You are on page 1of 48

Standar Pengendalian Mutu

SPM 1

Pengendalian Mutu bagi Kantor


Akuntan Publik yang Melaksanakan
Perikatan Asurans
(Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans
Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans

SPM 1.indd 1 2/28/2013 8:40:28 AM


Standar Pengendalian Mutu (SPM 1)

Institut Akuntan publik Indonesia


Office Eight (8) Building Lantai 12 Unit 12I12J
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 28
Jln. Jend. Sudirman Kav. 5253
Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia
Telp. : (021) 29333151, 72795445, 70721651-52-53
Faks. : (021) 29333154, 29333155, 72795441
Website : http://www.iapi.or.id
E-mail : info@iapi.or.id
Hak Cipta 2013 Institut Akuntan Publik Indonesia

Penerbit Salemba Empat


Jln. Raya Lenteng Agung No. 101
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610
Telp. : (021) 781 8616
Faks. : (021) 781 8486
Website : http://www.penerbitsalemba.com
E-mail : info@penerbitsalemba.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia dan Penerbit Salemba Empat.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA


1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Institut Akuntan Publik Indonesia

Standar Pengendalian Mutu (SPM 1)/Institut Akuntan Publik Indonesia


Jakarta: Salemba Empat, 2013.
1 jil., 48 hlm., 14 21 cm

ISBN 978-979-061-327-0

1. Audit 2. Akuntan Publik


I. Judul II. Institut Akuntan Publik Indonesia

SPM 1.indd 2 2/28/2013 8:40:28 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA


DEWAN STANDAR PROFESI
20082012

Kusumaningsih Angkawidjaja Ketua


Handri Tjendra Wakil Ketua
Fahmi Anggota
Godang Parulian Panjaitan Anggota
Johannes Emile Runtuwene Anggota
Xenia Ayubudhi Anggota
Yusron Fauzan Anggota

iii

SPM 1.indd 3 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

STANDAR PENGENDALIAN MUTU NO. 1


PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR AKUNTAN PUBLIK
YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN ASURANS (AUDIT,
REVIU, DAN PERIKATAN ASURANS LAINNYA) DAN
PERIKATAN SELAIN ASURANS
(berlaku efektif 1 Januari 2013)

DAFTAR ISI

Paragraf

Pendahuluan
Ruang Lingkup ................................................................... 13
Keterterapan ....................................................................... 49
Tanggal Efektif .................................................................... 10
Tujuan ...................................................................................... 11
Definisi .................................................................................... 12
Ketentuan
Penerapan dan Kepatuhan terhadap Ketentuan
yang Berlaku ................................................................. 1315
Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu . ......................... 16
Tanggung Jawab Kepemimpinan Kantor Akuntan Publik
atas Mutu ...................................................................... 1719
Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku . .............................. 2025
Penerimaan dan Keberlanjutan hubungan
dengan Klien dan Perikatan Tertentu . ......................... 2628
Sumber Daya Manusia........................................................ 2931
Pelaksanaan Perikatan ....................................................... 3233
Pemantauan ....................................................................... 4854
Dokumentasi ...................................................................... 5759
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu............................ A1
Tanggung Jawab Kepemimpinan
Kantor Akuntan Publik atas Mutu ................................. A2A4
Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku................................. A5A12
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan
dengan Klien dan Perikatan Tertentu............................. A13A17
Sumber Daya Manusia ....................................................... A18A24

iv

SPM 1.indd 4 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

Pelaksanaan Perikatan........................................................ A25A54


Pemantauan......................................................................... A55A63
Dokumentasi ...................................................................... A64A65

Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 1 mengenai Pengendalian Mutu


bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (audit,
reviu, dan perikatan asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans harus
dibaca dalam kaitannya dengan Standar Audit dan Kode Etik Profesi Akuntan
Publik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

SPM 1.indd 5 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

vi

SPM 1.indd 6 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4 1. SPM ini mengatur tanggung jawab Kantor Akuntan Publik
5 (KAP) atas sistem pengendalian mutu dalam melaksanakan
6 perikatan asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans
7 Lainnya) dan perikatan selain asurans. SPM ini harus dibaca
8 dalam kaitannya dengan Standar Audit dan Kode Etik Profesi
9 Akuntan Publik (Kode Etik) yang ditetapkan oleh IAPI.
10
11 2. Standar profesi lainnya yang tercantum dalam standar profesi
12 yang ditetapkan oleh IAPI mengatur standar dan pedoman
13 tambahan mengenai tanggung jawab personel KAP atas
14 prosedur pengendalian mutu dalam perikatan tertentu.
15
16 3. Suatu sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang
17 dirancang untuk mencapai tujuan seperti yang diuraikan dalam
18 paragraf 11 dan prosedur yang diperlukan untuk menerapkan
19 dan memantau kepatuhan terhadap kebijakan tersebut.
20
21 Keterterapan
22 4. SPM ini berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan perikatan
23 asurans (audit, reviu, serta perikatan asurans lainnya) dan
24 perikatan selain asurans. Sifat dan luas dari kebijakan dan
25 prosedur yang dikembangkan oleh masing-masing KAP untuk
26 mematuhi SPM ini akan bergantung pada berbagai faktor,
27 seperti besar kecilnya dan karakteristik operasi dari KAP, dan
28 masuk tidaknya KAP tersebut dalam suatu Jaringan.
29
30 5. SPM ini berisi tujuan KAP dalam mematuhi SPM dan ketentuan
31 yang dirancang untuk memungkinkan KAP dapat memenuhi
32 tujuan tersebut. Selain itu, SPM ini berisi pedoman terkait
33 lainnya, yang disajikan dalam bentuk materi penerapan dan
34 penjelasan lainnya seperti yang diuraikan dalam paragraf
35 8, dan materi pendahuluan yang menjelaskan kondisi
36 yang relevan untuk memahami SPM dengan tepat, beserta
37 definisinya.
38
39 6. Tujuan SPM ini memberikan konteks ketentuan yang ditetapkan
40 dan ditujukan untuk membantu KAP dalam:
41
42

SPM 1.1

SPM 1.indd 1 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 Memahami hal-hal yang perlu dicapai; dan


2 Memutuskan ada tidaknya hal-hal lain yang perlu
3 dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4
5 7. Ketentuan yang tercantum dalam SPM ini merupakan
6 keharusan.
7
8 8. Jika diperlukan, materi penerapan dan penjelasan lainnya
9 (Ref: Para. A1A65) memberikan penjelasan lebih lanjut
10 dan pedoman dalam melaksanakan ketentuan tersebut,
11 khususnya dalam:
12
13 Menjelaskan maksud atau tujuan dari ketentuan tersebut
14 secara lebih jelas.
15 Memberikan contoh kebijakan dan prosedur yang tepat
16 untuk diterapkan dalam kondisi tertentu.
17
18 Walaupun pedoman tersebut bukan merupakan suatu
19 ketentuan yang diharuskan, pedoman tersebut tetap
20 relevan dalam penerapan ketentuan SPM secara tepat.
21 Materi penerapan dan penjelasan lainnya dapat juga
22 memberikan informasi mengenai latar belakang dari hal-
23 hal yang dibahas dalam SPM ini.
24
25 9. Bagian definisi dari SPM ini memuat uraian mengenai arti dari
26 istilah tertentu yang digunakan dalam SPM ini. Uraian tersebut
27 diberikan untuk membantu penerapan dan interpretasi atas
28 SPM ini secara konsisten, dan tidak dimaksudkan untuk
29 menggantikan definisi yang mungkin ditetapkan untuk
30 keperluan lain, baik dalam bidang hukum, peraturan, atau
31 bidang lainnya.
32
33 Tanggal Efektif
34 10. KAP harus menetapkan suatu sistem pengendalian mutu yang
35 isinya sesuai dengan SPM ini paling lambat tanggal 1 Januari
36 2013.
37
38
39
40
41
42

SPM 1.2

SPM 1.indd 2 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Tujuan
2
3 11. Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara sistem
4 pengendalian mutu adalah untuk memberikan keyakinan
5 memadai bahwa:
6
7 (a) KAP dan personelnya mematuhi standar profesi, serta
8 ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku; dan
9 (b) Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan
10 telah sesuai dengan kondisinya.
11
12
13 Definisi
14
15 12. Istilah dan penjelasan yang terkait yang digunakan dalam
16 SPM ini adalah sebagai berikut:
17
18 (a) Tanggal laporan: Tanggal yang digunakan dalam laporan
19 perikatan seperti, yang diatur dalam standar profesi.
20 (b) Dokumentasi perikatan: Dokumentasi atas pekerjaan
21 yang dilakukan, termasuk prosedur, temuan, dan
22 kesimpulan yang diperoleh oleh Praktisi (sering disebut
23 sebagai kertas kerja).
24 (c) Rekan perikatan: Rekan atau individu lain dalam KAP yang
25 bertanggung jawab atas perikatan dan pelaksanaannya,
26 serta kesimpulan yang dihasilkan. Dalam hal laporan
27 perikatan tidak ditandatangani oleh rekan perikatan, maka
28 rekan yang menandatangani laporan tersebut tetap harus
29 bertanggung jawab atas laporan yang diterbitkan. Rekan
30 yang menandatangani laporan tersebut harus memiliki
31 izin praktik yang diperoleh dari badan pengatur.
32 (d) Penelaahan pengendalian mutu perikatan: Suatu proses
33 yang dirancang untuk memberikan evaluasi yang objektif,
34 pada atau sebelum tanggal laporan perikatan, atas
35 pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan
36 dan kesimpulan yang dihasilkan dalam menyusun
37 laporannya. Proses penelaahan pengendalian mutu
38 perikatan berlaku bagi audit atas laporan keuangan
39 Emiten dan perikatan lain, jika ada, yang berdasarkan
40 pertimbangan KAP mengharuskan dilakukannya
41 penelaahan pengendalian mutu perikatan.
42

SPM 1.3

SPM 1.indd 3 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 (e) Penelaah pengendalian mutu perikatan: Seorang rekan


2 atau individu lainnya dalam KAP atau di luar KAP yang
3 bukan merupakan bagian dari tim perikatan, yang
4 memiliki pengalaman dan wewenang yang tepat untuk
5 mengevaluasi secara objektif pertimbangan signifikan
6 yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang
7 dihasilkan dalam menyusun laporan perikatan.
8 (f) Tim perikatan: Personil KAP yang melaksanakan perikatan,
9 serta setiap individu (baik di dalam KAP maupun di luar
10 KAP), selain tenaga ahli di luar KAP, yang ditugaskan oleh
11 KAP atau Jaringan KAP untuk melaksanakan prosedur
12 dalam perikatan tersebut.
13 (g) KAP: Badan usaha yang memiliki izin dari badan pengatur
14 untuk menyediakan jasa asurans dan jasa selain asurans
15 seperti yang tercantum dalam standar profesi, yang dapat
16 berbentuk perseorangan atau persekutuan.
17 (h) Inspeksi: Prosedur yang dirancang atas perikatan yang
18 telah selesai untuk memperoleh bukti atas kepatuhan tim
19 perikatan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian
20 mutu KAP.
21 (i) Emiten: Suatu entitas yang efeknya (efek ekuitas atau
22 efek utang) tercatat di bursa.
23 (j) Pemantauan: Suatu proses yang mencakup pertimbangan
24 dan pengevaluasian secara berkelanjutan atas sistem
25 pengendalian mutu KAP, termasuk inspeksi secara
26 berkala atas sejumlah perikatan yang telah selesai, yang
27 dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bagi
28 KAP atas berjalannya sistem pengendalian mutu secara
29 efektif.
30 (k) Jaringan KAP: Entitas yang bukan merupakan KAP,
31 tetapi berada dalam, atau merupakan bagian dari suatu
32 Jaringan. Entitas tersebut dapat berupa kantor konsultan
33 atau kantor penasihat hukum.
34 (l) Jaringan: Suatu struktur yang lebih besar yang dibentuk
35 dengan tujuan untuk melakukan kerjasama di antara
36 entitas-entitas yang berada dalam struktur tersebut, dan
37 secara jelas: (i) berbagi pendapatan atau beban; (ii)
38 memiliki kepemilikan, pengendalian, atau manajemen
39 bersama; (iii) memiliki kebijakan dan prosedur
40 pengendalian mutu bersama; (iv) memiliki strategi bisnis
41
42

