You are on page 1of 20

Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

BAB V
ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN
AIR BERSIH

5.1 Tinjauan umum


Serangkaian analisis diperlukan guna mengetahui perilaku yang mungkin
terjadi dalam suatu sistem. Hasil analisis dapat diterapkan bila kesesuaian variabel
yang ada dengan permasalahan yang ditinjau dalam sistem terpenuhi. Sehingga
didapat hasil yang optimal bagi perancangan dan perencanaan yang dikehendaki baik
dari segi ekonomis, teknis maupun dampaknya terhadap lingkungan.

5.2 Analisis Kebutuhan Air Bersih


5.2.1 Perkembangan fisik Bangunan
Dengan bertambahnya jumlah populasi, maka penambahan fasilitas kampus
akan disesuaikan guna memperlancar kegiatan perkuliahan dan mutu pendidikan. Hal
ini sesuai dengan Rencana Induk Kampus UNDIP bahwa akan dibangun berbagai
fasilitas pendukung dan bangunan perkuliahan baru. Adapun perkiraan UNDIP
dengan upaya pembangunan fisik kampus UNDIP Tembalang, (Tabel 5.1).
Tabel 5.1 Perkiraan repelita UNDIP
No. Periode Rencana Pembangunan
1. 2003/2008 Gedung Kuliah Bersama
Fak. Perikanan
Fak. ISIP
Masjid Kampus
Teknik Lingkungan
2. 2008/2013 Fak. Hukum
Fak. Ekonomi
Pasca Sarjana
Auditorium
Teknik Perkapalan
3. 2013/2018 Fak. Kedokteran
Asrama Mahasiswa
Rumah sakit
Kompleks olah raga
Rumah dinas Rektor
Sumber : Rencana Pengembangan Induk Undip
Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 57
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tabel 5.1 Perkiraan repelita UNDIP (lanjutan)


No. Periode Rencana Pembangunan
4. 2018/2023 Wisma tamu
Laboratorium Indoor
Pemukiman
Mall UNDIP
Sumber : Rencana Pengembangan Induk Undip

Untuk rencana daerah layanan, ditetapkan dengan mengambil dasar dari peta
Rencana Induk Pengembangan (lampiran) sebagai berikut:
Tabel 5.2 Rencana blok (lokasi) Sistem distribusi air bersih
Blok Jurusan/Program Studi Blok Jurusan/Program Studi
A Teknik Sipil J Sasra Indonesia
Teknik Lingkungan Sastra Inggris
B Teknik Arsitek Sejarah
Teknik Industri DIII Bahasa Inggris
Teknik Planologi DIII Kearsipan
DIII Planologi DIII Perpustakaan dan
DIII Desain Arsitek Informasi
DIII Bahasa Jepang
C Teknik Elektro K Rektorat
DI Teknik Elektro Widya Puraya
Dekanat Fask. Pasca Sarjana
D Teknik Kimia
E Teknik Mesin
F Matematika L Pendidkan Kedokteran
Biologi Keperawatan
Kimia Perikanan
Fisika Ilmu Kelautan
Fisika Medik Pemanfaatan SD
DIII Instrumen dan Perikanan
Elektronika Budidaya Perikanan
Teknologi Perikanan
Oceanografi
Manajemen SD
Perairan
G Psikologi M DIII Teknik Sipil
Kesehatan Masyarakat DIII Teknik Kimia
H Produksi Ternak DIII Teknik Mesin
Nutrisi dan Makanan Ternak DIII Teknik Elektro
Teknologi Hasil Ternak DIII Teknik Perkapalan
Sosial Ekonomi Peternakan
DIII Manajemen Usaha
Peternakan
Sumber :Pengamatan didasarkan pada RIP Kampus UNDIP

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 58


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tabel 5.2 Rencana blok (lokasi) Sistem distribusi air bersih (lanjutan)
Blok Jurusan/Program Studi
I Ilmu Hukum
Manajemen
Ekonomi dan Studi
Pembangunan
Akuntansi
Adminitrasi Negara
Ilmu Pemerintahan
Administrasi Niaga
Komunikasi
DIII Akuntansi
DIII Kesekretariatan
DIII Perpajakan
DIII Ilmu Komunikasi
DIII Pertanahan
DIII Keuangan Daerah
DIII Pemasaran

