You are on page 1of 9

LAPORAN ANATOMI IKAN NILEM

(Ostheochilus haselti)
September 13, 2014 Azhar Faturohman A Tinggalkan komentar

ANATOMI IKAN NILEM (Ostheochilus haselti)

DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)

Oleh :

Nama : Azhar Faturohman Abidin

NIM : B1J013167

Rombongan : V

Kelompok :5

Asisten : Iik Nurfagy

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ kompleks, bernafas dengan insang
(beberapa jenis ikan bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang
atau gelembung udara) dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama
melakukan aktivitas hidup. Ikan juga merupakan hewan berdarah dingin dengan ciri khasnya
adalah mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung
atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam
air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya
sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Walaupun Ikan umumnya bernafas dengan insang, tetapi ada juga yang dilengkapi dengan
labirin yang kerjanya seperti paru-paru. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik
(berdarah dingin) yang hidup di air dan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia (Radiopoetro,
1991).

Ikan menempati jumlah sepesies terbesar terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan
ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13.630 jenis) dan 42% (9870
jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan di perairan laut lebih banyak, karena
hamper 70% permukaan bumi terdiri dari air laut dan 1% terdiri atas perairan tawar
(Brotowidjoyo, 1990).

Ikan Nilem ( Osteochilus hasselti) adalah salah satu hewan vertebrata atau ikan yang hidup di
air tawar dan bernafas dengan insang. Bentuk badan mirip Ikan Mas, tetapi badannya lebih
memanjang dan pipih dengan sirip punggung relative lebih panjang. Ikan Nilem merupakan
jenis ikan herbivore yang makanannya terdiri atas lumut dan tumbuhan pelekat (Radiopoetro,
1991).

Ikan Lele (Clarias batrachus) mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih dan
memanjang, serta memiliki sungut yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian tubuhnya.
Ikan Lele bisa hidup di tempat yang tercemar karena biasa menghilangkan kotoran-kotoran.
Ikan Lele (C. batrachus) tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali Ikan Lele
laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah yang tergenang air
(Brotowidjoyo, 1993).

Ikan Nilem ( O. hasselti) dan Ikan Lele (C. batrachus) dipilih sebagai preparat untuk mewakili
species dari class Pisces karena cara hidupnya sederhana, harganya murah dan mudah
diperoleh. Selain itu ukurannya cukup besar, menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk
dan fungsi dengan vertebrata tingkat tinggi, serta letak organ-organnya mudah untuk dipelajari
(Kodri, 2004).

1. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah Untuk mengetahui morfologi dan anatomi Ikan Nilem (O.
hasselti) dan Ikan Lele (C. batrachus).

TINJAUN PUSTAKA

Ikan nilem (O. hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai-sungai
dan rawa-rawa. Ikan nilem termasuk hewan omnivora, makanannya berupa ganggang
penempel yang disebut epifition dan perifition serta mempunyai ciri morfologi antara lain
bentuk tubuh hampir serupa dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil.
Sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuhnya hijau abu-abu. Sirip
punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan
simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong
oleh 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada terdiri dari 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-
jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping. Dekat sudut rahang atas ada 2 pasang
sungut peraba. Bentuk tubuh agak memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan moncong
terlipat, serta bintik hitam besar pada bagian ekornya merupakan ciri utama Ikan nilem
(Sumantadinata, 1981).

Ikan nilem (O. hasselti) akan melakukan pemijahan pada kondisi kadar oksigen berkisar antara
5-6 ppm dan kadar karbondioksida berkisar < 1 ppm. Menurut Susanto (2001), suhu optimum
untuk kelangsungan hidup Ikan nilem berkisar antara 18 280C dan derajat keasaman (pH)
berkisar antara 6,7 8,6. Kandungan ammonia yang optimum untuk Ikan nilem adalah 0,5 ppm
(Sumantadinata, 1981).

