Professional Documents
Culture Documents
Abstract
According to the basic health research in 2010, childbirths assisted by midwives in poor
target groups reached approximately 69.3%. While childbirth is performed by health workers
in health facilities reached 55.4%. One important obstacle to access childbirths assisted by
midwives in health facilities is limitations and unavailability of cost so that makes
breakthrough policy to improve the childbirth helped by health workers in health facility
through a policy called assurance of childbirth. The assurance of childbirth is intended to
eliminate the financial barriers for pregnant women toobtain childbirthassurance, which
includes pregnancy examination, childbed care including family planning after childbirth,
andnewborn care. This study aims to determine description of the rate of childbirth
satisfaction using BPJS services in regional public hospital of Banjarbaru 2015.
Thisresearchusesdescriptive methodwith cross sectional approach. The research
samplesare 50 respondents with Non-Probability Sampling techniques by accidental
sampling. The results showed the satisfaction level of childbirth is 81.5% satisfied, BPJS
service in regional public hospital of Banjarbaru. ,50 respondents use childbirth assurance
card of BPJS. From these results it can be concluded that the description of the rate of
childbirth satisfaction using BPJS in hospitals Banjarbaru BPJS 2015 generally said
satisfied.
11
Jurkessia, Vol. VI, No.2, Maret 2016 Nina Rahmadiliyanii,dkk
Menurut hasil riset kesehatan dasar secara universal diharapkan bisa dimulai
2010, persalinan oleh tenaga kesehatan secara bertahap pada 2014 dan pada 2019,
pada kelompok sasaran miskin baru diharapkan seluruh warga indonesia sudah
mencapai sekitar (69,3%). Sedangkan memiliki jaminan kesehatan tersebut. BPJS
persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan bersama BPJS Ketenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan baru kerjaan (dahulu bernama jamsostek)
mencapai (55,4%). Salah satu kendala merupakan program pemerintah dalam
penting untuk mengakses persalinan oleh kesatuan jaminan kesehatan nasional (JKN)
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang diresmikan pada tanggal 31
adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan Desember 2013. Untuk BPJS kesehatan
biaya sehingga diperlukan kebijakan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari
terobosan untuk meningkatkan persalinan 2014, sedangkan BPJS ketenagakerjaan
yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014. BPJS
kesehatan melalui kebijakan yang disebut kesehatan sebelumnya bernama ASKES
jaminan persalinan. Jaminan persalinan (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh
dimaksudkan untuk menghilangkan PT. ASKES Indonesia (persero), namun
hambatan financial bagi ibu hamil untuk sesuai UU Nomor. 24 tahun 2011 tentang
mendapatkan jaminan persalinan, yang BPJS, PT. ASKES Indonesia berubah
didalamnya termasuk pemeriksaan menjadi BPJS kesehatan sejak tanggal 1
kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB Januari 2014.
pasca persalinan , dan pelayanan bayi baru Data dari RSUD Banjarbaru tahun
lahir (5). 2014 didapat jumlah ibu bersalin yang
Kepuasan pasien adalah keluaran menggunakan kartu BPJS sebanyak 1679
dari layanan kesehatan dan suatu (97,56%) dari 42 (2,44%) yang tidak
perubahan dari sistem layanan kesehatan menggunakan BPJS dan total ibu bersalin
yang ingin dilakukan tidak mungkin tepat yang menggunakan BPJS dan tidak
sasaran dan berhasil tanpa melakukan menggunakan BPJS sebanyak 1721. Studi
pengukuran kepuasan pasien. Karena hasil pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
pengukuran kepuasan pasien akan pada tanggal 3 Februari 2015 di dapatkan
digunakan sebagai dasar untuk mendukung dari hasil wawancara awal bersalin yang
perubahan sistem layanan kesehatan, menggunakan kartu BPJS mendapatkan
perangkat yang digunakan untuk mengukur hasil 3 orang merasa puas dan 7 orang
kepuasan pasien itu harus handal dan merasa kurang puas terhadap pelayanan
dapat dipercaya (6). BPJS. Berdasarkan fenomena yang terjadi
Badan penyelenggara jaminan maka peneliti tertarik untuk melakukan
sosial atau BPJS merupakan lembaga yang penelitian tentang Gambaran Tingkat
dibentuk untuk menyelenggarakan program Kepuasan Ibu Bersalin Di Ruang VK Yang
jaminan sosial di Indonesia menurut Menggunakan BPJS Di RSUD Banjarbaru
undang-undang nomor 40 tahun 2004 dan Tahun 2015.
undang-undang nomor 24 tahun 2011.
Berdasarkan undang-undang nomor 24 Metode Penelitian
tahun 2011, BPJS akan menggantikan Jenis penelitian ini adalah penelitian
sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada deskriptif dengan rancangan cross
di Indonesia yaitu lembaga asuransi sectional.
jaminan kesehatan PT. ASKES Indonesia Populasi dalam penelitian ini seluruh
menjadi BPJS kesehatan dan lembaga ibu bersalin yang ada di RSUD Banjarbaru
jaminan sosial ketenaga kerjaan. PT. pada bulan Mei tahun 2015 sebanyak 53
JAMSOSTEK menjadi BPJS peserta BPJS.
