You are on page 1of 23

Diabetes Gestasional ( Diabetes Dalam Kehamilan )

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai
tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin
atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini
merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis
sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami
DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi
glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam
post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi
glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai
di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa
yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar
glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test
tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan
dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi
glokusa,25%kemungkinan akan berkembang menjadi DM gestasional merupakan keadaan yang perlu
ditangani dengan professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating,
juga saat persalinan.
Diabetes Gestational merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama kehamilan
tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal
penting selama kehamilan. Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes mellitus
pada kehamilan dapat berlanjut mengidap diabetes mellitus setelah persalinan. Disarankan agar setelah
persalinan pemeriksaan gula darah diulang secara berkala misalnya setiap enam bulan sekali.
Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup rawan
untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila
terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Akhir dari kehamilan penderita DM dapat dibuat lebih aman apabila
ditangani dengan penatalaksanaan yang tepat, perawatan yang optimum meliputi inisiasi terapi intensif
sebelum konsepsi. Pasien-pasien ini memerlukan diagnosis dan penatalaksanaan prenatal yang khusus.
Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah riwayat keguguran berulang, pernah
melahirkan bayi yang beratnya sama dengan atau melebihi 4000 g, pernah mengalami preeklamsia
(keracunan kehamilan), atau pernah melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas atau bayi dengan cacat
bawaan.
Selain itu yang juga merupakan faktor risiko adalah usia ibu hamil yang melebihi 30 tahun, riwayat
diabetes mellitus dalam keluarga, serta pernah mengalami diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya.

B. RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana Patofisiologi terjadinya DM pada masa kehamilan
- Bagaimana Proses asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan DM

C. TUJUAN
- Untuk mengetahui bagaiman asuhan kebidanan DMG pada kehamilan
- Untuk mengetahui apa itu DMG dalam kehamilan
- Untuk mengetahui patofisiologi DMG dalm kehamilan

BAB II
TINJAUAN TEORI
DIABETES MELLITUS DALAM KEHAMILAN
( DIABETES GESTASIONAL )
A. PENGERTIAN

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa.


Suatu Intoleransi karbohidrat ringan ( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat yang terjadi atau
diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
Penyakit kelainan metabolisme, dimana penderita tidak bias secara otomatis mengendalikan tingkat
glukosa dalam darahnya.

Berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu
mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan
hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis
sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.

B. ETIOLOGI
DMG disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan sebagian kecil atau
sebagian besar sel sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas yang bekarja menghasilkan insulin.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan janin dan
persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan produksi insulin yang mengakibatkan
hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang timbul dalam kehamilan ).

C. TANDA DAN GEJALA


Sering kencing pada malam hari ( polyuria )
Selalu merasa haus ( polydipsia)
Selalu merasa lapar ( polyfagia )
Selau mersa lelah atau kekurangan enrgi
Penglihatan menjadi kabur
Hyperglaisimia ( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )
Glaikosuria ( glukosa dalam urine )
Mata kabur
Pruritus vulva.
Ketonemia.
BB menurun
Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
Gula darah puasa > 126 mg/dl.

D. KLASIFIKASI

1. Diabetes mellitus yang tergantung pada insulin ( Tipe 1/ Id DM )


Biasanya terdapat pada orang yang masih muda. Gejalanya terjadi dengan tiba tiba . kadar glukosa darah
yang tinggi.
2. Diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin ( Tipe 2 / NID DM)
Biasanya terdapat pada orang yang usianya > 40 tahun , terjadi secara perlahan lahan , dan kemungkina
tidak ada tanda atau gejala , biasanya terdapat pada orang gemuk , usia lanjut dan tidak aktif.
3. Diabetes tipe lain.
4. Diabetes mellitus gestasional (DMG) yaitu diabetes yang hanya timbul dalam kehamilan.
Tabel. klasifikasi insulin