Sumber :Pengamatan didasarkan pada RIP Kampus UNDIP

5.2.2 Proyeksi Kebutuhan Air


a. Perkembangan Populasi
Perkiraan populasi yang terdapat di UNDIP digunakan kombinasi antara
metode grafik dengan least square, hal ini dirasa metode tersebut paling sesuai
dengan keadaan yang berkembang di dalam UNDIP. Adapun pola perkembangan
pertambahan populasi UNDIP sendiri lebih didominasi oleh komponen mahasiswa
(BAPSI UNDIP, 2000). Untuk komponen seperti perkembangan pegawai baik dosen
maupun Tata Usaha UNDIP cenderung tetap. Beberapa faktor yang menjadi dasar
dalam perkiraan jumlah populasi kampus UNDIP antara lain :
- pengembangan progam studi atau jurusan baru oleh fakultas ataupun jurusan.
- laju kelulusan mahasiswa pertahun
- daya tampung maksimal gedung sesuai dengan rencana kampus UNDIP.
Dari ketiga komponen di atas (khususnya populasi mahasiswa) analisis
perhitungannya yakni pada kolom 9 tabel 5.3 dapat dicari dengan cara memplotkan
ke grafik hubungan jumlah populasi (ordinat) dengan waktu (absis). Atau dapat
dilakukan dengan memplotkan data ke Microsoft Excel seperti pada Gambar 5.1

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 59


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Kemudian pada kolom 10 dan 11 masing-masing merupakan koefisien determinan


dan koefisien korelasi.
Dengan rumusannya perkiraan jumlah populasi adalah : y = a.ln (x) + b
dimana : y = perkiraan jumlah populasi (satuan jiwa).
a = konstanta/angka pertumbuhan populasi..
x = selisih waktu awal dengan tahun akhir rencana (satuan tahun).
b = jumlah populasi awal tahun rencana (satuan jiwa).
Untuk persamaan y = f(waktu) = jumlah populasi (jurusan/program studi) lainnya
dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil fungsi atau persamaan grafik hubungan jumlah populasi (y) dengan
waktu (x) dapat diketahui jumlah populasi kedepan (direncanakan 10 tahun) tiap
lokasi/blok satuan daerah distribusi air bersih,(Tabel 5.4) sebagai berikut :

Gambar 5.1 Grafik trend populasi mahasiswa Teknik Sipil


Tabel 5.3 Perkembangan jumlah mahasiswa Fak.Teknik periode 1998/1999 s/d
2002/2003
Tingkat / Program Periode (jiwa) Trend Pertumbuhan
No. R^2 R
Fakultas Studi/Jurusan 98/99 99/00 00/01 01/02 02/03 Populasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0.98
I Sarjana Teknik Sipil 1117 1235 1369 1447 1519 y = 252.52Ln(x) + 1095.6
1
0.990
Teknik 0.53
Teknik 549 538 552 570 604 y = 29.832 Ln(x) + 534.04
8
0.734
Arsitektur
0.98
Teknik Kimia 702 829 890 995 1026 y = 204.16 Ln(x) + 692.91
2
0.991
0.97
Teknik Mesin 633 762 820 881 879 y = 160.33 Ln(x) + 641.49
9
0.989
0.96
Teknik Elektro 542 717 793 881 865 y = 213.62 Ln(x) + 555.06
8
0.984

342 371 395 454 450 y = 73.196 Ln ( x) + 332.31 0.949

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 60


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Teknik
Perencanaan 0.90
dan Wilayah 0
Kota
0.97
Teknik Industri 45 127 205 278 324 y = 174.99 Ln(x) + 26.243
5
0.987
Teknik 0.93
0 55 133 206 273 y = 167.47 Ln(x) - 26.949 0.965
Lingkungan 0
Sumber : BAPSI dan perhitungan
Untuk perhitungan pada Tabel 5.4 sudah memperhitungkan jumlah populasi dosen
dan pegawai administrasi yang ada. Adapun pada perhitungan blok lainnya dapat
dilihat pada lampiran.
Tabel 5.4 Perhitungan Populasi kampus blok A

Periode 2003/2004 sd 2012/2013 (jiwa)


