You are on page 1of 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan yang dilakukan dengan jalan pembedahan disebut dengan

Sectio Caesarea. Melahirkan secara Sectio Caesarea memerlukan waktu

penyembuhan luka yang lebih lama dari pada persalinan normal. Luka yang

ditimbulkan karena pembedahan harus segera diatasi, karena apabila luka tersebut

tidak segera ditangani dapat menimbulkan infeksi yang akibatnya justru

memberikan dampak yang lebih buruk. Penyembuhan luka Sectio Caesarea yang

buruk dianggap sebagai sebuah komplikasi. Karena itu, mobilisasi dini sangat

dianjurkan dilakukan pada ibu post operasi Sectio Caesarea untuk mencegah

terjadinya infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka (Boyle.M, 2009).

Proses persalinan dengan Sectio Caesarea saat ini mengalami peningkatan

yang cukup besar. Dilaporkan sampai saat ini rentang insiden Sectio Caesarea

antara 10-40% dari semua kelahiran (Reeder, 2012). Data dari World Health

Organization, pada tahun 2008 sampai 2009 dari 1000 kelahiran di dunia sekitar

5-15% adalah persalinan Sectio Caesarea (Kounteya, 2010 dalam Fitri, 2011).

Di Indonesia terjadi peningkatan operasi Sectio Caesarea dimana tahun

2005 sampai 2006 sebesar 51,59% menjadi 53,68% (Grace, 2007 dalam

Sumelung, dkk tahun 2014). Angka kejadian operasi Sectio Caesarea di Provinsi

Riau mengalami peningkatan tahun 2014 sampai tahun 2015 sebesar 26,68%

menjadi 27,94% dari seluruh persalinan (Depkes Provinsi Riau, 2015).

1
2

Mobilisasi dini merupakan tindakan rehabilitatif (pemulihan) yang

dilakukan setelah 6 jam post operasi. Mobilisasi dini secara bertahap diperlukan

selama pasien di rumah sakit. Mobilisasi dini merupakan kebijaksanaan untuk

selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan

membimbingnya untuk secepat mungkin berjalan (Wirakusuma, 2012).

Mobilisasi dini merupakan salah satu faktor penting dalam proses

penyembuhan luka. Prinsip mobilisasi dini pada pasien post operasi Sectio

Caesarea dilakukan secara bertahap dan teratur, diikuti dan disesuaikan dengan

kondisi pasien. Mobilisasi dini secara bertahap sangat berguna untuk membantu

mempercepat proses penyembuhan luka penderita. Kemajuan mobilisasi dini

bergantung pula pada jenis jenis operasi yang dilakukan dan komplikasi yang

mungkin dijumpai. Secara psikologis hal ini memberikan kepercayaan kepada

penderita bahwa dia mulai sembuh. Perubahan gerak dan posisi yang akan

dilakukan harus diterangkan tujuannya kepada keluarga yang menungguinya

(Mochtar, 2012).

Proses penyembuhan luka akan melalui beberapa tahapan yaitu inflamasi,

proliferasi, dan maturasi. Fase inflamasi yang normal secara klinis terjadi 1

sampai 3 hari dimana sudah tidak menunjukan kemerahan, pembengkakan, suhu

sedikit meningkat di area setempat dan kemungkinan ada nyeri. Fase proliferasi

terjadi dalam waktu 3 sampai 24 hari. Selama periode ini luka mulai tertutup oleh

jaringan yang baru. Maturisasi merupakan tahap akhir proses penyembuhan luka,

dapat memerlukan waktu lebih dari 1 tahun bergantung pada kedalaman dan

keluasan luka. (Perrry & Potter, 2012).


3

Hasil penelitian Aini (2013), Di dapatkan pada mobilisasi dini, waktu

kesembuhan luka cepat pada 32 0rang (78,0%) dan kesembuhan luka lambat pada

9 orang (22,0%). Penelitian lain yang dilakukan Sari (2013), diperoleh data dari

31 responden melakukan mobilisasi dini terdapat 28 responden (90,3%) yang

penyembuhan lukanya cepat dan 3 responden (9,7%) penyembuhan lukanya

lambat. Hasil penelitian lain yang dilakukan Widaryati (2013), didapatkan bahwa

responden yang diberi latihan mobilisasi dini, penyembuhan lukanya cepat

sebanyak 15 orang (83,3%). Responden yang tidak diberi latihan mobilisasi

dini, penyembuhan lukanya lambat sebanyak 3 orang (16,7%).

