikan menjadi zat- zat-
urea merupakan suatu bidang yang sedang banyak diteliti. Telah pada neonatus.
PERAN BIOMEDIS antara amfibolik seperti yang diringkaskan di Gambar
diperoleh hasil-hasil awal yang menjanjikan, contohnya, pada
model hewan dengan menggunakan vektor adenovirus untuk REFERENSI Bab ini membahas tentang perubahan kerangka karbon asam-asam
29-L
Asparagin, Aspartat, Glutamin, dan Glutamat.
mengobati sitrulinemia. Brooks P ct al: Subccllular localization of protcasomcs and their L-amino umum menjadi zat antara amfibolik dan penyakit Keempat karbon asparagin dan aspartat membentuk oksaloasetat
regulatory complexes in mammalian cells. Biochem 1 metabolik atau kelainan metabolisme bawaan yang berkaitan (Gambar 29-2, atas). Reaksi analog mengubah glutamin dan
RINGKASAN 2000:346:155. dengan proses-proses ini. Jika tidak diobati, penyakit-penyakit ini glutamat menjadi a-kctoglutarat (Gambar 29-2, bawah). Karena
Caldovic L ct al: Late onset Af-acctylglutamaic synthase deficiency dapat menyebabkan kerusakan otak ireversibel dan kematian dini. enzim-enzim juga melaksanakan fungsi anabolik, tidak ada
Manusia menguraikan 12% protein tubuhnya setiap hari
dengan laju yang sangat bervariasi antar protein dan keadaan caused by hypomorphic alleles. Hum Mutat 2005:25:293. Cronibez Oleh sebab itu, deteksi pranatal atau pascanatal dini serta kelainan metabolik yang berkaitan
F.A, Cedcrbaum SD: Hyperargininemia due to liver arginase deficiency. pemberian terapi pada saat yang tepat merupakan hal yang sangat dengan katabolisme keempat asam amino ini.
fisiologis. Enzim-enzim regulatorik kunci sering memiliki
penting. Banyak enzim yang berkaitan dengan proses- proses ini Prolin. Karena prolin tidak ikut serta dalam transaminasi, nitrogen
waktu paruh yang singkat. Mol Genet Metab 2005:84:243.
Elpeleg O ct al: /V-acctylglutamate synthase deficiency and the treatment dapat dideteksi dengan biakan sel cairan amnion yang asam imino ini dipertahankan selama oksidasinya menjadi
Protein diuraikan oleh jalur-jalur dependen-ATP dan
of hyperammonemic enccphalopathy. Ann Neurol memungkinkan kita menegakkan diagnosis pranatal melalui dehidroprolin, pembukaan cincin menjadi glutamat- y-semialdehida,
independen-ATP. Ubikuitin menyerang banyak protein
amniosentesis. Hampir semua negara bagian di Amerika Serikat dan oksidasi menjadi glutamat, dan hanya dikeluarkan selama
intrasel untuk diuraikan. Reseptor di permukaan sel hati 2002:52:845.
melakukan pemeriksaan penyaring hingga 30 macam penyakit terjadinya transaminasi glutamat menjadi a-ketoglutarat (Gambar
mengikat dan menginternalisasikan asialoglikoprotein dalam Gyato K et al: Metabolic and neuropsychological phenotype in women heterozygous
metabolik. Penyakit-penyakit tersebut mencakup antara lain 29-3, atas). Blok metabolik pada hiperprolinemia tipe I terletak
darah untuk diuraikan di lisosom. for ornithine transcarbamylase deficiency.
Amonia merupakan zat yang sangat toksik. Ikan penyakit yang terjadi karena gangguan katabolisme asam amino. di prolin dehidrogenase. Tidak ada kelainan yang berkaitan
Ann Neurol 2004:55:80.
mengekskresikan NH( secara langsung; unggas mengubah Pemeriksaan penyaring ini menggunakan tandem mass dengan katabolisme hidroksiprolin. Blok metabolik pada
HaberlcJ et al: Diagnosis of A^-acetylglutamate synthase deficiency by use of
NH( menjadi asam urat. Vertebrata tingkat- tinggi mengubah spectrometry (spektrometri massa tandem) untuk mendeteksi hiperprolinemia tipe
cultured fibroblasts and avoidance of nonsense - mediated mRNA decay. ) Inherit
NH, menjadi urea. katabolit-katabolit yang menyiratkan adanya defek metabolik, I terletak di glutamat-y-semialdehida dehidrogenase, yang juga
Metab Dis 2003:26:601. HaberlcJ ct al: Mild cirrullinemia in Caucasians is an
Iransaminasi menyalurkan nitrogen asam a-amino menjadi dengan beberapa tetcs darah neonatus. Terapi terutama berupa berfungsi dalam katabolisme hidroksiprolin. Oleh sebab itu,
allelic variant of ar gininosuccinatc synthetase deficiency (cirrullinemia type
glutamat. L-Glutamat dehidrogenase (GDH) menempati pemberian makanan yang sedikit mengandung asam amino yang baik katabolisme prolin maupun hidroksiprolin terganggu dan
0- Mol Genet Metab 2003:80:302. terjadi ekskresi A'-pirolin-3-hidroksi-5-
posisi sentral dalam metabolisme nitrogen. Iyer R ct al: The human arginases and arginase deficiency. J Inherit katabolismenya terganggu. Meskipun banyak perubahan struktur
Glutamin sintase mengubah NH. menjadi glutamin yang primer enzim tidak menimbulkan gangguan, perubahan tertentu karboksilase (lihat Gambar 29-11)*
Metab Dis 1998:21:86.
nontoksik. Glutaminase membebaskan NH, untuk digunakan Pickart CM. Mechanisms underlying ubiquitination. Annu Rev memodifikasi struktur tiga-dimensi bagian katalisis atau Arginin dan Ornitin. Arginin diubah menjadi ornitin,
dalam sintesis urea. Biochem 2001:70: 503.
regulatorik sehingga efisiensi katalitik menurun (menurunkan V kemudian menjadi glutamat y-semialdehida yang diubah
Scriver CR, ct al (editors): The Metabolic and Molecular Basesoj
Atom-atom urea berasal dari NH,, CO,, dan nitrogen amida atau meningkatkan K ), atau menjadi a-ketoglutarat, seperti pada prolin (Gambar
Inherited Disease, 8th ed. McGraw-Hill, 2001.
aspartat. . max o nr 29- 3 bawah). Mutasi pada ornitin 5-aminotransferase
Sintesis urea di hati berlangsung sebagian di matriks mitokondria mengubah afinitas terhadap aktivitas regulator alosterik. Jadi, menyebabkan peningkatan ornitin plasma dan urine serta
dan sebagian lain di sitosol. Kelainan berbagai mutasi dapat menimbulkan gejala dan tanda menimbulkan atrofi girus retina. Terapi berupa pembatasan arginin

klinis yang sama. dalam diet. Pada sindrom hiperornitinemia- hiperamonemia,


defek pada antiporter ornitin-sitrulin (lihat Gambar 28-9) terjadi
KATABOLISME ASAM AMINO BIASANYA DIMULAI di mitokondria yang mengganggu transpor ornitin ke dalam
DENGAN TRANSAMINASI mitokondria untuk digunakan

Pengeluaran nitrogen a-amino melalui transaminasi (lihat pada sintesis urea.


Gambar 28-3) adalah reaksi katabolik pertama asam amino Histidin. Katabolisme histidin berlangsung melalui
kecuali prolin, hidroksiprolin, treonin, dan lisin. Rangka urokanat, 4-imidazolon-5-propionat, dan Af-formimino-
glutamat (Figlu). Pemindahan gugus formimino ke

263
BAG'ANI-I:METABOUSMEPROTEIN&ASAMAM|NO
BAB 29: KATABOLISME RANGKA KARBON ASAM AMINO / 265

^S^glutarat
Glutamat

NAD*
PROLIN
DEHIDROGENASE
NADH + H'

Asetoasetil-KoA
H0

NH *

CH sCH^ / O'
CH^cHr s
0
Idehida
Gambar 29-1, L-Glutamat y-semia
^ nad+ -
GLuTAMAT SEMIALDEHIDA
NADH + H
^H|DROGENASE ___
amino.

L-Glutamat

I
a.Ketoglutarat
NH3+
^PARAGI
COO"
HiN
-c<N-cHrCH2'CH
L-Asparagin

II
N
H L-ArglnH
COO"
+
Oksaloasetat

GLUTAMIN,

CH^r/
L-Glutamin
/CH^CH2 ||
CH,

[nh3
L_Ornitn ^9-3. Atas: Katabolisme prolin. Angka menunjukkan
coo" Ga\nb^r terjadinya defek metabolik pada hiperprolinemia tempat'te @
tipe 2. Bawah: Katabolisme arginin. Glutamat-y- (D {iPe . |Cja
a.KeW9W'
a,a
a -KG - membentuk a-ketoglutarat seperti diperlihatkan di sernial 0 at defek
metabolik pada hiperargininemia. atas.

Glu
hi da
v a^ata L-Glutamat-Y'serT1 ialde
KaVabo\\sme L-aspava&m Utas^ dan l-^u\am\n ibawah'i
men\ad\ Z-a . l0^a. (-arnbar29p o p\tuvaV, MA \--a\an\n.') D\ gambar \m dan
ambat-ambat se'^aVs/'v- a^\b^'1 d\bef' '.wtna menun\uV.V.an mo\eku\ -
yarv^ men%a\am\ petubaban V.'
W"",a"8
BAB 29: KATABOLISME RANGKA KARBON ASAM AMINO / 267

NH3-
266/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
NH *
/CH /O-
I Sistein H2C
.CH, .Of
HN NH NH, H,C 'C HS O
BD '
NAD* s I
"c- II H " -4* I
O S
i-Histidin O SISTEIN'
O CH. . DIOKSIGENASE_
Glisin 'CH'
-O'
NH3* L-Sistin
H. folat
NH;
S* pH2-H, flat NADH + H-
SISTIN Z'*
* REDUKTASE H-C
Cc
V NH/ + NADH + H- V NAD Sistein sulfinat 2 \ ^
-o2s
c*nibar 29.5 ,, NH
m i t o k o r C v m i M Klin olch kompleks glisin *
>' I I , l)iridoks,il fosfat.)
I ,o- Asam
2 ch; .CH, 'C
' t
HO SH L-Sistein
I
UROKANASE p!ruvatSAMAMINO MEMBENTUK I 0
a-keto
Gambar 29-7. Reaksi sistin reduktase.
O
0 O-
+ /5s. Serniia karb Sulfinilpiruvat H2C 11 Asam
HN NH dua
^rbon pandPada ,isin* scrin* a,an. dan sistein sena o
-O^ ^CH Terdapat banyak kelainan pada metabolisme sistein.
C CH,
^ ada sistin-lisinuria (sistinuria), yakni suatu kelainan pada a-
^fii-KoA. 1 rreon,n membentuk piruvat dan kemudian [5|syLFiNAlI] ^SO,
reabsorpsi asam-asam amino di ginjal, terjadi ekskresi sistin, lisin,
4-lmidazolon-5-propionat arginin, dan ornitin. Di luar timbulnya batu sistin, sistinuria bersifat
Glisin. jinak. Disulfida campuran L-sistein dan L-homosistein (Gambar 29-
amino
H; piruvat
IMIDAZOLON PROPIONAT nic
mecah e|,\ n,p S,isin sntasc di mitokondria hati 9) yang diekskresikan lch pasien dengan sistinuria lebih larut
HIDROLASE
daripada sistin dan mengurangi pembentukan batu sistin. Beberapa
^'-nctilcn r?CTf C: dan NH,* membentuk
defek metabolik menyebabkan homosistinuria yang responsifdan SISTEIN
ter
;adi akibat lt,ro/o,ar (Gambar 29-5). Glisinurij nonresponsif terhadap vitamin Bft.
S
HN' *^NH. A a-KA
Pada hiDJ I , reabsrpsi di tubulus ginjal.
eFek Pada
Gangguan pada transpor sistin yang diperantarai oleh
en&tabolistnc r ,. na Primcr adalah kegagalan tubuh pembawa menyebabkan sistinosis (penyakit penimbunan sistin) TRANSAMINASE
2 g,sin - Oksidnd 8 , ,,at Xang terbentuk dari deaminasi
II II
nycb ,U,ny 1
berupa pengendapan kristal sistin di jaringan dan kematian dini a -AA
o o T ^hnZj '' elioksihc menjadi oksoh,
bat
gagal pin hi 'r,as,^ncfrka/sinosis,
dan kematian dini akibat gagal ginjal akut. Meskipun data epidemiologi mengisyaratkan
N-Formiminoglutamat (Figlu)
adanya hubungan antara homosistein plasma dan penyakit
H. folat Serin, s I [ ^ pertensi- ^i serin hidmL-mcnjadi glisin yang dikatalisis II
men kardiovaskular, namun masih diperdebatkan apakah homosistein O'
AA-Formimino
GLUTAMAT FORMIMINO
galatni kat-,K *,met,Itransfcrc (Gambar 29-6), serin A,anin. Ty 3-Merkaptopiruvat CN(;,
H. folat TRANSFERASE
,SmC seruPa dengan katabolisme glisin. merupakan suatu (tiolpiruvat) H2^ U
Mungkin karennnSJ|ni,naS,| a,anin membentuk piruvat. ataMisnie Bjur_ faktor risiko penyebab kardiovaskular.
ajan_a,asan yang sangat rumit pada O
Treonin. Treonin dipecah menjadi asetaldehida dan glisin. m
L-Glutamat
p;lda katabolismn^ " fspartat adanya defek metabolik Oksidasi asetaldehida menjadi asetat diikuti oleh pembentukan
Sisfein sr a,an,nt,dak diketahui. sistin red?! muJa'mu*a
direduksi menjadi sistein da ^udian ,n aT LCGambar 29'7)- Dua jalur asetil-KoA (Gambar 29-10). Katabolisme
a-Ketoglutarat
berbc- tocngubah siscein menjadi piruvat (Gambar glisin telah dibahas sebelumnya.
4-Hidroksiprolin. Katabolisme 4-hidroksi-L-prolin OH
29-8). membentuk, secara berurutan, L-A'-pirolin-3-hidroksi-5- o-
Gambar 29-4. Katabolisme L-histidin menjadi ak0t8'p^'. (H, folat,
tetrahidrofolat.) Histidase mungkin merupa a terjadinya defek metabolik karboksilat, y-hidroksi-L-glutamat-y-semialdehida, eritro- y- 11
Metilen H.
pada histidinemia. hidroksi-L-glutamat, dan a-keto-y-hidroksi-glutarat. o
folat
Penguraian tipe-aldol kemudian membentuk glioksilat plus piruvat 3-Merkaptolaktat
(Gambar 29-1 0- Defek pada 4-hidroksiprolin dehidrogenase
tetrahidrofolat menghasilkan glutamat, kemud' menyebabkan hiperhidroksiprolinemia, yang bersifat jinak. Tidak
ketoglutarat (Gambar 29-4). FSU. Karena sulfinat (atas)
terdapat gangguan terkait pada katabolisme prolin.
pemindahan gugus terganggu dan terjadi e diunakan Gambar 29-8. Katabolisme L-sistein via jalur sistein dan
itu, ekskresi Figlu setelah pemberian hist, i P pada jalur 3-merkaptopiruvat (bawah).
untuk mendeteksi defisiensi asam folat. dinemia Jan
. riikatalisis oleh
katabolisme histidin antara lain ada^ ^ asiduria-urokanat akibat
Gambar 29-6. Interkonversi serin dan glisin yang serin
gangguan histi as hidroksimetiltransferase. (H , folat, tetrahidro o a
o o
o

BAB 29:KATABOLISME RANGKA KARBON ASAM AMINO / 269

268/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO

NHj*
CH2 S S CH2
H
C-CH*CH-C--
i- r
H C-NH3* CH OH <
I
I
L-Treonin O
COO' H C NH3*
4-Hidroksi-L-prolin
COO"
TREONIN
(Sistein) (Homosistein) HIDROKSIPROLIN
ALDOLASE Glisin DEHIDROGENASE

2H
Gambar 29-9. Disulfida campuran sistein dan homosistein. H,C.
'CH
II
O .cr
Asetaldehida
DUA BELAS ASAM AMINO MEMBENTUK ASETIL-
KoA H,0 NAD*
L-A1-Pirolin-3-hidroksi-5-
AL DEH ID A
Tirosin. Gambar 29-12 adalah diagram konversi tirosin menjadi DEHIDRO GEN ASE NADH + H* kartx3ksilat
zat-zat antara amfibolik. Karena askorbat merupakan reduktan o-
untuk perubahan />-hidroksifenilpiruvat menjadi homogentisat, H,C. I NONENZIMATIK
*C
pasien dengan skorbut mengekskresikan produk-produk yang II
tidak-sempurna teroksidasi pada katabolisme tirosin.Katabolisme O NH;
OH
selanjutnya membentuk maleilasetoasetat, fumarilasetoasetat, Asetat
I
fumarat, asetoasetat, dan akhirnya asetil-KoA. Mg-ATP .CH,
KoASH CH;
Defek metabolik yang mungkin pada tirosinemia tipe
ASET AT
I (tirosinosis) mungkin terletak di fumarilasetoasetat hidrolase T IOKIN ASE^ yj
(reaksi 4, Gambar 29-12). Terapi berupa diet rendah-tirosin dan y-Hidroksi-L-glutamat-y-semialdehida
fenilalanin. Tirosinosis akut dan kronik yang tidak diobati Mg-ADP
H2 O
NAD ________________________
menyebabkan kematian akibat gagal hati. Metabolit-metabolit
lain tirosin juga diekskresikan pada tirosinemia tipe II (sindrom I (T) I DEHIDROGENASE
H3C. .S~KoA
Richner-Hanhart), suatu defek pada tirosin aminotransferase NADH
+ H" X
(reaksi 1, Gambar 29- 12), dan pada tirosinemia neonatus, akibat OH
O
berkurangnya aktivitas />-hidroksifenilpiruvat hidroksilase Asetil-KoA O-c>H'ch," 0H-c-O II
II
Eritro-y-hidroksi-L-glutamat
(reaksi 2, Gambar 29-12). Terapi berupa diet rendah-protein.
Alkaptonuria pertama kali diketahui dan dilaporkan pada abad Gambar 29-10. Perubahan treonin menjadi glisin dan asetil-KoA.

ke-16. Penyakit yang diuraikan pada tahun 1859 ini, menjadi dasar
bagi gagasan klasik Garrod mengenai penyakit metabolik 27-10). katabolit-katabolit alternatifdiekslcresikan(Gambar
herediter. Defeknya adalah ketiadaan homogentisat oksidase a-KA
29- 13). Diagnosis pranatal defek fenilalanin hidroksilase
(reaksi 3, Gambar 29-12). Urine menjadi gelap jika terpajan oleh atau dihidrobiopterin reduktase dipermudah oleh adanya probe TRANSAMINASE

udara akibat oksidasi homogentisat yang diekskresikan di urine. DNA. Diet rendah-fenilalanin dapat meneegah retardasi mental a-AA
Pada tahap lanjut penyakit, terjadi artritis dan pigmentasi jaringan
ikat (okronosis) akibat oksidasi homogentisat menjadi
pada PKU (frekuensi 1:10.000 kelahiran). Meningkatnya kadar
fenilalanin darah mungkin belum terdeteksi hingga 3-4 hari r? '
.O'
benzokuinon asetat yang mengalami polimerisasi dan berikatan pascapartum. Hasil positif- palsu pada bayi prematur mungkin -C-a-Keto-y-hidroksiglutarat
CH
^CH-C-
c
dengan jaringan ikat. mencerminkan belum terjadinya pematangan enzim-enzim pada II
FeirooflailainiDin). Fenilalanin mula-mula diubah menjadi katabolisme fenilalanin. Pemeriksaan penyaring yang lebih
tirosin (lihat Gambar 27-10). Reaksi-reaksi selanjutnya adalah kuno dan kurang dapat diandalkan adalah pcnggunaan FeCl,
reaksi yang terjadi pada tirosin (Gambar
Hiperfenilalaninemia terjadi akibat defek pada fenilalanin
29-12).

hidroksilase itu sendiri (tipe I, fenilketonuria klasik atau PKU),


untuk mendeteksi fenilpiruvat dalam urine. Pemeriksaan
penyaring PKU dengan menggunakan FeCl} bersifat wajib di
banyak negara, tetapi di Amerika Serikat cara ini umumnya
O
i[ SUATU .
ALDOLASE
O
Gambar 29-11. Zat-zat antara pada katabolisme L-hidroksiprolin. (a-KA,
II II
pada dihidrobiopterin reduktase (tipe II dan III), atau pada telah diganti dengan menggunakan tandem mass spectrometry. .O' asam a-keto; a-AA, asam a-amino). Angka menunjukkan tempat-tempat
'-c-CH HjC
biosintesis dihidrobiopterin (tipe IV dan V) (Gambar Lisin. Enam reaksi pertama pada katabolisme L-lisin di hati II II defek metabolik pada hiperhidroksiprolinemia dan hiperprolinemia
o O tipe II.
manusia membentuk krotonil-KoA, yang kemudian
Glioksilat Piruvat
/ BAGIAN ,:METABOUSMEPROTE,N&ASAMAM|No

BAB 29: KATABOLISME RANGKA KARBON ASAM AMINO / 271

p'u\doVsa\ ta&aU /\ny,ka da\am Ungkaran mencerminkan kemungkinan tempat-tempat defek metabolik pada tirosinemia tipe \\ ; tirosinemia neonatus <2);
29-12. Zat antara pada kataboUsme tirosin. Karbon diberi angka untuk menekankan nas\b akhirnya. Ui-KG, u-ketog\utaraV, G\u, g\u\amaV, PV.V,
CH. ^ -COO" CH Defek metabolik yang berkaitan dengan reaksi jalur
I katabolik lisin adalah hiperlisinemia. Hiperlisinemia dapat
terjadi akibat suatu defek pada aktivitas atau pada enzim
--Fonilalanin bifungsional aminoadipat semialdehida sintase. Hiper-
a-Keloglutaral lisinemia akan disertai oleh peningkatan kadar sakaropin
darah hanya jika defek tersebut melibatkan aktivitas .
TRANSAMINASE Defek metabolik di reaksi menyebabkan suatu penyakit
L- metabolik herediter yang disebabkan oleh degenerasi korteks
Glulamat

a CH
dan striatum, dan ditandai oleh peningkatan konsentrasi asam
.COO" glutarat serta metabolit-metabolitnya, asam glutakonat dan
asam 3-hidroksi-glutarat. Tantangan dalam penanganan
Q:
Fenilpiruvat
defek-defek metabolik ini adalah membatasi asupan L-lisin
dalam diet tanpa menyebabkan malnutrisi.
Triptofan. Iriptofan diuraikan menjadi zat-zat antara
amfibolik melalui jalur kinurenin-antranilat (Gambar 29- 15).
Triptofan oksigenase (triptofan pirolase) membuka cincin indol,
menggabungkan molekul oksigen, dan membentuk A^-
formilkinurenin. Triptofan oksigenase, suatu metaloprotein
porfirin besi yang dapat diinduksi di hati oleh kortikosteroid
adrenal dan oleh triptofan, dihambat melalui umpan balik
oleh turunan asam nikotinat, termasuk NADPH. Pengeluaran
gugus formil padaTV-formilkinurenin melalui hidrolisis
L-Glut
dikatalisis oleh kinurenin formilase dan menghasilkan
amin kinurenin. Karena kinureninase memerlukan piridoksal fosfat,
ekskresi xanturenat (Gambar 29-16) sebagai respons
l ~ H O terhadap pemberian triptofan merupakan petunjuk diagnostik
CO adanya defisiensi vitamin B6. Penyakit Hartnup mencerminkan
O" H |
.N-C-H gangguan transpor triptofan dan asam amino netral lain di
O' .
-CH,
I
CH.
usus dan ginjal. Turunan-turunan indol dari triptofan yang
enilaset||g|utamin I tidak terserap yang dibentuk oleh bakteri usus diekskresikan.
CH. Defek ini membatasi ketersediaan triptofan untuk biosintesis
I-
CONH niasin dan merupakan penyebab muncul nya gejala dan tanda
, mirip-pelagra.
Gambar 29-73. Jalur-jalur alternatif katabolisme fenilalanin pada
a\kaptonui\a Q); dan fuosmemta tipe \, atau Wtos'mosts <&.

femlketonuria. Reaksi-reaksi ini juga terjadi di jaringan hati normal tetapi Metionin. Metionin bereaksi dengan Al P membentuk 5-
tidak bermakna.
adenosilmetionin, yakni metionin aktif (Gambar 29-17).
Reaksi-reaksi selanjutnya membentuk propionil-KoA (Gambar
diuraikan menjadi asetil-KoA dan CO, olch reaksi-reaksi katabolisme
29-18) dan akhirnya suksinil-KoA (lihat Gambar 20-2).
asam lemak. Pada pembahasan selanjutnya, angka yang diberi
Ungkaran merujuk pada reaksi dengan angka yang sama di Gambar 29-
14.
REAKSI-REAKSI AWAL SAMA UNTUK
Reaksi dan mengubah basa SchifF yang terbentuk antara KETIGA ASAM AMHNO RANTAI-
cx-ket0glutarat dan gugus 8-amino lisin menjadi L-a- aminoadipat- BERCABANG
S-semialdehida. Kedua reaksi dikatalisis oleh satu enzim bifungsional,
Reaksi 1-3 pada Gambar 29-19 analog dengan reaksi pada
aminoadipat semialdehida sintase (juga disebut lisin 2-oksoglutarat
katabolisme asam lemak. Setelah transaminasi, ketiga asam a-
reduktase-sakaropin dehidrogenase). Reduksi L-a-aminoadipat-S-
keto mengalami dekarboksilasi oksidatif yang dikatalisis oleh
semialdehida menjadi L-a-aminoadipat (reaksi ) diikuti oleh
asam a-keto rantai-bercabang dehidrogenase di mitokondria.
transaminasi nnenjadi a-ketoadipat (reaksi ). Perubahan menjadi
Kompleks enzim multimerik suatu dekarboksilase,
tioester glutaril-KoA (reaksi ) diikuti oleh dekarboksilasi glutaril-KoA
transasilase, dan dihidrolipoil dehidrogenase ini sangat mirip
menjadi krotonil-KoA (reaksi ). Reaksi-reaksi selanjutnya adalah
dengan piruvat dehidrogenase (lihat Gambar 18-5).
reaksi katabolisme asam lemak a-tak jenuh dengan jumlah atom
Regulasinya juga sejalan dengan regulasi piruvat
karbon ganjil.
dehidrogenase, yaitu diinaktifkan melalui fosforilasi dan
Gambar

direaktivasi melalui defosforilasi (lihat Gambar 18-6).


BAB 29: KATABOLISME RANGKA KARBON ASAM AMINO / 273
272 / BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO

o
x //
o -o
- \
0=
0
6o /
\/
L-Lisin 0-0
-%
NH; NH;
NADH + H2Cs /CH2 CH O'
CH. XCH, '
H< NAD* II Q
o
O
Sakaropln O O
II II X
NAD+ -O'%H/CH 'CH ''O-
^^ NADH + H* ks
ir Q-_
Glu Q<
NH; NH;
CH CH
HJC . JX / N /"
L-<z-Aminoadipat- CH2 CH2 C o
x //
5-semlaldehlda - o o
H2 > t NADH + H"
o /- \
in 0=0
(D ^ NAD* O NH! X cx /
if II
HC CH
\ / >\ /CHS /*
I X 5 X 0-0
/
Po
CHj CH C
I
I
1 C
O
X
/

o
a-Aminoadipat
Q
O c <
o NH;
a-KG II I c
cu 0=0 ~
Glu CH/ NCH, ' NC/ 3 Xx J \ X

2X
c Q-
JC b o. o<
O o
a-Ketoadipat Q Q
Li. iO^ ro
x c
\r 5
/ F
- . KoASH -O-^CH/CH^CH/^C-0' o
S CO, II / \ L

Gambar 29-15. Katabolisme L-triptofan. (PLP, piridoksai fosfat.)


3 0=0 -
o Xo, /

Glutaril-KoA
0
3 V00 o .**
5-S
_ /
f NAD+ _.C. .CHj C C TO
0/ SCH/ CH, S - KoA
X o
^^ - NADH + H+ V E
CO if O 1 %
o C
O O to
11
II E
-
a
Kr0,0n"-KoA -O'^CH ' "WS - KoA
g
0=0 Ov
X
co
o C
Q
L
Q
Gambar 29-14. Reaksi dan zat-antara pada katabolisme L-lisin. Singkatan: a-KT, a-ketoglutarat; Glu, L- . <
glutamat. Di sebelah kiri tampak reaksi tresebut dan di sebelah kanan struktur zat-antara. Reaksi yang 2
diberi angka dan defek metabolik yang berkaitan dengan katabolisme lisin dibahas dalam teks.
iI\
/ ! -\ /
/

K
NH,- >
CH N
HI
0
0 >
H.C*" 'CH, HI%H'CV cn
--CH,. CH HjC 3 CD
CH V I II >
,c o
CH, O i- r^CH- NS~ KoA
L-Leus/n >
lsoleusin P-Metilkrotonil-KoA z
t Asam a-
Asam a-keto CD
O
keto Asam o
Asam a-amino n
H,C/CH^CH ^ 5
a-amino

o
I
CH,
a-Ketoisokaproat
L- KoASH
a-Ketoisovalerat CH3
a-Keto-p-metilvalerat
'O' ~VCH
C.N ^ C
z
p
\s~ KoASH 2 CH S~ KoA o
k P-Metllglutakonll-KoA
H20 >
CO, J> CO, c
O o
C II z
H
I ^ S ~ KoA Isovaleril- H*C*
-CH,
o
HjC' *CH,f ^C*H3C. OH g -o N
'S~
- CH S KoA H.C' CH' S~ KoA
KoA I KoA
C
CHj CH, P-Hidroksi-p-motilglutaril-KoA
H Isobutiril-KoA a-Metilbutiril-
, j* KoA
j
[2HJ [2HJ [2H]
CH. 0 I Ox XCH^ ^CH3 HjC^ V'S~ KoA
Asetoasotat
II
H,C/C^CH/C^S~ KoA P- KoA H,C^S~ KoA
I
Metllkrotonil-KoA ch3 ch3
Metakrilil-KoA
Tiglil-KoA

Gambar 29-19. Tiga reaksi pertama analog pada katabolisme leusin, valin,dan isoleusin. Perhatikan juga analogi Gambar 29-20. Katabolisme jS-metilkrotonil-KoA yang
reaksi dan dengan reaksi katabolisme asam lemak (lihat Gambar 22-3). Analogi dengan katabolisme asam dibentuk dari L-leusin. Tanda bintang menunjukkan
lemak berlanjut, seperti yang tampak di gambar-gambar berikutnya. atom-atom karbon yang berasal dari CO .

ft
1.
1
O
*
n
c vp
<
?.
\) X
p CJ
7s o
QJ \
SI 4~
cr
o n

>= T
-
c
r
X C
O
X 2
*
O
>

<

CD
>
C
f? P
9:0 KJ
> cr a;
>3>13g. O
&) >
v \ \ C
> S- * 0=0 0=0 O
3 2{ I/ o
P vo oo c
i _ KJ /z 7
3 7 ^7 o= 5
< "C S. \ TX> I 5
-. * tti 0=0 "CD
O X b m
9 5'
CO
7
_ 0) i / 3
S 00
/
05
00 0-0 S' oo
cr

a TT >7
o
XX
p =o T T I }=T T | \
1
) o = 0 " *TI. i '0=0 z3
&j /
(0 o
C
zzIgqa D
M I
i/i +i x 0
J? * o z
o > >
> c
3* /i
C ft)
S{
D
D
ro -
T-
vf>

' 3
vD ^ K)
ra N
P3
"
re."a
SI
>i7T
0)Po
~
t
278/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
Perubahan Asam Amino 30
^ apo**0
Katabolisme treonin menyatu dengan katabolisme glisin
setelah treonin aldolase memecah treonin menjadi glisin
Gcrstncr B ct al: Gluiaric acid and its metabolites in immature
oligodendrocytes: > novel nice matter degeneration in glutaryU
Menjadi Produk Khusus
dan asetaldehida. ' oA de- hydr ogen Pcdiatr Res 2005:57:771.
Setelah transaminasi, rangka karbon pada tirosin di- Gjctting T ct al: A phenylalanine hydroxyl*^ J .^ O SIKS . polymorphism with
uraikan menjadi fumarat dan asetoasetat. Penyakit Victor W. Rodwell, PhD
implications for molccii
metabolik pada katabolisme tirosin mencakup tirosinosis, Mol Genet Metab 2001:73:280. hed'^* " * 1 a

sindrom Richner-Hanhart, tirosinemia neonatus, dan Harris RA ct al: Molecular clo ning ol the hr ,l c
- \ ^

alkaptonuria. kctoacid dehydrogenase kinase and the C


j
x v Bn*? 1 ^ methylmalonatc

Gangguan metabolik pada katabolisme fenilalanin semialdehyde dehydr ogenas e.


mencakup fenilketonuria (PKU) dan beberapa hiper- Rcgul 1993:33:255. .. by ne'vbon*
Heldt K ct al: Diagnosis of maple syrup urine disease ^ t fa n C O us screening allows a-Alanin
fenilalaninemia. pERAN BIOMEDIS
Nitrogen pada lisin tidak mengalami transaminasi. early intervention without detoxification. Mol Genet Metab 200v,84.3 13 - ^
voiding, Produk-produk penting yang berasal dari asam amino yang
Penyakit metabolik pada katabolisme lisin mencakup 3
asam-asam amino bebas dalam plasma.
Muller E, Koiker S: Reduction of lysine intake w ^ ^ y malnutrition: major dibahas di bab-bab lain mencakup heme, purin, pirimidin,
hiperlisinemia-amonemia bentuk periodik atau persisten. diefM

goals and major P 1 0 ^! | Inherit


Katabolisme leusin, valin, dan isoleusin memiliki banyak hormon, neurotransmiter, dan peptida yang aktif secara
analogi dengan katabolisme asam lemak. Gangguan treatment of glutaryl-CoA dehydrogenase dehcicf biologis. Selain itu, banyak protein mengandung asam 3-Alanin
Metab Dis 2004:27:903. ^inoadip* . 33-9), terdapat
arr
metabolik pada katabolisme asam amino rantai- Sacksteder KA et al: Identification of the alpha a
^ fcmilul semialdehyde synthase
>ino yang telah mengalami modifikasi pascatranslasi untu [}-Alanin, suatu metabolit s1^1". scbagai p-alanil di-
men
bercabang mencakup hipervalinemia, maple syrup urine gene which is delecti^ hyperlysinemia. Am J Hum Genet 2000:66.173 ^ ^jgtab jalankan fungsi tertentu. Residu asam amino di protein dalam koenzim A (Gambar 44- ) * Taringan mamalia
disease, ketonuria rantai-bercabang intermiten, asidemia Dis
protein tersebut berfungsi sebagai prekursor untuk reS1 u. peptida, terutama karnosin (lihat bawah^ - mg ^ membentuk P-
isovalerat, dan asiduria metilmalonat. Scriver CR: Garrods foresight; our hindsight. J Inhe
residu modifikasi tersebut. Contohnya adalah karboksi asi alanin dari sitosin melakukan
2001:24:93. ^ B**5 glutamat untuk membentuk y-karboksiglutamat yang dan anserin (Gambar 30-2). Jarl"S ^ malonat semialde-
REFERENSI! Scriver CR ct al (editors): The Metabolic and Mold"1 berfungsi dalam pengikatan Ca2, hidroksilasi prolin untu' transaminasi p-alanin untuk mem noisobutirat di cair-
Inherited Disease, 8th ed. McGraw-Hill, 2001. , ct er omeric pembentukan heliks tripel kolagen, dan pembentukan hida. Kadar p-alamn, taurin, dan p p.alaninemia,
Blacher J, Safar ME: Homocysteine, folic acid, B vitamins and cardiovascular risk.
Waters PJ, Scriver CR, Parniak MA: Homomeric and hy . hidroksiiisin dengan modifikasi selanjutnya dan pembentukan cubuh dan jaringan meningkac suatu gangguan
J Nutr Health Aging 2001 ;5:196.
interactions between wild-type and mutant P* l c n ^ r o a C hes f r droxylase subunits: ikatan-silang yang menstabilkan serat kolagen matur. 1 metabolik yang jara g
Bliksrud YT et al: Tyrosinemia type I, de novo mutation in liver tissue suppressing
evaluation of two-hybrid a ^ > n yl a Ianin- functional analysis of mutations causing dalam sel terdapat beragam peptida kecil atau molekul mirip-
an inborn splicing defect. J Mol Med
2005:83:406. hyperj emia. Mol Genet Metab 2001:73:230. peptida yang melakukan fungsi tertentu dan tidak disintesis p-Alanil Dipeptida
Cooper AJL: Biochemistry of the sulfur -containing amino acids. Annu Rev
di ribosom. Histamin berperan sentral dalam banyak rea 1 in (N-metil-karnosin)
Biochem 1983:52:187.
alergi. Neurotransmiter yang berasal dari asam amino antara P-Alanil dipeptida karnosin dan anser mengikat
lain adalah y-aminobutirat, 5-hidroksitriptamin (serotonin;, (Gambar 30-2) mengaktifkan A . tembaga. Imidazol tembaga, dan
dopamin, norepinefrin, dan epinefrin. Banyak obat yang meningkatkan peny V bcrkontraksi secara R-alanil menyangga pH
digunakan untuk mengobati penyakit saraf dan )> vva otot rang y , hkarnosin sintetase anaerob. Biosintesis karnosin
memengaruhi metabolisme berbagai neurotransmiter ini. dikatalis ^ pembentukan dalam suatu reaksi dua-tahap yang
enzim diikuti

Glisin asil-adenilat p-alanin yang terikatP*^^ oleh


pemindahan gugus p-alanil k ^
Metabolit dan obat yang diekskresikan sebagai konjuga1^ sin ATP + p-Alanin p-Alanil-AMP ~>+J ^ AMP
larut-air antara lain adalah asam glikokolat (Bab 26) a asam R-Alanil - AMP + L-Histidin -> Karno
P
dan L-histidin
hipurat yang dibentuk dari zat aditif makanan benzoat (Gambar
Hidrolisis karnosin menjadi |3-alanin defisiensi
30-1). Banyak obat, menbelit obat, dan senyawa lain dengan gugus
dikatalisis oleh karnosinase. Gangguan
karboksil diekskresikan di urine sebagai konjugat glisin. Glisin
tergabung ke dalam kreatin U Gambar 30-8), nitrogen dan a- karnosinase ditandai oleh karnosinuna. di Qtak
Homokarnosin (Gambar 30-2) yang ^ karnosin, manusia
karbon glisin terga u lo kc dalam cincin pirol dan meti,en
dengan kadar yang lebih tinggi arip Kamosi_ disintesis di jaringan
menjembatani karbon heme (Bab 3l)> dan keseluruhan molekul
otak oleh karnosin si
glS menjadi atom-atom prin 4 5 dan 7 (Gambar 33-1)-

279
BAB 30: PERUBAHAN ASAM AMINO MENJADI PRODUK KHUSUS / 281

280/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO

Sistein
L-Sistein adalah prekursor bagian tioetanolamin kocnzb. A dan
CT prekursor taurin yang berkonjugasi dengan asan empedu,
misalnya asam caurokolat (Bab 26).
Benzoat PROTEIN
Histidin
ATP KoASH
Dekarboksilasi histidin menjadi histamin dikatalisis olch asam
L-amino aromatik dekarboksilase dengan spesifisius luas yang
AMP + PP
juga mengatalisis dekarboksilasi dopa, > liidroksitriptofan,
fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Asam a-metil amino yang PROLIN

S KoA
menghambat aktivitas dekarboksilase, digunakan sebagai obat
antihipertensi. Senyawa histidin yang terdapat di dalam tubuh \
manusia antara lain adalah crgotioncin, karnosin, dan anserin Glutamat-y- PUTRESIN.
Benzoil-KoA dalam makanan (Gambar semialdehida SPERMIDIN,
SPERMIN
Glisin
I
KoASH m
NAnh, N GLUTAMAT
\--V .CH
O' .. ... poatci dengan tanda panah utuh terjadi di jaringan
CH. C Gambar 30-3. Metabolisme arginin, ornitin, dan prolin. ReaKsi b un bakteri. Arginin fosfat pada otot mamalia.

H I Sintesis putresin dan spermin terjadi baik pada mama la m P ^ o(ot mamalia. invertebrata berfungsi sebagai fosfagen
I yang analog dengan krec
O
Hipurat Ergotionoin
Gambar 30-1. Biosintesis hipurat. Reaksi analog juga terjadi pada banyak
CH .NH *
katabolit dan obat yang bersifat asam. CH' Triptofan
30- 2). Kadar 3-metilhistidin dalam urine pasien dengan
NH
Setelah terjadinya hidroksilasi triptofan menjadi 5-
penyakit Wilson sangat rendah. hidroksitriptofan oleh tirosin hidroksilase hati, dekarboksilasi
nase serum tidak menghidrolisis homokarnosin. Homokar-
CH
selanjutnya menghasilkan serotonin (5-hidroksitriptamin), yakni
nosinosis, suatu penyakit genetik yang langka, menyebabkan Ornitin & Arginin
II suatu vasokonstriktor kuat dan stimulator kontraksi otot polos.
paraplegia spastik progresif dan retardasi mental. O Arginin adalah donor formamidin untuk sintesis kreatin Katabolisme serotonin diavvali oleh deaminasi oksidatif menjadi
Karnosin
(Gambar 30-8) dan melalui ornitin menghasilkan putresin, 5-hidroksiindol-3-asetat yang dikatalisis oleh monoamin oksidase
Serin spermin, dan spermidin (Gambar 30-3). Arginin juga (Gambar 30-6). Stimulasi psikis yang terjadi setelah pemberian
Serin ikut serta dalam biosintesis sfingosin (Bab 24), merupakan prekursor molekul sinyal antarsel, nitrogen oksida iproniazid terjadi karena kemampuan senyawa ini memperlama
serta biosintesis purin dan pirimidin, tempat senyawa ini (NO) yang berfungsi sebagai neurotransmiter, pelemas otot kerja serotonin dengan menghambat monoamin oksidase. Pada
membentuk karbon 2 dan 8 purin dan gugus metil timin polos, dan vasodilator. Sintesis NO, yang dikatalisis oleh NO karsinoid (argentafinoma), sel tumor memproduksi serotonin
(Bab 33). sintase, melibatkan reaksi L-arginin dependen-NADPH secara berlebihan. Metabolit serotonin dalam urine pada pasien
dengan dengan karsinoid antara lain adalah JV-asetilserotonin
Serin, Treonin, & Tirosin Terfosforilasi O, untuk menghasilkan L-sitrulin dan NO (Gambar 48-15)- glukuronida dan konjugat glisin dari 5-hidroksi-indolasetat
Anserin Serotonin dan 5-metoksitriptamin dimetabolisme menjadi asam-
Fosforilasi dan defosforilasi residu seril, treonil, dan tirosil Poliamin asam turunannya oleh monoamin oksidase. /V-asetilasi
mengatur aktivitas enzim tertentu pada metabolisme lipid cx cHl NH;: serotonin, yang diikuti oleh O-merilaci A: membentuk melatonin.
CH- Poliamin spermidin dan spermin yang berfungsi dalam Melatonin dalam dar^diLapoleh
dan karbohidrat serta sifat protein yang ikut serta dalam
proliferasi dan pertumbuhan sel merupakan faktor
kaskade transduksi sinyal. N^NH/ r
CH^ ^ pertumbuhan untuk biakan sel mamalia dan menstabilkan sel
W. utuh, organel subselular, dan membran. Poliamin dalam dosis dengan asam glukuronat. gdengan sulfat atau
MefrDonSn CH'
farmakologis bersifat hipotermikdan hipotensif. Karena Jaringan ginjal, hati, dan bakteri feses mengubah triptofan
S-Adenosilmetionin, sumber utama gugus metil di tubuh, memiliki banyak muatan positif, poliamin mudah berikatan men,ad. tnptamin, kemudian menjadi indol 2
Homokarnosin
juga menyumbangkan rangka karbonnya untuk iosintesis dengan DNA dan RNA. Gambar 30-4 meringkaskan
.. -- i n dgp Gambar 30-2. Senyawa yang berkaitan dengan histidin. Kotakyanj* diarsir
mengelilingi komponen yang bukan berasal dari histidin, Gugus SH pada
biosintesis poliamin, dan Gambar 30-5 memperlihatkan
poliamin sperrmn katabolisme poliamin.
bagian 3-diaminopropan pada ergotionein berasal dari sistein.
spermidin (Gambar 30-4).
282/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO BAB 30: PERUBAHAN ASAM AMINO MENJADI PRODUK KHUSUS / 283

(Gambar 30-8). Ekskresi kreatinin dalam urine 24 jam


setara dengan massa otot. Glisin, arginin, dan metionin ikut
NH,'
serta dalam biosintesis kreatin. Sintesis kreatin dituntaskan
Metionin + Mg-ATP
Spormin melalui metilasi guanidoasetat oleh 5-adenosilmetionin
(Gambar 30-8).

H,N
POLIAMIN
OKSIDASE
y-Aminobutirat
HO. O y-Aminobutirat (GABA) berfungsi di jaringan otak sebagai
L-Ornitin neurotransmiter inhibitorik dengan mengubah perbedaan
' NH./
P-Aminopropionoldohida potensial transmembran. Zat ini dibentuk melalui
ORNmN
DEKARBOKSILASE dekarboksilasi L-glutamat, suatu reaksi yang dikatalisis olch
H.N. L-glutamat dekarboksilase (Gambar 30-9). Transaminasi y-
NH,' aminobutirat membentuk suksinat semialdehida (Gambar
S-Adenosilmetionin Spermidin 30- 9) yang kemudian dapat mengalami reduksi menjadi y-
O, hidroksibutirat, dalam reaksi yang dikatalisis olch L-laktat
NH dehidrogenase, atau oksidasi menjadi suksinat dan kemudian
POLIAMIN melalui siklus asam sitrat menjadi CO., dan H,0. Suatu
Putresin
OKSIDASE
H.O kelainan genetik yang langka pada metabolisme GABA
P-Aminopropionaldehida adalah kelainan GABA aminotransferase, yakni suatu enzim
yang ikut serta dalam katabolisme GABA setelah pelepasan
'HN. pascasinapsnya di jaringan otak. Defek suksinat semialdehida
NH.
dehidrogenase (Gambar 30-9) merupakan penyebab
Putresin
gangguan metabolik jarang lainnya pada katabolisme y-
S-Adenosilmetlonln
terdekarboksilasi aminobutirat yang ditandai oleh asiduria 4-hidroksibutirat.
SPERMIDIN
SINTASE
I RINGKASAN
NH/ + CO,
Gambar 30-5. Katabolisme poliamin. Struktur dipersingkat untuk
Selain perannya dalam protein dan polipeptida, asam amino juga ikut
A
mempermudah penyajian gambar. serta dalam berbagai proses biosintesis zat lain.
Glisin ikut serta dalam biosintesis heme, purin, dan kreatin serta
asetat. Katabolit utama triptofan dalam urine normal adalah 5- dikonjugasikan dengan asam empedu dan metabolit banyak obat
hidroksi-indolasetat dan indol 3-asetat. dalam urine.
Selain perannya dalam biosintesis fosfolipid dan sfingosin, serin
Metiltioadenosin Tirosin membentuk karbon 2 dan 8 purin dan

H,N Sci saraf mengubah tirosin menjadi epinefrin dan norepinefrin


(Gambar 30-7). Meskipun dopa juga merupakan zat-antara gugusmetil timin.
dalam pembentukan melanin, berbagai enzim 5-Adenosilmetionin, donor gugus metil bagi banyak
S-Adenosilmetionin menghidroksilasi tirosin di melanosit. Dopa dekarboksilase, proses biosintesis, juga ikut serta secara langsung dalam
terdekarboksilasi
suatu enzim yang memerlukan piridoksai fosfat, membentuk biosintesis spermin dan spermidin.
dopamin. Hidroksilasi selanjutnya oleh dopamin P-oksidase Glutamat dan ornitin membentuk neurotransmiter y- aminobutirat (GABA).
kemudian membentuk norepinefrin. Di medula adrenal, Tioetanolamin pada koenzim A dan taurin pada asam taurokolat berasal dari sistein.
feniletanolamin- A^-metiltransferase menggunakan S- Dekarboksilasi histidin membentuk histamin, dan beberapa dipeptida berasal dari
adenosilmetionin untuk memetilasi amin primer norepinefrin, histidin dan p-alanin. Arginin berfungsi sebagai donor formamidin untuk biosintesis
Metiltioadenosin yang membentuk epinefrin (Gambar 30-7). Tirosin juga kreatin, ikut serta dalam biosintesis poliamin, dan menyediakan nitrogen untuk
KN
merupakan suatu prekursor triiodotironin dan tiroksin (Bab nitrogen oksida oksida (NO).
41). Metabolit triptofan yang penting antara lain adalah
serotonin dan melatonin.
Spermin Kreatinin
Kreatinin dibentuk di otot dari kreatin fosfat melalui dehidrasi
Gambar 30-4. Zat antara dan enzim yang ikut serta dalam biosintesis spermidin dan spermin. Gugus metilen dipersingkat untuk mempermudah visualisasi nonenzimatik ireversibel dan pengeluaran fosfat
keseluruhan proses.
BAB 30: PERUBAHAN ASAM AMINO MENJADI PRODUK KHUSUS / 285
284/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO

CH--V /NH, HO NH,


c>XCOO

N
H L-Tirosin
5-Hidroksitriptofan
^ CO L*- H, biopterin
y r' TIROSIN
HIDROKSILASE
k H,. biopterin
OH
CH

5-Hidroksitriptamin (serotonin) ~CH,

Asetil-KoA

CH-CH-NHs'

H.C'

KoASH N

5-Hidroksi-indol- H
Diekskresikan sebagai NH.'
3-asetat 5 -Motoksitriptamin
konjugat
II' o,
O

/ CH,
MAO

W-Asetilserotonin [NH/]

H,C
II CH
-c-'
O H,C
II
o
N CH,
r N
H
Norepinefrin
5-Metoksi- H
indoi-3-asetat S-Adenosilmetionin
5-Metoksi-indol-
3-asetat FENILETANOLAMIN r
N-METIL-
TRANSFERASE S' S-Adenosilhomosistein
CH
H,C CH, C'

NH CH ^NX
Melatonin
(N-asetil-5-metoksiserotonin)
H;
Diekskresikan sebagai Diekskresikan
OH
konjugat sebagai konjugat
Epinefrin

Gambar 30-6. Biosintesis dan metabolisme serotonin dan melatonin. ([NH/] oleh transaminasi; MAO, monoamin oksidase; -CH,, dari 5- Gambar 30-7. Perubahan tirosin menjadi epinefrin dan norepinefrin
adenosilmetionin). di sel neuron dan adrenal. (PLP, piridoksai fosfat.)
286/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
BAB 30: PERUBAHAN ASAM AMINO MENJADI PRODUK KHUSUS / 287

Tirosin membentuk epinefrin dan norepinefrin, dan Moinard C, Cynober L, de Bandt JP: Polyamines: metabolism and
iodinasinya membentuk hormon tiroid. implications in human diseases. Clin Nutr 2005:24:184.
(Ginjal)
Pearl PL, Gibson KM: Clinical aspects of the disorders of GABA
ARGININ-GLISIN
TRANSAVIDINASE REFERENSI metabolism in children. Curr Opin Neurol 2004; 17:107.
NH
/ Pearl PL ct al: Succinic semialdehyde dehydrogenase deficiency in
HN=C LindcmoscS, Nielsen PE, Mollcgaard NE: Polyamines preferentially children and adults. Ann Neurol 2003:54 Suppl 6:S73.
\ interact with bent adenine tracts in double-stranded DNA.
HN CH COCT Scriver CR, ct al (editors): The Metabolic and Molecular Bases of
H,N C H , COCT Ornitin Glikosiamin Nucleic Acids Res 2005:33:1790. Inherited Disease, 8th ed. McGraw-Hill, 2001.
(guanidoasotat)
Glisin
(Hati)

S-Adenosil-
L-Arginin
metionin ATP
GUANIDOASETAT METIL
TRANSFERASE
S-Adenosil-
homosistein ADP
H // N C

N0NENZIMAT1K DI NH~(P)
/ OTOT
HN = C
/
\ r HN=C
N CH, \
NCH,COCT
I
CHj I
P. + H,0 CH,
Kreatinin
Kreatin fosfat

Gambar 30-8. Biosintesis dan metabolisme kreatin


dan kreatinin.

coo-

H C NH;
a-KA

"Hj^; CH2 CH, CHj y-


Aminobutirat

[NH/]

COCT
I
CH,
I '
CH2 CH,
I H.O NAD' NADH + H- I
COO" COO"
Suksinat semialdehida Suksinat

Gambar 30-9. Metabolisme y-aminobutirat. (a-KA, asam a-keto; a-AA, asam a-amino; PLP, piridoksai fosfat.)
'J\^ *

BAB 31: PORFIRIN & PIGMEN EMPEDU / 289

Porfirin & Pigmen Empedu 12


AP

O
HC C
- H 8 1 1 A
I II
I .CH
IV II IV
HC. 11
Robert K. Murray, PhD Pirol
7 III ."I P

PA
6 5
substituen di cincin IV (lihat teks).
.S 1 | 1a
Ikan su* C = CH
PERAN BIOMEDIS memperlihatkan substitusi ini, l ischcr mengu-s dan II N 1 3 porfiria tertentu (dibahas di bawah), terjadi pembentukan isomer tipe I porfirinogen
e -c C= C
rumus ringkas dengan menghilangkan jembatan j^pan |l \ / dalam jumlah berlebiha .
HC H
Biokimia porfirin dan pigmen empedu akan dibahas dalam bab IV NH HN II
masing-masing cincin pirol diperlihatkan sebag*11 gerbaga l> / \ 1 Perhatikan bahwa kedua uroporfirinogen in. mem,I k, pi...
ini. Kedua topik ini berkaitan erat karena heme disintesis dari /H c C= C (CH, ) yang t.dak membentuk sua^y^^ _ ^
substituen yang diberi nomor (lihat Gambar 31-2J- C II N | 4
H
porfirin dan besi, dan hasil degradasi heme adalah pigmen HC ^ C = CH terkonjugasi. Oleh sebab itu, seny rfirinogen
porfirin disajikan di Gambar 31-2.31 -3, dan 31' ^ (p) di y 1 in 1n
empedu dan besi. berwarna (seperti semua porfirinogen). N berwama.
Susunan substituen asetat (A) dan propi! ^ ^erSifat
Pengetahuan ten tang biokimia porfirin dan heme menjadi mudah mengalami auto-obidasi menjad ^^
uroporfirin yang diperlihatkan di C.ambar 31 '^cjsnya
dasar untuk bisa memahami berbagai fungsi hemoprotein (lihat Oksidasi ini dikatalisis oleh sinar dan
asimetris (di cincin IV, substituen A dan P S trjs >n* Porfirin terbentuk. kooroporfirinogen
bawah) dalam tubuh. Porfiria adalah sekelompok penyakit yang
terbalik). Porfirin bertipe substitusi asim^ y^g (CAIH..N.) Uroporfirinogen III diubah menja P^ ^ yang
diakibatkan kelainan jalur biosintesis berbagai porfirin.
diklasifikasikan sebagai porfirin tipe III. I?r. 1^)|ongkan HI oleh dekarboksilasi semua gugus ^ Reaksi
Meskipun porfiria tidak terlalu prevalen, namun dokter perlu 1^/*^ arMolekul porfirin. Cincin diberi nomor I, II, W/ (*an
susunan substituennya benar-benar .............. --- simetris di^erIlUkan mengubah asetat menjadi substituen nic dekarboksilase
mengetahui kelompok penyakit ini. Keadaan klinis yang jauh sisi-posjsj substituen di cincin diberi nomor I, 2, 3, 4, 5, 6-
sebagai porfirin tipe I. Hanya tipe I dan III yang X,Q.xtx ' c an 8. Jembatan metin (-HC=) diberi label a, |5, y, dan 5. Sistem tersebut dikatalisis olch uroporfinnog ^ menjadi
lebih sering ditemukan adalah ikterus (jaundice) akibat nbar
di alam, dan tipe III jauh lebih banyak dijumpa' penomoran yang digunakan adalah sistem Hans Fischer. yang juga mampu mengubah utopor ^
peningkatan kadar bilirubin dalam plasma. Peningkatan ini '-j)uan ieDin penting Karena nitn^w. koproporfirinogen I (Gambar 31-/;- senyawa ini
disebabkan oleh pembentukan berlebihan bilirubin atau Heme dan prekursor langsungnya, protop0^^ metiJ
terhadap inhibisi oleh timbal, seperti yang dapat terjadi HI kemudian memasuki mitokondria, v kemudian
kegagalan ekskresinya serta dijumpai pada berbagai penyakit (Gambar 31-4) merupakan porfirin tipe III (yi- ^.Ur,jsjarnun, diubah menjadi protoporfirinogen y aaiam
anemia hemolitik, hepatitis virus, hingga kanker pankreas. pada keracunan timbal. menjadi protoporfirin III. Perubahan porfirinogen
tersebar asimetris, seperti pada koproporfirin HD'^^asuk
Pembentukan tetrapirol siklikyi. suatu porfirin beberapa tahap. Enzim mitokondria F ^
senyawa-senyawa ini kadang-kadang dianggap tc^ suatu
METALOPORFBRIN & HEMOPROTEIN PENTING seri IX karena berada di urutan kesembilan
terjadi melalui kondensasi empat molekul PBG (Gambar oksidase mengatalisis dekarboksilasi firinogen.

DALAM ALAM
31- 6). Keempat molekul ini memadat dari arah kepala rantai sisi propionat untuk membentu rfirinogen
rangkaian isomer yang dipostulasikan oleh I
kc ekor untuk membentuk sebuah tetrapirol linier, yaitu Enzim ini hanya mampu bekerja pada p toporfirin
pionir yang berkecimpung dalam bidang kimia pr
Porfirin adalah senyawa siklik yang dibentuk oleh ikatan empat hidroksimctilbilan (HMB). Reaksi ini dikatalisis oleh tipe HI yang dapat menjelaskan mengapP oksidasi
cincin pirol melalui -jembatan metin (HC=) (Gambar 31-1). HEME DISINTESIS DARI SUKSINIL-K<>A uroporfiriIl0gen j sintase yang juga disebut PBG deaminase tipe I umumnya tidak ditemukan di , Hsis Qieh
Sifat khas porfirin adalah pembentukan kompleks dengan ion atau HMB sintase. HMB mengalami siklisasi secara spontan protoporfirinogen menjadi protoporfirin oksidase.
& GLISBN
logam yang terikat pada atom nitrogen cincin pirol. Contohnya untuk membentuk uroporfirinogen I (sisi kiri Gambar enzim mitokondria yang lain, protoporhn g
adalah porfirin besi, misalnya heme pada hemoglobin dan porfirin Dalam sel hidup, heme disintesis melalui suatu 3 1 -6) atau diubah menjadi uroporfirinogen III oleh kerja Di hati mamalia, perubahan koproporhun molekUl.
yang mengandung magnesium, yaitu klorofil (pigmen fotosintesis telah banyak diteliti. Dua bahan awal sintesis heme * ^ ^ uroporfirinogen m sintase (sisi kanan Gambar 31-6)- Pada protoporfirin memerlukan oksigen dalam bentu v
pada tumbuhan). suksinil-KoA, yang berasal dari siklus asam kondisi normal, uroporfirinogen yang terbentuk hampir
Protein yang mengandung heme (hemoprotein) tersebar luas mitokondria, dan asam amino glisin. Piridoksai S, cjjcan> seluruhnya berada dalam bentuk isomer III, tetapi pada Pembentukan Heme Memerlukan
di alam. Contoh hemoprotein penting pada manusia dan hewan diperlukan dalam reaksi sintesis heme untuk menga Penggabungan Besi dengan Protop
tercantum di Tabel 31-1. glisin. Produk reaksi penggabungan antara suksi cep.u
Tabel 37.7. Contoh beberapa hemoprotein manusia , naan besi fero
dan glisin adalah asam a-amino-p-ketoadipat, yang,ALA)
dan hewan yang penting 1 . Tahap terakhir sintesis heme adalah Pen dijfaCalisis oleh dengan
Poirffliromi ADomrao MerrDofliikii Rea ira ft o protoporfirin dalam suatu reaksi yang nCjrja yang ferokelatase (heme
sintase), yaitu enzim mit bin (Gambar 31-4). porfirin dari
van gnsin adalah asam a-amino-p-Ketoauipai, /* -/y^LA) didekarboksilasi untuk membentuk a-aminolevuhnat
Sampoinig Penggcmtii do Nukleus Porfin J Protein
(Gambar 31-5). Rangkaian reaksi ini dikatalisis ,e offirin sintase, Ringkasan tahap-tahap biosintesis turunan ^hir di jalur PBG
yaitu enzim penentu kecepatan biosintesis P^.^ ; Fima55 .........................................
Porfirin yang terdapar di alam merupakan senyawa yang memiliki berbagai disajikan di Gambar 31-8. Tiga enZin\C^ sedangkan ini dan ALA
Hemoglobin Transpor oksigen dalam darah
rantai samping yang menggantikan delapan atom karbon di nukleus dalam hepar mamalia. Sintesis ALA terjadi di Di sitosol, dua molekul ALA disatukan sintase terletak di mitokond
mitoJ Mioglobin
porfirin seperti diperlihatkan d i Gambar 31-1. Sebagai salah satu cara oleh enzim dehidratase untuk membentuk dua molekul aii f? s_ porfobilinogen penyimpanan oksigen di otot

mudah untuk (PBG) (Gambar 31-5). ALA de * ^ Sitokrom c ; jerlibat dalam rantai transpor elektron
merupakan suatu enzim yang mengandung seng an Sitokrom P450 i Hidroksilasi xenobiotik
Katalase ; penguraian hidrogen peroksida

Triptofan piro|ase I Oksidasi triptofan _____________________________ ________

Fungsi Protein-protein di alas dijelaskan di berbagai bab dalam

buku mi.
BAB 31:PORFIRIN & PIGMEN EMPEDU / 29,

290/ BAGIAN 111: METABOLISME PROTEINS. ASAM AMINO

Suksinil-KoA
AF AP (suksinat aktiP)

a Uroporfirin mula-mula ditemukan


di urin, tetapi senyav/a tidak terbatas 6-Amlnolovulinat (ALA)
hanya d. ur.n
' n (_
Glisin

A PA
Uroporfirin III
Uroporfirin I

M
M

fPl M M Koproporfirin mula-mula djisolasi


dari tinja. lotapi senyawa .m juga
ditemukan di urin

P M Koproporfirin Porfobllinogen
P M Koproporfirin I (prokursor pertama
111 pirol)
(prokursor penci.
Dua molekul ~i/r>ndria sedangl<an
Gambar 31-3. Uroporfirin clan koproporfirin. A (asetat); P (propionat); M (metil). 8-aminolevulinat sjntase terdapat di mito
Gambar 31-5. Biosintesis porfobllinogen-
nama penemunya,
tiehidratase terdapat di sitosol.
e tamPakn5"J PiW inl
SS-ci Dasani mineral ,kuat,..r^!i na^
(Gambar 31-5), suatu enzim regulatorik j^n '' peningkatan laju sintesis heme untuk memenuhi kebutuhan scoranga ^Uamtkan dalam asr ultraviolet,
enzim-enzim lain terletak di sitosol. Baik bentuk eritroid maupun
bekerja sebagai regulator negatl pen (^ek-'n lika porfirin yang dilarutka gi nar ultr
noneritroid (housekeeping ) dari keempat enzim pertama ini dapat SC^ i-i A I AS1 dalam
mungkin melalui suatu molekul aporeprcso^^ dulgr.,n Beberapa faktor memengaruhi derepres. ALA a
Sam pelarut inorganik d,sinar. okfl nsi merah
ditemukan. Biosintes.s heme terjadi i sebagian besar sel mamalia kecuali " fit tersebut akan memancarkan H
represi-derepresi ini diperlihatkan melalu. *^1 sanffU hepar akibat pemberian obat-mtsalnya pembena 8^ ya seh.ngga
eritrosit matang yang tidak mengandung mitokondria. Namun, se tar dapat mencegahnya, demikian juga pember.an P
f2 kuat. Fluoresensi ini sedem.kia"
di Gambar 31-9. Oleh sebab itu la, u jurolahkeel
sintesis heme terjadi di sel prekursor eritroi 1 su tulang dan sebagian (bentuk heme teroksidasi). reeulatorik
meningkat jika tidak terdapat heme dan di ha tlk ppn i-.on mekamsme-mekanisme re0 'I"! dLnakan untuk mendeteksi ^ kan anon;
besar sisanya di hepatosit. 1 entingnya sebagian tentang Ser
Sn bebas. Ikatan rangkap ^ ^b u'ama ^7
senyawa tersebut ada. Laju pertukaran ALA
Porfirinogen yang dijelaskan di atas tidaklah berwarna, dan ini dibahas lebih lanjut kemudtan dalam ura.an
biasanya cepat (waktu parub se itar jam , . pen^ri ^cin pirol di porfirin m e r u p a k a n i U a t a n rangkap
mengandung enam atom hidrogen tarn a an dibandingkan dengan umum suatu enzim yang mengatalisis rea ^ dan , . . k eritroid ALAS (ALAS2) berbeda i fluoresensi khas senyawa golon e
porfirin berwarna pa anannya. Porfirin tereduksi inilah (porfirinogen), dan keeepatan. Heme juga ^egulasi bentuk er,t ' , enZ,m t tidak terdapat dalam P^f^pan sifat 6-odm-^
bu tan por rin padanannya yang merupakan zat antara sejati biosintesis .C )Uul * dari regulasi yang terjadi pada ALAS1. Con y ini tidak diinduksi oleh obat Hal yang rnenank dalam p ^.annya
j tUri sitosol ke mitokondria. porfirin adalah kemungkinan P g
protoporfirin dan heme. p emmda ha nnyada ns it o. diberikan Uepada ^coloU.
manusia
yang memenga uht ^ dan enzim ini tidak mengalami tegulas, umpan
kanker iems tertentu, suati \ _ntUk lebl /
Banyak obat yang; j ^ secara m heme. tcrap. kan* ) ringroen.be" toporfirm
ALA Sintase Adalah Enzim Regulatr|k lyebabkan
dapat menyebabkan pempen & g o l , e, suathu ~ suatu
BCOOCD <dl call cam BSosniratesDS Heinnie 01 P Sebagian besar obat im " tein sp^
ALA sintase terdapat dalam bentuk hepatik (ALAS 1) dan eritroid
mengidap tumor-tumor tertentu. j pGifir
(ALAS2). Reaksi penentu kecepatan a am heme di hati adalah reaksi yang obat tersebut berlangsung, pemaka.anheme ko ntras. P450 sangat PORFIRIN BERWARNA & ;;eenrBargPon yang akan menyebabkan
dikatalisis o e meningkat seh.ngga mengurang ^ akan heme intrasel. Penurunan
BERFLUORESENSI menimbulkan efek sitotoksik.
konsentrasi 1tan dib^"6' kh memengaruhi derepresi ALAS1 yang akan
_ . .rersebut tidak berwarna, sedangka
Berbagai porfirinogen peneUcian tentang
porfj* . >Qn ontl>k
semua porfirin berwai^^ ^hatkan g ktrofotometn sornya
aCaaturunannya,spek spektrum sinar tampak Memeriksa Porf.r.n & Prek
pnasmg-masmgdala nfaat. Sakh satu contohnya adalah
M ultravioletsangat berm porfirin dalam 5o/0 asam Memenksa Port.rm ^^
Fe kurva absorpsi untuk Q) Perhatikan ita absorpsi
2
MV M M
pM biaroklorida (Gambar 4OQ ^ ^ merupakan Koproporfirindan uroporfirin bc^n%n ur?.r^ka karena pada
Protoporfirin 111 \ Fe2'
(porfirin induk pada hem yangjangat mencolok a ^^ untuk semua porfiria, koproporfi senyawa
111
.
I si protoporfirin untuk membentuk
| FEROKELATASE ) P
heme. V
V
aran
Perr>be a c rantai-rantai samping yang a a' porfirin tanpa memandai g
diekskresikan dalam jumlah besar. ^eny^kaI1 satu sama am
Gambar 31-4. Penambahan
terdapat di urine atau feses, dapat dip>s
M
Heme
(gugus prostetik hemoglobin)

jl) = CH=CH2-
BAB 31: PORFIRIN 8. PIGMEN EMPEDU .
293

Pro(obilinogcn
UROPORFIRINOG
BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO ran P*1*"* EN I
292 / SINTASE___
melalui ekstraksi clengan im.,n^un, jan daPl Hidroksimetilbilan

f HOOC : COOH 1 yang sesuai.


Keduanya lain diidentihkas.
i *
r H; i UROPORFIRItiOGEN"1 I _ ^SPONTAN 6H
dengan metode spektrofotomctri. -l ipat diu^U
> | CH, J
ALA dan PBG dalam urine ,* M J.
I
l---- C
uji kolorimetri yang sesuai. <1
Uroporfirinogen
I Sin ar
Uroporfirin
I
CH PORFIRIA ADALAH PENYAKIT O Uroporfirin ------
METABOLISME HEME lrlbk*n olch
Uroporfirinogen
HI 6H Sinar
111 k X 4CO, f 6H
k 4CO, I y ^ Koproporf*n
Empat Porfiria adalah sekelompok penyakit . J a'kit v-^en. j Koproporfirinogen I
molekul ------------------------------------------------
sinar
porfobllinoge
UROPORFIRINOG abnormalitas jalur biosintesis he me; |_ - ^ P ( is.
-i n
EN*
SINTASE
bersifat genetik atau didapat Mesk^ ter*ncu^
penyakit ini penting dungat c a an fa
,-rin - Koproporfirinogen
Koproporfirin < ^ ,11

Hidroksimetil sebagai diagnosis banding nyer, akan


bilan
lining
..
kelainan neur.opsikiatrik);^ )' a tlt 1 bab
orc lU til.pe nyC
UROPORFIRINOGE pengobatan yang tidak t e p a t k i n ^nj^1 P ioaik
SIKLISAS1 N III SINTASE protoporfirinogen 111
mengidap suatu porfiria >,u1^ n ,/, secafa P
SPONTAN I 1 r,n.. dalam Windsor,m(.astu
n n fan kaU
terkurungnya
mengidap
I
beliau porfiria
suatu tiaian yang' ^ terna , - *
pC
k^um
I r.n., dalam Windsor (.astu . jap kaU sinar in
dan mungkin juga pada^ PaIlc nan
Atau
a
terkurungnya beliau aaian sern
te , r:,-itris
I- , mda pandangannya heraktvir^
koloni Amerika. Fotosensit.v.tas (Id tfjsps-ik
(lebih vitro
di protoporfirin W
yane dndap olch seoag t u,i,wi para . ,nlK;,
Fe:
, . , u,,Ilc-in antigapan bahwa \ /^anusi-a 6H
kongenital
yaneb dndapmenimbulka
olch seoag t para
ujereiV*J - -
, . . . , k,,U-in1anegapan
cunrii probahwa
to tipe u\ Jt'c .oan ini. /^anusn
kongenital mcnimbulKa ujereiv0** - - dari porfobllinogen. Uroporfirinogen 1 Sin>e 'UB
mungkin merupakan suatu prococpc^ pan ,nu
serigL). Belum ada bukti yang menguatkan ^ ^
, ALA dan PBG
<~W,ir 31-0. Tahap-tahap biosintesis ^"jK^lbilan
Heme
o3rfobilinogen deaminase atau h.droks.r
Biokimia Mendasari Kausa, Diag^'S'
Uroporfirinogen
tipe III
Pengobatan Porfiria ajcj^>at
Uroporfirinogen
tipe I
i ripe porfiria yang tCJ^ , Gambar
tipe I Dilaporkan ada ena J-m_enzim 3 sampai 8 .vitas ^tu (mis. sel darah merah) penring dalam dp"
yang terkena pada porfiria intermiten^jta ^(Gambar
berkurangnya akuv'ta al
pemeriksaan past! pada kasus anemia
Gambar 31-6. Perubahan ^*'li"d^^<i^KennffBC) Uroporfirinogen sintase I
g tep;U
31-9 (lihat menggunakan sumber y
juga diseDu p deaminase atau hidroksimetilbilan (HMB) sintase. enzim atau lebih aci y penurunan akuvuas ^ ^ ^ Jengan akuvs
dan bukan porfiria ( h h _ rendah h dilaporkan,
cnz.m 2 (ALA hidratas ) y IB disebut porfirla

tetapi sangat jarang; keUUI > b


Jcfisien-ALA dehidratase. dengan pening atan ^elakangan
uiseDUt pomna
Seen r~
"S'Si* . " i s i
dehidratase;^ diwariskan melalui autosom
Secara umum, P ualian porfiria eritropo.eti
domrnan dengan P secara resesif. Kelainan pastr g
kongen,talyangd,wanslnKs.s eniim_eniim yang
gen yang men^rahkan

^ kasus-
o berperan rsxasw
dan
r^ fntosensitivlta 7 sekitar
/&
beberapa ^ jnnmnva, menyebabkan roto celombang
Jalam biosintesis heme dapa F
dapat diketahui pada bebera
sebelum &Up sinar-tampak ^^nar berp^ng
Oleh
^ karena itu, sebai
.osmtesis an P
hem ^ didi nosis - .
Oleh karena im, ^^""^akan pelacak gen yang sesuau
r gen yang
Icehamilan dengan mengg sesuau ^ ..
bereaksi dengan molekul oksigen untu _^m
Seperti kebanvakan
~r kelainan bawaan lain, g oksigen. Radikal oksigen ml mel ebaSkan en derajac
.1^- --r.i kebany ^ akibat adanya defisiensi pr lain. Lisosom yang rusak akan me .-t dalan
Ja a d a
" l r, , k enzimatik atau akibat penimbun degradatif dan menyebabkan kerusa a ingan parlU'
p^ctabolik setelah blok
yang bervariasi, termasuk pembentukan
jTfietabolit sebelum blok cn _ ^ ^ ^ reaksi sebelum
Jka kelainan enzi111^ enzim 3 di Gambar 31'
cerbentuknya porfirmo
Gambar 31-7. Dekarboksilasi uroporfirinogen^^
koproporfirinogen berlangsung di sitosol. ' metil; P, propionil).
Uroporfirinogen 111
BAB 31: PORFIRIN & PIGMEN EMPEDU / 295

294 /. BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO

Mutasi di DNA
Hemoprotein
f _______
Kelainan enzim pada
sintesis heme
Protein
Aporepresor V ... _ ...........
Heme
Akumulasi ALA Akumulasi
dan PBGdan/atau porfirinogen di kulit
8 FEROKELATASE penurunan heme dalam zal dan jaringan
dan cairan tubuh
Fe:* -
Oksidasi spontan
Protoporfirin Gejala dan tanda porfirinogen menjadi
neuropsikiatrik porfirin
7.
PROTOPORFIRINOGEN
OKSIDASE 300 400 500 600 700
Fotosensitivitas
Protoporfirinogen Panjang gelombang (nm)

6. KOPROPORFIRINOGEN
OKSIDASE Gambar 31-11. Kausa biokimiawi gejala-gejala dan .anda utama porfiria.
Gambar 31-10. Spektrum absorpsi hematoport'irin (larutan 0,01% dalam
Koproporfirinogen 5% MCI).

5. UROPORFIRINOGEN
DEKARBOKSILASE

Uroporfirinogen III Tabel 31-2. Ringkasan temuan utama pada porfiria'. Jenis,
Hasil Pemeriksaan
Kelas, dan Nomor MIM : Gejala dan Tanda Laboratorium
4 Enzim yang terlibat2 U Hitung sel darah merah dan
.
tama hemoglobin menurun
U
1. ALA sintase (bentuk Anemia sideroblastik terkait- Anemia
R Hidroksimetilbilan
eritroid) kromosom X3 (eritropoietik) (MIM
O ALA dan koproporfirin III
P 301300)
3 Nyeri perut, gejala urine'berkurang
O
. 2. ALA dehidratase Defisiensi ALA dehidratase (hati) neuropsikiatrik ALA dan PBG urine meningkat
R
F (MIM 125270) Uroporfirin I urine, feses, dan sel
Nyeri perut, gejala
IU 3. Uroporfirinogen I darah merah meningkat
Porfobllinogen Porfiria intermiten akut (hati) (MIM
RR sintase4
neuropsikiatrik
Uroporfirin I urine meningkat
IO 176000) Tidak ada fotosensitivitas
P 2 4. Uroporfirinogen III
N Eritropoietik kongenital ALA, PBG, dan koproporfirin
OO . sintase (eritropoietik) (MIM 263700)
GR Fotosensitivitas II urine dan koproporfirin
EF A 5. Uroporfirinogen Porfiria kutanea tarda (hati) (MIM
ALA III feses meningkat
NI L dekarboksilase 176100)
R A Fotosensitivitas, nyeri
perut, ALA, PBG, dan koproporfirin
6. Koproporfirinogen Koproporfiria herediter (hati) (MIM gejala neuropsikiatrik III urine dan protoporfirin IX
lI 1. A -------------
N D
L oksidase 121300) Fotosensitivitas, nyeri feses meningkat
SO E
H A perut, gejala Protoporfirin IX feses dan sel darah
IG
I 7. Protoporfirinogen Porfiria variegata (hati) (MIM 176200) neuropsikiatrik merah meningkat
NE D S Suksinil-KoA+ Glisin
TN I oksidase Fotosensitivitas
R
A N
SI
A Protoporfiria (eritropoietik) (MIM
T T 8. Ferokelatase
E A A 177000) _____
Gambar 13-9.S Zat antara, Senzim,Sdan regulasi sintesis heme. Nomor-nornor enzim sesuai dengan
nomor di kolom
I 1 Tabel 31-2.
E Enzim
E 1, 6, 7, dan 8 terletak di mitokondria, yang lain di sitosol.
Mutasi di genN yang menyandi enzim 1 menyebabkan anemia sideroblastik terkait-kromosom X.
ALA, asam 8-aminolevulenat; PBG, porfobilinogen
Mutasi di gen-gen
T yang menyandi enzim 2-8 menyebabkan porfiria, namun hanya beberapa
kasus defisiensi
A enzim 2 yang pernah dilaporkan. Regulasi sintesis heme di hati berada di ALA 'Hanya temuan biokimia dalam stadium aktif penyakit yang dicantumkan. Pada beberapa penyakit di atas, kelainan biokimia tertentu dapat dideteksi pada
S oleh mekanisme represi-derepresi yang diperantarai oleh heme dan aporepresor
sintase (ALA1) stadium laten. Penyakit 3, 5, dan 8 umumnya merupakan porfiria yang paling sering dijumpai. Penyakit 2 jarang dijumpai.
E
hipotetisnya. Garis putus-putus menunjukkan regulasi negatif oleh represi. Enzim 3 juga 'Pemberian nomor enzim di tabel ini sesuai dengan nomor yang digunakan di Gambar 31-9.
disebut porfobilinogen deaminase atau hidroksimetilbilan sintase.
Anemia sideroblastik terkait-kromosom X bukanlah suatu porfiria, tetapi diserlakan di sini karena melibatkan ALA sintase lorlib.il Enzim ini juga disebut
PBG deaminase atau hidroksimetilbilan sintase.
BAB 31: PORFIRIN & PIGMEN EMPEDU /

296/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO

Heme
Porfiria dapat diklasifikasikan berdasarkan organ atau sel KATABOLISME HEME
yang paling terkena dampaknya. Organ atau sel ini biasanya MENGHASILKAN BILIRUBIN
adalah organ atau sel yang menyintesis heme dengan sangat Dalam kondisi faali orang dewasa scliai, hin 1-2
1jam*
aktif. Sumsum tulang membentuk cukup banyak hemoglobin, 10 eritrosit diha ncurkan. Olch scb.ib itu.
x h
s<rkjtar6
dan hepar juga aktif dalam menyintesis hemoprotein lain, seorangdengan berat badan 70 kg mcmpertukar gf0bin gram
sitokrom P450. Olch karena itu, salah satu klasifikasi porfiria hemoglobinnva. Jika hemoglobin d
mem bagi penyakit ini menjadi eritropoietik atau hepatik (hati); ihU
'nernt,e[ltl'kn'V1
jenis porfiria yang termasuk dalam kedua kelas ini dijelaskan di iru
akan diurai menjadi asam-asam amino | jjesi he yang kemudian
Tabel 31-2. Porfiria juga dapat diklasifikasikan sebagai akut dapat digunakan kembali, dan< ulang)- memasuki kompartemen
atau kutaneus berdasarkan gambaran klinisnya. Mengapa jenis- besi (juga untuk ^ rlJtiirna di Bagian porfirin yang bebas-bcsi
jenis porfiria tertentu lebih memengaruhi organ tertentu juga diuraikan. sel retikuloendotel hati, limpa, dan sumsum
dibanding yang lain? Kemungkinan karena kadar metabolit .'!'!'tan'Pllkn>u
yang menyebabkan kerusakan (mis. ALA, PBG, porfirin Katabolisme heme dari semua protein hci ^ cnzmi
spesifik, atau ketiadaan heme) dapat sangat bervariasi di organ dilaksanakan di fraksi mikrosom sel oleh suatu slsl^ if heme
atau sel yang berbeda bergantung pada perbedaan aktivitas kompleks yang disebut heme oksigenase. Pada ^jgenase, yang
enzim-enzim pembentuk heme. berasal dari protein heme mencapai sistem ^entuk besi tersebut Bilirubin
Seperti diuraikan di atas, ALAS1 adalah enzim regulatorik biasanya telah dioksidasi men)-1 ^jgenase feri, yang membentuk
kunci jalur biosintesis heme di hati. Sejumlah besar obat (mis. hemin. Sistem heme < sepen\ adalah sistem yang dapat diinduksi
barbiturat, griseofulvin) memicu enzim. Sebagian besar obat ini oleh substra diperlihatkan di Gambar 31-12, hemin diredul^' ^ ^ NADP
melakukannya dengan menginduksi sitokrom P450 (lihat Bab 52) heme dengan NADPH, dan dengan bantuan N/ j dan
yang menggunakan heme sehingga menderepresi (menginduksi) oksigen ditambahkan ke jembatan a-metin antara { ferj II porfirin.
NADPH
ALASl. Pada pasien porfiria, peningkatan aktivitas ALASl Besi fero kembali dioksidasi menjadi
menyebabkan peningkatan kadar berbagai prekursor heme Ja
(sebelum hambatan/blok sintesis) yang berpotensi merugikan. n
Jadi, konsumsi obat yang dapat memicu sitokrom P450 (yang Dengan penambahan oksigen lain, besi feri dibe ^.|jverdin karbon
disebut sebagai penginduksi mikrosom) dapat memicu serangan monoksida dihasilkan serta terbentuk ^ yang dari pemecahan
porfiria. cincin tetrapirol dalam jumlah m
Diagnosis tipe tertentu porfiria umumnya dapat ditegakkan SCtara
' , berV/arna
Fe3' (digunakan kembali)
berdasarkan gambaran klinis dan riwayat keluarga, pemeriksaan Pada unggas dan amfibia, biliverdin IX yang |arut hijau CO (diekshalasi)
fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang sesuai. Temuan utama diekskresikan; pada mamalia, suatu eir/-' ^^atan yang dinamai
pada enam tipe utama porfiria disajikan di Tabel 31-2. biliverdin reduktase mereduksi Je^ metin antara pirol III dan pirol IV
Timbal berkadar tinggi dapat memengaruhi metabolisme ke gugus mcti e^af3i_ menghasilkan bilirubin, suatu pigmen kuning
heme dengan berikatan pada gugus SH enzim misalnya (Gar
ferokelatase dan ALA dehidratase. Hal ini memengaruhi 12). 'Ikan 35
Diperkirakan bahwa 1 g hemoglobin menghasi mg bilirubin.
metabolisme porfirin. Kadar protoporfirin meningkat di sel darah
Pembentukan bilirubin harian pa berasal dewasa adalah sekitar
merah, dan kadar ALA dan koproporfirin di urine meningkat. Biliverdin
250-350 mg yang terutama ^ dari hemoglobin meskipun ada juga
Diharapkan bahwa di masa mendatang porfiria dapat diterapi
yang diper ^ eritropoiesis inefektif dan berbagai protein hem
di tingkat gen. Sementara itu, prinsip dasar terapi Porfiria adalah misalnya sitokrom P450. . je|^ Sel uieenase mikrosom (Dimodifikasi oleh Schmid R, McDn^n
simtomatik. Pasien perlu menghindari obat- bat yang dapat Perubahan kimiawi heme menjadi bilirubin retikuloendotel Gambar 31-12- Gambaran skematis sistem hemeo ; 51978. Copyrights 1978. Dicetak ulang <
menginduksi sitokrom P450. Mengonsumsi karbohidrat dalam AF jn; The Porphyrins. Dolphin D [ed|. Academic
dapat diamati in vivo sebagai war^enjatjj heme dalam hematom
jumlah besar (glucose loading) atau pemberian hematin (suatu yang secara perlahan bei uba1
hidroksida heme) dapat menekan ALAS 1 sehingga produksi pigmen kuning bilirubin. Aianekut
berbagai prekursor heme yang merugikan dapat dikurangi. Pasien Bilirubin yang dibentuk di jaringan per,ter a ' Wm ke hati oleh c molekul albumin
yang memperlihatkan fotosensitivitas mungkin diuntungkan albumin plasma. Metabo isme jnj nonkovalen dengan albumin. Setiap ^n-taS.tinggi dan
Elsevier)
tiseviei/
dengan pemberian 0-Woten; senyawa ini tampaknya mengurangi selanjutnya, berlangsung terutama di hati. Meta 1 bin dapat dibagi tampaknya memiliki satu tempat ^era^-jjrUbin. Dalam
produksi radikal bebas sehingga fotosensitivitas berkurang. Tabir menjadi tiga proses: (1) penyerapan n satu tempat berafinitas-rendah untuk 1 terikat erat
sur
ya yang menghambat sinar-tampak juga bermanfaat bag. para oleh sel parenkim hati; (2) konjugasi m iru m . resi glukuronat di HATI MENYERAP BILIRUBIN 100 mL plasma, sekitar 25 mg bilirubin c aL
pasien ini. retikulum endoplasma; dan (3' .
X3ilirubin hanya sedikit larut dalam air, tetapi kelarutannya
bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu. asin^ proses ini Jalam plasma meningkat oleh pembentukan ikatan
akan dibahas secara terpisah.
BAB 31: PORFIRIN & PIGMEN EMPEDU / 299

direduksi oleh flora feses menjadi sekelompok senyawa


tetrapirol tak-berwarna yang disebut urobilinogen. Di
1>rtci
n yane bcrpcran adalah MRP-2 (multidrug resistance- ileum terminal dan usus besar, sebagian kecil urobilinogen
BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
298 / Shitatioij S-tri protein 2) yang juga disebut multispecific organic 11,110,1 direabsorpsi dan diekskresi ulang melalui hati sehingga
Cr ,sc)
>aS bcrpcran 'l ; d-n protein V adalah protcin-p"* tr<ltl
sporter (MOAT). Protein ini terletak di membran p asm* membentuk siklus urobilinogen enterohepatik. Pada
balik
^rubin'krn*''' & iu
meneegahalirtn k^alikulus empedu dan mcnangani sejumlah anion organ', . 1>rtcin keadaan abnormal, terutama jika terbentuk pigmen empedu
<Wam aliran darah. ini merupakan anggota tamili transporter biditla cassette (ABC). dalam jumlah berlebihan atau terdapat penyakit hati yang
-OOC(CH 0),C Transpor bilirubin terkonjugasi haii ke dalam empedu dapat mengganggu siklus intrahepatik ini, urobilinogen juga dapat
?niu9asi Bi/ir,,L- , diinduksi oleh obat-obat yang juga mampu menginduksi konjugasi diekskresikan ke urine.
Gluk
^ronat TerwT ^en3an Asam bilirubin. Ja 1. siste njugasi dan ekskresi untuk bilirubin bertinda Pada keadaan normal, sebagian besar urobilinogen
reriad, di Hati sept yang tak-berwarna dan dibentuk di kolon oleh flora feses
Su
atu unit fungsional terpadu.
mengalami oksidasi di sana menjadi urobilin (senyawa
'hriibin hersif Gambar 31 -15 meringkaskan tiga proses utama >. erperan
tCrikat berwarna) dan diekskresikan di tinja. Bertambali.gelapnya
pada Crr- dan ilki,M 'nenetap di sci (mk dalam transfer bilirubin dari darah ke tmf <-
Gambar 31-13. Struktur bilirubin diglukuronida (bilirubin yang gubah b iliLJ ' 1 [,dak dibuat lMl,t-air. Hepatosit
en tinja ketika terkcna udara disebabkan olch oksidasi
terkonjugasi, "bereaksi-langsung"). Asam glukuronat melekat melalui ,cksk
rcsikan j , mcnl*li bentuk polar yang mudah urobilinogen yang tersisa menjadi urobilin.
ikatan ester dengan dua gugus asam propionat bilirubin sehingga j c asam
ol kul
dengan mcnambahlam ^crnpat-tcmpat yang terkcna pada sejumlah,penya it ya
membentuk suatu asilglukuronida. HIPERBILIRUBINEMIA MENYEBABKAN
nlugasi da,; , <,nat kc senyawa f ni . proses ini disebut m
enyebabkan ikterus juga diperlihatkan (lihat awai .
^ln\sUuron;u '^"^gunakan molckul polar selain IKTERUS
dengan albumin di tempat berafinitas-tinggi. Bilirubin yang at l
diubah men ' 7''' lhn>ilk hormon steroid dan
i ga bilirubin Terkonjugasi Direduksi Menjadi Urobilinogen oleh Jika bilirubin darah melebihi 1 mg/dL (17,1 pmol/L),
jumlahnya melebihi angka ini dapat terikat secara longgar agai pcrsiapan ',U * ^riVi,t klrt-air melalui konjugasi
e
Bakteri Usus hiperbilirubinemia akan timbul. Hiperbilirubinemia dapat
sehingga mudah terlepas dan berdifusi ke dalam jaringan. Iugasi bil rt si Bab 52). disebabkan olch pembentukan bilirubin yang melebihi
Sewaktu bilirubin terkonjugasi mencapai ileum tcrn'1"*! dan usus
Sejumlah senyawa, misalnyaantibiotikdan obat lain bersaing kemampuan hati normal untuk mengekskresikannya,
w '^"sfcrasc ,n!!l
y; olch suatu glukurono- besar, glukuronida dikeluarkan oleh enzim a 1 khusus (B-elukuronidase), dan
dengan bilirubin untuk menempati tempat pengikatan 2 Umendoplasm m ini u
tutama terletak di pigmen tersebut kenuu iai atau disebabkan oleh kegagalan hati (karena rusak) untuk
berafinitas-tinggi di albumin. Jadi, senyawa-senyawa ini *J&i donor glukur UDP-asamglukuronat mengekskresikan bilirubin yang diproduksi dalam jumlah
dapat menggeser bilirubin dari albumin dan menimbulkan liis normal. Tanpa adanya kerusakan hati, obstruksi saluran
, KHrubin nuJ 'T'l ^ut sebagai bilirubin-
,T:
dampak klinis yang signifikan. ekskresi hatidengan menghambat ekskresi bilirubin
Di hati, bilirubin dikeluarkan dari albumin dan diserap dT f dTll!kllr^ida (Gambar 31-13 juga akan menyebabkan hiperbilirubinemia. Pada semua
a,n> (mp ] Xs
pada permukaan sinusoid hepatosit oleh suatu sistem yang C( u mami|. '" bilirubin yang diekskresikan keadaan ini, bilirubin tertimbun di dalam darah, dan jika
uk
diperantarai oleh suatu sistem karier-perantara yang dapat J8 uronida. Namun "L. >Cr,,da bentuk bilirubin konsentrasinya mencapai nilai tertentu (sekitar 2-2,5 mg/
jenuh. Sistem transpor terfasilitasi ini memiliki kapasitas L-,aSma
111
an usia (mis ** / l"d;Pat sccara abnormal dalam dL), senyawa ini akan berdifusi ke dalam jaringan yang
yang sangat besar, bahkan pada kondisi patologis sekalipun, k'hrubin terutania b 11 ob.strukciO. konjugat kemudian menjadi kuning. Keadaan ini disebut ikterus atau
lrubln
sistem ini masih dapat membatasi laju metabolisme -UGT dan n ,m!)n()&lukuronida. Aktivitas
bilirubin. * aat secara Mini n olch sejumlah obat yang
err anf jaundice.
171 bahan rentane / k.UP nobarbital. Informasi
K U Dalam pemeriksaan klinis ikterus, pengukuran bilirubin
Karena sistem transpor terfasilitasi ini memungkinkan
serum sangat bermanfaat. Metode untuk mengukur jumlah
tercapainya keseimbangan antara kedua sisi membran PCnib
^an tent!* ^r aS ^ kandungan bilirubin dalam serum pertama kali dirancang
hepatosit, penyerapan netto bilirubin bergantung pada B,l'rubin Disekresikan ke Dalam Empedu
ng penyakit herediter konjugasi bilirubin. oleh van den Bcrgh dengan menerapkan uji Ehrlich
pengeluaran bilirubin melalui jalur-jalur metabolik
untuk bilirubin di urine. Reaksi Ehrlich didasarkan pada
berikutnya. Sclcr * U
penggabungan asam sulfanilat terdiazotisasi (reagen diazo
Setelah masuk ke dalam hepatosit, bilirubin berikatan dengan protein oleheS' b,l,rubin tt,rknji.gasi kc dalam empedu terjadi
Ehrlich) dan bilirubin untuk menghasilkan senyawa azo
sitosol tertentu yang membantu senyawa ini tetap larut sebelum lain i! me transpor aktif yane menentukan
Uat U niekanis
,
yang berwarna ungu kemerahan. Dalam prosedur- aslinya,
dikonjugasi. Ligandin (anggota famili eseuruhan proses metabolisme bilirubin dj hati.
seperti diuraikan oleh Ehrlich, metanol digunakan untuk
menghasilkan larutan untuk melarutkan bilirubin dan reagen
diazo. Suatu saat van den Bergh secara tidak sengaja lupa
menambahkan metanol ketika berupaya memeriksa pigmen
empedu di dalam empedu manusia. Dengan terkejut,
pembentukan warna normal terjadi secara langsung.
Bentuk bilirubin yang akan bereaksi tanpa penambahan
metanol ini kemudian dinamai bilirubin yang "bereaksi
Gambar 31-15. Diagram tiga proses utama (penyerapan, nui.jwc . langsung". Kemudian ditemukan bahwa reaksi langsung
clan sekresi) yang berpomn dalam transfer bilirubin dari darah ke
empedu. Protein-protein tertentu di hepatosit, misalnya ligandin (suatu yang sama ini juga terjadi di serum pada kasus-kasus ikterus
anggota famili enzim glutation S-transferase) dan protein Y, mengikat akibat obstruksi empedu. Namun, penambahan metanol
bilirubin intrasel dan dapat meneegah aliran balik senyawa ini ke
aliran darah. Proses-proses yang dipengaruhi oleh sejumlah kondisi
yang menyebabkan ikterus juga diperlihatkan.
i oan asam
glukuronat. Gambar 31-14. Konjugasi bilirubin deng< < dibentuk
dari Donor glukuronat, UDP-asam glukur ' baf jni# uDP- UDP-
glukosa seperti diperlihatkan c biIvUGT. glukuronosiltransferase Bilirubin monoglukuronida
juga disebut
BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO
300 /

BAB 3 1: PORFIRIN & PIGMEN EMPEDU / 301


masih diperlukan untuk mendeteksi bilirubin dalam
serum normal atau bilirubin yang berlebihan dalam serum !!*' fc'babkan besarnya kapasitas ctian ga ^ ^'N D R O M C R IG LE R - NAJ J AR , T IP E II
pada kasus ikterus hemolitik yang tak disertai tanda-tanda hrtibin. hati u n t u k m e berperan dalam sekresi bilirubin terkonjugasi kc dalam
yan^k^ ^crcc^ltcr jarang ini juga terjadi akibat mutasi di gen empedu. Hepatosit sentrilobulus mengandung pigmen
obstruksi. Untuk bentuk bilirubin yang dapat diukur hanya
setelah penambahan metanol ini, kita menggunakan istilah vca ba,.jk nicilyandi bilirubin-UGT, tetapi enzim tersebut sedikit hitam abnormal yang mungkin berasal dari epinefrin.
uaan tran N E ON A TUS kaUS
bereaksi tak-langsung". h
'Perbi''rubinTmjSCTmara) ini nwrupoHaakan
......... * ^^2 irjj .^a masih memiliki aktivitas dan perjalanan penyakit
Kemudian ditemukan bahwa bilirubin indirek adalah f atPerCeparan h ~tcrkonillgi- Keadaan in* Ser/aU^rngan dibanding tipe I. Konsentrasi bilirubin C. S INDROM R OTOR

bilirubin bebas (tak-terkonjugasi) dalam perjalanan


, yanS masih im di sckitar Waktu hhir dan sist
* ni I'1 biasanya c'dak melebihi 20 mg/dL. Penderitasindrom Sindrom yang jinak dan jarang dijumpai ini menimbulkan
r.n n,cny<-rap, tjn f aPat berespons dengan terapi fenobarbital dalam dosis ol.
ke hati dari jaringan retikuloendotel, tempat bilirubin hiperbilirubinemia terkonjugasi kronik dan histologi hati
dihasilkan dari pemecahan porfirin heme. Karena tidak
mengonjugasikzn. yang normal. Kausa pastinya belum diketahui.
n!!!ubin-UGT bihrubin. Selain penurunan aktmtas \ ^'N DR OM G ILB ER T
larut air, bilirubin ini memerlukan metanol untuk memulai Sl
>bstrat untuk enzim tersebut.
penggabungan dengan reagen diazo. Di hati, bilirubin
mu^it yang relatif prevalen ini juga disebabkan oleh |e|^.t.as 8cn Beberapa Bilirubin Terkonjugasi Dapat
bebas dikonjugasikan dengan asam glukuronat dan
n,Cn,
ngU adalah h-r 'i"8* d'V'at Menurun. Karena yang yang menyandi bilirubin-UGT. Penyakit ini en SCr'ng tcr*adi Pada Berikatan Secara Kovalen dengan Albumin
konjugatnya, terutama berupa bilirubin diglukuronida,
menembiKterkonjugasi, senyawa ini laki-laki. Sekitar 30% aktivitas masih dipertahankan dan penyakit
, Plasma ie| rr'T d',r;,,1"otak i*'ka konsentnisim? ini sama sekali k berbahaya. Jika kadar bilirubin terkonjugasi tetap tinggi di plasma,
kemudian dapat diekskresikan ke dalam empedu. Selain lch abutnin (20 konscnt*i yang dapat diikac erat sebagian bilirubin ini dapat mengikat secara kovalen
itu, bilirubin terkonjugasi, karena larut-air, dapat bereaksi ^ H IP ER B IL IR UB IN E M IA T O KS I K albumin (bilirubin delta). Karena berikatan sccara kovalen
'n5'toopati toksik ,hl ifli
dapat menyebabkan
secara langsung dengan reagen diazo sehingga bilirubin >,ln lrub,nc dengan albumin, fraksi ini memiliki waktu-paruh dalam
S dapat menveli Jf 'H*k, atau kernikterus.
langsung/direk van den Bergh sebcnarnya adalah bilirubin
F ntuk
n c m e t a b o h rctimlilsi
mental. Karena sistem plasma yang lebih lama dibanding bilirubin terkonjugasi
terkonjugasi (bilirubin diglukuronida). en
obarbital dilaku^ lrub,n dapat diinduksi, pemberian biasa. Oleh sebab itu, bilirubin ini tetap meninggi
Hiperbilirubinemia dapat diklasifikasikan, bergantung
/F akanni ternVnrn , 1 f i r81 MCnatlJS yang ikrerik dan disfierbilirubinemia tak:-terknjugasi dapat terjadi akibat klc U,lgS' ^lal'
sewaktu fase pemulihan ikterus obstruktif setelah bilirubin
pada jenis bilirubin yang ada di plasmayi. tak-terkonjugasi (a'^ i) L n Z C f:Sch,n Pajanan kc sinar bin, terkonjugasi lainnya kembali ke kadar normal; hal ini
atau terkonjugasimenjadi hiperbilirubinemia retensi,
P 'mbas-toksin seperti yang disebabkan oleh vir r^wrni arsfenamin,
r b hati d'nZrnS bi,irub tak-terkonjugasi menjelaskan mengapa sebagian pasien terus tampak ikterik
akibat produksi berlebihan, atau hiperbilirubinemia karbon tetraklorida, asetaminofen, pe US bcpatitis, sirosis, dan setelah kadar bilirubin terkonjugasi kembali ke normal.
Urunj n
regurgitasi, akibat refluks ke dalam aliran darah karena > la>n,misalnvLr scb*gian bilirubin menjadi keracunan jamur Amanita. SeInyakit'Pcnyakit ^^apat ini disebabkan
obstruksi empedu.
oleh kerusakan bili ^*|Icnkini bat yan8 kemudian mengganggu Urobilinogen dan Bilirubin dalam Urine
Pemisahan dan pengukuran bilirubin tak-terkonjugasi konjugasi
dan terkonjugasi dapat dilakukan dengan menggunakan Sebagai Indikator Klinis
kromatografi cair bertekanan-tinggi (high pressure liquid ,KT
eRus NONHEMO *-NAJJAR, TIPE I;
c . NHEMol,t"< Kongenital
chromatogaphy).
penyakit nutoson, Dalam keadaan normal, hanya sedikit terdapat urobilinogen
Karena hidrofobisitasnya, hanya bilirubin tak- ^bstruksi Saluran Empedu Merupakan ^nyebab
k"S ni all Tr W ; ^kit ini ditandai olch dalam urine. Pada obstruksi total saluran empedu, tidak
terkonjugasi yang dapat menembus sawar darah otak dan Tersering Hiperbilirubinemia erkonjugasi
masuk ke dalam susunan saraf pusat; jadi, ensefalopati
totydL) Zat aZ ( rUbin S'rum biasanya melebihi terdapat urobilinogen di dalam urine karena bilirubin tidak
akibat hiperbilirubinemia (kernikterus) hanya dapat v,tasbiliru|,in LrGT^.'n.utas di gen yang menyandi A
- O BSTRUKSI S ALURAN E MPEDU
memiliki akses ke usus, tempat senyawa ini diubah menjadi
3,1 mcmatikan dalim , ' . f ?n8an hati. Penyakit ini serinq urobilinogen. Dalam hal ini, adanya bilirubin (terkonjugasi)
terjadi dalam kaitannya dengan hiperbilirubinemia tak-
Sindrom A a" Pt'rtam kehidupan. Anak
1Perbilirubinemia terkonjugasi sering disebabkan oleh di urine tanpa urobilinogen mengisyaratkan ikterus
terkonjugasi, seperti dijumpai pada hiperbilirubinemia y*"8 mcnyebabk 1 en

retensi. Di pihak lain, karena sifatnya yang larut-a.r, hanya ln * U ,teraPi dengan fotorerapj yumbatan duktus biliaris hepatikus atau kommunis, ^'utama obstruktif, baik intra- maupun pascahepatik.
Plasma, penobatjZTr ^ bi'irubi" akibat batu empedu atau kanker kaput pankreas. Pada ikterus akibat hemolisis, peningkatan produksi
bilirubin terkonjugasi yang dapat muncul di urine. Oleh 1 ,rub, glukuronida , ercfek dalam pembentukan 1 at obstruksi, bilirubin diglukuronida tidak dapat Ie kresikan.
n bilirubin menyebabkan meningkatnya pembentukan
sebab itu, ikterus kolurik (koluria adalah adanya pigmen PClT^plZZtr; TCn S , n d Crigler-Ndjjar Jadi, bilirubin ini kemudian mengalami ^"gitasi ke vena hepatika
urobilinogen, yang muncul di urine dalam jumlah besar.
empedu dalam urine) hanya terjadi pada hiperbilirubinemia dan saluran limfe hati, dan 51 irubin terkonjugasi muncul di darah
p
criu dicatat u,r 1 mU"S daPat menyembubkan. Pada ikterus hemolitik, bilirubin biasanya tidak ditemukan
regurgitasi, dan ikterus akolurik terjadi bilirubin tak- dan urine (ikterus kolurik).
terkonjugasi melebihi nilai normal. n^T manusia adalah T ^ j"3"8 mcny-di bilirubin- Istilah ikterus kolestatik digunakan untuk mencakup semua
di urine (karena bilirubin tak-terkonjugasi tidak masuk ke
UGT besar yang re ak d^T ^ SCbuah kmP'eks 6 dalam urine) sehingga kombinasi peningkatan urobilinogen
ct kausa ikterus obstruktif ekstrahepatik. Istilah ini Juga mencakup kasus-
Pemingkatan Jumlah Bilirubin Tak- kasus ikterus yang memperlihatkan 'Perbilirubinemia terkonjugasi
dan ketiadaan bilirubin mengisyaratkan ikterus hemolitik.
Terkonjugasi dalam Darah Terjadi pada "Salami kros
om 2. Banyak substrat karena mikro-obstruksi duktulus empedu intrahepatik akibat
Peningkatan kerusakan darah oleh sebab apapun
Sejjumnilah Penyakit menyebabkan peningkatan kadar urobilinogen urine.
kerusakan dan pembengkakan hepatosit (mis. seperti yang dapat
f3Utb0nSi,-rransfer^eKomple^8fna d'PCr,U^n ba"?-,k terjadi pada hepatitis infeksiosa).
Tabel 31-3 meringkaskan hasil laboratorium yang
A. ANEMIA HEMOLITIK memtr Pertama sP-fi^bst I"8 8 8 5 ar diperoleh dari pasien dengan tiga kausa berbeda ikterus
r> Ptomotornya tersendiri F ma5in^mas,ng B. S INDROM D UBIN - JOHNSON anemia hemolitik (suatu kausa prahepatik), hepatitis (suatu
Anemia hemolitik merupakan P^ebab P cudogcn sehingga terdaoir ' n.lpar di anraranya adahh
kausa hepatik), dan obstruksi duktus biliaris kommunis
en&n aktivitas glukuronosiltransZ isoform, berbcd*
lirubmemia tak-terkonjugasi, meskipun hiperb tak-terkonjugasi biasanya (suatu kausa pascahepatik). Pemeriksaan laboratorium pada
1
adalah
mk n gcn yang berperan chi , S dikode. Ekson
e yan

berderajat nngan ' B ' <68,4 pmol/Lj bahkan jika terjadi hemolisis ekstensif. ATrlt >S*si bilirubin, darah (evaluasi terhadap kemungkinan anemia hemolitik
' ' ONA van,,
Hal dengan aktivitas glukuroriuoi... ........ dan pengukuran waktu protrombin) dan pada serum (mis.
Al adalah gen yang berperan dalam konjugasi Pada kasus elektroforesis protein; aktivitas enzim ALT, AST, dan alkali
bilirubin, ekson A 1 tergabung dengan yang Penyakit autosom resesif jinak ini bermanifestasi sebagai fosfatase) juga penting untuk membantu membedak;
mengandung ekson 2-5 yang menghasilkan bilirubin-UG 1. hiperbilirubinemia terkonjugasi pada masa anak atau dewasa. antara kausa ikterus prahepatik, hepatik, dan pascahepatik.
rransferase lain diproduksi dengan menggabungkan ekson- Hiperbilirubinemia ini disebabkan oleh mutasi di gen yang an
ekson pertama lainnya (anggota A 2-13) dengan ekson 25, mengode MRP-2 (lihat atas), yaitu protein yang
BAB 31: PORFIRIN & PIGMEN EMPEDU / 303

302/ BAGIAN III: METABOLISME PROTEIN & ASAM AMINO WolkofT AW. The hyperbilirubinemias. Dalam: Kasper al (ed). DL, cc
ke-
J ^ (cd). Tietz FuneLimentals of Clinical Chemistry, ed ke-5. Harrisons Principles of Internal Medicine, ec 16.
Tabel 31-3. Hasil laboratorium pasien normal dan pasien penderita ikterus dengan tigi ktius.i p Saundcrs. 2001. McGraw-Hill, 2005.

Kondisi Bilirubin Serum j Urobilinogen Urine Bilirubin Urine Ufobilinofl ^S, Kaplan MM. Jaundicc. Dalam: Kasper DL, ec al (ed).
:n
i_n ,1 /'A\ : 0-4 Garrison's Principles of Internal Medicine, ed ke-16. McGravv- H 'H.
Bilirubin Serum mg/dl ' Tidak adc : A(u7S0 mg/
urooii"
lu c
y .''^
; Direk: 0,1-0,4 mg/dl
: 40-280 mg/24 2005.

Indirek: 0,2-0,7 mg/dl


Meningkat j Meningkat
Anemia Tlndirek Tidak ada
hemolitik
; Menurun jika terdapat ; Ada jika terdapat mikro- ; Menurun
Hepatitis ' TDirek dan Indirek
mikro-abstruksi :obstruksi : .,-
AoVodo
TDirek \Adai
Ada Sedikit sampai
j Sedikit a
sompo^^
, t , bil'n**1
1:
:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- iktents
1 k 11
'Kausa tersering iklerus obstruktif (pascahepatik) adalah kanker k.iput pankreas dan batu empedu yang tersangkut di dukius bd'an** s,eda' 8

dalam urine kadang-kadang disebut koluriaOleh sebab itu, hepatitis dan obstruksi duktus biliaris kommunis menyebabkan ikterus <> ^ ^
tinU^*1 ungK*11
pada anemia hemolitik disebut akolurik. Hasil laboratorium pada pasien hepatitis bervariasi, bergantung pada luas kerusakan sci
l-'r< 11 ............. 1
obstruksi duktulus empedu. Kadar serum ALT dan AST biasanya sangat meningkat pada hepatitis, sedangkan kadar alkali
fosfatase seam hati obstruktif.
RINGKASAN * Di L
k(UCisi b!l,rubin diln,at menjadi brut air melalui
disckresik-Jl8311,mo,ckul glukuronida dan
Hemoprotein, seperti hemoglobin dan sitokrom, di
^us men dalam empedu. Kerja enzim bakten
mengandung heme. Heme adalah suatu senyawa besi- diekskresikn r uroI><'*'"ogen dan urobilin, yang
porfirin (Fe*-protoporfirin IX) dengan empat cincin * Iktcru. i,d,nnl dan urine.
pirol yang disatukan oleh jembatan metin. Delapan *m* d'rI1*1?'1 ,dl Pcnin^an kadar bilirubin
dal

gugus samping (substituen metil, vinil, dan propionil) sebagai n . * ..aUSa ,ktm,s dapat diklasifikasikan
pada keempat cincin pirol heme tersusun dalam (mis. hcnJC?) ,(miS' ancmia hemolitik). hepatik
rangkaian yang spesifik. dul<tus hi ; ,1 Pasaillepatik (mis. obstruksi
Biosintesis cincin heme terjadi di mitokondria dan dan tak TS .kon,?,unis>- Kngukuran bilirubin total
sitosol melalui delapan langkah enzimatik. Proses ini bilirubin nr- n,gasi da,am Plasma, urobilinogen dan
dan analici i , CnZm SCmm tcrnru serta inspeksi
dimulai dari pembentukan 5-aminolevulinat (ALA) mc
mbedak-,nT T Cmh tin'a dapat membantu
dari suksinil-KoA dan glisin dalam suatu reaksi yang ueQakan ketiga kausa ini.
dikatalisis oleh ALA sintase, enzim pengatur jalur ini.
Kelainan genetik pada tujuh dari delapan enzim yang
KEF
berperan dalam biosintesis heme akan menimbulkan ERENSI
porfiria herediter. Sel darah merah dan hepar adalah Anderson KP
tempat utama ekspresi metabolik porfiria. Keluhan sidcrob,M:i;t DiSOr;'CrS f hcn: biosynthesis: X-linkcd
umumnya adalah fotosensitivitas dan kelainan alfcd) Th POrphyrh D
- *lam: Scriccr CR. ct
neurologis. Asupan senyawa tertentu (mis. timbal) dapat cd kc-8 M r 'MoleclarBesofInheritedDhcase.
menimbulkan porfiria didapat. Peningkatan jumlah
porfirin atau prekursornya dapat dideteksi di darah dan Chowdh Craw-Hil1- 200'
urine dan hal ini mempermudah diagnosis. C
n , Hcred'';lryiauntli and disorders of bilirXn
Katabolisme cincin heme dimulai oleh enzim heme
oksigenase dan menghasilkan tetrapirol linier. MolecularBTrL"'" CR' " 'Metabolic W
Th
Biliverdin adalah produk awal katabolisme dan pada 2001 f"heri,edD'
i - cd ke-8. McGraw-Hill,
reaksi reduksi menghasilkan bilirubin. Bilirubin Zi2i 2CPZPhy/r Dalam: Ka-'P- OL. ct al (cd).
a

diangkut oleh albumin dari jaringan perifer ke hati, Hid, 2005 Med,c,e, cd kc_,6 McGraw-
tempat senyawa ini diserap oleh hepatosit. Best di
Nutt L. Klee GG. Analyses of mo
hcmo , . . .,
heme dan asam amino globin disimpan dan tgunacan porpliy,;,,.. , . ... , . globin metabolism.
kembali. f^ and b,l,rub,. Dolan, Brcis CA. Ashwood
BAB 32: NUKLEOTIDA / 305

BAGIAN IV ,. ,
Struktur, Fungsi, & Rephkasi Makromole
HO

Pembawa Informasi

Adenosin

Gambar 32-3. Ribonukleosida, dalam bentuk Mr y IM-rsr**'


Nukleotida
r
.
J, stkitW ik^n P-N-Eliks,da.n^hl,,
meskipun tidak memperlihatkan karakceris.ik
signifikan. Angka yang d.ber, basa
Victor W. Rodwell, PhD 3) membedakan atom-atom gula dan
heterosiklik. Gula ribonukleosida me 1 * 2_deoksi.
dan dalam dcoksiribonuldcos.da d.sebut sebaga
D-ribosa. Gula berikatan dengan basa hetcros.k
ikatan P-N-glikosida. hampir selalu dengan N-l P
atau N-9 purin (Gambar 32-3). , , -da yang
Mononukleotida merupakan nuldeo
PERAN BDOMEDIS CH 3N'
CH
mempunyai sebuah gugus fosfor.l yang dGTP) (Gambar 32-6).
fr / CH
Nukleotidabahan pembangun dasar atau unit monomei asam 'No
H
HC Asam Nukleat Juga Mengandng
nukleatmemiliki banyak fungsi lain. Nukleoti a membentuk
2N Jan Heterosikhk Lam kecil punn
banyak koenzim dan juga berfungsi se agai donor gugus fosforil menjadi Lbuah gugus hidroksd gula. ^ ^ fosforil
Pirimid'n
Purin menurut 5'- merupakan nukleosida yang banyakan Dalam DNA dan RNA,
(mis. ATP atau GTP), Sula (mis. UDP- atau GDP-gula), atau lipid (mis. or
i -.irimidin. Atom diberi n' di gugus hidroksil 3 - au 5 -|uh. . d;hi|angkan
CDP-asilgliscrol). Nukleotida regulatorik mencakup second messengei Gambar 32-1. Purin dan p"
nukleotida adalah 5-. 5- b.asanya ^ dan
cAM dan cGMP, kontrol fosforilasi oksidatif olch ADP, dan regu asi sistem internasional. (I3ab 34).
rfalam penyebutan namanya. e se jbuah gugus
alosterik aktivitas enzim oleh ATP, AMP, dan CTP. Analog Uilkan DNA uncai-ganda llhatkan
dAMP adalah nukleotida yang mempunya. seb
purin dan pirimidin sintetik yang mengandung-ha ogen, tiol, atau yang dapat menstfb' r i n
dan pirimidin nicrnp 32^
Gugus okso dan amine p ^ amin_irnin (Gai* . amino
fosforil di C-5 pentosa. Gugus ^
nitrogen lain, digunakan dalam kemoteiapi an cer atau AIDS serta dihubungkan oleh ikatan anh.dr.da asam deng
sebagai penekan respons imun selama transplantasi organ.
tautomerisme kctO'cm derung mcmllih bent tetapi kondisi Adenin
fisiologis dan okso.
PURIN, PDRDMQODN, NIUIKILEOSIIDA, &
NUKLEOT IDA Nukleosida & Hmkleotidla
Purin dan pirimidin merupakan senyawa siklik heterosiklus yang Jin yiins Ribosa
, . I M.runan purin dan PirllTV,n cincin, Nukleosida
mengandung nitrogen dengan cincin mengan ung karbon dan unsur- adalah dengan nitrog iklik, o- V
unsur lain (atom hetero). cr ati an bahwa pirimidin yang lebih kecil memiliki sebuah gula y g disebut basa
memiliki naa Lebih panjang, dan purin yang lebih besar menu i yang suatu hetero-siklus y* o ho-p-o-p-0 n H OH
J
lebih sfngkat, dan bahwa cincin enam-atom keduanya diberi nomor OH &
' -------------------- Y ^ v
dengan arah yang berlawanan a udah 1). Karakter planar purin dan ( NH o Adenosin 5-monofosfal (AMP)
NH, Anti ^ oH
numpukan) _________ _________________ J OH OH
^in berbeda jika
pembentukan ikatan erat, atau stacKu& Adenosin 5-
dan amino dilos(al (ADP) Gambar 32-5. Bentuk sin ( d a n an,i
i,me gugus fungsional okso
Gambar 32-2. Tautomerisme purin dan pirimidin.
_________ J dilihat berdasarkan orientasi isi di sekitar .kata

, fit dan monotosfatnya.


Adenosin SMrifosfat (ATP)
gambar 32-4. ATP, difsta '
BAB 32: NUKLEOTIDA / 307

CH.
CH.OH

S-Motilsitosin
5-Hidroksimotilsitosin

Gambar 32-9. cAMP, 3',5'-AMP siklik, clan cGMP.

HN Nukleotida Memiliki Beragam Fungsi


'rTllilaminoadonin
Fisiologis
7-Metilguanin Nukleotida ikut serta dalam berbagai reaksi fisiologis dari
Gambar 32-7. Empat pirimidin clan purin yan{, j*' k terdapat di sintesis protein, sintesis asam nukleat, kaskade regulatorik
alam. hingga jalur transduksi sinyal.