Blok Program Studi / Jurusan
02/03 03/04 04/05 05/06 06/07 07/08 08/09 09/10 10/11 11/12 12/13

Mahasiswa Teknik Sipil 1519 1548 1587 1621 1650 1677 1701 1723 1743 1762 1779
Mahasiswa Teknik
273 273 299 321 341 359 375 389 403 415 427
Lingkungan
A Pegawai Teknik Sipil 96 109 109 110 110 110 111 111 111 111 112
Pegawai Teknik
17 19 20 22 23 24 26 26 27 28 29
Lingkungan
Jumlah 1905 2170 2346
Sumber : Perhitungan

b. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan air bersih adalah seberapa besar pelayanan air bersih yang
akan diberikan kepada populasi yang ada di kampus. Tetapi pelayanan tersebut tidak
dapat dilakukan secara keseluruhan, karena tingkat kehadiran dan penggunaan air
bersih oleh mahasiswa, dosen dan pegawai di kampus tidak dapat diperkirakan
secara tepat. Oleh karena itu, pada perhitungan pemakaian air bersih (tabel 5.5)
dipakai koefisien sebesar 25 % dari konsumsi rata-rata (Rencana Induk
Pengembangan UNDIP). Sedangkan untuk kebutuhan fasilitas populasi (satuan jiwa)
sebesar 100 %, misalnya laboratorium.

c. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik dalam hal ini adalah kebutuhan populasi dan kebutuhan
fasilitas kampus/komersil. Asumsi penggunaan air didasarkan pada standar
pemakaian air bersih seperti pada tabel 2.1 (Direktorat Jenderal Cipta Karya).

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 61


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

d. Perkiraan Kehilangan Air


Menurut Layla, M tahun 1980 kehilangan air (uncounted for water) dapat
disebabkan oleh sambungan illegal, sambungan yang rusak dan penggunaan pompa.
Besarnya kebocoran yang diperhitungkan di sini adalah sebesar 25 % dari konsumsi
air perhari tiap lokasi/blok bangunan.

e. Kebutuhan Air
Dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih UNDIP, proyeksi kebutuhan
air bersih dapat diketahui melalui pengamatan. Tetapi pengamatan yang dilakukan
tidak representative dikarenakan sistem penyediaan air bersih yang ada dilakukan
dengan sistem individual dengan menggunakan reservoir sehingga pemakaian air
tidak terkontrol.
Menurut Layla, M. Anis dan Ahmad, Shamin 1980 menyebutkan bahwa
faktor pemakaian puncak faktor harian berkisar 1,2 2 kali rata-rata perhari dan 2
3 kali rata-rata perjam. Sedangkan berdasarkan kriteria desain yang dikeluarkan
oleh Ditjen Cipta Karya, pemakaian air untuk perencanaan air bersih domestik
adalah:
Kebutuhan maksimum harian = 1,15 * kebutuhan rata-rata.
Kebutuhan maksimum jam = 2 * kebutuhan rata-rata.
Dalam perencanaan diambil faktor pemakaian air bersih sesuai dengan Dirjen
Cipta Karya.
Berikut perhitungan kuantitas kebutuhan air bersih yang diperlukan hingga
sepuluh tahun kedepan untuk blok A. Untuk pemakaian air bersih pada blok-blok
yang lain dapat dilihat pada lampiran.

1. Untuk populasi
Tabel 5.5 Perhitungan kebutuhan air Blok A berdasarkan populasi
Populasi Kampus dengan kebutuhan air
Blok A
Jum. Konsumsi Koefisien
Jum. Pemakaian Jum. Kebutuhan
NO TAHUN Mahasiswa Rata-Rata Pem. Air
Jiwa Lt/jiwa/hr 0.25 Lt/Hari Lt/dt
1 2003 1905 20 0.25 9525 0.11024

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 62


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

2 2008 2170 20 0.25 10850 0.12558


3 2013 2346 20 0.25 11730 0.13576
Sumber : Perhitungan

Perhitungan kebutuhan air maksimum harian dan jam puncak dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 5.6 Perhitungan kebutuhan air rata-rata blok A
Blok A
Jum. Kehilangan Air Kebutuhan Keb. Maks Keb. Jam
NO TAHUN Kebutuhan (25%*3) Rata-rata Harian Puncak