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di RSUD Petala Bumi

Pekanbaru dari tanggal 3 april 2017 sampai tanggal 8 april 2017 didapatkan

bahwa Sectio Caesarea merupakan kasus nomor 2 terbesar dalam 10 kasus

kebidanan terbesar di rumah sakit tersebut. Jumlah ibu melahirkan dengan Sectio

Caesarea pada tahun 2014 sampai tahun 2016 terjadi fluktuasi. Dimana pada

tahun 2014 sebanyak 212 orang. Menurun pada tahun 2015 menjadi 171 orang

dan meningkat lagi di tahun 2016 menjadi 181 orang .

Mobilisasi dini di RSUD Petala Bumi Pekanbaru dilakukan berdasarkan

arahan dokter anastesi dan kondisi ibu, tetapi mobilisasi dini di rumah sakit ini

lebih sering dilakukan 6 jam setelah operasi Sectio Caesarea. 6 jam setelah

operasi ibu dianjurkan untuk melakukan nafas dalam, latihan lengan, latihan

kontraksi vagina, latihan memiringkan panggul, latihan jari tangan, latihan jari

kaki dan latihan miring kanan dan miring kiri. Hari kedua pasien diberi posisi

setengah duduk dan pada hari ketiga pasien dilatih untuk turun dari tempat tidur

dan berjalan secara mandiri.


4

Luka insisi pada pasien Post operasi Sectio Caesarea pada hari ke 3

diobservasi, diperiksa dan balutan luka diganti. Jika sudah ada tanda dan gejala

penyembuhan luka seperti luka kering, jaringan luka menyatu, tidak ada

kemerahan, tidak ada pembengkakan, suhu disekitar luka normal, tidak ada nyeri

dan pasien telah bisa berjalan, pasien diperbolehkan pulang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perawat tertarik melakukan

penelitian tentang Proses penyembuhan luka pada pasien Post Operasi Sectio

Caesarea setelah dilakukan mobilisasi dini di ruang kebidanan RSUD Petala

Bumi Pekanbaru Tahun 2017, untuk mengetahui bagaimana proses

penyembuhan luka pada pasien post operasi Sectio Caesarea setelah dilakukan

mobilisasi dini di ruang kebidanan RSUD Petala Bumi sehingga dapat mencegah

dampak yang ditimbulkan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari data-data diatas dalam periode sekarang ini banyak ibu yang

melahirkan dengan Sectio Caesarea. Oleh karena itu perawatan post operasi Sectio

Caesarea sangat diperlukan karena merupakan masa kritis bagi ibu. Salah satunya

yaitu dengan dilakukannya mobilisasi dini. Mobilisasi dini segera tahap demi

tahap sangat berguna untuk membantu proses penyembuhan luka post operasi

Sectio Caesarea penderita

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Proses

penyembuhan luka pada pasien Post Operasi Sectio Caesarea setelah

dilakukan mobilisasi dini di ruang kebidanan RSUD Petala Bumi Pekanbaru

Tahun 2017 ?.
5

1.3 Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan proses penyembuhan luka pada pasien Post Operasi

Sectio Caesarea setelah dilakukan mobilisasi dini di ruang kebidanan RSUD

Petala Bumi Pekanbaru Tahun 2017

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1.4.1 Masyarakat

Menerapkan mobilisasi dini secara bertahap dan teratur untuk

mempercepat proses penyembuhan luka post operasi Sectio Caesarea

penderita

1.4.2 Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

A. Sebagai penelitian pendahuluan untuk mengawali penelitian lebih lanjut

tentang proses penyembuhan luka pada pasien Post Operasi Sectio

Caesarea setelah dilakukan mobilisasi dini.

B. Sebagai salah satu sumber informasi pelaksanaan penelitian bidang

keperawatan tentang proses penyembuhan luka pada pasien Post Operasi

Sectio Caesarea setelah dilakukan mobilisasi dini dalam rangka

peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

1.4.3 Penulis

Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan aplikasi riset

keperawatan di tatanan pelayanan keperawatan, khususnya penelitian

tentang proses penyembuhan luka pada pasien Post Operasi Sectio

Caesarea setelah dilakukan mobilisasi dini

You might also like