You are on page 1of 31

Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

BAB VI
ALTERNATIF SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG

6.1 Tinjauan Umum


Perancangan alternatif diperlukan sebagai usaha untuk dapat memperoleh
hasil yang terbaik (optimal) terhadap suatu kajian atau objek studi. Hal tersebut
dilakukan setelah melewati serangkaian tahapan, seperti yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya. Untuk mengukur rancangan tersebut harus didasarkan pada kriteria
dan standar (dasar perancangan) yang telah ditetapkan, dan bila mungkin sesuai
dengan keinginan yang diharapkan bagi rencana mendatang. Umumnya acuan dasar
itu meliputi aspek teknis, sosial budaya setempat, ekonomis, dan aspek dampak
lingkungan yang timbul.

6.2 Sistem Distribusi Air Bersih di Kampus UNDIP Tembalang


Pada penjelasan di bab 3 deskripsi wilayah studi diketahui bahwa lokasi
sumur tersebar merata hampir diseluruh kampus UNDIP Tembalang. Dalam bab 5
diperoleh bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih dengan sumber air tanah selama
ini sudah mencukupi. Hal ini dapat dilihat pada neraca air (Tabel 5.13) dengan
kebutuhan pada jam puncak hanya seperlima dari kapasitas air tanah yang ada, tetapi
perlu diwaspadai adanya penurunan muka air tanah akibat dari perluasan lahan.
Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dengan air permukaan (Sungai Gambir),
diperlukan bangunan penampung (reservoir) pada saat sungai kering, karena debit
sungainya tidak konstan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk mengantisipasi
kekurangan air dan rencana pengembangan kampus UNDIP Tembalang sebagai pusat
akademis, maka dibuat alternatif dengan memanfaatkan air permukaan (Sungai
Gambir) dan kerja sama dengan pihak PDAM.
Adapun pemanfaatan dengan air permukaan ini dapat dikatakan sebagai
langkah kebijakan internal UNDIP, hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek
Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 75
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

ketersediaan air tanah. Pertimbangan mengenai masalah air tanah, dikaji untuk
mengurangi kekhawatiran terhadap peningkatan eksplorasi air tanah dari tahun ke
tahun (Dinas Geologi dan Tata Lingkungan, 2000). Hal tersebut didasarkan pada
kondisi lingkungan yang berkembang, baik untuk kawasan kota Semarang bawah
sebagai zona pelepasan/pengambilan (discharge zone) maupun Semarang atas
sebagai zona penangkapan (recharge zone).

6.2.1 Menggunakan Air PAM


Pertimbangan alternatif dengan memanfaatkan potensi ketersediaan air
melalui jaringan PAM didasarkan pada Tabel 6.1. Dimana sumber air berasal dari
PDAM, yang pengambilannya dilakukan dengan sistem tapping langsung pada pipa
sekunder PDAM dengan jarak pipa induk 2,5 Km dari kampus. Dari segi kualitas dan
dampak terhadap lingkungan, PDAM lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
Tetapi unuk kekontinuitasan masih ada kendala, yaitu adanya pergiliran dalam
pengaliran. Jalur pemipaan yang sudah ada dapat dilihat pada lampiran (lay-out
pemipaan PDAM kawasan Tembalang-Banyumanik), dengan besarnya diameter pipa
sekunder adalah 100 mm atau setara dengan 4 inchi.
Upaya penggunaan PDAM ini lebih diarahkan pada pengembangan sistem
jaringan baru yang meliputi pelayanan terhadap blok I (fakultas hukum dan
ekonomi), J (fakultas sastra) dan L (fakultas kedokteran, keperawatan, perikanan dan
kelautan) serta blok R (area masjid UNDIP). Oleh karena perencanaan bersifat
fleksibel, maka altrenatif peencanaan ini juga ditujukan guna mengantisipasi
kemungkinan pemanfaatan blok lainnya. Dalam hal ini direncanakan lay-out
pemipaannya mencakup keseluruhan kondisi yang ada (lihat Gambar 6.1). Termasuk
di dalamnya beberapa pembuatan ground reservoir, elevated reservoir serta beberapa
pemasangan kelengkapan pipa seperti katup, pipa penyambung dan lainnya.

