Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4:
A. Tujuan
Tujuan pada praktikum Acara I Bentuk dan Ukuran adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan bentuk, ukuran serta isi absolut bahan pangan atau wadahnya
a. Bahan atu alat berbentuk teratur : petridish dan kuboid
b. Bahan berbentuk tidak teratur : buah-buahan dan umbi-umbian
2. Menentukan isi relatif bahan pangan dari biji-bijian
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori
Massa dan volume penting untuk sistem pengukuran fisik sebuah
produk, sedangkan diameter (mayor, minor, intermediet), dan luas
permukaan merupakan pengukuran secara morfologi. Sifat fisik bahan
hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus
untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara
penanganannya. Bentuk dan ukuran tidak dapat dipisahkan. Untuk
menyatakan suatu bentuk produk perlu informasi tentang ukuran
(dimensi). Penentuan bentuk dan ukuran dapat dilihat secara langsung
bentuk buah tersebut walaupun dari bahan hasil pertanian pada umumnya
memiliki bentuk tidak rata, namun dari buah nangka dapat dilihat bahwa
keselirihan buah berbentuk elips dan untuk membuktikannya digunakanlah
metode Oblate Spheroid (Bulat Membujur) (Wardani, 2013).
Sifat-sifat fisik dari buah-buahan dan biji-bijian sangat diperlukan
untuk desain peralatan penanganan, transportasi, proses dan penyimpanan.
Teknik prosesing dan penanganan yang baik dari bahan membutuhkan
keakuratan sifat-sifat fisik seperti bentuk, ukuran, porositas, luas
permukaan, bulk density. Berat, volume, densitas biji bijian, diameter
mayor, intermediet, minor dan rata-rata (aritmetika, geometrik, kuadrat
dan ekivalen) dapat digunakan untuk mengkarakteristikan biji kacang.
Perlu studi sifat fisik (indikator kualitas biji) dari bahan untuk disain dan
konstruksi ayakan dan mesin grading. Informasi ukuran yang berhubungan
dengan berat bahan adalah penting untuk grading, keseragaman dan
pengemasan di dalam kotak-kotak standar atau karton dan di dalam
pemisahan ayakan dan operasi penggilingan. Koefisien volume (rasio
volume terukur terhadap dimensi orthogonal produk) dan digunakan untuk
memperkirakan volume dan density biji dari data dimensi biji dan berat
biji (Andasuryani, 2015).
Pengetahuan bahan makanan adalah suatu ilmu yang mempelajari
sifat-sifat fisik dan kimia dari komponen-komponen penyusun di dalam
makanan hewani maupun nabati, termasuk nilai gizi dari bahan makanan
tersebut dan sifat-sifat ini dihubungkan dengan segi produksi serta
perlakuan sebelum dan sesudah panen seperti penyimpanan, pengolahan,
pengawetan, distribusi, pemasaran sampai siap untuk dikonsumsi dengan
memperhatikan keamanan pangan bagi konsumen hubungannya dengan
keamanan para konsumen. Dengan memahami sifat-sifat tersebut di atas,
maka bahan makanan serta hasil olahannya dapat dipertahankan atau
diperbaiki mutunya (Dharmayanti, 2013).
Penentuan bentuk, ukuran, dan warna dari bahan makanan seperti
buah dan sayuran dikembangkan dalam berbagai fitur. Warna memberi
informasi yang berharga dalam memperkirakan kadaluarsa dan memeriksa
kesegaran sayuran. Keseragaman dalam ukuran dan bentuk buah-buahan
dan sayuran merupakan faktor penting lain dalam menentukan kualitas
dari keselurahan bahan. Industri makanan dan minuman merupakan salah
satu industri yang mengembangkan fitur pengukuran bentuk dan ukuran
untuk meningkatkan hasil klasifikasi bahan pangan agar dapat
menyediakan produk yang berkualitas, digunakan dalam penentuan
pengemasan, sortasi berdasarkan ukuran, bentuk, warna dan kenampakan.
Selain itu penentuan bentuk ukuran dan warna bahan digunakan pada
supermarket dan industri agrikultural (Chowdhury, 2013).