TIPE 1 ( DEPENDEN TIPE 2 ( NON DIPENDEN


KARAKTERISTIK
INSULIN ) INSULIN )
Lokus genetic Kromosom 6 Tidak diketahui
Onset umur < 20 tahun Umur > 40 tahun
< 40 tahun
Habitus Normal,terjadi pemborosan Gemuk
energi
Insulin plasma Insulin rendah/tidak ada/ Tinggi.resistensi terhadap
kurang insulin tinggi
Glucagon Konsentrasi tinggi dapat Konsentrasi tinggi ,
diturunkan resistensinya juga tinggi
Komplikasinya reaksi Ketoasidosis hyperosmoler sampai koma
kortison terhadap terapi bereaksi dapat bereaksi
insulin
Sulfonil- urea tidak bereaksi bereaksi dengan baik

E. SKRINING
Fourth International Workshop-Conference on Gestational Diabetes: Merekomendasikan skrining untuk
mendeteksi Diabetes Gestasional :

1. Risiko Rendah :

Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :

Angka kejadian diabetes gestational pada daerah tersebut rendah


Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat
Usia < 25 tahun
Berat badan normal sebelum hamil
Tidak memiliki riwayat metabolism glukosa terganggu
Tidak ada riwayat obstetric terganggu sebelumnya

2. Risiko Sedang :
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24 28 minggu terutama pada wanita dengan ras Hispanik,
Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
3. Risiko Tinggi : wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami glukosuria (air seni
mengandung glukosa).
Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis maka pemeriksaangula
darah diulang pada minggu 24 28 kehamilan atau kapanpun ketika pasien mendapat gejala yang
menandakan keadaan hiperglikemia (kadar gula di dalam darah berlebihan

F. KOMPLIKASI

Tekanan darah tinggi, preeclampsia dan eclampsia.


Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah yang tinggi selama
kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk terkena preeclampsia dan eclampsia,
yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan yang menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala lain,
yang dapat membahayakan ibu maupun sang buah hati.

Diabetes di kemudian hari.


Jika mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar akan mengalami kembali pada kehamilan
berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari. Akan tetapi
dengan mengatur gaya hidup seperti makan makanan yang bernutrisi & berolahraga dapat mengurangi
resiko terkena diabetes tipe 2 nantinya. Untuk wanita dengan riwayat gestational diabetes, yang berhasi
menurunkan berat badan hingga ideal setelah melahirkan, maka resikonya untuk terkena diabetes tipe 2
hanya kurang dari 1 per 4 wanita.

Komplikasi pad maternal Komplikasi pada janin


Hipertensi 10-20 % Kematian perinatal tinggi
Hidraamnion 20-25% Kelainan congenital 6 %
Bakteriuria 7-10 % Makrosomia
Persalinan distosia 10-15 % Kematian intra uterin
Kematian maternal jarang Abortus berulang / tanpa sebab
Gangguan vaskuler sehingga Respiratory distress syndrom
menimbulkan : preeclampsia
Dapat terjadi infertilitas Janin makrosomia cenderung
Emesis dan hyperemesis berat menyebabkan pertolongan persalinan
operatif transoabdominal
Dampak lain kolestrol tinggi dan pertolongan persalina pervaginam
hypertensi adalah : yang paling berbahaya adalah distosia
Retinopati bahu.
Nefropati
Neuropath
ateroskelosis

G. PATOFISIOLOGI

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana
jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek
insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar
insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu
terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang
pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap
melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.
Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti
estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia
yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat
sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam
kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia
tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin,
sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana
jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek
insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar
insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut
terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi).
Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

H. FAKTOR RESIKO
a. Factor kebidanan

Beberapa kali keguguran


Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas.
Riwayat pernah melahirkan anak dengan cacat bawaan.
Pernag pre-eklampsi
polihidramnion

b. Factor ibu

Umur ibu hamil lebih dari 30 tahun


Riwayat DM dalam keluarga
Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
Infeksi saluran kemih yang berulang-ulang sebelum hamil.

