You are on page 1of 25

l.

PENGAMATAN UNSUR- UNSUR CUACA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Iklim merupakan cuaca dalam suatu wilayah yang terjadi pada waktu yang lama.
Iklim juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam bidang pertanian. Oleh
sebab itu sangat penting bagi mahasiswa pertanian mengetahi tentang unsure-unsur cuaca
agar dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam usaha pertanian.
Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya
suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan
cuaca dari suatu wilayah . Beberapa analisa iklim yang penting adalah: temperatur,
kelembaban udara, angin, sinar matahari, curah hujan dan evaporasi. Untuk mengukur nilai
dari beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur meteorologis.
Data-data yang lengkap dan akurat hanya bisa didapatkan dengan cara melakukan
pengamatan langsung. Tentu saja dibantu dengan beberapa alat meteorologi yang
mempunyai fungsi dan tugas tertentu. Dalam pelaksanaan pengambilan data dengan
menggunakan alat khusus tentunya dibutuhkan suatu keahlian menggunakan alat alat
tersebut agar data yang diambil lebih akurat dan valid. Alat-alat ini ditempatkan di suatu
tempat tertentu yang memenuhi setiap persyaratan yang wajib dipenuhi dari alat-alat
tersebut yang selanjutnya dapat kita istilahkan sebagai stasiun agroklimat. Selanjutnya alat-
alat ini akan bekerja mencatat setiap data yang diperlukan seperti sebuah sistem yang
terintegrasi dengan baik dalam suatu periode tertentu.