Para penentuan bentuk dan ukuran bahan yang tidak teratur, bahan
diukur diameter minimum dan diameter maksimum. Pengukuran diameter
digunakan alat jangka sorong. Cara penggunaan jangka sorong yaitu
dengan cara diapit untuk mengukur suatu benda dari sisi luar, dengan cara
diulur untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang memiliki lubang
(pipa) dan dengan cara menancapkan/menusukkan bagian pengukur pada
benda untuk mengukur kedalamanannya. Ketelitian jangka sorong
mencapai 0,01 mm (Antika dkk., 2012).
Pengukuran panjang, lebar, dan diameter yang digunakan dalam
banyak produk, terutama di mana keseragaman ukuran penting, atau ketika
pembatasan pada ukuran minimum yang ditentukan. Banyak tujuan
kenyamanan available untuk setiap pengukuran, umumnya dengan
penggaris lurus. Untuk pengukuran yang lebih akurat dengan
menggunakan mikrometer (Batjer, 1954).
Cara menentukan bentuk dan ukuran makanan seperti berat
menera, isi, panjang, lebar, diameter, tinggi dan lain-lain. Isi konten
absolut atau nyata adalah jumlah actuallity ruang yang diperlukan atau
ditempati oleh substansi. Absolute contens bisa dalam berbagai cara
tergantung bentuk materi tera. Jika bahan bentuknya tidak beraturan cara
mudah untuk mengukur adalah dengan mencelupkan ke dalam wadah
berisi air, kelebihan volume air sebelum dan sesudah adalah volume bahan
itu sendiri (Kramer, 1966).
Mengukur buah buahan diperlukan beberapa alat seperti timbangan
dan gelas ukur, berfungsi untuk menjaga kestabilan mutu/kualitas hasil
produksi, setiap pemakaian bahan harus selalu diukur, baik berat (bahan
padat) maupun volume (bahan cair). Untuk mengukur berat bahan dapat
bahan dapat ditimbang dengan menggunakan timbangan kodok (duduk).
Sedangkan bahan bahan kimia yang kurang dari 50 gram ditimbang
menggunakan timbangan halus. Volume bahan yang berupa cairan diukur
dengan menggunakan gelas ukur (Suprapti, 2009).
Alat pengukur merupakan alat yang dapat digunakan untuk
menimbang atau mengukur bahan-bahan sesuai dengan yang diperlukan.
Diharapkan dengan berat bahan yang sama dalam setiap proses produksi,
dapat diperoleh produk akhir dengan kualitas yang sama. Berdasarkan
fungsinya, diperlukan beberapa macam alat pengukur yaitu:
a. Alat pengukur berat, untuk mengukur berat bahan padat. Apabila berat
bahan yang ditimbang lebih dari 50 gram dapat digunakan timbangan
kasar (timbangan gantung, timbangan duduk, ataupun timbangan kue),
yang umumnya memiliki tingkat ketelitian lebih rendah. Sementara
untuk menimbang bahan dengan berat kurang dari 50 gram, misalnya
bahan kimia, diperlukan timbangan halus yang memiliki tingkat
ketelitian tinggi. Alat pengukur volume, alat pengukur volume
digunakan untuk mengukur volume bahan-bahan cair
b. Alat pengukur volume ini dapat berupa gelas ukur, baik yang terbuat
dari kaca (gelas) maupun plastik (Suprapti, 2007).
Keseragaman bentuk dan ukuran produk, terutama dalam satu
wadah kemasan, akan mempengaruhi penilaian konsumen. Bentuk dan
ukuran produk yang bermacam-macam dalam satu wadah kemasan akan
memberikan kesan bahwa bahan yang diogunakan merupakan bahan yang
cacat, rusak, dan tidak lolos sortir. Produk-produk makanan yang tidak
dikemas akan mudah sekali tercemar oleh debu, kotoran, embun, cairan,
dan juga uap air dari udara. Apabila manisan kering tercemar, maka gula
yang menempel akan dapat meleleh (Suprapti, 2009).
Umbi kimpul (Xanthosoma violaceum Schott) memiliki bentuk
silinder agak bulat, terdapat internode atau ruas dengan beberapa bakal
tunas. Jumlah umbi anak dapat mencapai 10 buah atau lebih, dengan
panjang sekitar 12-25 cm dan diameter 12-15 cm serta umbi yang
dihasilkan biasanya mempunyai berat 300-1000 gram. Irisan melintang
umbi memperlihatkan bahwa struktur umbi kimpul terdiri dari kulit,
korteks, dan pembuluh floem juga xylem. Kulit umbi mempunyai tebal
sekitar 0,01 0,1 cm, sedangkan korteksnya setebal 0,1 cm. Pada
pembuluh floem dan xylem terdapat butir- butir pati (Muchtadi, 1997).