Lt/dt Lt/dt Lt/dt Lt/dt Lt/dt


1 2 3 4 5 = (3+4) 6 =1.15 *5 7=2*3
1 2003 0.11024 0.0276 0.13780 0.1585 0.2756
2 2008 0.12558 0.0314 0.15697 0.1805 0.3139
3 2013 0.13576 0.0339 0.16970 0.1951 0.3394
Sumber : Perhitungan

2. Untuk fasilitas
Tabel 5.7 Perhitungan kebutuhan air blok A berdasar unit fasilitas
Juml. Koefisien Total Kebut. Air
No Unit Fasilitas Laboratorium Luas satuan Kebut.air Pemakaian
unit m2 air ltr/hari ltr/detik
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Laboratorium 3 193 ltr/m2/hr 10 1 1930 0.0223
95 ltr/m2/hr 10 1 950 0.0110
2
95 ltr/m /hr 10 1 950 0.0110
2 Kantin 1 = (20 kursi) ltr/hr/kursi 100 1 2000 0.02315
3 Musholla 1 (dosenat) 1 ltr/hr/unit 2000 1 2000 0.02315
4 Musholla 1 (gedung C) 1 ltr/hr/unit 2000 1 2000 0.02315
Sumber : Perhitungan

Tabel 5.8 Perhitungan kebutuhan air rata-rata blok A berdasar unit fasilitas
No Kebutuhan air Kehilangan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Unit Fasilitas
ltr/detik air (25%) rata-rata maks. harian jam puncak
1 2 3= 9 4 5 =(3+4) 6=(1.15*5) 7=(2*5)
1 Laboratorium 0.0223 0.0056 0.0279 0.0321 0.0558
0.0110 0.0028 0.0138 0.0158 0.0275
0.0110 0.0028 0.0138 0.0158 0.0275
2 Kantin 0.02315 0.0058 0.0289 0.0332 0.0578
3 Musholla 1 (dosenat) 0.02315 0.0058 0.0289 0.0332 0.0578
4 Musholla 1 (gedung C) 0.02315 0.0058 0.0289 0.0332 0.0578
Sumber : Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 63


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

f. Kebutuhan Non-Domestik
Kebutuhan non domestik dalam sistem penyediaan air bersih kampus UNDIP
adalah hanya fire-hidrant. Dalam perencanaan sistem distribusi air sebaiknya
ditambahkan kebutuhan untuk pemadam kebakaran yang jumlahnya sebesar beberapa
prosen dari total kebutuhan pemakaian suatu kawasan. Kebutuhan non domestik
untuk sistem penyediaan air bersih UNDIP dipakai dengan nilai sebesar 4 % dari
kebutuhan maksimum jam puncak.

5.3 Analisis Ketersediaan Air Baku


5.3.1 Analisis Air Permukaan
Sumber air permukaan di UNDIP Tembalang adalah sungai Gambir. Pada
musim kemarau air masih mengalir dengan volume kecil, sedangkan pada musim
hujan air mengalir cukup banyak dengan kondisi sedikit keruh dan banyak
mengandung pasir dan lumpur (bersifat koloidal suspended).
Untuk dapat menentukan besarnya Qlimpasan (potensi air permukaan) pada
daerah pengaliran, maka diperlukan data curah hujan dari stasiun pengamat yang
terdekat dengan wilayah studi. Ditentukan tiga stasiun yang akan dipergunakan
datanya dalam proses pengolahan selanjutnya, yaitu :
Stasiun Gunung Pati
Stasiun Kedung Bangkong
Stasiun Susukan
Dengan DAS serta lokasi stasiun dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan Gambar 5.3 pada
halaman berikut. Data curah hujan yang diperoleh untuk periode tahun1980 1994
(lihat Tabel 5.9 ) dan hasil perhitungan curah hujan rata-rata (metode curah hujan
aljabar) pada Tabel 5.10

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 64


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 65


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 65


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 66


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tabel 5.9 Data Curah hujan tiga stasiun


