You are on page 1of 17

ACARA IV

PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH dan PENILAIAN UNJUK


KERJA LAPANGAN

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada budidaya tanaman pertanian, diperlukan beberapa tahap hingga
pada akhirnya mencapai proses panen dan proses pasca panen. Dalam
proses-proses tersebut yang merupakan proses awal adalah pengolahan
lahan (soil tillage). Pada proses ini berfungsi untuk menggemburkan tanah,
menghilangkan kotoran-kotoran dan sampah pada tanah. Seiring dengan
berkembangnya zaman, pengolahan tanah yang awalnya dilakukan dengan
cara konvensional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak, dapat
berupa sapi ataupun kerbau. Sekarang ini, pengolahan dengan cara
konvensional diganti dengan teknologi yang lebih canggih. Adanya alat
dan mesin pengolah tanah dapat memaksimalkan kinerja manusia menjadi
lebih efektif dan efisien, karena berbagai kendala yang ada telah dapat
diatasi dengan adanya alat dan mesin pengolah tanah, seperti misalnya
lahan yang luas, dapat diolah dalam waktu yang lebih singkat dengan
menggunakan mesin dibandingkan hanya mengandalkan tenaga manusia
(Meylita. 2016).
Dalam menggunakan alat atau mesin tersebut membutuhkan analisa,
baik dari segi teknis maupun segi ekonomis. Analisis teknis dan juga
ekonomis dinilai cukup penting dalam menentukan alat dan mesin
pengolahan tanah mana yang akan digunakan untuk kegiatan pengolahan
tanah. Dengan adanya analisis teknis, maka akan dapat ditentukan jenis
dan ukuran alat dan mesin pertanian yang sesuai untuk dikembangkan di
wilayah tersebut. Kemudian dengan dilakukannya analisis kapasitas dan
effisiensi kerja dari alat dan mesin terpilih, akan dapat ditentukan jumlah
penyediaan alat dan mesin pertanian tersebut guna memenuhi kebutuhan
pada suatu wilayah. Dengan adanya praktikum ini, praktikan diharapakn

34
35

dapat melakukan latihan pengolahan tanah, serta melakukan pengukuran


kapasitas dan effisiensi kerja lapang (Bayu Tanjung. 2011).

B. Tujuan
1. Mengetahui macam dan jenis alat pengolah tanah.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat pengolah tanah dan kegunaanya.
3. Mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat atau mesin pertanian.

C. Landasan Teori
Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia
untuk mengubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah agar sesuai dengan
kebutuhan yang dikehendaki manusia. Di dalam usaha pertanian,
pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi
fisik, khemis, dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman
tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengenalan mengenai
alat dan mesin pengolahan tanah dinilai sangat penting dalam bidang
teknik pertanian, namun tidak terbatas pada itu saja, analisis dari segi
teknis dan ekonomis mengenai bberbagai peralatan yang digunakan dalam
kegiatan pengolahan tanah juga merupakan suatu hal yang tidak kalah
pentingnya (Fahmi. 1994). Pengolahan tanah dalam usaha budidaya
pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap
tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang
dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan
memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara tidak
langsung (Firliani Wahyu. 2013).
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu
Pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan Pengolahan tanah kedua
(penggaruan). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong,
kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan
tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan
tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua,
36

bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama


yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam
dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses
pembusukan (Firliani Wahyu. 2013).
Alat pengolah tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali
digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-
alat tersebut ada dikenal beberapa macam, yaitu bajak singkal, bajak
piring, bajak pisau berputar, cangkul dan garpu. Alat pengolah tanah kedua
adalah alat-alat yang digunakkan untuk menghancurkan bongkahan tanah
hasil pengolahan pertama. Alat-alat tersebut dikenal beberapa macam,
yaitu cangkul, garu sisir, garu piring, bajak pisau putar dan perata(Daywin,
et al. 2008).
Bajak singkal ditujukan untuk pemecahan banyak tipe tanah dan
cocok sekali untuk pembalikan tanah serta penutupan sisa-sisa tanaman.
Telapak bajak secara keseluruhan merupakan hal yang sangat esensial
untuk pembajakan yang baik, pemotongan oleh mata bajak dan sedikit
pengangkatan irisan alur, pengendalian sisi samping, kemantapan bajak,
sementara singkal menyelesaikan pengangkatan, penggemburan, dan
pembalikan pemotongan tanah paliran. Terutama pada singkallah
tergantung pembajakan yang berhasil. Lengkung dan panjang singkal
menentukan derajat kegemburan yang diberikan kepada tanah potongan
paliran (Smith dan Wilkes. 1990).
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis
tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal
yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat
terdiri dari satu bottom atau lebih.Bottom ini dibangun dari bagian-bagian
utama, yaitu singkal (moldboard), mata pisau, pisau (share), dan penahan
samping (landside). Bagian utama tersebut diikat pada bagian yang disebut
pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui
batang penarik (beam) (Isworo Dyah. 2015).
37