SPM 1.4

SPM 1.indd 4 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 bersama; (v) menggunakan nama merek (brand name)


2 bersama; atau (vi) berbagi sumber daya profesional
3 secara signifikan.
4 (m) Rekan: Setiap individu yang memiliki wewenang untuk
5 melakukan perikatan pemberian jasa profesional atas
6 nama KAP.
7 (n) Personil: Seluruh rekan dan staf.
8 (o) Standar profesi: Standar Profesional Akuntan Publik yang
9 ditetapkan oleh IAPI, termasuk Kode Etik.
10 (p) Keyakinan memadai: tingkat keyakinan yang tinggi, tetapi
11 tidak mutlak.
12 (q) Ketentuan etika profesi yang berlaku: Ketentuan yang
13 berlaku bagi tim perikatan dan penelaah pengendalian
14 mutu perikatan, yaitu Kode Etik, kecuali bila prinsip dasar
15 dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-
16 undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya
17 yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik. Dalam
18 kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan
19 etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan,
20 ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku
21 tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip
22 dasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam
23 Kode Etik.
24 (r) Staf: tenaga profesional selain rekan, termasuk setiap
25 tenaga ahli di luar KAP yang dipekerjakan oleh KAP.
26 (s) Orang luar KAP dengan kualifikasi yang sesuai: Seseorang
27 dari luar KAP yang mempunyai kompetensi dan
28 kemampuan untuk bertindak sebagai rekan perikatan,
29 misalnya rekan dari KAP lain, atau karyawan yang
30 mempunyai pengalaman yang sesuai baik dari badan
31 akuntansi profesi yang anggotanya dapat melaksanakan
32 audit dan reviu atas laporan keuangan serta jasa asurans
33 selain audit laporan keuangan, maupun dari suatu
34 organisasi yang memberikan jasa pengendalian mutu
35 yang relevan.
36 (t) Praktisi: setiap individu dalam KAP atau Jaringan KAP
37 yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa
38 asurans dan jasa selain asurans seperti yang tercantum
39 dalam standar profesi dan kode etik profesi.
40
41
42

SPM 1.5

SPM 1.indd 5 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 Ketentuan
2
3 Penerapan dan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Berlaku
4 13. Setiap individu dalam KAP yang bertanggung jawab atas
5 penetapan dan pemeliharaan sistem pengendalian mutu
6 KAP harus memiliki pemahaman mengenai seluruh isi SPM,
7 termasuk materi penerapan dan penjelasan lainnya.
8
9 14. Setiap KAP harus mematuhi seluruh ketentuan dalam SPM
10 ini.
11
12 15. Ketentuan dalam SPM ini dirancang untuk memungkinkan
13 KAP mencapai tujuan yang ditetapkan dalam SPM ini. Oleh
14 karena itu, penerapan seluruh ketentuan dalam SPM ini
15 dengan tepat diharapkan dapat memberikan dasar yang
16 cukup untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam SPM
17 ini. Namun demikian, karena beragamnya kondisi yang ada
18 dan tidak dapat diantisipasinya seluruh kondisi tersebut,
19 maka setiap KAP harus mempertimbangkan perlu tidaknya
20 menetapkan ketentuan tambahan selain yang ditentukan
21 dalam SPM ini dalam mencapai tujuan tersebut di atas.
22
23 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu
24 16. Setiap KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem
25 pengendalian mutu yang mencakup unsur-unsur sebagai
26 berikut:
27
28 (a) Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu.
29 (b) Ketentuan etika profesi yang berlaku.
30 (c) Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien
31 dan perikatan tertentu.
32 (d) Sumber daya manusia.
33 (e) Pelaksanaan perikatan.
34 (f) Pemantauan.
35
36 17. Setiap KAP harus mendokumentasikan kebijakan dan prosedur
37 pengendalian mutu yang ditetapkan dan mengomunikasikannya
38 kepada personel KAP. (Ref: Para. A1)
39
40 Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu
41 18. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
42 dirancang untuk mendukung budaya internal yang mengakui

SPM 1.6

SPM 1.indd 6 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 pentingnya mutu dalam melaksanakan suatu perikatan.


2 Kebijakan dan prosedur tersebut mengharuskan pimpinan
3 KAP sebagai pihak yang bertanggung jawab atas mutu KAP
4 secara keseluruhan. (Ref: Para. A2A3)
5
6 19. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
7 yang mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab
8 operasional atas sistem pengendalian mutu dari pimpinan
9 KAP memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup dan
10 tepat, serta wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan
11 tanggung jawab tersebut. (Ref: Para. A4)
12
13 Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku
14 20. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
15 dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP
16 dan personelnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang
17 berlaku. (Ref: Para. A5-A8)
18
19 Independensi
20 21. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
21 yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
22 bahwa KAP dan personelnya, serta jika relevan, kepada
23 pihak lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan
24 independensi (termasuk personel Jaringan KAP), untuk
25 menjaga independensinya sesuai dengan ketentuan etika
26 profesi yang berlaku. Kebijakan dan prosedur tersebut harus
27 memungkinkan KAP untuk:
28
29 (a) Mengomunikasikan ketentuan independensi kepada
30 personel KAP dan, jika relevan, kepada pihak lain yang
31 juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi;
32 dan
33 (b) Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan
34 yang menciptakan ancaman terhadap independensi,
35 serta melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk
36 menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya
37 ke tingkat yang dapat diterima, atau jika dipandang
38 tepat, mengundurkan diri dari perikatan selama tindakan
39 tersebut diperkenankan oleh ketentuan hukum dan
40 peraturan yang berlaku. (Ref: Para. A9)
41
42

SPM 1.7

SPM 1.indd 7 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 22. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur hal-hal


2 sebagai berikut:
3
4 (a) Setiap rekan perikatan harus memberikan informasi
5 yang relevan kepada KAP mengenai perikatannya,
6 termasuk lingkup perikatan, untuk memungkinkan
7 KAP mengevaluasi dampak perikatan tersebut secara
8 keseluruhan terhadap ketentuan independensi;
9 (b) Setiap personel KAP harus segera memberitahukan
10 kepada KAP mengenai kondisi dan hubungan yang dapat
11 menciptakan ancaman terhadap independensi, sehingga
12 tindakan pencegahan yang tepat dapat dilakukan; dan
13 (c) informasi yang relevan harus dikumpulkan dan
14 dikomunikasikan kepada personel KAP yang tepat
15 agar:
16
17 (i) KAP dan personelnya dapat menentukan terpenuhi
18 tidaknya ketentuan independensi;
19 (ii) KAP dapat memelihara dan memutakhirkan data
20 yang terkait dengan independensi; dan
21 (iii) KAP dapat mengambil tindakan pencegahan yang
22 tepat atas ancaman terhadap independensi yang
23 tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat
24 yang dapat diterima. (Ref: Para. A9)
25
26 23. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
27 dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
28 pelanggaran atas ketentuan independensi dapat diketahui,
29 dan untuk memungkinkan KAP menentukan tindakan
30 pencegahan yang tepat dalam menangani pelanggaran
31 tersebut. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur
32 hal-hal sebagai berikut:
33
34 (a) Setiap personel KAP harus segera memberitahukan
35 kepada KAP mengenai setiap pelanggaran terhadap
36 independensi yang diketahuinya;
37 (b) KAP segera mengomunikasikan pelanggaran atas
38 kebijakan dan prosedur yang teridentifikasi kepada:
39
40 (i) Setiap Rekan perikatan, yang bersama dengan KAP
41 harus menangani pelanggaran tersebut; dan
42

SPM 1.8

SPM 1.indd 8 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 (ii) Setiap individu lain yang relevan dalam KAP


2 (dan jika relevan, Jaringan KAP), serta pihak lain
3 yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan
4 independensi, yang harus melakukan tindakan yang
5 tepat sehubungan dengan pelanggaran tersebut;
6 dan
7
8 (c) Rekan perikatan dan individu yang dirujuk dalam
9 paragraf 23(b)(ii) segera mengomunikasikan kepada
10 KAP mengenai tindakan yang akan dilakukan untuk
11 menyelesaikan pelanggaran tersebut, agar KAP dapat
12 menentukan perlu tidaknya menentukan tindakan
13 selanjutnya. (Ref: Para. A8)
14
15 24. Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, KAP harus
16 memperoleh konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap
17 kebijakan dan prosedur independensi dari personel KAP. (Ref:
18 Para. A8A9)
19
20 25. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
21 mengatur hal-hal sebagai berikut:
22
23 (a) Menetapkan kriteria untuk menentukan perlu tidaknya
24 dilakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi
25 ancaman kedekatan ke tingkat yang dapat diterima
26 ketika anggota tim perikatan yang senior yang sama
27 telah ditugaskan untuk waktu yang cukup lama dalam
28 perikatan asurans; dan
29 (b) Mengharuskan rotasi rekan perikatan, dan jika relevan,
30 individu dalam KAP yang bertanggung jawab atas
31 penelaahan pengendalian mutu perikatan, serta pihak
32 lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan
33 rotasi, setelah melaksanakan perikatan selama suatu
34 periode tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur
35 dalam Kode Etik. (Ref: Para. A10A12)
36
37 Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan
38 Perikatan Tertentu
39 26. KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam
40 penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien
41 dan perikatan tertentu, yang dirancang untuk memberikan
42

SPM 1.9

SPM 1.indd 9 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima atau


2 melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika:
3
4 (a) KAP memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan
5 dan memiliki kemampuan, termasuk waktu dan sumber
6 daya, untuk melaksanakannya; (Ref: Para. A13)
7 (b) KAP dapat mematuhi ketentuan etika profesi yang
8 berlaku; dan
9 (c) KAP telah mempertimbangkan integritas klien, dan
10 tidak memiliki informasi yang dapat mengarahkan KAP
11 untuk menyimpulkan tidak memadainya integritas klien
12 tersebut. (Ref: Para. A14A15)
13
14 27. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mengatur:
15
16 (a) KAP harus memperoleh informasi yang dianggap perlu
17 sebelum menerima perikatan dari suatu klien baru, ketika
18 mempertimbangkan keberlanjutan perikatan yang ada,
19 dan ketika mempertimbangkan penerimaan suatu jenis
20 perikatan baru dari klien yang ada; (Ref: Para. A16)
21 (b) Jika KAP mengidentifikasi adanya potensi benturan
22 kepentingan dalam penerimaan perikatan dari suatu klien
23 baru atau klien yang ada, maka KAP harus menentukan
24 tepat tidaknya menerima perikatan tersebut,
25 (c) Jika isu yang terkait dengan penerimaan klien atau
26 perikatan telah teridentifikasi, dan KAP telah memutuskan
27 untuk menerima dan melanjutkan hubungan dengan
28 klien atau suatu perikatan tertentu, maka KAP
29 harus mendokumentasikan bagaimana isu tersebut
30 diselesaikan.
31
32 28. KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur atas
33 keberlanjutan suatu perikatan dan hubungan dengan klien
34 untuk menangani suatu kondisi yang dapat menyebabkan
35 KAP untuk menolak perikatan seandainya informasi terkait
36 tersedia lebih awal. Kebijakan dan prosedur tersebut harus
37 mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
38
39 (a) Tanggung jawab profesional dan tanggung jawab hukum
40 yang diterapkan sesuai dengan kondisinya, termasuk
41 ada tidaknya ketentuan bagi KAP untuk memberitahukan
42

