Professional Documents
Culture Documents
BAB II
LANDASAN TEORI
Keuntungan :
Sensitif terhadap crack kecil dan cacat lain pada permukaan
Memberikan hasil inspeksi yang cepat
Peralatan sangat portabel
Dapat digunakan lebih dari pendeteksi cacat
Kekurangan :
Kontak dengan couplant atau perendaman dalam air biasanya diperlukan
keterampilan dan pelatihan yang luas dibutuhkan.
Permukaan finish dan kekasaran dapat mengganggu pemeriksaan.
Bagian Tipis mungkin sulit untuk diinspeksi.
Standar Referensi biasanya diperlukan
Sedangkan untuk metode Magnetic Particle Testing (MT) dan Liquid
Penetrant Testing (PT) akan dibahas lebih lanjut.
Gambar 2.6. (a). Magnetic Particle Inspection menggunakan serbuk, (b). fluorescent
magnetic particle inspection menggunakan UV light[3]
Number Tittle
ASTM STANDARDS
ASTM A275/A275 Standard Test Methode for Magnetic Particle
M-96 Examination of Steel Forgings.1995
ASTM A456/A456 M Standard Specification for Magnetic Particle
Rev. A. Examination of Large Crankshaft Forgings. 1995
ASTM D96 Standard Test Methods for Water and Sediment in
Crude Oils by Centrifuge Method (Field Procedure).
1988
ASTM E125-63 Standard Reference Photographs for Magnetic Particle
(1993) Indications on Ferrous Castings. (Revised 1993) 1963
ASTM E1316-95C Standard Terminology for Nondestructive
Examination. 1995 (Replaces ASTM E269).
U.S.
GOVERNMENT
SPECIFICATIONS Fluid, Magnetic Particle Inspection, Suspension. 1993
DOD-F-87935 Requirements for Nondestructive Testing Methods.
1993
Mil-Std-271F Nondestructive Testing Personnel Qualifications and
Certifications. 1991
Mil-Std-410E Nondestructive Testing. 1985
MIL-HDBK-728/1 Magnetic Particle Testing. 1993
MIL-HDBK-728/4A
OTHER
PUBLICATIONS American Society for Nondestructive Testing.
SNT-TC-1A Recommended Practice . 1992 (Personnel
Qualification and Certification in Nondestructive
Testing and Recommended Training Courses) Note:
Updated every 4 years - 1996 edition due in early
1997.
ATA No. 105 Air Transport Association of America. Guidelines for
ASM Handbook, Training and Qualifying Personnel in Nondestructive
Volume 17 Testing Methods, (Revision 4 1993)
Nondestructive Evaluation and Quality Control.1989
a. Permukaan benda yang akan diperiksa harus bebas dari kotoran, minyak, oli,
cat, dan lain-lain. Dimana kotoran tersebut akan menutupi benda yang akan
diperiksa sehingga tidak dapat mendeteksi cacat.
b. Benda yang akan diperiksa harus dalam keadaan kering dan tidak keropos.
c. Bila permukaan benda tertutup cat, maka usahakan cat tersebut dihilangkan
Ada dua type dalam metode Penetrant Testing ini yaitu :
a. Type I. Menggunakan Fluorescent Dye Penetrant.
b. Type II. Menggunakan Visible Dye Penetrant.
Pada pemerikaaan dengan type I, tanda-tanda keretakan hanya dapat terlihat
apabila menggunakan lampu sinar ultraviolet (black light) dikamar gelap, sedangkan
pemeriksaan dengan type II tanda-tanda keretakan dapat langsung terlihat oleh mata
biasa.
Pada dasarnya metode penetrant type I mempunyai kepekaan lebih tinggi dari
pada type II. Oleh sebab itu type I (fluorescent) diutamakan untuk pemeriksaan
keretakan-keretakan pada komponen-komponen pesawat terbang, sedangkan type II
(visible) digunakan pada obyek yang kurang memerlukan kepekaan tinggi.
Number Tittle
ASTM STANDARDS
ASTM-E-165 Standard Practice for Liquid Penetrant Inspection
Method
ASTM -E-270 Standard Definitions of Terms Relating to Liquid
Penetrant Inspection
ASTM -E-1135 Standard Method for Comparing the Brightness of
Fluorescent Penetrants
ASTM -E-1208 Standard Method for Fluorescent Liquid Penetrant
Examination Using the Lipophilic Post-Emulsification
Process.
