You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENYIAPAN CONTOH TANAH

Oleh :

Nama : Dewi Puspitasari

NIM : A1E015024

Rombongan : 11

Asisten : Yeni Fatimah

Ibroh Muttaqin

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2016

1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada beberapa macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu

tanah dari USA ), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan

berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces

terhadap bahan-bahan alam (natural material ) dipermukaan bumi. Tanah tersusun

atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan

volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan

tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan

bahan organik 5 %.

Contoh tanah adalah suatu volum massa tanah yang diambil dari suatu

bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan

dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium.

Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan

disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan

sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di

lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah

rusak disebut contoh tanah terganggu.

2
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur

kadar hara, menetapakan status hara dan dapat digunakan sebagai petunjuk

penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan

menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang

diambil tidak mewakii area yang diminta rekomondasinya dan tidak dengan cara

benar. Oleh karena itu, pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting

didalam uji coba tanah.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara 1 yang berjudul penyiapan contoh tanah adalah

menyiapkan contoh tanah kering angin/udara dengan diameter 2 mm dan contoh

tanah halus (diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk acara penetapan kadar air,

derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra.

I. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak

dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan

3
makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat

panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik

kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).

Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat

menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu :

Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat

isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas

Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas,

tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik,

indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas

tanah menggunakan hujan tiruan.

Contoh tanah dalam keadaan agregat tidak terusik, yang diperlukan untuk

penetapan agihan ukuran agregrat dan derajad kemantapan agregrat.

Contoh tanah tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat jenis atau

berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et.al,2008). Contoh tanah

terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg,

kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan,

konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah

menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008).

4
Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil

analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai

dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu

diperhatikan (Hanafiah, 2004).

Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu

bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu dengan

sifat-sifat yang dimiliki (Hardjowigeno, 1987).

Pengambilan contoh tanah berupa contoh tanah terganggu dan agregat utuh.

Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis sebaran partikel tanah (tekstur

tanah) dan kandungan bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh digunakan

untuk analisis kemantapan agregat tanah (Foth, 1986).

Dengan demikian pengambilan contoh tanah yang diambil di lapangan

haruslah representatif artinya contoh tanah tersebut harus mewakili suatu areal

atau luasan tertentu. Penyebab utama dari contoh tanah tidak represetatif adalah

kontaminasi, jumlah contoh tanah yang terlalu sedikit untuk daerah yang

variabilitas kesuburannya tinggi (Poerwowidodo, 1991).

5
II. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat yang biasa digunakan dalam praktikum adalah mortir dan

penumbuknya, saringan tambir, kantong plastik, spidol.

Sedangkan bahan- bahan yang biasa digunakan adalah tanah terganggu yang

telah diambil dari lapang dan sudah dikeringkan selama kurang lebih satu minggu.

B. Prosedur Kerja

1. Contoh tanah yang sudah dikeringkan ditumbuk dalam mortir secara hati-

hati, kemudian diayak dengan saringan berturut-turut dari yang berdiameter 2

mm, 1 mm dan 0,5 mm. contoh tanah yang tertampung diatas saringan 1 mm

adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedang yang lolos saringan 0,5

mm adalah contoh tanah halus (<0,5 mm).

2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukan ke dalam kantong plastic dan diberi

label seperlunya.

6
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang

tersusun dalam horizon-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan

organic, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman

(sarwono, 2010).

Tanah adalah lapisan permukaan bumi (natural body) yang berasal dari

bebatuan (natural material) yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh

gaya-gaya alam (natural force), sehingga membentuk regolith (lapisan berpartikel

halus) (Hanafiah, 2004).

Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat

(unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh factor-

faktor genetic dan lingkungan, yaitu: iklim, organisme serta topografi yang

semuanya berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural

body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam

(natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi.

Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya:

1. Contoh tanah utuh (Undisturbed soil sample)

Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari

lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya

hampir menyamai kondisi di lapangan. Contoh tanah tersebut digunakan

7
untuk penetapan angka berat volume (berat isi, bulk density), distribusi

pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54, dan pF 4,2) dan

permbeabilitas.

2. Agregat utuh (Undisturbed soil agregate)

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan

alami yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan

bagi analisis indeks kestabilitas agregat (IKA). Contoh diambil

menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm.

