Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Farhan Pratama S
NIM A1C015007
A. Latar Belakang
Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia, biologi tanah sangat berpengaruh pada
kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang sangat berpengaruh kegiatan pertanian
infiltrasi, permeabilitas, drainase, kedalaman efektif, dsb. Faktor kimia tanah yang
penting adalah kandungan hara tersedia makro dan mikro, pH tanah, kandungan
bahan organic, kapasitas tukar kation, kadar bahan beracun (Al-dd) dsb. Sedangkan
faktor biologi yang penting adalah jumlah dan aktifitas organisme dalam tanah.
Morfologi tanah merupakan sifat tanah yang dapat diamati langsung di lapang
yang menunjukkan profil tanah kea rah dalam tanah. Hal ini penting untuk diamati
karena akar tanaman berjangkar di tempat tersebut. Semakin baik akar berjangkar
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat dipermukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasi pelapukan batuan dan bahan
organic sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan
medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu, baik itu sifat fisik,
kimiawi jugs sifat biologis. Dilihat dari sudut pertanian, tanah adalah alat atau
factor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk pertanian. Peranan tanah
4. Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman
B. Tujuan
1. Mengatahui cara pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah terganggu.
2. Mengambil contoh tanah biasa atau tanah terganggu untuk analisis kimia dan
Seorang ahli tanah menganggap tanah sebagai tubuh alam yang berdimensi
dalam dan luas. Ia juga memandang tanah sebagai hasil kerja gaya-gaya
Tanah sudah digunakan orang sejak dahulu karena semua orang yang hidup
di permukaan bumi mengenal wujud tanah. Pengertian tanah itu sendiri bermacam-
macam, akan tetapi karena luas penyebarannya apa sebenarnya yang dimaksud
tanah, akan ditemui bermacam-macam jawaban atau bahkan orang akan bingung
dan minat orang yang menjawab dalam sangkut-pautnya dengan tanah. Mungkin
pengertian tanah antara orang yang satu dengan yang lain berbeda. Misalnya
seorang ahli kimia akan memberi jawaban berlainan dengan seorang ahli fisika,
dengan demikian seorang petani akan memberi jawaban lain dengan seorang
pembuat genteng atau batubata. Pada mulanya orang menganggap tanah sebagai
medium alam bagi tumbuhnya vegetasi yang terdapat di permukaan bumi atau
bentuk organik dan anorganik yang di tumbuhi tumbuhan, baik yang tetap maupun
Tanah yang berada diatas bumi ini merupakan suatu benda alam yang bersifat
kompleks atau memiliki struktur yang heterogen karena tersusun atas tiga fase,
yaitu fase padat yang terdiri dari bahan-bahan organic, fase gas terdiri dari udara
tanah, fase yang terakhir yaitu fase cairan yang merupakan air tanah yang
tanaman, hewan dan jasad hidup lainya yang bersifat makro maupun mikro. Tanah
merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman sebagai gudang unsur hara,
dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman. Jumlah dan
macamnya bahan penyusun tanah bisa bervariasi dari satu tempat ke tempat lain di
permukaan bumi hingga dibedakan satu jenis tanah dengan jenis tanah lainya (Tim
Asisten, 2017).
padatan, cairan dan udara jarang berada dalam kondisi setimbang, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan
media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu
menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari
sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media
uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk
mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai
petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan.
Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak
mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara yang benar.
Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupaka tahap penting di dalam
1. Tanah di lahan
2. Penggaris
3. Kantong plastik
4. Pisau
5. Tanah
6. Ring sampel
7. Cangkul
8. Kertas label
9. Spidol
B. Prosedur Kerja
b. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) disekitar calon tabung
diletakan diatas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat
kedalam tanah.
lebih dalam dari ujung tabung agar tanah dibaawah tabung ikut terangkat.
g. Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahuu dengan hati-hati agar
tabung menggunakan tutup alumunium yang telah tersedia. Setelah itu iris
dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan
tutuplah tabung.
h. Cantumkan label diatas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi
mengganggu.
A. Hasil
sebagai berikut: Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang menempati
sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan
memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu
Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terikat antara
satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) dan rongga-rongga
Tanah adalah akumulasi mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan
antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan (Craig, 1991).
mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari
bahan-bahan organik telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair
dan gas yang mengisi ruangruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut
(Das, 1995).
Tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah satu atau
1. Berangkal (boulders) adalah potongan batuan yang besar, biasanya lebih besar
dari 250 sampai 300 mm dan untuk ukuran 150 mm sampai 250 mm, fragmen
2. Kerikil (gravel) adalah partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
3. Pasir (sand) adalah partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm,
yang berkisar dari kasar dengan ukuran 3 mm sampai 5 mm sampai bahan halus
4. Lanau (silt) adalah partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm sampai
0,0074 mm.