Curah Hujan Maksimum harian (mm)
Stasiun
Tahun Stasiun Stasiun
Kedung
Susukan Gunung Pati
Bangkong
1980 379 181 165
1981 128 197 260
1982 142 149 225
1983 130 83 165
1984 105 106 115
1985 136 198 165
1986 137 134 120
1987 179 149 93
1988 127 175 136
1989 143 136 120
1990 128 179 139
1991 149 107 143
1992 104 92 95
1993 247 63 276
1994 97 132 132
Sumber : BMG Unit Klimatologi kota Semarang
Tabel 5.10 Perhitungan curah hujan rata-rata DAS
Curah Hujan Maksimum harian (mm)
Curah Hujan rata-rata
Tahun DAS
Stasiun Susukan Stasiun Gunung Pati Stasiun Kedung Bangkong

1980 379 181 165 242


1981 128 197 260 195
1982 142 149 225 172
1983 130 83 165 126
1984 105 106 115 109
1985 136 198 165 166
1986 137 134 120 130
1987 179 149 93 140
1988 127 175 136 146
1989 143 136 120 133
1990 128 179 139 149
1991 149 107 143 133
1992 104 92 95 97
1993 247 63 276 195
1994 97 132 132 120
1995 120 96 97 104
1996 148 102 82 111
1997 74 66 74 71
1998 69 61 69 66
1999 85 76 85 82
2000 94 84 94 91
2001 80 71 80 77
Sumber : Hasil perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 67


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Untuk dapat menghitung sejumlah potensi air permukaan (debit andalan)


ditentukan faktor yang berpengaruh seperti temperatur, kelembaban relatif, curah
hujan, kecepatan angin (terdapat pada lampiran) dan lamanya penyinaran matahari.
Faktor tersebut nantinya diolah untuk mendapatkan tingkat evaporasi, yang dalam hal
ini dihitung dengan menggunakan metode Penman. Hasil perhitungannya pada
halaman berikut (Tabel 5.11).
Untuk koefisien penyesuai dan faktor koreksi dalam perhitungan di atas dapat
dilihat pada lampiran.
Kemudian untuk menghitung debit andalan dipergunakan metode F. J. Mock
seperti yang telah diuraikan pada bab 2.
d E m
E EP . .m , . 18 n , Vn k .V( n 1) (0.5 .I .(1 k ))
30 EP 20
Untuk hasil perhitungan lihat tabel 5.12 dan lainnya dapat dilihat pada lampiran.
Dengan keterangan tambahan meliputi koefisien infiltrasi, koefisien storage volume
dan soil moisture yang besarnya masing-masing adalah 0.4, 0,2 dan 100.

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 68


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tabel 5.11 Perhitungan evaporasi metode Penman


No. Dasar Perhitungan Unit Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

1 Suhu Udara C 26.52 26.84 27.30 27.66 28.08 27.70 27.28 27.36 28.14 28.18 27.86 27.34
Kelembaban
2 Relatif (%) 83.00 83.60 82.80 80.00 78.00 75.20 72.60 69.40 68.80 75.40 79.60 81.20
Kecepatan angin
3 U2 m/dt 1.589 2.056 1.511 1.411 1.672 1.750 1.861 1.822 1.828 1.611 1.361 1.378
4 Lintang 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00
Penyinaran
5 matahari 12 jam (%) 38.20 39.60 45.00 52.20 62.40 59.60 69.40 73.40 74.00 60.20 47.80 45.00

