You are on page 1of 3

Awal

Dalam sosial kognitif teori, reward memiliki peran penting dalam perilaku organisasi. hal ini berkaitan
dengan pendapat Bandura tentang perilaku manusia yang tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa
mempertimbangkan pengaruh dari penghargaan. Dan hasil penelitian sebelumnya mengemukakan
bahwa reward system memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi karyawan dalam berorganisasi.
oleh sebab itu sekarang reward system telah dianggap penting dalam lingkup organisasi dan industri.

Organizational Reward

Organisasi dan industri memberikan reward atau penghargaan kepada karyawan sebagai salah satu cara
untuk memotivasi permorma mereka dan mendorong mereka untuk loyal dengan tempat dimana ia
berkerja. Penghargaan yang diberikan oleh organisasi atau industri dapat berupa uang (gaji,bonus,uang
lembur), pengakuan dan fasilitas lainnya yang didapatkan selama mereka berkerja di dalam organisasi tau
industri tertentu.

Latar belakang teori dalam Uang sebagai reward

Uang telah lama dipandang sebagai sebuah hadiah oleh sebagian individu, dan dipandang juga sebagai
hal yang paling penting dibanding apapun yang dapat diterima dari organisasi atau industri dimana
individu tersebut itu berkerja. Sebuah survey menyatakan bahwa, karyawan menjadikan uang sebagai
motivasi utama dalam berkerja. Namun Manfred Kers de Vries menyatakan bahwa sangat mudah untuk
mengucapkan uang bukanlah segalanya selama kita uang kita masih cukup. Akan tetapi dari sekenario
uang kita saat ini, kita ingin lebih.

Uang dapat menjelaskan perilaku

Uang memberikan banyak bahan untuk mempelajari perilaku seseorang dalam berkerja, karena dalam
menjelaskan bagaimana mereka berperilaku seperti sekarang. Mitchell dan Mickel mengemukakan bahwa
uang menjadi alasan utama mengapa seseorang melakukan usaha atau berbisnis, karena melakukan
usaha atau berbisnis dipercaya mereka untuk mendapatkan uang. Uang juga erat kaitannya dengan empat
atribut penting yang manusia perjuangkan, yaitu : penghargaan dan pengakuan, status dan rasa hormat,
kebebasan dan kontrol, dan yang terakhir yaitu kekuasaan. Faktanya, hampir semua studi management
berkenaan dengan uang, yang berfokus pada bagaimana uang dapat mempengaruhi motivasi,
perilakuberkerja, dan retensi. Uang dapat membantu individu memenuhi kebutuhan fisik (pakaian,
kendaraan, makanan, rumah) dan psikologis (status, harga diri, merasa berharga). Dan uang juga berperan
utuh dalam membantu mengembangkan teori perilaku organisasi. Contohnya, ketika seorang karyawan
tertarik dengan uang, berapa banyak usaha yang akan mereka usahakan untuk mendapatkannya, dan
bagaimana mereka merasa cukup?. Seperti yang dikatakan oleh filusuf Arthur Schopenhauer, kekayaan
itu seperti air laut, semakin banyak kita meminumnya maka kita akan semakin haus
Penjelesan teori agensi

Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk
kontrak kerja sama yang disebut nexus of contract.

Perbedaan kepentingan ekonomis ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi
asymmetri (Kesenjangan informasi) antara Pemegang Saham (Stakeholders) dan organisasi. Diskripsi
bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori
agensi.

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri.
Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah
atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa
kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.

Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri
sendiri. Principal menginginkan pengembalian yang sebesar besarnya dan secepatnya atas investasi yang
salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang dimiliki. Agen
menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi/bonus/insentif/remunerasi
yang memadai dan sebesar besarnya atas kinerjanya. Principal menilai prestasi Agen berdasarkan
kemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga
saham dan makin besar deviden, maka Agen dianggap berhasil/berkinerja baik sehingga layak mendapat
insentif yang tinggi.

Sebaliknya Agen pun memenuhi tuntutan Principal agar mendapatkan kompensasi yang tinggi. Sehingga
bila tidak ada pengawasan yang memadai maka sang Agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahan
agar seolah olah target tercapai. Permainan tersebut bisa atas prakarsa dari Principal ataupun inisiatif
Agen sendiri. Maka terjadilah Creative Accounting yang menyalahi aturan, misal: adanya piutang yang
tidak mungkin tertagih yang tidak dihapuskan; Capitalisasi expense yang tidak semestinya; Pengakuan
penjualan yang tidak semestinya; yang kesemuanya berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam Neraca
yang mempercantik laporan keuangan walaupun bukan nilai yang sebenarnya. Atau bisa juga dengan
melakukan income smoothing (membagi keuntungan ke periode lain) agar setiap tahun kelihatan
perusahaan meraih keuntungan, padahal kenyataannya merugi atau laba turun.