ASTM -E-1209 Standard Method for Fluorescent Penetrant
Examination Using the Water Washable Process
ASTM -E-1210 Standard Method for Fluorescent Penetrant
Examination Using the HydrophilicPost-
Emulsification Process.
ASTM -E-1219 Standard Method for Fluorescent Penetrant
Examination Using the Solvent Removable Process
ASTM -E-1220 Standard Method for Visible Penetrant Examination
Using the Solvent Removable Method
ASTM -E-2512 Compatibility of Materials with Liquid Oxygen
(Impact-Sensitivity Threshold Technique)
SAE-AMS Fluorescent Penetrant Inspection - Aircraft and
SPECIFICATIONS Engine Component Maintenance
AMS-2647
US GOVERNMENT
SPECIFICATIONS
MIL-STD-271 Requirements for Nondestructive Testing
MIL-STD-410 Nondestructive Testing Personnel Qualifications and
MIL-STD-1907 Certifications
Inspection, Liquid Penetrant and Magnetic Particle,
MIL-STD-6866 Soundness Requirements for Materials, Parts and
MIL-STD-728/1 Welds
MIL-STD-728/3 Inspection, Liquid Penetrant
MIL-STD-25135E Nondestructive Testing
QPL-25135 Liquid Penetrant Testing
T.O. 33B-1-1 Inspection Materials, Penetrants Qualified Products
List of Materials Qualified Under MIL-I-25135 U.S.
Air Force/Navy Technical Manual, Nondestructive
Testing Methods.
Rotor blade terpasang dengan system insert pada Turbine disk, sedangkan
turbin disk dipasang pada shaft yang ditumpu oleh dua bearing pedestal dengan
system hub dan keyway seperti pada gambar di bawah.
Blade Turbine terbuat dari material logam dengan komposisi kimia C 0,23 %,
Si 0,83 %, Mn 0,46 %, Cr 12 %, Mo 0,25 %, S 0.007 % dan P 0,03 %. Tegangan
stress yang pada blade pada kondisi state diakibatkan oleh ada Centrifugal stress dan
Bending Stress yang dialami oleh blade. Tegangan stess (c) akibat beban centrifugal
dapat dihitung dengan rumusan :
. 2
c = (2-1)[8]
.
4. 2 ... 2
=
Di mana :
Kerusakan (crack) pada blade Turbine dapat dilihat pada bagian gambar yang
ditunjukkan oleh tanda panah. Crack Initiation atau gejala retak rambut pada blade
diakibatkan oleh tegangan yang terjadi pada saat pengoperasian Turbin.
Crack Initiation yang terjadi pada blade dapat ditunjukkan oleh gambar di
bawah ini.
Beberapa jenis keretakan (Crack) yang biasanya terjadi pada rotor blade
ditunjukkan pada gambar berikut :
Keterangan gambar :
1. Crater Crack
Sesuai namanya, retak kawah terjadi di kawah las yang terbentuk pada akhir
pengelasan. Umumnya, jenis retak disebabkan oleh kegagalan untuk mengisi
kawah sebelum electrode meleleh. Ketika ini terjadi pada bagian tepi luar
kawah terjadi pendinginan yang cepat, sehingga bagian dalam kawah menjadi
retak. Jenis retak ini biasanya berbentuk longitudinal atau melintang, atau
mungkin sejumlah retakan saling berpotongan dan membentuk suatu bentuk
bintang.
2. Under bead Crack
Keretakan ini mirip dengan retakan melintang dalam karena terbentuk dalam
zona yang terpengaruh panas karena kekerasan yang tinggi, pengekangan
Pada umumnya ada tiga kategori cacat pengecoran. Pertama adalah cacat
paling parah yang mengakibatkan Scraping atau tidak sesuai cetakan. Kategori kedua
adalah cacat menengah yang memungkinkan perbaikan cetakan (mould), yang ketiga
cacat adalah kategori yang kecil yang dapat dengan mudah diperbaiki.
2.5.1.3.1. Laminasi
Porositas besar, pipa dan non-logam inklusi lempeng (slab)atau billet
diratakan dan menyebar keluar selama proses rolling dan penempaan (forging).
Diskontinuitas (keretakan) yang diratakan ini dikenal sebagai laminasi.