You are on page 1of 20

Tugas Makalah PBL

Fakrtor - Faktor Penyebab Penyakit Hemofilia

Amarce Estevina Yoteni

102013328 / F5

29 Januari 2015

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email: Amarce_Estevina@yahoo.com

Abstrak

penyakit hemofilia atau sukar membekunya sel darah merah karena kekurangan sejumlah factor
pembekuan darah tertentu. Secara umum jenis penyakit hemofilia merupakan penyakit keturunan.
penyakit hemofilia adalah penyakit yang banyak diderita anak laki-laki sedangkan anak perempuan
pembawa carrier. Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit;
seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya. jika
penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan
kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan
terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.

Kata Kunci : Hemofilia, carrier, perdarahan, vital

Abstract
hemophilia or freezing of red blood cells is difficult because of lack of a certain blood clotting factors.
Generally this type of hemophilia is a hereditary disease. Hemophilia is a disease that affects many boys
and girls carrier carrier. Patients with bleeding disorder hemophilia mostly under the skin, like a bruise
if a clash, or a bruise incurred by itself. if the patient has been doing heavy activity; swelling in the joints,
such as knees, ankles or elbows. The suffering of people with hemophilia can be life-threatening if the
bleeding occurs in the vital organs such as bleeding in the brain.
Keywords: Hemophilia, carrier, bleeding, vital
Pendahuluan

Kita hidup didunia ini pasti tidak terlapas dari apa yang namanya penyakit atau sesuatu yang membuat
diri kita tidak nyaman dan ingin menghilangkannya secapat mungkin. Penyakit di dunia ini banyak jenis
dan penyebabnya. Ada yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan yang lainnya Ada penyakit yang kurang
berbahaya,menengah, sampai mengancam jiwa kita. Ada yang dapat disembuhkan maupun sulit
disembuhkan dan memerlukan waktu singkat maupun sangat panjang. Tetapi yan jelas semua jenis
penyakit itu ada yang menyebabkan dan ada obatnya.

Penyakit yang kurang berbahaya seperti: batuk, pilek, pusing, dan lain lain. Penyakit yang menengah
seperti: patah tulang, ambeyen, demam, terkilir, dan lain lain. Sedangkam penyakit yang dapat
mengancam jiwa antara lain: kanker, kegagal fungsi dari berbagai organ vital dalam tubuh individu, HIV,
dan lain lain.

Dalam hal ini kami akan mengususkan pada salah satu penyakit yang cukup terkenal tetapi diderita oleh
orang orang kusus saja yaitu penyakit hemofilia atau sukar membekunya sel darah merah karena
kekurangan sejumlah factor pembekuan darah tertentu. Secara umum jenis penyakit hemofilia merupakan
penyakit keturunan. Karena penyakit ini termasuk jenis penyakit yang terkanal dan cukup unik kami ingin
mengetahui lebih lanjut tentang penyakit yang satu iniKita tahu bahwa penyakit hemofilia adalah
penyakit yang banyak diderita anak laki-laki sedangkan anak perempuan pembawa carrier.Namun
penyakit ini tejadi pada 1 laki-laki diantara 7000 orang( disebabkan oleh tdk adanya protein tertentu yang
diperlukan untuk menggumpulan darah).

Pembahasan

Hukum Mendel

Gregor Mendel telah menemui teori keturunan dengan melakukan percobaannya melibatkan persilangan
genetis antara kacang kapri. Deduksi Mendel adalah jika dua alel betemu atau bersatu, maka alel dominan
akan sepenuhnya dimunculkan pada pemunculan suatu organisme sementara itu alel resesif tidak
memunculkan karakternya. Anggota dari pasangan gen (alel) akan terpisah (segregasi) sama persis dalam
gamet. Pengambilan gamet-gamet induk adalah acak (random).1

Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: dua anggota dari pasangan gen
terpisah (segregasi) masing-masing ke dalam gamet, maka setengah gamet membawa satu anggota dari
anggota pasangan gen, dan setengah gamet lainnya membawa satu anggota dari pasangan gen yang
lainnya. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohybrid (persilangan dengan satu sifat beda). Contoh
dari terapan Hukum Mendel I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan
dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat
yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat
resesif. 4
Perhatikan contoh berikut ini: Disilangkan antara mawar merah yang bersifat dominan dengan mawar
putih yang bersifat resesif. Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan
ataupun resesif.