"Uklc bakteri dan Nukleosida Trifosfat Memiliki Potensi yang Tinggi


untuk Memindahkan Gugus
dan virus, serta mono- dan di-N-metil adenin
'-Aan guanin pada RNA messenger mamalia (Gambar 32-7), Anhidrida asam tidak seperti ester Fosfat, memiliki
yaitu kemampuan yang tinggi untuk memindahkan gugus. AG0
basa-basa yang berfungsi dalam pengenalan oligonukleotida untuk hidrolisis masing-masing dari kedua gugus fosforil
dan dalam pengaturan waktu-paruh RNA. Nukleotida bebas terminal (P dan y) pada nukleosida trifosfat adalah sekitar -7
m
cncakup hipoxantin, xantin, asam urat (lihat Gambar 33-8), kkal/mol (-30 kJ/mol). Kemampuan memindahkan gugus yang
dan zat-zat antara dalam katabolisme adenin dan guanin (Bab
tinggi pada nukleosida trifosfat purin dan pirimidin ini
33). Basa heterosiklik termetilasi pada tumbuhan, mencakup
memungkinkan keduanya berfungsi sebagai reagen transfer
turunan xantin kafein di kopi, teofilin di teh, dan teobromin
di
tiji cokelat (Gambar 32-8). gugus, terutama gugus y-fosforil. Pemutusan suatu ikatan
anhidrida asam biasanya digabungkan dengan proses-proses
Modifikasi pascatranslasi polinukleotida yang telah
yang sangat endergonik, seperti sintesis ikatan kovalen-
terbentuk sebelumnya dapat menghasilkan basa-basa lain,
misalnya polimerisasi nukleosida trifosfat untuk membentuk
misalnya pseudouridin; D-ribosanya berikatan dengan C-5
asam nukleat.
urasil melalui ikatan karbon-ke-karbon dan bukan melalui
Selain berperan sebagai prekursor asam nukleat, ATP, G I
ikatan p-N-glikosida. Nukleotida asam pseudouridilat
(vp) terbentuk melalui tata-ulang UMP dari tRNA yang P, UTP, C1P, dan berbagai turunannya, masing-masing
telah terbentuk sebelumnya. Demikian juga, metilasi oleh memiliki fungsi fisiologis tersendiri yang dibahas di bab lain.
mS-adenosil-metionin UMP dari tRNA yang sudah ada, Beberapa contoh adalah peran ATP sebagai penyalur biologis
ri lembentuk TMP (timidin monofosfat) yang mengandung utama energi bebas; cAMP sebagai second messenger (Gambar
bosa dan bukan deoksi ribosa. 32-9); adenosin 3-fosfat-5-fosfosulfat (Gambar 32-10), donor
sulfat untuk proteoglikan bersulfat (Bab 47) dan untuk konjugat
sulfat obat; dan donor gugus metil S- adenosilmetionin (Gambar
32-11). GTP berfungsi sebagai regulator alosterik dan sebagai
CH
I sumber energi sintesis protein, dan cGMP (Gambar 32-9)
N berfungsi sebagai seeotid messenger dalam respons terhadap
> nitrogen oksida (NO)

UMP
TMP
Adenin Ribosa (p) O SO,-
Gambar 3%_6 Gambar 32-8. Kafein, suatu trimetilxantin. Dimetilxantin teobromin
AMP- dAMP, (Jan teofiiir, tampak serupa, tetapi tidak memiliki gurus metil di N-l d an di
UMP, dan TMP. N-7 hh
- Gambar 32-JO. Adenosjn 3-.fosfa,-S'-foSfosulfa.
BAB 32: NUKLEOTIDA / 309

BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI


308 /
k3l
ter
Tabel 32-2. Banyak koenzim dan senVl^1 merupakan turunan
adenosin monotos

NH
Adonic
HO u
a
H
N

O HO OH
v ____ ___ HO H 5- 6-
Y 5-lodo-2-deoksiuridin Fluorour Azauridi
Metionin Adonosln
asil
n
OH
Gambar 32-11. 5-Adenosilmetionin. SH
o-Ribosa
sewaktu relaksasi orot polos (Bab 48). Turunan -turunan UDP- gula ikut serta
dalam epimerisasi gula dan dalam biosintesis glikogen, glukosil disakarida, dan H H
Koenzim
oligosakarida glikoprotein dan proteoglikan (Bab 46 dan 47). UDP -asam
Metionin
glukuronat membentuk konjugat glukuronida bilirubin di urine (Bab 31). UDP - aktif
asam glukoronat juga membentuk banyak obat misalnya aspirin. CTP ikut serta Asam H H
6-Merkaptopurin
amino 1
adenilat H po3
dalam biosintesis fosfogliserida, sfingomielin, dan sfingosin lain (Bab 24).
1
Sulfat
Banyak koenzim mengandung nukleotida serta struktur yang serupa dengan
H PO 2 sintetik.
nukleotida purin dan pirimidin (lihat label 32 -2). Gambar 32-12. Beberapa analog purin dan pin midin
aktif H
3
H 2
Nukleotida Adalah Asam Polifungsional
3'-5'- P03 "2 H 2 polinukleotida Adalah Makromolek
Pada pH faali, nukleosida atau basa purin atau pirimidin - bebas tidak bermuatan. AMP H H 2 Berarah
Sebaliknya, nilai p/<T gugus fosforil primer dan sekunder nukleotida masing -
siklik H po, POLINUKLEOTIDA , v karbon dan 5 karbon
NAD"
masing sebesar 1,0 dan 6,2. Jadi, nukleotida memiliki muatan negatif pada pH
Ikatan fosfodiester menghubungkan . j ma s i n g -masing monoiner -monomer yang
fisiologis. Namun, nukleotida dapat berfungsi sebagai donor atau akseptor proton Menggantikan gugus fosforil Gugus 5-fosforil P^ da
suatu mononukleotida dapat
jika nilai pH dua satuan atau lebih di atas atau di bawah 7 (pH 7 2). NADP
R adalah turunan vitamin B
fa kleat atau rnengesterifikasi gugus OH kedua sehingga membe _
b""^a^kitamenyebutnya uiungsuatu polimer nukleotida berb U n u l d e otida, yaitu
dengan ujung-5' atau ujung-3 P hldr0ksil bebas ujung-5' adalah ujung
FAD
enzim-enzim yang esensial untuk sintesis ^"sehingga akibat masuknya obat -obat ini suatu fosfodiester. Umumnya gugus OH kedua _
yang memp atau 5 -hidroksil terfosforilasi.
Nukfleofrida Menyerap Sinar Ultraviolet
KoASH
ke dalam asam r ^ k l gi on 0 0
adalah 3-OH pentosa nukleotida kedua. 3 -OH pet
a
mengganggu pembentukan pasangan basa. i^iuridin, 6- menggunakan 5-fluoro- nukleotida kedua tersebut membentuk dinuldeotida yang
Ikatan rangkap terkonjugasi turunan purin dan pirimidin menyerap sinar ultraviolet. atau 5-iodourasil, 3-d . [n f 5 _ at au tioguanin dan 6 -merkaptopurin, 5- atau 6-aza
polinukleotida Memiliki Struktur
gugus-gugus pcnt osanya disambung oleh ikatan fosfod
Efek mutagenik sinar ultraviolet terjadi karena sinar ultraviolet diserap oleh ter serap 3>5 sehingga membentuk tulang-punggung 1^A Urutan basa atau struktur dasar su a t
fosfodiester diperlihatkan pada gambar
nukleotida DNA yang akan menimbulkan perubahan kimiawi. Meskipunspektra 6-azasitidin, serta 8-azaguanin (Gambar 32-1 Analog pNA. di bawah int. tun ggal, dan
bergantung pada pH, namun pada pH 7,0 semua nukleotida umum akan menyerap ke dalam DNA sebelum pembelahan pe ngobacan Pembentukan sebuah dinuldeotida terjadi akibat en -
diwakili oleh P atau p, basa diwakili ole i pentosa
sinar yang panjang gelom angnya mendekati 260 nm. Jadi, konsentrasi nukleotida purin, yaitu alopurinol yang digunakan a a . n ce S is purin hiperurisemia dan gout, asi air y a n t er l et a k di antara dua mononukleotida. Na
dan asam nukleat dinyatakan deng an '''absorbance di 260 nm dapat menghambat bi dan aktivitas xantin oksidase. Sitarabm dig* - lisme
pembentukan nukleotida dalam sistem biologis tidak t ) berupa garis tegak lurus.
taDi teriadi karena reaksi b
n dala m abo

kemoterapi kanker. Akhirnya, azatioprin yang cr a n S pla n tasi


ANALOG NUKLEOTDDA SINTETIK menjadi 6-merkaptopurin, digunakan dalam
organ untuk menekan reaksi penolakan imunol
dengan cara demikian- , te
DIGUNAKAN DALAM KEMTERApl1 ra\c~ balik, yaitu hidrolisis ikatan fosfod,ester karena dar, seg r-
Analog sintetik purin, pirimidin, nukleos'da. dan Analog Nukleosida Trifosfatyang terhidrolisis ,-nodinamik reaksi ini jauh >cb,h menguntungkan. M .a
Berfongs. Sebaga, Ala AG-nya sangar memung
A^'nya sangat mc,ru.ngkmkan walaupun tidak t=r,ad.
,
vang cincin heterosiklik atau gugus gu any perubahan, A
, terhiarolisis oloK;, 0 Uf % % -rase, hidrolisis
.^rase,ikatan
hidrolisis ikatanv 1j.sis
fosfodiester fosfodiester
oicn u
memiliki banyak kegunaan ^1 ^ tosfodiestera**'* Ai,;| v itnya>
Analog nukleosida trifosfat Jdnik ^ntuk dapa,
PNA akan bertahan untuk waktuyang
akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Atata ^
Id in is. Efek toksik obat-obat timbul akiba (Gambar 32-13) memungkinkan peneliti ransfcr
'OH
membedakan efek nukleotida Jjdnya KmP aaP at dideteksi di ^

fosforil dengan efek yang nmbul akibat d i d u d k u t a n . ikatan ftidak tefdapafdi^^ bcrfnBsi sebagai suatu nukk (scVvaktu hidrolisis
nukleotida alosterik d. enztm yang bersang ikatan 3',5 -fosfodiester berlangsung.
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA
INFORMASI

310
Selain A. G, C. T, dan U. asam nukleat P'S
dung sedikit 5-metil.sitosin. ^-hitjr' s ^ M 33
pseudouridin (\\i), atau basa N-terrnetiki - sl
Jika semua ikatan fosfodiester adalah 5 >3, notasi yang

e
Kebanyakan nukleosida mengandung *^ | pirin^
lebih singkat dapat dibuat:
deoksi-D-ribosa vang berikatan dengan ..^oS\da >" 3 ~
pCpGpApTpCpA atau N-9 purin melalui ikatan

t W. Rodwell, PhD
1
Notasi ini menunjukkan bahwa 5 -hidroksildan keban'"' - Victor
bukan 3-hidroksilmengalami fosforilasi. cieoKsi-tj-rinosa vang neriK.ii. m

Representasi yang paling singkat hanya memperlihatkan atau N-9 purin melalui ikatan ,

urutan basa berujung 5 di kiri dan berujung 3 di kanan. kebanyakan memiliki konformasi sin. ^ ; l rk3 n p 0 5 ^ 3 a
Gugus fosforil dianggap ada, tetapi tidak diperlihatkan: Angka yang diberi tanda aksen mcngga*^
fosfat di gula mononukleotida (mis. 3 -G pcr
GGATCA
Gugus fosforil lain yang berikatan dengan b jaringan ketika sel-sel
penelitian awal mcngena, b S^CS Escherichia coli.
melalui ikatan anhidrida asam, membenn PE*ANAN BDOMED1S mula menggunakan burungdan>k bag.

0 0 0
difosfat dan trifosfat. ,uan
o
^iosi n t c s j s p u r i n dan pirimidin diatur dan dikoordinasikan deng a n ketat oleh Prekursor .sotop.k yang d.benkan s~ J nom pada
untuk
I I burung data terbukt, sebap. sumb ^ dibUllkannya
-o-
Pu/Py II Nukleosida trifosfat memiliki kenia 1 1 1 ^^ s jntests mekanisme umpan -balik yang menjamin a S a r waktu dan jumlah produksi kedua zat
-R- I O- I - -O"
l
suatu basa punn (Gambar 33-1) da biosintesis purin.
-
s e su
-P- P- memindahkan gugus tinggi dan ikut s cl l
4 ,dan cGMP
tersebut selalu ai dengan kebutuhan fisiologis yang bervariasi. Penyakit
penelitian mengenai zat-zat antara biosintesis
1 trifosfat p-
Nukleosida induk I genetik metabolisme purin mencakup gout, sindrom Lesch - Nyhan, defisiensi
o~
b cr
ikatan kovalen. Fosfodiester siklik cAN Ada tiga proses yang P cr a tkan mulai nukleotida purin. Ketiga
1 diu ru

O 0" second messenger i n , t r a f 1 ' , o S r<Kii' adenosin deaminase, dan defisiensi purin nukleosida fosforilase. Sebaliknya, pioscs ters ^ari zat antara
i
berfungsi sebagai
" selain asiduria orotat, hanya sedikit kelainan katabolisme pirimidin yang secara dari yang paling penting, yaitu:: ( 1)
* Mononukleotida yang berikatan melalui i " l . in> dan (3)
0 0 0
klinis bermakna. amfibolik (sintesis de novo), ( 2) fosforil
I 3>5 membentuk polinukleotida, yaitu m
I - C H 2 -II
{iri.
Pu/Py
c er s e n t

-R- I
s
-O I O" berarah yang mempunyai ujung-3 dan rletak di fosforilasi nukleosida purin.
-P-
ce
P|JRIN & PIRIMIDIN TIDAK ESENSIAL
-P- - ^
1 1
Turunan |3,y-metilen
P- Untuk pTpGpTp atau TGCAICA, ujung
SECARA DIETETIK INOSIN MONOFOSFAT (IMP) D1S|NTESIS DARI ZAT
O" O 1 kiri, dan semua ikatan fosfodiester adalah 3 ^ turUnan-
" 0
* Analog sintetik basa purin dan P i r i n l i c , , n .f^ l j 1 j c er karena Jaringan tu m
b u h dapat menyintesis purin dan piri midin dari zat- Z a t antara amfibolik.
ANTARA AMFIBOLIK
0 turunannya digunakan sebagai obat anti biosintesis Asam nukleat dan nukleoti a y a n g dimakan yang karenanya bersifat nonesensial
dan 11 reaksi
0 0
H I
I I - Gambar 33-2 memperlihatkan zat-zat anta^ ^ _ r i b o sa 5 dikatalisis oleh
e
D yaI l g
Pu/P O mampu menghambat suatu enzim dalai ^^| a f n DNA secara d i e t e t i k diuraikan di saluran cerna menjadi mononukleotida sehingga
y R- -O- I o- I I
-P- -p-
N- nukleotida atau karena dapat terserap ke d a p a t diserap atau diubah menjadi basa purin dan p i r i m i d i n . ft a sa purin kemudian enzim yang mcngu .
C a b a n g ca b a n g fosfat menjadi inosin monofostai: U GM p
- P- atau RNA.
.. - o
1
cr |-r,/
1 dioksidasi menjadi asam u r a t , ya n g dapat diabsorbsi atau diubah menjadi basa (Gambar
Turunan
u. u.i p.y-iminQ 1
- purin a t a u pirimidin. Basa purin lalu dioksidasi menjadi asam urat yang akan terpisah kemudian menghasilkan AMI me ngubah
cr
REFERENSI diabsorbsi maupun diekskresikan dalam urine. J i k a hanya sedikit atau tidak ada 33.3). Pemindahan fosforil selanjutnya a aha n G D p
Gambar 32-13. Turunan sintetik nukleosida trifosfat yang gugus - of the Nucleic AMP dan GMP menjadi ADP dan G . k ed u a d a r i
purin/pirimidin dalam makanan untuk dijadikan asam nukleat jaringan, senyawa
N
, er m i n a l n a
(P/p y tidak dapat mengalami pembebasan hidrolitik. menjadi GTP melibatkan pemindahan o ercapai
Adams RLP, Knowler JT. Leader DP. The Biochemistry t
L. Y b a s a purin atau pirimidin; R, ribosa atau deoksiribosa). yang disuntikkan dapat digunakan untuk membentuk asam nukleat. Oleh karena ATP, sementara perubahan ADP menja 1 terutama melalui
Acids, cd ke-1 1. Chapman & Hall. 1 992. Biolttgy* IW-
ampak nukleosida trifosfat induk (dapat dihidrolisis; atas) dan
urunan fi-metilen {lenuah) dan v-imino {bawah) yang tidak dapat Blackburn GM, Gait MJ. Nucleic Acids in Chemistry v itu, penggabungan [ 3 H]timidm (senyawa ya ng disuntikkan) menjadi DNA ini dapat fosforilasi oksidatif (lihat

u
Sci Am
cjimdrolisis. Press, 1990. Jesien. digunakan untuk mengukur laju sin tesis DNA.
1
Bugg CE, Carson WM, Montgomery JA. Drugs by

KDNGKASAiNI
1992:269:92. Q f xanthine
BDOSINTESIS NUKLEOTIDA PURIN UCafalis MulfriffungsDoncii Dkot Serfr
Biosintesis Nukle@tidlo Purim
Pacher P, Nivorozhkin A, Szabo C. I herapeutic < - <- discovery
oxidase inhibitors: renaissance half a c e n t u r y after k
jvjukleotida purin dan pirimidin disintesis in vivo dengan J<ccepatan yang 33,2 dikatalisis
Dalam keadaan faali, tautomer amino dan okso purin, pirimidin, dan turunan - of allopurinol. Pharmacol Rev 2006:58:87. konsisten dengan kebutuhan fisiologis - ^vlekanisi-ne intrasel mendeteksi dan Pada prokariot, setiap reaksi di Gambat . ^ eukariot,
turunannya mendominasi.
meregulasi besarnya jumlah kompartemen nukleotida trifosfat (NTP ). Yan%
l
oleh polipeptida yang berlainan. Sebaliknya,^ mcmpunyai enzim-enzimnya adalah
meningkat selama masa pertumbuhan atau regeneras' polipeptida Yan^ j..Ualitiknya aktivitas katalitik multipel dan tempat-temp^ disaiurkan

di saling berdekatan sehingga zat-zat antara muc a ^kiRin<_,sionai antara tempat-tempat

e tersebut. Tiga enzim m dan

yang berbeda mengatalisis reaksi CD, . dan >


, serta reaksi dan ([D pada Gambar 33-2-
o

i 311

&
BAB 33: METABOLISME NUKLEOTIDA PURIN & PIRIMIDIN

BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI. & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA


INFORMASI .
312 /
, 7.Jc-okS,S
deoksisimlm dan - _ puri*
kinase memfosforilasi deoKsiMi"-*
CO pernapasan
Glisin menjadi dCMP dan dCiMl- niik^V niad3
Hepar, sebagai tempat mama bios,
Aspartat 'I / menyediakan purin dan mikleosK a pm iida^ .^usu
\ dan digunakan olch jaring.m-janng.m . otak
mcmbeniuk kedua zat tersebut. d a ^ ' n g
N ,N:- memiliki PRPP g|uam.l
Metonil-
Af-Formil- tetrahidrofolat yang rendah (reaksi . Gambar 3. ~> of & ^
tetrahidrofolat
pada purin eksogen. fc.ritro.su can <- ^slll nluk
U
tidak mampu menyintesis
Gambar 33-2) sehingga menggunakan p
Nitrogen amida glutamin membentuk nukleotida.
a0\*s*
Gambar 33-1. Sumber atom nitrogen dan karbon
cincin purin. Atom 4, 5, dan 7 (berarsir) Umpan-Balik AMP dan GMP Mere
berasal dari glisin. PRPP Glutamil Amidotrans cetrah'-

Obat Antifolat atau Analog pjut"?,n_ . Karena membutuhkan glisin, glutamin. tu bcrit^^
i ci,.r.i ATP, biosintesis ivl ,-nenentu
Meoglh<ollmba1i BoosinfresDS INluk eo i a u i drofolat, aspartat, serta / pal|ng. . u Uon-
dalam regulasi biosintesis pum . - 1
0 ad* \ ,nVa.
Penambahan karbon pada reaksi dan pada Gambar 33 kan laju biosintesis nukleonda punn de, n
o ir> N
J.
2 berasal dari turunan tetrahidrofolat. Meskipun jarang terja
ls=.
di pada manusia, defisiensi purin umumnya mencerminkan i5
defisiensi asam folat. Senyawa-senyawa yang menginhibisi SETd"n
pembentukan tetrahidrofolat sehingga menghambat sintesis
o j:
peka terhadap inhibisi umpan-bal.k AMI, A c ra
purin, sudah digunakan dalam kemoterapi an er. 1
GDP. E
gai senyawa inhibitorik dan reaksi yang ;1 i a m > ^ ^ CO
"S <
tersebut mencakup azaserin (reaksi , Gam ai , < Umpan-Balik AMPp\GGMMari^P Pembentukan AMr . S s
zanorleusin (reaksi , Gambar 33-2), 6-mer captopurin re GMP ^
aksi dan , Gambar 33-3), dan asam mtkofenolat (reaks, SJE
Gambar 33-3). I-I
^..l-isi perubahan IMP nie ) masing i5
"REAKSI PENYELAMATAN" MENGUBAH Dua mekanisme meregu * ^ ^ ^ ^ gmR 'o
PURIN & NUKLEOS1DANYA MENJADI dan AMP. Umpan ba ^ ^ jMp deh n IMp -o
menginh,b.siadenilosu ^ ^ perub rlukan e
MONONUKLEOTIDA (reaks, dan &, Gam menjadi AMK m j; GMP
menjadi aden.iosuks.na ^ (XMp) men) . r_jalur Q.
Perubahan purin, ribonukleosida, (/>
nya menjadi mononukleotida memci I ^ 1 dan P^baha ^ ][u> rcgulasi-sib"b sebuah
CL
sebagai "reaksi penyelamatan" (W^^in" not memerlukan ATE <=. menurunkan s'"' klectkh
o a:
lebih sedikit memerlukan energi dlba ? n fosforibosilasi metabolisme IMP m> b defisiens; nukleotid>' uanin
Mekanisme yang lebih penting me i ^ (pu) Z'GMP juga t- Eb-
oleh PRPP (struktur II, Gambar 33 P ^
o -s oS
J3 U)
untuk membentuk purin 5-mononukleotida CO
^ Lip
Pu + PR-PP -> PRP + PF>i X
Dua fosforibosil transferase kemudian rneng ^ OS-'
(reaksi , Gambar 33-2)- epAT
N
menjadi AMP, serta mengubah Wp01! Mekanisme REDUKSI R|B0^E0KSElRIBONUK%0S,DA
membentuk dew^ U)
menjadi IMP atau GMP (Gam r.foSf0ril dari ATP
DIFOSFAT s J3
penyelamatan kedua melibatkan trans e , 1 pirimidin, '=
ke ribonukleosida purin (PuR)-
PuR + ATP - PuR-P + ADP
, . .. Usi l ribonukleotida purin da dukta se

Reduksi 2 -hidroksil .ibonukleot.da ^^


yang dikatalisis ol n [u k deoksiribonukle s ^ seda ng

(Gambar 33-5), m aja,f |ianya uk0


r r ;io adenosin dan (Gambar 33-5), mem aktif han ji
,oS
mengatalisis
Adenosin kinase mengauu *-- ' j, fj.ann ^eoksisitidin (dNDP). Kompleks en
deoksiadenosin menjadi AMP dan t
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPL1KASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
312 /
t . . . . 2'J *
cok

kinase memfosforilasi deoksisim m . puria*


CO. pernapasan menjadi dCMP dan dGMP- .. pulclc011 at|att
Glis
Hcpar, sebagai tempat utama b.osinu^ ^
Asparta
t
I in

/
menyediakan purin dan nukleosida purin u ^ ^
C .N dan digunakan oleh jaringan-jarint^an ot;lk
\ Nr BC
membentuk kedua za. .-scbu,
memiliki PRPP glutarnil anudotran
^
>/
N
N ,N-
Metcnil- yang rendah (reaksi , Gambai . p0limr r 111
H tetrahidrof
/\f'J-Formil-
tetrahidrofolat olat
pada purin eksogen. 1 n."i. ( .,n untuk
s r
tidak mampu menyintesis ^
Gambar 33-2) sehingga mengguna -an \ ekso^n
membentuk nukleotida.
Nitrogen amida glutamin

Gambar 33-1. Sumber atom nitrogen dan karbon cincin purin. Atom u|tJ5
4, 5, dan 7 (berarsir) berasal dari glisin. Umpan-Balik AMP GMP ***
PRPP Glutamil Amidotransfe tetrahi*

Obat Antifolat atau Analog p "? . lut m


Karena membutuhkan glisin, glutamil , b^r,Vl u.
Menghambat Biosintesis Nukleotida Purin drofolat, aspartat, serta ATP,
Penambahan karbon pada reaksi dan pada Gambar 33- dalam regulasi biosintesis purin. Hal
2 berasal dari turunan tetrahidrofolat. Meskipun jarang terja- kan laju biosintesis nukleotida purin c c engUrV*_ -
di pada manusia, defisiensi purin umumnya mencermin an sentrasi PRPP, laju sintesis, pemakaian, c 1 jiaan r 1
Laju sintesis PRPP suatu da
defisiensi asam folat. Senyawa-senyawa yang menginhibisi fosfat dan pada aktivitas y\QP, ^
pembentukan tetrahidrofolat sehingga meng am at sintesis peka terhadap inhibisi umpan-bal.k AM .
purin, sudah digunakan dalam kemoterapi can er. ci a GDP
gai senyawa inhibitorik dan reaksi yang nam at senyawa
tersebut mencakup azaserin (reaksi , am ar , ia Umpan-Balik AMP &cG/fpTrnr)lP
zanorleusin (reaksi , Gambar 33-2), 6-merkaptopurin (re- Pembentukan AMP &
aksi dan , Gambar 33-3), dan asam mikofenolat (reaks,
Dua mekanisme meregulasi P-ubahan lMP ^g.maSing
Gambar 33-3).
dan AMP. Umpan balik AMP dan GMR debidrog*
menginhibisi adenilosuksinat smtase dan M bahan IMP
"REAKSI PENYELAMATAN" MENGUBAH (reaksi dan , Gambar 33-3). Sela . nie,nerluka
PURIN & NUKLEOS1DANYA MENJADI menjadi adenilosuksinat hingga men^ach A d GMP

MONONUKLEOTIDA GTP, dan perubahan xantmilat (XMP) jalur-,olut

memerlukan ATP. Oleh karena itu, regulasi eSis sebuah


Perubahanpurin, ribonukleosida
metabolisme IMP ini berfungsi menurunkan U,eotldi
nukleotida purin jika terjadi defisiensinukleot in
lebih sedikit memerlukan energ. dlban g lain. AMP dan GMP juga menginhibisi hipo dan

Mekanisme yang lebih penting mel fosforibosiltransferase, yang !/), dan umpan-
r iN/lP dan GMP (Gambar DD . , transterase
oleh PRPP (struktur II, Gambar 33-2) pur guan.n menjadi I MI da kltamU amidot

untuk membentuk purin 5-mononukleotida (lu-tv balik GMP menginhibisi


(reaksi , Gambar 33-2)- cFAT
PRP + PF>i
Pu + PR-PP -> SSSSSiS3fSSSSSSg5iS:5^>*
Dua fosforibosil transferase kemudian mengU, uanin
menjadi AMP, serta mengubah Wpo-na d^guanm DBFOSFAT ^ pirimidin,
_ . , . . , l ribonuldeotida puiin L feduktase
menjadi IMP atau GMP (pam"fcr fosforil dari ATP Reduksi 2-hidroks leks ribonukleottda difosj;
penyelamatan kedua melibatkan trar yang dikatalisis oleh komP c ^ribonuUl^
ke ribonukleosida purin (PuR): (Gambar 33 -5 ), mcmben _ ^ ..^ sel

PuR + ATP -* P^-P + ADP (dNDP). Kompleks en/-i

Adenosin k
deoksiadenosin me
ang
nosin kinase me
c .-i s i adenosin dan

ngatalisis fo^n'as. ksisitidln


-njadi AMP dan dAMP, dan
INFORMASI BAB 33: METABOLISME NUKLEOTIDA PURIN & PIRIMIDIN / 3! 5

ooc-c-c-coo-
H2 I ' -ooc-c-c-coo-
H2 |
NH,* I H20 REDUKTAS
RIBONUKLEOTIDA
NH
OOC c = c
HH E
COO" NH2 Ribonukleotida 2-
difosfat Deoksiribonukl
2 eosida
difosfat
II ADENILOSUKSINASE I u 'N' ''N'
R-5-0 ADENILOSUKSINAT
R-5- I^ Tioredoksin Tioredoksin
Inosin Adenilosuksinat R-5-
SINTASE
tereduksi teroksidasi
monofosfat (P;
(IMP) (AMPS) Adonosin monofosfat
TIOREDOKSIN
REDUKTASE
(AMP)

AMP NADP*- NADPH + H*

Gambar 33-5. Reduksi ribonukleosida difosfat menjadi 2'-deoksiri-


bonukleosida difosfat.

REGULASI BIOSINTESIS NUKLEOTIDA


PIRIMIDIN
Ekspresi Gen maupun Aktivitas Enzim,
Keduanya Diregulasi
TRANSAMIDINASE
R-5-
Aktivitas enzim pertama dan kedua dalam biosintesis nuldeotida
xantosm Guanosin
R-5-(P)
monofosfat monofosfat pirimidin dikendalikan oleh regulasi alosterik. KarbamoiI fosfat
(XMP)
sintase II (reaksi , Gambar 33-7) diinhibisi oleh UTP dan
Gambar 3 ?_ ? i .
reruljahan IMP menjadi AMP dan CMP. nukleotida purin, namun diaktifkan oleh PRPP. Aspartat
transkarbamoilase (reaksi , Gambar 33-7) diinhibisi oleh CTP,
ci
oredokslnmCe jS DNA-'Rcduksi memerlukan tioredoksin, namun diaktifkan oleh Al P. Selain itu, tiga enzim pertama dan
terbentuk UktaSe dan NADPH; Reduktan yang d^m Gambar 33-7 dan memastikan bahwa karbamoiI 0S at dua enzim terakhir dalam jalur ini diregulasi oleh represi dan
^ADPH- ' ^aitU coredoksin tereduksi, dihasilkan oleh disalurkan secara efisicn kc jalur biosintesis pirimidin. nz'm O H2C
derepresi yang terkoordinasi.
n'bonukJeo^ed4rSi? reduktase (Gambar 33-5). Reduksi bifungsional kedua mengatalisis reaksi dan 6 *
OH OH
difosfat fdMnm L (ND?) men^adideoksiribonuklcosida Biosintesis Nukleotida Purin dan PornmidDim
GMP
rumif ao. berada di bawah kontrol regulatorik yang DEOKSIRIBONUKLEOSIDA URASIL SCSITOSIN Diregulasi Secara Terpadu
seimko faar CercaPa produksi deoksiribonuldeotida yane "DISELAMATKAN" Biosintesis purin dan pirimidin paralel satu sama lain untuk
n
g untuk sintesis DNA (Gambar 33-6). setiap molnya. Hal ini mengisyaratkan adanya kontrol
Karena sel mamalia tidak banyak menggunakan ulang pirimidin
Garnbz 33"4* Fos^oribsIasi adenin, hipoxantin, dan guanin
masino^
B,OSIlMTES|S bcbas, reaksi penyelamatan mengubah ribonukleosida
NUKLEOTIDA PIRIMIDIN lng-masing untuk membentuk AMP, IMP, dan GMP.
pirimidin (uridin dan sicidin) serta
Gambar 33_7
deoksiribonukleosida.pirimidin (timidin dan deoksisitidin) CDP - 2dCDP
dalam b' menjelaskan zat-zat antara dan berbagai enzim 6664
menjadi nukleotida masing-masing. posforil transferase (kinase)
adalah k-^'b CGS^S nukleotida pirimidin. Katalis reaksi *lntSIS pirimidin dapat berlangsung, dihidrofolat harus ireduksi
yang bergantung-ATP mengatalisis fosforilaS difosfat (2- ATP
awalnya kembali menjadi tetrahidrofolat. Reaksi ini 1 atalisis oleh
deoksisitidin, 2-deoksiguanosin, dan 2-deoksiadenosin) menjadi
yang berb d30^ ^os^at s*ntase U sitosolik, suatu enzim nukleosida trifosfat padanan masing"masng- Selain itu, orotat
dihidrofolat reduktase. Oleh karena itu, sel S^d^g membelah,
yang be- ^ ^ karbamoiI fosfat sintase II mitokondrial yang harus menghasilkan TMP dan 1 drofolat, sangat peka UDP 2dUDP
fosforibosiltransferase (reaksi Gambar ^3-7), suatu enzim pada
itu, perbed,an dalam sintess urea (Gambar 28-9). Karena terhadap inhibitor dihidrofolat rc uktase, misalnya obat antikanker
sintesis nukleotida pirimidin, menyelamatkan asam orotat 666.,
karbam m f33*1 ^etak 'n menghasilkan dua kompartemen metotreksat.
dengan mengubahnya menjadi orotidin monofosfat (OMP).
berperan ' S^at ^an ndependen. PRPP, salah satu zat yang
1 3 S ntes*s nukleotida purin (Gambar 33-2),
akan ikut^ ^ *
Analog Pirimidin Tertentu Merupakan
biosinr ^ Ca Pada tabap yang jauh lebih belakangan dalam .S.frat ba9" Enzim-enzim Biosintesis GDP- 2dGDP
HNloklleoit-Dda Porimodnni 6.
Sls Pirimidilin. Metotreksat Menghambat Reduksi
Awll2-^?fD^uinigsBOinal Mengatalisis Reaksi Dihidrofolat Orotat fosforibosiltrasefase (reaksi CD, Gambar 33-7) mengubah
^SDinifesDs IPorDmmidlDirii Reaksi <T2) di Gambar 33-7 adalah satu-satunya reaksi
obat alopurinol (Gambar 32-12) menjadi suatu nukleotida yang r
menjadi tempat melekatnya ribosil fosfat pada N-l cincin ADP- 2dADP
pirirn'd^1 Cnam akti vitas enzim pertama dalam biosintesis biosintesis nuldeotida pirimidin yang membutuhkan turunan
pirimidin. Obat antikanker 5-fluorourasil (Gambar 32-12) juga
S a lih '" 1 d'laJ<ukan oleh polipeptida multifungsioinal. satu tetrahidrofolat. Gugus metilen pada7V5,A/1<)'metilcn- Gambar 33-6. Regulasi reduksi ribonukleotida purin dan pirimidin
mengalami fosforibosilasi oleh orotat rosforibosil transferase.
polipeptida ini mengatalisis tiga reaksi pertama tetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metil yang ditransfer, menjadi 2'-deoksiribonukleotida. Garis utuh menunjukkan aliran kimiawi.
dan tetrahidrofolat dioksidasi menjadi dihidrofolat. Agar Garis putus-putus menunjukkan regulasi umpan-balik negatif atau
positif .
316 / BAGIAN IV: STRUKTUR. FUNGSI. & REPl.KASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMAS, BAB 33: METABOLISME NUKLEOTIDA PURIN & PIRIMIDIN / 317

^ r rdinasi dalam biosintesis keduanya. Biosintesis ^ , ctida purin NH2


dan pirimidin ditandai oleh adanya Crapa tempat regulasi-silang.
PRPP sintase (reaksi , Csa,11bar 33-2), yang membentuk suatu
C02 + Glutamin + ATP
prekursor yang Jj^sial bagi kedua proses, diinhibisi secara umpan-
KARBAMOIL
balik
FOSFAT
SINTASE II
nukleotida purin dan pirimidin.
O j^ANUSIA MENGATABOLISME PURIN ^NJADI ASAM
ASPARTAT
TRANSKAR
O O
H,N3
1 URAT
1 BAMOILASE 'o-c DIHIDRO
-
I
I
Adenosin
4!
OROTAS ?
* H2N3 5CH2 HN' ,C 1 ^anusia mengubah adenosin dan guanosin menjadi asam ^rat HoO-
T" E
o- * h3~o-ci
i J5C; I . ADENOSIN
n^ _ \ CH (Gambar 33-8). Adenosin mula-mula diubah menjadi ,nsin oleh ad DEAMINASE
C00 0 N x- Hp O' ^COO enosin deaminase. Selain pada primata tingkat tIn8gi vUratase
Karbamo fj COO
Asa 1
dihicJro' (ur/case) mengubah asam urat menjadi alatoin, SUatu produk yang O
iI m Asam aspartat * (DHOA,
fosfat
(CAP)
aspart
at
karbamoiI
(CAA) NAD*
larut-air pada mamalia. Namun, karena rr*anUsia tidak memiliki
uratase, produk akhir metabolisme Purin adalah asam urat. HN
HN
rN>
DIHIDRO-OROTAT H2N 'N
DEHIDROGENASE
^OUT ADALAH GANGGUAN METABOLIK KATABOLISME HO-H?C
NADH + H*
PURI1N KH H/

H 11 H
"A
CO, ^erbagai defek genetik pada PRPP sintetase (reaksi > ambar 33-2)
PP. PRPP OH OH
V bermanifestasi secara klinis sebagai gout (pirai). Masing-masing Guanosin
O^N^i vz defekmisalnya peningkatan max peningkatan afinitas terhadap
ribosa 5-fosfat, atau res,stensi terhadap inhibisi umpan-balik
ASAM COO'
COO
OROTIDILAT OROTATE menyebabkan Produksi dan ekskresi berlebihan berbagai katabolit
DEKARBOKSILA R-5- FOSFORIBOSIL H
SE TRANSFERASE Asam orotat purin. ^etika kadar asam urat serum melebihi batas kelarutannya,
OMP (OA) te, a
j dilah kristalisasi natrium urat di jaringan lunak dan sendi
sehingga menimbulkan reaksi inflamasi, artritis gout. Narnun,
sebagian besar kasus gout mencerminkan gangguan pengaturan
NADPH + H+ NADP* asam urat di ginjal.
V J
dUDP (deoksiuridin GANGGUAN-GANGGUAN LAIN KATABOLISME
RIBONUKLEOTIDA difosfat) PURIN
REDUKTASE H2O + O
^-h2o
Keadaan defisiensi purin jarang dijumpai pada manusia, namun
p banyak terdapat penyakit genetik terkait-katabolisme purin.
^ i
dUMP Hiperurisemia dapat dibedakan berdasarkan apakah pasien
/ ^-^-Metilen H4 folat mengekskresikan urat total dalam jumlah normal atau berlebihan.
Beberapa hiperurisemia mencerminkan defek enzim tertentu.
TIMIDILAT
Hiperurisemia lainnya diakibatkan oleh suatu penyakit, misalnya
SINTASE kanker atau psoriasis yang dapat mcmperccpat pergantian (turnover) H2O + o2 XANTIN
Hp OKSIDASE
jaringan. J
folat
h2o2
r
Sindrom Lesch-Nyhan O
x> CH,
Sindrom Lesch-Nyhan, suatu hiperuriasemia akibat produksi
berlebihan (ditandai oleh serangan-serangan litiasis asam urat HN
HN
>
dR-5-(p)
berulang dan suatu sindrom aneh mutilasi-diri ), mencerminkan NH
TMP
O 'NH
defek pada hipoxantin-guanin fosforibosil transferase, suatu ehzim
Asam urat
CTP dalam jalur penyelamatan purin
Gambar 33-8. Pembentukan asam urat dari nukleosida pur in melalui
basa purin: hipoxantin, xantin, dan guanin. Deoksiii onu eosic a purin
diuraikan melalui enzim-enzim dan jalur kata ->o 1 yang serupa, yang
semuanya ini terjadi di mukosa sa man cerna mamalia.
Gambar ? ? 7 i i .
' )a |
ur biosintesis nukleotida pirimidin.
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPL,KAS.
318 / MAKROMOLEKUL PEMBAWA
C*UL PEMBAWA INFORMASI

d a f n S a n Peningkatan ^ BAB 33: METABOLISME NUKLEOTIDA PURIN & PIRIMIDIN / 3! 9


Mutasi yang menurunkan ^ T hipoxancin-guanin fosforihn 'I ^
r"' cnyaPkan aktivitas pc*L ,^rcs*can dalam urine orang normal tanpa mengalami ahan
mutas
* fiZ*#, Jbirituj r/T r m kup dciKi
' sehingga dapat diisolasi dari urine. RINGKASAN
P-ggabungan mRNA (aberrant mRNA
Asam nukleat dicerna menjadi purin dan pirimidin. Purin dan
f|E^ENTUKAN BERLEBIHAN KATABOLIT KEI /?IDIN pirimidin terbentuk dari zat-zat antara amfibolik sehingga
JARANG MENIMBULKAN KLINI^AN YANG SIGN.FIKAN SECARA keduanya bersifat nonesensial secara dietetik.
Penyakit Von Gierke Beberapa reaksi dalam biosintesis IMP membutuhkan turunan
jk rot ul< n folat dan glutamin. Oleh karena itu, obat antifolat dan analog
da]at' "P * zkhir katabolisme pirimidin sangat larut P'rinv **
von G^e Mefi ^7^ Ma penyakit mcn
ybabkan pembentukan berlebihan
glutamin menginhibisi biosintesis purin.
^bat pin nSnT -jadi slX Oksidasi dan aminasi IMP membentuk AMP dan GMP, dan
^ipe"1* -n *aran^ menmbulkan gejala atau tanda klinis. Pada prodTSemia
kanprckursorprpprib sa
fosfat. Juga L^iwr r; 5. terkait r transfer fosforil selanjutnya dari ATP membentuk ADP dan
-P duksi berlebihan PRPP, terjadi el^i U f* berlebihan nukleotida
ambang asam urat di rinLu L ^ ^ menin8katkan CH3 pirimidin dan peningkatan dipeFfS' P-alanin. Karena A^,A^-metilen-
GDP. Transfer fosforil berikutnya dari ATP ke GDP
h,n a men
asam total dalam tubuh ^ ngkatkan kadar membentuk GTP. ADP diubah menjadi ATP oleh fosforilasi
tetrahidrofolat fo]a ukan untuk sintesis timidilat, gangguan
oksidatif. Reduksi NDP membentuk dNDP.
H,Pourisemia metabolisme
1 dan vitamin B,, menyebabkan defisiensi TMP. Biosintesis nukleotida purin di hepar diatur secara ketat oleh
ukuran kompartemen PRPP dan oleh inhibisi umpan-balik AMP
NADPH dan GMP terhadap PRPP-glutamil amidotransferase.
ntin disXbkannolTrjnBk-atn^ hi oxantin
P Asi
duria Orotat
33"8). akibat defek J I T X'm oksidase (Gamb Regulasi terpadu biosintesis nukleotida purin dan pirimidin
menjamin jumlah purin dan pirimidin sesuai dengan kebutuhan
Pasi
<=n dengan del U kemsal<an heparyang parah. ter: j.ra orocat yang menyertai sindrom Reye mungkin ^dak ' akbat
NADP1 biosintesis asam nukleat dan kebutuhan metabolik lain.
xanti
nuriadanlitiasis'*in en2,m
^ kerusakan parah mitokondria sehingga Manusia mengatabolisme purin menjadi asam urat (p/T 5,8),
* niampu menggunakan karbamoiI fosfat, sehingga Asid * yang terdapat sebagai asam yang relatif tak-larut pada pH asam
CH3 Pembentukan asan orotat sistolik secara berlebihan. f0sc U.r*a ortat tipe I atau sebagai garam natrium urat yang lebih larut pada pH
Nukteolw*!"?*'" Deaminase dan mencerminkan defisiensi baik orotat (re fibosiltransferase maupun mendekati netral. Kristal urat adalah gambaran diagnostik gout.
Purin Fosfoiriiase orotidilat dekarboksilase uV| dan Gambar 33-7); asiduria orotat
^efisiensi ad Penyakit lain katabolisme purin adalah sindrom Lesch-Nyhan,
tipe del ^ b jarang) disebabkan oleh defisiensi orotidilat arboksilase penyakit von Gierke, dan hipourisemia.
d
wganpenyakOSln dminase (Gambar 33-8) berkaitan yaitu limfositT Dihidrotimi
,mUn defis,ensi an k n saja (reaksi , Gambar 33-7). Karena katabolit pirimidin larut dalam air, produksi berlebihan
.' y g eduajenislimfositnya, berasal dari rasaI dari rimus
feel T) maupun yang /HzO katabolit-katabolit ini tidak akan menyebabkan kelainan klinis.
e
L ^ngsionaJ " . g(-IB) menjadi berkurang atau berkaitan den
di Un U tul ^isiensi Suatu Enzim Siklus Urea enyebabkan Ekskresi Namun, ekskresi prekursor pirimidin dapat terjadi karena
S,ensi
nukleosida purin fosforilase normal. Disfn^0 e^siensj berat Prekursor Pirimidin defisiensi ornitin transkarbamoilase akibat karbamoiI fosfat yang
sel T, tetapi fungsi sel B dATp yang m^S' ,m.U? terjadi akibat COO' berlebihan digunakan untuk biosintesis pirimidin.
cpo;c h3 ^ ningkatan ekskresi asam orotat, urasil, dan uridin menyertai ( \ flenS'
akumulasi dGTP dan menguranpi ; ^f^b'bisi ribonukleotida FH*
orn t
reduktase sehingga n-Jumlah sel prekursor DNA. M
0 N^H2 f'H o^n-CH2 i in transkarbamoilase di mitokondria hepar k *a s* > Gambar 28- REFERENSI
H P-Ureidoisobutjrat 9). KarbamoiI fosfat yang berlebihan n ke uar ke
^ sitosol dan
(N-karbamoil-P"
..P'Ureidopropiona aminoisobutirai/ merangsang biosintesis Brooks EM, et al. Molecular description of three macro -deletion and an Alu-Alu
t
('V-karbamoil-p- u
eotida pirimidin. Asiduria orotat ringan yang terjadi perparah recombination-mediated duplication in the HPRT gene in four patients with
alanin) oleh makanan tinggi nitrogen. Lesch-Nyhan disease. Mutat Res 2001:476:43.
Chow EL, et al. Reassessing Reye syndrome. Arch Pediatr Adolesc Med 2003;

bat Dapat Memicu Asiduria Orotat 157:1241.


^UKSO METABOLIT LARUT-AIR |CQ? + NH-j Chrlstopherson Rl, Lyons SD, Wilson PK. Inhibitors of de novo nucleotide biosynthesis
Tidak akhir I ^rduk_Prduk akhir katabolisme purin,
produk ^^opurinol (Gambar 32-12), suatu substrat alternatif untuk orotat
H
aN+- CH2- CH2 COO- H3N+ - CH? - CH" C as drugs. Acc Chem Res 2002;35:96l.
^H5, /3-aJanj'n aC^|Do^srne pirimidin sangat Jarut-air: CO,, fosforibosiltransferase (reaksi CD, Gambar bersaing dengan asam Curto R, Voit EO, Cascante M. Analysis of abnormalities in purine metabolisme leadin g
Ekskresi |3_a n> . an P-aminoisobutirat (Gambar 33-9). I orotat. Produk nukleotida yang terbentuk juga menghambat orotidilat
P-Alanin CH3 to gout and to neurological dysfunctions in man. Biochem J 1998;329:477.
dekarboksilase reaksi , Gambar 33-7) sehingga terjadi asiduria
pajanan radiasi 1S uc*rac meningkat pada leukemia dan P-Aminoisobutirat
orotat C an orotidinuria. 6-Azauridin, setelah diubah menjadi 6-
rusakan D|\Jy\ j^nar-X yang parah akibat meningkatnya pe- Gambar 33-9. Katabolisme pirimidin.
azauridilat, juga menghambat secara kompetitif orotidilat
Jepang secara arnun> banyak orang keturunan Cina atau
ekarboksilase (realcsi , Gambar 33-7), yang meningkatkan ekskresi
Pada manusia rUtIn mengekskresikan P-aminoisobutirat.
asam orotat dan orotidin.
butirat menjadi 'n^f^ transaminasi P-aminoiso- Pseudouridin Diekskresikan tanpa
membentuk i met^ma^nat semialdehida yang kemudian Memgaflainmo Perubahan
U <sln
ii-KoA (lihat Gambar 20-2). Karena tidak ada enzim manusia yang mengatalisis hidrolisis atau
fosforolisis pseudouridin, nukleosida tak-lazirn inj
sm

Struktur & Fungsi Asam Nukleat 34


320/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
po tent
Kamal MA, Christopherson RI. Accumulation of 5 -phosphoribosyl- 1 - Olsen DB, ct al. A 7*dcaza-adcnosine an
alog 's %sil
h ccdfc*
pyrophosphate in human CCRF-CEM leukemia cells treated with selective inhibitor of hepatitis (' virus rcplicati (1 ^^010^
- Anthony Weil, PhD & Daryl K. Granner,
P MD
antifolates. Int J Biochem Cell Biol 2004:36:957. pharmacokinetic properties. Antimicrob Agetl 2004:48:3944.s0flnf^rix*
Lipkowitz MS, et al. Functional reconstitution, membrane targeting, genomic Scriver CR, et al (ed). Ihe Metabolic and Molecular
structure, and chromosomal localization of a human urate transporter. J Bos#
Clin Invest 2001; 107:1103. Disease, ed ke-8. McGraw-I iill. 200 I. , in pan 0 *
Martinez J, et al. Human genetic disorders, a phylogenetic perspective. J Mol sl
Wu VC, ct al. Renal hypouricemia is an ominous - j^jj n cy Dis with severe acute
DNA Mengandung Empat Deoksinukleotida
Biol 2001:308:587. respiratory .syndrome. Am
Sifat kimiawi unit-unit deoksinukleotida monomerik
Moyer RA, John DS. Acute gout precipitated by total parenteral nutrition. J 2005:45:88. BIOMEDIS
DNAdeoksiadenilat, deoksiguanilat, deoksisitidilat,
Rheumatol 2003:30:849.
Di lte dan timidilatdijelaskan di Bab 32. Unit-unit monomerik
Neychev VK, MitevVLThe biochemical ba sis oftheneurobehavioral mukannya bahwa informasi genetik dikode di scPa"*1^ DNA ini dibuat menjadi bentuk polimcrik olch jembatan
SUatl1
abnormalities in the Lesch-Nyhan syndrome: a hypothesis. Med molekul polimcrik yang hanya terdiri dar. e P 3,5-fosfodiester sehingga membentuk untai tunggal, seperti
J n,S
Hypothesis 2004:63:131. .^ monomerik merupakan salah satu ke *^ diperlihatkan cli Gambar 34-1. Kandungan informasi DNA
,llTlu
pengetahuan terpenting pada abad kc'- ,. (kode genetik) terletak pada sekuens (rangkaian, urutan)
Plirncrik ini, asam deoksi ribo nukleat (deoxyrt o monomer-monomer (deoksiribonukleotida purin dan
acid, DNA), merupakan dasar kimiawi hereditas c.^ pirimidin). Polimer ini memiliki polaritas; salah satu ujungnya
d
usUn menjadi gen, unir dasar informas. gcnctiK. j berupa terminal 5-hidroksil atau fosfat, sedangkan ujung
,nf
ormasi dasaryi- DNA mengarahkan sintesis RNA; J lainnya berupa terminal 3-fosfat atau hidroksil. Pentingnya
selanjutnya mengarahkan sintesis protem-telah polaritas ini nanti akan menjadi jelas. Informasi genetik
terletak dalam urutan unit-unit monomerik dalam suatu
polimer. Oleh sebab itu, pasti terdapat suatu mekanisme
d,
jelaskan secara rinci. Gen tidak berfungsi secara o reproduksi dan replikasi informasi spesifik ini dengan derajat
replikasi dan fungsi gen diatur oleh berbagai pro u S ketepatan yang tinggi. Oleh karena itu, ditambah dengan
dan
umumnya bekerja sama dengan komponen-kon \ data terjadinya difraksi sinar-X dalam molekul DNA dan
dari beragam ialur transduksi sinyal. Pengetahuan tc hasil pengamatan Chargaff bahwa di dalam molekul DNA,
struktur dan fungsi asam nukleat sangat Pentm& konsentrasi nukleotida deoksiadcnosin (A) setara dengan
memahami genetika dan berbagai aspek patohsioKJg nukleotida timidin (T) (A = T), sedangkan konsentrasi
dasar genetik penyakit. deoksiguanosin (G) setara dengan deoksisitidin (C) (G = C),
Watson, Crick, dan Wilkins terdorong untuk mengajukan
DNA MENGANDUGMIG INFORMASI (pada awal tahun 1950-an) suatu model molekul DNA
G
^NETIK untai-ganda. Model yang mereka ajukan diperlihatkan di
Bahwa DNA mengandung informasi genetik pertama kah Gambar 34-2. Kedua untai hcliks untai-ganda ini disatukan
dibuktikan pada tahun 1944 dalam serangkaian ek^ oleh ikatan hidrogen antara basa purin dan pirimidin
yang dilakukan oleh Avery, MacLeod, dan M ^ molekul linear yang bersangkutan maupun oleh ikatan
Jvlereka menunjukkan bahwa genotipe (tipe) tops" hidrofobik dan van der Waals antara pasangan-pasangan
pneumokokus dapat dikirimkan ke pneumokokus i. w basa yang berdekatan. Pembentukan pasangan nukleotida
dengan tipe kapsul yang berbeda d e n g a n m e ma su k k a n _ purin dengan nukleotida pirimidin di untai yang berlawanan
murni dari kokus pertama ke kokus kedua_ Pata pu> mcnamakan bersifat sangat spesifik dan bergantung pada ikatan hidrogen

f agen (kemudian d.bukt.kan adalah DNA) y memungkinkan


perubahan ini sebagai transforming./ Kemudian, cara manipulasi
antara A dengan T dan G dengan C (Gambar 34-2).
Bentuk umum DNA ini bersifat kinan (lawan kidal)
genetik ini menjadi dilakukan. Baru-baru ini, telah dilakukan cksper karena jika heliks ganda dilihat dari atas ke bawah, residu-
^ eksperimen serupa dengan menggunakan tag., kultu tumbuhan residu basa membentuk spiral dengan arah putaran yang
dan mamalia, serta embno serangga dan ma sebagai resipien, dan
\* DNA yang d.-klon secara mole sebagai donor infoimasl genetik.

321
BAB 34: STRUKTUR & f\JNGS\ ASAM NUKLEAT / 3 2 3

temperature (Tm; suhu leleh). Tm dipengaruhi oleh komposi-


si basa DNA dan konsentrasi garam larutan. DNA yang kaya
akan pasangan G-C (memiliki tiga ikatan hidrogen) mencair
pada sulni yang lebih tinggi dibanding DNA yang kaya akan
pasangan A-T (memiliki dua ikatan hidrogen). Peningkatan
MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
, BAGIAN IV-. STRUKTUR, FUNGSI, &REPUKASI sepuluh kali lipat konscntrasi kation monovalcn mening-
katkan Tm sebesar 16,6 C. Formamida yang sering diguna-
322
kan dalam eksperimen DNA rekombinasi, mendestabilkan
ikatan hidrogen antar-basa sehingga Tm menurun. Hal ini
memungkinkan untai-untai DNA atau hibrid DNA-RNA
dipisahkan pada suhu yang jauh lebih rendah dan memi-
nimalkan kemungkinan putusnya fosfodiester (yang dapat
terjadi pada suhu yang lebih tinggi).

Renaturasi DNA Memerlukan


Pencocokan
Pasangan Basa
Untai-untai DNA yang terpisah dapat mengalami renaturasi
atau reasosiasi jika suhu fisiologis dan kondisi garam yang
sesuai tercapai. Proses ini sering disebut sebagai hibridisasi.
Laju reasosiasi bergantung pada konsentrasi untai-untai
komplementer. Reasosiasi dua untai DNA komplementer
-,k B
suatu kromosom pascareplikasi DNA adalah suatu contoh
fisiologis renaturasi (lihat bawah). Pada suhu dan konsentrasi
Sem!>arf4'2* Dia8ram model struktur ne,.^ e. garam tertentu, untai asam nukleat tertentu akan berikatan
r Ut Va,son c an Cric <
lebnr K .y * * - Tanda panah horizontal menunju^..-
jarak Banc*a <2 A), dan tanda panah vertikal menunjukkan erat hanya dengan untai komplementernya. Dalam kondisi
put-, ^anS ditempuh oleh heliks ganda untuk mencapai satu kali yang sesuai, molekul hibrid juga akan terbentuk. Contohnya,
Pasarf0 SemPurna (34 A)- Salu putaran B-DNA terdiri dari 10 DNA akan membentuk hibrid dengan DNA komplementer
^ Do^u1 ,3aSa ^ase Pa,rs> bp) sehingga kenaikannya adalah 3,4 (cDNA) atau dengan messenger RNA sejenis (mRNA; lihat
^ a n 7 ^ar 34-7. Sebuah segmen salah satu untai molekul DNA yane basa-hnca r.. i -> ir~\ , c ;n (C), t irnin hatan" ^ Sum,5u ten8ab hcliks ganda ditandai oleh gambaran
dan adenin iai i- i i l. u . c c i- . . asa Pur|n dan pirimidinnya, guamn (G), sitosm
ar
>tin^ ^ * ^ Tanda panah pendek menunjukkan polaritas untai
ort <a

, wnm (A) disatukan oleh jembatan fosfodiester antara RURUS-CUPIIC 9'i i ,,. , . ,,,n o eh iKatan sitos*0-3 * DiPcrli,iatl<an ahir minor dan mayor. (A, adenin; C,
n-R kosiHa n u iL * c c A- .,b U8US 2-deoksiribosi yang melekat pada nukleobasa ui . hicjr,ln' 8uanin; T, timin; P, fosfat; S, gula Ideoksiribosal). Ikatan
di.flisdatmaT^t" v 'T T P 0 a r i , a s ^ bagai |ijanmjian sekuens DNA unU "' 0 "* 1 h0rj,8en antara basa-basa A/T dan G/C ditunjukkan oleh gari?
dalam arah 5 ke 3' <y, pGpCpTpA); C, C, T, dan A mewakili keempa, basa dan p mewakili fosfat penghubung.
ntal pendek berwarna abu-abu (rangkap dan rangkap tiga).

strand. Untai lawannya disebut sebagai coding sfra/l** Denaturasi (Pelelehan) DNA Digunakan /adenosin

neneode/penyandi) karena cocok dengan sekuens J. \


DenaturasiMenganaUsis Struktur DNA
( t e t a p i mengandung ~ untuk Menganalisis Struktur ui^ J ,Mr
" dioisahkan (die
m Pada molekul untai- strand. Untai iawu... v *1
sesuai dengan putaran jarum )a rotasi di sekitar pengode/pcnyandi) karena cocok dengan a*
RNA yang menyandi protein (tetapi mengandung Struktur untai-g
ganda, restriksi yang ditimbu an ^ ikatan glikosida tempat timin; lihat Gambar 34-8). anda DNA dapat dipisahkan (dicairkan)
ikatan fosfodiester, Kedua untaidengan pasangan basa yang disatukan menjadi dua untai komponen dalam larutan dengan caia meningkatkan
antikonfiguras. an yihM Gambar Ieh ikatan hidrogenberputar mengelilingi sU*^1* Sl"1^nl suhu atau menurunkan konsentrasi garam. Akibatnya kedua tumpukan
(Gambar 32-5), dan cautomer pr ebabkan A hanya sentral dalam bentuk heliks ganda (double be***)' 1 ^ basa tidak saja saling menjau i, tetapi tumpukan basa-basa itu sendiri
32-2) keempat basa (A, G,T, dan U >C, seperti untai-ganda setidaknya mempunyai enam bentuk ( ^ an terurai meskipun masih berada dalam bentuk polimer karena adanya
dapat berpasangan dengan T, dan striksi pembentukan Z). Bentuk B biasanya ditemukan pada keadaan (j*&is jembatan fosfodiester. Bersamaan dengan denaturasi molekul DNAini,
diperlihatkan di Gambar 34-3- e amatan sebelumnya (rendah garam, derajat hidrasi tinggi). S a t u putaran - N A terjadi peningkatan absorbans optis basa purin dan pirimi dinsuatu 1
di sekeliling sumbu molekul mengandung sepulub pasangan HGambar 34-3. Pembentukan pasangan basa antara deoksiadenosin dan
Guanosin
pasangan basa ini menjelaskan PeD ' n(Ja> kandungan fenomena yang disebut sebagai hiperkromisitas denaturasi. Karena
basa. Jarak yang ditempuh oleh satu putaran B-p yaitu timidin memerlukan dua ikatan hidrogen. Di antara deoksisitidin dan
bahwa pada suatu molekul DNA un^a Jgngan C. Kedua penumpukan basa dan ikatan hidrogen antar-tumpukan, molekul DNA deoksiguanosin, terbentuk tiga ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen
sepanjang 3,4 nm (34 A). Lebar (diameter heliks) heliks- untai-ganda bersifat seperti batang yang kaku dan dalam larutan, DNA
A sama dengan T dan kandungan sa memiliki
ganda di B-DNA adalah 2 nm (20 A). digambarkan sebagai garis putus-putus.
untai molekul heliks-ganda yang 013 berjalan dalam berbentuk seperti material kental yang akan kehilangan kekentalannya
Seperti diperlihatkan di Gambar 34-3, l,&a *katan
polaritas, bersifat antiparalel; yi- sa^U_, y Hal ini analog arah 5 ke jika mengalami denaturasi.
hidrogen menyatukan nukleotida deoksiguanosin dan
3 dan yang lain dalam aia ^ lalu lintas di dengan dua jalan raya Kedua untai molekul DNA memisah dalam kisaran
deoksisitidin, sedangkan pasangan lain, pasangan A- r, suhu tertentu. Titik tengah suhu tersebut dinamai melting
yangsejajar,^nam uerlawanan.Dalam kedua jalan raya tersebut
dalam ara ti ya terletak dalam disatukan oleh dua ikatan hidrogen. Oleh karena itu* ikatan
molekul DNA untai-ganda, infoimasi g ^ teVlpUite strati sekuens G-Cjauh lebih resisten terhadap denaturasi, atau pencairan/
nukleotida di salah satu 11 yanS pelelehan, dibanding rcgio yang kaya akan A-T-
(untai cetakan). Untai ini adalah uniejc acid' sewaktu sintesis asam
disebu1 noncoMn,
berlangsung. Untai im kadang
BAB 34: STRUKTUR & FUNGSI ASAM NUKLEAT / 325

324/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
gugus 2-hidroksil. Labilitas RNA terhadap alkali bermanfaat untuk
kepentingan diagnosis maupun analisis.
adalah bentuk yang lebih disukai dalam sistem bioloj-v Enzim- LAMA LAM
bawah). Jika dikombinasikan dengan teknik elektroforesis gel yang A Informasi di dalam untai tunggal RNA tcrkandung dalam
enzim yang mengatalisis perubahan topologis DNA disebut 5
memisahkan molekul-molekul hibrid berdasarkan ukuran dan 3 sekuensnya (struktur primer) yang terdiri dari nukleotida purin
radioaktivitas pelabelan secara Houresens yang dapat memberi sinyal topoisomerase. ropoisomcrasc dapat mereliksas: atau
dan pirimidin di dalam polimer. Sekuens bersifat komplementer
terdeteksi, teknik analitik yang diperoleh masing-masing disebut memasukkan" supercoil. Contoh yang paling dikenal adalah girase dengan untai cetakan pada gen tempat sekuens tersebut
Southern (DNA/ cDNA) dan Northern (RNA/DNA) blotting. bakteri yang memicu pembentukan sufattci negatif di DNA dengan ditranskripsikan. Karena sifat komplementer ini, sebuah molekul
Prosedur ini memungkinkan kita mengidentifikasi hibrid dari menggunakan ATP sebagai sumber energi. Homolog enzim ini RNA dapat berikatan secara spesifik sesuai hukum-hukum
campuran DNA atau RNA secara sangat spesifik dan sensitif (lihat terdapat di semua organisme dor merupakan sasaran punting dalam pembentukan pasangan basa dengan untai DNA cetakannya;
Bab 39). kemoterapi kanker. molekul ini tidak akan berikatan (terhibridisasi) dengan untai
(pcngode) lain dalam gen. Sekuens molckul RNA (kecuali U
Terdapat Alur-Alur di Molekul DNA DNA MERUPAKAN CETAKAN UNTUK menggantikan T) sama seperti sekuens pada untai pengode gen
REPLIKASI DAN TRANSKRIPSI tersebut
Pemeriksaan cermat terhadap model yang diperlihatkan di Gambar
34-2 mengungkapkan adanya alur mayor (major groove) dan alur (Gambar 34-8).
Informasi genetik yang tersimpan dalam sekuens nukleoncb DNA
minor (minor groove) yang memuntir di sekeliling molekul ini sejajar memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai sumber infcmusi bagi Hampir Semua (dari Beberapa) Spesies RNA Terlibat
dengan jembatan fosfodiester. Di alur-alur ini, protein dapat sintesis semua molekul protein sci dan organisme; kedua. sebagai dalam Beberapa Aspek Sintesis Protein
berinteraksi secara spesifik dengan atom-atom nukleotida yang informasi yang diwariskan kc ket unman atau sel anak. Kedua Molekul-molekul RNA sitoplasmik yang berfungsi sebagai cetakan
terpajan (melalui ikatan ionik dan hidrofobik spesifik) sehingga fungsi ini memerlukan molckul DNA untuk berfungsi sebagai untuk sintesis protein (yi. yang memindahkan informasi genetik dari
protein dapat mengenaii dan mengikat sekuens nukleotida spesifik cetakanuntuk transkripsi informasi ke dalam RNA dan untuk DNA ke perangkat pembentuk protein) disebut RNA messenger atau
tanpa mengganggu pasangan basa pada molekul DNA heliks-ganda. replikasi informasi kc molckul DNA anak. mRNA. Banyak
Seperti dibahas di Bab 36 dan 38, ekspresi gen spesifik diatur oleh
Sifat komplementer model DNA untai-ganda yang
protein-protein regulatorik melalui interaksi semacam ini.
dikemukakan Watson dan Crick menunjukkan secara tegas bahwa
replikasi molekul DNA terjadi sccara semikonservatit' Oleh karena
DNA Berada dalam Bentuk Relaks dan
itu, ketika masing-masing untai molekul DNA untai-ganda induk
Supercoiled
terpisah dari komplcmcnternya sewaktu replikasi, masing-masing
Pada sebagian organisme, misalnya bakteri, bakteriofaga, banyak virus untai berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis untai komplementer
DNA hewan, serta organel, seperti mitokondria (lihat Gambar 35-8), yang baru (Gambar 34-4). Dua itiolekul DNA untai-ganda anak
Molekul induk
ujung-ujung molekul DNA me- nyatu untuk membentuk suatu yang bam terbentuk yang masing-masing mengandung satu untai semula

lingkaran tertutup yang memiliki ujung-ujung bebas ikatan nonkovalen. (tetapi lebih bersifat komplementer ketimbang identik) molekul
Hal ini tentu saja tidak merusak polaritas molekul, tetapi DNA untai-ganda induk, kemudian disortir di antara dua sel anak
menghilangkan seluruh gugus fosforil dan hidroksil 3 dan 5 bebas. (Gambar 34-5). Masing-masing sel anak mengandung molekul
Lingkaran tertutup ini dapat berada dalam keadaan relaks atau DNA dengan informasi yang identik dengan informasi yang
supercoiled. Supercoil terbentuk jika suatu lingkaran tertutup terpuntir dimiliki oleh sel induk. Namun. di masing-masing sel anak, molekul
Gambar 34-4. Struktur untai-ganda DNA dan fungsi cetakan dari masing-
di sekeliling sumbunya sendiri atau jika potongan linear DNA dupleks DNA induk hanya mengalami semikonservasi. masing untai lama (berarsir gelap) yang membentuk untai komplementer baru
yang ujung-ujungnya terfitaasi, terpuntir. Proses yang memerlukan
energi ini menyebabkan molekul berada dalam stres torsional, dan SIFAT KIMIAWI RNA BERBEDA DENGAN (berarsir terang).

semakin besar jumlah supercoil., semakin besar stres atau torsinya SIFAT KIMIAWI DNA Molekul anak
generasi pertama
(3) RNA terdapat dalam bentuk untai tunggal, sedangkan
(cobalah hal ini dengan memuntir karet gelang). Supercoil negatif Asam ribonukleat (RNA) merupakan polimer ribonukleotida purin DNA berupa molekul heliks untai-ganda. Namun, karena adanya
terbentuk jika molekul terpuntir dalam arah berlawanan dari putaran dan pirimidin yang disatukan oleh jembatan 3,5- fosfodiester, yang sekuens basa komplementer dengan polaritas berlawanan, untai
heliks ganda kinan pada B-DNA yang searali jarum jam. DNA analog dengan jembatan fosfodiester di DNA (Gambar 34-6). tunggal RNAseperti diperlihatkan di Gambar 34-7mampu
semacam ini dikatakan mengalami underwound. Energi yang Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan DNA, RNA melipat dirinya menyerupai jepitan rambut (hairpin) sehingga
diperlukan untuk mencapai keadaan ini, pada hakikatnya, tersimpan memiliki beberapa perbedaan spesifik: memperlihatkan karakteristik
dalam supercoil. Olch karena itu, transisi ke bentuk lain yang (1) Pada RNA, gugus gula tempat fosfat serta basa untai-ganda.
memerlukan energi dipermu- dah oleh undenvinding. Salah satu transisi purin dan pirimidin melekat adalah ribosa, bukannya 2-deoksiri- (4) Karena molekul RNA berbentuk untai tunggal yang
tersebut adalah pemisahan untai yang merupakan prasyarat untuk Molekul anak
bosa (seperti pada DNA) komplementer dengan salah satu dari kedua untai gen, kandungan generasi kedua
replikasi dan transkripsi DNA. Oleh karena itu, DNA supercoiled (2) Komponen pirimidin RNA berbeda dengan DNA. guaninnya tidak selalu sama dengan kandungan sitosin, demikian
Meskipun mengandung ribonukleotida adenin, guanin, dan sitosin, juga kandungan adenin tidak selalu sama
namun RNA tidak memiliki timin, kecuali pada ka- sus-kasus dengan kandungan urasilnya.
jarang yang disebutkan kemudian. Sebagai peng- ganti timin, (5) RNA dapat dihidrolisis oleh alkali menjadi 2,3- Gambar 34-5. Replikasi DNA bersifat semikonservatit'. Dalamsatu putaran
RNA mengandung ribonukleotida urasil- dicster siklik (mononukleotida), senyawa yang tidak dapat replikasi, masing-masing dari kedua untai DNA digunak in sebagai cetakan
dibentuk dari DNA yang diberi basa karena tidak adanya untuk membentuk untai komplementer baru
BAB3..SWUKTUR&F0NGS,ASAMNUKLEAT / 327

Tabel 34-1. Beberapa spesies RNA stabil


kecil yang
326/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI Molekul : Lokalisasi
ditemukan pan\ar9
di sel
i.per^,.i ........................................
1 x 10 Nukleoplasma/
6

mamalia. (nukleotida) hnRNA



165H
5 x 10 5 ; Nukleoplasma

188 3 x 10 s Nukleolus
U2
216 1 x 10 s ; Nukleoplasma
U3 2 x 10 s ; Nukleoplasma
139
U4 Granula perikromatin
118
U5 3 x 10 5
j Nukleus dan
106 ; sitoplasma
U6 :3X1
Nukleus dan
4,5S
95 o5
sitoplasma

7SK \5xl05

hidroksil melalui tiga fosfatnya (Gambar 34-10). Molekul


mRNA sering mengandung 6-metiladenilat internal
dan nukleotida 2-0-ribosa termetilasi lainnya. Peranan
tudung ini, yaitu agar mesin translasi dapat mengenali
mRNA, dan juga membantu stabilisasi mRNA dengan
meneegah serangan 5-eksonuklease. Mesin penyintesis
protein mulai mcntranslasikan mRNA menjadi protein, dari
34-7. Diagram struktur sekunder molekul RNA uplai - (ie ujung 5 atau capped terminal ke bawah. Vjung yang lain
mG m
^ o n , L J k lengkung batang, atau "hairpin" pada kebanyakan molekul mRNA, terminal 3-hidroksil,
^ PUan rambut). Formasi struktur ini bergantung pada pasangan b a S a * n l r a m l e * < u l c r
tertentu (garis horizontal abu -abu di antara dilekati oleh polimer residu adenilat scpanjang 20-250
l cJ r
nukleotida. Fungsi spesifik ekor poli(A) di terminal 3-
sa- onsa). Perhatikan bahwa dalam RNA, A membentuk ikatan ogen dengan U.
hidroksil mRNA ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi
tampaknya bermanfaat untuk mempertahankan stabilitas
Gambar 34-6. Satu segmen molekul asam ribonukleat (RNA) Racn ^ -,cil (U) - intrasel mRNA spesifik dengan meneegah serangan 3-
i r i m i d i n
adenin (A) di S a t u k a n oleh ikatan fosfodiester antara gugus -fiuLs r h o c i P -^u?" , n
, (G)
' s,l s ,n
? 1 . Ufi
S dikosi eksonuklease. Sebagian mRNA, termasuk mRNA untuk
Perhatikan bahwa polimer memiliki polarilas seperti dilunjuL teMhT'S r''*" P ? d a n u k l c 0 b a m e ' a a " A. Rna MESSENGER (mRNA) histon, tidak mengandungpoli(A). Karenaakan membentuk
j ieh label 3 dan 5' pada senyawa-senyawa fosfat.
Kolas ini adalah yang paling heterogen dari scgi ukuran dan pasangan basa dengan polimer oligodeoksitimidin yang
dan tumbuhan stabilitas. Semua anggota kelas ini berfungsi sebagai perantara melekat pada suatu substrat padat, seperti selulosa, ekor
adaJah TtVksebaSianvirushew"dan-- yang menyampaikan informasi dalam suatu gen ke mesin
genetik,h bukann>'a DNA Meskipun informasi -- ^Jounakan untuk memisahkan mRNA dari
' RNA vang tidak
molekul RNA sitoplasmik ^^a bin
* ben^
r 0
memiliki peran me
niadi HmT u,rUS !<NA "dak pernah ditranskripsikan retrovin P- \ Y ^ pembentuk protein, dan masing-masing mRNA ini berfungsi asangan basa ut..b. ,
struktural, yaitu iku rf,;nl atau RNA
hewankliususny, suatu DNA1"?- Sebaga! com'>) sebagai cetakan untuk membentuk polimer asam amino nelekat pada suatu substrat padat, sepcm ----------------------
dan fungsi ribosom (organel tRNA) ditranskripsikan oleh reverse 1 P,,merase yanS berganrung-RNA dengan sekuens spesifik sehingga membentuk molekul protein poli(A) dapat digunakan untuk memisahkan mRNA dari
spesifik, yaitu produk akhir suatu gen (Gambar 34-9). spesies RNA lainnya, termasuk molekul mRNA yang tidak
^ menjadi sekuens spesifik ?'T
(disebut juga untai-mgen ,peaSe) seh,n a
8S ghasilhw salinan DNA RNA messenger, terutama pada eukariot, memiliki
transkfin AmY ^ m R A merelt
a- Pada banyak kasus, ke beberapa sifat kimiawi yang unik. Terminal 5 mRNAditutup memiliki ekor ini. Baik ekor poli(A) maupun tudung mRNA
dnhZ untai-ganda yang terbentuk terintegrasi oleh tudung 7-metilguanosin trifosfat yang berikatan ditambahkan oleh enzim-enzim yang diarahkan olch untai
S^ mTku, RNA intnnsik. Aktivitas ribozun ' n '
POli
a f u contoh genom e amu dan dengan 2-0-metil ribonukleosida di sebelahnya pada 5 -
cetakp Un Pi > kemudian berfungsi sebagai nontemplate setelah terjadinya transkripsi.
adalah pemutusan suatu asam nukleat. ^>aid n_- r RNA , ekspres' gCn dan Untu*< transkripsi genom
peran RNA dalam mengatalisis pengolahan tran p p
Untai DNA:
Vlru s
yang baru.
suatu gen menjadi mRNA matur. DNA sel
Banyak RNA yang disintesis da ^ di dalam I*rsusun
dalam Beberapa
P
eukariot, termasuk sel mamalia, ternya struktural elas Tersendiri
nukleus dan tidak pernah berfungsi sebaga atau informasional di semua organisme prokariot dan eukariot, terdapat tip-., Penyandi ->
RNA: rna rna r Cetakan >
dalam sitoplasma se . ^ esies small ^ ^ na
Transkrip RNA ____ _____
A) d3n RNA rib SOm (rRN
mcmrJ u i A). Masing-masing
Di semua sel eukariot, terdapat sCjSI ung berperan nuclear keseluruhan ^ da'am ^ funSsi' dim Gambar 34-8. Hubungan antara sekuens suatu transkrip
RNA (snRNA) yang secara tic a ^ daiam
polaritasnya. Transkrip RNA dengan polaritas 5' ke 3' bersifat
dalam pembentukan protein, tetapi jni memiliki bahwa sekuens transkrip RNA dan polaritasnya sama dengan
pengolahan RNA. Molekul yang re an ^ nukleotida ukuran
bervariasi dari 90 sampai se (Tabel 34-1).
326 / BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, &REPUKASI
MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
BAB 34: STRUKTUR & FUNGSI ASAM NUKLEAT / 327

Tabel 34-1. Beberapa spesies RNA stabil kecil yang ditemukan di sel
mamalia.
Nama J . Panjang j Molekul j lokalisasi
; (nukleotida) ; per Sel ;
c-G Ul 165 Nukleoplasma/
; 1 x 106
1 G
c hnRNA
1 C
G
U2 188 5 x 10s Nukleoplasma
A
1 u
|A U3 216 3 x 10 s
Nukleolus
u
|A u U4 139 i i x io 5 Nukleoplasma
U 1 U5 118 Nukleoplasma
|U G : 2 x 105
1
Batang
c C 106 s Granula perikromatin
U6 ; 3 X 10
G 1 4,5S 95 j3xl o5 Nukleus dan
IU -Ac sitoplasma
u -A 7SK 280 ; 5 x io5 Nukleus dan
1u C
sitoplasma
u A
u G
C G
1G C hidroksil melalui tiga fosfatnya (Gambar 34-10). Molekul mRNA
sering mengandung 6-metiladenilat internal dan nukleotida 2-0-
ribosa termetilasi lainnya. Peranan tudung ini, yaitu agar mesin
translasi dapat mengenali mRNA, dan juga membantu stabilisasi
( a
-' mbar 34-7. Diagram struktur sekunder molekul RNA ujitai- tUnggal yang telah mRNA dengan meneegah serangan 5-eksonuklease. Mesin
membentuk lengkung batang, atau "hairpin" jjpitnn rambut). Formasi struktur
ini bergantung pada pasangan >asa intramolekuler tertentu (garis horizontal abu- penyintesis protein mulai mentranslasikan mRNA menjadi protein,
adenin ' r ^ Semen molekul asam ribonuklcat (RNA). Basn n, , abu di antara Wbasa). Perhatikan bahwa dalam RNA, A membentuk ikatan dari ujung 5 atau capped terminal ke bawah. Ujung yang lain pada
PerhptJL- ud1,sa,ukan oleh ika,an fosfodiester antara gueus-Rueus rihpirimidingua ^ i(J;i,J ) clan
nm (G), sitosin (S), urasil
hicJrogen dengan U. kebanyakan molckul mRNA, terminal 3*-hidroksil, dilekati oleh
an baf
iwa polimer memiliki polaritas seperti ditunjukkan I hi i melekat Pada nukleobasa melalui ikatan ^.glikosida. polimer residu adenilat sepanjang 20250 nukleotida. Fungsi
c 1 a5l 3' dan 5' pada senyawa-senyawa fosfat.
A- spesifik ekor poli(A) di terminal 3- hidroksil mRNA ini belum
Rna MESSENGER (mRNA)
sepcnuhnya dipahami, tetapi tampaknya bermanfaat untuk
m
JekuJ RNA i Kelas ini adalah yang paling heterogcn dari segi ukuran dan
rne (RNA ribosom Materi genetik untuksebagian virus hewan dan tumbuhan mempertahankan stabilitas intrasel mRNA spesifik dengan meneegah
miJiki peran ^ > rRNA) stabilitas. Semua anggota kelas ini berfungsi sebagai perantara yang
dan fu ya,tU ,kut da,am cm
a
alah RNA dan bukannya DNA. Meskipun informasi serangan 3- eksonukleasc. Sebagian mRNA, termasuk mRNA untuk
ngsi ribn ' I' P bentukan menyampaikan informasi dalam suatu gen ke mesin pembentuk
berfungsi sebagai^ JTt Sinte,,S prtein) atau genetik sebagian virus RNA tidak pernah ditranskripsikan histon, tidak mengandung poli(A). Karenaakan membentuk pasangan
Untuk
translaJ ,ekul
adaptor (RNA transfer, tRNA) protein, dan masing-masing mRNA ini berfungsi sebagai cetakan
rmas RNA
men
jadi DNA, banyak virus RNA hewan-khususnya basa dengan polimer oligodeoksitimidin yang melekat pada suatu
Polimer asam a ' menjadi sekuens spesifik r
untuk membentuk polimer asam amino dengan sekuens spesifik
amino. etrovirus (virus HI V, sebagai contoh) ditranskripsikan leh substrat padat, seperti selulosa, ekor poli(A) dapat digunakan untuk
jebagjgj, . ~ aitranaiv. * r - sehingga membentuk molckul protein spesifik, yaitu produk akhir
memisahkan mRNA dari spesies RNA lainnya, termasuk molekul
ntrinsik. A k t j - m e m i l i k i aktivitas katalitik a
tu UNA polimerase yang bergantung-RNA (disebut juga suatu gen (Gambar 34-9).
mRNA yang tidak memiliki ekor ini. Baik ekor poli(A) maupun
Pemutusan suaT** ribozim ini serin8 menyebabkan reverse transcriptase) CC
sehinggaQ-
menghasilkan salinan DNA RNA messenger, terutama pada eukariot, memiliki beberapa
tudung mRNA ditambahkan oleh enzim-enzim yang diarahkan
inrla rlari erf*nnm RNA mPWU ha.nYkaSUS,
, A ____
Peran RNAdal U nuJdeat- Sa,ah satu contoh adalah
sifat kimiawi yang unik. Terminal 5 mRNAditutup oleh tudung
untai-ganda dari genom RNA mereka. Pada banyak ivaouOt oleh untai nontemplate setelah terjadinya transkripsi.
7-metilguanosin trifosfat yang berikatan dengan 2-0-metil
gen menh^ m!"8ata,isis
suatuBa Pengolahan transkrip Primer
, "M RNA J RNA matur - transkrip DNA untai-ganda yang terbentuk terintegrasi
ribonukleosida di sebelahnya pada 5-
eukariot, ter g dlsin
tesis dari cetakan DNA sel e dalam genom pejamu, dan kemudian berfungsi sebagai
nukleus dan ddlk ^ mama,ia ternyata diuraikan di dalam atau cetakan untuk ekspresi gen dan untuk transkripsi genom
informpc; * ^rnal1 berfungsi sebagai entitas struktural Di sem^a Sd RNA virus yang baru.
a,amsit pl
asm a sel. nuclear \ SCp eu^ar't. terdapat spesies-spesies Untai DNA:
small RNA Tersusun dalam Beberapa Kelas
Penyandi 5' T G G A A T T G T G A G C G G A T A A C A A T T T C A C A C A G G A A A C A G C T A T G A C C A T G 3
da,am
P^henturng SCCara Lidak lan8SU"B htrr Di semua or8an'smc ptokariot dan eukariot,Tersendiri
terdapat tig, P8olahan RN 3" Prte7' KtaP' ^--Peran pentmg dalam Cetakan - > 3 ' - A C C T T A A C A C T C G C C T A T T G T T A A A G T G T G T C C T T T G T C G A T A C T G G T A C 5
kelas utama molekul RNA.- RNA nuanpr (mRNA). RN/\ bervariasi' J >8 '' transfer (tRNA), dan RNA ribosom (rRNA). Masing-
1 rcl ,f kec
C A C A C A G G A A A C A G C U A U G A C C A U G 3
masing Transkrip RNA 5'pAUUGUGAGCGGAUAACAAUUU
( Tabel 34-1,. dan 90 samPa' sek'car 300 nukleotida memi]iki pcrbedaan dalam ha| ukuran dan stability
Gambar 34-8. Hubungan antara sekuens suatu transkrip RNA dan gen-gennya. Untai penyandi dan cetakan diperlihatkan bersama dengan polaritasnya. Transkrip RNA
keseluruhan.
dengan polaritas 5' ke 3' bersifat komplementer dengan untai cetakan yang polaritasnya dari 3' ke 5'. Perhati an bahwa sekuens transkrip RNA dan polaritasnya sama dengan
untai penyandi, kecuali bahwa U pada transkrip menggantikan 1 pada gen.
BAB 34: STRUKTUR & FUNGSI ASAM NUKLEAT / 329

328/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI OH OH
11
C C
DNA
r\ A i\
UVJU\J

mRNA

H?N
ni-
Gambar 34-9. Ekspresi iniorni.isi genet i* v"
rnon
iic|j bfnttik (r.inskrip mRNA. niKs Vu| prOle1
menjadi bentuk rilx im im rn(n|.i(li ll1() 4
(litr.Hisl.isik.iii
o'1"'1
spesifik.
.atau _ akseptt*. (in*TS ()l 1 '"Heatida pada bagian A
n8r ^ZcnT U,mlnr -r- Ungun D. T C.
Di sel mamalia, termasuk sel manusia, molekuli mRNA V
i eskiPun cuk i'" l ' ' RNA spesifik.
m, IK nc nu ,n
yang terdapat di sitoplasma bukan produ yang ariot *8*k
disintesis langsung dari cetakan DNA, tetapi harus dibentuk
k : l Ptok.iritit. namun rRNA ,u,g
P Sti,l il Kuh
stabil. I l;,l vailf, ^n^jya berlaku '. nrokariot, terapi
melalui suatu pengolahan molekul prekursor sebelum masuk
ke sitoplasma. Oleh karena itu, pada inti sel mama la, pro u v v-uivaiIUI agak kurang stabil. Ii.u j^riot
awal transkripsi gen merupakan kelas keempat mo e u untuk mRNA yang kurang stabil pat a. | ^
RNA. Molekul RNA nuklear ini, yaitu prekursor untuk umumnya lebih stabil pada organising <-i.
mRNA matur, memiliki ukuran yang beragam can cu<uf
besar. Molekul RNA nuklear heterogen (heterogeneous
C.
(rRNA) R NA R IB OS O M )pla-stl1'1 NU '
Ribosom adalah struktur nukleoproicin cl. site cCtakan
nuclear RNA; hnRNA) memiliki berat moleku me e 111 Ribosom adalah struktur nukle. , i dar*.
d,u,
107, sedangkan berat molekul mRNA umunmya kurang berfungsi sebagai mesin pembentu < Plot vj a ber,nten* !
dari 2 x 106. Seperti dibahas di Bab 36, molekul hnRNA mRNA. Di ribosom, molekul mRNA dan tk ipsikan dan
diproses untuk menghasilkan molekul mRNA selling untuk mentranslasikan informasi yang c ma ^teSis protein
dapat masuk ke sitoplasma untuk berfungsi sc agai gen menjadi molekul protein spesifik. 1 ada s nl0lckul
untuk membentuk protein. aktif, sejumlah besar ribosom beiikatan ,.^OIn.
B. R NA T RANSFER ( t R N A )
mRNA dalam suatu susunan yang disebut p nienuhki
an
Komponen-komponen ribosom mama ndap
Molekul tRNA memiliki panjang yang bc^riaS., ^' Qjcj1 sampai 95 berat molckul sekitar 4,2 x KV dan laju peng^ RiboSOm
nukleotida. Molekul ini iu&* ' ^ Molekul (satuan Svedberg), diperlihatkan ch labe utama
i rii cphaeian besar molekul RNA messenger eukariot. Sebuah
pemrosesan molekul prekursor di nukleus informasi mamalia mengandung dua subunit nu -* ^ 1 ^oS) dan
Gambar 34-10. Struktur "tudung" yang melekat pada terminal 5 di sc -b (diperlihatkan dengan teks abu -abu), yang
tRNA berfungsi sebagai adaptor untu tr asam.asam dalam sekuens subunit besar dengan berat molekul 2,8 * oS). Subunil
molekul 7-metilguanosin trifosfat (teks hitam) melekat pada termina , , UUGUS metil) ditambahkan setelah mRNA
m J
nukleotida mRNA . * ics molekul amino spesifik. Terdapat subunit kecil dengan berat molekul 1, * ^ s;ltu rRNA biasanya juga mengandung nukleotida 2'-0-metilpurin. Modifikasi im L
paling sedikit J. F bebcrapa) tRNA di setiap sel, setidaknya satu 60S mengandung satu RNA ribosom (i jebih dari 50
. DNA.
(dan ^ 2Q asam yang berkorespondensi dengan masing
' ein
aS 5,8S,dan satu rRNA 28S; mungkin juga terdap- ^ kccil dan .fin h
biasanya juga mciiga..^^... 0
polipeptida spesifik. Subunit 40S berukuran <- Glipeptida keduanya. Molekul-molekul ini memiliki ukuran bervariasi dari 20
Meskipun ditranskripsikan dari DNA.
terdiri dari satu rRNA 18S dan sekitar 30 ran ' Vl rRNA sampai 300 nukleotida dan terdapat dalam 100.000-
amino yang diperlukan untuk membentuk p
yang berbeda. Semua molekul RNA r,boSOf" . berukuran
suatu tRNA spesifik berbeda dari yang am sama studi terakhir mengisyaratkan bahwa komponen rRNA memiliki 1.000.000 salinan per sel.
5S diproses dari satu molekul piekuisor :oSikan secara
nuldeotidanya, molekul-molekul tRNA *nl ^ jmer yi. aktivitas peptidil transferase sehingga digolongkan 1. Sj/iall Nuclear RNA (snRNA; RNA Nuklear Kecil).
45S di nukleolus (Bab 36). rRNA 5S c itian.
kelasnyamemiliki banyak kesamaan. Stru t^niungkinican sekuens dikem sebagai suatu enzim (ribozim). snRNA, suatu subset RNA kecil, banyak terlibat dalam
nukleotidasemua molekul tRN m . ^ jntra. terjadinya pelipatan as pemrosesan mRNA dan regulasi gen. Dari beberapa snRNA,
D. RNA K EC IL Ul, U2, U4, U5, dan U6 ikut serta dalam pemotongan
ekstensif dan komp cmCl tampak untai sehingga menghasilkan independen. Molekul RNA ribosoma tunic ^hustis. Di di Di sel eukariot, ditemukan banyak spesies RNA yang tersebar,
struktur sekun e ^ ^ ^ ^ seperti daun semanggi dalam dua dimensi intron dan pemrosesan hnRNA menjadi mRNA (Bab 36).
nukleolus dengan protein-plorem 11 cukup stabil sangat terkonservasi, kecil, dan stabil. Sebagian besar molekul ini snRNA U7 terlibat dalam produksi ujung 3 yang tepat pada
A j' utama. sitoplasma, ribosom berada dalam ta JJI' |asi. Fungsi dan mampu berikatan dengan protein untuk membentuk ribonukleoprotein dan
Semua molekul tRNA mempunyai enrpat^ ^ Ketiga Lengan melaksanakan banya < si <.us diketahui molekul RNA tersebar di nukleus, sitoplasma, atau
akseptor berakhir di nukleotida ^ transferase nukleotida ini ribosom di partikel n .so.m "* ujcan untuk sepenuhnya, tetapi
ditambahkan oleh enzim nu dilekatkan, molekul-niole cu in. ope ^nci dalam perakitan ribosomal dan
spesifik pascatranskripsi- Asam amino yang tampaknya -jeipcra a Studi- pengikatan mRNA pada ribosom
can trans.
BAB 34'. STRUKTUR & FUNGSI ASAM NUKLEAT / 329

328/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI OH OH

DNA r\
J \J W
NH2
mRNA o"
5' HoN o o'

= -0-
o
'O 11

/
tik
^p
G.imb.ir 34-9. EksproM o l'"0- 1
O" Tro
1,1 s
menjadi bentuk tr.insknp ' n -|0* c
ditransl.isik.ui oleh ribosom nu |.
spesifik.
o
TUDUNG

Ul bagianA
i% . ... V-Ol 1 nukleotida p-1' ^C, 1
Di sel mamalia, termasuk sel manusia, molekul mRNA atau di- charge ke gugus 3 V
lengan akseptor (lihat C.ambar . - '.nMAsp^'
n

yang terdapat di sitoplasma bukan produk RNA yang


tRNA
disintesis langsung dari cetakan DNA, tetapi harus di entu lcutnui
lengan ensira mcimninui j --- . nal
ekstramembantu llU
",
penciliu-ui _i
melalui suatu pengolahan molekul prekursor sebelum masu Meskipun cukup stabil pada P , ll ka ". ukn ya
be
.
ke sitoplasma. Oleh karena itu, pada inti sel mamalia, produk eukariot agak kurang stabil. Hal yang k a r ioc
awal transkripsi gen merupakan kelas keempat mo e u untuk mRNA yang kurang stabil pac a > \
RNA. Molekul RNA nuklear ini, yaitu prekursor untuk umumnya lebih stabil pada organisme
mRNA matur, memiliki ukuran yang beragam dan cukup C. R NA R IBOSOM (rRNA) yang
besar. Molekul RNA nuklear heterogen (heterogeneous
Ribosom adalah struktur nuklcopiotun c ' dar*. ' .
cet 1
nuclear RNA; hnRNA) memiliki berat molekul melebiu
berfungsi sebagai mesin penibcntu^ pit j s j^.be r * ||l t t r V -
107, sedangkan berat molekul mRNA umumnya kurang
mRNA Di ribosom, molekul mRNA dan ^ i pS itaUi da
dari 2 x 106. Seperti dibahas di Bab 36, mo ecu n
untuk mentranslasikan inlormasi \ ang <-1 r . ceS is Pri ' .
diproses untuk menghasilkan molekul mRNA sehingga
gen menjadi molekul protein spesih . ^ cn g a n
at nl C
dapat masuk ke sitoplasma untuk berfungsi sebagai ce
aktif, sejumlah besar ribosom bui atan ,. s0l n.
untuk membentuk protein.
mRNA dalam suatu susunan yang < - i- si - 11
ya ng
n i em l
Qn r
B. R N A T R AN S FE R (tRNA) Komponen-komponen ribosom LndsPn 80>
Molekul tRNA memiliki panjang yang bervanasi berat molekul sekitar 4,2 * 10" dan la,u peng^ Ribos0m (satuan
ein uta
Ilia
sampai 95 nukleotida. Molekul Svedberg), diperlihatkan 1 1 a
pemrosesan molekul prekursor di nukleus (.15. f- mamalia mengandung dua subunitnu ^QC. (60$) anbiasanya juga mengandung nukleotida
m subunit besar dengan berat mole <u > (4 0 S)- ^ U V\i !\
ditranskripsikan dar. DNA. me miUkA ukuran b

tRNA berfungsi sebagai adaptor untuk trans asi i subunit kecil dengan berat moleku , ,t* ^ sa t U i vi t
dalam sekuens nukleotida * mRN 60S mengandung satu RNA ribosom i i c bih c ^ u 1 ~ >
&
___ l,;,-, man terdapa*- , -.i d an
moleku
l y VJ cl 11 ocX I LI 1 ]\1 > /V I * - Fmiliki ukuran bervariasi
amino spesifik. Terdapat paling sedikit 2U sp rRNA di setiap sel, polipeptida spesifik. Subunit 40S beiu cut a polPePn terdiri dari studi keduanya. Molekul-molekuUm 100.000-
setidaknya satu (dan sermg beberapa) yang berkorespondensi satu rRNA 18S dan sekitar 30
memiliki aktivitas pcptiai sebagai dari 20 sampai 300 nukle
dengan masing-masing Meskipun rRN
amino yangdiperlukanuntukmembentuk protein- suatu enzim (ribozim). 1.000.000 salinan per sel. rNA RNA Nuklear Kec ).
A banyak terlibat d^am
suatu tRNA spesifik berbeda dari yang lam da am ^ Q. RNA KECIL _______
yang berbeda. Semua molekul RNA ii:>oSO berukuran snRNA, suatu subset KNADari beberapa snRNA.
nuldeotidanya, molekul-molekul tRNA ,nl 5S diproses dari satu molekul precursor . sjkan secara 45S di Di sel eukariot, ^^"keXdan sS'&bagianbesar pemrosesan mRNA dan regul^ S dalam
kelasnyamemiliki banyak kesamaan. Struktur pom sekuens nukleolus (Bab 36). rRNA 5S dikemas tersebar, sangat terkons rotem untuk membentuk Ul, U2, U4, U5. meniadi mRNA (Bab 36V
nukleotidasemua molekul tRNA rnem^^ intra- terjadinya independen. Molekul RNA libosoma t khusus. molekul ini ber.katan deng^ P sitoplasma, atau intron dan pemrosesan ksi ujung 3 yang repa
pelipatan ekstensif dan kmplerrentar' untai sehingga menghasilkan di nukleolus dengan protein-protein r,b Uop stabil sitoplasma, ribonukleoprotein dan snRNA U7 terlibat dalam v
struktur sekun er seperti daun semanggi dalam dua dimensi-( ^ ribosom berada da am <-<-a Slasi- Fungsi
utama. dan mampu melaksanakan banyan si uelum diketahui
Semua molekul tRNA mempunyai empat j^el:jga molekul RNA ribosom di partikel' .boson ,ukan untuk
Lengan akseptor berakhir di nukleotida p P^ transferase nukleotida sepenuhnya, tetapi molekul-mo e <u 11 kmlC dalam.
ini ditambahkan oleh enzim nu e ^ jjiekatkan, spesifik perakitan ribosomal dan tampa< y n a 1U
1 i.lSinya> Studi-
pascatranskripsi. Asam amino yang s pcngikatan mRNA pada ribosom dan trans
330/ BAGIAN IV. STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
BAB 34: STRUKTUR & FUNGSI ASAM NUKLEAT / 331

spesifik meskipun melalui mekanisme tersendiri. miRNA biasanya


scpanjang 21 25 nukleotida dan dihasilkan olefe pengolahan Enzim yang secara spesifik mcnghidrolisis asam ribonuklcat komplementer. Untai-untai ini membentuk hcliks ganda di
nuklcolitik terhadap produk-produk gen/unit transkripsi (lihat disebut ribonuklease. Di kedua kelas ini, terdapat enzim- enzim sekeliling suatu sumbu sentral.
Gambar 36-5). Prekursor miRNA berunti: tunggal, tetapi memiliki yang mampu mcmecah ikatan fosfodiester internal sehingga Sebanyak 3 x 10 y pasangan basa DNA manusia terorganisasi
struktur intramolekuler sekunder yang ckstcnsif. Prckursor-prckursor menghasilkan terminal 3-hidroksil dan 5- fosforil atau terminal menjadi komplemen haploid 23 kromosom. Sekuens dari
ini memiliki ukuran bervariasi dari 500 sampai 1000 nukleotida; ini 5-hidroksil dan 3-fosforil. Enzim- enzim ini disebut sebagai ketiga milyar nukleotida ini menentukan kcunikan masing-
RNA kedl yang telah matur biasanya mengalami hibridisasi melalui endonuklease. Sebagian enzim mampu mcnghidrolisis kedua untai masing orang.
molckul untai-ganda, sedangkan yang lain hanya mampu DNA merupakan cetakan untuk rcplikasinya sendiri sehingga
Regio ikatan
pembentukan dupleks RNA-RNA tak-sempurna di J- untranslated
menguraikan untai tunggal asam nukleat. Sebagian nuklease hanya gcnotipe DNA dapat dipertahankan dan dapat mcntranskripsi
hidrogen antar pasangan region (3U I R; lihat C Jam bar 38-19) pada mRNA-sasaran spesifik
-pasangan basa dapat mcnghidrolisis untai tunggal tak-berpasangan, sementara sekitar 30.000 gen manusia menjadi berbagai molekul RNA.
sehingga terjadi penghendan translasi melalui mekanisme yang tidak
yang lain mampu menghidrolisis untai tunggal yang ikut serta RNA terdapat dalam beberapa struktur bcruntai tunggal, yang
diketahui. Sampai saat ini, telah diketahui ratusan jenis miRNA pada
dalam membentuk molekul untai-ganda. Terdapat kclas-kclas sebagian besar secara langsung atau tak-langsung berperan
niamisia. siRNA berasal dari pemccahan nuklcolitik spesifik
endonuklease yang mampu mcngenali sekuens spesifik dalam dalam sintesis protein atau regulasinya. Rangkaian linear
terhadap RNA untai-ganda besar menjadi produk kecil scpanjang 21-
DNA; sebagian besar enzim ini adalah endonuklease restriksi nukleotida pada RNA terdiri dari A, G, C, dan U, dan gugus
25 nukleotida. siRNA pendek ini biasanya membentuk hibrid RNA-
(restriction endonuclease), yang dalam tahun-talnin terakhir gulanya adalah ribosa.
ke-RNA sempurna dengan target potensial terletak di mana saja di
menjadi komponen penting dalam genetika molekular dan ilmu Bentuk-bentuk utama RNA adalah RNA messenger (mRNA),
scpanjang mRNA yang terdapat sekuens komplementer. kedokteran. Pada Tabel 39-2, dicantumkan beberapa endonuklease RNA ribosom (rRNA), RNA transfer (tRNA), dan small
Pembentukan dupleks RNA-RNA antara siRNA dan mRNA ini restriksi yang saat ini diketahui. nuclear RNA (smRNA, miRNA). Molekul RNA tertentu
menyebabkan tcrbentuknya protein spesifik tereduksi karena Sebagian nuklease mampu mcnghidrolisis suatu nukleotida berfungsi sebagai katalis (ribozim).
kompleks siRNA-mRNA diuraikan olch perangkat nuklcolitik; hanya jika enzim tersebut terdapat di ujung suatu molekul; kelas
sebagian atau sdunih proses degradasi mRNA ini terjadi di organel enzim ini disebut sebagai eksonuldease. Eksonuklease bekerja
Purin REFERENSI
spesifik yang disebut badan P. Baik miRNA maupun siRNA hanya dalam satu arah (3 > 5 atau 5 3)- Pada bakteri,
teralkilasi
i merupakan target potensial pengembangan obat untuk manusia. eksonuklease 3 > 5 adalah bagian integral perangkat replikasi Green R, Nollcr HR Ribosomes and translation. Annu Rev Biochem 1997;66:689.
Lengan antikodon Selain itu, siRNA sering digunakan untuk menurunkan atau
Gambar 34-11. tRNA aminoasil tipikal. Asam amino (aa) melekat pada terminal DNA dan enzim-enzim ini berfungsi untuk mengeditatau Guthrie C, Patterson B. Spliceosomal snRNA. Ann Rev Genet 1988:22:387.
CCA 3'. Tampak lengan antikodon, TvyC, dan dihidrourasil (D), demikian juga melumpuhkan kadar protein spesifik (melalui degradasi mRNA memeriksa kesalahan deoksiribonuldcotida yang baru HuntT. DNA Makes RNA Makes Protein. Elsevier,
posisi ikatan hidrogen intramolekuler antarpasangan-pasangan basa (Dikutip dari yang diarahkan oleh homologi siRNA) dalam kon teks eksperi ditambahkan untuk pembentukan pasangan basa.
Watson )D. Molecular Biology of the Gene, ed ke-3. Copyright (c) 1976, 1()70, 1983.
mental di laboratorium, suatu alternatif yang sangat bermanfaat bagi
1965 by WA Benjamin Inc., Menlo Park, California). Moore M. From birth to death: the complex lives of eukaryotic mRNA. Science
teknologi gene-knockout (Bab 39). RINGKASAN 2005;309:737.

NUKLEASE SPESIFIK MENCERNA ASAM NUKLEAT DNA terdiri dari empat basaA, G, C, dan Tyang Watson JD, Crick FHC. Molecular structure of nucleic acids. Nature 1953;

mRNA histonyang tidak memiliki ekor poli(A). RNA7SK disatukan oleh ikatan fosfodiester dalam rangkaian linear 171:737.

berikatan dengan beberapa protein untuk membentuk suatu kompleks mulai dari posisi 3 hingga 5 gugus-gugus dcoksiribosa yang Watson JD. The Double Helix. Atheneum, 1968.

ribonukleoprotein yang memodulasi pemanjangan transkripsi mRNA berdekatan. Watson JD, et al. Molecular Biology of the Gene , ed ke-5. Benjamin- Cummings,

oleh RNA polimerase II (lihat Bab 36). DNA tersusun menjadi dua untai oleh pembentukan pasangan 2000.

2. RNA mikro, miRNA, dan Small Interfering RNA, siRNA.


basa A ke T dan G ke C pada untai Zamore D, Haley B. Ribo -genome: the big world of small RNAs. Science

Kedua kelas RNA ini mewakili subset RNA kecil; keduanya 2005:309:1519.
lelah lama diketahui bahwa terdapat enzim-enzim
berperan penting dalam regulasi gen. Saat ini, semua miRNA dan yang mampu menguraikan asam
m nukleat. Berbagai
siRNA yang telah dikenal menyebabkan inhibisi ekspresi gen
nuklease ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara.
dengan mengurangi produksi protein
Nuklease yang memperlihatkan spesifisitas untuk asam
deoksiribonukleat disebut sebagai deoksiribonuklease.
Tahel 34-2. Komponen ribosom mamalia.1

Subunit ribosom dtenlukan berdasarkan laju pengendapan dalam saluan Svedberg (40S atau 60S), lumlah protein unik dan massa lot.) I nya (BM) dan komponen KNA dari
masing-masing subunii dicanlumkan dalam ukuran (satuan Svedberg), rnassa, dan jumlah basanya.
BAB 35: DMA: SUSUNAN. REPLIKASI, & PERBA,KANNVA / 333

1 1 m Aar\ DNA dan histon


Selain itu, rekonstitus, fee pada asal
H2A. H2B, H3. d- H4 ^ Hlston H1 dan
;rn"ontuton\idak dfbutuhkan untuk rekonst.tus. tntt
35
DNA: Susunan, Replikasi, & nukleosom membentuk gulungan (supercoil)
Di nukleosom, UNA mengc,i,ingi permukaan

Perba ikan nya


dalam suatu left- on j \empengan (Gambar 35-2).
oktamer histon berinteraksi dengan DNA
P. Anthony Weil, PhD & Daryl K. Granner, MD Sebagian besar Protc,n membentuk tonjolan meskipun

lebih
diberi nama histon, sejumlah protein nonh* nnya *
tsrrz f
PERAN BIOMEDIS* sedikit (sebagian besar bersifat asam dan 11
dalam membentuk nukl: nmcr dan mengtkatkan
besar dari hbton). dan sedikit RNA. rote. . dNA H2A-H2B menstabilkan p* V hputaran yang
Informasi genetik dalam DNA suatu kromosom dapat disalurkan mencakup enzim-enzim yang bcrpci an da an r er 11
b^ P '
secara erat dua dengan (H3/H4)r
melalui replikasi yang tepat atau dapat saling dipertukarkan (mis. DNA topoisomerasc), serta piotun panjan-. Gambar 35-1. Mikrograf elektron nukleoson ^ i ihat sebelumnya berikar^ ~ 5U/erhel,ks DNA bergulung
melalui sejumlah proses, antara lain crossover (tukar/pindah- dalam transkripsi (mis. kompleks RNA po j^ornos011' Gambar
Vang melekat pada untai DNA (garis abu -a > Pro'bing nanometer 35-2. (Diproduksi ulang
Oleh karena itu, 1,7 ktamer histon yang melindungt
silang), rekombinasi, transposisi, dan konversi. Cara -cara ini hcliks DNA untai-ganda di masing-masu fc. nUkleus ribuan kali lebih
dengan i/in dan Shao ^ l999;14;i42. mengelilingi P muk
NA dan membentuk partikel int.
menjamin keberagaman organisme dan kemampuannya untuk panjang dibanding garis; tL - einbcntuk sel. Salah satu tujuan adanya structures with atomic force microscopy. News . 146 pasangan basa partikel-partikel inti dipisahkan
beradaptasi. Jika cara-cara ini mengalami kekacauan, dapat molckul-mok 1 ^.^adatkan kromatin, terutama histon, adalah untu Courtessy of Professor Zhifeng Shao, University of V.rg.n. ; nukleosom (Gambar ^ ' ^ ^ 30 bp DN A.
timbul penyakit. Sejumlah sistem enzim ikut serta dalam ^ggunakan DNA. Penelitian-penelitian kromatin dengan ikcl- oleh suatu regio k dari pengulangan rangkaian
ul mbaran rangkaian mamk-
replikasi, perubahan, dan perbaikan DNA. Mutasi timbul akibat .partikd mikroskop elektron membuktikan adanya \ ~r\s tengai Histon berinteraksi dengan sesamai^'a dcngan sangat spesifik. Sebagian besar DN
adanya perubahan urutan basa DNA karena kesalahan dalam bulat padat yang disebut nukleosom yang rj anien sekitar 10 nm dan H3 dan H4 memben uk ^
StrUk e
^^ dS dengan mikroskop elektron (hhat
proses replikasi, pergerakan, atau perbaikan DNA. Frekuensinya dihubungkan oleh ilarnen'i<fin DNA dt (Gambar 35-1). Nukleosom yang mengandung dua molekul dan H2B manik JIK*
sekitar satu per 10 6 kali pembelahan sel. Abnormalitas produk terdiri dan gului b sekitar kumpulan molckul histon. histon inti tersebut (113/H4),, setan0^ kedua Gambar 35-1)- dioerantarai oleh satu dan beberapa
gen (baik dalam fungsi maupun jumlah protein) dapat disebabkan membentuk dimer (H2A-H2B). Pada oligomer histon
oleh mutasi yang terjadi di regio penyandi DNA (coding region) Histon Merupakan Protein Kromatm ini berikatan untu nj'J H2B) ^difasiutasi oleh e
atau regio regulatoriknya. Mutasi di sel germinativum akan yong Paling Banyak ^^ Histon yangkomposisinya (H3/H4)r(H2A-H2B)2. chromatin assemoiy j
diwariskan kepada keturunannya (disebut transmisi/penularan Histon adalah suatu famili kecil protein bas ^'tan palms berkaitan.
vertikal penyakit herediter). Sejumlah faktor, termasuk virus, Histon HI adalah protein yang be kafena longgar dengan kromatin Nukleosom Mengandung Histon & DNA
bahan kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi pengion dapat (Gambar 35-1). utan garam ikatan tersebut mudah dilepaskan dengan
i ONA untai-ganda
meningkatkan laju mutasi. Mutasi sering mengenai sel somatik larUt ini
Jika oktamer histon dicampur c ci difraksi sinar-
sehingga diwariskan ke generasi-generasi sel berikutnya, tetapi setelah kromatin terlarut. Unit susunan kron jcnis yang telah dimurnikan, akan ter en ^ x kromatin yang X yang sama Oktamer histon
hanya dalam organisme yang bersangkutan. Sudah jelas bahwa adalah nukleosom. Nukleosom mcnganc un 1 t histon histon: H2A, seperti pola c n a < s - 1
,k.m mikroskop
sejumlah penyakitdan mungkin sebagian besar kanker H2B, H3, dan H4. Struktur kec inCi yang H2A, H2B, H3, dan H4, baru diisolasi. Penelitian dengan mengg . imsi.

disebabkan oleh kombinasi efek transmisi vertikal mutasi serta


disebut sebagai 1 & antara elektron memastikan adanya nukleosom
transmisi horizontal mutasi.
membentuk nukleosomtidak banyak ber e ekstrem ini spesies
(sangat terkonservasi). Konservasi yang semua

KROMATDN ADALAH MATERIAL mengisyaratkan bahwa fungsi histon ic ent dalam ,. Asetilasi histon H3 don H4
eukariot, dan bahwa keseluruhan molekul sang ji molcku\ atau inaktivasi transkripsi gen ( DNA
KROMOSOM YANG DIEKSTRAKSI DARI NUKLEUS SEL sunan
melaksanakan tugasnya. Duapert.ga terminal sedangkan 2. Asetilasi histon int. berkaitan dengan pe y
EUKARDOT memiliki komposisi asam amino acak yang up kromosom sewaktu replikasi UNA datan
amino

Kromatin terdiri dari molekul DNA untai-ganda yang sangat sepertiga terminal karboksil banyak mengandung enam 3. Fosforilasi histon HI berkaitan dengan pern . i ,lruUtur nukleosom. DNA bergulung
basa. Keempat histon inti imseudaknya m AOP. kromosom sewaktu siklus; rePl'k erbaikan DNA
panjang, protein-protein basa yang relatif kecil yang C
ei,ngfperrnukaan slHnder dkn^m" yang
modifikasi kovalen: asetilas, ^ Modifikasi-
ribosilasi, ^onoub,^"^an panting dalam struktur dan
t SLngan pengaktivan dan dua dari masing-masmgJjis^entara, 146 pasangan basa
Sedapat mungkin pembahasan di bab ini dan di Bab 36, 37, dan 38 menyangkut DNA
^r^peH^nai^.35-.- 6
represi transkripsi gendenaan reaktivasi gen,
organisme mamalia yang, tentu saja, merupakan e^not mg . tinggi. Kadang-kadang kita
SSSSS3S
perlu kembali ke penelitian observas-onal terha p organisme prokariot, seperti bakteri heterokromatik ubiquitin-relaied sS - i *
dan virus, karena beberapa n sejenis dan dapat diekstrapolasikan ke organisme 7
------------------------------------------------------------------------- pUutus-putus di bagian bawah gambar.
mamalia. -------------------------------------------------------------------------------
BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA / 335

334/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INI ORMASI

I.
BEBERAPA BAGIAN KROMATIN
histon, yaitu sekelompok protein yang mempunyai afinitas tinggi BERSIFAT "AKTIF" & Kromosom
metafase
1400 nm 1
terhadap histon. Sewaktu nukleosom dibentuk, histon-histon YANG LAINNYA "INAKTIF"
dibebaskan dari chaperone histon. Nukleosom tampaknya inisme mctazoa mengandung
memperlihatkan preferensi untuk regio- regio tertentu di molekul
DNA spesifik, tetapi dasar dari distribusi nonacak ini (yang disebut Secara umum, setia[> sel disama. orgr Karena itu, perbedaan antara
tipe sel suatu organisme akan menimbulkan ekspresi informasi
phasing) masih belum sepenuhnya dipahami. Distribusi ini informasi genetik yang
genetik yang berbeda. Kromatin yang mengandung gen-gen
mungkin berkaitan dengan fleksibilitas fisik relatif sekuens-sekuens
aktif (yi. kromatin yang aktif secara transkripsional) telah
nukleotida tertentu yang mampu merigakomodasi bagian-bagian
dibuktikan memiliki beberapa perbedaan dibandingkan
yang kusut di dalam supercoil serta adanya faktor-faktor pengikat-
dengan rcgio yang inaktif. Struktur nukleosom kromatin
DNA lain yang membatasi tempat-tempat penimbunan nukleosom.
aktif tampaknya mengalami perubahan, kadang-kadang Lengkung
Pengemasan-super nukleosom dalam nukleus ini tampaknya torkondensasi
cukup mencolok di regio-regio yang sangat aktif. DNA
bergantung pada interaksi histon Hi dengan nukleosom-
kromatin aktif mengandung regio-regio besar (panjang
nukleosom di dekatnya.
sekitar 100.000 basa) yang relatif lebih peka terhadap
Bentuk terkait
penguraian olch nuklease misalnya DNase I. DNase I perancah- Perancah kromosom
STRUKTUR TBNGKAT-TMNGGI dapat membuat potongan-potongan untai-tunggal di semua nukleus (chromosome scaffold)

MENENTUKAN DERAJAT KEPADATAN segmen DNA (tidak memiliki spcsifisitas sekuens). Enzim
KROMATQN ini akan mencerna DNA yang tidak dilindungi oleh protein
Lengkung yang
menjadi deoksinukleotida komponennya. Sensitivitas 300 nm
tidak mongalami
terhadap DNase regio kromatin yang sedang ditranskripsikan kondensasi
secara aktif hanya mencerminkan adanya potensi transkripsi
Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop elektron pada kromatin bukannya transkripsi itu sendiri, dan pada beberapa sistem
memperlihatkan adanya dua struktur tingkat- tinggi (ordo tinggi) dikaitkan dengan kurangnya 5-metildcoksisitidin di DNA
fibril (serabut) 10 nm dan serat kromatin 30 nmdi luar struktur dan modifikasi kovalen histon tertentu (fosforilasi, asetilasi,
dsbnya; lihat Tabel 35-1).
nukleosom itu sendiri. Struktur nukleosom yang berbentuk piringan Di dalam regio kromatin aktif yang panjang terdapat T
memiliki diameter 10 nm dan tinggi 5 nm. Fibril 10-nm tersusun dari rangkaian-rangkaian nukleotida yang lebih pendek (100-
nukleosom-nukleosom yang tepi-tepinya dipisahkan oleh suatu celah 30 nm
300 buah), yang memperlihatkan sensitivitas yang bahkan Serabut kromatin 30
tipis (30 bp DNA) dan permukaan datarnya sejajar dengan sumbu nm yang terdiri dari
\
lebih tinggi (10 kali lipat) terhadap DNase I. Tempat
fibril (Gambar 35-3). Fibril 10 nm mungkin selanjutnya membentuk nukleosom
hipersensitif ini mungkin terbentuk akibat konformasi
supercoil dengan enam atau tujuh nukleosom per putaran sehingga npermudah akses nuklease ke DNA.
membentuk serat- kromatin 30 nm (Gambar 35-3). Setiap putaran z terletak tepat di sebelah hulu gen aktif
supercoil relatif datar, dan permukaan nukleosom putaran-putaran struktural yang mempermudah
yang berurutan hampir sejajar satu sama lain. Histon HI menstabilkan akses
serat 30 nm tersebut, tetapi posisi histon ini dan posisi lebar celah Regio-regio ini sering terletu.* ---------------
DNA belum diketahui dengan pasti. Nukleosom dapat membentuk dan merupakan lokasi interupsi struktur nukleosom a at
ngiKatanprotein-protein
pengikatan protein-pruicmfaktor transkripsi regulatorik ^ Serabut kromatin 10 nm
10
beragam struktur kompak. Untuk membentuk suatu kromosom
nhiston (lihat Bab 36 dan 38). Pada banyak kasus, jika - yang tampak seperti
mitosis, serat 30 nm harus dikemas dengan lebih rapat dengan
suatu gen dapat ditranskripsikan, gen tersebut sering "manik-manik pada seutas nm l
panjang 100' kali lipat (lihat bawah). memiliki tempat (-tempat) benang
HIM iv-llipai JVC ley hipersensitif-DNasc
J- di
Pada kromosom an ter fase, serat kromatin tampak tersusun
tepat di sebelah hulunya. Seperti disinggung sebelumnya,
menjadi lengkung {loops) atau domain 30.000- 100.000 bp yang
protein regulatorik nonhiston yang berperan dalam n^ro
melekat pada suatu per&ncahl scaffolding (atau matriks penunjang)
transkripsi dan yang terlibat dalam mempertahankan a s ke
di dalam nukleus. Dalam domain- domain ini, sebagian sekuens
untai cetakan menyebabkan terbentuknya tempat-tempat DNA heliks-
DNA dapat tidak terletak secara acak. Diperkirakan bahwa setiap ganda polos
hipersensitif. Tempat hipersensitif juga sering mem en petunjuk
domain lengkung kromatin mempunyai satu atau beberapa fungsi
awal tentang keberadaan dan lokasi suatu e cmen
genetik yang mengandung regio penyandi maupun regio kontrol transkripsi. ,.
nonpenyandi pada gen-gen yang asal nya sama. Arsitektur nukleus Selama intcrfase, kromatin yang tidak aktif ditranskrip- DNA dupleks (bawah). DNA kromosom dikemas dan disusun dalam
ini kemungkinan besar bersifat dinamik dan memiliki efek sikan akan dikemas rapat seperti yang tampak pada peme Gambar 35-3. Pengemasan DNA dalam kromosom metafase (atas) hingga din/ ' Uo n da n penyusunan (bawah sampai atas) mengurangi
regulatorik terhadap regulasi gen. hebcrapa tingkatan seperti diperlihatkan (lihat Tabel 35 -2). Setiap fa* pemadatan a. sehingga hampir tidak mengalami transkripsi sama
riksaan dengan mikroskop elektron cjan disebut sebagai ie
aksesibilitas keseluruhan DNA sehingga sekuens-sekuens DNA dalam' k m c * ' D n a ujung-ke-ujung hingga 10* kali lipat. Kondensasi dan
terokromatin; kromatin y a n g aktif ditranskripsikan tamP'1 kurang sekali Secara keseluruhan, kelima tingkat pemadatan DNA im memence an p. se |ama siklus sel replikatif normal (lihat Gambar 35 -20).
padat dan disebut sebagai eukromadn. Dalam siklus sel dekondensasi sempurna DNA linier dalam kromosom terjadi dalam rentang beberapa jam
mamalia, eukromatin mengalami replikasi lebih awa dibanding
heterokromatin (lihat bawah).
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
336 / BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA / 337

Terdapat dua jenis heterokromatin: konstitutif dan fakultatif.


Heterokromatin konstitutif selalu memadat sehingga karenanya
inaktif. Jenis ini ditemukan di bagian- bacrian yang dekat sentromer Sister chromatid No. 2
kromosom dan di ujung kromosom (telomer). Heterokromatin
fakultatif kadang- kadang memadat, tetapi pada waktu lain
heterokromatin ini ditranskripsikan secara aktif sehingga tidak
Sister chromatid No. 1 Sentromer
memadat dan tampak sebagai eukromatin. Dari dua anggota
pasangan kromosom X pada mamalia betina, satu kromosom X
hampir sama sekali inaktif secara transkripsional dan
heterokromatik. Namun, kromosom X heterokromatik mengalami
dekondensasi sewaktu gametogenesis dan ditranskripsikan sccara
aktif pada masa mudigah dini karena itu, kromosom ini merupakan
heterokromatin fakultatif.
Beberapa sel-sel serangga, mis. Chironomus, mengandung
kromosom raksasa yang bereplikasi sepuluh siklus tanpa ada
pemisahan dengan kromatid anak. Salinan-salinan DNA ini berjajar
dalam urutan yang sesuai dan menghasilkan kromosom berpita yang
mengandung regio-regio kromatin padat dan pita-pita jernih
Gambar 35-5. Dua sister chromatid pada kromosom 12 manusia.
kromatin yang lebih longgar. Regio kromosom politen yang aktif Diperlihatkan lokasi regio sentromer yang kaya akan A+T yang
ditranskripsikan ini mengalami dekondensasi khusus menjadi menghubungkan kedua sister chromatid, demikian juga dua dari
"puffs" yang dapat dibuktikan mengandung enzim-enzim yang empat telomer yang terdapat di bagian paling ujung kromatid yang
berperan untuk transkripsi dan merupakan tempat sintesis RNA melekat satu sama lain di sentromer.
Telomer
(Gambar 35-4). (TTAGG)n
Gambar35-4. Ilustrasi tentang korel.isi antara RNA polimeraseII clan sintesis
DNA TERSUSUN MEMBENTUK RNA messenger. Sejumlah gen, yang clilabel A, B (atas' dan 5C, tetapi bukan
gen-gen cli lokus (pita) BR.J (5>C, BR3, ba\\\ih diaktifkan ketika larva
KROMOSOM Chironomus trnlans diberi kejutan panas (/leaf shock) sebesar V) "C selama 50 Regio Penyandi Sering Disela oleh
Pengemasan nukleoprotein di dalam kromatid tidaklah
menit. (A) Distribusi R\-\ polimerase II cli kromosom IV kelenjar liur (Linda Sekuens Intervensi
Saat metafase, kromosom mamalia tampak simetri rangkap- dua. berlangsung acak, seperti dibuktikan oleh pola khas yang
panah). Enzim dideteksi dengan imunofluoresensi dengan menggunakan
diamati jika kromosom dipulas dengan pulasan seperti spesifik
Sister chromatid identik duplo saling berhubungan di sentromer, antibodi terhadap polimerase. 5C clan UR 5 adalah pita spesifik kromosom IV, Pada genom eukariot, regio DNA penyandi protein, yang
yaitu posisi relatif yang khas untuk suatu kromosom (Gambar 35-5). dan tanda panah menunjukkan pulls. (B) Autoradiogram sebuah kromosom IV kuinakrin atau Giemsa (Gambar 35-6).
transkripnya muncul di sitoplasma sebagai molekul mRNA^
Sentromer merupakan suatu bagian yang kaya adenin-timin (A-T) yang diinkubasi dalam 'H-uriclin sebagai label RNA. Perhatikan adanya ikatan Dari satu individu ke individu dalam spesies tertentu, pola
imunofluoresensi dan adanya RNA radioaktif (titik hitam). Bar = 7 pm
biasanya disela oleh sekuens intervensi besar DNA yang
dengan ukuran berkisar dari 102 (ragi pembuat bir) hingga 106 pemulasan (banding) komplemen kromosom keseluruhan tidak
(Diproduksi ulang clengan izin dan Sass H. RNA polymerase 13 in polytene tidak menyandi protein. Karena itu, transkrip primer DNA
(mamalia) pasangan basa. Sentromer mengikat beberapa protein berbeda; namun, pola ini sangat berbeda dari spesies lain,
chromosome. Cell I982;28:2?4, Copyright (c) 1982. Dicetak ulang dengan i/in (prekursor mRNA, semula dinamai hnRNA karena spesies RNA
dengan afinitas yang tinggi. Kompleks ini, yang dinamai kinetokor dari Elsevier.) bahkan pada spesies yang berkaitan erat. Karena itu,
ini cukup heterogen ukurannya [panjangnya] dan sebagian besar
{kineto chore), merupakan jangkar bagi mitotic spindle pengemasan nukleoprotein dalam kromosom eukariot tingkat-
hanya berada di nukleus), mengandung sekuens-sekuens RNA
(gelendong mitosis). Oleh karena itu, struktur ini esensial bagi tinggi harus bergantung pada karakteristik- karakteristik
penyela noncoding (tidak menyandi protein) yang harus
pemisahan kromosom selama mitosis. molekul DNA yang spesifik untuk spesies.
chromatid mengandung satu molekul DNA untai-ganda. Selama dikeluarkan dalam suatu proses yang juga menyatukan segmen-
Ujung-ujung setiap kromosom mengandung struktur yang Kombinasi teknik pemulsan khusus dan mikroskopi
interfase, kemasan molekul DNA menjadi kurang padat segmen penyandi untuk membentuk mRNA matur. Dalam
disebut telomer. Telomer terdiri dari sekuens pendek yang kaya-T-G beresolusi-tinggi memungkinkan para ahli genetik untuk
dibandingkan kemasan nya kromosom yang terkon- densasi genom, sebagian besar sekuens penyandi sebuah mRNA disela
yang berulang. Telomer manusia memiliki pengulangan sekuens 5- sewaktu metafase. Kromosom metafase hampir sama sekali tidak
memetakan secara tepat ribuan gen ke regio-regio spesifik
(dan dengan demikian di transkrip primer) oleh paling sedikit
TTAGGG-3 dengan jumlah ber- variasi dan dapat memanjang dapat ditranskripsikan.
kromosom mencitdan manusia. Dengan terungkapnya sekuens
satudan pada beberapa kasus hingga sebanyak 50sekuens
hingga beberapa kilobasa. Telomerase, suatu kompleks multisubunit mencit dan manusia baru-baru ini, menjadi jelas bahwa banyak
Genom haploid manusia terdiri dari sekitar 3 x lO' bp dan penyela yang tidak menyandi protein (intron). Umumnya intron
yang mengandung RNA dan berkaitan dengan DNA polimerase metode pemetaan visual ini yang sangat akurat.
sekitar 1,7 x 10 nukleosom. Karena itu, masing- masing dari ke- jauh lebih panjang dibanding regio penyandi (ekson).
depen- den-RNA virus (reverse transcriptase), adalah enzim yang 23 kromatid dalam genom haploid manusia mengandung rata- Tabel 35-2. Rasio pengemasan masing-masing ordo (tingkat) Pemrosesan transkrip primer yang mencakup pengeluaran intron
berperan dalam sintesis telomer sehingga penting untuk rata 1,3 x 10s nukleotida dalam satu molekul DNA untai-ganda. struktur DNA dan penyatuan ekson-ekson yang berdekatan, dijelaskan secara
mempertahankan panjang telomer. Karena pemendekan telomer Panjang setiap molekul DNA harus dipadatkan 8000-kali lipat - rinci di Bab 36.
dilaporkan berkaitan dengan transformasi keganas- an dan penuaan, untuk menghasilkan struktur kromosom metafase! Pada Bentuk Kromatin Rasio Pengemasan Fungsi sekuens penyela atau intron, belum jelas Intron dapat
telomerase menjadi sasaran menarik untuk kemoterapi kanker dan kromosom metafase, serat kromatin 30 nm juga mengalami DNA heliks-ganda polos. -1,0 berfungsi memisahkan domain-domain funesional (ekson) dalam
pengembangan obat. Setiap sistet pelipatan menjadi serangkaian looped domains (domain suatu bentuk yang memungkinkan tan ulang (rearrangement)
Fibril 10-nm nukleosom 7-10
melengkung), yang bagian proksimalnya melekat pada suatu genetik melalui rekombinasi yang berlangsung lebih cepat
Serat kromatin 30 nm 40-60
perancah nonhiston berprotein di dalam nukleus (Gambar 35-3), dibanding seandainya semua L! penyand, suatu fungsi genetik
nukleosom superheliks
Rasio pengemasan masing-masing ordo (tingkat) struktur DNA berurutan secara kontinu
diringkaskan di Tabel 35-2. Kondensasi lengkung 8000
kromosom saat metafase
BAB 35: DNA: SUSUNAN. REPUKAS^PERBA.KANNYA / 339

1,5 x 10a bp
338/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
Kromosom (1-2 x
101 gen)

1,5 x 10 bp

Kelompok gen
(-20 gen) ----------- ------------

2x 10* bp

Gen

I 8 x 103 nt

Transkrip primer

2 x 103 nt

mRNA
Gambar 35-7. Hubungan antara DNA kromosom dan mRNA. Komplemen DNA haploid manusia yang lerdiri dari 3 x 10*'
pasangan basa (bp) tersebar cli 23 kromosom. Gen berkelompok -kelompok cli dalam kromosom ini. Gen biasa memili ki
panjang 2 x 10 4 bp, termasuk regio regulatorik (daerah berarsir) yang biasanya terletak cli ujung 5' gen. Regio regulatorik
yang diperlihatkan di sini berada cli samping tempat awal (inisiasi) transkripsi (tanda panah). Sebagian besar gen eukariot
memiliki ekson clan intron bergantian. Dalam contoh ini, terdapat sembilan ekson (bagian yang berwarna gelap) dan
delapan intron (bagian yang berwarna terang). Intron dikeluarkan dari transkrip primer oleh reaksi pemrosesan, clan
ekson-ckson disatukan dalam sekuens untuk membentuk mRNA matur (nt, nukleotida).

