Professional Documents
Culture Documents
Modul Kalibrasi Model Parameter Hidrologi ini merupakan salah satu bahan ajar
bidang Hidrologi di DUWRMT, yang termasuk pada kompetensi tingkat-3.
Semoga modul ini dapat bermanfaat, terutama bagi peningkatan kapasitas SDM
Lembaga Pengelola Wilayah di Indonesia.
PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
TINJAUAN MATERI ................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
1. Tinjauan Umum.................................................................................................. 4
2. Analisis Hidrologi Dalam Penanggulangan Banjir ............................................. 4
3. Konsep Dasar Dalam Analisis Hidrologi ............................................................ 5
4. Penutup .............................................................................................................. 8
5. Daftar Bacaan .................................................................................................... 8
BAB II PENGENALAN MODEL HIDROLOGI ......................................................... 9
1. Tinjauan Umum.................................................................................................. 9
2. Model Hidrologi .................................................................................................. 9
3. Jenis Model Hidrologi....................................................................................... 11
4. Penutup ............................................................................................................ 13
5. Daftar Bacaan .................................................................................................. 14
BAB III MODEL HIDROLOGI PERAMALAN BANJIR ........................................... 15
1. Tinjauan Umum................................................................................................ 15
2. Model Hidrologi Peramalan Banjir ................................................................... 15
2.1 Model Korelasi ............................................................................................... 17
2.2 Model Rainfall Runoff ................................................................................. 21
2.3 Model Penelusuran Banjir ............................................................................. 25
3. Perangkat Lunak Peramalan Banjir ................................................................. 27
4. Kriteria Kehandalan Metode Peramalan Banjir ............................................... 28
5. Penutup ............................................................................................................ 28
6. Daftar Bacaan .................................................................................................. 29
BAB IV KALIBRASI MODEL HIDROLOGI ............................................................ 30
1. Tinjauan Umum................................................................................................ 30
2. Konsep Kalibrasi .............................................................................................. 30
3. Penutup ............................................................................................................ 33
4. Daftar Bacaan .................................................................................................. 33
1. Deskripsi Singkat
2. Manfaat
Prasyarat pengguna modul ini adalah peserta pelatihan yang sedang dan
akan bertugas dalam pengelolaan banjir/hidrologi serta yang mempunyai
ketertarikan dalam bidang peramalan dan peringatan dini banjir. Untuk dapat
1. Tinjauan Umum
Salah satu upaya penting yang perlu dilakukan pada saat sebelum terjadi
banjir adalah mengetahui kapan waktu datangnya banjir. Sistem peramalan
dan peringatan dini banjir merupakan sebuah tatanan penyampaian informasi
hasil prediksi terhadap sebuah ancaman kepada masyarakat sebelum
terjadinya sebuah peristiwa yang dapat menimbulkan risiko. Sistem peramalan
dan peringatan dini banjir dimaksudkan untuk memberikan peringatan awal
pada masyarakat apabila diperkirakan akan terjadi banjir. Sistem peramalan
dan peringatan dini banjir bertujuan untuk memberikan peringatan agar
penerima informasi dapat segera siap siaga dan bertindak sesuai kondisi,
situasi dan waktu yang tepat. Sistem peringatan dini banjir dilakukan setelah
diperoleh informasi kedatangan banjir yang diamati dari pos pengamatan
maupun hasil analisis peramalan banjir. Dengan mengetahui perkiraan waktu
Secara harfiah hidrologi berasal dari 2 (dua) kata, yaitu hydro yang berarti air
dan logos yang berarti ilmu pengetahuan (science). Berdasarkan pengertian
tersebut, hidrologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas
mengenai seluk beluk air di bumi. Federal Council for Science and Technology
USA (Chow, 1964), memberi batasan yang kurang lebih hampir sama, yaitu
hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari seluk-beluk air, kejadian dan
distribusinya, sifat alami dan sifat kimianya, serta reaksinya terhadap
kebutuhan manusia.
