You are on page 1of 44

MODUL DISEMINASI PENERAPAN

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR

PENGOLAHAN DATA HIDROLOGI 2

Dissemination Unit Of Water Resources


Management and Technology
(DUWRMT)
KATA PENGANTAR

Modul Pengolohan Data Hidrologi 1 ini merupakan salah satu bahan ajar bidang
Hidrologi di Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology
yang termasuk pada kompetensi tingkat 2.

Modul ini memberikan pembelajaran dan bekal pengetahuan kepada peserta


pelatihan untuk dapat melaksanakan pembuatan dan modifikasi rating curve
(lengkung aliran) dan tabel lanjutannya (tabel hubungan antara muka air dengan
debit) baik secara manual maupun dengan menggunakan perangakat lunak.

Setelah pelatihan peserta juga diharapkan mampu melaksanakan pembutan dan


modifikasi rating sedimen (lengkung sedimen- sediment rating curve) dan tabel
lanjutannya (tabel hubungan antara debit dengan angkutan sedimen) baik secara
manual maupun dengan perangkat lunak komputer.

Semoga modul ini dapat bermanfaat, terutama bagi peningkatan kapasitas SDM
Lembaga Pengelola Wilayah di Indonesia.

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v

D. PEMBUATAN DAN MODIFIKASI RATING CURVE ........................................ 1

1. Pendahuluan ................................................................................................... 1

1.1. Deskripsi Singkat .................................................................................... 1


1.2. Acuan Normatif ....................................................................................... 1
1.3. Istilah dan Definisi................................................................................... 2
2. Tujuan Instruksional Khusus .......................................................................... 4

3. Persyaratan dan Ketentuan ............................................................................ 4

3.1. Persyaratan ............................................................................................ 4


3.2. Ketentuan ............................................................................................... 5
4. Pelaksanaan Pembuatan Rating Curve ......................................................... 6

4.1 Pembuatan Lengkung Debit Dengan Metode Grafis ............................. 6


4.2 Pembuatan tabel debit .......................................................................... 10
4.3 Pembuatan Lengkung Debit Dengan Komputer .................................. 10
E. PEMBUATAN RATING SEDIMEN ................................................................ 19

1. Pendahuluan ................................................................................................. 19

1.1. Deskripsi Singkat .................................................................................. 19


1.2. Acuan Normatif ..................................................................................... 19
1.3. Istilah dan Definisi ................................................................................. 19
2. Tujuan Instruksional Khusus ........................................................................ 22

3. Persyaratan dan Ketentuan .......................................................................... 22

3.1. Persyaratan .......................................................................................... 22


3.2. Ketentuan ............................................................................................. 23
4. Pelaksanaan Pembuatan Rating Sedimen ................................................... 24

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology ii


4.1 Metoda Analisis Konsentrasi Sedimen ................................................. 25
4.2 Metoda Analisis Debit Sedimen Melayang ........................................... 26
4.3 Metoda Analisis Debit Sedimen Dasar (Bed Load) .............................. 28
4.4 Metoda Hubungan Debit Air dan Debit Sedimen ................................. 29
Lampiran ................................................................................................................ 32

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology iii


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh Tabel Ringkasan Hasil Pengukuran Debit (Formulir H2) ............ 15

Tabel 2. Contoh hasil pengukuran tinggi muka air dan penampang basah sungai
atau saluran terbuka .............................................................................................. 16

Tabel 3. Contoh tabel debit setiap tinggi muka air 10 cm ..................................... 17

Tabel 4. Contoh Tabel Debit (interval tinggi muka air 1 cm) ................................. 18

Tabel 5. Persentasi Muatan Sedimen Dasar Terhadap Muatan Sedimen Layang 27

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology iv


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Contoh Lengkung Debit (dengan cara manual) ................................. 11

Gambar 2 : Grafik Hubungan antara Kecepatan dan Luas vs Muka Air .............. 12

Gambar 3 : Contoh Rating Curve dengan menggunakan program komputer ...... 13

Gambar 4 : Contoh Penampang Melintang Sungai .............................................. 14

Gambar 5 : Contoh Rating Sedimen Melayang .................................................... 38

Gambar 6 : Contoh Lengkung Debit Sedimen Total ............................................. 38

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology v


D. PEMBUATAN DAN MODIFIKASI RATING CURVE

1. Pendahuluan

1.1. Deskripsi Singkat


Rating curve (lengkung aliran/lengkung debit) adalah kurva yang
menggambarkan hubungan antara muka air dan debit pada suatu pos duga
air. Fungsi dari Rating Curve adalah untuk mencari besaran debit dari suatu
pos duga air berdasarkan hasil pembacaan papan duga air biasa atau alat
duga air otomatik (Automatic Water Level Recorder AWLR) yang dipasang
pada pos tersebut, atau dengan kata lain untuk mengkonversi ketinggian
muka air ke dalam debit. Lengkung aliran dibuat berdasarkan data
pengukuran debit yang mewakili kondisi muka air rendah, muka air sedang
dan muka air tinggi. Bentuk dari rating curve dapat menggambarkan
karakteristik hidraulis dan bentuk penampang melintang sungai pada pos
duga air yang bersangkutan. Untuk sungai dengan kecepatan aliran yang
tinggi maka bentuk lengkung aliran akan relatif lebih rebah, dan sebaliknya
untuk sungai dengan kecepatan aliran yang rendah maka bentuk lengkung
aliran akan relatif lebih tegak, namun demikian disarankan agar kemiringan
lengkung aliran berkisar antara 30 dan 45 derajat, hal itu dapat dilakukan
dengan melakukan pengaturan skala pada muka air maupun debit. Rating
curve dibuat berdasarkan hasil pengukuran debit pada suatu pos yang
mewakili kondisi muka air rendah, muka air sedang dan muka air tinggi,
dengan jumlah kurang lebih 10 data pengukuran.

1.2. Acuan Normatif


a) SNI 03-2822-1992 (yang telah direvisi) tentang metode pembuatan
lengkung debit dan tabel sungai/saluran terbuka dengan analisis grafis.
b) SNI 03-2526, Tata cara pemilihan lokasi pos duga air di sungai.
c) SNI 03-3413, Tata cara pengukuran debit puncak sungai dengan cara
tidak langsung.
d) Pedoman BWRM tentang pengelolaan hidrologi.

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 1


1.3. Istilah dan Definisi
a) Rating curve (lengkung aliran/lengkung debit) adalah kurva yang
menggambarkan hubungan antara muka air dan debit pada suatu pos
duga air/ sungai/saluran terbuka pada suatu penampang melintang
tertentu.
b) Debit pengukuran adalah debit yang langsung diukur di sungai/saluran
terbuka.
c) Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan perhitungan
kecepatan, kedalaman, dan lebar aliran serta perhitungan luas
penampang basah, untuk menghitung debit di sungai/saluran terbuka.
d) Tabel debit adalah tabel yang menyajikan data tinggi muka air dan
debit hasil pembacaan lengkung debit dengan interval tinggi muka air 1
cm dan 10 cm.
e) Alat ukur arus tipe baling-baling adalah alat yang dilengkapi baling-baling
untuk mengukur kecepatan arus sungai/saluran terbuka pada suatu titik.
f) Aliran air adalah pergerakan air di alur sungai/saluran terbuka.
g) Alur sungai adalah alur tempat mengalirnya aliran sungai.
h) Analisa grafis adalah analisa berdasarkan hubungan antara ordinat dan
absis pada kertas grafik aritmatik atau kertas grafik logarit
i) Debit adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang
melintang sungai/saluran terbuka per satuan waktu.
j) Debit pengukuran adalah debit yang langsung diukur di sungai/saluran
terbuka.
k) Distribusi kecepatan normal adalah distribusi kecepatan aliran pada
sungai/saluran terbuka yang merata dan lurus.
l) Jalur vertikal adalah jalur ke arah vertikal pada suatu penampang
melintang sungai/saluran terbuka.
m) Kedalaman adalah jarak yang diukur ke arah vertikal dari muka air ke
dasar sungai/saluran terbuka.
n) Pelampung permukaan adalah bahan yang dapat terapung di permukaan
air, tidak berubah sifat dan bentuknya, dengan ukuran antara 10 cm
sampai dengan 30 cm, bagian yang tenggelam maksimum 25 % dari
kedalaman aliran dan bagian yang tidak tenggelam berkisar antara 3 cm