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 76


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

Sumber Daya Air disediakan dari


No. Parameter Air permukaan Air tanah
PDAM
(Surface water) (Ground reservoir)
pipa induk/primer
1. Letak Areal kampus Areal kampus
2,5 Km dari kampus
0,2 1,0 Ltr/detik
0,6 1,9 Ltr/detik 345 Ltr/detik
0.591 Ltr/detik
ditentukan melayani 22136
2. Debit berdasarkan hasil berdasarkan sambungan untuk
produktifitas akuifer cab. Semarang
perhitungan
dalam dan dangkal Selataan
CAT Semarang
3. Topografi 180 m dpl > 100 m dpl 245 m dpl
Kandungan logam
Kandungan logam besi
4. Kualitas Kadmium Cd baik
(Fe) cukup besar
relatif besar
Dalam hal
Mengalir sepanjang tahun Debit cukup pengaliran masih
5. Kontinuitas
(debit tidak stabil) memadai dilakukan beberapa
pergiliran
perlunya kajian lebih
lanjut, sehubungan
adanya informasi
dari Dinas
Analisis terhadap
6. dampak tidak ada Pertambangan dan dampak tidak ada
lingkungan
Energi mengenai
penurunan muka air
tanah yang berkala
(periode 1 tahun)
dapat dimanfaatkan untuk :
Potensi lainnya - Irigasi
7. yang dapat - Pengembang tidak ada tidak ada
dimanfaatkan an PLTA bertenaga
kecil
Tabel 6.1 Analisis alternatif sumber air baku
Sumber: Hasil Pengamatan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 77


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Gambar 6.1 Sistem distribusi dengan air PAM

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 78


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

a. Perencanaan Reservoir
- Ground reservoir
Banyaknya reservoir yang direncanakan sebanyak 2 buah, yaitu terletak di
dekat kampus Politek (untuk menampung air dari PDAM) dan di dekat
fakultas Peternakan. Jumlah kebutuhan air maksimum harian pada akhir
tahun rencana (10 tahun kedepan) sebesar 2.73 ltr/detik (Tabel 5.13),
sedangkan untuk perhitungan volume reservoir yang dibutuhkan berdasarkan
Ditjen Cipta Karya yaitu 30 40 % (diambil 30 %) dari kebutuhan
maksimum harian. Sehingga pada tahun 2013 volume reservoir yang
dibutuhkan sebesar 70.85 m3/hari. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 6.2 Perhitungan volume ground reservoir
Konsumsi air rata-rata
No. Keterangan
Th. 2003 Th. 2008 Th. 2013
1 Kebutuhan rata-rata (ltr/detik) 2.10 2.29 2.38
2 Faktor maksimum harian 1.15 1.15 1.15
3 Debit maksimum harian (ltr/detik) 2.41 2.63 2.73
4 Volume Reservoir (ltr/detik) 0.72 0.79 0.82
3
5 Volume Reservoir (m /hr) 62.21 68.26 70.85
Sumber : hasil perhitungan
Dengan perhitungan dimensi ground reservoir pada Tabel 6.3
Tabel 6.3 Perhitungan dimensi ground reservoir
Periode
No. Keterangan
Th. 2013

1. Kebutuhan rata-rata (ltr/detik) 2.38


2. Faktor maksimum harian 1.15
3. Debit maksimum harian (ltr/detik) 2.73
4. Volume Reservoir (ltr/detik) 0.82
3
5. Volume Reservoir (m /hr ) 70.85
6. Bila Kedalaman di reservoir (h) = 3 m, maka Luas dasar (m2) 23.62
7. Luas dasar reservoir (dibuat perbandingan P : L = 1 : 1) 4.86
8. Ketinggian Dead Volume (m) 0.15
9. Free Board (m) 0.15
10. Total Tinggi reservoir/H (m) 3.3
11. Dimensi ground reservoir P x L x H (m3) 5 x 5 x 3,5
Sumber : hasil perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 79