2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum agroklimatologi acara Pengamatan Unsur-unsur Cuaca adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui unsur cuaca dan iklim
b. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur tersebut dan cara menggunakannya.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur Cuaca ini dilaksanakan
pada tanggal 22 April 2012 pada pukul 10.00 12.00 WIB. Bertempat di stasiun
klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Radiasi Surya
Untuk mengetahui lama dan jumlah intensitas cahaya matahari yang diterima bumi
selama satu hari, dilakukan pengamatan terhadap radiasi surya. Pengamatan radiasi surya
tediri dari lama penyinaran dan intensitas radiasi. Lama penyinaran adalah waktu
lamanya penyinaran matahari menyinari bumi dalam waktu satu hari. Intensitas radiasi
adalah jumlah energi yang diterima bumi pada luas dan waktu tertentu
(Soedarminto, 2001).
Dalam perhitungan lama penyinaran dan intensitas radiasi terdapat satuan untuk
hasil perhitungannya. Untuk lama penyinaran menggunakan satuan jam/hari. Untuk
intensitas cahaya menggunakan kalori/cm2/menit. Satuan ini sangat penting untuk suatu
hasil perhitungan dan jika tidak dicantumkan atau terdapat kesalahan penulisan satuan
akan berakibat kesalahan pemahaman (Sinung, 2002).
Secara khusus, Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama
matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri
dari beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam
berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartupencatat
dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai
dengan derajat lintang bumi. Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar terbuat dari logam
yang dapat di-leveling. Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari.
Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat
jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan
kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar
sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut
sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit) (Slamet, 2006).
2. Tekanan Udara
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain garis lintang
bumi, lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara disuatu daerah, ditarik
garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu periode
tertentu. Tekanan udara selalu turun dengan naiknya ketinggian tempat, dan tekanan
udara akan bertambah jika suhu semakin dingin (James, 2008).
Perbedaan tekanan udara pada suatu tempat dipengaruhi oleh lokasi tempat
tersebut yaitu altitude atau ketinggian. Semakin tinggi tempat tekanan udara semakin
tinggi. Ketentuannya yaitu setiap kenaikan 300 m, tekanan udara akan menurun 1/30 x.
Tekanan udara mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan
lebih rendah. Maka, tekanan udara akan bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang
rendah ( Soegeng, 1996).
Barometer raksa terdiri dari tebung gelas berisi air raksa, bagian atasnya tertutup
dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana air raksa. Barometer aneroid
ini menggunakan prinsip perubahan bentuk tabung/ kapsul logam akibat adanya
perubahan tekanan udara. Barometer barograph adalah istilah lain untuk barometer yang
dapat merekam sendiri hasil pengukurannya. Barograph umumnya menggunakan prinsip
Barometer Aneroid, dengan menghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan
sebuah pena untuk membuat track pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang
berputar 24 jam per rotasi.barometer altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian
suatu tempat terhadap MSL (mean sea level= 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter
sebenarnya adalah barometer aneroid yang skala penunjukkannya telah dikonversi
terhadap ketinggian. Kalibrator barometer/barograph adalah alat yang sering digunakan
untuk mengkalibrasikan sebuah barometer/ barograph adalah Vacuum Chamber. Alat ini
sebenarnya adalah sebuah tabung tertutup dengan tingkat hampa udara yang dapat diatur
(Hassanudin, 2004).
3. Suhu (Tanah dan Udara)
Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak
memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer
mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana
ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali
ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke
dalam tempat yang hangat saat temperature di bawah -37 C (-34.6 F). Pada area di
mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas -38.83 C (-37.89 F) termometer
yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini
mempunyai titik beku of -61.1 C(-78 F) (Shafiyyah, 2009).
Psikrometer standar adalah alat pengukur kelembaban udara terdiri dari dua
termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga
agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah
berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor.
Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan
jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung mineral akan
mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu
pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian
termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih
mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara
ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta
(Wiryosimin, 1998).
Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan
untuk suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius
(C) disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R),
dan satuan Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur dikenal dengan
nama termometer. Berdasarkan prinsip fisikanya, termometer dapat digolongkan ke
dalam empat macam termometer berdasarkan prinsip pemuaian, termometer berdasarkan
prinsip arus listrik, thermometer berdasarkan perubahan tekanan dan volume gas, dan
termometer berdasarkan prinsip perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan
oleh suatu permukaan bersuhu tinggi (Koestoer, R. A., 2003).
Radiasi surya (solar radiation) merupakan satu bentuk radiasi thermal yang
mempunyai distribusi panjang gelombang yang khusus. Intensitasnya sangat tergantung
ada kondisi atmosfer, saat dalam tahun, dan sudut-timpa (angle of incidence) sama di
permukaan bumi. Pada batas luar atmosfer, radiasi total adalah 1.395 W/m2 bilamana
bumi berada pada jarak rata-ratanya dari matahari. Angka ini disebut Konstanta Surya
(Solar Constant). Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang
cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang kembang dan buahnya terlalu
lebat karenanya hanya dapat memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu
banyak matahari juga dapat mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah.
Penghancuran humus didaerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan
dengan sangat cepat (Samyuri, 2003).
4. Kelembaban Udara
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensiair antara
udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi
keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula
halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam
ruang tertutup makaair dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi
keseimbangan potensi air ( Lakitan, 1994 ).
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari
disebabkan oleh penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radisi matahari. Pada malam hari akan
berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang
berasal dari udara oleh sebab itu kandungan uap air di udara dekat tersebut akan
berkurang. Salah satu fungsi kelembaban udara dalah sebagai lapisan pelindung
permukaan bumi. Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan cara menyerap atau
memantulkan, sekurang-kurangnya setelah radiasi matahari gelombang pendek yang
menuju kepermukaaan bumi. Ia juga menahan keluarnya radiasi matahari gelombang
panjang dari permukaan bumi pada waktu siang dan malam
( Darjat, 2008).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan
massa uap air atau tekanannya) per satuan volume. Kelembaban nisbi membandingkan
antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas
udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut
(pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air
adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing
pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan
dengan masalah yang dibahas (Handoko, 1994).
Kelembaban adalah banyaknya uap air yang ada diudara meskipun uap airnya
hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa
keseluruhan. Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut
(absolute humidity) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3. Keadaan kelembapan
diatas permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembapan tertinggi ada di
khatulistiwa sedangkan terendah ada pada lintang 40o daerah rendah ini disebut horse
latitude, curah hujanya kecil . Alat-alat untuk mengukur kelembaban udara/Relative
Humidity (RH) dinamakan Psychrometer atau Hygrometer. Pada umumnya alat bola
kering dan bola basah dinamakan Psychrometer. Dengan Hygrometer, Relative Humidity
dapat langsung dibaca. Hygrometer ialah alat yang mencatat Relative Humidity
(Sunarto, 2004).
5. Curah Hujan
Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung diukur
dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi. Pengamatan dilakukan
sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi itu adalah data
hujan hari kemarin. Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat
mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul
dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya
terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya
selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang di letakan
atau digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air
dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air
mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar
sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan
pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah
hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang
terdapat pada pias ( Nawawi, 2008).
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut
waktu maupun tempat. Hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi
kegiatan pertanian secara umum. Klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia
Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan
sebagai kriteria utama. adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam
dunia, maka telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim. Dimana dengan
adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi yang terjadi, maka
menyebabkan indeks suhu atau presipitasi tersebut dipakai sebagai kriteria dalam
pengklasifikasian iklim (Handoko, 1999).
Curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi redaman hujan pada
gelombang milimeter. Gelombang milimeter adalah gelombang radio yang bekerja di atas
frekuensi 10 GHz. Karena redaman hujan sebanding dengan redaman spesifik dikalikan
panjang link. Redaman spesifik sebanding dengan dengan curah hujan. Jika diasumsikan
panjang link sekitar 1 Km maka besar redaman hujan akan bergantung pada curah hujan
untuk frekuensi tertentu. Karena itu perlu ditinjau bagaimana model curah hujan yang
terjadi setiap saat. Dengan mengetahui model curah hujan, maka dapat ditentukan model
redaman hujan (Karim,1985).
Untuk curah hujan dilakukan pengukuran menggunakan gelas ukur di tempat
lokasi. Preparasi sampel dan pengukuran dilakukan di laboratorium yang hanya
mengukur radioaktivitas beta total karena metode ini cukup sederhana namun memenuhi
persyaratan untuk seleksi cuplikan, jika diperlukan analisis lanjut. Penentuan
radioaktivitas beta total
(Erwin Mulyana, 2000).
6. Angin
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan
angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort. Sedangkan
satuan meteorologi dari arah angin adalah 00 3600 dan arah mata angin. Anemometer
harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat
pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat
pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah
dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer,
untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah
pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara
lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka
(Wisnubroto, 2006).
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikel-partikel yang
ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin dapat dikendalikan; (1) Bila
partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok / butiran yang terlalu besar
ukurannya untuk bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan
tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah oleh tanaman tertutup, (3) Dengan
menggunakan jalur-jalur tanggul / tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap
dan menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi (Kartasapoetra, 2004)
Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil
dari pengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang
berbeda di permukaan bumi. Keadaan ini mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa
udara yang ditandai dengan timbulnya sifat khusus, yaitu terdapatnya tekanan udara
tinggi dan rendah. Sebagai contoh, massa udara yang bertekanan dibentuk di daerah-
daerah kutub, sedangkan massa volume yang bertekanan rendah yang kering dan panas
berkumpul di daerah subtropik. Massa udara ini tidak tetap tinggal pada tempat di mana
mereka ini dibentuk, tetapi bagitu mereka melewati daratan menekan akan terseret oleh
aliran angin yang ditimbulkan dengan adanya perubahan dan variasi iklim setempat
(Alleyne, 2008).
Fenomena angin yang bertiup secara semulajadi di permukaan bumi pada
umumnya boleh memberi kesan ke atas reka bentuk bangunan dan juga ke atas sebarang
bentuk struktur kejuruteraan. Tindakan beban angin dan tindak balasnya ke atas struktur
merupakan satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan oleh para jurutera dan arkitek
berikutan struktur bangunan yang semakin tinggi serta boleh dibina dengan pelbagai
bentuk. Kajian kesan tindakan angin ke atas struktur yang dikenali sebagai bidang
kejuruteraan angin adalah berasaskan tiga prinsip utama iaitu sains, matematik dan
kejuruteraan yang telah bermula sejak tiga dekad lalu berikutan dengan adanya peralatan
moden dan kemudahan saintifik (Siti Aminah, 2006)
7. Evapotranspirasi
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur untuk
mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan dan air
yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan
sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh
radiasi surya yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat
pengukuran (Hanum, 2009).
Ada dua macam peralatan pengukur tinggi muka air dalam panci. Pertama alat
ukur micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed
point). Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam
panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5
cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula
terjadinya penguapan (Kartasapoetra, 2004).
Pada musim penghujan nilainya kecil sedangkan pada musim kemarau besar.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari. Pengamat yang setiap hari
mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan kejelian melihat batas air yang
diukur. Alat perlengkapannya adalah tabung peredam, termometer maksimum-minimum
permukaan air yang tertampung, termometer maksimum-minimum di permukaan panci
dan anemometer cup counter setinggi 30 cm di atas tanah. Sekeliling panci harus
ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah yang terbuka atau gundul menyebabkan
evaporasi yang terukur tinggi (efek oase). Pasanglah alat pada tempat yang terbuka tidak
terhalang oleh benda-benda lain dan berada di tengah-tengah lapang rumput dari stasiun
klimatologi (Fahrurrozi, 1995).
Evapotranspirasi adalah kombinasi dari dua proses yaitu proses kehilangan air
pada permukaan tanah disebut evaporasi dan proses kehilangan air dari tanaman. Selama
air tersedia, evapotranspirasi akan berlangsung pada laju maksimum yang mungkin dan
hanya tergantung pada jumlah energi yang tersedia. Evaporasi dipengaruhi oleh faktor
meteorologi, termasuk didalamnya radiasi surya, suhu permukaan evaporasi, selisih
tekanan uap, kecepatan angin dan turbulensi udara. Radiasi surya merupakan sumber
energi utama. Evapotranspirasi dikendalikan oleh tiga kondisi, yaitu kapasitas udara
untuk menampung lebih banyak uap air, jumlah energi yang tersedia dan digunakan
dalam proses evaporasi dan transpirasi sebagai bahan laten, dan derajat turbulensi
atmosfer bagian bawah yang dibutuhkan untuk memindahkan lapisan udara yang telah
jenuh dengan uap air dekat permukaan dan menggantinya dengan udara yang belum
jenuh. Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi
kedalam tanah atau melimpas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara
langsung atau setelah penyimpanan permukaan , hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu
proses dimana air menjadi uap (Allen et al.,2000)
8. Awan
Awan adalah merupakan titik air yang melayang-layang tinggi di angkasa.
Terjadinya awan ini dapat disebabkan oleh adanya inti kondensasi yang banyak sekali
pada ruang yang basah, adanya kenaikan tingkat kelembaban relative yang disertai
banyak inti kondensasi, dan adanya pendinginan (Foth, 1991).
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya
lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung
Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegununganJaya Wijaya di Irian yang tingginya
antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m)
puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah
ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus
(Lakitan, 1997).
Di daerah tropis awan maksimum pada musim panas dan sesuai dengan curah
hujan maksimum. Di daerah pantai barat subtropik awan dan curah hujan maksimum
pada musim dingin. Di daerah pedalaman benua variasi awan tahunan berlawanan dengan
curah hujan tahunan. Pada musim panas curah hujan maksimum, tetapi awan minimum
karena pada musim panas awan cumulus yang bersifat lokal, sedang pada musim dingin
awan strato meliputi daerah yang luas. Awan merupakan kumpulan dari titik titik air
yang demikian banyak jumlahnya dan terletak pada titik kondensasi serta melayang-
layang tinggi di udara. Awan terbagi menjadi empat macam yaitu tinggi (pada ketinggian
7 Km dari permukaan laut, contoh Cirrus), pertengahan (pada ketinggian 2-7 Km, contoh
Altostratus), rendah (pada ketinggian kurang dari 2 Km, contoh Stratocumulus),
berkembang vertikal (pada ketinggian pada 1-20 Km, contoh Cumulus)
(Sugiman,dkk, 2006).

C. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA


1. Radiasi Surya
a. Alat
Untuk mengukur radiasi surya menggunakan alat sunshine recorder tipe Campbell
Stokes.
b. Cara Kerja
1. Memasang kertas pias yang telah disediakan (kertas pias akan terbakar jika ada
sinar matahari yang jatuh ke bola kaca, fungsi bola kaca adalah memfokuskan sinar
yang jatuh di atasnya sehingga dapat membakar kertas yang berada di bawahnya).
2. Menghitung presentasi kertas pias yang terbakar.
3. Menggambar kertas pias yang telah digunakan.
2. Tekanan Udara
a. Alat
Untuk mengukur tekanan udara menggunakan alat Barometer.
b. Cara Kerja
1. Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang
berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah).
2. Untuk tekanan udara per hari dapat dilakukan dengan mencatat angka tiap 20 menit
dan menghitung rerata data yang didapat selama sehari tersebut.
3. Suhu (Tanah dan Udara)
a. Pengukur Suhu Udara
1. Alat
Suhu udara diukur dengan Termometer Maksimum dan Minimum serta
Termometer Maksimum dan Minimum Tipe Six.
2. Cara Kerja
a. Membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung kanan penunjuk.
b. Membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa.
b. Pengukur Suhu Tanah
1. Alat
Suhu tanah diukur dengan menggunakan alat Termometer tanah bengkok.
2. Cara kerja:
Dengan mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan angka pada
skala yang bertepatan dengan air raksa pada tiap kedalaman tanah.
4. Kelembaban Udara
a. Alat
Untuk mengukur kelembaban udara menggunakan alat Termohigrograf.
b. Cara Kerja :
Membaca skala pada termohigrograf. Skala pada bagian atas untuk kelembaban
udara dan skala bagian bawah untuk suhu udara.
5. Curah Hujan
a. Alat
Untuk mengukur curah hujan menggunakan alat Ombrometer dan Ombrograph.
b. Cara Kerja
Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ke tabung penampungan sehingga
permukaan air naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan
sumbu pena. Tangkai pena bertinta akan ikut naik dan memberi berkas garis pada
kertas berskala, bergeraknya kertas searah dengan perputaran jarum jam dan sesuai
dengan waktu yang ada.
6. Angin
a. Alat
Untuk mengukur kecepatan angin menggunakan anemometer dan menggunakan
Wind Vane untuk mengukur arah angin.
b. Cara Kerja
1. Alat pengukur kecepatan angin : Dengan membaca skala yang tertera pada
anemometer.
2. Penunjuk arah angin : Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk pada
salah satu arah mata angin pada Wind Vane.
7. Evapotranspirasi
a. Alat
Untuk mengukur evapotranspirasi menggunakan alat Evaporimeter. Yaitu yang
berbentuk panci yang besar.
b. Cara Kerja
1. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan ujung jarum atau batang pancing
pengukur micrometer ke dalam panci yang telah berisi air sampai rata pada mata
pancingnya.
2. Memasukkan mata pancing yang telah basah kedalam tabung peredam siak (Still
Well Cylinder). Pengukur ini terletak menggantung di tabung periak.
3. Membaca skala yang tertera pada alat tersebut.
8. Awan
Cara kerja :
a. Mengamati awan beserta cirri-cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan
famili awan tersebut dang ketinggiannya.
b. Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali.
D. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1.1. Jenis dan Prinsip Kerja Alat Pengamatan Unsur-unsur Cuaca di Jumantono
No Nama Alat Fungsi Prinsip Kerja

1. Sunshine Recorder tipe Mengukur lama Kertas Pias di pasang sesuai


cambell stokes radiasi sinar letak matahari tahunan, sinar
matahari matahar akan membakar
Kertas Pias.