Penelitan dalan keefektifan Gaji

Terlepas dari kecenderungan beberapa tahun belakangan ini untuk menurunkan peringkat gaji sebagai
imbalan organisasi, ada contoh bukti bahwa uang dapat mendorong individu secara positif, dan jika sistem
pengajian didesain dengan tepat sesuai dengan tujuan, makan akan berdampak yang baik terhadap
individu, tim, dan performa organisasi. Salah satu contoh, banyak organisasi menggunakan gaji untuk
tidak memotivasi bagian eksekutif saja namun untuk memotivasi semua orang yang terkait dengan
organisasi tersebut.

Tidak hanya uang yang dapat menjadi motivator, namun ketika seorang individu mendapat uang lebih
maka mereka akan berusaha untuk mendapatkanya lebih dan lebih. Gagasan dibalik masalah ini yaitu
ketika uang dapat memuaskan kebutuhan pokok seorang, maka mereka akan menggunakan itu sebagai
motivasi untuk maju dan berusaha untuk mendapatkan lebih hingga mereka tidak dapat meraihnya.
Sebaliknya, ketika organisasi atau industri itu menurunkan upah atau gaji maka yang terjadi adalah
menurunnya semangat juang dari karyawan. Jadi gaji perlu meningkat agar dapat menjaga motivasi dari
karyawan. Sebuah penelitian yang mewawancarai lebih dari 330 orang pembisnis menghasilkan sebuah
kesimpulan yaitu ketika sebuah organisai atau industri melakukan pemotongan gaji, maka motivasi dari
karyawan akan tersakiti akibat pemotongan gaji tersebut. Karena karyawan melihat ini sebagai
penghinaan yang berdampak pada harga diri mereka dan nilai mereka terhadap organisasi atau industri
dimana mereka berkerja. Dan juga penelitian terakhir mengindikasi bahwa sistem penghargaan memiliki
pengaruh yang kuat terhadap kepercayaan dengan tempat mereka berkerja. Semangat dari karyawan dan
variable psikologi yang lain seperti percaya dengan tempat mereka berkerja, sangat rapuh dan ketika
karyawan merasa bahwa mereka tidak mendapat kompensasi yang adil, makan akan berdapak pada
performa kerja mereka. Walaupun di tengah krisis finansial ini, ada beberapa perusahaan besar yang
masih melakukan penghargaan berupa bonus atau saham untuk dapat mendorong semangat dan
kepercayaan karyawannya.

Ada bukti yang menyatakan bahwa uang memiliki berbagai arti bagi beberapa orang. Bahkan, terkadang
perbedaan individu ini dapat mempengaruhi upaya kelompok. Contohnya, dari sebuah penelitian tentang
upah dan perfoma di kalangan pemain baseball. Dengan menggunakan metode statistik dalam arus gaji,
performa tim dan arus transfer pemain yang datanya berasal dari 1644 pemain yang berasal 20 tim dalam
9 tahun. Menghasilkan bahwa semakin besar upah dari pemain, maka performa dari pemain tersebut
semakin rendah dari apa yang diharapkan. Temuan ini menuntuk ke sebuah kesimpulan bahwa distribusi
upah dapat berpengaruh yang negatif terhadap performa dari pemain baseball.

Diluar penelitian Maslow, ada analisis tentang fungsi uang yang lebih mutakhir dari bidang kognitif. Salah
satu contohnya, beberapa tahun yang lalu sebuah organisasi dari psikolog menyatakan bahwa
penggunaan penghargaan ekstrinsik seperti uang akan menurunkan motivasi instrinsik subjek dalam
melakukan sebuah tugas. Agar uang dapat menjadi sistem reward yang efektif dalam organisasi, maka
sistem itu harus seobjektif dan seadil mungkin.

Pendekatan pembayaran dasar

pembayaran dasar atau bisa juga disebut dengan gaji pokok adalah jumlah uang yang didapatkan seorang
individu selama ia berkerja dalam satuan waktu tertentu (jam, minggu, bulan atau satuan waktu lainnya)
pada suatu organisasi atau industri. Salah satu contoh seorang fresh graduate mendapatkan gaji sebesar
sepuluh juta rupiah dalam satu bulan yang belum termasuk potongan lainnya. Gaji pokok biasanya
berdasarkan kondisi pasar atau juga bedasarkan aturan pemerintah daerah (buruh). Salah satu contoh
UMR di Semarang sebesar Rp 2.125.000 lebih kecil dibanding bandingkan Jakarta Rp. 3.355.750.

You might also like