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

- Elevated reservoir
Diperlukan untuk memberikan tinggi tekan yang cukup pada titik-titik terjauh
dalam distribusi, serta untuk memenuhi kebutuhan pada kondisi jam puncak.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa besarnya volume reservoir saat jam
puncak adalah 122.69 m3/hr (lihat Tabel 6.4), sedangkan pada kondisi harian
maksimum sebesar 70.85 m3/hr (Tabel 6.2). Maka volume elevated tank
yang diperlukan adalah :
Velevated reservoir = 122.69 m3 70.85 m3
= 51.84 m3
Tabel 6.4 Perhitungan Volume Elevated reservoir
Konsumsi air rata-rata
No. Keterangan
Th. 2003 Th. 2008 Th. 2013
1 Kebutuhan rata-rata (ltr/detik) 2.10 2.29 2.38
2 Faktor jam puncak 2.00 2.00 2.00
3 Debit pada jam puncak (ltr/detik) 4.20 4.58 4.76
4 Volume Reservoir (ltr/detik) 1.26 1.37 1.42
3
5 Volume Reservoir (m /hr) 108.86 118.37 122.69
Sumber : hasil perhitungan

Tabel 6.5 Perhitungan dimensi elevated reservoir


Periode
No. Keterangan
Th. 2013
1. Kebutuhan rata-rata (ltr/detik) 2.38
2. Faktor jam puncak 2.00
3. Debit pada jam puncak (ltr/detik) 4.76
4. Volume Reservoir (ltr/detik) 1.42
3
5. Volume Reservoir jam puncak (m /hr) 122.69
6. Volume reservoir harian maksimum (m3/hr) 70.85
7. Volume 1 elevated tank (m3) 25.92
8. Bila kedalaman di reservoir (h) = 3 m, maka luasnya (m2) 8.64
9. Besarnya diameter (m) 3.32
10. Kedalaman dead volume (m) 0.15
11. Free board (m) 0.15
12. Dimensi elevated reservoir diameter x tinggi (m3) 4 x 3.5
Sumber : hasil perhitungan

Karena volume elevated tank besar, maka dalam hal ini dibagi 2 menjadi
25.92 m3. Dimana pengaturan penempatan kedua elevated tersebut diletakkan
Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 80
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

berlainan. Salah satunya diletakkan dekat ground reservoir (5 x 5 x 3,5) utama,


sedangkan lainnya ditempatkan pada elevasi topografi yang lebih tinggi untuk
melayani titik-titik terjauh dalam distribusi.

b. Perhitungan Kapasitas Pompa


Pompa diperlukan untuk menaikkan energi muka air (head). Hal ini
dimaksudkan agar air dapat mencapai titik-titik layanan terjauh dengan tinggi tekan
yang memadai setelah ditampung terlebih dahulu pada elevated tank, sehingga
pendistribusian air dapat berjalan dengan baik tanpa menyebabkan
penundaan/keterlambatan dalam sistem pengalirannya.
Penentuan kapasitas pompa dapat diukur dari daya yang dikeluarkan maupun
debit yang diangkut. Dalam perhitungan lebih baik bila digunakan kapasitas pompa
terukur sebagai fungsi daya, maksudnya ditujukan seberapa ekonomis pompa
tersebut bekerja pada range kapasitas yang ditentukan. Dengan formula
perhitungannya seperti pada persamaan 2.23, 2.24 dan 2.25.
Perhitungan dilakukan pada dua kondisi elevated tank yang terpasang
(Tabel 6.6) di bawah. Didapat besarnya nilai power yang diperlukan dalam
pendistribusian ini adalah sebesar 0.84 kWatt pada penggunaan di akhir tahun 2013.
Tabel 6.6 Perhitungan pompa per elevated tank

No. Deskripsi Satuan Nilai

1 Debit rata-rata (Q) ltr/detik 2.38


3
2 Debit rata-rata (Q) m /detik 0.00238
3 Massa jenis air kg/m3 1000
2
4 Percepatan gravitasi m/detik 9.806
5 Head yang direncanakan (Hstatis) m 12
6 Headloss yang diperkirakan (Hdinamik) m 15
7 Head total (m) m 27
8 Efisiensi pompa % 75
9 Daya pompa Watt 840.18
kwatt 0.84
Sumber : hasil perhitungan
c. Analisis Jaringan Distribusi Dengan Metode Epanet 2.0
Analisis distribusi diperoleh dari input data kebutuhan air bersih rata-rata
(akhir tahun rencana) ditambah dengan penentuan besarnya ground reservoir,
Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 81
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