2. Barometer Mengukur Prinsip kerja barometer


tekanan udara digunakan dengan cara
melihat, membaca angka yang
berada di baris kedua dari
pinggir, yang paling dalam
(berwarna merah).

3. Termometer minimum Mengukur suhu 1) Termometer maksimum


maximum udara
Termometer ini dipasang
miring 5 dengan reservoir
berada di bawah.
2) Termometer minimum
Dalam pipa kapiler terdapat
penunjuk kaca yang
tenggelam dalam alkohol,
waktu suhu tinggi alkohol
memuai dan mengalir dengan
bebas dalam pipa kapiler,
waktu suhu rendah alkohol
dalam reservoir menyusut dan
alkohol dalam pipa kapiler
tertarik, mengalir ke arah
reservoir. Ketika permukaan
alkohol menyentuh ujung
penunjuk maka tegangan
permukaan cairan mendorong
petunjuk tertarik bergerak
menuruti penyusutan alkohol
ke arah skala suhu terendah.
Suhu minimum dibaca pada
skala yang bertepatan dengan
ujung kanan penunjuk.
Termometer dipasang
vertikal.
4. Termometer bola basah Mengukur suhu Cara pembacaannya sama
bola kering udara
seperti termometer biasa,
hendaknya termometer bola
kering dulu baru termometer
bola basah.

5. Termometer tanah Mengukur suhu Semakin dalam kedalaman


bengkok tanah tanah yang diukur maka
semakin tinggi suhunya
6. Termohigrograf Mengukur Suhu Semakin suhu tinggi maka
dan kelembaban kelembabannya semakin
rendah

7 Ombrograf Mengukur curah Hujan yang masuk ditampung


hujan secara dalam ombrometer dan
otomatis didalamnya terdapat
pelampug yang
menggerakkan pena dan
memberikan garis pada kertas
bersekala.
8. Ombrometer Mengukur curah 1. Meletakkan gelas ukur
hujan secara
dalam ruang yang telah
manual
tersedia dalam
ombrometer.
2. Mengamati berapa mili
liter air yang tertampung
dalam gelas ukur
9. Wind vane mengukur arah Posisi dari vane yang
mata angin menunjukkan arah angin,
dapat dilihat dengan mudah
dan sekaligus dapat dicatat
arah angin pada waktu itu.
10. Anemometer Mengukur Alat anemometer, memiliki
kecepatan angin sensor berupa tiga buah
mangkok yang dipasang pada
jari-jari yang berpusat pada
suatu rotor. Kecepatan rotor
tergantung kecepatan angin.
Pada poros putaran dipasang
alat pengukur kecepatan yang
dapat menunjukkan angka.
Selisih angka pengamatan
pertama dengan pengamatan
kedua dibagi jangka waktu
pengamatan-pengamatan, itu
merupakan angka rata-rata
kecepatan angin dalam waktu
itu.
11. Evaporimeter Mengukur Alat ini terdiri dari sebuah
penguapan air
panci silinder dengan garis
tengah 120 cm dan tinggi 25
cm. di dalamnya dipasang
stilling well cylinder yang
dilengkapi batang pancing
pengukur berskala dan skrup
pemutar untuk
menaikkan/menurunkan
batang pengukur.
Panci diisi air bersih setinggi
20 cm, pengukuran dilakukan
pada permukaan air di dalam
stilling well cylinder.
Besarnya evaporasi diketahiu
perbedaan tinggi permukaan
air selama satu periode
pengamatan (selisih dua kali
pengamatan).
E. PEMBAHASAN
1. Radiasi Surya
Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas radiasi. Lama
penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi dalam satu
hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari.
Banyaknya panas dari matahari yang diterima bumi tergantung pada tinggi
matahari, panjangnya hari dan pengaruh atmosfer. Makin tinggi matahari sinar yang
diterima makin banyak sehingga semakin siang, kertas pias yang terbakar semakin
panjang. Hari makin panjang maka radiasi matahari juga semakin banyak. Sinar matahari,
tidak seluruhnya diserap oleh bumi tetapi sebagian akan diabsorbsi, dipantulkan,
dipancarkan dan dibiaskan. Kondisi awan juga mempengaruhi sinar matahari yang sampai
ke bumi.
Pemanfaatan Radiasi matahari dalam hidup dan kehidupan sangat luas. Bila
berbicara mutu, maka itu berbicara mengenai Spektral radiasi matahari. Bila spektral
radiasi matahari buruk intensitas radiasi matahari berkurang dipermukaan bumi, mutu
kehidupan di bumi dipastikan turun.Pada radiasi matahari yang dimanfaatkan adalah energi
panas, sedangkan cahaya tampak adalah penerangan. Pemanfaatan radiasi matahari dan
cahaya tampak yang sangat dekat dengan hidup dan kehidupan adalah pada sistem
bangunan (Danugondho dan Aldy).Diantara sekian banyak kemanfaatan energi panas
radiasi matahari baik berupa radiasi langsung normal dan horizontal, radiasi baur, pantul
maupun global, yang paling dekat disekitar lingkungan tinggal diantaranya: pengeringan,
penguapan dan penghematan energi pada bangunan.
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap 1 cm2
bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya: 1 atm = 76
cmHg = 760 mmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai tekanan normal. Tekanan udara ini
bekerja ke segala jurusan dan tidak tetap. Jika berada di permukaan atas maka tekanannya
semakin rendah. Hal ini disebabkan karena kerapatannya rendah dan kolom udara yang
makin pendek. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.
Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan berkurang, sebagai ketentuan dapat
dikemukakan bahwa setiap naik 300 m maka tekanan udara turun 1/30 x. Tekanan udara
mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan lebih rendah. Penyebarannya
bisa secara vertikal maupun horizontal.
Pengaruh letak lintang terhadap tekanan udara yaitu akibat adanya gaya gravitasi
yang terkecil di khatulistiwa dan terbesar di kutub yang menyebabkan tekanan udara di
sekitar khatulistiwa cenderung lebih tinggi dibandingkan di daerah kutub. Kemudian
pengaruh suhu atau temperatur dalam pengukuran tekanan udara adalah apabila suhunya
naik, air raksa akan mengembang dan jika suhunya turun air raksa cenderung menyusut,
karena itu pengukuran tekanan udara di daerah tropis cenderung lebih tinggi.
Tekanan udara akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, misal pada saat
pembungaan terjadi. Tekanan udara yang tinggi akan dapat mengugurkan bunga-bunga
sehingga pembuahan tidak akan terjadi. Hal ini akan merugikan hasil panen terutama bagi
petani buah-buahan.
Perbedan tekanan udara ini dipengaruhi oleh temperatur, uap air di udara, gravitasi
dan kolom udaranya yang semakin pendek. Pengamatan tekanan udara dilakukan
menggunakan alat yang disebut barometer. Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer
selain ditentukan oleh tekanan udara pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
latitude, suhu, dan altitude. Tekanan udara akan berkurang jika tempatnya semakin tinggi
(dari permukaan air laut). Tekanan udara akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, misalnya pada saat pembungaan terjadi. Tekanan udara yang tinggi akan
menggugurkan bunga-bunga sehingga pembuahan tidak akan terjadi. Hal ini sangat
merugikan hasil panen, terutama bagi petani buah-buahan.

