You are on page 1of 35

DRAFT PEDOMAN RENCANA

KAWASAN TRANSMIGRASI

WORKSHOP PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI


Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kamis, 14 November 2013 Page 1
Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang No. 29 Tahun 2009 Tentang


Ketransmigrasian yang mengatur perencanaan pembangunan
kawasan transmigrasi, maka dalam rangka perwujudan
pengembangan kawasan transmigrasi secara efisien dan
efektif, penyusunan rencana kawasan transmigrasi
diamanatkan oleh RPP tentang Pelaksanaan UU 15/1997 yang
telah diubah dengan UU 29/2009. Proses perencanaan harus
dilaksanakan secara baik dan benar serta implementasinya
harus disepakati oleh semua pemangku kepentingan baik di
pusat maupun daerah.

Page 2
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan RKT oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta para pemangku kepentingan
lainnya.

Pedoman ini bertujuan mewujudkan RKT yang sesuai dengan


ketentuan UU 26/2007 tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang
29 Tahun 2009 tentang Perubahan UU Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian serta peraturan pelaksanaannya.

Page 3
Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 2000 tentang Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu.
Permen PU Nomor : 15/PRT/M/2012, tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis.
Peraturan Presiden RI Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011-2025.

Pedoman bidang penataan ruang saling terkait satu sama lain sehingga
masing-masing mempunyai fungsi tersendiri dan bersifat
komplementer.

Page 4
UU No. 26 Th 2007, tentang Penataan UU 29 / 2009 tentang perubahan UU 15
Ruang / 1997 tentang Ketransmigrasian

PP No. 15 Th 2010, tentang Rancangan PP Tentang Penyelenggraan


Penyelenggaraan Penataan Ruang Transmigrasi

Pedoman Penyusunan RTR Pedoman Bidang Penataan Pedoman Penyusunan Pedoman Penyusunan
KSN Ruang Lainnya RTRW Provinsi RTRW Kabupaten/Kota

a) Pedoman RTR Kawasan Strategis


Provinsi
b) Pedoman RTR Kawasan Strategis
Kabupaten
c) Pedoman Penyusunan RDTR
Kabupaten/Kota
d) Pedoman Terkait Lainnya.

PEDOMAN RKT
Page 5
Dikegorikan pada
isu Rencana Tata
Ruang Kawasan
Strategis
Kabupaten
Tipologi Kawasan
Perdesaan

RTRKawasan
Perdesaan
Kabupaten
Isu
Strategis
RKT RKT

Page 6
Sudut kepentingan dan kriteria nilai strategis
menurut PP 26/2008 tentang tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

Sudut kepentingan pengembangan kawasan


transmigrasi;

Keputusan Menteri Nakertrans


No.293/MEN/IX/2009 tahun 2009 tentang
penetapan 44 KTM.

Page 7
WPT, adalah: wilayah potensial yang ditetapkan sebagai
pengembangan permukiman transmigrasi yang terdiri atas
beberapa satuan kawasan pengembangan yang salah satu di
antaranya direncanakan untuk mewujudkan pusat
pertumbuhan wilayah baru sebagai kawasan perkotaan baru
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

LPT, adalah: lokasi potensial yang ditetapkan sebagai


permukiman transmigrasi untuk mendukung pusat
pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang
berkembang sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah.

Page 8
Kawasan
Perkotaan Baru
Setiap SP tersedia: sistem produksi
sebagai PPK
sarana : perumahan, pertanian dan atau PKLp
pelayanan umum, pengelolaan sda
pelayanan
pendidikan SD,
dasar,
SP SKP SP
SKP SP
SP
pelayanan
Kampung

kesehatan, pasar
kesehatan SP SP
Pst
mingguan; pasar
Poskesdes, SKP
Kampung

mingguan;
prasarana SP
SP SP
SP
prasarana
Kampung

Pst SKP
KIM KIM ke PKW/
ke PKW/ PKL/ PKSN
Pusat
PKL/ PKSN KPB

Setiap SP sebagai KIM


KIM
Pst Pst
puat SKP tersedia: SKP KPB SKP
sarana : perumahan, SP SP SP SP
pelayanan umum, Kampung
pelayanan pendidikan SP
SP
SD & SLP, pelayanan Kampung
kesehatan SP
SP SP SP Batas deliniasi Kawasan
Puskesmas, pasar SKP Kampung Kampung Transmigrasi
harian; sistem produksi
SKP
prasarana pertanian dan
pengelolaan sda 9
SP KIMTRANS Baru SP Desa penduduk setempat yang
dikembangkan menjadi KIMTRANS
Desa