I. PENGARUHNYA

Terhadap kehamilan Terhadap persalinan Terhadap nifas

Hyperemesis gravidarum kegiatan otot rahim dan usaha Lebih sering mengakibatkan
Pemakaian glikogen meneran mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis yang
bertambah pemakaian glukosa lebih menghambat luka jaln lahir ,
Meningkatnya metabolism banyak , sehingga dapat terjadi baik rupture perineum maupun
basal hypoglikemia , apabila disertai lika episitiomi

Sebagian insulin ibu dengan muntah muntah.

dimusnahkan oleh enzim


insulin dalam plasenta

J. PENATALAKSANAAN

a) Pengelolaan medis
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama didasari atas
pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan
kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila
mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada
penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
Kalori kegiatan jasmani 10-30%
Kalori untuk kehamilan 300 kalor
Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB

Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia,
yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin
harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu
seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500
kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
Mencegah episode hipoglikemia
Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan
alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat
dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8
minggu sekali.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5
kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi
awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus
preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human
insulin) dapat menyebabkan
terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta
(placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.
Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan
diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan
antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan.
Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat
diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI
b). Pengelolaan obstetrik
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah,
pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan
kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin.
Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri :
NST USG serial
Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda
gawat janin.
Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan
janin terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio
sesarea.
Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42
mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.
Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih dahulu untuk
memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti
glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG
dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).

PENGKAJIAN DENGAN MANAJEMEN VARNEY


(ASUHAN KEBIDANANNYA)

1. PENGUMPULAN DATA
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif berupa data focus yang di butuhkan untuk menilai keadaan
ibu sesuai kondisinya menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
a. Data subjektif
Biodata ibu dan suami
a) Nama ibu
Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih mudah untuk berkomunikasi.
b) Nama suami
Untuk mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan
c) Umur ibu
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk berisiko pada kehamilan ini apabila dilihat dari aspek umur. Ibu
hamil yang lebih berbahaya dengan DMG yaitu ibu primi tua atau ibu yang berumur > 35 tahun.
d) Agama ibu dan suami
Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya, adakah kepercayaan terkait kehamilan.
e) Suku bangsa ibu
Untuk mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dan
kebiasaan-kebiasaan yang dianut.
f) Pendidikan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga memudahkan dalam pemberiaan informasi
dan konseling.
g) Pekerjaan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu dan suami dan pengaruhnya terhadap ekonomi
keluarga sehingga memudahkan dalam pemantauan gaya hidup dari ibu.
h) Alamat ibu dan suami
Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta lingkungan disekitar tempat tinggal ibu.
i) No tlp/hp ibu dan suami
Untuk memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada masalah.
Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu yang dapat menunjang diangnosa ibu mengalami DMG
seperti sering kencing, cepat haus.untuk mengetahui hal patologis dalam kehamilan yang dirasakan oleh
ibu. Misalnya : ibu dengan DM sering merasakan polyfagi ( ibu sring merasa lapar), polyuri (sering
kencing), polydipsi (sering mersa haus). Hal ini di karenakan ibu hamil dengan DMG terjadi perubahan
fisiologis, juga terjadi perubahan jumla atau fungsi yang abnormal terhadp insulin. Sehingga terjadi juga
perubahan kinetika serta resistensi terhadap insulin yang mengakibatkan komposisi sumber energy dalam
plasma ibu rendah ( kadar gula darah tinggi dan kadar insulin juga tetap tinggi)

Poliuri (banyak kencing)


Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal
terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit
sehingga klien mengeluh banyak kencing.
Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk
mengimbangi klien lebih banyak minum.
Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk
memenuhinya klien akan terus makan.
Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada
pembuluh darah.

Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah
dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu
lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan
makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM
walaupun banyak makan akan tetap kurus

Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena
insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.

Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui kapan pasien menarche, sejak kapan ibu tidak mendapatkan haid haid.pola haid, teratur
apa tidak. Hai ini penting untuk diagnosiss. Karena untuk kepentingan mengukur umur kehamilan ibu dan
menghitung tapsiran persalinannya..