3. Suhu
Suhu merupakan derajat panas atau dingin suatu benda atau dapat dinyatakan sebagai
energi kinetis rata-rata suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut
termometer yang dalam satuan Celcius (0C), Reamur (0R), Fahrenheit (0F) dan Kelvin (0K).
Suhu tanah diukur dengan termometer biasa hanya saja dibenamkan ke dalam tanah
dengan beragam kedalaman. Pada tiap kedalaman didapatkan nilai temperatur yang
berbeda-beda. Semakin dangkal (dekat permukaan tanah) maka suhunya makin tinggi,
sebaliknya makin dalam (jauh dari permukaan tanah) maka temperaturnya makin rendah.
Keadaan ini dapat terjadi dimungkinkan karena adanya pengaruh cahaya matahari.
Semakin dangkal maka mendapat radisai lebih besar dan semakin dalam radiasi surya
makin kecil yang ikut mempengaruhi temperature tanah. Tanah lapisan atas yang lebih
gelap juga lebih mampu menyerap sinar matahari lebih banyak dari pada lapisan bawah
sehingga juga lebih panas. Pengendali suhu udara:
a. Incoming radiasi/insolasi
b. Latitude
c. Altitude
d. Adanya perairan dan daratan
e. Kemiringan lereng
f. Angin
Suhu tanah lain halnya dengan suhu udara. Suhu tanah memberikan pengaruh yang
lebih baik dalam hal pertumbuhan tanaman. Sedangkan suhu udara memberikan pengaruh
terhadap fase reproduksi. Temperatur dalam tanah dikendalikan oleh temperatur
permukaaan tanah dan seluruhnya sangat bergantung pada keadaan cuaca di atas
permukaan tanah. Suhu udara pada pagi hari rendah, namun akan bertambah tinggi dengan
adanya penyinaran matahari. Sore hari, suhu udara akan rendah kembali. Waktu dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin dalam maka suhu tanah akan semakin rendah
atau kedalaman tanah berbanding terbalik dengan suhu tanah tersebut.
Faktor yang mempengaruhi suhu tanah adalah Faktor eksternal seperti radiasi surya,
keawanan, curah hujan, suhu udara, angin, kelembapan udara. Faktor internal seperti,
tekstur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah, struktur tanah.
Faktor topografi antara lain arah kemiringan lereng, persentase kemiringan lereng,
permukaan air tanah, vegetasi.