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 2


sampai dengan 10 cm.
o) Penampang basah adalah penampang melintang sungai/saluran terbuka
yang dibatasi oleh dasar sungai/saluran terbuka dan muka air.
p) Penampang kendali adalah penampang melintang sungai /saluran
terbuka yang berada di sebelah hilir lokasi pengukuran debit/pos duga air
yang berfungsi sebagai alat pengendali tinggi muka air.
q) Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan penghitungan
kecepatan, kedalaman dan lebar aliran serta penghitungan luas
penampang basah untuk menghitung debit sungai/saluran terbuka.
r) Pos duga air adalah bangunan pada sungai yang dipilih untuk mengamati
tinggi muka air secara sistematik dan terus menerus dengan fungsi untuk
menentukan debit.
s) Rai adalah jarak antara suatu titik di tepi sungai dengan jalur vertikal
pada suatu penampang melintang sungai/saluran terbuka.
t) Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari sumber air sampai muara dengan dibatasi kanan
dan kirinya sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan yaitu garis luar
pengaman (PP 35/1991, Per.Men. PU 63/PRT/1993, UU SDA No.
7/2004).
u) Tinggi muka air sungai/saluran terbuka adalah elevasi muka air pada
suatu penampang melintang sungai/saluran terbuka terhadap suatu titik
elevasi tertentu.
v) Tinggi muka air debit nol adalah elevasi muka air pada penampang
kendali apabila debit sama dengan nol.
w) Tinggi muka air pengamatan adalah tinggi muka air yang tercatat pada
pos duga air.
x) Tinggi muka air pengukuran adalah tinggi muka air pada saat
pengukuran debit.
y) Titik vertikal adalah suatu titik kedalaman dari permukaan air pada suatu
jalur vertikal.
Alat duga air biasa : staff gauge
Aliran seragam : uniform flow
Analisa grafis : graphical analysis

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 3


Cara luas kecepatan : area velocity method
Kecepatan aliran : flow velocity
Lengkung debit : discharge rating curve
Penampang kendali : control section
Tabel debit : discharge rating table
Tinggi aliran nol : zero flow
Tinggi muka air : water level

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah pelatihan peserta diharapkan mampu melaksanakan pembuatan dan
modifikasi rating curve (lengkung aliran) dan tabel lanjutannya (tabel
hubungan antara muka air dengan debit) baik secara manual maupun
dengan menggunakan perangkat lunak komputer.

3. Persyaratan dan Ketentuan

3.1. Persyaratan

3.1.1 Persyaratan Data


Data yang digunakan untuk pembuatan lengkung debit sungai/saluran
terbuka perlu memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Tinggi muka air pengukuran harus sama atau mendekati sama dengan
tinggi muka air pengamatan di pos duga air.
b) Harus ada data tinggi muka air tertinggi dan terendah yang pernah
terjadi selama pengamatan.
c) Harus ada informasi tinggi muka air pada debit nol (zero flow).
d) Harus ada gambar penampang melintang.
e) Harus ada informasi penggerusan dan pengendapan dasar
sungai/saluran terbuka di lokasi pengukuran debit.

3.1.2 Persyaratan Penggambaran


Syarat - syarat yang harus dipenuhi dalam penggambaran lengkung
debit, sbb:
a) Minimum menggunakan satu mistar lengkung debit.
b) Arah lengkung ditentukan berdasarkan keseimbangan sebaran dan

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 4


urutan kronologis data pengukuran dengan memperhatikan proses
pengendapan atau penggerusan yang terjadi.
c) Lengkung debit ditentukan mulai dari skala gambar lengkung debit
untuk muka air rendah, muka air sedang dan muka air tinggi.
d) Untuk memudahkan dalam pembacaan lengkung debit, dianjurkan
agar lengkung debit dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu
lengkung debit untuk muka air rendah, lengkung debit untuk muka air
sedang dan lengkung debit untuk muka air tinggi, dan menggunakan
angka yang bulat dengan kelipatan 5 atau 10
e) Kemiringan lengkung debit antara 30o - 45o.

3.1.3 Petugas dan Penanggung Jawab


a) Petugas yang membuat lengkung debit adalah orang yang pernah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan bidang tersebut yang
dilaksanakan oleh instansi terkait.
b) Penanggung jawab pekerjaan adalah ahli di bidang hidrologi.

3.2. Ketentuan

3.2.1 Data Yang Dibutuhkan


Data yang harus tersedia dalam pembuatan lengkung debit adalah :
a) Data tinggi muka air harus benar dan sesuai dengan ketentuan pada
SNI 03-2414-1991, tentang Tata cara pengukuran debit aliran sungai
dan saluran terbuka menggunakan alat ukur arus dan pelampung.
b) Data pengukuran debit yang memenuhi ketentuan, sebagai berikut :
(1) Data pengukuran debit harus benar dan sesuai dengan ketentuan
pada SNI 03-2414-1991
(2) Minimal tersedia 10 (sepuluh) data pengukuran debit yang meliputi
keadaan debit rendah sampai tinggi.
c) Gambar penampang melintang sungai/saluran terbuka yang
menunjukkan :
(1) Tinggi muka air tertinggi yang pernah terjadi;
(2) Tinggi muka air terendah yang pernah terjadi;
(3) Tinggi muka air melimpah (apabila terjadi limpahan debit).

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 5


d) Apabila kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak
dapat diukur dengan alat ukur arus atau pelampung maka dapat
dihitung dengan rumus hidrolika (lihat pada SNI 03-3413-1994, tentang
tata cara pengukuran debit puncak sungai dengan cara tidak langsung).

Dari data hasil pengukuran debit sungai tersebut kemudian dibuat lengkung
debit dengan 2 metode yaitu metoda grafis dan dengan menggunakan
komputer.

3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan teknis yang berlaku
meliputi:
a) Kertas blanko lengkung debit (kertas milimeter) dengan ukuran 45 x 56.
b) Mistar lengkung jenis K 38, K 46, K 40 dan K 48.
c) Mistar dengan panjang minimal 30 cm atau disesuaikan dengan
kebutuhan.

4. Pelaksanaan Pembuatan Rating Curve

4.1 Pembuatan Lengkung Debit Dengan Metode Grafis


Data pengukuran debit digambarkan pada kertas grafik aritmatik (blanko
lengkung debit), dengan skala mendatar merupakan nilai debit sedangkan
skala vertikal atau tegak merupakan ketinggian muka air.
Syarat - syarat yang harus dipenuhi dalam penggambaran lengkung
debit, sbb:
(1) Minimum menggunakan satu mistar lengkung debit.
(2) Arah lengkung ditentukan berdasarkan keseimbangan sebaran dan
urutan kronologis data pengukuran dengan memperhatikan proses
pengendapan atau penggerusan yang terjadi.
(3) Lengkung debit ditentukan mulai dari skala gambar lengkung debit
untuk muka air rendah, muka air sedang dan muka air tinggi.
(4) Untuk memudahkan dalam pembacaan lengkung debit, dianjurkan
agar lengkung debit dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu
lengkung debit untuk muka air rendah, lengkung debit untuk muka air
sedang dan lengkung debit untuk muka air tinggi, dan menggunakan

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 6


angka yang bulat dengan kelipatan 5 atau 10
(5) Kemiringan lengkung debit antara 30o - 45o.