Riwayat persalinan yang lalu


- Riwayat ini sangat penting untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah
hamil, jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah atau tidak abortus. umur
kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi
saat lahir

- jenis kelamin anak, jenis persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak sekarang serta umur
anak sekarang.
- untuk mengetahui bagaimana riwayat persalinan ibu sebelumnya, misalnya pada ibu dengan DMG
komplikasi pada janin megakibatkan janin menjadi besar (makrosomia), janin mati, atau kelainan
congenital.
Makrosomia adalah bayi dengan berat badan > 4000gr hal ini dikarenakan

- Terjadi akibat hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin, diantaranya, hiperglikemi, kelebihan asam
amino, asamlemak berlebihan,
- Kompensasi dari sel beta pancreas untuk mengeluarkan insulin sehingga overnutrisi dapat diubah menjadi
bentuk anabolic janin
- Metabolism alam bentuk anabolic terjadi sema bagian janin kecuali otaknya
Kelainan congenital adalah cacat bawaan
- Perubahan metabolism ibu hamil yang menyebabkan hiperglikemia, hiperketosis bahkan dapat terjadi
hipoglikemia. Dengan demikian, sumber energy janin tidak mampu menentu sehingga dalam
pertumbuhannya kekurangan FUEL MEDIATOR
- Dalam keadaan tertentu glikolisis terganggu. Bil gangguan terjadi sejak umur 7 minggu, pada saat
organogenesis, ganguan pembentukan organ dan kelainan congenital apat terjadi
- Konsentrasi glycosylated haemoglobin yang merupakan bentuk radikal glukosa sangat memengaruhi
kejadian kelainan congenital
- Glikosil adalah bentuk radikal dari glukosa yang berkaitan dengan hemoglobin. Glikosil bentuk
glycosylated hemoglobin yang tidak efektif menghantarkan o2
- Untuk mengurangi kemungkinan kelainan congenital dapat diberikan asam folik setiap hari sekitar 4-5 mg.
asam foliat dapat diberikan mulai saat terlambat menstruasi
Kematian Janin dalam rahim
Kadar glukosa maternal yang tidak stabil bisa menyebabkan terjadinya janin mati dalam rahim, yang
merupakan kejadian khas pada ibu dengan diabetes.

Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan yang lalu, untuk mengidentifikasi adakah ibu pernah menderita penyakit DM
- Riwayat kesehatan sekarang, untuk mngetahui apakah ibu menderita DM

Riwayat kesehatan keluarga


Perlu ditanyakan karena ada kemungkinan ada keluarga yang mempunyai riwayat DM

Riwayat kontrasepsi
Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan ibu, berapa lama dan apakah ada
keluhan seelama memakai alat kontrasepsi.
Misalnya pada pil KB kombinasi hormone estrogen dan progestin lebih cenderung menyebabkan perubahan
dalam control glukosa darah sehingga pada ibu DM tidak bole di gunakan karena akan menyebabkan
semakin tingginya gluosa dalam darah ibu.

Riwayat Psiko social


a). biologis
- Pola nutrisi
Untuk mengetahui status gizi ibu dan riwayat nutrisinya, pola nutrisi, jenis dan porsi makan ibu, pola
minum ibu berapa gelas sehari dibnadingkan dengan sebelum dan saat hamil. Biasanya ibu hamil dengan
DMG akan mengeluh polidipsi banyak minum dan polyphogie banyak makan.
Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada ibu hamil.misalnya pada ibu penderita DMG :

Kalori basal 25 kal/kgBB ideal


Kalori kegiatan jasmani 10-30%
Kalori untuk kehamilan 300 kalor
Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu
siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge,
ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan
kolesterol darah.
- Pola eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada keluhan atau masalah dengan pola BAK maupun BAB. Untuk ibu hamil
dengan DMG maka biasanya akan timbul keluhan sering kencing polyuri sehingga disini diamati frekuensi
kencing ibu.

b). Psikologis
untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu mengalami
DMG.

b. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu, mempengaruhi kondisi
kesehatan ibu secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan tampak cemas, gelisah.
- Keadaan Umum
Untuk mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak
- Kesadaran
Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien
- Keadaan Emosional

Untuk mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien dalam keadaan stabil atau
tidak
- TTV ( Tanda tanda Vital )
Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan yang dirasakan
ibu
Sebagian ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan metabolic berupa
ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa ketidakmampuan tubuh
memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin berperan besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa
akan direspon kelenjar pancreas dengan memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa
masuk kedalam sel, insulin juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di hati dalam bentuk
glikogen. Akibat diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan
mengganggu system hormone Renin Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan
cairan tubuh. Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh darah
mengerut sehingga darah menjadi tinggi.
- Berat badan dan tinggi badan
untuk mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai pendeteksi utama untuk
mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang cepat akan menimbulkan komplikasi
DMG.

Pemeriksaan sistematis dan ginekologi


- Abdomen ( Palpasi )
Dasar : Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini perlu pemeriksaan janin
melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraa janin.serta dilakukan leopold.

- Anogenital
Pemeriksaan dilakukan apabila ibu mengalami keluhan yang berhubungan alat reproduksinya.misalnya
pada ibu DMG mengalami infeksi saluran kemih yang diakibatkan karena perubahan sistem imunitas atau
pertahanan tubuhnya, juga mereka yang menderita penyakit yang menekan sistem daya tahan tubuh

Pemeriksaan penunjang
Hal ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang lebih pasti.dan Pemeriksaan yang
diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk
mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia.

- Periksaan urine lengkap


Dasar : untuk untuk mengetahui apakah ada kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.

- Pemeriksaan darah .
Dasar : contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi adanya DM atau tidak

- Periksa kadar kolesterol trigliserida


Dasar : karna makan yang banyak mengandung kolesterol harus dikurangi pada wanita hamil karna ini hany
memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.

- Pemeriksaan infeksi TORCH


Dasar : untuk mendeteksi apakah ibu hamil tersebut mengalami infeksi pada trimester petama, karena
apabila terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.
2. INTERPRETASI DATA DASAR

Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah terhadap maslah atau diagnose dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang dikumpulkan.
Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam lengkap praktik
kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur kebidanan.
1. Ibu hamil
2. G..A..P..A..H..
3. Usia kehamilan
4. Anak hidup
Dasar : Dikatakan anak hidup apabila saat kita lakukan pemeriksaan DJJ dengan Lineck terdengar DJJ,
dan ibu mersakan pergerakan janin.

5. Intrauterine
Dasar : Karna pada saat dilakukan palpasi leopold ibu tidak merasakan nyeri atau sakit.

Pada ibu dengan DM janin akan mengalami Intrauterine growth retardation yaitu
o Diabetes meletus yang lama diderita dapat menimbulkan gangguan vaskularisasi dan aterosklerosis umum
sehhingga dapat menimbulkan gangguan vaskularisasi menuju plasenta dengan akibat :
- Gangguan aliran nutrisi menuju janin meskipun terjadi konsentrasi tinggi dalam darah maternal
- Gangguan pertukaran O2/CO2 sehingga mengalami kekurangan O2 dan kelebihan CO2 dan menimbulkan
asidosis
o Akibat terjadinya kekurangan nutrisi menahun dan asfiksia kronis, sehingga menimbulkan gangguan
tumbuh-kembang janin dalam bentuk intrauterin growth retardation

o Bayi dapat lahir dengan berat lahir rendah simetris atau asimetris.
- Penyulit/komplikasi ditulis dengan DMG

6. Letkep
7. Anak tunggal
8. Kedaaan jalan lahir baik
9. KU ibu dan janin baik.
Dasar : - Inspeksi
Lihat apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan ditemukan TFU lebih tinggi
dari
- Palpasi
Leopold, dan TBBJ yang ditemukan akan besar. Karna bayi biasanya makrosomia
- Auskultasi
Disini perlu pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau kesejahteraa janin.