5. Lempung (clay) adalah partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002
mm yang merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.
6. Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diam dan berukuran lebih kecil
mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180
cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horizon bawah ini berasal
dari horizon di atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air.
Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran
3. Entisol Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih
sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada
horizon penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti
recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau
lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan
organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan
5. Inceptisol Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi
lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum
belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur.
6. Mollisol Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal
organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik,
sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis
yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk
7. Oxisol Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga
mineral mudah lapuk tinggal sedikit, kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif
sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah yaitu kurang dari 16 me/100 g
liat, dan banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan
jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol
(Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah
Kuning.
9. Ultisol Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan
10. Vertisol Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan
kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horizon, mempunyai sifat
pecah-pecah dan keras. Jika basah mengembang dan lengket. Padanan dengan
(Hardjowigeno, 1992).
Pada contoh tanah agregat utuh (bongkah) dilakukan perlakuan metode
standar dengan mencangkul hingga kedalaman 0-20 cm. Tanah yang diambil harus
berupa bongkahan alami yang tidak mudah pecah dan tidak terintervensi oleh benda
dengan jarak yang disamakan dengan kedalaman yang sama, tetapi pada titik yang
zigzag, dan semacamnya. Metode komposit dipilih karena mudah dilakukan dalam
praktikum ini.
Dapat terjadi penyimpangan terhadap data hasil analisis sifat-sifat fisik dan kimia
1. Pengambilan contoh tanah yang tidak tepat, bisa terjadi karena penerapan
merupakan teknik pengambilan contoh tanah pada beberapa titik pengamatan atau
pengambilan yang diambil dari suatu areal atau bentang lahan yang relatif
tanah pada kemiringan tanah yang berbeda atau permukaan tanah yang tidak
2. Vegetasi yang sama, tidak mengambil contoh tanah terganggu pada tanah yang
mempunyai vegetasi yang berbeda dari contoh tanah yang diambil lainnya.
3. Iklim yang sama, contoh tanah yang diambil pada 2 titik harus mempunyai
ikim atau suhu kelembaban udara yang sama untuk memperkecil hasil analisis
4. Jenis tanah yang sama, contoh tanah yang diambil sebaiknya mempunyai jenis
dalam tahap ini umumnya berkisar 87,8% dari kesalahan total analisis. Oleh karena
itu, kekeliruan dalam pengambilan contoh tanah membuat fatal penganalisis dan
data yang di dapat tidak ada artinya. Hal ini juga dapat terjadi apabila pengambilan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah, antara lain:
1. Permukaan tanah yang akan diambil harus bersih dari rumput-rumputan, sisa
Kantong plastik wadah contoh tanah sebaiknya masih baru, belum dipakai
sampah atau sisa tanaman, dan bekas penggembalaan ternak (Soegiman, 1972).
kedalaman, yaitu pada 30 cm, 60 cm, dan 90 cm. Dari data yang dihasilkan didapati
bahwa warna, struktur, kekerasan, kerikil, dan perakaran pada masing masing
lapisan akan berbeda-beda pula. Contohnya warna tanah akan semakin berwarna
terang ketika posisi tanah semakin dalam, akan semakin liat ketika di atas, semakin
keras ketika dalam, semakin banyak kerikil ketika di dalam, dan semakin dalam
oleh praktikan sudah benar atau belum, sehingga untuk beberapa kelompok
2. Tanah yang akan diambil contoh tanahnya basah sehingga menyulitkan ketika
mengklasifikasikannya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pada contoh tanah agregat utuh (bongkah) dilakukan perlakuan metode standar
dengan mencangkul hingga kedalaman 0-20 cm. Tanah yang diambil harus
berupa bongkahan alami yang tidak mudah pecah dan tidak terintervensi oleh
dengan jarak yang disamakan dengan kedalaman yang sama, tetapi pada titik
3. Pengambilan dan persiapan contoh tanah merupakan tahap kegiatan yang amat
tahap ini umumnya berkisar 87,8% dari kesalahan total analisis. Oleh karena
B. Saran
Asisten sudah berperan dengan baik dalam praktikum ini, namun sebaiknya
dalam praktikum, alat dipersiapkan lebih baik lagi. Selain itu konsepan acara
yang bertanya asisten juga bisa untuk menjelaskan serta menentukan waktu
Bowles, J. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta.
Supardi, Goeswono.1983. Sifat Dan Ciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Tim Penyusun. 2017. Modul Praktikum Fisika dan Kimia Tanah. Fakultas
Pertanian Universitas Negeri Jenderal Soedirman.