elevated tank dan kapasitas pompa, kemudian data tersebut dianalisis dalam jaringan
distribusi dengan menggunakan program Epanet 2.0. Penjelasan dari sistem distribusi
dengan menggunakan program Epanet ada pada bab 4. Parameter-parameter yang
digunakan dalam analisis ini adalah panjang pipa, diameter pipa, elevasi jaringan,
kebutuhan air, permulaan dan akhir dari sistem, dan lain-lain ( sub bab 4.3) Pada
analisis ini diperoleh hasil output seperti : kecepatan (velocity dan flow), kehilangan
energi (headloss), tekanan (pressure); lihat Tabel 6.8 dan Tabel 6.9. Dari output
diketahui bahwa beberapa titik node dalam pendistribusian memiliki tekanan yang
tingginya < 10 mka (lihat Tabel 6.7) berikut.
Tabel 6.7 Nilai tinggi tekanan node < 10 mka

Elevasi Tekanan Base Demand Total Head


No. Junction
(m) (mka) (liter/detik) (m)

1 2 3 4 5 6 = 3+4

1 C 204 9.37 4.00 213.37


2 G 202 9.56 0.00 211.56
3 H 210.2 1.36 0.00 211.56
4 J 198 7.98 0.18 205.98
5 L 194.5 8.64 0.29 203.14
6 T 202 8.88 0.03 210.88
7 U 204 8.04 0.13 212.04
8 V 210 5.01 0.19 215.01
9 W 209.5 4.48 0.05 213.98
10 X 205 3.62 0.10 208.62
11 Z 206 5.56 0.36 211.56
Sumber : hasil perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 82


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.8 Output analisis dengan Air PAM

Sumber : Hasil Perhitungan


Tabel 6.8 Output analisis dengan Air PAM (lanjutan)

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 83


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 6.8 Output analisis dengan Air PAM (lanjutan)

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 84


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 85


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.9 Output analisis dengan Air PAM

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 86


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.9 Output analisis dengan Air PAM (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 87


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.9 Output analisis dengan Air PAM (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 88


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

Serta kecepatan aliran yang relatif rendah < 0,3 m/detik lihat Tabel 6.10
Tabel 6.10 Nilai kecepatan pada link < 0,3 m/detik

Velocity Diameter
No. Link ID Roughness Keterangan Status (m)
(m/detik) (mm)

1 2 3 4 5 6 7 = 3+4

1 8 0.15 50.80 100 pipa open


2 9 0.17 50.80 100 pipa open
3 12 0.18 50.80 100 pipa open
4 13 0.14 50.80 100 pipa open
5 22 0.07 63.50 100 pipa open
6 23 0.15 50.80 100 pipa open
7 24 0.01 50.80 100 pipa open
8 27 0.09 50.80 100 pipa open
9 32 0.17 50.80 #N/A katup open
10 35 0.08 50.80 #N/A katup open
Sumber : hasil perhitungan
Dari hasil analisis pada Tabel 6.7 di atas dapat diketahui bahwa pada node tersebut
tidak boleh dilakukan pengambilan (demand) yang dapat menyebabkan turunnya
nilai tekanan dibawah nol. Hal ini dilakukan sebagai batasan agar tidak terjadi nilai
negatif (negative pressure) yang dapat menimbulkan peristiwa vakum. Adapun
pengambilan (demand) yang dikhawatirkan adalah pada kondisi jam puncak, oleh
karena itu solusi yang harus diupayakan tanpa menyebabkan terjadinya negative
pressure adalah melalui penetapan pengaturan sistem transmisi dan distribusi yang
baik. hal tersebut dapat ditempuh melalui penambahan sejumlah reservoir ataupun
penambahan elevated tank yang sekaligus akan berdampak pada penambahan biaya
atas pembelian pompa. Atau dapat dilakukan pula melalui penambahan sejumlah
katup, seperti :
- Flow Control Valve ditujukan guna membatasi aliran air di pipa dalam sistem
distribusi.
- General Purpose Valve ditujukan untuk menghambat aliran di pipa dalam
sistem ditribusi.
- Pressure Breaker Valve ditujukan untuk membagi tekanan pada aliran air di
pipa dalam sistem distribusi.
- Pressure Reducer Valve ditujukan untuk mengurangi tekanan, khususnya
mengetahui tekanan baik pada sisi downstream maupun upstream.