Masalah
Kemungkinan masalah yang timbul adalah DIABETES MELETUS GESTASIONAL
Dasar :
adanya gejala polydisi, polyfagi, polyuri
lonjakan berat badan ibu tang tinggi, yang dilihat dari pada saat pemeriksaan IMT yang ukurannya > 23 cm
setelah dilakuka tes glukosa urin ditemukan, glukosa urinnya positif

kebutuhan
Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu harus diketahui oleh ibu tapi tidak
dirasakn oleh ibu hamil. Hal yang dibutuhkan oleh ibu hamil dapat berupa informasi/tindakan.

- KIE tentang penyakit DMG


Penjelasan apa itu DMG, penyebabnya, faktor resiko, komplikasi, patofisiologi, pencegahan, dan
penatalaksanaannya.
- Menjelaskan ibu tentang pemenuhan nutrisi (program diet)
Misalnya bagaimana pola makan yang bernutrisi seimbang, untuk mengontrol gula darah ibu, agar tidak
semakin tinggi.
- Olah raga
Olahraga akan menurunkan kadar gula darah dengan cara menstimulasi tubuh untuk memindahkan glukosa
kedalam sel, untuk digunakan sebagai sumber

energi. Olahraga juga akan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, sehingga tubuh akan
memproduksi insulin dalam jumlah lebih sedikit untuk mengangkut gula. Dan sebagai tambahan, olahraga
secara teratur juga akan membantu menghilangkan beberapa ketidak nyamanan yang sering terjadi saat
kehamilan, seperti : nyeri pada punggung, kram pada otot, bengkak, konstipasi & kesulitan untuk tidur.
3. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa atau masalah dituntut untuk memikirkan masalah atau
diagnosa potensial yang merupakan akibat dari masalah/diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa
atau masalh potensial ini benar-benar terjadi.

Masalah potensial / diagnosa potensial :


Diagnose potensial pada kasus Diabetes Mellitus Gestasional
- Komplikasi pada janin
- Komplikasi pada ibu

1. Komplikasi pada janin

Sebagian besar wanita yang mengalami gestational diabetes dapat melahirkan bayi yang sehat. Akan tetapi,
gestational diabetes yang tidak di monitor dengan baik dapat mengakibatkan kadar gula darah yang tidak
terkontrol & akan menyebabkan masalah kesehatan pada sang ibu & bayi nya kelak, termasuk kemungkinan
untuk melahirkan dengan cara operasi cesar. Berikut adalah beberapa resiko yang dapat terjadi akibat
gestational diabetes

Bayi lahir dengan berat berlebih.


Dasar : Kadar glukosa yang berlebih dalam darah dapat menembus plasenta, yang mengakibatkan pankreas
bayi akan memproduksi insulin berlebih. Hal ini dapat menyebabkan bayi tumbuh terlalu besar
(macrosomia). Bayi yang terlalu besar dapat mengakibatkan terjepit ketika melewati jalan lahir, yang
beresiko untuk terjadinya luka saat lahir atau membutuhkan operasi cesar untuk melahirkannya.

Lahir terlalu awal & sindrom sulit untuk bernafas.


Dasar : Ibu dengan kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan resiko untuk melahirkan sebelum
waktunya. Atau dapat juga dokter yang menyarankan demikian, karena bayinya tumbuh terlalu besar. Bayi
yang dilahirkan sebelum waktunya dapat mengalami sindrom sulit untuk bernafas. Bayi yang mengalami
sindrom tersebut memerlukan bantuan pernafasan hingga paru-parunya sempurna. Bayi yang ibunya
mengalami gestational diabetes juga dapat mengalami sindrom sulit untuk bernafas meskipun dilahirkan
tepat waktu.

Kadar gula darah rendah (hipoglikemia).


Dasar : Terkadang, bayi dari ibu yang mengalami gestational diabetes mempunyai kadar gula darah yang
rendah (hipoglikemia) setelah dilahirkan, karena kadar insulin dalam tubuhnya yang tinggi. Hipoglikemia
berat yang dialami oleh bayi, dapat mengakibatkan kejang pada bayi. Pemberian nutrisi secara cepat &
terkadang juga dengan pemberian cairan glukosa secara intra vena dapat mengembalikan kadar gula darah
bayi kembali ke normal.