4.1.1 Persiapan pembuatan lengkung debit


Lakukan persiapan, tahapan pembuatan lengkung debit, tahapan
perpanjangan gambar lengkung debit, tahapan pembuatan tabel debit, dan
perhitungan koreksi debit dan tinggi muka air sebagai berikut :
a. Siapkan data yang akan digunakan untuk membuat lengkung debit.
b. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk membuat lengkung
debit.
c. Lakukan pemeriksaan rumus yang sesuai dengan alat ukur arus yang
digunakan
d. Lakukan pemeriksaan perhitungan kecepatan aliran;
e. Lakukan pemeriksaan perhitungan luas penampang basah;
f. Lakukan pemeriksaan perhitungan debit;
g. Lakukan pemeriksaan perhitungan tinggi muka air pengukuran;
h. Buat tabel ringkasan data pengukuran debit (lihat Tabel 1);
i. Buat tabel data luas penampang basah untuk muka air rendah sampai
tinggi (lihat Tabel 2);

4.1.2 Pembuatan lengkung debit


Kerjakan tahapan pembuatan lengkung debit dengan urutan berikut :
a) Isilah blanko lengkung debit antara lain : nama sungai, tempat, nomor
PDA, tahun, nomor pengukuran, muka air tertinggi, muka air terendah,
dibuat oleh, diperiksa oleh (Gambar 1);
b) Tentukan skala gambar lengkung untuk muka air rendah, muka air
sedang dan muka air tinggi;
c) Tentukan tinggi muka air untuk debit nol pada skala tegak (ordinat);
d) Tentukan batas muka air tertinggi atau tinggi muka air melimpah;
e) Gambarkan data tinggi muka air sebagai ordinat dan debit sebagai
absis, dan ditulis nomor datanya sesuai dengan nomor urut pada tabel
ringkasan data (Lampiran, Tabel 1);
f) Gambarkan lengkung debit sesuai dengan ketentuan (lihat butir 3.1
(2));

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 7


g) Tentukan nomor gambar lengkung debit sesuai dengan tanggal, bulan
dan tahun pembuatan;
h) Tentukan masa berlakunya gambar lengkung debit;
i) Apabila lengkung debit butir(f) perlu perpanjangan maka sebelum butir
(g) lakukan perpanjangan gambar lengkung debit.
j) Persamaan lengkung debit mengikuti persamaan logaritmik, yaitu :
Q = A (H - Ho)B ....................................................................... (9)
Dengan :
Q = debit (m3/dt)
H = tinggi muka air (m)
Ho = tinggi muka air pada saat aliran sama dengan nol
A,B = konstanta

4.1.3 Perpanjangan Rating Curve (Lengkung Debit)


Seringkali pada sebagian besar pos duga air, pengukuran debit yang telah
dilakukan masih sangat kurang terutama pengukuran yang dilakukan pada
saat muka air tinggi (banjir). Hal tersebut dikarenakan keterbatasan
peralatan pengukuran debit banjir dan keterbatasan SDM yang mampu
melaksanakan pengukuran debit banjir. Kekurangan data pengukuran debit
untuk muka air tinggi berakibat pada lengkung debit terutama untuk muka air
tinggi, oleh karena itu maka diperlukan perpanjangan lengkung debit.

4.1.4 Persyaratan Perpanjangan Lengkung Debit


Untuk memperpanjang lengkung debit diperlukan persyaratan sebagai
berikut:
a. perpanjangan lengkung debit untuk muka air tinggi dilakukan bila
pengukuran debit telah mencapai minimum 70% dari muka air tertinggi,
b. debit tidak melimpah.
c. Lebar aliran sungai/saluran terbuka relatif tidak bertambah secara
drastis antara muka air rendah dan muka air tinggi.
d. perpanjangan lengkung debit untuk muka air rendah hanya dilakukan
bilamana telah diketahui tinggi aliran nol (zero flow).

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 8


4.1.5 Tahapan Perpanjangan Lengkung Debit
Perpanjangan Lengkung Debit dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Isilah blanko lengkung debit antara lain : nama sungai, tempat, tinggi
muka air, V, A dan Q (Gambar 2);
b) Gambarkan tinggi muka air sebagai ordinat dan luas penampang basah
sebagai absis (Gambar 2);
c) Gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka air dan luas
penampang basah (Gambar 2);;
d) Gambarkan data kecepatan rata-rata sebagai absis dan tinggi muka air
sebagai ordinat(Gambar 2); ;
e) Gambarkan lengkung hubungan antara tinggi muka air dengan
kecepatan rata-rata (Gambar 2);
f) Perpanjang gambar lengkung pada sub butir (e) sampai dengan harga
kecepatan rata-rata tertinggi yang telah dilakukan;
g) Tentukan debit perkiraan berdasarkan hasil perkalian antara luas
penampang basah dengan kecepatan rata-rata pada tinggi muka air
yang pernah terjadi;
h) Gambarkan hasil debit perkiraan tersebut pada gambar lengkung debit
yang telah dibuat (Gambar 1);
i) Perpanjang lengkung debit sampai muka air tertinggi yang pernah terjadi.
j) Apabila lengkung debit untuk muka air rendah perlu diperpanjang maka
lakukan tahapan sebagai berikut:
i. Gambarkan tinggi muka air aliran nol pada ordinat lengkung debit
yang telah dibuat (Gambar 1);
ii. Perpanjang lengkung debit yang telah dibuat sampai dengan tinggi
muka air debit nol;

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 9


4.2 Pembuatan tabel debit
Lakukan pembuatan tabel debit dengan urutan berikut :
a) Baca debit pada lengkung debit setiap tinggi muka air 10 cm, dimulai dari
muka air terendah sampai dengan muka air tertinggi (Tabel 3);
b) Tentukan besar perbedaan debit setiap tinggi muka air 10 cm;
c) Koreksi hasil pembacaan debit pada sub butir (a) dan sesuaikan dengan
besar perbedaan debit pada sub butir (b);
d) Hitung debit/buat tabel hubungan antara debit dengan muka air untuk
setiap perbedaan tinggi muka air 1 cm (Tabel 4) berdasarkan hasil
pembacaan dari Tabel 3;

4.3 Pembuatan Lengkung Debit Dengan Komputer


Pembuatan lengkung debit dapat juga dilakukan dengan menggunakan
komputer. Pembuatan lengkung debit beserta konversi muka air menjadi
debit aliran dilakukan dengan menggunakan program Hymos.