Page 9
PENETAPAN TIPOLOGI RKT

UU No. 26 Th 2007, tentang Penataan Ruang UU 29 / 2009 tentang perubahan UU 15 / 1997


tentang Ketransmigrasian

PP No. 15 Th 2010, tentang Penyelenggaraan Rancangan PP Tentang Penyelenggraan


Penataan Ruang Transmigrasi

TIPOLOGI RTR KS K

PENYUSUNAN KERANGKA MUATAN RKT

Identifikasi Bentuk DELINIASI

PENETAPAN FOKUS Penentuan Skala Peta


PENANGANAN

PERUMUSAN MUATAN RKT

Tujuan, Kebijakan dan Strategi Konsep Pengembangan

Arah Pengendalian Arah Pemanfaatan


Kawasan Transmigrasi Kawasan Transmigrasi

Pengelolaan
Page 10
1. Delineasi RKT
Pertimbangan dalam penentuan delineasi RKT mengacu kepada tipologi kawasan
pedesaan yang ditetapkan oleh RTR KS, mencakup:
a. Daya dukung fisik lingkungan, ekologis dan sumber daya air
b. Intreraksi sosial budaya masyarakat
c. Sebaran fasilitas perekonomian kawasan
d. Ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Fokus Penanganan
Merupakan muatan pokok yang menjadi pertimbangan utama dalam perumusan
muatan RKT sebagai upaya untuk mengatur hal-hal penting yang perlu ditangani
RKT. Muatan RKT mencakup:
a. Tujuan, kebijakan, dan strategi pembangunan kawasan transmigrasi.
b. Luasan kawasan transmigrasi;
c. Rencana struktur kawasan transmigrasi;
d. Rencana peruntukan kawasan transmigrasi;
e. Arahan pengembangan pola usaha pokok;
f. Arahan jenis transmigrasi yang akan dilaksanakan;
g. Arahan penataan persebaran penduduk dan kebutuhan SDM;
h. Arahan indikasi program utama;
i. Tahapan perwujudan kawasan transmigrasi; dan
j. Ketentuan pengendalian pemanfaatan kawasan transmigrasi.
Page 11
3. Skala Peta
Penetapan skala peta RKT dilakukan dengan mempertimbangkan
kebutuhan informasi yang diperlukan dalam proses perencanaan
kawasan, serta mempertimbangkan luasan geografis yang dinilai
strategis. Skala peta RKT, minimal 1 : 25.000.

4. Muatan RKT
Muatan yang diatur dalam RKT dirumuskan dengan
mempertimbangkan:
a. Posisi geografis kawasan terhadap pusat-pusat
pertumbuhan di sekitar kawasan
b. Kondisi lingkungan nonterbangun, terbangun, dan
kegiatan di sekitar kawasan
c. Daya dukung fisik dasar terkait dengan potensi bencana
yang mengancam kawasan
d. Kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
e. Kondisi sistem jaringan prasarana pendukung kawasan Page 12
Muatan RKT terdiri atas :
1. Muatan tujuan, kebijakan dan strategi,
Tujuan : difokuskan pada perwujudan kawasan perdesaan dalam batas
area tertentu melalui dukungan jaringan prasarana yang memadai;
Kebijakan : difokuskan pada kebijakan penetapan kegiatan, kebijakan
penataan pesebaran penduduk dan penyediaan permukiman, kebijakan
penetapan aksesibilitas kawasan, kebijakan penetapan spm sarana dan
prasarana pendukung dan kebijakan perlindungan kawasan;
Strategi pencapaian tujuan disusun sesuai dengan arah kebijakan yang
ditetapkan.
2. Arahan rencana struktur dan pemanfaatan kawasan transmigrasi :
a. Mewujudkan permuiman di kawasan transmigrasi yang berfungsi
sebagai tempat tinggal, tempat berusaha dan tempat bekerja
b. Mewujudkan penataan persebaran penduduk di kawasan transmigrasi
yang serasi dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan
c. Menyediakan prasarana dan sarana dasar kawasan transmigrasi
Page 13
3. Arahan pengendalian dan pemanfaatan kawasan
a. Arahan pembangunan SKP;
b. Arahan pembangunan SP;
c. Arahan Pembangunan KPB dan
d. Arahan pembangunan jaringan prasarana dan sarana
dasar kawasan transmigrasi
4. Pengelolaan RKT, disusun dengan memperhatikan :
a. Kelembagaan yang telah diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan,
b. Keterkaitan RKT dengan kewenangan Pemerintah,
c. Keterkaitan RKT dengan kewenangan pemerintah
daerah (provinsi, kabupaten/kota), dan
d. Pemangku kepentingan lainnya
Page 14
5. Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat
Pelibatan peran masyarakat dalam proses perencanaan
dimulai sejak awal hingga akhir kegiatan, meliputi; persiapan
penyusunan, pengumpulan data dan informasi, pengolahan
dan analisis data serta perumusan konsep rencana. Hak,
kewajiban, dan peran masyarakat diatur sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat
sebagai pemangku kepentingan, meliputi :
a. Orang perseorangan atau kelompok orang
b. Organisasi masyarakat di tingkat kabupaten
c. Perwakilan organisasi masyarakat kabupaten
d. Perwakilan organisasi masyarakat kabupaten yang secara
sistemik dengan wilayah yang sedang disusun RKT.