Gambar 2 : Persilangan monohibrid dengan kasus intermediet

Hukum Mendel II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: selama pembentukan
gamet, proses pemisahan (segragasi) alel dari satu gen yang independent dari segregasi alel suatu gen
yang lainnya. Hukum ini hanya dapat diterapkan pada gen-gen yang terpisahkan dari kromosom, atau
terdapat dalam kromosom yang sama. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau
lebih.1-4

Contoh: disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji kisut warna hijau
(resesif).
Gambar 3 : Persilangan dihibrid.

Konsep Backcross dan Testcross 2

Backcross (silang balik) adalah langkah silang antara F1 dengan salah satu induknya.

F1 x salah satu induk (P)

Testcros (uji silang) adalah persilangan antara suatu individu yang genotifnya belum diketahui dengan
individu yang telah diketahui bergenotif homozigot resesif. Gunanya untuk mengetahui apakah genotif
suatu individu tersebut homozigot ataukah heterozigot.

? x homozigot resesif

Persilangan Resiprok 2

Persilangan resiprok adalah suatu persilangan dimana sifat induk jantan dan betina bila dibolak-
balik/dipertukarkan tetapi tetap menghasilkan keturunan yang sama.

Dogma Sentral

Penelitian dalam biologi molekuler tidak dapat lepas dari apa yang dikenal dengan Dogma Sentral
Genetika Molekuler. Dogma sentral adalah proses ekspresi gen yang mengikuti tahapan-tahapan dalam
info genetik yang terdiri proses dasar replikasi DNA, transkripsi DNA menjadi RNA, dan translasi RNA
menjadi protein atau polipeptida. Dogma sentral melibatkan tiga biopolimer, yaitu DNA, RNA, dan
Protein. DNA dan RNA adalah asam nukleat yang merupakan materi genetik. Secara biokimia, perbedaan
DNA dan RNA terletak pada keberadaan gugus okso di RNA, namun di DNA tidak ada. Sementara,
protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari asam
amino. Ketiga biopolimer tersebut terlibat dalam interaksi dogma sentral, dan memiliki perannya masing-
masing.1,5
Gambar 4 : Proses terlibat dalam dogma sentral.

REPLIKASI

Proses replikasi DNA adalah proses pengandaan DNA dimana proses ini diperlukan dalam pembelahan
sel. Sebelum proses ekspresi gen, biasanya DNA dilipatgandakan menjadi lebih banyak. Proses replikasi
DNA pada dasarnya adalah satu double stranded DNA dicopy menjadi dua double helix strand. Jadi
berawal dari denaturasi DNA yang akan membuka pilinan dari double stranded menjadi single stranded.
Kemudian dengan bantuan sebuah enzim yang disebut DNA 5olymerase, DNA akan terikat DNA
5olymerase kemudian copy DNA terjadi. Melalui prinsip replikasi DNA ini, PCR (Polymerase Chain
Reaction) dilakukan.1,3,5
Gambar 5 : Proses Replikasi.

TRANSKRIPSI

Ini merupakan tahap awal dalam proses sintesis protein yang pada akhirnya proses ini akan mengekspresi
sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk mempelajari biologi molekuler tahap dasar
yang perlu diketahui adalah bagaimana mekanisme sintesis protein dapat dinyatakan sebagai sehingge
fenotipe. Transkripsi adalah sintesis molekul RNA dalam template DNA.Proses ini terjadi dalam inti sel
(nukleus) tepatnya pada kromosom.1-2

Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu: DNA template yang terdiri dari basa nukleotida
Adenin (A), Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S); enzim polimerase RNA, faktor transkripsi, prekursor
(bahan yang ditambahkan sebagai diinduksi) .2