Lengkung debit pada program Hymos dinyatakan dalam bentuk persamaan


eksponensial sebagai berikut :

Q = c( H + a )
b
.(10)
Konstanta a, b dan c dihitung berdasarkan jumlah kuadrat terkecil pada
persamaan regresi tidak linear dengan menggunakan data pengukuran Q
dan H yang ada.
Cara pembuatan rating curve dengan menggunakan software komputer telah
termuat dalam program RATCUV yang merupakan salah satu sub program
dari NEOPERDAS

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 10


Lampiran Gambar dan Tabel:

Sumber: SNI 03-2822-1992

Gambar 1: Contoh Lengkung Debit (dengan cara manual)

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology


Sumber: SNI 03-2822-1992

Gambar 2: Grafik Hubungan antara Kecepatan dan Luas vs Muka Air

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology


Sumber: SNI 03-2822-1992

Gambar 3 : Contoh Rating Curve dengan menggunakan program komputer

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology


Sumber: SNI 03-2822-1992

Gambar 4: Contoh Penampang Melintang Sungai

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology


Tabel 1. Contoh Tabel Ringkasan Hasil Pengukuran Debit (Formulir H2)

PengukuranAliranSungai:BatangSumaniBandarPadung NomorStasiun:166005
Tahun:
LengkungAliran Waktu
Lebar Luas Vm MA Q Jumlah Perubahan
No. Tanggal DiukurOleh Metode Keterangan
(m) (m2) (m/dt) (m) (m3/det) Koreksi Perb. Vertikal M.A Mulai Selesai
(m) (%) (Jam) (Jam)
1981
12 28Aug OmaWYoyoS 26.5 42.7 0.22 1.3 9.44 0 +4.89 0.2,0.8 23 13.13 14.05
13 26Oct OmaWYoyoS 28.5 87.0 0.81 2.77 70.2 0 +0.14 0.2,0.8 22 0.10 11.30 15.25
1982
14 14Apr OmaWYoyoS 29.5 72.1 0.74 2.49 53.2 0 0.36 0.2,0.8 21 0.08 17.00 18.00
15 15Sep AzizarBasyir 31.5 19.5 0.22 1.06 4.33 0 0.69 0.2,0.6,0.8 23 10.30 11.30
16 21Oct AzizarBasyir 25.0 42.2 0.18 1.24 7.73 0 +0.65 0.2,0.8 21 11.45 12.50
1983
17 26Jan AdisSupena 36.0 175.0 150 5.5 280 0 +1.08 0.6 20 10.45 11.35
18 29Sep AzizarBasyir 25.0 34.0 0.71 1.19 5.95 0.04 10.1 0.2,0.8 23 9.50 10.36
19 28Nov AzizarBasyir 26.0 41.0 0.28 1.39 11.5 0 +2.68 0.2,0.8 23 +0.01 11.24 12.23
6Jun
16
20 Aug OmaWAdisS 23.0 31.8 0.11 1.03 3.62 0 6.7 0.2,0.8 21 9.20 10.13

DisalinOleh:OmaWarma DiperiksaOleh:Dra.SriMulatY PenanggungJawab:Drs.Soewarno


TandaTangan: TandaTangan: TandaTangan:

Sumber SNI Sumber: SNI 03-2822-1992

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 15


Tabel 2. Contoh hasil pengukuran tinggi muka air dan penampang basah sungai
atau saluran terbuka

NAMA SUNGAI : Bt. Sumani


LOKASI : Bandar Padung
NOMOR POS DUGA AIR : 01-66-00-05
TANGGAL PEMBUATAN : 15-Sep-85

Tinggi Muka Air Luas Penampang Basah


(meter) (meter2)
1 25.2
2 51.5
3 83.8
4 126
5 170
5.5 189
6 211
6.5 234

Dibuat oleh : Oma Warma


Paraf :
Diperiksa oleh : Dra. Sri Mulat Yuningsih
Tanggal diperiksa : 18/9/1985
Paraf :
Penanggung jawab : Drs. Soewarno
Paraf :

Sumber: SNI 03-2822-1992

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 16


Tabel
T 3. Con
ntoh tabel de
ebit setiap tin
nggi muka air 10 cm

mber: SNI 03-2822-19


Sum 0 92
Ta
abel 4. Conto
oh Tabel De
ebit (interval tinggi muka
a air 1 cm)

Sum
mber: SNI 03-2822-19
0 92
E. PEMBUATAN RATING SEDIMEN

1. Pendahuluan
1.1. Deskripsi Singkat
Rating Sedimen Lengkung Sedimen (Sediment Rating Curve) adalah kurva
yang menggambarkan hubungan antara besarnya angkutan sedimen
(ton/hari) dengan debit (m3/det). Lengkung sedimen dibuat berdasarkan hasil
pengukuran debit sedimen yang dilakukan pada kondisi muka air rendah,
muka air sedang dan muka air tinggi. Pembuatan lengkung sedimen dapat
dilakukan secara manual dan dengan menggunakan program komputer

1.2. Acuan Normatif


1) SNI 03-2822-1992 (yang telah direvisi) tentang metode pembuatan
lengkung debit dan tabel sungai/saluran terbuka dengan analisis grafis.
2) SNI 03-2526, Tata cara pemilihan lokasi pos duga air di sungai.
3) SNI 03-3413, Tata cara pengukuran debit puncak sungai dengan cara
tidak langsung.
4) SNI 03 3414 1994 : Tata Cara Pengambilan Contoh Muatan Sedimen
Layang di
Sungai Dengan Integrasi Kedalaman Berdasarkan Pembagian Debit
5) Pedoman BWRM tentang pengelolaan hidrologi.

1.3. Istilah dan Definisi


1) Rating Sedimen Lengkung Sedimen (Sediment Rating Curve) adalah
kurva yang menggambarkan hubungan antara besarnya angkutan
sedimen (ton/hari) dengan debit (m3/det).
2) Muatan sedimen atau debit sedimen (sediment load or sediment
discharge) adalah seluruh sedimen total yang terangkut oleh aliran
sungai di suatu lokasi pengukuran, umumnya dinyatakan dengan satuan
berat per satuan waktu (ton/hari, kg/det) atau satuan volume (m3/hari).
3) Muatan sedimen dasar adalah bagian dari muatan sedimen yang
bergerak di sepanjang dasar sungai dengan cara menggelinding,
meloncat-loncat ataupun bergeser. Pada umumnya ukuran partikelnya

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 19


lebih kasar, bersumber dari dasar sungai dan cenderung mengendap pada
kondisi aliran tertentu
4) Muatan sedimen suspensi adalah bagian dari muatan sedimen yang
bergerak tersuspensi atau melayang di dalam aliran dan hanya sedikit
sekali berinteraksi dengan dasar sungai karena selalu terdorong ke atas
oleh turbulensi aliran.
5) Muatan material halus, yang umumnya dinyatakan sebagai muatan bilas
(wash load), adalah bagian dari muatan sedimen yang ukurannya halus,
tidak berasal dari dasar sungai, dan cenderung mengendap. Sumber
utama dari muatan bilas adalah hasil pelapukan dari lapisan atas batuan
atau tanah dari DPS yang bersangkutan. Muatan bilas akan dapat
ditemui dengan jumlah yang besar pada saat awal musim hujan.
6) Konsentrasi sedimen suspensi adalah perbandingan antara berat kering
dari kandungan sedimen itu terhadap berat campuran air dan sedimen
tersebut, dan dinyatakan dengan satuan 1 bagian per sejuta atau ditulis
1 gram/1 juta gram (part per million atau ppm) dan dapat dirumuskan
sebagai :
7) Integrasi titik (point integration), adalah pengambilan contoh sedimen
pada suatu kedalaman tertentu (titik) misal 0.2, 0.4, 0.6 dan 0.8 dari
kedalaman air pada suatu vertikal, konsentrasi sedimen dihitung dengan
rumus:
n

C i Vi
C = i =1
n
.................................................................... (1)
Vi
i =1

Keterangan :
C = konsentrasi rata-rata di suatu vertikal
Ci = konsentrasi pada titik pengukuran
Vi = kecepatan aliran pada titik pengukuran
8) Integrasi kedalaman (depth integration), adalah pengambilan contoh
sedimen yang dilakukan mulai dari permukaan air sampai dengan dasar
sungai sehingga seluruh kedalaman air pada vertikal tersebut terwakili.