Siklus hidrologi dapat dipelajari sebagai suatu sistem yang terdiri atas : hujan
(presipitasi), evaporasi, limpasan air permukaan (runoff), infiltrasi, serta fase-
fase lain dari system hidrologi. Komponen-komponen tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam subsistem-subsistem yang dapat dipalajari secara
terpisah untuk selanjutnya digabung sesuai dengan interaksi diantara
subsistem-subsistem tersebut.
Hujan terjadi karena penguapan air, terutama air dari permukaan laut, yang
terbawa oleh angin naik terkondensi di atmosfir. Apabila kondisi
memungkinkan kondensasi awan tersebut berubah menjadi hujan yang
sebagian airnya jatuh di atas laut dan sebagian di atas daratan. Air hujan yang
jatuh di daratan pertama-tama akan terintersepsi oleh tanaman dan
bangunan, kemudian sisanya akan sampai di permukaan tanah. Di
permukaan tanah sebagian air terinfiltrasi ke dalam tanah, mengalir ke dalam
tanah sebagai aliran bawah permukaan dan sebagian menjadi aliran
permukaan tanah. Sebagian air yang terintersepsi dan mengalir di permukaan
tanah kembali ke atmosfir melalui proses penguapan. Aliran permukaan tanah
bermula dari lapis air yang tipis dan bergerak di permukaan tanah, selanjutnya
terkumpul pada tampungan-tampungan cekungan kecil atau alur-alur kecil. Air
dalam alur-alur kecil ini kemudian masuk ke sistem jaringan sungai. Jika
kondisi memungkinkan air yang terinfiltrasi akan masuk lebih dalam dan
mengisi air tanah, yang kemudian dapat muncul sebagai mata air atau
merembes ke dalam aliran sungai bergabung dengan aliran permukaan, dan
I O = S
d
dimana :
I sukan (inflo
= mas ow)
O = kelu
uaran (outflow)
S = peru
ubahan tam
mpungan (sstorage change)
4. Penutup
Pada bagian penutup ini disajikan soal atau tugas yang harus dikerjakan
peserta pelatihan sebagai berikut:
1. Jelaskan peran analisis hidrologi dalam penanggulangan banjir,
2. Jelaskan 2 (dua pendekatan utama dalam analisi hidrologi,
3. Jelaskan komponen dalam siklus hidrologi,
5. Daftar Bacaan
1. Anonim, 2004, Pedoman Peramalan Banjir Dan Peringatan Dini,
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :
360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004
2. Anonim, 1996, Pedoman Pengendalian Banjir, Volume III Pedoman
Perencanaan dan pelaksanaan, Direktorat Jenderal Pengairan
Departemen Pekerjaan Umum
3. Sumarto, 1999, Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta
4. Indarto, 2010, Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model
Hidrologi, Bhumi Aksara, Jakarta
5. Sri Harto, 2000, Hidrologi Teori, Masalah, dan Penyelesaian, Naviri
Offset, Yogyakarta
6. Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisis Data,
Nova Bandung
7. Bambang Triatmodjo, 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset Yogyakarta,
1. Tinjauan Umum
Pada bab pengenalan model hidrologi ini menyajikan materi mengenai konsep
siklus hidrologi dan neraca air yang digunakan untuk nalaisis
pengalihragaman hujan menjadi aliran. Materi sistem pengenalan model
hidrologi ini dibahas setelah peserta pelatihan memperoleh penyegaran
mengenai peranan analisis hidrologi dalam perkiraan banjir yang dibahas
pada bab sebelumnya. Materi ini membahas pengantar kepada criteria
pemilihan model hidrologi dalam system peramalan dan peringatan dini banjir.
Materi ini juga terkait dengan materi selanjutnya, yaitu kalibrasi parameter
model hidrologi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) materi pengenalan model
hidrologi adalah:
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami konsep model hidrologi
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami klasifikasi model
hidrologi
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami beberapa jenis metode
peramalan banjir.