Hasil dari proses sintesis tiga jenis RNA, yaitu mRNA messeger RNA), tRNA (transfer RNA), rRNA
(RNA ribosomal). Gen terdiri atas: promoter, bagian struktural (terdiri dari gen yang mengkode sifat yang
akan diekspresikan), dan terminator. Sedangkan struktur RNA polimerase terdiri atas: beta, beta-prime,
alpha, sigma. Pada struktur beta dan beta-prime bertindak sebagai katalisator dalam transkripsi. struktur
Sigma untuk polimerase RNA holoenzim berlangsung hanya menempel promotor.Bagian yang disebut
enzim inti terdiri dari alfa, beta, dan beta-prime.2-3

Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap:1-3,5,6

1. Inisiasi (pengawalan)

Transkripsi tidak dimulai di mana saja pada DNA, tapi di hulu (upstream) dari gen promotor. Salah satu
bagian terpenting dari promoter adalah kotak Pribnow (TATA box). Inisiasi dimulai ketika holoenzim
RNA polimerase menempel pada promotor. Tahapan dimulai dari pembentukan kompleks promoter
tertutup, pembentukan kompleks promoter terbuka, penggabungan beberapa nukleotida awal, dan
perubahan konformasi RNA polimerase karena struktur sigma holoenzim kompleks dihapus.

2. Elongasi (pemanjangan)

Proses selanjutnya adalah perpanjangan. Berikut ini adalah pemanjangan nukleotida perpanjangan.
Setelah promotor RNA polimerase melekat pada enzim tersebut akan terus bergerak sepanjang molekul
DNA, mengurai dan meluruskan heliks tersebut. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara
kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru dibentuk. Misalnya, DNA template nukleotida A, maka
nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U, dan seterusnya. Pemanjangan maksimum tingkat molekul
transkrip RNA berrkisar antara 30-60 nukleotida per detik. Pemanjangan kecepatan tidak konstan.

3. Penghentian (terminasi)

Penghentian juga tidak terjadi di sembarang tempat. Transkripsi berakhir ketika sebuah nukleotida
spesifik melihat kodon STOP (UAG, UGA, UAA) bagi prokaryota manakala bagi eukaryote akan berlaku
terminasi apabila bertemu dengan sinyal poliadenilasi (AAUAAA). Selain itu, terlepas dari template
DNA dan menuju ke ribosom untuk proses translasi melalui pori inti.

Gambar 6 : Proses Transkripsi.

TRANSLASI

Tahap selanjutnya setelah transkripsi adalah terjemahan.Penerjemahan adalah suatu proses penerjemahan
urutan nukleotida molekul mRNA yang ada dalam rangkaian asam amino yang menyusun suatu
polipeptida atau protein. Apa yang dibutuhkan dalam proses penerjemahan adalah: mRNA, ribosom,
tRNA, dan asam amino.1

Ribosom terdiri atas subunit besar dan kecil. Ketika dua subunit digabungkan untuk membentuk sebuah
monosom. subunit kecil berisi peptidil (P), dan Aminoasil (A). Sedangkan subunit besar mengandung
Exit (E), P, dan A. Kedua subunit mengandung satu atau lebih molekul rRNA. rRNA sangat penting
untuk mengidentifikasi bakteri pada tingkat biologi molekuler, pada prokariotik dan eukariotik 16 S 18
S.1-2

Seperti transkripsi, terjemahan ini juga dibagi menjadi tiga tahap:2,3,5,6.


1. Inisiasi

Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara diaktifkan atau tRNA disebut asilasi-
amino. Amino-asilasi proses dikatalisis oleh enzim tRNA sintetase. Kemudian ribosom mengalami
pemisahan menjadi subunit besar dan kecil.Selanjutnya molekul mRNA subunit kecil menempel pada
tongkat dengan kodon awal: 5 - AGGAGG 3. Situs order dimana subunit kecil disebut urutan Shine-
Dalgarno. Subunit kecil dapat menempel pada mRNA bila IF-3. IF-3/mRNA-fMet IF-2/tRNA-fMet
pembentukan kompleks dan asam amino yang disebut N-formylmethionine dan memerlukan banyak GTP
sebagai sumber energi. tRNA-fMet, melekat pada kodon pembuka P subunit kecil.Selanjutnya, subunit
besar menempel pada subunit kecil. Dalam proses ini IF-1 dan IF-2 dilepas dan GTP dihidrolisis terhadap
GDP, dan siap untuk perpanjangan.