Page 15
6. Format Penyajian
a. Materi teknis RKT
1) Buku data dan analisis yang dilengkapi dengan peta-
peta;
2) Buku rencana yang disajikan dalam format A4;
3) Album peta yang disajikan dengan skala minimal dalam
format A1 yang dilengkapi dengan peta digital disusun
sesuai dengan ketentuan Sistem Informasi Geografis
yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
b. Naskah rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang
RKT
1) Naskah Raperda berupa rumusan pasal per pasal
disajikan dalam A4
2) Lampiran terdiri atas peta rencana struktur dan
pemanfaatan kawasan transmigrasi yang disajikan
dalam format A3, serta tabel indikasi program utama.
Page 16
5. Masa Berlaku
RKT berlaku dalam jangka waktu 15 (lima belas) tahun dan
dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan
kembali RKT dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis
berupa:
a. Bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan;
b. Perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan
dengan undang-undang;
c. Perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan
dengan undang-undang; dan/atau
d. Perubahan RTRW P/K yang menuntut perubahan
terhadap RKT.

Page 17
Pelaksanaan perencanaan kawasan transmigrasi meliputi
serangkaian prosedur penyusunan dan penetapan RKT.
Proses penyusunan RKT meliputi:
a. Persiapan penyusunan;
b. Pengumpulan data dan informasi;
c. Pengolahan dan analisis data;
d. Perumusan konsepsi rencana; dan
e. Penyusunan Konsep Naskah Raperda.

Page 18
TAHAPAN PROSES PENYUSUNAN RKT

Uraian Kegiatan Persiapan Pengumpulan Pengolahan Perumusan Penyusunan


Penyusunan Data dan dan Konsep RKT Konsep Naskah
Informasi Analisis Data Raperda

Perkiraan Waktu 1 bulan 1 bulan 2 bulan 1 bulan 1 bulan


yang Dibutuhkan

6 bulan

a. Persiapan Penyusunan
b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Administrasi
dan Teknis
c. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Page 19
a. Kegiatan Pengumpulan Data dan Informasi ;
b. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengumpulan Data dan
Informasi ;
c. Waktu Pelaksanaan Kegiatan.

a. Analisis Kebijakan Pembangunan Kawasan Transmigrasi


b. Analisis Struktur dan Pemanfaatan Kawasan transmigrasi
c. Analisis Sumberdaya dan Kemampuan Lahan
d. Analisis Pengembangan Ekonomi Kawasan Transmigrasi
e. Analisis Sosial dan Kependudukan
f. Analisis Prasarana dan Sarana
g. Analisis Transportasi
Page 20
Karateristik Fisik Dasar Yaitu: Ketersediaan SDA: Jenis Dan Jumlah
Topografi, Jenis Tanah, Iklim Dll

Analisis Kesesuaian Lahan Analisis Ketersediaan Dan Pola Sebaran

Analisis Ketersediaan Dan Pola Potensi Pengembangan


Sebaran

Informasi Mengenai Daya Dukung Lingkungan


Untuk Berbagai Kebutuhan Pengembangan
Wilayah Page 21
Proyeksi Jumlah
Penduduk 15 tahun ke depan