2. Model Hidrologi
Perjalanan air di dalam DAS dapat diasumsikan sebagai limpasan total (total
runoff), yang terdiri dari limpasan langsung (direct runoff) dan aliran dasar
(base flow). Limpasan langsung sendiri terdiri dari aliran permukaan (surface
runoff) dan aliran bawah permukaan yang mengalir langsung (sub surface
flow) serta hujan yang jatuh langsung di permukaan sungai (channel
precipitation). Sedangkan aliran dasar terdiri dari aliran bumi (ground water
Gamb
bar 2.1 Dia
agram Meto
oda Hidrolog
gi
4. Penutup
Pada bagian
n penutup ini disajikan soal attau tugas yang harus dikerjaka
an
eserta pela
pe atihan sebag
gai berikut:
5. Daftar Bacaan
1. Anonim, 2004, Pedoman Peramalan Banjir Dan Peringatan Dini,
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :
360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004
2. Anonim, 1996, Pedoman Pengendalian Banjir, Volume III Pedoman
Perencanaan dan pelaksanaan, Direktorat Jenderal Pengairan
Departemen Pekerjaan Umum
3. Sumarto, 1999, Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta
4. Indarto, 2010, Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model
Hidrologi, Bhumi Aksara, Jakarta
5. Sri Harto, 2000, Hidrologi Teori, Masalah, dan Penyelesaian, Naviri
Offset, Yogyakarta
6. Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisis Data,
Nova Bandung
7. Bambang Triatmodjo, 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset Yogyakarta,
1. Tinjauan Umum
Pada Bab Model Hidrologi Peramalan Banjir ini menyajikan materi mengenai
penggunaan model hidrologi untuk keperluan peramalan banjir. Dengan
mempelajari bab ini peserta pelatihan diharapkan lebih mengenal model
hidrologi yang dapat digunakan untuk peramalan banjir, pemilihan model, dan
criteria kehandalan model. Materi ini merupakan tindaklanjut materi
sebelumnya yaitu mengenai pengenalan model hidrologi. Tujuan Instruksional
Khusus (TIK) materi pengenalan sistem peringatan dini banjir adalah:
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami jenis-jenis model dalam
peramalan banjir
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami konsep dan prosedur
penggunaan model hidrologi dalam peramalan banjir
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami criteria pemilihan model
hidrologi dalam peramalan banjir
Metode peramalan banjir dapat didasarkan pada suatu karakteristik fisik dari
proses hidrologi dan hidrolika yang dibentuk dalam suatu model yang
sederhana dan kompleks. Kegiatan peramalan terdiri dari 2 tahap kegiatan
yaitu tahap pengembangan (kalibrasi) dan tahap operasi (aktual peramalan).
Model sistem peringatan dini banjir untuk DAS yang luas pada umumnya
terdiri dari dua tahap yaitu (1) Tahapan prediksi debit pada anak-anak sungai
berdasarkan persamaan hubungan antara curah hujan dengan debit dan (2)
Tahapan penelusuran banjir berdasarkan persamaan hubungan antara debit
sungai bagian hulu dengan debit sungai bagian hilir. Pemilihan model yang
sesuai untuk satu DAS tergantung dari waktu aliran mencapai puncak tp.
Apabila tp berkisar antara 3 (tiga) sampai 9 (sembilan) jam,masih disarankan
untuk menggunakan model hubungan langsung antara curah hujan dengan
debit sungai,tetapi tingkat akurasinya tidak terlalu baik. Model ini pada
umumnya masih dapat dipergunakan di daratan dimana waktu hujan cukup
lama dengan inseitas merata. Penggunaan model ini untuk daerah kepulauan
tidak terlalu cepat. Apabila tp lebih besar dari 9 (sembilan) jam,dianjurkan
untuk menggunakan model penelusuran banjir. Model penelusuran banjir
sangat sesuai untuk diterapkan pada DAS yang sangat luas dimana curah
hujan yang terjadi sangat tidak merata.
Metode peramalan debit banjir yang sering dipergunakan untuk DAS yang
mempunyai karakteristik fisik tidak dapat diketahui secara detail yaitu metode
yang menggunakan model black box, yang dipergunakan untuk mentransfer
curah hujan menjadi hidrograf tanpa memperhitungkan karakteristik DAS dan
proses yang terjadi dalam perubahan curah hujan menjadi debit aliran.