Bayi kuning (jaundice).


Dasar : Warna kekuningan pada kulit & bagian putih dari mata ini dapat terjadi bila hati bayi belum
berfungsi dengan sempurna untuk memecah zat yang bernama bilirubin, yang secara normal terbentuk
ketika tubuh mendaur ulang sel darah merah yang tua ataupun rusak. Meskipun jaundice tidak
menimbulkan kekhawatiran, tetapi pengawasan secara menyeluruh tetap diperlukan.

2. Komplikasi terhadap ibu

Tekanan darah tinggi, preeclampsia dan eclampsia.


Dasar : Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah yang tinggi
selama kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk terkena preeclampsia dan
eclampsia, yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan yang menyebabkan naiknya tekanan darah &
gejala lain, yang dapat membahayakan ibu maupun sang buah hati.

Diabetes di kemudian hari.


Dasar : Jika mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar akan mengalami kembali pada
kehamilan berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari. Akan
tetapi dengan mengatur gaya hidup seperti makan makanan yang bernutrisi & berolahraga dapat
mengurangi resiko terkena diabetes tipe 2 nantinya. Untuk wanita dengan riwayat gestational diabetes, yang
berhasi menurunkan berat badan hingga ideal setelah melahirkan, maka resikonya untuk terkena diabetes
tipe 2 hanya kurang dari 1 per 4 wanita.

Retinopati
Dasar : gangguan penglihatan pada ibu hamil trtjadi karna :
- Ekstravasi cairan yang menimbulkan edema
- Terjadi kistik maskularvedema pada kombinasi :
a. Hyperglikemia
b. Proteinuria
c. Hypertensi
Pengobatannya : fotokoagulasi dengan lancar

Nefropati
: a. Ibu hamil dengan DM kelas F , ada kemungkinan mempunyai dasar penyakit ginjal sebelumnya ( 5- 10 % )
b. Proteinuria pada TM 1 300 mg / 24 jam , dapat meningkat pada TM 2

c. Komplikasi yang mungkin timbul :


- Hypertensi semakin meningkat
- Terjadi preeklamsia dan eklampsia

Neuropati
: a. Dengan hilangnya cairan akibat polyuria, termasuk juga vitamin yang larut dalam air : - Golongan
vitamin B kompleks
- Vitamin C yang dapat menimbulkan gangguan neurologis pada ibu hamil
b. Diperlukan tambahan vitamin yang larut dalam air , sehingga dapat mengurangi keluhan neurologis .

4. TINDAKAN SEGERA

Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal, sehingga nyawa ibu dan janin
dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa merupakan intervensi langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan
hasil kolaborasi dengan profesi lain.
Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien DMG antara lain dengan tetap mengutamakan pengaturan
diet diabetes. Apabila kadar gula darah masih terlampau tinggi baru dapat dipertimbangkan pemberian
terapi insulin dengan kolaborasi dengan dokter kandungan. Obat tambahan lain bisa dengan suplemen
vitamin dan mineral untuk menjaga kondisi tubuh pasien.
Jadi kita harus mengnformasikan hal-hal apa saja yang harus dilakukan ibu agar menghindari atau
mencegah komplikasi yang lebih parah lagi. Misalnya Bidan mengajari ibu bagaimana cara mengatur
kebutuhan nurtisi ibu agar kadar gula darah ibu tidak semakin tinggi