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 89


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

- Pressure Sustaining Valve ditujukan untuk mempertahankan tekana baik pada


sisi downstream maupun upstream. Dengan pengaturannya dapat dibuka penuh
ataupun sebagian.
- Throtle Control Valve ditujukan untuk menghambat aliran air di pipa.
Mengenai kondisi kecepatan aliran rendah, hal ini dapat menimbulkan permasalahan
yaitu mengenai pengendapan material atau bahan yang mudah terendap, karena dapat
berpengaruh bagi kualitas air. Permasalahan ini dapat diatasi dengan pengaturan lay-
out pemipaan dengan kemiringan tertentu, namun apabila kondisinya tidak
memungkinkan maka dapat dilakukan dengan pemasangan sejumlah katup.
Permasalahan ini juga dibatasi oleh kecepatan aliran air yang relatif tinggi,
pembatasannya diperlukan agar umur pipa dapat dipenuhi sesuai dengan umur
layanan yang dikehendaki.
Adapun kekhawatiran yang mungkin terjadi dari pemakaian sistem ini adalah
permasalahan mengenai pengaturan sistem pengaliran yang dilakukan oleh PAM,
disebabkan oleh cara penyediaan air yang dilakukan dengan sistem tapping/sadap
dari pipa sekunder. Sehingga solusi terbaik yaitu dengan melakukan ekspansi secara
langsung dari jaringan pipa primer, yang terdapat di sepanjang jalan Setia Budi.
Oleh karena itu ketelitian dalam lay-out pemipaan harus diperhatikan agar
permasalahan yang timbul, baik ketika dilakukan pengujian aliran maupun sewaktu
pendistribusian dapat ditekan sekecil mungkin dengan biaya yang cukup ringan.

6.2.2 Menggunakan Air Permukaan


Kondisi air permukaan (S. Gambir) dari hasil analisis di bab sebelumnya
didapat bahwa debit alirannya tidak konstan sepanjang tahun. Pada musim kemarau
sungai tersebut alirannya cenderung kecil atau kering, pada musim hujan alirannya
relatif besar. Dari segi kualitas air pernukaan belum layak untuk dimanfaatkan secara
optimal, lihat Tabel 6.1. Untuk lay out pemipaannya pada Gambar 6.2.
Arahan pemanfaatan dengan air permukaan ini lebih ditujukan secara
keseluruhan untuk melayani kebutuhan air yang ada di lingkungan internal UNDIP.

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 90


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Gambar 6.2 Sistem distribusi dengan air permukaan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 91


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

a. Perencanaan reservoir
- Ground reservoir
Dalam hal ini penentuan kapasitas reservoir sama dengan kapasitas (dimensi)
dengan memanfaatkan air dari PAM.
- Elevated reservoir
Penentuan kapasitasnya sama seperti pada penentuan dengan memanfaatkan
air PAM.

b. Perhitungan Diameter Pipa Transmisi


Untuk menentukan diameter pipa transimisi dipergunakan rumus Hazen
Williams, dengan melakukan input data berupa Qjam puncak, Skemiringan lahan, Ckoefisen
kekasaran. Jika diketahui :
Debit aliran saat jam puncak Q = 4.76 ltr/detik (tabel 6.4)
Zhulu = 168.5 m dpl. (tinggi muka air sungai rata-rata)
Zhilir = 214 m dpl (tinggi muka air pada ground reservoir)
Lpipa = 570,85 m
214 168.5
S = 570,85
= 0,0797

C = 100
Sehingga akan didapat besarnya diameter :
1
4.76 / 1000 2 , 63
D=
0,2785 x 100 x 0,0797 0 ,54

D = 0,06211 m 62 mm
= 3 inchi.
c. Perhitungan Kapasitas Pompa
Prioritas pemakaian pompa dalam distribusi dengan memanfaatkan air
permukaan di sini ditinjau dari dua sisi yaitu :
1. Penggunaan pompa pada sisi intake, diperlukan khususnya dalam sistem
transmisi. Dan penempatannya dekat dengan sumber pengambilan. Adapun
kriteria power yang diperlukan sama seperti pada penentuan di awal.