Secara umum ada dua macam hubungan antara dua variabel atau lebih,
yaitu bentuk hubungan dan keeratan hubungan. Untuk mengetahui bentuk
hubungan digunakan analisis regresi. Untuk keeratan hubungan dapat
diketahui dengan analisis korelasi. Analisis regresi dipergunakan untuk
menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk
menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan
sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel
independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang
kompleks. Jika X1, X2, , Xi adalah variabel-variabel independen dan Y
adalah variabel dependen, maka terdapat hubungan fungsional antara X dan
Y, di mana variasi dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Secara
matematika hubungan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: Y = f(X1, X2,
, Xi, e), di mana : Y adalah variabel dependen, X adalah variabel
independen dan e adalah variabel residu (disturbance term).
a=
Y b X = Y bX
.N .
Keterangan:
X i = Rata-rata skor variabel X
Analisis regresi ganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan
ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau
lebih variabel bebas X1, X2, ., Xi terhadap suatu variabel terikat Y.
Persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut :
Nilai-nilai pada persamaan regresi ganda untuk dua variabel bebas dapat
ditentukan sebagai berikut :
b1 =
( x )( x y ) ( x x )( x y )
2
2
1 1 2 2
( x )( x ) ( x x )
1
2
2
2
1 2
2
=
( x )( x y ) ( x x )( x y )
1
2
2 1 2 1
( x )( x ) ( x x )
b2 2 2 2
1 2 1 2
a=
Y b X 1
b2 2
X
n
1 n n
ilai-nilai a, b0, b1, dan b2 pada persamaan regresi ganda untuk tiga variabel
bebas dapat ditentukan dari rumus-rumus berikut):
x y =b x + b2 x1 x 2 +b3 x1 x 3
2
1 1 1
x 2 y =b1 x1 x2 +b2 x2 + b3 x2 x3
2
a = Y b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3
( X ) 2
xi = X i
2 2 i
(Y ) 2
y = Y n
2 2
X Y
x y = X Y
i
i i
n
X X
x x = XiX j
i j
i j
n
Penyelesaian persamaan regresi sederhana maupun regresi ganda serta
analisis korelasi dapat diselesaikan dengan bantuan program komputer
antara lain SPSS.
S
Struktur se
ebuah mod
del dapat dibuat sec
cara sederrhana mau
upun sangat
k
kompleks tergantung
g dari tuju
uan dan ketelitian
k yang diinginkan dalam
p
pembuatan ogi yang dibuat untukk memperkkirakan banjjir
n model. Model hidrolo
d
dengan ka
ala ulang te
ertentu, akkan memilikki struktur yang berb
beda denga
an
m
model g, dibuat untuk simulasi aliran harian. De
hidrrologi yang emikian pula
s
struktur mo
odel untukk DAS perkkotaan (urb
ban catcmiient) akan 22elati da
ari
s
struktur mo
odel untuk DAS
D di plua
ar perkotaan (rural cattchment).
G
Gambar 3.1 Kondisi Ketersediaa
K n Data dan Metoda yan
ng dapat dig
gunakan
B
Berbagai pilihan mo
odel dapatt digunaka
an untuk menyiapka
an informa
asi
h
hidrologi se
eperti analis
sis banjir re
encana, de
ebit aliran re
endah, kete
ersediaan air
a
/ debit and
dalan dan sedimentasi. Untuk itu pilihan atau komb
binasi antarra
r
rainfall runof dan flood
f routin
ng sering dilakukan
d p
pada sustu penyediaa
an
i
informasi hidrologi.