Ikan nilem (O. hasselti) terdapat di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Malaysia, dan Thailand. Pada
umumnya, ikan nilem dapat dipelihara pada daerah dengan ketinggian sekitar 150-800 mdpl.
Sistem pencernaan pada ikan dimulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena hampir
ronga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung seperti huruf
U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars pylorica yang sempit,
sangat berliku dan hampir memenuhi rongga perut, dan bermuara ke anus. Hepar terdiri atas
dua lobi, vesca fellea dari hepar menuju ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus
cyticus menjadi ductus choledocus yang bermuara ke duodenum. Adapun yang dihubungkan
dengan peritoneum ke tundus ventriculli (Radiopoetro, 1991)

Ikan Nilem (O. hasselti) mempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan sehingga disebut
hepatopankreas. Ginjal yang gilik yang terletak antara vesica pneumatica dengan tulang
vertebrae. Cairan yang mengandung sisa-sisa persenyawaan nitrogen dan hidrogen diambil dari
darah dalam ginjal akan ditampung ke dalam vesica urinaria melalui ureter (Jasin,1989).

Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong insang yang
terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu bernapas operculum menutup melekat
pada dinding tubuh, arcus branchialis mengembang ke arah lateral. Air masuk melalui mulut
kemudian kelep mulut menutup, sedangkan arcus branchialis berkontraksi, dengan demikian
operculum terangkat terbuka. Air mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida (Jasin,1989).

Menurut Djuhanda (1994), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang rawan yang sedikit
membulat dan merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang. Arteri branchialis dan
arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang di bagian basal pada kedua filamen insang
pada bagian basalnya. Tapis insang berupa sepasang deretan batang-batang rawan yang pendek
dan sedikit bergerigi, melejat pada bagian depan dari lengkung insang. Ikan Nilem (O. hasselti)
memiliki gelembung renang untuk menjaga keseimbangan di dalam air.

Sirip adalah suatu perluasan integument (pembungkus tubuh) yang tipis yang disokong oleh
jari-jari sirip. Fungsi sirip adalah untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air dan untuk
berenang. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip
punggung (dorsal fin), sirip ekor (caudal fin), dan sirip dubur (anal fin) disebut sirip tunggal
atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin) disebut
sirip berpasangan (Jasin, 1989).

Ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan cara memijit bagian perut ke arah anus.
Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih susu dari lubang genitalnya. Induk betina yang
sudah matang telurnya dicirikan dengan perut yang relatif besar dan lunak bila diraba
(Sumantadinata, 1981).

Ikan Lele (C. batrachus) mempunyai bentuk tubuh memanjang dan ditopang tulang belakang
(Osteo vertebra. Ikan Lele mempunyai kerangka sejak caput (kepala) sampai cauda (ekor) yang
terdiri atas tulang keras. Rongga mulut bagian atas mempunyai alat keseimbangan yang disebut
Weberian Oscicle. Seluruh permukaan tubuh yang memanjang tidak mempunyai sisik
berlendir. Bentuk kepala Ikan Lele adalah pipih dengan tulang kepala keras. Mulutnya yang
khas mampu memakan berbagai jenis makanan dari zooplankton, bentos, ikan, sampai
mencabik-cabik bangkai yang dijumpainya. Ikan Lele mempunyai alat pendengar di dekat
kumis hidung. Sirip Ikan Lele terdiri atas sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur, yang masing-
masing berentuk tunggal. Sedang sirip yang berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada
(Sumantadinata, 1981).

Ikan lele (C. batrachus) bersifat noktural yaitu bergerak aktif mencari makanan pada malam
hari. Siang hari Ikan Lele akan berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam,
Ikan Lele memijah pada musim penghujan. Habitat Ikan Lele di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan Ikan Lele bisa hidup pada
air yang tercemar (Sumantadinata, 1981).

Berikut ini klasifikasi Ikan Lele menurut Jasin (1989) sebagai berikut :

Regnum : Animalia

Phyllum : chordata

SubPhyllum : Vertebrata

Classis : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Family : Claridae

Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus

MATERI DAN METODE

1. Materi

Alat alat yang digunakan adalah bak preparat dan gunting bedah.

Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (O. hasselti) dan Ikan lele (C. batrachus).

1. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Ikan dilumpuhkan syaraf pusatnya dengan cara ditusuk otaknya menggunakan gunting.
2. Ikan mulai dibedah dari mulai lubang urogenitalia (dubur) sampai ke arah anterior
sepanjang medioventral mengikuti arah depan sirip dada.
3. Pemotongan dilakukan dengan membelah dari lubar urogenitalia ke samping kanan
terlebih dahulu. setelah itu, pemotongan dari lubang urogenitalia ke samping kiri. Hal
ini harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak ada organ dalam yang
terkoyak sehingga banyak darah yang keluar menutupi organ yang akan diamati.
4. Setelah digunting, bagian belahan daging dibuka dengan menggunakan pinset atau
tangan.
5. Organ dalam ikan diamati. Pengguntingan dilanjutkan jika organ yang akan diamati
belum terlihat jelas. Bagian yang digunting jangan sampai putus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Pembahasan

Hasil pengamatan Anatomi Ikan Nilem (O. hasselti) didapatkan bahwa morfologi (habitus)
Ikan Nilem dibagi menjadi tiga bagian penting yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda
(ekor). Ketiga bagian tersebut tidak memiliki batas yang nyata. Secara umum bagian caput
dibatasi dari moncong sampai dengan batas tutup insang, sedangkan bagian truncus mulai dari
belakang tutup insang sampai dengan porus urogenitalia, dan bagian cauda dibatasi dari porus
urogenitalia sampai dengan ujung sirip ekor.

Bagian caput O. hasselti terdapat cavum oris (bibir), organon visus (mata) dan operculum
(insang). Cavum oris atau mulut berfungsi untuk memasukkan air pada saat melakukan
pernafasan. Organon visus atau mata pada ikan ini dilapisi oleh selaput yang sangat tipis yang
berguna untuk mencegah masuknya air pada saat berenang. Insang berbentuk sperti filamen-
filemen tipis yang berfungsi sebagai alat pernapasan pada ikan dan menyerap molekul air.

Bagian luar Truncus O. hasselti terdapat linea lateralis (gurat sisi), porus urogenitalis, pinnae
dorsalis (sirip punggung), pinna pectoralis (sirip dada), pinna abdominalis (sirip perut), dan
pinnae analis (sirip dubur). Linea lateralis berfungsi sebagai indera keenam untuk mengetahui
besar arus dalam air. Porus urogenitalis merupakan lubang pengeluaran yang merupakan
gabungan dari sistem eksresi (berupa urine) dengan sistem genitalia (reproduksi). Tempat
bermuaranya dua system tersebut dinamakan sinus urogenitalis. Sirip pada O. hasselti ada yang
sepasang dan ada yang tunggal. Sirip yang sepasang dinamakan pinna, sedangkan jika tunggal
dinamakan pinnae. Fungsi sirip secara umum adalah untuk mempermudah ikan berenang
dalam air dan menjaga keseimbangan serta kecepatan ikan bergerak di dalam air. Bagian cauda
yang dapat teramati, antara lain pinnae dorsalis dan rangka ekor Ikan Nilem yaitu urostyle,
hyporalia, taju haemal, taju neural, centrum vertebrae.

Anatomi Viscera In Situ O. hasselti terdapat pronephros, gelembung renang, neprhos,


hepatopacreas, gonad, intestine, dan jantung. Pronephros (ginjal kepala) merupakan ginjal yang
kecil berwarna merah kecokelatan dan terletak anterior dari vesica metatoria. Gelembung
renang (vesica metatoria) yaitu kantung memanjang di sebelah dorsal dari saluran pencernaan
dan letaknya retroperitoneal (di sebelah dorsal dari peritoneum). Gelembung renang terdapat
sepasang, ada yang di depan dan di belakang, dan terdapat sekat ditengahnya. Gelembung
renang selalu berisi udara sebagai organ hydrostatic, berfungsi untuk membantu keseimbangan
gerakan naik turun di dalam air. Nerphros/ren (ginjal) merupakan organ sistem ekskresi yang
berjumlah sepasang dan terletak di antara gelembung renang. Hati dan pancreas agak sukar
dibedakan bahkan seolah menyatu oleh karena itu dinamakan Hepatopancreas yang merupakan
sebutan dari dua organ yaitu hati dan pancreas. Organ ini terletak anterior dari intestine. Gonad
merupakan organ sistem reproduksi (genitalia) letaknya lebih ventral dari gelembung renang.
Sebelum ikan dewasa, strukturnya sukar dibedakan antara gonad jantan dan gonad betina.