Bajak Rotary adalah alat pengolah tanah yang terdiri dari beberapa
pisau yang tertaut pada poros yang berputar dari sumber tenaga traktor
atau disambungkan dengan sumber daya putar dari traktor (PTO),
berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan atau
bongkahan tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak
piringan dimana lebar poros menentukan lebar pengolahan tanah (Badan
Standardisasi Nasional, 2009).
Bagian-bagian bajak putar antara lain pisau, berfungsi untuk
mencacah tanah pada waktu pengolahan tanah dengan bajak putar
dilakukan. Pisau ini juga cukup baik untuk mencacah gulma maupun
seresah, namun tidak dapat menutupnya dengan tanah secara baik seperti
bila menggunakan bajak singkal maupun bajak piringan. Besar dan jumlah
pisau disesuaikan dengandaya penggerak dan keperluannya. Poros putar,
berfungsi untuk memutar rotor-rotor bajak putar. Rotor, berfungsi sebagai
tempat pemasangan pisau-pisau dari bajak putar. Penutup belakang (rear
shield), berfungsi membantu penghancuran tanah. Roda dukung (land
wheel), berfungsi untuk mengatur kedalaman pengolahan tanah,
kemacetan dan ketidaknormalan kerja dari bajak piringan. Di samping itu,
penggarak piringan ini juga berfungsi untuk membantu pembalikan dan
penghancuran tanah pada waktu jenis bajak ini digunakan untuk membajak
tanah. penstabil (furrow wheel) (Imfrantoni, 2012).
Kapasitas kerja adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin untuk
memperbaiki hasil (hektar, kg, lt) per satuan waktu. Jadi kapasitas kerja
pengolahan tanah adalah berapa hektar kemampuan suatu alat dalam
mengolah tanah per satuan waktu. Sehingga satuannya adalah hektar
per jam atau jam per hektar atau hektar per jam per HP traktor. Terdapat
dua istilah yang perlu diketahui dalam membicarakan atau membahas
mengenai kapasitas kerja suatu alat dan mesin pengolahan tanah, yaitu :
pengertian kapasitas kerja teoritis (Kt), dan kapasitas kerja aktual atau
efektif (Ka). Kapasitas kerja teoritis (Kt) dari suatu alat dan mesin
pengolahan tanah adalah kelajuan kerja yang dicapai didasarkan atas
38

perhitungan apabila alat atau mesin pengolah tanah dapat bekerja


memnuhi fungsinya 100% dari seluruh waktu yang tersedia, dengan
kecepatan dan lebar kerja 100% pula. Sedangkan kapasitas kerja aktual
(Ka) dari suatu alat dan mesin pengolahan tanah adalah kelajuan kerja
yang dapat dicapai oleh suatu alat atau mesin pengolahan tanah tersebut,
didasarkan atas luas total yang dicapai perwaktu total yang digunakan, dan
dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (Ha/Jam), serta merupakan
kemampuan rata-rata yang aktual (Anonim 1983).
Kapasitas kerja yang aktual dari suatu alat dan mesin pengolahan
tanah merupakan fungsi dari lebar kerja yang aktual, kecepatan jalan
aktual, serta waktu efektif yang terpakai selama bekerja. Besarnya lebar
kerja aktual ditentukan oleh terjadinya tumpang tindih (overlapping) hasil
kerja pengolahan tanah, yang disebabkan pengaruh keterampilan operator,
sistem penggandengan peralatan, kecepatan kerja, serta beberapa kondisi
lahan lainnya. Besarnya kecepatan aktual ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain besarnya slip roda yang harganya dipengaruhi oleh sistem
rancangan roda, besarnya daya, jenis dan kondisi tanah, keterampilan
operator, serta kecepatan kerja maksimumnya. Waktu efektif, merupakan
waktu terpakai selama bekerja, yang besarnya sangat ditentukan oleh
besarnya kerugian waktu yang tidak efektif atau biasanya disebut sebagai
waktu hilang selama bekerja. Waktu hilang, merupakan ubahan yang sukar
dinilai dalam menentukan kapasitas kerja. Waktu pelerjaan lapang dari
suatu alat dan mesin pengolahan tanah dapat hilang karena untuk
pengaturan, mengatasi kemacetan, atau kerusakan-kerusakan kecil, untuk
belok diujung lapangan, dan lain sebagainya. Untuk perawatan harian,
pemasangan atau kerusakan berat tidak dimasukkan dalam kategori waktu
hilang. Sedangkan waktu yang digunakan untuk pengangkutan dari dan ke
lapangan juga tidak dimasukkan dalam perhitungan untuk menentukan
ongkos kerja alat dan mesin pengolahan tersebut (Rustam, 2003).
Efisiensi kerja lapang adalah perbandingan antara kapasitas kerja
lapang efektif terhadapa kapasitas kerja lapang teoritis, yang dinyatakan
39