Perhitungan
(prosida/ Penman)
6 Tabel dan (1) 9.14 9.18 9.24 9.27 9.33 9.29 9.22 9.24 9.33 9.33 9.30 9.24
7 Tabel dan (1) 2.63 2.67 2.74 2.79 2.87 2.8 2.73 2.74 2.87 2.87 2.82 2.74
8 Tabel dan (1) mm 26.03 26.46 27.21 27.69 28.49 27.85 27.05 27.21 28.49 28.49 28.10 27.21
9 Tabel dan (1) 2.02 2.04 2.08 2.10 2.15 2.11 2.08 2.08 2.15 2.15 2.12 2.08
10 2*8 mm 21.60 22.12 22.53 22.15 22.22 20.94 19.64 18.88 19.60 21.48 22.37 22.09
11 Tabel dan (10) 0.131 0.126 0.122 0.126 0.125 0.147 0.152 0.158 0.152 0.133 0.124 0.126
12 8-10 mm 4.43 4.34 4.68 5.54 6.27 6.91 7.41 8.33 8.89 7.01 5.73 5.12
13 Tabel dan (3) 0.234 0.271 0.225 0.215 0.244 0.259 0.262 0.259 0.259 0.234 0.215 0.215
14 12*13 1.035 1.176 1.053 1.191 1.529 1.789 1.942 2.157 2.302 1.640 1.232 1.100
15 Tabel dan 4 9.12 9.16 8.9 8.32 7.64 7.25 7.37 7.95 8.59 8.99 9.08 9.06
16 Tabel dan 5 0.353 0.358 0.379 0.407 0.447 0.436 0.475 0.490 0.493 0.439 0.390 0.379
17 15 * 16 3.219 3.279 3.373 3.386 3.415 3.161 3.501 3.896 4.235 3.947 3.541 3.434
18 6 * (1-(5)) 5.649 5.545 5.082 4.431 3.508 3.753 2.821 2.458 2.426 3.713 4.855 5.082
19 1- ((18/10)) 0.435 0.446 0.492 0.557 0.649 0.625 0.718 0.754 0.757 0.629 0.515 0.492
20 6*(11)*(19) 0.521 0.515 0.554 0.650 0.757 0.853 1.006 1.101 1.074 0.780 0.593 0.573
21 17-20 2.698 2.764 2.819 2.736 2.658 2.308 2.495 2.794 3.161 3.167 2.948 2.861
22 7*21 7.097 7.380 7.723 7.633 7.628 6.462 6.811 7.657 9.071 9.088 8.313 7.840
23 14*22 7.348 8.678 8.133 9.088 11.666 11.560 13.225 16.512 20.884 14.904 10.245 8.622
23/9 nilai untuk 1
24 hari mm 3.638 4.254 3.910 4.328 5.426 5.479 6.358 7.938 9.714 6.932 4.833 4.145
Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 69


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

No. Dasar (1992) Rumus Satuan Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
1 Curah Hujan R mm 283 266 244 279 162 56 13 163 188 282 200 311
2 Hari Hujan (n) 14 13 20 14 10 7 2 8 7 16 11 16

Limited Evaporation
3 Evaporation (Ep) mm 112.772 119.116 121.210 129.831 168.213 164.359 197.105 246.087 291.406 214.896 144.981 128.504
4 Expose Surface (m) (%) 20 20 20 20 30 40 40 30 30 20 20 20
5 E/Ep = (m/20)*(18-n) 0.04 0.05 (0.02) 0.04 0.12 0.22 0.32 0.15 0.165 0.02 0.07 0.02
6 E (3) * (5) mm 4.511 5.956 (2.424) 5.193 20.186 36.159 63.074 36.913 48.082 4.298 10.149 2.570
7 Et= Ep - E (3) - (6) mm 108.261 113.161 123.634 124.638 148.027 128.200 134.032 209.174 243.324 210.598 134.833 125.934

Water Balance
8 Storage (S) = R - Et (1) - (7) mm 174.739 152.839 120.366 154.362 13.973 (72.200) (121.032) (46.174) (55.324) 71.402 65.167 185.066
9 Soil Storage (SS) mm 72.200 121.032 46.174 55.324
10 Soil Moisture (SM) mm 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 27.8 93.2 139.4 194.7 100.0 100.0 100.0
11 Water Surplus (WS) (8) - (9) mm 174.739 152.839 120.366 154.362 13.973 71.402 65.167 185.066

Run Off & Ground Water Storage

12 Infiltration (I) (11) * Ic mm 69.896 61.136 48.146 61.745 5.589 28.561 26.067 74.026
13 .5 * I(1 + K) mm 41.937 36.681 28.888 37.047 3.354 17.136 15.640 44.416
14 k. V (i -1) mm 16.000 11.587 9.654 7.708 8.951 2.461 0.492 0.098 0.020 0.004 3.428 3.814
15 Storage volume (Vi) (13 + (14) mm 57.937 48.269 38.542 44.755 12.305 2.461 0.492 0.098 0.020 17.140 19.068 48.229
16 Vi - V(i -1) mm (22.063) (9.668) (9.727) 6.214 (32.451) (9.844) (1.969) (0.394) (0.079) 17.121 1.928 29.161
17 Base Flow (BF) (12) - (16) mm 91.958 70.804 57.874 55.531 38.040 9.844 1.969 0.394 0.079 11.440 24.139 44.865
18 Direct Run Off (DRO) (11) - (12) mm 104.843 91.704 72.220 92.617 8.384 42.841 39.100 111.040
19 Run Off ( RO) (17) + (18) mm 196.801 162.508 130.093 148.149 46.424 9.844 1.969 0.394 0.079 54.281 63.239 155.905
20 Cacthment Area (A) km2 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239 7.28239
21 Volume (V) (19) * (20) m3 1.43E+06 1.18E+06 9.47E+05 1.08E+06 3.38E+05 7.17E+04 1.43E+04 2.87E+03 5.73E+02 3.95E+05 4.61E+05 1.14E+06