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 20


9) Metode EDI (Equal Discharge Increment) adalah penentuan titik (vertikal)
tempat pengambilan contoh sedimen pada suatu penampang melintang
sungai dengan cara membagi penampang melintang menjadi beberapa
bagian sub penampang dengan debit sama besar. Oleh karena itu,
penerapan cara ini, debit harus diukur terlebih dahulu sebelum sampel
sedimen diambil. Sampel sedimen diambil tepat di bagian tengah dari
setiap bagian penampang. Misal, bila setiap bagian penampang
menampung 25 % dari debit total saat pengukuran, maka sampel
sedimen harus diambil pada jalur vertikal yang mempunyai debit
kumulatif mulai dari 12,5 %; 37,5 %; 62,5 % sampai 87,5 % dari debit
total.

Konsentrasi sedimen suspensi rata-rata dari jumlah bagian penampang


sebanyak i = 1, 2, 3, ......... n buah pada saat pengukuran debit
dilaksanakan dapat dihitung dengan rumus :
n

C i
C = i =1
............................................................................... (2)
n
10) Metode EWI (Equal Width Increment) adalah adalah penentuan titik
(vertikal) tempat pengambilan contoh sedimen pada suatu penampang
melintang sungai dengan cara membagi penampang melintang menjadi
beberapa bagian sub penampang dengan jarak antara vertikal sama,
penampang melintang pengukuran dibagi menjadi minimal 3 jalur.
Konsentrasi rata-rata dari i = 1, 2, 3.......... n buah vertikal saat
pengukuran dihitung dengan rumus :
n

W i
C = i =1
n
................................................................................ (3)
Ui =1
i

Keterangan :
Wi = berat sampel pada vertikal ke-i
Ui = volume sampel pada vertikal ke-i

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 21


2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah pelatihan peserta diharapkan mampu melaksanakan pembuatan dan
modifikasi rating sedimen (lengkung sedimen sediment rating curve) dan
tabel lanjutannya (tabel hubungan antara debit dengan angkutan sedimen)
baik secara manual maupun dengan menggunakan perangkat lunak
komputer.

3. Persyaratan dan Ketentuan


3.1. Persyaratan

3.1.1 Data dan Informasi


Data yang digunakan untuk pembuatan rating sedimen sungai/saluran
terbuka perlu memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Data konsentrasi dan debit sedimen yang digunakan diperoleh dari
hasil pengukuran sedimen dengan menggunakan metode/cara seperti
pada SNI 03 3414 1994 tentang: Tata Cara Pengambilan Contoh
Muatan Sedimen Layang di Sungai Dengan Integrasi Kedalaman
Berdasarkan Pembagian Debit
b) Harus ada data angkutan sedimen pada tinggi muka air tertinggi dan
terendah yang pernah terjadi selama pengamatan.
c) Harus ada gambar penampang melintang.
d) Harus ada informasi penggerusan dan pengendapan dasar
sungai/saluran terbuka di lokasi pengukuran debit/pengambilan contoh
sedimen.

3.1.2 Persyaratan Penggambaran


Syarat - syarat yang harus dipenuhi dalam penggambaran rating
sedimen sbb:
a) Minimum menggunakan satu mistar lengkung (shift curve).
b) Arah lengkung ditentukan berdasarkan keseimbangan sebaran dan
urutan kronologis data pengukuran sedimen dengan memperhatikan
proses pengendapan atau penggerusan yang terjadi.
c) Rating/Lengkung sedimen ditentukan mulai dari skala gambar
rating/lengkung sedimen untuk muka air rendah, muka air sedang dan

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 22


muka air tinggi.
d) Apabila perbedaan antara muka air minimum dengan muka air
maksimum besar, maka untuk memudahkan dalam pembacaan
rating/lengkung sedimen , dianjurkan agar rating/lengkung sedimen
dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu rating/lengkung
sedimen untuk muka air rendah, rating/lengkung sedimen untuk muka
air sedang dan rating/lengkung sedimen untuk muka air tinggi, dan
menggunakan angka yang bulat dengan kelipatan 5 atau 10
e) Kemiringan rating/lengkung sedimen antara 30o - 45o.

3.1.3 Petugas dan Penanggungjawab


1) Petugas yang membuat lengkung debit adalah orang yang pernah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan bidang tersebut yang
dilaksanakan oleh instansi terkait.
2) Penanggung jawab pekerjaan adalah ahli di bidang hidrologi.

3.2. Ketentuan

3.2.1 Data Yang Dibutuhkan


Dalam pembuatan rating sedimen dibutuhkan data pengukuran debit dan
data angkutan sedimen, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Data pengukuran debit:
(1) Data pengukuran debit harus benar dan sesuai dengan ketentuan
pada SNI 03-2414-1991
(2) Minimal tersedia 10 (sepuluh) data pengukuran debit yang meliputi
keadaan debit rendah sampai tinggi.
b) Data angkutan sedimen:
(1) Data angkutan sedimen yang digunakan harus benar dan sesuai
dengan ketentuan pada SNI 03 3414 1994 tentang: Tata Cara
Pengambilan Contoh Muatan Sedimen Layang di Sungai Dengan
Integrasi Kedalaman Berdasarkan Pembagian Debit

(2) Minimal tersedia 10 (sepuluh) data penngukuran angkutan sedimen


yang meliputi kondisi muka air/debit rendah, sedang dan tinggi

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 23


c) Gambar penampang melintang sungai/saluran terbuka yang
menunjukkan :
(1) Tinggi muka air tertinggi yang pernah terjadi;
(2) Tinggi muka air terendah yang pernah terjadi;
(3) Tinggi muka air melimpah (apabila terjadi limpahan debit).

Dari data hasil pengukuran debit sungai dan pengukuran angkutan sedimen
tersebut kemudian dibuat rating sedimen dengan 2 metode yaitu metoda
grafis dan dengan menggunakan komputer.

3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan teknis yang berlaku
meliputi:
a) Kertas blanko lengkung debit (kertas milimeter) dengan ukuran 45 x 56.
b) Mistar lengkung jenis K 38, K 46, K 40 dan K 48.
c) Mistar dengan panjang minimal 30 cm atau disesuaikan dengan
kebutuhan.
d) Software komputer untuk pembuatan rating sedimen dengan
menggunakan komputer

3.2.3 Satuan
Satuan yang sering digunakan dalam pembuatan rating tabel adalah satuan
untuk:
a) Konsentrasi sedimen : mg/lt atau satu bagian per sejuta ditulis (part
per million, ppm)
b) Debit (air) : m3/detik
c) Debit sedimen/angkutan sedimen : (ton/hari)

4. Pelaksanaan Pembuatan Rating Sedimen


Rating Sedimen (Sediment Rating Curve) adalah kurva yang menggambarkan
hubungan antara besarnya angkutan sedimen (ton/hari) dengan debit
(m3/det). Total angkutan sedimen adalah merupakan gabungan antara
sedimen melayang, sedimen dasar dan sedimen yang terangkut pada
unsample zone (daerah tidak terukur). Untuk mendapatkan besarnya
angkutan sedimen (sedimen melayang dan sedimen dasar) diperlukan

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 24


beberapa tahapan dan proses perhitungan dengan menggunakan rumus-
rumus. Oleh karena itu maka dalam modul ini disamping disampaikan tata
cara pembuatan rating sedimen disampaikan juga tata cara mendapatkan
konsentrasi sedimen, perhitungan besarnya angkutan sedimen melayang dan
sedimen dasar, serta perkiraan besarnya (persentasi) angkutan sedimen
dasar (bed load) terhadap sedimen melayang apabila tidak dilakukan
pengambilan contoh sedimen dasar yang disajikan dalam Tabel-1. Adapun
Tata Cara Pelaksanaan Pembuatan Rating Sedimen hampir sama dengan
Rating Curve, yang berbeda adalah data yang dibutuhkan untuk pembuatan
dan data yang dihasilkan.