5. INTERVENSI
Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kepada diagnosa, serta kebutuhan yang telah
sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan.
Mandiri ( Rencana Tindakan yang dilakukan oleh Bidan )
A. Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada ibu dengan diabetes yaitu :
a. Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal.
Dasar : Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan kalori.
b. Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
Dasar : Membantu dalam mengevaluasi pemahaman pasien tentang aturan diet.
c. Tinjau ulang dan berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada penatalaksanaan
diabetic.
Dasar : Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu membutuhkan perubahan besar selama gestasi
memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi.
d. Tinjau ulang tentang pentingnya makanan yang teratur bila memakai insulin.
Dasar : Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia , sesudah makan dan kelaparan.
e. Perhatikan adanya mual dan muntah khususnya pada trimester pertama.
Dasar : Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat yang dapat mengakibatkan
metabolisme lemak dan terjadinya ketosis.
f. Kaji pemahaman stress pada diabetic.
Dasar : Stress dapat mengakibatkan peningkatan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan insulin.
g. Ajarkan pasien tentang metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri.
Dasar : Kebutuhan insulin dapat dinilai berdasarkan temuan glukosa darah serum secara periodik.
h. Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala serta kepentingan hipo atau hiperglikemia.
Dasar : Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan berat pada trimester pertama karena peningkatan
penggunaan glukosa dan glikogen oleh ibu dan perkembangan janin. Hiperglikemia berefek terjadinya
hidramnion.
i. Instruksikan untuk mengatasi hipoglikemia asimtomatik.
Dasar : Pengguanaan jumlah besar karbohidrat sederhana untuk mengatasi hipoglikemi menyebabkan nilai
glukosa darah meningkat.
j. Anjurkan pemantauan keton urine.
Dasar : Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan dengan ketonuria, menandakan kebutuhan terhadap
peningkatan karbohidrat.
k. ANC teratur
dasar : untuk memantau kesejahteraan janin

B. Penaganan pada bayi . Adapun penatalaksanaan umum yang dilakukan adalah:

Periksa kadar gula darah bayi segera setelah lahir. Selanjutnya, control setiap jam sampai kadar gula darah
normal dan stabil.
Jika kondisi bayi baik, berikan minuman setelah 2-3 jam kelahiran. Jika bayi sulit mengisap, beri makanan
melalui intravena.
Mengatasi hipoglikemia dengan cara memberi infuse glukosa 10% injeksi bolus glukosa kadar tinggi harus
dihindarkan karena dapat menyebabkan hiper insulinemia.
Kolaborasi ( Kolaborasi dengan TIM Medis lainnya )
a. Diskusikan tentang dosis , jadwal dan tipe insulin.
Dasar : Pembagian dosis insulin mempertimbangkan kebutuhan basal maternal dan rasio waktu makan.
b. Sesuaikan diet dan regimen insulin untuk memenuhi kebutuhan individu.
Dasar : Kebutuhan metabolisme prenatal berubah selama trimester pertama.
c. Rujuk pada ahli gizi.
Dasar : Diet secara spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan normoglikemi.
d. Observasi kadar Glukosa darah.
Dasar : Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar glukosa darah antara 60 100
mg/dl, sebelum makan antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah
makan kurang dari 200 mg/dl.
e. Tentukan hasil HbA1c setiap 2 4 minggu.
Dasar : Memberikan keakuratan gambaran rata rata control glukosa serum selama 60 hari . Kontrol
glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk stabil.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM gestasional, sedangkan bila
DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan
diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan, maka ini dinamakan DM
gestasional, namun apabila setelah 6 minggu persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya
diabetes Gestasional, tetapi DM. DM gestasional perlu penanganan yang serius, karena dapat
mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu
diberikan asuhan kebidanan secara professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi terjadi
berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan.

B. SARAN

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan Kebidanan
pada ibu hamil dengan DM, dan paham bagaimana patofiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami
DM. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan kebidanan .
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.YBP-SP:Jakarta

Lange, oded dan Scott B. Ronson. 2000. Diabetes in Pregnency Practical Strategis in Obcetres and
Gynecology. Philadelphia, Sydney, Tokyo: WB Saunders Company, Chapter 35, 360-369.

Chunningham, F. Gary CS. 2001. Diabetes, Williams Obsetrics, New York, Sydney, Toronto: McGraw-
Hill, Scientific Publications, Part 1, Chapter 11, 66-70

You might also like