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 70


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

22 Discharge (Q) (21) / waktu m3/dt 0.535 0.489 0.354 0.416 0.126 0.028 0.005 0.001 0.000 0.148 0.178 0.424
Tabel 5.12 Perhitungan Debit Andalan Tahun 1992
Sumber : hasil perhitungan
Keterangan : Koefisien infiltrasi 0.40
Koefisien storage volume 0.20
Soil Moisture 100
Tabel 5.13 Rekapitulasi debit andalan tahun1992 s/d 2001
Debit Andalan Notasi Satuan Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
1992 Q92 m3/dt 0.535 0.489 0.354 0.416 0.126 0.028 0.005 0.001 0.000 0.148 0.178 0.424
1993 Q93 m3/dt 0.349 0.387 0.384 0.282 0.064 0.013 0.003 0.001 0.000 0.000 0.047 0.374
1994 Q94 m3/dt 0.974 0.771 0.543 0.133 0.026 0.005 0.001 0.000 0.000 0.000 0.418 0.683
1995 Q95 m3/dt 1.153 0.949 0.629 0.726 0.088 0.211 0.001 0.000 0.000 0.000 0.910 0.917
1996 Q96 m3/dt 0.595 0.656 1.251 0.319 0.062 0.013 0.002 0.000 0.000 0.000 0.308 0.831
1997 Q97 m3/dt 0.517 0.661 0.666 0.166 0.032 0.007 0.001 0.000 0.000 0.000 0.161 0.291
1998 Q98 m3/dt 0.376 0.417 0.427 0.168 0.036 0.007 0.001 0.000 0.000 0.048 0.261 0.412
1999 Q99 m3/dt 0.683 0.592 0.407 0.480 0.112 0.023 0.004 0.001 0.000 0.027 0.161 0.429
2000 Q00 m3/dt 1.001 0.727 0.664 1.341 0.606 0.445 0.102 0.020 0.004 0.230 0.600 0.857
2001 Q01 m3/dt 0.896 0.690 1.366 0.723 0.347 0.139 0.030 0.006 0.001 0.153 0.385 0.573
Sumber:Perhitungan

a. debit andalan optimal (th. 2001) b. debit andalan minimum (th. 1993)

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 71


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Gambar 5.4 Grafik kurva massa

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 72


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Kemudian dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode F.J Mock, disusun
dalam rangkain fluktuasi debit seperti pada pada gambar di bawah berikut.

Gambar 5.5 Grafik fluktuasi debit


Gambar grafik 5.5 di atas disusun dalam metode grafik (mass curve). Gambar 5.6,
ditujukan terutama untuk mendapatkan volume tampungan efektif bila akan
direncanakan bendung guna menampung sejumlah debit yang terjadi berdasarkan
pada periode tahun 1992 2001.

Gambar 5.6 Grafik debit kumulatif

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 72


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

5.3.3 Analisis Air Tanah


Sumber air tanah di UNDIP Tembalang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
sumber air tanah tertekan dan sumber air tanah tak tertekan. Sumber air tanah tak
tertekan terjadi pada sumur dangkal, yang secara kuantitas debitnya tidak besar dan
pada musim kemarau sering mengalami kekeringan. Sehingga jenis sumber air tanah
ini kurang optimal untuk dikembangkan sebagai sumber penyediaan air bersih.
Sumber air tanah tertekan telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di UNDIP. Debit sumur air tertekan yang ada di kampus Tembalang sekitar
0.6 1.9 liter/detik (Dinas Pertambangan dan Energi, Jawa Tengah), atau jika dirata-
rata besarnya adalah 1.25 liter/detik
Pada bab 3 telah diketahui bahwa :
Jumlah sumur : 17 sumur
Debit : 1.25 liter/detik/sumur (rata-rata antara 0,6 dengan 1,9 ltr/dt)
Total debit : 20.4 liter/detik (volume yang diperkirakan terambil)