Kromosom
metafase^lh 6 \ Ka r i o t i P e manusia (seorangpria yang memiliki konslilusi normal 4(>,XY). of FI I awce^da^F ^ n ^ a n m et o c e
^ Sekuens berulang moderat diklasifikasikan, bergantung pada
Giemsa dan dijajarkan sesuai dengan Paris Convention (Courtesy
panjangnya, menjadi long interspersed repeat sequnce (LINE-
cerevisine, suatu eukariot tingkat rendah), hanya dua pertiga dari
sekuens berulang penyela yang panjang) atau short interspersed
6.200 gen yang diekspresikan. Di jaringan tipikal eukariot
Sebagian kelebihan tersebut jelas membentuk sekuens penyela repeat sequence (SINE). Kedua tipe tampaknya bersifat retroposon, yi,
tingkat tinggi (mis. hati dan ginjal mamalia), terjadi ekspresi
Meningkatnya laju tata-ulang genetik domain-domain fungsional atau intron (24% dari genom manusia total) yang memisahkan keduanya berasal dar, pergerakan satu lokasi ke lokasi lain
10.000 sampai 15.000 gen. Tentu saja di masing- masing
memungkinkan evolusi fungsi biologis secara cepat. Hubungan (transposisi) melalui suatu RNA perantara oleh kerja reverse
regio-regio penyandi dalam gen, tetapi banyak dari kelebihan jaringan diekspresikan berbagai kombinasi gen dan bagaimana
antara DNA kromosom, kelompok gen dalam kromosom, struktur sekuens DNA ini tampaknya tersusun oleh famili-famili sekuens transcriptase yang mentranskripsikan cetakan RNA ke DNA.
hal ini terjadi merupakan salah satu pertanyaan besar yang
ekson-intron gen, clan produk mRNA final diperlihatkan di Gambar berulang (repeated sequences) yang fungsinya belum diketahui Genom mamalia mengandung 20.000- sn n()0 calinan LINE 6-7 kb,
belum tcrjawab dalam biologi.
35-7. pasti. Ringkasan tentang gambaran penting genom manusia yang merupakan famili spesifik- spesies dari elemen berulang.
disajikan di Bab 39. Pada DNA Manusia, Setidaknya 30% SINE lebih pendek (70-300 bp) dan mungkin terdapat lebih dari
BANYAK GENOM MAMALIA YANG DNA genom eukariot dapat dibagi menjadi berbagai kelas Genom Terdiri Atas Sekuens Berulang 100.000 salinan pcr genom. Dari berbagai SINE dalam genom
BERLEBIHAN & BANYAK YANG TBDAK sekuens. Kelas-kelas tersebut adalah DNA non- repetitif, atau manusia, satu famili, femili Alu, terdapat dalam sekitar 500.000
DNA sekuens-berulang secara umum dapat diklasifikasikan
DITRANSKRIPSIKAN DNA sekuens-uiiilc dan DNA sekuens bcr- ulang. Pada genom
sebagai repetitif moderat atau sangat repetitif. Sekuens yang
salinan per genom haploid dan membentuk setidaknya 5-6% genom
haploid, DNA sekuens-unik umumnya mencakup gen-gen manusia. Anggota famili Alu dan analognya di hewan
Genom haploid masing-masing sel manusia terdiri dari 3 x 10; sangat repetitif terdiri dari 5-500 pasangan basa yang berulang
salinan tunggal yang menyandi protein. DNA repetitifdi genom ditranskripsikan sebagai* komponen integral hnRNA atau sebagai
pasangan basa DNA yang dibagi menjadi 23 kromosom. Seluruh dalam susunan tandem. Sekuens-sekuens ini biasanya
haploid mencakup sekuens-sekuens yang jumlah salinannya molckul RNA tersendiri, termasuk RNA 4,5S dan RNA 7S yang
genom haploid mengandung jumlah DNA yang cukup untuk berkelompok di sentromer dan telomer kromosom dan terdapat
bervariasi dari 2 hingga sebanyak telah banyak diteliti. Anggota famili khusus ini sangat terkonservasi
menyandi hampir 1,5 juta gen ukuran biasa. Namun, studi-studi dalam jumlah 1-10 juta salinan per genom haploid. Sekuens-
107 salinan per sel. di dalam suatu spesies, dan juga di antara spesies mamalia.
mengenai laju mutasi dan kompleksitas genom organisme tinggi sekuens ini tidak ditranskripsikan dan dapat berperan menentukan
Komponen-komponen SINE, termasuk anggota famili Alu,
memberi isyarat kuat bahwa manusia hanya memiliki <100.000 Lebih dari Separuh DNA di Organisme struktur kromosom (lihat Bab 39).
merupakan elemen yang dapat bcrpindah-pindah, mampu melompat
protein yang disandi oleh -1% genom manusia yang tersusun dari Sekuens repetitif moderat yang berdasarkan definisi
Eukariot Merupakan Sekuens yang Unik atau masuk dan keluar dari berbagai tempat di dalam genom (lihat
DNA ekson. Hal ini mengisyaratkan bahwa kebanyakan DNA tidak berjumlah kurang dari 106 salinan per genom haploid, tidak
Nonrepetitif berkelompok tetapi tersebar di antara sekuens-sekuens unik.
bawah). Hal ini dapat menimbulkan efek yang parah, seperti
menyandi proteinyi. informasi yang terkandung di dalamnya tidak Perkiraan ini (dan distribusi DNA sekuens-berulang) dicontohkan olch penyisipan sekuens Alu ke dalam sebuah gen
pernah ditranslasikan menjadi sekuens asam amino molekul protein. Pada banyak kasus, sekuens berulang penyela yang panjang ini
didasarkan pada berbagai teknik hibridisasi DNA-RNAdan, yang, jika mengalami mutasi parah, menyebabkan
Jelaslah, sebagian kelebihan sekuens DNA ini berfungsi untuk ditranskripsikan oleh RNA polimerase II dan mengandung cap
yang lebih baru, pada penentuan langsung sekuens DNA. neurofibromatosis.
mengatur ekspresi gen sewaktu perkembangan, diferensiasi, dan (tudung) yang tidak dapat dibedakan dari
Teknik-teknik serupa digunakan untuk memperkirakan jumlah tudung yang terdapat di mRNA.
adaptasi lingkungan, baik berfungsi sebagai tempat mengikat protein gen aktif dalam suatu populasi DNA sekuens unik. Pada ragi
regulatorik maupun dengan menyandi RNA regulatorik (yi. miRNA). untuk membuat minuman bir (Saccharomyces
/ 341

renat proses tukar-


silang homolog tidak
340/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI Tabel 35-3. Sebagian gambaran utama struktur b e r l a n g s u n g p c r t u k a r a n informasi atau
rekombinast dapat m \romosom dapat mencnma vang
*"u,Tgsi DNA mitokondria manusia . tidak sepadan. bam mengalami delest,
Bprbpntuk sirkulor, beruntai ganda, f, I sedikit material genetik sen ^ )ebih banyak
kb unlai alau rantai berat l[H] don ringan W iStSpasangan
2 4 6 8 10 Mengandung 16-56; bP ,n,ai respiratorik ma i e r
dLhkt^ 35-9). ^"id^ktikan ^bang memang^terjadi
Menyondi 13 subund protein pada
I i I i 1 ------------------------------- 1------ 1 --- 1 L Ch'subunrNADH dehidrogenase (kompleks H
lda,

PH1
OH Ti'^^bund sitok^om'oksidase (kompleks IV1

c PH2
C01 C02 C03
Dua subunit ATP sintase
Menyondi RNA mt nbBom te I
dan keci | p2S)

12S 16S ND1 ND2


Menyondi 22 molekul ^tRNA ml
________________ llll-------------------- U -------------------------------- ------------ ND6 sU
Kode genetik sedik.t b;bda d" 1 ,ebagai Trp Tw DNA tersebut berkaitan taW gen banyak.

PL 01 it SS3SiK**
,h)l^AnliUCn!itoko2* lUk
Gambar 35-8. Peta gen mitokondria manusia. Peta memperlihatkan untai berat (untai atas) dan untai ndi sampai nI?6rNA
bemukan pasangan dapat *^nycba ^ berulang
5i,okrm/
(mt) yang telah diluruskan, dan memperlihatkan gen-gen untuk subunit NADH-koenzim Q ol<s' ml ribosom 1 2S dan trans**
krif Tu^; ^amVetX-n dan hUsasi anggota- dan ikut berperan dalan
nt) yang (C01
oksidase telah sampai
ksidase (C01
repltkas,
diluruskan,
unta,sampai
C03).clan
CQ3),
berat (OH) dan
mempern.idiw..
sitokrom
sitokrom b (CVT
unta, nngan B),serta
(OL) dan ATP
ui* 8 dan 6) dan untuk rRN uniuk dinu
b (CYT B), dan ATP smtase (ATPase
prosmtase (ATPase 8 dan 6) dan untuk rRN ^ dimula.nya
^ ,la,nya
_ ribosom i ^
ri Mllos cl , t-t al-^ ^.ca
iranSkrlP*'^
hod ditandai oleh boks terbuka kecil. Asal 5:-3 <r r p
ditandai oleh boks terbuka kecil. Asal replikasi unta, berat (OH) dan unta. nngan OL serta ^ , n ( 1 . u i M oraes CT. e, ^c*\ SoC*
berat (PHI dan PH2) dan untai ringan (PL) ditunjukkan dengan tanda panah. (Diproduks. '*****? (c) M.sachusei

deletions in progressive external ophthalmoplegia and Kearns-Sayre syndrome. N Engl) Med 1980;329:1203. Cof i ,iicn.u(> .ind mito
anggota varian
nsal evo usioner aon ----- -----
All right reserved.)
ka an mengenai asai ndria| genes.

cning ' '


suatu 1 v jistroh

Sekuens Berulang Mikrosatelit mengalami mutasi dinamik (bla"^


an p- izin dari Elsevier).
dilaporkan menimbulkan korea Hunt^ G) , d.
Terdapat satu kategori pada sekuens berulang yang berada miotonik (CTG), atrofi otot spmobulba
nyakit Kennedy (CAG). fWATERIAL GENETIK DAPAT DIUBAH &
dalam keadaan berkelompok dan tersebar. Sekuens ini terdiri
dari 2-6 bp yang diulang-ulang hingga 50 kali. Sekuens DITATA-ULANG
mikrosatelit ini paling sering pengulangan dinukleotida AC pada SATU PERSEN DNA SEL bERAA
Perubahan urutan basa purin dan P inm'^ pcnyisipan
satu untai an i DI MITOKONDRIA akibat suatu perubahan penge rubahan produk
untai pasangannya, tetapi juga terdapat beberapa cntu< lain, tar 5^ ^ar'
An rli mitokondria ( S L i;i c ode oleh satu atau lebih basa dapat menyebabkai p menyebabkan
termasuk CG, AT, dan CA. Sekuens berulang AC diperkirakan Sebagian besar peptid nukicus. Sisany* (ml). gen. Perubahar.mater.genet,J^iny. dibahas secara
d
terdapat di 50.000-100.000 lokasi di genom. 67) dikode oleh gen-ge mitokon "* h mutasi yang konseKu<-
Di setiap lokus, jumlah pengulangan ini dapat ervariasi di kedua gen-gen yang ditemuka^ d. DN ^ ^
rinci di Bab 37.
kromosom sehingga terbentuk hetcrozigositas jumlah salinan Mitokondria man us ^ untai.ganda 5 ptfA ini
mikrosatelit tertentu pada seseorang. a ini merupakan sifat yang salinan sebuah mole ^ scl. protcin

diwariskan, dan karena jum a dan kemudahan pendeteksiannya membentuk


sekitar RNA transfer dan Pera
dengan menggunakan reaksi berantai polimerase (PCR) (Bab 39), menyandi RNA ribosom dan^ ^ c dapat dipertukarkan antara krornos
pengu angan sangat bermanfaat dalam membuat peta keter aitan Informas, genetik dap ukaran atau rekombinas^
yang berperan P"" d^ruskan dari gen-ge^^ gambaran serupa atau homolog- - P . , manialia da
geneti c. Sebagian besar gen berkaitan dengan satu atau lebih J cploma meiosis pada scl ..
mTnuTd'fpTrhhatkan ^ ** terutama ter,adi sela kromosom.Uromosom metafe
penanda mikrosatelit sehingga posisi relatif gen-gen i lomosom manusia
mtDNA diperlihatkan mtDNA mitokon<lr 'ovum Gambaran penting P mensyaratkan Pen)a ^hampir selalu terjadi denga
dapat diperkirakan demikian juga keterkaitan sebuah gen dengan
n homolog, suatu susun r in proses fro.wr (tuk.
penyakit. Dengan menggunakan > se|um k(j[ldria dihasilk diwariskan adalah karena semu materi genetik i> ,[U> pada
ketepatan yang sang ^ diperlihatkan di Gamb
besar anggota suatu keluarga dapat dengan cepat is g untuk sewaktu pembentukan, g ^ maternal Karena y.mg
pindah-silang) r)ad pertukaran seta
menemukan polimorfisme mikrosate it Adanya hubungan melalui cara "O'1"1 oieh mutasi mtD>^ iskan 35-9. Hal in, biasa y ^ amara leromosom
polimorfisme spesifik dengan gen di anggota keluarga yang penyakit yang d-"" sccara teoretis akan ^ dan timbal-balik ^ kromosom-kromosom homo g
terkena-dan ti a a ^ hubungan keterkaitan ini pada anggota mengidap suatu p e y ^ anaknya, terap> n> pada kromosom horno'cg^ Jberbcda dari gen yang sama, pro ini memiliki a'e'y . i-r cilnns antara K1<Jrekombinan.
keluarga y g terkenamungkinmerupakan petunjuk pertam dasar penyakitnya kepaa jskan penyakitnya- ^ oogenesis "fnicnghasilkan perbedaan kcterkait tukar-s,lang ini dapa iskan dan
genetika penyakit. iumlahnya (insta- perempuannyayang j. mtDNA selain Sejum[ah dapat terlihat. Pa
Sekuenstrinukleotidayangmemng J ^ Sekuens sebagian kasus, ter). ^ diwarisi dar, rb ^ ,jt in; sehingga sifat ters ^ ^ genetik yang dapat jajatan kromosom-kromoso
Lihat iuga Gambar 35-12.
bil.tas mikrostatelit) dapat menyebabka p berkaitan de. berulang yang mutasi mtDNA. ,ogiSi da penyakit d,sebab iopati, kelainan neu
Ua-sus-kasus jarang, )
tak-stabil p(CGG)n d,laP klcotida lain yang ngan fragile mencakup berbaga eutus.
Xsyndrome. Pengulangan beberapa kasus diabetes
BAGIAN IV: STRUKTUR FUNrsi * nr
342 / KASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA informas|

BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA


/ 343
S CmUanya hcrsamb USUS ml
Van? . , ungan. Susunan sekuens DNA Hiol t ,
tCntU Saja tcr acli
i akibat transkripsi terbalik rRio U messenger
yang telah diproses (yang regio-
tak-seP3**
1
nG
^]) lntronn^a telah dikeluarkan dan ditambahi ekor poli trqni atu'satunya
Gambar 35-10. Proses tuk.ir-silang y* j un g
cli rcgio genom m.im.ili.i yang meng , , r 1t nl bentuk-a~ mekanisme yang dapat digunakan oleh adalaJ^ tcr^a*'^ >ni untuk
Struktural yang menyandi hemoglobin dm j l C prog!otK' berintegrasi ke dalam genom rnern-|.^ro'scs transPsisi. Pada
produk rekombinan yang tak-sepada 11 ^^ Corrtoh kenyataannya, processedgene" ScPerr'' ' 'Sckucns berulang terminal di
Laporc delta-beta dan anti-Lapore * > e U1 *. i u |car-si^g kedua ujungnya, tratls l^umf>a' Pac^a sekuens-sekuens yang
yang dibcrikan memperlihatkan lokasi r ( } l ( | i n tJipcoA*s mengalami
antara residu-residu asam amino tr
J anskS,Si Pada rganismc tln&* Tanpa terjadinya
ulang .lias i/in dari ( Icjy; |I5, Wcalherall
^munya schjn - 5. C<>pYnh fun . 'ps* dan dengan demikian tanpa seleksi genetik untuk acak j
Pada Sebagian Virus Terjadi ^ Pwicssed gene mengalami perubahan sccara ^odo C lm * cvo*us
an ak
Dimfegrasi Kromosomni ^ iTruhirngsi *kuens-sckuau
,n ' ,n'. kadane-kidm ' i yan8 <*apac bcrpmdih- ^cns-sckuc^ se n
^' gga kini gen-gen ini mengandung inCn n ,lf,scnse yang
"Japing DNA', d.lfut meniadakan kemungkinan gen tersebut
Beberapa virus bakteri (bakteriofaga) mampu berekombinasi karcn" protcin utuh -vang h.ngsional (lihat Bab 37). Oleh 'tu, gen-gen ini
dengan DNA bakteri pcjamu sedemikian rupa sehingga fam /engaruhi cv<>lusi s P,tdan* karenanya, sangat disebut sebagai "pseudogen.
informasi genetik bakteriofaga menyatu secara linier ke dalam
informasi genetik pcjamu. Integrasi ini yang merupakan C;r,stik
A,u *" air
rversi Gen Menghasilkan Tata-Ulang
salah satu bentuk rekombinasi, terjadi melalui mekanisme rZ ruk,ur ran, P '^-odcrar memiliki
rC cti
terda I)Ioses tukar-silang yang tak-sepadan dan transposisi, PerUlTT
yang dilukiskan di Gambar 35-11 - Tulang punggung genom <fapar mckan sme
sirkular bakteriofaga diputus, demikian juga molckul DNA
masukT ^ ' ketiga yang dapat menimbulkan Seru aian eepat dalam material
genetik. Sekuens-sekuens kadar1 *1 * * kromosom homolog dan
pcjamu; ujung-ujungyangsesuai disambungdengan polaritas Bukti" ,Uaretn<"" 'n,m"faan k'"'*"P*n rctrOV,n gnt^Bcnom
yang sesuai. Bentuk DNA bakteriofaga dibuat menjadi lurus nonhomolog kadang- antar g ,pasangan dan me"ghilangkan
Cdilinierkan) sewaktu berintegrasi ke dalam molckul DNA manuZPdipZL^!!':n'clcwea NA kc' ketidakcocokan di salahtersebut. Hal ini dapat menyebabkan fiksasi
bakteriyang biasanya juga merupakan lingkaran tertutup. d
=n beh mohkul munol? , dari tcmua" ',rocn Scltu-.n Ci?pa menyT! 'rarian C1 seluruh famili sekuens berulang sehingga Gambar 35-12. Sister chromatid exchanges antara
rcpctir fn homoScnisasi sel<uens anggota famili DNA '* Proses terakhir kromosom- kromosom manusia. Hal ini dapat dideteksi dengan
Tempat integrasi atau rekombinasi genom bakteriofaga Molekul lain /> ' molckul a-globin, ini disebut sebagai konversi gen. pewarnaan Giemsa kromosom sel yang bereplikasi untuk dua siklus
dengan genom bakteri dipilih melalui salah satu dari dua
mekanisme berikut. Jika bakteriofaga mengandung sekuens ^^RNT yanfi idcnt,:,t :ni TT djn Per
tukaran Sister Chromatid
dengan keberadaan bromodeoksiuridin. Tanda panah menunjukkan
beberapa tempat pertukaran. (Courtesy of S Wolff dan ) Bodycote) .
DNA yang homolog dengan sekuens di molekul DNA w*. Jj Amttsm
*<kprodULnyans ,J
r tnsan P^yand
P: C regio
5'
pejamu, dapat terjadi proses rekombinasi yang serupa dengan mem rfnismc l-'llkariot diploid seperti manusia, setelah Kand faSC S S,klUS berdekatan di genom dan dalam unit transkripsi yang sama.
yang P
r?'<r,'angbere Utan SCl mcn an Meskipun demikian, tata-ulang DNA selama diferensiasi ini tidak
yang terjadi di antara kromosom-kromosom homolog. n
Pa representisi ditranskripsikan, regJO n, dan ,nrr 8 dung DNA tetraploid. pasan ng3n bCrada da'am bcntuk sister

Namun, beberapa bakteriofaga menyintesis protcin yang ekor 3 poli(A) chromatid menyebabkan gen V{ dan C, berdampingan di DNA. DNA
mengikatkan tempat-tempat tertentu di kromosom bakteri masin8an;PaSangan kromosom (Gambar 35-6). Masing- cenetik mengandung sekuens-sekuens penyela atau yang tersisip dengan
pada tempat nonhomolog yang khas untuk molekul DNA
chro9natid ini
mengandung informasi panjang sekitar 1200 pasangan basa di atau dekat dengan taut regio
bakteriofaga. Integrasi terjadi di tempat ini dan disebut produk yang idCnfik karCna rnasing"rr>asing merupakan krom repl,kasi V dan C. Sekuens tersisip tersebut ditranskripsikan menjadi RNA
spesifik-tempat. semikonservatif molekul DNA induk bersama dengan gen Vj dan C,, dan informasinya dikeluarkan dari
Banyak virus hewan, terutama virus onkogenikdapat sister Tm yang berSangkutan' Teriadi tukar-silang antara pertuk rniatld yan8 identik RNA sewaktu pemrosesan terjadi di nukleus (Bab 36 dan 38).
secara
secara langsung atau, pada kasus virus RNA seperti HIV genetis ini. Tentu saja, memilVtan chromatid ini
(Gambar 35-
yang menyebabkan AIDS, transkrip DNA virus tersebut 12) tidak SINTESIS & REPLIKASI DNA
yang terbentuk melalui kerja DNA polimerase yang ber- nUK-,', . konsekuensi Scnetik selama pertukaran terjadi DIKONTROL SECARA KETAT
gantung pada RNA virus, atau reverse transcriptase-dapat tukar-silang yang sepadan.
Fungsi primer replikasi DNA dipahami sebagai penyedia- an
terintegrasi ke dalam kromosom sel mamalia. Integrasi DNA
Tata-Ulang Gen Imunoglobulin informasi genetik yang dimiliki induk kepada anaknya. Karena itu,
virus hewan ke dalam genom hewan tersebut biasanya tidak
replikasi DNA harus tuntas dan dilaksanakan dengan cara
spesifik untuk satu tempat tetapi cenderung terjadi i tempat SCl mama,ia
* teriadi tata-ulang gen yang menarik sc . ia perkembangan dan sedemikian rupa sehingga stabilitas genetik organisme dan spesies
terpilih. diferensiasi. Contohnya, pada dapat dipertahankan. Proses replikasi DNA bersifat kompleks dan
Tiroirflsp&osDSD Despot V| dan C UntUk SatU moIekul imunoglobulin melibatkan banyak fungsi sel serta beberapa prosedur verifikasi
Metmgbosollkcaini B
(* ab 38) tersebar jauh di DNA germinal. Di DNA untuk memastikan kete- patan replikasi. Sekitar 30 protein terlibat
Processed Gene ^ I tnghasil imunoglobulin (sel plasma), gen-gen V, dan sama telah dalam replikasi kromosom E. coli, dan proses ini jauh lebih rumit
dipindahkan secara Hsik agar saling pada organisme eukariot. Pengamatan enzimologik pertama menge-
Di sel eukariot, elemcn-elemcn kecil DNA yang jda. ^ nai replikasi DNA dibuat pada E. coli oleh Kornberg yang
berupa berupa virus dapat bergerak keiuar-mas menguraikan adanya suatu enzim yang sekarang dinamai
Gambar 35-11. Integrasi sebuah genom sirkular scbua v l ri (dengan
gen A, 13, dan C) ke dalam molekul DNA pej a fT l U K en 8 gen 1 dan
2) serta urutan gen yang terbentuk.
BAB 35: DNA; SUSUNAN. REPUKAS,.&PERBA,KANNYA / 345

344 / BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
Ori
an Jos Denaturasi
regioA+
DNA polimerase I di organisme tersebut. Enzim ini memiliki (ORE). ORE mengikat serangkaian
Protein ^
T
dengan protein dnaA I'- coli vang sccara Regio kaya - Pengikatan
banyak aktivitas katalitik, struktur yang kompleks, dan dcnean protein tina/\ /- L;*' . A+T pengikat-ori SSB( )
membutuhkan trifosfat pada empat deoksiribonuklcosida origin recognition complex (UKi-J. 11 lipCf1*^ ditemukan di - A+T ()
adenin, guanin, sitosin, dan timin. Reaksi polimerisasi yang semua eukariot yang pcrna aJcaN
^rl.Sckucns
dikatalisis oleh DNA polimerase I E. coli menjadi prototipe terletak dckat dengan suatu sekuens yang lah ter
p?da icl Pengikatan
untuk semua DNA polimerase baik pada prokariot maupun berbagai faktor,
dengan panjang sekitar 80 bp dan mut sensus
pembentukan
eukariot, meskipun kini diketahui bahwa peran utama polim- ini disebut DNA unwinding element (1 qarpu replikasi,
erase ini adalah menuntaskan replikasi untai yang tertinggal. k permulaan
DUE merupakan origin of replication. :kienS : dengan replikasi
Di semua sel, replikasi dapat terjadi hanya dari cetakan DNA Pada sel mamalia. struktur dan fungsi . ul c
untai-tunggal (ssDNA). Harus terdapat mekanisme untuk atau ARS belum diK<- * e vans
yang serupa dengan ori 1
mendeteksi tempat inisiasi replikasi dan untuk menguraikan pasti, meskipun telah teric iridentifikasi bcbcrap*^ ^I a,npakn>a
(unwind) DNA untai-ganda (dsDNA) di tempat- tempat tersebut. dan' adasd
ikut serta dalam pengenalan dan fungsi on
Kemudian kompleks replikasi harus terbentuk. Setelah replikasi cukup mirip dengan padanannya yang c l| ragi dari
terselesaikan di suatu bagian, untai induk dan anak harus segi sekuens asam amino dan lungs .
membentuk kembali dsDNA. Di sel eukariot, suatu tahap
tambahan harus berlangsung. dsDNA harus secara presisi Penguraian DNA aw ,-al
membentuk kembali struktur kromatin, termasuk nukleosom yang endefinisikan te mp- at
ada sebelum replikasi dimulai. Pada sel eukariot, keseluruhan Interaksi protein dengan on mendcnnis.^- JpNA Y*?* replikasi dan
, protein pengikat-ori
1=
=
proses ini belum diketahui secara jelas, namun pada sel prokariot menghasilkan potongan pende . proses in*
proses replikasi sudah cukup diketahui secara rinci, dan prinsip- e s e n si a l u n t u k memulai sintesis untai DNA n# antarp^*
em
polimerase
prinsip umumnya diperkirakan sama pada keduanya. Tahap-tahap
memerlukan pembentukan sejumlah intcra dan protein-DNA. - = DNA
utama tercantum di Tabel 35-4, diperlihatkan di Gambar 35-13,
Adanya DNA helikase [C.rinfeks.. nascent m -
dan dibahas, secara berurutan, di bawah. Sejumlah protein,
DNA terurai (unwinding). Pada E. colt yang t* ^fcase dan fungsi ini Primer RNA ^
dilakukan oleh kompleks d n a B , (SSBs) protein dnaC. Garpu replikasi = Helikase ^
sebagian besar mempunyai efek enzimatik spesifik, terlibat dalam
Protein pengikat DNA untai- ^feksi foga _ primase
proses ini (Tabel 35-5).
menstabilkan kompleks ini. Pada E. coli yang mplcks P/ = SSB
ya tahap _ t a ' i a P
Origin of Replication K protein faga P berikatan dengan dnaB dan dengan n

dnaB berikatan dengan ori^ melalu. interaK raksiny* da , rpnlikasi DNA di sebuah sel . coli. tetapi pada urnu J m en ye ba bka "
k bcra
Di origin of replication (ori, pangkal/asal replikasi), terdapat . _ . helikase aktif . ,AnaiilK. j> . v Gambar 35
hubungan protein pengikat-dsDNA spesifik-sekuens dengan protein O.w.dnaB
----------------
bukan suatu nrote ^ f 35-73. Tahap-tahap replikasi DNA. Gambar iniO) P^da ^'i^dlpSahaXn 0 ,dalam
ini juga terjoui
dalam kompleks P/dnaB/O. Tiga heat shock F ,uarkan > a terjadi
pada eukariot. Interaks, spes.fck ip^ 1 ^ + T. pro ein, termasuk helikase, primase, dan ID NA P |n u (t an da
serangkaian sekuens DNA berulang direk. Pada bakteriofaga oriA, penguraian ( u n
ian (unwind,ng) ONA se empat d, deka ^^kinkan beragam P^> ngnya sintesis DNAsearak rf DNA
dnaj, dan GrpE) E. coli bekerja sama untuk m deIl ga n (ssDNA) olel
terikat oleh protein O (yang disandi oleh A.) pada empat tempat M oleh pro.ein pengikatanta,-tunggal(SSB). Halm in, jka sl betjalan se, ng deng g B ^ r et r ogra j r fa m en uju
protein P dan mengaktifkan dnaB helikase. Be ^J -Unya untuk mengi
yang berdekatan. Pada E. coli, oriC terikat oleh protein dnaA. Pada mengikat DNA dan memula, s.ntesis DNA. Carp di skon t i u ,tanda pana p m en am ba h ka n sebuah nukle
SSBs, hal ini menyebabkan teruramya DNA da sana panah pan);
keduanya, terbentuk suatu kompleks yang terdiri dari 150-250 bp
[ er l a k
Panjang)
nasen (nascent UINA
di untai pendahulu (/ead, n g strantfl dan sec DNA pohmerase hany
replikasi aktif. Dengan cara in,, replikasi Faga j3mu. (nascent
DNA dan multimer protein pengikat-DNA. Hal ini menyebabkan ujung 3' untai DNA. DNA) selalu d,s,ntes,s dalam arah 5 ke 3
3' untai n\i A . . _ u:i Kplikase dan p
imase^disebut
dengan mengorbankan replikasi sel E. col, sebaga H
denaturasi lokal dan penguraian {.unwinding} regio DNA yang Kompleks yang mobil a n t a r a helikase dan p r ^ ^ ok^
Karena untai DNA bersifat antiparalel (Bab 34), berfungsi secara
kaya akan A+ T di dekatnya. Di sel ragi teridentifikasi adanya iugasebagaisuatuprmrosom.Setelah m ^^ pr;mer baru.
Pembentukan Garpu Replikasi ^ ernpat asimetris. D, untai pendahulu
autonomously replicating sequences (ARS; replikator; sekuens selesai dan polimerase dibebaskan, ter ^ dengan garpu
leading strand) DNA disintesis secara kontinu. D> rctrograd
replikasi autonom). ARS mengandung sekuens 11-bp yang agak Suatu garpu replikasi (replication fork) terdiri ^,.. (1) Molekul polimerase yang sama tetap be okazaki. replikasi dan
(Ugnng!retrograde strand), DNA dismtes ion.
mengalami degenerasi dan disebut origin replication element komponen yang terbentuk dalam urutan DNA melanjutkan sintesis rragm
potongan^0fongan P=ndek (1-5 kb; lihat Canto
DNA helikase menguraikan sebuah segmen p ^olekul dupleks induk; ( 2) suatu
1 6), yang disebut j uga fragn^en Okazaki. Untukseuap g- P
primase memula. sin DNA; RNA yang esensial untuk mempersiapkan sin nasccnn Kompleks DNA Polimerase ^
replikasi, hatus disintesis beberapa ftagmen Okazaki #
(3) DNA polimerase memulai sintesis untai ne aling
250)- Ut u U memastikan bahwa hal ,n, terjad,, heU bekerja p a d a untai Dalam replikasi DNA, terdapat sejumlah ^ memiliki polimerase
dan (4) SSBs mengikat ssDNA dan -encegah R ea k s ;_
/ x ssDNA menjadi dsDl N / retrograd untuk menguraikan d^L) yang berbeda. Molekul-mo e u ^ rantai, tiga sifat umum yang
Tabel 35-4. Tahap-tahap replikasi DNA eukariot (penyatuan) prematui . d3lam arah 5 ke 3. Hehkase bersama dengan P"e nyeciiakan penting: (l) Pem_ ~0f-eading (2) prosesivitas (processivity),
reaksi ini diperlihatkan > ^ J,ui akses yang sesua- . 2- pjelikase
kepada pr.maseDersama
untuk meM
dengan pnni^>- dan I j..in laju (dalam (pengoreksian). Pemanjangantantai
Holoenzim polimerase (produk S e n ^rliakin 1 CC n<T sesuai kepada primase untuk menuju
ko mpleks coli) mengikat DNA cetakan
nycdiakan akses yang
sc;>
. , . .r RNA menentu ^ prosesivitas nukleotida per detik) polimerisasi yang
1. Identifikasi originofreplicationPenguraian (denaturasi, unwinding) oWnn u i - ^munekinkan terbentuknya primer K ctaKan. Hal
2.
sebaga, bag,an, da pQ _ i m memui'b , . rpnlikasi ^^^mbahkan ke adalah ekspresi jumlah nukleotida yang
dsDNA untu menghasilkan ssDNA sebagai cetakan multiprotein yang terdir, dar, beberapa faktor ^
. i-polimerase
a akan memulai repiw
Pembentukan replicationfork (garpu replikasi) Inisiasi sintesis dan
d&n> pada gihranny t Kar karena
3. Kla pr . . rl.oalcan rangkaian reaksi penting
4. pemanjangan DNA Pembentukan gelembung replikasi disertai
limerase (P, Y, 5, 5', dan x). DNA polimerase ^ ^ nyintesis DNA dalam arah 5 ke 3
^N A- I roses ini merupa^ b nMA^novo.
, dan Y rep hkasi. beberapa tipe polimerase yang terl.bat d, garp pH A polimerase tidak dapat memulai sintesis DNA de
5. ligasi segmen-segmen DNA yang baru terbentuk Rekonsfitusi
struktur kromatin -------------------------------------------------------
6.
BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA / 347

346/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
perta
cerkp*
^U(Ndlf. ,
nn D
Tabel 35-5. Kelas protein yang berperan dalam "Wat. disertai olch
s
-bulroksil dcoksiribonuklcosidi
replikasi bcbas mcmbai
-j- r ------------- rri(6su
Protein Fungsi .., HI monofosfat yang baru melekat kemudian.
t
DNA polimerase Polimerisasi deoksiribonukleotida i Tenw
tuk ikatan nukleofilik pada deoksiriboiuik e juga Primer RNA
' '
cf
saja pemilihan deoks ->ada ke* rumus
Topoisomerase T i n
Membebaskan hambatan torsional !
yang terjadi akibat penguraian ; yang sil terminalnya akan diikat, bergantuni; ^^^seSua>
bar 3>
dipicu oleh helikase
DNA primase Memulai sintesis primer RNA
Protein pengikat untai- j Meneegah penyatuan dini DNA j ke ik
tunggal bentuk asalnya (untai ; ganda) bonukleosida monofosforil. yang akan m1'... Gleh
di>k*lt limer
^yan"hidroksil //
d U,k,COSicia
DNA ligase ; Menambal celah untai tunggal j G ^an1bahtnUT ofosfonl dari po
lni calcan mcncnr 't U'r;,khir- Melalui proses
antara rantai nasen dan fragmen ;
Okazaki di untai retrograd. bertahap
mana yang komplem 1dmliribonukleosida trifoslit
nya di
*nUa , ' hidrogen menaW
me .mcntara SSu.v 3-hidroksil dari unu,
rantai nasen sebelum polimerase terlepas dari cetakan. Fungsi yans sedang
pengoreksian adalah mengidentifikasi kesalahan penyalinan dan CIda baru tersebut kc chidan menyerap nukle-
memperbaikinya. Pada E. coli, polimerase 111 (pol III) "* >"<*kar pada l<f! P,imer- SeBmen-segmen DNA ra8mcn Okazaki r( -
berfungsi di garpu replikasi. Dari semua polimerase, enzim ini M,|P()nCnor RNA im adaUh
an
paling cepat mengatalisis pemanjangan rantai dan merupakan yak fragmcn Okr/alTd'Y *>ac*a mamalia, sctchh
enzim yang paling prosesif. Enzim ini mampu tT:n-knn^Kp,ik7n'u-
dNTP yang pertama kali masuk
mempolimerisasikan 0,5 Mb DNA dalam satu siklus pada untai
pendahulu. Pol III merupakan suatu kompleks protein besar (>1
MDa) dengan sepuluh subunit pada E. coli. Dua subunit 3
identik pada pol III mengelilingi cetakan DNA dalam suatu
penjepit yang dapat bergeser yang merupakan penyebab
,, an dengan deoksinuklCnBlsi celah yS dltmg-
stabilnya kompleks ini dan tingginya prosesivitas yang
diperlihatkan enzim.
Polimerase II (pol II) terutama berperan dalam
pengoreksian dan perbaikan DNA. Polimerase I (pol I)
menuntaskan sintesis rantai antara fragmen-fragmen Okazaki di
untai retrograd. Sel eukariot memiliki padanan untuk masing-
masing dari enzim ini plus beberapa enzim lain. Perbandingan f" ^dua untai beSfc"g mlckul &NA bcruntai gand*
keduanya diperlihatkan di Tabel 35-6.
Pada sel mamalia, polimerase mampu mempolimerisasikan CubCrlaVVanan- RcPlikas?DHA d- yi ber/aian,dalanl arjh
, ;n&unga di reanisme
kedua untai Prokariotbcrsamaan
dan eukariot
sekitar 1 00 nukleotida per detik, suatu laju yang setidaknya
mempor
p I,r ^ak terdaT*
cnz,m an mani '
Nam^ u
sepuluh kali lebih lambat dibanding laju polimerisasi . nensasiaj DNA dalam , Y pu
deoksinukleotida kompleks DNA polimerase bakteii. Laju yang J yang ban, direnlX ' 3 kc 5 sehingga kedua
melambat ini dapat disebabkan oleh adanya interferen- si
r
y^g sama secara bersanr^ cum!uh
nukleosom. Tidak diketahui bagaimana kompleks replikasi
dan eukariot n" Meskipun begicu, enzim
Fungs dNTP yang rnasuK Kemudian
mengatasi nukleosom ini.
i
j Mengisi celah dan sintesis
Tabe/
35-6. Perbandingan DNA L
OmiDSDoso < Pemcamijjainigcsfii (Eloragasi) ; retrograd h
polimerase prokariot
pada Sintesis DNA j Mengoreksi kesalahan dari ;
memperbaiki DNA
Untuk memulai sintesis DNA (Gambar 35-14) diperlukan pruning j Memperbaiki DNA ...
a^ cnntii nrimer RNA dan penempelan selaniutny;
oleh suatu segmen pendek RNA, dengan panjang sekitar 10- j Sintesis DNA mitokondria Gambar 35-14. Inisiasi sintesis DNA pada suatu pr oleh deoksiribonukleotida trifosfat kedua.
200 nukleotida. Proses priming (persiapan) ini memerlukan ikatan
j Sintesis untai pendahulu secara ;
nukleofilik di gugus 3-hidro si primer RNA pada fosfat a prosesif
deoksinukleosida trifosfat yang masu
BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA / 34,

348/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI Celakan DNA

Fragmen Okazaki famna k pembentukan

deoksiribonukleotida di '
WO 25

Gambar 35-16. Polimerisasi n untai retrograd- Fragme


fragmen Okazaki selama sintesis D> / nr0 kariot.
nt pada eukariot dan 1.000-2.000 bp pada P'OKa Utar ini dilakukan oleh nNA
semua organisme. Fungsi p ^ disatu untai
ol
eh sejumlah sifat khas struktur kromatin yang qr( , enzim-enzim spesifik yang unwinding

dipahami. Namun, telah jelas bahwa re


P llkat or | h terdapat secara berlebihan
ju m a
heliks ganda yang audah lurus se K
dibandingkan denga. I yang dibutuhkan untuk mereplikasi genom ma m
. ni sme
dapat berlanjut Potongan in. 6 pcmbentukan

periode fase S tipikal. Karena ,tu, past, terdapat n yang mengontrol replikator
tanpa memerlukan asupan energ, punggUng

yang berhubungL r u P akan kelebihan ORC. Memahami kontrol proses mi ikatan kovalen berenergi-tmgg,
ba] E zim.
.
suatu tantangan besar. reriadi
fosfodiester yang eerpotong isomerase. Proses

Sewaktu replikasi DNA berlangsung, haru .


enzim penambal in, disebut DNA P 35_lg yang

pemisahan kedua untai agar masing -masing dapat sebagai cetakan dengan
ni dilukiskan melalui diagram, d-G^ dependen.A
mengikatkan basa-basa nuk ke deokslnukleoslda tr,fosfat yang datang melal ^
rnembandingkannya dengan pen menguraikan

hidrogen. Pemisahan heliks ganda DNA dipermu ^ SSB, yaitu m o!ekul protein
oleh DNA ligase. Topo.somerase j u g $ [ r u k t u r tingkat. DNA
spesifik yang. mens struktur untai -tunggal sewaktu garpu rephkas, df maju. P r o , c in
supercoiled. DNA supercoiled a sirkular yang

stabihsator ,n, berikatan secara k P dan stoikiometris dengan unta, tunggal tanpa
U -bentuk di mo eku DN
memuntir d i sekeliling suatu int., P
me g* ^ kemampuan nukleotida berfungsi sebaga, cetakani I ^ 35 -13). Selain
Gambar 35-19. n (retrovirus) terdapat satu kelas
memisahkan kedua unta, hehks gan . terjadi penguraian (unwind,ng) molekul Di satu spesies virus hewan (re dNA untal tunggal
)Q

(sekali s P ^ pasangan nukleotida) agar untai dapat m^ ^ harus terjadi dalam enzim yang mampu menyintesis rnolek ^ un[a;.nggal. kemudian
segmen -segmen, sesua, denga replikasi DNA berlangsung. Pada semua organ,sme, untai ganda dar, V r^A, atau reverse Polimerase ini, DNA
banyak fungsi "putar (swivel) yang tersebar di polimerase depend ( ^ dnA.
transcriptase\mula-mula menymt^s Mtakan
RNA dengan menggunakan 8 (eh virus tersebut,
Suatu nuklease spesifik yang dtkod ^ ^ DNA yag RNase H,
menguraikan untai RN , uk membentuk
,likas dalam ^isa kemudian berfungsi sebaga. cetakan
yang sama mereplikasikan kedua untai pada saat yang sama. Enzim tersebut bp/mm). Keseluruhan genom mamalia diperlukan

mereplikasi satu untai (untai pendahulu) secara kontinu dalam arah 5 ke 3\ waktu sekitar 9 jam, yaitu per,ode rata-rata ^ di plol d d. untuk membentuk genom

dengan arah maju secara keseluruhan. Enzim ini mereplikasikan untai yang lain ( retraploid dar, & 0 * 10 bp)
sel yang bereplikasi. Jika suatu genom mama' ^ ( y l ..
untai retrograd atau lagging strand) secara diskontinu sambil membentuk Awal replikasi
bereplikasi dengan kecepatan yang sama sep butu hkan
polimer nukleotida dalam letupan -letupan singkat 150-250 nukleotida, juga
3 x 10^ b , m n t ) dari satu or,, rephkas, akan naengaras, waktu lebih dari 150 jam!
dalam arah 5 ke 3\ tetapi pada saat yang sama, enzim ini menghadap ke ujung
Organisme p er t a ma ;
"Gelembung replikasi
belakang dari primer RNA sebelumnya dan bukan ke arah bagian yang belum
masalah ini dengan menggunakan dua str. rep hkas.
tereplikasi. Proses sintesis DNA semidiskontinu ini diperlihatkan melalui
replikasi berlangsung di kedua arah. kromosom
diagram di Gambar 35-13 dan 35-16.
berjalan dari banyak titik awal d, mas,ng -m * rep Ukas. (pada manusia jumlah
Pada genom nukleus mamalia, sebagian besar primer RNA akhirnya
total mencapa, 100). oSom , dan terjadi di kedua arah di sepanjang semua rcp lika S , in,
dikeluarkan sebagai bagian dari proses replikasi, sedangkan setelah terjadinya
kedua untai direphkasi secara bersamaan repl i U as, )
replikasi genom mitokondriam, potongan kecil RNA tetap menja i ag integral
menghasilkan replication bubbles ( gelembu (Gambar 35-17). . ^ replikasi
struktur DNA sirkular yang tertutup. tcla h
Berbagai tempat DNA pada eukariot masu
. mrai (unwindins) Protein
Pemberathuikcain) GeBembyinigi IRejp>OiiGcas pada beberapa virus hewan, dan pada rag . { ma u p u terui* I di garpu replies
Arah
replik
jelas bahwa inisiasi diatur balk secara , p k e lompok temporal karena rephkas. asi posisi protein
Pada kromosom bakteri sirkular, rephkas^ ini dimulai di ke P r e p hkasi, DNA. Tampak replikasi dua-arah dan perk c
titik yang berdekatan secara smkron LetuP ngaru hi
satu ori, yang secara kasar mengandung ^5 r^nlikasi DNA di ori/replikator,
atau inisiasi repliKasi mbentukan "gelembung replikasi" selama prOS sintesis
3
selesai kira-kira dalam 30 menit (laju replikas. *esar
Gambar 35-17. Pe- ,
yang terurai di garpu rep
BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA / 35!

pada fase Gl akhir dan memungkinkan berlanjutnya siklus


melewati titik mulai (yeast/ragi) atau titik restriksi
(mamalia) sehingga sel masuk ke fase .sintesis DNA atau S
: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
dan tidak dapat kembali ke fase sebelumnya.
/ BAGIAN IV Siklin D mengaktifkan CDK4 dan CDK6. Kedua kinase
350
ini juga disintesis selama Gl di sel yang aktif membelah.
Langkah 1 DNA topoisomerase I = E
DNAIigase = E Siklin D serta CDK4 dan CDK6 adalah protein nukleus
E + ATP (AMP-Enzim)
yang tersusun sebagai suatu kompleks di fase Gl lanjut.
Kompleks ini adalah suatu protein kinase serin-treonin
5 aktif. Salah satu substrat untuk kinase ini adalah protein
H.C?) untai tunggal retinoblastoma (Rb). Rb adalah suatu regulator siklus sel
yang terpotong
Enzim (E) memotong '*6 3 O 3 karena protein ini mengikat dan menginaktifkan faktor
sebuah untai tunggal H transkripsi (E2F) yang penting untuk transkripsi gen-gen
tertentu (gen histon, protein replikasi DNA, dsbnya) yang
I 5 dibutuhkan untuk perjalanan dari fase Gl ke S. Fosforilasi
Rb oleh CDK4 atau CDK6 menyebabkan dibebaskannya
E2F dari represi transkripsi yang diperantarai oleh Rb
Langkah 2 karena itu, terjadi aktivasi gen dan siklus sel berlanjut.
SikJin dan CDK lain berperan dalam berbagai aspek
progresi siklus sel (Tabel 35-7). Siklin E dan CDK2
membentuk suatu kompleks di fase G1 lanjut. Siklin E cepat
BAE terurai, dan CDK2 yang dibebaskan kemudian membentuk
kompleks dengan siklin A. Rangkaian ini diperlukan untuk
' Pembentukan ikatan
berenergi strip tinggi inisiasi sintesis DNA di fase S. Kompleks antara siklin B dan
Gambar 35-19. Supercoiling DNA. Supercoil toroid (solenoi a kidal di gambar CDK1 menentukan laju transisi G2/M di sel eukariot.
kiri, akan berubah menjadi Supercoil yang memuntir ke kanan. Jika inti silindris Banyak virus penyebab kanker (onkovirus) dan gen
dikeluarkan, Supercoil toroic kidal akan tampak seperti di gambar kanan. pemicu kanker (onkogen) yang mampu menghilangkan
Transisi semacam mi analog dengan transisi yang terjadi ketika nukleosom
atau mengganggu restriksi yang sccara normal mengontrol
terganggu oleh ekstraksi histon dari kromatin dengan menggunakan gara
Langkah 3 masuknya sel mamalia dari fase G1 ke fase S. Dari
berkonsentrasi tinggi.
pembahasan sebelumnya, kita dapat menduga bahwa
Tampaknya semua sel eukariot memiliki Procju^ gen yang
produksi berlebihan siklinatau produksi siklin pada
mengatur transisi dari satu fase siklus sel ke ase lainnya. Siklin
saat yang tidak tepatakan menyebabkan pembelahan
adalah famili protein yang konsentrasinya meningkat dan menurun
sel menjadi abnormal atau tak-terkendali. Dalam konteks
sepanjang siklus sel (sehingga diberi nama demikian). Siklin akan
ini perlu dicatat bahwa onkogen bcl yang menyebabkan
Potongan ditambal mengaktifkan berbagai protcin kinase dependen-siklin (CDK) yang
limfoma sel B tampaknya merupakan suatu gen siklin Dl.
memfostori asi berbagai substrat yang esensial untuk
Demikian juga, onkoprotein (atau transforming proteins')
keberlangsungan si us sel (Gambar 35-21). Contohnya, kadar siklin
yang dihasilkan oleh beberapa virus DNA mengincar
ii
H DI mening^ at . adanya

Camfcar 35-75. Perbandingan dua ienis reaksi . Terdeteksi adanya


kiri dikatalisis oleh DNA topoisomerase I sechnol *'*" DNA
Ran
S k a , a n \ ca k s ' d s eb e l a h
R = ribosa; A = adenin. esid. gelenaon^309 saa
dimodT^S W ^ T? , = ^
ed ke-2. Worth, 1975; Copyright (c) 1975 by Worth Puhl h a"8 ^ Lchmnge; AL

~ ,v ublishors. Used with permission from WH I-roem.in


and Company).
Sintesis DNA Berlangsung Selama F<*se ^
i yang M
molekul DNA unrai ganda yang mengandung in Siklus Sel
semula terdapat di genom RNA virus hewan ter;* Li
Pada sel hewan, termasuk sel manusia, repl*^aS'
rnaS3p
DNA terjadi hanya di waktu tertentu selama ase v; Gambar 35-20. Siklus sel mamalia dan "gardu pemeriksaan" (checkpoint) g2 Gl
Rekorostitusi Struktur Kromatin s
el. Periode ini disebut sebagai fase sintesis ata11 siklus sel. DNA, kromosom, dan integritas segregasi kromosom secara terus
Terdeteksi adanya
/--Terdeteksi adanya
kerusakan
Fase S biasanya secara temporal terpisah dari menerus dipantau sepanjang siklus sel. Jika terdeteksi adanya DNA yang
oleh periode nonsintesis yang disebut gap 1 ^ . , Kerusakan DNA
Terdapat bukti bahwa susunan nukleus da" sintesis gap 2 (G2), yang masing-masing berlangsung se e urn rusak Ji fase Gl atau G2 siklus sel, jika genom tidak direplikasi sccara
DNA
ers,apkan
berperan dalam menentukan regulasi ,r;c<ici Hi dan sesudah fase S (Gambar 35-20). Sel memp sintesis sempurna, atau jika perangkat segrega si kromosom normal tidak lengkap
DNA di G1 dan mitosis di G2. Sel mengatur (mis. kerusakan gelendong), sel tidak akan maju ke fase berikutnya. Pada
sel sintesis DNAnya secara kasar dengan mem^ng 111 an sintesis sebagian kasus, jika kerusakannya tidak dapat diperbaiki, sel akan
DNA. Seperti disinggung sebelumnya, laju sepuluh Terdeteksi adanya
tersebut berlangsung hanya pada waktu tertentu dan terutama di mengalami kematian sel terprogram (apoptosis).
replikasi yang tidak
eukariot, yang memiliki kromatin dan nu ^ prokariot, kali lebih sel yang bersiap untuk me m b el a h > ni e a u
sempurna
lambat dibanding laju P^m?r.1SaS1kah\va struktur yang DNA-nya
polos. Juga telah je as^ Dls]A
proses mitosis.
kromatin harus dibentuk kembali sete a nukleosom,
yang baru bereplikasi segera disusun n|e^*^arU terbentuk dan oktamer
histon yang sudah ada an ..^i disebar secara acak ke kedua lengan
garpu
BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA / 353

Tabel 35-8. Jenis kerusakan DNA


352/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI Vang terjadi spontan atau karena bahan kimia juga haru
diperbaiki. , .
I. Perubahan satu basa
periode tertentu fase S. Pi kromosom, kcl terk^' unit replikasi Kerusakan DNA akibat bahan kimia, nsi ^ngkungan A. Depurinasi
Cdk1-siklin B diklasifikasikan menjadi empat tipe (la c 8)- Regio abnormal B. Deaminasi sitosin menjadi urasi
akan membelah dm scca^ ^ ting Sifat sinyal yang mengatur C. Deaminasi adenin menjadi hipox
DNA, baik karena kesalahan penyalinan atau kerusakan DNA, D. Alkilasi basa
s.mes.s I ^buC
diganti melalui empat mekanisme. E. Insersi atau delesi nukleotida
tidak diketahui, tetapi pengendalian w- ^ merupakan .as'ioS' F. Penyertaan analog basa
(1) mismatch repair (perbaikan kctidak-cocokan), (2) ||. Perubahan dua basa diinduksi oleh sinar
sifat intrinsik yang dimi kromosom. ase A. Dimer antartimin (pirimidin) ya g
^cision repair (perbaikan dengan mengeluarkan/memotong
a* ^asa), (3) nucleotide-excision repair (perbaikan dengan B. tilo.cn silang agen pengolkil bifungsional III
Enzim Memperbaiki DINIA yang R ^ ^ pNA rne
ngeluarkan/memotong nukleotida), dan (4) double-straw break Pemutusan rantai
di dalam
Pemeliharaan integritas informasi di dau,, n;srne
serta repair (perbaikan kerusakan untai ganda) (labe 5 9). Mekanisme-
mekanisme ini memanfaatkan red in i ancy nformasi (informasi
I l,ulan9 pun"un9) oleh
cSlfSSSfiiodMbeba, oksidatif
sangat penting bagi kelangsungan hidup duplikat) yang inheren dalam stru tur DNA heliks ganda. Bagian
IV. Ikatan silang Qfa u berlawanan
kelangsungan hidup spesies. Jadi, dapat yang cacat di satu untai apat dikembalikan ke bentuknya semula A. Antara basa di untai ya 9 . js histon).
spesies yang bertahan hidup berhasil pNA-n>a dengan menganda an informasi komplementer yang tersimpan di B Antara DNA dan molekul protemj__ -----------------------------

mekanisme untuk memperbaiki kerusa gguan a. untai yang F coli pada manusia yang
yang terjadi akibat kesalahan replikasi ata . normal. yang analog dengan protein Mutb . \ hMSH2
ii rephkasi
lingkungan. sU^ u terlibat dalam mismatch rePan^\ HNPCC. Gen lain, merupakan
Seperti dijelaskan di Bab 34, ketepatan . baSa-baw Mismatch Repair penyebab 50-60 o ^ sebagian besar
ditcntukan oleh pembentukan pasangan ^ ^ n g benar
Mismatch repair memperbaiki kesalahan yang dibuat ketika DNA hMLHl, dilaporkan berkaitan d e manusia dari
nukleotida. Pembentukan pasangan PN k , c0t ida punn
disalin. Contohnya, C dapat terselip berhadapan kasus lainnya. hMLHl adala a - airnana gangguan gen mismatch
memerlukan tautomer yang sesuai untuk nt tautoiyur dengan A, atau polimerase dapat tergelincir atau tersen repair Mud. ba 'ten. ^ kolon? Gen-gen
Gambar 35-21. Ilustrasi skematis titik-titik selama siklus sel mamalia saat
dan pirimidin, tetapi kesetimbangan dengan Ulh sekitar dan menyisipkan dua sampai lima basa tambahan yang tak- mismatch repair dapat menyebabkan
terjadinya aktivasi siklin dan kinase dependen-siklin tertentu. Ketebalan
berbagai garis yang diarsir menunjukkan tingkat aktivitas.
yang lebih stabil dibanding tautomer lainnya bi,;tasnyalelnh berpasangan. Protein-protein spesifik memindai u yang baru
l O' atau 10s lebih besar pada tautomer yangsta ^ nienjamin dibentuk menggunakan metilasi adenin di da am sekuens GATC
represor transkripsi Rb untuk diinaktivasi sehingga terjadi baik. Meskipun hal ini kurang memadai i,n gclisUkai sebagai titik referensi (Gambar 35- Untai cetakan mengalami
pembelahan sel yang tidak terkendali.
Selama fase S, sel mamalia mengandung lebih banyak DNA
ketepatan yangdiperlukan, memilih tautomer^ basa yang metilasi, dan untai yang irU dibentuk tidak demikian. Perbedaan Tabel 35-9. Mekanisme perbaikan PNA
dan dengan demikian pembentukan pasang- bentukan ini meniungkin an enzim perbaikan mengidentifikasi untai yang
polimerase dibandingkan dengan jumlah DNA polimerasi selama ; Solusi ............ .
sesuaidapat dipastikan dengan memantau ^paknya mengandung kesalahan nukleotida dan memerlukan penggantian. Mekanisme I Masa|ah
fase nonsintesis dalam siklus sel. Selain itu, enzim-enzim yang ida 111
- ^^Pemotongan untai
J* ^ ditemukan ketidakcocokan atau lengkung kecil, suatu G
berperan dalam pembentukan substrat untuk sintesis DNAyi. pasangan basa dua kali. Pemantauan ganc iala: satu Mismatch repair Cesalahan yang
endonuklease memotong untai yang mengandung mutasi di tempat Denyalinan diarahkan
deoksiribonuldeosida trifosfatasejuga meningkat aktivitasnya, memang terjadi pada sistem b a k t er i dan ^ kemudian (perbaikan
yang berkorespondensi dengan eksonuklease kemudian mencerna [lengkung tak- oleh metil,
dan aktivitas ini akan menurun setelah fase sintesis sampai kali saat insersi deoksiribonuldeosida fosfat, kan energi ketidak-
pencernaan
untai ini dari G dan melalui mutasi sehingga DNA yang cacat terse berpasangan .
muncul kembali sinyal untuk menyintesis kembali DNA. Selama oleh mekanisme tindak lanjut yang membu ^ yang cocokan)
dengan dua oleh
yang membuang semua basa yang salah daia ^engurangi ut dapat dibuang. Hal ini dapat berlangsung dari kedua ujung jika eksonuklease,
fase S, DNA nukleus mengalami replikasi sempurna satu kali dan sampai lima basa
baru. Pemeriksaan/koreksi {proofreading) ,n :adi kurang cacat tersebut diapit oleh dua tempat GAlC. Caca ini kemudian atau satu basa) _____ dan penggantian
hanya satu kali. Sekali mengalami replikasi, kromatin akan Pengeluaran
kesalahan penggabungan akibat tautomer ^ pNA yang diisi oleh enzim sel normal sesuai aturan pembentukan pasangan <erusakan satu basa oleh fsl-
ditandai sedemikian rupa sehingga replikasi selanjutnya dicegah Base excision
dari sekali setiap 108-10' pasangan basa da n dalam basa. Pada E. coli, diperlukan tiga protein (MUt S, Mut C, dan Mut basa yang timbul glikosilase,
sampai kromatin tersebut kembali melewati mitosis. Mekanisme repair pengeluaran
disintesis. Di E. coli, mekanisme yang bC ^ 3 ke 5' H) untuk mengenalimUt^ dan memotong untai. Enzim lain di spontan akibat
aula tanpa-basa,
molekular yang menyebabkan fenomena ini belum diketahui (perbaikan
pasti. pemantauan ini mencakup aktivitas eksonu v ^o,ekul po| dalam sel, terniasu ligase, polimerase, dan SSB mengeluarkan dan dengan
bahan kimia atau
penggan.t,a_n ............
radiasi
dari salah satu subunit kompleks pol HI p^knya tidak mengg31^ untai. proses ini agak lebih rumit pada sel mamalia karcn. memotong Penqeluaran
Secara umum, pada setiap replikasi pasangan tertentu, basa) oligomer sekitar
I. Enzim mamalia padanannya (5 dan a) ta.rtl*nZim lain sekitar enam protein berperan dalam tahap-tahap axvak
kromosom akan bereplikasi secara bersamaan dan dalam G
angguan mismatch repair ini dilaporkan berkaita
Cerusakan suatu 30 nukleotida
memiliki fungsi koreksi nuklease semacam ,n Nucleotide
segmen DNA dan penggantian
mampu melakukan fungsi perbaikan ini. ^ perbaikan dengan kanker kolon nonpoliposis herediter {heredtu y excision repai
secara spontan
Kesalahan replikasi, bahkan dengan siste mutasL
nonpolyposis col cancer, HNPCC), salah satu kanto herediter (perbaikan
akibat bahan
dengan
yang sangat efisien, menyebabkan akum niasing- vane sering dijumpai. Studi-stud. gent rnengaitkan HNPCC pada kimia atau
memotong
Tabel 35-7. Siklin dan kinase dependen-siklin yang Seorang manusia memiliki 10" sel berinti y Jika sebagian keluargade^_ suatu regio di kromosom 2. Gen yang
kemudian diket. lokasinya dan disebut hMSH2, dibuktikan
nukleotida^ _ radiasi

berperan dalam progresi siklus sel


x
masing mengandung 3 10; pasangan bas ^ Double-strand Radiasi pengion, Sinapsis,
1Q~* menyandi prot break repair kemoterapi, penguraian,
radikal bebas
JjSikiin j Kinase \ Fungsi .......................................................... ...... ; (perbaikan penyusunan, dan
oksidatif ligasi
kerusakan untai
Progresi melewati titik restriksi di seumur hidup terjadi sekitar 1016 pembelahan ^ ^gnyadari mutasi ganda)
D ; CDK4, CDK6 E, A j perbatasan G1/S .........................j per pasangan basa per generasi sel n JQ<,
Inisiasi sintesis DNA di fase S perbaikan,
di DNA yang akhirnya akan terdapat
tidak menyandi protein satu muta j^ dalam genom.cidak
atau.
CDK2 Untungnya,
memengaruhi sebagian
fungsi besar rtiut
protein yang ^ disandi s DNA
B ;CDK1 Transisi dari G2 ke M menim bulkan konsekuensi. Selain itu, keru
BAB 35: DNA: SUSUNAN, REPLIKASI, & PERBAIKANNYA / 355

Mula-mula terdapat dua protein yang berperan dalam


/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
penyatuan-kcmbali nonhomolog suatu kerusakan untai-
354 3 --------------- -------------------- 5'
A T C G G C T C A T C C G A T ganda. Ku, suatu heterodimer subunit 70 kDa dan 86 kDa,
5po
-ar* IIIIMIIIIIIIII berikatan dengan ujung-ujung bebas DNA dan memiliki
soL atau 5 . T A G C C G A G T A G G C T A 3 ,
manusia dapat diketahui lokasinya karena terdeteksi adanya Basa sitosin, adenin. dan guanin di 1 )NA ' *it|n, tersebut aktivitas helikase dependen-ATP laten. Heterodimer Ku yang
instabilitas mikrosatelit. Sel-sel kanker memiliki mikrosatelit membentuk, masing-masing. urasil. hipN ^ t 1'Energi panas berikatan dengan DNA merekrut suatu protein kinase unik,
dengan panjang berbeda dari panjangnya yang ditemukan pada xantin. Karena tidak ada satupun dari ketiga protein kinase dependen-DNA (DNA-PK). DNA-PK
b
sel normal orang yang bersangkutan. Tampaknya sel yang sakit, iK tidakUh AT G G G C T U A T C C G A T memiliki satu tempat ikatan bagi ujung-ujung bebas DNA
yang mengandung enzim mismatch repair hMSH2 atau h M L H l yang terdapat di DNA pada keadaan norm* iiengenah I II I I I II I I II I II dan satu tempat ikatan untuk dsDNA tepat di bagian dalam
mengherankan jika N-glikosilase spesifik dapat ^jjrj ba&i T A G C C G A G T A G G C T A
mutan, tidak mampu mengeluarkan lengkung- lengkung kecil ujung-ujung ini. Karena itu, enzim ini memungkinkan
DNA yang tak-berpasangan sehingga ukuran mikrosatelit basa-basa abnormal ini dan mengeluarkan ,t _it;in dan URASIL DNA GLIKQSILASE aproksimasi kedua ujung yang terpisah. Ujung bcbas
membesar. Akhirnya, ekspansi DNA mikrosatelit memengaruhi dari DNA. Pengeluaran ini mcnandai letak I'(-Ljlrjnlidinik kompleks DNA-Ku-DNA-PK membangkitkan aktivitas
ekspresi atau fungsi suatu protein yang penting dalam surveilans memungkinkan endonuklease apurinik atau *P ^t>nludi-in A T C G G C T * A T C C G A T kinase pada ujung-ujung yang terpisah. DNA-PK secara
memotong gula tanpa-basa ini. Basa yang sesua* ^^Jikan IIIIIIIMIIIIII timbal balik memfosforilasi Ku dan molekul DNA-PK lain, di
siklus sel di sel-sel kolon ini. dipasang olch DNA polimera T A G C C G A G T A G G C T A
i o ^5-23)-
dan ligase '^^ngkaian untai yang berlawanan, di trans. DNA-PK kemudian terlepas
Perbaikan dengan Eksisi Basa DNA ke keadaannya semula ((.ainbar - -j^n dengan
NUKLEASE
dari DNA dan KU, menyebabkan aktivasi Ku helikase. Hal
1 a ini menyebabkan penguraian kedua ujung DNA. DNA yang
(lISCDlll
kejadian ini disebut base -----------
excision repair (pen
r -" . .fUP
Depurinasi DNA, yang terjadi secara spontan karena labilitas > an
='
memotong basa;. ........................ 0 A T C G G C T telah diurai dan sudah diaproksimasi kemudian membentuk
sC
termal ikatan N-glikosida purin, terjadi dengan kecepatan 5-000- basa). Dengan rangkaian11langkah .r.i- bas cerL|kilasi C C G A T pasangan basa; kelebihan ekor nukleotida dibuang oleh
10.OOO/sel/hari pada suhu 37 C. Enzim-enzim spesifik mula-mula melibatkan pengenalan defek, basa QNA II|IIIIIIIIMII suatu eksonuklease; dan celah yang ada diisi dan ditutup
T A G C C G A G T A G ^G~ C
PNA
T POLIMERASE
A DNALIGASE~]
mengenali bagian yang mengalami depurinasi dan dan analog basa dapat dikeluarkan dari DNA coCOJ; oleh DNA ligase. Mekanisme perbaikan ini diperlihatkan di
menggantikannya dengan purin yang sesuai secara langsung, dipulihkan ke bentuknya semula. Mekanismc untuk Gambar 35-25.
tanpa interupsi pada tulang-punggung fosfodiester. untuk menggantikan basa tunggal, tetapi tidak L'^c ' a~t
Perbaikan
mengganti dengan
rcgio DNAEksisi Nukleotida
yang rusak. C G G C T C A T C C G A
suatu
T IIIIIIIIIIIIIII
L A G C C G A G T A G G C T A
Mekanisme ini digunakan untuk menggant'^UnaUiami
CH C
regio DNA dengan panjang hingga 30 bp yang n^acatn inj Gambar 35-23. Base Excison-repair DNA, Enzim urasil DNA
3 H kerusakan. Penyebab umum kerusakan DNA *cnj*cntukan 6_likosilaSj| membuang urasil yang terbentuk dari deaminasi
a _ L_
adalah sinar ultraviolet (UV), yang memicu Pcl^ ^ yang spontan sitosin di DNA. Suatu endonuklease memotong
L X kerangka utama untai di dekat defek; lalu setelah endonuklease
_ dimer antarpirimidin siklobutan, dan
PEMOTONGAN
UNTAI Dl SATU menyebabkan pembentukan adduct (addin0 iri0terapi mengeluarkan beberapa basa, defek tersebut diisi melalui
TEMPAT^OLEH
benzol]piren-guanin. Radiasi pengion, ^;lC ^^uniian kerja polimerasi dan untai tersebut kembali dihubungkan oleh
suatu ligase (sumbangan B Alberts).
CH, CH3
kanker, dan berbagai bahan kimia yang terdapat di In^ jj<atan_
3 _ I_
dapat menyebabkan modifikasi basa, putusnya i||irl1 antara pembentukan kanker kulit multipel dan kematian dini. Risiko
5
-X --- silang antara basa di untai yang berhadapan ata mengidap kanker kulit meningkat 1000-sampai 2000- kali lipat.
CH3
1 DEFEK DIBUANG DNA dan protcin, dan berbagai defek lain. Cacat ^eng.in_ Defek herediternya tampaknya melibatkan sistem perbaikan
OLEH
EKSONUKLEASE diperbaiki oleh suatu proses yang disebut perbaikan no DNA, terutama dimer timin. Sel yang dtbiak
CH3 eksisi nukleotida (Gambar 35-24). Proses rum'1 " Jene-in
I dari penderita xeroderma pigmentosum memperlihatkan penurunan
melibatkan lebih banyak produk gen dibandingkan^ cakup dua tipe aktivitas proses perbaikan-eksisi nukleotida. Dengan menggunakan
perbaikan sebelumnya, pada dasarnya mj ii(juno hidrolisis dua ikatan analisis sel hibrid ditemukan tujuh kelompok komplementer
CACAT
DIPERBAIKI fosfodiester di untai yang yln^ sehingga setidaknyaterdapat tujuh produk gcn (XPA - XPG) yang
OLEH kecacatan. Suatu nuklease eksisi khusus (eksinukle^se^^n ^ terdiri terlibat. Dua dari produk ini (XPA dan XPC) berfungsi dalam
POLIMERASE dari paling sedikit tiga subunit pada E- c sej
CH3 1 CH3 pengenalan dan eksisi. XPB dan XPC adalah helikase dan, yang
polipeptida pada manusia, melaksanakan tugas in- djestcr eukariot, menarik, merupakan subunit faktor transkripsi TFIIH (lihat Bab
3
enzim-enzim memotong antara ikatan fs er]erij. ketiga dan kelima 36). 5, -
3 dari lesi, dan di sisi 5 ptngan^n ^ di suatu tempat antara ikatan
PENYAMBUNGAN , / rlpotide excision-
keduapuluh satu 1 duapuluh lima. Karena itu, terjadi eksisi suatu raS perbai|can Kerusakan Untai-Ganda Gambar 35-24. Perbaikan-eksisi nukleotida (nuc ^
KEMBALI OLEH c
DNA dengan panjang 2729 nukleotida. dikeluarkan kemudian repair). Mekanisme ini digunakan untuk memper
LIGASE J . dibanding DNA dan umumnya melibatkan
CH3 1 CH3 diganti, juga dengan pe,T1 e. perbaikan kerusakan untai-ganda merupakan bagian dari proses
pasangan basa yang tepat, melalui kerja polimerase ur lebih banyak pr kelainan mismatch repair atau
- belum diketahui (8/c pada manusia), dan ujung-ujung ntaj
fisiologis tata-ulang gen imunoglobulin. Perbaikan ini merupakan
perbaikan-eksisi basa. e e. nR|<elainan dideteksi
mekanisme penting untuk memperbaiki pNA yang rusak, seperti
5 ..^roi vane sudah ada oleh DNA ugase^
yang terjadi akibat radiasi pengion atau Pembentukan radikal
(ditandai oleh XXXX) dan DNA yang menganc '
uk(ease) tersebut diuraikan/ (unwinding), suatu
Gambar 35-22. Mismatch repair DNA. Mel < ar" s
3inidengan
memperbaiki
A,
bebas oksidatif. Sebagian obat j^cmotcrapi merusak sel dengan nuklease eksisi e ^ t aca( memotong DNA di sebelah
hulu dan hilir dari bagian y |/E)dan Celah ini
& c
kesalahan pembentukan satu pasangan y a n g tidak disatukan dengan untai yang uatu penyakit cara merusak untai-ganda atau meneegah perbaikannya.
/VClUuv...
Xeroderma pig r D
mentosum (XP) adalah s kemudian diisi oleh polimerase (pada manu. c
bukannya T dengan A) atau sepotong p en ( sua t u endonuklease
berpasangan. Bagian yang cacat dikenali o e ^ g^ens GATC genetik autosomal resesif. Gejala ldinisnya yaitu penUTg^^an disambung kembali.
yang melakukan pemotongan untai-tungg asj diganti, lalu sensitivitas terhadap sinar matahari (ultraviolet)
termetilasi. Untai DNA dikeluarkan me a disambung kembali.
BAB 35: DNA: SUSUNAN. REPUKASI. & PERBMKANNVA / 357

BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI Nukleosom terdiri dari oktamer histon dan 1 5 0 bp
R EFERENSl
356 /
DePamphilis ML. Origins of DNA replication in metazoan
1
Pemantauan Integritas DNA & Kro^ DNA. chromosomes. J Biol Chem 1 993:268:1.
Beberapa Enzim Perbaikan Piston mengalami beragam modifikasi kovalen dinamik yang memiliki
Gilbert DM. In search of the holy replicator. Nature Rev Mol Cell
Bersifat Multifungsional Selama Siklus Sel
riitinc konsekuensi regulatorik penting. Nukleosom dan struktur tingkat tinggi lain
Biol 2004;5:848.
Karena fungsi normal DNA dan kromosom s;in
^* n jika sci
yang dibentuk dari nya berfungsi untuk memadatkan DNA. D
NA di rcgio Harwell LH, Kastan MB. Cell cycle control and cancer. Science
Hal yang agak mengejutkan adalah pengamatan akhir -akhir ini bahwa protein- bagi kelangsungan hidup, tidaklah mcngheran ' r nia t un-
protein perbaikan DNA juga memiliki fungsi -fungsi lain. Contohnya, sebagian yang secara aktif ditranskripsikan sangat Peka terhadap serangan nuklease; 1994:266:1821.
eukariot telah mengembangkan mekanismc yang jjj -jnd
enzim perbaikan juga ditemukan sebagai komponen dari kompleks TFIIH besar tuk untuk memantau integritas materi genetik. Sep ^ n iulti- sebagian regio
Jenuwein I, Allis CD. Translating the histone code. Science 2001-,293:1074.
yang berperan sentral dalam transkripsi gen (Bab 36). Komponen lain TFIIH sebelumnya, telah berkembang sejumlah sistem rusak - te
rlalu sensitif dan sering mengandung tempat kontrol t r anskripsi. Lander ES, ct al. Initial sequencing and analysis of the human
D
berperan dalam regulasi siklus sel. Karena itu, terdapat tiga proses selular subunit kompleks untuk memperbaiki DNA > j, c sa lahan NA yang aktif ditranskripsikan (gen) sering ber kelompok dalam regio genome. Nature 200I;409:860.
Luger L, et al. Crystal structure of the nucleosome core particle at
penting yang dapat dikaitkan melalui pemakaian protein secara bersama. Juga di tingkat sekuens nukleotida. Demikian jUg 3 ^.p C f baiki. tertentu di masing-masing kromosom. Di dalam regio -regio ini, gen -gen

terdapat bukti kuat bahwa sebagian enzim perbaikan ikut serta dalam tata -ulang dapat dipisahkan olch DNA inaktif dalam struktur nukleosom. ^ n,t 2,8 A resolution. Nature 1997:398:251.
DNA di tingkat kromosom juga dipantau dan dan Marians kj. Prokaryotic DNA replication. Annu Rev Biochem
gen yang berlangsung normal. Seperti diperlihatkan di Gambar 35 -20, integ r * l ; U S ^ cT s ikJus transkripsiyi. bagian gen yang disalin oleh RNA Polimerase terdiri dari
Pada penderita ataksia-telangiektasia, suatu penyakit autosom resesif regio-regio penyandi DNA (ekson) yang disciingi oleh sekuens -sekuens
1992,61-.673-. ._
kromosom sccara terus menerus dipantau sepanj* 'jjfrols Michelson RJ, Weinart T. Closing the gaps among a web of DNA
manusia yang menyebabkan timbulnya ataksia serebelum dan neoplasma la checkpoi,tX xcksi di sisipan
D
NA yang tidak menyandi (intron). repair disorders. BioessaysJ 2002;22:966.
liinforetikulum, tampaknya terjadi peningkatan sensitivitas terhadap kerusakan ct
sel. Empat langkah spesifik diberi nam tefd Setelah transkripsi, sewaktu pemrosesan RNA, intron dikeluarkan dan ekson
MisteliT. Spatial positioning: a new dimension in genome function.
oleh sinar X. Penderita anemia Fanconi, suatu anemia au tosom resesif yang juga erakan ke Cell 2004:119:153.
(gardu pemeriksaan). Jika ada masalah yang
ditandai oleh peningkatan frekuensi kanker dan oleh instabilitas kromosom, crbaiki. disatukan untuk membentuk m RNA matur yang muncul di sitoplasma D NA di Moll UM, Erster S, Zaika A. p53, p63, and p73 - solos, alliances,
salah satu dari keempat gardu periksa ini, P c r ^jj
setiap kromosom direplikasikan pcrsis sesuai dengan aturan pembentukan
mungkin memiliki defek pada sistem perbaikan kerusakan ikatan -silang.
siklus berikutnya dihentikan sampai kerusakan ^ r u sa |can and feuds among family members. Biochim
Ketiga sindrom klinis ini dilaporkan menyebabkan peningkatan frekuensi pasangan basa selama fase S siklus sel be rlangsung.

kanker. Juga terdapat kemungkinan bahwa di masa depan akan ditemukan


Mekanismc molekular yang mendasari deteks' Jjngkan S ct |
ap untai heliks ganda direplikasikan sccara bersamaan, tetapi dengan Biophys Acta 2001-,1552:47.
DNA selama fase Gl dan G2 lebih dipahami diba
penyakit-penyakit lain pada manusia yang disebabkan oleh gangguan kemampuan mekanisme yang sedikit berbeda. Su
atu kompleks protein, termasuk DNA Mouse Genome Sequencing Consortium. Initial sequencing and comparative
c molekular di fase S dan M- kDa.
memperbaiki DNA. 7 polimerase, m er
eplikasikan untai pendahulu (leading strand) sccara kontinu analysis of the mouse genome. Nature
n M y-
dalam arah 5 ke 3. Untai re trograd (lagg' & strand) direplikasikan secara
,l
2002:420:520.
diskontinu dalam potongan- Ptongan pendek 1 50250 nukleotida dala m Narlikar GJ, et al. Cooperation benveen complexes that regulate chromatin

arah 3 ke structure and transcription. Cell 2002:1 08:475. SancarA, Lindsey -Boltz LA,
Unsal-Kacmaz K, Linn S. Mole cular mechanisms of mammalian DNA repair and
satu dari famili protein terkait yang agaknV ^ngktn Replikasi DNA berlangsung di beberapa tempat disebut gelembung the DNA damage
stabilisasi sebagai respons terhadap kerusakan D^kadar replikasi (replication bubble)-di masing-masing kromosom. Keseluruhan checkpoint. Ann Rev Biochem 2004:73:39.
melalui interaksi langsung P53-DNA Men.ngk* proses ini pada urn
umnya menghabiskan waktu sekitar 9 jam. Kerusakan
Sullivan et al. Determining centromere identity: cyclical stories and
Salah
p53 mengaktifkan transkripsi serangkaian gen y* ~
DNA, misalnya setelah pajanan oleh mutagen kl
miawi atau radiasi forking paths. Nat Rev Genet 2001:2:854. van Holde K, Zlatanova J.
u
kolektif berfungsi menunda transit melintasi sikl ^* Chromatin higher order: chasing a
Ku dan DNA-PK berikatan ultraviolet, diperbaiki oleh beragam mekanisme yang menggunakan
satu dari protein yang diinduksi ini, p 21 C I P ada a ^ s j e n mirage? J Biol Chcm 1995;270:S373.
berbagai enzim.
/A "hibitor CDK-siklin (CK1) yang mampu secara f j i a c j a Venter JC, et al. The sequence of the human genome. Science

snghambat kerja semua CDK. Jelaslah, inhibisi te 2002,291-.1304.


Aproksimasi menk
'' akan mcnghentikan kemajuan siklus s 0 . Wallace DC. Mitochondrial DNA in aging and disease. Sci Am 1997;277:40.
-UK - hma cerlaJu luas
CDK akan bmengm... ................
Wood RD. Nucleotide excision repair in mammalian cells. J Biol
Gambar 35-19 dan 35-20). Jika kerusakan DNA t e i t [ a m j
untuk dapat diperbaiki, sel yang terkena akan Chem 1997;272:23465.
apoptosis (kematian sel terprogram) melalui m e
yangdependen-p53. Dalam hal ini, p53 memicu pe0g cjja|c
Penguraian sekumpulan gen yang menginduksi apoptosis. Sel yang
memiliki p53 fungsional tidak mengalami apP t o S I ^
diberi radiasi dosis tinggi atau bahan kemoterap*
untuk DNA. Karena itu, ti daklah mengherankan a
p53 adalah gen yang paling sering mengalami m u t a S I \ i i . . i
Penjajaran dan pembentukan ^ipkanisme
pasangan basa kanker manusia. Riset -risetselanjutnya mengenai n c ^ ^ ^ gardu pemeriksaan akan
terbukti sangat bermanfaat pengembangan pengobatan antikanker yang efektif -
-?/
/A
Pengikatan (Ligasi) RINGKASAN
DNA di sci eukariot berikatan dengan beragan 1 P r o t e * n yang membentuk suatu
/A struktur yang disebut krornatin.
,-mda DNA. Protein Ku
Gambar 35-25. Perbaikan kerusakan un,
J'' 8 J
unt k m endekatkan Sejumlah besar DNA berikatan dengan protein us ton untuk membentuk struktur
l,eri
dan protein kinase dependen-DNA >^en-fragmen yang telah yang dinamai nukl cO S O m -
kedua untai dan menguraikan nya. Frag ujung dikeluarkan,
berjajar membentuk pasangan basa; e se lerkait-DNA-PK, dan
mungkin oleh endonuklease atau eksonu.j. ^kan olch ligase.
< cl.ih kemudian diisi; dan kontinuitas tin
BAB 36: RNA: SINTESIS, PEMROSESAN. & MODIFIKASINYA / 359

label 36-7. Kelas-kelas RNA eukariot

RNA: Sintesis, Pemrosesan, & 30 **NA ' 28S, 1 8S,


Stabilitas
: 5,8S, 5S Sangat stabil
^'bosom 80% jumlah ;

Modifikasi nya (rRNA)


Ale ssenger
total
~ 10s spesies 2-5% jumlah berbeda j Tidak stabil ;
P. Anthony Weil, PhD & Daryl K. Granner, MD hingga
(mRN ; total
A) sangat
stabil
i-(RNAP) mengatalisis polimerisasi
Transfer ~60 spesies ~ 15% Gambar 36-2. RNA Pol,er*Se * komplementer terhadap
(tRN berbeda jumlah ' Sangat stabil I
ribonukleotida menjadi sekuens* m polaritas sama (5' ke
total
A) untai cetakan gen. Transkrip RNA y sebagai penggant.
<1 %
V) seperti untai penyandi, tetapi m?n8a & dengan dua subunit T. RNAP co//
RNA DISINTESIS DARI CETAKAN Nukleus kecil ; -30 spesies jumlah Sangat stabil
terdiri dari ^^^^'^ngandung subunit o a dan dua subunit p (P dan p ). Hoi >
PERAN BOOMEDIS OLEH RNA POLIMERASE
(snRNA) I berbeda
Mikro' lOO's-lOOO's * <1% jumlah
total
^ ^ diper|ihatkan.
(1) nicl*
Stabil yang terikat ke susunan int. a?PP . Su DNA yang
Sintesis molekul mRNA dari DNA adalah suatu proses kompleks (miRNA) i ___________ total -Gelembung .ranskripsi adalah sua.u a ^^p ^ ^
Proses sintesis DNA dan RNA serupa, yaitu Jengan
_Kingmdihackan sekelompok enzim RNA polimerase. dan tahap-tahap umum inisiasi, elongasi, dan tcri ^jjikompo arah 5' ke
"meleleh", dan kompleks keseluruhan
sejumlah .protein rerknir Tahap-tahap umum yang dibutuhkan bergantung pada konformasi RNAP.
3; (2) melibatkan kompleks inisiasi ^ nlbentu- nen berukuran besar;
untuk menyintesis transkrip primer adalah inisiasi, pemanjangan dan (3) mengikuti UlI^i|Vlun> Pr0SeS kan pasangan basa mcnurut demikian karena selain perubahan T menjadi U, untai ini
(elongasi), dan penghentian (terminasi). Telah banyak yang Watson-Crick. V* (l) sintesis RNA berbeda dalam beberapa hal kerkorespondensi secara tepat dengan sekuens transkrip primer
diketahui tentang inisiasi. Sejumlah regio DNA (umumnya terletak beri deok- RNA yang menyandi produk gen (protein). a j1 suatu molekul
di sebelah hilir dari tempat inisiasi) dan faktor protein yang sintesis RNA, digunakan ribonukleotida ^an -f sebagai DNA untai-ganda yang mengandung banya gen, untai cetakan (1) Pengikatan cetakan
mengikat sekuens-sekuens ini untuk meregulasi inisiasi transkripsi siribonukleotida; (2) di RNA, U mengganti cJcliik ber~ pasangan untuk masing-masing gennya tidak harus berada di untai yang p
sudah teridentifikasi. RNA tertentukhususnya mRNA basa komplementer untuk A, (3) prl >in sama pada hcliks ganda DNA (Gam ar 36-1). Karena itu, salah )^OOOOOOOC ATP +
NTP
memiliki usia hidup yang sangat beragam dalam sebuah sel. Kita peran dalam sintesis RNA; (4) hanya sebagian ^ pada satu untai molekul DNA untai- ganda akan berfungsi sebagai
(2) Inisiasi rantai
perlu mamahami prinsip-prinsip dasar sintesis dan metabolisme ditranskripsikan atau disalin menjadi RNA, SC /j, ada fanSs* DNA, untai cetakan untuk sebagian gen dan untai penyandi bagi gen
/ XXAXAJOV '
mRNA karena modulasi proses ini mengganggu perubahan laju seluruh genom harus disalin; dan (5) cl proofreading lainnya. Perhatikan bahwa sekuens nukleotida suatu transkrip ov 1/
pppApN
sintesis protein yang pada gilirannya dapat menyebabkan (pengoreksian) dalam transkripsi ^[ot tc'a^ Proses sintesis RNA dari RNA akan sama (kecua i LJ menggantikan T) seperti yang
perubahan metabolik dan fenotipe. Inilah cara bagaimana semua cetakan DNA Pr rosesan diteliti secara mendalam. Regulasi terdapat di untai penyan i. Informasi di untai cetakan dibaca
organisme dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. sintesis RNA c a dalam arah 3 ke 5 ^(5)Terminasi rantai dan P
Xpembersihan
Molekul RNA yang disintesis dalam sel mamalia merupakan terja pembebasan RNAP promotor
molekul prekursor yang masih harus menjalani tahap-tahap di RNA Polimerase Dependen-DNA Memula1 Transkripsinya PPpApt' NTPs
berikutnya agar menjadi RNA matur yang aktif. Adanya kesalahan transkrip RNA sel mamalia berbeda dari proses ^j u;1 Icelas di di Tempat-Tempat Tertentu, Yaitu di Promotor
atau gangguan pada sintesis, pemrosesan, dan penggabungan prokariot, namun proses sintesis RNA pat ^j rjp. Oleh organisme (4) Elongasi rantai
yang jauh berbeda ini ternyata ckuP pr0kariot. karena itu, penjelasan RNA polimerase dependen-DNA merupakan enzim yang
transkrip mRNA, menjadi penyebab timbulnya penyakit.
tentang sintesis RNA pa ^ pada yang sudah jauh lebih dipahami, bertanggung jawab untuk polimerisasi ribonukleoti a menjadi
suatu sekuens yang komplementer terhadap untai cetakan gcn
RMA MEMPUINIYAfl EMPAT KELAS UTAMA dapat juga |t(-- sjnyal-
(lihat Gambar 36-2 dan 36-3). Enzim mele at di tempat tertentu Tr-inskripsi RNA bakter, Gambar 36-3. Siklus transkripsi bakteri. Tra -
eukariot meskipun enzim-enzim yang berperan jkatan cetakan:
Semua sel eukariot memiliki empat kelas utama RNA: RNA sinyal regulatoriknya berbeda (walaupun mirip)- promotordi untai cetakan. Hal im diuraikan dalam empat langkah berikut: u; *endeteksi lokasi
RNA polimerase (RNAP) yang mengikat DNA ^ DNA untuk
ribosom (rRNA), RNA messenger!perantara (mRNA), RNA transfer promotor (P) menyebabkan 'melelehnya' ked complex, PIC),
(tRNA), serta RNA nuldeus kecil dan mikroRNA (snRNA dan Untai Cetakan DNA Ditranskripsikan membentuk suatu kompleks praimsiasi (premia faktQr sjgma)
i A bers*^ic (2) Inisiasi rantai: holoenzim RNAP (inti + saia
miRNA). Tiga kelas RNA pertama berperan dalam sintesis protein, atau CTP)
Sekuens ribonukleotida dalam suatu molekul . cjda komplementer Gen A Gen B Gen C Gen D mengatalisis penggabungan basa pertama (bia^an>iembentuk suatu dengan
sedangkan RNA-RNA kecil berperan dalam penjalinan (splicing) terhadap sekuens deoksiri ->ot\ui 34,8). salah satu untai molekul ribonukleosida trifosfat kedua untuk . rUt,ahan
mRNA dan regulasi gen. Seperti yang diperlihatkan di Tabel 36-1, DNA untai-ganda a ^olekul Untai yang ditranskripsikan atau dinukleotida. (3) Promotor clearance: RNAP men^iC Q-20 nt dan
berbagai kelas RNA ini berbeda dalam keberagaman, stabilitas, dan disalin m e n j a p M A . R.NA disebut sebagai untai cetakan konformasi setelah panjang rantai RNA mei\cap^enUliskan unit kemudian
jumlahnya di sel. mampu menjauh dari promotor, dan ara berurutan transkripsi. (4) Elongasi
(templates jlSebut
(pemanjangan) rantai: RNA nasen.
Untai DNA yang satunya (untai noncetakan) ser }sebut sebagai residu-residu ditambahkan ke terminal 3'-OH mo ^ Rantai RNA (5)
Cambar 36-1 Gambar ini menerangkan bahwa ge".dapa' dranskripsikan darj kedua
untai penyandi (codingstrand) gen terse li Terminasi (penghentian) dan pembebasan ra^an Holoenzim yang telah
unta. DNA. Tanda panah ^"juk aroh transkripsi (polaritas). Perhatikan bahwa
unta, cetakaseK .ijbaca dalam u ih 5 ke r Un,ai Yan8 berlawanan disebut penyandi lengkap dan RNAP dibebaskan dari ce * n tersebut RNAP kembali terbentuk,
karena identik (kecuali perubahan T menjadi U) deng* Iransknp mRNA menemukan promotor, berulang.
(transkrip pnmer pada sel eukariot) yang meny* produk protein gen.
BAB 36: RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, & MODIFIKASINYA / 361

360/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

diikuti oleh inisiasi sintesis RNA cli titik awal dan proses UNIT TRANSKRIPSI
berlanjut sampai terbaca adanya sekuens terminasi (Gambar 36-
3). Unit transkripsi didefinisikan sebagai regio DNA yang Regio yang ditranskripsi
Promotor * I
mencakup sinyal untuk inisiasi, elongasi, dan terminasi Tempat awal
transkripsi. Produk RNA yang disintesis dalam arah 5 kc 3 transkripsi
+1
disebut transkrip primer. Laju transkripsi bervariasi dari gen ke :,DNA
| __
Untai penyandi 5
gen, tetapi dapat cukup tinggi. Di Gambar 36-4 disajikan Untai cetakan 3'
mikrograf elektron transkripsi yang sedang berlangsung. Pada Regio Regio
RNA
prokariot, mikrograf ini dapat mencerminkan produk beberapa -35 -10
gen yang berdekatan, sedangkan pada sel mamalia biasanya 3'
mencerminkan produk sebuah gen saja. Terminal 5 transkrip flanking
5'
sequences
RNA primer dan RNA sitoplasma matur bersifat identik. Oleh flanking
sequences
karena itu, titik awal transkripsi berkorespondensi dengan
. ,lwi ( coli) memiliki dua regio sekuens nukleotida yang
nukleotida 5 mRNA. Titik ini disebut posisi +1, demikian juga Gambar 30-5. Berbagai promotor bakteri , ^ (jan 10 |,p sebelah
op seuK.o. hulu (dalam arah 5' untai
nukleotida padanannya di DNA. Anglca-angka bertambah sangat terkonservasi. Regio-regio ini terleta f' ditandai dengan +1.
sangat terkonservasi. Regio-regio ini terietaK u. Jj|ancjai dengan +1. Berdasarkan kesepakatan,
seiring dengan berlanjutnya sekuens ke arah hilir. Kesepakatan penyandi) clari tempat permulaan ti-anskrips', Yan .rnnsi<ripsi (+1) diberi tanda negatif dan disc u
ini mempermudah penentuan lokasi regio tertentu, misalnya semua nukleotida cli sebelah hulu tempat inisiasi < |)crdasarkan kesepakatan, elemen sekuens

batas intron dan ekson. Nuldeotida di promotor yang terletak di sebagai 5' Hanking sequences (sekuens pengap1 1_, |,e y c|an berada di untai penyan i.
regulatorik DNA tkotak TATA, dsbnya) dijelaskan .= n(aj ancia. Perhatikan bahwa transkrip yang
samping tempat inisiasi transkripsi disebut 1, dan anglca-
Namun, elemen-elemen ini hanya berfungsi c i ^ "sense" (yi. orientasi 5' ke 3 ) sePr'
angka negatif ini bertambah seiring dengan berlanjutnya sekuens dihasilkan clari unit transkripsi ini memiliki po arl/ |njl transkripsi (lihat Gambar 36-6 yang le ' _
ke arah hiilu yang menjauhi tempat inisiasi. Hal ini menjadi cara untai penyandi. Elemen-cis terminasi terletak di u] b sebejah ^ilir tempat penghentian transkripsi

konvensional untuk menentukan lokasi elemen-elemen terinci). Berdasarkan kesepakatan, sekuens-se uen* ce)
-4. Fotomikrogr.il elektron saIinan-sa'''^besarannya disebut sebagai sekuens pengapit 3' (3'-flonking se
regulatorik di promotor. Gambar 36-4. ----- - ....... pert'1'- i polimerisasi di subunit |3 RNAP (lerlihat analog
ribosom amfibi yang sedang ditranskripsikan. 1 _ transkrip
Transkrip primer yang dihasilkan oleh RNA polimerase
adalah sekitar 6000x. Perhatikan bahwa P^' polimerase dan P di ribosom; lihat Gambar 37-9). lekul RNA
salah satu dari tiga RNA polimerase dependen-DNA nukleus RNA pol in. RNA polimerase eukariot memiliki banyak
meningkat seiring dengan berjalannya molekul K (lingkaran
pada eukariotsegera mendapat tudung (cap) oleh 7- homologi dengan RNA polimerase prokariot. Baru-baru ini, Kemudian terjadi inisiasi peinbentu < ^ dari ujung
di sepanjang gen RNA ribosom; tempat awal transk > r[,uka). RNA
terisi) hingga tempat terminasi transkripsi (lingkaran homologi ini diperluas ke tingkat struktur tiga dimensi. I'ungsi di ujung 5, sementara'elongasi mole u .el ter.
metiIguanosin trifosfat (Gambar 34-10) yang menetap dan skrip rRNA
ke 3 berlanjut secara siklis, dalam J ^onukleo-
C
akhirnya muncul di ujung 5 mRNA sitoplasma matur. Tudung polimerase I (tidak terlibat di sini) terletak di pangkai skrjpS ikan. masing-masing subunit belum sepenuhnya dipahami. Banyak
nasen. Karena itu, di ujung proksimal clari gen yang c iskrip subunit yang mungkin memiliki fungsi regulatorik, misalnya hadap cetakannya. Enzim mempohme ^
ini diperlukan untuk pemrosesan lebih lanjut transkrip primer menempel transkrip-transkrip pendek, sedangkan but. Tanda tida-ribonukleotida di sekuens spesifik .scs
membantu polimerase dalam mengenali sekuens spesifik seperti basa
menjadi mRNA, untuk translasi mRNA, dan untuk melindungi jauh lebih panjang melekat pada ujung distal gen 1
Gduksi ulang cetakan berdasarkan aturan pembentul^Jrisasi, pirofos-
panah menunjukkan arah transkripsi (5' ke 3'). W
promotor dan sinyal terminasi.
mRNA dari serangan eksonukleolisis. Ce|| Physiol
Suatu toksin peptida dari jamur Amanita phaUoides, CX- menurut Watson-Crick. Dalam reaksi po in n menjadi
dengan i/in dari Miller OL |r, Beatty UK. Portrait of gen/ izin dan
deng' amanitin adalah inhibitor diferensial spesifik bagi RNA fat dibebaskan. Pirofosfat (PP,) im cepat c teraapat
I&EMIA Poflninnieirose Dependen-DNA Bakteri oDah 196-J;74|Suppl 1|:225. Copyrights) 19f>9. Dicetak ulang 2 mol fosfat inorganik (P.) oleh pirofosfatas > k^eluruhan
Wiley Liss, Inc., a subsidiary of )ohn W.ley & Sons, Inc.)
polimerase dependen-DNA nukleus eukariot dan karenanya
Suaftu EnzDmm MuWsubumt sangat berguna sebagai alat untuk riset (Tabel 36-2). a-Amanitm di mana-mana) sehingga reaksi sintesis se(= biasanya
ition
rccog menghambat translokasi RNA polimerase sewaktu transkripsi- bersifat ireversibel. Pada prokariot dan e
regulatorik yang memodifikasi promoter --- ------
faktor a ribonukleotida purin adalah molekul pertam. * eukariot>
RNA polimerase dependen-DNA (RNAP) pada bakteri specificity RNA polimerase. Kemunculan berag^. program
Escherichia coli terdapat sebagai suatu kompleks 400 kDa yang dapat dikaitkan secara temporer dengan berbag* sporulasi> SINTESIS RNA ADALAH SUATU PROSES merisasi menjadi molekul RNA. Sama sepeiti p<

terdiri dari dua subunit a identik, subunit p dan |V yang serupa, ekspresi gen dalam sistem prokariot, misalny* nUtrien, SIKLIS & MELIBATKAN INISIASI, ELONGASI, Tabel 36-2. Tata nama dan sifat RNA polimerase
tetapi tidak identik, dan satu subunit 0). Beta iperkirakan pertumbuhan dalam berbagai keadaan kekurang* DAN TERMINASI RANTAI RNA dependen-DNA mamalia
merupakan subunit katalisis (Gambar 36-2). RNAP suatu dan respons terhadap syok panas.
proses sintesis RNA di bakteriyang diperlihatkan di Gam- bar
metaloenzim, juga mengandung dua molekul seng (Zn). RNA 36-3mula-mula berupa pengikatan molekul holoenz- im RNA
polimerase inti sel berikatan dengan faktor piotein spesifik (faktor Sel Mamalia Memiliki Tiga RNA Pol'"1"35 Bentuk RNA Sensitivitas
polimerase pada cetakan di tempat promotor untuk membentuk Polimerase terhadap a-
sigma [a]) yang membantu enzim inti sel mengenali dan mengikat Dependen-DNA Tersend.r. kompleks prainisiasi, atau PIC. Pengikatan mi JiiUuti oleh Amanitin
sekuens deoksinukleotida spesifik di regio promotor (Gambar 36- , 2 Masing-
Sifat polimerase mamalia dijelaskan di Tabel 36' berpcran perubahan konformasi RNAP, dan nukleotida pertama (hampir ; Insensitif rRNA
5) untuk membentuk kompleks prainisiasi (pre-initiation complex, mRNA, miRNA
berper selalu purin) kemudian berikatan dengan tempat inisiasi di
PIC). Faktor sigma memiliki peran ganda dalam proses pengenalan ; Sensitivitas tinggi tRNA/rRNA5S
masing RNA polimerase dependen-DNA j" dalam an subunit p enzim. Dengan adanya nukleotida yang sesuai, RNAp
promotor; ikatan a dengan RNA polimerase inti menurunkan mengatalisis pembentukan satu ikat' 2in fosfodiester, dan rantai ; Sensitivitas sedang ,
transkripsi berbaga, gen. Ukuran RNA P li in
afinitasnya terhadap DNA nonpromotor sekaJigus meningkatkan berkisar dari BM 500.000 sampa, 600.000 En snRNA_
erase nasen kini melekat pada tempat
afinitas holoenzim terhadap DNA promotor. Bakteri mengandung ini jauh lebih kompleks d.band.ng RNA enzim
banyak faktor cr yang masing-masing bekerja sebagai protein prokariot. Semua enzim tersebut mermhk. dua su ^ ^ imeras
dan sejumlah subunit yang leb.h kecilh.ngg e
be
BAB 36: RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, & MODIFIKASINYA / 363

/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI


362 Arah
sinyil transkripsi ---->- ___________ j I --------------- 1 TTTTTTTT 3 DNA
dan AAAAA 5
5
krip ' Untai penyandi 5 AGCCCGC --- 1 GCGGGCT
trifosfat 5 pada nukleotida pertama ini juga dipertahankan model-model konsensus sinyal inisiasi tran ____ CGCCCGA 1 AAA
Pcr
tanyaan "h, Untai cetakan 3 TCGGGCG ----------------
pada mRNA prokariot. Setelah 10-20 nukleotida dipolime- terminasi. 8n,n;ann '<Na/> mcncnwkjn tcmpa:
risasi, RNAP mengalami perubahan konformasi kedua yang " " bukanhh hal yin* <^tttTT
3
menyebabkan pembersihan promotor (promotor clearan- cmiliki 4 DNA

ce). Setelah transisi ini terjadi, RNAP secara fisik menjauh


yang tepat untuk memulai transkripsi? t>u*-
11
* ____ AAAAAAAA
sepelc mengingat komplcksnya genom. t. coH ^
dari promotor, dan mentranskripsikan unit transkripsi serta
angan Untai cetakan 3 yUUUUUU-
10' tempat inisiasi transkripsi dalam 4 * 1 P* ^ ^ ha_-y u
menuju fase berikutnya dari proses, yaitu elongasi. (bp) DNA. Situasi menjadi lebih rumit i*n;rx io-bPdi usia kaicaa
Sewaktu kompleks elongasi yang mengandung RNA tersebar hingga 10s tempat inisiasi transkripsi i1 . ^ terapi
polimerase berjalan di scpanjang molekul DNA, harus DNA. RNAP dapat terikat pada banyak rcg* . rlt;m >W
terjadi penguraian (unwinding) DNA agar tersedia lindai sekuens DNAdengan kece tU 0NA
enzim im memn tcrtC karan
akses untuk berlangsungnya pembentukan pasangan Transkrip RNA
"\ bp/dtksampai enzim mengenali regio-reg* ~ ,ng 0 l<

basa nukleotida di untai penyandi. Besarnya gelembung untukdiikaterat. Regio ini disebut promotor, d*1*1 ^c>akuratan
transkripsi ini (yi. penguraian DNA), konstan selama RNAP pada promotor inilah yang memastika11^ prornotor
transkripsi dan diperkirakan sekitar 20 pasangan basa pcr inisiasi transkripsi. Proses pengenalan-pemaka**1 nUSja. Gambar 36-6. Sinyal terminasi transkripsi bakter, utama y a n g g a n 8 t e r b a i i k n i . jika ditranskripsikan
molekul polimerase. Oleh karena itu, ukuran rcgio DNA terdapat dalam kotak) lalu diikuti oleh rangkaian pasangan basa <as) Pengula 8 ba wa h gambar. Terbentuknya
adalah target untuk regulasi pada bakteri dan ir>* menjadi RNA. dapat menghasilkan struktur sekunder transkrip seperti i 8
j a n fa kt or t crm in a sj ber i n l er a ksi
yang terurai tampaknya ditentukan olch polimerase dan jepit rambut' RNA ini menyebabkan RNA polimerase berhenti beraktivitas aa
tidak bergantung pada sekuens DNA di kompleks. Hal ini Promotor Bakteri Relatif Sederha*1*3 clengan polimerase ini clan menginduksi terminasi rantai.
mengisyaratkan bahwa RNA polimerase memiliki aktivitas _ ......................... , Jo (40 bp atau
unwindase" yang membuka heliks DNA. Kcnyataan bahwa Promotor bakteri memiliki panjang4() nukleoti cukup
heliks ganda DNA perlu terurai dan untai-untai memisah cmpai puiaiauempat putaran heliks ganda t? DNA), suatu i pon*~
reg> .-.erase . dari tempat mulai ini bergantung pada suatu sekuens
kecil untuk
paling tidak sesaat untuk transkripsi menunjukkan adanya kecil untuk dicakup olehdi.molekul RNA 1
Jua elemen TJV ^*l^nali oleh berbagai faktor a yang berikatan dengan nukleotida yang terletak 32 nukleotida sebelah hulu dari
R
coli. Di regio promotor konsensus mi ici.- j^.-ira NA polimerase. tempat dimulainya proses tersebut (yi., di -32) (Gambar
suatu gangguan pada struktur nukleosom sel eukariot. RNAP r
sekuens Sinyal terminasi transkripsi dependen-Rho E. coli tampaknya juga
rn
^ n; nmmotor konsensus inipendek
ter i:irahyanguiterkonservasi.
u Sekitar 35 bp j,onsensus 36-7). Regio ini memiliki sekuens TATAAAAG dan mirip
.,eUrir<;i
~ t ---------r<*r<1-innr
/ w s e k u C U ^ A CIA- memiliki sekuens konsensus tertentu, scperti diperlihatkan di dengan kotak TATA yang terletak 10 bp di sebelah hulu
diikuti dan didahului oleh topoisomerase untuk meneegah dari tempat inisiasi transkripsi terdapat sekuc^^^y^-^
terbentuknya kompleks superheliks. Gambar 36-6. Sekuens konsen- Us yang terkonservasi ini dengan dari tempat mulai mRNA prokariot (Gambar 36-5). Mutasi
Terminasi/penghentian sintesis molekul RNA bakteri yangterdiri dari delapan pasangan basa (5 ' *
------------- ^ apa panjang sekitar 40 pa- angan nukleotida, mengandung sebuah atau inaktivasi kotak TATA sangat mengurangi transkripsi
ditandai oleh satu sekuens di untai cetakan molekul DNA 3) tempat terikatnya RNAPuntuk - mem _<,mbei
1 _t_| Lebih
pengulangan cr alik yang diikuti oleh serangkaian pasangan basa
Il
gen ini dan banyak gen lain yang mengandung elemen cis
sinyal yang dikenali oleh protein terminasi, faktor rho (p). Rho yang disebut closed complex (kompleks tcrtU *P AT. ewaktu transkripsi berlanjut melalui pengulangan terbalik l^11* konsensus ini (lihat Gambar 36-7, 36-8). Sebagian besar
adalah suatu helikase dependen-ATP yang dirangsang oleh proksimal dari tempat inisiasi transkripsisek,ta enam transkrip yang dihasilkan dapat membentuk struktur jcpit-rambut
. gen mamalia memiliki kotak TATA yang biasanya terletak
RNA dan memutuskan kompleks RNA- DNA nasen. Setelah nukleotida ke arah huluterdapat sekuens Pas2,n jiemen- intramolekular yang juga diperlihatkan di 25-30 bp sebelah hulu dari tempat awal transkripsi. Sekuens
sintesis molckul RNA terhenti, enzim memisah dari cetakan nuldeotida yang kaya akan A+T (5-TATAAT-3 ) " llot-,r Gambar 36-6.
konsensus untuk kotak TATA adalah TATAAA meskipun
DNA dan terurai untuk membebaskan enzim inti dan faktor a. elemen sekuens terkonservasi yang membentuk Transkripsi berlanjut ke dalam regio AT, dan dengan bantuan
ini diperlihatkan di Gambar 36-5. Sekuens )';in& cerse^ut telah banyak ditemukan variasi lain. Kotak TATA diikat
Dengan bantuan faktor a lain, enzim inti kemudian mengenali protein terminasi p, RNA polimerase berhenti beraktivitas, terlepas oleh protein pengikat TATA (TATA binding protein, TBP)
memiliki suhu leleh yang rendah karena sekue,1;s ^ .
promotor di tempat sintesis molekul mRNA baru dimulai. Di banyasedikit memiliki pasangan nukleotida GG- **a dari kompleks cetakan DNA, dan - membebaskan transkrip nasen. 34 kDa yang sebaliknya berikatan dengan beberapa protein
sel eukariot, mekanisme penghentian sintesis belum terlalu kotak TATA diperkirakan mampu mempernu1^11 is os i as i lain yang disebut TBP-ossociatedfactors (TAF). Kompleks
jelas dipahami. Penghentian tampaknya disebabkan baik olch dua untai DNA sehingga RNA polimerase yang kleotid! TBP dan TAF ini disebut sebagai TFI1D. Pengikatan TFI1D
inisiasi maupun penambahan ekor poli(A) 3 mRNA dan dengan promotor memiliki akses ke sekuens nU_^. pada sekuens kotak TATA diperkirakan merupakan tahap
mungkin melibatkan destabilisasi kompleks RNA-DNA di untai cetakan tepat di sebelah hilirnya. Jika pr-seS awal pembentukan kompleks transkripsi di promotor.
regio pasangan-pasangan basa A-U. Lebih dari satu molekul dimulai, kombinasi RNA polimerase ditambah Pr ^ Promotor Eukariot Lebih Kompleks Sejumlah kecil gen tidak memiliki kotak TATA. Pada
RNA polimerase dapat mentranskripsikan untai cetakan yang disebut open complex (kompleks terbuka). Bakct^ Telah jelas bahwa sinyal di DNA yang mengontrol keadaan ini, dua elemen cis lain, sekuens inisiator (Inr)
sama dari sebuah gen secara bersamaan, tetapi proses ini lain memiliki sekuens konsensus yang sedikit berb e ^ ^ transkripsi di sel eukariot terdiri dari beberapa tipe. Dua dan apa yang disebut sebagai downstream promoter
berfase dan berjarak sedemikian rupa sehingga setiap saat promotornya, tetapi pada umumnya bakteri mem1 tipe elemen sekuens terletak di sebelah proksimal dari element (DPE, elemen promotor hilir), mengarahkan RNA
masing-masing enzim mentranskripsikan bagian sekuens DNA komponen promotor; sekuens-sekuens ini cenderung promotor. Salah satunya mendefinisikan tempat transkripsi polimerase II ke promotor dan ketika melakukan proses
yang berbeda (Gambar 36-1 dan 36-4). di posisi yang relatif tetap terhadap tempat dimulai di scpanjang DNA, dan yang lain ikut berperan
J tersebut menyebabkan transkripsi basal yang dimulai dari
transkripsi, dan pada semua kasus, sekuens antar3
dalam mekanisme yang mengontrol seberapa sering proses tempat yang tepat. Elemen lnr terdapat di tempat inisiasi
KETEPATAN & FREKUENSI TRANSKRIPSI kotak tidak memiliki kemiripan, namun tetap
1 ini berlangsung. Contohnya, di gen timidin kinase virus
^ dan (dari -3 sampai +5) dan terdiri dari sekuens konsensus
DIKENDALIKAN OLEH PROTEIN YANG memudahkan pengenaiau i^/' herpes simpleks, yang menggunakan faktor transkripsi umum ICAt|, G/l 1 1/C yang serupa dengan sekuens
renalan sekuens -35
TERIKAT PADA SEKUENS DNA TERTENTU
cr
holoenzim RNA polimerase. Beberapa gen yang dalam sel
pejamu mamalianya untuk ekspresi gen, terdapat satu tempat inisiasi itu sendiri. (A+l menunjukkan nukleotida
bakteri sering dikoordinasikan secara terpadu.
Salah satu cara penting untuk mencapai hal >nl a adanya fakta tempat transkripsi bermula, dan transkripsi yang akurat
Dari analisis sekuens DNA gen-gen tertentu, dikcnah adanya
sejumlah sekuens yang penting dalam transknps. gen. Dan bahwa gen-gen ko-regulasi ini memil^1 Ucns promotor-35 dan -10
sejumlah besar gen bakteri yang diteliti, dapat dirancang yang sama. Promotor-pro,ll0tor Unk

I
RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, & MODIFIKASINYA / 365

BAB 36
da n komponen lain perangkat transkripsi basa. memastikan

/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI


Pertama yang ditranskripsikan). Protcin yang mengika Inr untuk
ketepatan inisiasi. clemen-elemen hulu cis-
mengarahkan pol II antara lain adaai
Oleh karena itu, pro ketepatan dan frekuensi
^rniotor yang memiliki baik kotakTA1A maupun n ^ let>ih kuat
^',,fproksimal protormcn^ pcrsyaratan kctat
1 Elemen hulu 1 dibandingkan promotor yang hanya mC' salah satu dari elemen-
! proksimal promotor -* --- Promotor - elemen ini. DPE memiliki Consensus A/GGA/T CGTG dan inisiasi suatu gc perubahan satu basa di salah
terletak sekitar 25 bp a hii'r dari tempat awal +1. Seperti Inr, akan posisi dan "t" menimbulkan efek dramatis pada satu
sekuens I l b bcrikatan dengan subunit TAF milik TFIID. Dalam st elemen cu in. akan m ngikatan faktor trans
s fangsi dengan mengurangi^ faktor-faktor serupa).
urvei terhadap lebih dari 200 gen eukariot, sekitar mengandung
satu kotak'l'ATA dan Inr, 25% mengan un^ ^nr dan DPE, 15% (TFIID/TBP atau Spl, C , ^ transkrips, Juga
mengandung ketiga elemen, senicntar. sekitar 30% hanya Hal ,ni terutama berlaku untuk kotak
(cTF )
Kotak TATA mengandung Inr. ,
' -25 Sekuens-sekuens yang terletak di sebelah huu tempat awal
r menentukan seberapa sering proses trans r P ^ berlangsungt Mutasi
di regio ini mengurangi frekuens1 a"*^ transkripsi sebesar sepuluh meningkatkan nnujkchancers (penguat)
Sp1 sampai dua puluh kali. Yang ' <dari elemen-elemen DNA ini eukariot. Elemen-elemen m , bergantung pada
adalah kotak GC dan Ct t > yang dinamai demikian karena efek
Gambar 36-7. Elemen transkripsi dan faktor pengik.it pada gen timidin kinase (tk) virus herpes simp o RNA polimerase II dependen- sekuens-sekuens DNA yang acia. Seperti diperlihatkan di Gambar atau represor (atau silencer, pci * .. aitemukan
DNA (tidak diperlihatkan) berikatan dengan regio kotak TATA (yang dnk.it <> < faktor transkripsi TFIID) untuk membentuk suatu 36-7, masing'111^1^ kotak tersebut mengikat protein spesifik, Spl yane ditimbulkannya. Elemen-elem ^ dari tempat
kompleks prainisiasi multikomponen yang mampu menui transkripsi di sebuah nukleotida (+1). Frekuensi kejadian ini meningkat
Pa<^a aSU, kotak GC dan CTF (atau C/EBP, NF1, NF) oleh kota di berbagai lokasi baik di n
^ bagian gen yang
oleh keberadaan eli-nien cis-ading di hulu (kotak CAAT dan GC). Elemen-elemen ini mengikat faktor transkripsi trans-acting,
dalam (.onto i ini adalah Sp1 dan CTF (juga disebut C/EBP, NF1, NFY). Elemen c is ini dapat berfungsi tanpa bergantung pac a CAAT; keduanya berikatan melalui domain -domain pengi DNA {DNA binding awal transkripsi dan bahkan d n.elemen promoter
orientasi (tanda panah). domains, DBD) tertentu. brekuensi inisiasi transkripsi adalah konsekuensi dari ditranskripsikan. Berbeda dengan dapat bcrefek
proksimal dan hulu, ' n h m C "* ri bua n basa jauhnya ketika berada ratusan
interaksi protein DNA ini dan interaksi kompleks antara domain teitcntu faktor
som yang sama.
transkripsi (berbeda dari domain DBD -apa disebut sebagai domain kromo

dari unit transkripsi yang terletak da pat beAmgs ,


pengaktifan-, activation domain, ^
la , n ya Yang mengejutkan, enhancer elemen ini telah
protein-protein ini dengan perangkat transkripsi " (RNA polimerase 11 dan
ranpa bergantung pada ^' pen g, katannya
faktor basalTFIlA, B, D, E, F) ^ bawah dan Gambar 36 -9 dan 36-10). Interaksi
Ekspresi yang diregulasi Ekspresi "basal"
ditemukan. Pada sebagian ka us, pe y. ^
protein DNA di kotak TATA yang melibatkan RNA polimerase
kuens
sangat ketati pada yang lam, ter) / hanya dengan dimungkinkan.
Elemen Elemen Sebagian se^ens bcberapa
regulatorik proksimal promotor
protein, tetap. kebanyakan ben bcnkatan
distal promotor
satu
protein berbeda. Demikian juga, satu prote.n
dengan lebih dari satu elemen.
Elemen Elemen penguat Elemen
regulatorik (enhancer, +) dan proksimal Inr DPE
penekan promotor
lain (represor, -) (GC/CAAT, TATA --
dstnya)