Kebutuhan Fasilitas: Standar


Kebutuhan Ruang
Transportasi, Air Bersih, Perencanaan
Jaringan Listrik, Penyediaan
Jaringan Telekomunikasi Prasarana
dan
Persampahan Permukiman

Rencana Sistem Jaringan Dan


Prasarana: Transportasi,
Jaringan Telekomunikasi, Jaringan Air
Bersih, Jaringan Listrik, Pengembangan
Permukiman Dan Pengelolaan
Persampahan

Page 22
Page 23
PROSEDUR PERSETUJUAN
RENCANA LOKASI KAWASAN TRANSMIGRASI

Persiapan Persiapan Teknis Hasil Persiapan Administrasi dan Teknis


Administrasi a) Kajian awal potensi lahan kawasan dengan 1. SK Bupati/Walikota atau Gubernur tentang
pencadangan lahan untuk kawasan transmigrasi.
mengacu pada kajian RTRW provinsi dan
Pencadangan tanah dalam hal ini berarti
Kajian potensi lokasi RTRW kabupaten/kota serta kebijakan dan penunjukan area tanah oleh bupati/walikota
kawasan mencakup peraturan lainnya. atau gubernur yang disediakan untuk
penyediaan tanah b) Identifikasi informasi dan data awal kajian pembangunan kawasan transmigrasi.
potensi kawasan;
untuk pembangunan 2. Hasil kajian awal lokasi kawasan transmigrasi
c) Penyiapan metodologi pendekatan
kawasan pelaksanaan kegiatan;
yang terdiri atas :
a) Gambaran umum wilayah perencanaan
transmigrasi d) Penyiapan rencana kerja rinci; dan b) Identifikasi nilai strategis kawasan
dilaksanakan melalui e) Penyiapan perangkat survei (checklist data transmigrasi;
proses pencadangan yang dibutuhkan, panduan wawancara, c) Identifikasi dan perumusan isu strategis
tanah/penegasan kuesioner, panduan observasi dan perlunya penyusunan RKT;
dokumentasi, dll) serta mobilisasi d) Identifikasi kebijakan terkait dengan wilayah
fungsi lahan oleh perencanaan;
peralatan dan personil yang dibutuhkan.
pemerintah daerah f) Materi yang dihasilkan adalah Proposal
e) Potensi dan permasalahan awal wilayah
baik Bupati atau perencanaan serta gagasan awal
Teknis/Hasil Kajian Awal Lokasi Kawasan pengembangan wilayah perencanaan; dan
Gubernur Transmigrasi f) Identifikasi awal batas delineasi kawasan.

PROSES PENYUSUNAN RKT, sampai


Pengesahan Dokumen RKT melalui TIDAK DISETUJUI
Peraturan Daerah PROSES PENILAIAN DAN PERSETUJUAN
CALON LOKASI KAWASAN TRANSMIGRASI
(pada tahapan proses penyusunan oleh KEMENTRIAN TERKAIT melalui
RKT, maka Pemerintah GUBERNUR
Pusat/Kementrian Terkait bersama (waktu proses maksimal 6 bulan)
Pemerintah Daerah adalah sebagai
DISETUJUI
unsur teknis dalam penyusunan
materi RKT)

PROSES PERSETUJUAN
Page 24
PROSEDUR PENYUSUNAN
RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI (RKT)

Page 25
PENGENDALIAN
RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI (RKT)

Ketentuan pengendalian pemanfaatan kawasan transmigrasi


berfungsi :
a. Sebagai alat pengendali pengembangan kawasan transmigrasi;
b. Menjaga kesesuaian pemanfaatan kawasan dengan rencana
kawasan transmigrasi;
c. menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu
pemanfaatan kawasan transmigrasi yang telah sesuai dengan
rencana tata ruang baik RTRW Kabupaten maupun RTRW
Provinsi;
d. meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan
rencana kawasan transmigrasi;
e. mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan
f. melindungi kepentingan umum Page 26
Pengendalian pemanfaatan kawasan transmigrasi
diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban
terhadap pemanfaatan kawasan transmigrasi.
Pengawasan diselenggarakan melalui kegiatan sebagai berikut :
a) pelaporan yang menyangkut segala hal yang tentang
pemanfaatan kawasan transmigrasi;
b) pemantauan terhadap perubahan pemanfaatan kawasan
transmigrasi; serta
c) evaluasi sebagai upaya menilai kemajuan kegiatan
pemanfaatan kawasan transmigrasi dalam mencapai tujuan
rencana kawasan transmigrasi (RKT).