5.3 Analisis Neraca Air


Hasil rekapitulasi kebutuhan air pada kondisi maksimum harian dan jam
puncak dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Rekapitulasi kebutuhan air
kebutuhan maksimum kebutuhan jam puncak
kebutuhan rata-rata (L/dtk) harian (L/dtk) (L/dtk)
No. Blok 2003 2008 2013 2003 2008 2013 2003 2008 2013
1 A 0.225 0.244 0.257 0.259 0.281 0.296 0.450 0.488 0.514
2 B 0.264 0.282 0.297 0.304 0.324 0.342 0.528 0.564 0.594
3 C 0.159 0.174 0.181 0.183 0.200 0.208 0.318 0.348 0.362
4 D 0.122 0.133 0.139 0.140 0.153 0.160 0.244 0.266 0.278
5 E 0.111 0.122 0.126 0.128 0.140 0.145 0.222 0.244 0.252
6 F 0.239 0.242 0.244 0.275 0.278 0.281 0.478 0.484 0.488
7 G 0.228 0.254 0.271 0.262 0.292 0.312 0.456 0.508 0.542
8 H 0.278 0.308 0.324 0.320 0.354 0.373 0.556 0.616 0.648
9 K 0.113 0.114 0.115 0.130 0.131 0.132 0.226 0.228 0.23
10 L 0.356 0.369 0.378 0.409 0.424 0.435 0.712 0.738 0.756
11 R 0.043 0.043 0.049 0.049 0.086 0.086
Total 2.095 2.285 2.375 2.409 2.628 2.731 4.190 4.57 4.75
Sumber: perhitungan

Hasil analisis antara kebutuhan dengan ketersediaan air bersih (blok A, B, C, D, E, F,


G, H, K, L) pada sistem eksisting ditampilkan dalam Tabel 5.15.
Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 73
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab V Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Tabel 5.15 Neraca Kebutuhan dibandingkan dengan Ketersediaan


NO Item SATUAN 2003 2008 2013
Ltr/detik 4.281 4.573 4.754
1 Kebutuhan jam puncak

2 Kapasitas eksisting (diperkirakan sesuai data pengamatan)

- air permukaan (gambar 5.4a) rerata Ltr/detik 591 591 591


- air permukaan (gambar 5.4b) rerata Ltr/detik 159 159 159
- air tanah rerata Ltr/detik 20.4 20.4 20.4
Sumber : Perhitungan

Kebutuhan air pada jam puncak menunjukkan hasil dalam harian, sedangkan hasil
analisis pada air permukaan berdasarkan rata-rata dari debit andalan selama 10 tahun.
Dalam kenyataannya, debit air permukaan cenderung tidak konstan karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya pengaruh musim. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan air permukaan agar dapat mencukupi kebutuhan, misalnya
pengadaan reservoir.

5.5 Kualitas Air Baku


Berdasarkan informasi yang didapat dari dinas Pertambaangan dan Energi,
Jawa Tengah menyebutkan bahwa kualitas air tanah pada Cekungan Air tanah
Semarang (CAS) relatif buruk ini dikarenakan kandungan logam kadmium/Cd cukup
tinggi, sehingga pemanfaatan air tanah secara langsung (dikonsumsi) tidak dapat
dilakukan dan perlu proses lebih lanjut. Misalnya dengan direbus terlebih dahulu.
Sedangkan untuk pemanfaatan lainnya, misalnya mencuci dapat dimanfaatkan secara
langsung.
Air permukaan (air sungai) secara kualitas buruk ini dikarenakan adanya
kandungan Fe, sedangkan jika terjadi banjir pada musim hujan akan mengandung
lumpur yang sangat besar. Jika dilihat dari hulu sungai merupakan saluran
pembuangan industri dan rumah tangga. Untuk debit pada kondisi normal sangat
kecil sehingga jika digunakan untuk sumber air memerlukan tampungan dalam
kapasitas yang besar.

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 74


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156

You might also like