2. Pemanjangan

Perbedaan dalam proses transkripsi, terjemahan dari asam amino diperpanjang. Langkah-langkah yang
diambil dalam proses perpanjangan, yang pertama adalah pengikatan tRNA ke sisi A pada ribosom.
Transportasi akan membentuk ikatan peptida.

3. Penghentian

Terjemahan akan berakhir pada satu waktu dari tiga kodon terminasi (UAA, UGA, UAG) yang berada
dalam posisi A pada mRNA mencapai ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal penghentian proses translasi
diakui oleh protein yang disebut faktor rilis (RF).Anil RF pada kodon terminasi mengaktifkan enzim
transferase peptidil yang menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada P dan menyebabkan
tRNA kosong translokasi ke sisi memiliki E (exit). Itulah mekanisme transkripsi dan proses
penerjemahan. Proses selanjutnya adalah protein tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita dalam
bentuk fenotipe.
Gambar 7 : Proses Translasi.

Replikasi merupakan proses yang menyediakan informasi yang diturunkan ke sel generasi selanjutnya.
Hal ini juga menunjukkan bagaimana albino dapat diturunkan kepada generasi seterusnya kerna
sepertimana yang kita tahu bahwa albino merupakan penyakit penurunan autosom resesif. Gen yang mem
bawa karakter ini diekspresikan melalui proses transkripsi dan translasi. Oleh kerna itu, kita dapat lihat
albinisme akan mengalami kelainan pada warna kulit dan rambut.

Mutasi

Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetik yang menyebabkan perubahan
ekspresinya. Perubahan bahan genetik dapat terjadi pada tingkat pasangan basa, tingkat satu ruas DNA,
bahkan pada tingkat kromosom. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan, individu
yang mengalami mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru disebut mutan. Faktor yang menyebabkan
mutasi disebut mutagen. Mutasi terbahagi kepada dua jenis iaitu mutasi gen dan mutasi kromosom.
Walaupunbagaimanapun, skenario ini yang mengenai albino iaitu satu penyakit yang disebabkan kelainan
pada gen yang melibatkan mutasi pada gen.

Mutasi Gen

Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung
evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Perubahan pada sekuens basa DNA akan
menyebabkan perubahan pada protein yang dikode oleh gen. Contohnya, bila gen yang mengkode suatu
enzim mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen mutan tersebut akan menjadi inaktif atau
berkurang keaktifannya akibat perubahan sekuens asam amino. Namun mutasi dapat pula menjadi
menguntungkan bila enzim yang berubah oleh gen mutan tersebut justru meningkat aktivitasnya dan
menguntungkan bagi sel. Peristiwa perubahan genetic seperti ini disebut mutasi gen karena hanya terjadi
di dalam gen.7,8

Mutasi gen disebut juga dengan mutasi titik (point mutation). Mutasi gen dapat terjadi karena substitusi
basa N. Ini terjadi karena adanya perubahan struktur gen (DNA), akibatnya asam amino yang dikodekan
berubah sehingga terbentuk protein yang salah. Ada dua mekanisme mutasi gen, yaitu subtitusi pasangan
basa dan penambahan atau pengurangan pasangan basa.9

a. Subtitusi pasangan basa


Subtitusi pasangan basa ialah pergantian satu pasang nukleotida oleh pasangan nukleotida lainnya.
Subtitusi pasangan basa ada dua macam, yaitu transisi dan tranversi. Transisi adalah penggantian satu
basa purin oleh basa purin yang lain, atau penggantian basa pirimidin menjadi basa pirimidin yang lain.
Transisi sesama basa purin, misalnya basa adenin diganti menjadi basa guanin atau sebaliknya.
Sedangkan, transisi sesama basa pirimidin, misalnya basa timin diganti oleh basa sitosin atau sebaliknya.3,