dalam persen. Efesiensi kera lapangan (E) suatu alat mesin dipengaruhi
oleh banyaknya waktu hilang saat pembajakan disebabkan oleh : slip, saat
membelok, macet dan lebar kerja ( Anonim. 2017)

II. Metodologi
A. Waktu dan Tempat
Waktu : Rabu, 3 Mei 2017
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman
Yogyakarta.

B. Alat, Bahan, dan Cara Kerja


1. Alat:
a. Traktor
b. Bajak
c. Roll meter
d. Stop wacth
e. Patok besi
f. Gelas ukur

2. Bahan:
a. Buku Petunjuk alat/mesin pertanian

3. Cara Kerja:
a. Menyiapkan traktor dan alat-alat lainnya, kemudian mencatat
spesifikasi alat yang digunakan serta mencatat kondisi
lapang/daerah.
b. Mengisi tangi bahan bakar secara penuh (untuk memudahkan
pengukuran pemakaian bahan bakar).
c. Mengambil jarak di lapangan 7 m (jarak A-B).
d. Menyiapkan stopwatch dan dua orang pencatat waktu, seorang
bertugas mengamati waktu pembajakan sepanjang jarak A-B dan
40

seorang lagi mengamati waktu yang dipakai traktor untuk membelok


dan bila seorang lagi untuk berjaga-jaga bila selama operasi terjadi
kerusakan atau kemacetan.
e. Memberi tanda pada roda belakang kanan dan kiri dan dua orang
pengamat, yang masing-masing bertugas menghitung jumlah putara
rodan tersebut sepanjang jarak A-B sewaktu traktor berjalan. Dan
sebelumnya mengukur diameter rodanya.
f. Setelah semua siap, mulai menjalankan traktor berawal dari patok A
ke patok B.
g. Menghidupkan stopwatch ketika bajak melewati patok A dan
mematikan stopwatch setelah bajak sampai patok (bajak akan
diangkat). Mencatat waktunya dan jumlah putaran roda kanan dan
kiri pada jarak A-B.
h. Selanjutnya bila bajak mulai diangkat yaitu setelah melewati patok B
menghidupkan stopwatch yang lain dan bajak setelah
diturunkan/melewati patok B pada jalur berikutnya (yaitu traktor dari
arah B ke A) mematikan stopwatch dan mencatat waktu untuk belok
tersebut.
i. Sebaliknya, ketika bajak melewati patok B menghidupkan stopwatch
lagi hingga sampai pada patok A, demikian seterusnya sampai
mendapatkan data waktu pembajakan dari A ke B dan dari B ke A,
waktu untuk belok, dan jumlah putaran roda belakang kanan dan kiri
serta data lebar kerja pembajakan pada masing-masing lintasan dan
data kedalaman pembajakan pada masing-masing lintasan.
j. Setelah diperoleh data secukupnya, maka menghentikan operasi dan
mencatat pula data-data pemakaian bahan bakar, luas lahan yang
dikerjakan dan laman pengujian.
k. Memasukkan semua data yang diperoleh dari hasil praktikum dalam
lembar data yang tersedia.
41