3. Contoh tanah tidak utuh/terganggu (Disturbed soil sample)

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat-

sifat kimia tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan

keadaan di lapangan, karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan

contoh. Contoh tanah ini dapat dikemas mengunakan kantong plastik tebal

atau tipis. Kemudian diberi label yang berisikan informasi tentang lokasi,

tanggal pengambilan, dan kedalaman tanah. Label ditempatkan di dalam

atau di luar kantong plastik (Suganda et al, 2002)

Pada praktikum penyiapan contoh tanah ini alat yang digunakan adalah

mortir dan penumbuknya, saringan tambir, kantong plastik, spidol. Yang dimana :

Mortir dan penumbuknya berfungsi sebagai terbuat dari porselen, kaca atau batu

granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan

kimia. Kantong plastic menaruh sampel tanah utuh, tanah tidak utuh, dan tanah

dengan agregat utuh. Spidol untuk menamai plastic agar sample tidak tertukar

8
Tanah terganggu digunakan untuk penetapan berat jenis isi (bulk density), berat

jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah.

Tanah yang digunakan dalam praktikum Dasar Ilmu Tanah adalah tanah

andisol, vertisol, entisol, inseptisol, ultisol dimana kelima jenis tanah ini memiliki

karakteristik masing-masing.

Tanah andisol memiliki karakteristik yakni ketebalan solum tanah agak tebal

(100-225 cm), berwarna hitam, kelabu sampai coklat tua, teksturnya debu,

lempung berdebu sampai lempung, dan strukturnya remah, serta reaksi tanahnya

antara asam sampai netral (pH 5-7). Sifat fisika dan kimia andosol cukup baik,

yaitu antara sedang sampai tinggi. (Rahmat, 2009)

Tanah vertisol memiliki karakteristik yakni tanah liat tinggi, mengembang

pada waktu basah, pecah-pecah pada waktu kering, kesuburan tanah baik, dengan

manajemen tanah yang baik, tanah jenis ini biasanya berada di lokasi daerah

dengan musim kering musiman. (Amir, 2012)

Tanah inseptisol memiliki karakteristik solum tanah agak tebal (1-2m)

berwarna hitam, kelabu atau coklat tua dan bertekstur debu, lempung berdebu,

sampai lempung. Struktur tanah remah berkonsistensi gembur ber-pH 5-7.

Berkandungan bahan organik cukup tinggi yaitu antara 10% - 30%, dengan

kandungan unsur hara sedang hingga tinggi, serta produktifitas tanah yang

termasuk sedang sampai tinggi. (Rahmat, 2009)

9
Entisol merupakan ordo tanah yang umumnya masih muda, hampir belum

mengalami perkembangan horizon pedogenik. Beberapa ada yang memiliki

horizon epipedonochrik dan sedikit pada Psaments memiliki horizon albik

(horizon B) (Fanning dan Fanning, 1989). Bahan penyusun tanah ini kebanyakan

berupa bahan tanah yang masih lepas dengan perkembangan tanah yang sangat

lemah dan daya menahan air sedikit (Notohadiprawiro, 1991).

Ultisol didefinisikan sebagai tanah yang mempunyai penciri horison argilik

atau kandik dan kejenuhan basa < 35%. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah

di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar

25% dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, 2004).

Teknik pengambilan contoh tanah

1. Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.

2. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung

tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.

3. Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan

tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas

permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam

tanah.

4. Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke

dalam tanah.

5. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.

10
6. Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih

dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat.

7. Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar

permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung

menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong

kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.

8. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi

informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah

Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed soil

sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul,

sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg.

11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample): digunakan untuk penetapan berat

jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah,

kurva pF dan permeabilitas tanah.

2. Contoh tanah tidak utuh/ terganggu (disturbed soil sample): digunakan untuk

penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensial, warna tanah dan analisis

kimia tanah.

3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregat): digunakan untuk

penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang dan mengkerut yang

dinyatakan dengan nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibility).

B. Saran

Saat praktikum berlangsung mahasiswa mengikuti arahan asisten praktikum

agar praktikum berjalan dengan baik dan lancar.

12
Daftar Pustaka

Foth, Henry D. 1986. Fundamental of Soil Science. Gajah Mada University.

Yogyakarta.

Hakim, N, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Khosim, Amir. 2012. Geografi untuk sma/ma kelas x. Grasindo: jakarta

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.

Poerwowidodo. 1991. Ganesha Tanah. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Rukaman, Rahmat. 2009. Budidaya Bawang Putih. Kansius: Yogyakarta

Subagyo, H., N. Suharta, dan A.B. Siswanto. 2004. Tanah-tanah pertanian di

Indonesia. Vol: 4. Hlm. 2166. Dalam A. Adimihardja, L.I. Amien, F.

Agus, D. Djaenudin (Ed.). Sumberdaya Lahan Indonesia dan

Pengelolaannya. Jurnal Ilmu Pertanaian dan Perikanan. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat: Bogor.

13
Sutanto, ranchman. 2009. DASAR-DASAR ILMU TANAH. Kansius :

Yogyakarta.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava

Media, Yogyakarta.

14

You might also like