4.1 Metoda Analisis Konsentrasi Sedimen


Konsentrasi sedimen (c) adalah adalah perbandingan antara berat kering
dari kandungan sedimen itu terhadap berat campuran air sedimen tersebut,
dan dinyatakan dengan satuan satu bagian per sejuta ditulis (part per million,
ppm) dengan rumus :

x 106.............................................(4)

Bs = Berat Sedimen Kering , Bas= Berat Air dan Sedimen

Untuk mendapatkan consentrasi sedimen (c) lakukan tahapan sebagai


berikut:
1) Ambil contoh air dengan menggunakan sedimen sampler yang sesuai
sebanyak kurang lebih 400 cc
2) Pengambilan contoh air dilakukan segera setelah pengukuran debit
selesai dilakukan
3) Pengambilan contoh air disarankan dilakukan dengan metode EDI
(Equal Discharge Increment)
4) Timbang contoh air dan hasilnya dicatat (Bas)
5) Ambil kertas saringan dan timbang (Bks)
6) Pisahkan sedimen dari contoh air dengan melakukan penyaringan
7) Oven contoh sedimen + kertas saringan sampai betul-betul kering
8) Timbang kertas saringan + sedimen setelah dioven (Bkss)
9) Hitung berat sedimen (Bs) = Bkss Bks

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 25


10) Hitung konsentrasi sedimen dengan menggunakan rumus (4)

Konsentrasi sedimen suspensi rata-rata dari jumlah bagian penampang


sebanyak i = 1, 2, 3, ......... n buah pada saat pengukuran debit dilaksanakan
dapat dihitung dengan rumus (2) yaitu:
n

C i
C = i =1
......................................................................................... (4)
n
Rumus tersebut digunakan apabila menggunakan metode EDI yaitu apabila
debit setiap bagian penampang (qi) sama besarnya.

Apabila debit setiap bagian penampang (qi) tidak sama besarnya maka
digunakan rumus:
n

C x q i
C = i =1
n
............................................................................ (5)
qi =1
i

Keterangan :
Crata2 = Konsentrasi/kadar sedimen layang rata-rata seluruh penampang (mg/lt)
Ci = Konsentrasi/kadar sedimen layang pada bagian penampang ke i (mg/lt).
qi = debit aliran pada bagian penampang ke i (m3/dt).

4.2 Metoda Analisis Debit Sedimen Melayang


Debit sedimen (Qs) adalah besarnya angkutan sedimen yang terangkut pada
suatu sungai dan dinyatakan dalam satuan ton/hari. Yang dimaksud dengan
debit sedimen di dalam modul ini adalah debit sedimen melayang. Dalam
kenyataan di lapangan jumlah sedimen yang terangkut pada suatu sungai
(total sediment load) adalah merupakan penjumlahan dari debit sedimen
melayang, debit sedimen dasar dan debit sedimen pada bagian yang tidek
terukur, sehingga rumus sedimen total adalah:

Qst = Qs + Qsu + Qsd .............................................. (6)

Dengan:
Qst = Debit Sedimen Total
Qsu = Debit Sedimen tidak terukur (unsample zone) yang besarnya

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 26


biasanya ditaksir 10 % dari Qs
Qsd = Debit Sedimen dasar yang besarnya sangat bervariasi tergantung
dari berbagai faktor antara lain ukuran butiran, jenis material
sedimen, kemiringan dasar sungai dan lain-lain seperti diuraikan
pada Tabel 1: Persentasi Muatan Sedimen Dasar Terhadap Muatan
Sedimen Layang

Debit sediman melayang dihitung dengan rumus:


Qs = k * C * Q ..........................................................(7)

Qs = debit sedimen (ton/hari)


K = nilai konversi waktu
C = konsentrasi sedimen
Q = Debit Aliran

Dengan menggunakan nilai konversi sebesar 0.0864 yang berasal dari


konversi waktu dari hari ke detik dan satuan nilai c, maka debit sedimen
melayang dihitung dengan rumus :
Qs = 0,0864 x Crata2 x Q (8)
Keterangan :
Qs = debit sedimen melayang (ton/hari)
Q = debit (m3/dt),
0.0864 = nilai konversi

Tabel 1. Persentasi Muatan Sedimen Dasar Terhadap Muatan Sedimen Layang

Kondisi Konsentrasi Bahan Endapan Analisis Ukuran Persentase Muatan


Sedimen Layang Sedimen Butir Sedimen Dasar Terhadap
(mg/l) Layang Sedimen Layang
1 < 1000 Pasir 20% - 50% pasir 25 - 150
2 1000 7500 Pasir 20% - 50% pasir 10 - 35
3 > 7500 Pasir 20 - 5-% pasir 5
4 Konsentrasi tak Lempung Sedikit sampai 5 - 15
terbatas padatan, kerikil, 25% pasir
kerakal, bongkah
5 Konsentrasi tak Lempung dan Tidak ada pasir <2
terbatas lanau

Sumber: Bulletin 67 ICOLD 1989

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 27


4.3 Metoda Analisis Debit Sedimen Dasar (Bed Load)
Sedimen dasar terdiri dari partikel kasar, sampai dengan saat ini metode
pengukuran dan peralatannya masih dalam pengembangan. Belum
ditemukan satu metode atau alat yang cocok untuk semua kondisi sungai di
lapangan, namun demikian ada salah satu metode yang dapat digunakan
untuk pengukuran sedimen dasar yaitu dengan cara pengukuran debit
sedimen dasar per satuan lebar dengan menggunakan alat misalnya alat
jenis BTMA (Bed-load Transport Meter Arnhem), pengukuran sedimen dasar
dapat dilakukan dengan cara EWI atau EDI. Pengukuran dan perhitungan
muatan sedimen dasar dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1) Siapkan peralatan pengambilan sedimen dasar yang akan digunakan


misal BTMA
2) Ukur lebar mulut alat tempat masuknya contoh sedimen dasar (La)
3) Ukur debit (aliran) pada suatu pos/penampang sungai
4) Tentukan titik pengambilan sampel sedimen (menggunakan metode
EWI atau EDI)
5) Lakukan pengukuran/pengambilan alat dengan cara menurunkan alat
(BTMA) pada titik yang telah ditentukan pada 4)
6) Tentukan waktu yang akan digunakan dalam pengambilan sedimen (T-
dalam detik) misal 5 menit = 300 detik (tergantung dari kecepatan aliran
dan jenis material dasar)
7) Buka penutup mulut tempat masuknya contoh sedimen dasar,
bersamaan dengan dibukanya penutup, hidupkan stopwatch untuk
menghitung waktu.
8) Tutup penutup mulut setelah mencapai waktu yang telah ditentukan
9) Angkat alat pengukur sedimen
10) Ambil semua sampel sedimen yang masuk dan masukan dalam
kantong plastik dan diberi label yang berisi antara lain:
a. Nomor Sampel
b. Nama Sungai dan Tempat
c. Tanggal dan waktu pengambilan
d. Titik pengambilan (Rai)
e. Lamanya waktu pengambilan