Gembili merupakan jenis tumbuhan yang berbuah di bawah tanah.
Jenis umbi ini tumbuh merambat dan dapat mencapai tinggi antara 3-5 m
dengan daun berwarna hijau dan batang berduri di sekitar umbi serta
terdapat duri berwarna hitam. Umbi gembili menyerupai ubi jalar dengan
ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa, berwarna coklat muda dan
berkulit tipis. Umbi tersebut berwarna putih bersih dengan tekstur
menyerupai ubi jalar dan rasa yang khas .Kulit kupasan umbi dan umbi
hasil buangan atau sisa juga dapat digunakan sebagai pakan ternak atau
bahkan cadangan makanan saat terjadi paceklik. Umbi tanaman gembili
umumnya digunakan sebagai sumber karbohidrat setelah dimasakatau
dibakar. Umbi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran
sayuran setelah dimasak, direbus atau digoreng, dan dijadikan makanan
pokok pengganti beras (Prabowo dkk, 2014).
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata) termasuk suku polong-
polongan (fabaceae) memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan
berprotein nabati tinggi. Seiring dengan meningkatnya pertambahan
penduduk dan semakin beraneka ragam produk yang bahan baku kacang
hijau maka kebutuhan akan kacang hijau akan terus meningkat. Kacang
hijau mempunyai ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan kacang-
kacangan lain seperti kacang tanah atau kedelai. Dengan kecilnya ukuran
ini, tidak menutup kemungkinan isi relatif per butir kacang hijau akan
lebih banyak dari kacang tanah atau kacang lainnya (Hasibuan dkk., 2012).
Kacang merah (Phaseolus vulgaris) adalah herba yang merupakan
keluarga tanaman tahunan leguminosa. Ini dibudidayakan secara manual di
Mesoamerika kuno dan Andes, meskipun banyak dibudidayakan di iklim
panas di seluruh dunia. Varietas putih dan hitam dari ini kacang juga
tersedia tapi kurang banyak digunakan Kacang merah sangat baik sebagai
sumber protein nabati, pati, larut dan serat tidak larut, vitamin (terutama
kelompok B) dan mineral (terutama kalium, zat besi, zinc, magnesium dan
mangan). Mereka sangat rendah lemak. Kacang mengandung zat
berpotensi beracun yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan ini
harus dihancurkan oleh didih cepat dan memasak. Kacang yang dimasak
secara luas digunakan dalam masakan gurih di seluruh dunia, untuk
misalnya, di casserole, salad, kari, sup, pasta dan hidangan daging
(Audu dan Aremu, 2011).
C. Metodologi
1. Alat
a. Gelas Ukur 1000 ml
b. Jangka Sorong
c. Kuboid
d. Penggaris (30 cm)
e. Petridish
f. Pisau
g. Timbangan Digital
2. Bahan
a. Biji- bijian : Kacang hijau, beras, kedelai putih, kacang merah,
ketan hitam, ketan putih, jagung, kacang tanah, biji sunflower, millet,
beras merah, lamtoro, kedelai hitam, dan kacang tolo.
b. Buah- buahan : Apel, salak, belimbing, pisang, jambu, jeruk,
mangga, jeruk nipis, tomat, kedondong, alpukat, mentimun, melon, pir
dan jambu air.
c. Umbi- umbian : wortel, kentang, ubi ungu, ubi kuning, bengkoang,
ubi madu, ubi putih, singkong, talas, bawang bombay, gembili, gadung,
bawang putih dan jahe.