III. Hasil Pengamatan


1. Spesifikasi alsin yang digunakan
Tabel 4.1 Spesifikasi Alat Mesin Traktor Roda Dua Singkal
Identifikasi Traktor Implemen
a. Jenis Traktor roda dua Bajak Singkal
b. Nama dagang Zeva Quick
c. Tipe G3000 Pembalik 1 arah
d. Negara pembuat Indonesia Indonesia
e. Lebar kerja teoritis - 32 cm
implement

Tabel 4.2 Spesifikasi Alat Mesin Traktor Roda Dua Rotary


Identifikasi Traktor Implemen
a. Jenis Traktor Roda dua Bajak Rotary
b. Nama dagang Kubota -
c. Tipe K120 Mengaduk mencacah
d. Negara pembuat Jepang Jepang
e. Lebar kerja teoritis - 100 cm
implement

Tabel 4.3 Spesifikasi Alat Mesin Traktor Roda Empat Rotary


Identifikasi Traktor Implemen
a. Jenis Traktor Roda Empat Bajak Rotary
b. Nama dagang Kubota -
c. Tipe B1600 R1000/Mengaduk
mencacah
d. Negara pembuat Jepang Jepang
e. Lebar kerja teoritis - 105
implement

2. Kondisi daerah penelitian


a. Lokasi : Kebun Percobaan Wedomartani
b. Topografi : Datar
c. Jenis tanah : Regosol
d. Kondisi tanah : Kering
e. Vegetasi yang ada: Rumput dan tekian
f. Ukuran petak :
1) Panjang : 20 meter
2) Lebar : 4,8 meter
42

3. Hasil Pengukuran / Perhitungan Effisiensi dan Kapasitas Kerja


Pembajakan
Tabel 4.4. Perhitungan efisiensi dan kapasitas kerja pembajakan
Hasil Pengukuran/Perhitungan
No Keterangan Traktor mini Bajak Traktor Roda 2
roda 4 Singkal Bajak Rotary
2
1. Luas lahan (m ) 160 136 96
(0,016 ha) (0,0136 ha) (0,0096 ha)
2. Diameter roda rata-rata 0.69 0.8 0,68
(m)
3. Total waktu operasi (jam) 0.05 (180 s) 0.20 (720 s) 0,126 (453,6 s)
4. Lebar kerja teoritis (cm) 105 41 66
5. Lebar kerja aktual rata-rata
98 34 65
(cm)
6. Kedalaman kerja aktual
14.67 12.67 5,3
rata-rata (cm)
7. Waktu tempuh sepanjang
109.7 21.6 31,4
A-B (detik)
8. Jumlah putaran roda rata-
10 7 11
rata (A-B)
9. Waktu hilang (detik)
Belok 8,5 10,3 10,9
Macet 0 0 0
Sampel 0 0 0

10. Kecepatan kerja (m/dt) 0.1104 0.58 0.04


11. Persentase waktu hilang
(%)
Lebar kerja
Slip
Belok 4,69 1,4 2,4
Macet/rusak
12. Efisiensi kerja pembajakan
82,24 77,74 81,8
(%)
13. Kapasitas kerja efektif
0.25 0.068 0,0762
(Ha/jam)
14. Daya untuk pembajakan
0,057 24,24 0,221
(HP)
15. Kebutuhan bahan bakar
- -
(liter//Ha)
16. Penilaian hasil pembajakan
Pembalik an tanah
Kehancuran tanah - - -
Kemerataan hasil - - -
43

pembajakan - - -
Keseragaman hasil
pembajakan - - -
Luas tanah tak
terbajak (Ha) - - -
17. Pola pembajakan Tepi Tepi Tepi

Perhitungan bajak roda 4 rotary:


20
Kecepatan Kerja Teoritis = = = 0.1104 m/s
181
8.5
Persentase Waktu Hilang (Belok) = 181 100 % = 4.69%

1. Efisiensi Kerja Lapangan



L1 =
10598
= 105

= 0.067

L2 =
(3,14 0.69 10) 20
=
3,14 0.69 10
21.6620
= 21.66

= 0.076

L3 =
8.5
= 181

= 0.046
2. Ef = (1 L1) (1 - L2) (1 L3) x 100%
= (1- 0.067) (1- 0,076) (1 0.046) x 100%
= (0.933) (0.924) (0.954) x 100 %
= 82.24 %