Page 27
A. Pengawasan

B. Pelaporan

C. Pemantauan

D. Evaluasi

E. Penertiban

Page 28
a. Pengawasan selama proses pembangunan (construction),
bertujuan untuk mencegah terjadinya kelambatan atau masa idle
(non-performing) yang berdampak negatif.
b. Pengawasan pasca pembangunan, bertujuan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan kegiatan yang dilaksanakan terhadap
perijinan yang telah diterbitkan.

Page 29
a. Fungsi pelaporan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi pemerintah
atau instansi yang berwenang dalam memantau dan mengevaluasi
pemanfaatan kawasan transmigrasi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
rencana kawasan transmigrasi.
b. Pelaporan, Subyek pelaporan, Obyek pelaporan, Bentuk pelaporan dan
Mekanisme pelaporan
c. Tahapan pelaporan terdiri dari tahap-tahap pelaporan yang harus dilakukan
oleh pengguna kawasan transmigrasi maupun masyarakat selama proses
pelaksanaan kegiatan pembangunan dilakukan.
d. Pelaporan oleh pengguna kawasan transmigrasi
e. Pelaporan oleh masyarakat umum dapat dilakukan kapan pun selama dalam
pelaksanaan kegiatan pemanfaatan kawasan transmigrasi
Page 30
Subyek yang memiliki kewajiban untuk melaporkan adalah pihak
pengguna kawasan transmigrasi, sedangkan subyek yang memiliki hak
untuk melaporkan adalah masyarakat luas dengan perincian sebagai
berikut:
a. pengguna kawasan transmigrasi : berupa laporan kegiatan
pembangunan yang akan digunakan untuk menilai sampai sejauh
mana pelaksanaan pemanfaatan kawasan transmigrasi
direalisasikan sesuai dengan rencana kawasan transmigrasi yang
berlaku;
b. masyarakat luas (pihak-pihak di luar pengguna baik yang berada
maupun tidak berada di sekitar kawasan pemanfaatan kawasan
transmigrasi) : berguna sebagai penyeimbang informasi sekaligus
sebagai kontrol terhadap laporan yang dibuat oleh pengguna
kawasan transmigrasi.

Page 31
Pemantauan adalah aktivitas yang bertujuan mengamati, mengikuti
dan mendokumentasikan perubahan status/kondisi suatu kegiatan
pemanfaatan kawasan transmigrasi suatu kawasan/obyek tertentu
dalam periode waktu tertentu. Pemantauan merupakan kegiatan
rutin dari instansi terkait dan merupakan tindak lanjut adanya laporan
dari masyarakat, pengguna ruang, atau instansi terkait perihal adanya
dugaan pelanggaran pemanfaatan kawasan transmigrasi.

Evaluasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan pelaporan dan


pemantauan. Evaluasi merupakan bagian dari tindakan pengawasan
yang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi pemanfaatan
kawasan transmigrasi untuk ditindaklanjuti.

Page 32
Penertiban merupakan tindakan yang harus dilakukan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku dan berdasarkan hasil
rekomendasi pada tahap evaluasi.
Penertiban dilakukan karena hasil rekomendasi dalam tahap evaluasi
menunjukkan bahwa telah terjadi terhadap Rencana Kawasan
Transmigrasi (RKT) yang berlaku.
Penertiban dilakukan melalui pemeriksaan (penyidikan) dan
penyelidikan atas pemanfaatan kawasan transmigrasi yang tidak
sesuai dengan rencana kawasan transmigrasi yang berlaku.

Page 33
Kelembagaan mencakup lembaga-lembaga yang memiliki
wewenang dalam pengendalian pemanfaatan kawasan
transmigrasi. Lembaga-lembaga yang dimaksud meliputi
instansi pemerintah dan institusi-institusi terkait lainnya yang
berwenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Pengendalian pemanfaatan kawasan transmigrasi diselenggarakan


oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat, yang
dilaksanakan secara terkoordinasi antara pemerintah dan
masyarakat. Peran serta masyarakat merupakan hal yang penting
karena hasil kegiatan penataan kawasan transmigrasi adalah untuk
kepentingan masyarakat, serta terselenggaranya pengendalian
pemanfaatan kawasan transmigrasi.
Page 34
Page 35

You might also like