Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Kapasitas rawat inap Puskesmas Karangjambu telah terlampaui karena jumlah pasien melebihi batas maksimal, (2) Puskesmas harus merujuk pasien ke fasilitas kesehatan lain untuk menjaga kualitas pelayanan, dan (3) Dibutuhkan pembangunan gedung baru Puskesmas untuk meningkatkan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Kapasitas rawat inap Puskesmas Karangjambu telah terlampaui karena jumlah pasien melebihi batas maksimal, (2) Puskesmas harus merujuk pasien ke fasilitas kesehatan lain untuk menjaga kualitas pelayanan, dan (3) Dibutuhkan pembangunan gedung baru Puskesmas untuk meningkatkan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Kapasitas rawat inap Puskesmas Karangjambu telah terlampaui karena jumlah pasien melebihi batas maksimal, (2) Puskesmas harus merujuk pasien ke fasilitas kesehatan lain untuk menjaga kualitas pelayanan, dan (3) Dibutuhkan pembangunan gedung baru Puskesmas untuk meningkatkan kapasitas dan mutu pelayanan kesehatan.
Pada kesempatan apel pada hari ini kami akan menyampaikan
beberapa informasi yang berkaitan dengan pelayanan di Puskesmas Karangjambu. Belakangan ini banyak masyarakat menyampaikan keluhan baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai pelayanan di Puskesmas khususnya kapasitas pelayanan rawat inap di Puskesmas Karangjambu. Banyak yang menganggap pelayanan rawat inap di Puskesmas Karangjambu kurang maksimal dan menolak apabila dirujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dikarenakan kapasitas kamar sudah penuh atau bahkan melebihi kemampuan yang ada.
Menanggapi permasalahan tersebut kita perlu melihat indikator-
indikator pelayanan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rawat inap di Puskesmas Karangjambu. Secara sederhana mari kita coba menghitung kapasitas kemampuan pelayanan rawat inap di Puskesmas Karangjambu.
Cara menghitung Maximum Bed Occupancy Ratio (angka
maksimal penggunaan tempat tidur) adalah dengan mengalikan jumlah tempat tidur dengan jumlah hari pelayanan dan dibagi dengan rata-rata lama perawatan seorang pasien. Apabila jumlah tempat tidur di Puskesmas Karangjambu adalah 10 bed. Sedangkan jumlah hari pelayanan dalam satu bulan = 30 hari. Dan rata-rata lama perawatan seorang pasien yang ideal menurut Depkes RI (2005) adalah 6-9 hari. Maka perhitungannya adalah 10 bed dikali 30 hari dibagi rata-rata lama perawatan per pasien minimal 6 hari. Maka dihasilkan angka penggunaan tempat tidur maksimal selama sebulan adalah sebesar 50 pasien.
Pada kenyataannya diketahui bahwa jumlah rata-rata pasien yang
menjalani rawat inap di Puskesmas Karangjambu adalah berkisar antara 62 pasien setiap bulan. Dengan rincian jumlah pasien rawat inap bulan Januari sebanyak 70 pasien; Februari sebanyak 59 pasien; dan Maret sebanyak 57.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan jumlah pasien rawat
inap di Puskesmas Karangjambu melebihi angka penggunaan tempat tidur maksimal yang ada. Hal ini tentu akan mengurangi kualitas pelayanan yang kami berikan. Oleh karenanya, apabila kapasitas telah penuh maka Puskesmas harus merujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menampung pasien tersebut. Alasan inilah yang mendasari turunnya kebijakan untuk merujuk pasien agar dapat dilayani secara maksimal. Kedepan kami berharap agar pembangunan gedung baru Puskesmas Karangjambu segera direalisasikan dengan daya tampung pasien yang lebih banyak dengan pelayanan yang lebih bermutu dan efisien. Sehingga kami tidak perlu merujuk pasien keluar wilayah Karangjambu untuk mendapatkan pelayanan rawat inap. Kita ketahui bersama sejak dibukanya pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat 24 jam di Puskesmas Karangjambu, muncul tren baru yang berkembang di masyarakat. Dimana angka kesakitan yang perlu mendapatkan perawatan semakin hari semakin meningkat. Bukan berarti menunjukkan turunnya derajat kesehatan masyarakat Karangjambu. Justru hal ini membuktikan tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan pemerintah baik di tingkat Puskesmas kecamatan maupun di tingkat desa.
Pelayanan Kesehatan hanyalah satu faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Sedangkan tiga faktor lainnya adalah faktor lingkungan, faktor perilaku, dan faktor keturunan. Pembangunan lingkungan sehat, perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, serta program penanggulangan penyakit kronis, adalah sebagian intervensi yang kami lakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tentunya hal ini tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak. Pada kesempatan kali ini kami mohon kepada seluruh jajaran lintas sektor Kecamatan Karangjambu untuk bersama-sama saling mendukung program-progran dan kegiatan di Kecamatan Karangjambu khususnya di bidang kesehatan. Apabila ada permasalahan atau isu kesehatan yang berkembang di masyarakat kami mohon agar tidak sungkan-sungkan untuk berkoordinasi dengan kami. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kemajuan Puskesmas Karangjambu dan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Karangjambu pada umumnya.
Demikian amanat pada hari ini, semoga dapat memberikan
masukan dan tambahan informasi yang berguna bagi kita semua.