SPM 1.10

SPM 1.indd 10 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 pihak yang menugasi KAP, atau dalam kondisi tertentu,


2 kepada badan pengatur; dan
3 (b) Kemungkinan untuk mengundurkan diri dari perikatan
4 atau memutuskan hubungan dengan klien atau keduanya.
5 (Ref: Para. A17)
6
7 Sumber Daya Manusia
8 29. KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
9 dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP
10 memiliki jumlah personel yang cukup dengan kompetensi,
11 kemampuan, dan komitmen terhadap prinsip etika profesi
12 yang diperlukan untuk:
13
14 (a) Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi,
15 serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku;
16 dan
17 (b) Memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk
18 menerbitkan laporan yang tepat dengan kondisinya. (Ref:
19 Para. A18A22)
20
21 Penugasan Tim Perikatan
22 30. KAP harus melimpahkan tanggung jawab atas setiap perikatan
23 kepada seorang rekan perikatan dan harus menetapkan
24 kebijakan dan prosedur yang mengatur hal-hal sebagai
25 berikut:
26
27 (a) Identitas dan peran dari rekan perikatan tersebut
28 dikomunikasikan kepada anggota manajemen kunci
29 klien dan pihak klien yang bertanggung jawab atas tata
30 kelola;
31 (b) Rekan perikatan memiliki kompetensi, kemampuan, dan
32 wewenang yang tepat untuk melaksanakan fungsinya;
33 dan
34 (c) Tanggung jawab sebagai rekan perikatan ditetapkan
35 secara jelas dan dikomunikasikan kepada rekan perikatan
36 tersebut. (Ref: Para. A23)
37
38 31. Setiap KAP juga harus menetapkan kebijakan dan prosedur
39 untuk menugaskan personel yang tepat dengan kompetensi
40 yang dibutuhkan, serta memiliki kemampuan untuk:
41
42

SPM 1.11

SPM 1.indd 11 2/28/2013 8:40:29 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 (a) Melaksanakan perikatan sesuai dengan standar profesi,


2 serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku;
3 dan
4 (b) Memungkinkan KAP atau rekan perikatan untuk
5 menerbitkan laporan yang sesuai dengan kondisinya.
6 (Ref: Para. A24)
7
8 Pelaksanaan Perikatan
9 32. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
10 dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
11 perikatan dilaksanakan sesuai dengan standar profesi, serta
12 ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan bahwa
13 KAP atau rekan perikatan menerbitkan laporan yang tepat
14 sesuai dengan kondisinya. Kebijakan dan prosedur tersebut
15 mencakup:
16
17 (a) Hal-hal yang relevan untuk mendukung konsistensi atas
18 kualitas pelaksanaan perikatan; (Ref: Para. A25-26)
19 (b) Tanggung jawab penyeliaan; (Ref: Para. A27)
20 (c) Tanggung jawab penelaahan. (Ref: Para. A28)
21
22 33. Kebijakan dan prosedur tanggung jawab penelaahan
23 ditetapkan dengan dasar bahwa pekerjaan anggota tim
24 perikatan yang kurang berpengalaman ditelaah oleh anggota
25 tim perikatan yang lebih berpengalaman.
26
27 Konsultasi
28 34. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
29 dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:
30
31 (a) Konsultasi yang tepat telah dilakukan untuk hal-hal yang
32 rumit dan kontroversial;
33 (b) Tersedianya sumber daya yang cukup untuk
34 memungkinkan terlaksananya konsultasi yang tepat;
35 (c) Sifat, lingkup, dan kesimpulan yang dihasilkan dari
36 konsultasi tersebut didokumentasikan dan disepakati
37 oleh kedua belah pihak, baik personel yang meminta
38 konsultasi maupun personel yang dimintai konsultasi;
39 dan
40 (d) Diterapkannya kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi
41 tersebut. (Ref: Para. A29-A33)
42

SPM 1.12

SPM 1.indd 12 2/28/2013 8:40:29 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan


2 35. Untuk perikatan tertentu, setiap KAP harus menetapkan
3 kebijakan dan prosedur yang mempersyaratkan penelaahan
4 pengendalian mutu perikatan yang menyediakan suatu
5 evaluasi yang objektif atas pertimbangan signifikan yang
6 dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dicapai dalam
7 penyusunan laporan. Kebijakan dan prosedur tersebut harus
8 mencakup:
9
10 (a) Keharusan suatu penelaahan pengendalian mutu
11 perikatan untuk semua pekerjaan audit laporan keuangan
12 Emiten;
13 (b) Menetapkan kriteria di mana audit atau reviu laporan
14 keuangan historis lainnya dan perikatan asurans atau
15 jasa-jasa lainnya harus dievaluasi untuk menentukan
16 perlu tidaknya pelaksanaan penelaahan pengendalian
17 mutu perikatan; dan (Ref: Para. A34)
18 (c) Keharusan suatu penelaahan pengendalian mutu untuk
19 setiap perikatan yang memenuhi kriteria sebagaimana
20 ditetapkan pada subparagraf (b) di atas.
21
22 36. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
23 menjelaskan sifat, waktu dan luasnya suatu penelaahan
24 pengendalian mutu. Kebijakan dan prosedur tersebut harus
25 mengatur bahwa laporan perikatan tidak diberi tanggal
26 sampai dengan penyelesaian penelaahan pengendalian mutu
27 perikatan. (Ref: Para. A35-A36)
28
29 37. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
30 yang mensyaratkan bahwa penelaahan pengendalian mutu
31 perikatan mencakup:
32
33 (a) Pembahasan hal-hal penting dengan rekan perikatan;
34 (b) Penelaahan laporan keuangan atau informasi hal pokok
35 lain dan laporan yang akan diterbitkan;
36 (c) Penelaahan atas dokumen perikatan tertentu yang
37 berkaitan dengan pertimbangan signifikan yang dibuat
38 tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan; dan
39 (d) Evaluasi atas kesimpulan yang dibuat dalam
40 memformulasikan laporan dan pertimbangan atas
41 ketepatan laporan yang akan diterbitkan. (Ref: Para.
42 A37)

SPM 1.13

SPM 1.indd 13 2/28/2013 8:40:30 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 38. Untuk audit laporan keuangan Emiten, selain ketentuan


2 dalam paragraf 37 tersebut di atas, kebijakan dan prosedur
3 penelaahan pengendalian mutu perikatan juga harus
4 mencakup pertimbangan atas hal-hal sebagai berikut:
5
6 (a) Evaluasi tim perikatan atas independensi KAP yang
7 terkait dengan perikatan tertentu;
8 (b) Terjadi tidaknya konsultasi yang tepat atas hal-hal yang
9 melibatkan perbedaan pendapat atau hal-hal lain yang
10 rumit dan kontroversial, serta kesimpulan yang dihasilkan
11 dari konsultasi tersebut; dan
12 (c) Tercermin tidaknya pekerjaan yang telah dilakukan
13 dalam dokumentasi yang dipilih untuk ditelaah yang
14 terkait dengan pertimbangan signifikan, serta terdukung
15 tidaknya kesimpulan yang dihasilkan dalam dokumentasi
16 yang dipilih untuk ditelaah. (Ref: Para. A38)
17
18 Kriteria atas Kelayakan Penelaah Pengendalian Mutu Perikatan
19
20 39. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
21 untuk memilih penelaah pengendalian mutu perikatan dan
22 menetapkan kelayakannya yang mencakup:
23
24 (a) Kualifikasi teknis yang dibutuhkan untuk melaksanakan
25 fungsi tersebut, termasuk pengalaman dan wewenang
26 yang dibutuhkan; (Ref: Para. A39) dan
27 (b) Sejauh mana seorang penelaah pengendalian mutu
28 perikatan dapat dimintai konsultasi tanpa memengaruhi
29 objektivitasnya. (Ref: Para. A40)
30
31 40. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
32 dirancang untuk menjaga objektivitas penelaah pengendalian
33 mutu perikatan. (Ref: Para. A41-A42)
34
35 41. Kebijakan dan prosedur KAP harus mengatur penggantian
36 penelaah pengendalian mutu perikatan ketika objektivitasnya
37 mungkin terpengaruh dalam melakukan suatu penelaahan.
38
39 Dokumentasi Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
40 42. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
41 pendokumentasian penelaahan pengendalian mutu perikatan
42 yang mencakup dokumentasi bahwa:

SPM 1.14

SPM 1.indd 14 2/28/2013 8:40:30 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 (a) Prosedur yang dipersyaratkan dalam kebijakan penelahaan


2 pengendalian mutu KAP telah dilaksanakan;
3 (b) Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah selesai
4 dilaksanakan pada tanggal atau sebelum tanggal laporan;
5 dan
6 (c) Penelaah tidak mengetahui adanya hal-hal yang belum
7 terselesaikan yang dapat menyebabkan penelaah yakin
8 bahwa terdapat pertimbangan siginifikan yang dibuat
9 oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan tidak
10 tepat dengan kondisi.
11
12 Perbedaan Pendapat
13 43. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam
14 menghadapi dan menyelesaikan perbedaan pendapat:
15
16 dalam tim perikatan,
17 antara tim perikatan dengan pihak yang memberikan
18 konsultasi dan,
19 jika relevan, antara rekan perikatan dengan penelaah
20 pengendalian mutu perikatan. (Ref: Para. A43A44)
21
22 44. Kebijakan dan prosedur tersebut harus mensyaratkan
23 bahwa:
24
25 (a) Keputusan yang dihasilkan telah didokumentasi dan
26 dilaksanakan; dan
27 (b) Laporan tidak diberi tanggal hingga hal yang menjadi
28 permasalahan telah terselesaikan.
29
30 Dokumentasi Perikatan
31 Penyelesaian Pengarsipan Kertas Kerja Final dari Perikatan
32 45. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
33 bagi tim perikatan untuk menyelesaikan pengarsipan kertas
34 kerja final dari perikatan secara tepat waktu setelah laporan
35 perikatan diselesaikan. (Ref: Para. A45-A46)
36
37 Kerahasiaan, Keamanan Penyimpanan, Integritas, Keteraksesan, dan
38 Kepemerolehan Kembali Dokumentasi Perikatan.
39 46. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
40 yang dirancang untuk menjaga kerahasiaan, keamanan
41 penyimpanan, integritas, keteraksesan, dan kepemerolehan
42 kembali dokumentasi perikatan. (Ref: Para. A47-A50)

SPM 1.15

SPM 1.indd 15 2/28/2013 8:40:30 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 Pemeliharaan dan Penyimpanan Dokumen Perikatan