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 28


f. Nama Petugas
11) Lakukan pengambilan contoh sedimen pada titik yang lain dengan cara
yang sama (ulangi langkah 5) sampai dengan 10)) sampai dengan
selesai
12) Kemas seluruh sampel yang telah diambil dan bawa ke laboratorium
13) Pisahkan air dengan sampel sedimen dengan cara mengeringkan
dalam oven
14) Timbang berat sedimen yang telah dikeringkan
15) Hitung berat sedimen rata-rata (Bsd) untuk waktu dan tempat
pengambilan yang sama dengan cara menjumlahkan berat seluruh
sampel sedimen dan membagi dengan jumlah sampel.
16) Hitung lebar sungai efektif Lef (80% sampai dengan 90%) dari lebar
muka air
17) Hitung angkutan sedimen dasar (bed load) dengan rumus:

Qsd = Lef/ La*Bsd/T*86400

Keterangan:
Qsd : Debit/angkutan sedimen dasar (ton/hari)
Lef : Lebar effektif (m)
La : Lebar mulut alat (m)
Bsd : Berat sedimen dasar
T : Lamanya waktu pengambilan (detik)
86400 : konversi waktu dari hari ke detik
Contoh perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.

4.4 Metoda Hubungan Debit Air dan Debit Sedimen


Rating sedimen dibuat berdasarkan hasil pengukuran debit sedimen yang
dilakukan pada kondisi muka air rendah, muka air sedang dan muka air
tinggi. Pembuatan lengkung sedimen dapat dilakukan secara manual dan
dengan menggunakan program komputer.

Pembuatan Lengkung Sedimen secara manual adalah sebagai berikut:


1) Siapkan data pengukuran sedimen
2) Lakukan tabulasi data pengukuran sedimen (nama pos, tanggal

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 29


pengukuran, muka air, debit dan debit sedimen) secara kronologis
seperti contoh pada Tabel 1.
3) Siapkan kertas grafik (normal/log-log)
4) Buat skala grafik dengan menggunakan kelipatan 5, 10, 20, 25, 50, 100
dll agar pembacaan mudah dilkukan
5) Tentukan sumbu tegak (Y) sebagai Qw, dan sumbu datar (X) sebagai
Qs
6) Plot besarnya nilai Qw dan Qs dari seluruh data yang ada dan diberi
nomor sesuai dengan kronologis pengukuran
7) Tarik garis lengkung sedimen dengan menggunakan mistar lengkung
(shift curve), garis lengkung adalah merupakan garis keseimbangan
sehingga harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga posisinya
berada di tengah-tengah antara data pengukuran
8) Buat tabel hubungan antara Qw dan Qs

Tabel tersebut digunakan untuk menghitung/mengkonversi besarnya debit


sedimen berdasarkan debit yang ada dan selanjutnya dapat diginakan untuk
membuat tabel besarnya angkutan sedimen harian pada suatu pos duga
air/penampang sungai.

Untuk pembuatan lengkung sedimen dengan menggunakan komputer


lakukan tahapan sebagai berikut:
1) Siapkan data pengukuran sedimen
2) Siapkan program komputer untuk membuat lengkung sedimen
3) Masukan data debit sedimen (Qs) dan data debit sungai (Qw) secara
berpasangan untuk setiap data pengukuran
4) Gunakan program pembuatan lengkung sedimen, maka lengkung
sedimen akan tergambar lengkap dengan persamaan yang dibentuk
5) Lengkapi Lengkung Sedimen dengan nama sungai dan keterangan
lainnya Sebagaimana Lengkung Debit, maka Lengkung Sedimen dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan eksponensial sebagai berikut :

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 30


Qs = a Qb (17)

Keterangan :
a = koefiesien
b = eksponen

Hitung debit sedimen melayang,dengan mentranformasikan dengan


lengkung sedimen melayang tersebut.
Tabulasikan hasil transformasi tersebut kedalam table yang telah
ditentukan .

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 31


Lampiran

Tabel 1: Daftar Contoh Sedimen Melayang

LIST OF WATER SAMPLE

River : Way Sekampung


Location : Krenso Widodo

No. Water
Discharge Vertical
Sample / Date Time Level Remark
Bottle (m) ( m3/sec ) (m)

1 09-05-2002 13.57 2.945 129.200 8.00

2 09-05-2002 14.02 2.945 129.200 17.00

3 09-05-2002 14.06 2.945 129.200 29.00

4 09-05-2002 14.11 2.945 129.200 38.00

5 13-05-2002 14.22 2.060 63.840 9.00

6 13-05-2002 14.25 2.060 63.840 15.00

7 13-05-2002 14.27 2.060 63.840 24.00

8 13-05-2002 14.30 2.060 63.840 36.00

9 20-05-2002 14.00 1.470 24.640 9.00

10 20-05-2002 14.03 1.470 24.640 15.00

11 20-05-2002 14.05 1.470 24.640 24.00

12 20-05-2002 14.08 1.470 24.640 33.00

Bandar Lampung,
..
Measured By

( Rosadi Affandi, BE )

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 32


Tabel 2: Tabel Konsentrasi Sedimen Melayang

TABEL KONSENTRASI SEDIMEN (SUSPENSI)


River : Way Sekampung
Location : Kresno Widodo

No. Water Volume Weight


Sample Vertical Concentration
of Water of Sed.
No. / Date Time Level
( gram
Bottle (m) (m) ( ml ) ) ( mg/l )

1 1 09-05-2002 13.57 2.95 8.00 395 0.2450 620.00


2 2 09-05-2002 14.02 2.95 17.00 410 0.2644 645.00
3 3 09-05-2002 14.06 2.95 29.00 330 0.2306 698.00
4 4 09-05-2002 14.11 2.95 38.00 390 0.2030 521.00
5 5 13-05-2002 14.22 2.06 9.00 390 0.1015 260.00
6 6 13-05-2002 14.25 2.06 15.00 440 0.1090 248.00
7 7 13-05-2002 14.27 2.06 24.00 350 0.0846 242.00
8 8 13-05-2002 14.30 2.06 26.00 365 0.0881 241.00
9 9 20-05-2002 14.00 1.47 9.00 300 0.0399 133.00
10 10 20-05-2002 14.03 1.47 15.00 430 0.0474 110.00
11 11 20-05-2002 14.05 1.47 24.00 435 0.0448 103.00
12 12 20-05-2002 14.08 1.47 33.00 385 0.0624 162.00
13 53 13-08-2002 10.40 1.59 8.00 485 0.0760 16.00
14 54 13-08-2002 10.36 1.59 18.00 490 0.0088 18.00
15 55 13-08-2002 10.33 1.59 26.00 395 0.0090 23.00
16 56 13-08-2002 10.30 1.59 34.00 460 0.0076 17.00
17 57 14-08-2002 16.57 1.36 8.00 385 0.0141 37.00
18 58 14-08-2002 16.53 1.36 18.00 425 0.0104 24.00
19 59 14-08-2002 16.50 1.36 28.00 430 0.0135 31.00
20 60 14-08-2002 16.47 1.36 36.00 440 0.0161 37.00
21 61 15-08-2002 13.01 1.60 8.00 400 0.0072 18.00
22 62 15-08-2002 12.59 1.60 18.00 425 0.0094 22.00
23 63 15-08-2002 12.54 1.60 26.00 435 0.0074 17.00
24 64 15-08-2002 12.50 1.60 34.00 415 0.0079 19.00
25 1 24-08-2002 13.05 1,62 12.00 470 0,0098 21.00