Gambar 36-li. Diagram skematis yang memperlihatkan rdgio-regio pengontrol transkripsi di suatu gen eu <ario p^ rej0-
mRNA kelas II (hipotesis) yang ditranskripsikan oleh RNA polimerase II. Gen semacam ini dapat c i enyand*

regio penyandi dan regulatorik, seperti didefinisikan oleh tempat awal transkripsi (tanda pana t, + j. \ieg\o
mengandung sekuens DNA yang ditranskripsikan menjadi mRNA yang akhirnya ditranslasikan menjac 1 pro em.
regulatorik mengandung dua kelas elemen. Salah satu kelas bertanggung javvab untuk m e m a s t I ^ a n s ^ ataU

basal. Elemen-elemen ini umumnya memiliki dua komponen. Komponen proksimal, umumnya ' paCja
elemen I nr atau DPE mengarahkan RNA polimerase II ke tempat yang tepat (menentukan etc.-P<*an mengarahkan +50
promotor yang tidak memiliki TATA, elemen inisiator (Inr) yang terentang di tempat ^ e|ernen-

polimerase ke tempat ini. Komponen lain, elemen-elemen hulu, menspesifikasi freku!ensj-,rolejn transaktivator pikat kotak TATA.
elemen ini, yang paling banyak diteliti adalah kotak CAAT, tetapi beberapa elemen lain (C M <a ^ kelas kedua elemen -
50 pleks transkripsi basal dimulai ketika TFIID men. keseluruhan
Spl, NF1, API, dstnya) dapat digunakan di berbagai gen. Biasanya ekspresi dikenda ^an serta e|emen lain .__
. Ic _transkripsi basal Pembentukan 'OIinteraksi protein-DNA dan antarprotein. Knjj' atom (dengan
ii terdiri dari elemen-elemen yang meningkatkan atau mene < louam berat, dan Kompleks3^?' K2ahkan pembentukan beberapa komponen lam . rn' djtandai oleh panah lengkung). struktur d. t.ng^ t1:a telah r .ntano T men8\o sampai +30 relatif terhadap
tempat ;ika, pada DNA promotor TATA pada keberadaan^ pada resolusi
te
c merik?^ v) dari RNA polimerase II saja dan dari TBP V^S ,
POS,
h di ketahui dengan pemeriksaan m'kroskop ng kons.st
Banyak informas, tentang struktur
30 A. Karena itu struktur molekular perangkat transkripsi kin
a U
d e n g a n m0 d e ," y 'n g disaiikand. gambar.nl.
BAB 36. RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, * MODIFIKASINYA / 367

promotor. TFIIF secara struktural dan fungsional serupa


sitUasi
Pada prokariot, RNA polimerase eukariot saja dan mamPu dengan faktor a bakteri dan diperlukan untuk penyaluran
366/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI membedakan antara sekuens promotor inj rcgio-regio lain DNA; pol II ke promotor. Penambahan TFIIE dan TFIIH adalah
karena itu, pengikatan enzim Na promotor spesifik dan pembentukan tahap final dalam pembentukan PIC. TFIIF. tampaknya
Komploks \ Laju kompleks s^b. 1 ,siasi (PIC.) dibantu oleh protein lain yang dikenal
Laju trnnskriP menggabungkan kompleks dengan pol II-TFIIF, dan TFIIH
transkripsi bCr?gai %eneral transcription factors (GTF). Kombinasi atai kemudian direkrut. Masing-masingdari proses pengikatan ini
38ai kom
Pncn ini daPat mengatalisis transkripsi basal memperpanjang kompleks hingga akhirnya mencapai sekitar
lain_^ ( )~ g fated in vitro. Protein-protein tranTya'tU
ranskripsi TW,1 u,ire u
60 bp (dari -30 sampai +30 relatif terhadap +1, nukleotida
koaktivator membantu mengatur laju inisiasi yan ^ r'Ps* dengan transkripsi) (Gambar 36-9). PIC kini telah lengkap dan
nil
berinteraksi dengan aktivator transkripsi bavvah)Cngikat clcmcn"clcmcn mampu mentranskripsikan DNA dari nukleotida yang
1 CAAT DN
A di sebelah hulu (lihat tepat. Di gen yang tidak memiliki kotak TATA, diperlukan
faktor-faktor yang sama, termasuk TBP. Pada kasus semacam
ini, Inr atau DPE (lihat Gambar 36-8) meletakkan kompleks
tersebut agar inisiasi transkripsi berlangsung akurat.
r> .tersebut agar inisiasi transkripsi Ln;..
e
ni' mbentukan Kompleks.--------
"^dnuivvji. ----------------- Transkripsi Basal
Pa d
t f Fosforilasi Mengaktifkan
bakteri, suatu kompleks ftktor a-polimerase secara ro^iuii.. PolII ^
"ntuk 1:.;
_ II,: eukariot
Pol 1?.terdiri
subunit.dari
Du 12 subunit. Dua subunit terbesar,
1
ada bakteri, suatu kompleks faktor CT-polimerase secara
SC c ct|
* f berikatan dengan DNA di promotor untuk keduanya sekitar 200 kDa, homolog dengan subunit ft dan [3
membentuk PIC. Pada gen eukariot, situasinya lebih rumit. bakteri. Selain jumlah subunit yang lebih banyak, pol II eukariot
1s
'mi dijelaskan gen kelas IIgen yang ditranskripsikan oleh berbeda dari padanannya di sel prokariot yaitu bahwa enzim ini
Pl U untuk menghasilkan mRNAsebagai contoh. Pada gen memiliki serangkaian pengulangan heptad dengan sekuens
r
ktival c as II, fungsi faktor a dilaksanakan oleh sejumlah protein, konsensus Tyr-Ser-Pro-Thr-Ser-Pro-Ser di terminal karboksil
penyusunan kompleks transkripsi aktif clan model untuk ( |a'n Tl:|,/V ^h^ubunit clain p0i transkripsi basal memerlukan sejumlah GTF subunit terbesar pol II. Carboxyl terminal repeat domain
Gambar 36-10. Dua model untuk (

meningkatkan transkripsi. Semua komponen mponen kompleks


Kum(jit:K.s transkripsi
udiibiuipsi oasai basal
yang yang dilukiskan di Gambar H>-
,N ' s ^ .............................. ^,mr se,e ,,ckriDsi, y^g disebut TFI1A, TFIIB, TFIID, TFIIE, TFIIF, dan (domain pengulangan terminal karboksil) ini memiliki 26 unit
TFIIF, dan TFIIH) diperlihatkan sebagai struktur berbentuk oval besar. (A) H. Berbagai GIF ini berfungsi mendorong transkripsi yan< berulang pada sel ragi bir dan 52 unit pada sel mamalia.
TBP dari TFIID terikat pada kotak TATA. Beberapa TAF (koaktivator) juga CTD adalah substrat bagi beberapa kinase, termasuk komponen
RNA polimerase II pada hampir semua gen. Sebagian GTP
CTF, diperlihatkan terikat pada kotak CAAT, membentuk suatu kompleks kinase TFIIH, dan tempat pcngikatan bagi beragam protein.
(B) Model rekrutmen. Aktivator transkripsi CTF mengikat kotak CAAT dan
in 1 terdiri dari banyak subunit. TFIID yang mengikat
piemen promotor kotak TATA, adalah satu-satunya CTD telah dibuktikan dapat berinteraksi dengan enzim-enzim
memungkinkan interaksi dengan kompleks TBP-kompleks basal yang sudah ada. TBP kini dapat mengi
terbentuk dapat bekerja penuh. faktor pengolah RNA; pengikatan semacam ini dapat berperan dalam
ya"g mampu mengikat sekuens spesifik di DNA. Seperti poliadenilasi RNA. Pengikatan faktor-faktor dengan CTD RNA
. digat>unS polimerase II (dan komponen lain perangkat basal) tampaknya
5 mRNA dibentuk pascatranskripsi dan agakny* ^ jan dijelaskan sebelumnya, TFIID terdiri dari protein pengikat
I Al A (TBP) dan 14 faktor terkait-TBP (TAF). berfungsi menggabungkan inisiasi dengan pembentukan ujung 3
Hormone response elements (untuk steroid, T,, asam lenganuiueiiimv
3 niivjNAv proses atau
j. ...struktur yang terbentuk p * JJ saiah l,s
;U,;
-
'r.mc oada struktur khus ^ ^ ^ 1
berikatan dengan kotak TATA di alur minor DNA (sebagian mRNA. Pol II menjadi aktif jika mengalami fosforilasi di residu
retinoat, peptida, dsb nya) bekerja seperti atau bersama dengan dengan proses atau struktur yang terbentuk p jj
;ia

besar faktor transkripsi berikatan di alur mayor) dan mcnycbabkan Ser dan Thr dan memperlihatkan penurunan aktivitas jika CTD
enhancer atau silencer (Bab 42). Proses-proses am yang tempat inisiasi, bergantung pada struktur I<hus l l S
pembengkokan sekitar 100 derajat pada heliks DNA. mengalami defosforilasi. Fosforilasi CTD sangat penting untuk
meningkatkan atau meredam ekspresi gen misa nya respons satu subunit RNA polimerase II (CTD; Iihac ^"*' 1 1 | 1 RNA
Pembengkokan ini diperkirakan akan mempermudah interaksi pembersihan promotor, elongasi, terminasi, dan bahkan
terhadap kejutan panas (heat shock), logam erat (Cd2* dan Zn2*), tampaknyamelibatkan paling tidak dua tahap - ^ c r t * ,.
i- . . r, menyandi faktor terkait-TBP dengan komponen lain kompleks inisiasi pemrosesan mRNA yang benar. Pol II yang tidak memiliki ekor
dan beberapa bahan kimia toksik (mis. dioksin)diperantarai
polimerase melalui regio unit transkripsi yang ^ oleh transkripsi dan mungkin dengan faktor yang terikat pada elemen- CTD tidak mampu mengaktifkan transkripsi, yang
melalui elemen regulatorik spesihk. Ekspresi gen spesifik- J g 3 transkrip, transkrip primer kemudian dip u C l ^,
u un

jaringan (mis. gen albumin i ati, gen hemoglobin di retikulosit) suatu RNA endonuklease di posisi sekitar 15 bas * 1 ^ elemen di sebelah hulu. Meskipun didefinisikan sebagai menggans-bawahi pentingnya domain ini.
juga diperantarai o c sc uens DNA tertentu. sekuens konsensus AAUAAA yang pada eu k a r i ' 1 . . c
,t r 1 komponen promotor gcn kelas I[) namun 1 berkat ikatannya Pol II berikatan dengan protein -protein lain yang dinamai proten Med

. am-. s vang baru dengan TAF spesifik-p0iirnerase, juga merupakan komponen penting atau Mediator untuk membentuk suatu kompleks holoenzim; kompleks ini

Terminasi Transkripsi Diatur oleh Sinyal sebagai sinyal pemutusan. Akhirnya, ujung -> ' } 1-ism 1 terbentuk dari kompleks inisiasi kelas I dan kelas III bahkan jika kompleks- dapat terbentuk di promotor atau dalam larutan sebelum PIC terbentuk. Pada

Spesifik ini mengalami poliadenilasi- di nU^ CC ^ seperti diuraikan kemudian. kompleks tersebut tidak mengandung kotak TATA. ^l r A 8 ' D P ; , l l n g t ida
k 25 produk gen berikatan dengan CTD rotem Med esensial
Pcn
gikatan TBP menandai suatu promotor spesifik untuk untuk mengatur transkripsi pol dengan benar meskipun peran pasti protein -
Sinyal untuk menghentikan transkripsi yang dari RNA KOMPLEKS TRANSKRIPSI PADA EUKARIOT transkripsi dan merupakan satu-satunya tahap dalam proses protein m. masih perlu d.perjelas. Protein -protein terkait lain yang
polimerase II sel eukariot masi e urn diketahui. Namun, Pada sel eukariot, terdapat suatu perangkat yang terdiri dari hingga 50 jenis penyusunan PIC yang seluruhnya bergantung pada intcraksi protein- membentuk RNA polimerase II pernah ditemukan pada sel
jauh di sebelah hi ir pa a s ^ ^ protein untuk keakuratan dan keteraturan transkripsi gen. En 7 n l polimerase (pol I, DNA spesifik berafinitas tinggi- Dar. beberapa tahap in vitro
penyandi gen eukariot '^^hencian ^ transkripsi terminasi. manus,a (>30 protein, Medl-Med31).
Contohnya, sinyal P "&e
isi U)00-
pol II, dan pol III masing-mas* n UI U u
^ selanjutnya, yang pertama adalah pengikatan TFIIA, kemudian
untuk (3-globin mencit terdapat di b P p0li(A).
gen kelas I, II, dan III) mentranskripsikan info r n l ; * s l untai cetakan DNA menjadi TFIIB pada kompleks TFIID" promotor. Ha| ini menghasilkan
2000 basa di luar tempat yang akan c usi terminasi RNA. Polimerase ">* *jarus mengenali suatu tempat spesifik di promotor aga*" if suatu kompleks tripel stabil yang kemudian memiliki lokasi lebih
^| U memulai transkripsi di nukleot ida yang tepat- c tepat dan terikat lebih erat pada tempat inisiasi transkripsi.
Tidak banyak yang diketahui tentan.^a^j spCsifik seperti
atau apakah terdapat peran faktor terunnas terminal Kompleks ini kemudian irlenarik dan menanibatkan kompleks pol
faktor p bakteri. Namun, telah diketahui bah II-TFIIF pada
BAB 36: RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, & MODIFIKASINYA / 369

368 / BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI lebih kecil dan penggabungan reaksi nukleolisis dan Iigasi
Sl,
'Uu aktivator. Pen am ha tan ini, melalui komponen DBD (splicing of exons). Namun, proses transkripsi, pengolahan
rlci rr
*lekul aktivator, menghasilkan struktur yang kompecen s^-cara RNA, dan bahkan transpor RNA dari nukleus sangat
Peran Aktivator & Koaktivator Transkripsi Tabd 36-4. Tiga kelas taktor transkripsi p* 1
transkripsional, dan domain pengaktifan aktivator tI(Jak lagi terkoordinasi. Memang, koaktivator transkripsi yangdisebut
TFIID semula dianggap sebagai protein tunggal. Namun, kelas II dibutuhkan. Pada keadaan ini, peran domain P>Cngaktifan dan TAF SAGA pada sel ragi dan P/CAF pada sel manusia diperkirakan
beberapa bukti menunjukkan bahwa TFIID ternyata merupakan Mekanisme Umum Komponen Spc5- ^ adalah untuk membentuk suatu ^Usunan yang mengarahkan menghubungkan pengaktifan transkripsi dengan pengolahan
suatu kompleks yang terdiri dari TBP dan 14TAF. Bukti pertama Komponen basal i TBP, TFIIA, B, E, kompleks hoIoenzim-G TP vyang sudah jadi) kc promotor; RNA melalui perekrutan suatu kompleks kedua yang disebut
keduanya tidak membantu Pembentukan PIC (lihat panel B,
Koaktivator TAF (TBP + TAF) **
bahwaTFIID lebih kompleks daripadasekadar molekul TBP TRtX ke elongasi transkripsi, splicing (penggabungan), dan
Gambar 36-10). Dalam ^odcl ini, efisiensi proses rekrutmen sccara ekspor dari nukleus. TREX (transcription-export) merupakan
berasal dari pengamatan bahwa TBP mengikat segmen DNA i Med aPi dsbn]
bingga 10 bp, tepat di atas kotak TATA gen, sedangkan holo- SP1, ATP, CTF, AP. langsung n"lcnentukan laju transkripsi suatu promotor. penghubung molekular antara kompleks elongasi transkripsi,
TFIID mencakup regio 35 bp atau regio yang lebih besar lagi Hormondan efektor lain yang berfungsi menyalurkan s,nyal yang perangkat untuk menggabungkan RNA, dan ekspor dari nukleus
Aktivator
berkaitan dengan lingkungan ekstrasel ^cmodulasi ekspresi gen (lihat Gambar 36-11). Penggabungan ini diperkirakan
(Gambar 36-9). Bukti yang kedua; TBP memiliki massa molekul
dengan memengaruhi penyusunan an aktivitas kompleks aktivator meningkatkan ketepatan dan laju pergerakan mRNA secara
2040 kDa (tergantungspcsiesnya), sedangkan kompleks TFIID frekuensi dan koaktivator serta pembentukan selanjutnya PICdi promotor gen
memiliki massa sekitar 1000 kDa. Bukti yang terakhir dan d^n drastis ke sitoplasma untuk translasi.
"Un4Ul,r ''par - sasaran (lihat ab 42). Banyaknya komponen yang terlibat Pada sel mamalia, 50-75% RNA nukleus tidak membentuk
mungkin terpenting; TBP mendukung transkripsi basal tetapi ah SUatU an yanj/.ngat penting. mengisyaratkan Csarnya kombinasi (dan karenanya, aktivitas mRNA sitoplasma. Pengurangan RNA nukleus ini jauh lebih
tidak transkripsi yang diinduksi oleh aktivator tertentu, mis. Spl
transkripsi suatu gcn) yang mungkin terjadi. Penting dicatat bahwa besar dibanding pengurangan yang mungkin terjadi akibat
yang terikat pada kotak GC. TFIID, di pihak lain, mendukung Ua
model tidak saling mcniadakanpembentukan PIC crtahap hilangnya sekuens-sekuens sela saja (lihat bawah). Oleh karena
baik trankripsi basal maupun transkripsi yang diperkuat oleh Spl,
^&toynnKgo^er,'!'aska" versus pembentukan PIC yang diperantarai oleh holoenzim. Mcmang, itu, fungsi pasti transkrip yang tampaknya berlebihan dalam
Octl, API, CTF, ATF, dsbnya (Tabel 36-3). TAF esensial bagi
xonKompleks pramisiasi dapat diperkirakan adanya skenario yang lebih rumit dan melibatkan nukleus sel mamalia ini belum diketahui, meskipun
transkripsi yang dipacu oleh aktivator ini. Masih belum jelas em^ntuka i>h elemen-elemen dari kedua model yang bekerja pada sebuah gen/
n ditemukannya miRNA dapat menjelaskan sebagian transkripsi
apakah terdapat satu atau beberapa bentuk TFIID yang mungkin Penainbahan sekn ' m d,,chsk di atas didasarkan ini.
berbeda sedikit dalam komplemen TAFnya. Dapatlah diterima pada
bahwa berbagai kombinasi TAF dengan i n n , P o n e n - k o , n p o n e n nnirn, dalam MOLEKUL RNA BIASANYA DIPROSES SEBELUM MENJADI
Bagian Penyandi (Ekson) pada Sebagian Besar
I BPatau satu dari beberapa faktor mirip-1 BP (ILF) yang Pcnbcntukan bcrb, CSCns,aldalam model ini adalah FUNGSIONAL Gen Sel Eukariot Diselingi oleh Intron
baru ditemukan-*dapat berikatan dengan promotor yang bahwa
Uu' activator rramk"^ Cctaka DNA. Oleh karena Pada organisme prokariot, transkrip primer gen-gen penyandi
berbeda-beda, dan laporan-laporan terakhir menunjukkan bahwa l!ntuk mcneiku I npS'' yane n,c,11'liki domain autonom Di dalam bagian-bagian penyandi asam amino (ekson) dari banyak
hal ini dapat menjadi penyebab aktivasi selektif yang dijumpai Cn&,ktifkan DNA lihar Bab 38) mRNA mulai berfungsi sebagai cetakan translasi bahkan sebelum gen, terselip sekuens-sekuens panjang DNA yang tidak ikut
i^^kan blrfun^ ^
C au funsi ('C'Tn
< '
nenstinnilasi pembentukan transkripsi selesai. Hal ini terjadi karena tempat transkripsi tidak
ran yang menehub !'
pada berbagai promotor dan perbedaan kekuatan promotor- Jen^ba Vatr TAF dianggap menentukan informasi genetik yang akhirnya ditranslasikan
promotor tertentu. TAF, karena diperlukan untuk kerja mengalami kompartementalisasi seperti pada organisme eukariot. menjadi sekuens asam amino molekul protein (lihat Bab 35). Pada
sebagai
aktivator, sering disebut sebagai koaktivator. Oleh *?n8 bcrikacan den Ung aktivator di hulu, protein Oleh karena itu, pada sel prokariot transkripsi dan translasi kenyataannya, sekuens- sekuens ini benar-benar menginterupsi
karena itu, terdapat tiga kelas faktor transkripsi yang terlibat 1FIID- Da,am P' ^ ^ynk komponen lain beriringan. Konsekuensinya, mRNA prokariot banyak regio penyandi gen struktural. Pada eukariot tingkat-tinggi,
dalam regulasi gen kelas II: faktor basal, koaktivator, dan . - rsusun sccara"i"1 yang mcngangg^P bahwa
( te mengalami pengolahan sebelum sekuens- sekuens sela (intervening sequences, intron) ini terdapat
represor-aktivator (Tabel 36-4). Cara kelas-kelas protein l^yksi antara aktivJJr^ J,ap'~didorong oleh berbagai melaksanakan fungsi nya dalam sintesis protein. Regulasi sebagian di sebagian bcsar (tetapi tidak semua) gen penyandi mRNA.
Tabel 36-3. Sebagian elemen kontrol transkripsi, sekuens p diperlihatkan Hi ' i akr,v,ator, dan komponen gen (mis. operon Irp) mengandalkan penggabungan transkripsi dan Iranskrip primer sebagian besar gen penyandi mRNA (protein)
konsensusnya, dan faktor yang berikatan dengannya yang dukungoleh ,., .*nC, A c'**mbar 36-/0. Model i i translasi ini. Molekul tRNA dan rRNA prokariot ditranskripsikan
mengandung RNA yang komplementer dengan sekuens-sekuens
Pe f n
ditemukan di gen mamalia dan ditranskripsikan oleh RNA ^ daPL,
at bcrikara^srtu ;s,,,1IWa ,ban>^k Protcin rlnS
n in vitro.
dalam unit-unit yang jauh lebih panjang dibanding molekul sela tersebut. Namun, sekuens RNA intron dikeluarkan dari
polimerase II
kti-bukti terkini akhirnya. Pada kenyataannya, banyak unit transkripsi tRNA
rdaPat mekanismc I .mtnjenu,kan bahwa mungkin mengandung lebih dari satu molekul. Karena itu, pada prokariot
transkrip, dan ekson-ekson transkrip disatukan di nukleus sebelum
*n reguiasi transkrin'Un ,> m Pembentukan PjC molekul prekursor tRNA dan rRNA ini perlu diproses untuk
molekul mRNA . muncul di sitoplasma untuk ditranslasikan
(Gambar 36- 12 dan 36-13). Salah satu spekulasi mengenai
menghasilkan molekul fungsional matur. organisasi gen ekson-intron ini adalah bahwa ekson, yang sering
EHemero I Sekuens Konsensus ; Faktor IC cli d.bm ekstrak
# ----- -----
Hampir semua transkrip primer RNA eukariot rnengalami
menyandi domain aktivitas suatu protein, mencerminkan cara
Kotak TATA : TATAAA 1 TBP/TFIID pengolahan ekstensif diantara waktu transkrip tersebut disintesis
yang tepat untuk mengocok informasi genetik yang
hingga saat transkrip tersebut menjalankan fungsi utamanya, baik
Kotak CAAT j CCAATC j C/EBP*, NF-Y* r 1 *"6 bclum T k!mplcks bar GTF dan sebagai mRNA maupun sebagai komponen perangkat translasi
memungkinkan organisme meneuji hasil penggabungan domain-
Kotak GC :GGGCGG j Spl * er,
katan dengan r ntk dw kompleks ini dap;lt domain fungSi0a| protefn baru secara cepat.
seperti rRNA, RNA 5S, atau tRNA atau perangkat pemrosesan
: CAACTGAC Myo D xa"rdfcarrr ,alam^p-Kedua- RNA, snRNA. Pengolahan Jni teri|tama berlangsung di dalam
nukleus dan mencakup pemotongan nuklcolitik menjadi molekul- Intron Dikeluarkan & Ekson Disatukan
: T/CGGA/CN5GCCAA j NF1 * Berbagai mekanisme yang mengatur pengeluaran intron-
h ln aktivator molekul yang 1 on dari fanskrip primcr dj nu|deus> pengikatan ekson-
Oktamer |g i ATGCAAAT j Octl, 2, 4, 6* ^un po,u7Z ' S ditambahkan kc
API j TGAG/CTC/AA ; Jun, Fos, ATF*
Serum i GATGCCCATA j SRF OHT1"ho'-n^PolT,^If"83" mCni7katfcU'
response ; j c
" karena iru n/.r, pa
keberadaan aktivator.
memW P C p' rMak mur,'-'k d'>er,uln
Syok panas : (NGAAN)3 j HSF e'idorong timbulnya hi "8a.matan-pengamatan inj

Daftdr lengkap .ik.in memuat lusinan conto


^ ^ah diuji sccara ckso rekrutmen y*ng
lordapat beberapa anggota dalam famili ini. Pcran aktivator dan koaktiVunmental- Secara
sederhana, mpleks holocnzim-GTP Z n"in8kin
hanya merekrU( Promote tersebut. Kebutuhan 'T
*Udah terbentuk kc !atasi Jika komponen TFIlI) domain
PenSakcifan n\T?baCkan secara anifisial den 3taU ho,oenzim
po/ II rekombinan, pada domai ^ mengSunakan,reknik 1
pengikat DNA (OBr>)
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI & RFPIIKAC,
370 /
' LIKASI ^ROMOLEKUL PEMBAWA
INFORMASI BAB 36: RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, & MODIFIKASINYA / 371

Ekson 1 Ekson 2

Membran 5' Tudung vGG-


Intron
-A-G -// An 3 Transkrip primer 3'
nukleus

Pori
Faktor pengolah
nukleus Tudung G----------- A-G -// An Serangan nukleofilik
\ di ujung 5' intron
(splicing, poliadenilasi)

Tudung vGOH A-G o -// An Pembentukan tali jerat

^ A-l
5-CAP
Prekursor mRNA nasen Tudung ^GOH/O? )-/A K Dipotong di ujung 3 im

I
Faktor pengemas mRNA
(TREX +++) W/-\ dsn 1
Tudung Ligasi ujung 3' ekson
dengan ujung 5'
I eksc

Intron dicerna

Gambar 36-11. Transkripsi gen mRNA vane r


d(:n8an P en8lahan dan transporTNA^n01011. RNA P olimerase 11 digabungkan secara ntranskripsikan sebuah gen

penyandi mRNA , > sini diperlihatkan bahwa RNA pol II secara yang memproses RNA (yi., faktor penggabunc vino n6asi dari Gambar 36- ] Pengolahan transkrip primer menjadi mRNA Pada transkrip hipotetis ini, ujung 5;
atas ke bawah gambar). Faktor-faktor ;^rnmrinasi) berinteraksi dengan domain CTD no? ,7lenSandune motif-SR/RNP serta faktor dipotong
(kiri) intron dipotong (i) dan (1)suatu
terbentuk Han'tali jerat' . .suatu 'tali jerat' Oar,at) antara
,nrhpn..,k . G di ujung 5 intron dan A di
poliadenilasi /TREX direkrut ke transkrip primer mRNA nasen an8kan faktor pengemas RNA seperti kompleks ir,teraksi dekat ujung 3', di sekuens konsensus UACUAAC. Sekuens in. dinamai tempat percabangan, dan
dengan faktor penggabunp/sp interaksi pol II langsung seperti diperlihatkan bagian A yang paling mendekati 3' membentuk ikatan 5'-2' dengan G. Ujung 3' (kanan) intron
^ NA nasen diperkirakan diproses lebih cepat dan I iT8 3da C,i mRNA nasen. Pada keduanya, rantai e rantai mRNA (prekursor) yang kemudian dipotong (i). Pemotongan ini membebaskan 'tali jerat' yang kemudian dicerna, dan
sedang terbentuk '|1 akural karena rekrutmen cepat faktor-faktor ini a ur disalurkan ke pori-pori nukleus yang terdin^t r ekson 1 disatukan ke ekson 2 di residu G.
Pemrsesan mRNA yang sesuai, mRNA yang
onnT dapat berika,an dengan ribosom dan ditnn 'i mrnbran nukleus. Setelah diangkut melalui pori (2005). Molecular Cell 11:1129).
anslasikan menjadi protein (Diambil dari Jensen et al. ^ snRNA. dan protein-protein terkait dibutuhkan untuk 5, yaitu titik percabangan dengan A reaktifnya, dan tempat penggabungan 3.
cr n
bentuk berbagai struktur dan zat antara. Ul di dalam Susunan ini diperkuat oleh U5. Proses ini juga menyebabkan terbentuknya
or n
Pleks snRNP mula-mula berikatan melalui pembentukan lengkung atau struktur tali jerat {lariat). Kedua ujung diputus, mungkin oleh

sr^RNp 3 1 1 b a sa k e b a t a s
ekson-intron 5. U2 di dalam kompleks U2-U6 di dalam kompleks snRNP . U6 jelas esensial karena sel ragi yang
m
olekul m RNA I, ? '
A dan en an
P 8 gkucan JNP kemudian berikatan melalui pembentukan pasangan kekurangan snRNA ini tidak dapat hidup. Penting dicatat bahwa RNA

terdapar e mn 'tP'asma terus diungkap. Dilaporkan


s Sa |
ah saru yan mek a n s
' m= teaks, terbentuk sebelum berinteraksi dengan prekurs r Snurps diperkirakan menempatkan n
, gan tempat percabangan, dan hal ini menyebabkan berfungsi sebagai agen pengatalisis. Rangkaian proses ini kemudian diulang di
splicing yang berbeda. di
bawah ini ITT 8 d l gu na k a n d i se l eu k a r
ot dijelaskan --on segmen-s e n i c n ^ . . untuk reaksi penggabungan yang diperlukan - !_ a M rCS
U A
nukleofilik terpajan. U5/U4/U6 di dalam kompleks gen-gen yang mengandung banyak intron. Dalam hal ini, setiap gen mengik uti
berb a ^ e ! k i p U r sekuens-sekuens nukleotida dalam satu transit 8 3 1 t r a n sk r i
P eukariot Penggabungan dimulai dengan pemutusan di ta U
^_j^j . n 5 (donor atau kiri) dan ATP m
emerantarai penguraian {unwinding) yangdependen- pola tersendiri, dan intron tidak harus dikeluarkan sesuai urutan 1, kemudian
dan bahkan dalam sekuens yan P
,Cukup he
terogen, namun terdapat sekuens - taut intron (Gambar 36- l 2 ' -i-, 1 *)! ^ dan diperantarai oleh protein serta menyebabkan 2, kemudian 3, dstnya.
fl
ekson-* 8 Up te
rkonservasi di masing-masing dari dua 20-40 nukjlo^T ^ $ p l i c e ) da n di dilakukan ol eh serangan nukleofilik oleh residu * perubahan kompleks pasangan basa kompleks U4 -U6 Hubungan antara hnRNA dan mRNA matang padanannya di sel eukariot kini
Percabangan yang terletak (lihat sekuen, [! * S ebdaJl hu,u dari
tempat penggabungan sekuens titik cabang yang terletak tepat di h u * U u * n g intron ini. Terminal 5 yang se ingga i . U6 kemudian mampu berinteraksi, mulai jelas. Molekul hnRNA
U 4 t er e p a s
lS C
3 m
uJtikornpone n S e n su s d * Gambar 36-13). Suatu kompleks me
ngubah t
nCn
^ 1 US U S bebas kemudian suatu lengkung atau struktur tali jerat/laso yang ? .p Ieh ikatan mula-mula dengan U2 dan kemudian dengan Ul. Interaksi
spliceosome, berperan dalam terdiri dari ^ P r imer menjadi mRNA. Spliceosome tak-lazim 5-2 fosfodiester pada ^ Cl
. 1
im er
fungsi untuk inendekatkan- tempat penggabungan
U2, U5, U4 ^ tr nSkr
^P^ r mer
lima RNA nukleus kecil (Ul, sekuens cabang PyNPyPyPuAPy (Gambar 36' l 3 ) ! ^ ,U
di antara n da n dar i
P r o t c , n y a n g banyak adenilil ini biasanya terletak 28 -37 nukleotida se e
^ ^ 1 111 u
dari ujung 3 intron yang
yanp m-L ^ n i e n a n dung motif protein RNP dan SR dikeluarkan. Tempat p er ca an
San mengidentifikasi tempat penggabungan 3- Sekuens konsensus Gl UAAGU UACUAAC
/ g terkonservasi Q , , , . r i . l i
Pemutiisan kedua dilakukan di taut intron dengan ekson 3 (donor di kanan). Pada
kompleks ISecara kolektif, spliceosome membentuk 28-37 nukleotida C
AG J/-
reaksi transesterifikasi kedua in* nidroksil 3 dari ekson hulu menyerang fosfat 5 5'- LA(?_
*p/rSsnH^e0pr0tein ked' ^naUribonucUoprotein a , '* C
batas ek ; o n mt r o
" n hilir dan struktur laso yang mengandung intron dibe as kan dan 5
yang kadang-kadang dinamai snurp. Intron
Ekso Ekson 3
n
dihidrolisis. Ekson 5 dan 3 diikat untuk m e r n cnt
uk sekuens kontinu.
cemungkinannya bahwa spliceosome penta-snRNP

Gambar 36-13. Sekuens konsensus di taut penggabungan. Tampak sekuens S' (donor atau kiri) dan 3' (akseptor atau kanan). Juga
diperlihatkan sekuens konsensus ragi (UACUAAC) untuk tempat percabangan. Pada sel mamalia, sekuens konsensus ini adalah
PyNPyPyPuAPy. Py adalah pirimidin, Pu adalah purin, dan N nukleotida apa saja. Tempat percabangan terletak 20-40
nukleotida di sebelah hulu dari tempat 3' (Copyright 2005. Dicetak ulang dengan izin dan Elsevier).
BAB 36: RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, & MODIFIKASINYA / 373

372/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

adalah transkrip primer plus produk-produk olahan awalnya Prekursor mRNA (A)n
yang, setelah penambahan tudung (cap) dan ekor poli(A) serta | 3 j- AAUAA
1
pengeluaran bagian-bagian intron, dipindahkan ke sitoplasma
sebagai molekul mRNA matur.
Penggabungan selektif Sel B/hipofisis
(A)r>
Alternative Splicing Menghasilkan mRNA yang Berbeda AAUAA
i ltif di ccn Glukokinase hati dan sel B pankreas. Gambar 36-15.
Pengolahan molekul hnRNA adalah tempat regulasi ekspresi Tempat donor 5' alternatif Pemakaian promotor alternJj juj pemakaian promotor spesifik-jaringan.
Perbedaan regulasi gen glukokinase ( G K ) dlcaPai ' 1
sebelah hulu dari promotor dan ekson
gen. Pola alternatif penggabungan (splicing) RNA terjadi
Promotor gen G K dan ekson 1B sel B terleta se -i ar diatur secara berbeda. Di kedua gen,
karena mekanisme kontrol perkembangan dan adaptif yang
1 L hati. Masing-masing promotor memiliki struktu |
Q eh m RNA sel B dan hati memiliki
spesifik-jaringan. Seperti disebutkan sebelumnya, rangkaian ekson 2-10 identik satu sama lain, dan protein GK yang
kejadian penggabungan ekson-intron umumnya mengikuti (AX sifat kinetik yang idcntik.
urutan hierarkis. Kenyataan bahwa sewaktu penggabungan
3. Fungsi pasti sekuens 5UTR dan 3UTR tidak diketahui,
terbentuk struktur RNA yang sangat kompleksdan bahwa Messenger (mRNA) Dimodifikasi di
Tempat poliadenilasi alternatif
tetapi keduanya diperkirakan berperan dalam pemrosesan,
sejumlah snRNA dan protein ikut berperanmenimbulkan u
|ung 5' dan 3' transpor, penguraian, dan translasi RNA; masing-masing dari
beragam kemungkinan akan perubahan urutan dan (A)n reaksi ini berpotensi menambah tingkat kontrol ekspresi
pembentukan mRNA yang berbeda- beda. Demikian juga, Sc
. ,iurs r pcrtl
r ^ disebutkan sebelumnya, molekul in RNA mamalia gen.
pemakaian tempat-tempat tcrminasi- pemutusan-poliadenilasi Gambar 36-14. Mekanisme pemrosesan alternate u , eksklu>i Bentukpengolahan cn
^ gandungsuatu struktur tudung 7-metilguanosindi terminal
alternatif menghasilkan mRNA yang berbeda-beda. Beberapa mRNA ini melibatkan inklusi < ya|tcrnati(selektif ekson,pemakaian tempat donor Vatau
aksep* r dan pemakaian tempat poliadenilasi yang berbeda - s
an
sebagian besar memiliki ekor poli(A) di terminal 3. Penyuntingan RNA Mengubah mRNA
contoh skematis proses ini, yang semuanya terjadi di alam,
- uktur tudung ditambahkan ke ujung 5 prekursor mRNA
tr
Setelah Transkripsi
diperlihatkan di Gambar 36-14.
Kesalahan penggabungan dapat menyebabkan penyakit. RNA Ribosom & Sebagian Besar yan8 baru terbentuk di nukleus sebelum molekul mRNA Dogma sentral menyatakan bahwa untuk suatu gen dan p r o d u k gen
^ dipindahkan ke sitoplasma. Tudung 5 transkrip RNA terdapat hubungan linier antara sekuens penyandi di DNA, sekuens
Paling tidak satu bentuk talasemia-p, suatu penyakit akibat Transfer Diproses dari Prekursor perlukan untuk insiasi translasi yang efisien dan melindungi
ekspresi gen globin-P hemoglobin yang sangat rendah, yang Lebih Besar RNA, dan sekuens protein (Gambar 35-7). Perubahan sekuens DNA
J^ 8 mRNA dari serangan eksonuklease 5-3\ Metilasi
Uj n 5>
seharusnya tercermin dalam perubahan sekuens mRNA dan,
tampaknya terjadi akibat perubahan satu nukleotida di taut Pada sel mamalia, tiga molekul rRNA 'prekursor sekunder molckul mRNA, di residu 2-hidroksi dan N" adenilil,
ekson-intron, menghambat pengeluaran intron sehingga sintesis se bergantung pada pemakaian kodon, dalam sekuens protein. Namun,
bagai bagian dari satu molekul prekursor besai-- (TjiaS*,iJcan jadi setelah molekul mRNA muncul di sitoplasma.
protein p-globin menurun atau lenyap. Hal ini merupakan terjadi setelah molekul mRNA muncul di sitoplasma. baru-baru ini ditemukan pengecualian terhadap dogma ini.
kemudian diproses di nukleolus untuk emukan kkor .^olifA^ ditambahkan pada ujung 3 m
konsekuensi dari kenyataan bahwa reading frame translasi komponen RNA bagi subunit ribosom yang rerlettk Ekor poli(A) ditambahkan pada ujung 3 molekul mRNA Informasi penyandi dapat diubah di tingkat mRNA oleh
mRNA melalui pemrosesan pascatranskripsi. mRNA mula- penyuntingan RNA (RNA editing). Dalam hal ini, sekuens penyandi
normal untuk mRNA terganggusuatu defek pada pioses di sitoplasma. Pada sel mamalia, gen-gen rRN m e'n_
mendasar (penggabungan) ini menggarisbawahi tingkat akurasi di nukleolus. Di setiap sel terdapat ratusan sa 11 . mula diputus sekitar
iputus 20 nukleotida
sekitar zu nuiaeotiaadi sebelah hulu dari
ai seoeum - mRNA berbeda dari sekuens penyandi DNAnya. Salah satu contoh
.. . ill -inkan untuk sekuer- i~.-> I'.nv.im Inin,
sekuens pengenalan AAUAA. Enzim lain, polimerase,
AAl IAA. noli(A) poli(A) polimerase, adalah gen dan mRNA apolipoprotein B (apoB). Di hati, satu gen
yang harus dicapai proses penggabungan antarRNA.
t>cn mi. Gen yang berjumlah besar ini dipet* -nenvidti membentuk menanibahkan ekor poli(A) yang kemudian diperpanjang hingga apoB ditranskripsikan menjadi sebuah mRNA yang mengarahkan
Pemakaian Promotor Alternatif Adalah Suatu Bentuk setiap tipe rRNA dalam jumk1*1 ' ^ } 200 residu A. Ekor poli(A) tampaknya melindungi uiung 3 mRNA sintesis protein 100-kDa, yaitu apoBlOO. Di usus, gen yang sama
Regulasi untuk membentuk 10' ribosom yang dibuc11 ^ ^ setiap replikasi dari serangan 3>5 eksonuklease. Keberadaan atau ketiadaan mengarahkan sintesis transkrip primer; namun, sitidin deaminase
sel. Sementara satu molekul 111 ^ a|fU disalin menjadi 10 molekul ekor poli(A) tidak menentukan apakah suatu molekul prekursor di mengubah kodon CAA di mRNA menjadi UAA di suatu tempat
Regulasi spesifik-jaringan ekspresi gen dapat dicapai oleh protein, yang ^kl - nukleus muncul di sitoplasma karena semua molekul hnRNA s p e s i fi k . Alih- alih menyandi glutamin, kodon ini berubah menjadi

elemen-elemen kontrol di promotor atau oleh pemakaian r U


amplifikasi berskala besar rRNA adalah p -urn^|j Tidak adanya yang memiliki ekor poli(A) tidak membentuk mRNA sitoplasma, kodon terminasi, dan hasilnya adalah suatu protein 48- kDa
promotor alternatif. Gen glukokinase (GK) terdiri dan sepuluh am demikian juga tidak ada molekul mRNA sitoplasma yang (apoB48). ApoBlOO dan a p o B 4 8 m e m i l i k i fungsi berbeda di dua organ.
ekson yang disela oleh sembilan intron. Sekuens e^on 2-10 plifikasi ini menyebabka'1 ] n a mengandung ekor poli(A) (mRNA histon adalah yang paling Kini semakin banyak contoh yang ditemukan, termasuk perubahan
identik di sel hati dan sel B pankreas, yaitu jaringan utama yang lit , . rransKnpsi mencolok dalam hal ini). Enzim-enzim sitoplasma pada sel
8e>i menjadi berrtambah banyak dan laj11 ^ j glutamin menjadi arginin pada reseptor glutamat dan beberapa
mengekspresikan protein GK. Di kedua jaringan ini, ekspresi gen mamalia dapat menambahkan dan mengeluarkan residu adenilil perubahan dalam mRNA mitokondria Trypanosoma, yang
menjadi tinggi, yang biasanya disinkronkan
GK diatur dengan cara yang sangat berbedaoleh dua promotor Pertumbuhan sel. Demikian juga, RNA trans er cl,n8 i . , dari ekor poli(A); ptoses ini dilaporkan berkaitan dengan umumnya melibatkan penambahan atau penghilangan uridin. Belum
yang berlainan. Promotor ?' hatl dan ekson 1L terletak dekat ekson I, tambahan perubahan stabilitas dan translatabilitas mRNA. diketahui seberapa luas penyuntingan (editing) RNA ini, tetapi
2-10; ekson 1L berikatan secara langsung dengan ekson 2. e ai ya, disintesis sebagai prekuisoi, dengan sekuen- ^ Ukuran beberapa molekul mRNA sitoplasma, bahkan setelah perkiraan saat ini m e n y a r a n k a n bahwa <0,01 % mRNA disunting dengan
promotor se| B pankreas terletak sekitar 30 bP * belJ. 5 dan 3 dari sekuens yang membentuk tRN Ur Sebagian kecil ekor poli(A) dikeluarkan, masih jauh lebih besar daripada ukuran cara ini.
hulu. Dalam hal ini, batas 3' ekson IB terikat pada tRNA bahkan mengandung innn' yang diperlukan untuk menyandi protein spesifiknya, sering 2
batasj^ sampai 3 kali lipat. Nukleotida
e son 2. Ekson I L d a n promotor di hati dl RNA dapat mengalami N\OOi^liCASl ekstensif
tambahan terdapat di regio -regio yang tidakditranslasikan
uar
Kcbcradaan (non-coding) b a i k di 5 maupun 3 regio penyandi; sekuens yang ti dak
Pada hakikatnya, semua RNA mengalami modifi^aS
d i t r a n sl a s i k a n d a n terpanjang biasanya di ujung
reaks, penggabungan (lihat Gambar 36-15)^ pascatranskripsi. Sudah jelas bahwa setidakny3, sc modifikasi ini
banyak promotor yang berlainan memungUmlkin c
bersifat regulatorik.
pola ekspresi gen van? snesifik untuk jaringan
RNA: SINTESIS, PEMROSESAN, & MODIFIKASINYA / 3 7 5

BAB 36
Sims RJ, Belotserkovskaya R, Reinberg D. Elongation by RNA polymerase II:
the short and long of it. Gene Dev
^on B, I jian R. Orchestrated response: a symphony of transcription
/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI A PFPI^AC, .
374 E LIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI 2004:18:2437.
rc -gio akti
f M faCt rS *r 8nC contro1- Genes Dev 2000:14:2551.
ar, Stevens SW, ct al. Composition and functional characterization of the yeast
RNA polimerase berinteraksi dengJ*n
iatis I, Reed R. An extensive network of coupling among gene

^ expression machines. Nature 2002:416:499. spliceosomeal penta-snRNP. Mol Cell 2002:9:31. Tucker M, Parker R.
RNA Transfer (tRNA) Diproses & cis gen, yang disebut promotor, untuk r
Phanides G, Reinberg D. A unified theory of gene expression. Mechanisms and control of mRNA decapping in Sdcchnromyces cerevisine. Ann
Dimodifikasi Secara Ekstensif Lromnicks prainisiasi (PIC) yang mamp1 >fnbentuk**
c Cell 2002:108:439. Rev Biochem 2000:69:571. Woychik NA, Hampsey M. The RNA polymerase II
-^t!S P . limum Cc
d R, Cheng H. 1 REX, SR proteins, and export of mRNA. Curr
jJC dipcrniudalj o/,V i * l
kompleks pr
proses pc*- machinery: structure illuminates function. Cell 2002:108:453.
Seperti dijelaskan di Bab 34 dan Bab 37, molckul tRNA berfungsi inisiasi transkripsi
a
Opin Cell Biol 2005:17:269. tki n AJ, Manley JL. The ends of the affair:
GTF),TFIIA n n ">'',k kfcmr transkripsi umics capping and
sebagai molekul adaptor untuk translasi mRNA menjadi sekuens
Plyadenylation. Nat Struct Biol 2000;7:838.
protein. tRNA mengalami banyak modifikasi basa-basa standar A,
U, G, dan C, termasuk metilasi, reduksi, deaminasi, dan tata-ulang /^".ukan nc ' * " "
d

ikatan glikosidat. Modifikasi lebih lanjut molekul tRNA mencakup '1P~-mchlui jnt . . ',r lf-'pat terjadi sccara beta-
alkilasi nukleotida dan perlekatan terminal CpCpAOH khas di ujung Pl'n>ci3sc den,.in Slku "'hl teratur C.TF dan RNA
3 molekul oleh enzim nukleotidil transferase. Gugus OH 3 pada ndalui Pengenalan n,rmt,'oratau dalam satu
ribosa A adalah titik perlekatan untuk asam amino spesifik yang ^7f-KNa p o l j ' rom""<r oleh kompleks holoemia
akan masuk ke dalam reaksi polimerisasi pada sintesis protein.
Metilasi prekursor tRNA mamalia mungkin terjadi di nukleus, /anskripsj
an tcrminasi. memperlihv^ '"lbh ,crbcncuk-
sementara pemutusan dan perlekatan CpCpAOH adalah fungsi r "S'1 fa: inisiasi. elongasi.
sitoplasma karena gugus terminal tersebut mengalami pertukaran tersendiri L T bc'B=ntung pada eletnen-
(turn over) yang lebih cepat dibandingkan dengan pcrturan yang p 'ein trans-actinr n ',pat ^imodulasi oleh taktar
dialami molekul tRNA itu sendiri. Enzim di dalam sitoplasma sel Sebagian Desar i\.i ..
ba**n
'yang ?hrk-
bcsar RNA kelebihan
mengandung sekuens yang
mamalia diperlukan untuk melekatkan asam amino pada residu ot cismccsis RNA
'U..!.,,-,,
sebelum ,
i7riaclinya
terjadinya
fungsional.
;1,1
p "pembentukan sebagai prekursor
CpCpAOH (lihat Bab 37). V S 1 nc vang harus dibuat:s>
Sintesis mRNA eukariot menghasilkan
fungsional.
matur dun
prekursor pr* , KNA Xan8 niengarulung banvak
RNA DAPAT BERFUNGSI SEBAGAI kelebihan RNA (intron) yang harus dibuang
KATALISATOR dengan secara cermet dan
Selain efek katalitik yang dimiliki oleh snRNA dalam melalui
tepat melalui proses
proses pci 0___penggabungan RNA (R^A
agar menghasilkan mRNA fungsional sPlicinyang
t
"
pembentukan mRNA, RNA juga memiliki beberapa fungsi c- o!o terdiri daridan
sekuens penyandi dan bukan penyandi.
enzimatik. Ribozim adalah molekul RNA dengan aktivitas Semua tahapdari perubahan di cetakan, sC rat>iliras
katalitik. Enzim-enzim ini biasanya berperan dalam reaksi aksesibilitas DNA dalam kromatin hingg*1 .
transesterifikasi, dan kebanyakan berkaitan dengan metabolisme berpotensi
RNAdapat mengalami modulasi sehinggr .
RNA (penggabungan dan endoribonuklease). Baru-baru ini
sebagai tempat kontrol bagi regulasi gen eukari
diketahui bahwa suatu komponen RNA ribosom dapat
menghidrolisis ester aminoasil sehingga berperan sentral dalam
fungsi ikatan peptida (peptidil transferase; lihat Bab 37). REFERENSI
Bourbon H-M et al. A unified nomenclature for protein
subunits
Pengamatan-pengamatan ini, yang dilakukan terhadap organel of mediator complexes linking transcriptional regulators
dari tumbuhan, ragi, virus, dan sel eukariot tingkat tinggi, RNA polymerase II. Mol Cell 2004; 14:553 -

memperlihatkan bahwa RNA dapat berfungsi sebagai enzim. Hal


Busby S, Ebright RH. Promoter structure, promoter
recognition.
ini menghasilkan perubahan pemikiran tentang kerja enzim dan privation in prokaryotes. Cell 1994,79:74.^
asal kehidupan itu sendiri. activationinprokaryot
-i I basis o)of
andtranscriptionactP, Bushnell DA, Kornberg R. Structural
Cramer ^
r cSO Ut ,c n
I: RNA polymerase II at 2.8 angstrom
RDNG8CASAN1
transcription:
Science 2001;292:1863.
RNA disintesis dari cetakan DNA oleh enzim RNA Fedor MJ. Ribozymes. Curr Biol 1998;8:R44l. ofR-NA editing.
polimerase. Gott JM, Emerson RB. Functions and mechanisms
Terdapat tiga RNA polimerase dependen-RNA nukleus Ann Rev Genet
2003:34:499.
........
pada mamalia: RNA polimerase 1, II, dan III. Ketiga Hirose Y, Manley JL. RNA polymerase II and the integration ot
-Uor events. Genet Dev 2000;
enzim ini mengontrol fungsi transkripsimasing- 14:1415.
- J -r-rui ""nr f rnent
nuclear events. Genet . ---
masing transkripsi gen rRNA, mRNA, dan RNA keel ec
Keaveney M, Struhl K. Activator-mediated Elon
(tRNA/rRNA 5S, snRNA). veney iv,, nscrip
recruitincm
: 1:917.

RNA polymerase machinery J-minant


yeast is mechanism
for transcriptional activation in
Kornblihrt AR, ct al. Multiple links
between tra
splicing. RNA 2004:10:1489
SINTESIS PROTEIN & KODE GENETIK

^bei 37_7_ Kode genetik (tugas kodon cli RNA \rtl^ssenger


mamalia)1
Sintesis Protein & Kode Genetik _
N^cleotida :
Nukleotida Kedua !
|, : r ; a ' ^' Nukleotida

..^rtama j Ketiga J
Daryl K. Granner, MD & Anthony Weil, PhD

PERAN BDOMEDDS ien aau ,i


amino
oses ini.
uin kcxk t
mRNA n
ntnino
t mRNA
neriufcan
ini harus
nali asam
rcrsebur.
,garah(can
di suatu
araannya.
nar-benar

KODE GENETIK TIDAK


INFORMASI GENETIK MENGALIR AMBIGU
DARI DNA KE RNA KE PROTEIN TINDIH, TANPA

suatu
BAB 37: SINTESIS PROTEIN & KODE GENETIK / 379

RNA tersebut akan membentuk basa komplementer sekuens


/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
nukleotida gen mutasi tersebut.
378 Jika ditranslasikan menjadi protein, perubahan satu basa
lcks ic
molekul mRNA akan menimbulkan salah satu dari beberapa
kemudian mengenali tRNA spesifik temp*,c -j a<Jeno5:
Tabel 37-2. Ciri kode genetik efek berikut:
melekatkan gugus aminoasil terminal .V-h'1 j.urang ^ Reaksi
1. Mungkin tidak ada efek yang dapat dideteksi karena
perlekatan memiliki tingkat kesalal1-in^^jejiat pac:
Degenerate Tidak ambigu adanya degeneracy kode; mutasi semacam ini sering disebur
Tidak tumpang-tindih Tidak 10 1 sehingga sangat akurat. Asam amino tetap pjengr-1--1 tRNA
spesifiknya dalam ikatan ester sanl^?'.1I1 prekursor polimerisasi di sebagai silent imitation. Kemungkinan terjadinya silent
mengalami interupsi
Universal posisi spesifik dalam pembentu ' polipeptida dari molekul protcin. mutation ini meningkat jika basa yang berubah di molekul
jj Bab 3^ mRNA merupakan nukleotida ketiga kodon. Karena wobble,
Regio-regio di molekul tRNA vang pen tine translasi suatu kodon menjadi paling kurang sensitif terhadap
(dan diperlihatkan di Gambar 34-1 1) kini niCI1F* berpern Lengan perubahan di posisi ketiga.
karena peneliti sering perlu mendeduksi struktur mRNA dari 2. Efek missetise akan terjadi jika yang dipasang di
ribotimidin pseudouridin-sitidin ( *
sekuens primer sepotong protein untuk menyintesis pelacak tempat tersebut adalah asam amino yang lain. Asam amino
ribosor
oligonukleotida dan memulai proyek pengklonan DNA Lengan akseptor yang salah iniatau missense, bergantung pada lokasinya
.'
rekombinan. Ciri penting kode genetik dicantumkan di Tabel di proteinmungkin acceptable (dapat diterima), partially
dalam pengikatan aminoasil-tRNA pada perm11 sdtu dari
37-2. 3 acceptable (sebagian diterima), atau unacceptable (tidak dapat
di tempat sintesis protein. I.engan D adalah sa ^.pjsJA oleh tempat S. Phe diterima) bagi fungsi molekul protein yang bersangkutan.
yang penting untuk pengenalan spes,cS ;lkseptor aminoasil-tRNA Gambar 37-2. Pengenalan kodon oleh antikodon. Salah satu kodon untuk
TERDAPAT SETIDAKNYA SATU SPESIES RNA TRANSFER Berdasarkan penelitian mendalam mengenai kode genetik,
sintetase padanan n>'a I't|,dalah tempat yang terletak di terminal 3 - fenilalanin adalah UUU. tRNA yang dimuati oleh feni,al "'" (Phe) memiliki sekuens
(tRNA) UNTUK MASING- MASING 20 ASAM AMINO dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perubahan satu
hidroksil adenosd melekat nya asam amino spesifik.^ ^ (j.m regio komplementer AAA; oleh karena itu, t ^ _
basa menyebabkan digantikannya sebuah asam amino oleh
Molekul-molekul tRNA memiliki fungsi dan struktur tiga Regio antikodon terdiri dari tujuh nukleot1 37.2). Ini membentuk kompleks pasangan basa dengan kodon. Reg'o antikodon
asam amino lainnya yang gugus fungsionalnya serupa. Hal
ini mengenali kodon tiga-luiruf di mRNA ^ inl,inrikodon Sekuens biasanya terdiri dari suatu sekuens tujuh nuklco ic < variabel <N), purin
dimensi yang sangat mirip. Fungsi adaptor (pengenalan) ini merupakan suatu mekanisme efektif untuk menghindari
modifikasi (Pu*), X, Y, Z (di sini A-A-A), dan dua pirimidin (Py) dalam arah 3' ke
molekul tRNA mengharuskan setiap tRNA spesifik dimuati yang dibaca dari arah 3 ke 5 di ^cnS^U.n^_5* yang ini terdiri dari perubahan drastis sifat fisik molekul protein. Jika terjadi efek
5'.
oleh asam amino tertentu. Karena asam nukleat tidak memiliki purin-XYZ-pirimi acceptable missense, molekul protein yang terbentuk mungkin
afinitas terhadap gugus fungsional spesifik pada asam amino, din-pirinl1 mbacaan Contohnya, dua kodon untuk arginin, AGA dan AGG, dapat tidak dapat dibedakan dari protein normal. Missense yang
pengenalan ini harus dilaksanakan oleh suatu molekul protein bervariasi sesuai basa. Perhatikan bahwa arah oenetjj; antikodon ini mengikat antikodon yang sama yang memiliki urasil di ujung partially acceptable akan menghasilkan molekul protein
yang mampu mengenali baik molekul tRNA spesifik maupun adalah dari 3 ke 5, sedangkan k . j an di Tabel 37-1 dibaca dari 5nya (UCU). Demikian juga, tiga kodon untuk glisin GG , GGC, yang berfungsi parsial, tetapi abnormal. Jika timbul efek
molekul asam amino spesifik. Diperlukan setidaknya 20 enzim arah 5 ke 3 k a r c n a . m R N A lengkung antikodon masing- dan GGAdapat membentuk pasangan basa dari satu antikodon, unacceptable missense, molekul protein yang terbentuk tidak
spesifik untuk fungsi pengenalan spesifik ini dan untuk masing dari U
.irjrisnvl CCL I adalah suatu nukleotida inosin (lihat Gambar 33-2 untuk akan mampu berfungsi sesuai tugasnya.
melekatkan 20 asam amino ke molekul tRNA masing-masing. dan tRNA bersifat antiparalel dalam komple* ,lcnt
: mengetahui strukturnya), yakni basa ane I lain yang muncul di 3. Dapat muncul kodon nonsense yang kemudian
Proses pengenalan dan perlekatan (charging) berlangsung dalam [1 till*" II1llUl
molekul tRNA. menyebabkan terminasi/penghentian dini (premature
seperti semua interaksi antarmolekul di antara asam nukleat.nukleotida
dua tahap oleh satu enzim untuk masing-masing 20 asam termination) pembentukan asam amino rantai peptida,
Degeneracy kode genetik terutama terletak u bentuk;in terakhir PERUBAHAN SEKUENS NUKLEOTIDA MENYEBABKAN
amino. Enzim-enzim ini disebut aminoasil-tRNA sintetase. sehingga hanya terbentuk sebagian/sepotong dari molekul
triplet kodon yang mengisyaratkan bahwa pcirl u|<jeorjcj} pasangan MUTASI
Enzim ini membentuk suatu zat antara aktif kompleks protein yang ingin diproduksi. Besar kemungkinan bahwa
basa antara nukleotida terakhir ini dan arurvn padanannya di
aminoasil-AMP-enzim (Gambar 37-1). Kompleks aminoasil- Perubahan awal mungkin tidak terjadi di untai cetakan molekul protein yang mengalami terminasi prematur
antikodon tidak benar-benar me|li;|tl > ,
AMP-enzim spesifik molekul DNA untai-ganda gen yang bersangkutan, namun (potongan peptida) ini tidak akan berfungsi.
Watson-Crick. Hal ini disebut wobble (goyang) pasangan kodon
dan antikodon dapat "wobbl? 1 U
F' setelah replikasi, molekul DNA anak yang mengalami mutasi cli
untai cetakannya akan mengalami segregasi dan muncu dalam
Hemoglobin Mengilustrasikan Efek-Efek
pembentukan pasangan nukleotida-ke-nuldeotida - P
S L
Perubahan Satu Basa dalam Gen Struktural
populasi organisme.
Sebagian mutasi tidak menimbulkan efek yang nyata.
Sebagian Mutasi Terjadi Akibat Sistem gen yang menyandi hemoglobin manusia merupakan
AMP + Enz
Substitusi Basa
perubahan satu basa {point imitation, mutasi titik) dapat berupa
O O transisi atau transversi. Pada transisi, sebua pirimidin dieanti oleh
HOOC-HC-R >- Enz Adenosin n p o C CH R pirimidin lain atau purin diganti o e purin lain Pada transversi,
I T < ------- C
OH N sebuah purin berubah menja salah satu dari dua jenis pirimidin atau
H.N
H tRNA tRNA-aa sebuah pirimidin berubah menjadi salah satu dan dua jenis purin,
Enzim (Enz) EnzAMP-aa (Asam amino aktif) sepc diperlihatkan di Gambar 37-3. mlltasi

AMINOASIL- tRNA Kompleks Jika sekuens nukleotida gen yang mengandung mut. A-*-
aminoasil-AMP-enzim Aminoasil-tRNA
SINTETASE
Asam amino (aa) ditranskripsikan menjadi sebuah molekul RNA, mole Transisi
Gambar 37-3. Diagram mutasi transisi dan mutasi transve
Gambar 37-1. Pembentukan aminoasil-tRNA. Reaksi pembentukan aminoasil-tRNA mi berjalan dua tahap dan melibatkan
enzim aminoasil-tRNA sintetase. Reaksi pertama menghasilkan pemben ukan kompleks AMP-asam imino enl. Asam amino
aktif ini kemudian dipindahkan ke molekul .RNA yang sesua, AMP dan enzim dibebaskan, dan enzim dapat digunakan
kembali. Reaksi perlekatan memiliki tingkat kesalahan
kurang dari 10' sehingga sangat akurat.
5). ' .

BAB 37: SINTESIS PROTEIN & KODE GENETIK / 381

^"Ssr^^H^iXplfm^babkan kekacauan
x:: - a-o di

380 BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI valin. Jelaslah,
Jika rangkaian mutasiatau
tiga nukleotida missense
kelipatannyaini mengganggu
terdee dari suatu regio
terbentuknya kodon nonsens 1 pe mbacaan melewati
tempat insersi, dan d a p a t d i SU atu gen,
ngs^penyandi, mRNA padanannyaJj ditranslasikanakan menghasilkan protein dengan
suatu kodon terminasi. hkan reading frame
n jum ai asam amino berkurang sesuai delesi (contoh 2, m e mu U

salah satu sistem yang paling banyak diteliti. Tidak adanya efek yang timbul Substitusi Asam Amino Menye <* rmal dan menyebabkan anemia sci sabit Gam r
jika
, ' 5)- genreading
Karena nu insersi (atau sebaliknya) .p. ?, -5). mRNA yang
ter frameadalah suatu triplet, fase pemb u n t u k kodon-kodon di sebelah distal tidak 7

akibat perubahan sebuah basa dapat dibuktikan hanya dengan menentukan Mutasi Missense dapat dalam keadaan homo/.igot. Perubahan menjadi normal (contoh , * gandung sekuens
njadi valin .dapat dianggap partially acceptable -
men
rneakan t g S ' Namun, jika terjadi deles, satu atau dua nukleotida V sebelum atau di
er an
sekuens nukleotida di molekul mRNA atau gen strukturalnya. Dari penentuan T p terbentuk, jika d.transla,. kan^fmcrsi dan delesi.
sekuens sejumlah besar mRNA dan gen hemoglobin di banyak orang,
A. MUTASI MISSENSE YANG DA ^ ^ dit** arena
dalam kodon terminasi normal ^ nonsense), mbacaan sinyal terminasi normal a .
pe asam amino yang kacau d . . an asam ammo rangkai

dibuktikan bahwa kodon untuk valin di posisi 67 rantai P hemoglobin ternyata Salah satu contoh nuit.isi rnitn.u > . tU k .
r hemoglobin
terganggu. S dapat
semacam
D el e s i ini mengikat dans.melepaskan
dapat menyebabkan ny _ terminasi terusoterbaca Di luar pemulihan read. ^ ' bayangkan bahwa
d t mem

tidak identik pada semua orang yang memiliki rantai P hemoglobin yang (Gambar 37-4. a,as) di gen struktural u ,^0^ 'Sigcn,
hmgga kodon nonsense beriku dijumpai (contoh 1. Gambar 37 -5). Contoh fenomena yang terbentuk akan tepat. P d nya dapat ke ua

berfungsi normal. Hemoglobin Milwaukee memiliki asam glutamat di posi si hemoglobin dapat dideteksi karena oran, meskipun sccara abnormal.
diuraikan dalam pembahasan tentang hemoglobmopaci. berbagai kombinasi delesi, " SC
i nya abnormal,sebag an

dua
67; hemoglobin Bristol mengandung asam aspartat di posisi 67. Untuk yang secara elektroforesis berbeda d. sel da Jiren^ Insersi (penyisip-">
MUTASI M/SSE/VSE YANG 'T^kan kelipat^ tiga
IDAK DAPAT
menghasilkan suatu prote ? 6 ens asam o l e h s ck u

nukleotida ke dalam sebuah gen menghasilkan ml


mengctahui bahwa perubahan asam amino disebabkan olch perubahan satu yang tampak sel,a.. 1 lemoglobin I likar, P" . _nem.Uk> D
TEyang
RIMA reaZg^ne^ berubah saat ditranslasikan, dan efek
residu nukleotida di kodon untuk asam amino 67, perlu diketahui bahwa mRN A pada dua keluarga lepang. Hcmoglobm
Mutasi tuissense yang tidak dapat diterima
asparagin sebagai pengganti lisin ii P s
yang menyandi hemoglobin Bristol memiliki kodon GUU atau GUC sebelum ob ahan AAA
37- 4, bawah) pada gen hemoglobin inenghasi 'a
kemudian berubah menjadi GAU atau GAC. Kedua kodon ini adalah kodon Transversi yang sesuai nu.ngkin adalah U s.n oleh
molckul hemoglobin nonlungsional. Contohnya,
atau AAG menjadi AAU atau AAC I engfc,
untuk asam aspartat. Namun, mRNA yang menyandi hemoglobin Milwaukee
asparagin tampaknya tidak mengubah lung-
oorI tl al ranta.
mutas
harus memiliki posisi 67 kodon GUA atau GUG agar tetap bisa dihasilkan hemoglobin M menghasilkan molekul yang Frameshift
P pada para individu ini.
kodon asam glutamat G AA atau GAG. Hemoglobin Sydney yang mengandun g memungkin 'an
2 u
alanin di posisi 67 dapat berasal dari perubahan satu nukleotida di salah satu B. mutasi MISSENSE yang sebagia Fe * gugus heme teroksidasi menjadi Fe , membentu
dari keempat kodon untuk valin (GUU, GUC, GUA, atau GUG) menjadi kodon
d,ter
.ma ' ,.inlbar 37-4. v
untuk alanin (masing-masing GCU, GCC, GCA, atau GCG).
Mutasi missense yang sebagian diterima j o b j S yang
methemoglobin. Methemoglobin tidak dapat mengang
tengah) paling jelas dicontohkan oleh hen lutanvat.
'Ut Pembahasan di atas mengenai P ^ ^ofek^tRNA akibat mutasi genetik
er

ohkan oleh heng dutamat, oksigen' (lihat Bab 6). disebabkan a * ^ - kariot yang berfungsi normal. Namun, pac^
sme pr o l kul kan mo e
- f h
dan eukariot tingkat rendah, P^" terbentuk akibat tRNA yang.berfungsi
asam amino normal di posisi 6 ranta, |i. d i kodon Mutasi Frameshift Terjadi Karena Delesi atau abnormal^ P^^al ini mampu mutasi. Sebagian molekul tRNA ^ b er u b a b
valin. Perubahan satu nukleotida yang scs t; UA atau Hnsersi Nukleotida di DNA yang Mengubah mengikat dan memecahkan kod n struktural.
adalah GAA atau GAG asam glutamat menl mRNA sehingga menekan efek mutas, S j ibentuk akibat Molekul tRNA
Delesi (penghilangan) satu nukleotida dari untai supresor mt >Sb meneUan mutas,
penyandi sebuah gen menyebabkan perubahan erubahan reg.o ant,kodon, mamp Mft Namun,

Molekul protein Asam amino Kodon


reading frame (rang bingkai baca) mRNA. Perangkat missense, mutas, nonseme, dan muta p membe dakan karena molekul tRNA
yang mentranslasikan mRNA tidak menyadari bahwa supresor ol c h mutasi
Missense yang HbA, r 61 L sin AA A atau AA G ada sebuah basa png hilang karena tidak ada kodon normal dengan kodon ya g ^ Aan
dapat diterima
b ; a sa n y a

punctuation (tanda baca, jLCl dalam pembacaan genetik, keberadaan molekul Como hny a , molekul

antai (5 , > > kodon. Oleh sebab itu, terjadi perubahan bcsar menyebabkan penurunan viabilitas. ^ terminasi
Hb Hikar Aspa ragin A/ X I C dalam sekuens asam amino yang dihasilkan seperti tRNA su
Pr esor nonsense da
Pat m ne
f es kipun tidak tepat. normal sehingga pembacaan
atau AA diperlihatkan di contoh 1, Gambar 37-5. Perubahan berlanjut J e n l b a ca sebuah
red frame menyebabkan kekacauan translasi di
rantai (5
Molekul tRNA supresor frameshift dapa ^ d ek a t n y a

Missense yang 6 Glutamat G/ mRNA, di sebe a i distal dari posisi delesi sebuah kodon normal plus sebuah komponen voc ^
setengah diterima nukleotida tersebut. Sekuens asam amino yang sehingga menyebabkan pergeseran rang a ^ tersebut tidak diinginkan.
Hb A, rantai (5 1 \A a'au GAG i
da pat

berada di sebelah distal delesi tidak saja mengalami Molekul tRN ditemukan di sel mamalia.
Hb S, rantai (1 I jA atau GUG kekacauan, tetapi dapat muncul kodon nonsense^
G
Valin dalam pembacaan sehingga produksi polipeptida SEPERTI TRANSKRIPSI, SINUS'S
menga am* kekacauan maupun penghentian dini protein dapat diuraikan tiga FASE:
Missense yang antai a 58 Histidin CAU atau CAC (contoh 3, Gam ar INISIASI, ELONGASI, TERMBNASB
tidak dapat T roses pemben-
diterima Sifat struktural umum ribosom dan P r o S C S " u k partikel ini tukannya dibahas di
HbA, Hb '
on), I I I Bab 36. Entitas beibent
rantai a Tirosin UAL) atau UAC

M(Bos
. ,1 r-intni nen tl-M 11,11
Gambar 37-4. Contoh tiga jenis mutas. missense yang menghasilkan.ran ha,kan. Mulasi ranlai

Perubahan asam amino dan kemungkinan perubahan d. kodon enyCbabkan perubahan


n III- urt-iri nmmknva tidak menyebabkan kelainan fisiologis, tetapi ...
p hemoglobin Hikari tampaKnyd / hemoglobin S mengikat
gambaran elek.roforesl, 'sualu mutasi di ran.ai .
feri
*idak dapa'mt B 8
BAB 37: SINTESIS PROTEIN & KODE GENETIK / 383

382/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
tudung melalui protein 4E. Kemudian eIF-4A (4A) dan
f*kosom menjadi subunit 40S dan 60S; (2) terikatnya suatu CIF-4B (4B) mengikat dan mercduksi struktur sekunder
Wild type nipicks tripel yang terdiri dari met-tRNA, GTP, dan elF-2 P^da kompleks ujung 5 mRNA melalui aktivitas ATPase dan
Normal ribosom 40S untuk membentuk kompleks prainisiasi; helikase dependcn-ATP. Penyatuan mRNA dengan kompleks
mRNA 5... UAG UUUG AUG GCC UCU UGC AAA GGC UAU '
P0l peptlda Mel Ala Ser Cys Lys Gly prainisiasi 43S untuk membentuk kompleks inisiasi 48S
^ terikatnya mRNA pada kompleks prainisiasi 40S untuk
3
Tyr - UAG- memerlukan hidrolisis ATP. eIF-3 merupakan protein kunci
AGU A j^rnbentuk kompleks inisiasi 43S; dan (4) kombinasi rripicks
-Ser-
G STOP
inisiasi 43S dengan subunit ribosom 60S untuk rricmbentuk karena senyawa ini mengikat sccara kuat komponen 4G dan
U
-Sor kompleks inisiasi SOS. 4F dan menghubungkan kompleks ini subunit r.bosom 40S.
Setelah pengikatan kompleks prainisiasi 43S dengan tudung
Contoh 1 Delesi (~l)~j ' DISOSIASI RIBOSOM mRNA dan reduksi (pencairan) struktur sekunder di
-1 U
I
,dKt r I,,,:inisiasi,
sim" faktor 'UIS,, u
" berikatan dengan
eIF-3 dan elF-lA, --------
t unic -dekat ujung 5 mRNA, kompleks memindai mRNA untuk
lU >

AC* 3'
3u
nit ribosom ribosom 40Sbaru
40S yang vaneterurai.
baru terurai.
Hal iniHal ini menghambat
menghambat. ndctcksi kodon inisiasi yang sesuai. Secara umum kodon
mRNA 5'... UAG UUUG AUG GCC CUU GCA AAG GCU AUA GUA GUU c
asosiasi subunit ini dengan subunit 60S dan memungkinkan adajah AUG yang terletak paling dekat dengan 5',
Polipeptida Met Ala 1 --------------- Ala Lys Ala Thr - Val Val Ser 0r inisiasi translasi lainn a
4o' y berikatan dengan subunit in ^^ ^ ^ ditentukan oleh apa yang
disebut sekuens konsensus Kozak yang mengelilingi
Kacau
Contoh 2 Delesi (-3) AUG:
<^3UGC) PEMBENTUKAN KOMPLEKS
mRNA 5'... UAG UUUG AUG GCC UCU AAA GGC UAU AGU AGU UAG AlNlSIASI -43s - +4
-3
Polipeptida Mt Ain 3' Ci'ppkah P^tama dalam proses ini melibatkan pengikatan 1 P oleh 1
-Lys Gly Try Ser "Ser STOP cIF-2. Kompleks biner ini kemudian berikatan j^gan met-tRNA1, G C C A / G C C*A U G G
Met Ala Ser
suatu tRNA yang secara spesifik berperan tRKj m PCng',katan Pada kodon
Hal yang paling disukai adalah keberadaan sebuah purin di
Contoh 3 Insersi (+1) 'nisiasi AUG (Terdapat dua c NA untuk metionin. Satu tRNA
menspesifikasi metionin kodon inisiator, tRNA lain untuk metionin posisi -3 dan +4 secara relatif terhadap AUG.
-f' D PERAN EKOR POLI(A) DALAM INISIASI
internal, asing-masing memiliki sekuens nukleotida yang berbeda).
mRNA 5'... UAG UUUG AUG GCC CUC UUG CAA AGG QUA UAG UAG UUA&- 3' U ntuk Berbagai eksperimen biokimia dan genetik pada sel ragi
mpleks tripel ini berikatan dengan subunit ribosom 40S .
mengungkapkan bahwa ekor poli(A) 3 dan protein
Polipeptida Met Ala Leu ' ~ e;Tnp membentuk kompleks prainisiasi 43S yangdistabilkan h ikatan c

Arg Leu STOP pengikatnya, Pablp, dibutuhkan agar inisiasi sintesis protein
dengan clF-3 dan cIF-lA.
J ntr berlangsung efisien. Studi-studi lebih lanjut memperlihatkan
Pada sel eukariot, eIF-2 adalah satu dari dua titik l inisiasi
bahwa ekor poli(A) merangsang rekrutmen subunit ribosom
Kacau sintesis protein. cIF-2 terdiri dari subunit V if
dan Y eIF_2a men
galami
Contoh 4Insersi P. dan y. eIF-2a mengalami fosforilasi (di serin
fosforilasi (di serin 51) h setidaknva empat protein kinase berbeda
40S ke mRNA melalui serangkaian interaksi. Pablp, yang
(+1) <m7) ^tidaknya empat protein kinase berbeda (HCR, PKR, terikat pada ekor poli(A), berinteraksi dengan e yang
Delesi (HCR, PKR,
(-1) PERK, dan GCN2) yang diaktifkan saat sel mengalami stres sebaliknya mengikat eIF-4E yang terikat pada struktur tudung.
da
UUUG AUG GCC - AGU AGU UAG... n saat penggunaan energi untuk membentuk protein Suatu struktur sirkular dapat terbentuk dan hal im membantu
UC UU CAA AGG -Gin UAU
mRNA 5'... UAG Met- U G -Ser - Ser STOP sedang merugikan. Keadaan-keadaan semacam ini terjadi mengarahkan subunit ribosom 40S ke ujung 5 mKJNA. Hal
Ala - -Tyr"
Arg - -
- - pada keadaan defisiensi asam amino dan glukosa, infeksi ini membantu menjelaskan bagaimana struktur tudung dan
Polipeptida Ser- Leu-
"V------------------ virus, kelainan pelipatan (misfold) protcin, kekurangan ekor poli(A) memiliki efek sinergistik pada sintesis protein,
Camfcar J7-J. contoh ^ scrum, hiperosmolalitas, dan heat shock. Dalam hal ini, Mekanismc serupa tampaknya juga bekerja di sel mamalia.
iifnf If S'" mRNA tersebu^Tanda nan^K '""Id' Sebuah 8en da,am sekuens transkrip mRNA dan rantai polipeptida hasil m ah residu nukleotida
yang hila monunJu^*<an tempat terjadinya delesi atau insersi, dan angka dalam oval menunjukka diaktiCrUP ,akr .T y:nB SanBat rnarik- "T ini E PEMBENTUKAN KOMPLEKS IN.S.AS. SOS
ci rkan 1 virus an memicu mekanisme pertahanan _____ - 7-7-;
an a,au
g disisipkan. Jenis warna menunjukkan asam amino dalam urutan yang benar.

yang penting untuk menghasilkan mRNA dari transkrip primer l-iS.K merupakan enzim yang sangat menariK; .... E. PEMBhN 1 urvi, ivw.i. ______
nukleo?WaemRNrranSkaj Unrk memranslasikan sckuens am amino pr tCm
Translasi mRNA h, T J- ' diaktifkan oleh virus dan memicu mekanisme pertahanan Pengikatan subunit ribosom 60S pada kompleks inisiasi 48S
pembenrnL'rawal di dekat terminal 5nya dengan hnRNA. pcjamu yang mengurangi sintesis protein sehingga replikasi melibatkan hidrolisis GTP yang terikat pada eIF-2 oleh elF- 5.
C tUtn ^e[minal amin mo,ekul Prote*n yang sesuai.
Inisiasi Melibatkan Beberapa Komp^e^s virus terhambat. eIF-2a-terfosforilasi mengikat erat dan Reaksi ini menyebabkan pembebasan faktor-faktor inisiasi yang
bentuk
d baCa d3ri 5 ke 3 da
' ' " berakhir dengan pem- menonaktifkan protein pendaur -ulang GTP-GDP eIF-2B. terikat pada kompleks inisiasi 48S (faktor-faktor ini kemudian
seo Dot :e'nal.karboksil P'-". Kembali tampak kon- Protein-RNA
iTal ini menghambat pembentukan kompleks prainisiasi didaur ulang) dan pengikatan cepat subunit 40S dan 60S untuk
sebuah J ' sini^perti dijelaskan di Bab 36, transkripsi Agar terjadi inisiasi sintesis protein, diperlukan translasi molekul 43S dan menghentikan sintesis protein. membentuk ribosom SOS. Di tahap ini, met- tRNA1 terletak di
mula membentuk311' mR>^ya atau prekursornya mula- kariot h I k term,nal
5 mRNA oleh ribosom (Gambar 37-6). BegtU mRNA berikatan dengan
molekul mRNA. Pada pro- C. PEMBENTUKAN KOMPLEKS INISIASI 43S tempat/regio P ribosom, dan siap untuk memulai siklus elongasi.
ribosom, ribosom akan menemukan reading frame yang tepat di
sebelum mi mernunkinkan dimulainya translasi mRNA 11111 lranskripsi Terminal 5 sebagian besar molekul mRNA di sel eukariot
mRNA, dan t r a n s l a si dimulai. Proses ini melibatkan tRNA, rRNA, Regulasi elF-4E Meregulasi Laju Inisiase
gen tuntas. Pada organisme eukariot, proses transkripsi berlangsung mRNA, dan setidaknya sepuluh faktor inisiasi eukariot (elF) yang memiliki tudung ( capped), seperti diuraikan di Bab
di nukleus; translasi mRNA terja i di sitoplasma. Hal ini
sebagian <Ji antaranya memiliki banyak (tiga sampai delapan) 36. Tudung metil-guanosil trifosfat ini mempermudah Kompleks 4F sangat penting dalam mengontrol laju translasi
menyebabkan transkripsi dan translasi pada organisme eukariot pengikatan mRNA pada kompleks prainisiasi 43S. Suatu protein. Seperti dijelaskan sebelumnya, 4F adalah suatu
subunit. Yang juga terlibat adalah GTP, AlP, dan asam ainino-
tidak dapat berlangsung bersamaan dan memungkinkan kompleks protein pengikat-tudung, eIF-4F (4F) yang terdiri clari
Inisiasi dapat dibagi menjadi empat tahap: (1) disosiasi (cerurainya)
dilakukannya pemrosesan eIF-4E dan kompleks eIF-4G-elF-4A (4A), mengikat
384/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI & REPLIKASI BAB 37: SINTESIS PROTEIN & KODE GENETIK / 385

2. 3Pe
*n,ukakomp|eks
Pembe '"IS'aSi8S 1. Aklivasi mRNA
ntukan
kompl
eks
tripel

Kompioki
tripe!

Kmpleks
Hi^inisiasi ^

AUG

Insuli
n
(aktiva
si-
kinas
e)

^mplek
s
n'siasi
483

4-Kompleks80Saktif
' Pengaktifan elF-413 oc
pengikat tudung- n di Gambar
37-6. Komplf GIF'4G. 4E
bersifat inaktif I 3rtein
Gambar 37-6. Diagram inisiasi sintesis ini
pengikat (4E-BP)- 1,1 PCF,
berlangsung dalam beberapa tahap; interleukin-2, dan a ? k,nase
eIF-2, dan GTP; (3) pemindaian di k o m p l e k ^ W ; (41
cli jalur mTOR' ^ 4E-BP
pembentukan kompleks inisiasi 80S aktif (|m3S Untl sebagai
yang terf*** ientuk kompleks
lingkaran atau kotak, mis. eIF- 3 (Q) eks
1a,,
P) dan terminal P( !n
(Ca 4F dan Sedang memanjang 'nl
Gambar 37-7). Konstelasi faktor protein c im y g terdiri dari tf*N , l / yang
ripel an en
gaktifkan suatu komP0"
membentuk kompleks prainisiasi 48S. membentuk kornp nP^a',/a*<tor
rila
; si akan mengikat tudunf
er
fsforilasi.
inisiasi muncul c]
g
fdiri dari 4E dan 4A yang 1
a,
nisiasi 43S. likn terikat deng<
386/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI & REPLIKASI U A W A
' KEPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA BAB 37: SINTESIS PROTEIN & KODE GENETIK / 387

yang baru terbentuk di tempat A ke tempat P olch atau melekat pada materi sitoplasma berbentuk membran yang
Tabel 37-3. Bukti bahwa rRNA 2 juga menyebabkan hidrolisis GTP menjadi dinamai retikulum endoplasma. Perlekatan partikel poliribosom
adalah peptidiltransferase. GDP dan at. Jadi, kebutuhan energi untuk pada retikulum endoplasma menyebabkan timbulnya gambaran
GmTP
Ribosom dapat membuat ikafan peptida ba
membentuk satu ikatan AnrJda Sama dcn8an hidrolisis kasar yang terlihat pada pemeriksaan dengan mikroskop
protein dibuang atau dinonaktifkan nga>
dua molekul ATP menjadi c 1 dan dua molekul GTP elektron. Protein yang disintesis oleh poliribosom masuk kc
Tempat
Bagian-bagian tertentu pada sekuens rRNA 5^Qn menjadi GDP, atau hidrolisis ^Pat ikatan fosfat ruang sisterna di antara lembaran- lembaran retikulum
Tempat A terkonservasi (tidak banyak mengalami p&r berenergi tinggi. Ribosom eukariot dapat pasang endoplasma kasar dan diekspor dari tempat ini. Sebagian protein
selama evolusi] pada semua spesies , nod hingga enam asam amino per detik; ribosom pr not yang diproduksi retikulum endoplasma kasar dikemas olch
Bagian-bagian yang terkonservasi ini terleta V memasang hingga I 8 asam amino per detik. Jadi,
Peptidil- permukaan molekul RNA aparatus Golgi menjadi partikel-partikel zimogen untuk
tRNA
RNA dapat bersifat katalitik .. Jj * ses smtesis peptida berlangsung sangat cepat dan kemudian diekspor (lihat Bab 45). Partikel poliribosom yang
Mutasi yang menyebabkan resistensi antibi(lfgrsjA akurat Pai dicapai kodon terminasi. berada bebas di dalam sitosol berperan dalam sintesis protein
tingkat sintesis protein lebih sering ditemukan yang dibutuhkan untuk fungsi intrasel.
Te
daripada di komponen protein ribosom terikat *-rtiinasi Terjadi Jika Kodon Stop Dijumpai
Struktur kristal sinar-X dari subunit besar yang -nCj Perangkat Sintesis Protein dapat Berespons
pada tRNA mengisyaratkan mekanisme yanS. ~""" ^bandingkan dengan inisiasi dan elongasi, terminasi Terhadap Ancaman Lingkungan
* nghentian sintesis) merupakan proses yang relatif
ii ,, A-\ RNA sild 1,3 (Gambaf 37_9)- Sdah terjadi beberapa kali as IS Feritin, suatu protcin pengikat besi, meneegah besi terionisasi
oeh suatu peptidiltransferase, komponen P ontoh Pemanjangan yang memuncak pada polimerisasi (Fe2) mencapai kadar toksik di dalam sel. Besi bentuk elemental
-oo dan subunit ribosom 60S. Hal ini merupaK* tTSUn amin menjadi sebuah
molckul peptida, UAr kd0n SCP ataU akan merangsang sintesis feritin dengan menyebabkan
lain aktivitas ribozim dan menunjukkan peran terminasi
pada mRNA (UAA, tRNA VGA) di tCmpat A pembebasan suatu protein sitoplasma yang berikatan dengan
penting RNA dalam sintesis proteinyang sC f nidi Secara normal tit,ak ada regio spesifik di regio nontranslasi 5 di mRNA feritin. Gangguan
*
tidak diperkirakan (Tabel 37-3). Karena asam af!1.iniuican term 83,1 antlkodon
y^g dapat mengenali sinyal pada interaksi protein-mRNA ini mejigaktifkan mRNA feritin
aminoasil-tRNA sudah diaktifkan, tidak PLabkin 'nasi ini. Releasing factor 1 (RFi, faktor pembebas dan menyebabkan translasi mRNA ini. Mekanisme ini
lagi sumber energi untuk reaksi ini. Reaksi nie*n),e ^ 1) menghasilkan kontrol yang cepat atas sintesis suatu protein yang
melekatnya rantai polipeptida yang sedang mernanjano P 37 of D bahWa k0dn StP tCrletak di temPat A (Gambar ret* tCrlkat Pada SUatU mensekuestrasi Fe- , suatu molekul yang berpotensi toksik.
tRNA di tempat A. k
mpleks yang terdiri dari KmTTf faCtr 3 (RF3 faktor Pembebas 3) dan
GTP. hid?r ini dengan pepddil transferase, mendorong tern Is ,katan antara
Banyak Virus Memanfaatkan Perangkafr
C. TRANSLOKASI ______ Sintesis Protein Sel Pejamu
peptida dan
tRNA yang menempati ami Jadi ditambahlian satu molekul
tRNA yang kini terdcasilasi melekat melalui pada tempat P di salah air bukan asam da n- Hidrolisis ini membebaskan protein dan
satu ujung dan oleh ekor ^ terbuka di tempat keluar (E) di subunit Perangkat sintesis protein juga dapat mengalami perubahan yang
tRNA merugikan. Virus bereplikasi dengan memanfaatkan
ribosom yanS ^sar (bagian tengah di Gambar 37-8). Di tahap ini, rib' t Cm pat R Se wa kt u t er a di
i hidrolisis dan pembebasan,
foktor elongasi ko,r,m 8S terurai menjadi subunit 40S dan 60S, yang berbagai proses dalam sel pejamu, termasuk sintesis
an
2 (elongation factor 2, EF2) mengikat dan menggeser peptidil npiT , ' didaur ulang. Oleh sebab itu, faktor-faktor protein. Sebagian mRNA virus ditranslasikan secara jauh lebih
tRNA dari tempat A ke tempat P. Selanjutnya, tRNA yang IrNA ' . Min yang menghidrolisis peptidil- A 'ok?'18
ada ah P r
efisien dibandingkan dengan translasi mRNA pejamu (mis. virus
terikaC 3 kodon sto
terdcasilasi berada di tempat E untuk kemu uin meninggalkan P menempati tempat men; , f kemudian ensefalomiokarditis). Virus yang lain, misalnya reovirus dan
ribosom. Kompleks EF2-GTP terhiarohsis menjadi EF2-GDP dan dibebaskan dari ribosom yang terurai J . , komponen- virus stomatitis vesikular, melakukan replikasi besar-besaran dan
secara efektif menggerakkan m A maju satu kodon dan komponennya (subunit 40S dan 60S) us berikutnya mRNA virus-virus ini memiliki keunggulan dibandingkan
meninggalkan tempat A terbuka ditempati olch kompleks tripel lain dapat kembali dimulai. dengan mRNA sel pejamu dalam memperebutkan faktor translasi
asam am*n r v EF1A-GTP dan siklus pemanjangan selanjutnya- yang terbatas jumlahnya. Virus lain menghambat sintesis protein
Pol,
Pengikatan molekul tRNA dengan gugus aminoasi memerlukan son, Dibentuk dari Banyak Ribosom pejamu dengan mericegah ikatan mRNA dengan ribosom 40S.
hidrolisis sebuah ATP menjadi satu AMR ) *ng setara dengan Poliovirus dan picornavirus lainnya memperoleh keunggulan
Banyak ribosom dapat mentranslasikan molekul selektif dengan mengganggu fungsi kompleks 4F demi
hidrolisis dua ATP menjadi dua ADP an fosfat. Masuknya aminoasil- mRNA yank sama secara bersamaan. Karena
tRNA ke tempat A menyebab van hidrolisis satu GTP menjadi GDP. keuntungan virus tersebut. mRNA berbagai virus ini tidak
ukurannya yang relatif APartikel"Partikel ribosom tidak memiliki struktur tudung untuk mengarahkan pengikatan subunit
Translokasi pepticiil- dapat melekat pada m A lebih dekat dari jarak sejauh ribosom 40S (lihat atas). Subunit ribosom 40S berkontak dengan
35 nukleotida. Ribosom- ri oson, cj| mo[ekul mRNA internal ribosomal entry site (IRES) dalam suatu reaksi yang
yang sama membentuk suatu po, bosom, ataU memerlukan 4G, tap, tidak memerlukan 4E. Virus memperoleh
Polisom- Pada sistem tanpa restriksi, jumlah ribosom keunggulan selektif dengan memiliki suatu protease yang
yang melekat pada sebuah mRNA (dan karenanya menyerang 4G
Gambar37-0. Diagram proses elongasi peptida pada sintesis protein. Lingkaran- ukuran ribosom) berbanding lurus dengan panjang
lingkaran kccil yang berlabel n-1, n< n-i-1, clan seterusnya menunjukkan residu- molekul mRNA. Massa molekul mRNA tentu saja
residu asam amino pada molekul protein yang baru terbentuk. EF1A dan EF2
masing-masing menunjukkan faktor elongasi 1 dan 2. Peptidil-tRNA, aminoasil-
cukup keel bahkan dibandingkan dengan massa satu
tRNA, darvtempat Keluar di ribosom masing-masing ditunjukkan oleh tempat P> ribosom.
ol
tempat A. dan tempat E. 'ribosom yang secara aktif membentuk protein
dapat berada dalam bentuk partikel bebas di
sitoplasma sel
B^NTESISPROTE^KODEGENET.K / 38,

sebagai sebuah prekursoH* ^ dapat terbentuk.


U agat
yang '- P ^ kemudian memotong segmen yang
Suatu protease untuU membentuk molekul
388/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI menghubungkan kedu 4M2).
insulin fungsional (hha Ga>mb sebagal proprotein
Banyak peptida fscbclum memiliki aktivitas
rf rmBanyak modifikasi pa~f^rnl'amino
It'-n residu-residu ^am amino d*^^ ^
olehaminopeptidasespesjfikK & ^ tingkat tmggl,
ditentukan di ruang moleku, prokolagen,
Gm TP-5 disintesis sebagai prokolagem g ^ dengan ca
biasanya dengan sekuens tidak sp pep[ida-pept.da
tertentu yang bergantung P^-cnno, spesifik kemudian
omino tertentu. t-nz rpsidu asam amino
irieUkukan hidroksilasi dan rokolag
ok*d*. ^ mengh ilkan
ifik di dalam molekul P kestabilan. Pept.da
IRES- ikatan silang yang mfmg*^0lekul kolagen untuk
.I amino dikeluarkan dan n , yang kuat
Gambar 37-10. Picornavirus mengganggu
4E-4C (4F) mengarahkan subun,. r,bosom 40S te mRN ^ ke

intern
(lihat teks) 4C. s:,ln Cl,flah cukup untuk mengarahkan su _____________________
al
internal ribosomal entry site (IRES) mRNA virus. Untuk me s - t a r t s sS^ ~
keunggulan selektif, virus tertentu (mis. P''^ terminal umum dijumpai.
protease yang memecah tempat pengikatan 4E dar.^ui ^
amino 4G 4C yang telah 'buntung' in. dapat menga al A
ribosom 4(,s ke mRNA yang memiliki IRES. inisiasi
yang memiliki tudung- Lebar tanda panah menunjukkan I umum |U
RFKERJA DENGAN
translasi dari kodon AUG d. masing-masing contoh.
SSSfJKSBa^-*"
sfNTESIS PROTEIN BAKTERI
W,M
dan mengeluarkan tempat pengikatan 4E terminal.anting SINTESIS ^ sel eukariot
K i n i kompleks 4E-4G (4F) tidak dapat ter entu bakteri dan ribosom di nllt ,iayangdijelaskan
Kini kompleks 4E-4G (4F) tidak dapat terbencu. A
subunit ribosom 40S tidak dapat diarahkan kt i n g g i berbeda dengan ribosom mam ^ (7QS bllkan
subunit ribosom 40S tidak dapat diarahkan k
bertudung, Jadi, translasi d, sel pe.amu *>*; g ^ t,ngkat bakteri berukuran^
bertudung.
4G Jadi, translasi
dapat mengarahkan di sel pqamu
pengikatan terhamba^^ g
subuntr^os *B*34 kompl ino^^ ini d
dan protem

^ mRNA yang mengandung IRES sehmgg^


pada 80S)^ Jan ^ lebih ^^^^tenyakantibiouk
4G dapat mengarahkan pengikatan subunit rlbos ^ T''InfeatkanuntukkepentinganklimsKU n dan
pada mRNA yang mengandung IRES sehingga ^ Ktli- berinteraksi secara spesifik t sintesis
rnRNA virus berlangsung sangat efis.en (Gambar ribosom prokariot sehingga dapa pertumbuhan
mendorong derosroruasi DI i 1 in Hal ini menyebabkan berhe J dbiorik yang Kteri atau kematian
V irus-virus ini iuea bakteri. Golong ^ ^ (mis.
sehingga translasi dependen-tQdung (4E) berkurang. jing berman&at dengan menggunakany fenikol)
tidak
PEMROSESAN ^SCATRAN ^ 5 51 IJftlin, linkomisin eritrotmsm, dan ^ eukanot Jonmn Umnnnen
parur-c __ ^-.onrepah
MEMENGARUHI AKTIVITAS BANYAK , linkomisin, eritromisin, dan ^ bosom eukariot
PROTEIN berinteraksi dengan komponen P^ lk" ' -^in meneegah
Sebagian virus hewan. terutama HIV, poltonn>^ sehingga tidak toksik bagi eukariot. ^^fenikol dan
hepatitis A, membentuk berbagai protein poll
.. .rvlekul mRNA yang panjang. 1V1 .. pikatan aminoasil-tRNA ke tempat engikat rRNA
panjang dar, satu ">ikan AJ n^NA panjang * antibiotik golongan makrolid bekerja denga^disadarinya peran
protein yang d.tran ^ tertentu untuk ? IS yang menarik dalam kaitan dengan be laluj aktivitas
kemudian diputus J P spesifik yang dibutuhkan rRNA Pada pembentukan ikatan PePn kemiripan
^enghas.lkan beberap J ^ b:myak protein disintesis cleh fungs, virus. P- oeptidiltransferasenya. Perlu dikemukal an ^iot dapat
baga; molekul prekursor yang
prat antara ribosom mitokondria dan ri ^ antibioti .
aar. cetakan RNA i agar diperoleh bentuk protein kcmud,an harus menimbulkan penyulit pada pemakaian * tes]s protein j
insulin, yaim proKi berberat SL
Antibiotik jenis lain menghamba ^ rlbosom
alctif. Prototipenya a ,ua rantai polipeptida dan jembatan
molekul rendah deng antai. Molekul insulin disintesis semua ribosom (puromisin) atau - ian

jisulhda antar- dan >nu


BAB 37: SINTESIS PROTEIN & KODE GENETIK / 391

Steirz TA, Moore PB. RNA, the first macromolecular catalyst: the ribosome is
a ribozyme. Trends Biochcm Sci 2003;28:4l 1. Wcathcrall DJ, et al. The
^'vrence JC, Abraham RT. PH ASM E -BPs as regulators of mRNA tra nslation and
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI hemoglobinopathies. Dalam: Scriver CR, ct al (ed). The Metabolic and
N.gliko cell proliferation. Trends Biochcm Sci
390 / Molecular Bases of Inherited
1997;22:345.
nvebabkan pengeluaran atau penguraian set - ac
Disease, ed ke-8. McGraw-Hill, 2001.
hs AB, Buratowski S. Common themes in translational and transcriptional
nUromisia
ac
regulation. Trends Biochem Sci 1997:22:189. bs AB, Sarnow P, Hcntze MW.
satu adenin. nu
;rerutan'
kr.n
s tetap*
Starting at the beginning, middle, and end: translation initiation in eukaryotes.
Banyak senyawa-senyawa .... dab
dan siklohek.simid tidak bermanfaat secara
- enxi^1 Cell

penting untuk menjelaskan peran sintesis


proof" 1
997:98:831.

regulasi proses-proses metabolik, terutama


oleh hormon.

RINGKASAN i pNA
Rangkaian aliran informasi genetik yaitu
dart
RNA > protein. su ; i t U gen
Informasi genetik di regio struktural j RNA
buah
ditranskripsikan menjadi sc ini
sedemikian rupa sehingga sekuens RNA
komplementer dengan sekuens cli DNA - ^ (rRNA),
Beberapa tipe RNA, termasuk RNA r i^ o s0 n ' / n l RNA)
RNA transfer (tRNA), dan RNA messefi^1
terlibat dalam sintesis protein. . o n . kodon
Informasi di mRNA berada dalam urutan ko ^
yang masing-masing panjangnya tiga nuklco 1 ' ^ v a y s U g r t
mRNA dibaca secara kontinu dari kodon *
(AUG) hingga kodon terminasi/stop (D^ 7

UGA). _ kodon
Open rending frame mRNA adalah scrang^ 1 1 , 1 ^^ y- a m ,
masing-masing menentukan asam amino sp e S
menentukan sekuens asam amino protein. RNA
seperti sintesis DNA a # n .
~,libag menjadi
Protein
Sintesis protei dibag1
Gambar 37-11. Perbandingan struktur antibiotik puromisin {atas) dan bagian
oinccsis p.
mengikuti polaritas 5 ke 3 dan dapat
terminal 3' tirosinil -tRNA (bawah).
tiga proses: inisiasi, elongasi, dan cerininas* -
mutan terbentuk jika terjadi substitusi satu basa yang
eukariot (sildoheksimid). Puromisin (Gambar 37 -11) adalah suatu analog mutan terocmun. ...... ................... menyandi as;lm
struktural tirosinil-tRNA. Puromisin diserap melalui, tempat A di ribosom ke
r
rnn
menyebabkan terbentuknya kodon yang
amino lain di posisi tertentu, jika terbentuk kodon scop
posisi ter minal karboksil peptida, tetapi menyebabkan pembebasan prematur
yang menyebabkan pembentukan protein buntung,
polipeptida. Puromisin, sebagai analog tirosinil - cRNA, secara efektif
atau jika terjadi penambahan atau pengurangan
menghambat sintesis protein baik di prokariot maupun eukariot. Sikloheksimid basa yang mengubah reading frame sehingga
menghambat peptidiltransferase di subunit ri bosom 60S, mungkin melalui terjadi
pembacaan kodon-kodon yang berbeda.
ikatan dengan suatu komponen rRNA.
Berbagai senyawa, termasuk beberapa antibiotik,
Toksin difteri, suatu eksotoksin Cory neb acterium diphtheriae yan g
ghambat sintesis protein dengan me mengaruhi satu
terinfeksi oleh faga lisogenik spesifik, mengatalisis ADP -ribosilasi EF-2 di asam me
lebih tahap-tahap yang berperan dalam sintesis
amino unik diftamid di sel mamalia. Modifika si ini menonaktifkan EF-2 sehingga n

secara spesifik menghambat sintesis protein mamalia. Banyak hewan (mis. ata iin.
u
mencit) resisten terhadap toksin difteri. Resistensi i n i disebabkan oleh
pro
ketidakmampuan toksin difteri menembus membran sci dibandingkan REFERENSI
tein
Crick F, ct al. The genetic code. Nature 1961; 192:1227-
insensitivitas EF-2 mencit terhadap ADI - ribosilasi oleh NAD yang dikatalisis
Green R, Noller HF. Ribosomes and translations. Annu Rev
oleh toksin difteri.
Risin, suatu molekul sangat toksik yang diisolasi dan biji jarak, menonaktifkan Biochem 1997:66:679.
Kapp LD, Lorsch JR. The molecular mechanics of
RNA ribosom 28S dengan me - eukaryotic
translation. Ann Rev Biochem 2004;73:657.
Kozak M. Structural features in eukaryotic mRNAs that
modulate the initiation of translation. J Biol Chem
1991:266:1986
RegulasiEkspresiGen
BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 3 9 3
ekspresfgen^Ck K ^u*as' Psitif clan negatif pada

mendadak konscntrasi suatu nutrien intrasel. Respons ini juga


dijumpai pada organisme tingkat tinggi setelah terpajan oleh
penginduksi, seperti hormon, nutrien, atau faktor pertumbuhan
(Bab 42).
Respons tipe B memperlihatkan peningkatan jumlah ekspresi
-^Qulafor ada ~?^9ulator
gen yang bersifat transien meskipun sinyal regulatorik masih ada.
Menurun Meningkat Setelah sinyal regulatorik berhenti dan sel dibiarkan pulih, dapat
tidak ada Meningkat
PERAN BIOMEDIS Menurun terlibat adanya respons transien sekunder terhadap sinyal
espons yang d.burul,kan agar tetap bisa ber-H**.1^**^ regulatorik berikutnya. Fenomena respons-desensitisasi-
^ngkungan yang kompJeks. Sel mamalia mcn.il*1 pemulihan ini menandai cara kerja banyak agen farmakologis,
g'n=t,k 1000 kali Icbili banyak dibandingk*" tetapi juga merupakan gambaran sejumlah besar proses alami
"formas,
c
S'""* >S dimiliki oleh bakteri tubuh. Respons jenis ini sering terjadi selama perkembangan suatu
oh. Banyak informasi genetik tambahan ini f,lbaC d , r, a dj
egulasi ekspresi gen sewaktu diferensiasi ja "6 " " organisme, ketika hanya diperlukan kemunculan sesaat gen-gen
d
=pa t dicapai denL pL h T ya
Pa da ak hi berbagai proscs biologis d;,|am isme dan tertentu meskipun sinyalnya tetap ada.
-g^latorik s p e s i fik P n f b f Protei. p r o J n 8a bcrfungs. untuk mcmastikan bahwa organ'5"10 >an Pola respons tipe C memperlihatkan, sebagai respons
DNAdigenyangdikLtfol HaraVenSanrc8io kmnpiek!ltan ^ men8atasi tantangan lingkungan yang terhadap sinyal regulatorik, peningkatan derajat ekspresi gen yang
positif atau negafifrerh A"V da pa t m
enimbulkan efek menetap tanpa batas meskipun sinyal telah berhenti. Dalam pola
daP menyebabkan k P-tra" Knro' Wsi Secara sederhana, regulasi Rcn hanva <*iu ini, sinyal berfungsi sebagai pemicu. Jika telah dimulai, ekspresi
r rang d^engathitehtr "** Jib rSUUsi PSi,if da" -gluif (T^el 38-1 gen di sel tidak dapat dihentikan bahkan pada sel anak; oleh
ma- Selain kontrol rah n' loSam bera'. dan bahan ekspresi informasi genetik meningkat secara kuantitatif karena itu, respons adalah perubahan yang bersifat ireversibel dan
dfmodulasi oleh amplifi^transknpS'-eJ"spr;g=n ;ugadapat PosirTf3 rny?dCmCn rcBulatorik tertentu, regulasi 'dikarakan elem ' e,ksprcs' dapat diwariskan. Tipe respons ini biasanya terjadi sewaktu
Pascatranskripsi , P SkaS. 8en' ra-ulang gen, modifikasi inforniasi timbulnya fungsi-fungsi di jaringan atau organ.
genetik berkurang oleh adan> a
m=ng:n ^, D; a 7 * u , a t o r i k sPesifik regulasi disebut nega?/- Elemen molekul
P d Cabll'--RNA; Banyak mekanisme

terhadap horm i , ^ d,Sunakan ^ntuk berespons yang memerantarai regulasi negatfdinamai Prokariot Merupakan Model Studi Ekspresi
bat- pemahaman terhadap ;^or negatif atau represor; yang memerancara- regulas, reeul lc^httor
Gen dalam Sel Mamalia
en m ld
P gembangan hh <ular mi akan mendorong Analisis terhadap regulasi ekspresi gen sel prokariot membantu
P^fatau aktivator- KA" tetap,.
m=kanismepatofis-T bat ^ dapatmengbah
menghentikan pert,, Tt men8hambat fgsi atau g u l n e g a t i f ganda [double negative) akan member, efek rep.,l kita memastikan prinsip-prinsip bahwa informasi mengalir dari gen
Pertumbuhan organisme patogen. 8ga suatu efektor tersebut ke suatu RNA messenger ke suatu molekul protein
yang menghambat fungsi PositifnnCgatifakan tamPak seperti
menghasilkan regulasi meno I - ak S,Stem /ang ramPak terinduksi spesifik. Studi-studi ini dibantu oleh berbagai analisis genetik
Jff/GULASI GEN DIPERLUKAN sebcnarnya untuf,31"- ,derepresi c,i tingkat molekular (hhar Bab 9 canggih yang dapat dilakukan pada organisme prokariot dan
eukariot tingkat rendah. Dalam tahun-tahun terakhir, prinsip-prinsip
& AOAPTASI bangan' diferensiasi,
Penjelasan tentang istilah-istilah ini). SISTEM BIOLOGIS yang ditetapkan dari penelitian-penelitian terdahulu, ditambah oleh
berbagai teknik biologi molekular, telah menghasilkan kemajuan
rganisme m ^ ^an8 terdapat di setiap sel somatik suatu pesat dalam analisis tentang regulasi gen pada organisme eukariot
MEMPERLIHATKAN
dijumpai di ,r^ZOaPada umumnya identik. PengecuaJiannya tingkat tinggi, termasuk mamalia. Di bab ini, pembahasan awal
atau tata-uja C Ca^a se^ Xang telah mengalami amplifikasi "OA JENIS RESPONS TEMPORAL
akan berpusat pada sistem prokariot. Studi-studi genetik tidak akan
Ekspresi info ^ ^ untuk melakukan fungsi tertentu.
'tRHADAP SUATU SINYAL REGULAtri*
diuraikan, tetapi fisiologi ekspresi gen akan diulas. Namun, hampir
diferensiasi o maS1 genet*k ^arus diatur sewaktu ontogeni dan Gambar 38-] melukiskan tingkat atau jumlah ekspresi gCn dalam semua kesimpulan menginai fisiologi ini berasal dari studi genetik
beriangsung r|a|lisme dan komponen-komponen seJuIarnya tiga tipe respons temporal terhadap suaCU s*nya] Penginduksi. dan dipastikan oleh penelitian biokimia dan genetika molekular.
terhadap jjn i C 3,n Jtu> a8ar organisme dapat beradaptasi Respons tipe A ditandai oleh meningkatnya erajat ekspresi gen
nutrien, eJ<s Ungannya dan untuk menghemat energi dan yang bergantung pada keberlangsungan eberadaan sinyal Beberapa Aspek Ekspreso Gen Prokariot Bersifat Unik
sinyal ekstern CjS1 'n^rrnas* genetik harus disesuaikan dengan penginduksi. Jj|ca sjnyaj penginduksi milangkan, jumlah ekspresi gen
Seiring de^ ^an^a akan berespons saat diperlukan. menurun kc tingkat basal,
me
kanisrne n^?n Perkembangan organisme, muncul tetapi jumlah ekspresi dapat kembali meningkat jika sinyal
dan membume(aniSme regulatorik yang lebih canggih SDesifiL- I 1- -i: ~.i n r :
at
organisme dan sel-selnya mampu memberi
tetapi jumlah
ekspresi
s
Pesifik kembali muncul. Tipe respons ini Bering
diamati Pada prokariot sebagai tanggapan terhadap Sinyal |AAA/| Waktu Sebelum k'ta membahas fisiologi ekspresi gen, peril
perl
perubahan didehmsikan terlebih dahulu beberapa istilah genetik dar
Gambar 38-1. Diagram respons tingk.it u
regulatorik khusus pada sistem prokariot. Pada prokariot
ekspresi regulatorik seperti hormon. gen terhadap sinyal an
392 gen-gen yang terlibat dalam jalur metabolik sering
ten ot,
dapa
t
BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 395

394/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

dalam susunan linier yang disebut operon, misalnya opcron Temp Operator
at
lac. Operon dapat diatur oleh satu regio regulatorik atau prom lao-i.
promotor. Sistron (cistron) adalah unit ekspresi genetik otor lac/ lac)'

rerkecil. Seperti dijelaskan di Bab 9, sebagian enzim dan lacl


molekul protein lain terdiri dari dua atau lebih subunit
yang tak-sama. Jadi, konsep satu gen, satu enzim tidak ZZvL38'2; Hubun*an Operon lac gen-gen
selalu benar. Sistron adalah unit genetik yang menyandi
ISC. 1,11 / nionyandi protein represor opcron l l C
struktur subunit suatu molckul protcin dan bekerja sebagai
unit terkecil ekspresi genetik. Oleh karena itu, gagasan satu
gen satu enzim mungkin lebih tepat dianggap sebagai satu dihkuhnny:, ekspresi terpadu ketiga enzim >'^S
sistron, satu subunit. Satu mRNA yang menyandi lebih b*rkum lac A
dari satu protein yang ditranslasikan secara terpisah disebut dengan mcrabolisme laktosa. Matng-masing Sf CAP-cAMP

sebagai mRNA polisistronik. Contohnya, mRNA opcron


b-Utan ,n, ditranskripsikan ,,jadi lu molekul lad
mRNA
Inc polisistronik ditranslasikan menjadi tiga protein terpisah r y 1 mcngandung banyak kodon mulai (AUG)
s.nn ,. j "f ^ RNA polimerase
(lihat bawah). Operon dan mRNA polisistronik umum dan
Dengan
penginduksi
mentranskripsikan gen
dan
dijumpai pada bakteri, tetapi tidak pada eukariot.
Gen yang dapat diinduksi (inducible gene) adalah
op (UAA) translasi yang independen untuk
setiap *". glukosa
tanpa
Represor inaktif f
^ irsrftfrfir
gen yang ekspresinya meningkat sebagai respons terhadap Uleh karena itu, setiap protein ditranslasikan
penginduksi atau aktivator, yaitu suatu sinyal regulatorik secara rerp.sah. IB
positif yang spesifik. Secara umum, gen yang dapat *" protein-protein ini tidak diproses dari satu permease
diinduksi memiliki laju transkripsi basal yang relatif rendah. pro.e.n tran^asSase
Protein
Sebaliknya, gen-gen dengan laju transkripsi basal yang Prekursor besar. Molekul mRNA jenis ini disebut \ p.galakto-
sidase
tinggi sering mengalami penekanan (down-regulation) olch mRNA I Penginduksi
represor. Pl.ronik. mRNA polisistronik terutama
ditemukan / ^ iiLa .idiU terdapat penginduksi atau terdapat penginduksi bersama
Ekspresi sebagian gen bersifat konstitutif yang berarti
Gambar 38-3. Mekanisme represi dan derepresi pada operon lac. Jika tia< ^ i mo|e|<ul represor tetramer yang mengikat
bahwa gen-gen ini diekspresikan dengan laju yang cukup Pada organisme prokariot. oilii/nri I A ) nroduk-Droduk gen lac yang disintesis secara konstitutit mem en sehingga transkripsi gen-gen struktural
konstan dan tidak mengalami regulasi. Gen-gen ini sering Kini suatu gen dianggap mengandung sekuens i-u OMA nolimerase d, lokus P rtipkosresikan akan membentuk molekul
disebut sebagai housekeeping genes. Akibat mutasi, sebagian regulator,k serta regio yang menyandi transkrip * *
produk gen yang dapat diinduksi diekspresikan secara primer.
Mk.pun terdapat banyak pengecualian dalam represor tetramer yang mengalami perubahan KUHIO.......... ^
konstitutif. Mutasi yang menyebabkan ekspresi konstitutif (afinitas pengikatan berkurang >1000 kali lipat). Dengan adanya cAM a n 0 l k yang terbentuk dapai mentranskripsikan gen-gen
gen yang semula diregulasi disebut mutasi konstitutif.
sejarah.
struktural lacZ, lacY, dan lacA, dan moleku laktosa dapat dikatabolisme
gen umumnya ditulis dalam huruf kecil miring
menjadi molekul-molekul protein [J-galaktosidase, permease, dan transaseti
Amalisos Metabolisme Laktosa di B coli dan
protein yang disandinya, jika disingkat, ditulis 27 pasangan basa dengan dua simetri rotasional ganda dan satu
MenghasDikairo Hipotesis Operon palindrom terbalik (ditunjukkan oleh tanda panah ke arah sumbu
tegak dengan nama represi katabolit. Kini diketahui bahwa represi katabolit pada
Pada tahun 1961 Jacob dan Monod melaporkan model operon Pcrran,a **rupa l'"ruf bcsar. Contohnya, gen ^cl kenyataannya diperantarai oleh suatu catabolite gene activator bertitik) dalam suatu regio dengan panjang 21 pasangan basa,
enyancli protcin represor Lad. Jika E. co/i diberi seperti diperlihatkan di bawah:
mereka dalam sebuah makalah klasik. Hipotesis mereka banyak protein (CAP) bersama dengan cAMP (Gambar 17-5). Protein ini
--------
didasarkan pada pengamatan terhadap regulasi metabolisme lakcosa juga dinamai protein regulatorik cAMP (CRP). Ekspresi sejumlah
5' - A ATT GT G AGO G
laktosa oleh bakteri usus E. coli. Mekanisme molekular yang *tau suatu analog laktosa spesifik dalam kondisi besar sistem enzim yang dapat diinduksi atau opcron dalam E. coli
bertanggung jawab dalam regulasi gen-gen yang terlibat dalam yang tidak dan prokariot lain peka terhadap represi katabolit, seperti dibahas GATAACAATT 3 - TTA AC ACT CG
metabolisme laktosa kini' menjadi salah satu mekanisme yang enckan (mis. konsentrasi laktosa yang tinggi- kemudian. C CTATTGTTAA
paling dipahami. P-Galaktosidase men ghidrolisis laktosa (3- glukosa Fisiologi induksi operon lac di tingkat molekular telah banyak < -------
cksnr Sangat rendah da,ani medium; lihat bawah),
galaktosida menjadi galaktosa dan glukosa. Gen struktural untuk dipahami (Gambar 38-3). Ekspresi gen lacl normal pada operon lac
Setiap saat, hanya dua subunit represor yang tampaknya berikatan
p- galaktosidase (lacZ) berkumpul bersama dengan gen-gen yang tio',,0? akt'v,tas P-galaktosidnse, galakrosida bersifat konstitutif; gen ini diekspresikan dengan laju yang tetap
dengan operator, dan dalam regio 21-pasangan basa hampir setiap
berperan dalam masuknya galaktosa ke dalam se (lacY) dan permease, dan sehingga terbentuk subunit-subunit represor lac. Empat subunit
basa dari masing-masing pasangan terlibat dalam pengenalan dan
pembentukan tiogalaktosida transasetilase ( c Gen-gen struktural y kcostdacransasetilase meningkat 100 sampai identik dengan berat molekul 38.000 membentuk satu molekul
pengikatan Lacl. Pengikatan terutama terjadi di alur mayor tanpa
untuk ketiga enzim ini, bersama engan promotor lac dan operator 1000 kali represor lac. Molekul protein represor Lacl, yaitu produk lacl,
mengubah susunan alami heliks-ganda DNA operator. Lokus
lac (suatu regio regulator.k), secara fisik menyatu untuk p ' a 1,11 disebut respons tipe A, seperti diperlihatkan di memiliki afinitas (Kd sekitar 10 13 mol/L) untuk lokus operator.
operator terletak antara tempat promotor, tempat RNA polimerase
membentuk operon c:| diperlihatkan di Gambar 38-2. Penataan am ar 38-1. Kinetika induksi dapar berlangsung sang.u Lokus operator adalah suatu rcgio di DNA untai ganda dengan
dependen-DNA melekat untuk memulai transkripsi, dan
gen gen st Pat; mRNA spesihk-lac mengalami induksi dalam 5-6 panjang
dan gen-gen regulatorik semacam ini memungkinkan
't setelah penambahan laktosa ke dalam biakan; protein
a r
^ sidase menjadi maksimal dalam 10 menit. Pada
mnu\ or,n.duksi Penuh> dapat c,itemukan hingga 5000
ul (1-galaktosidase per sel, suatu jumlah yang 1000 kali
JPat kadar basal (tak-terinduksi). Jika sinyal (penginduksi)
angkan, sintesis enzim-enzim ini menurun.
Jika diberi laktosa dan glukosa sebagai sumber karbon,
mula-mula memetabolisme glukosa, lalu secara
tempo rer berhenti tumbuh sampai gen-gen operon Lie
ennduksi sehingga organisme ini memiliki kemampuan
tuk memetabolisme laktosa sebagai sumber encrginya.
eskipun laktosa sudah ada sejak awal fase pertumbuhan
akteri, namun sel tidak menginduksi enzim-enzim yanu
'Pcilukan untuk katabolisme laktosa sampai glukosa habis
trpakai f-enomena ini semula diduga disebabkan oleh represi
Pcron Inc oleh sejumlah katabolit glukosa sehingga diberi
BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 397

diaktifkan (lihat bawah), atau bereplikasi sampai terbentuk


sekitar 100 salinan virus lengkap yang akan menyebabkan
396/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
lisis pejamu (jalur litik). Hal ini bergantung pada status
Jilta tcrdip ,j
urn'Tf" nutrisi sel pejamu. Partikel virus yang baru terbentuk
Uk cr,' ' to/am konscntrasi
K, St ro/

tempat inisiasi transkripsi gen lacZ, yaitu gen struktural katan dcn . Al> !'f 'kan kekurangan cMlP
lcri
kemudian dapat menginfeksi pejamu lain yang rentan.
karena glukosa mcnghambm
untuk (3-galaktosidase (Gambar 38-2). Jika melekat -.Ivi/i ATP menjadi Jika terintegrasi ke dalam genom pejamu dalam keadaan
glisctoL dorman, Iamda akan tetap berada dalam keadaan tersebut
pada lokus operator, molekul represor Lacl menghambat
sampai diaktifkan oleh terpajannya bakteri pejamu lisogenik
adenilil siklase, yaitu en/ini vang ineng * aPlu
11
transkripsi lokus operator serta gen-gen struktural distal
[\men oleh agen-agen perusak DNA. Sebagai respons terhadap
lacZ, lacY, dan lacA. Jadi, molekul represor Lacl adalah i. jika ada g^kosa A ^
cAMP (lihat Bab 41). Jac se
suatu regulator negatif; keberadaan molekul ini (dan tanpa tidak terbentuk CAP jcnuh-cAMP . a Ksehingga
ll> v,-liincCa .
dependen-DNA tidak rangsangan mengganggu tersebut, bakteriofaga dorman
adanya penginduksi; lihat bawah) menyebabkan ekspresi dapat memulai transkrip^^^ dengas ron & terinduksi dan mulai melakukan transkripsi dan kemudian
Jika terdapat kompleks CAP-cAMP vang btrii ^strips mentranslasi gen-gen dari genomnya sendiri yang diperlukan
gen-gen lacZ, lacY, dan lacA terhambat. Dalam keadaan
normal terdapat 20-40 molekul tetramer represor di sci, DNA tepat di scbc'lah hulu dari rne.nikian
nun ukk^1
* untuk pemutusannya dari kromosom pejamu, replikasi
RN DNAnya, dan sintesis selubung proteinnya serta enzim-enzim
suatu konsentrasi tetramer yang memadai untuk menempati ^PaVbe7........................................ A
ka/nva
(( amb;ir
*#- u SfI litik. Proses ini bekerja seperti respons pemicu atau respons
> 95% satu elemen operator lac di bakteri setiap saat sehingga 5u:i )
tu renin f'Aii I , '' ^tudi-stuai~ tipe C (Gambar 38-1); yi. jika Iamda sudah mengalami
terjadi transkripsi gen operon lac basal yang rendah (tetapi m
M' erasc dan nicnu dengan subunit a K:\.i induksi, tidak ada titik balik sampai sel mengalami lisis dan
tidak nol) meskipun tidak terdapat sinyal penginduksi. r',1',ror Jadi, reJuht h ,Kn&katan enzim ini padi
r
P rn bakteriofaga dibebaskan. Perubahan (switch) dari keadaan
Analog laktosa yang mampu menginduksi operon ocor siif k:,un] T, (-A/,-cAM/> bckerja dorman atau profaga menjadi infeksi litik ini telah dipahami
c cradaannyn dibutuhkan untuk
lac sementara ia sendiri berfungsi sebagai substrat untuk 2Th'orpositi di tingkat genetik dan molekular dan akan diuraikan secara
(3-galaktosidase adalah suatu contoh gratuitous inducer exspres, gen . ' -"ol (
trans Pcngikat-DNA /* <> t,on
(penginduksi tak bersyarat). Salah satu contohnya adalah yleb^duadifaktor kontrol on-- rinci di sini.
Proses perubahan di bakteriofaga Iamda ini berpusat di
isopropiltiogalaktosida (IPTG). Penambahan laktosa atau 7tu yang bekerh ^ dinjodulasi"oleh 1
l: sekitar suatu regio 80-bp di genom DNA untai-gandanya
gratuitous inducer, seperti IPTG ke bakteri yang sedang
tumbuh dalam medium dengan sumber karbon yang sedikit
dar
* satu yann brk ^ Psilir (kompleks cAMP-CRP) yang disebut sebagai right operator' (Or) (Gambar 38-5A).
maksnal oper
0n h'''f (represor Lacl). Aktivitx Right operator diapit di sisi kiri oleh gen struktural untuk
digunakan (misalnya suksinat) menyebabkan induksi cepat ; Sgi disertai nennn^T^ kadar glukosa rendah (cAMP
f ,n
protein represor Iamda, protein cl, dan di sisi kanan oleh
enzim-enzim operon lac. Sejumlah kecil gratuitous inducer r'daic dapat berikttm ',M C 'AI>) dan terdapat laktosa (Lad
gen struktural yang menyandi protein regulatorik lain yang
atau laktosa mampu masuk ke dalam sel meskipun tidak
Jik* gen T, dC'Tn aerator). dinamai Cro. Jika Iamda berada dalam keadaan profaga
terdapat permease. Molekul represor afinitas Laclbaik prduknya, Ucj,,Uuasi sedemikian schinggt yi. terintegrasi ke dalam genom pejamugen represor cl
yang melekat pada lokus operator maupun yang bebas dalam B nisme ali-m m ' m*!T1P11 mengikat DNA operator,
r a
adalah satu-satunya gen Iamda yang diekspresikan. Jika
sitosolmemiliki afinitas yang tinggi terhadap penginduksi. P?ron /c. M;,a|u. S2CC km eksPresi konstita*t bakteriofaga mengalami pertumbuhan litik, gen represor cl
Pengikatan penginduksi pada molekul represor yang melekat
engan mutasi n Irl\ ya,1 dak lazim, organisme tidak diekspresikan, tetapi gen croserta banyak gen lain
pada lokus operator akan memicu perubahan konformasi di cn
en8hambat penJlZ g men8l'*Hkan protein Lzclyzng di Iamdadiekspresikan. Jika gen represor aktif, gen cro
struktur represor dan menyebabkannya terlepas dari DNA a/can tetap menu-din menjadi padam, dan jika gen cro aktif, gen represor akan
lokus operatorPcnuntu*
ginduksi padadi
mutasi
karena afinitasnya terhadap operator kini berkurang 103 kali represor)
i dengan represor lcpiv.au.
padam. Seperti yang akan kita lihat, kedua gen ini saling
(Kd sekitar 10'9 mol/L) daripada afinitas Lacl tanpa adanya operon. Demikian juga, bakteri yang mengandung ^ tj
Pcnginduksi, karcn-, ' [Cp[es mkip terdapat mengatur satu sama lain dan karenanya, akan menentukan
IP TG. Jika RNA polimerase dependen-DNA telah melekat lokus operator lac tersebut sehingga sekuens operator un r,c l
jalur pertumbuhan litik dan lisogenik bakteriofaga Iamda.
pada untai penyandi di tempat promotor, transkripsi akan
dapat berikatan dengan molekul represor normal a art secara molekul Keputusan antara transkripsi gen represor dan transkripsi
menerus mengekspresikan 'Penginduksi gen tidak l^c- a msberikatan
operon dapat me am bar 38-4. Infeksi bakteri f. coli oleh bakteriofaga Iamda Imu'a* ketika
dimulai. Polimerase menghasilkan mRNA polisistronik terus isi positif dan negatif yang setara dengan me Jnisnu ' gen cro adalah suatu contoh paradigmatik perubahan
yang terminal 5nya komplementer dengan untai cetakan regulasi positi. u.. .._0 mendercpresi- sebuah partikel virus melekatkan dirinya ke reseptor spesifik di sel bakteri (1)
J n i r ditemukan di dan menyuntikkan DNAnya (garis berarsir) transkripsi molekul.
operator. Dengan cara ini, penginduksi menekan yang dijelaskan untuk sistem lac di sini dap G dalam sel (2,3). Infeksi dapat berkembang melalui dua jalan org antung pada kedua Right operator X 80-bp, Or, dapat dibagi lagi menjadi
operon Lie dan memungkinkan terjadinya transkripsi gen sel eukariot (lihat bawah). set gen virus mana yang diaktifkan. Di (4 llso
S e n 'l<- DNA virus terintegrasi ke
tiga elemen DNA aktif-cis 17-bp yang diskret dan terpisah secara
struktural untuk (3-galaktosidase, galaktosida permease, dan dalam kromosom bakteri /5), DNA tersebut bereplikasi secara pasif ketika sel

tiogalaktosida transasetilase. Translasi mRNA polisistronik


Perubahan Genefik Bakteriofaga Lamda bakteri membelah diri. Virus dorman ini disebut profaga, dan sel yang
teratur. Elemen-elemen ini mencerminkan tempat pengikatan untuk
(X) Merupakan Paradigma Bagi Interaksi mcn
gandungnya disebut lisogen. Di jalur litik alternatif infeksi, DNA virus salah satu dari dua protein regulatorik bakteriofaga X. Hal yang
dapat terjadi bahkan sebelum transkripsi tuntas. Derepresi perlu diperhadkan, yaitu bahwa sekuens nukleotida ketiga tempat
operon lac memungkinkan sel membentuk enzim-enzim Protein-DNA Sel Eukariot mereplikasikan dirinya sendiri (6) dan mengarahkan sintesis protein -protein virus
(7). Sekitar 100 partikel virus baru terbentuk. Virus yang berproliferasi ini yang tersusun secara tandem ini serupa, tetapi tidak identik
yang diperlukan untuk mengatabolisme laktosa sebagai Seperti beberapa virus eukariot (mis. herpes simpleks, menyebabkan lisis, atau pecahny a, sel (8). Profaga dapat "diinduksi" oleh bahan
HIV), beberapa virus bakteri ternyata juga dapat berada (Gambar 38- 5B). Ketiga elemen cis, yang disebut OR1, OR2, dan
sumber energi. Berdasarkan fisiologi yang baru dijelaskan, perusak DNA misalnya radiasi ultraviolet (9). Bahan penginduksi tersebut
dalam keadaan dorman di dalam kromosom pejamu atau menyebabkan perubahan sedemikian sehingga terjadi pengaktifan set gen yang
Or3 operator, dapat terikat pada protein cl atau Cro. Namun, afinitas
ekspresi (diinduksi oleh PTG) plasmid yangdi transfeksikan relatif cl dan Cro terhadap masing-masing elemen ini bervariasi,
berbeda. DNA virus keluar dari kromosom (10) dan bereplikas i; virus
dan mengandung promotor-operator lac yang terikat pada melanjutkan perkembangan melalui jalur litik (Diproduksi atas izin dari Ptashne dan perbedaan afinitas pengikatan ini sangat penting bagi
struktur yangsesuai seringdigunakan untuk mengekspresikan M, Johnson AD, Pabo CO. A genetic switch in a bacterial virus. Sci Am 1 bekerjanya perubahan molekular lisogenik
protein rekombinan mamalia pada E. coli. 982;247:128).