2 47. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur atas
3 pemeliharaan dan penyimpanan dokumentasi perikatan untuk
4 suatu periode yang memadai untuk memenuhi ketentuan
5 yang ditetapkan oleh ketentuan perundang-undangan atau
6 peraturan yang berlaku. (Ref: Para. A51-A54).
7
8 Pemantauan
9 Pemantauan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu KAP
10 48. Setiap KAP harus menetapkan suatu proses pemantauan
11 yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
12 bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
13 sistem pengendalian mutu sudah relevan dan memadai, serta
14 berjalan dengan efektif. Proses pemantauan tersebut harus:
15
16 (a) Mencakup pertimbangan dan evaluasi yang
17 berkesinambungan atas sistem pengendalian mutu KAP,
18 termasuk inspeksi yang dilakukan secara berkala atas
19 sekurang-kurangnya satu perikatan yang telah selesai
20 untuk setiap rekan perikatan;
21 (b) Memberikan tanggung jawab atas proses pemantauan
22 hanya kepada rekan atau individu lain di dalam KAP atau
23 di luar KAP yang memiliki pengalaman dan wewenang
24 yang cukup dan tepat; dan
25 (c) Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang
26 melaksanakan perikatan atau menelaah pengendalian
27 mutu perikatan dalam inspeksi perikatan. (Ref: Para.
28 A55A59)
29
30 Pengevaluasian, Pengomunikasian, dan Penanganan Defisiensi
31 yang Teridentifikasi
32 49. Setiap KAP harus mengevaluasi dampak dari defisiensi
33 yang ditemukan ketika melakukan proses pemantauan, dan
34 menentukan apakah defisiensi tersebut merupakan salah
35 satu dari hal-hal sebagai berikut:
36
37 (a) Situasi yang belum tentu mengindikasikan bahwa
38 sistem pengendalian mutu KAP tidak memadai untuk
39 memberikan keyakinan memadai bahwa KAP telah
40 mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan
41 peraturan yang berlaku, serta bahwa laporan perikatan
42

SPM 1.16

SPM 1.indd 16 2/28/2013 8:40:30 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 telah diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan sesuai


2 dengan kondisinya; atau
3 (b) Defisiensi yang sistemis atau berulang, atau defisiensi
4 signifikan lainnya, yang segera memerlukan tindakan
5 perbaikan.
6
7 50. Setiap KAP harus mengomunikasikan defisiensi yang
8 ditemukan dari proses pemantauan beserta rekomendasi
9 untuk tindakan perbaikan yang tepat kepada rekan perikatan
10 dan individu lain yang tepat dalam KAP. (Ref: Para. A60)
11
12 51. Rekomendasi untuk tindakan perbaikan yang tepat atas
13 defisiensi yang ditemukan harus mencakup satu atau lebih
14 hal-hal sebagai berikut:
15
16 (a) Melakukan tindakan perbaikan yang tepat terhadap
17 perikatan atau personel KAP;
18 (b) Mengomunikasikan temuan kepada pihak yang
19 bertanggung jawab atas pelatihan dan pengembangan
20 profesional;
21 (c) Mengubah kebijakan dan prosedur pengendalian mutu;
22 dan
23 (d) Mengenakan sanksi indisipliner bagi mereka yang tidak
24 mematuhi kebijakan dan prosedur KAP, terutama yang
25 telah melakukannya berulang kali.
26
27 52. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
28 dirancang untuk menangani hasil prosedur pemantauan yang
29 mengindikasikan terjadinya penerbitan laporan perikatan
30 yang tidak sesuai dengan kondisinya, atau adanya prosedur
31 yang diabaikan ketika perikatan berlangsung. Kebijakan dan
32 prosedur tersebut mengharuskan KAP untuk menentukan
33 tindakan selanjutnya yang tepat untuk mematuhi standar
34 profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku,
35 serta untuk menentukan perlu tidaknya memperoleh
36 pertimbangan hukum.
37
38 53. Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, setiap KAP harus
39 mengomunikasikan hasil pemantauan sistem pengendalian
40 mutunya kepada rekan perikatan dan individu lainnya dalam
41 KAP, termasuk rekan pimpinan. Komunikasi tersebut harus
42 dilakukan secara memadai agar KAP dan individu-individu

SPM 1.17

SPM 1.indd 17 2/28/2013 8:40:30 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 tersebut dapat mengambil tindakan yang diperlukan secara


2 tepat dan segera sesuai dengan fungsi dan tanggung
3 jawabnya. Informasi yang dikomunikasikan harus mencakup
4 hal-hal sebagai berikut:
5
6 (a) Suatu penjelasan mengenai prosedur pemantauan yang
7 dilaksanakan;
8 (b) Kesimpulan yang dihasilkan dari prosedur pemantauan;
9 (c) Jika relevan, deskripsi atas defisiensi yang sistemis,
10 berulang, atau signifikan lainnya, serta deskripsi atas
11 tindakan yang diambil untuk menyelesaikan atau
12 menanggulangi defisiensi tersebut.
13
14 54. Untuk tujuan konsistensi, beberapa KAP yang merupakan
15 bagian dari suatu Jaringan dapat menerapkan prosedur
16 pemantauan yang seragam. Jika hal tersebut dilakukan dan
17 KAP mengandalkan sistem pemantauan tersebut, maka
18 kebijakan dan prosedur KAP harus dipastikan kesesuaiannya
19 dengan SPM ini dan mencakup hal-hal sebagai berikut:
20
21 (a) Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, Jaringan
22 mengomunikasikan lingkup, luas, dan hasil secara
23 keseluruhan dari prosedur pemantauan kepada individu
24 yang tepat dalam KAP dan/atau Jaringan KAP; dan
25 (b) Jaringan mengomunikasikan defisiensi yang teridentifikasi
26 dalam sistem pengendalian mutu dengan segera kepada
27 individu yang tepat dalam KAP dan/atau Jaringan KAP,
28 sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.
29
30 Agar para rekan perikatan yang berada dalam Jaringan
31 tersebut dapat mengandalkan hasil proses pemantauan yang
32 diterapkan dalam Jaringan tersebut, kecuali jika KAP atau
33 Jaringan tersebut menyatakan lain.
34
35 Keluhan dan Dugaan (Allegations)
36 55. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
37 dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP
38 telah menangani secara tepat hal-hal sebagai berikut:
39
40 (a) Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam
41 mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan
42 peraturan yang berlaku; dan

SPM 1.18

SPM 1.indd 18 2/28/2013 8:40:30 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 (b) Dugaan atas ketidakpatuhan terhadap sistem


2 pengendalian mutu KAP.
3
4 Sebagai bagian dari proses tersebut, setiap KAP harus
5 menetapkan saluran yang jelas bagi personel KAP untuk
6 menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa rasa
7 takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya. (Ref:
8 Para. A61)
9
10 56. Ketika dilakukan investigasi atas keluhan dan dugaan
11 ditemukan terjadinya defisiensi atas rancangan atau
12 pelaksanaan kebijakan dan prosedur sistem pengendalian
13 mutu KAP, atau ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian
14 mutu KAP yang dilakukan oleh individu atau beberapa
15 individu, KAP harus melakukan tindakan yang tepat seperti
16 yang diuraikan dalam paragraf 51. (Ref: Para. A62-A63)
17
18 Dokumentasi
19 57. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
20 mengharuskan dilakukannya dokumentasi yang tepat sebagai
21 bukti telah dilaksanakannya setiap aspek yang disyaratkan
22 dalam sistem pengendalian mutu KAP. (Ref: Para. A64-65)
23
24 58. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
25 yang mengharuskan dilakukannya penyimpanan dokumen
26 selama suatu periode tertentu, sesuai dengan standar profesi
27 serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, untuk
28 memungkinkan individu dalam KAP yang bertanggung jawab
29 atas pelaksanaan prosedur pemantauan mengevaluasi
30 kepatuhan KAP terhadap sistem pengendalian mutunya.
31
32 59. Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
33 mengharuskan dilakukannya dokumentasi atas keluhan dan
34 dugaan, serta respons yang terkait.
35
36 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
37
38 Penerapan dan Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Berlaku
39
40 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Mutu (Ref: Para. 17)
41 A1. Pada umumnya, komunikasi atas kebijakan dan prosedur
42 pengendalian mutu kepada personel KAP mencakup suatu

SPM 1.19

SPM 1.indd 19 2/28/2013 8:40:30 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 penjelasan mengenai kebijakan dan prosedur pengendalian


2 mutu dan tujuan yang ingin dicapai dari rancangan kebijakan
3 dan prosedur tersebut, serta suatu pesan bahwa setiap
4 individu dalam KAP memiliki tanggung jawab pribadi atas
5 mutu pekerjaannya dan diharapkan untuk mematuhi kebijakan
6 dan prosedur tersebut. Dorongan kepada setiap personel
7 KAP untuk mengomunikasikan pendapat atau perhatiannya
8 mengenai hal-hal yang terkait dengan pengendalian mutu
9 menunjukkan pentingnya untuk mendapatkan masukan atas
10 sistem pengendalian mutu KAP.
11
12 Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu
13 Dukungan Budaya Internal Terhadap Mutu (Ref: Para. 18)
14 A2. Kepemimpinan KAP dan contoh yang diberikannya
15 memengaruhi secara signifikan budaya internal KAP.
16 Dukungan atas budaya internal yang berorientasi pada mutu
17 bergantung pada tindakan dan pesan yang jelas, konsisten,
18 dan berulang dari setiap tingkatan manajemen KAP yang
19 menekankan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
20 KAP, serta keharusan untuk:
21 (a) Melaksanakan pekerjaan yang patuh terhadap standar
22 profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang
23 berlaku; dan
24 (b) Menerbitkan laporan yang sesuai dengan kondisinya.
25
26 Tindakan dan pesan tersebut mendukung suatu budaya yang
27 mengakui dan menghargai pekerjaan yang berkualitas tinggi.
28 Tindakan dan pesan ini dapat dikomunikasikan melalui, tetapi
29 tidak terbatas pada, pelatihan, seminar, pertemuan, dialog
30 formal maupun informal, pernyataan misi, surat edaran, atau
31 memorandum penjelasan. Tindakan dan pesan tersebut dapat
32 dicakup di dalam dokumen internal dan materi pelatihan KAP,
33 serta prosedur penilaian rekan dan staf, sehingga hal ini akan
34 mendukung dan menguatkan pandangan KAP terhadap
35 pentingnya kualitas KAP dan bagaimana, secara praktis,
36 dapat dicapai.
37 A3. Satu hal yang penting dalam mendukung budaya internal
38 yang berorientasi pada mutu memerlukan kepemimpinan KAP
39 yang mengakui bahwa strategi bisnis KAP sangat ditentukan
40 oleh komitmen KAP yang tinggi untuk mencapai mutu yang
41 diharapkan dalam setiap perikatan yang dilaksanakannya.
42

SPM 1.20

SPM 1.indd 20 2/28/2013 8:40:30 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Dukungan atas budaya internal tersebut mencakup:


2
3 (a) Penetapan kebijakan dan prosedur yang mengatur
4 evaluasi atas kinerja, kompensasi, dan promosi (termasuk
5 sistem insentif) personel KAP, dalam rangka menunjukkan
6 komitmen KAP yang tinggi terhadap mutu;
7 (b) Menentukan tanggung jawab manajemen yang tepat agar
8 setiap pertimbangan komersil tidak mengesampingkan
9 mutu pekerjaan yang dilaksanakan; dan
10 (c) Penyediaan sumber daya yang memadai untuk
11 pengembangan, dokumentasi, dan dukungan atas
12 kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
13
14 Pelimpahan Tanggung Jawab Operasional atas Sistem
15 Pengendalian Mutu KAP (Ref: Para. 19)
16 A4. Pengalaman dan kemampuan yang cukup dan tepat
17 memungkinkan seorang atau beberapa orang yang
18 bertanggung jawab atas sistem pengendalian mutu KAP
19 untuk mengidentifikasi dan memahami isu-isu pengendalian
20 mutu dan untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur
21 yang tepat. Kewenangan yang cukup memungkinkan
22 individu dalam KAP tersebut untuk menerapkan kebijakan
23 dan prosedur pengendalian mutu.
24
25 Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku
26 Kepatuhan terhadap Ketentuan Etika Profesi yang Berlaku. (Ref:
27 Para. 20)
28 A5. Kode Etik menetapkan lima prinsip-prinsip dasar etika profesi,
29 yaitu:
30 (a) Integritas;
31 (b) Objektivitas;
32 (c) Kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian
33 profesional;
34 (d) Kerahasiaan; dan
35 (e) Perilaku profesional.
36
37 A6. Bagian B dari Kode Etik memberikan ilustrasi mengenai
38 penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi tertentu
39 dan contoh-contoh pencegahan yang diperlukan untuk
40 mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
41 etika profesi, serta memberikan contoh-contoh situasi ketika
42 pencegahan untuk mengatasi ancaman tidak tersedia.