Tranversi adalah penggantian basa purin oleh basa pirimidin, atau basa pirimidin oleh basa purin.
Tranversi basa purin oleh basa pirimidin, misalnya basa adenin atau guanin diganti menjadi basa timin
atau sitosin. Tranversi basa pirimidin oleh basa purin, misalnya basa timin atau sitosin menjadi basa
adenin atau guanin.7-9

Mutasi titik

Mutasi titik ini berlaku apabila hanya satu basa nukleotida yang berubah dan ini juga menyebabkan satu
basa nukleotida pada mRNA berubah. Subtitusi pasangan basa ini kadang-kadang tidak menyebabkan
perubahan protein, karena adanya kodon sinonim (kodon yang terdiri atas tiga urutan basa yang berbeda,
tetapi menghasilkan asam amino yang sama). Misalnya, basa nitrogen pada DNA adalah CGC menjadi
CGA sehingga terjadi perubahan kodon pada RNA-d dari GCG menjadi GCU. Sedangkan, asam amino
yang dipanggil sama, yaitu arginin. Ini dikatakan sebagai silent mutation.9,10

Mutasi ini dapat menyebabkan beberapa hal tergantung dari letak mutasinya pada gen.Bila penggantian
basa berlangsung di dalam gen yang mengkode protein, maka mRNA yang ditranskripsi dari gen akan
membawa basa yang salah. Bila mRNA tersebut ditranslasi menjadi protein, maka kesalahan basa
tersebut dapat menyebabkan tidak terjadinya pembentukan protein, atau terbentuknya protein abnormal,
atau terbentuknya kodon nonsense (kodon STOP) yang menghentikan sintesis lengkap protein fungsional,
dikenal sebagai nonsense mutation.9-10

Terbentuknya asam amino yang berbeda dari normal pada sintesis asam amino akibat kesalahan basa pada
mutasi titik disebut dengan missense mutation. Misalnya sickle-cell anemia (anemia sel sabit), merupakan
penyakit akibat missense mutation tunggal pada basa pengkode protein hemoglobin. Protein hemoglobin
tersusun atas 147 asam amino. Pada asam amino ke-6, adenine digantikan dengan timin. Perubahan ini
menyebabkan perubahan asam amino glutamate menjadi valin, sehingga mengubah bentuk molekul
hemoglobin pada kondisi kadar oksigen rendah, dan menyebabkan sel darah merah menjadi berbentuk
bulan sabit. Bentuk bulan sabit menyulitkan transport sel darah merah melalui pembuluh darah kapiler.9-10
Gambar 8: Sustitusi Pasangan Basa.

b. Penambahan atau pengurangan pasangan basa

Mutasi pasangan basa dapat juga menyebabkan perubahan pada DNA yang disebut dengan frameshift
mutation. Mutasi ini berupa delesi (pemotongan) atau insersi (penyisipan) satu atau beberapa pasang
nukleotida pada DNA dan menyebabkan terjadinya pergeseran pembacaan kerangka sandi (reading
frameshift), sehingga akan menyebabkan perubahan asam amino. Contoh kasus frameshift mutation
adalah penyakit Huntungton (Huntungton disease), suatu penyakit saraf yang disebabkan oleh adanya
penyisipan basa tambahan pada DNA. Penambahan atau pengurangan basa pada DNA dapat
menyebabkan perubahan sederetan kodon RNA-d yang terdapat di belakang titik perubahan tersebut,
berarti juga akan terjadi perubahan asam amino yang disandikan melalui RNA-d tersebut. Akibat lain dari
penambahan atau pengurangan basa adalah terjadinya pergeseran kodon akhir pada RNA-d. 2,3,10

Pergeseran kodon akhir menyebabkan rantai polipeptida mutan menjadi lebih panjang atau lebih pendek.
Mutasi ini disebut juga mutasi ubah rangka karena menyebabkan perubahan ukuran pada DNA maupun
polipeptida. Mutasi karena penambahan basa, misalnya basa DNA awalnya AGC-GTC menjadi TAG-
CGT-C . Sedangkan, jika basa DNA tersebut mengalami pengurangan basa maka urutannya menjadi
GCG-TC... . Penambahan atau pengurangan basa dapat terjadi di bagian awal, di tengah, atau di akhir.10
Addisi / insersi Delesi

Gambar 9 : Frameshift Mutation.

