You are on page 1of 6

ACARA I

PENGATURAN JARAK TANAMAN

A. Pelaksanaan
Hari : Selasa
Tanggal : 13 September 2016
Waktu : 07.30 09.30 WIB
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta

B. Tujuan
1. Mengetahui kebutuhan ruang untuk tumbuh dan berkembang tanaman.
2. Mengetahui luasan minimal yang dibutuhkan tanaman agar tanaman
mampu memproduksi.
3. Mengetahui cara pendugaan hasil panen perhektar.

C. Dasar Teori
Jarak tanam atau kerapatan tanaman merupakan bagian dari teknik
bercocok tanam yang perlu diperhatikan secara serius agar pemanfaatan
sumber daya lingkungan dapat maksimal. Istilah jarak tanam bila dipilah
lebih lanjut sesungguhnya terdiri dari dua kata yaitu jarak dan tanam. Jarak
mempunya arti ruang (panjang, jauh) antara dua benda atau tempat.
Sementara kata tanam bermakna prihal tanam menanam, dan bila kata
tersebut menunjukkan suatu karya, menjadi menanamkan yang artinya
menaruh (bibit, benih, stek, dsb) di dalam tanah supaya tumbuh
(Poerwadarminta, 1983).
Penerapan jarak tanam yang tepat menjadi salah satu faktor
intensifikasi yang perlu dilakukan. Jarak tanam merupakan pengaturan
pertumbuhan dalam satuan luas. Jarak tanam sangat erat kaitannya dengan
jumlah anakan yang akan dihasilkan. Semakin rapat jarak tanam maka
semakin tinggi kompetisi antara tanaman sejenis terhadapat cahaya,
nutrisi, dan air mengakibatkan pertumbuhannya akan cenderung keatas
berkompetisi untuk mendapatkan cahaya matahari. Kurangnya daun akan
mengurangi fotosintesis berpengaruh pada produksi polong kacang
panjang yang kurang optimal (Suryanegara I Wayan, 2010).
Kangkung termasuk salah satu jenis tanaman sayuran daun.
Kangkung mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap kondisi iklim
dan tanah di daerah teropis, sehingga dapat ditanam di berbagai daerah
atau wilayah di indonesia. Jenis kangkung yang sudah dibudidayakan yaitu
kangkung air (l. aquatica Forsk.) dan kangkung darat (l. reptans Poir.).
ciri-ciri dari kangkung air yaitu bentuk daun panjang dengan ujung sgak
tumpul, berwarna hijau kelam, dan bunganya berwarna putih kekuning-
kuningan. Sedangkan kangkung darat bentuk daun panjang dengan ujung
runcing, berwarna keputih-putihan bunganya berwarna putih.
Klasifikasi Tanaman Kangkung
Kindom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convovulceace
Genus : Ipomea
Spesies : Ipome reptan Poir (Rukmana Rahmat, 2016)

D. Alat dan Bahan


1. Benih kangkung
2. Pupuk kandang
3. Furadal
4. Cangkul
5. Garu
6. Tugal
7. Mal jarak tanam

E. Cara Kerja
1. Membuat bedengan masing-masing seluas 2 x 3 meter sebanyak 2
buah bedengan.
2. Memberi pupuk dan furadan secukupnya dan campur dengan merata.
3. Cara penanamannya sebagai berikut :
a. Melubangi lahan dengan menggunakan tugal dengan jarak tanam
10 x 10 cm dan 15 x 15 cm (untuk membuat jarak tanam gunakan
mal jarak tanam).
b. Memasukan benih kangkug ke dalam lubang tersebut sebanyak 2
buah benih setiap lubangnya, kemudian tutup lubang dengan tanah.
c. Menyiram 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
Penyiraman ini dilakukan agar tumbuhan tanama yang diteliti tidak
terganggu, dan produksi yang dihasilkan lebih banyak.
d. Melakukan penyiangan apabila tanaman yang diteliti sudah
ditumbuhi gulma, yaitu dilakukan dengan cara manual
menggunakan tangan dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh
disekitar tanaman yang diteliti.
e. Melakukan penyisipan apabila tarjadi kematian pada salah satu
tanaman yang diteliti, yaitu dengan cara mengambil tanaman dari
tempat atau lahan yang sudah disiapakan untuk tanaman sisipan,
kemudian di tanam pada tempat tanaman yang mati.
f. Melakukan pemupukan untuk menanbah hara tanah agar tanaman
kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Jenis pupuk
yang diberikan sesuai fase pertumbuhannya dan dengan kadar yang
sesuai. Kebutuhan pupuk untuk kangkung dosis 200 kg N/ha, 100
kg P2O5/ha, dan 100 kg K2O.
g. Melakukan pengendalian apabila tanaman terserang hama atau
penyakit, yaitu dilakukan dengan cara mekanik atau kimia. Secara
mekanik yaitu dengan mengusir atau membuang langsung hama
yang ada pada tanaman, misalnya ulat. Pengendalian dengan cara
kimia yaitu dengan memberikan pestisida.