SPM 1.21

SPM 1.indd 21 2/28/2013 8:40:30 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 A7. Prinsip-prinsip dasar secara khusus diperkuat oleh:


2
3 Kepemimpinan dalam KAP;
4 Pendidikan dan pelatihan;
5 Pengawasan; dan
6 Proses dalam menghadapi ketidakpatuhan.
7
8 Definisi KAP, Jaringan KAP, dan Jaringan (Ref: Para. 2025)
9 A8. Definisi KAP, Jaringan KAP, dan Jaringan yang tercantum
10 dalam SPM ini telah sesuai dengan definisi yang tercantum
11 dalam Kode Etik.
12
13 Konfirmasi Tertulis Sehubungan Dengan Independensi Personil KAP
14 (Ref: Para. 24)
15 A9. Konfirmasi tertulis dapat berupa bentuk kertas ataupun
16 elektronik. Dengan memperoleh konfirmasi tersebut
17 dan mengambil tindakan yang tepat atas informasi yang
18 mengindikasikan adanya ketidakpatuhan, KAP menunjukkan
19 pentingnya independensi dan mengomunikasikan isu tersebut
20 kepada stafnya.
21
22 Ancaman Kedekatan (Ref: Para. 25)
23 A10. Kode Etik juga membahas ancaman kedekatan yang
24 mungkin disebabkan oleh penugasan staf senior yang sama
25 dalam suatu perikatan asurans selama suatu periode yang
26 cukup lama dan membahas pencegahan yang tepat dalam
27 menanggapi ancaman tersebut.
28
29 A11. Penentuan kriteria yang tepat untuk menghadapi ancaman
30 kedekatan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut :
31
32 Sifat perikatan, termasuk seberapa luas perikatan tersebut
33 melibatkan kepentingan publik; dan
34 Lamanya penugasan staf senior tersebut dalam
35 perikatan.
36
37 Contoh pencegahan dalam hal ini adalah rotasi staf senior
38 atau keharusan melaksanakan penelaahan pengendalian
39 mutu perikatan atas perikatan tersebut.
40
41 A12. Ancaman kedekatan sangat relevan dalam konteks audit
42 laporan keuangan. Oleh karena itu, rotasi rekan audit kunci

SPM 1.22

SPM 1.indd 22 2/28/2013 8:40:30 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 dalam perikatan audit laporan keuangan sangat diperlukan.


2 Secara khusus, dalam audit laporan keuangan Emiten, Kode
3 Etik mensyaratkan adanya rotasi rekan audit kunci setelah
4 periode yang telah ditentukan sebelumnya, sesuai dengan
5 ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
6
7 Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan
8 Perikatan Tertentu
9 Kompentensi, Kemampuan dan Sumber Daya (Ref: Para. 26(a))
10 A13. Pertimbangan dimiliki tidaknya kompetensi, kemampuan, dan
11 sumberdaya oleh KAP untuk melaksanakan perikatan baru
12 dari klien baru maupun klien yang ada melibatkan penelaahan
13 terhadap ketentuan tertentu atas perikatan tersebut , serta
14 profil rekan dan staf pada setiap tingkat yang relevan, dan
15 mencakup apakah:
16
17 Personil KAP memiliki pengetahuan terhadap industri dan
18 hal pokok;
19 Personil KAP memiliki pengalaman dengan ketentuan
20 dari peraturan ataupun pelaporan yang berlaku,
21 atau kemampuan untuk memperoleh keahlian dan
22 pengetahuan yang diperlukan secara efektif;
23 KAP memiliki personel yang memadai dengan kompetensi
24 dan kemampuan yang diperlukan;
25 Tersedianya tenaga ahli, apabila dibutuhkan;
26 Tersedianya individu yang memenuhi kriteria dan
27 ketentuan untuk melaksanakan penelaahan pengendalian
28 mutu perikatan, apabila diperlukan; dan
29 KAP mampu menyelesaikan perikatan sesuai dengan
30 tenggat pelaporan.
31
32 Integritas Klien (Ref: Para. 26(c))
33 A14. Sehubungan dengan integritas klien, berikut ini adalah contoh
34 atas hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
35
36 Reputasi pribadi dan bisnis dari pemilik utama,
37 manajemen kunci dan pihak yang bertanggung jawab
38 atas tata kelola klien.
39 Sifat operasi klien, termasuk praktik bisnisnya.
40 Informasi yang berhubungan dengan perilaku pemilik
41 utama, manajemen kunci dan pihak yang bertanggung
42

SPM 1.23

SPM 1.indd 23 2/28/2013 8:40:30 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 jawab atas tata kelola klien terhadap hal-hal tertentu


2 seperti interpretasi yang agresif terhadap standar
3 akuntansi dan lingkungan pengendalian internal.
4 Apakah klien secara agresif berusaha menekan jasa
5 profesional KAP serendah mungkin.
6 Indikasi terjadinya pembatasan lingkup pekerjaan yang
7 tidak wajar.
8 Indikasi bahwa klien mungkin terlibat dalam pencucian
9 uang atau aktivitas kriminal lainnya.
10 Alasan penunjukan KAP dan penggantian KAP
11 sebelumnya.
12 Identitas dan reputasi bisnis dari pihak-pihak yang
13 mempunyai hubungan istimewa.
14
15 Seberapa luas pengetahuan yang akan dimiliki KAP
16 sehubungan dengan integritas klien secara umum akan
17 meningkat seiring dengan berjalannya hubungan dengan
18 klien tersebut.
19
20 A15. Sumber informasi atas hal-hal tersebut diperoleh KAP
21 melalui:
22
23 Komunikasi dengan pemberi jasa akuntansi profesional
24 kepada klien, baik yang sekarang maupun terdahulu,
25 sesuai dengan ketentuan etika yang berlaku, dan diskusi
26 dengan pihak ketiga lainnya.
27 Meminta keterangan dari personel KAP lain atau pihak
28 ketiga lainnya seperti bankir, penasihat hukum dan rekan
29 satu industri.
30 Pencarian latar belakang melalui berbagai sumber
31 data.
32
33 Keberlanjutan Hubungan dengan Klien (Ref: Para. 27(a))
34 A16. Keputusan untuk melanjutkan hubungan dengan klien
35 mencakup pertimbangan atas hal-hal signifikan yang
36 mungkin timbul selama perikatan kini maupun terdahulu,
37 dan implikasinya dalam melanjutkan hubungan tersebut.
38 Sebagai contoh, klien tertentu mungkin telah memulai
39 mengembangkan operasi bisnisnya ke dalam area di mana
40 KAP tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan.
41
42

SPM 1.24

SPM 1.indd 24 2/28/2013 8:40:30 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Pengunduran diri (Ref: Para. 28)


2 A17. Kebijakan dan prosedur tentang pengunduran diri dari: (i)
3 suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan
4 klien, mencakup isu-isu sebagai berikut:
5
6 Pembahasan dengan manajemen klien pada tingkat
7 yang tepat dan pihak yang bertanggung jawab atas tata
8 kelola mengenai langkah apa yang perlu diambil KAP
9 berdasarkan fakta dan kondisi yang relevan.
10 Jika KAP memutuskan untuk mengundurkan diri dari: (i)
11 suatu perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan
12 klien, maka KAP membahas alasan pengunduran diri
13 dengan manajemen klien pada tingkat yang tepat dan
14 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
15 Mempertimbangkan apakah terdapat ketentuan
16 profesional, legal ataupun peraturan yng mengharuskan
17 KAP untuk tidak mengundurkan diri, atau kewajiban
18 KAP untuk melaporkan pengunduran diri dari: (i) suatu
19 perikatan, atau (ii) perikatan dan hubungan dengan klien,
20 berserta alasannya, kepada otoritas yang berwenang.
21 Mendokumentasikan hal-hal yang signifikan,
22 konsultasi, kesimpulan dan dasar untuk menghasilkan
23 kesimpulan.
24
25 Sumber Daya Manusia (Ref: Para. 29)
26 A18. Isu-isu personel yang relevan dengan kebijakan dan prosedur
27 KAP yang berhubungan dengan sumber daya manusia
28 mencakup:
29
30 Rekrutmen.
31 Evaluasi kinerja.
32 Kemampuan, termasuk waktu pelaksanaan penugasan.
33 Kompetensi.
34 Pengembangan karier.
35 Promosi.
36 Kompensasi.
37 Estimasi kebutuhan personel.
38
39 Proses dan prosedur rekrutmen yang efektif membantu
40 KAP memilih individu yang memiliki kapasitas untuk
41 mengembangkan kompetensi dan kemampuan yang
42

SPM 1.25

SPM 1.indd 25 2/28/2013 8:40:30 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki


2 karakteristik yang tepat untuk dapat bekerja secara
3 kompeten.
4
5 A19. Kompetensi dapat dikembangkan melalui berbagai metode,
6 yang mencakup:
7
8 Pendidikan profesional.
9 Pengembangan profesional berkelanjutan, termasuk
10 pelatihan.
11 Pengalaman kerja.
12 Bimbingan oleh staf yang lebih berpengalaman, sebagai
13 contoh, anggota tim perikatan lainnya.
14 Pendidikan mengenai independensi bagi personel yang
15 disyaratkan untuk independen.
16
17 A20. Kompetensi dari personel KAP bergantung pada luasnya
18 pengembangan profesional yang berkelanjutan pada tingkat
19 yang tepat sehingga personel tersebut dapat memelihara
20 pengetahuan dan kemampuannya. Kebijakan dan prosedur
21 yang efektif menekankan perlunya diadakan pelatihan
22 yang berkelanjutan untuk seluruh tingkatan personel KAP,
23 dan menyediakan sumber daya dan bantuan pelatihan
24 yang diperlukan yang memungkinkan personel tersebut
25 untuk mengembangkan dan memelihara kompetensi dan
26 kemampuan yang dipersyaratkan.
27
28 A21. KAP dapat menggunakan individu dari luar KAP yang
29 memenuhi kualifikasi, ketika sumber daya teknis dan pelatihan
30 dari dalam KAP tidak tersedia.
31
32 A22. Prosedur penilaian kinerja, kompensasi dan promosi
33 menunjukkan pengakuan dan penghargaan atas
34 pengembangan dan pemeliharaan kompetensi dan komitmen
35 terhadap prinsip etika profesi. Langkah-langkah yang dapat
36 diambil oleh KAP dalam mengembangkan dan memelihara
37 kompetensi dan komitmen terhadap prinsip etika profesi
38 mencakup:
39
40 Memberikan pemahaman kepada personel KAP
41 mengenai harapan KAP atas kinerja dan prinsip etika
42 profesi;