Fisiologinya faktor VIII dan factor IX

Hemofilia berasal dari bahasa Yunaoni Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti darah
dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.

Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada
saat anak tersebut dilahirkan.

Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses
pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal.
Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.

Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka memar jika
sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan
aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku tangan.
Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian
organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.

Hemofilia A dan B

Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :


- Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :
- Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor
pembekuan pada darah.
- Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein pada
darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
- Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :
- Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven
Christmas asal Kanada
- Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein pada darah
yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Bagaimana ganguan pembekuan darah itu dapat terjadi?

Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal,
bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara orang normal (Gambar
1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2).
Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah tersebut terdapat
faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan perdarahan.

a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu
saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari
pembuluh.
b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d. Faktor-faktor pembeku da-rah bekerja membuat anyaman (benang - benang
fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar
pembuluh.

Gambar 1

a.Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah


(yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar
dari pembuluh.

. b.Pembuluh darah mengerut/ mengecil.

c.Keping darah (trombosit)


akan menutup luka pada pembuluh
.
d. Kekurangan jumlah
factorpembeku
Gambar 2 darah tertentu, mengakibatkan
anyaman penutup luka tidak
terbentuk sempurna,
sehingga darah tidak
berhenti mengalir
keluar pembuluh.
Seberapa banyak penderita hemofilia ditemukan ?

Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang -
kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.

Siapa saja yang dapat mengalami hemofilia ?

Hemofilia tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit atau suku bangsa.

Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia jika
ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pemabawa sifat (carrier). Dan ini sangat jarang
terjadi. (Lihat penurunan Hemofilia)

Sebagai penyakit yang di turunkan, orang akan terkena hemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi pada
kenyataannya hemofilia selalu terditeksi di tahun pertama kelahirannya.

Tingkatan Hemofilia

Hemofilia A dan B dapat di golongkan dalam 3 tingkatan, yaitu :


Klasifikasi Kadar Faktor VII dan Faktor IX di dalam darah
Berat Kurang dari 1% dari jumlah normalnya
Sedang 1% - 5% dari jumlah normalnya
Ringan 5% - 30% dari jumlah normalnya

Penderita hemofilia parah/berat yang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX kurang dari 1% dari
jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali perdarahan dalam sebulan. Kadang -
kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.

Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofilia berat. Perdarahan
kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga yang berlebihan.

Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami masalah perdarahan
hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mangalami luka yang serius. Wanita
hemofilia ringan mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi
Peran Keturunan Diagaram Sisilah

Setiap sel di dalam tubuh memiliki struktur - struktur yang di sebut kromosom (chromosomes). Didalam
ilmu kimia, sebuah rantai kromosom yang panjang disebut DNA. DNA ini disusun kedalam ratusan unit
yang di sebut gen yang dapat menentukan beberapa hal, seperti warna mata seseorang.

Setiap sel terdiri dari 46 kromosom yang disusun dalam 23 pasang. Salah satu pasangnya dikenal sebagai
kromosom seks, atau kromosom yang menentukan jenis kelamin manusia. Wanita memiliki dua
kromosom X dalam satu pasang, dan pria memiliki satu kromosom X, dan satu kromosom Y dalam satu
pasang.