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 33


Tabel 3: Tabel Perhitungan Angkutan Sedimen Dasar

TABEL PERHITUNGAN ANGKUTAN SEDIMEN DASAR


Sungai : Way Sekampung
: Kresno
Tempat Widodo
Lebar Alat Pengambil Sedimen : 0.18 m

Lebar Angk.
Debit Berat sampel (gram/menit) Dsr Sungai
Sed.Dasar
No. Tanggal MA Efektif
(
(m) m3/sec 1 2 3 4 Rata2 (m) ( Ton / day )
)

1 09-05-2002 2.95 129.20 0.0995 0.1802 0.1382 0.1402 0.1395 45.90 0.0512

2 14-05-2002 2.06 63.84 0.1178 0.1562 0.1843 0.1176 0.1440 40.59 0.0468

3 20-05-2002 1.47 24.64 0.0938 0.0888 0.0898 0.0914 0.0909 39.33 0.0286

4 24-08-2002 1,62 30.83 0.1171 0.1874 0.1396 0.0885 0.1331 41.40 0.0441

5 24-08-2002 1,49 28.77 0.1663 0.1349 0.1366 0.0792 0.1292 41.18 0.0426

6 25-08-2002 1,64 34.37 0.1276 0.2697 0.2889 0.3110 0.2493 41.40 0.0826

7 25-08-2002 1,47 26.35 0.1453 0.2078 0.1601 0.1013 0.1536 41.40 0.0509

8 26-08-2002 1,44 24.78 0.1267 0.1158 0.2732 0.2852 0.2002 41.40 0.0663

9 26-08-2002 1,48 28.48 0.1605 0.1389 0.1723 0.1816 0.1633 41.40 0.0541

10 10-02-2003 1.26 10.16 0.1847 0.2012 0.1806 0.1774 0.1860 40.05 0.0596

11 10-02-2003 1.25 9.90 0.1044 0.0998 0.1042 0.1062 0.1036 40.05 0.0332

12 11-02-2003 1.22 10.21 0.1314 0.0942 0.1061 0.1360 0.1169 40.05 0.0375

13 11-02-2003 1.20 9.82 0.1118 0.1382 0.0938 0.1804 0.1310 40.05 0.0420

14 11-02-2003 1.08 7.25 0.0988 0.1043 0.1871 0.1624 0.1382 39.60 0.0438

15 13-02-2003 1.12 7.03 0.1948 0.2601 0.1880 0.1760 0.2047 39.60 0.0649

16 14-02-2003 2.91 92.19 0.4448 0.3828 0.3904 0.4308 0.4122 40.95 0.1350

17 14-02-2003 2.70 83.22 0.5776 0.4818 0.3984 0.4062 0.4660 40.95 0.1527

18 14-02-2003 2.49 71.95 0.3706 0.4118 0.4025 0.3955 0.3951 40.95 0.1294

19 14-02-2003 2.39 71.45 0.3884 0.3025 0.4117 0.2068 0.3273 39.60 0.1037

20 15-02-2003 2.88 108.34 0.3954 0.4802 0.3762 0.4322 0.4210 40.50 0.1364

21 15-02-2003 2.89 102.44 0.4626 0.4118 0.3942 0.4021 0.4177 40.95 0.1368

22 15-02-2003 2.78 99.45 0.3061 0.3540 0.2961 0.2735 0.3074 40.95 0.1007

23 16-02-2003 2.74 101.38 0.3025 0.2936 0.2061 0.3707 0.2932 40.95 0.0961

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 34


24 16-02-2003 2.53 87.79 0.3806 0.3118 0.3076 0.2118 0.3030 41.40 0.1003

25 17-02-2003 4.26 231.81 0.6843 0.6067 0.6132 0.7843 0.6722 45.90 0.2468

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 35


Tabel 4: Perhitungan Angkutan Sedimen Total (Sedimen Suspensi + Sedimen Dasar)

CALCULATION OF TOTAL SEDIMENT DISCHARGE


(SUSPENDED LOAD AND BED LOAD)
River : Way Sekampung
Location : Kresno Widodo

Water Q Total Sediment Suspended Bed Total


No. Date Time Level ( m3/sec ) Concentration Load Load Load
(m) ( mg/l ) (ton/day) (ton/day) (ton/day)
1 09-05-2002 13.57 2.95 129.20 621.000 6,932.148 0.051 6,932.200

2 13-05-2002 14.22 2.06 63.84 247.750 1,366.534 0.047 1,366.580

3 20-05-2002 14.00 1.47 24.64 127.000 270.370 0.029 270.398

4 13-08-2002 10.40 1.59 28.90 18.500 46.199 - 46.199

5 14-08-2002 16.57 1.36 18.28 32.250 50.938 - 50.938

6 15-08-2002 13.01 1.60 24.84 19.000 40.772 - 40.772

7 24-08-2002 13.05 1.61 30.83 20.500 54.601 0.044 54.645

8 24-08-2002 15.48 1,49 28.77 20.500 50.961 0.043 51.004

9 25-08-2002 10.40 1,64 34.37 26.000 77.211 0.083 77.294

10 25-08-2002 15.35 1,47 26.35 13.250 30.167 0.051 30.217

11 26-08-2002 14.42 1,44 24.78 10.500 22.476 0.066 22.542

12 26-08-2002 17.40 1,48 28.48 16.250 39.987 0.054 40.041

13 10-02-2003 14.10 1.26 10.16 40.750 35.764 0.060 35.824

14 10-02-2003 15.15 1.25 9.90 58.500 50.039 0.033 50.072

15 11-02-2003 10.20 1.22 10.21 73.000 64.397 0.037 64.434

16 11-02-2003 17.10 1.20 9.82 64.500 54.725 0.042 54.767

17 11-02-2003 10.05 1.08 7.25 56.750 35.553 0.044 35.597

18 13-02-2003 15.40 1.12 7.03 43.250 26.258 0.065 26.323

19 14-02-2003 11.15 2.91 92.19 595.750 4,745.329 0.135 4,745.464

20 14-02-2003 13.45 2.70 83.22 516.250 3,711.989 0.153 3,712.142

21 14-02-2003 16.18 2.49 71.95 437.250 2,718.194 0.129 2,718.323

22 14-02-2003 18.00 2.39 71.45 422.750 2,609.791 0.104 2,609.894

23 15-02-2003 9.25 2.88 108.34 600.500 5,621.233 0.136 5,621.370

24 15-02-2003 13.55 2.89 102.44 507.250 4,489.620 0.137 4,489.757

25 15-02-2003 16.35 2.78 99.45 394.750 3,391.711 0.101 3,391.812

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 36


26 16-02-2003 9.55 2.74 101.38 288.000 2,522.609 0.096 2,522.705

27 16-02-2003 16.10 2.53 87.79 245.750 1,864.049 0.100 1,864.149

28 17-02-2003 11.05 4.26 231.81 617.500 12,367.367 0.247 12,367.614

29 17-02-2003 14.43 4.20 204.28 485.250 8,564.687 0.262 8,564.949

30 17-02-2003 16.50 4.07 208.67 346.500 6,246.929 0.287 6,247.216

31 18-02-2003 8.40 4.39 330.12 494.750 14,111.228 0.319 14,111.547

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 37


Gambar 5: Contoh Rating Sedimen Melayang

SEDIMENT DISCHARGE
At Way Sekampung - Kresno Widodo
1000.00
Discharge, Qw ( m3 / sec )

100.00

10.00

1.00
100 1000 10000 100000
Sediment Discharge, Qs ( ton/ day )

Gambar 6: Contoh Lengkung Debit Sedimen Total

Dissemination Unit of Water Resources Management and Technology 38

You might also like