Professional Documents
Culture Documents
untuk memperbagusnya. Perubahan ini dapat berupa penambahan atau juga penghapusan
catatan yang salah, tidak sesuai lagi. Kata ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada
perubahan pada perundang-undangan sebuah negara (amendemen konstitusional).
Konstitusional merupakan prinsip-prinsip dasar politik serta hukum yang mencangkup
struktur , prosedur, serta kewenangan/hak serta kewajiban. Karena itu, konstitusional
sangat berhubungan erat dengan amendemen karena bertujuan untuk memperbaiki suatu
catatan/dokumen penting suatu negara yang mencangkup bentuk, struktur, prosedur, agar
lebih baik dari sebelumnya.
PengertianDefinisiAmandemen
Amandemenadalahprosesperubahanterhadapketentuandalamsebuahperaturan.
Berupapenambahanmaupunpengurangan/penghilanganketentuantertentu.Amandemen
hanyamerubahsebagai(kecil)dariperaturan.Sedangkanpenggantianperaturan
terhadapketentuandalamUUD1945.
AmandemenUUD1945dilakukansebanyak4kali.Keempattahapamandementersebut
adalahsebagaiberikut:
Amandemenpertama:dalamsidangumumMPRoktober1999
Amandemenkedua:dalamsidangtahunanMPRtahun2000
Amandemenketiga:dalamsidangtahunanMPRoktober2001
Amandemenkeempat:dalamsidingtahunanMPRAgustus2002
A.Amandemenpertamamenyakut5persoalanpokok.Kelimapersoalanitu
meliputi:
perubahantentanglembagapemegangkekuasaanmembuatundang
undang
perubahantentangmasajabatanpresiden
perubahantentanghakprerogativepresiden
perubahantentangfungsimenteri
perubahanredaksional
B.Amandemenkeduadilakukanterhadap9persoalan.Kesembilanpersoalan
tersebutmeliputipengaturanmengenai:
WilayahNegara
hakhakasasimanusia
DPR
PemerintahanDaerah
Pertahandankeamanan
LambangNegara
Lagukebangsaan
C.Amandemenketigaberkenaandengan16persoalanpokok.Persoalanitu
meliputi:
Kedaulatanrakyat
tugasMPR
syaratsyaratpresidendanwakilpresiden
Pemilihanpresidendanwakilpresidensecaralangsung
pemberentianPresiden
Presidenberhalangantetap
kekosonganwakilpresiden
perjanjianinternasional
kementrianNegara
DPD
Pemilihanumun
APBN,pajakdankeuanganNegara
Badanpemeriksakeuangan
KekuasaankehakimandanMahkamahAgung
Komisiyudisial
MahkamahKonstitusi
D.Amandemenkeempatberkenaandengan12persoalan.Persoalantersebut
adalah:
komposisikeanggotaanMPR
pemilupresidendanwakilpresiden
presidendanwakilpresidentidakdapatmenjalankankewajibandalammasa
jabatansecarabersamaan
dewanpertimbanganyangbertugasmembernasihatpresiden
matauang
Banksentral
badanbadanlaindalamkekuasankehakiman
Pendidikan
Kebudayaan
Bagipendukungnya,amandementersebutdinilaisebagaikeberhasilan.Tidakdemikian
halnyabagipenentangnya.Menurutmereka,semestinyaUUD1945(konstitusi1)tidak
perludiamandemenkan.
Sebelum membahas sejarah amandemen UUD 1945 mungkin ada baiknya kita sedikit
mengulang bahasan sebelumnya tentang perbandingan undang-undang dasar sebelum dan
sesudah amandemen. Di sana saya sempat menjelaskan 3 macam UUD yang telah
digunakan di Indonesia. Yang dimaksud ketiganya adalah UUD 1945, UUD RIS 1949,
dan UUDS 1950.
Beruntung saat ini kita tetap menggunakan produk pendiri bangsa kita sebagai konstitusi
negara, UUD 1945. Namun dalam perjalanannya bangsa Indonesia semakin berkembang
dan memiliki kebutuhan yang lebih beragam lagi. UUD 1945 yang diposisikan sebagai
dasar negara ternyata memiliki beberapa kelemahan. Wajar saja karena dalam prosesnya
penyusunan UUD 1945 ini dilakukan dalam situasi kondisi genting, sama halnya seperti
proses perumusan pancasila.
Dalam sejarah amandemen UUD 1945 terhitung sudah 4 kali UUD 1945 mengalami
amandemen (Amendment, Perubahan, tetapi bukan dalam pengertian
Pergantian). Setelah 4 kali diamandemen sebanyak 25 butir tidak dirubah, 46 butir
dirubah atau ditambah dengan ketentuan lainnya. Secara keseluruhan saat ini berjumlah
199 butir ketentuan, 174 ketentuan baru. Mengapa harus diamandemen? Berikut ini
beberapa alasan mengapa perlu dilakukan amandemen.