3. Kapasitas kerja efektif = +1
0,016
= (0,05)

= 0.32 ha/jam
44


4. Daya = 75
0.0189 98 14.67 1510,063
= 75 60

= 0,057 HP

Perhitungan bajak singkal :


17
Kecepatan Kerja Teoritis = = 720 = 0.0236 m/s
10,3
Persentase Waktu Hilang (Belok) = 100 % = 1,43%
720

1. Efisiensi Kerja Lapangan


WtWe
L1 = Wt
4134
= 41

= 0,17
DNjarak AB
L2 = DN
3,14 0,8717
= 3,14 0,87

= 0,03
T1
L3 = Tt
10,3
= 720

= 0,014
L4 = 0
2. Ef = (1-L1) x (1-L2) x (1-L3-L4) x 100%
= (1-0,17) x (1-0,05) x (1-0,014-0) x 100%
= (0,83)(0,97)(0,986)x100%
= 79,38%
Luas
3. Kapasitas kerja efektif = Tf
0,0136 Ha
= 0,20 jam

= 0,068 Ha/Jam
45

ds . w . s . d
4. Daya bajak singkal = 75
5,44 x 34 x 0,58x 12,6
= 75
1351,68
= 75

= 18,02 HP

Perhitungan bajak roda dua implement rotary


20
Kecepatan Kerja Teoritis = = 453,6 = 0,0441 m/s
10,9
Persentase Waktu Hilang (Belok) = 453,6 100 % = 2,40 %

1. Efisiensi Kerja Lapangan



L1 =
6665
= 66

= 0,0152

L2 =
(3,14 0.68 11) 20
= 3,14 0.68 11
23,487220
= 23,4872

= 0,1485

L3 =
10,9
= 453,6

= 0,024

L4 =

=0
2. Ef = (1 L1) (1 - L2) (1 L3 L4) x 100%
= (1- 0,0152) (1- 0,1485) (1 0,024-0) x 100%
= (0,985) (0.8516) (0,976) x 100 %
= 81,8 %
46


3. Kapasitas kerja efektif = +1
0,0096 ha
= (0,126)

= 0,0762 ha/jam

4. Daya singkal = 75
100
0,0189 65 5,3 90
63
= 75 60
995,974
= 4500

= 0,221

IV. Pembahasan
Berdasarkan praktikum pada acara pengenalan alat pengolah tanah dan
penilaian unjuk kerja lapangan dilakukan dengan mengamati tiga jenisa alat
pengolah tanah yaitu yaitu traktor roda dua singkal, traktor roda dua rotary,
dan traktor mini roda empat. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui
spesifikasi tiap jenis alat pengolah tanah. Traktor roda 2 singkal memiliki nama
dagang Zeva Quick dengan tipe G3000. Traktor roda 2 singkal ini diproduksi
di Indonesia. Impleman yang dipasang pada traktor roda 2 singkal ini bertipe
implemen pembalik satu arah yang diproduksi di Indonesia dan memiliki lebar
kerja teoritis implement 32 cm. Traktor roda 2 rotary yang digunakan memiliki
nama dagang Kubota dengan tipe K 120. Traktor roda 2 rotary ini diproduksi
di negara Jepang. Implemen yang digunakan pada traktor roda 2 rotary ini
yaitu tipe mengaduk dan mencacah yang dibuat di negara pembuat Jepang dan
implement ini memiliki lebar kerja teoritis 100 cm. Traktor roda 4 rotary
memiliki nama dagang Kubota dengan tipe B1600. Traktor roda 4 rotary ini
diproduksi di negara Jepang. Implemen yang di gunakan pada Traktor roda
empat rotary ini yaitu R 1000 yang mampu untuk mengaduk mencacah yang
diproduksi oleh negara Jepang dan memiliki lebar kerja teoritis implement 105
cm.
Penilaian unjuuk kerja alat penglah tanah ini di lakukan di Kebun
Percobaan Wedomartani, yang topografinya datar. Pada daerah ini jenis
47