Ikan Nilem memiliki sistem pencernaan yang dimulai dari cavum oris, oesophagus, kantung
empedu. Tubuhnya dapat terlihat organ pencernaan yaitu usus yang panjang, ini dikarenakan
ikan ini termasuk tipe herbivora. Kantung empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian
depan, berupa kantung bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan dengan
usus melalui ductus choledochus, lalu saluran akhir pencernaan yaitu anus atau porus
urogenitalus (Radiopoetro, 1991).

Sistem peredaran darah pada Osteochilus hasselti terdiri atas jantung dan sinus venosus.
Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus
venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan
terbuka di ruang depan jantung. Di antara atrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk
menjaga agar aliran darah tetap searah. Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal
karena darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi
darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh
tubuh kemudian kembali ke jantung (Radiopoetro, 1991).

Organ reproduksi pada Ikan Nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya.
Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina (ovum) yang
disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut
dengan testis. Ovarium terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium
khusus pada dinding tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai
kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada
hewan jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan
ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada vertebrata
tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus yang disebut
skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan
hormon testosteron (Radiopoetro, 1991).

Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di sebelah
dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia atau
oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya setiap individu
mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi kanan dan kiri tubuh.
Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-masing terbungkus oleh
selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ kelamin jantan berupa organ yang
jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran spermatozoa dan organ asesoria. Saluran
testis pada vertebrata tinggi dan rendah berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang
berkembang menjadi gamet berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi
akan terkumpul di dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari
tubulus atau testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan Nilem jantan dan Ikan
Nilem betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup
insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan jantan
apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti
santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing sedangkan ikan betina
membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada ikan jantan (Radiopoetro,
1991).

Ikan Lele (C. batrachus) berdasarkan habitusnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu caput (kepala)
dimulai dari moncong hingga batas tutup insang. Truncus (badan) mulai dari belakang tutup
insang hingga anus. Cauda (ekor) mulai dari anus hingga ujung sirip ekor. Bagian caput pada
ikan Ikan Lele (C. batrachus) terdapat mulut dengan sepasang sungut yang terdiri dari sungut
anterior (barbels superior) dan sepasang sungut bawah (barbels inferior), nostril, rahang atas,
rahang bawah. Bagian truncus (badan) Ikan Lele (C. batrachus) berbentuk memanjang dengan
kepala pipih dibawah. Badannya tidak diselubungi dengan sisik melainkan licin pada
permukaan tubuhnya dan sedikit berlendir. Ikan Lele mempunyai senjata yang sangat ampuh
dan berbisa berupa sepasang patil yang berada pada pectoral fin (sirip dada), selain itu patil
juga beguna untuk melompat atau berjalan di atas tanah. Tipe ekor pada Ikan Lele berbentuk
membulat dan agak ramping seperti kipas.

Sirip pada Ikan Lele (C. batrachus) terdiri dari sirip yang sepasang dan sirip tunggal. Sirip
yang sepasang dinamakan pinna sedagkan yang tunggal dinamakan pinnae. Macam-macam
sirip pada Ikan Lele antara lain :

Pinna pectoralis ( sepasang sirip dada )


Pinna abdominalis (sepasang sirip perut )
Pinnae analis ( sirip dubur )
Pinnae dorsalis ( sirip punggung )
Pinnae caudalis ( sirip ekor )

Anatomi Viscera In Situ (bagian dalam) Clarias batrachus terdapat beberapa organ
yang dapat dikenali yaitu hati (hepar), jantung (cor), gastrum (lambung), usus (intestin), labirin
dan gonad. Lambung yang dimiliki oleh Ikan Lele (C. batrachus) sudah dapat dibedakan
bagian-bagiannya. Sistem pencernaan pada Ikan Lele terdiri dari rahang yang mempunyai
banyak gigi kecil berbentuk kerucut. Pencernaan dimulai dari bagian mulut menuju faring lalu
ke oesophagus, masuk ke gastrum dan terakhir masuk ke intestin.