SPM 1.26

SPM 1.indd 26 2/28/2013 8:40:30 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Memberikan penilaian dan konseling kepada personel


2 KAP atas kinerja, peningkatan kompetensi, dan
3 pengembangan karier; dan
4 Membantu personel KAP dalam memahami bahwa
5 kenaikan jabatan dengan tanggung jawab yang lebih
6 besar bergantung pada, antara lain, kualitas kinerja dan
7 kepatuhan terhadap prinsip etika profesi. Kegagalan
8 dalam mematuhi kebijakan dan prosedur KAP tersebut
9 dapat mengakibatkan sanksi indisipliner.
10
11 Penugasan Tim Perikatan
12 Rekan Perikatan (Ref: Para. 30)
13 A23. Kebijakan dan prosedur dapat mencakup sistem untuk
14 memantau beban kerja dan ketersediaan waktu rekan
15 perikatan sehingga memungkinkan setiap rekan perikatan
16 memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan tanggung
17 jawabnya.
18
19 Tim Perikatan (Ref: Para. 31)
20 A24. Penugasan tim perikatan dan penentuan tingkat penyeliaan
21 yang diperlukan mencakup pertimbangan terhadap hal-hal di
22 bawah ini:
23
24 Pemahaman dan pengalaman atas perikatan dengan
25 sifat dan kerumitan yang serupa melalui pelatihan dan
26 partisipasi yang tepat;
27 Pemahaman atas standar profesi, serta ketentuan hukum
28 dan peraturan yang berlaku;
29 Pengetahuan dan keahlian teknis, termasuk pengetahuan
30 atas teknologi informasi yang relevan;
31 Pengetahuan atas industri klien yang relevan;
32 Kemampuan dalam menggunakan pertimbangan
33 profesional; dan
34 Pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian
35 mutu KAP.
36
37 Pelaksanaan Perikatan
38 Konsistensi dalam Kualitas Pelaksanaan Perikatan (Ref: Para. 32 (a)).
39 A25. KAP mendukung konsistensi dalam kualitas pelaksanaan
40 perikatan melalui kebijakan dan prosedur yang ditetapkannya.
41 Hal ini sering dicapai melalui panduan tertulis atau elektronik,
42 alat bantu perangkat lunak atau bentuk lain dari dokumentasi

SPM 1.27

SPM 1.indd 27 2/28/2013 8:40:31 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 yang distandardisasi, dan materi panduan industri atau


2 materi panduan khusus atas hal pokok. Hal-hal tersebut
3 mencakup:
4
5 Bagaimana tim perikatan diarahkan untuk mendapatkan
6 pemahaman mengenai tujuan pekerjaan mereka.
7 Proses yang terkait dengan kepatuhan terhadap standar
8 perikatan yang berlaku.
9 Proses penyeliaan perikatan, pelatihan personel dan
10 bimbingan.
11 Metode penelaahan pelaksanaan pekerjaan,
12 pertimbangan signifikan yang dibuat dan bentuk laporan
13 yang diterbitkan.
14 Dokumentasi yang tepat untuk pelaksanaan pekerjaan
15 dan waktu dan luasnya penelaahan.
16 Proses untuk menjaga bahwa semua kebijakan dan
17 prosedur adalah yang terkini.
18
19 A26. Kerjasama dan pelatihan yang tepat membantu anggota yang
20 kurang berpengalaman dalam tim perikatan untuk memahami
21 tujuan dari penugasan.
22
23 Penyeliaan (Ref: Para. 32 (b))
24 A27. Penyeliaan perikatan mencakup hal-hal sebagai berikut:
25
26 Pemantauan terhadap kemajuan suatu perikatan;
27 Pertimbangan kompetensi dan kemampuan dari masing-
28 masing anggota tim perikatan, apakah mereka memiliki
29 waktu yang cukup untuk melaksanakan penugasan,
30 apakah mereka memahami perintah dan apakah
31 pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan pendekatan yang
32 direncanakan dalam perikatan;
33 Menanggapi hal-hal yang signifikan yang timbul selama
34 berlangsungnya perikatan dengan mempertimbangkan
35 signifikasi dan modifikasi pendekatan yang direncanakan
36 dengan tepat; dan
37 Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan konsultasi
38 dengan atau pertimbangan dari anggota tim perikatan
39 yang lebih berpengalaman selama berlangsungnya
40 perikatan.
41
42

SPM 1.28

SPM 1.indd 28 2/28/2013 8:40:31 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Penelaahan (Ref: Para. 32 (c))


2 A28. Suatu penelaahan mencakup pertimbangan atas:
3
4 Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan standar
5 profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang
6 berlaku;
7 Identifikasi atas hal-hal yang signifikan untuk pertimbangan
8 selanjutnya;
9 Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang
10 dihasilkan telah didokumentasikan dan diterapkan;
11 Adanya kebutuhan terhadap perubahan atas sifat, waktu
12 dan luas dari pekerjaan yang dilaksanakan;
13 Pekerjaan yang dilaksanakan mendukung kesimpulan
14 yang dihasilkan dan hal tersebut telah didokumentasikan
15 dengan tepat;
16 Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung
17 laporan; dan
18 Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai.
19
20 Konsultasi (Ref: Para. 34)
21 A29. Konsultasi mencakup pembahasan pada jenjang profesional
22 yang tepat, yaitu dengan personel yang berasal dari dalam
23 KAP maupun dari luar KAP yang memiliki keahlian tertentu.
24
25 A30. Konsultasi juga menggunakan sumberdaya penelitian yang
26 tepat, pengalaman dan keahlian teknis yang dimiliki oleh
27 KAP. Konsultasi membantu KAP dalam mendukung kualitas
28 dan meningkatkan penerapan pertimbangan profesional.
29 Pengakuan atas pentingnya konsultasi dalam kebijakan dan
30 prosedur membantu KAP dalam mendukung terciptanya
31 budaya yang mengakui konsultasi sebagai suatu kekuatan
32 dan mendorong personel KAP untuk melakukan konsultasi
33 atas hal-hal yang rumit atau kontroversial.
34
35 A31. Konsultasi yang efektif atas hal-hal teknis, etika, dan lain-lain
36 yang signifikan dalam KAP, atau jika relevan, di luar KAP, dapat
37 dicapai jika pihak yang dikonsultasikan:
38
39 diberikan seluruh fakta yang relevan yang memungkinkan
40 mereka untuk memberikan saran yang diperlukan; dan
41 memiliki pengetahuan, senioritas, dan pengalaman yang
42 tepat,

SPM 1.29

SPM 1.indd 29 2/28/2013 8:40:31 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 dan ketika kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut


2 didokumentasikan dan diterapkan dengan tepat.
3
4 A32. Dokumentasi yang cukup lengkap dan terperinci atas
5 konsultasi dengan profesional lainnya mengenai hal-hal yang
6 rumit atau kontroversial dapat membantu pemahaman atas:
7
8 Isu yang mendasari dilakukannya konsultasi, dan
9 Hasil dari konsultasi yang dilakukan, termasuk setiap
10 keputusan yang dihasilkan, serta dasar dari keputusan
11 tersebut dan penerapannya.
12
13 A33. Suatu KAP yang memerlukan konsultasi dengan pihak di luar
14 KAP, sebagai contoh, KAP yang tidak memiliki sumber daya
15 internal yang tepat untuk berkonsultasi, dapat mengambil
16 manfaat dari jasa advisory yang disediakan oleh:
17
18 KAP lain;
19 Organisasi profesi di luar akuntan publik dan badan
20 pengatur; atau
21 Organisasi komersil yang menyediakan jasa pengendalian
22 mutu yang relevan.
23
24 Sebelum melakukan perikatan untuk jasa tersebut, KAP
25 harus mempertimbangan kompetensi dan kemampuan dari
26 penyedia jasa di luar KAP tersebut untuk menentukan dimiliki
27 tidaknya kualifikasi yang tepat oleh penyedia jasa tersebut.
28
29 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
30 Kriteria untuk Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan (Ref: Para.
31 35 (b))
32 A34. Kriteria untuk menentukan perikatan, selain perikatan audit
33 laporan keuangan Emiten, yang memerlukan penelaahan
34 pengendalian mutu perikatan mencakup antara lain:
35
36 Sifat perikatan, termasuk luasnya keterkaitan dengan hal-
37 hal yang berhubungan dengan kepentingan publik.
38 Identifikasi dari kondisi atau risiko yang tidak biasa dalam
39 suatu perikatan atau kelompok perikatan.
40 Dipersyaratkan tidaknya penelahaan pengendalian mutu
41 perikatan oleh hukum dan peraturan yang berlaku.
42

SPM 1.30

SPM 1.indd 30 2/28/2013 8:40:31 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Sifat, Saat dan Luasnya Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan


2 (Ref: Para. 3637)
3 A35. Pemberian tanggal atas laporan perikatan tidak dilakukan
4 hingga penelaahan pengendalian mutu perikatan diselesaikan.
5 Namun demikian, dokumentasi atas penelaahan pengendalian
6 mutu perikatan dapat diselesaiakan setelah tanggal laporan
7 tersebut.
8
9 A36. Pelaksanaan penelaahan pengendalian mutu perikatan secara
10 tepat waktu dan pada tahapan yang tepat selama perikatan
11 berlangsung memungkinkan hal-hal yang signifikan dapat
12 diselesaikan secara tepat waktu dan memuaskan penelaah
13 pengendalian mutu perikatan pada tanggal atau sebelum
14 tanggal laporan.
15
16 A37. Luasnya penelaahan pengendalian mutu perikatan bergantung
17 pada antara lain kerumitan perikatan, apakah entitas yang
18 menjadi objek perikatan merupakan Emiten, dan risiko bahwa
19 laporan yang diterbitkan mungkin tidak tepat. Pelaksanaan
20 penelaahan pengendalian mutu perikatan tidak mengurangi
21 tanggung jawab rekan perikatan.
22
23 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan atas Emiten (Ref: Para. 38)
24 A38. Hal lain yang relevan untuk mengevaluasi pertimbangan
25 signifikan yang dilakukan oleh tim perikatan yang dapat
26 dipertimbangkan dalam penelaahan pengendalian mutu
27 perikatan atas audit laporan keuangan Emiten mencakup:
28
29 Risiko signifikan yang diidentifikasi selama perikatan
30 berlangsung dan tindakan pencegahan yang terkait.
31 Pertimbangan yang dilakukan, khususnya yang
32 berhubungan dengan materialitas dan risiko signifikan.
33 Signifikansi dan sifat dari kesalahan penyajian, baik yang
34 dikoreksi maupun yang tidak dikoreksi, yang ditemukan
35 selama berlangsungnya perikatan.
36 Hal-hal yang dikomunikasikan kepada manajemen dan
37 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan, jika
38 relevan, pihak lain seperti badan pengatur.
39
40 Hal-hal tersebut di atas, tergantung dari kondisinya, mungkin
41 juga berlaku dalam penelaahan pengendalian mutu perikatan
42