tanahnya adalah tanah regosol dan kondisi tanahya kering. Vegetasi pada
daerah ini dominan gulma berupa rumput dan tekian. Praktikum ini dilkukan
pada petak sawah dengan panjang 20 m dan lebar 4,8 m. Berdasarkan hasil
pengamatan pada alat pengolah tanah berupa traktor mini roda 4 yang
dilakukan pada lahan seluas 160 m2 dengan diameter roda rata-rata 0,69 m,
total waktu operasi untuk pengolahan 0,05 jam. Pada traktor mini roda 4 ini
memiliki lebar kerja teoritis 105 cm dan lebar kerja aktual rata-rata 98 cm.
Rata-rata kedalaman kerja aktual traktor mini roda 4 sebesar 14,67 cm dengan
waktu tempuh A-B 109,7 detik. Jumlah putaran roda rata-rata untuk menempuh
jarak dari A-B sebanyak 10 putaran dengan waktu hilang belok 8,5 s.
Berdasarkan pengamatan tersebut dapat dihitung efisiensi kerja pembajakannya
sebesar 82,24 %, kapasitas kerja efektif sebesar 0,25 ha/jam, dan daya sebesar
0,057 HP. Pembalikan tanah pada praktikum ini kurang sempurna karena tanah
pada lahan yang diolah teksturya pasiran, kehancuran tanah tidak sempurna
karena tanahnya pasiran, pola pembajakannya tepi.
Berdasarkan hasil pengamatan pada traktor roda 2 bajak singkal
didapatkan yang dilakukan pada lahan seluas 136 m2 memiliki rata-rata
diameter roda sebesar 0,8 m dengan total waktu operasi 0,2 jam. Pada traktor
roda 2 singkal ini memiliki lebar kerja teoritis 41 cm dan rata-rata lebar kerja
aktual 34 cm, serta rata-rata keadalaman kerja aktual sebesar 12,67 cm. Waktu
yang diperlukan untuk menempuh jarak A-B 21,6 deti dengan rata-rata jumlah
putaran roda sebanyak 7 putaran, waktu hilang karena belok 10,3 detik.
Taraktor roda 2 singkal ini memiliki kecepatan kerja 0,58 adetik, persentase
waktu hilang 1,4 %. Efisiensi kerja pembajakan traktor roda 2 singkal ini
77,74%, kapasitas kerja efektif 0,068 ha/jam, dan daya sebesar18,02 HP
dengan pola pembajakan tepi.
Berdasarkan pengamatan pada traktor roda 2 bajak rotary yang dilakukan
pada lahan seluas 96 m2 memiliki rata-rata diameter roda 0,68 m dengan total
waktu operasi 0,126 jam. Traktor roda 2 bajak rotary ini memiliki lebar kerja
teoritis 66 cm, lebar kerja aktual rata-rata 65 cm dan kedalaman kerja aktual
5,3 cm. Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak dari A-B 31,4 deti
48

dengan rata-rta jumlah putaran roda 11, waktu yang hilang karena belok 10,9
detik, dengan kecepatan kerja 0,04 m/detik, persentase waktu hilang 2,4%,
efisiensi kerja pembajakan 81,8%, kapasitas kerja efektif sebesar 0,0762
ha/jam, dan daya sebesar 0,221 HP dengan pola pembajakan tepi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat diketahui bahwa pada
traktor mini roda 4 rotary maemiliki efisiensi kerja pembajakan dan kapasitas
kerja yang paling bedar dibandingkan dengan alat pengolah tanah yang lain
yaitu sebesar 82,24% dan 0,25 HP/jam. Faktor yang mempengaruhi besarya
efisiensi kerja yaitu lebar kerja dan waktu. Hal ini disebabkan karena pada
traktor mini roda 4 rotary ini memiliki lebar kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan alat pengolahan tanah yang lain, sehingga waktu kerja
untuk mengolah tanah lebih sdikit .
Traktor mini roda 4 rotary memiliki daya pembajakan paling kecil. Hal
ini dikarena usaha yang dihasilkan lebih sedikit dan terdapat 4 roda pada
traktor ini yang menyebbabkan luas lahan yang diolah per satuan waktu jauh
lebih besar dibandingkan dengan alat pengolahan tanah yang lain. Kehilangan
waktu terbesar terjadai pada saat alat belok. Waktu berbelok ini dipengaruhi
oleh luas lahan yang di olah karena dengan pola pengolahan tanah tepi untuk
membuat alur yang baru, traktor harus membelok terlebih dahulu, semakin
sempit lahan yang akan diolah maka waktu yang dibutuhkan akan semakin
cepat.
Faktor yang mempengaruhi nilai efisiensi kerja dan kapasitas kerja
lapang yaitu banyaknya waktu hilang saat pembajakan disebabkan oleh slip,
saat membelok, macet dan lebar kerja. Slip bisa terjadi karena kondisi lahan
yang akan diolah mengandung cukup air menyebabkan sering terjadi selip
pada roda teraktor karena licin sehingga banyak waktu yang hilang. Faktor lain
yang mempengaruhi efisiensi kerja dan kapasitas kerja adalah keahlian
operator dalam menggunakan alat pengolah tanah apabila belum menguasai
cara mengendalikan teraktor saat membajak lahan menyebabkan kesalahan-
kesalahan saat melakukan praktikum.
49

V. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatass dapat disimpulkan bahwa dalam
pengolahan tanah digunakan mesin atau alat pertanian yaitu traktor roda dua
singkal, traktor roda dua rotary, dan traktor mini roda empat. Masing-masing
alat pngolah tanah tersebut mempunyai bagian-bagian dan fungsi dan
kemampuan yang berbeda-beda. Traktor roda 2 bajak singkal memiliki
efisiensi kerja pembajakan 77,74%, kapasitas kerja efektif 0,068 ha/jam, daya
untuk pembajakan 24,24 HP dengan pola pembajakan tepi. Traktor roda 2
bajak rotary memiliki efisiensi kerja pembajakan 81,8%, kapasitas kerja efektif
0,0762 ha/jam, daya 0,221 HP, dan pola pembajakanya tepi. Traktor mini roda
4 memiliki efisiensi kerja pembajakan 82,24%, kapasitas kerja efektif sebesar
0,25 ha/jam, daya sebesar 0,057 HP dengan pola pembajakannya tepi.
Traktor mini roda 4 rotary memiliki kapasitas kerja dan efisiensi
pembajakan tertinggi dan daya pembajakan terendah. Kehilangan waktu
terbesar terjadi pada saat belok. Fakktor yang mempengaruhi waktu belok
adalah luas lahan, semakin sempit lahan yang akan diolah maka waktu yang
dibutuhkan akan semakin cepat.
50

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1983. Mekanisasi Pertanian. Badan Pendidikan Latihan dan Penyuluhan


Pertanian. Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional, 2009. Traktor Roda Dua-Unjuk Kerja dan Cara
Uji.http://pphp.deptan.go.id/download/layanan_informasi/mutu_dan_stan
darisasi/sni sni_tanaman_pangan/31146_sni_0738-2010.pdf. Diakss pada
tangga l 7 Mei 2017

Bayu, Tanjung. 2011. Latihan Pengolahan Tanah Serta Pengukuran Kapasitas


Dan Efisiensi Kerja Lapangan. Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Gajah Mada.

Daywin,FJ, RG. Sitompul, Imam Hidayat., 2008. Mesin-Mesin Budidaya


Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Fahmi, A. 1994. Unjuk Kerja Mesin Pertanian. http://www.pustaka-


deptan.go.id.pdf//. Diakss pada tangga l 7 Mei 2017

Firliani, Wahyu. 2013. Cara Pengolahan Tanah. https://wahyufirliani86.


wordpress.com/cara-pengolahan-tanah-semester-7/. Diakss pada tangga
7 Mei 2017

Imfrantoni. 2012. Pengolahan Tanah. http://imfran-imfranpurba.blogspot


.co.id/2012/04/pengolahantanah-menggunakantraktor.html. iakses pada
taggal 7 Mei 2017.

Isworo, Dyah. 2015. Pengenalan Alat Pengolahan Tanah Primer (Bajak Singkal).
http://dyahisworo.blogspot.co.id/2015/12/pengenalan-alat-pengolahan-
tanah-primer.html. Diakss pada tangga 7 Mei 2017

Meylita. 2016. Pengenalan Alat Pengolahan Tanah. https://meylitamustika.blog


spot.co.id /2016/11/pengenalan-alat-pengolah-tanah.html. Diakses pada
taggal 7 Mei 2017.

Rustam, Fadli. 2003. Mekanisasi Pertanian.:http://www.dipertahorsumbar.web


.id/Buku /MekanisasiPertanian.pdf. Diakss pada tangga 7 Mei 2017

Smith, H. P. dan Wilkes, L. H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani (Edisi
keenam). Texas. Gadjah Mada University Press

You might also like