Gambar 1

Gambar 1 menggambarkan keadaan keturunan pada kromosom jenis kelamin. Ibu yang memiliki dua
kromosom X, menghasilkan sebuah sel telur yang mengandung kromosom X. Ayah yang menghasilkan
satu kromosom X dan satu kromosom Y, menghasilkan sel sperma yang mengandung kromosom X atau
Y. Jika ayah menyumbangkan kromosom X-nya, keturunan yang terjadi adalah anak perempuan. Dan jika
ayah menyumbangkan kromosom Y, maka keturunan yang terjadi adalah anak laki - laki. Banyak
penderita hemofilia yang terkena dampaknya.

Bagaimana hemofilia ditunrunkan dari suatu generasi ke genarasi berikutnya ?

Hemofilia terjadi akibat adanya mutasi pada gen yang menghasilkan Faktor VIII dan IX. Dan ini terjadi
pada kromosom X.
Gambar 2

Gambar 2 memperlihatkan apa yang akan terjadi jika seorang laki - laki penderita hemofilia memiliki
seorang anak dari seorang wanita normal.

Semua anak perempuan akan menjadi pembawa sifat hemofilia (carrier), jika mereka mewarisi
kromosom X yang membawa sifat hemofilia dari sang ayah. Dan semua anak laki - laki tidak akan
terkena hemofilia, jika mereka mewarisi kromosom Y normal dari sang ayah.

Gambar 3

Gambar 3 menggambarkan keadaan keturunan, jika seorang laki- laki normal memiliki anak dari seorang
wanita pembawa sifat hemophilia.

Jika mereka mendapatkan anak laki -laki, maka anak tersebut 50% kemungkinan terkena hemofilia. Ini
tergantung dari mana kromosom X pada anak laki - laki itu didapat. Jika ia mewarisi kromoson X normal
dari sang ibu, maka ia tidak akan terkena hemofilia. Jika ia mewarisi kromosom X dari sang ibu yang
mengalami mutasi, maka ia akan terkena hemofilia.

Dengan jalan yang sama, sepasang anak perempuan memiliki 50% kemungkinan adalah pembawa sifat
hemofilia. Ia akan normal jika ia mewarisi kromosom X normal dari sang ibu. Dan sebaliknya ia dapat
mewarisi kromosom X dari sang ibu yang memiliki sifat hemofilia, sehingga ia akan menjadi pembawa
sifat hemofilia.

Dapatkah seorang carrier hemofilia mengalami hemofilia ?

Karena seorang carrier hanya memiliki satu buah kromosom X normal yang dapat memproduksi
sejumlah Faktor VIII atau Faktor IX didalam susunan pembeku darah, maka mereka dapat terhindar dari
segala jenis hemofilia berat yang jumlah kadar zat pembekunya kurang dari 1 %.

Bagaimanapun juga, tingkatan dalam zat pembeku darah yang bervariatif pada seorang pembawa sifat
sangatlah luas. Jumlah kadar zat pembeku darah seorang carrier hemofilia akan memiliki jumlah yang
sama dengan penderita hemofilia hanya saja mereka masih dalam taraf yang normal. Hal ini terjadi karena
adanya 2 buah kromosom X, salah satu gennya memiliki pembawa sifat hemofilia sehingga fungsinya
tidak seimbang. Bila kromosom X hemofilia fungsionilnya terjadi di setiap sel, maka seorang carrier
akan memiliki aktifitas pembeku darah dengan tingkatan yang paling rendah.

Kebanyakan dari seorang carrier hemofilia memiliki tingkatan pembeku darah antara 30 % dan 70 % dari
angka normal dan tidak selalu mengalami perdarahan yang berlebihan. Namun beberapa carrier hemofilia
memiliki kadar faktor VIII atau IX 30% lebih rendah dari keadaan normalnya. Dan para wanita ini dapat
di kategorikan setengah hemofilia.

Dalam hal ini , semua carrier hemofilia harus lebih menaruh perhatian pada perdarahan yang tidak wajar.
Tanda -tandanya antara lain : menstruasi yang berkepanjangan dan berlebihan (menorrhagia), mudah
terluka, sering mengalami perdarahan pada hidung (mimisan)

Apakah harus selalu ada sejarah keturunan hemofilia dalam suatu keluarga ?