3. Cara Kerja
a. Bahan yang teratur bentuknya, bahan : petridish dan kuboid
Aquades 500 mL Pemasukkan buah dan umbi dalam gelas ukur 1000 ml
Bahan biji-bijian
Penimbangan beratnya
Penentuan
Tabel 1.2 Data Hasil Penentuan Bentuk dan Ukuran Bahan Yang Tidak
Teratur
Panjang Panjang Diameter Diameter
Volume
Kel Bahan Bentuk maksimal minimal maksimal minimal
(ml)
(cm) (cm) (cm) (cm)
Alpukat 9,93 7,0 2,3 6,61 230
1
Bombay 6,61 4,58 3,4 4,81 70
Apel 5,7 4,7 3 2,5 124
2
Bengkoang 8,2 2 7,41 2 190
Belimbing 14,8 8 8,28 1,64 190
3
Entik 14,3 5,6 5,3 1,35 180
Gembili 14,5 9,5 4,68 2,58 200
4
Jambu biji 8 6,5 7,15 4,49 250
Lobak 25 14 5,11 1,16 310
5
Jambu air 8 4 5,41 2,84 110
Jeruk 7,6 8,44 7,5 1,64 180
6
Ubi putih 5,6 2,8 6,5 3,3 150
Jeruk nipis 4,63 2,83 4,4 3,33 50
7
Ubi madu 13,1 8,9 5,62 1,54 150
Kedondong 7,8 4,1 5,52 20,45 110
8
Ubi ungu 12,5 6,3 6,07 23,5 230
Mangga 10,4 4,2 7,1 4 270
9
Kentang 10 7 6 2,2 180
Mentimun 20,7 12,5 4,66 3,99 330
10
Kimpul 12,1 6,5 5,63 2,51 185
Melon 10,8 9,8 12,6 11,6 840
11
Jahe 12,6 12,1 5,4 1,8 50
Pir 7,2 3,5 8 3,3 240
12
Singkong 25,3 16 6,5 3 530
Pisang 15 8,5 3,66 1,81 110
13
Ubi kuning 15 7,5 5,45 1,44 230
Salak 8,22 6,21 5,55 0,835 90
14
Wortel 15,5 7,5 4,82 1,22 150
Tomat 5,70 5,251 7,70 5,604 210
15 Bawang
4 1,90 5,06 1,806 50
putih
Sumber : Laporan Sementara
Ada 2 cara mengukur volume benda, yaitu secara tidak langsung dan
secara langsung. Volume benda yang bentuknya teratur dapat diketahui
dengan menggunakan rumus. Pengukuran volume dengan menggunakan
rumus dinamakan pengukuran secara tidak langsung. Volume balok =
panjang x lebar x tinggi, volume silinder = luas alas x tinggi, volume bola =
luas alas x tinggi, volume bola = 4/3 x (jari-jari bola)3 dan volume benda
padat yang bentuknya tidak teratur dapat diukur dengan menggunakan gelas
pengukur berisi zat cair. Tambahan volume yang terbaca pada skala gelas
pengukur sama dengan volume benda padat yang dimasukkan ke dalam gelas.
Misalkan volume air dalam gelas pengukur adalah 30 cm3, kemudian sebuah
batu yang tidak terlalu besar dimasukkan ke dalam gelas pengukur.
Permukaan air menunjuk ke angka 40 cm3. Berarti, volume batu adalah 10
cm3. Pengukuran volume benda padat yang bentuknya tidak teratur seperti itu
disebut pengukuran secara langsung (Purba, 2012).
Hal diatas juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Suyitno (1998) mengatakan bahwa produk yang bentuknya tidak teratur,
biasanya volumenya ditentukan dengan prinsip perpindahan air (water
displacement). Bahan berbentuk tidak teratur biasanya berupa buah-buahan
dan umbi-umbian. Bahan yang berbentuk tidak teratur pengukuran dilakukan
dengan mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air
sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda. Volume
benda itu merupakan isi absolut dari bahan tersebut.
Dalam perancangan alat industri diperlukan pengukuran-pengukuran
fisika seperti bentuk dan ukurannya, termasuk dalam isi atau volume absolut
dan telatif bahan. Menurut Meisami (2009) dalam Wardani (2013), alat
pengupas dibutuhkan parameter-parameter penting yang mendukung
perancangan. Spesifikasi fisik, mekanik, elektrik, thermal, dan sifat kimia
merupakan aplikasi yang sering digunakan dalan engineering. Masa, volume
penting untuk system pengukuran fisik sebuah produk, sedangkan diameter
(mayor, minor, intermediet), dan luas permukaan merupakan pengukuran
secara morfologi. Pengukuran masa, volume, luas permukaan, porositas,
sphericity, dimensi, elastisitas dan viskoelastisitas merupakan pengukuran
utama dalam pengukuran bahan. Selain itu penentuan isi absolut juga
digunakan dalam proses pengemasan produk, yang mana fungsi dari
pengemasan adalah untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis, seperti
benturan, tekanan, maupun aktifitas fisik lain terutama saat distribusi
(Buckle, et.al, 2013).