Agar mRNA polimerase dapat secara efisien membentuk virus 'temperate sennv~<x* , ......
Ketika menginfeksi suatu organisme, Iamda menyuni
PIC di tempat promotor, juga harus terdapat catabolitegene
genom DNA linier untai-ganda 45.000 bp-nya ke dalam sel
activator protein (CAP, protein aktivator gen katabolit) tempat (Gambar 38-4). DNA Iamda akan terintegras* ke dalani
cAMP terikat. Bakteri menimbun me a
ui genom pejamu (jalur lisogenik) dan tetap dorman sampaj
mekanisme tersendiri hanya jika kekurangan sumber karbon.
BAB 38: REGUiAS, EKSPRESI GEN / 39,

398/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMAS

Cro
Asam amino 132-
Gen untuk Cro
Gen untuk represor 236

OR1 Asam amino 1-92

Promotor represor
Promotor cro RNA cro Gambar 3B-, Skema
(D). Protein represor lame a < ha,ter dcngan kan oleh suatu reg ,eku| represor
ini melipat diri seh.ngga berbe n dlhu ^ ^ h | A). kcmbn|
dan domain karboksil (CO p (dllunjukkanuk c|imer (B); dime ^ dornain terminal
terhadap pemutusan oleh p _nvatu untuk me jgj-, kontak antara c e
a|an di r '
tunggal (monomer) cenderung ^hannya terutama oWj
l
^ lempat ng?n DNA
menjadi monomer. Dimer d,,a^ k dengap (d ^, dag ^ Yang berkon
r 3mh ..18-5 Dalam rangkaian gambar ini, right operator <O r ) digambarkan scma^ , ah k(r i , cr | c tak karboksil. D i m e r a f i n i t a s ^ a r C r o ( D ) m e m ^ ^
f^ah suat r e gio dToNA virus dengan panjang sekitar 80 pasangan basa CA>. D.^ pr o , e ,n
mpnvandi represor Iamda (cl), dan di sebelah kanan terdapat gen . sU bregio. O r 1 . "
8Gn
S Cro Jika regio operator diperbesar (B), regio ini tampak mencakup K l em pa t terikatnya 2 f masing-
masing memiliki panjang 17 pasangan basa. basa tempat ner represor berikatan t er bcsa r terhaa-F (Q) m em iliki ^ ^pda

dan O R 3 ' 8 T a , pen ge n alan bertumpang tindih dengan dua P p . . . (uar i s bergelombang). er ini memperlihatkan * m 0 | e kul repres m en dor 0 ng peng'k. tic
lah domain term,na ^ dan bag,an a " V- * ]ohnson AD. CO.
bagian-bagian yang m-dojo g , a s izin
W* p erubahan

operator, terutama ke O k 3 (D P i g82; 247:l28)-


virus. Sci Am 1982;247:128). switch in a bacterial virus. Sci
Dengan status lisogenik W siklus
bagaimana mungkin bakteriofaga larnd^ ^ langsung
litik tersebut?. Narnun. proses im ternya qN
secara cukup efisien. ]> a su a neiamu lisog e n i ' 1
t0r, afinitas misalnya sinar ultraviolet, mengenai ntai-tun* 1
y1
~ ketiga subregio Pcr? pengikatan terbentuklah fragmen-ftagmen DNA untai ^
atau litik pada faga X. Regio DNA antara gen cro dan.represor
(Gambar 38-7). D h y;i ng pal i n g ^ '^patan O 1
mengaktifkan suatu pro.ease ^ P rcc A
juga mengandung dua sekuens promotor yang mcnp^ represor terhadap <-V . . . , a besar. Pen rt0Un*erast
pengikatanpolimerase dalamjnent^nerten B cn bakteri
represor pada 0,1
enzim ini mulai mentransknps.ka g 6^ unmk olch represordan dengan cara ini or yang proreaseyangakt.fi ^ t er m m a l amino dan teirm
Salah satu promoter mengarahkan P^ pada promotor kan .^11 di atas, dimer represor
yang menghubungka Ga mbar 3 g _6 A) P e mu m san do. Utik. Gen cro tan. i r ev e rsibel, d^^ l u s l i [ i U .
mentranskripsikan gen arah ke ^^ cro. Kedu a sepert, k atkan pengikatan 1 Ua n efek
karboksil molekul (hh ba bkan ^ rep r
mentranskripsikan gen ac, dan gj^ gen terikat pada OrreDresor pada Or2 men* 0l*merase
domam represor in. m ^ tctl epa sn ya mole

sedangkan promotor yang lain meng* yang padaakhirnya dari Or 1 . Efek Pengel^A
pada O,,2Pengion ^ pengikatan 0,2
represor dalam arah ke kiri (Gambar 3 represor dar. 0 2 d. ^ sudah ^ diperkirakan. R
penting berupa pe b bertumpang t.nd kf.presi gen represor dari 0,1 ^ oleh akses ke promotor kanan
Produk gen represor protein' P^, dengan dua pada promotor Ki y transkripsi dan c ^ erancarai polimerase segera meP ^ ^ efck pe n repr
asam ammo, terdapat sebagai scduu >n a berikatan sehingga mening a kripsi ,ni tampak# limerase
domain yang domain terminal anli n karboksil represor. Peningkata |angsung antara ^ [efikat pada mula. mentranskr.pmenjadi lcnyap (Gambar
oleh interaksi antarp aiO 2pada transk.ip^ cerbenmk juga berite
dengan DNA operator dan \ dan represor ya^S feglilator
dom a r dengan
reso
Protein Crq y a n 8_ . di mer> t eta p. urut
yang mendorong ikatan satu pr dimer. Dimer yang terikat pada pro merupakan sU* sekaligus
di 0 2 iuV
protein lainnya untuk membentu S
QN A operator jauh Or2. Karena itu, rep t mencegah cranskrips. gkatkan
Protein Crq y a n g s e b a i dimer, tetap* urut dengan regio Pf a t dengan
molekul represor ini beri katan dengan (G a r n bar 38-6A negatif, karena clap -tif karena dapat n ganda su a t u n

urutan represor (Gam _ preferens.nya ber 1 '''j k a t a n paling erat dengan 0,3. 38-
lebih erat daripada bentuk monomernya merupakan regulator yajtu gen represor- ^ dorman
7), ya.ru Crobet ^
sampai 38-6C). 66 ^ ami no, transkripsi gennya sent menstabjjkan keadaa^ ekspresi Cr o di 0r 3 pa da peng* t -,dak terdapat efek k > ^ C r o y a n g l eb i h
^^t^X^'^endorong
Produk gen cro, protein Cro J dengan DNA represor ini berpCl "rcSor tidak saja menC^preSor juga t ingg>, P'

memiliki satu domain, tetapi juga beri ^ a ^ m e r (Gambar bakteriofaga lain a, jukan untuk lisis, tetap' ^e0Stabilkan Cro ke 0,2. Pada ko
a
i o i akan berikatan deng ^
2 dan ak hir nya dengan O,
^
operator dengan lebih erat dalam bentu me mera n t arai gen-gen yang^. dirinya sendiri unjuk segera mengbe n t l ^
. ^tuknyakonseppentingbahwaprote J Contohnya,
38-6D). Domain tunggal protein Cro ters represor Ditempatinya v kiri> dan dengan demikian me tI-anskripsi dari prom
dimerisasi dan pengikatan operator. mengandung mendorong eksprej-^ konsentrasi pr ^ jni akan ^ dari gen represor. Oleh karena ^egah ekspresi laojut
ter
emiliki beberapa domain tm D ^ n icas tinggi-
T llmda mengikat DNA dengan ah ^
keadaan diferens.asikelebihan rePr^rkurangnya
kripS

Pada bakteri lisogenikyi-> berikat- RNA


"T mer represor membentuk dimer, denga n
profaga Iamda dimer represor lam a kooperatif,
intrasel menjadi b jan menyebabkan . onSentrasi
an dengan O r 1, namun juga melalU
^ o r lain pada O r 2
berikatan dengan R promotor kiri sampal OR3. rmerase Pertemuan protein-L .in.doma111
transkripsi gen represo melepaskan dirinya p olimera rkorkan domam
omrotein semuanya mehbatkai
^, a v vah
meningkatkan pengikatan dimei rep rerlihat di
represor turun dan repr

dimiliki oleh sebagian besar (mung mengatur


transkripsi.
BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 401

meningkatkan ^
promotor. Deasetilasi i inpan aktivitas asetilasi dan
400/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA I NFORM ASI REGULASI TRANSKRIPSI GEN EUKARIOT sebaliknya. dcnga n berbagai komponen
dcasetilase spesihk bfi . berbagai proses im sedang
MELIBATKAN ASPEK KHUSUS perangkat transkripsi. Spes.fi '^er^ k cr j a n y a

diteliti, demikian juga be J ^ di Bab 42 .


Profaga Sebagian besar DNA pada sci prokariot ^ r su su "
S<-*n-gcn, dan DNA cetakan selalu dapat dura Beberapa contoh spesib ip<- rcs jdu deoksisitidin
Or3 Or2 0R1 1 l 1 I l
RNA polimerase ^adascl mamalia dijumpai situasi yangsamasc . j. Terdapat DNA dapat menimbulkan
yaitu relatif sedikit dari DNA total yang tersusun m J (dalam sekuens 5 -=> > sedcmikia n rupa seh.ngga

I1VV w w w gen dan regio-regio regulatorik tcrkaitnya. ung ^ perubahan besar am scp erti dijelaskan di Bab 35.
ckslra ini tidak diketahui. Selain itu, scpe 11 ^ transkripsi aktifnya terha > P en ribosom tak-
d
> Bab 35, DNA pada sel eukariot mengalami p P^ Contohnya, pada hart ^"dan terdapat bukti
ekstensif dan dikemas menjadi kompleks Prot*!' dafi termedlasi yang dapat die p ditranskripsikan jika
yang disebut kromatin. Histon adalah bagian pc { bahwa banyak virushew ^ residu deoksisitidin d.
kompleks ini karena membentuk struktur ya g DNAnya termetilasl. DemC' sferasesebagai
sebagai nukleosom (lihat Bab 35) dan juga sig ^ respons
dalam mekanisme regulatorik gen seperti diu . regio spesifik gen tirosin am orkan berkaitan
t>a\vah. tediadap hormon g ukoko^kold-^ilap ^
Remodeling Kromatin Adalah Aspek dengan peningkatan laju tta PDNA termetilasl
Induksi (1) OR3 Or2 Or1 I i I 1 l 1
p dapat disimpulkan secara umum bahwa kromatm
enting dalam Ekspresi Gen Eukario tidak aktif se-a 11 n^, b^ ^
D fj A ti dak
RNA polimerase
Struktur kromatin merupakan tingkat kontrol trans ip
inaktif mengalamt metilasi,
gen lainnya. Seperti dibahas di Bab 35, terdapat ireg.o-r^
termedlasi. ' transkripsi spesifik pada
\\ \\
besar dalam kromatin yang inaktif secara tran P Terakhir, pengikatan faku . gangguan
recA babl ta n
sementara yang lainnya aktif atau berpotensi aktt elemen-elemen DNA da
Pa t eu k ariot memiliki
sedikit pengecualian, setiap sel mengandung komplem^
gen yang sama (sel penghasil ant.bod, adalah^ nada struktur nukleosom. Banya . J Pen gikatan
Promotor represor / Promotor cro
pengecualian). Pembentukan organ, jaringan, dan beberapa elemen DNA P^/Semen-elemen ini

serta fungsinya pada organisme utuh bergant g P serial faktor -faktor transkr.ps P r nuk leosom atau

perbedaan ekspresi gen. n erbedaan dapat secara


str
langsung merusak ^ t U ^ e ^ k r U t (melalui
Sebagian perbedaan ekspresi ini terjadi karena p regio meneegah pembentukan ulang, * o a k t i v a t o r l i rotein
mu t p

kromatin yang tersedia untuk transkripsi d berbagai jaringan. interaksi antarprotem) komplete memod ifikast atau
Contohnya, DNA yang mengd g kelompok gen |3-globin berada vang memiliki kemampuan u koval en R ea ksi-reakst menyusun ulang nukleosom
Radiasi ultraviolet
r 3 0r2 Or1 RNA polimerase dalam kromatin sec ^ kro matin
Induksi (2) ( -- -| , -----} f ini menyebabkan perubahan stm ^ DNA untuk

^ vang pada akhirnya meningkatkan a

\ \\ \\ \\ \\ WWW W^TST retikulosit, tetapi dalam kromatin inaktif di sel ora- faktor lain dan perangkat itransl.p Qsuatu Uroma_
faktor yang terlibat dalam penentuan kromatin akt DNA eukariot yang berada b okari o t, promo-

Pertumbuhan litik dini


Promotor represor Promotor cro berhasil diungkap. Adanya nukleosom dan kompleks hl n tin dapat ditranskripsikan. Sc
PcrU ^ e m U lai transkripsi,
Or3 Or2 Or1 , RNA polimerase
DNA (lihat Bab 35) jelas menjadi penghalang bagipe S ^ faktor tor menentukan RNA polimeras didcfin
transkripsi dengan regio DNA spesifik. leh^ m dinamika tetapi promotor ini tidak dap ^ _iQ> t e m t a ma p a d a

w w w w w w v\ vvQQ^r pembentulcan dan perombakan struktur nukl merupakan bagian kan sebagai mengandung boks . .faktor transacting

penting dari regulasi gen eukartot Asetilasi dan deaset.las. h.ston se! mamalia (Bab 36). Selain (seWingg a berfungst

adalah suatu P penting aktivitas gen. Temuan mengejutkan umumnya berasal dan kromos d- rdebatkan pada
Promotor represor Promotor cro bahwa* asetilase histon berkaitan dengan TAF dan koakt dalam trans), sementara hal in. tungga l. Hemet,

dor m berperan dalam regulasi hormonal transkrtpst ger(^ selprokariot yang mengandung kro ekan transknpst,
vi ru s tetap p ^
Gambar 38-7. Diperlihatkan konfigurasi perubahan empat tahap pada siklus hidup bakteriofaga Iamda. '^h dimer 42) member! konsep baru tentang regulas. pauA atau faktor yang meningkatkan atav. memodulasi
sebagai profaga) dipilih jika dimer represor berikatan dengan Or1 sehingga kemungkinan besar a n promotor kanan s^'^ebabkan profaga (atas), dimer diketa'hui terjadi di residu lisin d. ekor terminal atau faktor yang meningkatkan a a ^ modulasi
represor yang terikat pada Ok1 dan Or2 meneegah RNA polimerase benka^ kiri ,|<ontrol positif), yanS ^ nik dapat Cro terhambat (kontrol negatif). Represor juga molekul histon. Modifikasi tm mengurangi
me

meningkatkan pengikatan polimerase pada Prom ,. jntesjs sehingga keadaan |l5(i^r represor. transkripsi gen represor menjadi mRNA (garis bergelombang) dan lebih menentukan ekspresi spesifik -janng > me nambah
banyak represor rVan :,us moncmer-mon^; dipertahankan. Profaga mengalami induksi jika radiasi ultraviolet mengaktifkan proteas (jan dimer
muata, p kerja berbagai molekul efektor adala an t er k i n i me-
ekor dan menurunkan afinitas histon menglka
meninggalkan ber|anjutnya *.-.^cratif- Oleh karena itu, asetuasi n - kerumitan. Akhirnya, P e ^ el l t , i a n ' P p o r e s i en mungkin ter - nyarankan bahwa
Oleh karena itu, terjadi pergeseran keseimbangan monomer bebas, dimer bebas, dan dirner te , d|sintesjs Seiring denga" ktu RNA polimerase tidak lagi didorong untuk
yang bermuatan neg< , , nlll dan
. . . i. on kelainan struktur nukleosom
berikatan dengan promotor km 5=h'"gga/^enSrr;mo,or kanan clan Cro disintesis-5* clapat menyebabkan . . . . Umpn-elemen pengaktifan dan r<4 berbagai kom-
RNA
induksi, semua tempat operator menjadi kosong, dan polimerase dapat berikatan dengan pro afini, ,ertingg.. ^ rf. tempj, mempermudah akses faktor transkrtpst ke elemen DNA regulatoriknya - jadi jika gen tertentu masuk atau ke ua partemen
i i i i . irlimpr Cro berikatan dengan lingkaran berarsir OR3, yaitt i ^ es Po Unerase terus ter P.ashne M Sepertt telah dibahas, hal tm subnukleus.
awal pertumbuhan l i t i k * P o > t o r kanan, tetapi promotor kanan tetap dapa d,ataes. . ub jzio d,r, >'"<
polimerase tidak dapa berlka,an ^fn gen-gen litik dini. Selanjutnya terjadi pertumbuhan htik (D'P tersebut, dan
mentranskripsikan c gg i982;247:128).
Johnson AD, Pabo CO. A genetic sw.tch m a bacterial
BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 403
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI & RFPiIWACI H
402 / ' & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

iKtura* r 6
* e/ 38-2. Ringkasan sifat elemen penguat melakukannya secara spesifik untuk setiap jaringan. Oleh karena
Elemen DNA Tertentu Meningkatkan atau st ru itu, elemen penguat yang berkaitan dengan gen imunoglobulin
Gen
Menekan Transkripsi Gen Eukariot Elemen Promotor
Bekerja meskipun terletak jauh dari promotor antara regio J dan C meningkatkan ekspresi gen-gen tersebut
respons penguat i --- J Bekerja meskipun terletak di sebelah hulu atau hilir dari promotor terutama di sel limfoid. Seperti penguat SV40 yang mampu
Selain perubahan besar pada kromatin yang memengaruhi Bekerja pada kedua orientasi (cis, trans)
mengaktifkan berbagai gen cis, elemen penguat yang berkaitan
aktivitas transkripsi, elemen-elemen DNA tertentu mcmpcr- A sv4o y -------------- (J globin Dapat bekerja dengan promotor homolog atau heterolog
' Bekerja dengan mengikat satu atau lebih protein
dengan gen-gen untuk enzim pankreas mampu meningkatkan
mudah atau meningkatkan inisiasi di promotor. Contolinva, pada bahkan gen yang tidak berhubungan, tetapi secara fisik berkaitan
Bekerja dengan mempermudah pengikatan kompleks
simian virus 40 (SV40) terdapat (sekitar 200 bp di sebelah hulu - ^transkripsi basal ke promotor terutama di sel pankreas mencit tempat gen rekayasa dimasukkan
dari promotor gen-gen dini) sebuah regio yang terdiri dari dua melalui bedah-mikro ke mudigah dalam stadium satu sel.
elemen yang identik dcngan panjang 72 bp berjejer dan dapat B -/ SV40 ------------------- globin j hGH_J Pendekatan dengan menggunakan hewan transgenik ini terbukti
dan yang ketiga oleh faktor risleting leusin (leucine zipper)
sangat meningkatkan ekspresi gen in vivo. Masing-masing dari cc bermanfaat dalam mempelajari ekspresi gen spesifik-jaringan.
erodimerik ATF-2/c-Jun. Faktor keempat adalah faktor transkripsi
elemen 72 bp ini dapat dibagi lagi menjadi serangkaian elemen Contohnya, DNA yang mengandung penguat spesifik-jaringan sel
arsitektural yang banyak ditemukan dan dikenal sebagai HMG I(Y).
yang lebih kecil; karena itu, sebagian enhancer (penguat) B pankreas (dari gen insulin), jika diikatkan dalam suatu vektor
C mt tk HMG I(Y). jika berikatan dengan tempat Pcngikatan yang kaya
memiliki struktur yang sangat rumit. Elemen penguat (enhancer ---------------------------- pada antigen T-besar polioma, suatu onkogen, menghasilkan
akan A+T, menginduksi pclengkungan S18mfikan di DNA. Di
element) berbeda dari promotor dalam dua hal. Elemen ini dapat tumor sel B pada mencit transgenik. Tumor tidak terbentuk di
scpanjang penguat terdapat empat ^mpat pengikatan HMG I(Y) ini.
menimbulkan efek positifnya pada transkripsi meskipun terpisah jaringan lain. Ekspresi gen spesifik-jaringan diperantarai oleh
Tempat-tempat ini crperan penting dalam membentuk
sejauh ribuan pasangan basa dari promotor; elemen ini dapat D PEPCK elemen penguat atau elemen yang mirip-penguat.
H GRE enhanceosome, bersama Cngan ketiga faktor trans yang telah
bekerja ke arah hulu (5) atau hilir (3) dari promotor. Elemen- ----------
disebutkan di depan, engan menginduksi serangkaian pclengkungan
elemen penguat ini bersifat promiskuitas; elemen tersebut dapat ...men**-''**": DNA. HMG I(Y), oleh karena itu menginduksi pembentukan
Gen Reporter Digunakan untuk
merangsang semua promotor yang berada di sekitarnya dan dapat Gambar38-8. Penjelasan skematis kerja penguat dan < ^ model ir. kooperatif suatu struktur unik tiga dimensi stereospcsifik tempat Mendefinisikan Penguat & Elemen
bekerja pada lebih dari satu promotor. Elemen penguat SV40 regulatorik lain yang bekerja set ara c is. Gen-gen (Bab 39' in
keempat faktor aktif ketika sinyal infeksi virus te.fdeteksi oleh sel. Regulatorik Lainnya
dapat menimbulkan pengaruh, contohnya pada transkripsi (3- yang semuanya dibentuk oleh leknik rekombinasi I * 1 /
, a pdi suatu vi |
ro, terdiri dari
suatu gen reporter (struktural) yang " U . , 1 I 1 1 jn akuras* protein yang mudah diukur,
Struktur yang dibentuk oleh kerjasama keempat faktor ini disebut
globin dcngan meningkatkan transkripsinya 200 kali lipat di sel Dengan mengikat regio-regio DNA yang dicurigai mengandung
sebuah promotor yang nH n
!* i n 1 keadaan inisiasi transkripsi, dan elemen regulatorik enhanceosome (3-interferon (lihat Gambar 38-9) yang diberi nama
yang mengandung baik penguat maupun gen (3-globin pada sekuens regulatorik pada berbagai gen reporter (pendekatan gen
putatit- 1 ^jj^dikasikan a Pa pun, transkripsi tingk. it tinggi dari kimera yang demikian karena kemiripan strukturalnya dengan nukleosom (juga
plasmid yang sama (lihat bawah dan Gambar 38-8). Elemen a gabungan atau reporter) (Gambar 38-8,
pa pun, transkri|)si tingk. it tinggi u. m tMnn.ii>
t r anskripsi
^ | r aiw. 'r
struktur DNA protein tga dimensi unik yang membungkus DNA
bergantung pada keberadaan penguat yang merangs a I . ( r a n s kripsi 37- 10, dan 38-11), kita dapat menentukan regio mana di sekitar
penguat tidak menghasilkan produk yang kemudian bekerja pada mengelilingi suatu susunan protein; lihat Gambar 35-1 dan 35-2).
^ 1 0000kali
kalilipat
lipatdidiatas
ataskadar
kadartranskripsional
transkripsion.il basalVJ -( ' o ' [ l ltor
basal 0 tor yang
yang gen struktural yang memiliki pengaruh pada ekspresi gen tersebut.
promotor karena elemen ini hanya aktif jika terdapat di dalam n n-,U \/;tno hnnv.1 mononnrlung P --oharlan
) lT)0
Enhanceosome, sekali terbentuk, memicu peningkatan tajam
gen gahungan yang sama, yang hanya mengandung P T ' m barkan Potongan-potongan DNA yang diperkirakan mengandung elemen
molekul DNA yang sama seperti (yi. cis terhadap) promotor. crfusi dengan gen struktural). Contoh (A) dan (B) |llt> n
^'j c> n tasi dan transkripsi gen (3-interferon. Yang menginduksi transkripsi gen (3-
regulatorik diikatkan pada gen reporter yang cocok dan dimasukkan
Protein- protein pengikat elemen penguat bcrtanggung jawab atas kenyataan bahwa penguat (mis. SV -10) bekerja di kedn * 1 v fJ e e | men interferon bukan sekedar ditempatinya elemen- elemen cis yang
ke dalam sel pejamu (Gambar
efek ini. Mekanisme pasti cara aktivator transkripsi ini bekerja Pada promotor heterolog. Contoh (C) menggambarkan ba Radium berhadapan linier oleh proteinnamun Pembentukan
re
gulatorikmetalotionein(mt) (yangberada di bawahp e, 1 ^' |, a r enanya
38- 10). Ekspresi basal gen reporter akan meningkat jika DNA
masih diperdebatkan. Yang jelas, faktor trans pengikat penguat enhanceosome yang menyediakan permukaan untuk rekrutmen
a,au
seng menginduksi transkripsi gen mt endogen dan ^ t j mi c l j n
mengandung suatu penguat. Penambahan hormon atau logam berat
telah dibuktikan berinteraksi dcngan beragam protein transkripsi koaktivator inilah yang menyebabkan peningkatan pembentukan
Protein mt pengikat logam) akan bekerja melalui P r n 1 lu m buhan ke medium biakan akan meningkatkan ekspresi gen reporter jika
lain. Interaksi ini mencakup koaktivator pemodifikasi kromatin kinase (tk) untuk meningkatkan transkripsi gen hormon P L dalam
PIC di promotor yang terkait-cis dan pengaktifan transkripsi.
DNA mengandung elemen respons hormon atau logam (Gambar
serta masing-masing komponen dari perangkat transkripsi RNA (C
H) manusia. Gen yang telah satusel Elemen cis-acting yang menurunkan atau menyebabkan represi
38-11). Lokasi elemen dapat diketahui dengan menggunakan
polimerase II basal. Pada akhirnya, pengikatan DNA penguat- Pronuklcus
dirrkavas. ! ini dimasukkan . jantan pada mucligan mencit dengan , s u r roi;ate ; ekspresi gen spesifik juga pernah diidentifikasi. Karena hanya sedikit
da
mudigah dimasukkan ke dalam uterus induk -ang k a turunan potongan-potongan DNA yang semakin pendek, delesi, atau mutasi
Pronukleus jantan pada nmudig. dari elemen ini yang diteliti, mekanisme kerjanya secara umum sulit
faktor-trans menyebabkan peningkatan pengikatan perangkat newan transgi . --i:bah
........ I A
mother agar berkembang mother
menjadiagar
hewan transgenik- . in
Ann pena [,lu<l,w
" berkembang menjaoi ir n titik (Gambar 38-11).
transkripsi basal pada promotor. Elemen penguat dan protein mencit telah diciptakan dalam kondisi tersebut, dan P e h o r m < ) n 'n seng ke dalam air
diketahuimeskipun, seperti pengaktifan gen, modifikasi kovalen
Strategi ini, dcngan menggunakan sel yang ditransfeksikan dalam
pengikat terkait sering menyebarkan hipersensitivitas nuklease ke minum menyebabkan peningk a t a s ns Pertumbuhan di hati. Dalam hal ini, hewan histon dan protein lain oleh korepresor multisubunit yang direkrut
biakan dan hewan transgenik, menyebabkan teridentifikasinya
regio-regio tempat elemen berada (Bab 35). Ringkasan mengenai transgenik u |, u r a n represor mungkin berperan.
terhadap peningkatan kadar hormon pertumbuhan deng a ' nQ r m ^ tubuh yang dua kali
lusinan penguat, represor, elemen spesifik-jaringan,. serta elemen
sifat-sifat penguat disajikan di rabel 38-2. lipat lebih besar dibandingkan h e v v a respons obat, logam berat, dan hormon. Aktivitas suatu gen di
Salah satu sistem penguat pada mamalia yang paling dikenal
resp0 p S sesamanya. Contoh (D) menggambarkan
Ekspresi Spesifik-Jaringan Dapat Disebabkan oleh
bahwa
el cr 1 1 L n
|0 glukokortikoid (GRE) akan bekerja melalui promotor hofT1
banyak keadaan mencerminkan interaksi berbagai elemen DNA cis-
adalah sistem pada gen (3-interferon. Gen ini terinduksi saat sel
(Ron

SV40 PEPCK) atau heterolog (tidak diperlihatkan; yi. tk), pro * 110
promotor p-
Kerja Penguat atau Represor
acting ini dengan faktor-faktor trans-acting terkait. Tantangan nya
mamalia terinfeksi virus. Salah satu tujuan sel, setelah terinfeksi globin.
Banyak gen kini diketahui mengandung elemen-elemen penguat atau sekarang adalah mengetahui mekanisme terjadinya hal ini.
oleh virus, yaitu berusaha meningkat an respons antivirusjika sekitar agar replikasi virus dapat dihambat melalui berbagai aktivator di berbagai lokasi yang relatif terhadap regio penyandinya.
tidak dapat menyelamatkan sel yang terinfeksi, diusahakan agar mekanisme sehingga infeksi tidak meluas. Kar tensti elemen Selain mampu meningkatkan transkripsi gcMi, sebagian elemen Kombinasi Elemen DNA & Protein Terkait
organisme secaia ^se.u terbebas dari mfeksi virus. Umuk ^uksi penguat yang mengontrol induksi gen ,nl /ang terletak antara penguat ini jelas memiliki kemampuan Menghasilkan Keberatgjammain) Responds
satu mekanisme yang dilakukan sel ada < vans nukleotida -110 dan -45 di gen p-interreron, kini telah diketahui.
interferon. Famili protein ini disekresikan o e teri nfeksi Penguat ini terdiri dari empat ffCn cis berkelompok, yang masing- Gen prokariot sering diatur secara mati-hidup (on-off sebagai
virus. Interferon berinteraksi dengan masing diikat oleh faktor trans yang berbeda. Salah satu elemen cis respons terhadap pengaruh lingkungan sederhana.
terikat oleh tn//is~ acting factor NF-kB, salah satu anggota famili
IRF (interferon regulatory factor, faktor regulasi interferon) faktor
trans,
404
MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 405
DM p D Promotor tes
2^RDlv>5> 3 O ^><tEXNR 0
5- (tu Gen Reporter PEMBENTUKAN GEN REPORTER
A INDUKSI TRANSKRIPSI YANG
DENGAN DNA PENGAPIT 5 DALAM
DIPICU HORMON ABC
J^HMGI-Y PROMOTOR.PENGUAT GEITT^ENCAT JUMLAH BERVARIASI
REPORTER^
UJI
PROMOTOR-
PENGUAT
YANG
MENDORONG
ATF-2 -^RANSKRIPSI
GEN CAT
cJun f NF-
kB oo+

c ______ i CAT - o o o
,RF
(IRF3/7) TRANSFEKSI SEL
MENGGUNAKAN UNA r_l 1
111 I
YANG DIENDAPKAN 2000 +1
DENGAN CaP04 1000
Posisi nukleotida
Dipisahkan dan ditambal ulang HRE
A H I- AHiid w
HRE HRE'
B
Kontrol Hormon / a w , 5 e n e n , u a n lokasi elemen respons hormon (HRE) ), (B), dan
DlPEROLEH 24 JAM (C) dengan menggunakan pendekatan transfeksi-een reporter Suatu famili
KEMUDIAN
PERIKSA AKTIVITAS CAT
gen reporter, yang dibentuk seperti dijelaskan di Gambar 38-10, dapat
ditransfeksikan secara individual ke sel resipien. Dengan menganalisis kapan
Identifikasi elemen kontrol respons hormon tertentu lenyap di oandingkan dengan delesi 5', kita dapat
mengetahui lokasi elemen respons hormon spesifik.

Gambar 38-10. Pemakaian gen reporter untuk menentukan elemen regulatorik


DNA. Suatu fragmen DNA dari gen yang ditelitidalam CO"toh 'ni, sekitar 2 kb sel sementara menekan gen lain dan tidak berpengaruh pada gen lainnya lagi.
DNA pengapit 5' dan promotor terkaitnya diikatkan dengan suatu vektor
Jika semua proses ini digabungkan dengan faktor -faktor elemen spesifik-
plasmid yang mengandung gen reporter yang sesuaidalam hal ini, enzim
jaringan, fleksibi litas yang besar dapat diperoleh. Variabel -variabel fisiologis
bakteri kloramfenikol transferase (CAT). Enzim luciferase (disingkat LUC) adalah
gen reporter |ajn yang banyak digunakan. Baik LUC maupun CAT tidak terdapat ini jelas memerlukan susunan yang jauh lebih rumit daripada sekadar
Gambar 38-9. Pembentukan dan sin,
pada sel mamalia; oleh karena itu, deteksi aktivitas keduanya di suatu ekstrak pengetahuan hidup-mati. Susunan elemen DNA di promotor menentukan
terbentuk pada penguat gen fi-interfe Puta'if enhanceosome yang
sel berarti bahwa sel telah berhasil ditransfeksi oleh plasmid. Peningkatan bersama faktor-faktor terkait cara suatu gen berespons. Beberapa contoh
diagram distribusi elemen-cis milif.rt)l? manusia-Di bagian atas disaijkan aktivitas CAT di atas kadar basal, misalnya setelah penambahan satu atau lebih
NRDI) yang membentuk penguatI, hMG' PRDIV' PRDMI1' PRD"' hormon, memiliki arli bahwa regio DNA yang disisipkan ke dalam plasmid gen
sederhana disajikan di Gambar 38 -12
memerantarai induksi transkriosionii l'n,Grferon- Penguat yang utuh reporter mengandung elemen respons hormon (hormone response element,
lipat) ketika sel manusia terinfeksi vimP'ln,erferon <,cbih dari 100 k,lli HRE) fungsional. Potongan DNA yang semakin pendek, regio-regio dengan
modular ini masing-masing mewakili i agai e|emen-cis pada penguat delesi internal, atau regio dengan mutasi titik untuk disisipkan dapat diciptakan
Domain Transkripsi Dapat Didefinisikan dengan
HMG l(Y), cJun-ATF-2, IRF3, IRF7 d P a t Pcngikatan untuk faktor-trans dan menentukan Regio Kontrol Lokus & Insulator
dengan elemen-elemen DNA ini spr Fak,orfak,or ini berinteraksi lokasi elemen respons (lihat Gambar 38-11 untuk deletion mapping HRE yang
relevan). Besarnya jumlah gen di sel eukariot dan beragamnya faktor regu atori
kooperatif seperti ditunjukkan oleh i-Th iga(rik' ,eratur' dan Sangal
protein HMG l(V) memicu pembeneknt! Pan.ah' Pen8ika,an a wa l e m P a t transkripsi menyebabkan penyusunan menjadi mas a . engapa sebagian gen
menyebabkan seluruh regio 70-80 Jdm DNA d Pen8ual' yang
mengalami transkripsi di sc tertentu sementara yang lain tidak? Jika penguat
merupakan hal integral bagi keberhi<;i|P me*enSkung- Lengkungan ini
dapat mengatur e erapa gen dan tidak bergantung pada posisi an orientasi,
lain karena lengkungan ini menyebahk 30 /fnlka,an faktor-faktor trans
agaimana cara agar penguat tersebut tidak memicu transkripsi secara acak?
mampu melakukan interaksi antarnrn^ 3 terikat Pada DNA

berperan baik dalam pembentukan d ^ pentln8 dan langsung yang Sebagian solusi masalah ini icapai engan menyusun kromatin dalam unit -unit
menghasilkan permukaan tiga-di'mpnc' Slabllltas enhanceosome serta ngsion yang membatasi pola ekspresi gen. Hal ini dapat r'mkf 3 ' A e n g a n
Sebagian gen eu kariot diatur dcngan cara hidup -mati im, tetapi proses di
aktivitas pemodifikasi kromatin (mis SvUT/<,yang berfungsi mere rut m e m er
ntahkan kromatin membentuk
kebanyakan gen, terutama pada mamalia, jauh lebih r limit. Sinyal-sinyal yang
perangkat transkripsi umum (RNA polimn n ? n P/CAF) ma,UpUn
dari lima elemen-cis (PRDIV, PRDSHS?, 1 dan GTF)-Mesk,p^n emPat mewakili sejumlah rangsang a i l lingkungan kompleks dapat menyatu pada satu Lmpanemefdi^aS^ ataU T !
... .. ,. . I I M ' PRDII, NRDI) secara ndependen gen. R e S p 0 ns gen ini terhadap sinyal -sinyal tersebut dapat m e m i l i k i beberapa di kontrol oleh dem rT ^ ^ T 7 control regions (I cp" A kom
P I ek s Y a n & d, scbut
dapat sedik, merangsang (sekrtar sepuluh kali lipat, transkripsi gen reporter
d. sel yang d.transfeks.kan (l.hat Gambar 38-10 dan 38-12) namun kelima karakteristik fisiologis. Perta ma, respons dapat mencakup aspek yang cukup locus

protein terkaitnya ^ r C 8 ' k n t r o 1 , o k u s) L f R < ^ e n S a n LCR yang paP . m e n 8ntrol


elemen-cis, dalam urutan yang sesuai, diper|ukan untuk membentuk suatu luas. Hal ini dicapai melalui keseimbangan antara respons positif dan aditif
ekspresi sekelompok gen.
penguat yang dapat merangsang transkripsi gen mRNA (yi. Si00 kali dengan efek negatif dan represif. Pada sebagian kasus, yang dominan adalah Ing d
*kenal adalah rcgio yang mengontrol
lipat) sebagai respons terhadap infeksi virus pada sel manusia. Perbedaan
respons positif atau negatif. Yang juga diperlukan adalah me kanisme ketika
ini menunjukkan kebutuhan ketat akan arsitektur enhanceosome yang
sesuai agar trans-aktivasi menjadi efisien. Pada banyak gen mamalia lain suatu efektor, seperti hormon dapat mengaktifkan sebagian gen di sebuah
diperkirakan terbentuk enhanceosome serupa yang melibatkan faktor --
dan trans tersendiri.
cis
BAGIANIV:STRUKTUR,FUNGSI&REPIKAQI
406 / LIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA
INFORMASI BAB38:REGULASIEKSPRESIGEN/407

;kri psi cj^ **3 rnembentuk permukaan untuk mengenali


Gen A Tabel 38-3. Contoh protoin rcgulatoi n
DNA,
masing-masing molekul TFIIIA mengandung sembilan ion
yang mengandung berbagai motif seng dalam kompleks terkoordinasi berulang yang terbentuk
t>ilk bagian molekul sisanya tampaknya berperan oleh residu sistein-ke-sistein tersusun rapat diikuti oleh 12-13
pengi 3 mensta- ^ *an struktur-struktur ini. Garis tengah asam amino, kemudian pasangan histidin-ke-histidin (Gambar
Motif: Organisme j Protcin rerata satu heliks ^ a alah 1,2 nm, yang kira-kira
Gen B Pengikatan setara dengan ukuran alur rriayrdalam DNA bentuk B.
38-14). Pada beberapa keadaanterutama pada famili reseptor
hormon steroid-tiroid di nukleuspasangan His-His diganti
Helix-turn-
- - - - - - ------------------------------------------
Represor lac Domain pengenal DNA pada ^i^mg-masing oleh pasangan Cys-Cys kedua. Protcin yang mengandung jari
I tofon don monomer Cro berinteraksi dengan 5 bp dan m |1^>at
helix E. coli
CAP
O
seng tampaknya terletak di salah satu permukaan hcliks DNA,
Faga Xcl, cro, Pen8'karan diiner terentang sejauh 3 ,4 nm yang me- dcngan jari-jari yang tersusun berselang-seling dalam satu
dan WP;434 repress aJu n inkan dimer masuk pas ke dalam separuh
Gen C
putaran alur mayor. Seperti halnya domain pengenal DNA
Protein home^ putaran sin P Tyr permukaan yan8 sama (Gambar 38- pada protein helix-turn- helix, setiap jari seng TFIIIA
Mamalio ........................................... 13). Analisis Pad tcrhadaP rcPresor d, CAP (protein
Zinc finger: E.coli
berkontak dengan 5 bp DNA. Pentingnya motif ini pada kerja
Gambar 38-12. Kombinasi elemen DNA dan protein menghasilkan Pit-1, Octl, 9.-.--' ...................... reseptor cAMP rric 3 1 represor triptofan, dan hormon steroid ditekankan oleh experiment of nature".
keberagaman respons suatu gen. Gen A diaktifkan debar tanda panah
menunjukkan tingkat) oleh kombinasi aktivator 1, 2, dan 3 (mungkin
: Protein gen 32 represor faga 343 juga Mutasi satu asam amino di salah satu dari dua jari seng pada
dengan koaktivator, seperti diperlihatkan di Gambar 36-10). Gen B \ Xenopus
j Ragi Gal4
^ef0hbock
\d,
tcrd 1PCrlihatkan
a pat
Struktur hel
bi-tum-helix dimerik yang
TFIIIA Hunc juga -p i , Pada protein pengikat DNA di sel protein reseptor l,25(OH),- D. menyebabkan resistensi
diaktifkan, dalam hal ini secara lebih efektif, oleh kombinasi 1,3, I i-; pamj|j resep*
Serendipity,
r5
eukariot (lihat label 38-3).
Drosop
terhadap kerja hormon ini dan sindrom klinis rakitis.
dan 4; perhatikan bahwa 4 tidak berkontak langsung dengan DNA \
TFIIIA
dalam contoh ini. Aktivator dapat membentuk suatu jembatan linier [ ............................ *......................... ""
hila
m

^tif Zinc Finger Motif Leucine Zipper


yang menghubungkan perangkat basal dengan promotor, atau hal ini Leucinezipper : Ragi
Xenop
; GCN34
dicapai dengan membentuk lenokiinonr.
perangkat basal1-dcngan promotor, atau ha, ,n, Analisis cermat terhadap suatu sekuens 30 asam amino di regio
lcc . finZer ( jari seng ) adalah motif pengikatan DNA
dicapai dengan nfembentuklengkunganP^a DNA. Padakeduanya
us terminal karboksil enhancer binding protein (protein
!C/EBP,las,
Ua
tujuannya adalah nntuk mengarahkan perangkat ranskr ps, basa ke Di yang struktur tingkat atomnya berhasil
Momolia
promotor. Gen C diinaktifkan oleh kombmast 1, 5 dan 3^ialam diungkap. tra Thul. bahwa Protcin TOIIA. suatu
Kal ini, faktor 5 diperlihatkan me^hamtat pen g. katan = l
W.;k%CRE. regulator positif An pmemerlukan seng agar dapat
faktor 2 dengan D N A , seperti teir|ad
I membantu represor 5 berikatan clan | l b . U
i k a t a n aktivator 1
;proteinpeng:-------------c-myc, n-myej^jy
bekerja.
aI,S,s
memerlukan ligan (titik solid) k i t a d a n m e nekan gen dapat
mengaktifkan satu gen di suatu st Ig yang lain (gen C).
struktural dan biofisik mengungkapkan bahwa
tra
ns-aktivasi, dapat terlibat dalam dimerisasi monomer Protein pengikat, dapat
mcnycdiakan permukaan kontak
ekspresi famili gen globin. Mekanisme lain adalah melalui
e 11
untuk membentuk heterodimer, menyediakan satu atau tempat untuk mengikat
penggunaan insulator. Elemen DNA in. yangjtlgabcnkata
ligan, atau dapat menyediakan P e r m ukaan untuk berinteraksi dencan koaktivator
dengan satu atau lebih protein, transkripsi
pada promotor di sisi lain insulator p* yang lain. atau
^o represor.
1lc ro
(3) Interaksi protein-DNA dipertahankan oleh ikatan gen dan gaya van
BEBERAPA MOTIF MEMERANTARAI der Waals.
PENGIKATAN PROTEIN REGULATORIK u M tlfya n
8 ditemukan di berbagai protein ini bersifat n
' : ket
>cradaan motif dalam
PADA DNA
b

c 11
suatu protein yang fungsi nya m diketahui mengisyaratkan bahwa protein
tersebut apat berikatan dengan DNA.

C -fi
m e mb c n t u k
udahm kontrol transkripsi (5) Protein dengan motif helix-turn-helix atau leucine DNjT dimer
n
simetrik, dan tempat pengikatan ^ ya adalah palindrom simetris. Pada protein
Spesifisitas yang berperan dalam berikatan dengan- en
mengharuskan protein-protein reguiat gan motif zinc finger, tempat pengikatan diulang dua sampai sembilan kali. Ciri
afinitas tinggi pada bagian DNA yang P ^ ini memungkinkan terjadinya ,n
teraksi kooperatif antara tempat -tempat pengikatan
unikhelix-tum-belix, zinc finger (|-u scbagian besar zipper (risleting leusin)membentu me n ,
dan ngkatkan derajat dan afinitas pengikatan.
c ein yang

interaksi spesifik protein-DNA ini- ^bel 38-3- Motif Helix - Turn-Helix


mengandung motif -motif ini d i S a i i k ^I protein-protein Pembandingan aktivitas p e n g
Motif pertama yang diuraikan dan motif yan g paling niendalam ditelitiadalah
, ^ menghasilkan yang mengandung motif -motif terse
a
helix-turn-helix. Analisis ter- P struktur tiga dimensi regulator transkripsi * C r o
beberapa generalisasi penting. afinitas tinggi
mengungkapkan bahwa setiap monomer terdiri dari tiga cm bar [} antiparalel dan
(1) Pengikatan harus
en tiga heliks-a (Gambar 38-13) *mer dibentuk oleh ikatan l embar-Iembar P (
berlangsung ^ a qNA lain pada tempat spesifik dan afinitas renda _ su n g dengan
Gambar
antiparalej. Monorn0rr r Gambaran skematis struktur i . .
,/ tc*r;.i terdiri dari tiga lembar n , . t'ga-dimensi protein Cro dan pengikatannya
(2) Sebagian kecil protein berknta^^ ^ e d i aka n domain I)NA; bagian vanem90derajatsatusamalainiph,para,el tigaheliksalfa(,-,).Motifhelix^?Ame,a,uimotifhe,ix-trn-heliX-
.protein sisanya, selain m sumbuCngenaliDNA(berarsir).DuamoSUa,u,c,1gl<unganyangterdiridariempatasamaminZ,*terben,ukkarenaheliksa,dan
nermi.tr c,ua kll,i l'Paf ^anan). Din, n'Ter berikalan melalui lembar p, antiparalel untuk- ' ellks a. Pada Cro adalah permukaan
ch h h" alur mayor yang sama. Jarak-bcrikatan dcngan DNA melalui heliks , nnsin nimbentu,< sebuah dimer yang memiliki
1 C xs ganda (Sumbangan B, anlara tftik-titik sepadan pada dua heliks a DNA irl l?8'masing dengan kontak sekitar 5 bp pada
c *ah 34 A, yaitu lebar satu putaran lengkap
BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 409

BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

408 /
)ekul

Penggantian domain ini menghasilkai lCiaUn101 [^cA


tidak mengikat UAS 6/1/-/da n. tt mu sa|
gen GAL1 (Gambar 38-16). ?***
sekuens DNA yang sccara normal dnk. 6^' J ^
disisipkan ke dalam rcgio promotor g (d* * n ini 1 COOH
^ COOH
hibrid akan berikatan dcngan promo ^
IcxA) dan mengaktifkan trans *ripsi ' lTl be r " 1 1
aJctvv* 5 * yang celah dilakukan
berulang kali. 11
ba b k DBD bahwa regio terminal karboksil G A L ,
rr-incL-rirci Dnrn ini iuffi mcmpcrl.hat* er p,sA

Gambar 38-14. Jari seng adalah serangkaian domain berulang


nh2
(dua sampai sembilan). Setiap inti jari seng berbentuk koordinasi tidak bennteraKsi. rw* Y a n S l ' ) cl
tetrahedral dengan seng. Pada kasus TFIIIA, koordinasi disediakan
kompleks aktivasi transkripsi gen mcnca P ^
oleh pasangan residu sistein (C) yang dipisahkan 12-13 asam amino
yang mengikat DNA dan melakukan ^
dari sepasang residu histidin (H). Pada protein jari seng yang lain,
pasangan kedua juga terdiri dari residu C. Jari seng berikatan dengan protein ,ain
alur mayor, dengan jari-jari yang berdekatan berkontak dengan 5 bp
di permukaan heliks yang sama.
S .rS^bentuk h-3
komponen perangkat transkripsi basal. Oleh * dan,," Gambar 38-15. Motif leucine zipper. (A) ^Pr,ih?^nhiIwlSs^^eHkS ba^rSdu l^n W
protein dapat memiliki beberapa p e r n i u k g . l 7 ) - - :
pengikat penguat) C/EBP mengungkapkan adanya suatu
yang memiliki fungsi berbeda (hhat Gambarj ^ skema ini'Ldu asam amino C/EBP 1.8 ,5 22; I,ha"dapPDua ran,ai melekat padanya). mengikat DNA
struktur baru. Seperti diperlihatkan di Gambar 38 -15, regio (B) adalah model skematis domam pengikat DNA pada O , formas. yang tep
dijelaskan di Bab 36, tujuan utama pemben^^ dan cr ,atau domain ieucine zipper masingymasmg pol.pept.dajd. anda'
dan da|am Uon

kompleks ini iadalah mempermudah pen* otor (persegl bera


protein ini membentuk suatu heliks a yang mengandung
i
aktivitas r rnnskripsi
perangkat basal pada
tran>^"i i | untuk menahan domain-domain pengikat DNA pada set. p H ^
pengulangan periodik residu leusin di setiap posisi ketujuh.
Hal ini terjadi untuk delapan putaran heliks dan empat
cis. ^ (Sumbangan dari S McKmght.) >
h . unruk protein
A aPA chorion (cangkang
pengulangan leusin. Struktur serupa telah ditemukan
REGULASI GEN PADA ^^. RBEB
pada sejumlah protein lain yang berkaitan dengan regulas i
EUKARIOT BERBEDA DALAM t,rsrx;^"l-^surs;
transkripsi pada sel mamalia dan ragi. Diperkirakan ASPEK PENTING ^ beragiin dan karena manipulasi gen-gen tersebut sangat tertowaspek molekular regulasi 1unk
bahwa struktur ini memungkinkan dua monomer identik Selaintranskripsi,seleukariotmeng^n^j38-4). gen eukariot jauh leb.h sedto dibandingkan dengan contoh -contoh yang ^
atau heterodimer (mis. Fos-Jun atau Jun-Jun) untuk zip mekanismeuntukmengaturekspres,gen^.sahkan sebelumnya. Bagian ini secara singkat menguraikan b jenis regulasi gen pada sel
together (menyatu) dalam kumparan yang bergelung dan Membrannukleusseleukariotsecara hanya
1 ri translasi gen karena r0 kanot, eukariot.
membentuk kompleks dimerik yang erat (Ga mbar 38-15). transkripsi gen dari & ann &
lekul protein spesifik sering ant ibodi. Seperti
Interaksi antarprotein ini dapat berfungsi meningkatkan terdapat di sitoplasma. D.band.ngkan dengang ran Gen Eukariot Dapat Mengalami Amplify atau To" terutama terlibat P^/^obuiin te^ndart diuraikan secara nnci di Bab
ikatan domain-domain pengikat DNA yang terpisah dengan dalam ekspresi gen eukanot leb.h banyak . ... Tata-ulang Sewaktu Perkembanga atau Sebagai ( s e kitar 50 kDa)
sasaran masing-masing (Gambar 38-15). terutama c" Respons Terhadap Obat dua polipeptida yang disebut ranta ya ng m enyand,
memberika
Pe gan
PADA SEBAGIAN BESAR PROTEIN m eKspresi gen euKanot .eoin banyaK Sewaktu
Sewaktu tahap
tahap awal
awal perkembangan organisme metaxoa, terjadi peningkatan ^ d dikode oleh

REGULATOR!!K, DOMAIN PENGIKAT DNA terutama dalam pemrosesan RNA, dan regu!atorik mendadak kebutuhan akan me ^

& DOMAIN TRANS-AKTIVASI TERPISAH memberikan tempat tambahan bagi pemrosesan r|S
yang tidak terdapat pada prokanot.Tahap-tah Pr.nci dl ^ekuUpes^k, per^ membentu k organ p er u b aha n sandi DNA m. pokok dalam
& TIDAK BERBNTERAKSO Bab keberagaman pengenalan yang men,a
ii i o_.Prfi molekul KCNA riDosom u*1 funesi sistem imunologi. Q disandi oleh
molekul spes.fik, sepe ^ m e m b e ntuk organ
Pengikatan DNA dapat menyebabkan perubahan konformasi RNA pada eukariot ini yang diuraikan seca ^ u)Ung 5 mRNA rantai berat dan nngan s e ca r a tandem beberapa segmen berbeda yan g
messenger untuk su u ca r a mu k m e ningkatkan
u m u m yang memungkinkan protein mengaktifkan seperti cangkang 'e^ addah d m e n ingkatkan beru a n t o h n y a . rantai di sel germinativum. Oleh karena 1 >
,P.embeMukanrsediauntuktranskripsimolekul-molekul
transkripsi, atau kedua fungsi ini dapat dilakukan oleh iabel (V L ),
jumlahgenyangtersecU P ^ var

domain yang berbeda dan independen. Berbagai ekspenmen ringan IgP terdiri dan domain atau seg^ v k
spesifik ,ni. D, anta-^ RNA ribosom dan RNA
mengisyaratkan bahwa hal terakhirlah yang berlaku ( / \ 1 molekul mRNA matur. bahwa terdapat ratusan sail , , s- p e noni joining (taut, penghubung, J L ), dai . sekitar 300
{splicing) ekson pada mu ^^rnbukti^ 3 r : terdapat secara berulang di g c l
Produk gen GAL1 berperan d a l a m metabolisme c r ans er en-gen diwariskan dalam jumlah salinan yang garnet dan karena itu ^^ beb
subset
ismetertentu rantai berat IgG,
or ga n s e ca r a t a ndem,
galaktosa pada sel ra g i. Transkripsi gen ini d. kont^l ^cara ar P
besar dan generasi ke ( d r o s o f i , a ) i s e b ma o o g enes.s segmen penyandi gen V L yang berulang
regulasi berlangsung m RNA. Selain tu.
pos.nf oleh protein GAL4 yang berikatan togan . f
bewrapa yanB s
activator sequence (UAS) atau penguat mda btrrkemajuan teknologi
terminal amino. Domain pengikat DNA
amino terminal amino pada GAL4 dikeluarkan
dalam pemahaman tentang r se demncian
oleh DBD LexA, suatu protein pengikat DNA rn.Uk* * 1 u 1 roanisme eukariot mengandung kari
kebanyakan g r an,s
. dibandingkan dengan P banyak informasi gL r
BAB 38: REGULAR EKSPRESI GEN / *11
. Hal ini dapat tercapa, J.ka
mengontrol ekspres, gen. H nggabungan mtron-
digunakan promotor, J,[ernatif. Kadang-kadang
Tidak diamplif'kasl
S
M1. rempat poliadenilasi tetapi biasanya
410/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI ekson, a ^ terbentuk heterog<- > sarna
diproses

GAL4 comoh u tuk


"
SCar
; t^regu'asi but dibahas kemud^an.^
Teramplifikasi. SCt,
Cakaian lempat pada mRNA ranta,
, n<-;lkan ekson 5 yanS. Mukokinase tikus,
mengbasilka ^ menCit, 8 fil Xempat
- ^h' rantai berat
t- A nilisi alternatif di transk I I panjangnya
Cambar38-18. Gambaran skematis poliaden bunn menghas,lkan ro menghasilkan
S36 dan SJ ,Di,nodukS, ulang alas ,z,n (c, ,982.
tmunog , 2400 basa (p,)- disandi
during development. Trends Btochcm Se, 1982.7.161 Dicetak ulang
2700 htinlltoboksil berbeda pada p* ^,ekat pada
atas izin tlsevieri.
Dicetak ulang atas izin l lsevieri. regio term cehingga protein V ... disekresikan.
cpomen* sedemikian ru
P imunoglo u u * menghasilkan
mOTb
menghasilkan satu unit transkripsi '"U , T "1 dan Pemrosesan -juh
LexA-GAL4
segmen yang ridak digunakan sfsa yang udak
a F- Aktif empat segmen J, , dan sem lanseg .,np tidak digunakan
Operator
digunakan). Delesi informasi genet, y. g A Pcn
f tkm tujuh mRNA 'trPb imana keputusan
digunakan). Deles, mrorma,, -=
lexA ini dilakukan melalui prases rekombinas. s e l ek u t
uhkan
ini dilakukan melalui prases rekombinas .
K mengeluarkan DNA penyandi >*ng dak
u h Ua n

. -.fif.penclen domain yang mengeluarkan DNA penyandi yang; tida langkah ini dapat aia . njer Adalah
Gambar 38-16. Eksperimen pertukaran domain memperlihatkan sitat n ^ (;/JS sambil mempertahankan sekuens -sekuens peny^ ^ U,a Se
pengikat DNA dan domain aktivasi transkripsi. Promotor gen GAI-I meng<> ,atorjk Ci/\l4 activating diperlukan: satu sekuens , yang ta - gene sis titik
&^g *~ ?l*eS^nnyo
2~ekanisme alia sangat
W ma m
sequence (UAS) atau penguat yang berikatan dengan protein r ^.n |
ga >un j,an (A). Interaksi ini dan satu C,. (Sekuens V, dapat , diberi V un sebagian besar mRNA H s cb a g i a n b e rtukar
1
menyebabkan stimulasi transkripsi gen GAL I. Suatu | (ljke|uarkan (chimeric protein), dengan domain Meskipun ag h i t u n gan I ' p d a beberapa
tambahan untuk meningkatkan vanab.U^ set gg .
pengikat DNA terminal amino C.AI- ' pR ,rdnskripsi dan diganti oleh regio pengikat DNA protein LexA . - b U tp'ac Cwtru paruh .0-30 ^ regu la s , Hal ini
coli, gagal memang
n a m a demikian). Oleh karena ,tu, "f tabilitas mRNA men'^aya terdapat hubungan
CAL 7 karena domain LexA tidak dapat mengikat UAS (B). Protcin fusi u kc dalam yang baru membentuk satu unit -bPP" keadaan, sta ting karena biasan? RM A men)adi

meningkatkan transkripsi GAL1 jika operator lexA (sasaran alaminya) cli regio bagi transkripsi yang d,perantara, oleh RN A P ^ raSi 'S-^bilitas mRNA
promotor GAL1 (C). yang menggantikan UAS GAL1 normal. Meskipun gen-gen IgG merupakan namun langsung a" j , P er u b ^ o s c s . p r oses biolog,s
i r,\iAvang memodulasi ekspresi g n vrA
d e mi k i a n

P r 0 t e m n memUik!dampak besar pada P seba gai part. kel


ir;l tandem, tertentu me tcraapat
di sitopla melindungi
j; 1 yang tersusun s l C r e n -iua regio regulatorik. Memang sepert, yjngjJ a^ ^ jyvJA me (Rjvjp) Sebagian protcal-a yang lain
.ima sekuens penya nyand \ ge n C,.- pada
amplmkasi gen aKioa ribonukleoprotein e h , menta yj^
lim
dan sekitar sepuluh s ^ d a e r a h y**'? [s segmen
nukka se se

penting k e m o j a p ^ a n ^ e r . ^ p U f i t a j i
penyandi multipel ini ^ masing-masing ]L^cltx dalam Dalam tahun-tah ^ ^ ^ Pada todaCtcltentu) dapat destabilisasr
(dJa m
kromosom yang sama, beru|ang secara t;l pengan reg,o-reg,o gen terte ^ ingkatan beberapa ,bt
wha mRNA mengalam, stab,l -s struktur

penyandi (V , J, dan regio pengulang* * jipilih, Didugabah .


ot ein pr o tein dengan QB , dapat
beberapa kasus, dapa 1? an n tertentu melalu
urutan kepala-ke-eK V , J,. dan C, yang *, ns yang kali lipat dalam )um ^ ^ ya ng ditingka^
ol eh
sekuens ini. Efektor tertentu, mis ^ingkatkan atau
memiliki berbagai seS* leblh banyak pilihan s jfisitas. pemberian obat terte di bukt ikan pada pasien yang
ata U
stabilitas mRNA dengan m
sebuah sel imun mem*Qleh fleksibilitas da*1 fungsional roen8
dapat diolah untuk me IgG pada
Pada kenyataannya, kanket nya, sel ganas dapa kan iumlah protein-protein im- berpetan
ringan rnendapat metotreksat ^ ^ mcni n gkatkan mC,Cng uiung molekul mRNA -mP^^^ y
Namun, unit trans P ^ trans kripsi n .. untu k
inengembangkan res^ ,,d u k t ase, yaitu sasa
tertentuseperti sci kuens p^\ t u dapat
* Kilitas mRNA
se
jumlah gen untuk d terjadi secara
mamalia-mengandung^ ^ l G ^ kasi rci ini
(Gambar 38-19)- ekscnuklease
metotreksat. Proses amp ^ ^ f d a r i , ^an da eneegahscranga
.eranga"^^uklease 3' .
satu protein. Jadi, seo rekombinasi Q u ntu k
*r"rnRNA eukariot meneegah "a eksonukiease 3 .
spontan ,n v, voyi- ^ SC suai tambahan replikasi taK RN da m menghambat kerja u ktur in,,

diekspresikan, harus ^ digunakan, da * 1 Pf din ekor poli(A) menghambat k l^^^ur mi


dalam tekanan seUkn > B da la m genom . d a ekor ^oWA) ^ 8^.,,. ^ruk^^Unk

penyandi VL, Jj lainnya yang ccrjadwalmi dapat molekul mRNA yang memihk, endonukleolit,k
Qi molekulimtu ^ y
dialur r'eTkirakan bahwa satu P=motngring dan mencerna
, c ~| eukariot, ekspresi gen RNA memungkinkan eksonuklease ^ lain di regio^^
mekanisme 1RNA Alternatif
t

Tabel 38-4. P a cl a herbagai cara l a i n di # l ___________________________________


seluruhan molekul. struktu)r ( .(ed region,
oleh transkripsi dan cdolah Pemrosesan i.l. (5 lltltlfl
^fpe^^nRNA ALernaff
, efisiensi pemakaian pi
transkripsi memiliki Amplifikasi gen
, i efisiensi pemakaian promotor, sel ^ , l d a k d l t r a n sl a s, kan (5 gelain memengaruh roseS an RNA alternatil unt
Gambar 38-17. Protein yang mengatu. _ , buah beberapa domain. Faktor
memj iki se Tata-ulang 9 e r ? . .
Pemrosesan RN,,fprnate splicing) mRNA lcariot menerapkan V
Penggabunganpukleus
eU
transkripsi hipoi . domajn pengikat domain pengikat DNA (DBD) yang be.r.AD) (1.4).
ke
Protein lain ligan (LBD) dan beberapa domain aktivasi dapat memiliki sitoplasma
mungkin tidak memiliki DBD atau LBD^ ^"rkon,ak dengan protein domain Transpor mKiN R N A
-
(dengan jumlah bervariasi) yang e |eks transkripsi Regulasi^stabHitasjr^ -------------
lain, termasuk ko-regulator dan protein pa basal
(lihat juga Bab 41 dan 42).
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI & PPPH^C
412 /
1 makrmolekul pembawa informasi BAB 38: REGULASI EKSPRESI GEN / 4 1 3
regio penyandi, dan UTR 3 * diperkirakan m j N v a JcrU'P* ^
ns

menghambar efek endonukicoJirik in, ' i en d or o n


g atau m R N A yang mcinilik 1 ^ n i e ny2ni. pi dalam faktor transkripsi telah ditemukan beberapa % kelas domain Lemon B, Tjian R: Orchestrated response: a symphony
Sekuens ini muncul c
19). Beberapa contoh iJustratif akan dib 1T , ( Gambar 38
>a,lg pengikat-DNA yang berbeda-beda. of transcription factors for gene control. Genes Dev
yang sangat singkat.
termasuk sebagian . 'm -
1 dif*****
Deiesi UTR 5 m e n g h a s t l n d i
bawah iini. ada eukariot, modifikasi kromatin penting untuk mengontrol transkripsi. 2000:14:2551.
sitokin dan protein
nkogen. Pentingnya rc*gi bahia
n 3 fn
paruh mRNA selama tiga kali sarT^T 183
" . Wa k cu Letchman DS: Transcription factor mutations and disease. N Engl J Med
oleh suatu eksperimen dengan di nkukanny- 1 J ,, mRNA ^PERENSI
U
Pemendekan regio penyandi mRNA hisf 3 1 ,i p3t
paruh-n^>' 1996:334:28.
wv_ 1 mil t.-ij Kill
lengIM
:an (
'
sekuens yang berkorcspondensi
pemanjangan waktu-paruh Suam h , men
y eba
bkan * Merika M, Thanos D. Enhanceosomes: Curr Opin Genet Dev 2001:11:205.
colonystimul<ttigf<ntor(CSF; m e m i l i k i \vaktU'P; 7j b r jd fe it SR, Tjian R. IAI-s revisited: more data reveal new twists a nd confir m
stabilitas mRNA secara t i d a k L n
a U t o r c
gu,- i
pada Naar AM, Lemon BD, Tjian R: Transcriptional coactivator complexes. Annu
m , ba ck a n r c io
Pada ujung 3 mRNA P-globin. m R N A fJ-gl b , n . t l I _paruh old ideas. Gene 2000;242:1. Rev Biochem 20 01:70:475.
penyandi. Bentuk bebas tubulin berikft *i
8
u kan nya menjadi sangat stabil, k i n i memihki _ ^aru- ^ clsenfeld G: Chromatin goes global. Mol Cell
Cm at Narlikar GJ, Fan HY, Kingston RE: Cooperation between complexes that
asam amino pertama suatu rantai J r P 2
00I;8:263.
singkat yang khas u n r u k m R N A CSF. miRNA > A u ntu k regulate chromatin structure and transcription.
tul)
keluar dari ribosom. Hal ini tammL - ^ ulm sewaktu lr d
AP WolfFe AP: Methylation-induccd repressionbelts, braces, ^ and
baru ini ditemukan (Bab 34) juga menyerang n \ neS ung <fi Cell 2002:108:475.
yang berkaitan dengan ribosom (^p) n g a k ' i fl ; a n RNa se
chromatin. Cell 1 999;9y : 45 1
0
yan ke
diuraikan. Banyak metabolisme mRNA ini be f a Oltz EM: Regulation of antigen receptor gene assembly i n lymphocytes.
mencerna mRNA tubulin. ' 8 mudian y EbrightRI I. Promoter structure, promoter recognition, and
struktur sitoplasma kluisus yang dinamai badan * s ca biliros BusbT S C C u i p t i n a C t i Va t i o n i n Prokaryotes. Cell 1994:79:743. Immunol Res 2001 ;23:121.
Struktur-struktur di ujune V
1
Dari beberapa contoh tli atas, jelaslah bah "* se peni y > right RH. Iranscription activation by catabolic activator Co \ t C ' n (CAP
)- Ptashne M: A Genetic S witch, ed kc-2. Cell Press and Blackwell Scientific
meningkatkan atau menurunlan Lh!!" ^ P l i ( A) -
Mo1 ow
mRNA diatur oleh sejumlah mekanisme -' s i l l T 1 V.-nisme. J Biol 1999:293:199. >--ll IG: Repressi on versus activation in the control of Publication, 1992.
Ketiadaan ekor poli(A) dilaporkan T
S pC S fik
'
penguraian cepat mRNA dan n^n i C a , C a n dengan sintesis mRNA yang diatur oleh beberap a nl
^k dnsd gene inscription. I rends Biochem Sci 1994; 1:38.
Roeder RG: Transcriptional regulation and the role of diverse coactivators in
-bagian RNA menyeba^^-'*'P<.W <fa r
? h t RH : RN A
Po'ymcrases: structural similarities between actenal RNA polymerase
Regulasi terpadu terhadap kedua proses ini men) , < - animal cells. FEBS Lett 2005:579:909.
) icr<->r> _ ...... u estabiJisasi R]\JA
and eukaryotic RNA polymerase II.
memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi - Sterner DE, Berger SL: Acetylation of histones and transcriptional - related
mRNA histon ridak me m i^ tersebut. J Mol Biol 2000:304:687.
u
6^n S D : rag, a n d RAG 2 i n V (D)j recombination and factors. Microbiol Mol Biol R 6v 2000:64:435. Valencia-Sanchcz ME, Liu J,
sekuens di dekat terminal 3 . ^ t era
P' memiliki J ^Position. Immunol Res 2001:23 -23
van

e mb e n tu k
RINGKASAN aC F , MO n d J: G cn<: i c rc ulat
l u ' e ry mechanisms in protein s ynthcsis. J Mol Biol Hannon GJ, Parker R: Control of translation and mRNA degradation by
struktur lengkung (stem-loop), ^ suatu
1 ,n ta m
u . | i,; konstitusi 196l;3;3i8.
miRNAs and SiRNAs. Genes Dev 2006;20:515.
menimbulkan resistensi terhadan ' paknya riampir semua sel somatik metazoa mernil | K
Wu R. Bahl CP, Narang SA: Lactose operator -repressor interaction. Curr Top
mRNA histon H4, contohnya S C r a . n S a n eksonukleolitik. genetik identik. ^ q| .
Cell Regull 978; 13:137.
; . t e ca Pi ha
nya setelah satu daJa m a ra h 3
ke
Fenotipe (spesifisitas jaringan atau sel) ditentukan o e
8 cn
sekitar sembilan nukleotida d^ " *" donukJeoIirik perbedaan dalam ekspresi gen dari komple< n c ' n ^ e n
lengkung putatif tersebut. Str, 3
. d i regio struktur
3 juga penting untuk r di sck u cn
s Perubahan ekspresi gen memungkinkan sel untt
yang menyandi reseptor rra f
C 8 U, a s i
, e h besi, mRNA
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan - a K. l t a n
lga berkaitan dengan s t a b i f o ? S t r u k t U r ,en
Sk"g
Ekspresi gen dapat dikontrol di berbagai r,n
= a Jn
mengisyaratkan bahwa me J mRN
A pada bakteri yang
J
- J n e Ka
nisme i nyang
i roSRNA. esan R^
digunakan. oleh perubahan dalam transkripsi, pemros^* _ ^ lokalisasi, dan stabilisasi
mungki sering
Sekuens-sekuens atau utilisasi. Ampii^^ a S 1 c an
tata-ulang gen juga memengaruhi ekspresi gen -
lain
Kontrol transkripsi bekerja di tingkat i n C 1 protein-DNA dan prorein-ke-
tertentu tampaknya terlibat , U ^ U n ^ 3 mRNA eukariot
desta protein. Interaksi mi memperilhatkan modularitas domain protein c an
mi. Hal yang menarik adalah bilisasi molekul
yan ka
spesifisitas yang tinggi.
dan banyak di antaranya 8 ya aka
n AU,
X
S a ndu n g sek uens AUUUA.

Tudu. n
9 5'UTR Penyandi 3'UTR A-A-A-A-An

AUUUA

Gambar 38-19
elemen-elemen Struktur satu mRNA eukariot tipikal yang memperlihatkan yang
eukariot tipikal terlibat dalam mengatur stabilitas mRNA. mRNA memiliki satu
Penyandi, dan sebagian sekuens noncoding 5' (5' NCS), satu regio satu 3' NCS. Semua
besar ekor poli(A) 3' memiliki tudung di ujung 5' dan memiliki sekuens poliadenilat di
engkung (stem- ujung 3'. Tudung 5' dan melindungi mRNA dari serangan
regio yang kaya eksonuklease. Struktur loop) di 5' dan 3' NCS, fitur-fitur di sekuens
mRNA. penyandi, dan akan AU di 3' NCS diperkira'kan berperan dalam
stabilitas
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 41 5

Genetika Molekular, DNA Rekombinan & turunkan menjadi normal. Sebcnarnya, derajat kecocokan (lihat bawah); hal ini menggarisbawahi pentingnya tahap-
tau
ketidak-cocokan) pembentukan pasangan basa dapat tahap pengolahan pascatranskripsi ini. Variasi ukuran dan
kompleksitas sebagian gen manusia dilukiskan pada Tabel
Teknologi Genomik
^ Perkirakan dari suhu yang diperlukan untuk melakukan
Cn 39-1. Meskipun terdapat perbedaan 300 kali lipat dalam
aturasi-renaturasi. Segmen-segmen DNA dcngan derajat
ukuran gen-gen yang diperlihatkan, ukuran mRNA hanya
^ecocokan pasangan basa yang tinggi memerlukan lebih
bervariasi sekitar 20 kali lipat. Hal ini karena sebagian besar
^nyak asupan energi (panas) agar mengalami denaturasi
DNA adalah gen-gen yang terdapat sebagai intron, dan intron
Daryl K. Granner, MD & P Anthony Weil, PhD t 8
3U dcn an kata kl n
' > suatu segmen yang berpasangan secara
cenderung jauh lebih besar dibandingkan dengan ekson.
^ Pat akan lebih mampu menahan panas sebelum untai-
Regio-regio regulatorik untuk gen-gen eukariot spesifik
'Ttainya terurai. Reaksi ini digunakan untuk menentukan
biasanya terletak di dalam DNA yang mengapit tempat
Dl\j'UaU r'dakn^a Pcrbedaan bermakna antara dua sekuens
inisiasi (awal) transkripsi di ujung 5 (5'jlanking-sequence
b- dan rcmuan 'n mendasari konsep hibridisasi yang DNA). Kadang-kadang, sekuens-sekuens ini ditemukan di
k^rsifat fundamental bagi proses-proses yang dijelaskan di dalam gen itu sendiri atau di regio yang mengapit ujung 3
jCn Untuk Penyakit sd si bit , ,i,, r j-nsi adenosin gen. Pada sel mamalia, masing-masing gen memiliki sendiri
PERAN BIOMEDIS* ^ ^ada sct'aP genom haploid manusia terdapat sekitar regio regulatoriknya. Banyak gen eukariot (dan sebagian
a"1,n^ dan pcnyaki, it, ^ ^ x 10 pasangan basa (pb). Jika panjang sebuah gen virus yang bereplikasi di dalam sel mamalia) memiliki
Perkembangan DNA rekombinan, pemeriksaan penyaring high- ta rata adalah 3 x 10l pb (3 kilobasa [kb]), genom dapat regio-regio khusus yang disebut enhancers (penguat) yang
density, high-throughput, dan metodologi genetika molekular lain MEMUn'p^C,R, C'RI MENDASAK dNA TknoS^Aand,c'pmkannva DNA ^ cngandung sekitar 101' gen, dengan anggapan bahwa tidak
REKOMBINAN
meningkatkan laju transkripsi. Sebagian gen juga memiliki
menimbulkan revolusi dalam bidang biologi dan berdampak Cr
apat tumpang tindih dan transkripsi berlangsung hanya sekuens-sekuens DNA yang dikenal sebagai silencers
semakin besar pada ilmu kedokteran klinis. a
am satu arah. Diperkirakan bahwa terdapat <105 gen
I , (percdam), yang menekan transkripsi. Gen mamalia jelas
Ter
enyakit genetik manusia telah banyak dipelajari melalui analisis suson sJi BioPlimer Kompleks Yn^ SOn Sebaga! a manusia dan hanya 1-2% dari DNA yang mengode merupakan struktur yang rumit dan multikomponen.
silsilah dan penelitian terhadap protein yang Heliks Ganda r
otein. I-ungsi pasti dari sekitar 98% gen sisanya pada
" P* Pada banyak kasus dengan kelainan genetik pesi
C a teta
<ad^n IAZT1"1 'T,C,,dar ada'h rangkaian basa purin genom manusia belum diketahui. Gen Ditranskripsikan Menjadi RNA
yang ridak diketahui, berbagai pendekatan ini tidak c apat c
timin [Tl) ,)'U guan,n lcl> dan pirimidin (sitosin [Cl DNA heliks-ganda dikemas menjadi suatu struktur Informasi umumnya mengalir dari DNA ke mRNA hingga
igunakan. Teknologi-teknologi baru di atas telah e^ati1S* berbagai
kenc atau yang lebih kompak oleh sejumlah protein, terutama protein, seperti dilukiskan pada Gambar 39-1, dan dibahas
lala in> dengan langsung menuju ul DNA untuk memperoleh gu,a
deoksirih ng la basa ini
, " Posisi C_l' 8u,a di
melekat pada 34
te fotein-protein basa yang disebut histon. Kondensasi ini secara lebih rinci di Bab 38. Hal ini adalah proses yang diatur
informasi. Manipulasi , 1 U sckuens DNA dan pembentukan molekul posiJ v / rangkai mdalui penyatuan gups ->). Gum. i a
pat memiliki peran regulatorik dan jelas berperan dari segi
chimeric ; mpuian/gabungan) apa yang disebut sebagai rekayasa S" i"1 5 me,a,ui iltatan fosfodiester (Gambar secara ketat serta melibatkan sejumlah tahapan kompleks,
mcmbent,,k ' ,3ki"ribosa da fosfat yang bersclangs^ng Pra tis. Jika DNA yang terdapat di dalam nukleus sebuah sel
eti < merupakan suatu metode untuk meneliti cara kerja m fVrr yang masing-masing dan diatur oleh satu atau lebih enzim
2). Ikatm 3, ''hnS-PungSung' heliks ganda 1
uruskan, akan memiliki panjang sekitar 1 meter. Protein- atau faktor; kesalahan fungsi di setiap langkah ini dapat
tertentu. Berbagai perangkat genetika
(Gambar 34- Molekul DNa T mcncnri,kan Protein kromosom mcmadatkan untai panjang DNA ini
i U ar baru memungkinkan para peneliti menyelidiki memanipulasi menimbulkan penyakit.
orientasi untai tertentu bcrlawanan I j kcdua e
ingga dapat dikemas ke dalam sebuah nukleus dengan
sekuens genom serta meneliti profil protein dan mRNA sel di tingkat l,ntai berjalan dalam arah v
lume beberapa mikrometer kubik.
molekul. keduanya dikatakan sebagai antiparalel. TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN
MELIBATKAN ISOLASD & MANBPULASI
ekn
logi ini perlu dipahami karena beberapa alasan: eknologi
t>NA Tersusun Menjadi Berbagai Gen
ini memberikan pendekatan rasional untuk mema ami dasar molekular
Konsep ^sn9an Basa Adalah DNA UNTUK MENGHASILKAN
sejumlah penyakit (mis. Per o esterolemia familial, penyakit sel sabit, osar Struktur & Fungsi DNA MOLEKUL KIMER
talasemia, ^rosis istik, distrofi otot). (2)Teknologi ini memungkinkan Secara umum, gen prokariot terdiri dari sebuah regio
Adenin dan r
protein manusia dapat diproduksi dalam jumlah besar untu terapi (mis.
hidrgen dc ;i.min sclalu bcrpasangan melalui ikatan
regulatorik kecil (100-500 pb) dan sebuah segmen panjang * - -
insulin, hormon pertumbuhan, aktivator p asminogen jaringan). (3) yang mengode protein (500-10.000 pb). Beberapa gen sering Isolasi dan manipulasi DNA, termasuk penyanibun
Kita dapat memperoleh protein untu membuat vaksin (mis, hepatitis B) ~ ). Pasanei ^ ;U?a dcnSan guanin dan sitosin
34 3
dikendalikan hanya oleh satu unit regulatorik. Sebagian
(Gambar dan bandit nt- ^ ,n dikatakan ehagai
sekuens ujung-ke-ujung dari sumber yang sangat berbeck
dan pemeriksaan diagnostik (mis. pemeriksaan AIDS). (4) Teknologi besar gen mamalia bersifat lebih rumit karena regio-regio
komplementer, Untai~ganda ak da^am sebuah
untuk menghasilkan molekul gabungan/kimer (chimed
ini igunakan untuk mendiagnosis penyakit yang sudah I <etahui dan pcngode diselang-selingi oleh regio-regio noncoding (tidak molecules, misalnya molekul yang mengandung seku^
memperkirakan risiko timbulnya suatu penyakit. (5) Teknik-teknik potongan DNA mengode protein) yang dieliminasi saat transkrip RNA
DNA manusia dan bakteri tanpa bergantung
khusus telah membawa banyak kemajuan yang luar biasa dalam ilmu demikian puja T , U sama dengan kandungan sitosinnya; primer diproses menjadi messenger RNA (mRNA, RNA
sekuensnya), adalah intisari dari riset DNA rekomb
kedokteran forensik.
Unt
aiDNAdii' T gan rimin dan at,enin setara. Untai- basa perantara) yang matur. Regio pengode (coding region', yaitu
(basepnirml eutuhan"ya oleh pembentukan pasangan
Untuk melakukan hal ini diperlukan beberapa teknik dan
(6) Teknologi ini memungkinkan ditemukannya terapi bagian yang muncul pada spesies RNA matur) disebut ekson,
hidrofobik. Inr i ^ ,nteraksi n,mpukan basa yang bersifat dan regio bukan-pengode (noncoding region) yang terletak reagen kliusus.
DVj^'
niemanaskan lnCeral<sl ,ni dapat dikurangi di antara atau menyela ekson, disebut intron (Gambar 39-
dcngan hukum pemhfimendenatuikannya. Hukuni- 1). Intron selalu dikeluarkan dari RNA prekursor sebelum Enzim Restriksi Memotong Rantai DNA
bahwa dua unr ^ rv' Pdsan8an basa memperkirakan RNA diangkut ke dalam sitoplasma. Proses pengeluaran di Lokasi Spesifik
mcnyatu (rearme /A^ komplementer akan intron dari RNA prekursor dan penyatuan ekson-ekson
kembali Endonuklease tertentuenzim yang memotong DNA di
ang r -.. ?
4 Ca repar
scperti y i <-narurasi dilakukan.
,ka r disebut RNA splicing (penggabungan RNA). Pemrosesan
sekuens-sekuens tertentu di dalam molekul DNA (berbeda
I ihdf dtiiidr islil.ih di akhir bab ini. ^ tcrjadi ketika suhu larutan secara perlahan transkrip primer menjadi mRNA matur secara keliru dengan eksonuklease, yang mcncerna molekul DNA dari
dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada manusia

414
416 / BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI
& REPL,K
ASI MAKROMOLEKUL
PEMBAWA INFORMASI BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 4 1 7
Regio
regulat promotor Tem .^' basaltranskripsi
bnfC^9"7* Variasi ykuran clan kompleksitas
orik Tempat Derapa gen clan mRNA manusia.
Tabel 39-2. Endonuklease restriksi tertentu clan
DNA 5 penambahan spesifisitas sekuensnya1. .
I poli(A) Gen
Jumlah
Endonuklease: Diperlihatkan Tempa ; Pemutusan Sekuens ; Bakteri
Ukuran yang Dikenali Sumber
Regio Intron noncoding Regio Intron
5- noncodi globin mRNABamHI I 4- Bacillus
ng 1,5 j 2 : (kb)0,6
nsuli
N UKLE US
y 1,7 2 0,4 ; GGATCC amylolique-
Transkripsi
Transkrip RNA primer n : CCTAGG faciens H
3 0: 2,2 T
^eseptor fi-adrenergik
PPP- 25 I 2,1
14 Bglll Bacillus
^bumin Resep|or LDL ; AGATCT glolbigii
45 ; 17 i 5,5
Modifikasi di- ujung F
aktor VIII - : TCTAGA i t
Transknp yang telah 5' dan 3' 186 i 25 9,0
mengalami modifikasi I^29lobulin
AAAA 300 | 36EcoRI
i 8,7 Escherichia
Ekor poli(A) ; GAATTC coli RY13
sekuon*; clinya,akni1 k-lobasa (kb). Ukuran gen mencakup beberapa
Pengeluaran intron dan penggabungan (splicing)
mRNA nukleus yang telah diproses ekson memiljL- r<^ *1,(>ri * ^ ,lromo,or Proksimal; regio-regio ini biasanya dari S 'J, ^
: CTTAAG : T
^ ^ ^ ^ Gen bervariasi dalam ukuran
-------- AAAA iniron rfP>8anan bls*1 <P* hingga lebih dari 2 x 10- pb. lumlah EcoRII -! Escherichia
SITOPLAS memili?" n iUKa San8a * i. Gen reseptor p-adrenergik tidak
bervari : CCTGG coli R245
MA
Pengangkutan - melintasi
perbed l0,rn' ** ^ ,iro*lobulin m^iliki 36 intron. Seperti : GGACC
5T
terlihat dari
mRNA membran ^ 'Cbih rfalamCKuens
besarsebagian ukur1n "^A, intron terdiri dari
gen. Hindlll ; i Haemophilus
AAAA
; AAGCTT influenzae
I Translasi
meTi" Piang 4-7 pb' Poto"g.-potongan DNA ini
: TTCGAA
:t
R
d
Protein uiun UiU"S t,Umpul (blum end*) (mis- Hptfi atau
,-STQ- Hhal -i Haemophilus
Gambar
39. da7' SUSUnan unit transkri d~COOH ^*rpTtin,qi (rn8 lcnskct; s,ickymds) (mis- : GCGC
: CGCG
haemolyti-
cus
struktural(tjda|f menlod!?^' Re8'0 ^turaherdid dariVk^5' 800 eukariot- Gen-gen eukariot memiliki regio
noncoding d\Z ? (Gambar 39'2)> bergantung pada mekanisme yang bunakan it
satukan bersama untuk mpPr'e,n) 5'dan 3'. Remo peneodo iT* NA ya"8 men8ode <x//ng) serta sekuens DNA oleh enz.m. Ujung lengket terutama bermanfaat
Hpal ; i Haemophilus
Pada ujung 5'nya dibatnc 1J RNa matur dan m infrnn ?38' meniadi dua bagian: (1) ekson yang akhirnya (lih ,menclPtakan molekul DNA hibrid atau camfuran acaklt ,Wah)- JiUa
Poliadenilat atau Z oat ^ Permulaan ^ dari fr'inskri'> '5rir' Regio struktural keem at
: GnAAC parainfluen-
P nukleotida terdistribusi secara sebpr SCbimh m 1 DNA' kita
cimat
an berinteraksi atau
deno *ermina temnatRppir/n
si (penehentian) , iempat P permula-in
ra r, sl dan ada
P finkHch
ujung 3'nya oleh tempat penambahai , , 7 " ' Re,Udr aan iransnnp \ t :CAATTG
zae
primer.
38 Transkrip nrim KegioberbaSaistruKiurc
faff nrn L n Pr m ,0r ya"S mengandung sekuens-sekuens DNA spesifil
dapat menghitung t
an
' n i berinteraksi
di
'ah un.uk ZZ m m> errri na
denp
T ,^ ^ kZTto7uT U
: '; a n sk r i P*Rpp'in
' si (penehentian) n sl dan
dibaha?n secara
P pada pada
rinci ujungBab
3'nya oleh tempat penambahan
36 da DN A P,?Cring ^ CnZ'm aka" memtong panjang sebuah emn , "tuk Setap Mslll ; i Galur Micro
38d'trarx;!,,:..
Transkrip nrim
k h u s u s ' c a P (tudung), di uiunp v dnn cnmn, ,n a
Uk m e n geluarkan. t u r bcrba 8ai r nrn L n f8^ Prm,0r ya"S mengandung .....................................................................
o t sekuens-sekuens DNA spesifik
P SIS di dalam
molekul DNA, terdapat sebuah 8k,naj1 ,(A' C' G. dan I CCTNAGG coleus
'ah ZukZlnaT^
ni di 'ranskriPi. dibaha? secara rinci pada Bab 36 dan T); oleh karena itu,
dl|ranslasikan meniaH'"Iron- dan mRNA matur kpm "r U)Ung S' dan serenle,an A di ui ung 3'. Transkrip
: GGANTCC
menjadi protein.mRNA matur kemudian dipindahkan ke dalam sitoplasma, tempat zat ini mem C"2im reStn yaB men8enali sekuens 4 pb akan sedr,n8 secara, rata'rata' :T
sac
kali setiap 256 pb (4), mem enZm TV? mengena'i sekuens 6 Pstl ; 4- rovidencia
pb akan rank "6 Set,apP ^ SePotng DNA memiliki . I CTGCAG stuartii 1 64
ujung ujungnya). ,
vanp I13" linief khaS tempat-remPM untuk berbagai enzim y g ditentukan ; CACGTC
(1 mbiran- Enzim.,, ^ aiat kunci dalam riset DNA estriction enZynie) nz,m
1 dan menyebabkannya tidak dapat menjadi substrat bagi enzim oleh sekuens linier basa-basanya; karena :t
ni disebut enzim restriksi 3 ain bakteri Certe carena keberadaan enzim-
restriksi. Oleh karena itu, DNA inetilase site-spt ctjti dan enzim DNAUatU peta restriksl (nstricti< map) dapat dibuat. Jika mpm if'Cerna Taql ^1 ; i hermus
enzim ini a reri tertentu yang d f^enSbambat pertumbuhan virus : TCGA aquaticus
restriksi selalu berada berpasangan dalam suatu bakteri. *e*1 enzm tertentu, ujung semua fragmen 'kl sekuens DNA yang
memorong DNA, dari j ISC Ut bakter'faga. Enzim restriksi potongan Enzim restriksi diberi nama sesuai bakteri asalnya. i AGCT YTI
sama. Fragmen-fragmen > S dihasilkan dapat dusolasi dengan
pendek den ttanapun asaJnya, menjadi potongan- sckuensberbeda den 30 Contohnya, EcoRI berasal dari Escherichia coli, dan BamHI berasal :t
elektroforesis pada agarosa atau poliakrilamid (lihat pembah;lsan
^an^ sPes,fik untuk seriap arau fisik Iain, yangmeCode enzimatik, kimiawi, dari Bacillus amyloliquifaciens (Tabel 39-2). Tiga huruf pertama
pertahanan ini (teJab die emUCUS secara acak. Enzim adalah nama enzim restriksi yang terdiri dari huruf pertama genus tentang a*&r, di bawah); hal ini adalah tahap penting dalam klning 'A, adenin; C, sitosin; G. guanin; T, timin.
DNA bakteri dari bmgga ratusan) melindungi (E) dan dua huruf pertama spesies (co). Huruf-huruf ini dapat
dan merUpakan
kegunaan utama enzim- Tanda panah menunjukkan tempat
infekrif). Namun, enzim- ?amSme asinS (terutama faga diikuti oleh nama galur (R) dan angka enzim ini pemutusan; dapat terbentuk ujung lengket
se/ vang ;uga memilikienlUT terdaPac di da,am
romawi (I) untuk menunjukkan urutan penemuan (mis.
Se
)umlah enzim lam yang bekerja pada DNA dan RNA rnerupakan (BamHI) atau ujung tumpul (Hpal), bergantung
1Z,m
yang memetilasi DNA pcjamu, bagian pcntingclari teknologi DNA rekombinan. pada tempat pemutusan. Panjang sekuens
EcoRj, EcoRlJ). Masing-masing enzim mengenali dan memotong jn
yak dari enzim tersebut dibahas di bab ini dan di bab- bab yang dikenal dapat mencapai 4 pb (Taql), 5 pb
sekuens DNA untai-ganda spesifik sela
njutnya (Tabel 39-3). [EcoRID, b pb {EcoRI), atau 7 pb {MstlD, atau
lebih panjang. Berdasarkan kaidah, sekuens
ini ditulis dalam arah 5' atau 3' untuk unlai
alas masmg-masing sekuens pengenal, dan
untai bawah diperlihatkan dengan polaritas
yang berlawanan (yi. 3' atau 5') Perhatikan
bahwa sebagian besar sekuens yang dikenal
adalah palindrom (yi. sekuens membaca
sama dalam arah yang berlawanan di kedua
untai). Residu yang disebut N berarti bahwa
semua nukleotida dapa, berada di tempat
tersebut.
n.K.AM R. TFKNOLOGI GENOMIK / 419

418/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI

Endonuk
A. Ujung lengket atau staggered end
lease
GG A T C C
restriksi
5 - G G A T C C 3 ' n cndrlS
i i i i I I BamHI Gambar 39-2. Hasil |K"-
EcoRI
I*I
CCTAG G restriksi. Pencernaan dengan . rnen
fr lg HJ>'"J
3 ' C C T AGG 5 menyebabkan terbentukm.i lrag unalun'Pu ^rar*^

B. Ujung tumpul
ujung "kT"^* DN A plasmid linier
dengan ujung lengket
5' G T T A A C 3 ' G A A C-
adalah hal yang penting diptrl,ml * DNA plasmid sirkular
Hpal III strategi pengklonan.
TTG
C A A T T G 5 ' T
3 ujung-
e
lSfer^
T dcngan menggunakan enzim terminal dira>^f
AATT
Enzim Restriksi & DNA Ligase Digunakan untuk ujung baru ditambahkan. I' > P" ' Jican'b;' Jl[Ut '* 11 S i l l i * *
Mempersiapkan Molekul DNA kc ujung-ujung 3 vektor dan '|ekul niasalih
Gabuogan
CAA M
TT AA
ujung-ujung 3' DNA asing. Ud a nl3Salah-' bu|
Potongan DNA
Ligasi ujung-lengket (sticky-endligation) secara teknis mudah bersambungan satu. sama lam ^^dur > ^
dilakukan, tetapi sering diperlukan teknik-teknik khusus untuk yang disebut sebelumnya dapat t i- u-,oli
,ri
iun- rgzzsxsszs.
homopolymer tailing: (penyambnngan hon P ru| r DNA ujung-ujung lengket yang
be
mengatasi masalah yang inheren pada pendekatan ini. Ujung-ujung ligase
(pcnghubung) oligonukleouda dupW<s . ^
lengket pada suatu vektor dapat kembali saling berikatan, tanpa u
tumpul dengan sekuens lestnLsi ct tlnnp ' .Un
disertai penambahan netto DNA. Ujung- ujung lengket fragmen
kadang diikatkan dcngan DNA
juga dapat kembali bersambungan sehingga terbentuk insert
ujung-tutnpul langsung dilakukan ^
heterogen tandem. Ujung-ujung lengket juga dapat tidak terpajan
enzim bakteriofaga I 4 DN n lia-leng^e n(rin efisien dibandingkan
atau berada dalam posisi yang tepat. Untuk mengatasi masalah- Molekul DNA plasmid yang mengandung DNA
dengan hgast uju p pasa manusia (molekul DNA rekombinan) lika dimasukkan
masalah ini, digunakan suatu enzim yang menghasilkan ujung-
ini memiliki keunggulan dapat menyat , , nNA rekombinan atau gabungari yang arh satu sel,
ujung tumpul, dan
Gambar 39-:). Pemakaian nuklease restriksi untuk '^^f, r ^sformasi>^^y fisik ^"^nsckums
kumhali ke dalam sel bakter, (melalu. proses yang ^ . ^ juga potong ^ ^ DNA yang J r i lingkaran
dan DNA plasmid tidak hanya mereplikasi d.r nyse d a ga m bar, k k | n da pa , dipotong keluar secara bersin an .

Tabel39-3. Sebagian enzim yang digunakan dalam riset DNA rekombinan . 1 Penyaluan ujung-ujung lengket, seperti Van8 ^UDNA klon yang *sanusia, kita menggunakan suatu camp molekul
yangdikenali oleh enzim restriksi semula, potongan^D f)NA ma restrjks| sekiB ^ da
label plasmid rekombinan dengan endonuklease l" l^NAmanusia total dan da|am k|on baktcrinya send n
Enzim potongan DNA yang dicptakan dan pengolahan DNA m masing-mas.nS Hak cipta c The Estate of Bun,

Fosfatase alkali Defosforilasi ujung 5' RNA dan DNA


; Pengeluaran gugus 5' PO. Ii95" . DNA rekombinan yang '^eda-beda dapat d,Perolen.( ^ 5ci Am jjul.l
:oleh kinase; juga digunakan untuk m .......... ......:rlnnean izin dan Cohen SN. The mar
diri ............................................. ' ____
ok Prosedur
Menguraikan baik ujung 3' me
' maupun 5' DNA . j Pemendekan progresif molekul DNA .............................. ^ umum cara ini, DNA kimer dapat diperbany.
BAL31 nuklease DNA
diperlihatkan pada Gambar 39-3.qNA dupieks kecil
ligase DNA polimerase I Mengatalisis ikatan antara ujung-ujung DNA. Kekurangannya adalah bahwa tidak terdapat
plasmid bakteri adalah moleku ;kan resistensi
M^nggal ^ ^ kontrol terhadap orientasi insersi atau 1 molekul yang disatukan,
^ N>* Utai' j M^Senluka^ *?!l melingkar yang fungsi alam,nyamem,,iki beberapa
DNase I Eksonuklease III
Pada"kondisi yang tepat, menyebabkan takik di ; Nick /rans/afion^ pemeta^jn ^A
dan sis.pan yang dimasukkan mudah diambil kembali. antibiotik terhadap sel pcjamu. P1S feat sebaga. vektor
sifetyang menyebabkannya sangat b e r m a ^ atau
untai tunggal di DNA ................................. \ P " * * ' *
7. Eksonuklease
Pengklonan Memperbanyak DNA pengklonan. Plasmid terdapat sebaga. . bergantung
Mengeluarkan nukleotida dari ujung 3' DNA ; Penentuan sekuens DNA; peme a ^ ^ ..................
multipel di dalam bakter. dan berep dan banyak
Polinukleotida
kinase
; DNA .......................................................... ....... Suatu klon (clone) adalah populasi besar molekul, batae;
Dada DNA bakteri. Sekuens DNA ^rsedia lokasi pasti plasmid telah
Reverse Mengeluarkan'nJktoida dari ujung 5' DMA j Penentuan sekuens DNA _..- atau sel identik yang ^asal dar, satu ncnck moy ^.
AA i ir.ilar memungkinkan kita memprou
transcriptase Pemindahan fosfat terminal (posisi y) dari ATP ke ; Pembenan label u,ung ...... pengklonan
1k, i
molekuiai &
IT identik dalam jumlah besar, > o niolekul DNA
diketahui; oleh karena itu, isipkan DNA
rNXIA N
yang 1 ' ,.ntuk tempat pemutusan enzim restriksi untu kromosom
SI nuklease
gugus 5'OH DNA a.au RNA .................... j ................... darVmRNA'penelhian pe^'aan , mil.. . lirpliti karakternya atau digunakan un Jcemudian dapat ditel
, . hahv/a asing- Plasmid lebih kecil dibandingkan ^omOSOm, dan pejamu
MenyintesisDNA dari cetakan RNA ^ P i nr i ini didasarkan pada kenyataan ba tujuan lam. Teknik
un r / am sehingga mudah dipisahkan dikeluarkan
.............. - - - - - - ....... ...................................\ Pengeluaran "hairpin" ( jepit-rornbut 5' ii i I-NX, A i mpr atau hibrid dapat dibentuk aa jYiolekul
DNA kimei . ,. nlasrnid DNA yang telah dimasuki plasmid yallg spesihk
, cpf^A penelitian pemetaan . ,. , (cloning vector)biasanya plasr
vektor pengklonan^ Ucmildian terus bcreplik^'
Menguraikan DNA untai tungg ___
melalui pemotongan plasmid dengan ^^pat potongan untuk
bakteri, faga,ataukosUomrol sendiri. Dengan tempat restriksi yang merupakan QNA asli dimasukkan.
cl sel pejamu dalam -Sl >
, -<0 1984 lohn
bahkan nukleotida ke ujung 3' DNA t)84. Hak Cipta
Transferase Menam
terminal _______________ __________________
a pm Hilaman 41 dalam An Introduction
to Recombinant DNA. Wiley, '
I )I,Kliplisl d-m diproduksi ulang dengan izin dari Emery Will <N- 1 imi,td.

Diproduksi dengan izin.


& TEKNOLOGI GENOMIK / 421
..GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN,
BAB 39
Gen resistensi
420/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI tetrasiklin
Gen
ve
ktor resistensi ampisilin

Faga biasanya memiliki molekul DNA linier tempat DNA Tnbcl 39-4. Kapasitas pengklonan berbag
asing dapat dimasukkan ke dalanmya di beberapa lokasi enzim pengklonan yang biasa digunakan 0ng
restriksi. DNAgabungan (kimer) dikumpulkan setelah faga
Ukuran
a
DN
menjalani siklus litiknya dan menghasilkan partikel-partikel faga
(kb). Gen resistensi

dimasuK* tetrasiklin
infektif yang matang. Keunggulan utama vektor faga adalah bahwa Vektor '
sementara plasmid menerima potongan DNA dengan panjang : -"/ .10
sekitar 6-10 kb, faga dapat menerima potongan DNA dengan Plasmid pBR322 .............................. ........................... Dipotong terbuka
dengan Pstl
panjang 10-20 kb, suatu keterbatasan yang diakibatkan oleh Lambda charon 4A ........................... .................................. -^'^O
jumlah DNA yang dapat dikemas ke dalam kepala faga. Kosmid ........ ..........................................
Fragmen DNA yang lebih besar dapat diklon dalam kosmid Kemudian
BAC,P1 ........................ j................. dimasukkan
(cosmid) yang memadukan keunggulan plasmid dan faga. Kosmid DNA yang telah
adalah plasmid yang mengandung sekuens- sekuens DNA (disebut YAC J ________ dipotong dengan

juga cos-sites) yang diperlukan untuk mengemas DNA lambda Vektor-


menjadi partikel faga. Vektor ini tumbuh dalam bentuk plasmid di mamalia dan ekspresi gen (cDNA)/pr.i llkari

dalam bakteri, tetapi karena banyak dari DNA lambda yang tidak vektor ini semuanya didasarkan pada 1 Iltoh PeI , ' pBR322 gabungan (kimer)
diperlukan telah dikeluarkan, lebih banyak DNA gabungan yang yang terdiri dari genom RNA atau DNA. ^ggun^ vektor virus
dapat dikemas di dalam kepala partikel faga. Tidak jarang kosmid semacam ini adalah vektor yg (be*^ genom adenovirus pBR322 pejamu . . j.i_m rel<ombinan. Dengan
frapmen DNA yang disisipkan dalam reKo men gode
membawa potongan-potongan DNA gabungan dengan panjang 35- (berbasis-DNA) dan yang * .. Gambar 39-4. Suatu metode untuk skrining^danya jalam tempat Pstl. Insersi mi ^ungan ini tidak lagi
50 kb. Bahkan potongan DNA yang lebih besar dapat dimasukkan RNA). Meskipun ukuran sekuens DN disisipkan agak terbatas, menggunakan plasmid pBR322, sepotong DNA d'S'S'P jamu. Oleh karena . u, P sensitivitas terhadap
suatu proteinyang
suati^protein yu..b menghasilkan
,.stensi ampisilin
res'stensi ampisbagi antibiotik ini. Jika, Perbe^*" syatuslSpan-
;l mengandung antibiotik ini. lika, perbedaa Skema Skema
ke dalam bacterial artificial chromosome (BAG, kromosom vektor pcng ^ on ^tor in> 3 ini dapat mengatasi kekurangan ini ,n
sjsipan.

dapat bertahan jika ditanam pada medium substra7^fkan berbagai kl P l a s m . ^ p o t o n g a n peptida yang tetrasiklin dan ampisilin
artifisial bakteri), yeast artificial chromosome (YAC, kromosom kau.na ^afena alasan menginfeksi berbagai jenis sel sccara C*islc , dapat digunakan untuk mem j ipan DNA baru yang me g |empeng agar
s s

artifisial ragi), atau vektor berbasis bakteriofag E. coli P-l (PAC). j;lp bef a=> ini, saat ini sedang dilakukan penelitian tc _ eksp cr*mtU serupa yang berdasarkan pembentukan suatu fusigkinkan terbentuknya k o l o m l a m p a k biru;
Vektor-vektor ini akan menerima dan memperbanyak potongan vektor virus mamalia untuk digunakan a terapi gen. ma^pu melengkapi suatu bentuk^naktif p-galaktosidase^rnsnj^gp ^^^Qjjja Kol on i positif-P galaktos.da
mampu melengKapi buuiu uenuiK maxm p-gc-- .
DNA dengan panjang beberapa ratus kilobasa atau lebih dan
Suatu Perpustakaan Mengandung yang mengandung suatu zat warna yang dapat d,h ^ koloni ini
umumnya telah menggantikan vektor plasmid, faga, dan kosmid berisi plasmid yang mengandung sisipan u
untuk beberapa aplikasi pemetaan gen dan pengklonan. Kumpulan Klon Rekombinan io pengode suatu
mencari sekuens komplementer s i fi k adalah
Perbandingan vektor-vektor ini disajikan pada Tabel 39-4.
Kombinasi enzim restriksi dan berbagai v j <esehirU^in khusus agar mengandung promotor terinduksi yang sangat aktif, e n . Teknik populer untuk menemukang ^ ^ ^ dengan mengambdsuamsekuensp
Karena insersi DNA ke dalam regio fungsional vektor akan memungkinkan kita mengemas genoi n
ulan W kodon-kodon inisiasi fase translasi yang sesuai, sinya (uh
mengganggu kerja regio ini, fungsi esensial vektor perlu diperhatikan suatu organisme ke dalam sebuah vc ctor. ^ pUstakaan. rekombinan penghentian translasi serta transkripsi dan sinyal pengo a ^ dengan menggunakan. kodon.untuk p oUgonukkot l da Bab 37), yang metnbuat
agar ridak terganggu. Namun, konsep ini dapat dieksploitasi untuk yang berbeda-beda ini <- 1SC -1 dari Perpustakaan genomik ebuahp ^ alam
menghasilkan suatu teknik seleksi. Contohnya, vektor plasmid umum protein yang sesuai, jika diperlukan. Sebagian vektor ekspresi S di d

(genomic libuiry <-1 , aan bahkan mengandung gen yang mengode inhibitor protease ng akan mendeteksi fragmen DNA y^g^ benar _ b c n a r petpustakaan genomik.
pBR322 memiliki gen- gen resistensi tetrasiklin (tet) dan ampisilin total suatu turunan sel atau jaringan. 1<-1P11,S. rnPleinenter (cDNA Jika sekuen .
(amp). Satu tempat enzim restriksi PstJ di dalam gen resistensi amp sedemikian rupa sehingga produk akhir meningkat. 15 20

library) terdiri dari salinan DN , aan DNA dari populasi mRNA cocok, akan terjadi hibridisasi probe g men deteksi
sering digunakan sebagai tempat insersi untuk sepotong DNA asing. suatu jaringan. eip j parsial nukleotida. Pelacak cDNA d^unakan k
Selain memiliki ujung-ujung lengket (Tabel 39- 2 dan Gambar 39-2), genomik sering dibuat dengan melakukan QNA
Pelacak (Probe) Mencari Gen atau Molekul cDNA Spesifik da n u ntu

potongan DNA pada Southern bio Northern


DNA yang dimasukkan di bagian ini merusak gen resistensi amp dan DNA total dengan enzim restriksi ya g seperti secara frekuen (mis.
dalam Perpustakaan
mendeteksi setta menghitung jumlan kan se bagai
menyebabkan bakteri yang membawa plasmid ini menjadi peka pemotong empat asa Berbagai molekul dapat digunakan untuk melacak gen atau blot transfer. Antibodi spesifik juga daPa . tesis molekul pelacak
terhadap ampisilin (Gambar 39-4). Oleh karena itu, plasmid induk ag molekul cDNA spesifik dalam perpustakaan atau unw asalkan vektor yang digunakan rn 7 protein yang dikenali oleh
yang memberikan resistensi terhadap kedua antibiotik, dapat dengan ak mendefinisikan dan mengetahui jumlah DNA atau KA ^ yang antibodi terse nt.
mudah dipisahkan dari plasmid gabungan, yang hanya resisten Gagasannya adalah untuk menghas utuh- Vekto dipisahkan dengan elektroforesis melalui berbagai ge^ Pelacak
terhadap tetrasiklin. YAC memiliki fungsi seleksi, replikasi, dan besar sehingga sebagian besar gen akan retaP ejcCOr ini BAC, YAC, (probe) umumnya adalah potongan DNA atau yang diberi label Teknik B/ofting & Hibridisasi n
segregasi yang bekerja baik pada sel bakteri maupun ragi sehingga dan PI lebih disukai karena ve sehingg* dapat menerima fragmen nukleotida yang mengandung 3>P nukleotida yang berlabel /Memungkinkan Kita Melihat 9
dapat diperbanyak di kedua DNA yang sangat Besa clasi memberikan kemungkinan lebih besar fluoresen (sekarang lebih bany digunakan) Hal yang penting, Spesifik
organisme tersebut. untuk m sebuah gen intak pada satu fragmen ceknologi RNA spesifikdi
kedua modifikasi lla dengan p atau fluoresen) tidak memengaruhi
Selain vektor-vektor yang dijelaskan pada label 39-* yang Vektor tempat gen yang yang sifat hibridisas pelacak asam nukleat berlabel yang terbentuk. Agar Untuk melihat potongan DNA atau ^ perpaduan
dirancang terutama untuk perbanyakan di dalam sel bakteri, vektor DN A rekombinan benar-benar mengiasi p sekarang eft*** pelacak harus mengenali suatu sekuens komplementer. antara ribuan molekul pencemar diper u nansfer.
Ut
juga dikembangkan untuk memperbanyak sel disebut vektor ekspresi. Vektor spesifik sejumlah teknik, yang secara kolektif dis^ 'tjiei.n (DNA),
Suatu cONA yang disintesis dar. mRNA tertentu dapat untuk
sering digunakan untuk mendeteksi m ; melalui Gambar 39-5 memperlihatkan prosedui <>u ^
rnenskrining perpustakaan cDNA dalam men' CDN A yang lebih
dalam perpustakaan dan menghasilkan protein^ panjang atau perpustakaan genom.k untu transfer.
^ teknik rekayasa genetik. Vektor-vektor Northern (RNA), dan Western (protein)
IAM & TEKNOLOGI GENOMIK / 4*3
O,U1AR DNA REKOMBINAN, &TEK

BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, ,-fiUiikatereksitasi oleh berkas


laser.
menentukan sekuens '^3^ memancarkan s,n ^^ leh komputer.

BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI. & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFOR pada kemampuan kita untu : tnempero ^ d3ntaU
identik dalam jumlah besar. ngkutan, denga
" -d Kirii Rutin Dilakukan
Kadang-kadang. iika W**' I1 prosed^'P pjot*"? Sintesis Oligonukleohda K,r1 ^
422 / dengan melakukan klon fragmen yangb^ S ^ d
a,au P"ub''h;,^ U'."j|;',ir mutasi link- "0ak* menggunakan knik-tekn.k yang d.^ ^Ueot.*
Western
e.i tikmanuaUS,^) mcnerapkan^NA(i. nuklcotlda
-*53 ^ ^
mcngetahui ukuran dan ,umU.h m s.,,1*** dH
spjfik. Teknik hibridisas^k^. ^ ^ spesifik yang ^^^^^"disintesis pada
Reaksi" disesuaikan sedemikian rupa^ SCgn ncerntinka" Masing-masing leku dP
han mo dan da pat
meneliti interaksi P"1'" dan dianalisis u
1;lC ak D
populasi fragmen-fragmen DNA yang melelu[kan rc ,f P
elektroforesis, direnatur. s unakan I menitn yang 'f. Ta kini menjadi
melalui hibridisasi dcngan mcn,
penghentian di settap nukleottda. J dari temp menyintesis Oligonukleooi dNA
suatu label radioaktif d. u,ung yang bed. men.fragmen
berlabel yang spes.hk- * spC sthk-
penghentian, kita dapat *******
Hibridisasi koloni kan bcrbaga pc-ng a=*
sesuai ukurannya dengan me, gg dan masing-
mengidentifikasi dan mem, c^. i i. I -i -.A Autoradiograh dilaKu^a ,
gel poliakrilamid. ^ suatu citra (p P NA
dan dilapisi oleh
Bakteri ditumbuhkan ; b . Uliosa. ^ terfiksa>
kertas sanng. g da an
masing fragmenuntuW
me gm-mneroleh sekuens
Pem/nc/ahan sinar-X. Citra ini dibaca .T^^Lam dan GUbert)
sa r i n dcng

ke kertas masing koloni melekat p. ^ y. . naturaa (C^bar39^-Me^.mnuJ^^B^DNA


permanen di tempat J ^ ^ $uaW i mf,tode lcimia untuk memu c;f;k
Pada
Tambahkan
pemberian NaOH juga n ^ .rhihridisasi oleh Pj; ^ sar^S' DNA menggunakan met0 mcn ndungnukle0t,dasp fik-
Antibodi*
pelacak sehingga DNA akan bahkan p a d s ^ . Jen^n d. tempat-tempaty=. eNA sccarJ momatis, digunata"^
Sekuens DNA amp lifikas.
pelacak berlabel radioak >1 a Jilo kal pcngan
penentuan sekuens aUaian radioisotop. }
me
yang tidak ^i nakan adalah prosedur otomat^g V.merase (PCR) adalal cara yang
Autoradiografi dan (setelah pencucian) kompl^ ^ sinflr^. ^ yang paling sering dg ^ fluoresen berbeda-satu
menggunakan emp nuldcotida. Masing-masing
mewakili mas mg' sensitit)
Gambar 39-5 Prosedur b/ot transfer. Pada Southern (DNA) blot dan (setelah pencucian) korr p ^ fi)m si^ kolom memajankan kertM
DNA yang diisolasi dari suatu sel atau jaringan dicerna k
saruig g suaW gi serupa
mencocokkan titik d. -^^eng agar- *** dJam tersebut dapat Reaksi yang mengandung bahan berlabel radioaktif
lrJb
diambi iktsi fragmcn- berlilang
digunakan untuk meng.de. .pj scCar. fegl *
akan bergerak paling cepat. sc.ic.iu rinean dan perpustakaan faga. Penerapan 3taU p
mengalami denaturasi akibat pajanan terhadap b a s i a r g
menghasilkan isolat klonal (kolor ^
dipindahkan ke atas kertas nitroselulosa atau mlon. *
replika yang identik dengan pola pada ge^
individual. . n dibahas p-1 a ntai-unr.u
teknik LLg yang clirancang oleh Sou.hem Semua prosedur 11)Mt ^asa spesifik dan pa$angan *

kertas karena pajanan terhadap panas, | bel, yang


ber a bergantung pada sifat Pa" dijelaskan dt >^ ' tethadap *
mengalami pemajanan terhadap pe ^ Setelah dicuc i asam nukleat komplementer spbfid.sas. ^ tah ,n ^ pjd
berikatan dengan fragmen komplementer pada til . ,uk *
bersih. kertas dipajankan dengan film sinar X yang mengungkapkan beberapa pita
yang cocok akan sege rldisaSi dan pen erbentvik
spes^k yang sesu^ ^ haklkatnya suhu
'suhutinggi
tinggidalam
dalam rendah,
rendah, jug^ focok ,ocok
DNA yang dikenali oleh sekuens di pelacak c ' p da R MA keberadaan konsentiasi g tidak benar ^ /kondisi/
baik RNA maupun Northern, teknik 3 jnj meme rlukan kompleks spesifik. Pasanga ^ lt conditt . gar>im
dilakukan elektroforesis sebelum blot trans < ri,i-lkukan pada
tidak akan dapat ment era ^ dan konsen j di aturan ketat) ini (yi. p.en11
ter a bibridisa si
beberapa tahap berbeda dengan tahapan Y a n 8, \ tetap pemindahan DNA,
RN/
tidak akan P . yang yang rendah); karena itu,cian. Famih-faI .
e ngan
de
terutama untuk memasti an . u Western, utuh, dan umumnya agak lebih sulit. Pa a
pro / | |osa blot, protein dielektroforesis dan dipindahkan, ke ^ ,eku, dan
rose u
atau terganggu pada tahap pe didete ta hap
kemudian dilacak dengan antibodi ^bahan sedikit banyak terdapat hornobg dan
pelacak lain. (* menunjukkan pemberian hwestern blotting radioaktif maupun
mengubah-ubah tingkat Jrspcsies dari ^ ^ Saal
fluoresen). Pada kasu - rupa
se * tci^SS^
'lihat teks; tidak diperlihatkan), suatu ^ro e',? .. . nkan dengan pencucian ini. Pe^ban ^nggunakan pendeka^ Hibrid|Sasl -ano oleh Sanger. Susunan y a n g n Tenget a h L "
dengan vang diperlihatkan di bawah "Western *g
y n
dapat dilakukan dengc . kondisi-kondi asangan metode yang f.-oaniang pada untai DNA ash. D ^ ^ kita dapa
J peneliti telah nren P^ ket,dakcocokan P penentuan sekuens DNA dengan ^ yang sema ilkan masing-masing campuran raarah atas. Pa a
asam nukleat berlabel, dan kompleks protem-asam terbentuk f
yangmampumen^.cUraP
kemudian dideteksi dengan autorad.ograi. Gambar 39-6- ( \-,awah ke atas, semua tr<g tuk meng^ ^ dengan membaca gel k _
un . j^ukui
basa antara pelacak o menggambarka^ otida spesifik mana yangd.a bel ke ujung rfa dimod.fikasi
. n Sekuens DNA Ter^ Untok secara 1 ndakan
(Yang pertama dinamai sesuai n a m a a d a l a h istilah teknik reaks, didcoksnunuWeolida ^ ujung tidake be deoksm^ . (komplementernya) (
Menen*V& otomatb menentukan seku0t0matis, dilakukan p ^ sekuens uni >
tersebut, dan nama-nama kan istilah yang penentuan sekuej*^ dan Critk ^ G.Q menentu
Teknik Manua ^ diperolch
laboratorium, tetapi sekarang su a i _ bermanfaat dalam pasangan-basabe| ra1dioaktif).
dapat diterima). Prosedur-prose ui mi^ ^ terdapat i i 1 nNA spesifik yanS un tuk tempat pemben*
menentukan berapa banyak salinadaj<nya perubahan besar tiaiiin1 jaringan dengan teknolog
tertentu atau ac a ti
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI A DCD..
424 /

KASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR, DNA REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 425
sekuens DNA yarig diinginkan. Spesifisitas didasarkan pada
M A ...

pemakaian dua oligonukleotida primer yang terhibridisasi ke Tabel 39-5. Lokalisasi gen manusia1.
sekuens komplementer di untai DNA yang berlawanan dan l:~A
Gen Kromosom Penyakit
mengapit sekuens target (Gambar 39-7). Sampel DNA mula- mula
dipanaskan untuk memisahkan kedua untai; primer dibiarkan Insulin : 11pl5
MULAI /VW
berikatan dengan DNA; dan masing-masing untai disalin oleh suatu Prolaktin j 6p23-ql 2
DNA polimerase yang dimulai di tempat primer. Kedua untai DNA WV
Hormon pertumbuhan j 17q21 -qter defisiensi hormon pertumbuhan
masing-masing berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis DNA baru SIKLUS 1
dari dua primer. Siklus berulang denaturasi panas, penyatuan ^A^llllllJ IlllllllllllliniD a-Globin ; 1 6 p l 2-pter -Talasemia
primer dengan sekuens komplementernya, dan pemanjangan primer /WVpnmpmn] fi-Globin : 1 1pl2 i-Talasemia, sel sabit
yang telah menyatu tersebut dengan DNA polimerase menyebabkan Adenosin deaminase 20ql3-qler )efisiensi adenosin deaminase
I
WV
perbanyakan eksponensial segmen DNA dengan panjang tertentu. Fenilalanin hidroksilase j 12q24 :
enilketonuria
Reaksi-reaksi PCR awal menggunakan suatu DNA polimerase E.
coli yang rusak oleh setiap siklus denaturasi panas. Penggantian SILKUS 2 A/VV Hipoxanfin-guanin ; Xq26-q27 ndrom Lesch-Nyhan
dengan DNA polimerase tahan-panas dari Thermus aquaticus (atau fosforibosiltransferase
DNA polimerase yang setara dari bakteri termofilik lain), suatu /
DNA segmen G8 : 4p orea Huntington
VW
organisme yang hidup dan berkembang biak pada suhu 70-80 C, m dan penyakit yang berkaitan dengan defisiensi atau 'Tabel ini menunjukkan lokasi beberapa gen di kronioso kuWn
c jjtunjukkan oleh angka atau liuruf pertama.
mengatasi masalah ini sehingga memungkinkan terjadinya produksi produk gen yang abnormal. Kromosom yang bersans, (ja|nm McKusick, Victor A, MD. Mendelian
otomatisasi reaksi, karena reaksi polimerase dapat dijalankan pada Angka clan huruf lain merujuk pada lokasi pasti, seperti c1^ ReceSsive, and X-Linked Phenotypes. Hak Cipta
suhu 70 C. Hal ini juga meningkatkan spesifisitas dan hasil DNA. Inheritance in Man: Catalogs of Autosomal Dominant, Autoso ^
Sekuens DNA sependek 50-100 pb dan sepanjang 10 kb dapat
VW ^ j0hns Hopkins University Press.
1 )B.i Johns Hopkins University Press. Dicetak ulang enga
diperbanyak. Dua puluh sildus akan menghasilkan perbanyakan
sebesar 106 dan 30 siklus sebesar 109. PCR memungkinkan DNA di WV
dalam sebuah sel, folikel rambut, atau spermatozoa diperbanyak
SIKLUS 3 AAA/
dan dianalisis. Karena itu, PCR jelas digunakan dalam bidang identifikasi histologik kromosom. Fluorescence in situ
kedokteran forensik. PCR juga digunakan (1) untuk mendeteksi banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan dasar, dan setiap
hybridization (FISH) adalah teknik yang sangat sensitif juga
agen infeksi, AAA/E tahun pemakaian baru metode ini dikembangkan.
digunakan untuk tujuan ini. Dengan teknik ini, lokasi gen sering
terutama virus laten; (2) menegakkan diagnosis genetika
diketahui di pita atau regio tertentu pada kromosom. Sebagian
pranatal; (3) mendeteksi polimorfisme alel; (4) menentukan tipe PENERAPAN PRAKTIS TEKNOLOGI DNA gen manusia yang lokasinya diketahui dengan cara ini
jaringan yang tepat untuk transplantasi; dan (5) meneliti evolusi, REKOMBINAN SANGAT BANYAK dicantumkan pada Tabel 39-5. Tabel ini hanyalah suatu contoh
dengan menggunakan DNA dari sampel arkeologis atau (6)
karena ribuan gen telah berhasil dipetakan sebagai hasil dari
menggunakan analisis RNA setelah penyalinan RNA dan kuantitasi Isolasi gen spesifik dari genom keseluruhan memerlukan suatu
teknik yang akan membedakan satu bagian dari sejuta. penentuan sekuens genom manusia. Jika kelainan sudah
mRNA dengan teknik yang disebut sebagai metode RT-PCR
(salinan cDNA dari mRNA yang dihasilkan oleh reverse Identifikasi suatu regio regulatorik dengan panjang yang hanya diketahui terletak di suatu regio DNA yang memiliki struktur
transcriptase retrovirus). PCR juga dapat mencapai 10 pb memerlukan sensitivitas satu bagian p cr 3 x gen yang khas (Gambar 39-1), suatu gen sintetik dapat
10s; suatu penyakit seperti anemia sel sabit disebabkan oleh diciptakan yang kemudian diekspresikan dalam vektor yang
perubahan satu basa, atau satu bagian dari 3 x 10. Teknologi sesuai serta dianalisis fungsinyaatau peptida yang susunannya
DNA rekombinan cukup kuat untuk mclaksanakan semua tugas diperkirakan dari open reading frame di regio pengode dapat
ini. disintesis. Antibodi yang ditujukan pada peptida ini dapat
digunakan untuk menilai kebenaran bahwa peptida ini
diekspresikan pada orang normal dan tidak dijumpai pada
Pemetaan Gen Menentukan Lokasi Gen Spesifik jj
mereka yang mengidap sindrom genetik yang bersangkutan.
Kromosom Tertentu
LTTTTTTl 1111111 IM lirjipjpffi1
vW Penentuan lokasi gen dapat mendefinisikan peta genom manusia. Hal Protein Dapat Diproduksi untuk
iiimiiiiitmr ini sudah menghasilkan informasi bermanfaat dalam mendefinisikan Kepentingan Riset & Diagnosis
39-7. Reaksi mnnTnyftjjffi penyakit manusia. Hibridisasi sel somatik dan hibridisasi in situ
memperbanyak sekuens gen tertem u P n' r !] l e r a s e digunakan u n t u k -vW' adalah dua teknik yang digunakan untuk melakukan hal ini. Pada Tujuan praktis riset DNA rekombinan adalah menghasilkan
nta '*ganda dipanaskan
ennmr^jf bahan yang dapat digunakan dalam bidang biomedis. leknologi
unfuk memisahkannya menjadi untai -i hibridisasi in si*u> yaitu prosedur yang lebih sederhana dan
mengikat dua primer tertentu yang ditujU^ t U n ggaI. Untai-untai ini iniiiiHiiiHiinininn^ mi memiliki dua manfaat berbeda: (1) Dapat menghasilkan
A/vV I langsung. ditambahkan suatu pelacak radioaktif ke penyebaran
di untai yang berlawanan dan yang menemV ^^ 3 s e ^ u e n s spesifik
SIKLUS 4-n metafase kromosom pada kaca obyek. Daerah pasti hibridisasi bahan dalam jumlah besar yang tidak dapat diperoleh dart
diperbanyak. DNA polimerase memperp a n :g n a n s e gmen yang akan
di^tahui dengan melapiskan emulsi fotografik di atas kaca, dan metode pemurnian konvensional (mis. mterferon, plasminogen
^ r , / / T , e r c i i kedua arah
Siklus
c: I -1.. -im
dan menyintesis dua untai komplementer tp

diulang
' setelah pajanan, mengajarkan butiran-butiran dengan activating factor jaringan). (2)
beberapa kali yang rnenphasilt P dUa Un,a
' aSl
'' produk dengan
a
panjang dan sekuens tertentu. p " perbanyakan kedua primer berada dalam keadaan
a n a wa
berlebih.
BAB 39: GENETIKA MOLEKUIAR, DNA REKOMBINAN,* TEKNOLOGI GENOMIK / 427

426 / BAGIAN IV. STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
D. DELESI, INSERSI, DAN TATA-ULANG DNA
Pcril rfisme ^abe| 39-6. Perubahan struktur gen p-globin
bah;ln fui . Studi terhadap bakteri, virus, ragi, dan lalat buah
Dapat menghasilkan zat yang terdapat pada manusia (mis. insulin,
hormon pertumbuhan). Keunggulan kedua hal ini jelas terlihat. Vn,k,ur DNA pro,vin yang dikode. rolimo gan pcnyaki[ ^rubahan ! Fungsi yang j Penyakit : Terpengaruh memperlihatkan bahwa potongan-potongan DNA dapat
d^riskan ini dap* h^'u' berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu genom.
Meskipun tujuan utama adalah menghasilkan produkumumnya
proteinuntuk terapi (insulin) dan diagnosis (pemeriksaan AIDS) . Bunakan u . suatu keluarga besar
Par dl
da* Delesi sepotong DNA penting, tata-ulang (rearrangement)
,Samb t ln enyakit sel sabit DNA dalam suatu gen, atau insersi (penyisipan) sepotong
penyakit pada manusia dan hewan Iain serta untuk meneegah dah "V *rkan <J; I, ' ' Sen spesifik yang terlibat. " ,p^s; Mutasi titik Pelipatan protein Kontrol alasemia-p
^ > w in! juga dap:, d^aka, : transkripsional ; Mutasi DNA dalam suatu regio pengode atau regio regulatorik,
penyakit (hepatitis B), masih terdapat penerapan komersial lain
e V frameshift da j mutasi alasemia-P semuanya dapat menyebabkan perubahan ekspresi gen yang
yang potensial! terutama dalam bidang agrikultur. Salah satu -IGeN*R IA C X kedokteran forenstk. nonsense ; Pengolahan berakibat timbulnya penyakit. Sekali lagi, analisis molekular
VANG M
contoh penerapan dalam bidang agrikultur adalah upaya untuk -^ ENVebabkaN
RNA terhadap talasemia-P menghasilkan banyak contoh dari
merekayasa tumbuhan yang lebih tahan terhadap kekeringan atau alasemia-P
P^ra alii j proses-proses di atasterutama delesisebagai penyebab
suhu ekstrem, lebih efisien menyerap nitrogen, atau menghasilkan ry
!::::r^ set*#** alasemia-p0 penyakit (Gambar 39-8). Kelompok gen globin tampaknya
benih yang mengandung asam amino esensial lengkap (beras, b
lkan.prot^
crlaku1Stcra ,ch mutnsi ticik
^ emoglobin sangat rentan terhadap lesi ini. Delesi pada kelompok
gandum, jagung, dsb.). ini,
bil L P saat m "i* ^ ,ni mungkin masih d'^b:CCmrki^n bh a ^elesi Pembentukan mRNA Tata-ulanq ; Lepore .......... a-globin, yang terletak di kromosom 16, menyebabkan
gian-bagian awal bab alasemia-p tipe lllj
c*ha , 1 olch gannn,, , ' 1 cnyakit genetik dapat talaseinia-a. Pada banyak delesi, terdapat keterkaitan etnik
Teknologi DNA Rekombinan Digunakan dalam D
dipcr,i^tkan 'n Salah sacu dari baik ol P
I PCni,aiar* yane < yang erat, sehingga orang keturunan Eropa utara, Filipina,
Analisis Molekular Penyakit C,an^ar 39-1, kita djpJt Pembentukan mRNA
satu Cl Pemerik*aan gf nT"*' dilukiskan fCngan substitusi DNA T-ke-A, yang pada gilirannya menyebabkan orang berkulit hitam, dan Mediterania memiliki lesi yang
perubahan A-ke-U pada mRNA yang sesuai dengan kodon keenam berbeda, yang semuanya menyebabkan tidak terbentuknya
A. VARIASI GEN NORMAL yanP r mPk cli kronin b , h Gen ini terletak pada hemoglobin A dan talasemia-a.
dari gen P-globin. Kodon yang berubah ini mengode asam amino
^/P'rbesardaJ," (C^bar 39-8), dan Analisis serupa dapat dibuat untuk berbagai penyakit
yang berbeda (valin dan bukan asam glutamat), ^an hal ini
P'nyakTr PCmbcn'fc, Q trlh:Uh'nP:uh Gamb39' lain. Mutasi titik biasanya ditentukan oleh sekuens DNA
menyebabkan kelainan struktur molekul P* globin. Mutasi titik
sesuai perinintaan, walaupun kadang-kadang, jika mutasi
Sekuens DNA memiliki variasi normal seperti halnya aspek- aspek 5c kitarn tlmbul akibJ /, IVn mcnycbabkan herbage (point mutation) lain di dalam dan di sekitar gen p-globin
tersebut merusak atau menciptakan tempat enzim restriksi,
struktur manusia yang lebih jelas terlihat. Variasi sekuens DNA, atau menyebabkan penurunan produksi atau, p ada sebagian kasus, tidak
ar gen P-globin lcsi di dalam dan di teknik analisis fragmen restriksi dapat digunakan untuk
polimorfisme, terjadi pada sekitar 1 dari setiap 500 nukleotida, atau diproduksinya P-globin; talasemia-p terjadi karena mutasi-mutasi
menentukan lesi. Delesi atau insersi DNA yang lebih besar
sekitar 107 kali per genom. Pada keadaan ini, pasti terdapat delesi
atau insersi DNA serta substitusi satu basa. Pada orang sehat,
^ TITIK ini. (Talasemia ditandai oleh kelainan pada sintesis subunit
hemoglobin, sehingga talasemia-p terjadi jika produksi p-globin
dari 50 bp sering dapat dideteksi dengan prosedur Southern
blotting.
perubahan ini jelas terjadi di regio-regio DNA yang tidak mengode H * -Wr disebabkan kurang memadai). Gambar 39-9 memperlihatkan bahwa mutasi
protein (noncoding regions) atau di tempat yang tidak menyebabkan
U,lrl J v I ()) i ,
lu titik yang mengenai masing-masing dari banyak proses yang E. ANALISIS
dalam genom, suatu SlLSILAH
terlibat dalam pembentukan mRNA normal (dan karenanya protein
normal) diperkirakan berperan sebagai penyebab
talasemia-p. Penyakit sel sabit sekali lagi merupakan contoh yang sangat baik
tentang cara penerapan teknologi DNA rekombinan

5
3

Hemoglobinopati 00
0000
Talasemia-p II
U1A
Talasemia-p0
E
51 .
Hemoglobin Lepore

Talasemia-(Ay5P)
I Inverted nTi
Tipe
Gambar 39-8 Gambaran skematis k , i kromosom Jl dan berkaitan erat ^ 0 r n P^ S e n globin dan lesi pada beberapa penyakit genetik.
e-Cy-Ay-v///3-6-/B-3'. Lokus e dieksnr ., e n ^ a n ^ u a 8 e n Y'globin dan gen 8-globin. Famili gen [i tersusun dalam urutan 5'-
Gen p -globin terletak
AA A A
yang menghasilkan he moglobin : . a n P a da masa mudigah dini (sebagai a,c 2 ). Gen y diekspresikan pada masa janin,
suatu pseudogen yang memiiki h o ' ^ Hemoglobin dewasa terdiri dari HbA (cc,p,) atau HbA 2 (cx,5,). adalah orientasi 5' ke
Suatu regio pengendali lokus (/o m s e kuens dengan fi, tetapi mengandung mutasi-mutasi yang meneegah ekspresinya. . ci rii n i ,ii L-.n talasemia-P- Gen p-globin diperlihatkan dalam orienta
daerah
Gambar 39-9. Mu^jrjnf n"P'8lobi" Van8 me"^ n r yang tidak ditranslasikan. Pembacaan dari arah 5' ke 3',
transkripsi keseluruhan kelompok^ C O n t r o 1 r e 8'on, LCR) yang terletak di sebelah h u l u (5') dari gen t: mengendalikan laju kontrol
3'. Daerah bergar.sm. j ^"unjukkan re8io 5 ^ ld la h intron 1 (I,) dan 2 (l2). Mutasi yang memengaruhi ko.
tidak terbentuknya I[5l dari fi | | ^ ^'8*h | n - Delesi (balok hitam) lokus p menyebabkan talasemia-p (defisiensi atau <lerah n k Vv dan
berarsir adalah e - Y S f^?nloh mutasi nonsense (A), mutasi dalam pengolahan mRNA (0), banyak
Inversi (AySB)" di regio ini (balok te'h' D e l e S 8 danPmenyebabkan hemoglobin Lepore (hanya hemoglobin a yang ada).
m e r u sa k fu n sl
transkripsi terletak* eg pengap,. DNA ^ Co^h mda gambar ini. Di seLgL regio, telah bar
talasemia cenderung ditemukan g g e n d a n i u 8 a menyebabkan talasemia (tipe III). Masing-masing tipe
Ra , ill I - - / elompok orang tertentu, misalnya inversi delesi (Ay5P) terjadi pada orang dari India.
mutasi pemutusan RNA tu) pernah dndentif.kas dan flip kuru besap ^
oanyak delesi lam di regio ini telah berhacii , j . . . . ditemukan mutasi-niutasi ^am- Mutasi-mutasi ini ditandai
Sii aipetakan, dan masmg-masmg menyebabkan suatu jenis talasemia.
REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK / 429
. GENETIKA MOLEKULAR. DNA
BAB 39:

di dalam gen p-globin


428/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI A.Tcmpa,,ompa.triK,.^'^Urd!,n
hip
JYfrtorP *:
leottd* Pl \,a Normal (A)5'
sensint.
7
dalam studi tenrang penyakit manusia. Penggantian T olch A di fisnie nukleotida tunggal (single nut- ^ V;l? pNA OK
untai cetakan DNA dalam gen p-globin mengubah sekuens di SNP), dapat dideteksi dcngan metode yan
^ a * , ^
regio yang sesuai dengan kodon keenam dari Perbedaan herediter dalam pola restriksi gj ^
yang terjadi pada lebih dari lo p<>pu 'lM , 3 t l ^ . a n u s u
I bagai restriction fragment length po ymotf l0n1 1 JJ Sabit (S) 5' i 1,35 kb _____________
CCTGA Untai Peta RFLP dan SNP.yang lengkap untu^
GG pengode Hi, ini icrbukti bermanla n ^ponen
GGACT
kini sedang dibuat. nai mi ............................... ^ka* 1
Untai man Genome Set,uennX Project dan B. Analisis silsilah
menjadi CC t cetakan penting dalam
dalam upava
upava untuk mcma ui ^
penting P
ataU
gen-tunggal dan penyakit multigen. (tflis. ra-
CCTGTGG Untai perubahan satu-basa (mis. penyakit sc .striJcSi (' ber-
GGAC A CC pengode delesi atau insersi DNA kc dalam Iragmci sCjk yan
Untai lascmia) dan telah tcrbukti sebagai alat ^ gen ter .
dan merusak tempat pengenalan. cetakan
{.recognition site) untuk
enzim manfaat. RFLP telah ditemukan di lokus- ^ jjke
dan dalam sekuens-sekuens yang lungsinv ^ ^tati 111
restriksi Mstll (CCTNAGG; yang ditandai oleh tanda panah
karena itu, RFLP dapat mengganggu lunP- p o
vertikal kecil; Tabel 39-2). Tempat Mstll yang lain 5 dan 3 dari Ukuran
kin tidak memiliki konsckuensi biologis- O, fragmen
tempat ini (Gambar 39-10) tidak terpengaruh sehingga akan
terpotong. Oleh karena itu, inkubasi DNA dari orang normal (AA),
p
heterozigot (AS), dan homozigot (SS) menghasilkan tiga pola
RFLP dan SNP bersifat herediter, dan kct u. 1,35
transfer Southern blot yang berbeda- beda (Gambar 39-10). Hal
segregasi mcnurut hukum mendcl. 1 . <jnisi Pen* .
ini.menggambarkan bagaimana suatu silsilah DNA dapat dibuat (kini telah diketahui ribuan) adalah c a am t[Cjak diket;l
dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dibahas pada bab ini. penyakit herediter yang dcfisit Lungsiona n> Kb

Analisis silsilah telah diterapkan pada sejumlah penyakit genetik ^elo^F


dan paling bermanfaat pada penyakit yang disebabkan oleh delesi SNP/RFLP dapat digunakan untuk mcnibt ^ proso
1,15 kb
keterkaitan (linkage groups), yang sclanjutny > ,ltukan U~
dan insersi atau kasus-kasus jarang dengan tempat pemutusan Genotipe
chromosome walking, akhirnya akan c apat i yyA l) sUUU
enzim restriksi yang terpengaruh, seperti pada contoh yang
penyakit. Pada chromosome walking ((-jam 1 ^ ptOIV^n ... BaBian atas gambar (A) memperlihatkan
disajikan di sini. Analisis dipermudah oleh reaksi PCR, yang dapat
fragmen yang mewakili salah satu ujung <- an s ^gftien un
menghasilkan cukup banyak DNA untuk dianalisis hanya dari Gambar 39-10. Analisis silsilah pada Penyakt'^p|J enzim restriksi Mstll di gen ^^e"DNA
panjang DNA digunakan untuk mcngiso as pC-rtaml-
beberapa buah sel darah merah berinti. S m c oS0111
an bagian pertama dari gen p-globin dan ,ernP restriksi Mstll menghasi an rag dengan
prosedur
yang diulang secara
tumpang-tindih, berurutan
tetapi | f ^ ^nj^j
memperpanjan ^i.iri
n cr0 ^ A) dan sel sabit (S). Pencernaan dengan Perubahan T-ke-A pada o^ang de
(

F. DIAGNOSIS PRANATAL yang perpanjangan


yang
Arah diinginkan. Penyakit-penyakit
ditcntukan oleh P e tu , ini karena
'.^ r0|eh dengan panjang 1,15 kb dan 0,2 kb pa ^ tiga tempat Ms(//di sekitar g P
dari ke ' ,
djh asi kan.
b. . , . _______ Anvan prosedur * pjLP
penyakit sel sabit menghilangkan salah satu^ jksi dengan panjang
1 &
sang?
sangat cocok untuk pendekatan dengan p^ ^QO/O ^onvakit sel sabit menghilangkan salah sa eStr
restriksi dengan panjang , .
\,o=> ,ns terhadap Mstll, satu fragmen
^ ^( kb berada d ^ 8^
( ge|
hanya
hanya satu
satu alel
alel yang
yang diekspresikan. Jam Pcta
unt Ku sebagai respons terhadap Mstll. satu ^enJhern blot (Fragmen 0,2 kb beracfc d lua 8 p Perbedaan ukuran ini mudah
Jika lesi genetiknya telah dipahami dan tersedia pelacak spesifik, yang telah diketahui terletak pada <lol 1
Qefl uk dideteksi cen8 |jhatkar> tiga kemungkinan: A homozigot

mungkin kita dapat melakukan diagnosis pranatal. DNA dari sel keterkaitan kromosom ini sudah cu cup er g p^chenne, dalam ilustrasi ini). (B) Analisis silsilah memp sjr perSeg, setengah terarsir^' enyakit sel
yang berasal dari hanya 10 mL cairan amnion (atau dari biopsi vilus tak berarsir); AS = heterozigot (lingkaran setengah te^ menegakkan d,agnos.s pranatal penya
penyakit terkait-kromosom X, d' pp p^ikian jug3'^. j
(persegi terarsir). Pendekatan ini memung sabit
reeio term
11 in
korion) dapat dianalisis dengan Southern blot transfer. Janin dengan ditemukan dengan menggunakan Ki
(persegi berarsir). Lihat teks.
pola restriksi AA dalam Gambar 39-10 tidak terkena penyakit sel pada penyakit Huntington diketahui tei et. nyebabkan

sabit dan bukan merupakan pembawa sifat. Janin dengan pola SS lengan pendek kromosom 4, dan defek XanS |0kuS.ct- j. TERAPI GEN _ ^dulTgen
akan mengidap penyakit ini. Kini tersedia pelacak untuk tipe penyakit ginjal polikistik diketahui bei <aita I. RFUP & VNTR DALAM Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi s\&X p'
analisis semacam ini pada banyak penyakit genetik. globin di kromosom 16. KEDOKTERAN FORENSK (Tabel 39-5) dapat diobati dengan terap sebuah gen

H. POLIMORFISME DNA MIK R Unit-unit variable numbers of tandemly repeats (Wf adalah therapy) Strateginya adalah dengan me dalam Suatu
G. R E S T R I C T I O N Fragment Length P O L Y M O R P H I S M (RFLP) & OS ATE Ll^ salah satu cipe mscrs.- yang sering dijumpa. (mis-gen yang mengode adenosin deaminas^^ ^
Polimorfisme Nukleotida Tunggal (Single Nucleotide P O L Y M O R P H I S M
Dalam genom manusia terdapar dan muncul
langan menyebabkan RFLP. VNTR dapat diwariskan dan daiam
unir ini bermanfaat untuk memastikan keterkaitan gen.
[SNP]) tandemDNAyangpendek(2-6pb)> Unit-UnIt vektor yang akan mudah diserap dan ^ lang Uini diteliti genom
dengan suatu p e n y a k i t dalam suatu keluarga atau kelomP atau unik
50.000 sampai . 00 000, kah
sekitar 35)^ sel pejamu. Sel prekursor sumsum menetap di
Perbedaan sekuens DNA yang disebutkan di atas dapat menyebabkan bagi suatu ind.vldu sehingga berfungsi sebag sidik-jari
tersebut menggantikan RFLI ^ag ditemukan-
untuk tujuan ini karena sel-sel ini ternyat^ <
variasi tempat-tempat restriksi dan, karenanya, variasi panjang molekular individu tersebut.
berbagai pelacakan genom karena h* * dc pCR yang
fragmen restriksi. Demikian juga, polimor- dan mengingat pemakaian rutin me
sensitif.
NO / 431

yang tinggi. Metode-metode spektrometri massa yang lebih


430/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI sin Cn^' ^an sPes^k ^n biasanya berupa oligonukleotida behCtl ^ Pa^a Sc^l,a*1 kaca baru memungkinkan kita mengidentifikasi ratusan hingga
obyek mikroskop" dcngan luas ttli_Crapa scnt,meter persegi. Dengan ribuan protein dalam protein yang diekstraksi dari sel dalam
menggabungkan r>u scmacam ini dengan deteksi pelacak asam jumlah terbatas (<1 gram). Informasi penting ini memberi
DNA intak dari atD::',bd fluorcscn >'a'ig sangat sensitif dan berasal eksn ^ M,ara Pcnc*'t' tahu peneliti mana dari sekian banyak mRNA yang
dapat menghasilkan profil terdeteksi dalam penelitian pemetaan microarray transkrip
5' Fragmen denprCSI 8cncn ^m,s kandungan mRNA sel spesifik) seba,n",CCPat 1 a,uirat dari yang benar-benar ditranslasikan menjadi protein, yang
contoh sel dan jaringan inf0 ^a 1 8ram arau kurang dari 1 gram. Olch karena umumnya menjadi pcnentu utama fenotipe. Cara-cara baru
itu, dalam bidang genetika untuk mengidentifikasi interaksi
sel) rmaS,i transkriPtom (keseluruhan kumpulan mRNA claj UntU sc* atau iar'ngan antarprotein dan fungsi protcin juga telah dikembangkan.
Probe tersebut dapat cepat diperoleh mem W?.'V *Kinva beberapa hari. Informasi Penghentian ekspresi gen di seluruh genom secara
awal
transkriptom Vanp1118 n. .klta mcrnPerkirakan kumpulan protein or,' 11Ung i'1 1 sistematis, dengan menggunakan SiRNA atau genetic
Cambar39-11. Teknik chromo iekspiesikan di dalam sel, jaringan, atau HiRNAtTtUUU dalam keadaan interaction screen letal sintetik, telah diterapkan untuk
p.ist. gen m, tidak diketahui, telart te^TikihenkX aka" t,iisolasi dl,ri sebu.ih potongan besar I )NA. I okas. normal dan sakit berdasarkan yam, ,yan! apat di scUsd tersebut. Pemerikasaan menilai kontribusi masing-masing gen terhadap berbagai
DNA (dalam gambar ini cfipertilSto^^^^^/^.^^-kl C-, yang diarahkan ke suatu .ragmen high tl C cnS aP IT>etode penentuan profil transkrip yang pL rW|l,ni ada'ah proses dalam sistem model (ragi, cacing, lalat) dan sel
dinprnia?Jran^ an fra^men sisiPan DNA vano h t (''nilk,,,n juga |HT|)usI.ika.in klon sang mrng.indung
P metri massa sampel n ompleks dengan sensitivitas dan throughput
S cktr
mamalia (manusia dan mencit). Pemetaan jaringan spesifik
P -rl.ha kan pada gambar ini. Pelacak hanvn , Pan8 lindih. Untuk tampak. hany.i lima Iragma y.mg
agmen yang kemudian dapat diisohsj din rl '1'1 "T akukan hibridisasi dengan klon vang mengandung interaksi antarprotein yang mencakup genom keseluruhan
sampa, fragmen 4 berhibridisasi dengan^ Unfuk Pelacak fragmen J. Prosedur mi diulang telah dilakukan dengan menggunakan varian-varian high-
8 S n 5, yang mengandung sekuens lengkap gen X.
throughput dari dua tes interaksi hibrid (Gambar 39-12).
pendekatan Metode yang sederhana

sumsum tulang dan berprolifcrasi di tempat tersebut. Gen yang mengontrol tempat gen tersebut menetap- ^,(1geluaran
dimasukkan akan mulai mengarahkan ekspresi protein pelengkap laindan jauh lebih sulitadalah
produknya, dan hal ini akan mengoreksi defisiensi produk gen ge
tersebut pada sel pejamu. n
selektif sebuah gen dari genom. Hewan dengan ,ltlj rnutasi
K. H EWAN T RANSGENIK
(biasanya mencit) dihasilkan dengan menciptakan SUj<ernUdian
Terapi sulih gen sel somatik yang dijelaskan di atas jelas tidak yang merusak total fungsi sebuah gen. Mutasi i*11 ^ ^ tunas
akan diwariskan ke keturunan. Strategi lain untuk mengubah digunakan untuk mengganti satu atau dua gen -^in hewan
turunan sel germinativum pernah dirancang, tetapi baru dicoba embrionik yang dapat digunakan unruk menghasj ^ ^ jenis
pada hewan eksperimental. Sejumlah tertentu gen-gen yang transgenik heterozigot. Perkawinan antara dua ,c (I|ulsilkan
disuntikkan ke dalam ovum mencit yang telah dibuahi akan ini berdasarkan hukum genetika Mendel akan, Ilie ^e(,erapa
bergabung ke dalam genom dan ditemukan baik di daJam sel mutasi homozigot pada 25% anak. Ielah diciptaka* ^ 'j~eknik
somatik maupun sel germinativum. Ratusan hewan transgenik ratus galur mencit dengan knockout gen-gen terten[ telah
telah diciptakan, dan hewan-hewan ini bermanfaat untuk analisis untuk merusak gen di sel, atau organ sPC^nl]1> Hal
***jaringan,
rnemanmauuti,
efek spesifik-jaringan pada ekspresi gen dan efek pembentukan DNAdan
dilakukan rc-udisebut113c( ,rorn
Pj* / knockout terkondisi acaU rc' tertentu 1*51
ter-fnhancer)yangmendorongd&P
berlebihan produk gen (mis. produk dari gen hormon --------- (f UPL>-7 _________
inaktivasj
ini ?' nascatau
dapat dilakukan SiRNA,
dengan yang memanfaatkan
keduanya menyebabkan kasus-kasUs
kombinasi ^en c*mb.lr3 . JL-JdZ ________________________________
pertumbuhan atau onkogen) dan dalam menemukan gen yang promotor-penguat(/^;v9;wo/d7-
Metode ini sangat bermanfaat dalam
berperan dalam perkembangansuatu proses yang sebelumnya
yang menvr.kTp10 ? ?'8Cn sc,ama tahap perkembangan awal
ciinerWh^i Skema dua sistem hibriH
sulit diteliti. Pendekatan transgenik baru-baru ini digunakan untuk (1 ^89), tn herbagai komponen d.lsar I"' me"8identifikasi dan menenlukan karaklerisasi i,eraksi antarprotein. Dalam skema ini yang berSuni! dal- sistem rai T
S'S'em V=nS walnya d,rancang oleh Helds and Song Mature 340:245-246
hanya dir an Per,urr,huhan prototrofif 8'5 'V ,? rePorler sualL!' Pena|,da selektif [selectable marker] (misalnya, sebuah gen
memperbaiki suatu defisiensi genetik pada mencit. Ovum yang y babkan letahcas pada mudigah. nskrip rha & yang b'^Vesikan saat faktor transkriosT^ ^ menSh'lkan enzln' in'u,k lxn;ln ^brimetrik koloni, seperti p-galaktosidase) yang moduli arna abu-abu SelaP>- (2) Bair T"8
telah dibuahi yang diperoleh dari mencit dengan hipogonadisme U,U S
" P PUngL'a' ,erkai> Icis-llnked enhancerI (bagian

genetik disuntik dengan DNA yang mengandung sekuens Penentuan Profil Protein nengik!, B mengikat domain (DBD yan. ?" pro,eln <DD;X) ' ^ .8n kirner/ gabungan mengekspresikan DMA
ini Xlt'0" *ngan afinitas dansSf"8 di(Jerlcl H 'IT" PTm LX A bak>"i. keduanyf merupakan DNA
pengode untuk protein prekursor gonadotropin-releasing Protein ?ba,l<an dengan X. Pada dua perml ymi "neS^, *8abunSkan dala" salu Skaian untuk kepentingan protein, dalam skema Dnr^da,ur dap' diSabunSl<an ^luruhaan kila
^hanvaT'" Pa beteraksi dengan protein X alau lidak.
hormone (GnRH). Gen ini diekspresikan dan diatur secara normal nemuncak 0^ da'3m beberaPa d>un teraJchir telah mi digaJ tem dengan afm.tas clan sPosif8isiGD. ,3 , Protein "predator" (y. uHa a.au e m u n g k . n a h a n y a bag.an pro.ein X yang diekspresikan dalam rangkaian
di dalam hipotalamus sejumlah mencit yang dihasilkan, dan genom kcsdurZTn * nukfam*
kan
Protein v r dengan X. Pada dua perm! ^ tmg8 " - . meWak,l^eTts SiZX VP 16 m yang disatukan dalam rangkaian dengan domain
dengan CfJator dapat digabungkan so hibrid' ki,a men8Uj' apa ........................................................................................
,rus Herp S:mPvtrea Ldaa.............
kP:ni,r0,ein Ca 14 ragi). Sistem inimetupakan
hewan-hewan ini tetap normal daJam segaJa aspek. Keturunan dan pemecahan i Crmasuk 8enom dalam pertunasan ,iD
aktivasi (3) Protein "predator" (y A ya atau kemungkinan lain sering hanya bagian protein
,u,ln e la an tf x ansaktivator
^nn A- i -i
cacitif' C* i rUgl berbagai bakteri, lalat buah, nskr,
tes yanK h 'P si (AD an scr
V 8 'ng beriP1, ?y n8 me ' i Pengg*bungan protein spesifik X yang disatikZ ^I10^^^
vaki, yang mengikat penguai
hewan-hewan ini juga tidak memperlihatkan tanda-tanda wrtcntu ber,^nfaat pada interaksi berh )ro(ein virus HerPes Simp,eks VP 16 mpun r rangkaian dengan
X-orotein >
r e,er-mencit'
defisiensi GnRH. Oleh karena itu, hal ini merupakan bukti terjadi s l!dak teriadi transkripsi gen re 831 Pro'ein, antara protein X dan Y karena pada ketiadi 14 ra8l)' S'Stem m meruPakan
diketahui sekuensnya d gCnm ^
ekspresi transgen di dalam sel somatik dan keberlangsungannya di Ketersediaan dengan cara yang semakin cepat. keadaan 88a menghasilkan AD fu,J)0r(er- ,eh karena itu, kita mengamati transkripsi hanVi " ,ransaktivator yang mengikat penguat
dalam sel germinativum. mengan i'0'' pro,cin DBD-X itu sendiri !^?al ke Unit {nskripsi terkait cis, yang pada kasus ini * ,eriadi interaksi protein X-protein Y
tersebut LUng Sua,u AD- Demikian ju' ak dapat mengaktifkan transkripsi reporter karena d mn8akti,kan transkripsi gen reporter. Pada
kemajuan dalam bidang3! ^ - m <0j<urangan DBD untuk membt')('.Prtcin Y'AD ilu sendiri tidak akan dapat rneni>o/<t- ?main~X yang disatukan dengan DBD tidak
Dosrajpsfl atawJ Knockout Gem Target dikentbang^annya beberana Tl mendorong i.xt8,kat penguat, dan membentuk iPr,ein mencapai penguat. Hanya jika kedua ' 10 transkriPsi gen reporter karena protein
~AD, aktivasi transkripsi gen ren 0ni,>a,i "protein biner (binary protein)" transaktivv Prlcin tersebut diekspresikan dalam suatu sel
Pada hewan transgenik, penambahan satu atau lebih salinan kebanyakan diLarklnZdT'^J mh~ technology. Sekaram, L' $erta rtrdan sintesis mRNA dapat terjadi (garis abu ! ,un8sinal melalui interaksi protein-protein

suatu gen ke genom dilakukan, dan tidak ada cara untuk high denstty mtcroarray pBD abu
d^ri AD ke gen reporter).

tneneendmknn k 'ta mem,,iki kemampuan unruk engendapkan nbuan


sekuens DNA yang dapat diuraikan,
ihi untuk menghasilkan hewan transgenik.

REKOMBINAN, & TEKNOLOGI GENOMIK


/ 433
BAB 39: GENETIKA MOLEKULAR DNA
Plasmid: Molekul DNA yang kecil, sirkular, dan

432
/ BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI, & REPLIKASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI ekstrakromosomal yang bereplikasi tanpa
Jal- Hairpin (jepit rambut): Rangkaian heliks ganda yang bergantung pada DNA pejamu.
.~vakitim
1 11 dibentuk oleh pasangan basa antara sekuens- sekuens Polimorfisme mikrosatelit: Hcterozigositas
meneliti mekanisme gangguan regi'l- - ' ^^ suatu pengulangan mikrosatelit tertentu pada
T fn," i<ampuh
namun yang menggunakan
ini dapat diterapkan
DNA Won padadigunakan
sel bakteri, ragi, atau menyebabkan penyakit, untuk mondiaii11^^ penyakit ny* komplementer yang berdekatan di dalam
u,,; lokasi eendi regio
metazoa, dan memungkinkan kita mendeteksi tertentu kromosom,
interaksi genetik, dan semakin sering untuk meng untai tunggal RNA atau DNA. seseorang. Polymerase chain reaction (PCR:
untuk mTngTdentifitoi gen penyebab penyakit, untuk
antarprotein spesifik di dalam sel hidup. Eksperimen Hibridisasi: Penyatuan kembali secara spesifik untai- Reaksi berantai polimerase): Metode enzimatik
genetik.
rckonstruksi menunjukkan bahwa interaksi antarprotein dengan untai asam nukleat yang komplementer (DNA untuk mengode secara berulang (sehingga
afinitas Kd - 1 JiM atau lebih ketat dapat sccara mudah dideteksi dengan DNA, DNA dcngan RNA, atau RNA dengan memperbanyak) kedua untai DNA yang
dengan metode ini. Bcrsama-sama, teknologi-teknologi ini RNA). membentuk sekuens gen tertentu. Primosom:
DAFTAR ISTILAH
merupakan alat yang sangat hebat untuk menguraikan / Uu^nS >an? Kompleks helikase dan primase yang dapat
Insert (sisipan): lambahan panjang pasangan basa di
kerumitan biologi manusia. bergerak dan berperan dalam replikasi DNA.
ARS: Autonomously replicating sequence \~- . dalam DNA, yang umumnya dimasukkan dengan
Probe (pelacak): Molekul yang digunakan untuk mendeteksi
Teknik-teknik microarray, hibrid dua high-throughput, bereplikasi sccara otonom); origin J teknologi DNA rekombinan. keberadaan suatu fragmen tertentu DNA atau RNA, contohnya
penghentian (knockdown) genetik, dan eksperimen identifikasi (awal replikasi) pada sel ragi. -s QNTA. Intron: Sekuens suatu gen yang ditranskripsikan, tetapi koloni bakteri yang dibentuk dari perpustakaan genetik atau
protein dengan spektrometri massa telah menghasilkan data Autoradiografi: Dctcksi molekul radioaktif ^0jcjcu| kemudian dieksisi sebelum ditranslasikan. sewaktu analisis oleh teknik transfer blot-, pelacak yang sering
dalam jumlah yang sangat bcsar. Selama ini, penangan- an data RNA, protein) melalui visualisasi CL Klon: Sejumlah besar organisme, sel, atau molekul yang digunakan adalah molekul cDNA, oligodeoksinukleotida
dan interpretasi informasi yang sangat banyak dida- patkan dari tersebut pada film fotografik.
identik dcngan satu organisme, sel, atau molekul sintetik dengan sekuens tertentu, atau antibodi terhadap protcin
studi-studi yang mengandalkan metode statis- tik; dan teknologi Bakteriofaga: Virus yang menginfeksi untai
induk. spesifik. Proteom:Keseluruhan kumpulan protein yang
baru ini, bersama dengan membanjirnya informasi sekuens Blunt-ended DNA (DNA berujung tump11^' . nt7 yang
Kosmid: Suatu plasmid tempat disisipkannya sekuens diekspresikan di dalam suatu organisme.
DNA, mendorong dikembangkannya bidang bioinformatika dan dari suatu dupleks DNA dengan ujung'11* 17
DNA dari bakteriofaga Iamda yang diperlukan Pseudogen: Segmen DNA tak-aktif yang
biologi sistem, disiplin baru yang tujuannya adalah membantu sama rata. plem^nter
cDNA: Molekul DNA tin tai-ttinggal yang koini^.ntesjs untuk mengemas DNA (cos sites)-, hal ini muncul
menangani, menganalisis, dan mengintegrasikan limpahan melalui mutasi gen induk yang aktif.
terhadap suatu molekul mRNA dan ^ rcVme memungkinkan DNA plasmid dikemas secara in
informasi biologi yang penting ini. Di masa mendatang, studi- Reverse transcriptioti (transkripsi terbalik): Sintesis DNA
dari molekul mRNA tersebut oleh ker> vitro. yang diarahkan oleh RNA yang dikatalisis
studi yang melibatkan bioinformatika, penentuan profil protein
transkrip, dan biologi sistem akan menghasilkan revolusi ly^j!ranSCriPt<ise- Ligasi: Penyatuan dua rangkaian DNA atau RNA menjadi oleh reverse transcriptase.
pemahaman kita tentang fisiologi dan ilmu kedokteran. iST'-r iSticky e"deriDNA>- Untai-unoi satu melalui ikatan fosfodiester yang dikatalisis oleh RT-PCR: Metode yang digunakan untuk menghitung
enzim; enzim tersebut masing-masing adalah DNA
d^ttmP mTCr Pada A yang mcnonjol kadar mRNA dengan mengandalkan langkah pertama
RINGKASAN dari uLn U-U"8 ber,a'vanan DNA chipl^ atau
dan RNA ligase. pengkodcan cDNA pada mRNA yang dikatalisis oleh
Lines: Long interspersed repeat sequences. reverse transcriptase sebelum amplifi-
Kini telah dapat diterapkan berbagai teknik yang sangat miRNA: MikroRNA, spesies RNA dengan panjang 21-25
oihztju T^uIdl,p,cksyangbcrbcdj kasi dan kuantitasi oleh PCR.
sensitif untuk mengisolasi dan mengetahui karakteristik gen
.. ;nga Bhint-endcdDNA, nukleotida yang berasal dari unit transkripsi RNA Sekuens berulang mikrosatelit: Sekuens
DNA rekombinan: DNA sebelumnya).
yang mengajan** . |^condJ
serta mengukur kuantitas produk gen. >MA mengalami perubahan polimerase II, panjang 500-1500 pb melalui berulang yang tersebar atau berkelompok
karena penyisipan ... K-v.-r suatu sekuens lek^a| pNA
deoksl,
Dalam pengklonan DNA, segmen tertentu DNA dikeluarkan I'lrotida
yang sebelumnya tidak terdapat dalam pengolahan RNA. RNA tersebut, yang ditemukan dengan panjang 2-5 pb dan diulang hingga
u 50 kali. Dapat ditemukan di
dari lingkungan normalnya dengan PCR atau salah satu dari mol baru-baru ini, diperkirakan berperan penting
yang sudali ada dengan cara enzimatik--M-
atau lcimia''i- 50-100 ribu lokasi di dalam genom.
berbagai endonuklease restriksi. Segmen ini kemudian dalam regulasi gen.
Endonuklease: Enzim yang mcmccah ikacan interna t Molekul kimer: Suatu molckul (mis. DNA, RNA, protein) Sines: Short interspersed repeat sequences.
diligasikan ke dalam suatu vektor tempat segmen DNA _ dalam DNA atau RNA. Sinyal: Produk akhir yang diamati ketika sekuens ter- tentu
tersebut dapat diperbanyak dan diproduksi dalam jumlah yang mengandung sekuens-sekuens yang berasal dari
Eksinuklease: Nuklease eksisi yang berperan dalam DNA atau RNA terdeteksi dengan autoradiografi atau
besar. dua spesies yang berbeda.
perbaikan DNA dengan cara pertukaran nukleotida. metode lain yang serupa. Hibridisasi dengan
DNA yang telah diklon dapat digunakan sebagai pelacak Northern blot: Metode untuk memindahkan RNA dari gel
Ekson: Sekuens sebuah gen yang diwakilkan (diekspre- polinukleotida radioaktif komplementer (mis. dengan
(probe) di salah satu dari berbagai jenis reaksi hibridisasi agarosa ke filter nitroselulosa, yang dapat mendeteksi
sikan) sebagai mRNA. RNA dengan pelacak yang tepat. Oligonukleotida: Southern atau Northern blotting) sering digunakan untuk
untuk mendeteksi potongan DNA terkait atau terdekat lain,
Eksonuklease: Suatu enzim yang memecah nukleotida menghasilkan sinyal.
atau dapat digunakan untuk menghitung produk gen, seperti dari ujung 3 atau 5 DNA atau RNA. Sekuens nukleotida tertentu yang pendek dan disatukan
SiRNA: Silencing RNA, dengan panjang 21-25 nt dan dibentuk
mRNA. Enzim restriksi: Suatu endodeoksinuldease yang mc oleh ikatan fosfodiester biasa. ^r*: Origin of replication
oleh degradasi nuklcolitik selektif RNA untai-ganda yang
Manipulasi DNA untuk mengubah strukturnya sehingga nyebabkan pemutusan kedua untai DNA di tem- (asal/pangkal replikasi) DNA. PAC: Vektor pengklon
berasal dari sel atau virus. SiRNA yang terikat kuat dengan
disebut sebagai rekayasa genetik adalah elemen kunci dalam pat-tempat yang sangat spesifik, yang dicentukan berkapasitas tinggi (70-95 kb) yang didasarkan pada
berbagai tempat spesifik pada target di dalam RNA yang
pengklonan (mis. pembuatan molekul kimer [gabungan]) dan bakteriofaga E. coli litik Pl yang bereplikasi di dalam
oleh sekuens basa. menyebabkan
juga dapat digunakan untuk mempelajari fungsi fragmen Fingerprinting.: Pemakaian RFLP atau sekuens bakteri sebagai suatu elemen ekstrakromosom.
tertentu DNA dan menganalisis cara gen-gen tersebut diatur. berulang I'alindrom: Sekuens DNA dupleks yang sama jika kedua SNP f ad/aSi mRNA (Sen knockdown" ).
Molckul DNA kimer dimasukkan ke dalam sel untuk DNA untuk membuat suatu pola tersendiri untai dibaca dalam arah berlawanan. ^fpustakaan rngle nucleotide polymorphism (polimorfisme
nu
menghasilkan transfeksi sel atau ke dalam oosit yang fragmen DNA untuk masing-masing orang. (library)*. Kumpulan fragmen- fragmen klon yang leotida tunggal). Merujuk pada fakta
Footprinting: DNA dengan protein yang terikat mewakili keseluruhan genom. Perpustakaan dapat berupa bahwa
padanya akan resisten rerhadap pencernaan oleh var,asi genetik nukleotida tunggal di sekuens
DNA genomik (yang di dalamnya terdapat intron maupun
enzim DNase. Jika reaicsi styDNase. JiUa reaksi sequencing dilakukan
ekson) atau cDNA (yang hanya mewakili ekson).
dengan menggunakan DNA ini, akan terdeteksil*r>lcsj
suatu daerah terlindung yang mencerminkan jejak
(footprint) protein tersebut.
BAGIAN IV: STRUKTUR, FUNGSI & pfpm,
434 /
ASI MAKROMOLEKUL PEMBAWA INFORMASI
genom terdapat pada lokus-lokus tersendiri d Translasi- BAGIAN V
sepanjang kromosom. Pengukuran perbedaan SN1 T *** sr* ^ mRM
alel bermanfaat dalam studi-studi pemetaan gen. ranslasi t-il-'L
snRNA: Small nuclear RNA (RNA kecil di dalam untuf, 'Tr'*nsl<ition): Suatu Biokimia Komunikasi Ekstrasel & Intrasel
nukleus). Famili RNA ini dikenal melalui perannya teknik
dalam pengolahan mRNA. '""PuanUNA 'f'' ?*?
NA ber
mcn
guraikar /'"'""erase dari E. cob untuk <>ick-
Southern blot: Metode untuk memindahkan DNA dari ,r {) , w,u l)NA vang [dah tertakik
gel agarosa ke filter nitroselulosa, tempat DNA rerscbut L Knu,dl->n menvimesis kembali untai
dapat dideteksi dengan pelacak yang sesuai (mis. digunakw nufe'ida 'rifosfhi radioaktif
RNA atau DNA komplementer).
akan berlab, i ' ^ dibruk kembali tersebu, ^radioaktif P"
Southwestern blot: Metode untuk mendeteksi interaksi dgnakan sebagai pelacak
protein-DNA dengan menggunakan pelacak DNA /
berlabel pada suatu membran transfer yang c
ktor: P/is/nci
mengandung protein renaturasi. np ?A Membran: Struktur & Fungsi
Spliceosome: Kompleks makromolekul yang berperan dalam vt
splicing mRNA prekursor. Spliceosom terdiri dari sedikitnya Pengklonan ^alanmya untuk cujuan
Robert K. Murray, MD, PhD & Daryl K. Granner, MD
lima RNA nukleus kecil (snRNA; Ul, U2, U4, U5, dan U6) dan
western blot
banyak protein. Splicing: Pengeluaran intron dari RNA
disertai olch penyatuan ekson-eksonnya. nitrmeh,ldL '""Ul< memndahkan protein ke
Hltcr

Tandem: Digunakan untuk mendeskripsikan salinan- denean l , tCmPat protein dapat dideteksi gan
salinan dari sekuens yang sama (mis. DNA) yang dan pelacak yang sesuai (mis. antibodi)-
terletak berderet-deret.
Transferase terminal: Suatu enzim yang menambahkan pERAN
nukleotida dari satu tipe (mis. residu deoksiadeno- KERENS/ BIOMEDIS
se. e siensi atau perubahan spesifik pada komponen mem ran
nukleotidil) pada ujung 3 untai DNA. tertentu menyebabkan berbagai penyakit (lihat a e 0-5).
Transgenik: Menjelaskan insersi DNA baru kc dalam sel
FriC
iT - A
NG Membran adalah struktur plastis atau lentur yang sangat ter *
Uw,ngenomics CuTo'^ throughput screens Membran plasma membentuk kompartemen ertutup yang Secara singkat, fungsi normal sel bergantun<> pada
germinativum dengan menyuntikkan DNA tersebut ke kenormalan membran. "
dalam nukleus ovum. mengelilingi protopl asma sel untuk emisahkan satu sel
Transkripsi: Sintesis asam nukleat yang diarahkan oleh dcngan sel lain sehingga terbentuk sel k' . litas seL Membran
DNA cetakan; biasanya adalah sintesis RNA yang plasma memiliki permeabilitas S ed -T dan bckcr,a seba6ai r.^lEL,HARAAN LINGKUNGAN ,NTRA- & EKSTRASEL
diarahkan oleh DNA. ^^^^,^^^S7ParhOSCniSa"d ^ld KAN HAL MENDASAR BAGI KEHIDUPAN
Penghalang (sawar) sehingga Pcr cdaan komposisi antara
Transkriptom: Keseluruhan kumpulan mRNA yang M <>ld,nan Rn , r;Hcy Press, 1989.
L G
bagian dalam dan luar sel apat dipertahankan. Permeabilitas Kehidupan berawal di lingkungan yang mengandung an, j a 1,
diekspresikan dalam suatu organisme. selektif terutama eibagai reaksi enzim, proses di tingkat sel serta su sc , an
fine! V nm ZTl ' "* sub Un8kinkan Ieh adanya kanal dan pompa untuk ion dan fU Strat- seterusnya berkembang untuk berfungsi dalam ing un &an
Membran plasma juga mempertukarkan zat dengan !ng ungan tersebut. Karena mamalia hidup di lingkungan gas, agaimana
Wcar; , Ccn,an, 199? <c"2- Scientific American ekstrasel melalui eksositosis serta endositosis, keadaan cair ini dipertahankan? Membran me ana an nya
^ an terdapat bagian-bagian khusus di struktur membran
nerall Dl yy .
car
taut celah (gap junction)tempat sel-sel yang berdekatan
dengan menginternalisasi dan membagi- bag. air tubuh dalam
05
*'d U^ryZ-sT!Z" W C//'"<'-7/ /W"' cJ kompartemen-kompartemen.
mempertukarkan zat-zatnya. Selain itu, membran plasma
berperan penting dalam interaksi antarsel dan dalam
penyaluran sinyal transmembran. Air Internal Tubuh Mengalami
KomPartementalisasi
Membran juga membentuk berbagai kompartemen USUs di
lcni
dalam sel. Membran intrasel semacam* ini mem antu bentuk sekitar 60% massa tubuh tanpa-lemak (lean ) s-
membentuk banyak struktur-struktur yang Cp Cda Secara pada tubuh manusia dan terdistribusi dalam dua
morfologis (organel), misalnya mitokondria, kompartemen besar.
retikulum sarkoplasma, kompleks Gol^i, granula
sekretorik, liSOSom, dan membran nukleus. Membran A^C AIRAN INTRASEL (C IS )
melokalisir enzim> berfungsi sebagai elemen integral dalam ^TmembTmukT- m'ngandun8 dua-pertiga air tubuli total (1)
penggabungan eksitasi-respons, dan menjadi tempat untuk membenSkungan yang bermanfaat bagi sel untuk
memperbaikJd-.m.C"yimPan> d;ln menggunakan energi; (2)
transduksi energi, misalnya pada fotosintesis dan khusus. ,r,;
bereplikasi; dan (4) melakukan tugas
fosforilasi oksidatif;
, Perbahan di dalam struktur membran (mis. akibat
,skeinia) dapat memengaruhi keseimbangan air dan aliran ion
sehingga dapat memengaruhi SCmua proses di dalam

435
12 3
O CH,-

436 /
BAGlANV:BI0<,MlAK0MUN,KAS,EKSTRASEt&
INTRASEL BAB 40: MEMBRAN: STRUKTUR & FUNGSI / 437
A?0) Utama pada Membran Mamalia
MEMBRAN ADALAH STRUKTUR ..plD, KOMPLEKS Kolestero? Pid/ G,ikosfin9oliPid' &
C.STEROL

YANG TERDIRI DAR1 1 PROTEIN, & KARBOHIDRAT


Cairan Ekstrasel i r- terdapat di ^ F OSFOLIPID Sterol yang terbanyak ditemukan pada membran adalah
............ 6 _Ca,ran Infrasel kolesterol (Bab 15), yang terutama terletak di membran plasma
Kita terutama akan membahas membran yaS jj^jaskan dalam fQ r Ci,lu kc*as fsflipid utama yang terdapat di membran, tlI| 8 Crida adalah ,osfolipid
140 mmol/L sel mamalia, tetapi juga dapat ditemukan dalam jumlah yang
sel eukariot, meskipun banyak prinsip >rfn^>nl^ran sd juga berlaku terbanyak dan terdiri dari <ja] nS Punggi,ng gliserol tempat melekatnya dua lebih sedikit di membran mitokondria, kompleks Golgi, dan
4 mmol/L bagi membran prokariot. Berbagai m Jalam memiliki komposisi asam lemak m 1 atan ester dan satu alkohol terfosforilasi (Gambar 40- nukleus. Kolesterol terselip di antara fosfolipid membran
yang berbeda, seperti terc^r _ rasio protein terhadap lipid jumu"r''UCn aSam lemak biaKnya adalah molekul dengan jg 1 a 1 <arkn gcnap,
2,5 mmol/L dengan gugus hidroksilnya pada permukaan yang menghadap
(Gambar 40-1 ) ,r>ienlbran- mengherankan mengingat perbedaan terutama yang mengandung 16 atau ;Cn fr n Asam-asam lemak ini tidak lingkungan cair dan sisanya di dalam lapisan membran.
1 ,5 mmol/L hing5* 1 terCUtUp membran tersebut. Membran adalah strU^ClJjajani bercabang dan dapat adal l ataU tak'ienuh- hosfogliserida yang paling sederhana Kolesterol memengaruhi fluiditas membran seperti akan
ckn mirip-lembaran asimetrik dengan permukaan * . luar yang ah asam fosfatidat, yaitu 1,2-diasilgliserol 3 -fosfat, suatu lainTnT1 kunci dalam
100 mmol/L 27 dibahas kemudian.
berbeda. Struktur berbentuk lembaran ,r^.^ susunan nonkovalen pembentukan semua fosfogliserida ester-fit? Pada fosfo8liser'da lain, 3-
Semua lipid di atas dapat dipisahkan satu sama lain
mmol/L 2 mmol/L yang stabil secara termo<JinaI _ aktif secara metabolik. Protein fosfat mengalami dengan teknik-teknik, seperti kromatografi kolom, lapis tipis,
yang mc^a^U^a/1cerdapac fungsi spesifik organel, sel, atau kolin aS-' mcnjad suatu alkohol, misalnya etanolamin, dan gas-cair serta strukturnya dapat diketahui dengan
5,5 mmol/L ; organisme, bany3 tli dalam membran. serin, gliserol, atau inositol (Bab 15).
yan ^ Utama kedua Pada fosfolipid adalah sfingomielin, Rlise spektrometri massa.
2 g/dL Setiap membran sel eukariot memiliki komposisi lipid
?ec8andun8 tU,anS Punggung sfingosin dan bukan c ; uatu asam
lemak melekat pada gugus asam amino membran yang agak berbeda meskipun fosfolipidnya tetap
GufT. melalui ikata" amida yang membentuk seramid. me U7fdroksi1 merupakan kelas utama di semua sel.
B. CAIRAN EKSTRASEL (CES) Primer Pada sfingosin mengalami esterifikasi njadi rosforilkolin.
Sfingomielin, seperti diisyaratkan oleh am a nya, banyak Lipid Membran Bersifat Amfipatik
Kompartemen ini mengandm^~7~\ ditemukan di selubung mielin.
Semua lipid utama pada membran mengandung bagian
,r da" rerdistribusi antara pfe a
'> tubuh Mielin 0.23 fosfnl- i1'1 dan komPsisi asam lemak pada berbagai 'P berbeda-beda
bergantung pada membran selnya. hidrofobik dan hidrofilik sehingga disebut amfipatik. Jadi,
inters tisium. Cairan ekstrasel adalah suatu" k0mPar'cm membran itu sendiri bersifat amfipatik. Jika bagian
ran ini membawa ke sel nutrien I em Penyalur. Sel hati
B
- G LIKOSFINGOLIPID
hidrofobiknya dipisahkan dari bagian lain molekul, bagian ini
0.85
emak, asam amino), oksigen, berbae"'5-8lukosa' asan> mencit
tidak akan larut dalam air, tetapi larut dalam minyak.
dan berbagai molekul result T Sebaliknya, jika bagian hidrofilik dipisahkan dari bagian
Sel batang
mengoordinasikan fungsi sel-sel * S,<tn,?n) ^ _r retina (sapi) 1.0 molekul lainnya, bagian ini tidak akan larut dalam minyak,
ekstrasel mengeluarkan CO produk sisaT ^ Cairan o tetapi larut dalam air. Sifat amfipatik fosfolipid diperlihatkan
yang re,ah didetoksifikasi L Eritrosit
Q. pada Gambar 40-3. Oleh karena itu, gugus kepala polar pada
manusia
1,1 fosfolipid dan gugus hidroksil kolesterol bertemu dengan
Komposisi Ion Cairan Intrasel & CL. dan jS^n8l*P'd (CSL) adalah lipid yang mengandung gula m,n
lingkungan air; situasi serupa berlaku bagi gugus gula GSL
Sangat Berbeda & Eksrasel 1 tLlk dari tulan8 Punggung seramid; golongan ini can I UP 8alaktosi,_ dan
(lihat bawah).
Q Ameba 1.3 S'ukosilseramid (serebrosida) dan b ig losida. Struktur
Lingkungan internai kava alcn K". E
c glikosfingolipid ini dijelaskan pada Bab
adalah anion utama nya seperti din Tk ^ dan fsfat * enyawa golongan ini terutama ditemukan di membran
u Sel HeLa plasma sel.
40- 1. Cairan efatrasi ita^dai ^tndt" ^ V 1.5

Ca- yang tinggi dan C l - l . andungan Na' serta Gugus kepala polar
jugadbahwa konsentrasi eJuko 1 Utaman>'a- perhatikan Membran luar
*,r, i "" mitokondria 1.1
unruk protein berlaku keadaan seh I L an8kan
terdapat perbedaan ini? Lingkungan primord,"!dipe^T"
merupakan tempat asal kehidupan dahulu yann- , P ' "akan Retikulum
sarkoplasma 2,0 Asam lemak
dan Mg*. Oleh karena itu masuk akal jika refksi en
Ekor hidrokarbon apolar
proses biologis lain berkembang maksimal dalam linlu O
tersebut seh.ngga konsentrasi ion-ion ini di dalam sel m T Membran 3.2 II
dalam mitokondria R, C 0-1CH2
tinggi. SeJ menghadapi tekanan seleksi yang tineei sew t l
berubah secara bertahap menuju komposisi yanfkaya M"' R2 c o 2CH
11
J
r I r vt,usiperang!;atbiokimiadan Perbandingan protein terhadap lemak
-O-
USS

sekali baru akan memerlukan perubahan yang sangat besar Gambar 40-3. Diagram fosfolipid atau lipid membran lainnya. Gugus kepala polar besifat
Iadi, sel membentuk pembatas (sawar)membran disertai hidrofilik, dan ekor hidrokarbon bers. at Jnnh TO aaU "POfiiik- Asam-asam lemak di ekor dapat
Glisero' Alkohol
pompauntuk mempertahankan lingkungan mikro internal Gambar 40-1. Rasio protein terhadap lipid di berbagai membran. Protein sama atau melebihi jumlah bersifat jenuh <S) atau tak-jenuh (U); asam lemak jenuh biasanya melekat ua*n ' gliserol dan
lipid di hampir semua membran. Pengecualian yang mencolok adalah mielin, suatu insulator listrik asam lemak tak-jenuh pada katbon oeraino , lengan di ekor asam |emak tak-jenuh (U) yang
Sam6L40:2- SuatU fOSf8liSeridt T8 memPerlihatkan komponen ^ 2 ' ^ dan VitT ' n a'koho1 terfosforilasi Pada meningkatkan fluiditas membran.
yang terdapat di banyak serabut saraf. asam tosfaticja, R| adalah hidrogen.
BAB 40: MEMBRAN-. STRUKTUR & FUNGSI /439

Kita dapat memperkirakan suatu rangkaian asam amino


438/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL yang terdapat di dalam suatu protcin sesuai dengan lokasi
Indol
l925
uld
> Triptofa transmembran atau tidak. Hal ini dapat 3ilakukan dengan
H,0
japisan- n Urea. melihat suatu tabel yang mencantumkan hidrofobisitas
Asam lemak jcnuh memiliki ekor lurus', sedangkan Seperti yang tc _rlah diketahui p
,lhu> Na'
Cl- Glukosa
gliserol
masing-masing dari 20 asam amino umum dan nilai energi
asam lemak tak-jenuh yang umumnya terdapat dalam bentuk
cis cli membran membentuk ekor melengkung (Gambar 40-
Gortcr dan Grcndei. lapisan bimoIekuIaf ^-aratan
ganda lipid (lipidbilayer) juga dapat mcnK,|lU 1 ^ingan air.
I bcbas untuk memindahkan asam amino dari bagian dalam
suatu membran ke air. Asam amino, hidrofobik memiliki
3). Seiring dcngan bertambahnya lengkungan pada ekor, JI1L r2
termodinamik molckul amfipatik dalam (lic*rupakan 1Q-14 10 10-io m-6 104 1U nilai positif; asam amino polar memiliki nilai negatif.
10-o
membran menjadi semakin kurang terkemas rapat sehingga Lapisan-ganda, dan mkan misel, mci :1 i san-g-
" '*mang ._n-eanda Koefisien permeabilitas (cm/dtk) Nilai energi bebas total untuk memindahkan rangkaian
bersifat lebih cair. struktur kunci dalam membran biologis- ' j^Jrofobik Rendah --------------------- Tinggi 20 asam amino dalam protein kemudian diplotkan untuk
Detergen adalah molekul amfipatik yang penting dalam baSan pjra bagian Permeabilitas
memiliki bentuk lembaran sehingga rn Koc isien er
menghasilkan hydropathy plot. Nilai yang melebihi 20 kkal.
senlC lekul !f P meabilitas air, beberapa ion, dan
biokimia serta pekerjaan rumah tangga. Struktur molekular fosfolipid terlindung dari lingkungan air, ,? 5). Hanya mol'1 konsisten dengantetapi tidak membuktikanlokasi
CoPat her? . mt>mbran lapisan-ganda lipid. Molekul yang
suatu detergen tidak banyak berbeda dari struktur fosfolipid. Hidrofilik terbenam di dalam air (Gambar '* oleh kofisipnn m';n(,mbus suatu membran dikatakan memiliki
hidrofilik terb enam cli uaiam air transmembran.
Detergen tertentu banyak digunakan untuk melarutkan ulaiR den rm0a? y,1n8 .'ngg'- Sedikit dimodifikasi dan diproduksi
ujung atau tcpi lembar lapisan-ganda yang cc rrnukaan Aspek lain pada interaksi lipid dan protein adalah bahwa
protein membran sebagai tahap pertama pemurniannya. _lt balik ciPlaO icm,n r:'r' S,yt>f ' Hiocht'r'*try. ed ke-2. Freeman, 1981. Hak
ingkungan yang tak mendukung, tetapi bahkan Knlit sebagian protein melekat pada salah satu lembar lapisan-
Ujung hidrofobik detergen mengikat bagian hidrofobik canpa tcpi. oleh WH Freeman and Company).
/anp rernaian
yang ini ciap;
tcrpajan mi dapat dihilangkan dcngan ,np kup bcsar ganda melalui ikatan kovalen ke lipid tertentu. Palmitat dan
protein, yang menggeser sebagian besar ikatan lipidnya..
lembar untuk membentuk vesikel tertutup 7 Cli miristat adalah asam lemak yang terlibat dalam ikatan dengan
Ujung polar detergen berada bebas, dan menyebabkan protein-protein khusus ini. Sejumlah protcin lain (lihat Bab
protein terlarut dalam bentuk kompleks detergen-protein
Lapisan-ganda dapat dipcrluas dalam jarak yang ^^an salah dalam ,apl|San8anC,a ,ipid bcrkorelasi dengan kelarutannya
(mis. 1 mm). Lapisan-ganda yang tertutup meflP 46) berikatan dengan struktur glikofosfatidilinositol (GP1).
yang biasanya juga mengandung sejumlah lipid sisa. Pc aiut nonpolar. Contohnya, steroid lebih mudah
satu sifat membran yang penting. I<apis-gan 1 ^ karena n
. o
. 7 ________
, , H u , - i
permeabel terhadap sebagian bcsar molckul kirl!t|*jcjrofobik '"' Membran yang Berbeda Memiliki
lipid Membran Membentuk Lapis-Ganda e e
^ ktro|jt Kc> J k San a,u ,l
l*pid dibandingkan dengan U
molekul-molekul ini tidak akan larut dalam >ntl
Scn itu
Komposisi Protein
ndinekan yang Berbeda
dengan
lapisan-ganda. taan-diri, diri incnoh1SICn. pcimcabl(itas air yang sangat tinggi itu i
Karakter amfipatik fosfolipid menunjukkan bahwa terdapat
Lapisan-ganda lipid terbentuk melalui P ' Entropi 0,0,1
ukur,nnv:r,n 7 Scba8ian daPat diterangkan
dua bagian molekul yang memiliki kelarutan yang tak-sama;
yang didorong oleh efek hidrofobik (Dab - nl0|e[tu[. Pertanvam 1. ketiadaan relatif nmaran. ivw...,------------------
namun, dalam pelarut seperti air, fosfolipid menata dirinya ,arut-Ii
pid B i
Cl <a'ran dengan molekul yang tidak
molekul pelarut di sekitarnya meningkat -saflt
menjadi suatu bentuk yang secara termodinamik memenuhi memnertah ull'1 gratJlC.n konsentrasi transmembran Jumlah berbagai protein di suatu membran bervariasi mulai
molekul lipid menyatu dalam suatu lapisan-gan^a atas.
persyaratan kelarutan di kedua bagian. Misel (Gambar 40- 4) Dua pertanyaan muncul dari pembaha-s*111
Jawa
bannya adalah b ,1 molckul yag tak-larut lipid? kunmgdariselusindi retikulum sarkoplasmahingga lebih dari
larut-
adalah salah satu struktur seperti ini; bagian hidrofobik Jawabannya
c an adalah
Protein iim> n, bahwa membran
\. ITlcmbran mengandung p1^* 100 di membran plasma. Sebagian besar protein membran
mengandung protein,
Pertama, berapa banyak materi biologis yaU& niudah?
terlindung dari air sementara gugus polar hidrofilik terbenam hpid sehingga dapat masuk ke dalam sel dengaI rnc|cj.llj dan protein juga merupakan molckul amfipatik yang aFamfipatik yang dapat daPar dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan
Pa \m molekul
di dalam lingkungan air. Namifn, misel biasanya berukuran Gas, seperti oksigen, CO,, dan nitrogeI1 .irUKiah disisipkan kc dalam lapisan-ganda lipid amfipatik. 1 rotei^ pAr^p^0rCS'S ^ P^akr^am*d natrium dodesil sulfat (SDS-
m
kecil (mis. sekitar 200 nm) sehingga potensinya untuk kecil dengan interaksi terbatas dengan pelarl,t j^oe^sjen naembentuk kanal untuk memindahkan ion dan i ), suatu teknik yang mengubah penelitian ini dengan
membentuk membran menjadi terbatas. berdifusi menembus bagian hidrofobik membran* kecil serta berfungsi sebagai transporter (pengang ^ cepat. Tanpa SDS (sodium dodecyl sulfate), hanya sedikit
permeabilitas beberapa ion dan sejumlah molL 11 ^ Xi- molekul besar yang tidak akan dapat melewati lapisan-ga ^ protein membran yang tetap larut sewaktu elektroforesis.
lapisan-ganda lipid diperlihatkan pada Gambar ' ^a seandainya tidak terdapat protein tersebut. Proses-piSL Protein adalah molekul fungsional utama membran
elcktrolit yang diperlihatkan (Na*, K*, dan Cl') nien^ tersebut dijelaskan di bawah. c an membentuk enzim, pompa serta kanal, komponen
lapisan-ganda jauh lebih lambat dibandingkan denp^"|^,r'
Secara umum, koefisien permeabilitas molekul keci . arn Mem Protein n *i ^ tUra^ ant*gen (mis. untuk histokompatibilitas), da
MU Lipid
Air
Fosfolipid membran berfungsi sebagai pelarut untuk pm
tein Lim-d
Ga^o er,katan dengan Lapis-
membran, dan menciptakan suatu lingkungan agar p ^ Membran Adalah Struktur Dina11111
tein tersebut dapat berfungsi. Seperti diuraikan pada a^ reseptor untuk berbagai molekul. Karena setiap membran iiktur dinamik.
P0
struktur heliks-a protein memperkecil karakter h r
men
L; plemen protein yang berbeda, ridak ada pertukaran/
,l,kl ko dan komponennya adalah s
Membran
ikatan peptida itu sendiri. Olch karena itu, protein P Lipid
stru -tutdan proteinyang
membran di membran
khas. Sifatmenga
enzimatik temen pergantian
komparberbagai

bersifat amfipatik dan menjadi bagian integral (turnover) seperti yang terja 1 ^karan berbeda, sel lainnya.
membran diperlihatkan pada Tabel 40-2.
dcngan membentuk bagian hidrofiliknya yang Berbagai lipid memiliki laju p er membran
dan laju pertukaran masing-masing spesies p clapat
di Permukaan bagian dalam dan luar, tetapi berhub g dcngan
dapat sangat bervariasi. Membran itu sen ^okan dengan
bagian hidrofobik yang menembus mu him lapisan-ganda.
mengalami pertukaran lebih cepat diban 1 rjnci tii
Pada kenyataannya, bagian-bagian pr membran Vanu
konstituen-konstituennya. Hal ini dibahas bagian mengenai
Gambar 40-5. Diagram potongan suatu membran lapsan_8anda yang dibentuk menembus membran mengandung cu p banyak asam amino
dari molekul-molekul fosfolipid. Ekor asam etiiak tak-jenuh melengkung dan
endositosis. adalah bahwa
hidrofobik dan hampir selalu ncm banyak lembar P-p^ated ataU
menyebabkan terbentuknya lebih banyak ruang antar gugus-gugus kepala polar lndikator lain- sifat dinamik mcm a^lhwa lipid dan berbagai
' - Bagi banyak bran, rangkaian dengan panjang sekitar 20
hehks a
sehingga ruang geralc lebih besar. Hal ini sebaliknya menyebabkan peningkatan penelitian telah membuktikan
asam amino aa. susunan heliks-a akan menembus lapisan-ganda
oi-.ntanft sebuah misel. Gugus Gambar 40-4. Diagram potongan m en(ara ekor hidrokarbon fluidiUfe membran (Sedikit dimodifikasi dan diproduksi ulang dengan izin dari
Styer L. Biochemistry, cd ke-2. Freeman, 1981. Hak cipta <D 1981 0,0,1 VVH Freeman
terscDU .
kepala polar terendam dalam air, seme sehingga terlindung
and Company).
hidrofobik dikelilingi oleh hidrokarbon (dibandingkan
dari air. Misel adalah struktur bulat yang re
dengan Iapisan-ganda IipicJ)-
BAB 40: MEMBRAN: STRUKTUR & FUNGSI / 441

440/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI


Ranlai karbohidrat
., lapisan-S^g
EKSTRASEL
Tabel & INTRASEL
40-2. Enzim penanda pada berbagai membran. Pada kenyataannya, fosfolipid
sintetik memperlihatkan flip-flop dengan dapat du Ur
Membran 5 Enzim
sangat lambat; waktu paruh asimetri tersebut
membran'.
Plasma ; 5'-Nukleotidase
dalam beberapa minggti. .jiinetri 1P*
j Adenilil siklase ! Na*-K* ATPase lembentuk -x- tcrlib.u
Mekanisme yang berperan mcmuu.- ,-ing
belum dipahami sepcnuhnya. Im/.im-enzim vesikel
; Glukosa 6-fosfatase dalam sintesis fosfolipid terletak di sisi 'c(flipPaf*
Aparatus Golgi : .................................. .................... membran mikrosom. Terdapat berbagai translo/^pitjdilkolin)
yang memindahkan fosfolipid tertentu (mis- s cCrdapat dari
Cis j GlcNAc transferase
lembar dalam kc lembar luar. Iampaknya I pengikat beberapa
Medial j Golgi manosidase II protein spesifik yang cenderung masing-masing fosfolipid di Protein integral
Trans ; Galaktosil transferase kedua lembar u ,nolekul- yangikut berperan menentukan
TGN I Sialil transferase distribusi asirne protein molekul lemak ini. Selain itu,
phospholipidexc/>'t, mengenali fosfolipid spesifik dan
Membran dalam mitokondria ; ATP sintase Protein perifer
memindahkan* ) ^ierllbran membran (mis. retikulum
endoplasma [Rkl) kaitannya lain (mis. mitokondria dan
'Membran mengandung banyak protein clan sebagian cli antaranya memiliki peroksisom). ^a*anl erri; gugus dengan GSLdan glikoprotein Cambat 40-7. Model mosaik cair pada struklur
aktivitas enzimatik. Sebagian enzim ini terdapat hanya cli membran tertentu juga terdapat asm ^iefT1bran gula molekul-molekul ini menonjol dengan protein tersisip cli dalamnya atau terikat pa c menembus seluruli ketebalan lapisan-ga * Protein
sehingga dapat digunakan sebagai penanda untuk mengikuti pemurnian
keluar dar* plasma dan tidak terdapat di permukaan dalam- ii- ~ I ^ I I , _ I: :^1 CnU-ioinn
membran-membran ini TGN, trans-Golgi network OfO
dengan protein tersisip cli dalamnya atau terikat pa a sa^ menembus se|Uruh kcteba'an lapisan-ganc a ^ ^ pr()teil
al ^
kuat di dalam lapisan-lapisan lipid. Sebagian pro _ lembar bagian luar atau dalam laP,san& olikolipi<
Membran Mengandung Protein lnte9f Perifer protein transmembran, sementara yang lain '^Tatau luar membran. Banyak dari protein dan semua g. ^ perifer terikat secara
jr n menjadi lemah pada permukaan dal. (Diproduksi ulang dengan ijin dari ]unqueir<
prorein tertentu memperlihatkan difusi lateral di bidang Protein-protein membran scbaiknya dildasinkasi ^ besar dua memiliki rantai oligosakarida yang terpajan ke ara i
membrannya. Sebagian protein tidak memperlihatkan difusi jenis: integral dan perifer (Gambar 40-7)- Sc ^erani protein ........... i-iill 2003).
lateral karena melekat pada struktur intrasel, misalnya membran termasuk dalam jenis integral y3 Djengan bahwa
mikrofilamen. Sebaliknya, gerakan transversal lipid menembus (4) Ketika dibentuk, liposom d^atJ^^rin^ memerangkap
protein-protein ini berinteraksi secara i^nya. fosfolipid dan selanjutnya berikatan dengan ankirin sehingga berpeian
membran {flip-flop) berlangsung sangat lambat (lihat bawah) memerlukan detergen untuk me a ^g^da Protein-protein ini
senyawa tertentu miMt untuU

dan belum dibuktikan terjadi pada protein. penting dalam pemeliharaan bentuk bikonkaf eritrosit. misalnya obat dan gen. im m mendistribusikan menggunakan
biasanya juga menembus prGtein
liposom sebaga, alat unm ^
lipid. Protein integral biasanya globular dan amhparl _ Gleh
Membran Adalafi Struktur Asimetrik MEMBRAN ARTIFISIAL DIGUNAKAN obat ke jaringan tertentu, dan ,.ka sua ^
tersebut terdiri dari dua ujung hidrofilik yang dipi* ]! V 0f0bik
UNTUK MENGETAHUI FUNGSI MEMBRAN antibodi terhadap molekul permukaan tersebut
regio hidrofobik di bagian tengah dan menembus inti i ^erbagai [
Sebagian struktur asimetri ini dapat dijelaskan oleh distribusi Iapisan-ganda. Seiring dengan terungkapnya struktur j^wa dimasukkan ke dalam liposom seh.ngD u Jampak
Dcngan teknik-teknik yang tepat, kita dapat mernbuat sistem
iregular protein di dalam membran. Struktur asimetri bagian dapat membidik jaringan a,au dimasukkan ke
protein integral membran, menjadi semakin J L a ^septor, protein membran artifisial. Sistem ini umumnya terdiri dari campuran
dalam-luar membran terbentuk karena lokasi eksternaJ tertentu (mis. molekul pengangkut, berbagat^_ dan protein G) satu atau lebih fosfolipid alami atau sintetik yang dapat di terapeutiknya akan sangat besar. DNA y. b -if terhadap dalam
karbohidrat yang melekat pada protein membran. Selain itu, menembus lapisan-ganda berkali- - [^etr-s Gambar 45-5). proves (mis. dengan menggunakan sonikasi ringan) untuk liposom tampaknya menjadi kura g ^ terbukci
enzim-enzim tertentu terletak hanya di bagian luar atau dalam Protein integral juga terdistribusi secara as^ _ menembus membentuk vesikel bulat sehingga lipid-lipidnya suatu serangan oleh nuklease; pendekatan ini o
membran, misalnyamembran mitokondria dan membran plasma. lapisan-ganda membran. Orientasi asinl ^^ terbentuk sewaktu membentuk lapisan-ganda. Vesikel semacam ini yang bermanfaat dalam terapi gen.
Pada membran terdapat struktur asimetri regional. Sebagian, protein tersisip ke dalam lapisan-g^n Mel<anisme molekular dikelilingi 0leh lapisan-ganda lipid, disebut liposom.
MODEL MOSAIK CAIR UNTUK STRUKTUR
seperti yang terdapat di tepi vilosa sel mukosa, hampir dapat yang berperan dalam penyisipan ke dalam membran dan topik beberapa keuntungan dan pemakaian sistem menlbra
dilihat secara makroskopis. Yang lain, seperti yang terdapat di taut penyusunan membran MEMBRAN TELAH DITERIMA SECARA LU
artifisial dalam penelitian tentang fungsi membran adaai
celah (gap junction), taut erat (tight junction), dan sinaps, pada Bab 45. inti
sebagai berikut: , , ah Model mosaik cair (fluid mosaic model) struktui n
menempati bagian membran yang jauh lebih kecil sehingga Protein perifer tidak berinteraksi langsung e o hidrofobik
(!) Kandungan Hpid membran dapat diubah-uba , clan yang diajukan pada tahun 1972 oleh Singer dan .^.
membentuk asimetri yang jauh lebih kecil. fosfolipid di dalam lapisan-ganda se^n^^ejn jni (Gambar 40-7) kini telah diterima secara luas.
memerlukan detergen untuk membebaskannya. r , memungkinkan pemeriksaan sistematis terhadap e c" j- i / membran j
Pada fosfolipid juga terdapat struktur asimetri bagian dalam- berbagai komposisi Hp'd Pada fungsi tertentu. yang
luar (transversal). Fosfolipid yang mengandung kolin
terikat secara lemah dengan bagian hidrofilik protein rnt sering disamakan seperti gunung es (protein
tertentu dan gugus kepala fosfolipid serta dapat di e dengan (2) Enzim atau protein membran murni dapa fosf0lipid.
(fosfatidilkolin dan sfingomielin) terletak terutama di lapisan luar mengapung di laut .dan didominasi oleh mole ^ bahwa
pemberian larutan garam dengan kekuatan 10 _ yang tinggi. dimasukkan ke dalam vesikel ini untuk memperkirakan Bukti-bukti awal untuk model ini adalah tcmU ,
molekul; aminofosfolipid (fosfatidilserin dan fosfatidiletanolamin) faktor apa (mis. lipid spesifik atau protein tambahan) yang
Contohnya, ankirin, suatu protein terikat pada protein integral i t tertentu
terutama terletak di lembar bagian dalam. JelasJah, jika asimetri ini
band3" di ^em ran ^ dibutuhkan protein agar dapat berfungsi. protein integral yang spesifik untuk sPlS1C* cepat dan dideteksi
memang harus ada, terdapat m obi liras transversal yang terbatas Spektrin, suatu struktur sitoskeleton di da am er (3) Lingkungan sistem mi dapat dikendalikan dengan teknik pelabelan fluoresen) s masuatu acak mengalami
{flip-flop) pada fosfolipid
secara keta dan diubah-ubah secara sistematis (mis. redistribusi di dalam membran \
konsentrasi ion, ligan
BAB 40: MEMBRAN: STRUKTUR & FUNGSI / 443
442 / BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL
(dengan Protein terkait-GPI
sel hibrid antarspesies yang dibentuk dengan menginduksi konsentrasi asam lemak tak-jenuh tli memnbr*n
l'
nl0!eku!
penyatuan dua sel induk berbeda secara artifisial. Hal ini bay*
selanjutnya membuktikan bahwa fosfolipid juga mengalami mengkultur sel dalam medium vang akan reseptor
redistribusi cepat di bidang membran. Difusi di dalam bidang ini), fluiditas akan meningkat. I lal ini meng
Fosfolipid (PL)
membran yang disebut difusi lateral ini dapat berlangsung sehingga reseptor mengikat lebih banyak instil'11'
sangat cepat untuk suatu fosfolipid; pada kenyataannya d^i
Kolesterol
bidang membran, satu molekul fosfolipid dapat bergerak Rakit Lipid (Lipid Raft), Kaveol, &
beberapa mikrometer per detik. [Tight Junction) Adalah Struktur Kn^
Sfingomielin (SM)
Perubahan fasedan dcngan demikian perubahan Membran Plasma
Berbagai gula dalam
fluiditas membran-sangat bergantung pada komposisi khusus
glikosfingolipid (GSL)
hpid membran. Pada suatu lapis-ganda lipid rantai Membran plasma mengandung beberapa stru atau protein terkait-GPI
hidrofobik asam-asam lemak dapat tertata atau terikat yang sifat biokimiawinya telah cukup banyak ditc |embar
sangat rapi seh.ngga membentuk struktur yang agak Rakit lipid (lipid raft) adalah bagian koles-
kaku. Seiring dengan meningkatnya suhu, rantai sampL cksoplasmik lapisan-ganda lipid yang diperkay*1 jvir 40-S). Protein
hidrofobik mengalami transisi dari keadaan teratur (lebih terol, sfingolipid, dan protein tertentu (lihat Gan1 sjnyal terasilasi
mirip-gel atau fase kristal) ke keadaan tak-tcratur, menjadi Struktur ini tampaknya berperan dalam trang'dkom- atau terprenilasi
D ui, linid sedikit lebih tebal dibandingkan dengan bagian lapisan-
bentuk yang mirip cairan atau fluida. Suhu saat struktur dan proses lain. Diperkirakan
Cambar40-8. Diagram skematis suatu rakit lipid. Ra P sfjnp0mjelin), glikosfingolipid (mis. gangliosi a , ganda lainnya. Struktur
mengalami transisi dari keadaan teratur menjadi tak-teratur bahwa peng<.loniP0 ingfcl,t. ini diperkaya oleh sfingolipic protein terkait-GPI tertentu (lembar luar) dan Pr fosfolipid jenuh, dan kolesterol. Rakit ini juga
(yi. meleleh) disebut suhu transisi (T ) ponen-komponen tertentu sistem sinyal dapat mengan p| cjji:)a|-,as pada Bab 46. Asilasi dan prenilasi a a a terasilasi serta terprenilasi (lembar dalam). Protein ter'a modifikasi
,i ill . in ivantai asam
kan efisiensi fungsi komponen-komponcn terseb111^.^ jjpjj pascatranslasi protein membran tertentu.
lemak yang leb.h panjang dan jenuh berinteraksi lebih kuat
satu sama lain melalui rantai hidrokarbon Kaveola (cavcolae) mungkin bcr?.al "n.ungkin
. I -r i i i 'lnya yan ,ebih Banyak struktur ini mengandung kaveohn-1, yanS penln
panjang seh.ngga n.Ia. T leb.h t.nggiyi. suhu ya b yang lebih berperan dalam pembentukannya dari rakit- jenras; Mekanisme Pasif Memindahkan
tinggi diperlukan untuk meningkatkan fluiditas lapisan mikroskop elektron, kaveola tampak sebagai 40-9)
cara
untuk berkomunikasi di antara sel yang berdekatan dan Se\umlah Molekul Kecii Melalui Membran
ganda. Di pihak
konfigurasi lain, ikatan
cis cenderung tak-jenuh
meningkatkan yang lapis-
fluiditas terdapat dalam (cekungan) berbentuk vas di membran sel (G a m b berjauhan sehingga proses-proses biologis kompleks dfPat Molekul dapat secara pasif menembus membran lapisan- ganda lipid
I/nnfimiroci /< .
nda dengan menurunkan kepadatan ikatan rantai samping Protein yang terdeteksi di kaveola antara lain adalah .*^sU|*n dilaksanak an. Sinyal-sinyal ini harus sampai di dan disalurkan dengan mengikuti penurunan gradien elektro- kimiawi melalui proses
tanpa mengurangi hidrofobisitas (Gambar 40-3). Fosfolipid komponen sistem transduksi sinyal (mis. reseptr oleh membran, atau harus dibentuk sebagai konsekuensi dari difusi sederhana atau difusi terfasilitasi (facilitateddiffusion).
membran sel umumnya mengandung paling sedikit satu asam dan sebagian protein G), reseptor folat, dan nitrogen ^ ^ interaksi dengan membran. Sebagian mekanisme utama yang Pergerakan spontan menuju keseimbangan ini berlawanan dengan
lemak tak-jenuh dengan sedikitnya satu ikatan rangkap cis. sintase endotel (cNOS). Kaveola dan rakit lemak nlcr^onaj digunakan untuk melaksanakan berbagai tugas ini dicantumkan
transpor aktif yang memerlukan energi karena proses ini merupakan
Kolesterol memodifikasi fluiditas membran. Pada suhu bagian yang banyak diteliti, dan gagasan-gagasan rJc^ur di Tabel 40-3.
pergerakan melawan suatu gradien elektrokimiawi. Gambar 40-10
di bawah Tn, senyawa ini mengganggu interaksi ekor-ekor keduanya serta kemungkinan peran kedua struktur memperlihatkan skema mekanisme-mekanisme ini.
hidrokarbon asam lemak sehingga meningkatkan fluiditas. dalam berbagai penyakit terus berkembang pesat.
Pada suhu di atas Tm, kolesterol mengurangi keteracakan Taut erat (tight junction) adalah struktur |iU.nserjn^
karena senyawa ini lebih kaku dibandingkan dengan ekor ditemukan pada membran permukaan. Struktur m* BAGIAN LUAR
hidrokarbon asam lemak dan tidak dapat banyak bergerak terletak di bawah permukaan apikal sel epitel dan me^ek^
di membran dengan derajat yang sama sehingga membatasi difusi makromolekul di antara sel. Taut erat terdiri Tabel 40-3. Pemindahan material dan
fluiditas. Pada rasio kolesterohfosfolipid yang tinggi, suhu- berbagai protein, termasuk okludin, berbagai klaudin. mem bran
suhu transisi tidak dapat dibedakan.
informasi melalui membran
junctional adhesion molecules (molekul perekat taut).
Fluiditas membran memengaruhi fungsi membran Struktur khusus lain yang ditemukan di m permukaan antara lain Pergerakan molekul kecil melalui membran
secara bermakna. Seiring dengan meningkatnya fluiditas adalah desmosom, taut ad ; Difusi (pasif dan terfasilitasi)
membran, permeabilitas membran terhadap air dan molekul dan mikrovili; sifat kimiawi dan fungsi struktur-struktur^^ Transpor aktif _
hidrofilik' kecil lainnya juga meningkat. Mobilitas lateral tidak dibahas di bab ini. Sifat taut celah (gap junction * Pergerakan molekul besar melalui membra
protein integral meningkat seiring dengan meningkatnya Endositosis Eksositosis Transmisi
dijelaskan di bawah.
sinyal melalui membran
fluiditas membran. Jika tempat aktif protein integral yang
Reseptor permukaan sel p,
berperan dalam suatu fungsi hanya terdapat di bagian SELEKTIVITAS MEMBRAN 1. Transduksi sinyal (mis. glukagon cM'' I
h drofiliknya perubahan fluiditas lipid mungkin tidak
MEMUNGKINKAN PENYESUAIAN Gambar 40-9. Diagram skematis sebuah kaveola. Kaveola adalah 5uatu 2. Internalisasi sinyal (disertai oleh endost osi misalnya
hanvak berpengaruh pada aktivitas protein; namun, jika
KOMPOSISI & FUNGSI SEL invagjnasj di membran plasma. Protein kaveolin tampaknya berperan reseptor LDL) . .. uatu
Kprnt-ran dalam fungsi. transpor yang kompom penting dalam pembentukan kaveola, dan terdapat 5ebagai dimer. Setiap Pergerakan ke reseptor intrasel (hormon steroia, bentuk
Protun *| uS membran, efek fase lipid dap one Jika membran plasma relatif impermeabel, bagaimana sebagian monomer kaveolin melekat pada lembar Jalam membran plasma melalui difusi)
transpornya mene signifikan. Reseptor insuli tiga molekul palmitoil (tidak Kontak dan komunikasi antarsel --------
mengubah laju transp ^ bailc untuk perubahan fungsi n besar molekul masuk ke dalam sel? Bagaimana selektivitas
diperlihatkan).
adalah conroh yang o cejrjng dcngan meningkatnya
akibat perubahan fluiditas. a pergerakan ini terbentuk? Jawaban atas pertanyaan semacam ini
t penting untuk memahami car-1 sel menyesuaikan diri terhadap
i lingkungan ekstrasel YanS terus berubah. Organisme metazoa juga
n harus menu i vi
BAB 40: MEMBRAN: STRUCTURINGS, / 4A5

444/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL Knnal Na +

otak tikus

Molekul yang
diangkut

Bagian luar

V eloWi

Lapisan
ganda iW
lipid

tampak terdiri dari empat subunit, terdiri dari enam domain ^3Tri dari wbuniWbun-^^S":
Sebagian besar sangat selew
transmembran he karboksil amino terletak dl sitoplasma bn*
berapa nonselektif , untuk menem
rendah- (2) L
ekstrasel dan intrasel. ori P c 1
tersusun
Seperti dijelaskan di atas, sebagian zat terlarut, misalnya gas dapat berpindah Zat Bagian 1rrasel Pori-pori di kanal yang - h
eKstrasel dan intrasel. tersusun 01
masuk ke dalam sel melalui difusi dengan mengikuti gradien Potensial listrik di mk; muatan Koefisien oleh ion tidak diperlihatkan Sebua p rtinhir . ,_^nna-ligan
Memungkinkan aliran ^
m) yang
elektrokimiawi melalui membran dan tidak memerlukan energi metabolik. ke arah larutan yang muaran negatif- tekan suatu struktur inti (garis k.ra-k^r
Aktivitasnya d.atur bergerbang- g
Difusi pasif sederhana suatu zat terlarut melalui membran dibatasi oleh dalam sci biasanya membran. (4) Gra tekanan terbentuk oleh aposisi berbagai subunit Kana^^.^
Terdapat dua tipe utama, y
agitasi termal molekul spesifik tersebut, oleh gradien onsentrasi di kedua permeabilitas zat re mbran. Pening^ antara
1 sangat selektif, yang dstnya). Banyak variasi bergerbang-tegangan d berbaga> f
sisi membran, dan oleh kelarutan molekul yang bersangkutan (koefisien hidrosracik di kedua^ mendorong tunrb^ ^ lewatnya satu jenis to tetapi pada dasarnyasem Biasanya sanga. ^fberagan! kanal Na ,
Sebagian besar sel mem.UKi
permeabilitas, am )ai di dalam inti hidrofobik lapisan-ganda ^Plc^' c akan meningkatkai pemngkata ingkatkan ditemukan pada stru V.^bunit transmembran yang Ca2*, dan Ch . kapa| dapal

berbanding terbalik dengan jumlah ikatan 1 rScn harus diputuskan agar molekul dan mem -kel sehingga embran. kanal ion terd.r. da ^ ah ri di tengah tempat levvatny
suatu zat yang terlaiut ^ am ase air eksternal terserap ke dalam lapisan- meningkatkan ge partikel eksternal d menjadi menyatu membentuk Aktivitasnya dipengaruhi ----------------------------------------------------- 7^dibaha-
-------- ., mutasi kana
gan a u 10 Elektrolit yang sulit larut dalam lipid, tidak membentuk ikatan frekuensi tumbukan a"kalial di membran y"S ion secara selektif andung kana) ion yang nicii/v- . ,. ODUI ' ___________ ___
Selain itu, terdapat berag . Aktivitasnya d.pengamhio^__, -^Tn dibahas secara
hidrogen dengan air, tetapi mempeio ei sc u ung an dari hidrasi oleh Membran sel sar benmkan potensial Siw* vans r,aS' 3
pintu masuk ion ke dalam terbukti berperan d dikontrol okh neurotransm. singkat di Bab 48.
interaksi elektrostatik. Ukuran selubung berbanding lurus dengan Aktivitas sebagian kanaW ^
densitas muatan (c iaige enslty elektrolit. Elektrolit dengan densitas rtibi*
c,n oleh karena itu, akti sehingga mem ICANAL
muatan esar memi 1 1 selubung hidrasi yang lebih besar sehingga aju 1 .. Protein Trans*** bcJgai Kanal ion terbu Gerbang ini dapat dikontrol denfr PENELITIAN TERINC1 TE^^DTEGANGAN
Kanal Ion Ad . k n Masuknya B pintu/gerbang' nya. Pada kanal bergerbang1 8
usinya lebih lambat. Na*, contohnya, memiliki ebih besar dibandingkan
dengan K o l e h sebab lebih besar dibandingkan dengan Kmudah
yang MemungkinK
Ion Secara
niembukn menutupr y _ ^ ^ ^ berikatan
" * *". "SSSSSSS^S:
Ion Secara Selekt.f Selekt. embn>n niembuka atau n."tP^^ spesifik berikatan MMBERIKAN BAN^^.^ANAi lNI (liSn.l-gatcl, ch^cZla kanal. Ka'nal bergerbang' MENGENA1 KERJA KANAi ^d,teUti;
untuk ,mengandung kanal-kanal yang
^engan reseptoi A teJchannel) membuka (ataumenu ciri kanal inmenyalurkan
itu, K terhidrasi cenderung bergera Membran alan . jan tertiin dari P -^kation
tegangan {voltagrf ^ " b a h a n potensial membran- TerdaPat sedikitnya empatcuk ^ ,m men>
menembus membran. nettQ suatu zat; 0)
atau struktur mnF selektif. Kanal kon^ ^bilitas
1
sebagai respons terhadap P ^ ^ Tabel 40-4, (l) struktur keseluruhannya, (2)
Faktor berikut memengaruhi a bfan Zat terlarut
membentuk sekitar 5-8 nm dun
Beberapa sifat ka dibahas secara smgkat di Ba1 aspek-aspek lain
Gradien konsentrasinya di kedua sisi n memiliki garis tengpada ukuran, tingkat untuk
kanal tor
suatu kanal bergantung ^ spes^. ^
tinekat1densitas m berhasil duden .
tingi^ ---------
Na\an;iCfni'di^lihatkan pada Gambar 40
satu
BAB 40: MEMBRAN: STRUKTUR & FUNGSI / 447
446/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL
a
ng-lubang besar di membran sel sehingga makromolekul Molekul yang tidak dapat menembus sendiri sccara
miliki akses langsung ke lingkungan internal sel. leluasa lapisan-ganda lipid dapat melakukannya bersama
oleh sul)unil ln.lsi jng
gmin transmembran. Salah s.mi j ; t.n;,ni segn,cn dengan protein pembawa. Hal ini melibatkan dua proses
Kanal heliks
Lapisan <*>" sebagian S3) adalah M,r ,, Scg^n-scg^ kuaprin AdaDah Protein yang embentuk Kanal Air di Membran difusi terfasilitasi {facilitated diffusion) dan transpor aktifdan
ganda Tertentu sistem transpor yang sangat spesifik.
lipid
(c'amhPtrlnta' 'WpCr,i dav,,"B bermuatan (h**?
Gambar 40-13). yaitu segmen ii dapat b.rgerak pg J Difusi terfasilitasi dan transpor aktif memiliki banyak
mchlu, kor St tertcntu (mLs- scl darah merah, sel duktulus din f?ntCS kesamaan. Keduanya melibatkan protein pembawa, dan
"tenor membran yang memindahkan empat /nuara" pos.nf
perpindahan air melalui difusi sederhana memperlihatkan spesifisitas untuk ion, gula, dan asam amino.
(karena 4 residu Arg di n,,sing-,n.,sing subunit) dan satu
terd* Ieh perpindahan melewati kanal air. Kanal ini j- *ri dar Mutasi di bakteri dan sel mamalia (termasuk sebagian mutasi
permukaan membran ke permukaan lain sebaga- respons
protein-protein transmembran tetramerik yang Sam3"13' akuaporin- yang menyebabkan penyakit pada manusia) mendukung
teean PeruWn *". Terdapat e,npat sensor
Sckitar 10
akuaporin berbeda (AP-1 yanPai telah berhasil kesimpulan ini. Difusi terfasilitasi dan transpor aktif mirip
gangan d, masing-masing kanal vane berkaitan dengan
diidentifikasi. Mutasi di gen dengan suatu reaksi substrat-enzim kecuali bahwa tidak terjadi
fettl'd8"' B:'Slan pi'UU U,al terbentuk dari heliks S6
* mcngode AP-2 telah dibuktikan menjadi penyebab n satu interaksi kovalen. Hal-hal yang sama di antara kedua proses
J fn mas,ng-masing subunit). Pemerakan bagian kanal tersebut adalah sebagai berikut: (1) Terdapat tempat
Gambar 40-12. Diagram skematis struktur sebuah kanal K- (KvAP) dari tipe diabetes insipidus ncfrogenik.
Streptomyces lividans. Diperlihatkan sebuah ion K dalam rongga besar efektTf rap?ns tcrhadap perubahan tegangan secara pengikatan spesifik bagi zat terlarut. (2) Pembawa dapat
berisi air di dalam interior membran. Dua regio heliks protein kanal mem m,tTl,P kanal atau membukanya kenibali seh.ngga mengalami kejenuhan sehingga memiliki laju transpor
terorientasi dengan ujung-ujung karboksilatnya menunjuk ke arah lokasi Dicne RAN PLASMA BERPERAN DALAM
maksimal (V^jkj; Gambar 40-15). (3) Terdapat konstanta
K*. Kanal ini dilapisi oleh oksigen karboksil (Dimodifikasi dari Doyle DA, ct "ngkmkan artis ion untuk lewat. & dd tfas.l.tasi, transpor aktif, * proses lain
al. Science 1998;280:60. Hak cipta (c) 1988 AAAS. Diadaptasi dengan izin). o- pcngikatan (/f) untuk zat terlarut sehingga sistem
sThr!rAndalah Molekul Yana Berfungsi ^er(jm tIansPor dapat dijelaskan secara fungsional Derna,,n jumlah keseluruhan memiliki Km (Gambar 40-15). (4) Inhibitor
kompetitif yang strukturnya serupa dapat menghambat
baofr' Pen9n9kut Ulang-Alik Membran molckul yang dipindahkan dan arah terseh1 (Gambar 40-14)
atau berdasarkan perpindahan unin Ut ,mcndckari atau menjauhi transpor.
ion dengan sedemikian cepat; (3) selektivitasnya; dan (4) sifat-sifat 9i Beragam Ion
,crtcncu keseimbangan. Sistem kedu {uip0rt) memindakan satu jenis Perbedaan utama adalah sebagai berikut: (1) Difusi
pintu/gerbangnya. Seperti yang dijelaskan kemudian, telah banyak menyintesis molekul organ* kecil,
dicapai kemajuan dalam menjawab masalah-masalah sulit ini. untuk"1 ran8, bCrft"SSi Sebagai Pengangkut ulang-alik molekul ke terlar'1 \kotransPor> pemindahan satu zat terfasilitasi dapat terjadi di kedua arah, sementara transpor
Kemajuan khusus telah dicapai oleh MacKinnon dan rekan- k pergerakan ,on menembus membran. Ionofor bers Ut rgantUng pada Pcm'ndahan stoikiometrik (secara mem"1?? ^ aktif biasaya satu arah. (2) Transpor aktif selalu bekerja
rekannya yang berhasil mengungkapkan struktur dan fungsi kanal K ion rn!T,d,UnS int hidrofi,ik yang berikatan dengan berurutan) zat
rlarut lain. Simpor (simport) Con dua Zat terlarur melawan gradien listrik atau kimia sehingga memerlukan
(KvAP) di Streptomyces lividans. Berbagai teknik digunakan, susundikelilmgi oleh regio hidrofobik perifer; dalam arah yang sama. energi.
termasuk site-directed mutagenesis dan kristalografi sinar-X. Kanal memh ln! memun8klnkan molekul larut secara efektif di tran nya ada,ah transporter proton-gula pada bakteri serta da,-,
ini adalah suatu protcin membran integral yang terdiri dari empat sePcrran , bcJrd,fusi menembus membran. Ionofor lain, 'embePja Sp rter
Na'-gula (untuk glukosa dan gula tertentu lain) anti Difusi Terfasilitasi
Beberapa zat terlarut berdifusi mengikuti gradien
gramiSidin >8 celah banyak diteliti, transporter
subunit identik, masing-masing dengan dua segmen transmembran, Na'-asam amino pada sel mamalia. Sistem v-ino r
yang membentuk sebuah struktur kemah terbalik (Gambar 40- 12). mikroba \antiPort) memindahkan dua molekul dalam arah y 8 berlawanan elektrokimia di kedua sisi membran lebih cepat daripada
Ico.J'l'"'" ' misalnya toksin difteri dan kotnponen piemen serum yang telah
Bagian kanal yang menentukan selektivitas ion (filter selektivitas) aktif dapat menimbulkan
(mis. Na* masuk dan Ca2* keluar). yang diperhitungkan dari ukuran, muatan, atau koefisien
berukuran panjang 12 A (relatif pendek sehingga K" tidak harus
berjalan jauh menembus membran) dan terletak di ujung lebar kemah
terbalik. Rongga besar terisi air dan dipol heliks yang diperlihatkan
pada Gambar 40-12 membantu mengatasi energi elektrostatik yang
relatif besar dan menghalangi kation menembus membran. Filter Membran
Sensor
tegangan BKsterior
selektivitas dilapisi oleh atom oksigen karbonil (diberikan oleh
sekuens TVGYG), membentuk beberapa bagian yang dapat
berinteraksi dengan K\ Ion K* yang mengalami dehidrasi sewaktu wm MM [ganda
memasuki filter selektivitas yang sempit tersebut, masuk pas ke
lemak
dalam filter, sedangkan Na* terlalu kecil untuk berinteraksi secara
benar dengan atom oksigen karbonil sehingga ditolak. Jika dua ion K
berdekatan satu sama lain di filter akan saling tolak-menolak.
Penolakan ini mengatasi interaksi antara K dan molekul protein i Onipor Simpor
sekitarnya sehingga K dapat lewat dengan cepat dan engan Interio
selektivitas yang tinggi. ^ba"9 tertutup r Kontranspor Konsentrasi zat terlarut
terbuka 'Q K+
Studi-studi lain terhadap kanal ion bcrgerbang- sel Gambar 40-14, Gambaran skematis jenis-jenis sistem transpor. Transporter dapat Gambar 40-15. per [, a ..
tegangan (HvAP) pada Aeropyrum pern* berhas. mengungka pkan diklasifikasikan berdasarkan arah pergerakan/ perpindahan dan apakah terdapat satu Pembawa (difusi terfasf"1^0 *<inetl*< difusi yang diperantarai oleh difusi pasif
Gambar 40-13. Diagram skematis kanal bergerbang-tegangan pada Aeorpyrum
banyak ciri mekanismenya. Kanal ml atau lebih molekul yang dipindahkan. Unipor juga dapat memungkinkan perpindahan berbandjn denan difusi pasif. Laju perpindahan sementara jika melib-it? US dengan
pernix. Sensor tegangan berperilaku seperti dayung bermuatan yang bergerak
dalam arah berlawanan, bergantung pada konsentrasi molekul yang bersangkutan di konsentrasi zat terlarut, mengalami penjenuh'1 ^ pem^awa/ proses perpindahan
melalui interior membran. Empat sensor tegangan (hanya dua yang
bagian dalam dan luar sel (Digambar dan diproduksi ulang dengan ijjn dari Alberts B, dapat maksimal sama dene ^nsen,rasi pada kecepatan separuh zat terlarut (V u,,
diperlihatkan di sini) terhu )ung secara mekanis dengan pintu/gerbang kanal.
et al. Molecular Biology of the Cell. Garland, ! 983). *nstanta pengikatan (K ) pembawa untuk ,aJu maksimal).
Masing-masing sensor memiliki empat muatan positif yang dihasilkan oleh
residu arginin (Dimodifikasi dari Sigworth FJ. Nature 2003;423:21. Hak cipta
2003. Diadaptasi dengan izin dari Macmillan Publishers Ltd.).
BAB 40: MEMBRAN: STRUKTUR & FUNGSI / 449

masuk melalui sistem transpor spesifik yang ditingkatkan


olch insulin. Perubahan transpor terutama disebabkan
448/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL BAGIAN r 1 BAGIAN oleh perubahan K k (diperkirakan karena peningkatan
DALAM 1 I LUAR
Membran atau penurunan transporter aktif), tetapi perubahan pada
Km juga mungkin berperan. Transpor glukosa melibatkan
.V Pong
Ping
berbagai aspek dari prinsip-prinsip transpor yang dibahas
sebelumnya. Glukosa dan Na' berikatan dengan pengangkut
oo o
glukosa di tempat yang berbeda. Na' berpindah ke dalam
sel mengikuti gradien elektrokiinia dan menyeret glukosa
bersamanya (Gambar 40-18). Jadi, semakin besar gradien
Na', semakin banyak glukosa yang masuk; dan jika Na' di
cairan ekstrasel rendah, pengangkutan glukosa akan terhenti.
Untuk mempertahankan gradien Na' yang curam, simpor
memini i4,017 Stoll<lomG,ri pompa Na-K'ATPase. Pompa ini momin "f1 ,,on N,V dnri
ba8lan dalam sel ke luar dengan
Na*-glukosa ini bergantung pada gradien yang diciprakan
OO olch Na*-K* ATPase, yang mempertahankan konsentrasi
mokkn|VVToaSU'?" K' dari luar kc dalam SC| un,uk Se,iip Na'
Hf ping-pong" untuk difusi terfasilitasi. Sebuah protein pembawa (struktur abu-alm) tli iapisan-gan ,
dcngan z. terlarut dalam konsentrasi tinggi di salah satu sisi membran. Kemuriian .orja.i, perubahan k< ^ g
memhn L c,l,11ldrol,sls menjadi ADP oleh ATPase terkait- intrasel tetap rendah. Mekanisme serupa digunakan untuk
kosone tZTf rSK', H" f t0rli,rut dilePl<=n < sisi yang mendorong terjadinya rf.angan haru. Peniba* Pomm in'- |Ua 5am|( fn .B^osida jantung lainnya menghambat (Sumbangin Rnpos,) ,"1 memindahkan gula lain serta asam amino.
kosong kemudian kembal, ke bentuk semula ("ping- menjl4 -p0ng., unluk menyelesaikan -kin-. pacla Permukaan ekstrasel membran. Perpindahan transelular gula melibatkan satu komponen
tambahan: suatu unipor (Gambar 40-1 8) yang
. s tem bersifat memungkinkan
berbeda untuk asam amino. Masing-masing sl's ^crjkatan eksitasi oleh listrik. Jika dirangsang secara tepat olch suatu
tcr
glukosa yang terakumulasi di dalam sel berpindah melalui
partisinya. Difusi terfasilitasi ini memperlihatkan sifat-sifat
yang berbeda dengan difusi sederhana. Laju difusi
spesifik untuk satu kelompok asam amino ^^.^..gimpor sinyal kimiawi yang diperantarai oleh suatu reseptor membran permukaan yang berbeda menuju keseimbangan baru;
erat,dan sebagian besar bekerja sebagai sistem sinaps spesifik (lihat pembahasan tentang transmisi S|nyal contohnya, hal ini terjadi di dalam sel usus, dan melibatkan
terfasilitasi, suatu sistem unipor, dapat mengalami kejenuhan; (Gambar 40-14).
yi. jumlah tempat pengikatan yang terlibat dalam difusi zat biokimia, di bawah), pintu-pintu di membran terbuka pengangkut glukosa (glucose transporter, GLUT 2).
sehingga memungkinkan terjadinya influks cepat Na' atau a" Penanganan diare berat (seperti yang terjadi pada kolera)
terlarut spesifik tampak terbatas. Banyak sistem difusi
dengan atau tanpa efluks K') sehingga perbedaan voltase memanfaatkan informasi di atas. Pada kolera, dapat terjadi
terfasilitasi bersihit stereospesifik, tetapi seperti difusi Transpor Aktif
sederhana, tidak memerlukan energi. segera berkurang dan segmen membran yang bersangkutan pengeluaran cairan dalam jumlah besar sebagai tinja cair
LUMEN
dcngan difusi, yaitu bahwa ngalami depolarisasi. Namun, berkat kerja pompa ion di
mc
Difusi terfasilitasi dapat dijelaskan dcngan mekanisme Molekul 1 ,l'rr I)crl)cda..... SIMPOR NATRIUM-GLUKOSA
ping-pong (Gambar 40-16). Dalam model ini, protein membran, gradien listrik tersebut segera dipulihkan. .
pembawa berada dalam dua konformasi/bentuk utama. Pada Jika sejumlah besar area membran mengalami dcpo- ansasi
lch kare
mc':iauhi keseimbangan re-
keadaan pong, protein ini terpajan dcngan konsentrasi zat dengan cara ini, gangguan elektrokiinia ini akan menjalar seperti
'rcrmodiiuimik;
---- gelombang merambati membran, dan menghasilkan impuls saraf.
terlarut yang tinggi, dan molekul zat terlarut berikatan dengan -1aIt 7 e"er8i- EnerS' daPat b"faI
fari ludmlisi Selubung mielin yang dibentuk oleh sel Schwann, membungkus
bagian spesifik di protein pembawa. Transpor terjadi jika
cahava P , , PcrPndal,a elektron, atau dari serabut saraf dan membentuk insulator listrik yang mengelilingi
perubahan konformasi menyebabkan protein pembawa
biolo^s J~n gradicn clckfrokimiawi dalam sistem sebagian besar saraf dan sangat mempercepat penjalaran
terpajan oleh konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah rnen
ghabisl<- n,<,.an fXnnn8nya sehingga pemeliharaan ini gelombang (sinyal) dengan membiarkan ion mengalir keluar-
(keadaan ping). Proses ini bersifat reversibel total, dan se
buah scl. " tar dari Pengeluaran energi tbtuj masuk membran hanya di bagian membran yang bebas dari
aliran netto yang menembus membran bergantung pada ntrasel yane r "Tl V n.lcnipcrra*lankan konsentrasi Na* (Tabel 40 n
gradien konsentrasi. Laju zat terlarut memasuki sel melalui 7 konsentrasi K' intrasel yang tinggi insulasi. Membran mielin terdiri dari fosfolipid, kolesterol,
difusi terfasilitasi ditentukan oleh faktor-faktor berikut: (1) dalam sel p &n Ptensial rik netto negatif di bagian Sl'atu ATP niPa protein, dan GSL. Protein di membran mielin relatif sedikit;
Gradien konsentrasi di kedua sisi membran. (2) Jumlah ? Perrahankan gradien ini adalah *Tpase. , , t' yan8 d'aktitkan oleh
yan mcm
protein yang ada tampaknya berfungsi menyatukan berbagai
Na- dan K (Na'-K m^b,a ; Tar 4-'7) ATP** adalah suatu protein lapisan-ganda membran untuk membentuk struktur insulator
pembawa yang tersedia (ini adalah tahap kontrol utama). befafctivi
tas
n atp fosr0ljpid agar dapat ATP dan M j
me merlultan C
(3) Kecepatan interaksi antara zat terlarut dan pembawa. hidrofobik yang lrnpermeabel terhadap ion dan air. Penyakit
Pus.tt-p.isat katalisis bagi Glukosa
(4) Kecepatan perubahan konformasi protein pembawa Pengikatan K ' s,s s,'P,3smik membran. tetapi tempat tertentu, misalnya sklerosis multipel dan sindrom Guillain-Barre, CAIRAN EKSTRASEL
baik dalam keadaan terisi maupun kosong. dm digitalis 7 I S'S d<stnscl membran. Ouabain <0 bat1TPaSe ini ditandai oleh demielinasi dan gangguan hantaran saraf.
Gambar 40-18. Peminrhl
Hormon mengatur difusi terfasilitasi dengan mengubah d-ngan cara berikatan
TQ!1Sp0r
sel usus. Glukosa me lranse,u,ar gli-'kosa di dalam sebuah
jumlah pengangkut yang tersedia. Insulin meningkatkan Glukosa Melibatkan Beberapa luminal. Gradien Na y' Na* menembus membran epitel pertukaran Na*-K*, *
^bain dapat dnilawanXhCK.t^e'rasdhibiSi ATRlSe ,Ch Mekanisme an ,T,endrong simpor ini diciptakan oleh dengan kompartemen!erjac*' c*
|^ 8.
transpor glukosa di lemak dan otot dengan merekrut transporter membran basal dan berhadapan Glukosa dengan kon Ca'ran.eks,rase| melalui
Pembahasan tentang transporglukosa meringkaskanbanyak
dari cadangan intrasel. Insulin juga meningkatkan transpor kerja Na-KATPase. cairan ektrasel oleh S,J,trfsi tin8g' di dalam sel
asam amino di hati dan jaringan lain. Salah satu kerja terpadu
Impuls Saraf Disalurkan Ke Atas & dan pokok-pokok bahasan yang disebutkan di dalam bab ini-
dipindahkan ke melalui GLUT2 (s US' terf^silitasi (suatu mekanisme
Ke Bawah Melalui Membran C.lukosa harus masuk ke dalam sel sebagai tahap pertama unipor)
hormon glukokortikoid adalah meningkatkan transpor asam pemakaian energi- ^1 da*am adiposit dan otot, glukosa glukosi sebenarnVl S gkut glukosa). Simpor natrium- mengangkut 2 Na-'untuk
U,UU Pen an

setiap glukosa.
amino ke dalam hati, tempat asam amino kemudian berfungsi
sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Hormon membentuk
j neuron
pertumbuhan meningkatkan transpor asam amino di semua Membran yang memuv.i.. permukaan I\Uln
sel, dan estrogen melakukannya di uterus. Pada sel hewan, mempertahankan suatu asimetri voltase iiiuv.,.. ------
dan ; (tegangan) bagi;ln
terdapat paling sedikit lima sistem pembawa yang
luar serta bagian dalam (potensial listrik) -41
niudah
BAB 40: MEMBRAN: STRUKTUR & FUNGSI / 451

Pinositosis absorptif glikoprotein ekstrasel rneng-


450/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL
Tipe lain pinositosis, pinositosis absorptif adala sua proses selektif
yang diperantarai oleh reseptor dan teruta berperan dalam penyerapan
daJam waktu yang singkat sehingga terjadi dehidrasi berat dan mungkin makromolekul. Jumlah tempat Pengikatan di membran plasma bagi rssrsisldl-
kematian. Terapi rehidrasi oral yang terutama terdiri dari NaCI dan makromolekul ini ter ata Reseptor berafinitas tinggi ini memungkinkan
glukosa, telah dikembangkan oleh World Health Organization (WHO). peme selektif ligan dari medium, meminimalkan penyerapan cairan atau dalam pinositosis a p diserap oleh pinositosis
makromolekul larut lain yang tidak terikat, serta _f^n^ meningkatkan laju
(Bab 46). dasarkan gugus manosa
Transpor glukosa dan Na1 menembus epitel usus memaksa (melalui absorptif pada fibroblas diKenai juga
osmosis) perpindahan air dari lumen usus ke dalam sel usus sehingga masuknya makromolekul spesi dalam sel. Vesikel yang terbentuk selama 6-fosfatnya. Yang menari , gug han hidrolase

terjadi rehidrasi. Pemberian glukosa saja atau NaCI saja akan kurang pinositosis absorpti berasal dari invaginasi (pits) yang diselubungi oleh tampaknya berperan penting dalam pe g _
efektif. suatu mu^ filamentosa di sisi sitoplasmik dan diberi nama sesuai con pits asam intrasel ke lisosom sel tempat gugus
(cekungan bersclubung). Materi filamentosa dibent leh protein klatrin
Sel Memindahkan Makromolekul Tertentu (clntbrin) pada banyak sistem. Protein ini memiliki struktur berkaki tiga
Menembus Membran Plasma (disebut triskelion), dengan masing-masing kaki yang dibentuk oleh satu
rantai ringan dan satu rantai berat klatrin. Polimerisasi klatrin menja i u >" *;s, (i.-
Proses yang menyerap molekul besar disebut endositosis. Sebagian seperti hepatitis (men8en s (mengenaisel T) memulai neuron motorik), da
vesikel diarahkan oleh assembly particles yang terdiri an empat protein
molekul ini (mis. polisakarida, protein, dan polinukleotida) bila dihidrolisis di Toksisitas besi juga berawal
adaptor. Protein-protein ini berinte dengan sekuens asam amino tertentu kerusakan melalui ^^^STndositoSis. dari
dalam sel, akan menghasilkan nutrien. Endositosis merupakan mekanisme di reseptor yang men^ muatan, dan memastikan selektivitas penyerapan. penyerapan yang berlebihan mcla
untuk mengatur kandungan komponen membran tertentu, misalnya Lipid 2 juga berperan penting dalam pembentukan vesikel. Selain itu.
reseptor hormon. Endositosis dapat digunakan untuk mempelajari lebih protein dinamin yang mengikat dan mcnghidrolisis diperlukan untuk B. EKSOSITOSIS __ 7-
banyak mengenai fungsi sel. DNA dari satu jenis sel dapat digunakan untuk membebaskan vesikel berselubung klatrin ar permukaan sel. Di sebagian
mentransfeksi sel yang lain dan mengubah fungsi atau fenotipe sel yang sel, coated pits dapat membent hampir 2% dari permukaan sel. melalui eksositosis. Proses mijug P disintesis di
ditransfeksikan tersebut. Dalam eksperimen ini sering digunakan sebuah Salah satu contohnya, molekul lipoprotein berdensitas rendah (LDL) membran ketika komponen-kompone 8 plasma,
gen spesifik, dan ini merupakan cara unik untuk meneliti dan menganalisis clan reseptornya (Bab 25) mengalami internalisasi melalui coated pits aparatus Golgi diangkut dalam vesikel ke m Sinyal untuk eksositosis sering
regulasi gen yang bersangkutan. Transfeksi DNA bergantung pada yang mengandung reseptor LDL. Vesi endositotik yang mengandung LDL di permukaan
.ke|endsit0tik
endositosis; endositosis berperan dalam masuknya DNA ke dalam sel. Gambar 40-19. Dua jenis endositosis. Terbentuk vt'S'doSjtosiS *ase- (V) akibat dan reseptornya ini ber usi dengan lisosom di dalam sel. Reseptor hormon tersebut berikatan eng. gkat konsentrasi
Eksperimen semacam ini sering memanfaatkan kalsium fosfat karena Ca2* invaginasi sebagian membran p asm<ii. (jjperan 1_ cair (A) bersifat acak dan dibebaskan dan di aur ulang ke membran permukaan sel, tetapi sel, akan memicu perubahan^ g20 menyajikan

merangsang endositosis dan mengendapkan DNA sehingga DNA lebih tidak terarah. Endositosis ^ c0ated P_> oleh reseptor (B) bersifat selektif dan apoprotein diuraikan dan ester kolesteril dimetabolisme. Sintesis reseptor Ca2*. Ca2 memicu eksositosis. Gambar .
berlangsijng pcng.ka an (CP) yang dilapisi oleh protein klatrin (mater. ^ rl U'U' . perbandingan mekanisme eksositosis anen memiliki
mudah diendositosis. Sel juga mengeluarkan makromolekul melalui LDL diatur olch konsekuensi sekunder atau tersier pinositosis, misalnya
sifik
untuk sasaran dilakukan oleh reseptor (simbol hitam) ya 8 ya coated P Molekul yang dibebaskan melalu, ^ dan
eksositosis. Endositosis dan eksositosis, keduanya melibatkan pembentukan oleh produk metabolikseperti kolesterol yang dibebaskan saat
beragam molekul. Hal ini menyebabkan terDe vesicle (CV).
penguraian LDL. Penyakit pada reseptor LDL dan internalisasinya secara paling sedikit tiga nasib: (1) Me e I P* Mcnjadi bagian menjadi protein
vesikel dengan atau dari membran plasma.
medis merupakan penyakit perifer,,^^^'ndanglikosaminoglikan.
A. E NDOSITOSIS penting dan dibahas di Bab 25. dari matriks ekstrasel, misalnya kolagen g sinyal

(3) Dapat memasuki cairan ekstrase , n wkolamin, kepada sel lain.