Tidak. Ada beberapa penjelasan dalam setiap kelahiran seorang bayi laki-laki hemofilia dalam suatu
keluarga dimana dalam sejarah keturunan keluarga penderita tidak terdapat penderita hemofilia yang lain.
Sehingga hal tersebut tidak dapat dipastikan darimana asal hemofilia tersebut

Hal ini terjadi akibat adanya mutasi gen saat terjadinya pembuahan pada sang ibu. Jadi sang Ibu
merupakan orang pertama yang menjadi carrier hemofilia dan akan berdampak pada sang anak yang akan
dilahirkan, baik itu sebagai carrier kembali maupun penderita hemofilia itu sendiri.

Selain adanya perubahan struktur (mutasi) pada sel telur sang ibu dapat pula disebabkan oleh perubahan
struktur sel pada sperma sang ayah. Dalam beberapa contoh kasus, bila sang ibu bukan sebagai carrier
maka kemungkinan besar anak lelaki lainnya akan normal.

Pada Gambar 4 dijelaskan bagaimana bila seorang penderita hemofilia lahir dari seorang ibu yang bukan
carrier.

Gambar 4

Diperkirakan sampai dengan 30 % terjadi kasus dimana seorang penderita hemofilia lahir pada sebuah
keluarga tanpa adanya garis keturunan hemofilia.Banyak dari kasus tersebut merupakan mutasi gen baru.
Yang artinya hemofilia dapat hadir pada setiap keluarga. Karena baik sudara kandung perempuan maupun
sang ibu penderita hemofilia tidak selalu carrier, seperti yang terlihat pada Gambar 3 dan 4, sehingga
sangatlah penting untuk mereka melakukan pemeriksaan carrier hemofilia.

Tes apa sajakah yang harus dilakukan untuk memastikan adanya carrier hemofilia pada seorang
hemofilia?

Ada dua cara untuk memastikan apakah seorang wanita akan menjadi carrier hemofilia.

Dokter dapat menganalisa pada setiap garis keturunan.Dengan adanya berbagai informasi yang akurat
akan dapat mengungkap bagaimana hemofilia tersebut akan hadir. Bila sang ayah hemofilia, maka sang
anak perempuan merupakan carrier. Dan bila sang ibu yang carrier, maka sang anak wanitanya memiliki
kesempatan 50 % menjadi seorang carrier.

Cara yang kedua merupakan cara yang paling dapat dipercaya, yaitu melalui tes DNA. Contoh darah tidak
hanya di ambil dari orang yang berpotensial sebagai carrier tetapi juga pada seluruh anggota keluarga
yang lainnya. Hasil dari tes tersebut baru dapat dilihat setelah 10-14 hari. Apabila tes tersebut masih
dianggap meragukan, status carrier dapat diperkirakan dengan tingkat keakuratan antara 95-99%.
Kesimpulan

Jadi hemophilia adalah penyakit yang disebabkan alel resesif yang tertaut kromosom X,dan lebuh banyak
diderita pada anak laki-laki,sedangkan anak perempuan membawa (carrier),dan penyakit ini disebabkan
oleh tidak adanya protein tertentu yang diperlukan untuk penggumpalan darah.( protein factor X II dan
protein factor IX )

Daftar Pustaka

1.http://id.scribd.com/doc/69128234/PENGERTIAN-HEMOFILIA.diakses dari internet,pada Senin 27


januari 2014 pukul 15:00

2.Priastini R,Hartono B,Dewajanthi AM,Winarsi,dkk.Dasar Biologi Sel 2.Jakarta:Penerbit Buku Program


Studi Sarjana Kedokteran,2013/2014.

3. Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, E/4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.2004

4.http://www.igcomputer.com/mengenal-penyakit-hemofilia-darah-sukar-membeku.html diakses dari


internet,pada Senin 27 januari 2014 pukul 15:00

5. Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: EGC.2008

6. Nelson.Esensi Pediatri Nelson,Edisi 4.Jakarta:EGC.2010

You might also like