G
Gambar 3.2 Berbagai Jenis Mode
el yang dap
pat digunaka
an untuk pe
enyiapan
Inform
masi Hidrolo
ogi
M
Model dapa
at dioperassikan dalam
m 2 phase, yaitu phasse kalibrasii atau phasse
p
pengemban
ngan dan phase pe
enggunaan. Phase kkalibrasi adalah sustu
p
proses yan
ng mensim
mulasikan hidrograp hasil perh
hitungan cocok / fit /
m
mendekati dengan hid
drograp ha
asil perhitun
ngan dari m
model. Bilamana belum
m
maka aram
meter model dirubah-ru
ubah sedem
mikian rupo
oa sehingga
a didapatka
an
h
hubungan yang baik antara hidrograp observasi dan hidrrograp hassil
p
perhitungan
n. Dalam phase pen
nggunaan parameter
p dan hubungan antarra
v
variabel ya
ang telah melalui proses kalib
brasi digun
nakan untuk berbagai
k
kebutuhan seperti peramalan
p bangkitan data hidro
dan pemb ologi. Model
apat diguna
Hidrologi da akan untuk berbagai kebutuhan
k sseperti :
Penye
ediaan info
ormasi tentang hidro
ograph ban
njir rencana
a dan deb
bit
andalan / kettersediaan air untu
uk perenccanaan o
operasi da
an
pemeliharaan inffrastruktur
perkirakan besarnya debit aliran dari data meteo
Memp oroogi untu
uk
memb
bangkitkan data, pad
da kondisi dimana da
ata dbit tid
dak tersedia
(unga
auged catch
hment)
Memodelkkan karakte
eristik hubu
ungan antara kompon
nen-kompon
nen hidrolo
ogi
/variabel hidrologi
h un
ntuk kebutu
uhan peram
malan
Pada DAS yang 24elative kecil dimana hujan yang terjadi merata di seluruh
permukaan DAS dengan lama hujan lebih besar dari waktu konsentrasi
maka hubungan curah hujan dengan debit dapat digambarkan dalam
bentuk hidrograf satuan (Sherman 1932). Waktu konsentrasi yaitu waktu
tempuh maksimum air da titik terjauh dalam DAS untuk mencapai lokasi
pembuangan DAS.
Penelusuran banjir dibatasi pada satu ruas sungai tertentu atau untuk suatu
waduk tertentu. Penelusuran banjir harus didasarai atas pemahaman
terhadap karakteristik ruas sungai tersebut. Akibat perubahan inflow dan
outflow akibat adanya 25actor tampungan, maka pada suatu waduk terdapat
inflow banjir (I) akibat adanya aliran banjir dan outflow (O) apabila muka air
waduk naik diatas spillway (terdapat limpasan).
I > O tampungan waduk naik El. muka air waduk naik
I < O tampungan waduk turun El. muka air waduk turun
I1 + I 2 O + O2
* t 1 * t = S 2 S1
2 2
Sistem peramalan banjir ini perlu ditunjang oleh suatu perangkat lunak
(software) untuk meramalkan besar dan waktu terjadinya banjir serta
perangkat keras (hardware) untuk dapat memonitor dan mengirmkan data
dilapangan secara tepat waktu. Perangkat keras terdiri dari perangkat sistem
pemantauan data secara tepat waktu dan sistim peringatan dini berupa sensor
peralatan peringatan dini, sedangkan perangkat lunaknya terdiri dari
perangkat lunak untuk pengiriman data dan perangkat lunak untuk model
peramalan aliran. Rincian dari perangkat sistem peramalan dan peringatan
dini banjir terdiri dari :
Sistem pemantauan data hidrologi secara tepat waktu
Sistem data base dan informasi
Sistem penyusunan dan pencetakan data
Sistem pengiriman informasi dan penyampaian pesan (email / sms dll)
Sistem pengamanan
Sistem peramalan banjir (model-model)
Akurasi peramalan debit untuk keperluan peringatan dini banjir sangat penting
dalam rangka penyelamatan atau pengurangan dampak banjir. Kesalahan
perkiraan debit dapat menyebabkan kesalahan informasi yang disampaikan
kepada masyarakat kekeliruan dalam melakukan tindakan penyelamatan.