ketenagakerjaan transformasi PT. ASKES Sampel pada penelitian ini adalah
dan PT. JAMSOSTEK menjadi BPJS seluruh dari ibu bersalin di ruang bersalin di
dilakukan secara bertahap. Pada awal RSUD Banjarbaru Tahun 2015 yang
2014, PT. ASKES akan menjadi BPJS menggunakan kartu BPJS selama masa
kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran penelitian. Tehnik pengambilan sampel
PT. JAMSOSTEK menjadi BPJS yang digunakan dalam penelitian ini adalah
KETENAGAKERJAAN. Jaminan kesehatan Nonprobability Sampling
12
Jurkessia, Vol. VI, No.2, Maret 2016 Nina Rahmadiliyanii,dkk
13
Jurkessia, Vol. VI, No.2, Maret 2016 Nina Rahmadiliyanii,dkk
puas 7 orang (15,6%), puas 38 orang sesuai dengan harapan pasien untuk
(84,4%) dan tidak puas 0 orang (0%). mendapatkan pelayanan yang terbaik dan
Hasil ini sesuai dengan teori terpenuhi kebutuhannya.
kepuasan yang menyatakan bahwa Berdasarkan tabel 4.6
kepuasan adalah persepsi terhadap produk memperlihatkan bahwa pada dimensi
atau jasa yang telah memenuhi empathy menunjukkan ada 46 responden
harapannya. Jadi kepuasan pelanggan 92% puas dan 4 responden 8% tidak puas.
adalah hasil dari akumulasi konsumen atau Kepuasan pasien disebabkan karena
pelanggan dalam menggunakan produk petugas (bidan) melakukan tindakan
atau jasa (8). pelayanan dengan penuh kekeluargaan dan
senyuman sehingga pasien merasa sangat
2. Tingkat kepuasan ibu bersalin bersahabat dengan petugas.Karena
berdasarkan lima dimensi perilaku petugas (bidan) terhadap pasien
Berdasarkan penelitian yang dilihat sangat mempengaruhi persepsi tingkat
dari masing-masing parameter dimensi kepuasan pasien. Hal terkecil seperti
tingkat kepuasan pasien dapat menyapa pasien sangat besar manfaatnya
digambarkan sebagai berikut: karena pasien merasa lebih dihargai dan
Pada tabel 4.2 memperlihatkan diperhatikan sehingga membuat pikiran
bahwa pada dimensi tangibles yang positif terhadap pelayanan yang
menunjukkan ada 18 responden 50% yang dilakukan.
puas dan 32 responden 100% tidak puas. Kelengkapan fasilitas turut
Kepuasan pasien tersebut pada kerapian menentukan penilaian kepuasan pasien,
pakaian oleh perawat yang selalu misalnya fasilitas baik sarana dan
menggunakan seragam tiap harinya dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu
pakaian yang rapi dan harum, merupakan yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.
salah satu penampilan fisik yang juga Walaupun hal ini tidak vital menemukan
membantu dalam kenyaman terhadap penilaian kepuasan pasien, namun institusi
kegiatan yang dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan perlu memberikan
(bidan). perhatian pada fasilitas dalam penyusunan
Berdasarkan tabel 4.3 strategi untuk menarik konsumen. (8)
memperlihatkan bahwa pada dimensi Hasil penelitian ini sesuai dengan
realiability menunjukkan ada 43 responden Desta Fatma mahasiswi Fakultas
86% yang puas dan 7 responden 14% tidak Kedokteran Universitas Diponegoro 2012
puas. Kepuasan pasien disebabkan oleh dengan judul Perbandingan kepuasan
kemampuan, sikap, perilaku dan antara pasien ASKES dan pasien
pengetahuan petugas (perawat) dalam JAMKESMAS di poliklinik penyakit dalam
memberikan informasi. RSUP dr.Kariadi Semarang, didapatkan
Berdasarkan tabel 4.4 pada kepuasan pelayanan askes berjumlah
memperlihatkan bahwa pada dimensi 77 responden puas, 22 responden kurang
responsiveness menunjukkan ada 38 puas, 1 responden tidak puas dan pada
responden 76% puas dan 12 responden kepuasan pelayanan jamkesmas 59
24% tidak puas. Kepuasan pasien karena responden puas, 34 responden kurang
perhatian yang diberikan petugas (bidan) puas dan 7 responden tidak puas.Hal ini
terhadap kebutuhan pasien, penanganan sesuai dengan prinsip BPJS
petugas (bidan) yang cepat, tepat dan penyelenggaraan mengacu pada,
kekeluargaan pada saat memberikan diselenggarakan secara serentak di seluruh
pelayanan. Indonesia dengan azas gotong royong
Berdasarkan tabel 4.5 sehingga terjadi subsidi silang, mengacu
memperlihatkan bahwa pada dimensi pada prinsip asuransi kesehatan social,
assurance menunjukkan ada 48 responden pelayanan kesehatan dengan prinsip
96% puas dan 2 responden 4% tidak puas, managed care dilaksanakan secara
kepuasan pasien disebabkan karena terstruktur dan berjenjang, program
komunikasi petugas (bidan) melayani diselenggarakan dengan prinsip nirlaba,
dengan baik dan tanggapan yang baik. menjamin adanya protabilitas dan ekuitas
Jaminan yang diberikan kepada pasien dalam pelayanan kepada peserta, adanya
14
Jurkessia, Vol. VI, No.2, Maret 2016 Nina Rahmadiliyanii,dkk
Daftar Pustaka
1. Yanti.(2009). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Cetakan Ke-1. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
2. Madepurningsih. (2013). Persalinan
Normal. (Diakses Pada Tanggal 10
Februari 2015).
Https://Madepurningsih.Wordpress.Com/
2013/05/15/Persalinan-Normal-2/.
3. Saifuddin, AB. (2002). Konsep Dasar
Persalinan. (Diakses Pada Tanggal 10
Februari 2015).
Https://Madepurningsih.Wordpress.Com/
2013/05/15/Persalinan-Normal-2/.
4. Ditjen Bina Gizi Dan KIA, Kemkes RI.
(2013). Jumlah Persalinan Di Kabupaten
( Diakses Pada Tanggal 10 Februari
15