4. Kelembaban Udara
Untuk manggambarkan keadaan kelembapan di suatu daerah pada suatu waktu
dipakai istilah kelembapan relatif yang merupakan perbandingan antara banyaknya uap air
saat itu dan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh hawa saat itu pula. Banyaknya
uap air yang dikandung hawa tergantung temperatur. Makin banyak uap air yang
dikandung hawa menunjukkan temperaturnya makin tinggi.
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif.
Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah de-humidifier. Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer
dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan
dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 C (86 F), dan tidak melebihi 0.5% pada 0 C (32 F). Dalam
klimatologi yang dimaksud dengan kelembaban adalah kelembaban nisbi / relatif. Yang
dimaksud dengan kelembaban nisbi adalah perbandingan kelembaban actual ( tekanan uap
air actual = ea ) dengan kapasitas udara untuk menampung uap air ( tekanan uap jenuh = es
).
ea
RH x100%
es
Kelembaban udara dapat langsung diukur dengan hygrometer. Kelembaban dapat
diukur dengan psychrometer yang terdiri dari bola kering dan bola basah. Cara penggunaan
thermometer maximum-minimum adalah suhu maximum dibaca pada skala bertepatan
dengan menggunakan bawah I1 dan suhu minimum dibaca pada skala bertepatan dengan
menggunakan bawah I2. Setelah dilakukan pembacaan, kedua indek / kursor ditarik
kebawah dengan magnet hingga menyentuh permukaan raksa.
Kelembapan udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dinyatakan
sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Salah satu fungsi dari kelembapan udara adalah sebagai pelindung permukaan bumi.
Kelembapan tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di
dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Penentu utamanya adalah
kandungan air dan suhu.

5. Curah Hujan
Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir air dan jatuh
ke tanah. Satuan ukuran hujan adalah mm. yang dimaksud dengan banyaknya hujan adalah
tinggi air hujan bila tidak ada yang merembes ke dalam tanah.
Alat pengukur curah hujan adalah penakar hujan yang disebut ombrometer, besar
curah hujan dapat diketahui dengan mengukur banyaknya air hujan yang yang telah
tertampung di gelas ukur. Sedangkan pada ombrograf cukup membaca grafik pada kertas
untuk mengetahui curah hujan. Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks
dan bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke musim pada
tempat yang sama dan dari waktu hujan yang berbeda. Air hujan terdiri atas ion-ion
natrium, kalium, kalsium, khlor, bikarbonat, dan sulfat yang merupakan jumlah yang besar
bersama-sama. Sebagai patokannya adalah tiap 100 cc air hujan yang tertampung dalam
ombrometer sama dengan 10 mm curah hujan. Pengamatan terhadap curah hujan tidak
dilakukan pada praktikum kali ini dikarenakan pada saat pelaksanaan praktikum tidak
turun hujan. Curah hujan diukur tiap hari dari data tersebut dapat dihitung curah hujan tiap
bulan dan akhirnya curah hujan tahunan.

6. Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari
yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi
panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan
udara yang cenderung lebih rendah.
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara
yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan
udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat
yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah.
Diatas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan
turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
7. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan proses evaporasi dan transpirasi. Alat yang
digunakan untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter. Evaporimeter yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah evaporimeter yang menggunakan bejana pemguapan berupa
panci atau tangki yang berisi air bersih. Dinding bejana berwarna putih atau putih metalik,
hal ini ditunjukkan untuk mengurangi pengaruh radiasi.
Dari data praktikum diketahui bahwa semakin siang maka semakin meningkat
evapotranspirasi dan semakin sore maka semakin rendah evapotranspirasinya. Dan
diperoleh ratarata sebesar 0,39mm. Besarnya nilai evapotranspirasi dipengaruhi oleh suhu
dan besarnya suhu dipengaruhi oleh intensitas radiasi surya
Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki
cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan
mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Nilai evaporasi merupakan
selisih permukaan (tinggi) dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan apabila
terjadi hujan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah sebagai berikut:
a. Suhu, makin tinggi suhunya, penguapan makin cepat.
b. Angin, makin cepat angin, penguapan makin cepat.
c. Susunan/kualitas air. Penguapan akan berubah secara kebalikan sejalan dengan
kadar garam dan air. Penguapan akan lebih tinggi pada air tawar daripada air
asin.
d. Tekanan udara/uap air di atmosfer, jika tekanan udara di atas permukaan air
rendah, maka penguapan menjadi lebih besar.
e. Sifat dan bentuk permukaan. Permukaan tanah, tanah yang bervegetasi.
Jadi evapotranspirasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi gas dan
perpindahannya dari suatu permukaan benda ke atmosfer dan ini terjadi pada tanaman.