5. Penutup
Pada bagian penutup ini disajikan soal atau tugas yang harus dikerjakan
peserta pelatihan sebagai berikut:
6. Daftar Bacaan
1. Tinjauan Umum
Pada bab pengenalan model hidrologi ini menyajikan materi mengenai konsep
siklus hidrologi dan neraca air yang digunakan untuk nalaisis
pengalihragaman hujan menjadi aliran. Materi sistem pengenalan model
hidrologi ini dibahas setelah peserta pelatihan memperoleh penyegaran
mengenai peranan analisis hidrologi dalam perkiraan banjir yang dibahas
pada bab sebelumnya. Materi ini membahas pengantar kepada criteria
pemilihan model hidrologi dalam system peramalan dan peringatan dini banjir.
Materi ini juga terkait dengan materi selanjutnya, yaitu kalibrasi parameter
model hidrologi.. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) materi pengenalan model
hidrologi adalah:
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami konsep model hidrologi
Peserta pelatihan mengetahui dan memahami klasifikasi model
hidrologi
Peserta pelatihan
mengetahui dan memahami beberapa jenis metode peramalan banjir.
2. Konsep Kalibrasi
Model dan pendekatan apapun yang digunakan, keluaran dari suatu model
(calculated output) dari model dengan masukan yang sama dengan masukan
yang terjadi dalam proses sebenarnya harus sama. Kenyataannya hampir
tidak mungkin proses alami yang terjadi dapat disamai dengan tepat, akan
selalu terjadi penyimpangan antara keluaran terukur dan keluaran hitungan.
Patokan ketelitian harus dibuat untuk menetapkan besarnya ketelitian sebuah
model. Model dikatakan telah berfungsi dengan baik jika kesalahan yang
terjadi lebih kecil dari kesalahan maksimum yang ditetapkan. Modifikasi pada
besaran parameter perlu dilakukan, jika kesalahan lebih besar dari patokan
yang telah ditetapkan. Proses modifikasi parameter hidrologi ini disebut
Latar belakang dari diperlukannya modul kalibrasi model parameter ini adalah
tidak tersedianya data yang memadai atau sangat minimnya data debit yang
tersedia dalam suatu DAS sehingga diperlukan model model hidrologi yang
mampu untuk membangkitkan data debit dari suatu daerah aliran sungai.
Untuk mendapatkan besarnya debit sinthetis diperlukan tahapan
pembangkitan data yang didalamnya membutuhkan proses kalibrasi untuk
Metoda trial and eror lazim digunakan dalam suatu proses kalibrasi. Dalam
metoda ini parameter yang terukur yang merepresentasikan suatu
karakteristik DAS / karakteristik Iklim / karakteristik aliran dan karakteristik dari
proses hidrologi diperoleh dari hasil pengukuran dilapangan sedangkan
parameter yang tidak dapat diukur pada awalnya ditentukan dengan
mengambil harga awal yang sudah barang tentu memenuhi standar kewajaran
dari nilai parameter tersebut. Selanjutnya model dirun dengan menggunakan
nilai parameter yang ditentukan dari hasil pengukuran dan hasil asumsi awal.
Bila tidak terdapat kecocokan antara data pengamatan dan data dari hasil
model, maka nilai parameter dari model yang dipilih dirubah-rubah sedemikian
rupa sehingga diperoleh hubungan antara debit pengamatan dan debit hasl
dari model memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika
persyaratan akurasi hubungan antara debit pengamatan dan debit dasil
perhitungan model belum tercapai maka proses kalibrasi terus dilakukan. Jika
Parameter model yang diperoleh dari suatu tahapan kalibrasi perlu diuji terus-
menerus hingga diperoleh nilai paramater yang konsisten (stabil dalam skala
waktu dan tempat). Bila dalam pengujian didapatkan penyimpangan yang
cukup besar antara debit hasil pengamatan dan debit hasil dari pemodelan
maka maka proses kalibrasi perlu senantiasa dilakukan.
3. Penutup
Pada bagian penutup ini disajikan soal atau tugas yang harus dikerjakan
peserta pelatihan sebagai berikut:
4. Daftar Bacaan