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 92


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

2. Penggunaan pompa pada sisi distribusi, diperlukan untuk menambah head air
supaya dapat ditampung di elevated tank yang kemudian didistribusikan
secara gravitasi dari elevated tank ke titik-titik pelayanan. Kriteria power
yang digunakan sama seperti pada penentuan di awal.

d. Analisis Jaringan Distribusi Dengan Metode Epanet 2.0


Dimulai dengan memasukkan data input yang ada seperti kebutuhan air
diakhir tahun rencana, karakteristik elevated reservoir, ground reservoir dan
kapasitas pompa yang diperlukan serta pemasangan beberapa fitting dalam sistem
distribusi. Langkah-langkah pengerjaan hampir sama dengan analisis distribusi
dengan air PAM. Maka diperoleh output dari sistem distribusi dengan air permukaan
melalui program Epanet seperti pada Tabel 6.12 dan Tabel 6.13.
Kemudian dengan cara yang sama seperti di awal, didapat bahwa beberapa
node memiliki nilai tekanan (head) terukur dalam meter kolom air < 10 m pada
Tabel 6.11.
Tabel 6.11 Nilai tinggi tekan node < 10 mka
Junction Elevasi Tekanan Base Demand Total Head
No.
ID (m) (mka) (liter/detik) (m)

1 2 3 4 5 6 = 3+4

1 F 210.2 4.60 0.08 214.80


2 W 210 8.54 0.10 218.54
3 Z 208.8 6.14 0.20 214.94
4 AC 208 7.33 0.00 215.33
Sumber : Hasil perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 93


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.12 Output Analisis dengan Air Permukaan

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 94


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.12 Output analisis dengan Air Permukaan (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 95


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.12 Output analisis dengan Air Permukaan (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 96


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.12 Output analisis dengan Air Permukaan (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 97


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.13 Output analisis dengan Air Permukaan

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 98


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.13 Output analisis dengan Air Permukaan (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 99


M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.13 Output analisis dengan Air Permukaan (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 100
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih
Di Kampus UNDIP
Tembalang

Tabel 6.13 Output analisis dengan Air Permukaan (lanjutan)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 101
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

Kemudian links yang memiliki nilai kecepatan alir < 0,3 m/detik pad Tabel 6.14
berikut.
Tabel 6.14 Nilai kecepatan pada links < 0,3 m/detik
Velocity Diameter
No. Link ID Roughness Keterangan Status (m)
(m/detik) (mm)

1 2 3 4 5 6 7 = 3+4

1 1 0.24 50.80 100 pipa open


2 4 0.17 50.80 100 pipa open
3 5 0.14 50.80 100 pipa open
4 6 0.09 50.80 100 pipa open
5 7 0.23 50.80 100 pipa open
6 8 0.23 50.80 100 pipa open
7 10 0.14 50.80 100 pipa open
8 11 0.11 50.80 100 pipa open
9 12 0.11 50.8 100 pipa open
10 15 0.17 50.8 100 pipa open
11 16 0.19 50.8 100 pipa open
12 17 0.17 50.8 100 pipa open
13 18 0.13 50.8 100 pipa open
14 20 0.19 50.8 100 pipa open
15 24 0.10 50.80 100 pipa open
16 26 0.20 50.80 100 pipa open
17 31 0.19 50.80 100 pipa open
18 32 0.08 50.80 100 pipa open
19 35 0.08 50.80 100 pipa open
20 37 0.26 50.80 100 pipa open
21 39 0.15 50.80 100 pipa open
22 42 0.07 50.80 100 pipa open
23 43 0.19 50.80 100 pipa open
24 44 0.19 50.80 100 pipa open
25 47 0.04 76.20 #N/A katup open
26 48 0.16 76.20 #N/A katup open
27 49 0.09 76.20 #N/A katup open
28 50 0.20 50.80 #N/A katup open
29 53 0.09 50.80 #N/A katup open
Sumber : Hasil perhitungan

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 102
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