F. Data dan Hasil Pengamatan


Tabel 1.1 Data Sample Pengamatan Tanaman Kangkung dengan Jarak
Tanam 10 cm x 10 cm
Sample Jumlah Daun (helai) Tinggi (cm) Berat (gram)
I 27 52,5 36,9
II 32 37 36
III 21 44 27,3
Jumlah 80 133,5 100,2
Rata-rata 27 44,5 33,4

Tabel 1.2 Data Sample Pengamatan Tanaman Kangkung dengan Jarak


Tanam 15 cm x 15 cm
Sample Jumlah Daun (helai) Tinggi (cm) Berat (gram)
I 32 32 35,9
II 53 40,5 65,1
III 48 32 31,8
Jumlah 133 104,5 132,8
Rata-rata 44 34,83 44,26

Perhitungan praduga hasil panen tanaman perhektar.

Luas petak sampel = 1 m x 1 m = 1 m2

Hasil setiap satu sampel luar petak sampel

a. Berat kangkung dengan jarak tanam 10cm x 10cm = 4,42 kg (A)


b. Berat kangkung dengan jarak tanam 15cm x 15cm = 1,46 kg (B)
+ 10.000 2
Perkiraan hasil =
2
4,42 +1,46 10.000 2
=
2 1 2

= 2,94 x 10.000
= 29,4 ton/ha

G. Pembahasan
Berdasarkan data hasil praktikum dapat diketahui bahwa rata-rata
jumlah daun pada jarak tanam 10 cm x 10 cm yaitu 27 helai, sedangkan
pada jarak tanam 15 cm x 15 cm memiliki rata-rata jumlah 44 helai. Jadi,
jumlah daun terbanyak adalah jarak tanam 15 cm x 15 cm dengan jumlah
rata-rata 44 helai. Ini menunjukan bahwa perlakuan pada jarak tanam 15
cm x 15 cm baik dalam perbanyakan jumlah daun dibandingkan dengan
jarak tanam 10 cm x 10 cm. Hal tersebut tserjadi karena tumbuhan pada
jarak tanam 15 cm x 15 cm memiliki ruang yang cukup untuk perbanyakan
daun.
Pada tinggi tanaman dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm memiliki
rata-rata 44,5 cm. Sedangkan pada jarak tanam 15 cm x 15 cm rata-rata
tinggi tanaman 34,83 cm. Jadi, tanaman yang memiliki tanaman tertinggi
yaitu pada jarak tanam 10 cm x 10 cm. Jarak tanam 10 cm x 10 cm cocok
untuk pertumbuhan tinggi tanaman, karena pada jarak tanam yang rapat
daun tanaman akan tertutup dengan daun di atasnya. Hal tersebut terjadi
persaingan perebutan cahaya yang mengakibatkan tanaman bertambah
tinggi.
Berat tanaman pada percobaan ini, jarak tanam 10 cm x 10 cm
menghasilkan berat rata-rata 33,4 gram. Pada jarak tanam 15 cm x 15 cm
berat rata-rata berat 44,26 gram. Jadi, jarak tanam 15 cm x 15 cm cocok
untuk menghasilkan berat tanaman tertinggi. Ruang tumbuh tanaman pada
jarak 15 cm x 15 cm lebih luas sehingga tanaman tumbuh melebar dan
lebih subur karena lebih sedikit persaingan unsur hara dan cahaya matahari
dibandingkan dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm.
Untuk praduga hasil panen pada jarak tanam 10 cm x 10 cm yang
diambil 1 m x 1 m yang ditumbuhi tanaman yang lebat menghasilkan 4,42
kg dan pada 15 cm x 15 cm menghasilkan 1,46 kg. Sehingga
menghasilkan praduga hasil panen perhektar 29,4 ton/ha.

H. Kesimpulan
1. Pada praktikum kali ini dapat diketahui kebutuhan ruang untuk tumbuh
dan berkembang tanaman sangat berpengaruh terhadap hasil produksi
tanaman.
2. Dapat diketahui luasan minimal yang dibutuhkan tanaman agar
tanaman mampu berproduksi sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin jarang jarak tanam yang digunakan untuk menanam maka
persaingan antar tanaman dalam perebutan unsur hara dan cahaya
semakin sedikit.
3. Pendugaan hasil panen dapat dilakukan dengan cara ubinan. Sampel
yang diambil berasal dari bedengan 3 m x 2 m dan diambil petak 1 m x
1 m tanaman kangkung untuk sampel pendugaan per hektar.

I. Daftar Pustaka
Poerwadarminta. W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: PN Balai Pustaka

Suryanegara I Wayan. 2010. Pengaruh Pegaturan Jarak Tanaman


Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang
(Vigna sinensis).
http://wwwsuryabrainsmart.blogspot.co.id/2010/02/pengar
uh-pengaturan-jarak-tanam.html. Diakses pada tanggal 11
Oktober 2016 pukul 17.00

Rukmana Rahmat. 2016. Seri Budi Daya Kangkung. Yogyakarta: Kanisius

You might also like