Volume atau isi adalah salah satu parameter penting dalam produksi
dan proses dalam produk pangan. Volume bersama dengan unsur fisika yang
lain berperan dalam aturan penting kalkulasi penghilangan air, transfer panas,
kuantitas pestisida, laju respirasi dan lainnya. Pada proses pangan, volume
(absolut) digunakan untuk sortasi berdasarkan ukuran, tingkat kualitas, dan
konsentrasi mikroba dalam pangan. Jika volume dalam produk pangan
ditentukan maka sifat fisika lain seperti massa, densitas dapat mudah
ditentukan. Sehingga pengukuran volume merupakan hal yang penting
(Siswantoro et.al, 2014).
Bahan berbentuk tidak teratur biasanya berupa buah-buahan dan
umbi-umbian. Bahan yang berbentuk tidak teratur pengukuran dilakukan
dengan mencelupkan bahan ke dalam wadah berisi air, selisih volume air
sebelum dan sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda.
Pengukuran volume (absolut) secara tradisional dapat dilakukan dengan
menggunakan water displacement method dengan prinsip dasar teori
Archimedes. Benda atau bahan pangan dicelupkan ke dalam air (dengan
volume tertentu yang ditempatkan pada sebuah bejana tabung) hingga seluruh
permukaannya tercelup. Volume air yang berpindah atau selisih volume awal
dan akhir merupakan volume objek atau bahan tersebut. Tetapi metode ini
kurang akurat untuk bahan yang berpori dan mudah hancur seperti roti
(Siswantoro et.al, 2014).
Dari tabel 1.2 diketahui data tentang penentuan bentuk dan ukuran
bahan yang tidak teratur bentuknya, menggunakan 30 macam bahan berupa
buah-buahan, sayur-sayuran dan umbi-umbian3. Panjang maksimal dan
panjang minimal buah alpukat adalah 9,93cm dan 7cm. Panjang maksimal
dan panjang minimal bawang bombay adalah 6,61cm dan 4,58 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah apel adalah 5,7cm dan 4,7cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah bengkoang 8,2 cm dan 2 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah belimbing 14,8 cm dan 8cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal entik adalah 14,3cm dan 5,6 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal gembili adalah 14,5 cm dan 9,5 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah jambu biji ialah 8cm dan 6,5 cm.
Panjang maksimal dan panjang minimal lobak 25 cm dan 14 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah jambu air ialah 8 cm dan 4 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah jeruk 7,6cm dan 8,44cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal ubi putih adalah 5,6 cm dan 2,8 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal jeruk nipis 4,63 cm dan 2,83cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal ubi madu ialah 13,1cm dan 8,9cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah kedondong 7,8 cm dan 4,1 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal ubi ungu 12,5 cm dan 6,3 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah manga ialah 10,4cm dan 4,2 cm.
Panjang maksimal dan panjang minimal kentang 10 cm dan 7 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal mentimun 20,7 cm dan 12,5 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal kimpul ialah 12,1 cm dan 6,5 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal buah melon 10,8 cm dan 9,8 cm. Panjang
maksimal dan panjang minimal jahe 12,6 cm dan 12,1 cm. Panjang maksimal
dan panjang minimal buah pir 7,2cm dan 3,5 cm. Panjang maksimal dan
panjang minimal singkong ialah 25,3 cm dan 16 cm. Panjang maksimal dan
panjang minimal buah pisang 15 cm dan 8,5 cm. Panjang maksimal dan
panjang minimal ubi kuning 15 cm dan 7,5 cm. Panjang maksimal dan
panjang minimal buah salak adalah 8,22 cm dan 6,21cm. Panjang maksimal
dan panjang minimal wortel 15,5 cm dan 7,5 cm. Panjang maksimal dan
panjang minimal tomat 5,7cm dan 5,251 cm. Kemudian yang terakhir adalah
panjang maksimal dan panjang minimal bawang putih ialah 4 cm dan 1,9 cm.