Amandemen I
Amandemen yang pertama kali ini disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999 atas dasar SU
MPR 14-21 Oktober 1999. Amandemen yang dilakukan terdiri dari 9 pasal, yakni:
Pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20, pasal 21.
Inti dari amandemen pertama ini adalah pergeseran kekuasaan Presiden yang dipandang
terlalu kuat (executive heavy).
Amandemen II
Amandemen yang kedua disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 dan disahkan melalui
sidang umum MPR 7-8 Agustus 2000. Amandemen dilakukan pada 5 Bab dan 25 pasal.
Berikut ini rincian perubahan yang dilakukan pada amandemen kedua.
Pasal 18, pasal 18A, pasal 18B, pasal 19, pasal 20, pasal 20A, pasal 22A, pasal 22B,
pasal 25E, pasal 26, pasal 27, pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E,
pasal 28F, pasal 28G, pasal 28H, pasal 28I, pasal 28J, pasal 30, pasal 36B, pasal 36C.
Bab IXA, Bab X, Bab XA, Bab XII, Bab XV, Ps. 36A ;
Inti dari amandemen kedua ini adalah Pemerintah Daerah, DPR dan Kewenangannya,
Hak Asasi Manusia, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan.
Amandemen III
Amandemen ketiga disahkan pada tanggal 10 November 2001 dan disahkan melalui ST
MPR 1-9 November 2001. Perubahan yang terjadi dalam amandemen ketiga ini terdiri
dari 3 Bab dan 22 Pasal. Berikut ini detil dari amandemen ketiga.
Pasal 1, pasal 3, pasal 6, pasal 6A, pasal 7A, pasal 7B, pasal 7C, pasal 8, pasal 11, pasal
17,
pasal 22C, pasal 22D, pasal 22E, pasal 23, pasal 23A, pasal23C, pasal 23E, pasal 23F,
pasal 23G, pasal 24, pasal 24A, pasal24B, pasal24C.
Inti perubahan yang dilakukan pada amandemen ketiga ini adalah Bentuk dan Kedaulatan
Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara,
Kekuasaan Kehakiman.
Amandemen IV
Sejarah amandemen UUD 1945 yang terakhir ini disahkan pada tanggal 10 Agustus
2002 melalui ST MPR 1-11 Agustus 2002. Perubahan yang terjadi pada amandemen ke-4
ini terdiri dari 2 Bab dan 13 Pasal.
Pasal 2, pasal 6A, pasal 8, pasal 11, pasal16, pasal 23B, pasal 23D, pasal 24, pasal 31,
pasal 32, pasal 33, pasal 34, pasal 37.
Inti Perubahan: DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden, pernyataan perang,
perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral, pendidikan dan kebudayaan,
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, perubahan UUD.
Tujuan dari dilakukannya amandemen UUD 1945 yang terjadi hingga 4 kali ini adalah
menyempurnakan aturan-aturan mendasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat,
HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-
hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Sejarah
amandemen UUD 1945 yang dilakukan berdasarkan kesepakatan diantaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan juga mempertegas sistem pemerintahan presidensil.
Tahap I
1. Dasar politis
Mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan seksama dan sungguh-
sungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi rakyat, bangsa dan negara.
2. Dasar yuridis
Menggunakan kewenangan bedasarkan pasal 37 UUD 1945
Tahap II
a. pemda e. HAM
Tahap III
Tahap IV
a. Pasal 2 (1)
i. Pasal 31 (1) s/d (4)
b. Pasal 6A (4)
j. Pasal 32 (1) dan (2)
c. Pasal 8 (3)
k. Pasal 33 (4) dan (5)
d. Pasal 11 (1)
l. Pasal 34 ( 1) s/d (4)
e. Pasal 16
m. Pasal 37 (1) s/d (5)
f. Pasal 23B
n. Aturan peralihan pasal I,II,dan III
g. Pasal 23D
o. Aturan penambahan pasal I dan II
h. Pasal 24 (3)
1. MPR
2. Pemilihan Presdien dan Wakil Presiden
3. Mekanisme pemilihan jika Presiden dan Wakil Presiden berhalangan tetap
4. Persetujuan pembuatan perjanjian internasional
5. Penghapusan DPA
6. Penetapan mata uang dan pembentukan bank sentral
7. Badan-badan yang memegang kekuasaan kehakiman
8. Hak dan kewajiban warga Negara dalam hal pendidikan dan kebudayaan
9. Perekonomian nasional dan kesejahteraan social.
10. Mekanisme perubahan UUd 1945
11. Aturan peralihan (pasal III ) tentang pembentukan Mahkamah Konstitusi
12. Aturan tambahan (pasal I) tentang tugas MPR untuk meninjau status hokum Ketetapan MPRS
dan MPR untuk diambil putusan pada siding MPR tahun 2003
13. Aturan tambahan (pasal II ) tentang isi UUd 1945 yang terdiri atas Pembukaan dan pasal-
pasal