Organ utama pada sistem ekskresi Ikan Lele (C. batrachus) adalah ginjal. Urin yang
dihasilkan ginjal disalirkan melalui ureter yang berjalan di pinggiran rongga-rongga abdomen
sebelah dorsal menuju ke belakang. Ureter yang kiri dan yang kanan bertemu di bagian
belakang menjadi kantong urin (vesica urinaria) dan dari urin dikeluarkan melalui uretra yang
bermuara di anus (Radiopoetro, 1991).
Sistem respirasi utama pada Ikan Lele (C. batrachus) menggunakan insang yang
berada di bagian kepala ikan, sedangkan Ikan Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan
yang disebut arborescent, organ yang merupakan membran yang berlipat-lipat penuh dengan
kapiler darah. Alat ini terletak di dalam ruang sebelah atas insang dan mempunyai fungsi untuk
mengikat oksigen ketika Ikan Lele berada di tempat yang memiliki konsentrasi air yang sedikit,
misalnya pada saat di dalam lumpur (Suyanto, 1991).

Ikan Lele (C. batrachus) memiliki sistem reproduksi berupa gonad. Gonad Ikan Lele
jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya,
warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil daripada betinanya, selain itu Ikan
Lele juga memiliki sebuah organ yang disebut dengan klasper, dimana organ ini memiliki
fungsi yang sama persis dengan penis yaitu sebagai organ ovulasi yang terletak di bagian
bawah tubuh dekat dengan anus. Gonad betina Ikan Lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-
bintik telur yang terdapat di dalamnya dan kedua bagian sisinyameluas tidak bergerigi
(Radiopoetro, 1991).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bagian tubuh Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) sama dengan Ikan Lele (Clarias
batrachus) terdiri dari caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor) yang masing-
masing mempunyai bagian yang rumit.
2. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus) mempunyai 5 jenis
sirip yaitu sirip dada, sirip punggung, sirip dubur, sirip perut, dan sirip ekor, hanya
perbedaannya terlihat pada sirip ekor, sirip ekor Ikan Lele bentuknya membulat.
3. Sistem pencernaan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) terdiri dari cavum oris,
oesophagus, kantung empedu. Perbedaan dengan Ikan Lele (Clarias batrachus) yaitu
pada bagian lambung dan perbedaan panjang usus.
4. Sistem reproduksi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus)
sama, hanya yang membedakan pada alat kelaminnya, Ikan Lele (Clarias batrachus)
jantan memiliki alat kelamin yang dinamakan klasper.
5. Sistem respirasi Ikan Lele (Clarias batrachus) dan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
memiliki persamaan yaitu menggunakan insang, hanya saja pada Ikan Lele (Clarias
batrachus) memiliki alat pernafasan tambahan berupa arborescent.

Saran

1. Sebaiknya alat praktikum dilengkapi lagi agar tidak kesulitan dalam melakukan
praktikum berikutnya.
2. Sebaiknya ketika hendak mengamati preparat yang lain, dijelaskan dari awal dari
metode kerja pembiusan sampai pembedahan.
DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Djuhanda, 1994. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Americo, Bandung.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas


Cetakan ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya.

Kodri,Ghufar.H. 2004. Budidaya Lele Keli. PT.Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara, Jakarta.

Radiopoetro. 1991. Zoology. Erlangga, Jakarta.

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia. Sastra Hudaya,


Jakarta.

Susanto, H. 2001. Budidaya Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya, Jakarta.

You might also like