Pada tabel 1.2 juga dapat diketahui diameter maksimal, diameter
minimal dan volume dari 30 buah-buahan, sayur-sayuran serta umbi-umbian.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari alpukat adalah 2,3
cm; 6,61cm dan 230ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume
dari bawang bombay adalah 6,61 cm; 4,58cm dan 70ml. Diameter maksimal,
diameter minimal dan volume dari apel adalah 3 cm; 2,3cm dan 124ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari bengkoang adalah
7,41 cm; 2cm dan 190ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume
dari belimbing adalah 8,28 cm; 1,64cm dan 190ml. Diameter maksimal,
diameter minimal dan volume dari entik adalah 5,3 cm; 1,35cm dan 180ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari gembili adalah 4,68
cm; 2,58cm dan 200ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume
dari jambu biji adalah 7,15 cm; 4,49cm dan 250ml. Diameter maksimal,
diameter minimal dan volume dari lobak adalah 5,11 cm; 1,16cm dan 310ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jambu air adalah 5,41
cm; 2,84cm dan 110ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume
dari jeruk adalah 7,5 cm; 1,64cm dan 180ml. Diameter maksimal, diameter
minimal dan volume dari ubi putih adalah 6,5 cm; 3,3cm dan 150ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jeruk nipis adalah 6,5
cm; 333cm dan 50ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari
ubi madu adalah 5,62 cm; 1,54cm dan 150ml. Diameter maksimal, diameter
minimal dan volume dari kedondong adalah 5,52 cm; 2,45cm dan 110ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari ubi ungu adalah 6,07
cm; 23,5cm dan 230ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume
dari mangga adalah 7,1 cm; 4cm dan 270ml. Diameter maksimal, diameter
minimal dan volume dari kentang adalah 6 cm; 2,2cm dan 180ml. Diameter
maksimal, diameter minimal dan volume dari mentimun adalah 4,66 cm;
3,99cm dan 330ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari
kimpul adalah 5,63 cm; 2,51cm dan 185ml. Diameter maksimal, diameter
minimal dan volume dari melon adalah 12,6 cm; 11,6cm dan 840ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari jahe adalah 5,4 cm;
1,8cm dan 50ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari pir
adalah 8 cm; 3,3cm dan 240ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan
volume dari singkong adalah 6,5 cm; 3cm dan 530ml. Diameter maksimal,
diameter minimal dan volume dari pisang adalah 3,66 cm; 1,81cm dan 110ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari ubi kuning adalah
5,45 cm; 1,44cm dan 230ml. Diameter maksimal, diameter minimal dan
volume dari salak adalah 5,55 cm; 0,835cm dan 90ml. Diameter maksimal,
diameter minimal dan volume dari wortel adalah 4,82 cm; 1,22cm dan 150ml.
Diameter maksimal, diameter minimal dan volume dari tomat adalah 7,70
cm; 5,604 cm dan 210ml. Kemudian yang terakhir adalah diameter maksimal,
diameter minimal dan volume dari bawang putih ialah 5,06 cm; 1,806 cm dan
50ml.
E. Kesimpulan
Dari praktikum Acara I Bentuk dan Ukuran dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penentuan bentuk dan ukuran isi absolut bahan berbentuk teratur yaitu
petridish dan kuboid dilakukan dengan menghitung volume benda. Rumus
1
volume petridish yaitu 2 2 , sedangkan volume
4
DAFTAR PUSTAKA
Andasuryani, Nurluthfi Putra, dan Sandra Malin Sutan. 2015. Kajian Sifat-Sifat
Fisik Buah Dan Biji Kakao ( Theobroma cocoa L.). Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas Vol. 19 (1).
Antika, L., E. Julianty, Miroah, A. Nurul dan F. Hapsari. 2012. Pengukuran
(Kalibrasi) Volume Dan Massa Jenis Alumunium. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya Vol. 13.
Anugrahady, Arya., Bambang Dwi Argo., dan Bambang Susilo. 2013.
Perancangan Alat Sortasi Otomastis Buah Apel Manalagi (Malus
sylvestris Mill) Menggunakan Mikrokontroler AVR ATMega 16.
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Volume 1. Nomor
1. Halaman 1-9.
Audu, S. S. dan M. O. Aremu. 2011. Effect of Processing on Chemical
Composition of Red Kidney Bean (Phaseolus vulgaris L.) Flour.