Dari Tabel 6.11 dapat dianalisis bahwa pada kondisi node memiliki nilai
pressure/head < 10 mka, tidak boleh dilakukan pengambilan air hingga
menyebabkan terjadinya vakum (negative pressure). Kemudian pada Tabel 6.14 yang
ditekankan adalah range atau interval kecepatan tidak boleh terlalu kecil dan tidak
terlalu tinggi, atau dapat dituliskan Vmin < Vdesain < Vmak. Untuk kecepatan yang relatif
kecil akan berpengaruh bagi kualitas air, hal ini disebabkan karena timbulnya
sedimentasi. Sedangkan bila terlalu tinggi dapat meningkatkan naiknya nilai
kekasaran dalam pipa yang disebabkan oleh gerusan akibat kecepatan air yang tinggi
pada bagian dalam pipa.
Penetapan pemasangan/instalasi pompa harus diusahakan adanya pompa
standby, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kerusakan yang mungkin terjadi
pada pompa operasi utama. Sehingga apabila terjadi kerusakan pada pompa utama,
tidak diperlukan waktu lama untuk menunggu perbaikan pompa yang mengalami
kerusakan. Hal tersebut dikarenakan fungsi pompa utama dapat digantikan secara
sementara oleh pompa standby.
Oleh karena itu penetapan standard dan baku mutu dalam sistem
pendistribusian air mutlak diperlukan. Salah satu keuntungan yang bisa diraih adalah
masalah teknis pipa, yaitu umur layanan pipa bisa mencapai umur rencana, serta
mengenai sifat kualitas air yang diharapkan dapat terjamin dengan baik.

6.3 Evaluasi Sistem Distribusi Air Bersih di Kampus UNDIP Tembalang


Evaluasi sistem distribusi dengan air PAM dan air permukaan, dalam
pendistribusiannya harus diperhatikan mengenai permasalahan seperti negative
pressure, batas kecepatan aliran, serta pengaturan terhadap sistem pengaliran.
Permasalahan tersebut timbul disebabkan karena adanya fluktuasi pengambilan
(discharge), sehingga akan berpengaruh bagi sistem penyediaan air berikutnya. Atau
dapat dikatakan bahwa pengambilan air diawal berdampak pada pengambilan air
berikutnya.
Pemecahan masalah yang timbul dapat diatasi dengan pemasangan sejumlah
fitting, termasuk didalamnya beberapa jenis katup sesuai fungsinya masing-masing

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 103
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

maupun aksesoris lainnya. Dalam pemilihan dan pemasangan alat tersebut, yang
harus diperhatikan adalah usaha untuk meminimalkan banyaknya fitting atau
aksesoris serta mutu dari aksesoris tersebut. Dengan semakin sedikitnya jumlah
pemasangan fitting dan semakin baik kualitasnya, maka besarnya headloos juga akan
semakin kecil, sehingga dapat mengurangi permasalahan yang timbul ditinjau dari
lay-out pemipaannya. Kemudian untuk kebutuhan pemasangan pompa serta roof
tank, disesuaikan dengan kondisi kebutuhan yang terjadi.
Maka secara keseluruhan keterkaitan antara pekerjaan pemipaan dan
pekerjaan lainnya yang berkaitan, diperlukan kejelian serta ketelitian. Supaya dari
hasil pekerjaan yang baik, dapat dicapai manfaatnya dengan baik pula secara
kontinuitas dan kualitas terhadap air yang didistribusikan tersebut.
Pemenuhan kebutuhan air bersih di kampus UNDIP Tembalang sampai saat
ini menggunakan sumber air tanah (sumur dalam). Penjelasan dari sistem distribusi
dan sistem pelayanan di kampus UNDIP Tembalang terdapat di sub bab 3.4. Sumber
air tanah tetap dipertahankan sampai sekarang ini karena selain mempunyai debit
yang cukup memadai, juga relatif mudah dari segi pelayanannya, lihat Tabel 6.1.
Tetapi adanya rencana perluasan kampus menjadi ancaman bagi sumber air tanah.
Oleh karena itu, perlu dibuat alternatif perencanaan sistem distribusi yang baru untuk
mengatasi hal tersebut. Sistem distribusi dengan air PDAM dan air permukaan
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan seperti ditampilkan pada Tabel 6.1.
Pemilihan alternatif sistem distribusi yang baru harus tetap memperhatikan hal-hal
seperti : kondisi lingkungan yang ada, daerah pelayanan, sistem yang digunakan,
biaya, pengolahannya.

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 104
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156
Bab VI Alternatif Sistem Distribusi Air Bersih

Di Kampus
UNDIP Tembalang

Tugas Akhir Sistem Distribusi Air Bersih Kampus UNDIP Tembalang 105
M. Desinta Maharani L2A 000 107
Robit Al Malik L2A 000 156

You might also like