8. Awan
Awan adalah titik-titik air yang melayang-layang tinggi di angkasa. Terjadinya awan
dapat disebabkan oleh adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang basah,
adanya kenaikan tingkatan kelembapan relatif dengan disertai banyak inti
kondensasi/sublimasi dan adanya pendinginan.
Adanya pendinginan merupakan sebab utama terjadinya awan. Pendinginan ini
disebabkan oleh adanya penurunan tekanan, karena udara naik secara teratur, atau kenaikan
udara ini disebabkan oleh adanya paksaan pegunungan.
Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfer. Berdasarkan data
praktikum diketahui bahwa jenis awan pada hari tersebut yaitu stratus, strato cumulus,
cirro stratus, alto stratus, cumulus, dan cirrus pada ketinggian tertentu. Dan warnanya putih
keabu-abuan, putih, keputih-putihan, kelabu, dan putih. Awan mempengaruhi nilai
intensitas radiasi surya karena dengan adanya awan menghalangi pancaran sinar ke bumi.
Klasifikasi awan adalah sebagai berikut:
a. Famili awan tinggi: cirrus, cirro cumulus dan cirrostratus
b. Famili awan sedang: altocumulus dan altostratus
c. Famili awan rendah: stratus, nimbo stratus dan stratocumulus
d. Famili awan tumbuh vertical: cumulus; cumulus nimbus dan nimbo stratus
Pada praktikum kali ini, kelompok kami melekukan pengamatan terhadap awan, dan awan
yang ada pada saat praktikum adalah awan jenis sirrus. Awan sirrus termasuk dalam famili
awan tinggi. Awan sirrus biasanya berserabut putih yang terdiri dari hablur es dan tidak
menimbulkan hujan.
F. KOMPREHENSIF
Setiap unsur cuaca saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Radiasi
sinar matahari dan awan akan mempengaruhi suhu udara, perbedaan suhu udara akan
menyebabkan perbedaan tekanan udara, sehingga terjadi angin. Angin juga dapat
mempengaruhi laju evapotranspirasi, dan uap air akan menguap dan dapat terbawa angin dan
akhirnya turun sebagai hujan.
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada jangka waktu tertentu dan sifatnya berubah-ubah,
sedangkan iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca suatu wilayah dalam kurun waktu
yang lama.
b. Ilmu yang mempelajari macam-macam iklim di muka bumi dan faktor-faktor yang
menentukannya disebut dengan klimatologi. Klimatologi tidak dapat terlepas dari
meteorologi, sehingga kadang-kadang meteorologi di anggap sama dengan
klmimatologi. Meteorologi mempelajari proses cuaca lapisan atmosfer bawah (lapisan
troposfer), sedangkan klimatologi terutama mempelajari hasil proses cuaca.
c. Komponen cuaca dan iklim dipengaruhi oleh radiasi surya, tekanan udara, suhu (suhu
udara dan suhu tanah), pH dan kelembaban, curah hujan, angin, evapotranspirasi, dan
awan.
d. Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas radiasi. Lama
penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi dalam
satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari. Untuk mengetahui lama penyinaran
dapat menggunakan alat Sunshine Recorder, Actinograph Bimetal dan Gun Bellani.
e. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya tiap 1 cm2
bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Semakin tinggi tempat, tekanan
udara akan berkurang. Tekanan udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke
tempat bertekanan lebih rendah.
f. Suhu merupakan derajat panas atau dingin suatu benda atau dapat dinyatakan sebagai
energi kinetis rata-rata suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu
disebut termometer.
g. Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Alat untuk mengukur kelembaban
udara maupun kelembaban tanah disebut termohigrograf.
h. Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir air dan jatuh ke
tanah. Satuan ukuran hujan adalah mm. Alat pengukur curah hujan adalah penakar
hujan yang disebut ombrometer, besar curah hujan dapat diketahui dengan mengukur
banyaknya air hujan yang yang telah tertampung di gelas ukur. Sedangkan pada
ombrograf cukup membaca grafik pada kertas untuk mengetahui curah hujan.
i. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
suatu daerah atau wilayah.
j. Evapotranspirasi merupakan gabungan proses evaporasi dan transpirasi. Alat yang
digunakan untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter.
k. Awan adalah titik-titik air yang melayang-layang tinggi di angkasa. Terjadinya awan
dapat disebabkan oleh adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang
basah, adanya kenaikan tingkatan kelembapan relatif dengan disertai banyak inti
kondensasi/sublimasi dan adanya pendinginan.
2. Saran
Unsur-unsur cuaca merupakan sesuatu yang dinamis yang sangat berpengaruh
dalam proses kehidupan, dan mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian.
Untuk itu manusia harus memiliki pengetahuan tentang iklim demi peningkatan usaha
pertanian dengan serangkaian tindakan. Disisi lain bagi praktikan/mahasiswa keadaan
peralatan yang bagus dan memenuhi standar praktikum sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur
iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Handoko.M.sc, ph.D. 1999. Klimatologi Dasar. FMIPA IPB. Bogor.
Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hassanudin. 2004. Tekanan Udara dan Peranannya. PT.Edumedia. Surabaya
James Rilatupa . 2008. Jurnal Sains dan Teknologi EMAS. Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Diterbitkan dengan Biaya Proyek
Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala.
Banda Aceh.
Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi
Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

You might also like