Pakistan Journal of Nutrition. Vol. 10. No. 11. Halaman 1069-1075
Batjer, Leo. 1954. How To Make Thinning Scientific. Better Fruit 48, No. 9, 13-
15.
Buckle, et.al. 2013. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Chichester, C.O., E.M Mrak and Stewart G.F. 1959. Advances In Food Research.
Academic Press, Inc. London.
Chowdhury, Md. Towhid., Md.Shariful Alam., Muhammad Asiful Hasan., dan
Md. Imran Khan. 2013. Vegetables Detection From The Glossary Shop
For The Blind. IOSR Journal of Electrical and Electronics
Engineering.Volume 8. No. 3. Page 43-53.
Hasibuan, R., Nurbaiti., dan Ardian. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau
(Vigna Radiata L) Varietas No. 129 Pada Beberapa Dosis Batuan
Fosfat Di Medium Gambut. Universitas Riau. Riau.
Kramer, Twigg. Fundamental of Quality Control For The Food Industri The AVI
Publishing Company. Inc. Wetsport. Connecticut.
Meisami, E et all. 2009. Some Physical Properties of Apple. J Agricotural
Engineering Internasional 11 1-7.
Muchtadi, Tien., Sugiono., dan Fitriono Ayustaningwarno. 2010. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung: Alfabeta.
Prabowo, Aditya Yoga., Teti Estiasih., dan Indria Purwantiningrum. 2014.Umbi
Gembili (Dioscorea Esculenta L.) Sebagai Bahan Pangan Mengandung
Senyawa Bioaktif: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan
Agroindustri.Vol.2. No.3. Halaman 129-135.
Rahman, Mohammad Shafiur. 2011. Mechanical Properties of Foods. Journal of
Food Engineering, Vol. 1.
Siswantoro, Joko, et.al. 2014. Volume Measurement Algorithm for Food Product
with Irregular Shape using Computer Vision based on Monte Carlo
Method. Jurnal Internasional ICT Res. Appl., Vol. 8, No. 1, 1-17.
Suprapti, Lies. 2009. Selai dan Cake Waluh. Yogyakarta: Kanisius.
Suprapti, M Lies. 2007. Awetan Kering dan Dodol Waluh. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Suprapti, M Lies. 2009. Aneka Olahan Beligu dan Labu. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Suwaidah, Lis Siti, Nana Sutisna Achyadi, dan Wisnu Cahyadi. 2014. Kajian
Cemaran Logam Berat Timbal dari Kemasan Kertas Bekas Ke dalam
Makanan Gorengan (The Study Of Lead Leached From Waste Paper
Packaging Into Fried Foods). Panel Gizi Makanan Vol. 37 No. 2 Hal.
145-154.
Suyitno. 1989. Rekayasa Pangan: PAU Pangan dan Gizi. UGM Press.
Yogyakarta.
Swan, Cecilia Lauw Giok dan Buen Sian. 2013. Penelitian Beton Ringan Non-
Struktural dengan Agregat Styrofoam Bekas. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan.
Bandung.
Toledo, Romeo T. 1991. Fundamentals of Food Process Engineering Second
Edition. New York: Chapman & Hall.
Wardani, Eva Widarti Budi, Musthofa Lutfi, dan Wahyunanto Agung Nugroho.
2013. Identifikasi Sifat Fisik Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus).
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 1 No. 3, Hal.
224-230
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Volume Petridish
Vol (cm3) =
1
Vol (Kel.4) = 3,14 (92 ) 1,8
4
= 114,453 cm3
2. Volume Kuboid
Vol (cm3) =
Vol (Kel.4) = 3,7 x 3,7 x 4
= 54,76 cm3
3. Volume Isi Relatif
a. Per Gram =
()
P etridish
114,453
Kacang Hijau = = 0,642
178,30
Kuboid
54,76
Kacang Hijau = = 0,866
63,20
b. Per Butir =
()
Petridish
114,453
Kacang Hijau = = 0,076
1513
Kuboid
54,76
Kacang Hijau = = 0,066
832
B. Dokumentasi
Gambar 1.4 Bahan Tidak Teratur yaitu Jambu Biji dan Gembili
Gambar 1.7 Perhitungan Volume Bahan Tidak Teratur yaitu Jambu Biji
Gambar 1.8 Pengukuran Diameter Maksimum Jambu Biji dengan Jangka
Sorong