Semua sel eukariot secara terus menerus menelan sebagian membran
FaositOSS Insulin, hormon Paratir' di dalam sel
plasmanya. Vesikel endositotik terbentuk ketika sebagian membran plasma Terdapat dua jenis endositosis yang umum. nlllosit. semuanya terkemas dalam granula
mengalami invaginasi, membungkus sedikit cairan ekstrasel dan isinya. Vesikel terjadi hanyadi sel tertentu, misalnya makro ag a ,^nya virus,
dan p untuk dibebaskan jika timbul
kemudian terlepas sewaktu fusi membran plasma menutup leher vesikel di Fagositosis melibatkan ingesti partikel besar mi , ^ aspek bakteri, sel, atau
stimulasi yang sc
tempat asal invaginasi (Gambar 40-19). Vesikel ini menyatu dengan struktur debris. Makrofag sangat aknt aa -kc{
membran lain dan memindahkan isinya ke kompartemen sel lain atau bahkan ini dan dapat menelan 25% dari volume part ^ dapat tersebut per jam. Dalam
kembali ke eksterior sel. Sebagian besar vesikel endositotik menyatu dengan melakukannya, ma <* ^enit menginternalisasi 3% dari membran plasmanya
lisosom primer untuk membentuk lisosom sekunder yang mengandung enzim s atau seluruh membrannya setiap 30 menit. s[ dan

hidrolitik sehingga merupakan organel khusus yang berfungsi sebagai tempat Pinositosis adalah sifat alamiah semua cairan. menyebabkan sel dapat
sampah intrasel. Isi makromolekul dicerna untuk menghasilkan asam amino, menyerap cairan ar ^ adalah Terdapat dua tipe pinositosis. Pinositosis ase ^
terlarut suatu proses nonselektif yang menyerap suatu lurus melalui
z
gula sederhana, atau nukleotida, dan zat-zat ini berdifusi keluar vesikel untuk
digunakan kembali di dalam sitoplasma. Endositosis memerlukan (I) energi, pembentukan vesikel kecil yang er an itUj-an dengan konsentrasi di cairan
ekstrasel sekitar. em ^nya,
biasanya dari hidrolisis ATP; (2) Ca2t di cairan ekstrasel; dan (3) elemen kontraktil
vesikel ini adalah suatu proses yang sangat a <ti . ^ Jengan
di dalam sel (mungkin sistem mikrofiJamen) (Bab 48). fibroblas menginternalisasi membian p as many ^ cja|am kecepatan sekitar
sepertiga kecepatan m cro g menginternalisasi. Proses ini berlangsung <-LUas
dibandingkan dengan pembuatan me m i ran .ngga permukaan dan volume sel
Endositosis
tidak banyac eru Jaur- Eksositosis
membran harus diganti oleh eksositosis atau dengan ulang secepat
penggunaan melalui end ositosis. . endositosis dan eksositosis. Pada eksositosis terjadi Gambar
40-20. Perbandingan mekanisim pis.tunggal, sementara endositosis terbentuk dan kontak dua permukaan
dalam (sisi sitoplasma' kontak dua lapis-tunggal permukaan.
bab 40: MEMBRAN: STRUKTUR & FUNGSI / 453
telah teridentifikasi. Mutasi-mutasi ini memengaruhi CFTR
setidaknya dalam empat cara: (1) mengurangi jumlahnya; (2)
452/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL (siUtU I
Tabel 40-5. penyakit atau keadaan memudahkan terjadinya kesalahan pelipatan dan retensi di
on 1 Sebagian a kibat patologis dalam RE atau aparatus Golgi, bergantung pada mutasinya;
bentuk Charcot-Marie-1 both tcrkait-kroms atau berkaitan dengan kelainan
! Penyakit Kelainan1 (3) memengaruhi kemampuan kanal Cl- untuk membuka
penyakit neurologis penyebab
demielinisasi)- te'*
Akondroplasia membran . (suatu proses yang dipengaruhi oleh ATP) jika mutasi
(MIM 1008001 _ Mutasi di gen yang mengode mengenai domain pengikat nukleotida; (4) mengurangi laju
MUTASI YANG MENGENAI Pr0^aKIT reseptor faktor pertumbuhan
aliran ion melalui kanal sehingga arus CF berkurang.
fibroblas 3
MEMBRAN MENYEBABKAN PENT Komplikasi yang paling serius dan mengancam nyawa
ikian Hiperkolesterolemia Mutasi di gen yang mengode
11
sede' ^ niengcai adalah infeksi paru berulang akibat pertumbuhan berlebihan
bran familial (MIM reseptor LDL
Berdasarkan fakta bahwa mem1 /anS 143890) berbagai patogen dalam sekresi kental saluran napas. Gizi
fibrosis kistik
banyak organel dan berperan cerda
banyak organei u.t.. , _ . i- Mutasi di gen yang mengode protein
yang buruk akibat insufisiensi pankreas memperparah
p*1 (MIM CFTR, suatu pengangkut keadaan. Oleh karena itu, terapi CF memerlukan upaya
proses tidaklah mengejutkan bahwa dalammuta-s'i ^^-^kit arau 219700) ci- komprehensif untuk mempertahankan status gizi, meneegah
nrorein membran dapat menyebabkan beragam
protein * sebagai Mutasi di gen yang mengode
Protein di membran dapat diklasiH1'-^ofllp0nen serta mengobati infeksi paru, dan mempertahankan kesehatan
ganggu Sindrom QT kanal ion di jantung fisik serta psikologis. Kemajuan-kemajuan dalam bidang
reseptor, pengangkut, kanal ion. enzim, <Jan niengalami
an panjang
struktural. Anggota semua kelas ini sering kongenital genetika molekular memungkinkan dilakukannya analisis
glikosilasi sehingga mutasi yang mengenai - (MIM Wilson (MIM
Penyakit Mutasi di gen yang mengode suatu mutasi untuk diagnosis pranatal dan untuk memeriksa
mengubah fungsi protein-protein tersebut. ( ^oh penyakit 192500)
277900) ATPase dependen- tembaga pembawa sifat (carrier) dalam keluarga yang salah satu
- ' -------------------------------------------- * Mutasi di gen yang mengode GlcNac anaknya terkena penyakit ini. Saat ini para peneliti sedang
Penyakit sel 1 (MIM fosfotransferase dan menyebabkan melakukan upaya-upaya untuk menggunakan terapi gen
252500) ketiadaan sinyal Man 6-P unluk dalam memulihkan aktivitas CFTR. Suatu preparat aerosol
. lokalisasi ; hidrolase tertentu di dalam
lisosom
DNase manusia yang mencerna DNA mikroorganisme di
; Mutasi di gen yang mengode spektrin saluran napas terbukti bermanfaat dalam terapi.
Gambar 40-21. Diagram skematis sebuah taut celah (gap junction). Satu i ,n tercantum
atau protein struktural ; lain di
konekson dibentuk oleh dua hemikonekson. Masing-masing hemikonekson atau gangguan akibat kelainan di protein menibr- .rmjnkan
dibentuk oleh enam molekul koneksin. Zat terlarut berukuran kecil dapat
membran sel darah
RINGKASAN
berdifusi melalui kanal di bagian tengah yang merupakan mekanisme
diyang
Tabel 40-5; conroh-contoh
berperan .......... ini terutama mcnCt^ggUan Sferositosis
langsung komunikasi antarsel. mutasi
anion, kation, air,membran
di jirotein plasma,
, dan vitamin yangdengan slJ:,CU
malalui men<~* ^ebih dari herediter (MIM 1 Membran adalah struktur kompleks yang terdiri dari
yang
Mutasi mengenai fungsi
di gen yang lisosomprotein
mengode (penyakit sel D- jjj11apam
di membra 0rj-an
juga 82900). lipid, karbohidrat, dan protein
30dapat
jenismerugikan.
penyakiticikan.Lumw..
atau v.., .. ---------
gangguan
Contohnya, genetik
mutasi yadin
&gen. rote;n n1c
yang Struktur dasar semua membran adalah lapis-ganda
Sebagian Sinyal Disalurkan Melalui Membran protein membran
disebabkan olehmitokondria
mutasi yang *berp tro
er
yangmengenai Iotrj-
berbag _ 11!.rperan daJam
Metastasis; Kelainan di rantai oligosakarida
! glikoprotein dan glikolipid j lipid. Lapisan-ganda ini dibentuk oleh dua lembaran
fosforilasi oksidatif dapat menyebabkan v penyakit ncun dan
i i,.niaK, uriii,
Sinyal biokimiawi spesifik, misalnya neurotransmiter, hormon, ter amino, gu |a nim,
membran diperkirakan | _______ ! fosfolipid dengan gugus-gugus kepala polar hidrofilik
gangguan lain (mis. neuropati dalamoptik
transporhered*asam * berperan penting ___________ fll
dan imunoglobulin berikatan dengan reseptor spesifik (protein o oo -I.-mb
apuanran plasma
oleh Hemoglobinuria; Mutasi yang yang tersusun menjauhi satu sama lain dan terpajan
integral) yang terpajan dengan bagian luar mem- bran sel dan 1 rotein membran juga dapat mengalami gane>& . keadaan menyebabkan dengan lingkungan air di permukaan luar serta dalam
memindahkan informasi melalui membran ini ke sitoplasma. selain myrasi. Pembentukan autoantib0^ tc.f a nokturnal gangguan perlekatan membran. Ekor nonpolar hidrofobik molekul ini saling
jangkar
__paroksismal GPI pada protein
Proses ini yang dinamai pembentukan sinyal transmembran reseptor ascjrilkolin di otot rangka menyebabkan rriiastenia berhadapan, ke arah bagian tengah membran.
J 1 1 f f UlI III (MIM
(transmeinbrane signaling), melibatkan pembenrukan tI gdavis. Islcemia dapat cepat memengaruhi integritas <-r agai tertentu di 3117701
M.l/IUIl ! membran
JCI UUIUM sel Membran adalah struktur yang dinamik. Lipid dan
sejumlah sinyal, termasuk nukleotida siklik, kalsium, kanal ion di membran. Kelainan konstituen membran se ain darah
' Penyakit merahcli sini dibahas lebih lanjut di bab-bab lain. Tabel ini
yang tercantum protein tertentu memperlihatkan difusi lateral yang cepat.
fosfoinositida, dan diasilgliserol. Hal ini dibahas secara rinci di protein juga dapat merugikan. Dalam k;iitannya denga11 *P> , menyajikan contoh mutasi yang mengenai reseptor, pengangkut, kanal inn, enzim, Flip-flop berlangsung lambat untuk lipid dan
Bab 42. dan protein struktural. Contoh gangguan atau defisiensi glikosilasi glikoprotein juga tidak terjadi pada protein.
kelebihan kolesterol (mis. pada hiperkolesterolemia anl1 la ),
disajikan. Sebagian besar penyakit ini mengenai membran plasma.
lisofosfolipid (mis. setelah digigit ular tertentu, yang isanya Model mosaik cair merupakan model yang baik untuk
Tamil)- Cellcah Memmuimglldnkain) Aliran Langsung mengandung fosfolipase), atau glikosfingolipid (nl,s- pac a membahas struktur membran.
Molekul dari Satu Sel ke Sel Lain sfingolipidosis) dapat memengaruhi fungsi mem bran- Protein membran diklasifikasikan sebagai protein integral
Diketahui bahwa gen ini mengode protein 1480 asam jika protein-protein tersebut terbenam erat di lapisan-
Taut celah (gap junction) adalah struktur yang memungkinkan Fibrosis Kistik Disebabkan oleh tAutosi di amino yailg disebut cystic fibrosis transmembrane regulator
ganda lipid dan sebagai protein perifer jika protein-
pemindahan langsung molekul kecil (hingga ~ 1200 Da) dari
satu sel Ice sel tetangganya. Struktur ini terdiri dari satu famili
Gen Pengode Kanal Klorida (CFTR), SUatu kanal Cl yang dikendalikan oleh AMI siklik
protein tersebut melekat secara longgar pada
Fibrosis kistik (CF, Cystic Fibrosis) adalah penyak*c gen<-*tik (lihat Gambar 40-22). Kelainan pada permeabilitas Cl bagian luar atau dalam membran.
protein yang disebut koneksin dan membentuk struktur resesif yang banyak dijumpai pada orang berkulit putih <Ji membran diperkirakan menyebabkan meningkatnya
heksagonal yang terdiri dari 12 protein ini. Enam koneksin Keduapuluh membran berbeda di sebuah sel mamalia
kekentalan sejumlah besar sekret tubuh, walaupun mekanisme
membentuk hemichannel(setengah kanal) koneksin dan Amerika Utara dan memiliki ftingsi intrinsik (mis aktivitas enzimatik) dan membran
pastinya masih sedang diteliti. Mutasi tersering (sekitar 7o%
bersatu dengan struktur serupa di sel sebelahnya untuk bagian tertentu Eropa utara. Penyakit mi ini menentukan kompartemen arau lingkungan khusus di
pacia populasi Kaukasia tertentu) adalah delesi tiga basa yang
membentuk kanal konekson sempurna (Gambar 40-21). ditandai oleh infeksi bakteri kronik pada saluran napas serta menyebabkan hilangnya residu 508, sebuah fenilalanin (Al- 1
dalam sel yang memiliki Rings, spesifik (mis. lisosom)
Beragam koneksin ditemukan di berbagai jaringan. Satu taut sinus, maldigesti lemak akibat insufisiensi eksokrin pankreas, Namun, lebih dari 1000 mutasi lain
celah mengandung beberapa konekson. Mutasi di gen yang infertilitas pada pria karena gangguan perkembangan vas jdeferens,
uar biasa,
508 * '
(>60
dan mmol/L). kadar klorida
peningkatan telah suatu
dalam upaya yang
keririgaj
mengode koneksin dilaporkan berkaitan dengan sejumlah Pada tahun 1989, se
untuk CF berhasil diidentifikasi di krom osom 7.
penyakit, termasu kelainan kardiovaskular, salah satu jenis gen
kctul.an, dan penyak.
Keragaman Sistem Endokrin
41
454/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL
nicnv^
bk

tidak ' se l, "f


1111
dengan reseptornya mungkin dal- yang
perpindahan salahsalah
satunva
satupnya ke ' tukm interaksi ini
Knya s Daryl K. Granner, MD
menyebabkan terbent ^ (pC^ntu memengaruhi proses-
proses mtras embran
sinyal transmembran). pro*'*. n protein
Mutasi yang mengenai struktu P P
Terminal (reseptor, pengangkut. kanal ion, <- ^ cC
amino NBF1 Hormon pertumbuhan tumbuhan
struktural) dapat menyebabkan p<-
NJ Domain R NBF2 fibrosis kistik dan hiperkolesterolemia * ACTH Hormon adrenokortikotropik GH Insulin-lik'growth factor-I^o p I yang
V IGF-I mirip-insulin) luteotropik)
Terminal ANF Faktor natriuretik atrium Luteotropic hormone
karboksil
cAMP Adenosin monofosfat siklik LH (hormo Lipotropin
Gambar 40-22. Diagram struktur protein CFTR (tidak sesuai skala). Protein REFERENSI I Garland CBG Globulin pengikat kortikosteroid LPH Monoiodotirosm . ' (hormon pe-
mengandung dua belas segmen transmembran (mungkin heliks), dua Gonadotropin korionik
al. Molecular Biology oj the Cell CG MIT Melanocyte-stim
domain atau lipatan pengikat nukleotida (NBF1 dan NI3F2), dan satu Alberts B, ct
domain regulatorik (R). NBF1 dan NF3F2 mungkin mengikat ATP dan
Nob^ Pri. cGMP Guanosin monofosfat siklik . Corticotropin-like MSH ulati ng h<
Scicnce, 2002. clccriviiy, and the 2003 rangsang melanosit)
menggabungkan hidrolisisnya dengan transpor Cl". Phe 508, lokus mutasi CLIP intermediate lobe pcptl (peptida lobus intermedins
Clapham DE. Symmetry, scl Hidroksisteroid dehidrogenase
utama pada fibrosis kistik, terletak di NBF1. Ma** Aca' denv.c yang mirip-korti OHSD
Cell 2003;115:641. .
kotropin) FeniletanolaminTV-
Holland IB, ct ai. ABC Pro,rim: Vrow Bacteria
Molekul tertentu berdifusi secara bebas menembus PNMT
membran, tetapi pergerakan molekul lainnya terbatas Dopamin (3-hidroksilase menltransferas
Press/Elsevier Science, 2003. .
DBH pOMC
karena ukuran, muatan, atau kelarutannya. DHEA Dehidroepiandrosteron SHBG Pro-opiomelanokortm lobulin peng-
Lc Roy C. Wrana JI- Cla.hrin- and non-*. ^ ^ B,o.
Berbagai mekanisme pasif dan aktif digunakan untuk DHT Dihidrotestosteron Sex hormone-binding globulin Ig
cndocytic regulation ol cell signaling.
mempertahankan gradien molekul-molekul tersebut di 2005:6:112. vVH DIT Diiodotirosin StAR ikat hormon seks) Protein)
kedua sisi membran. Lodish H, ct al. Molecular Cell Biology, ed kc- - DOC Deoksikortikosteron TBG Steroidogenic acute regulatory (p Globulin
Co., 2004. rransprt V ***'
Zat terlarut tertentu, misalnya glukosa, masuk ke dalam sel Longo N. Inherited defects of membrane ran ^ McGraw- EGF Epidermal growth factor (faktor pertumbu an TEBG pengikat tiroksin
melalui difusi terfasilitasi, mengikuti gradien dari Harrisons Principles of Internal Medicine, c epidermis) TRH
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Molekul Hill, 2005. . aSSoci3t',on an i FSH Follicle-stimulating hormone (hormon perang TSH n

.Luccero HA, Robbins PW. Lipid rafts: 0'*oPhyS sang folikel) Globulin pengikat testoster
pembawa spesifik, atau transporter, berperan dalam proses
ini. the regulation of protein activity. >C1 Thyrotropin-releasing hormone mon pe.
Kanal ion bergerbang-ligan atau bergerbang-tegangan 2004:426:208. channels-Annu
Thyrotropin-stimulating hoi t
seringdigunakanuntukmemindahkan molekul bermuatan Riordan JR Assembly of functional Ch rRci one rangsang tirotropin) on adalah suatu
Rev Physiol 2005:67:701. biology. beraktivitas. Sesuai definisi klasiknya, & 0ieh sistem
(Na', K\ Ca2*, dsb-nya) menembus membran. [at
0
Molekul besar dapat masuk atau keluar sel melalui Singer SJ. Some early history of mem rane m PERAN BIOMEDIS a* yang disintesis di satu organ dan deskripsl
Annu Rev Physiol 2004:66:1. ripopro"11' sirkulasi untuk bekerja di jaringan. karena hormon
mekanisme, seperti endositosis atau eksositosis. Pada Vance DE, Vance JE. Biochemistry oj Lipids, Kelangsungan hidup organisme multisel bergantung PaCj* yang-mentah-mentah" ini terWu
proses ini, molekul sering kali harus berikatan dengan Membranes, cd ke-4. Elsevier, 2002. fce-2. kemampuannya untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang m e m dapat bekerja pada sel-sel
reseptor, yang menyebabkan spesifisitas proses ini. Yeagle PL. The Structure of Biological Membranes, terus-menerus berubah. Mekanisme komunikasi antarselsang^ d l
d a n
( k e r j a a u t o k r i n ) tanpa
Reseptor dapat merupakan komponen integral membran Press, 2004. CRC diperlukan untuk adaptasi ini. Sistem saraf dan sistem endo pada sel tempat hormon tersebut ber - Telah berkembang
(terutama membran plasma). Interaksi ligan melaksanakan komunikasi antarsel di seluruh tubuh. Sistem harus masuk ke dalam sirkulasi sistemi c. mekanisme

saraf semula dipandang sebagai suatu sistem komunikasi ^ beragam hormonmasing-masing ^ pengangkutan
terfiksasi/menetap, sementara sistem endokrin men6haS' kerja dan biosintesis, penyimpanan, sc respons
hormon, yaitu perantara yang bergerak bebas ' serta metabolisme tersendiriuntuk me topik pada
Pada kenyaatannya, kedua sistem regulatorik ini konvergensi homeostasis. Keragaman biokimiawi mi
yang luar biasa. Contohnya, regulasi sarat si endokrin penting bab ini.
dalam produksi dan sekresi seb hormon; banyak
neurotransmiter menyerupai hormon w proses sintesisnya, KONSEP SEL TARGET
pengangkutan serta mekanisme ker)a >- dan banyak hormon 1 vang terdiferen-
pada manusia terdapat sekitar 200 jenis se^ ^Qrang manu-
disintesis di sistem saraf. Kata horn berasal dari bahasa
siasi. Hampir semua dari 75 trilyun sel pa a
Yunani yang berarti membangkitkan un

455
BAB 41 KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 457

456/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL


Gambar 41-1. Spesifisitas dan selektivitas reseptor
Tabel 41-2. Penentu respons sol target hormon. Berbagai jenis molekul beredar dalam
sia menjadi target dari satu atau lebih dari 50 hormon yang cairan ekstrasel (CES), tetapi hanya beberapa molekul
Jumlah, aktivitas relatif, dan ditempati atau |aSrno 1 I Kandungan yang dikenali oleh reseptor hormon. Reseptor harus
diketahui, tetapi hanya sebagian kecil yang menghasilkan CES memilih molekul ini di antara molekul-molekul
reseptor spesifik di membran plasma atau sifr
hormon. Konsep sel target adalah suatu cara yang berguna atau nukleus. ,. se| target lain yang konsentrasinya tinggi. Gambar sederhana
untuk mempelajari kerja hormon. Dahulu, diduga bahwa Metabolisme (aktivasi atau inaktivasi) hormon ^ unf,jk ini memperlihatkan bahwa sebuah sel dapat tidak
)6 memiliki reseptor hormon (1), memiliki satu reseptor
hormon memengaruhi satu jenis selatau hanya beberapa Adanya faktor lain di dalam sel yang diperlukn
respons hormon. , n. * O Hormon
(2+5+6), memiliki reseptor untuk beberapa hormon
jenisdan bahwa hormon memicu efek biokimia atau fisio- Peningkatan (up-regulation) atau penekanan ( ^sinyo Reseptor
regulation) reseptor sebagai konsekuensi > nfer (3), atau memiliki reseptor, tetapi tanpa hormon di
logis yang unik. Kini kita mengetahui bahwa suatu hormon dengan ligan. n sekitarnya (4).
dapat memengaruhi beberapa jenis sel; bahwa lebih dari satu Desensitisasi sel setelah pengikatan hormon de y
reseptornya, termasuk down-regulation resfPjL^ 1 Ti 6 361
56 h P
hormon dapat memengaruhi satu jenis sel; dan bahwa hor-
[1 I2I3I 4 5I
mon dapat menimbulkan berbagai efek pada satu sel atau sel
lihat Gambar 19-5) adalah efek lanjutan dari reseptor kelas
yang lain. Dengan ditemukannya reseptor hormon spesifik ini (lihat Bab 42 untuk rincian lebih lanjut).
intrasel dan di permukaan sel, definisi target telah diperluas fungsional: satu domain mengikat hormon; yang ain mengikat regio DNA Studi pembandingan beberapa reseptor steroid
untuk mencakup semua sel tempat hormon (ligan) berikatan tertentu; domain ketiga berperan dalam interaksi dengan protein yang berbeda-beda dengan reseptor hormon tiroid
diskriminasi
dengan reseptornya meskipun respons biokimiawi atau koregulator lain yang menyebabkan pengaktifan (atau penekanan) mengungkapkan adanya konservasi sekuens asam amino di
10" sampai 10'' kali lebih banyak. Derajat V penmen il transkripsi gem dan domain keempat mungkin menentukan pengikatan
fisiologisnya belum diketahui. regio tertentu, terutama di bagian domain yang mengikat
Beberapa faktor menentukan respons sel target terhadap yang tinggi ini dihasilkan oleh molekul-molek11 j_jormon satu atau lebih protein lain yang memengaruhi lalu- mtas DNA. Hal ini menyadarkan kita bahwa reseptor tipe steroid
suatu hormon. Faktor-faktor ini dapat dipandang dalam dua yang berkaitan dcngan sel yang disebut reseptr^ reseptor di dalam sel.
atau tiroid adalah anggota dari suatu superfamili besar
kategori umum: (1) sebagai faktor yang memengaruhi memulai efek biologisnya dengan mengikat rcscpt0 |iarus* Fungsi ganda pengikatan dan penggabungan n mendefinisikan suatu
reseptor nukleus. Banyak anggota dari famili ini belum
dan karena setiap sistem kontrol yang efektif y-lno reseptor, dan penggabungan pengi ata _ hormon dengan transduksi
konsentrasi hormon di sel target (lihat Tabel 41-1) dan (2) diketahui ligannya sampai saat ini sehingga disebut reseptor
memiliki cara untuk menghentikan suatu respnS c cerje " sinyalsehingga disebut se agai
sebagai faktor yang memengaruhi respons sel target terhadap reccptor-effcctor coupling (penggabungan/penyambungan yatim (orphan receptoj). Superfamili reseptor nukleus ini
hormon (lihat Tabel 41-2). dipicu oleh hormon umumnya berhenti jika efekrr
dari reseptornya. nnn reseptor dcngan efektor)inilah yang merupakan lang a ^ pertama dalam berperan penting dalam mengatur transkripsi gen oleh
Sel target didefinisikan berdasarkan kemirnF amplifikasi respons hormon. Peran ganda in juga membedakan reseptor hormon, seperti dijelaskan di Bab 42.
RESEPTOR HORMON untuk mengikat hormon tertentu melalui 1 rejev. sel target dari protein Pembawa di plasma yang mengikat hormon tetapi
BERPERAN SENTRAL secara selektif. Agar interaksi hormon-reseprr tidak menghasi a sinyal (lihat Tabel 41-6). HORMON DAPAT DIKLASIFIKASIKAN
sccara fisiologis, beberapa ciri biokimiawi pada ,nC . ^ 1
Reseptor Melakukan Diskriminasi DENGAN BEBERAPA CARA
Secara Tepat
1
berperan penting: (1) pengikatan harus spes' ^' Reseptor Adalah Protein Hormon dapat diklasifikasikan sesuai komposisi kimia, sifat
digeser oleh agonis atau antagonis; (2) dalam
dapat menjadi jenuh; dan (3) pengikatan harus terja Beberapa kelas reseptor hormon peptida telah didefinisikan. Contohnya, kelarutan, letak reseptor, dan jenis sinyal yang digunakan
Salah satu tantangan besar yang dihadapi dalam membuat
. i I.. i;iiarapkan. reseptor insulin adalah suatu heterotetramer (cx2P2) yang disatukan oleh untuk menyampaikan efek hormon di dalam sel. KJasifikasi
sistem kerja komunikasi berbasis-hormon diperlihatkan pada
rentang konsentrasi dari respons biologis yang o' banyak ikatan disulfida tempat subunit a ekstrasel mengikat insulin dan yang didasarkan pada dua sifat terakhir disajikan pada Tabel
Gambar 41-1. Hormon terdapat dalam konsentrasi yang sangat
subunit P (yan& menembus membran) menyalurkan sinyal melalui tirosin 41- 3, dan gambaran umum masing-masing kelompok
rendah di cairan ekstrasel, umumnya dalam kisaran 10',s sampai Di Reseptor Terdapat Domain Peng eno\ &
protein kinase di bagian subunit yang berada di sitoplasma polipeptida ini.
10',J mol/L. Konsentrasi ini jauh lebih rendah dibandingkan disajikan pada Tabel 41 -4.
Domain Penggabung Reseptor untuk faktor pertumbuha^ Hormon di kelompok pertama bersifat Iipofilik. Setelah
dengan konsentrasi banyak molekul yang mirip secara Semua reseptor memiliki paling sedikit dua domain mirip-insulin 1 (IGF-1) dan faktor pertumbuhan epidcrm^ (EGF) disekresikan, hormon ini berikatan dengan protein pembawa/
struktural (sterol, asam amino, peptida, protein) dan molekul U
.P^~ umumnya memiliki struktur serupa dengan resep insulin. Reseptor hormon pengangkut di plasma, suatu proses yang mengatasi masalah
lain yang beredar pada kisaran konsentrasi 1 O'5 sampai 103 sional. Domain pengenal (recognition dovi^^n) IIie t>l 'lt pertumbuhan dan prolaktm J B menembus membran plasma sel target, kelarutan sambil memperlama waktu-paruh hormon
mol/L. Oleh sebab itu, sel target harus membedakan tidak saja ligan hormon dan regio kedua menghasilkan sirya > tetapi tidak mel" aktivitas protein kinase spesifik. Namun, terikatnya g pada dalam plasma. Persentase relatif hormon bentuk terikat
antara berbagai hormon yang terdapat dalam jumlah kecil, a
ng reseptor ini menyebabkan asosiasi dan aktivasi ja protein kinase yang sama dan bentuk bebas ditentukan oleh afinitas pengikatan dan
tetapi juga antara satu hormon dan molekul-molekul serupa rnen
ggabungkan/menghubungkan pengenalan ni n
sekali berbeda. yaitu Jalur J kapasitas pengikatan protein pengangkut. Hormon bebas,
yang konsentrasinya tersebut dengan beberapa fungsi intrasel. Pengga^un col~ Scat. Reseptor hormon polipeptida dan katekolamin yaitu bentuk yang secara biologis aktif, mudah menembus
y.
phng, transduksi sinyal) terjadi melalui dua c:ira U Urn* membran plasma Iipofilik semua sel dan bertemu dengan
Tabel 41-1, Penentu konsentrasi suatu hormon di sel target menyalurkan sinyal dengan mengubah laju produks. cAM melalui G-
reseptor di sitosol atau nukleus sel target. Kompleks Iigan-
Hormon protein protein, ditandai oleh adanya tujuh domain y^g menembUs mcmbran pl**;
Laju sintesis dan sekresi hormon. .rL Pengaktivan protein km reseptor dianggap sebagai perantara intrasel pada kelompok
Kedekatan letak sel target dengan sumber hormon (e e
dan polipeptida serta katekola171111 dan pembentukan A^P S,khk (cAMP 35301 35
pengenceran). , .. ber- larut-air
Konstanta disosiasi hormon dengan protein pengang u spesifik di ikatan dengan reseptor yang ada di membran p!asrna
plasma (jika ada). , ^r intrasel, dan Kunr---------- Kelompok utam L- A
ti
resepto
langsung menghasilkan sinyal yang UmUmny3
Perubahan bentuk inaktif atau aktif suboptimal hormo menjadi bentuk yang berikatan den * terdiri dari hormon iarut-air
secara
menghasilkan sinyal
sccara langsung ------------ yang mengatur
0 oen-gen tertentu. berbagai fungs
aktif penuh. .. .
ngaruhi laju transkripsi gen-gen tertentu. yang berikatan Ye,1mem^ran plasma sel sasaran. Hormon
Laju bersihan hormon dari plasma oleh jaringan ^
HU s
el, Domain yang berperan dalam pengenalan hormon gan permukaan sel berkomunikasi
melalui proses ppn^rnnan, metabolisme, ata^ ------------------------------------- dan pembentukan
sering dengansinyal telah dikenali
mengubah di reseptor
aktivitas hormoenzim-
suatu n Seba
polipeptida protein dan katekolamin. Reseptor hornion
1
steroid, tiroid, dan retinoid memiliki beberapa domain
hormon steroid, retinoid, dan tiroid berinteraksi eni,ah
gan
ran intrasel, dan koxnpleks reseptor-ligan m
y g
-MUon sin val van,, urnumoy3 mem-
BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL
458 /

BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 459


dengan proses metabolik intrasel melalui molekul perantara
vang disebut second messenger (hormon itu sendiri adalah Tabel 41-3. Klasitikasi hornion honTK)47 4urr>um kelompok-kelompok
keunikan masing-masing. Hormon-hormon ini memiliki
perantara pertama), yang dihasilkan sebagai konsekuensi berdaSc 1 ^* 1 massa molekular dalam kisaran 25-30 kDa bergantung pada
dari interaksi ligan-rcseptor. Konsep second messenger mekanisme kerja derajat glikosilasi dan panjang rantai (3.
berasal dari pengamatan bahwa epinefrin berikatan dcngan
membran plasma sel tertentu dan meningkatkan cAMP Hormon yang berikatan dcngan reseP Kelompok I
intrasel Steroid, Hormon Disintesis & Dimodifikasi dalam Berbagai Cara
intrasel. Hal ini diikuti oleh serangkaian eksperimen bahwa Androgen iodotironi
Polipeptida, protein,
Agar Aktivitasnya Sempurna
n,
glikoprotein, katekolamin
cAMP dibuktikan memerantarai efek sejumlah besar Kalsitriol (1,25[OH]?-D3)
hormon. Hormon yang jelas menggunakan mekanisme ini Estrogen kalsitriol, Sebagian hormon disintesis dalam bentuk akhir dan segera
Glukokortikoid . Kelarutan retinoid disekresikan. Hormon yang termasuk dalam kelompok ini
d.perl.hatkan d.
Mineralokortiko Lipofilik Hidrofilik
id
Kelompok II.A Tabel 41-3. Sampai saat mi, hanya satu adalah hormon yang berasal dari kolesterol. Hormon lain,
Protein
Ya
hormon, faktor natriuretik atrium {atrial natriuretic factor, Progestin -- Tidak seperti katekolamin disintesis dalam bentuk akhir dan
ANF) yang menggunakan cGMP sebagai second messenger, Asam refinoat Pengangkut
Q ......... ______ disimpan di sel penghasilnya. Hormon yang lain lagi
for di Lama
II. Hormon tiroid (T dan TJ ^^ ktu-
tetapi hormon lain mungkin akan ditambahkan ke Kelompok 3 paruh Singkat (menit) disintesis dari molekul prekursor di scl penghasil, kemudian
II.B. Beberapa hormon yang banyak di antaranya semula Hormon yang berikatan dengan . _. plasma (jam diproses dan disekresikan jika terdapat rangsang fisiologis
diperkirakan memengaruhi cAMP, tampaknya menpinakan ion resep
permukaan sel sampai Membran plasma (insulin). Akhirnya, terdapat juga hormon lain yang diubah
kalsium (Ca2-) atau metabolit fosfoinositida kompleks (atau A. Second messenger berupa cAMP J!iiator
s
eptor hari) cAMP, cGMP, Ca2', menjadi bentuk aktif dari molekul prekursor di perifer (T 3 dan
keduanya) sebagai sinyal intrasel Hormon-hormon ini Katekolamin a2- Medi< Intrasel metabolit kompleks DHT). Semua contoh ini dibahas secara lebih rinci di bawah.
diperlihatkan di Kelompok H.C dalam tabel tersebut. Perantara adrenergik Kompleks fosfoinositol, kaskade
intrasel untuk Kelompok II.D adalah kaskade protein kinase- Katekolamin fJ- hormon- kinase
fosfatase. Beberapa dari anggota 'e ompo ini telah berhasil odrenergik reseptor BANYAK HORMON DIBUAT DARI
KOLESTEROL
Hormon
diidentifikasi, dan satl-* lormon apat menggunakan lebih dari adrenokorfikofropi Progestin, dan 1,25(OH),-D3 (lihat Gambar 41-2). Pada
Steroidogenesis Adrenal
satu kaskade kinase. Beberapa - hormon dapat dimasukkan ke k sebagian kasus, hormon steroid menjadi molekul prekursor
dalam lebih dari satu kategon, dan pengelompokan ini dapat Hormon bagi hormon lain. Contohnya, progesteron adalah hormon
berubah dengan muncu nya informasi-informasi baru. antidiuretik Hormon steroid adrenal disintesis dari kolesterol. Kolesterol
Kalsitonin sejati, tetapi juga merupakan prekursor dalam pembentukan sebagian besar berasal dari plasma, tetapi sebagian kecil
Gonadotropin korion glukokortikoid, mineralokortikoid, testosteron, dan estrogen.
KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN manusia Testosteron adalah zat antara obligatorik dalam biosintesis
disintesis in situ dari asetil-KoA melalui mevalonat dan
Hormon Disiimtesis do Berbagai Susunan Sel skualen. Banyak dari kolesterol di adrenal mengalami
Corticotrophin-releasing estradiol dan dalam pembentukan dihidrotestosteron (DH I).
Hormon disintesis di organ-organ yang dira ^ mata untuk tujuan hormone esterifikasi dan disimpan dalam butiran lipid di sitoplasma.
Dalam contoh-contoh ini yang diuraikan secara lebih rinci di
spesifik ini, misalnya tiro* j. Follicle-stimulating hormone Jika adrenal mendapat rangsangan dari ACTH, t<_rjadi
bawah, produk akhir ditentukan oleh jenis sel dan rangkaian
nin), adrenal (glukokortikoid serta m,^ h prolaktin, hipofisis Glukagon pengaktifan esterase, dan kolesterol bebas yang teibentuk
Lipotropin
enzim terkait di dalam tempat prekursor tersebut berada.
(TSH, FSH, LH, hormon perturnb dua diangkut ke dalam mitokondria, tempat enzim pemutus rantai
AC I H). Sebagian organ dirancang u . a> ovarium fungsi Luteinizing hormone Asam amino tirosin adalah titik awal dalam
pembentukan katekolamin dan hormon tiroid, yakni samping sitokrom P450 (P450scc) mengu ah kolesterol
berbeda, tetapi berkaitan erat. roduktif
Melanocyte-stimulating
hormone tetraiodotironin (tiroksin; T() dan triiodotironin (T() (Gambar menjadi pregnenolon. Pemutusan rantai samping melibatkan
es-
menghasilkan oosit matang dan hor"\ spermatozoa tradiol dan Hormon paratiroid 41-2). T3 dan bersifat unik karena kedua hormon ini serangkaian hidroksilasi, mula-mula di C2, da.n kemudian di
Somatostatin memerlukan penambahan iodium (sebagai 1) untuk C,0, dan diikuti oleh pemutusan rantai samping (pengeluaran
progesteron. Testis mengha di sel
Thyroid-stimulating hormone
matang dan testosteron. Hormon juga (peptida B. Second messenger berupa bioaktivitasnya. Karena iodium dalam makanan sangat sedikit fragmen enam-karbon isokaproa en a)
khusus di dalam organ lain, misalnya u (angiotensin mirip-glukagon), tiroid cGMP di banyak belahan dunia, dikembangkanlah mekanisme rumit untuk menghasilkan steroid 21-karbon (Gambar 41-3, atas).
(kalsitonin), dan g ) , Faktor natriuretik atrium untuk menimbun dan mempertahankan I. Untuk memindahkan kolesterol ke P450scc di mem ran
II) sehingga sintesis sebagian hormon memer u , Nitrogen oksida banyak hormon yang berupa polipeptida atau dalam mitokondria diperlukan protein regulatoiik a 'lit
renkim lebih dari satu organ
misalnya^^'.^(kalsitriol). diperlukan untuk C. Second messenger berupa kalsium glikoprotein. Hormon-hormon ini memiliki ukuran bervariasi steroidogenik (steroidogenic acute regulatory protein, StAR)
menghasilkan 3. ^ fosfatidilinositol (atau keduanya)
Asetilkolin (muskarinik)
$ dari thyrotropin-releasing hormone (TRH). suatu tripeptida yang dependen-ACTH.
Di bawah ini dibahas contoh keragaman a am me_
mon ini yang masing-masing telah berkem ang u Katekolamin a,-adrenergik hingga polipeptida rantai-tunggal, seperti hormon Semua hormon steroid mamalia dibentuk dari kolesterol via
menuhi tujuan tertentu. Angiotensin II adrenokortikotropik (ACTH; 39 asam amino), hormon pregnenolon melalui serangkaian reaksi yang terjadi di
Hormon antidiuretik (vasopresin) paratiroid (PTH; 84 asam amino); dan hornion pertumbuhan
Kolesistokinin (GH; 191 asam amino) (Gambar4l-2). Insulin adalah suatu
mitokondria atau retikulum endoplasma sel pembentuk.
Hormon Secara Kimiawi Beragam Gastrin Reaksi tersebut membutuhkan hidroksilase yang memerlukan
Gonadotropin-releasing hormone heterodimer rantai AB masing-masing dari 21 clan 30 asam oksigen molekular dan NADPH, sedangkan reaksi
Hormon disintesis dari beraneka ragam bahan ^af^rmon mi Banyak Oksitosin amino. Follicle-stimulating, hormone (FSH), lutein izing-l}0
yang berasal dari kolesterol. Hormon escr0gen, mencakup Platelet-derived growth factor dehidrogenase, isomerase, dan liase juga dibutuhkan untuk
rmone (LH), thyroid-stimulating hormone (TSH), dan
glukokortikoid, mineralokorti oi Substansi P tahap-tahap tertentu. Dalam steroidogenesis adrenal terdapat
Thyrotropin-releasing hormone ,"nase gonadotropin korion (CG) adalah hormon glikoprotein dengan
spesifisitas sel. Contohnya, 18-hidroks. asc dan 19-
*>.,nSecond messenger berupa kaskade struktur heterodimerik ap. Rantai
hidroksisteroid dehidrogenase yang diperlukan
k cX cli semua hormon ini identik, dan rantai [3
atau fosfatase menentukan
Adiponektin
Somatomamotropin korion
Faktor pertumbuhan
epidermis
Eritropoietin
Faktor pertumbuhan
fibroblas
Hormon pertumbuhan
Insulin
Faktor pertumbuhan
mirip-insulin I dan II
Leptin
Faktor pertumbuhan saraf
Platelet-derived growth
factor
Prolaktin
460
/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI
EKSTRASEL & INTRASEL
A. TURUNAN KOLESTEROL BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 46 7

OH
Pemutusan rantai samping kolesterol
rx'r6
ACT
17p-Estradiol H + C-CCC II N
(cAMP)
|P450scc
O

HO
Kolesterol
Pregnenolon + Isokaproaldehida

e. TURUNAN TIROSIN

OH Ao/v
\=/ H2CH-COOH

ja '
1 ^I NH,

17[J-Estradiol Kelompok estrana (C18)

C" PEPT,DA ENGAN BERBAGAI UKURAN Kelompok androstana (C19) . Kelompok pregnana (C2 1 )

7^ a >o ti huruf A-D An/ ?1ujusan rantai samping kolesterol dan struktur dasar hormon steroid. Cincin sterol dasar diidentifikasi
oleh dan setemsnvT 5n C*i*:>Gri nmor 1-21, dimulai dari cincin A. Perhatikan bahwa kelompok estrana memiliki 18
Regio yana i, V_Vv_^fPro) ,3 karbon
1 2 3
b,o'ogis sepenu^nyarV3Si diperlukan un,uk aktivitas /W,
(DOQ V
(pyro) (G
nh2
20 19 10 17 16
^XGly) Hid
lSaUn tU mine ralokor
j (peretensi Na") aktif. yan8
tikoid
Pr
pertama berlangsung cepat, sedangkan hidroksilasi Cn relatif
memilili- n> menghasilkan kortikosteron
C
Ata\~s \ is lambat. Jika posisi CM mengalami hidroksilasi, kerja 17a-
&L "&;?ariasl: lak OlPOrtukan untuk -ineraj;;o' kk' f g|ukkortikoid dan merupakan hidroksilase terhambat dan jalur reaksi yang diikuti adalah
TRH 'GluV~^ --
/A.
ald
cron7t ' =h <memiliki kuBd- 5% potensi jalur mineralokortikoid (membentuk kortikosteron atau
2 ~"^a ini altah^kXS^d (miS
'^^ aldosteron, bergantung pada jenis sel). 17a-Hidroksilase
GL, KOP R
OTEIN (TSH, FSH, LH) 8 me
lokortikoid dan glukokn l/^8 PaI'"S kUM' ^ 1 PCrlukan adalah suatu enzim retikulum endoplasma halus yang bekerja
hidroksilasi C tlkoid daPat beraktivitas pada progesteron atau lebih sering pada pregnenolon. 17a-
Subunit a bersama
fhl8? SUgus hidroksil C Tebih ifP' keban>rakan ,sterd Hidroksiprogesteron mengalami hidroksilasi di C2| untuk
Subunit |3 sendiri- glukokortikoid dan lebih sedikit a J m e m i l i k i akt membentuk H-deoksikortisol yang kemudian mengalami
glomerulosa yang tidak m T,mineralokort,kold- cndoplasma haJus 17a-
- .11 p OCI IUII I-C3CI IUII I hidrnL- m,Ilkl enzim retikulum hidroksilasi di CM untuk membentuk kortisol, hormon.
sendiri
- glukokortikoid alami yang paling kuat pada manusia. 21-
Gambar 4T.2 IS ^tokondria 18-hidroksiIase. 18-Hid ^
ber
baSai ,.L-* aSaman kimiawi hormon. (A) Turumn / . sintase) ki . , ^droksilase (aldosteron Hidioksilase adalah enzim retikulum endoplasma halus,
^n* <D) ClikPratein (TSH' FSH- W) degan sub^ Tua" tirosi"- dengan 18
WolX V r
" untuk membentuk
k0rt,koste sementara 1 lP-hidroksilase adalah enzim mitokondria. Oleh
/ang sama dan subunit fi yang unik. mda|
ui kon ,T7 r,"8 diUbah "iadi ald0Srer0n sebab itu, dalam steroidogenesis terjadi perpindahan berulang
cnzi
"> yam, T , ' r,cnjadi a^dehida. Distribusi substrat masuk dan keluar mitokondria.
Umkml dan r e gulasi
UnCuk
^ncesis au ^na gJorneruJo SCeron> ditemukan hanya di sel-sel oleh K "? .i kliusus zona glomerulosa
C. S INTESIS A NDROGEN
biosintesis mj 53 aS*an luar korteks adrenal), sehingga Gambaran ske^^3
/COrc^*d ini terbatas di bagian ini. ketiga kelas Crnat,s iaiur-jaJur yang berperan
A^Si NTESIS M INERALOKORTIKOID
pembentukan aldosteron mengikuti jalur mineraIokordk07d n terjadi di korteks a 1 , ,
2TZ diri
IS-?.
ter
4y--
atas dua kelenjar, .
Andio&en atau prekursor androgen utama yang dihasilkan
oleh korteks adrenal adalah dehidroepiandrosteron (DHEA).
zona glomerulosa. Pregnenolon diubah menjadi f ogesteron 0Jeh kerja dua aclienal sebcnarnya ada ah ri,, an dua 1
dalam sintesis 4*-4. nzim-earna SCero'c* adrenal disajikan pada Gambar oebagian besar 17 1 -i - 1
organ yang terpisah.
modifilcacj -i enz,rn diperlihatkan -dalam boks persegi, dan di r,ap tahap dibe enzim retikulum endopIaSnia glukokortikoid, tetTof KPreSnen,0l? ^ 't'
ri arsir. d A5^ ,Ster0i<1
dehidrogenase (3P-OHS O) N TESIS G LUKOKORTIKOID oksidatif dan ? g'an kecU menSaIa* :fisi
an A -isomerase. Progesteron mengalami hidroksil^ c> posisi C2I Sintesis melalui keria 17 ^, sam in dua karb
P S - n
d 2 nakortisol memerlukan tiga I7
bagian dari * Ilase* Aktivitas liase sebenarnya adalah
untuk membentuk 1 1-deoksikortikostcron fasikulata dan retikularisLrtct j ,y S ok ,lase an SCCara
berUrutan pada posisi C "ckiad-nal yang beker,a r 7 mengatalisis^"?'ja"Pama (P450cl7) dengan enzim yang /-mdroksilasi. Karena itu,
21 * dan CM. Dua reaksi protein ini adalah
BIOKIMIA KOMUNIKAS| EKSTRASEL a
462 INTRASEL
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 463

a
dren-il ^er^l,n8SI ganda. Aktivitas liase penting baik bagi atau kurang aktif dibandingkan dcngan senyawa induk. Metabolisme oleh
Kolesterol
rnenp1n ^aupu 8onad dan bekerja hanya pada molekul yang jalur kedua, yang kurang cfisien, terutama terjadi di jaringan target dan
^hur0ksi- ^bcntukan androgen adrenal menghasilkan metabolit poten dihidrostestosteron (DHT).
a 5 os
ketiad-nn * intesis glukokortikoid dihambat oleh Produk metabolik yang paling signifikan dari testosteron adalah DHT
SatU drol<5>Iase (sindrom adrenogenital).
karena di banyak jaringan, termasuk prostat, genitalia ekstcrna, dan
OHSD dansuatu prohormon karena kerja 3P* beberapa bagian kulit, DHT ini merupakan bentuk hormon yang aktif.
meniadi Tn I ,sorr,erase mengubah androgen lemah DHEA Kandungan DHT dalam plasma pria dewasa adalah sekitar scperscpuluh
a
dro;!'n I Stent1,0n yan8 i-bih poten. Sejumlah kecil dari kadar testosteron, dan sekitar 400 pg DHT diproduksi setiap hari
Pregnenolon l7cx-hjdrok IOn ,Uga entu^ di adrenal oleh kerja liase pada
j j 17-Hidroksipregnenolon
HO ^ dibandingkan dengan sekitar 5 mg testosteron. Sekitar 50-100 pg DHT
Dehidroepiandrosteron ^-17 menveh 'P!'0gCsrc,"on- Reduksi androstenedion di posisi disekresikan oleh testis. Sisanya diproduksi dari testosteron di perifer
3P-HIDR0KSISTER01D DEHIDROGENASE: A5- adrenal Va * i ^ cncuknya testosteron, yaitu androgen
dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh 5ct-reduktase yang dependen-
4- dihasilkan ^ Poten- Sejumlah kecil testosteron NADPH (Gambar 41-6). Oleh sebab itu, testosteron dapat dianggap suatu
bcsar diri ko 3 ^ ,lckl*u niekanisme ini, tetapi sebagian
CH,- I I ' dan konvcrsi iru berlangsung dj testis. prahormon karena zat ini diubah menjadi senyawa yang jauh lebih kuat
(dihidrotestosteron) dan karena sebagian besar perubahan ini terjadi di
luar testis. Sebagian estradiol dibentuk dari aromatisasi testosteron di
Steroidogenesis di Testis jaringan perifer, terutama pada pria.

Progesteron Androgen testis disintesis di jaringan interstisium oleh sel eydig. Prekursor
17
-Hidroksiprogesteron
langsung steroid-steroid gonad, seperti steroid adrenal adalah kolesterol. Steroidogenesis di Ovarium
\-ANDROSTENE-3.17-DION
__fl^ROKSILAS Tahap penentu kecepatan, seperti di adrenal adalah penyaluran kolesterol
Estrogen adalah suatu famili hormon yang disintesis di berbagai jaringan.
E ke membran a am mitokondria oleh protcin pengangkut StAR. Jika telah
CH2OH 17P-Estradiol adalah estrogen primer yang berasal dari ovarium. Di
erada di lokasi yang tepat, kolesterol diproses oleh enzim pemutus rantai
sebagian spesies, cstron, yang disintesis di banyak jaringan, berjumlah lebih
samping P450scc. Perubahan kolesterol menjadi pregnenolon di adrenal,
banyak. Pada kehamilan, estriol diproduksi relatif lebih banyak, dan senyawa
ovarium, dan testis identik satu sama lain. Namun, di dua jaringan terakhir,
ini berasal dari plasenta. Jalur umum dan lokalisasi subselular enzim-enzim
reaksi tersebut dipicu olch LH dan bukan oleh ACTH.
yang berperan dalam tahap awal sintesis estradiol sama dengan jalur
Perubahan pregnenolon menjadi testosteron memerlukan erja lima
lokalisasi enzim yang terlibat dalam biosintesis androgen. Beberapa hal
11
"Deksikortikosteron aktivitas enzim yang terkandung dalam tiga protein: v ) 3p-hidroksisteroid
Deoksikortisol yang khas untuk ovarium diperlihatkan pada Gambar 41-7.
dehidrogenase (3p-OHSD) dan A''4' IS!Jlerasc; (2) 17a-hidroksilase dan 17,20-
11 P-hidroksilase
Estrogen dibentuk oleh aromatisasi androgen dalam suatu proses
liasc; dan (3) 7p-hidroksisteroid dehidrogenase (17P-OHSD). Sekuens
CH?OH kompleks yang melibatkan tiga tahap hidroksilasi yang masing-masing
im yang dinamai jalur progesteron (atau A4), diperlihatkan sisi kanan Gambar
CH2OH memerlukan O, dan NADPH. Kompleks enzim aromatase
41-5. Pregnenolon juga dapat diubah
menjadi testosteron oleh jalur dehidroepiandrosteron diperkirakan termasuk suatu P450 mono- oksigenase. Estradiol dibentuk
(atau A5), yang diperlihatkan di sisi kiri Gambar 41-5- Rute A tampaknya jika substrat kompleks enzim ini adalah testosteron, sedangkan estron
paling sering dilalui di testis manusia. terbentuk dari aromatisasi androstenedion.
Pada testis tikus, lima aktivitas enzim ini terletak di fraksi mikrosom, Sumber berbagai steroid ovarium sulit diungkapkan, tetapi diketahui
Kortikosteron dan terdapat keterkaitan fungsional erat antara aktivitas 3p-OHSD dan terjadi perpindahan substrat antara dua tipe sel. Sel teka adalah sumber
KORTISOL
A^-isomerase dan antara 17a- hidroksilase dan 17,20-liase. Pasangan- androstenedion dan testosteron. Keduanya diubah oleh enzim aromatase
18-HIDROKSILASE
^HIDROKSIDEHIDROGENASE pasangan enzim ini. yang keduanya terkandung dalam satu protein, di sel granulosa masing-masing menjadi estron dan estradiol.
diperlihatkan di sekuens reaksi umum pada Gambar 41-5. Progesteron, suatu prekursor bagi semua hormon steroid, diproduksi dan
disekresikan oleh korpus luteum sebagai produk-akhir dari hormon
Dj Jc>ringan Perifer, karena sel korpus luteum tidak mengandung enzim yang dapat
Dihidrostestosteron Dibentuk dari mengubah progesteron menjadi hormon steroid
Testosteron lain (Gambar 41-8).
Cukup banyak estrogen yang dihasilkan melalui aromatisasi
Testosteron dimetabolisme melalui dua jalur. Satu jalur melibatkan
androgen di jaringan perifer. Pada pria, aromatisasi perifer testosteron
oksidasi di posisi 17, dan yang lain melibatkan reduksi di ikatan rangkap
menjadi estradiol (E,)
ALDOSTERON cincin A dan 3-keton. Metabolisme jalur pertama terjadi di banyak
jaringan, termasuk hati, dan menghasilkan 17-ketosteroid yang
umumnya inaktif
rr?Jbrperandaiamsin,esis**. ad^i
mr,,|:r';i.1ci T ' -OI ' S.U ' ' " androgen). Enzim diperlihatkan dalam kulak persegi, dan
modulus, d, I.ap tahap diber, ars,r. Perhatikan bahwa aktivitas 1 7-hidroksilase dan 1 7.20-liase adalah
bag,an dan satu enzim, yang dinamai P4S0C17 (Sedikit dimodifikasi dan diproduksi ulang dengan mn dari
Harding BW Dalam: Cndaq/inolagy, vol. 2. DeCrool l.| (edl. Crune & Stratton, 1979. Hak cipla O 1979 Elsc*vier
Inc. Dicetak ulang dengan izin dari Elsevier).
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN
/ 465

464/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL OH


OH

^REDUK^si]

Pregnenolon
Progesteron
melalui kerja enzim 5a-reduktase.
dibentuk dari testosteron
Gambar 41-6. Dihidrotestosteron
17a-HIDROKSILASE* 17a-HIDROKSILASE*

=O
- - OH
Dehidroepiandrosteron
17a-Hidroksipregnenolon
Kolesterol Pregnenolon I
I 17a- Androstenedion
Progesteron
Hidroksiprogesteron It
Testosteron
17a-Hidroksipregnenolon 17u-Hidroksiprogesteron

AROMATASE
17,20-LIASE* 17,20-LIASE*

I I
Metabolit
lain

17p-ESTRAD10L (E2)
Dehidroepiandrosteron Androstenedion
ESTRON (ED

t
17p-HIDROKSISTEROID
t
170-HIDROKSiSTEROID
DEHIDROGENASE
DEHIDROGENASE Metabolit lain
16u-Hidroksilase
I

A5-Androstenediol ' TESTOSTERON


Estriol

. . dan diproduksi ulang dengan izin dari Ganong WF. Review ot


Cambar 41-5. Jalur biosintesis testosteron. Jalur di sisi kiri gam ar disebut jalur Gambar 41-7. B.os.ntesis estrogen (Sedikit dimoditiKas Medical
Physiology, ed ke-20. McGraw-Hill, 2001).
A5 atau dehidroepiandrosteron; jalur di sisi kanan dise ut jalur A' 1 atau
progesteron. Tanda bintang menunjukkan bahwa aktivitas 1 7-hidroksilase dan
17,20-liase berada di satu protein yang sama, yaitu P450c1 7.
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 467

BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL

466 / epidermis H
o
ivilpip fotolisis t
Asetat 1.25(OH),-D, diproduksi di ,aPlsa" ted**)
Pravitamin D 3
I dari 7-dehidrokolesterol dalam su. UraV janin
Is
Kolesterol
nonenzimatik yang diperantara, olch n. .^.^P kul,t.
7-Dehidrokolesterol
I
konversi ini berkaitan langsung deng KULIT 25-Hidroksikolekalsiferol (ZStOHl-PJ ________________
z fia-HjdroKsilase
dan berbanding terbal.k dengan der*a P epid^ Metabol
it [ 24- Hid roks i I a s ej
Terdapat penurunan 7-deh,drok<,leSte ol ^ 1,25(OH)2-D3
lain
berkaitan dengan usia dan nuu1gk,n d S
negatif kalsium yang ter,ad. pada us.a lan| ^ _______ 24,25(OH)2-D3
GINJAL

B. HATI (r;,> pro,'in


Suatu protein pengangkut spesifik ^
Pregnenolon 1,24,25(OH)3-D3

NADPH, oksigen molekular, dan suatu ft s,tok on


yang belum diketahui. Dua enz.m .yang ^ s.tok
P450 reduktase yang depended^,-NADPH g den
P450. Reaksi ini tidak diatur dan ,uga herl^ 25(0^
Progesteron derajat efisiensi yang rendah d. gm,al dan d bemuk

Gambar 41-8. Biosintesis progesteron di korpus D, masuk ke dalam sirkulast, tempat zat m ^ j.angkut
luteum utama vitamin D yang terdapat dalam pUs
kc ginjal oleh protcin pengikat vitamin
membentuk 80% produksi estradiol. Pada wanita, androgen
adrenal adalah substrat yang penting karena hampir 50% E2 C. G INJAL
yang diproduksi selama kehamilan berasal dari aromatisasi
________________________________ _____________ -T'dan
androgen. Perubahan androstenedion menjadi estron adalah 7-DehiaroKoieai.ci

sumber utama estrogen pada wanita pascamenopause.


harus
a\ Hi einial.
Aktivitas aromatase terdapat di sel adiposa dan juga di hati,
. 25(OH) -D3 adalah suatu agoms lema m J,ki Mungkin berlangsung di hati, dan h i d r o k s i l ^ j u g a diperlihatkan n D 25-
dimodifikasi oleh hidroksilas, d. posts. C ^okondna Hidroksilasi g^olesterol, vitamin Dv dan '^^w_nill, 2001)- Gambar 41-9. Pembentukan dan
kulit, dan jaringan lain. Peningkatan aktivitas enzim ini
aktivitas biologis penuh. Hal m. ter^d hidroksilasi ^tai j^r kimia 7-de >,. / physiology, ed ke-20.
dapat berperan menyebabkan estrogenisasi yang menandai
tubulus kontortus proksima gin,. .rlukan ^ juga terbentuk 25,26(0^-0, dan 1,25,26(OH) -Dv Stmktu ^ RevieW of Med.c
penyakit-penyakit, seperti sirosis hati, hipertiroidisme, (Dimodifikasi dan diproduksi ulang dengan izin dan Ca
oksigenase tiga-komponen yang e** fl)
penuaan, dan obesitas. Inhibitor aromatase memberi harapan
Mg2 , oksigen molekular, dan pahng t.da. ^ (2) t
sebagai obat bagi kanker payudara dan mungkin keganasan
suatu flavoprotein, feredoksm reduktase g.n| p450. i i io*;p ditemukan biosintesis
saluran reproduksi wanita lainnya.
protein besUsu.fur, fcredoksin g.njah)dan (3)^^ ^ katekolamin. Tirosin * J arciWel hanya di dalam bentuk larut dan b<=ntuk r berfu

Sistem ini menghasilkan > 2 3 iaringan yang menyintesis katekolam tetrahidropteridm sebagai suatu
1,25(H)2-B2 (Kalsitriol) Disintesis dari lain dan mencapai lokasi targetmelalmsukulast.Ep^ dan norepinefrin dapat
metabolit vitamin D alami yang paling pote oksidoreduktase, menjadi L-
Turunan Kolesterol diproduksi dan d.s.mpan d J berbeda di medula adrenal dan ,anngan
sebagai kofaktor, untuk mengubJa - ^ penentu
KATEKOLAMIN & HORMON TIRO kromafm la V
l,25(OH)2-D3 dihasilkan oleh serangkaian kompleks reaksi , i__i.;G. n i1alanin (L-dopa). ^euag, herasam
DIBUAT DARI TIROSIN Akhir Perubahan tirosin menjad, epinefrin "emerlukan^^ & tahap
enzimatik yang melibatkan transpor molekul-molekul sebagai kolaktor, until* & nzim penentu
berurutan: (1) hidroksilas, c,non; (2) dekarb* ^ hidroksifenilalanin (L-dopa) Seoag
prekursor dalam plasma ke sejumlah jaringan berbeda (Gambar beragam

41-9). Salah satu prekursor ini adalah vitamin Dsebenarnya ^D^olam'n^Qr'anolci SelTretoHk*0 laju sintesis, tirosin hidroksilase i _ umpan-balik
& D.s.mpan di Granu pinefrin
srzgtt- 4i-10- -
cara. Mekanisme terpenting adalah enZim untuk
bukan suatu vitamin, tetapi nama umum im terlanjur
Tiga aminadopamin, nojepinefrin dan adrcnal. oleh katekolamin. yang /^Kolamin tidak dapat memperebutkan kofaktor pteridin.
bersa ng a
menetap. Molekul aktif, yaitu l,25(OH)2-D3 diangkut ke
... - I - r; rosin di sel kromann n c nvawa mi A- TIROSIN HIDROKS.UASE MEMBATASI LAJU senyawa tersebut menembus sawar darah-otak; jadi, i ^ susunan sarat
organ lain tempat zat ini mengaktifkan proses-proses biologis
Produk utama medula adrenal adalah epintfnr^ J;in tidak harus disintesis secara lokal. Pada pen ^ defisiensi
dengan cara serupa yang dilakukan oleh hormon steroi . BIOSINTESIS KATEKOLAMIN ____________
membentuk sekitar 80% kAolamm sebag.an
Tirosin adalah prekursor langsung katekolamin, <hr pusat tertentu (mis. penyakit Parkinson
A. K ULIT __________ besar ^orepine^Vin^yang terdapat di organ yang^P^,^
hidroksilase adalah enz.m penentu la,u kecepatan
Sejumlah kecil prekursor untuk membentuk l,25(OH)2 oleh saraf simpatis dft^ di ujung saraf
D, terdapat dalam makanan (minyak hati l an, ur* total), dan sebagian besar y
telur), tetapi sebagian besar prekursor untuk membentuk
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 469

ke dalam MIT dan DIT juga terganggu. Senyawa yang


n 11 en an rnassa
^ 8 molekular 660 kDa. Karbohidrat terpenting dalam hal ini adalah obat tiourea. Obat ini
BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL -Cruo28^0%,d;,r''iobuiin dan.iodida digunakan sebagai obat anritiroid karena kemampuannya
idalah untuk menghambat biosintesis hormon tiroid di tahap ini.
468 / dalarr. i (>
8antung pada kandungan iodium
besar anai?" .^ro8*huIin tersusun dari dua subunit masin > r0tCm Jika terjadi iodinasi, iodium tidak mudah meninggalkan
Senyawa yang mirip L.-dopa. mis: ilnya ct',n oba y*g
'n mcngandung 115 residu tirosin yang iodiHg,mr:nS lcrPtcnsi tiroid. Tirosin bebas dapat mengalami iodinasi, tetapi
inhibitor kompetitif reaksi ini. a-Metildopa 3 .
mengalami iodinasi. Sekitar 70% inakrir ' * a'-1 rroSlhulin senyawa ini tidak digunakan untuk membentuk protein
efektif mmik mengobati beberapa jenis hipcrtcl1 karena tidak ada tRNA yang mengenali tirosin beriodium.
berada dalam bentuk prekursor
C. D OPAMIN {{- HIDROKSILASE (DBH) se,n,!' m0"",01d0tir0Sin (MlT> dan diiodotirosin (DIT), Jika n 7 ^ Penggabungan dua molekul DIT untuk membentuk
M ENGATALISIS P ERUBAHAN D OPA ^ 1 Crat,a dalam rcsidu iodotironil.T, danTy T. atau sebuah MIT dan DIT untuk membentuk T
7:1 pjrj0- ? memadai. rasio T/T, menjadi sekitar JUpt t e s*ens* terjadi di dalam molckul tiroglobulin. Enzim penggabung
M ENJADI N OREPINEFRIN
linakan
c.riuu iodium, rasio ini menurun, demikian niolek M a,K 'j18'111 (coupling enzyime) yang berbeda belum ditemukan, dan
DBH adalah suatu mono-oksigenase dan ^iT3j tempat Tiroglobulin, yakni suatu karena ini merupakan suatu proses oksidatif, diperkirakan
askorbat sebagai donor elektron, tembaga sc ^ di fraksi knfor CSaf en^an sc^tar 5000 asam amino, menghasilkan bahwa terdapat tiroperoksidase yang mengatalisis reaksi
orpnnip1|1.1SI- yan,^ diperlukan untuk penggabungan tirosil dan ini dengan merangsang pembentukan radikal bebas
aktif, dan fumarat sebagai modulator. DBH granula
hormn aS- IOt 111,11 yang dibutuhkan dalam pembentukan bagian \ iodotirosin. Hipotesis ini didukung oleh pengamatan
sel medula yang berbentuk partikel, mungk<n ^ nienjadi tlr OK f unnn
| >icid. Molekul ini disintesis di temn ir ^ an berP'ndah bahwa obat yang menghambat oksidasi P juga menghambat
sekretorik; Oleh sebab itu, perubahan dop;lItl
ke lumen untuk menjadi proses penggabungan. Hormon tiroid yang terbentuk
norepinefrin terjadi di organel ini. junil-ili . eny,mPanan I ( dan 1 ( di koloid; di tiroid normal, bebem tetap merupakan bagian integral dari tiroglobulin sampai
Dopa m n ini cuku
. P untuk beberapa minggu. Dalam masukPl! SeCClah stimulasi tiroglobulin terurai, seperti dijelaskan di atas.
D. F ENILETANOLAMIN -N-M ETIL T R A^ 3 Deiodinase mengeluarkan I' dari molekul mono- dan
DOPA (PNMT) MENGATALISIS PEMBENTUKA tiroid olch TSH, koloid
DEKARBOK diiodotirosin inaktif di tiroid. Mekanisme ini menghasilkan
SILASE E PINEFRIN aktivir-i r ' ^ ^an terjadi peningkatan mencolok
I' dalam jumlah substansial yang digunakan dalam biosintesis
N -metilasi norep" Wri untuk mennhi I a^.lsosoni- Berbagai protease asam dan peptidase
PNMT' mengatalisis I N-I 1 iv. i II.JOI Pemben/tISIS tiro8,obu,in menjadi asam-asam amino bagim ,U <rjya
T, dan T4. Deiodinase perifer di jaringan target, misalnya
HO
membentuk epinefrin di sel pembentuk-ep,nc nlUncul tcr, hipofisis, ginjal, dan hati secara selektif mengeluarkan I dari
nasuk T dan T yang dikeluarkan dari
medula adrenal. Karena PNMT bersifat epjnefrin r.ro^but: f l bt Gambar 41->D Oleh sebab icu, a a .i i suatu prohormon posisi 5 T4 untuk menghasilkan T3 (lihat Gambar 41-2),
dugaan bahwa perubahan norepinefrin men) cjuksi oleh yang sangat besar. yaitu molekul yang jauh lebih aktif. Dalam hal ini, T4 dapat
berlangsung di sitoplasma. Sintesis PNMT d*11^^ sistem dianggap sebagai suatu prohormon, meskipun senyawa ini
DOPAMIN juga memililki beberapa aktivitas intrinsik.
hormon glukokortikoid yang mencapai medula n1*" <Tradjen
DOPAMIN Ta^ap^Di,skretd,da Me*il5at*can Beberapa
P- porta intra-adrenal. Sistem khusus ini mencipn ^oIlsentrasj
HIDROKSILAS - J:
E konsentrasi 100 kali lipat dibandingkan dengan jr(,naj yang juga riicim, ....
di darah arteri sistemik, dan konsentrasi intr^'a . p^MX
tinggi ini tampaknya diperlukan untuk mengin^u Beberapa Hormon Dibentuk dari Prekursor
Tiroid mampu memekatkan I dengan melawan gra ien
elektrokimiawi yang kuat. Ini adalah suatu proses yang Peptida yang Lebih Besar
T3 dan T4 Menggambarkan Keragarnn 1 embentukan jembatan disulfida dalam insulin mengharuskan
membutuhkan energi dan terhubung dengan pengangkut yang
Sintesis Hormon bergantung (dependen) pada Na-K Al Pase di 1)101 Rasio hormon ini disintesis mula-mula sebagai bagian dari sebuah
NOREPINEFRIN Pembentukan triiodotironin (T3) dan tetradotl ln iodida di tiroid terhadap iodida di serum (rasio molekul prekursor besar, yaitu proinsulin. Hal ini secara
(tiroksin; T4) (lihat Gambar 41-2) S) adalah gambaran aktivitas pengangkut ini. Aktivitas ini onseptual serupa dengan contoh pada hormon tiroid yang anya
PNPT banyak prinsip keragaman yang dibahas dalan1 jan ** terutama dikontrol oleh TSH dan berkisar dari 500:1 pa a dapat dibentuk dalam konteks molekul yang jauh lebih esar.
Kedua hormon ini memerlukan sebuah unsur ^anj*sjntgsj^ hewan yang terus menerus dirangsang oleh TSH hingga 5:1 Beberapa hormon lain disintesis sebagai bagian dari mo e 'ul
(iodium) agar memiliki bioaktivitas; keduan/a c 's atau kurang pada hewan yang menjalani hipofisektomi (tidak prekursor besar, bukan karena kebutuhan struktural 'lusus,
sebagai bagian dari sebuah molekul prekursor yaI1 ,^Ut terdapat TSH). Rasio T:S pada manusia dengan diet tetapi lebih sebagai mekanisme untuk mengontrol J 1 ormon
besar (tiroglobulin); kedua hormon ini disilT1Pa^en;^^ iodium normal adalah sekitar 25:1. aktif yang tersedia. PTH dan angiotensin acaai contoh dari
1
reservoar intrasel (koloid); dan terdapat konversi ^ Tiroid adalah satu-satunya jaringan yang aPj^ regulasi jenis ini. Contoh menarik Iain a a a protein POMC yang
T3 (hormon yang jauh lebih aktif) di jaringan p . t>rl ,. mengoksidasi 1 menjadi ui\sur dengan valensi yang e tinggi, dapat diproses menjadi berbagai ormon engan cara yang
Hormon tiroid T, dan F, bersifat unik k^^/j^duan ^ yakni suatu langkah yang harus dilakukan pa organifikasi I spesifik di setiap jaringan. Contoh- comoh ini akan dibahas
EPINEFRIN (sebagai iodida) adalah komponen yang esensial bag1 c dan biosintesis hormon tiroid. Tahap melibatkan suatu secara lebih rinci kemudian.
len
metiltransferase)^' ' ' *<a,e*<0*am'n (PNMT, feniletanolamin-
OS nteS S Di sebagian besar tempat di dunia, iodium adalah peroksidase yang mengandung heme an terjadi di permukaan
N- tanah y;uig jarang ditemukan sehingga kandung ^ . ar,n a 3 lm
lumen sel folikel. Tirop^1^* suatu protein tetramerik dengan
makanan menjadi rendah. Untuk memperoleh dan menyimpan l^imoH.*rLS,*n*teS,S ^efc>agai prapirohoirmoini &
massa molekular 60 W > memerlukan hidrogen peroksida D,md,f,kasi di Dalam Sel P
unsur penting ini serta untuk mengubahnya mcnj-1 sebagai zat PenSks^
ntesis dopamin. L-Dopa, prekursor dopamin, mudah m satusuatu struktur heterodimer AB dengan
bentuk
unsur yang dapat
penting im dimasukkan
serta ke dalam senyawa org*iri ah H.02 dihasilkan oleh suatu enzim yang dependen-NAUi yang mirip
us sawar darah-otak sehingga menjadi zat yang penting dalam berkembang
bentuk y;ingsuatu
dapatmekanisme
dimasukkanyang
u
kompleks.
ke dalam Pad*org
senyawa 1 saaC ^da dalam-rantai (/Vz/r^cA/jriw) (A6-A11)
<Uan su
dengan sitokrom c reduktase. Sejumlah senyaw. menghambat oksidasi I
pengobatan penyakit Parkinson. berkembang
tiroid harus menyintesis
suatu mekanismedronin dari tirosin,Pada
yang kompleks. dan sintesis seh.ngga penyatuan unsur m
B. D OPA D EKARBOKSILASE T ERDAPAT DI Semua Jaringan j-Unr.
sama, tiroid harus menyintesis dronin(Gambar
riroelobulin dari tirosin,
41-11)-d:
ini berlangsung di dalam tiroglobulin (Gambar 41-1 ^envawn
l.n/.im larut ini memerlukan piridoksai fosfat untuk mengubah Tiroglobulin adalah prekursor dan TV Senyawa
L-dopa menjadi 3,4-dihidroksifeniletilamin (dopamin). TiroglobulinJr. -besar
be$arvanp renjliko |
s'I:,sl dan
terg
im adalah suatu protein
*70/ BAGIAN V: B,OK,M,A KOMUNIKASI EKSTRASEL INTRASEL
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 471

RONGGA FOLIKEL DENGAN KOLOID Penghubung (C)rantai A. Molekul proinsulin mengalami rangkaian Biosintesis PTH dan sekresi selanjutnya diatur oleh
MIT MIT pemutusan peptida spesifik-tempat yang menyebabkan terbentuknya konscntrasi kalsium terionisasi (Ca2') plasma melalui suatu
Oksidasi
insulin matur dan peptida C am jumlah molar yang setara. Reaksi-reaksi proses kompleks. Penurunan mendadak Ca2' menyebabkan
pemutusan enzimatik ini diringkaskan di Gambar 41-12. peningkatan mencolok mRNA PTH, dan hal ini diikuti oleh
peningkatan laju sintesis dan sekresi PTH. Namun, sekitar
Hormcn Paratiroid (PTH) Disekresikan Sebaga, Pept.da 84- 80-90% proPTH yang disintesis tidak dapat disimpan sebagai
Asam Amino PTH yang utuh di sel atau dalam medium inkubasi pada
sistem eksperimental. Dari temuan ini, disimpulkan bahwa
Fagositosis
Prekursor langsung PTH adalah proPTH, yang berbeda Denfan sebagian besar proPTH yang disintesis cepat diuraikan.
NADPH
NADP dan [
10rmon as den an
S 84-asam amino karena memiliki PrrM,ang in tCrmna* amino
Kemudian ditemukan bahwa laju penguraian ini menurun
pinositosis
heksapeptida yang sangat basa. Pran'p?upnnicr dan P^Kursor langsung jika konsentrasi Ca2* rendah, dan meningkat jika konsentrasi
proPTH adalah berbed J **** 115 asam amino- Senyawa ini Ca2* tinggi. Efek ini diperantarai oleh reseptor Ca2* pada
termi ^ C e.nSan PrPTH karena memiliki perpanjangan permukaan sel paratiroid. Selama pencernaan proteolitik
senerr; .m,n ?r25aSamaminoyang^rsifethidrofobik, proPTH berlangsung, fragmen-fragmen PTH yang sangat
yane sinya atau leader lain yang menandai protein
spesifik (Gambar 41-13) dihasilkan. Sejumlah enzim
proPTM a"' Struktur lengkap praproPTH dan sekuens proteolitik, termasuk katepsin B dan D, dapat ditemukan di
Lisosom ^ f? diperlihatkan di Gambar 4,-13. PTH, w bam-, ' ' ,cas blo,8- Penuh,
PTH
jaringan paratiroid. Katepsin B memutus PTH menjadi dua
SEL TIROID
dan regio 25-34 merupakan yan8 terutama berikatan dengan reseptor. fragmen: PTH, 36 dan PTH37 84. PTH3? g4 tidak diuraikan lebih
lanjut; namun, PTH, 36 secara cepat dan progresif dipecah
menjadi dipeptida dan tripeptida. Sebagian besar proteolisis
PTH terjadi di dalam kelenjar

Lisosom
sekunder
Tirosin

Hidrolisis

DEIODINASE

RUANG

T, T,
Gambar 41-T j ^
IOd da masuk ke tiroid
' terutam^mdaki^suaTu peng" Se flikcl yang men8hadaP lumen folikel (af? dfd? ruano "Jf"? *>'*!. diSfc
ba7fk di. va diper^ taSr^^)o| - eh JT u Sm koloid d!
ruang folikel, dS?a,arl reaksi' yanS banyak di antaranya diperantarai H ?" Slam koloid c
tr,,odotironin. T tbaskan dari
tiroglobulin oleh hidrolisis di dalam sel tiroid ,f P eroks,dase' Hormon ,irld ya"S d,simPan j)fdotirosin; T menimbulkan h"' ,e.,ra,odotirnin). Tanda
bintang menunjukkan tahan Z 8 ' tiroS,obulin; MIT' ^ono.odot.rosin; DIT, dnod ^ hipotiroidisme jika terdapat defisiensi enzim herediter PrSeS ya"8 akan menyebabkan

8ndok kongen.ta

dan dua jeml


tan
BJ9) (Ga"^ disulfida antar-rantai (A7-B7 dan A20- Jaboratori ^ Sekuens pra- atau leader yang hidrofobik dan terdiri dari 23
Rantai A dan B dapat disintesis di asam amino mengarahkan molekul ke dalam sisterna retikulum
biokimiawi ' CeCa^1 uPaya-upaya untuk menyintesis secara hasil. endoplasma dan kemudian dikeluarkan. Proses ini menghasilkan
Pe 1 rn*e^uI insulin yang matur kurang memberi insulin cf- ^ molekul proinsulin dengan BM 9.000, yang membentuk
men a
j di jelas kecika diketahui bahwa molekul IS.,ntes*s sebagai konformasi yang dibutuhkan untuk rnembuat jembatan disulfida
suatu praprohormon (berat yano di C,tar 11.500), yaitu prototipe yang sesuai dan efisien. Seperti diperlihatkan di Gambar 41-12,
untuk peptida f Proses dari molekul prekursor yang lebih besar. .vval oloi Struk,ur Promsul,.n manusia. Molekul insulin dan peptida C dihubungkan di dua tempat oleh ikatan dipeptida. Pemotongan L-irbok<;ir? SUa,U enZ,r?
sekuens proinsulin yang dimulai dari terminal amino, adalah yan8.n|imp'tripsin (tanda panah tanpa arsir) yang diikuti oleh beberapa pemotonean oleh enzim yang mirip- I ePtidase (tanda panah berarsir) menyebabkan

rantai B PePtida terbentuknya molekul insulin heterodimer (AB) (warna terang) dan peptida-C.
472/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & .NTRASEL
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 473
paraciroid, tetapi sejumlah penelitian memastikan baluva PTH, Jcpasan rcfun terminal karboksil dari dekapeptida angiotensin I untuk
membentuk angiotensin II dalam suatu langkah yang mengaktifkan adenilil siklase, dan cAMP tampaknya tidak
setelah disekresikan, diuraikan secara proteolitik di jaringan lain, tekanan darah, dan banyak regulator faali | jofTierulus yang 1L
terutama hati, dengan mekanisme serupa. dianggap tidak menentukan laju biosintcsis. Berbagai analog memerantarai kerja hormon ini. Kerja angiotensin II, yaitu
bekerja melalui baroreseptorginj.il. *! a- ^ juga peka terhadap merangsang perubahan kolesterol menjadi pregnenolon dan
perubahan konsentrasi ^ frkcr yang cairan tubulus ginjal; jadi, nonapeptida dari angiotensin I dan senyawa lain bekerja
Angiotensin II Juga Disintesis dari sebagai inhibitor kompetitif ACE dan digunakan untuk perubahan kortikosteron menjadi 18-hidroksikortikosteron
Prekursor Besar setiap serta aldosteron, dapat melibatkan perubahan-perubahan
kombinas' ^ tekanan
mengobati hipertensi yang dcpenden-renin. Berbagai analog
mi dinamai inhibitor angiotensin-converting enzyme konsentrasi kalsium intrasel dan metabolit fosfolipid melalui
Sistem renin-angiotensin berperan dalam mengatur tekanan menurunkan volume cairan (dehidrasi, p^,ll,rl,n ic.ngurangi darah, mekanisme yang serupa dengan mekanisme yang dijelaskan di
kehilangan cairan atau darah) atau Saraf (inhibitor ACE). Angiotensin 11 meningkatkan tekanan
darah dan metabolisme elektrolit (melalui pembentukan Bab 42.
konsentrasi NaCI akan merangsang pelepasan ^0meru]u5 simpatis darah dcngan menyebabkan vasokonstriksi arteriol dan
aldosteron). Hormon primer yang terlibat dalam proses ini m
ginjal yang berakhir di scl iukStr pUSac pada mempcrantarai efek erupakan suatu zat vasoaktif yang sangat poten. Senyawa Pemrosesan Kompleks Menghasilkan Famili Peptida Pro-
adalah angiotensin II, suatu oktapeptida yang dibentuk dari
postural dan susunan sarab.,r0reseptor pelepasan renin tanpa mi menghambat pelepasan renin dari sel jukstaglomerulus Opiomelanokortin (POMC)
angiotensinogen (Gambar 41-14). Angiotensinogen, sebuah
bergantung pada efek n reseptor dan garam, yakni suatu an merupakan perangsang kuat pembentukan aldosteron.
a^-globulin besar yang dibuat di hati, adalah substrat renin, ini menyebabkan retensi Na*, ekspansi volume, dan
yakni suatu enzim yang dihasilkan di sel jukstaglomerulus mekanisme yang meli^3. tenSin0gen P-adrenergik. Renin bekerja Famili POMC terdiri dari peptida-peptida yang bekerja sebagai
peningkatan tekanan darah.
arteriol aferen ginjal. Posisi sel-sel jukstaglomerulus pada substrat ang' untuk menghasilkan dekapeptida angiotensin Pada sebagian spesies, angiotensin II diubah menjadi hormon (ACTH, LPH, MSH) dan senyawa lain yang dapat
menyebabkan sel-sel ini sangat peka terhadap perubahan j- .ngUbah Angiotensin-converting enzyme (ACE, enZ'fn di paru neptapeptida angiotensin III (Gambar 41-14), yakni suatu berfungsi sebagai neurotransmiter, atau neuromodulator
angiotensin), suatu glikoprotein yang diteml,k*in ^ aminQ sel stimulator produksi aldosteron yang sama potennya. Pada (endorfin) (lihat Gambar 41-15). POMC disintesis sebagai
endotel, dan plasma, mengeluarkan dua iisa manusia, kadar angiotensin II plasma empat kali lebih besar molekul prekursor yang terdiri dari 285 asam amino dan
dibandingkan dengan kadar angiotensin III sehingga sebagian diproses secara berbeda di berbagai bagian hipofisis.
besar efek ditimbulkan oleh oktapeptida angiotensin II. Gen POMC diekspresikan di lobus anterior dan
Angiotensin II dan III cepat diinaktifkan olch angiotensinase. intermedius hipofisis. Sekuens yang paling terkonservasi di
Angiotensin II berikatan dengan reseptor spesifik di sel
antara berbagai spesies adalah sekuens yang terdapat di dalam
glomerulosa korteks adrenal. Interaksi hormon-rcseptor tidak fragmen terminal amino, regio ACTH, dan regio |3-
Sekuens pro nh2

annift* 1 t iid uic.Pro-Phe-His-Leu-Leu (lebih dari 400 asam amino)


Angiotensinogen Asp-Arg-Val-Tyr-lle-His-rro me v
T

Angiotensin I Asp-Arg-Val-Tyr-lle-His-Pro-Phe-His-Leu
T,

[CONVERTING ENZYME]

ANGIOTENSIN II Asp-Arg-Val-Tyr-lle-His-Pro-Phe t

AMINOPEPTIDASE

Angiotensin III Arg-Val-Tyr-lle-His-Pro-Phe

[ANGIOTENSINASE !

pemrncr ,'13- Struktur hormon praproP P; 3 Panah menunjukkan tempat pemutusan oleh enzim-enZ,rn biolopic^i kelenjar paratiroid (1-5) dan ' a sekresi hormon terjadi (4-5). Regio Produk penguraian
molekul yang secara

dan ri aklif diapit oleh sekuens-sekuens yang ^utuhkan untuk aktivitas reseptor target. (Sedikit _ ,metabolisme angiotensin. Tanda panah kecil
Gambar 41-14. Pembentukan dan
menunjukkan tempat pemutusan.
dimodifikasi
i no | 'Prdul<si ulang dengan izin dari Halener J' ent advances in parathyroid hormone
research. Clin Biochem 1981;14:223. Hak cipta 1981. Dicetak ulang dengan ,2ln darj
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 475
endorfin. POMC atau produk-produk rerU' .cR-jaringan
temukan
di beberapa jaringan vertebrata lain term Pada peptida ini terjadi modifikasi spc>sl ^ p^ptida- ^uimolar. Oleh sebab itu, rangsangan seperti glukosa yang <-
saluran cerna, saluran reproduksi Lr ? , 'P *-'ma,
tak la Tabel 41-6. Perbandingan reseptor
tambahan yang luas, yang memengaruhi ^ * iencakup a cC Vlt 1 nye abkan sekresi insulin akan memicu pemrosesan clengan protein pengangkut
Protein POMC dfproses^ *" f'
peptida tersebut. Modifikasi-modifikasi tersebut n
anterior dibandingkan dengan di lob,, " di lobus rPOTs sekrorikd' 'nSUli' SCbagai P0"8 ^ j Gambaran | Reseptor | Protein Pengangkut
intermedins hipofisis bersifat rudiment"'?''15' Lobus fosforilasi, asetilasi, glikosilasi, dan amidasi. > icasawit-
Mutasi reseptor a-MSH berkaitan dcngan J babkan an dini lum '/^Siobulin yang tersimpan di koloid di Konsentrasi
dewasa, tetapi lobus ini aktif pada ianin * manusia pe . * ^ ^rid terkandung pasokan T, dan T, untuk diK i 3|lan
; Sangat rendah ! Sangat tinggi (milyaran/uL)
hamil selama masa gestasi lanjut dan Serta anita
"' yang sering dijumpai. Pengamatan ini nlt. pQjyfQ perhatian (ribuan/sel)
kembali diarahkan pada hormon pepr* f craPa ni'nggu. Kedua hormon ini dapat con/T " terdapat
Afinitas ikatan
spesies hewan. Pemrosesan protein POMC T ^ ban5'ak ran san
g gan dari TSH. Ini adalah
; Tinggi (kisaran j Rendah (kisaran ^xmol/L)
(usus, piasenta, saJuran reproduksi pria) ,annSan Perifer TERDAPAT VARIASI PENYIMPANAN mo] -| 1 /)r 10rmn y,ang paling berlebihan karena sebuah jjk U.
pmol/L sampai ;
nmol/L)
yang terjadi di lobus intermedius TerH 'P gan Proses SEKRESI HORMON yanS mengandung sekitar 5.000 asam amino harus ui U untuk Spesifisitas j Sangat tinggi Rendah
peptida dasar: (1) ACTH yang danat m, P kelmpok kemudian diuraikan aear menghasilkan erapa molekul hormon ikatan
dan peptida lobus in termedfusayanr"f.:aS|,kana-MSH id dan aktifT, dan T,.
(CLIP); (2) P-Iipotropin (fi-LPH) vnnr I 'P rc,ktropin Seperti dinyatakan sebelumnya, hormon sterol 1,25(OH),-D) dip-,, ,irafman Penyimpanan dan sekresi hormon
Saturabilitas ! Ya Tidak

y-LPH, [3-MSH, dan P-endorfin (dl l^ disintesis dalam bentuk akhir ^in tjdak Keduanya juga a,
gambarkan pada Tabel 41-5. Dapat terlepas i Ya Ya
7-endorfin); dan (3) sebuah peptida ^rJnT'^ dan disekresikan setelah terbentuk sehinglp ^ ada reservoar intrasel (reversibilitas)
yang menghasilkan y-MSH. Keraear ^ am,no besar kedua hormon ini. fotekolam'n ^ juga disintesis dalam bentuk HORMON MEMILIKI PROTEIN Transduksi Ya Tidak
ini disebabkan oleh adanya banyak kel^0 P,roc*uk"Produk aktif, disimpan dalam gj**^ di sel kromafin medula adrenal. PENGANGKUT DI PLASMA sinyal
yang berpotensi menjadilemt?^ ami" Sebagai respons ter ^ P rangsangan saraf yang sesuai, granula
enzim yang mirip-rripsin. Masine-ml Pem,utUsan oleh ini dibebaskan ^ melalui eksositosis, dan katekolamin KrfeilT kdmpok 1 bersifat hidrofobik sehingga tidak stcro I rjriU C a^am
yang disebutkan sebelumnya didahuiui ol7 Peptida dilepaskan kc sirkulasi. Di sel-sel kromafin tersedia pasokan P^asma. Hormon ini, terutama hormon dnhm I3 r'rod memiliki protein sangat singkat. Pengecualian yang penting adalah IGF-I yang
Arg-Lys, Arg-Arg, atau Lys-Lys. Setelah f' ^ W*.
ca
katekolamin untuk pemakaian beberapa jam. resikel pengangkut khusus protei ma yang memiliki beberapa fungsi. Pertama, sehinJ1 diangkut dalam bentuk terikat dengan anggota famili protein
Hormon paratiroid juga disimpan dalam % penyimpanan. ptjn8'lngkut mi mengatasi masalah kelarutan Protein apat men)'alurkan hormon ke sel
dikeluarkan, pemutusan berikutnya prahornion pengikat.
maupun intermedins adalah di antara A P T a n t e r i o r Hampir 80-90% proPTH yang disintesis diuraikan sebelum sasaran. sirkula 'lni ga daPac menjadi reservoar hormon dalam tiroid SI yang
H

yang menghasilkan sebuah peptida r.r,, . 30 P'LpH, memasuki kompartemen penyimpa1^^ akhir ini, kliususnya jika su^stansial, seperti pada kasus hormon tidak H Inion iica terikat pada protein Hormon Tiroid Diangkut
AC TH dan sebuah segmen /3-LPH 7c T 0 dengan kadar Ca* di sel paratiroid tinggi (lihat uraian sebelumnya). pengangkut, nya (t ^ imeta^*Ismc sehingga waktu-paruh plasma- prote-' oleh Globulin Pengikat-
^CTH,-39 kemudian dipotong dari pentM " 4M5>- PTH disekresikan jika a Ca di sel paratiroid menjadi rendah, yang memanjang. Afinitas ikatan suatu hormon pada vers,KnuPen8an8kUtnya menentukan Tiroid
mengan 11 t' persediaan hormon tersebut untuk beberapa jam. ras> hormon bebas benml ,Imon tdikat. Hal ini penting karena hanya umum
dan d, lobus anterior pada hakikatnya tiJ T!""1 am'n Banyak prinsip yang dibahas sebelumnya tergambar dalam
pemotongan. Di lobus intermedius flrru 8' ter'adi Pankreas manusia mengeluarkan sekitar 4050 insulin Lrmn yang aktif secara biologis. Secara
pembahasan tentang protein pengikat-tiroid. Separuh sampai
menjadi a-MSH (residu 1-13) din rr m , U39 diPotong setiap hari, yang menggambarkan sekitar ^7, p hormon yang rendah . hrmon bebas dalam plasma sangat
k nsc
dua pertigaTj dan T( di dalam tubuh berada dalam reservoar di
(42-134) diubah menjadi y-LPH (Al inn P-LPH disimpan di sel B. Insulin dan peptida-C (lihat Gambar 41-12) penean ^* 1015 Sampai 109 'llol/L' Protdn
luar tiroid. Sebagian besar hormon ini beredar dalam bentuk
(104-134) P-MSH (84-101) berasa, dari y Lph P_endrfin biasanya disekresikan dalam jumlah dibedakan1" K f Sm d,an reptr hrmn karakteri";, ^ hormon
'
den an terikat, yi. terikat dengan protein pengikat spesifik, thyroxine
S
binding globulin (TBG, globulin pengikat-tiroksin). TBG,
suatu glikoprotein dengan massa molekul 50 kDa, mengikat
T( dan T3 serta memiliki kapasitas mengikat 20 pg/dL plasma.
Pada keadaan normal, TBG mengikat-secara nonkovalen
hampir semua T^ dan T3 dalam plasma, dan protein ini
mengikat T4 dengan afinitas lebih besar dibandingkan dengan
enstik yang sangat berbeda (Tabel 41-6). T3 (Tabel 41-7). Oleh sebab itu, waktu-paruh plasma T, empat
hldr fil
strukr, 'k-umumnya kelompok II dan sampai lima kali dibandingkan dengan waktu paruh T 3. Fraksi
prot ' Pept,dalarut dalam plasma dan tidak memerlukan tak-terikat (bebas) yang berjumlah kecil merupakan penentu
nerr, pengangkut- Hormon' seperti insulin, hormon aktivitas biologis. Jadi, meskipun jumlah total keduanya
ACTH dan TSH bcredar daiam benUlk
beba H a ' sangat berbeda, jumlah fraksi bebas T, mendekati jumlah T 4,
ktif serta memiliki waktu-paruh plasma yang
dan karena secara intrinsik lebih aktif dibandingkan dengan
- I I -------------------- sebagian besar aktivitas biologis disebabkan oleh T 3.
(3-MSH y-Endorfin
(84-101) (104-118) 1 BG tidak mengikat hormon lain.
Tabel 41-5. Keragaman penyimpanan hormon

a-Endorfin
Glukokortikoid Diangkut oleh Globulin
(104-117) L -------- Hormon -. J.faso^an Disimpan di Sel j Pengikat Kortokosteiroidl
Gambar 41-15 pror| L
Steroid dan l,25(OH)2-D3
melanocyte-stimuhf /,emecahan pro-opiomelanokortin (POMC). (MSH, Hidrokortison (kortisol) juga beredar di plasma dalam bentuk
corticotropin-like i hormone, hormon perangsang melanosif; CLIP, Katekolamin dan PTH
mirip dennan k n r t i C . e d l a t e ' P P - P P ,obus intermedius yang h rtikotropin; LPH, lipotropin)
be e tide e tida
T
bebas dan terikat. Protein pengikat utama dalam plasma adalah
3 dn T, - - - i _B.berapa hari : Beberapa suatu a-globulin vang disebur transkortin,
minaau
BAB 41: KERAGAMAN SISTEM ENDOKRIN / 477

Douglas J, Civclli O, Herbert E. Polyprotein gene expression:


476 / BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL p emen enzim dalam suatu sel memungkinkan sel ut Generation of diversity of nomenclature peptide. Annu
0tei membentuk kelas tertentu hormon steroid, pro" ^ an CSar Rev
Tabel 41-7. Perbandingan T, dan T 3 dalam plasma Tabel 41-8. Perk i Man afinitas *U)rmn yang Iarut-lipid terikat pada I engangkut yang agak Biochem 1984;53:665.
steroid un tLlk ^ spesifik di dalam plasma. Farooqi IS, ORahilly s. Monogenic obesity in humans. Ann
; Hormon Bebas Rev
pengikat dalam - _ I
dalam Med 2005;56A43.
Hormon > persentase
Tota
ng/dL Molaritas Darah serum CBO Miller \VL. Molecular biology of steroid hormone biosynthesis.
i* , * dari Total (hari)
(MS/dl*) ' Dihidrotestosteron : : >100 EndocrRcv 1988:9:295.
REFERENSI
Nagatsu T. Genes for human catecholamine-synthesizing
Tj j 8
0,03 -2,24 | 3,0 x 10" Testosteron 2 j >100 date enzymes.
6. L. Thyroid hormone-binding proteins: up
Tj 0,15 ; 0,3: -0,4 i -0,6x10"; 5 Estradiol 5 |>10 Neurosci Res 1991; 12:315.
1. tndocr Rev 1994:13:140. 1994. Russell D\V, Wilson JD. Steroid 5 alpha-reductase: rvvo
Estron >10 : >100
5 . ct al. Steroid hormone receptors: many actors in searc genes/two
atau corticosteroid-binding globulin (CBG, globulin pengikac- Progesteron >100 : Sekitar a
P'ot- Cell 1995:83:851. h of enzymes. Annu Rev Biochem 1994;63:25.
Kortisol >100 . Carrasco L, Carrasco N. Cloning and characterization of
korrikosceroid). CBG dihasilkan di hati, dan pembentukannya, 2 1c Russell J, et al. Interaction between calcium and 1,25-
seperti halnya TBG, ditingkatkan oleh estrogen. CBG mengikat >100 t thyroid iodide transporter. Nature 1996;379;458.
Kortikosteron j Sekitar dihydroxy- vitamin D, in the regulation of
R. 1 he vitamin D story: a collaborative effort of basic
sebagian besar hormon jika kadar kortisol plasma berada dalam 'Afinitas diny.ilak.in sebagai K,
3 mmol I * preproparathyroid hormone and vitamin D receptor
kisaran normal; sebagian kecil kortisol juga terikat pada albumin. science and clinical medicine. FASEB J 1988;2:224. mRNA in avian parathyroids.
Sekit^,5
Aviditas pcngikatan membantu menentukan waktu-paruh Endocrinology 1993:132:2639- Steiner DF, et
biologis berbagai glukokortikoid. Kortisol berikatan erat dengan ^daresrradio/bdt!,,nJ,,l8kan <lcnSnr> perubahan nya pada al. The new enzymology of precursor processing
- CBG dan memiliki tm 1,5-2 jam, sementara kortikosteron, yang endoproteascs. J Biol Chem 1992;267:23435.
?HBG^Z'r!k p;'t,VSn/K' dan progestin pada CBG.
berikatan lebih lemah, memiliki tm kurang dari 1 jam (Tabel 41-
^^ndahdibandhmh -LCn^n kckuatan lima kai* ,ipat
8). Kortisol tak-terikat (bebas) membentuk sekitar 8% jumlah H
sementara afint"' ,ti,n''>'> dcngan testosteron atau
l cstcron
total dan mencerminkan fraksi yang secara biologis aktif. protein ini kecil4 8 b (TabJ/, f?8 dan kortisol terhadap
r> d?ninc^^ progesteron dan
Pengikatan pada CBG tidak terbatas pada glukokortikoid. ara; s dcn
<-baliknya CRf' V ki avi8^n afinitas yang ny-aris
Deoksikortikosteron dan progesteron berinteraksi dengan CBG estradiol
DH
dan bahkan l ditas rendah terhadap
f a estron 'W terhadap testosteron,
dengan afinitas yang cukup tinggi sehingga dapat bersaing
dengan kortisol. Aldosteron, mineralokortikoid alami yang
hornion dalfm shkul^fi'^, lni <uga merupakan reservoar
paling poten, tidak memiliki protein pengangkut spesifik dalam kapasijpengikatznny,
plasma. Steroid gonad berikatan secara lemah dengan CBG * d a n a t menjadi
(Tabel 41-8)

Steroid Gonad Diangkut oleh Globulin Pengikaf-


Hormon Seks Penyan^ff hT Pmtcin-Pn ini dapa. dakmi pltmaK P.crubahan
mendadak kadar hormon
steroid ini h,'I \?na pcmhcrsih<>n metabolik berbagai dcngan SHRn 8
Sebagian besar mamalia, termasuk manusia, memiliki (3- c< rbal,k
; dengan afinitas pengikatannya dengan estm V d'bcrsibkan ,et>ih
globulin dalam plasmanya yang mengikat testosteron secara cepat dibandingkan daripada n , sel
*njucnya dibersihkan lebih
spesifik dengan afinitas yang cukup tinggi, dan kapasitas terbatas cepat
(Tabel 41-8). Protein ini, yang biasanya disebut sex hormone paaa pembersihan testosteron atau DHT.
binding globulin (SHBG, globulin pengikat- hormon seks) atau
globulin pengikat testosteron-estrogen (TEBG), dihasilkan di hati.
Produksi protein ini ditingkatkan oleh estrogen (wanita memiliki RINGKASAN
konsentrasi SHBG serum dua kali lipat dibandingkan pria), Untuk suatu hormon, keberadaan reseptor spesifik menentukan
penyakit hati tertentu, dan hipertiroidisme; produksinya menurun
oleh androgen, usia lanjut, dan hipotiroidisme. Banyak keadaan sel target.
tersebut juga memengaruhi produksi CBG dan TBG. Karena Reseptor adalah protein yang mengikat hormon spesifik dan
SHBG dan albumin mengikat 97-99% testosteron dalam darah, menimbulkan sinyal intrasel (penggabungan
hanya sebagian kecil fraksi hormon dalam sirkulasi yang aktif reseptor-efektor).
secara biologis (bentuk bcbas). Fungsi utama SHBG dapat Sebagian hormon memiliki reseptor intrasel; yang lain
membatasi bentuk bebas testosteron dalam serum. Testosteron mengikat reseptor di membran plasma.
Hormon disintesis dari sejumlah molekul prekursor, termasuk
berikatan dengan SHBG dengan afinitas yang lebih tinggi
kolesterol, tirosin itu sendiri, dan semua asam
dibandingkan dengan pengikatan yang dilakukan oleh estradiol amino penyusun peptida dan protein.
(Tabel 41-8). Oleh sebab itu, perubahan kadar SHBG Sejumlah pioses modifikasi mengubah aktivitas hormon.
menyebabkan perubahan yang lebih besar pada kadar onto inya, banyak hormon disintesis dari molekul
prekursor yang lebih besar.
BAB 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI SINYAL / 479
Kerja Hormon & Transduksi Sinyal - E
Daryl K. Granner, MD RANGSANGAN Pengenalan

PERAN BIOMEDIS
menyebabkan pelepasan satu atau lebih hormon
Adaptasi homeostasis suatu organism,. . , terus mengelola pembentukan respons adaptif yang d[*_rikan
berubah dan sebagian besar * f*Jfp ,ingkungan imi
kepenringan pembahasan ini, hormon dik* &
perubahan aktivitas dan jumlah protein H n,elalui seperti yang dijelaskan di Bab 41, yi. berdasarkan
bag,an penting yang memfasilitasi per^h 0n adal;'h reseptor selular spesifik nya dan jenis sinyal yang C*1 ^
hormon-reseptor menyebabkan terh , '"teraksi intrasel Hormon kelompok I berinteraksi clengan reseptor intn
ya sin aI
yang dapat mengatur aktivir y dan hormon kelompok II dengan tempat pengenalani res P
sehmgga mengubah jumlah protein ^ 6e"8en 'Crtcntu yang terletak pada permukaan ekstrasel membran p aSlT1
atau memengaruhi aktivitas nror sei target, target. Sitokin, interleukin, dan faktor pertumbidian RESPONS TERPADU TERHADAP RANGSANGAN P t'loritc-.
enzim dan pengangkut Zu pZ - m a f u k
f f- Si^ dapat memengaruhi ll ^ (Pr> dan dapat
C an
harusdipertimbangkan dalam kategori ini. Molckul-mo ck u
am ar 42-1. Keterlibatan hormon dalam respons terhadap
memengaruhi Proses-pros PrtCi" di sd sintesis protein,
>m yang sangat penting dalam adaptasi homeostasis, aoaw suatu rangsangan. Tantangan terhadap egri as organisme akan
pertumbuhan sel din JT"' misaVa
hormon dalam arti bahwa senyawa tersebut dihasilkan memicu respons yang mencakup pengeluaran satu atau lebih
di sel spesifik, memiliki kerja autokrin, parakrin* an hormon. I ^mn 'ni menghasilkan sinyal pada atau di dalam sel
melalui efek pada ekspresi gen Moletl"* mU"Ski" endokrin, berikatan dengan reseptor di permukaan sel, dan target dan sinyal-sinyal ini mengatur 5or >agai proses biologis
lainnyatermasuk sitokin, interleukin f ]Pembentuk sinyal mengaktifkan banyak jalur transduksi sinyal yang digunakan yang merupakan respons terpadu terhadap rangsangan atau
dan metabolit menggunakan Sebagian penu">bhi.. oleh hormon kelompok II. tantangan. Gambar 42-8 un.uk conloh spesifik
elemen "K ~l ^ ^ W diperlihatkan,
dan ialur transduksi sinyal yang Jma p amsme "m GRE. Urutan k
r POns
g't'kokortikoid atau pada nuldeus sel sudah cukup banyak diketahui. Sebagian
Tabel 42-7 p nSenSUS Umuk HRE diperlihatkan pad.,
PEMBENTUKAN SINYAL
ntUkan d besar bukti menunjukkan bahwa hormon-hormon ini
pelepasan hormon dan molektl T | ^ an reseptor berlipnn^11 tr?.ns^riPsl 8en biasanya terjadi jika
berlebihan, terialu sedikit, atau tidakT ^ SCCara tempat Pen,f ^ ^ pada DNA berfungsi sebagai P pengikatan
menimbulkan efek dominannya dengan memodulasi
utama suatu penyakit. Banyak obit vanr h pen>'ebab transkripsi gen, tetapi hormon-hormon tersebutdan banyak
megorefcsi atau memengaruhi^ ZJf eJa,Ur
"UiUan u"k dibahas di Kompleks Ligan-Reseptor Adalah Siny**1 berafinitas tinotrl k 1 u-i
protein koaktivator.
%88 SatU at3U ,eblh hormon dalam kelas lain yang dibahas di bawah dapat
bab ini. tersebut yang untuk Hormon Kelompok II
Sebaliknya, hormon tertentu micol 1 A bekerja di setiap tahap dalam jalur informasi yang
Mom011 kelompok I yang Iipofilik berdifusi melalui dan retinoid berdifusi dari ^ T diperlihatkan di Gambar 42-3. Efek langsung steroid terhadap
SINYAL membran plasma semua sel, tetapi hanya berikatan dengan sitoplasma dan berbagai organel dan membran juga telah
OaTmTal^r -ukt^am^
HOMEOSTASIS ARUHI meKANISME reseptor intrasel yang spesifik dan berafinitas tinggi pada HRE (untuk eontohrinr8elemen8rkUtan terikM^ dibicarakan.
sel target. Reseptor-reseptor ini dapat terletak di sitoplasma [TRE]), Mqmim -respons hormon tiroid
atau nukleus sel mrov*r ir i_i._ i ____________ r>r mula- dapat mengaktifkan tranTkHpsfSfna'rd" "" ^ HORMON KELOMPOK II (PEPTIDA &
KATEKOLAMIN) MEMILIKI RESEPTOR
Sia1rtThaXpUmra^nsfn'T"an m8basilkan respons
mula men
di Gamb SsSir- Krpfleks SSiSrs MEMBRAN & MENGGUNAKAN
b51 sebagai represor aktif transkrind i-
Gambar 42-1 Randan centu
dilukiskan pada dengan reseptor ini menyebabkan disos a ^ Tl korepresor. Rcs . berli y PERANTARA INTRASEL
di Gambar 42-2, pengaktivan reseptor terjadi melalui tu atau beberapa
. ...
paling sedikit dua mekanisme. Contohnya, glukokortikoid lebih kn,W;P mampu
mengikat satu Banyak hormon bersifat larut-air, tidak memiliki protein
bu-h sel d, dalam oXLme te^b
Pen en berdifusi menembus membran plasma dan menjumpai pengangkut (sehingga waktu-paruh dalam plasmanya singkat),
fangsangan adalah tahap pttama dal g alan
Dl reSP nS ada reseptornya di sitoplasma sel target. Pengikatan Iigan- dan memicu suatu respons dengan mengikat suatu reseptor di
tingkat organisme hal fni Pt* atau0 lebih Lro-,1 jr
reseptor menyebabkan disosiasi heat shock protein 90 mengin membran plasma (lihat Tabel 41-3 dan 41-4). Mekanisme
saraf dan indera khusus (penelih m,d,batkan em Koaktivator dengan afinitas rir,^ 1 -A\
(hsp90) dari reseptor. Tahap ini tampaknya penting untuk nengaktivn^ > gg* sehineea terjadi
n kerja hormon kelompok ini paling baik dibahas berdasarkan
penciuman, dan pengecapinToi t J PdenSa. nyeri, memindahkan reseptor glukokortikoid ke dalam nukleus. pcngaKtivan transkripsi gen. Hubuno^ .
dengan teseptor nukjPus lainnya sertfde^^T Ttor sinyal intrasel yang dihasilkannya. Sinyal- sinyal ini
Pengenalan melibatkan faktor-faktor fik TP15"16 atau sel-
Reseptor ini juga mengandung sekuens-sekuens lokalisasi dibahas secara lebih rinei kemudian k rC6U
mencakup cAMP (AMP siklik; asam 3\5-adenilat; lihat
PH tekanan O ,, suhu, pasokan nutrien Z'Tt! .'SainV3 kc
nukleus. Reseptor yang teraktivasi
yang membantu berpindahtersebut
proses translokasi ke nukleus en^ganggu, dan
dari sitoplasma RNrr memengarUhi tramkripsi dan pembentukan Gambar 19-5), suatu nukleotida yang berasal dari A l P
osmolaritas. Pengenalan vn 3 U (Gambar 42-2) dan berikatan kuat dengan sekuens DNA Y
Tl SCCara SClektif pin
ke nukleus.
6 tCpat akan Reseptor yang teraktivasi berpindah ke nukle m ifik akTdAUbah melalui kerja adenilil siklase; cGMP, suatu nukleotida yang
spesifik yang disebut hormone response element (HRE,
(Gambai 42-2) dan benkarnn Irimr Af>ncrnn Cplrnpnc ON Pengaruh " '
an Cmen a
8 tuhi proses me tabolik.
spesi
umum hormaSmS-maS,n6 cukup spesifik; secara dibentuk oleh guanilil siklase; Ca*; dan fosfatidilinositida.
^tTu rormo" -emengaruh. kurang dari ,o/P mRNA, Banyak dari second messenger ini memengaruhi transkripsi
?1P . ? Pada se) carBet; terkadang hanya beberapa yang gen seperti dijelaskan di alinea sebelumnya; tetapi second
Efek hormon steroid, tiroid, dan retinoid messenger ini juga memengaruhi beragam proses biologis lain
tcrpengaruh. seperti diperlihatkan di Gambar 42-1.
BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI FKSto,
480 / ASI EKSTRASEL & INTRASEL

BAB 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI SINYAL / 431


re^! 42i]' Sc * <ucns DNA pada beberapa elemen
ormon (hormone response element,
HRE)1
Mormon atau
Efektor
Glukokortikoid
^
^r9estin : p^g NUKLEUS
GGTACA NNN TGTTCT
^'neralokortikoid ; MRE
Androgen j ARE

Esfrogen : ERE .: AGGTCA-TGA/TCCT

Hormon tiroid

Gambar 42-2. Rna i Asom retinoat


j TRE j SITOPLASMA
...
mudah n^masukikommrtom^' e P,eh hormon kelas
I. Hormon steroid (segitiga so,id, meniumn^r V|famin D
S,top,asma scl ,ar8et. Hormon glukokorti- c,mUt terdaPat : RARE ; AGGTCA N3,4,5 AGGTCA
dalam bentuk kr r<StP'r"ya di si,P,asma, dan [cAMP _______ Gambar 42-3. "Jalur informasi". Informasi mengalir dari gen ke transkrip
reseptor ter- ) Pengikatan ligan menyebabk s primer ke mRNA ke protein. Hormon dapat memengaruhi setiap tahap
dcn&n he*l shock protein 90 (hsp struktur reseptor. yang terlibat dan dapat memengaruhi laju pemrosesan, degradasi, atau
_CRE TGACGTCA
dapat clii>unal<iUt<l<|ln nuklt?0,lda; N herarti salah satu dari keempat HRE berlawanan men "
Kompleks rP^ ^". hsp dan ,criadi
tcrse,3Ul- Tar|da panah yang menunjukkan arah
modifikasi berbagai produk tersebut.

perubdhan Subunit-subunit a dan kompleks Py memiliki efek yang


nukleus dan berikatan clenom nwl I830 kemudian terdapat di ban Twpp " ,pal,ndrom
'^rbalik yang kurang sempurna dan binding^ HRE;Pada
menembus membran Pada elemen respons sba8ian kasus, palindrom ini disebut PRE, MRE, (j, *Tia.S'n^. mas'n8 mengikat satu independen dari efek pada adenilil siklase (lihat Gambar 42-
eluknl , i ^ den8an spesifisitas dan afinitas tinggi monomer reseptor. GRE, dihasilkan oleh k ^ Sekuens DNA yang sama. Spesifisitas dapat 4 dan Tabel 42-3). Sebagian bentuk a. merangsang kanal K
sejumlah koreo^J*?'d Ke'adia" in ii memicu DNA pennanii nsen.ras' m,rascl hgan atau reseptor hormon, oleh sekuens tambahan lain dan menghambat kanal Ca2*, dan sebagian molekul as
pemben- '"psi. Sebaliknya, h0rm ?n (&K dan ,cradi i' 1 ,Crmasul< dalam konsensus, atau oleh elemen
memiliki efek sebaliknya. Anggota dari famili Gq
Peningkatan trans- trogcn,asCJS T. 1,1 mencakuP HRE ^ hormon tiroid, da,a ha. ori" , ri,3min HRE-HRE kelompok ini
mengaktifkan kelompok enzim fosfolipase C. Kompleks Py
masuk ke nukleus, temnTt rp 7 " asam re,ino <it serupa kecuali
() secara langsung menentukan ' 30 I* an,ara fJallndrm-palindrom separuhnya. Jarak
menimbulkan stimulasi kanal IC dan mengaktifkan
respons dengan kompleks SC?P orn^a berada dan telah terikat pada elemen <*" dari 5>
fosfolipase C. Protein G terlibat dalam banyak proses
berikatanT* T VDRE 'N = 3)' TRE (N = dan RAKE (N =
molekul seperti N rnp?' "?nskriPsi (e>- Kompleks ini, yang ler- Ijgan, secara aktif menglnmbi! inverted repp- rtpatS (pcn8ulangan langsung) dan bukan dengan res^L <p^u T.;n 'e,balik). biologis penting selain kerja hormon. Contoh yang penting
Reseptor Terkait-Protein G[Gpr , Coupled
? Receptor, GPCR) 2 <lihi" Tabel 426 ,anPa adan>'a Anggota lain dari superfamili reseptor adalah penciuman (cxOLF) dan penglihatan (a). Sebagian
Pro'em- d'sosiasi kompleks reJes f lransknP- Terikalnya ligan menyebabkan
pfeks aktivator. Kemudian !t 'T" Sehina daPal '^bentuk yangkom- ud'an terjadi transkripsi
membentuk suatu sistemgen secara
untuk membentuk, menguraikan, d=n RARE dTn h 7 mi ' f memb,Uk dengan VDR TR, contoh dicantumkan di Tabel 42-3. GPCRs berperan dalam
memengaruh?l^f ^ ' 7 ~Pakan faktor f acing. cAMP ,un transkripsi gen
r al hc r d
aktif. melalui CRE sejumlah penyakit dan merupakan sasaran utama obat.
dan melaksanakan efek cAMP.
Banyak hormon kelompok II mengikat re
B. P ROTEIN K INASE
sstir srrst~=3fc A. A DENILIL S IKLASE aktifPra?GTn,meTH^ ak'ivit? GTPa^ incrinsik. Bentuk GDP;
fnakt,fl<an Sakt hidrolisis GTP menjadi
Pada sel prokariot, cAMP berikatan dengan suatu protein
Berbagai hormon peptida dapat merangsang (s) ltau menghambat kembali TPlekS "T u (Py) kemudia" dibentk Toksin kol "T *
(i) pembentukan cAMP dari adenilil siklase, yang dikode oleh spesifik yang disebut protein regulatorik katabolit (catabolite
Pengaktifon berikutnya.
sedikitnya sembilan gen berbeda (Tabel 42-2). Dua sistem paralel, regulatory protein, CRP) yang berikatan secara langsung
ribosilasi Anp dan. PTM..ma">-n>ing -ngatalkis a mod dengan DNA dan memengaruhi ekspresi gen. Pada sel
satu sistem stimulatori (s) dan satu inhibitorik (i) menyatu pada da (hhat Tabel
" 42-3). Pada kasus eukariot, cAMP berikatan dengan protein kinase, dan disebut
ra protem rerikat-mikleotida guanin, dikenaTtt'? cor terkait- sebuah molekul katalitik (O). Masing-masing terdiri dari sebuah iadi r, hS1 ini men8San8eu aktivitas GTPase intrinsik; mengaCfk
nrorein r (r , sebagai resep- reseptor, R atau R, dan satu kompleks regulatorik, Gs dan G.. Gs protein kinase A (PKA), yaitu suatu molekul
Sampai sj^ ^ ^ berikatan kembali dengan Py sehingga S lami pengaktivan
dan G. masing-masing adalah trimer yang tersusun olch subunit a, ireversibel. Ribosilasi-ADP terhadap heterotetramerik yang terdiri dari dua subunit regulatorik (R)
telah diklon dari berbagai spesfes G ft, dan y. Karena subunit a pada Gs berbeda dari subunit a. pada dan dua subunit katalitik (C). Pengikatan cAMP
beh P >' \ PV sehingga tidak terbentuk
le asn a a diri

respons diperantarai olch GPCR. ^ m3Cam G., protein tersebut, yang merupakan produk gen berbeda disebut SenSr. a ini me"^babka" aktivUas a di sel tidak me gal arm menyebabkan reaksi berikut:
hambatan.
a dan a.. Subunit a mengikat nukleotida guanin. Subunit ft dan y
4 cAMP + R,C, <=> R,-(4 cAMP) + 2 C
selalu berikatan (Py) dan tampaknya berfungsi sebagai ini adah^u' fami'i beSar Pftein G da" protein-protein

heterodimer. Pengikatan sebuah hormon pada R atau Rr G dikh fi, S'an dar' SUpt:rfamili GTPase. Famili protein Kompleks R,G, tidak memiliki aktivitas enzimatik, tetapi
R^JonAsdalah Si"yal 'ntraSel Un,uk Banyak empat s kr " berdaSarka" homlogi sekuens menjadi ,famili' seperti
menyebabkan pengaktivan G yang diperantarai oleh reseptor, dtperlthatkan diTabel 42-3. Terdapat pengikatan cAMP oleh R membebaskan R dari C sehingga C
yang memerlukan pertukaran GDP dengan GTP pada oc dan ibunir nit 5 P nn V; BerbaSai kombinasi subunit- ?' 1 'ni me8tel1 menjadi aktif (Gambar 42-5). Subunit C yang telah aktif
AMP siklik adalah sinyal intrasel pertama yang berhasil di- i ennfikasi
terlepasnya fiy dari a. kemungkinan pembentukan kompleks apy dan s;Idase yang mengatalisis pemindahan fosfat y ATP ke residu serin atau
pada sel mamalia. Terdapat beberapa komponen sangat besar jutnlahnya. treonin di berbagai protein. Tempat fosforilasi konsensus
adalah -Arg-Arg/Lys-X-Ser/Thr- dan -Arg-Lys-X- X-Ser-,
dan X dapat merupakan asam amino apa saja.
BAB 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI
/ 483 SINYAL

BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL

482 /
Tabel 42-3. Kelas clan fungsi Efek
Kelas atau beberapa protein Glukoneogenesi
Tipe
TAdenilil siklase s, lipolisis,
G jRangsangan
Glukagon, p-adrenergik glikogenolisis
; Tkanal Ca2*, Cl~, dan Na* jantung
Penciuman
; TAdenilil siklase
a di ; Bau Denyut jantung melambat

Asetilkolin, ct2-adrenergik
j iAdenilil sildase
a ; tKanal kalium
: IKanal Aktivitas listrik neuron Penglihatan

kalsium
Tidak ada hormon: efektor inaktif ^

Hormon terikat (H): efektor aktif


I M; k'iner9ik i TKanal
kolium
Gambar 42-4. Komponen TKontraks
; Opioid, endorfm i
a
o *. foSf0dieserase
h ^munm o n ' ^ r oho, !ro k o m p l e k s 1C "mcnembus ; tFosfolipase C-pl
Rese tf,r

a, a
P **Whung dcngan
gkin tidak berikatan 8<1n
terprenilasi di subunit nv , "
^'morik
res (a.py)a^Vahh^'VV "?
ep,or. Komnl/u ; ,cr Tanpa adanya
, , 'kit-guanosin cJiicsr.it ((iDP) yang inaktif
M, kolinergik ;
; Cahaya
a,-Adrenergik ..................... ................... otot
: tFosfolipase c*p2 .........
dan
diperlihatkan). Jika holme mif Crs loml n
' ^ g) danmunuk n^l2 gU8US u us
m t m b r , i n
mi-lalui gugus-gugUS G ............... ; TTekanan darah
ditunjukkan oleh mirinenv t- ,eril<at pad-a reseptor Jin - L V - 'S S lermiristoilasi
- 0 1 1 di subunita (tidak ct. ; a,-Adrenergik
ini terjadi karena V^Tn 'nT ^P * resep,or-sepert,

Subunit a berikatan denoi Y*'/1 GDP dcngan guanosin ^ m )r,lndan pengaktivan kompleks protein G- I *' ' ,
fn efek'rdengan
^*, atau Cl a"nberikatan (E) dan menoaS
efok.or (E) < subuni, a, set,lab dan (iy lierpisah.
(CTP, di subunit a. setelah a dm P/berpi^h. \ 7 I - v , * * J Aj. | i, . . QB r>, ___
a,aU daDat lu
-; Ef(*tor dap.it berupa saluran
nit nv j pat 'u8a adenili, siklase'
merupakan!S i ,T' a,Ca>%
k"r daPal berupa saluran adenilil siklase, Ca;*. ? ; kanal Cl' __________________________ ;4
a
C 12 _________ .. _______ DK dalam: Principles and Practice of Endocrinology and Metabolism, ed ke-2.
1
" 'sflioase CO
dari Granner DKSJ| I*9*' meni,"bulkan efek laniLno I 'c ,oi,nll,MC <:(' <,> (ex .),
< CMP atau cGMP fosfodiesterase
fosfodiesterase
Granner
Uppincott, T 995?P"pks and PrKUc^"fndocrL D"mHi!ikasi <bn diproduksi ulang dengan izin r, izin 'Dimodifikasi dan diproduksi ulang dcngan izin dari Becker KL (cd).
Endocrinology and Metabolism, cd kc-2. Becker KL (ed). Uppincott, 1995 -1 -"vionia vang mewakili masing-
2Empat kelas utama atau fami

,r di dalam masing kelas, juga dengan 1


Aktivitas protein kinase semula dilaporkan sebagai (isoform MX). Semua isofori mengH
memiliki hubungan dalam sekuens dan stiu<t unik
dependen-cAMP atau independen-cAMP. Klasifikasi berbeda telah diidentifikasi. fosfotreonin fosfatase mungkin ditentukan oleh subunit-sub-
domain katalisis, tetapi masing-masing adalah n^^onlposisi
ini telah berubah karena fosforilasi protein kini diketahui unit regulatorik tersendiri yang pengikatannya diatur oleh
dengan variabilitas yang cukup besar dari segt dan
sebagai mekanisme regulatorik penting. Saat ini telah
subunit, berat molekul, autofosforilasi,. Km untu < D^FOSFODIESTERASE hormon. Peran regulasi olch defosforilasi protein yang paling
diketahui beberapa ratus protein kinase. Berbagai kinase spesifisitas substrat. banyak diteliti adalah metabolisme glikogen di otot. Dilapor-
Kerja yang ditimbulkan oleh hormon yang meningkatkan
Tabel 42-2. Subklasifikasi hormon kelompok kan terdapat dua jenis utama fosfoserin-fosfotreonin fosfatase.
II.A konsentrasi cAMP dapat dihentikan melalui beberapa cara,
Tipe I cenderung mendefosforilasi subunit P fosforilase ki-
rubt-uPROTEIN ~ . termasuk hidrolisis cAMP menjadi 5-AMP oleh
.*j nase, sedangkan tipe II mendefosforilasi subunit a. Fosfatase
fosfodiesterase
Efek cAMP di sel eukariot diduga diperantarai o t ^ cre0nin. tipe I berperan dalam regulasi glikogen sintase, fosforilase,
defosforilasi protein, terutama pada residu serin jnaCam (lihat Gambar 42-5). Adanya enzim-enzim hidrolitik ini
yang ! Hormon yai dan fosforilase kinase. Fosfatase ini sendiri diatur oleh
ang Adenilil ; Menghambt Pengendalian setiap efek cAMP, termasuk bermaC^utan ion, menjamin pergantian sinyal (cAMP) yang cepat sehingga
fosforilasi subunit-subunit tertentunya, dan reaksi-reaksi ini
j proses biologis cepat berhenti jika rangsang hormon
\ ; Siklase (H,) proses, seperti steroidogenesis, sekresi, pengang ^ regUiasi dibalik oleh kerja salah satu fosfatase tipe II. Selain itu,
; Asetilkolin metabolisme karbohidrat dan lemak, induksi en^1.^ ^ dihentikan.
terdapat dua inhibitor protein stabil-panas yang mengatur
gen, transmisi di sinaps, serta pertumbuhan an 1 ^ ^ atau Paling tidak terdapat 11 anggota famili enzim fosfodiesterase.
a2-Adrenergik aktivitas fosfatase tipe I. Inhibitor-1 mengalami fosforilasi dan
dapat dilakukan oleh kinase spesifik, fosfatase sP^sCfat m\ Enzim-enzim ini dikendalikan oleh substratnya, yaitu cAMP
Angiotensin II diaktifkan oleh protein kinase dependen-cAMP; dan inhibitor-
oleh substrat spesifik untuk fosforilasi. Substrat^su^^ dan cGMP; oleh hormon; dan oleh perantara intrasel misalnya
Somatostatin 2 yang dapat berupa suatu subunit fosfatase inaktif, juga
membantu menentukan jaringan target dan ^clont0|inya, kalsium, mungkin melalui kalmodulin. Inhibitor
mengalami fosforilasi, mungkin oleh glikogen sintase kinase-
penentuan tingkat suatu respons di sel tertentu. prGtein fosfodiesterase,
3. Fosfatase yang bekerja pada fosfotirosin juga penting dalam
efek cAMP pada transkripsi gen diperantarai ol terutama turunan xantin bermetil seperti kafein, meningkatkan
e. FOSFOPROTEIN FOSFATASE transduksi sinyal
pengikat elemen respons siklik AMP (eye ic 4*.nean cAMP intrasel dan menyerupai atau memperlama kerja hormon
element bi,.Mngpro'ein, CREB) CREB benta Karena
melalui pentingnya
sinyal ini. fosforilasi protein, tidaklah mengherankan (lihat Gambar 42-8).
elemen respons cAMP (CRE) (hhat a e ~ Urivator bahwa regulasi reaksi defosforilasi protcin adalah mekanisme cGMP Juga Merupakan Sinyal Intrasel
keadaan tidak terfosforilasi dan merupa a ^ kontrol penting yang lain (lihat Gambar 42-5). Fosfoprotein
transkripsi yang lemah. Jika terfosfori'asi o c 1 . fosfatase itu sendiri diatur oleh reaksi fosforilasi-defosforilasi GMP siklik dibentuk dari GTP oleh enzim adenilil siklase
mengikat koaktivator protein pengikat- ckrinsi clan olch berbagai mekanisme lain, misalnya interaksi antar- yang terdapat dalam bentuk larut dan cerikat-membran.
(lihat bawah) dan akibatnya menjadi aktivator tra protein. Pada kenyataannya, spesifisitas substrat fosfosenn-
yang jauh lebih poten.
484 / BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKST,
EKSTRASEL & INTRASEL
BAB 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI SINYAL / 485

Ca2^^!1 terbadaP ^a'- sehingga meningkatkan influks 'nfl k r i.1(!rmn Tabel 42-4. Enzim dan protein yang
*Uga sccara tidak langsung mendorong ) .S .a engan memodulasi diatur oleh kalsium atau kalmodulin
potensial membran plasma.
tepn anS3f' mcmbran membuka kanal Ca2* bergerbang- dimT. an, Adenilil siklase
mcniUn Protein kinase dependen-Ca2*
gkinkan influks Ca2*. (3) Ca2* dapat caH ' ,S3J- rct'^l,*uni
Ca2*-Mg2* ATPase
endoplasma, dan mungkin dari Protein kinase dependen Ca2*-fosfolipid Nukleotida siklik
eadangan di mitokondria. fosfodiesterase Beberapa protein sitoskeleton Sebagian kanal ion
+ R,
denean^k ?bsrvasi Penting yang menghubungkan Ca2* kerb C (mis. kanal kalsium tipe L)
mon Nitrogen oksida sintase Fosforilase kinase Fosfoprotein fosfatase
berkaitan dengan pengertian target
Mg2** ATP fosfnrl ^' dalam sel. Penemuan regulator aktivitas 2B
Beberapa reseptor (mis. reseptor glutamat tipe-NMDA)
Protein Fosfoprotein Dem , CSterasc -vanS ^ependen-Ca2* merupakan dasar bagi denp:
a ,
r . * c b * b luas tentang cara interaksi Ca"'
Fosfatase dcn
gan cAMP di dalam sel.

