You are on page 1of 6

BAB III

PENULANGAN LENTUR BALOK PERSEGI


BERDASARKAN SNI-2847-13

3.1 PENDAHULUAN
Penulangan beton bertulang dibedakan menjadi dua tipe, yakni :
Penulangan Tunggal
Penulangan Ganda
Data utama yang diperlukan dalam menghitung Beton Bertulang adalah
sebagai berikut :
fc' = Mutu Beton (MPa)
fy = Mutu Baja tulangan (MPa)
b = Lebar Balok (mm)
h = Tinggi total Balok (mm)
d = Tinggi effektif Balok (mm)
dt = Jarak dari serat luar balok lapisan tulangan terluar dari tulangan
(mm)
Mu = Momen Lentur Ultimate (kN-m = 106 N-mm)

Gambar 3.1 Properties Beton


Output dari data diatas adalah As (tulangan tarik) dan As (tulangan tekan),
dalam satuan mm.
Sebaliknya bila diketahui As dan / atau As, maka akan didapat Mu
Konstanta yang di gunakan adalah :
Es = 200 000 MPa (SNI-13 : 8.5.2)
Ec = 4700 (fc) (SNI-13 : 8.5.1)
Menghitung nilai 1
1 = 0.85 - 0.05/7 (fc' - 28) dimana 0.65 1 0.85 (SNI-13 : 10.2.7.3)
Menghitung nilai
= 0.65 + 0.25 (dt/c 5/3), dimana 0.65 0.90 (SNI-13: Gambar S9.3.2)
Menghitung nilai Amin
Amin = k / fy (b d )
Dimana k = 0.25 (fc) 1.4 (SNI-13 : 10.5.1)

3.2 KONDISI SEIMBANG (BALANCE)


0.003

cb ab Cc

d
h d
(d - ab/2)
As
T1
d' y = fy / Es
b

(a) balok (b) regangan (c) tegangan

Gambar 3.2. Kondisi Seimbang (Balance)


Notasi secara umum :


= (3.1)

Dari gambar 3.2 (b) nilai cb merupakan jarak garis netral ke serat terluar, dimana nilai
c adalah sebagai berikut :
0.003
= (3.2)

Dimana Es = 200 000 MPa, jadi :
0.003 2 105
=

600
=

= 600 ( )
= 600 + 600
600 = 600
( + 600) = 600
600
= (3.3)
(600 + )

= ( ) (3.4)
0.85
= 1
600
1 = ( )
(600 + ) 0.85

Sehingga
0.85 1 600
= ( )
600 +
0.85 1 600
= ( ) (3.5)
600 +

3.3 TULANGAN MAXIMUM


Agar dapat dijamin bahwa jenis keruntuhan balok betul-betul pada keruntuhan
tarik, maka SNI membatasi rasio tulangan maksimum balok : berdasarkan gambar
S9.3.2 dari SNI 2847:13 .
Untuk tulangan maximum dapat diturunkan sebagai berikut


0.90 = 0.75 + (t - 0.002) (50)
Spiral
0.75
Pengikat = 0.65 + (t - 0.002) (250/3)
0.65
Kontrol Kontrol
Tekan Transisi Tarik

t = 0.002
t = 0.005
c/dt = 0.600 c/dt = 0.375
= 0.75 + 0.15(dt/c - 5/3)
= 0.65 + 0.25(dt/c - 5/3)

Gambar 3.3 Grafik Hubungan vs t (regangan tarik)


Gambar 3.4 Regangan maximum
=

= ( )
0.85

= ( )
0.85

= ( )
0.85 1
0.85 600
= 1 ( )( )
600 + 0.85 1
600
= ( )
600 +
600
= ( )
600 +

= 0.375 ( 3.4)

600
( ) = 0.375
600 +
600 +
= 0.375 ( )
600

=
600 + 0.85 1 600
= [0.375 ( )] [( )( )]
600 600 +

0.85 1
= 0.375

0.31875 1
= (3.6)

SNI 2847:2013
Lampiran B: 10.3.3
B.10.3.3 Untuk komponen struktur lentur dan komponen struktur yang dikenai
kombinasi lentur dan beban aksial tekan dimana Pn kurang dari yang lebih kecil dari
0,10 fc Ag dan Pb, rasio tulangan, , yang disediakan tidak boleh melebihi 0,75
rasio b yang akan menghasilkan kondisi regangan seimbang untuk penampang
akibat lentur tanpa beban aksial. Untuk komponen struktur dengan tulangan tekan,
bagian b yang disamai oleh tulangan tekan tidak perlu direduksi oleh factor 0,75.

Atau singkatnya =
max 0.75 b
0.851 600
= 0.75 ( ) . Pers (3.7)
600+

Pada pers 3.7 , bila fy = 400 MPa


Maka
0.851
= 0.45 Pers (3.8)

Bandingkan Pers (3.8) dengan Pers (3.6)


0.851
= 0.375

Untuk pers (3.8), pada grafik gambar 3.3, akan berada pada daerah transisi, yang
tidaak disarankan, untuk penulangan lentur, dimana < 0.9 ,

Jadi menurut saya, Lampiran B.10.3.3, tidak dapat dipakai .



0.90 = 0.75 + (t - 0.002) (50)
Spiral
0.75
Pengikat = 0.65 + (t - 0.002) (250/3)
0.65
Kontrol Kontrol
Tekan Transisi Tarik

t = 0.002
t = 0.005
c/dt = 0.600 c/dt = 0.375
= 0.75 + 0.15(dt/c - 5/3)
= 0.65 + 0.25(dt/c - 5/3)

c/dt = 0.45

You might also like