SPM 1.31

SPM 1.indd 31 2/28/2013 8:40:31 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 untuk audit laporan keuangan entitas lainnya, perikatan reviu


2 laporan keuangan, serta perikatan asurans-dan-jasa-terkait
3 lainnya.
4
5
6 Kriteria atas Kelayakan Penelaah Pengendalian Mutu Perikatan
7 Kemampuan Teknis, Pengalaman dan Wewenang yang
8 Cukup dan Tepat (Ref: Para. 39(a))
9 A39. Kecukupan dan kelayakan kemampuan teknis, pengalaman,
10 dan wewenang tergantung dari kondisi perikatan. Sebagai
11 contoh, personel yang bertanggung jawab atas pengendalian
12 mutu perikatan dalam audit laporan keuangan Emiten
13 kemungkinan besar merupakan personel dengan pengalaman
14 dan wewenang yang cukup dan tepat untuk berperan sebagai
15 rekan perikatan dalam audit laporan keuangan Emiten.
16
17 Konsultasi dengan Personil yang Bertanggung Jawab atas
18 Pengendalian Mutu Perikatan (Ref: Para. 39 (b))
19 A40. Rekan perikatan dapat berkonsultasi dengan penelaah
20 pengendalian mutu selama berlangsungnya perikatan,
21 sebagai contoh, pertimbangan yang ditetapkan oleh rekan
22 perikatan dapat diterima oleh penelaah pengendalian mutu
23 perikatan. Konsultasi tersebut akan menghindari terjadinya
24 perbedaan pendapat pada tahap akhir dari perikatan dan
25 tidak mengakibatkan terpengaruhinya penelaah pengendalian
26 mutu dalam melaksanakan tugasnya. Ketika sifat dan luas
27 konsultasi menjadi signifikan, objektivitas dari penelaah
28 pengendalian mutu perikatan dapat terpengaruh, kecuali jika
29 ada tindakan yang dilakukan oleh tim perikatan dan personel
30 tersebut untuk mempertahankan objektivitas dari personel
31 tersebut. Jika hal ini tidak dimungkinkan, personel lainnya
32 dalam KAP atau personel lain di luar KAP yang memenuhi
33 ketentuan, dapat ditunjuk untuk melaksanakan peran sebagai
34 penelaah pengendalian mutu atau sebagai personel yang
35 dikonsultasikan dalam perikatan.
36
37 Objektivitas dari Penelaah Pengendalian Mutu Perikatan (Ref: Para. 40)
38 A41. Setiap KAP disyaratkan untuk menetapkan kebijakan dan
39 prosedur yang dirancang untuk memelihara objektivitas
40 dari penelaah pengendalian mutu perikatan. Oleh karena
41 itu, kebijakan dan prosedur tersebut mengatur hal-hal di
42

SPM 1.32

SPM 1.indd 32 2/28/2013 8:40:31 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 bawah ini yang terkait dengan penelaah pengendalian mutu


2 perikatan:
3
4 Personil tersebut sedapat mungkin tidak ditunjuk oleh
5 rekan perikatan;
6 Personil tersebut tidak terlibat dalam pelaksanaan
7 perikatan selama periode penelaahan;
8 Personil tersebut tidak membuat keputusan untuk tim
9 perikatan; dan
10 Tidak terdapat hal-hal lain yang dapat mengancam
11 objektivitas dari personel tersebut.
12
13 A42. Suatu KAP yang hanya memiliki jumlah rekan yang terbatas,
14 tidak praktis jika rekan perikatan tidak terlibat dalam
15 penunjukan penelaah pengendalian mutu perikatan. Individu
16 dari luar KAP yang memenuhi ketentuan dapat ditunjuk
17 oleh KAP yang hanya memiliki satu rekan jika KAP tersebut
18 mengidentifikasi diperlukannya penelaahan pengendalian
19 mutu atas suatu perikatan. Sebagai alternatif, KAP tersebut
20 dapat menggunakan KAP lainnya untuk melaksanakan
21 penelaahan pengendalian mutu. Jika KAP tersebut menunjuk
22 individu dari luar KAP yang memenuhi ketentuan, maka
23 ketentuan dalam paragraf 39-41 dan panduan dalam paragraf
24 A47-48 berlaku.
25
26 Perbedaan Pendapat (Ref: Para. 43)
27 A43. Prosedur yang efektif mendukung identifikasi atas perbedaan
28 pendapat pada tahap awal, memberikan panduan yang jelas
29 atas tindakan yang harus dilaksanakan selanjutnya, dan
30 mengharuskan dokumentasi penyelesaian atas perbedaan
31 tersebut dan pelaksanaan dari kesimpulan yang telah
32 dicapai.
33
34 A44. Prosedur untuk menyelesaikan perbedaan tersebut dapat
35 mencakup konsultasi dengan praktisi atau KAP lainnya atau
36 badan profesi atau badan pengatur.
37
38 Dokumentasi Perikatan
39 Penyelesaian Pengarsipan Kertas Kerja Final dari Perikatan (Ref:
40 Para. 45)
41 A45. Undang-undang dan peraturan mungkin mengatur batas
42 waktu penyampaian kertas kerja final perikatan tertentu untuk

SPM 1.33

SPM 1.indd 33 2/28/2013 8:40:31 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 diarsipkan. Jika tidak ada batas waktu yang ditentukan oleh


2 undang-undang atau peraturan, paragraf 45 mensyaratkan
3 KAP untuk menentukan batas waktu yang diperlukan untuk
4 menyelesaikan pengarsipan kertas kerja final dari suatu
5 perikatan secara tepat waktu. Sebagai contoh, batas waktu
6 untuk perikatan audit pada umumnya tidak lebih dari 60 hari
7 setelah tanggal laporan auditor independen.
8
9 A46. Jika dua atau lebih laporan yang berbeda diterbitkan untuk
10 informasi keuangan yang sama pada sebuah entitas, kebijakan
11 dan prosedur KAP sehubungan dengan batas waktu untuk
12 menyusun kertas kerja final dari suatu perikatan mengatur
13 seolah-olah setiap laporan diterbitkan untuk perikatan yang
14 berbeda. Sebagai contoh, hal ini mungkin terjadi dalam kasus
15 di mana KAP menerbitkan laporan auditor independen atas
16 informasi keuangan suatu komponen untuk tujuan konsolidasi
17 grup dan pada tanggal yang berbeda di kemudian hari
18 KAP menerbitkan laporan auditor independen untuk tujuan
19 memenuhi ketentuan statutory.
20
21 Kerahasiaan, Keamanan Penyimpanan, Integritas, Keteraksesan, dan
22 Kepemerolehan Kembali Dokumentasi Perikatan (Ref: Para. 46)
23 A47. Ketentuan etika yang berlaku mewajibkan setiap personel
24 KAP untuk menjaga kerahasiaan informasi yang terdapat
25 dalam dokumen perikatan setiap saat, kecuali jika wewenang
26 tertentu dari klien telah diperoleh untuk mengungkapkan
27 informasi tersebut, atau jika terdapat kewajiban hukum atau
28 profesi untuk mengungkapkannya. Undang-Undang atau
29 peraturan khusus mungkin mewajibkan personel KAP untuk
30 menjaga kerahasiaan klien, khususnya untuk data yang
31 bersifat pribadi.
32
33 A48. Terlepas dari bentuk dokumentasi perikatan (media kertas,
34 elektronik atau media lainnya), intregritas, keteraksesan atau
35 kepemerolehan kembali atas data yang mendasari perikatan
36 dapat terganggu jika dokumentasi tersebut dapat diubah,
37 ditambah, atau dihapus tanpa sepengetahuan KAP, atau jika
38 dokumentasi tersebut hilang atau rusak secara permanen.
39 Oleh karena itu, KAP harus merancang dan menerapkan suatu
40 pengendalian untuk menghindari terjadinya pengubahan,
41 penambahan, atau penghapusan dokumentasi perikatan,
42 yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

SPM 1.34

SPM 1.indd 34 2/28/2013 8:40:31 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Memungkinkan penentuan kapan dan oleh siapa


2 dokumentasi perikatan dibuat, diubah, atau ditelaah;
3 Menjaga integritas dari informasi pada setiap tahapan
4 perikatan, terutama ketika informasi tersebut digunakan
5 bersama oleh tim perikatan atau dikirmkan kepada pihak
6 lain melalui Internet;
7 Mencegah perubahan yang tidak diotorisasi atas
8 dokumentasi perikatan; dan
9 Memperbolehkan akses atas dokumentasi perikatan oleh
10 tim perikatan dan pihak lain yang memiliki otorisasi.
11
12 A49. Pengendalian yang dirancang dan diimplementasikan
13 KAP untuk memelihara intregritas, keteraksesan atau
14 kepemerolehan kembali dokumentasi perikatan mencakup:
15
16 Penggunaan password oleh anggota tim perikatan untuk
17 membatasi akses atas dokumentasi perikatan dalam
18 bentuk elektronik hanya pada pihak yang memiliki
19 wewenang.
20 Pelaksanaan back-up secara rutin atas dokumentasi
21 perikatan dalam bentuk elektronik pada setiap tahap
22 selama berlangsungnya perikatan.
23 Penetapan prosedur dalam mendistribusikan dokumentasi
24 perikatan dengan tepat kepada anggota tim perikatan
25 ketika dimulainya perikatan, memprosesnya selama
26 perikatan, serta mengumpulkan dan menyusunnya pada
27 akhir perikatan.
28 Penetapan prosedur dalam membatasi akses atas, serta
29 memungkinkan distribusi dan penyimpanan yang bersifat
30 rahasia secara tepat atas, dokumentasi perikatan dalam
31 bentuk kertas.
32
33 A50. Untuk kepraktisan, dokumentasi dalam bentuk kertas dapat
34 dipindai secara elektronik dan menjadi bagian dari kertas
35 kerja perikatan. Dalam kasus tersebut, prosedur KAP yang
36 dirancang untuk menjaga integritas, keteraksesan dan
37 kepemerolehan kembali atas dokumentasi tersebut mencakup
38 keharusan tim perikatan untuk:
39
40 Menghasilkan dokumen elektronik dari proses pemindaian
41 tersebut yang mencakup keseluruhan isi dari dokumen
42

SPM 1.35

SPM 1.indd 35 2/28/2013 8:40:31 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 dalam bentuk kertas, termasuk tanda tangan, rujuk silang