Efek
^JKALMODULIN
fisiologis kinase, piruvat karboksilase, gliserol-3-fosfat dehidrogenase,
Gambar 42-5. Regulasi proso yakni c rcu*atork dependen-|<alsium adalah kalmodulin,
cAMP(PKA). PKAterdap I .'S^roses se* *e*1 hormon melalui protein kinase dopenden- LmoloETenPrtein ^ kDa yang Struktur fun8Sinya dan piruvat dehidrogenase.
dua subunit regulatorik d ' ^ 'm *)on,u^ 'naktifsebaga heterotetramer K,C, yang terdiri dari mililci ngan Prote,n otot troponin C. Kalmodulin me- Pat ,:mpat .tempat
D. M ETABOLISME F OSFATIDILINOSITIDA
siklase (diaktifkan sepertM' Ua fu,)unit katalitik. cAMP yang dihasilkan oleh kerja adenilil untu
k mengikat Ca2*, dan jika keem- yane n ^ ^ men8kat Ca-*
PKA. Hal ini menyebabkanI 30 d' Gambar 424) mengikat subunit regulatorik (R) M EMENGARUHI K ERJA H ORMON YANG D EPENDEN -
timbul perubahan konformasi tifknn nCOlolk* yan8 memungkinkan
subunit katalitik. Subunit fubunil/egulatorik dan katalitik dan mengaktivasi C A 2+
kalmodulin mengak- lin (van,U,m ? 0n* Interaksi Ca2* dengan
pada residu serin dan treo -3ta a*<tl^ kemudian memfosforilasi sejumlah protein target
menghentikan respons fisiol0 FS^a,ase mengeluarkan fosfat dari residu-residu ini sehingga kalmodu- Sebagian sinyal harus membentuk komunikasi antara reseptor
mengubah cAMP menjadiVj\MPSf0dieS,eraSe J'Uga dapa mcn8hcn,ikan ->spons dengan konseorf j
a 3 perubahan
aktivitas kanal ion) secara hormon di membran plasma dan reservoar Ca2* intrasel. Hal
den a
yane m . * 8 n pengikatan cAMP dcngan PKA ini dilaksanakan oleh produk-produk metabolisme
mcruol'^ , uan pcn8aktivan pKA- Kalmodulin mungkin fosfatidilinositol. Reseptor permukaan sel, misalnya reseptor
Masing-masing isoenzim ini memiliki sifat fisik tersendiri.
Atriopeptin, suatu famili peptida yang diproduksi oleh jaringan dan tcrtan u dari banyak subunit Prorein komPleks enzim H p ran
f dalam untuk asetilkolin, hormon antidiuretik, dan katekolamin tipe-
rangsangan-sekresi, kaskade pembekuan darah, aktivitas
mengatur berbagai kinase dan cc,, jika ditempati oleh ligan masing-masing, merupakan
atrium jantung, menyebabkan natriuresis, diuresis vasodilatasi, dan enzim, dan eksitabilitas membran. Kalsium ,n juga
klik D- f am Pem ntu^an dan penguraian nukleotida si- tak Im'' tar aktivator fosfolipase C yang poten. Pengikatan reseptor dan
inhibisi sekresi aldosteron. Berbagai peptida ini (mis. faktor merupakan perantara intrasel efek hormon. Se ag,an cnzim ;,n
^ y 8 diatur secara langsung atau pengaktivan fosfolipase dihubungkan oleh isoform G(| (Tabel
natriuretik atrium) mengikat dan mengaktifkan guanilil siklase
bentuk terikat-membran. Hal ini menyebabkan meningkatnya A. METABOLISME KALSIUM -~Wui kalmodulin, disa- 42-3 dan Gambar 42-6). Fosfolipase C mengatalisis hidrolisis
aktivitas cGMP hingga 50 kali lipat pada beberapa kasus, dan hal Konsentrasi kalsium (CV) ekstrasel adalah sekitar 5 mmol/ fosfatidilinositol 4,5-bisfosfat menjadi inositol trifosfat (IP)
kaWr Cfek"ya Pada enzim dan Pengangkutan ion, Ca-/ ^ Hern P mengatur dan 1,2-diasilgliserol (Gambar 42-7). Diasilgliserol itu
ini diperkirakan memerantarai efek-efek yang disebutkan di atas. dan diatur secara ketat. Meskipun cukup banyak kalsium
aktivitas banyak elemen struktural di otorTr en,'ni JmencakuP sendiri mampu mengaktifkan protein kinase C (PKC) yang
Bukti lain menyatakan ada hubungan antara cGMP dengan yang berikatan dengan organel intrasel, seperti mitokondria
kompleks aktin-miosin dan berh ^ di baWah kendali P-adrenergik, aktivitasnya juga bergantung pada Ca2*. IP3 yang
vasodilatasi. Serangkaian senyawa, termasuk nitroprusid, an retikulum endoplasma, namun konsentrasi kalsium bebas
nonkomT,,PrOSCS T8 diPe~i mikrofilamen di sel
nitrogliserin, nitrogen oksida, natrium nitrit, dan natrium azida, atau bentuk terionisasi (Ca-") di dalam sel sangat rendah: berinteraksi dengan reseptor intrasel spesifik merupakan
mltosl n L ,tCrmaSUk m?tiUtaS Sd' P^^an bentuk sel,
menyebabkan relaksasi otot polos dan merupakan vasodilator kuat. u->10 pmoI/L. Meskipun terdapat gradien konsentrasi s
> Pembebasan granula, dan endositosis. pembebas Ca-' yang efektif dari tempat penyimpanan intrasel
Senyawa-senyawa ini meningkatkan cGMP dengan mengaktifkan yang sangat besar ini dan gradien transmembran yang baik. SORMONUM ADALAH MEDIATOR KERJA di retikulum endoplasma. Oleh karena itu, hidrolisis
guanilil siklase bentuk larut, dan inhibitor cGMP fosfodiesterase namun Ca2- tertahan sehingga tidak dapat masuk ke dalam fosfatidilinositol 4,5-bisfosfat menyebabkan pengaktivan
(obat sildenafil [Viagra], misalnya) meningkatkan dan se . Kaiena peningkatan Ca2* yang berkepanjangan di sel aZlt Cf dalam kCrJa hrmon diPerkirakan dengan peng- an bahwa efek PKC dan mendorong peningkatan Ca2* sitoplasma. Seperti
memperpanjang respons ini. Peningkatan cGMP mengaktifkan bersifat sangat toksik, sejumlah besar energi dikeluarkan banyak hormon adalah (1) berkurang pac a mcd.um bebas-Ca2* diperlihatkan di Gambar 42-4, pengaktivan protein G juga
untuk memastikan bahwa Ca2* intrasel terkontrol. Suatu atau jika kalsium intrasel berkurang;
protein kinase dependen- cGMP (PKG), dan selanjutnya
lito d
' t i r U
,eh bahan'bahan yang meningkatkan Ca2* dapat menimbulkan efek langsung pada kanal Ca2*. Hasil
memfosforilasi sejumlah protein otot polos. Hal ini diperkirakan mekanisme penukaran Na*/Ca2* yang memiliki kapasitas dari peningkatan Ca2* sitosol yang terjadi, mengaktifkan
misalnya ionofor kalsium A23187; dan (3) meme- ngaru i1
berperan dalam relaksasi otot polos dan vasodilatasi. tinggi, namun dengan afinitas rendah memompa Ca2, keluar fluks kalsium sel. Regulasi metabolisme glikogen di 1 'en kinase dependen-Ca2*-kalmodulin dan banyak enzim
se . Terdapat juga pompa Ca2,/proton dependen-ATPase vasopresin dan katekolamin a-adrenergik adalah contoh yang baik. dependen-Ca2*-kaImodulin lainnya.
ISebeiro(p>a Hormon Bekerja MeBalaii Kalsium atau yang mengeluarkan Ca2 untuk ditukar dengan H*. Pompa Hal ini secara skematis diperlihatkan di Gambar 19-6 dan 19-7. Zat steroidogenik termasuk ACTH dan cAMP di
FosfcstodiiDiinositol ini memiliki afinitas tinggi terhadap Ca2*, tetapi kapasitasnya F
korteks adrenal; angiotensin II, K\ serotonin, ACTH, dan
rendah dan mungkin berperan mengatur, iciapi
....ICO Linggi itiimuap
secara halus kadar Sejumlah enzim metabolik penting diatur oleh Ca2*, fosroriiasi, cAMP di zona glomerulosa adrenal; LH di ovarium; dan LH
Kalsium yang terionisasi adalah regulator penting pada berbagai 2
rendah dan mungkin berperan mengatur secara yang memompa
Ca * sitosol. Selain itu, terdapat Ca * ATPase atau keduanya, termasuk glikogen sintase, piruvat an cAMl di sel Leydig testisdilaporkan menyebabkan
proses sel, termasuk kontraksi otot, penggabungan I ----------- 2. Tor/tTn-i
Ca2* sitosol. Selain itu,1 terdapat Ca * ATPase yang memompa pemng atan asam fosfatidat, fosfatidilinositol, dan polios
Ca-' dari sitosol ke lumen retikulum endoplasma. Terdapat oinositic a (lihat Bab 15) di jaringan target masing- masing.
tiga cara untuk mengubah Ca2, sitosol: (1) Hormon tertentu Beberapa contoh lain juga dijumpai.
(kelas 11.C, Tabel 41-3) melalui pengikatan reseptor yang I I Cran yang mungkin dilakukan oleh Ca2* dan pro- penguraian
merupakan kanal Ca2*, meningkatkan permeabilitas polifosfoinositida dalam kerja hormon
486 / BA<3!AN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEl
BAB 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI SINYAL / 487

yang mengikat IRS-1 dan menghubungkan fosforilasi tirosin


- Reseptor L
dengan beberapa protein yang menyebabkan pengaktivan
__ Protein G).
suatu kaskade treonin dan serin kinase. Jalur yang
Fosfolipase C memperlihatkan bagaimana interaksi insulin-reseptor ini
Diasilgliserol mengaktifkan jalur mitogen-activated protein (MAP) kinase
Retikulum endopiaSm; dan efek anabolik insulin diperlihatkan di Gambar 42-8.
Peran pasti berbagai protein penambat, kinase, dan fosfatase
Mitokondria Inositol- Protein kinase C belum sepenuhnya diketahui.
P., (PKC)
CP3) B. J ALUR J AK / STAT D IGUNAKAN OLEH H ORMON
& S ITOKIN

Pengaktivan tirosin kinase juga dapat memicu kaskade


Kalm (IP3) fosforilasi dan defosforilasi yang melibatkan efek beberapa
dan inrKitr iY- .os'ollPase c memutus PIP, menjadi diasilgliserol berupa nnk 7 S protein kinase lain serta efek pengimbang yang dimiliki
odulin S R< umumnya berupa stearat, dan R, biasanya 1-1,4-P jmkrAnatrIPf c*aPal
fosfatase. Untuk memulai kaskade ini digunakan dua
mengalami defosforilasi (menjadi aktif,. 2 ' ' ataU fosfor,lasi
Kalmoduli
- " Ca2,- (menjadi 1-1,3,4(5-P4 yang berpotensi mekanisme. Sebagian hormon, seperti hormon
n kinase Kalmodulin pertumbuhan, prolaktin, eritropoietin, dan sitokin, memulai
spesifik kinase
1 Kalmodulin multifun kerjanya dengan mengaktifkan suatu tirosin kinase, tetapi
gsi kin^r krSkadc yang daPat melibatkan beberapa protein k
*ase, aktivitas ini bukan merupakan bagian integral dari reseptor
fosfatase, dan protein regulatorik lain. hormon. Interaksi hormon-reseptor mendorong pengikatan
Y dan pengaktivan protein sitoplasma tirosin kinase, seperti
Protein Protein
Fosfoprotein
B ERP S d UUN M ENYALURKAN S INYAL M ELALUI
K ASKADE K INASE Tyk-2, Jakl, atau Jak2. Berbagai kinase ini memfosforilasi
lain l satu atau lebih protein sitoplasma yang kemudian berikatan
I (EGF)0' ,Untuk 'nsulin, faktor pertumbuhan epidermis intrin L-
Respons faali dengan protein-protein penambat lain melalui pengikatan
30
memiliki aktivitas protein kinase pada domain SH2. Salah satu dari berbagai interaksi ini
ini t<T 'tcr^etak di domain sitoplasma. Aktivitas menyebabkan pengaktivan satu famili protein sitosol yang
kernud'^1CUreSePCOr mcng<kat ligannya. Reseptor
Gambar42-6. Interaksi hormon-reseptor to
^rfm GSpeSifik' yang ju8a munPkinnmpTn^fbkanpengak,ivnnfosfo,iPaseC-Hal ini tampaknya hal ' ,,an mcngalami aucfosforilasi di residu tirosin, dan Hi ,mCm'CLl
disebut signal transducers and activators of transcription
f
melibatkan (STAT). Protein STAT yang telah terfosforilasi kemudian
kinas rw'p^r (IP,) yang membeba skan simpam^r'^ kanal kalsium - Fosfolipase C
seran
gkaian kejadian kompleks (diringkas kemucT ^ ^-8). mengalami dimerisasi dan berpindah ke nukleus, mengikat
menyebabkan terbentuknya nZZ (PKQ- (Pada skema ini. PKC aktif meZ f .in,raSe' dan Reseptor insulin yang telah terfosforilasi mlino elemen DNA spesifik, seperti elemen respons interferon,
diasilgliserol (DAG,, suatu aktivator kuat protein sini Ca2<-kalmodulin dimt la Tlem osfr r asi
j.J ^ ^ substrat reseptor insulin (terdapat 4) j:8/ I empat
<IS! s^3s,ral spesifik yang kemudian mengubah proses fisiologis- dan mengaktifkan transkripsi. Hal ini diperlihatkan pada
- e 'e'ek ini menyebabkan fosforilasi suhJim C^aktl^an kinase spesifik yang
dari molekul
yang dinamai IRS 1- denpan ^ U Ciros^n' yang telah Gambar 42-9. Proses-proses penambatan SH2 lain dapat
dua diantaranya diperlihatkan di juga memperlihatkan bahwa Ca2< daoaf terfosforilasi berikatan secara U mam homologi Src 2 (SH2) menyebabkan pengaktivan PI-3 kinase, jalur MAP kinase
mnm ' , an 1,11 menyebabkan perubahan respons fisiologis. Gambar a I a m
JH Extom 153 dl3tUr me,a,ui Penyimpanan dan pembobi^n m|cla,ui kanal C<V berbagai protein yang insulin c (melalui SHC atau GRB2), atau fosfolipase C yang
bergerbang-tegangan atau -ligan. Cae ' 2 memer
antarai berbagai efek neneakr
Pr tem ini PI 3 kinase
^ diperantarai oleh protein G (PLCy) disertai pembentukan
^ h mitokondria dan retikulum endoplasma. (Sumbangan menghubungkan diasilgliserol dan pengaktivan protein kinase C. Jelaslah
Prin kinase
Lnlu resePtor insulln dengan kerja insulin melalui fkin UVan se^umlah bahwa terdapat kemungkinan komunikasi-silang jika
C aktif^pa^memfosfor'/2"^' moleku
>. termasuk kinase PDK1 idnase-1 dependen-
s es,fi
mengubah proses fisioloeis^rT P k yang kemudian EGF mengandung aktivitas tirosin kinase intrinsi yang diaktifkan hormon-hormon yang berbeda mengaktifkan beibagai jalur
kolmodul j Z j ml?\ ^ kmpJeks C^' fosfoinositida). Enzim ini menyalurkan sinya melalui beberapa
transduksi sinyal ini.
ini I A-mengaktifkan kinase tertentu Kin oleh pengikatan ligan EGF merup an suatu terobosan penting. kinase lain, termasuk PKB (akt),
Reseptor IGF-I dan insulin jn^a mengandung aktivitas tirosin > dan aPKC (lihat keterangan Gambar 42-8 untuk c nisi
-b is C. J ALUR N F - KB D IATUR OLEH
kinase intrinsik yang diakn an oleh ligan. Beberapa reseptor dan singkatan). Jalur alternatif di hilir PKD1 mencakup p70S6K G LUKOKORTIKOID
umumnya yang berperan pa ^ a pengikatan ligan yang terlibat dan mungkin berbagai kinase lain ^TOP teridentifikasi. Jalur
dalam kontrol pertumbuhan, diferensiasi, dan respons utama kedua melibatkan . K- Enzim ini secara Faktor transkripsi NF-KB adalah suatu kompleks
?n", ,rn B*k*ri peradanganmemiliki aktivitas tirosin kinase intrinsik atau heterodimer yang biasanya terdiri dari dua subunit yang
langsung diatur oleh asam amino
berkaitan dengan protein yang merupakan protein kinase. dan insulin serta esensial untuk aktivitas p70S6K. Jalur ini dinamai p50 dan p65 (Gambar 42-10). Secara normal, NF-
Prorein kinase tunggal, seperti PKA, PKC, dan Ca2*- almoduhn
Gambaran menonjol lain pada kelas kerja hormon ini adalah memperjelas perbedaan antara cabang PKB dan p70S6K di KB tersekuestrasi dalam sitoplasma dalam bentuk yang
(CaM)-kinase yang menyebabkan fosforilasi residu serin dan
bahwa kinase-kinase ini cenderung memfosforilasi residu tirosin, se el ah hilir dari PKD1. Kedua jalur ini terlibat dalam secara transkripsional inaktif oleh anggota inhibitor famili
treonin di protein target, berperan sangat penrmg da/am kerja dan fosforilasi tirosin jarang terjadi (<0,03% dari totaJ fosforilasi translokasi protein, aktivitas enzim, dan regulasi oleh insulin, NF-KB (IKB). Rangsangan dari luar sel, misalnya suatu
hormon. Penemuan bahwa reseptor asam amino) di sel mamalia. Gambaran menonjol ketiga adalah gen-gen yang berperan dalam metabolisme (Gambar 42-8). sitokin proinfiamasi, spesies oksigen reaktif, dan mitogen
bahwa interaksi ligan-reseptor yang menyebabkan proses protein lain yang mengandung domain SH2 adalah GRB2, menyebabkan pengaktivan kompleks IKB kinase, IKK, yaitu
fosforilasi tirosin struktur heteroheksamer yang terdiri dari subunit ct, P> dan
y. IKK memfosforilasi IKB di dua residu serin, dan hal ini
BAB 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI SINYAL / 489
BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL
488

PENGENAL
AN
(HIPERGLIK
EMIA)

IRS
1-4
[V Y
PEMBEN
TUKAN
SINYAL +

GAP

Translokasi protein Aktivitas enzim Pertumbuhan sel Sintesis


Transkripsi gen , ii- -imol nleh reseptor yang terkait dengan Jak kinase.
EFEK Transporter
DNA Gen-gen respons dim
Gambar 42-9. Inisiasi transduksi sin^! 'ehormo^ Lbuhan, interferon, dan sitokin
glukosa Reseptor
Reseptor insulin PEPCK HKII Reseptor (R) yang berikatan dengan prolakt ,
Protein fosfatase Glukagon Glukokinase mengikat ligan,
insulin Reseptor
IGF-II
Fosfodiesterase*
Lain-lain
IGFBP1 >100 yang lain reseptor-reseptor
ndak memiliki aktivitas W. tu TVIO. jak-P,
n, mengalami dimensas, dan ter|ad fo fori p^ protein-protein STAT berikatan
suatu kmaseaktif, memfefonla:t r e s e p m c n g a | a m j fosforMasi dengan

reseptor yang terfosforilasi dan kern P nukleus mengikat elemen


Gambar 42-8. Jalur no I
DNA)ak' TkTHT mT'^nsSsTSdu fosfotirosin pada res'eptor tersebut juga DNA spesifik, dan
sangat baik untuk paradigma "n ^ S'ny.a* Insu*in- Ia*ur pembentukan sinyal insulin adalah contoh yang diringkaskan di mengatur ' anskr'PS'^ dung domain SH2. Hal ini menyebabkan berikatan dengan beberapa protein
Gambar 4 2 - 1 , 8 ? . ," Pembebasan hormon -> pembentukan sinyal -efek" yang yang me g g pL ^ p|j pengaktivan jalur MAP kinase (melalui SHL atau
insulin pada reseptor membran^ m C' 5cbafkan sebagai respons terhadap hiperglikemia. Pengikatan di dalam sel. Stimulasi
aktiviM ^.1Sma sPGsl^'sel target menyebabkan terpicunya serangkaian proses menyebabkan peningkatan f Sf T5'" ^
in,rinsil< di resoP,or insulin menandai awal proses yang

molekul substrat reseptor irK r^'/mc *'ros'n M (Y > Y-P) reseptor dan kemudian satu atau lebih molekul intrasel, misalnv i
HORMON DAPAT MEMENGARUHI EFEK
Ptp ^ ^ Penin8*<a,an fosfotirosin ini merangsang aktivitas banyak efek metabolik tertentu incnli d^i pro,G!n kinase, dan menyebabkan IkB mengalami ubikuitinasi dan degradasi BIOLOGIS SPESIFIK DENGAN
kinase lipid yang semuanya berperan dalam Pertama, fosforilasi sebinh i ? t 33f diPer*ihatkan dua jalur yang paling banyak oleh proteasom. Setelah IkB terurai, NF-kB bebas kini dapat MEMODULASI TRANSKRIPSI
dipclajari. kinase lipid, PI-3 kinaseI R S . mungkin IRS-2) menyebabkan tertambat dan diaktifkannya
molekul "secondmessZr^^2!S." ?idJ'Pld. inosito' <ru yang dapat berfungsi sebagai pembentuk sinyal lain di sphnhh lei- ^ ^
berpindah kc nukleus, tempat faktor ini berikatan dengan Sinyal yang dihasilkan oleh proses-proses di atas
men8al<tifkan PDK1 dan kemudian beragam molekul a l > e r n a , i f e l i b L a n p e n ' t v a ! > " * B (PKB atau ak,,
m n
sejumlah promotor gen dan mengaktifkan transkripsi. perlu diterjemahkan menjadi suatu tindakan yang memung
SCK, dan aPKC. Ialur Kedua, fosforilasi IRS (munckin IRS 1 1 -n |rr?ungkm berbagai kinase lain yang belum teridentifikasi. kecil, terutama gen-gen yang terlibat dalam respons peradangan. 'in 'an sel beradaptasi secara efektif terhadap suatu tantangan
P2i RAS yang mTm?cuTu^fi"kid!arlI ^ |
ler,amba,nya GRB2/mSOS dan pengaktivan GTPase Regulasi transkripsi oleh NF-kB diperantarai oleh berbagai
p42/p44 MAP kinase. Berbaoai protein kin^ 610 yang men8aktifl<an isoform Raf-1, MEK, dan (Gambar 42-1). Sebagian besar adaptasi ini terlaksana
beberapa jenis sel Jalur mTORi ^ mi pen,'n8 dalam regulasi proliferasi dan diferensiasi koaktivator, misalnya protein pengikat CREB (CBP) seperti
melalui perubahan laju transkripsi gen-gen tertentu. aii
terlibat dalam pembXZn siZ nu^'T'" U"'Uk """Ufan p70S6K dan tampaknya dijelaskan di bawah (Gambar 42-13).
memengaruhi berbaeai D" 7 , ker'a insulin- Masing-masing dari kaskade ini dapat
banyak pengamatan, muncul pandangan yang se arang
Hormon glukokortikoid adalah obat yang bermanfaat
masing dad proses ^osforiias h 7 ?8'S >? ?6rbeda- **> diperMhatkan di gambar ini. Masing- berlaku tentang cara hormon memengaruhi trans 'ripsi.
untuk mengobati beragam penyakit peradangan dan imu-
lipidPTEN mendeLfntr :eVerS,bf' me'alui keri spesifik. Contohnya, fosfatase Sebagian pengamatan tersebut adalah: (1) Gen-gen yang aktif
dan menghentikan sinval sehinS8a bersifat antagonis terhadap jalur tersebut nologik. Efek anti-inflamasi dan imunomodulatorik senyawa
ini sebagian dijelaskan oleh kemampuannya menghambat ditranskripsikan terletak di regio kromatin terbuka
bintane setol If f rfa mas,ng-masing boks diperlihatkan contoh efek utama insulin. Tanda
banvaU ^nv' i S l6S Grase mGnunjukkan bahwa insulin secara tidak langsung memengaruhi aktivitas orr.ir.in 'T fngan NF-kB dan efek-efek ikutannya. Terdapat tiga bukti inhibisi (didefinisikan berdasarkan kerentanan terhadap enzim DNase
,r|engaktifkan fosfodiesterase dan mengurangi kadar cAMP intrasel. (IGPBP, kin T Per,umbuban mirip-insulin; IRS 1 - 4 ,
NP-kB oleh glukokortikoid: (1) Glukokortikoid meningkat- I) yang memungkinkan faktor transkripsi mengakses DNA.
isoform substrat reseptor insulin 1 - 4 , PI-3
kan mRNA IkB, yang menyebabkan meningkatnya protein (2) Gen memiliki regio regulatorik, dan a^cor transkripsi
If)- P?mOS|a" ,lm0Sit01 3',<inase; PTEN, phosphatase and tensin homolog deleted on chromosome , ' , ' berikatan dengan regio ini untuk memodulasi frekuensi
<masedependen-fosfoinositida; PKB, protein kinase B; SGK, kinase yang diatur oleh serum IkB dan peningkatan efisiensi sekuestrasi NF-kB di sitoplas-
an glukokortikoid; aPKC, protein kinase atipikal; p70S6K, protein S6 kinase ribosom p70; niTOR, mammalian target ma. (2) Reseptor glukokortikoid bersaing dengan NI"-kB permulaan transkripsi. (3) Kompleks hormon- reseptor dapat
of rapamycin (target rapamisin pada mamalia); GRB2, protein pengikat reseplor faktor pertumbuhan 2; mSOS, untuk berikatan dengan koaktivator. (3) Reseptor glukokor- merupakan salah satu dari faktor transkripsi ini. Sekuens
mammalian son of sevenless; MEK, MAP kinase kinase dan ERK kinase; MAP kinase, protein kinase yang diaktifkan tikoid secara langsung berikatan dengan subunit p65 NF-kB DNA yang diikat oleh faktor-faktor transkripsi
oleh mitogen).
dan menghambat pengaktivannya (Gambar 42-10).
12 dan Tabel 42-5). Kelompok lam resep >
ligannya belum diketahui berikatan sebagai om
monomer pada sekuens pengulangan penemuan

BAB 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI SINYAL J 491

DNA half-site
Seperti yang membantu menentukan
diperlihatkan pada spesifisitas
label - >F _
490/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL Oleh sebab itu, secara umum, suatu pengulang-
antar
pengikatan.
superfamili reseptor nukleus telah me8 ^ bolit dan
pengulangan tiga,
ta

haman penting tentang cara berbagai ^ karena itu


Aktivator NF-KB
xenobiotik mengatur ekspresi gen, dan o prot}uk
Sitokin proinflamasi
mengatur metabolisme, detoksifikasi, dan <- mi ^-jcjakJali
Infeksi bakteri dan virus
tubuh normal dan zat eksogen, misalnya o
Spesies oksigen reaktif
Pada separuh terming J^^^^uldLg-
Pen
!l LBD meng.kat secara selektif hormon atau metabolit
sional. LbU meng hioloeis tertentu. LBD juga
sehingga menentu an re p erantarai pengikat-
mengandung domain-domain ya g _ ^ dan

an heat shock protein, 1j^crl ^ifasilitasi oleh transcription


transaktivasi. Fungsl ^ ' 2) terminal karboksil, yang
activation function ( omain dibutuhkan untuk in-
membentuk suatu permukaan ya g dipisahkan dari
teraksi tersebut dengan oa sangat bervariasi.
LBD oleh regio engsel (^ reseptor sehingga kon-
Gambar 42-11. Unit transkripsi respons hormon. Unit trans rip^ respons
Regio ini menentukan fle^d.t t bPembah.ubah. Yang
hormon adalah suatu susunan elemen DNA dan p r ei^ protein terikat
yang berinteraksi, melalui interaksi antarpro ei , dengan sejumlah formasi domam pengikat P san bcrva_

molekul koaktivator atau korepresor. Kompon^ esensial adalah elemen terakhir, terdapat regio ^ ^ (AF.1).
respons hormon yang mengikat re^e^ ^ riasi, yang mengandung ^ secara lengkap, dapat
(R) terikat-ligan ( A ) . Hal yang juga penting berupa e ?tor faktor Domain AF-l, yang belu melalui pengikatan
aksesori (accessory factor element, AFEs) (lengan a transkripsinya. Lebih nlcnentukan fiingsi fisiologis^ rescptor mi, melalui
dari dua lusin faktor aksesori (AFE) ini, ya sering adalah anggota
protein koregulator yang g penggabungan
Gambar 42-10. Regulasi jalur NF-kB. NF-kB terdiri dari dua subunit, p50 dan p65 yang mengatur superfamili reseptor nukleus, dilapr ^ berkaitan dengan efek hormon
transkripsi banyak gen jika berada di nukleus. NF-kB dihambat untuk masuk ke nukleus oleh IkB, pada transkripsi. Berbagai ' ^ dapat berinteraksi satu sama lain,
pemakaian promotor yang menyebab-
suatu inhibitor NF-kB. IkB berikatan dengandan menyembunyikan sinyal yang mengarahkan NF- berinteraksi dengan resep o nukleus berligan, atau berinteraksi dengan alternatif, dan berbagai tempat m.s.as DBD
kB ke nukleus. Protein sitoplasma ini mengalami fosforilasi oleh kompleks IKK yang diaktifkan oleh koregulator. Komponen^ komponen ini berkomunikasi dengan kompleks kan reseptor memiliki isoform-isorespons fisiologis
sitokin, spesies oksigen reaktif, dan mitogen. IkB yang terfosforilasi dapat mengalami ubikuitinasi transkripsi a melalui suatu kompleks koregulatorik yang dapat terdiri dan LBD-nya sama, tetapi memmbulka P n
dan terurai sehingga pegangannya pada NF-kB terlepas. Glukokortikoid dapat memengaruhi banyak dari sa atau lebih anggota famili pl60, korepresor, terkait-mediator, a a berbeda karena ikatan berbagai koregulator denga
tahap dalam proses im, seperti dijelaskan di teks. CBP/p300 (lihat Tabel 42-6). AF-l terminal yang bervariasi ini. disortir menjadi
Reseptor dalam jumlah besar q. ^ reseptol._
I ana 0ihat Terdapat Suatu Famili Besar Protein Reseptor di kelompok-kelompok dengan berbagai ca ^
Nukleus s.St re-.,
sed
tersebut dinamai elemen respons hormon (HRE; lihat Tabel 42-1 menggunakan sistem reporter hcterolog ^. berikatan Gambar 38- ~
10). Meskipun HRE sederhana daripada dengan kompleks tail. rem,
untuk contoh). (4) Selain itu, sinyal-sinyal lain yang dihasilkan Superfamili reseptor nukleus terdiri dari beragam faktor
hormon-ieseptor e '^-.-lain-sertil DNA di sekitarnyaatau DNA 42-12). Reseptor hormon klasik un gandrogen (AR), dan
oleh hormon dapat memodifikasi lokasi, jumlah, atau aktivitas transkripsi yang ditemukan karena kemiripan sekuens 1
dan su
n, namun mineralokortikoid (MR), estrogen ada sekuens
faktor transkripsi sehingga memengaruhi pengikatan dengan domain pengikat-DNA faktor transkripsi tersebut. Famili im
menyebabkan gen reporter peka ter a ap i aUlasi gen segera progestin (PR) berikatan seperti tiroid
elemen regulatorik atau elemen respons. (5) Anggota sebuah yang kini memiliki lebih dari 50 anggota, me ncakup reseptor
prog *
eSt n
menjadi jelas bahwa mekanisme a berulang yang terbalik.or -n D (VDR) serta
superfamili besar reseptor nukleus bekerja sama denganatau hormon nukleus yang dibahas sebelumnya, sejumlah reseptor
tentunya jauh lebih rumit. GlukokortikoidP fisiologis (TR), asam retinoat (RAR), dan v misalnya
dengan cara serupa denganreseptor hormon. (6) Reseptor- lain yang ligannya ditemukan setelah reseptor diidentifikasi.
mineralokortikoid, dan androgen merru I -sjtas yang reseptor yang dan CAR berikatan
dan banyak reseptor putatifatau reseptor yatim yang ligannya
reseptor nukleus ini berinteraksi dengan kelompok besar lain - yang sangat berbeda. Bagaimana mungkin spes diperlukan untuk PPAR a. (5. dan Y, FXR, LXR, PXR/ idX (RXR) sebagai
molekul koregulatorik untuk memengaruhi transkripsi gen-gen belum diketahui. j
efek ini dicapai melalui reS seperti gen oleh HRE yang sama Berbagai reseptor di nukleus ini memiliki beberapa c sebagai heterod.mer, dengan reseptor ret
tertentu. (Tabel 42-1)? yang mitra, pada sekuens pengulangan langsung; I
struktural (Gambar 42-12). Semuanya memiliki domain
ini mendorong dilakukannya eksperimen c k0mpleks
Beberapa Elemen Respons Hormon (HRE) pengikat-DNA (DNA-binding domain, DBD) yanS ter letak di
mengkaji model regulasi transkripsi yang s & e n DNA
yang Teflafo Diketahui tengah yang memungkinkan reseptor berikatan pada elemen
Contohnya, HRE harus berikatan denga berfungsi respons dengan berafinitas tinggi. DBD mengandung dua
Elemen respons hormon (hormone response element, HRE) lain (dan protein pengikat terkait) agai P ^ antara optimal. motif zinc finger (jari-seng; lihat Gambar l4) yang
menyerupai elemen penguat, yaitu bahwa elemen ini tidak semata- Kemiripan sekuens yang i j. jomain mengarahkan pengikatan sebagai homodimer, heterodimer
mata bergantung pada posisi dan lokasi. Elemen- elemen ini reseptor-reseptor hormon steioi , ter ;Unerfamili (biasanya dengan mitra reseptor reunoi [RXR]), atau
peng kat-DNAnya, mendorong ditemukannya supe n
umumnya ditemukan dalam beberapa ratus nukleotida sebelah hulu monomer. Elemen respons target terdiri dan satu atau dua
pengiKac , nukleus. Protein-protein m
(5) dari tempat inisiasi transkripsi, namun dapat juga terletak di protein reseptor d. nuKieus r ngkinkan sekuens konsensus DNA half-site yang ter- susun sebagai
sejumlah besar protein koregiilator-mem.* y sejumiai r . dan
regio penyandi gen, di intron. HRE didefinisikan berdasarkan strategi antarprotein yang pengulangan terbalik atau langsung- J;ira
variasi interaksi DNA protei kontrol fisiologis
yang dilukiskan di Gambar 38-11. Sekuens konsensus yang dan spesifisitas yang dibutuhkan diiukiskan pada
diperlihatkan pada Tabel 42-1 diperoleh melalui analisis terhadap yang ketat. Skema susunan semacam in
beberapa gen yang diatur oleh hormon tertentu dengan Gambar 42-11.
BAB 42: KEWA HORMON & TRANSDUKS, SINYAL / 493

492/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL Tabel 42-5. Reseptor nukleus dengan ligan Proses yang Dipengaruhi
Voliferasi peroksisom

lemak
AF-1 DBD Hing LBD ; AF-2 C
Peroksisom PPARa i RXR (Dl) j'
Metabolisme lipid dan karbohidrat
e
Asam
Diaktifkan oleh PPARji I lemak
COUP-TF, TR2. GENS HNF-
GR, MR, PR AR, proliferator PPARy ;:
4, TLX Asam
ER : Eikosanoi Metabolisme asam empedu Metabolisme
lemak
Farnesoid X FXR \ RXR (DR4) jdj tiazolidined.on kolesterol
Oksisteroln fimoedu
TR, RAR. VDR Hati X LXR ' RXR (DR4) Proteksidari obat tabolit
PPARa, ($. y FXR,
CAR, LXR PXR/SXR Xenobiotik X CAR j RXR (DR5) tertentu, me
; Xenobiotik toksik, dan
xenob.ot.k
PXR i RXR (DR3) ;
Reseptor: Kelas steroid Pasangan RXR Yatim pregnan
Pengikatan: Homodimer Heterodimer 9-
Homodimer
a
Ligan: Steroid Cis RA + (x)
?
Pengulangan :
Elemen DNA Pengulangan Pengulangan
langsung
langsung Xenobioti i transporter
terbalik
dalam definisi klasik, tempi ligan-ligan
k^ ini
memiliki
fungsi seri . i()a bervariasi yang sini membentuk
heterodimer dengan RXR dan memiliki sekuens^^ (CVP),
Cam bar 42-12
domain struktural
. Superfamili reseptor nukleus. Anggota famili ini dibagi me
Pr0,em *)C Reseptor-reseptor ini mengatur berbagai gen
njadi c nai
yang mengode sito( f merugikan. memengaruhi LXXLL yang
ral (A-F). Domain A/B juga disebut AF-1, atau regio modulator karena
metabolisme dan melindungi sel dari obat dan za ) (4) mengandung paling sedikit .jngan koaktivator
terlibat dalam mengaktifkan transkripsi. Domain C terdiri dari domain pengikat-DNA
subfamili yang be rbeda. Koaktivator'pl60 memiliki sifat. Peran HAT
(DBD). Regio D mengandung engsel yang menghasilkan fleksiblitas antara DB i an lain; dan (5) sering mem.Uk. ak H/VT menyebabkan sangat
domain pengikat-ligan (LBD, regio E). Bagian terminal amino (N) regio E mengandung
Koaktivator ini (1) berikatan dengan reseptor secara agonis
dan bergantung (dependen) pada 0 transaktivasi AF-2; (2) menarik karena mutasi do pendapat
AF-2, domain lain yang penting untuk transaktivasi. Regio I belum sepenuin>a
diketahui. Fungsi domain-domain ini dibahas secara lebih rinci di teks. Reseptor >.i k memiliki motif basic helix-l0P (bHLH) terminal amino yang banyak faktor transkripsi in. t. ^ tilasi histon ini adalah bahwa
ligannya diketahui, misalnya hormon steroid, berikatan sebagai homoc imer |3*i ^ aktivitas HA meniadi suatu
terkonservasi (hhat Ba (3) memiliki domain transaktivasi
separuh bagian regio pengulangan terbalik. Reseptor lain membentuk he tcroc mu^
terminal karbo si lemah dan domain transaktivasi terminal
dengan RXR pada elemen pengulangan langsung. Mungkin terdapat nukleotic a pi n> o naroun'5Ubstrat
dengan satu sampai lima basa antara berbagai pengulangan langsung ini I
ammo yang kuat di regio yang diperlukan untuk interaksi CL
Kelas reseptor lain yang ligannya belum diketahui (reseptor yatim) berikatan st iag*^ L
homodimer pada regio pengulangan langsung dan kadang-kadang sebagai monomei
pada half-site tunggal.

rREB (Gambar Sitokin. dsb.


transcription (STATS), reseptor nukleus. aktivator famili 42-
d
mengherankan, bidang ini menjadi lahan subur penelitian untuk Insulin, GPCR
13). CBP/p300 juga berikatan dcng ,ah protein EGF, dsb.
mencari intervensi terapeutik baru. p!60 yang dijelaskan di bawah dan dengan l kinase Membran
i vcv y plasma
lain, termasuk faktor transkripsi virus ^ P t bahwa p90-k, dan
Sejjumnllah Besar Koregulator Reseptor INIukieus Juga Ikut Serta
Mengatur
RNA helikase A. Hal yang penti 8 |traJlSferase
CBP/p300 juga memiliki akriv'tM h^ton^^ ^ h.
@) V*MP lEinC, I
TroimskrDpsD ^ Vglukokortikoid. sTAT r
(HAT) intrinsik. Pentingnya hal hereantung Pada MEK ^ dsbnya NFkB

Remodeling kromatin, modifikasi faktor transkripsi oleh berbagai Sebagian efek CBP/p300, yang tampaknya & berfungs. aktivitas
n protein l
in
aktivitas enzim, dan komunikasi antara reseptor nukleus dan enzim intrinsik dan
Membran
perangkat transkripsi basal dilakukan oleh interaksi antarprotein sebagai perancah (scaffold) untu PS lain dapat Reseptr nukleus
nukleus sTAT NFkB
dengan satu atau lebih kelas molekul koregulator. Jumlah molekul dilukiskan pada Gambar 42-11- ^ 6
koregulator -ini kini melebihi 100, belum termasuk variasi spesies memiliki fungsi serupa. Unaktivator telah
Beberapa famili lain molekul koakt iv yjng
dan varian lain. Yang pertama ditemukan adalah protein pengikat- ditemukan. Anggota koaktivator ^ mencakup
CREB, CBP. CBP, melalui domain terminal amino, mengikat serin kesemuanya memiliki berat sekita ^ nCoA-2;
137 terfosforilasi pada CREB dan memerantarai transaktivasi (1) SRC-1 dan NCoA-1; (2 G dan traM.1 (Tabel dan (3) p/GIP, . i sinyal menyatu di CBP/p300. Ligan yang Gambar
sebagai respons terhadap cAMP. Oleh karena itu, CBP dianggap ACTR, AIBl. RA anggota.anggta 42-13. Beberapa jalur tranS^'r nukleus akhirnya menyatu di CBP/p300. berikatan dengan
sebagai koaktivator. CBP dan molekul terkaitnya, p300, 42-6). Nama-nama yangberbed an variasi spesies membran atau reS . erbeda digunakan. EGF, faktor pertumbu ian Beberapa jalur transduksi
berinteraksi secara langsung dan tidak-langsung dengan sejumlah dalam satu subfamih sering men ^ Terdapat sinyal ya"8an. pr, prolaktin; TNF, faktor nekrosis tumor; epidermis; GH, hormon pertum 111c
molekul pembentuk sinyal, termasuk prorein aktivator 1 (AP-1), atau varian sambungan minor ( ^ ota-anggota singkatan lain terdapat di teks-
sekitar 35% kesamaan asam amino <
signal transducer and activators of
bab 42: KERJA HORMON & TRANSDUKSI SINYAL / 495

494/ BAGIAN V: BIOKIMIA KOMUNIKASI EKSTRASEL & INTRASEL Perissi V, Rosenficld MG. Controlling nuclear receptors:
the circular
i5;6:542.
lam bebe Montminy M. Transcriptional regulation by cyclic AMP. Ann R^ opcofaccor cycles. Nat Rev Mol Cell Biol 200
Annu Rev
iik-t0fL> - Biochcm 1997;66:807. .Wajton KM, Dixon JE. Protcin tyrosine phosphatase.
Tabel 42-6. Beberapa protein ini pada promotor tertentu bersifat 47 fak cran- Morris AJ, Malbon C.C. Physiological regulation of G protei Biochem 1993;62:101.
koregulator pada mamalia rapa hal, kompleks yang terdiri dari hmgg linked signaling. Physiol Rev 1999;79:1373-
skripsi pernah ditemukan pada sebuah gen-
Famili 300-kDa koaktivator
A. CBP Protein
pengikat-CREB RINGKASAN buhan
II. B. p300 ic-rt11,11
s,n>a
Protein 300 kDa reseptor steroid 1 Hormon, sitokin, interleukin, dan *
A. SRC-1 Koaktivator
KoaktivatQr
NCoA-1 famili 160-kDa
Koaktivator reseptor nukleus 1
c
menggunakan berbagai mekanisme p u nt u k
B. TIF2 Transcriptional intermediary factor 2 mempermudah respons adapt" j * * . sinyal a> Kompleks
GRIP1 Glucocorticoid receptor-interactinq ligan-reseptor berfungsi seb. bagi anggota famili reseptor
protein nukleus. n dengan
NCoA-2 Koaktivator reseptor nukleus 2
C. p/CIP Hormon kelas/kelompok II >*"6 bt berbaga' ^ reseptor tli
p300/CBP cointegrator-associated
protein 1 Aktivator reseptor tiroid dan permukaan sel. menghas.lka" de cAMP, intrasel. Sinyal-
ACTR
asam retinoaf Amplified in breast cancer sinyal ini mencakup kiriase. cGMP, Ca, fosfatidilinositida,
Koaktivator terkaif-reseptor 3 Molekul dan p crllbahan Ia|u Banyak respons hormon terjadi
AIB aktivator TR 1 melalui P
RAC3
TRAM-1 transkripsi gen spesifik. berpera0 kesar
III.Korepresor Superfamili protein reseptor nukleus dalam mengatur
A. Korepresor transkripsi gen Ri hormon,
NCoR reseptor nukleus Reseptor-reseptor ini, yang dapat men berikatan metabolit,
IV. B. Silencing mediator for RXR and TR
A.Protein terkait-mediator
SMRT
TRAPs
atau obat sebagai liganny* er atau dengan elemen DNA
Thyroid hormone receptor-associated spesifik sebaga. h or> yaitu heterodimer dengan RXR.
B.
proteins Sebagian ^ ^ tetapi reseptor yatim tidak memiliki ligan
DRIPs Vitamin D receptor-interacting
proteins yang cr.inSkripsu berikatan dengan DNA dan memengarun
C. ARC Activator-recruited cofactor Famili besar protein koregulator lam ripSi lain,
remodeling kromatin, modifikasi faktor tr n perangkat dan
menghubungkan reseptor nukleus deng- transkripsi basal.
prorein lain untuk asetilasi yang diperantarai oleh HAT juga
pernah dilaporkan. AsetiIasi/deasetiIasi histon diperkirakan
berperan penting dalam ekspresi gen.
Sejumlah kecil protein, termasuk NCoR dan SMRT, REFERENSI
membentuk famili korepresor. Protein-protein ini berfungsi, 'n-cuP
paling tidak sebagian, seperti telah dijelaskan pada Gambar 42-2. Arvanitakis L-, cr al. Constitutivcly signaling Merab
Famili lain mencakup TRAPs, DRIPs, dan ARC ( Tabel 42-6). receptors and human disease. Irenes -'1C
Protein terkait-mediator ini memiliki ukuran berkisar dari 80 1998:9:27
, , ctat nathways and
kDa hingga 240 kDa dan diperkirakan terlibat dalam Darnell JE Jr, Kerr IM, Stark GR. Jak-S \ Qther

menghubungkan kompleks reseptor nukleus- koaktivator dengan transcriptional activation in response ^ / 2^.\4\5-
extracellular signaling proteins. Science 1 ^ ^r tyrosine
RNA polimerase II dan komponen lain perangkat transkripsi
Fantl WJ, Johnson DE, Williams LT. Signalling >y rcCC
basal.
kinases. Annu Rev Biochem 1993,62.453. tjj cyclase
Peran pasti berbagai koaktivator ini saat ini sedang dalam
Hanoune J, Defer N. Regulation and role o a e
penelitian. Banyak protein ini memiliki aktivitas enzimatik
isoforms. Annu Rev Pharmacol loxico 20 , . Cell
intrinsik. Hal ini sangat menarik mengingat fakta bahwa asetilasi,
Jaken S. Protein kinase C isozymes and substrates.
fosforilasi, metilasi, sumoilasi, dan ubikuitinasi serta proteolisis Biol 1996;8:168. metabolism,
dan translokasi seltelah diperkirakan mengubah aktivitas Lee C-H, Olson P, Evans RM. Mm.-review: ion_aCtivated
sebagian koregulator dan targetnya. metabolic diseases, and peroxisome pio receptor. Endocrinology
Tampaknya kombinasi koregulator-koregulator tertentu 2003; 144:2201. iiversiry of the
demikian juga berbagai kombinasi aktivator dan inhibitor Lonard DM, O'Malley BW. Expanding funcr.onal d.vers. y
bertanggung jawab menentukan efek yang dipicu oleh ligan coacuvacors. Trends Biochem Sci 2005.30:126.
melalui berbagai reseptor. Selain itu, interaksi-interalcsi
BAGIAN VI
BAB 43: NUTRISI, PENCERNAAN, & PENYERAPAN
Topik Khusus / 497
S,ukosa, mdtosa,hd;,Ikan dckstrin kemudian
campuran
ar 1 ln ISOnia tos
nilopcktin) * ' ^ a (dari titik-titik cabang cli

DlskandaSe Adalah Enzim Brush Border


^isakaridase nia|t
Sukrase_,s
Nutrisi, Pencernaan A P bifungsionai yai* r
I lcn ara s
maltasc (suatu enzim
isornaltosa), |-,kt- ^ | S l' is hidrolisis sukrosa dan
se
n' Penyerapan l niukosa usus ,S<'' 1U tIC^a*ase terletak di brush border
berasal dari diet*di'mpiU JTlonosakarida dan zat lain yang
av,d A. Bender, PhD & PeterA mc
rekayanK|)crt..'|SL,IaiXr1>ada sebagian besar orang, selain
Mayes, PhD, DSc Menurun semasa ' r?pa ucara> laktase secara bertahap
^ktosa tetap b * CI!la^a.S(jbn8ga terjadi intoleransi laktosa.
ba
g*
men fermentasi b^k ^ '' Umcn usus dan menjadi
men substrat
yebabkan mull ghasilkan laktat sehingga
iiuias dan diare.

PERAN BIOMEDIS

komposisi empedu dapat menyebabkan kristalisasi kolesterol Niukosa dan > I I


(terutama kltlZrZ^d^J bakar metabolik menjadi batu empedu; kegagalan sekresi eksokrin pandas natrium. Kednn * U.Sl d^eiaP oleh proses yang dependen-
(seperti pada fibrosis kistik) menyebabkan kurang g** dan sama (SGLT l )^ 1 *?n Ut lel1 Protein pengangkut yang
~ta s tea to re. Intolcransi laktosa terjadi karena defisiensi laktase diserap o]^ m 1CISamg satu sama lain untuk dapat

d*frz
dan menyebabkan diare serta rasa tidak enak di perut. melalui proses difam ^ 3 '^onosakarida lain diserap
enyerapan peptida utuh yang merangsang respons antibodi Karena frukro '| USI ^an& d'Perantarai oleh pembawa.
aktif, kedua zat T 8|U ** alI<obl c*dak diangkut secara
sehingga menyebabkan reaksi alergi dan celiac dt&ase
konsentrasi dan ' M lan^a dserap sesuai dengan gradien Gambar 43-1. Pengangkutan glukosa,
merupakan reaksi alergi terhadap gluten ganduni. fruktosa, dan galaktosa
ZZ TUkSeiUmlah b-a dtr;1' da" Prtein yang gula dapat terr SU^an yan8 agak tinggi, sebagian melalui epitel usus. Pengangkut SGLTl
dihubungkan dengan
ba men adi substrat
d.hdrohs.s menjadi monosakarida 3 harus gi fermentasi'bakteri.' i
PENCERNAAN & PENYERAPAN
?, O ,unsur pokoknya sebelum ,cn
wk, dan asam
KARBOHIDRAT pompa a- sehingga glukosa dan galaktosa
ran^U , da n vltaiT,,n
harus dibebasl^ j " S akan.
da di un
dapat diangkut
yang kompleks sebelum dapat diseral j" makana" Pencernaan karbohidrat dicapai dengan hidrolisis untuk mem- e a^V|a,n ien onsentrasinya. Pengangkut
Dl dunia, undemutrition (kli d,8unakan. fasilitatif independen-
Na* GLUT 5 memungkinkan fruktosa, serta
e askan oligosakarida, kemudian mono- dan disakarida. 1 e-
dan menyebabkan gangguan ? 8Ki) tcrsi:l>ar luas penc
un. dan berEZ, C penurunan
mg <atan glukosa darah setelah pember ian sejumlah dosis-uji ERNaan & PENYERapan Llp(D
glukosa
dihidrolisisdan galaktosa,
sempurna menjadi gliserol dan asam lemak
<ar o lidrat dibandingkan dengan peningkatan glukosa darah L-ipid utam i c (Gambar
lang 43-2).
u mengi uti gradien
Garam empedu konsentrasi
yang terbentuk di hati dan
sete ah pemberian glukosa dalam jumlah setara dikenal se- jumlah yang t r m.tanan adalah diasilgliserol dan, dalam kedua zat tersebut. Semua
bagai in deles glikemik. Glukosa dan galaktosa memiliki in- molck
>-l hid 'K ya'tU fSfoliPid' K=duanya adalah gula
disc keluar dar, sel melalui pengangkut
lesi -an dalam empedu memungkinkan emulsifikasi
deks glikemik 1. dan galaktosa
Glukosa:i.,i,, i .'c^maltosa. fasilitatif GLUT
rfr v Pecernaan 2.
lipid menjadi misel bersama dengan osoipi an
oagai in deles glikemik. memiliki in- menj3di b^/b,kdan harus dihidrolisis dan diemulsifikasi diserap. 'olesterol dari empedu. Misel bersifat larut se ingga pro u
c
s glikemik 1, demikian juga laktosa, maltosa, isomalcosa, VitaJ^.Sangat halus (misel) sebelum dapat pencernaan, termasuk vitamin larut- lema , apat iangkut
c an trehaJosa, yang menghasilkan monosakarida jika menga- lipid lain (lTm Ti ^ n E' dan X berbagai dalam mis; "masuk melalui lingkungan yang berisi cairan i umen usus dan
a
mi hidrolisis. Fruktosa dan gula alkohol diserap lebih k
l) diserap dalam bentuk larut pada diet ya en era a
y Pn
1 berkontak erat dengan brush or eise mu osa sehingga dapat
ter,ad,nya penyakit. Di neJ 1 ! j f"" ^""8 lambat vitamin larut-lemak terganggu
:.tr;antc;tpe::, tr:^ X8
diserap oleh epitel. Garam empe u menga ir ke ileum, tempat
r-rfe:dtaefisiensi dan
juga
gamemiliki
su crosa.indeks
sukrosa.
antara hampir Indeks
glikemik
Indeks glikemik
glikemik
yangtepung
lebih rendah,
tepung
demikian
bervariasi
bervariasi antara
Hidr | 8 lemaknya sanSat rendah
lambungl'1S1S triasilSliserol dimulai oleh lipase mulut dan 1,2-
sebagian besar garam
D d TraP ^ daam Sirkla*i enterohepatik (Bab
^eroieSha kc
s,. charan optimal dan umur panjam, ingga hampir 0 akibat perbedaan laju
hampir diast|ang ",jenyerang! atan r-3yang membentuk cmulsifika8 rol dan aam epit
, f*
Llsus 1
-monoasilgliserol dihidrolisis "Zl nTm mrkdan
infeksi HelZoZh0 T bfebihan yanf be*ai<an
tufa* h m b u " Z n P d menydeng
f ? " 'bulny g dan
b bka
an hidrolisis,
1 hingga hamoirdan0 aUKor
untuk^rk^oo,, u.\, untuk " bebas serta mempermudah dan meme LPasePankreasd!sek-
asam le ak
Sliserol. dan 2-monoasilgliserol Lnoasilgli'seroTGli H1?'311' triasil liser
g ol-melalui
duodenum; perubahan keciladalam polisakarida nonpati, indeksnya 0. Makanan yang -ikankedalamusushalus, dapat beke ! kan Prtem ' >"ai'u
hn
jalur tidak digunakan kembdT yang dlbebaskan di iumen usus
memiliki kolipase. agar gliserol yang dibebaska A m<1Suk ke dalam VCna P0! untuk sintesis
in eJcs glikemik rendah dianggap Jebih bermanfaat . ,^erja. Enzim mi spesifik untnHt triasilo-l' t Cpitel diSunakan kembah normal (Bab 24)' ^ ISC1 me^ui jalur
karena y- ' dan 3 dalam triasilgliseroatan 1rp"er7
P S,S
asam fosfacidar
urang menimbulkan fluktuasi dalam sekresi insulin. rrionoasilgjj sero| |cm^an menghasilkan 2- rantai an an men
UBm
a fncernaan triasilgliserolUnie
di^^ esterifikasi untuk men T 'P i g ?itase,

merupakan . i i,,,.. . n. Monoasilgliserol dan bersama dengan A X '"^gliserol di sd menjadi disekresikan
Amilase Mengatalisis Hidrolisis Pati n substrat yang buruk untuk ^i i J . i- sebiov I .pi uk lain pencernaan & ' vl mikron ke dalam p&
Hidrolisis patidikatalisis oleh amilase Jiur dan
fc, 25% (riasilgliwrol

pankreas, yang mengkatalisis hidrolisis acak ikatan glikosida


BAB 43: NUTRISI, PENCERNAAN, &
PENYERAPAN / 49g
498 / BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS
asam amino, dengan spesifisitas yang sesuai dengan ran,
fy uk kc ai- samping asam ammo (besar atau kccil, nctral asam
k'ninfc r1'" ^ara^ nieialui duktus torasikus (Bab 1 basa). Berbagai asam amino yang dibawa olehpaTanX^
masing-masing akan saling bersaing untuk diserap Z'
'1f)1 v
cna D fan sedang dan pendek diserap terutama '1,1
c ; diamb.1 oleh jar.ngan. Dipeptida dan tripeptida masuk ke
^ P uika sebagai asam lemak bebas.
brush border sel mukosa usus, tempat keduanya dihidroli*
menjadi asam ammo bcbas yang kemudian diangkut kev
K* *NAAN & PENYERAPAN PROTEIN porta hepatika. Peptida yang relatif besar dapat diserap
sccZl
Pro^isis hidr^i*?at,s,s^akses oleh enzim proteolitik yang pQty utuh, bark melalu, penyerapan ke dalam sel mukosa usus
^Pr0tcin Safari peptida, tanpa mendenaturasi
***0 sew C '^ani makanan terlebih dahulu (oleh V, Cu (ttanselular) atau melalui celah antarsel (paraselular) Banv
k
diinasak dan oleh kerja asam lambung).
dari peptida ,m berukumn cukup besar untuk merangsang
pembentukan antibodihal ini merupakan dasar
4s., timbulnva
reaksi alergi terhadap makanan. y
^>sise^okEnzim yng
(/Sat , encernaan Protein
q . c/en Ufania enzimpencernaanproteolitik PENCERNAAN & PENYERAPAN VITAMIU
al ^op'*0 Yan f"1 sPes*fcitas yang berbeda untuk
'S,s- Illcr
nbentuk ikatan peptida yang akan DAN MINERAL mjviin
mrnghidrolisis ikatan peptida ' - -'-tu/. Enzim Vitamin dan mineral dibebaskan dari makanan sewaktu
:
/},^ife.^ ase
. uienghidrolisisikatm,rL pencernaan, mesk.pun hal mi tidak berlangsung sempurna
ttj\^Pertan,,n sPesifikdiseluruhmolekul.Enzim dan ketersediaan vitamin dan mineral bergantung pada
lebjh^menghasiH&nsejumlahbesar jenis
misalnyapepsindigetahlambung; makanan, dan terutama untuk mineral, adanya senyawa-
-D ^uu. Keen; ...........a, ' aiscKrc^*--- ^caiis^
-><raseyangdisekresikankedalama senyawa pengikat (chelating compounds). Vitamin larut-
m
$US ^ tnpsin, dan elastase y* * '*> mengatalisis
peptid -
olhslus Oleh pankreas. Ek*** ^ ujunS Pjreas,
C
lemak diserap dalam misel hpid yang terbentuk sewaktu
Wl,' pencernaan lemak; vitamin larut-air dan sebagian besar
K V an peptida, satu pe d; geta ^ bebas;
S kat fs h

Nb lp'ptidase ^"6 dijel^lrininal mu'55


eb garam mineral diserap dari usus halus melalui transpor
ask
an asam amino da 0jeh , arnin / g aktif atau difusi yang diperantarai oleh pembawa (carrier)
K\ *>t|.Ptidase vane
pe
dan diikuti oleh pengikatan pada protein intrasel untuk
disekresiH.*,. mencapai penyerapan konsentratif. Penyerapan vitamin
asam aminodariterminalamino.
^ 1- ............. Bi2 memerlukan protein pengangkut khusus, faktor
-mikosa
border mengatalisis
selnmkosa intrinsik; penyerapan kalsium bergantung pada vitamin
USUi ...
D; penyerapan seng mungkin memerlukan ligan pengikat-
seng yang disekresikan oleh kelenjar eksoktin pankreas,
tifc7^ec/:^,7/}gbukanmerupakansubstrat dan
penyerapan besi bersifat terbatas.
0/&> ,'lnsebagaizimogeninaktif;tempat
penyerapan Kalsium Bergantung
%Lnlehie/lScbuahrcgkecilranraiPePcida
pada
SSb%n*dr Vitamin D
lisisikatanpeptidaspesifik.Pep- Selain perannya dalam mengatur homeostasis kalsium
</%tSt^if,etyadipepsinolehasamlambungdan vitamin D dibutuhkan untuk menyerap kalsium di usus'
pfotQS,\r,tlpsi,hcjC^taJisis)-Diusushalus,tripsinogen, Untuk menyerap kalsium diperlukan sintesis protein
^e/je^lltcR*tifkanolehenteropeptidase,yang pengikat kalsium intiasel yang diinduksi oleh vitamin D
/) \ ^fkcinCj niPtr^ duodenum; tripsin kemudian

ipsinogen id* eC yaitu kalbindin, yang juga memengaruhi permeabilitas
1e
A^ino Bebas & pe|5!I menjadi kimotripsin,
sel mukosa terhadap kalsium, suatu efek yang berlangsung
%/ Qj. b ^ ^astase,prokarboksipepddasemenjadi
Mk e an ^Pe
ptidase dan eksopepddase adalah cepat dan tidak bergantung pada sintesis protein.
Proaminopeptidase Asam fitat (inositol heksafosfat) dalam sereal berikatan
arninobebasdipeptidadantripepcida,
"^'lammo-
menjadi anyadiserap.Asamamino dengan kalsium di lumen usus sehingga meneegah
'rranspc"ifyang penyerapannya. Mineral lain, termasuk seng, juga diikat
oleh
Btat. Hal ini menjadi masalah terutama pada orang yang
t^ptida, yang sc- mengonsumsi produk gandum utuh yang dibuat tanpa
ra ragi
P melalui
mukosa Natrium. dalam jumlah besar; ragi mengandung suatu enzim, fitase,
,ni
"i^niadi
Terdapat
500/ BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS
BAB 43: NUTRISI, PENCERNAAN, & PENYERAPAN / 507
inaktif. Konsentrasi asam lemak vanp *
lTJ) saatini
akibat gangguan penyerapan lemak * ,Umen wus, 1 I-/1')''.. ' -sa,Ua' (sedentary) hanya menggunakan katabolisme. Pasien mengalami keadaan hipermetabolik, yi
massa tubuh = berat (dalam kg)/tinggr (dal^siias relatifi
penyerapan kalsium dengan m^ Mengurangi tan *Sebaliknya, olah raga berat, seperti naik terjadi peningkatan bermakna laju metabolik basal. Banyak
sering digunakan untuk mengekspresikan ,1C'S
yang tidak-Jarut; asupan oksalat yanB rin P*"1 ka,sium ^^BMr'CUntry mcna'ki bukit, dapat menggunakan tumor memetabolisme glukosa secara anaerob untuk
kisaran yang ideal adalah antara 20 dan 25-
dapat menyebabkan defisiensi karenA , 88' ^g- membebaskan laktat. Laktat ini kemudian digunakan untuk
tidak-larut. fedang
Kebutuhan Energi Diperkirakan den&a glukoneogenesis di hati, yang bersifat menguras energi
' Um oksalat bersifat dariUM^|PerSen Ener9' yang Dihasilkan
oleh Vitamin C & Alkohol k Mengukur Pengeluaran Energi Mernbeantukacnadang!1ni9Una,<an sejumlah 6 ATP untuk setiap mol glukosa yang didaur (lihat
..,ncr dengan Gambar 20-4). Terjadi peningkatan stimulasi uncoupling
Meskipun defisiensi besi adal | u Pengeluaran energi dapat ditentukan secara kmg-s ~,e|uaran maLu ( pen'ngkatan bermakna laju metabolik setelah kecil n tCrn^8cnes*s yang proteins oleh sitokin sehingga terjadi termogenesis dan
dijumpai, sekitar 10% populasj r yang umum dipicu oleh makan). Sebagian menyc|U1.lnp'ainn *.* adaklb energi yang peningkatan oksidasi bahan bakar metabolik. Pendauran
mengukur pengeluaran panas dari tubuh, terap P cf1^ dari
mengalami kelebihan besi (heniokm an 8 ctik
c
nil biasanya diperkirakan secara tidak king digunakan untuk pencen rCS* 30 enz,m Pcncernaan dan mengangkut produk lemak yang sia-sia terjadi karena lipase peka-hormon yang
20
mengurangi risiko efek samp dan
"'uk konsumsi oksigen. Terjadi pengeluaran energ
^ apakah menyint^1 SCCara akc^; sebagian bcsar terjadi karena tubuh esis cadangan diaktifkan oleh suatu proteoglikan (disekresikan oleh tumor)
nonenzimatik radikai bebas oleh besf I P^bentukan kj/liter oksigen yang dikonsumsi, tanpa memandjin& ^ glikogen, triasilgliserol, dan protein. menyebabkan pembebasan asam amino dari jaringan adiposa
diatur secara ketat. Besi anorganik di'- T" P^^'Pan
1,
bahan bakar yang dimetabolisme adalah karbohidrat. c . dan re-esterifikasi asam lemak menjadi triasilgliserol (yang
d> sel m
usus dan terikat pada suatu proteit " ^osa atau protein (Tabel 16-1). menghabiskan ATP) di hati untuk diekspor dalam bentuk
fcriti
o
y"d9 Ekltrem Be",Uk Kekuron9an Gizi
fentm d, daiam sel telah jenuh oleh h " J*a Pengukuran rasio volume karbon dioks* a yang VLDL.
ada la
yang dapat masuk ke dalam sel Besi I gi besi dihasilkan:volume oksigen yang dikonsumsi dan di' US dapat terjadi pada orang dewasa dan anak, populas 'r51' fada ke^omPk-
men
mukosa hanya jika di dalam plasma JT*' '"ggalkan sel quotient, RQ) adalah indikasi adanya camplir1" kelompok rawan di semua hanya d'" siorkor han
>'a mengenai anak, dan
Kwasiorkor Mengenai Anak yang
dapat dllkat olehnya. Jika tn,nsferin ^^^inyang bakar metabolik yang sedang dioksidasi (Tabel 16'1 Kekurangan Gizi
dilaporkan Gamba ljUmpai dl nc8ara-negara yang sedang berkembang. kwasiorkor
setiap besi yang telah tertimbun di seT \Jenuh leh besi; Terdapat teknik yang lebih baru dan menlUn^' rlQ^c PCrb cdaan antara
, keduanya adalah pada Selain penciutan jaringan otot, berkurangnya mukosa usus,
ketika sel tersebut terkelupas. Akiba 7 ^ akan kcl.ar kita memperkirakan pengeluaran energi total selama P ^ Marasmus OVM T sehin8a timbul edema'
ini men 11 keadaan kurus yang ekstrem; keadaan dan menurunnya respons imun seperti dijumpai pada
mi, hanya sekitar 10% besi dalam 1 > SaWar ukosa 1-2 minggu, dengan menggunakan air berlabel isotopg3
an yang berk* *** b3S'* ak*lir dari keseimbangan energi negatif marasmus, anak dengan kwasiorkor juga memperlihatkan
dan hanya 1-5% dari banyak n^an^^T- ^ diaP. 2
H2,80. 2H keluar dari tubuh hanya melalui
in nanya air, *- ed?n^
meiaiui
1 Bab 50 telah ha. Pan^an8an- Bukan hanya cadangan lemak tubuh beberapa gambaran khas. Gambaran yang paling khas adalah
Besi anorganik diserap daiam I ^ ) ih
O keluar dalam bentuk air dan karbon dioksida; perbe aan dan seir' ^ tCrkuras namun tot juga mengalami penciutan, edema, akibat berkurangnya konsentrasi protein plasma.
sehingga keberadaan baban^n"^ ^ Reduksi) kecepatan pengeluaran kedua label ini meniung kinkan kita
jantung'J8 dengan Perkembangan penyakit, protein cli hati, Selain itu, terjadi pembesaran hati akibat penimbunan lemak.
meningkatkan penyerapan. Senyawa" pereduks akan memperkirakan produksi karbon dioksida total sehingga dibebask 8njal Uga men8hilang. Asam-asam amino yang Dahulu diperkirakan bahwa penyebab kwasiorkor adalah
adalah vitamin C, dan walaupun as.,,! ^8 paling efektif konsumsi oksigen dan pengeluaran energi juga apat sebatni lch katabo,isme Protein jaringan digunakan dukone SUmbCr baha bakar metablik kurangnya protein, dengan asupan energi yang lebih atau
an lebih dari cukup untuk ' ^dn 4~80 mg vitamin diperkirakan. dan substrat bagi otakfneS,S untuk mempcrtabankan pasokan glukosa sintesis n Sd dar3h
kurang adekuat, namun analisis terhadap diet anak yang
namun asupan 20-50 mg untuk ^ ket>utuhan, Laju metabolik basal (basal metabolic rate, BMR)
(Bab 20) Akibar
herkurangnya
makan akan
mengalami kwasiorkor memperlihatkan bahwa anggapan ini
meningkatkan penyerapan besi tern adalah pengeluaran energi oleh tubuh dalam kea aan infeksi P
tein res ns ,mun cer an
8 ggu dan risiko terjadinya usus Sc,mCnin8kac- Terjadi
tidak tepat. Pertumbuhan anak dengan kwasiorkor relatif
anemia defisiensi besi dengan mon pada Pengobatan istirahat, tetapi tidak tidur, dalam kondisi netraJitas su 111 gangguan proliferasi sel mukosa
lebih baik daripada mereka yang mengalami marasmus, dan
Alkohol dan fruktosa juga meningkatf garam bi- yang terkontrol, yang diukur sekitar 12 jam setelah makan berkur lm88a ^UaS Permukaan Penyerapan di mukosa usus an8 begitu juga
penyerapan nutrien. edema mulai membaik pada awal pengobatan, saat anak
Besi heme dari daging diserap secar PCn>'eraPan besi. terakhir, dan bergantung pada berat badan, usia, dan jenis
masih mendapat diet rendah protein.
tersedia daripada besi anorganik. Nam terpISaJl* dan ,ebih kelamin. Pengeluaran energi total bergantung pada laju
Hampir semua kwasiorkor dipicu oleh infeksi.
anorganik dan besi heme terhambat Tk penyeraPan besi metabolik basal, energi yang dibutuhkan untuk aktivitas fisik AmQe*.den9an Kanker Stadium Laniut & Mengalami
Malnutrisi Bertumpang tindih dengan keaadan defisiensi makanan
susu saat makan akan menurunkan |,C1 kaIs,umsegeJas dan biaya energi untuk menyintesis bahan bakar cadangan
secara keseluruhan, defisiensi nutrien antioksidan, seperti
ketersediaan besi secara dalam keadaan kenyang. Oleh karena itu, kebutuhan
Pasien dengan kanker stadium lanjut, infeksi HIV dan AIDS, seng, tembaga, karoten, serta vitamin C dan E dapat
energi seseorang dapat dihitung berdasarkan berat badan,
serta sejumlab penyakit kronik lainnya sering mengalami ditemukan. Letupan respiratorik sebagai respons terhadap
susu usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik. Berat badan
Ke rangan gizi, suatu kondisi yang disebut kaheksia. Secara infeksi menyebabkan terbentuknya radikai bebas halogen dan
bermakna. memengaruhi BMR karena pada tubuh yang lebih besar -ii,Treka memperlihatkan semua tanda marasmus, tetapi keh angan
|ebih parah daH da terjadi
protdn tubuh oksigen sebagai bagian dari efek sitotoksik makrofag yang
jumlah jaringan yang aktif juga lebih besar. Penurunan BMR
terstimulasi. Tambahan stres oksidan ini dapat memicu
KESEIMBANGAN ENERGI: KELEBIHam * KEKURANGAN seiring dengan pertambahan usia, bahkan jika berat badan PtukCl?Paran- SekreS S,tkln seba8a* respons terhadap dan kanker meningkatkan
terjadinya kwasiorkor.
NUTRISI leb,HAN & tetap, terjadi karena jaringan otot digantikan oleh jaringan katabolisme protein ja gen. Hal ini berbeda dan marasmus dengan terjadinya
adiposa, yang secara metabolik kurang aktif. Demikian juga. pengurangan sintesis protein, tetapi tidak berpengaruh pada
Setelah memperoleh air, kebutuhan tubuh wanita memiliki BMR yang secara bermakna lebih rendah
KEBUTUHAN PROTEIN & ASAM AMINO
adalah bahan bakar metaboliklemak, karhnhVJ pertama daripada pria dengan berat badan yang sama, karena tubuh
amino dari protein (label 16-1). Asupan m l! ***' 35301
,, Kebutuhan Protein Dapat Ditentukan dengan
1, , p makanan yane wanita secara proporsional mengandung lebih banyak
melebihi pengeluaran energi menyebabkan obesitas Mengukur Keseimbangan Nitrogen
jaringan adiposa.
rara asupan yang kurang daripada pengeluaran menyeTab"
Keadaan nutrisi protein dapat ditentukan dengan mengukur
kan kurus (emaciation) dan penciutan otot, marasmus dan Kebutuhan Energi Meningkat Seiring dengan
asupan (dari makanan) dan pengeluaran senyawa
kwasiorkor. Baik obesitas maupun kekurangan nutrisi' Pertambahan Aktivitas
bermtrogen dar, tubuh. Meskipun asam nukleat juga
berat berhubungan dengan meningkatnya mortalitas. Indeks
Cara yang paling bermanfaat untuk menyatakan pengeluaran mengandung nitrogen, namun protein adalah sumber
energi untuk aktivitas fisik adalah dengan kelipatan BMR. nitrogen utama
BAB43:NUTRIS,, PENCERNAAN. & PENYERAPAN / 503

Kekurangan *** ^
crha^ai akibat mSb"tv;bts.nk*.
502 / BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS Gangguan pada pencernaan terjad (?)
. nor^ tCtapi
(1) defisiensi enzim, misalnya laktase dan su pada anak. Kc g dengan penyakit,

karenaatrofiotot. Proteind.ka.abolismcsec^^ ra<*^ protein tersebut tidak d.gann malabsorpsi, misalnya glukosa dan g*1 nondependen insulin, aterosklerosis,
dari makanan, dan pengukuran asupan nitrogen total dapat | ***% defek pada kotransporter Na'-glukosa (S L:npEa
memberikan perkiraan yang baik tentang asupan protein (mg N x olah taga. Kehilangan protem ,nt d g ,litrog<" ? nya konvalcsens, saat terjad. keseimbang penyerapan polipeptida yang belum dihidro ls's s^ Jan kanker, dan hipertensi.
6,25 = mg protein karena pada sebagian besar protein te 1 timbul respons imun, misalnya pada celiac > -'batu
mengandung 16% N ). Pengeluaran N dari tubuh terutama dalam Diet normal sudah cukup untuk memung (4) pengendapan kolesterol dari empedu referensi
bentuk urea dan sebagian kecil dalam senyawa lain di urine, penggantian ini. Rfcrencw
empedu. . ^ar *** M
protein yang tidak-tercerna di tinja; juga terjadi pengeluaran , prote',n/ Bender DA, Bender AE. A
dalam jumlah signifikan melalui keringat dan kulit yang terlepas. Kebutuhan Tidak Hanya ntuK tetapi Juga
Selain air, diet harus mengandung an . metabolik University Press, 1997. requirements:
(karbohidrat dan lemak) untuk pertum dan aktivitas tubuh, can the
Perbedaan antara asupan dan pengeluaran senyawa bernitrogen Asam Amino Spesi ^ 5ebagian
dikenal sebagai keseimbangan nitrogen. Terdapat tiga keadaan yang protein untuk sintesis jaringan, serat untuk makanan Fuller MF Gariiek P]. Human am.no ac.d ^
dapat dijelaskan. Pada orang dewasa sehat, keseimbangan Tidak semua protein setara secara ,u,trban>'Jk protein berserat, miner fungsi metabolik spesifik, asam lemak tak controversy be tesolved? Ann Rev Nutr 19 ^
nitrogen berada dalam ekuilibrium, yaitu asupan setara dengan dibutuhkan dalam jumlah yang lc idf jenui g ^ famili n-3 dan n-6 tertentu, dan vitamin, yakm Geisslcr C, Powers HJ. Hunutn^ for Encrgy,
pengeluaran, dan tidak terjadi perubahan dalam kandungan ka sen^^ organik yang dibutuhkan dalam jumlah keci fungsi Institute of Medicinc. D,e ary f h u LProtein,artd Carbohydrate, Fiber, Fat,
protein total tubuh. Pada anak yang sedang tumbuh, wanita mempertahankan keseimbangan mtrog, -aj esensial lain. Academies Press,

hamil, dan orang yang dalam masa penyembuhan dari protein yang berbeda mengandung kom > * in0 d yang berbeda jn Amino
2002. Acids (Macronutnents)., National
individual d cBne
kehilangan protein, ekskresi senyawa bernitrogen lebih sedikit pula. Tubuh membutuhkan asam tubuh. Q
Penchara PB, Ball BO. 200303:101.
daripada asupan yang diperoleh dari makanan dan terjadi retensi proporsi yang tepat untuk mengganti a ^ kel0lT^:no Asam-asam Sintesis protein memerlukan dua puluh asam am ^ berbeda, amino acid requirements. Ann R
netto nitrogen di tubuh dalam bentuk proteinkeseimbangan amino dapat dibagi meniad* J asam esensial dan nonesensial. dan sembilan di antaranya merupakan pro esensial dalam
nitrogen positif. Jika terjadi respons terhadap trauma atau infeksi, Terdapat sembi. faini* diet manusia. Jumlah protein y dibutuhkan dipengaruhi
atau jika asupan protein kurang memadai untuk memenuhi esensial atau tidak tergantikan, yang ti * ^gtion oleh kualitas protein, * P energi, dan aktivitas fisik.
kebutuhan, terjadi kehilangan netto nitrogen protein dari tubuh oleh tubuh: histidin, isoleusin, les,n ^ *atU fenilalanin, treonin,
a u
keseimbangan nitrogen negatif. triptofan, dan valin. Ji beraP P "
en n
Katabolisme protein jaringan yang berlangsung terus- asam amino ini tidak ada atau kurang me jtrog jumlah asupan
menerus menimbulkan kebutuhan akan protein makanan, bahkan protcin total, keseimbanga ngan asam

pada orang dewasa yang tidak tumbuh lagi; meskipun sebagian dapat dipertahankan karena akan terjadi ^
asam amino yang dibebaskan dapat digunakan kembali, dan amino yang bersangkutan untuk sintesis Pr disinter* dl Dua asam
banyak yang digunakan untuk glukoneogenesis saat puasa. Studi- amino, sistein dan tirosin P esensial tubuh, tetapi hanya dari
studi tentang keseimbangan nitrogen memperlihatkan bahwa prekursor asam a Qjeh karena sistein dari metionin dan tirosin
kebutuhan harian rata-rata adalah 0,6 g protein/kg berat badan dari fenila an mcngaruni itu, asupan sistein dan tirosin dari
(tambahan 0,75 untuk variasi individual), atau sekitar 50 g/hari. makanan asam
Asupan protein rata-rata di negara maju berkisar 80100 g/hari, kebutuhan akan metionin dan ferula!lanin.jigantikan, amino
yi. 1415% dari asupan energi. Karena pada anak yang sedang lainnya dianggap nonesensial atau ap ^ flSalkan karena asam-asam
tumbuh terjadi penambahan protein di dalam tubuhnya, secara amino tersebut dapat jari asam
proporsional kebutuhan mereka lebih besar daripada kebutuhan protein total dalam diet memadai. Jika sa a nicrogen

orang dewasa dan harus berada dalam keseimbangan nitrogen amino ini dikeluarkan dari diet, keseim < asam

positif. Meskipun demikian, kebutuhannya relatif kecil masih dapat dipertahankan. Namun, a dianggap
dibandingkan dengan kebutuhan untuk pergantian protein. Di amino, yaitu alanin, aspartat, dan g utama , ^.sjnteSis dari benar-
sebagian negara, asupan protein mungkin kurang memadai untuk benar dapat digantikan; ketiganya sing,masing zat-zat perantara
memenuhi kebutuhan ini sehingga terjadi hambatan pertumbuhan. metabolik yang umum ^am-asam
piruvat, oksaloasetat, dan a-ketoglutarat ^ keadaan amino sisanya
Terjado Kefhoioiragain Protein Tubuh dianggap nonesensial, tetapi tubuh

Sebagai Kespomis Terhadap Trauma & tertentu kebutuhannya dapat melebihi en


Infeksi menyintesis asam amino tersebut.

Salah satu reaksi metabolik terhadap trauma besar, misalnya luka RINGKASAN
bakar, fraktur ekstremitas, atau pembedahan, adalah meningkatnya
katabolisme netto protein jaringan. Protein tubuh total dapat hilang
Pencernaan melibatkan hidrolisis molekul maka ^
molekul yang lebih keci. untuk
hingga 6-7% dalam 10 hari. Tirah baring yang berkepanjangan saluran cerna. Polisakarida diserap s 8^ ,emak dan
menyebabkan hilangnya protein triasilgliserol sebagai 2-monoasilghs
gliserol, dan protein sebagai asam ammo.
BAB 44: MIKRONUTRIEN: VITAMIN & MINERAL / SOS

Tabel 44-1. Vitamin


Mikronutrien: Vitamin & Mineral Vitamin

David A. Bender, PhD & Peter A. Mayes, PhD, DSc

mem ada., dapat muncul tanda-tanda


ancm.a (besi). kretinisime dan gondok (iodium)- Sebohknya
J.ka berlebihan, dapat timbul ge/ala-gcjala
PERAN BIOMEDIS roksis'ta5- rilokuinon:
menakuinon
Vitamin adalah kelompok nutrien organik yang dibutuhkan Penentuan Kebutuhan Mikronutrien Bergantung pada Kriteria Tiamin
dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimia dan Kecukupan Yan9
umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus
Dipihh
dipasok dari makanan.
Untuk setiap zat gizi, terdapat kisaran asupan antara hal
Vitamin Iarut-lipid adalah senyawa hidrofobik yang dapat
y*n8J<-la* madekuat yang menyebabkan keadaan
diserap secara efisien hanya jika penyerapan lemak berlangsung
defisiensi klinis, dan hal yang jauh melebihi kapasitas Niasin ; Asam nikotinat,
normal. Seperti lipid lain, vitamin ini diangkut dalam darah
metabolik tubuh sehingga timbul gejala-gejala toksisitas. nikotinamida RenyakiVmetobolisme
dalam bentuk lipoprotein atau melekat pada protein pengikat
Di antara kedua keadaan ekstrem ini terdapat tingkat asam ammo,
spesifik. Vitamin kelompok ini memiliki beragam fungsi,
asupan yang cukup untuk kesehatan normal dan untuk
kejang
misalnya vitamin A untuk pcnglihatan dan diferensiasi sel;
mempertahankan integrity metabohk. Kebutuhan akan
vitamin D untuk metabolisme kalsium dan fosfat serta
nutrien untuk setiap orang tidak sama meskipun dihitung satu-karbon satu-karbon dan
diferensiasi sel; vitamin E untuk antioksidan; dan vitamin K
berdasarkan ukuran tubuh atau pengeluaran energi.
untuk pembekuan darah. Selain diet yang tidak adekuat, penyakit
Rcntang kebutuhan individual da- Pat berkisar hingga
yang memengaruhi pencernaan dan penyerapan vitamin larut-air,
25% dari angka rata-rata. Oleh karena tu. untuk menilai
misalnya steatore dan penyakit sistem empedu, dapat
kecukupan diet, perlu dibuat suatu tingkat rejerensi asupan
menyebabkan sindrom defisiensi vitamin, termasuk buta senja
yang cukup tinggi untuk mcmastikan bahwa tidak terjadi Asam pantotenat
dan xeroftalmia (vitamin A); rakitis pada anak dan osteomalasia
defisiensi atau risiko toksisitas. Jika dianggap oahwa
pada dewasa (vitamin D); gangguan neurologis dan anemia
kebutuhan individual secara statistik berdistribusi
hemolitik pada neonatus (vitamin E); dan perdarahan pada
normal di sekitar kebutuhan rerata yang diamati, kisaran
neonatus (vitamin K). Toksisitas dapat terjadi akibat asupan
x simpang baku (standarddeviation, SD) di sekitar rerata
vitamin A dan D yang berlebihan. Vitamin A dan karoten (yang
akan mencakup 95% kebutuhan populasi. Karena itu, asup-
banyak diantaranya merupakan prekursor vitamin A), dan
an referensi diterapkan sebesar kebutuhan rerata plus 2 * pulasi ,ng8a Asam askorbat
vitamin E adalah antioksidan dan mungkin berperan meneegah mCmenuhi atau m
elebihi kebutuhan 97,5% po-
aterosklerosis dan kanker.
Vitamin larut-air terdiri dari vitamin B dan vitamin C; terkait; banyak yane m !" da
" karten da" scn>'awa
keduanya terutama berfungsi sebagai kofaktor enzim. Asam folat re
SEKELOMPOK
ADALAH esensial senyawa-senyawa ini P kursor vitamin A
berfungsi sebaga pembawa unit satu-karbon. Defisiensi salah satu dan niasin yang dapat dibentuk dari asam amino triptofan, karena
HETE*OGEN
dengan BERBAGAI FUNGSI
dari vitamin B kompleks jarang dijumpai karena diet yang kurang tidak benar-benar memenuhi definisi tersebut. retinaldehida, kemudi^'C.dra,kan untuJc gl*iikan 44-1) a- p j 1
umumnya berkaitan dengan keadaan defisiensi multipel. METABOLIK rCtIno dan asam retinoat (Gatnbar

tu vitamin didefinisikan sebagai senyawa organik yang larus ada


Bagaimanapun, terdapat sindrom spesifik yang berkaitan dengan
pada diet dalam jumlah kecil untuk memper- tanankan integritas
kuantltatif adalah^k rten
kaTOK SC a kri toxanrin secara
? " P
,d Provitamin A terpenting.
defisiensi masing-masing vitamin, misalnya beriberi (tiamin); Meskipun tamonkn
SatU moJekl11
metabolik normal. Defisiensi vitamin menye a kan penyakit spesifik menehasilkm1,1 I rctln P-karoten seharusnya
keilosis, glossitis, seborea (riboflavin); pelagra (niasin); anemia
yang dapat disembuhkan atau iccg.ih hanya dengan memperbaiki VITAMIN LARUT-LIPID demikian* 6 l> namun dalam praktiknya
megaloblastik, asiduria metilmalonat, dan anemia pernisiosa tidak
kandungan vitamin yang ersangkutan dalam diet (Tabel 44-1).
(vitamin B|2); anemia megaloblastik (asam folat)j dan skorbut
Namun, vitamin yang dibentuk di kulit setelah pajanan oleh sinar ar::nsetara1retino1iadL
(vitamin C). DUA KELOMPOK SENYAWA MEMILIKI
matahari,
Elemen mineral anorganik yang memiliki fungsi di dalam tubuh AKTIVITAS VITAMIN A dinyatakan s b * rotaI vtamin A'dalam makanan
harus tersedia dalam makanan. Jika asupan kurang karoten dai/k-,1811* . mikro8ram ekuivalen retinol, p.
Retinoid terdiri dari retinol, retinaldehida, dan asam
(vitamin A jadi [preformed], hanya ditemukan
rCtinoat
di mukosa usus^lT^ provitamin A ,ainnXa diuraikan
1
- ' -~:A tariff
1
retinaldehida y C1 karoten dioksigenase,
berasal dari hewan); karotenoid yan8
Jalam makanan yang menghasilkan ng direduksi menjadi retinol,
diesteriBkasi
BAB 44: MIKRONUTRIEN: VITAMIN & MINERAL / 507

506/ BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS


VITAMIN D ADALAH SUATU HORMON
untuk membebaskan all-^,.rctinaldehida ^ CH-
Kune, dalam inisiasi siklus penglihatan adalah CH2OH Vitamin D bukan hanya vitamin karena senyawa ini dapat
I l-w-recmaldehida dan beghu pula dengan j All-frans-retinol
disintesis di kulit, dan pada kebanyakan kondisi hal tersebut
keadaan delis,ensi. baik waktu untuk bcradaptasi ke merupakan sumber utama vitamin D. Sumber dari makanan
CH3 CH3H:}C CH3
g ap maupun kemampuan untuk mclihac di cahaya menjadi hanya diperlukan jika pajanan terhadap matahari kurang
temaram terganggu.
P-karoten
11 -c/s-Rotinol memadai. Fungsi utama vitamin D adalah mengatur
penyerapan kalsium dan homeostasis; sebagian besar kerja
CH2OH ReJinaf BerPerar> dalam Regolos' CH2OH
CHO vitamin ini diperantarai oleh reseptor nukleus yang mengatur
CH. Retinol
CH3 Retinaldehida
P esi Gen & Diferensiasi Jaringan ekspresi gen. Defisiensi, yang menyebabkan rakitis pada rinak
11 -c/s-Retina!dehida
Peran besar vitamin A adalah mengontrol diferensiasi dan
CH3 CH3 H C CH
dan osteomalasia pada dewasa, terus menjadi masalah
H3C CH^ -COOH 3 X 2 '
CaTb'Zf ,ASam inoat dan asam kesehatan di belahan bumi utara, di mana pajanan matahari
(Gambar 44-1) mengatur pertumbuhan, perkembangan, I
C=0
kurang memadai.
^CH3 Asam all-frans- diiart1 rinean: kcduan>'a n,t-niiliki efek berbeda H2N- Residu lisin di

serta Wr yan8 ^ Scpcrri riroid d3" opsin


Vitamin D Disintesis di Kulit
retinoat
COOH nukleusasam retinat herikaran dengan reseptor d. 7-Dehidrokolesterol (suatu zat perantara dalam sintesis
Asam 9-c/s-retinoat tr, I B mcnSikaI c^c,11en respons DNA dan mengatur Rodopsin (ungu visual) HC=N kolesterol yang menumpuk di kulit) mengalami reaksi
nuklZT' St'" SP:fik' TerdaPat da &nnli reseptor retino.d CAHAYA | 10,s dtk
nonenzimatik jika terpajan oleh sinar ultraviolet, yang
Gambar 44-1. p-karoten dan berbagai vitamer vitamin A utama. trans r V' rCS'ptr asam retinoat (RAR) mengikat asam all- menghasilkan pravitamin. D (Gambar 44-3). Pravitamin D
Tanda bintang memperlihatkan tempat pemutusan (i-karoten oleh
X fRXp n0at ata,U aMm 9-r""rinoat, dan reseptor retino.d menjalani reaksi lebih lanjut dalam waktu beberapa jam untuk
karoten dioksigenase untuk menghasilkan retinaldehida.
v '' mcng'kat asam 9-cis-retinoat. Reseptor retinoid C=N membentuk kolekalsiferol yang diserap ke dalam aliran darah.
hormon d
** b^ ^ Di daerah yang beriklim sedang, konsentrasi vitamin D
5 P . CH
3
-lah o Forodopsin
CL ,
plasma paling tinggi pada akhir musim panas dan paling
dan disekresikan dalam kilomikron bersama dengan ester- -g t 45 pikodtk 5'GMP rendah pada akhir musim dingin. Di belahan dunia yang
2. Ba]rodopsin Kanal Na+ tertutup
ester yang dibentuk dari retinol makanan. Aktivitas karoten 3I CGMP melewati sekitar lintang 40 utara atau selatan, radiasi
S , 30 nanodtk .
| Lurnirodopsjn ultraviolet dengan panjang gelombang yang sesuai sangatlah
Ke!^/.0rSI ^,tam'n A Merupakan Masalc
Na+ (erbukg
dioksigenase di usus rendah sehingga dalam sirkulasi dapat
muncul P-karoten (berasal dari makanan) dalam jumlah yang p
-"" * t 75 nmdtk Inaktif , Fosfodiesterase rendah pada musim dingin.
1 Metarodopsin I t aktif
relatif besar. Sementara bagian utama yang diserang oleh
karoten dioksigenase adalah ikatan sentral P-karoten, namun
^ I 10mdtk GDP
Metarodopsin II .......................
Trarisdusin-
GTP
Vitamin D Dimetabolisme Menjadi Metabolit
pemutusan asimetrik juga terjadi, menghasilkan pembentukan terrf S,CnSi V tamin A n,cru ak an
' P penyebab keburaan
I menit GTP Transdusin-
Aktif, Kalsitriol, di Hati & Ginjal
MetarodoPsin III
8-, 10-, dan 12-apo-karotenal, yang dioksidasi menjadi asam pennngyang dapat dicegah. Tanda paling awal defisiensi ini
GDP Kolekalsiferol, baik yang disintesis di kulit maupun dari
retinoat, tetapi tidak dapat digunakan sebagai sumber retinol * urangnya kepekaan cerhadap sinar hijau yang diikuti H makanan, mengalami dua kali hidroksilasi untuk
aC. ^CH CH
atau retinaldehida. diik^an ^an^llan beradaptasi terhadap cahaya tcmaram, dan menghasilkan metabolit aktif, 1,25-dihidroksivitamin D atau
n cn
gan buta senja. Defisiensi yang berkepanjangan kalsitriol (Gambar 44-4). Ergokalsiferol dari makanan yang
Vitamin A Memiliki Fungsi dalam Penglihatan kehi men^C a . n xcrftalmia: keratinisasi kornea dan All-/rans-retinaldehida + opsin diperkaya mengalami hidroksilasi serupa untuk menghasilkan
sel ,tam,n Aiuga berperan penting daJam diferensiasi erkalsitriol. Di hati, kolekalsiferol dihidroksilasi menjadi
Di retina, retinaldehida berfungsi sebagai gugus prostetik Gambar 44-2. Peran retinaldehida dalam siklus penglihatan
protein opsin peka-sinar, yang membentuk rodopsin Denii L-111lnn.,n dan bahkan defisiensi ringan menyebabkan bentuk turunan 25-hidroksi, yaitu kalsidiol. Senyawa ini
pen 'k 3tan. erentanan terhadap infeksi. Sintesis protein dibebaskan ke sirkulasi dalam keadaan terikat pada globulin
(pada sel batang) dan iodopsin (pada sel kerucut). Semua
infJt t rCrin01 berkurang sebagai respons terhadap pengikat vitamin D yang merupakan bentuk simpanan utama
sel kerucut mengandung hanya satu tipe opsin, dan hanya
protcin ini adalah suatu protein fase akut negatif), vitamin ini. Di ginjal, kalsidiol
peka terhadap satu warna. Di epitel pigmen retina, all-trans-
yang mengurangi konsentrasi vitamin daJam sirkulasi dan hiperlipidemia); homeostasis kalsium (penebalan tulang panjang,
retinol mengalami isomerisasi menjadi 1 l-cis-retinol dan SCmak,nmem
P^mah respons imun. hiperkalsemia, dan kalsifikasi jaringan lunak); dan kulit
dioksidasi menjadi 1 l-c-retinaldehida. Senyawa ini bereaksi
(kekeringan berlebihan, deskuamasi, dan alopesia).
dengan sebuah residu lisin di opsin, membentuk holoprotein
KeSebihan Vitamin A Bersifat Toksik
rodopsin. Seperti diperlihatkan di Gambar 44-2, penyerapan
sinar oleh rodopsin menyebabkan isomerisasi retinaldehida terhnras^rltubuh untuk memetabolisme vitamin A hanya
dari 1 1 cis menjadi aW-trbns, dan perubahan bentuk opsin. Hal penimbunan ya?rnfT?.^bihan ^ m^yebabkan
ini menyebabkan pembebasan retinaldehida dari protein, dan
.. . .7, c,.~f Penyusunan bentuk awal rodopsin yang sehingga vitamin A dl i
in isiasi impuls s terjadi dalam proses iluminasi
jaringan. Gejala toksi^ T ttdak-tenkat merusak
tereksitasi, yKemudian terjadi serangkaian perubahan pusat (nyeri kepala m^Y Pada ^^nan saraf
selama pikoc e ^ abkan terbentuknya metarodopsin II, ... . F rnuai, ataksia, dan anoreksia, semuanvii
struktur yang menye . penguatan nukleotida guanin
yang memicu suatu
dan kemudian impuls sarar.
Tahap terakhir adalah hidrolisis berkaitan dengan nmlr, i , "
b cni
. . . . P ngkatan tekanan cairan serebrospinal);
hat, (hepatomegali disertai perubahan histologis dan
508/ BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS
BAB 44: MIKRONUTRIEN: VITAMIN & MINERAL / 509

D karena terbatasnya kapasitas untuk membentuk prekursor


vitamin tersebut, 7-dehidrokolesterol, dan pajanan
OH
berkepanjangan pravitamin D oleh sinar matahari menye-
Kalsiol^s-hidroksilase
Kalsidiol-1- babkan terbentuknya senyawa-senyawa inaktif.
hidroksilase
VITAMIN E TIDAK MEMILIKI FUNGSI
HO ^ Kalsidiol
2 Kalsitriol ,-jferol)

Kolekalsiferol (25-
(1.25-dihidroksikoleka
METABOLIK YANG JELAS
(kalsiol; vitamin D3)
hidroksikolekalsife OH
Belum ada fungsi khas vitamin E yang disepakati secara
rol) Gambar 44.5 \. tegas. Vitamin ini berfungsi sebagai antioksidan larut- lipid
Kalsidiol-24-
hidroksilase Kalsidiol-24-hidroksilase Ri' dan k , i ,TUr Vl,amin p^da a-tokoferol dan tokotrienol Y-vitamer k i \*ju,us r ,>ada 0-vitamer k, adalah di membran sel, tempat banyak dari fungsinya dapat
OH OH H, pada i a 1- dan pada 8-vitamer k, dan R, adalah H. dilakukan oleh antioksidan sintetik, dan penting dalam
mempertahankan fluiditas membran scl. Senyawa ini juga
OH
memiliki peran (relatif tidak jelas) dalam pembentukan
sinyal sel. Vitamin E adalah nama generik untuk dua famili
Kalsidiol-1 - senyawa, tokoferol dan tokotrienol (Gambar 44-5). Berbagai
hidroksilase vitamer berbeda memiliki potensi biologis berbeda; yang
paling aktif adalah D-a-tokoferol, dan asupan vitamin E
24-hidroksikalsidiol
Kalsitet biasanya dinyatakan dalam miligram ekuivalen D-a-
HO rol Reaksi berantai tokoferol. DL-a-tokoferol sintetik tidak memiliki potensi
Gambar 44-4. Metabolisme vi OH radikai bebas biologis yang sama dengan senyawa alami.
v'tamin D.

mengalami I-hidroksilasi unruk menghasilkan metabolit


1,25-dihidroksi-viramm D (kalsitriol) atau 24-
hidroksilasi untuk mpn^orili n! ! Cfek CePar Pada Pengangkut kalsium di mukosa J>us. jhat Bab 47
hidroksilasi unruk menghasilkan metabolit'va ^ V' untuk rincian lebih lengkap tentang Peran kalsitriol dalam homeostasis
inaktif, 24,25-dihidroksiviramin D ^-hidroksLS).'"
kalsium.
Metabolisme Vitamin D Mengatur & Diatur
oleh Homeostasis Kalsium DewasaS' V,fam,n D Mengenai Anak &
Pada penyakit defisiensi vitamin D rakids, tulang anak MJ783n
Fungsi utama vitamin D adalah mengontrol homeostasis kalsium mincral akibar
buruknya penyerapan kalsium. Derr. V S.CruPa,rimbul
dan selanjutnya, metabolisme vitamin D diatur oleh faktor-faktor yang
akibat defisiensi sewaktu lonjakan teriacT d* rcniaia- Osteomalasia
berespons terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat plasma. Kalsitriol
pada dewasa
bekerja untuk mengurangi sintesis dirinya sendiri dengan menginduksi
* a i )at demmcralisasi tulang, terutama pada wanita g
24-hidroksilase dan menekan 1-hidroksilase di ginjal. Fungsi utama
jarang terkena sinar matahari, sering terjadi setelah erapa kali
vitamin D adalah mempertahankan konsentrasi kalsium plasma Kalsitriol
hamil. Meskipun vitamin D esensial bagi pencega ian dan
mencapai hal ini melalui tiga cara: senyawa ini meningkatkan penyerapan
pengobatan osteomalasia pada usia lanjut, amun tidak banyak
kalsium di usus; senyawa im mengurangi ekskresi kalsium (dengan
bukti yang menunjukkan bahwa run ini ermanfaat untuk
merangsang penyerapan di tubulus distal ginjal); dan senyawa ini
mengobati osteoporosis.
memobi/isasi mineral tulang. Selain itu, kalsitriol berperan dalam sekresi
insulin, sintesis dan sekresi hormon paratiroid dan ciroid, inhibisi
pembentukan interleukin oleh limfosit T aktif dan imunoglobulin oleh
Kelebihan Vitamin D Bersifat Toksik
limfosit B aktif, diferensiasi scl prekursor monosit:, dan modulasi
r ^ P *-*pan vitamin D serendah 50 I ff ll,g8a
b tcr ada as
proliferasi sel. Pada kebanyakan efek ini, viramin D berfungsi layaknya terjadi peningkatan konsentrasi kalsium III i C3C 3an ,lni dapat
suatu hormon steroid, berikatan dengan reseptor di nukleus dan menyebabkan kontraksi pembu- luh darah, peningkatan tekanan Gambar 44-6 .Interaksi antara antioksidan dalam fase lipid
meningkatkan ekspresi gen meskipun senyawa ini juga (membran sel) dan fase cairan (sitosol) R- radikai bebas; PUFA-OO-
darah, dan kaJsmosiskal- sinkasi jaringan lunak. Meskipun
, radikai peroksil asam lemak tak jenuh ganda di fosfolipid
asupan berlebihan vitamin an ma canan bersifat toksik, pajanan membran- PUFA OOH asam lemak hidroksiperoksi tak jenuh ganda
berlebihan cerha- ap sinar mata lari tidak menyebabkan keracunan di fosfolipid membran, dibebaskan ke chhm ,'it Ph^i asam lemak
vitamin hidroksiperoksi ,ak jenuh ganda oleh kerja fosfolipase A-,; PUFA-OH
asam, L nk
ienuh
ganda; Toc-OH vamin E (a-tokoferol); TocOv radikai tokoferoksil;
Se, selenium ssh ^ flreduksi GS-SG, glutationll,,at,on
teroksidasi, yanj,
direduksi menjadi CSH setelah bereaksi H '8 *c,reifJ??'
oleh glutation reduktase; PUFA-H asam lemak tak jenuh
dengan NADPH
ganda.
YanB
dikatalisis
BAB 44: MIKRONUTRIEN: VITAMIN & MINERAL / 511
510/ BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS
-OOC-CH-COO-
Vitamin E Adalah Antioksidan Laruf-Lipid Utama di Membran Sel & I 'oIo,S
CH2
Lipoprotein Plasma Tiga senyawa yang memiliki aktivitas D> ^ n0mul
K (Gambar 44-7): filokuinon. yang rcr l^naktiinon, HN CH C = 0
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan pcmutus dalam sumber makanan, sayuran hijau; rantai | I
rantai yang menangkap radikal-bebas di membran scl dan Residu karboksiglutamat
yang disintesis oleh bakteri usus, dengan Pa ^ nienadiol
lipoprotein plasma dengan bereaksi dengan radikai peroksida samping yang berbeda-beda; serta menadin _ rnenjadi Non- CO,
hpid yang d,bentuk oleh peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda. enzimatik
diasetat, senyawa buatan yang dapat dimetabo i- ^ tertentu,
Produk rad.kal tokoferoksil relatif tidak reaktif, dan akhirnya filokuinon. Menakuinon diser ap dalam Junl aktivitas eCH COO-
membentuk senyawa nonradikal. Umumnya, rad.kal tokoferoksil tetapi belum jelas jumlah menakuinon ya r jefisiensi CH2 COO
I
direduksi kembali menjadi tokoferol oleh reaks, dengan vitamin biologisnya dapat menginduksi tanda-tan 4 ^j0(cUinon CH2
C dari plasma (Gambar 44-6). Radikai monodehidroaskorbat vitamin K dengan hanya pemberian diet renda HNCH c=o
yang terbentuk kemudian mengalami reaks, enzimatik atau
tanpa mengahmbat kerja bakteri usus.
nonenzimatik untuk menghasilkan askorbat dan dehidroaskorbat Karbanion glutamat
yang keduanya bukan merupakan radikai.' Vitamin K Adalah Koenzim untuk . 0
Stabilitas radikai bebas tokoferoksil memiliki arti bahwa Karboksilasi Glutamat dalam Modi*1
senyawa mi dapat terus masuk ke dalam sel dan berpotensi memicu Pascasintesis Protein Pengikat Ka*s'u
suatu reaks. berantai. Oleh karena itu, vitamin E iuea dapat, seperti
antioksidan lain, memiliki efek pro-oksidan terutama pada konsentrasi Vitamin Kadalah kofaktor untuk karboksilasi reSdU^ bentuk OH
tinggi. Hal ini dapat Vitamin K hidrokuinon Vitamin K epoksida
pada modifikasi pascasintesis protein untuk nlC|1^.ull[rir
. Sulfhidril
mengapa, meskipun stud,-studi membuktikan adanya keterkaitan asam amino tak-lazim y-karboksi-glutamat (Gla) NADP* , ^MIFTK
antara konsentrasi vitamin E dalam darah dan penurunan ins.dens 44-8). Pada awalnya, vitamin K hidrokuinon 1
Disul
fida EPOKSIDA
aterosklerosis, uji-uji klinis dengan vitamin E dosis tinggi tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
menjadi epoksida, yang mengaktifkan sebu* NADPH Gambar 44-8. Peran vitamin K dalam pembentukan Y-

glutamat di substrat protein menjadi sebuah karboksiglutamat.

Defisiensi Vitamin E yang bereaksi secara nonenzimatis dengan karbon


untuk membentuk y-karboksiglutamat. Vitamin K eP Vitamin K kuinon
direduksi menjadi kuinon oleh reduktase yang D. Pembebasan osteokalsin ke dalam sirkulasi menunjukkan
warfarin, dan kuinon direduksi menjadi hidrkuin'on vitamin K epoksida tidak dapat direduksi, tetapi menumpuk indeks status vitamin D.
oleh reduktase peka-warfarin yang sama atau suatu re dan diekskresikan. Jika vitamin K (sebagai kuinon) terdapat
Pada hewan percobaan, defisiensi vitamin E menyebabkan resorpsi kuinon yang tidak peka-warfarin. Dengan adanya vva dalam diet dcngan jumlah yang cukup, vitamin K ini dapat
janin dan atrofi testis. Defisiensi vitamin E dalam makanan pada wa direduksi menjadi hidrokuinon aktif oleh enzim yang
manusia tidak diketahui meskipun pasien dengan malabsorpsi lemak insensitif-warfarin, dan karboksilasi dapat berlanjut, dengan VITAMIN LARUT-AIR
berat, fibrosis kistik, dan beberapa bentuk penyakit hati kronik o pemakaian stoikiometrik vitamin K dan ekskresi epoksida.
mengidap defisiensi karena mereka tidak mampu menyerap vitamin _ 1 CH3 Vitamin K dosis tinggi adalah antidotum untuk keracunan
atau mengangkutnya, yang memperlihatkan kerusakan saraf dan A warfarin. PENTh! (TIAMIN) BERPERAN KARBOH.DRALfM METABOL,SME
membran otot. Bayi prematur lahir dengan cadangan vitamin yang kv /V x' . / 'Y>H
o >3 Ptotrombin dan beberapa protein lain pada sistem pern-
kurang memadai. Membran eritrosit sangat rapuh akibat peroksidasi Filokuinon bekuan darah (Faktor VII, IX, dan X, dan protein S dan C) enerJ^n'l-t!16 SCntraI daiam merabo,isme penghasil 44-9) T ?.SUSn^ametaboIisme
sehingga terjadi anemia hemolitik. masing-masing mengandung 46 residu y-karboksiglutamat. karbohidrat (Gambar
rnuld-enz^m v* foskt adalah koenzim untuk tiga kompleks
y-Karboksiglutamat mengikat ion kalsium sehingga protein-
piruvat deh vj men8ata^sis reaksi dekarboksilasi oksidatif: 17)'
VOTAMDN K DIBUTUHKAN UNTUK MEMBENTUK protein pembekuan darah dapat berikatan dengan membran.
Ct-ketoo/0^11350 da^am metaboIisme karbohidrat (Bab (Bab 17).
BERBAGAI PROTEIN PEMBEKUAN DARAH Pada defisiensi vitamin K, atau dengan adanya warfarin,
7 Urarat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat Dida m 'l i"
CH3 suatu prekursor abnormal protrombin (praprotrombin) yang aSam eto
^ dehidrogenase rantai bercabang
Vitamin K ditemukan sebagai hasil penelitian terhadap penyebab c=o tidak atau sedikit mengandung y-karboksiglutamat, dan tidak
gangguan perdarahan, penyakit perdarahan (sweet clover) pada hewan dapat mengikat kalsium, akan dilepaskan ke dalam sirkulasi.
OH O masing-m T isoleusin> dan vaJin (Bab 29) Pada karbon
ternak dan ayam yang diberi makan diet bebas-Iemak. Faktor yang hilang CH, CH,
dalam makanan ayam rersebut adalah vitamin K, sementara makanan Vitamin K Juga Penting dalam Sintesis protein
reakdf T* tiamin difosfat menyediakan sebuah
hewan ternak i Hikumarol, suatu antagonis vitamin tersebut. Pengikat-Kalsium Tulang karbanion* Va i 8UgUS tiazo1 membentuk suatu misalnya
OH 0
Menadiol 1
c=o Terapi warfarin bagi wanita hamil dapat menyebabkan piru udian menambah gugus karbonil pad a,
I
ch3 kelainan tulang pada janin (sindrom warfarin janin). Di dekarboksjl^T Sen awa
y tambahan kemudian
Menadiol diasetat tulang terdapat dua protein yang mengandung y- mengalami
(asetomenafton)
karboksiglutamat, osteokalsin, dan matriks tulang protein merupakan ko n men8e,uarkan COr Tiamin trifosfat juga
Gambar 44-7. Vitamer vitamin K. Menadiol (atau menadion) dan menadiol diasetat adalah
Gla. Osteokalsin juga mengandung hidroksiproJin sehingga fosfat (Babunfuk transketolase, pada jalur pentosa
senyawa sintetik yang diubah menjadi menakuinon di hati.
pembentukan nya bergantung Pa<^a vitamin K dan C; selain
itu, sintesisnya diinduksi oleh vitamin
512/ BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS
BAB 44: MIKRONUTRIEN: VITAMIN & MINERAL / 513

H3Cv Koenzim Flavin Adalah Pembawa Elektron Reaksi sebagai:


yVNH* HaC\ O H,C
ch^_n^Y'CH2 cH2OH s'CHych, o p o p o~
CH Oksidoreduksi mg niasin ekuivalen = mg niasin yang sudah ada
N + 1/60 x mg triptofan
V- H* menca
O" O' enzim kup rantai respiratorik mitokondria,
s Karbanion enz,m
kunci dalam oksidasi asam lemak dan Karena sebagian besar niasin dalam sereal tidak dapat
asam
Tiamin difosfat tereduksTcM*s^us asam sitrat. Reoksidasi flavin
Tiamin digunakan secara biologis, jumlah ini tidak diperhitungkan.
Gambar 44-9. Tiam berlang * ** ^ *<siSenasc dan oksidase fungsi-campuran
,f1' tlamin difosfat> clan bentuk karbanit hidronc-SU^v|11C* llU1 Pemkentukan radikai flavin dan flavin NAD Adalah Sumber ADP-Ribosa
suner |,0J V disertai pembentukan intermediat radikai
karena 'Ual'"! aV
Pcrh>droksil serta hidrogen peroksida. Oleh Selain perannya sebagai koenzim, NAD adalah sumber ADP-
oksirl-. . *n k-sdase berperan signifikan 5
dalam stres
Tiamin difosfar memiliki peran dalam hantaran saraf; oksidan total di tubuh. ribosa untuk ADP-ribosilasi protein dan poliADP- ribosilasi
senyawa ini memfosforilasi (sehingga mengaktifkan) kanal nukleoprotein yang berperan dalam mekanisme perbaikan
klorida di membran saraf. Status Nutrisi Tiamin dapat Dini!*11. ^
DNA.
dari Pengaktivan Transketolase Eritr Tidak^ema^lc *QV'n Banya^ D'iumPa'/ tetapi
Defisiensi Tiamin Memengaruhi -_) yang
Sistem Saraf & Jantung Pengaktivan apo-transketolase (protein cnZ' anlbahan terdapat Pelagra Disebabkan oleh Defisiensi Triptofan & Niasin
pada produk haSil lisis eritrosit oleh Pe status tiamin difosfat secara lipid ch ^ r'^^av'n berperan sentral dalam metabolisme
in vitro telah dijadikan >n c nutrisional tiamin. banyak ar X>*lldrat dan defisiensi riboflavin terjadi di Penghe Pelagra ditandai oleh dermatitis fotosensitif. Seiring dengan
Defisiensi tiamin dapat menyebabkan tiga sindrom
^ .
C ara namun
defisiensi ini tidak mematikan karena perkembangan penyakit, timbul demensia dan mungkin
tersendiri: suatu neuritis perifer kronik, beriberi, yang dapat
diare. Pelagra yang tidak diobati dapat menyebabkan
berkaitan atau tidak dengan gagal jantung dan edema; VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN) BERPE^^ riboflavin*1^30 nbo.flavin di Jaringan sangat efisien. Defisiensi lidah
d !Canda* ^1 ^e^sis, deskuamasi dan peradangan dengan n kematian. Meskipun etiologi nutrisional pelagra telah
beriberi pernisiosa (fulminan) akut (beriberi shoshin) dengan PENTING DALAM METABOLISME dipastikan, dan triptofan atau. niasin meneegah atau
gejala yang predominan berupa gagal jantung dan kelainan PENGHASIL-ENERGI ' seboroik. Status gizi riboflavin dinilai
Clmat t s

glutation reduktase eritrosit menyembuhkan penyakit ini, namun faktor tambahan,


metabolik tanpa neuritis perifer; dan ensefalopati Wernicke termasuk defisiensi riboflavin atau vitamin B 6 (keduanya
Riboflavin menyediakan gugus-gugus reaktif koenzinj
disertai psikosis Korsakoff, yang terutama berkaitan diperlukan untuk membentuk nikotinamida dari triptofan)
mononukleotida (FMN) dan flavin adenin dinu (FAD)
dengan penyalahgunaan alkohol dan narkotik. Peran tiamin yang ditambahkan in dapat berperan penting. Pada sebagian besar ledakan kasus
(Gambar 44-10). FMN dibentuk oleh . 0je|1 riboflavin vitro.
difosfat dalam piruvat dehidrogenase memiliki arti bahwa pelagra, wanita dua kali lebih banyak terkena daripada pria,
dependen-ATP, sementara FAD disintesis o ^ reaksi lebih lanjut
pada defisiensi terjadi gangguan perubahan piruvat menjadi
dengan ATP dengan gugus AA' dipindahkan ke FMN. Sumber
NIASIN BUKAN SUATU VITAMIN SEJATI yang mungkin diakibatkan inhibisi metabolisme triptofan
asetil KoA. Pada orang dengan diet karbohidrat yang relatif oleh metabolit-metabolit estrogen.
utama Niasin ditemukan sebagai nutrien sewaktu penelitian tentang
tinggi, hal ini menyebabkan meningkatnya kadar laktat dan riboflavin
piruvat plasma, yang dapat menyebabkan asidosis laktat yang pelagra dilakukan. Niasin bukan suatu vitamin sejati kar^ zat
mengancam jiwa. makanan adalah susu dan produk susu. Selain i cU
Pelagra Dapat Terjadi Akibat Penyakit Meskipun Asupan
warnanya yang kuning terang, riboflavin sering dig sebagai ini dapat disintesis dalam tubuh dari asam amino csen^
triptofan. Dua senyawa, asam nikotinat dan nikotinaiti Triptofan & Niasin Memadai
zat aditif makanan.
memiliki aktivitas biologis niasin; fungsi metabl ^ adalah Sejumlah penyakit genetik yang menyebabkan gangguan
sebagai cincin nikotinamida pada koenzim N dan NADP metabolismetriptofandilaporkan berkaitan dengan timbulnya
dalam reaksi oksidasi/reduksi (Gambar 44- pelagra meskipun asupan triptofan dan niasin tampaknya
Sekitar 60 mg triptof an setara dengan 1 mg niasin da am memadai. Penyakit Hartnup adalah penyakit genetik yang
makanan. Kandungan niasin dalam makanan dinyatakan jarang dijumpai. Pada penyakit ini terjadi gangguan pada
mekanisme pengangkutan triptofan di membran sel sehingga
OH OH OH ?H2~CH
OH OH OH O terjadi malabsorpsi di usus dan kegagalan mekanisme
CH CH ~ III II resorpsi di ginjal yang menyebabkan pengeluaran sejumlah
H,c CH2CHCHCH CH,OP O'
Asam nikotinat besar triptofan dari tubuh. Pada sindrom karsinoid, terjadi
H3CNf^YNYNT ^\^CONH2
H~C H3C^K"T N metastasis tumor sel enterokromafin di hati yang menyintesis
3
o Nikotinamida 5-hidroksitriptamin. Produksi 5-hidroksitriptamin yang
Riboflavin FMN berlebihan dapat membentuk 60% dari metabolisme triptofan
OH OH OH O O
total tubuh dan menimbulkan pelagra karena terjadi
NH,
CH2-CH-CH-CH CH2 O p
~~'P\ _0_CH
pengalihan yang menghindari sintesis NAD.
N
O J
H.C Niasin Bersifat Toksik Jika Berlebihan
Asam nikotinat digunakan untuk mengobati hiperlipidemia n J,ka
HoC
OH OH digunakan dalam kisaran 1-6 g/hari dapat
FAD
Gambar 44.-11 Niasin (asam nikotinat dan nikotinamida) dan nikotinamj(ja adenin dinukleotida (NAD).
dinuldeotida ^f^',:,of,aVln dan koenzim flavin mononukleotida (FMN) dan flavin adenin
Tanda bintang menunjukkan tempat fosforilasi pada NADP.
BAB 44: MIKRONUTRIEN: VITAMIN & MINERAL / 515

Terdapat Tiga Enzim Dependen-Vitamin B12


514/ BAGIAN VI: TOPIK KHUSUS
CH2CONH2 Metilmalonil KoA mutase, leusin aminomutase, dan
CH,CH2CONH2
2OH
CH 2C metionin sintase (Gambar 44-14) adalah enzim yang
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan flushing serta
CHj
OH
T 1 /oH dependen pada vitamin B,,. Metilmalonil KoA dibentuk
iritasi kulit. Asupan asam nikotinat dan nikotinamida yang KINASE o-poch ^>Y 2 H2NCOCH2CH2
sebagai zat perantara dalam katabolisme valin dan olch
melebihi 500 mg/hari juga menyebabkan kerusakan hati. HOCH2V1^OH FOSFATASE | l=^CH3 H,NCOCH
karboksilasi propionil KoA yang berasal dari katabolisme
N"^CH Piridoksir>
VITAMIN B6 PENTING DALAM 3
CH2CH2CONH2 isoleusin, kolesterol, dan (jarang) asam lemak dengan jumlah
METABOLISME ASAM AMINO & atom karbon ganjil. Senyawa ini juga terbentuk secara
Piridoksin
langsung dari propionat, produk utama fermentasi mikroba
GLIKOGEN, JUGA DALAM KERJA O' HC=
HC= dalam hewan pemamah biak. Metilmalonil KoA mengalami
HORMON STEROID I I /H
0 HOCH2 o POCH2^>^Y
penyusunan kembali yang dependen-vitamin Bp menjadi
Terdapat enam senyawa yang memiliki aktivitas vitamin B(i I^OH FOSFATASE
n i- suksinil KoA, yang dikatalisis oleh metilmalonil KoA mutase
;fat
(Gambar 44-12): piridoksin, piridoksai, piridoksamin, ''N'^CHJ piridoksa* (Gambar 20-2). Aktivitas enzim ini sangat berkurang
dan turunan 5-fosfatnya. Koenzim aktif adalah piridoksai 5- Piridoksai
pada defisiensi vitamin B|2, yang menyebabkan akumulasi
fosfat. Sekitar 80% vitamin B(> total dalam tubuh adalah f metilmalonil KoA dan ekskresi asam metilmalonat dalam
H3c C O P = O iJ-r/^r^CH3 urine, yang menjadi alat untuk menilai status nutrisional
piridoksai fosfat di otot, sebagian besar berkaitan dcngan 0 H
1aminotransfehaseJi
> ^ X JL
glikogen fosforilase. Bentuk ini tidak dapat digunakan pada CH2NH2 KINASE I o
HOCH2 1
POCH2 O HO N'^^CH3 vitamin B,,.
keadaan defisiensi, tetapi dibebaskan jika terjadi kelaparan, saat I^OH FOSFATASE
1 -\ o
Defisiensi Vitamin B12 Menyebabkan
cadangan glikogen terkuras, dan kemudian dapat digunakan, N^-CHa CH2nH
terutama di hati dan ginjal untuk memenuhi peningkatan Piridoksamin
2
HOCH Anemia Pernisiosa
I /OH
kebutuhan glukoneogenesis dari asam amino. Anemia pernisiosa terjadi jika defisiensi vitamin B]2
"CC
Gambar 44-12. Interkonversi berbagai vitamer vitarr
Gambar 44-13. Vitamin B,2. Empat tempat koordinasi di ato kobalt sentral diikat oleh atom
mengganggu metabolisme asam folat yang menyebabkan
nitrogen cincin korin, dani sa ^ oleh nitrogen nukleotida dimetilbenzimidazol. Tempat koor inasi
Piridoksam'f1 fsf defisiensi folat fungsional. Hal ini mengganggu eritropoiesis
Vitamin B6 Memiliki Beberapa Peran dalam keenam mungkin ditempati oleh: CN~ (sianokobalamin), (hidroksikobalamin), H
sehingga prekursor imatur eritrosit dibebaskan ke dalam
vitro, dan .O(akuokobalamin),CH,(metilkobalamin , atau 5'-deoksiadenosin (adenosilkobalamin).
Metabolisme
oleh piridoksai fosfat yang ditambahkan secara m sirkulasi (anemia megaloblastik). Penyebab tersering anemia
Piridoksai fosfat adalah suatu koenzim bagi banyak enzim yang dinyatakan sebagai koefisien pengaktivan.

You might also like