2 (cross-references) dan anotasi secara manual;
3 Mengintegrasikan dokumen elektronik dari proses
4 pemindaian tersebut dalam kertas kerja perikatan,
5 termasuk pemberian indeks dan signing off jika
6 diperlukan; dan
7 Memungkinkan dokumen elektronik dari proses
8 pemindaian diperoleh kembali dan dicetak jika
9 diperlukan.
10
11 Kemungkinan terdapat undang-undang, peraturan atau alasan
12 lainnya untuk tetap menyimpan dokumen yang dipindai.
13
14 Pemeliharaan dan Penyimpanan Dokumentasi Perikatan (Ref: Para. 47)
15 A51. Kebutuhan KAP untuk menyimpan dokumentasi perikatan,
16 dan jangka waktu penyimpanan tergantung dari sifat perikatan
17 dan kondisi KAP, sebagai contoh, diperlukan atau tidaknya
18 dokumentasi perikatan untuk memelihara catatan atas hal-hal
19 signifikan yang akan dibutuhkan dalam perikatan berikutnya.
20 Jangka waktu penyimpanan mungkin juga bergantung pada
21 beberapa faktor, seperti ada tidaknya undang-undang atau
22 peraturan yang mengatur secara khusus jangka waktu
23 penyimpanan untuk jenis perikatan tertentu, atau ada tidaknya
24 jangka waktu penyimpanan yang diterima secara umum dalam
25 yurisdiksi jika tidak ada ketentuan secara khusus yang diatur
26 oleh peraturan dan perundang-undangan.
27
28 A52. Dalam kasus tertentu dari perikatan audit, batas waktu
29 penyimpanan pada umumnya tidak boleh kurang dari lima
30 tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari: (i) laporan auditor
31 atas laporan keuangan entitas, atau (ii) laporan auditor
32 atas laporan keuangan konsolidasian entitas dan anak
33 perusahaan.
34
35 A53. Prosedur yang diterapkan oleh KAP sehubungan dengan
36 penyimpanan dokumentasi perikatan mencakup prosedur di
37 bawah ini yang memungkinkan ketentuan dalam paragraf 47
38 dipenuhi selama jangka waktu penyimpanan:
39
40 Memungkinkan pemerolehan kembali dan pengaksesan
41 atas dokumentasi perikatan selama jangka waktu
42 penyimpanan, khususnya untuk dokumentasi elektronik

SPM 1.36

SPM 1.indd 36 2/28/2013 8:40:31 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 karena teknologi yang melandasinya mungkin harus


2 ditingkatkan atau diganti selama periode tersebut;
3 Jika diperlukan, menyediakan catatan atas perubahan
4 yang dilakukan terhadap dokumentasi perikatan setelah
5 kertas kerja perikatan telah diselesaikan; dan
6 Memungkinkan pihak di luar KAP yang memiliki wewenang
7 untuk mengakses dan menelaah dokumentasi perikatan
8 tertentu untuk tujuan pengendalian mutu atau tujuan
9 lainnya.
10
11 Kepemilikan Dokumentasi Perikatan
12 A54. Kecuali jika ditentukan lain oleh ketentuan hukum dan peraturan
13 yang berlaku, dokumentasi perikatan merupakan milik KAP.
14 KAP dengan pertimbangan tertentu dapat menyediakan
15 sebagian, atau mengekstrak, informasi tertentu yang berasal
16 dari dokumentasi perikatan bagi klien, selama pengungkapan
17 tersebut tidak mengabaikan validitas dari pekerjaan yang
18 dilakukan, atau, dalam perikatan asurans, independensi dari
19 KAP atau personelnya.
20
21 Pemantauan
22 Pemantauan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu KAP (Ref:
23 Para. 48)
24 A55. Tujuan dari pemantauan kepatuhan terhadap kebijakan dan
25 prosedur pengendalian mutu adalah untuk memberikan
26 evaluasi atas:
27
28 Ketaatan terhadap standar profesi, serta ketentuan
29 hukum dan peraturan yang berlaku;
30 Adanya sistem pengendalian mutu yang telah dirancang
31 dan diimplementasikan secara efektif; dan
32 Adanya kebijakan dan prosedur KAP yang telah diterapkan
33 secara tepat sehingga laporan yang telah diterbitkan oleh
34 KAP atau rekan perikatan sesuai dengan kondisinya.
35
36 A56. Pertimbangan dan evaluasi atas sistem pengendalian mutu
37 secara berkelanjutan mencakup hal-hal sebagai berikut:
38
39 a. Analisis atas:
40
41 o Perkembangan terkini dalam standar profesi, serta
42 ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan

SPM 1.37

SPM 1.indd 37 2/28/2013 8:40:31 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 jika relevan, bagaimana standar dan ketentuan


2 tersebut tercermin dalam kebijakan dan prosedur
3 KAP;
4 o Konfirmasi tertulis atas kepatuhan terhadap kebijakan
5 dan prosedur independensi;
6 o Pengembangan profesional berkelanjutan, termasuk
7 pelatihan; dan
8 o Keputusan yang terkait dengan penerimaan dan
9 keberlanjutan dari hubungan klien dan perikatan
10 tertentu.
11
12 b. Penentuan tindakan perbaikan yang harus dilakukan dan
13 peningkatan atas sistem pengendalian mutu, termasuk
14 memberikan masukan atas kebijakan dan prosedur KAP
15 yang terkait dengan pendidikan dan pelatihan.
16 c. Komunikasi kepada personel KAP yang tepat atas
17 kelemahan yang teridentifikasi dalam sistem pengendalian
18 mutu, yang mencakup pemahaman, atau kepatuhan
19 terhadap sistem tersebut.
20 d. Tindak lanjut oleh personel KAP yang tepat sehingga
21 modifikasi atas kebijakan dan prosedur pengendalian
22 mutu dapat segera dilakukan.
23
24 A57. Kebijakan dan prosedur atas siklus inspeksi mungkin, sebagai
25 contoh, mengatur suatu siklus dengan rentang waktu tiga
26 tahun. Mekanisme pengelolaan siklus inspeksi, termasuk
27 waktu pemilihan perikatan, bergantung pada banyak faktor
28 sebagai berikut:
29
30 o Ukuran KAP.
31 o Jumlah dan letak geografis kantor.
32 o Hasil dari prosedur pemantauan sebelumnya.
33 o Tingkat kewenangan yang dimiliki oleh kantor dan
34 personelnya (sebagai contoh, boleh tidaknya suatu kantor
35 memiliki wewenang untuk melakukan inspeksi sendiri
36 atau hanya dapat dilakukan oleh kantor pusatnya).
37 o Sifat dan kerumitan dari praktik dan organisasi KAP.
38 o Risiko yang terkait dengan klien dan perikatan tertentu
39 dari KAP.
40
41
42

SPM 1.38

SPM 1.indd 38 2/28/2013 8:40:31 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 A58. Proses inspeksi mencakup pemilihan perikatan. Beberapa


2 perikatan mungkin saja dipilih tanpa pemberitahuan
3 sebelumnya kepada tim perikatan. Dalam penentuan lingkup
4 inspeksi, KAP dapat mempertimbangkan ruang lingkup atau
5 kesimpulan dari program inspeksi yang dilakukan oleh pihak
6 eksternal secara independen. Namun demikian, program
7 inspeksi yang dilakukan oleh pihak independen di luar KAP
8 tidak menggantikan program pemantauan yang dilakukan
9 oleh KAP secara internal.
10
11 A59. Dalam kasus KAP dengan jumlah personel terbatas, proses
12 pemantauan mungkin perlu dilakukan oleh individu yang
13 bertanggung jawab atas rancangan dan penerapan kebijakan
14 dan prosedur pengendalian mutu KAP, atau pihak yang
15 mungkin terlibat dalam penelaahan pengendalian mutu
16 perikatan. Suatu KAP dengan jumlah personel yang terbatas
17 dapat memilih untuk menggunakan personel di luar KAP yang
18 memenuhi ketentuan atau KAP lainnya yang ditunjuk untuk
19 melaksanakan inspeksi dan prosedur pemantauan lainnya
20 terhadap suatu perikatan. Sebagai alternatif, KAP dapat
21 melakukan kesepakatan untuk berbagi sumber daya dengan
22 organisasi lainnya yang tepat di luar KAP untuk memfasilitasi
23 aktivitas pemantauan.
24
25 Pengomunikasian Defisiensi (Ref: Para. 50)
26 A60. Pelaporan atas defisiensi yang teridentifikasi kepada personel
27 selain rekan perikatan yang relevan tidak perlu mencakup
28 identifikasi atas hal-hal yang spesifik pada perikatan tersebut,
29 meskipun mungkin saja terdapat kasus di mana identifikasi
30 diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab (proper
31 discharge of the responsibilities) personel tersebut.
32
33 Keluhan dan Dugaan (Allegations)
34 Sumber Keluhan dan Dugaan (Ref: Para. 55)
35 A61. Keluhan dan dugaan (tidak termasuk keluhan dan dugaan
36 yang secara jelas tidak signifikan dan tidak berdampak)
37 mungkin berasal dari dalam atau luar KAP. Keluhan dan
38 dugaan tersebut mungkin berasal dari personel KAP, klien atau
39 pihak ketiga lainnya. Keluhan dan dugaan tersebut mungkin
40 ditujukan kepada anggota tim perikatan atau personel KAP
41 lainnya.
42

SPM 1.39

SPM 1.indd 39 2/28/2013 8:40:31 AM


Standar Pengendalian Mutu

1 Kebijakan dan Prosedur Investigasi (Ref: Para. 56)


2 A62. Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk menginvestigasi
3 keluhan dan dugaan dapat mencakup, sebagai contoh, bahwa
4 rekan yang melakukan penyeliaan atas investigasi:
5
6 o Memiliki pengalaman yang cukup dan tepat;
7 o Memiliki wewenang dalam KAP; dan
8 o Tidak terlibat dalam perikatan.
9
10 Jika di perlukan, rekan yang melakukan penyeliaan atas
11 investigasi dapat melibatkan penasihat hukum.
12
13 A63. Untuk kepraktisan, bagi KAP dengan jumlah rekan yang
14 terbatas, rekan yang bertanggung jawab atas penyeliaan
15 investigasi dapat terlibat dalam perikatan. KAP tersebut
16 dapat menggunakan jasa personel di luar KAP yang
17 memenuhi ketentuan atau menggunakan KAP lainnya untuk
18 melaksanakan investigasi atas keluhan dan dugaan.
19
20 Dokumentasi
21 A64. Bentuk dan isi dari dokumentasi yang membuktikan
22 berjalannya setiap unsur dari sistem pengendalian mutu
23 memerlukan pertimbangan dan bergantung pada sejumlah
24 faktor seperti:
25
26 o Ukuran KAP dan jumlah kantor.
27 o Sifat dan kerumitan dari praktik dan organisasi KAP.
28
29 Sebagai contoh, KAP mungkin menggunakan basis data
30 elektronik untuk mendokumentasikan hal-hal yang terkait
31 dengan konfirmasi independensi, penilaiaan kinerja, dan hasil
32 dari pemantauan inspeksi.
33
34 A65. Dokumentasi yang tepat yang terkait dengan pemantauan
35 mencakup antara lain:
36
37 a. Prosedur pemantauan, termasuk prosedur untuk memilih
38 perikatan yang telah selesai yang akan diinspeksi.
39 b. Catatan mengenai penilaian atas:
40
41 Ketaatan terhadap standar profesi, serta ketentuan
42 hukum dan peraturan yang berlaku;

SPM 1.40

SPM 1.indd 40 2/28/2013 8:40:32 AM


Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans

1 Adanya sistem pengendalian mutu yang telah


2 dirancang dan diimplementasikan secara efektif;
3 dan
4 Adanya kebijakan dan prosedur KAP yang telah
5 diterapkan secara tepat sehingga laporan-laporan
6 yang telah diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan
7 sesuai dengan kondisinya.
8 c. Identifikasi atas defisiensi yang ditemukan, penilaian
9 atas dampak dari defisiensi tersebut, serta dasar untuk
10 menentukan perlu tidaknya tindakan lanjutan dan bentuk
11 tindakan tersebut.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

SPM 1.41

SPM 1.indd 41 2/28/2013 8:40:32 AM


Standar Pengendalian Mutu

42

SPM 1.indd 42 2/28/2013 8:40:32 AM

You might also like