Professional Documents
Culture Documents
SATUAN OPERASI
ACARA I
PRINSIP KEKEKALAN DAN NERACA MASSA DAN ENERGI
DISUSUN OLEH :
NIM : 14/364010/TP/10974
GOL : KAMIS
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Massa dan energi merupakan suatu hal yang tidak bisa terpisahkan dari
kehidupan manusia di muka bumi ini karena segala sesuatu yang ada di sekitar
kita baik biotik maupun abiotik kesemuanya memiliki massa dan energi.
Contohnya adalah air. Air memiliki massa dan energi (kinetik dan potensial)
dalam kondisi tertentu.
Dalam suatu proses, prinsip kekekalan dan neraca massa dan energi sangat
diperlukan. Perlu adanya perhitungan antara jumlah massa dan energi yang masuk
serta berapa jumlah massa dan emergi yang dihasilkan. Prinsip kekekalan massa
mengandung arti bahwa massa itu tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Jumlah dari massa yang masuk sama dengan jumlah massa yan keluar dari sistem.
Hal tersebut berlaku pula untuk prinsip kekekalan energi.
Dalam praktikum ini akan digunakan air sebagai bahan dalam memahami
konsep kekekalan masa dan energi ini. Dalam kehidupan sehari hari air sering
ditemui dialiri dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan pipa. Sistem
pemipaan ini berpengaruh pada laju aliran, jumlah air yang mengalir, dan waktu
aliran air tersebut berlangsung.
B. Tujuan
Massa dan volum. Hubungan massa dan volum adalah berat jenis atau
densitas. Seringkali juga dinyatakan dalam specific volume dan specific gravity.
Kecepatan alir (flow rate). Proses yang berlangsung sinambung atau kontinyu
memerlukan data kecepatan bahan yang disebut kecepatan alir. Alat yang dapat
mengukur kecepatan alir antara lain, pitot tube, orifice meter, venturi meter, flow
nozzle, dan rotameter.(Earle,1969)
Proses dalam keadan mantap (steady) adalah proses dimana semua aliran
yang masuk dan keluar, laju dan komposisinya tetap (tidak bergantung dari
waktu). Pada keadaan seperti ini jumlah massa yang menumpuk juga tetap (laju
akumulasi/penumpukan = 0 ) dan tidak turut diperhitungkan. Pada keadaan
tersebut persamaan neraca massa menjadi (Olson, 1993):
yang mengalir sepanjang pipa dalam bentuk p+gh+ 1 v 2 =tetap. Tetap disini
2
adalah tetap untuk sembarang cairan bagian cairan yang mengalir dan juga sama
untuk bagian cairan sepanjang alirannya. Rumus diatas dijabarkan dari azas
kekekalan tenaga mekanik. Energi mekanik terdiri atas bagian energi kinetik dan
energi potensial. Rumus Bernoulli menyatakan bahwa total tekanan yang terdiri atas
tekanan stastis dan tekanan dinamis adalah tetap, sedang rumus hidrostatika
menyatakan bahwa tekanan statis adalah tetap atau sama untuk semua bagian cairan
dalam bejana ( Soedjojo, 1999 ).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Air
B. CARA KERJA
1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
Percobaan pertama ini digabung dengan percobaan 3. Variasi untuk
bukaan kran pemasok digunakan pada bukaan 1/3, 2/3, dan 3/3 sedangkan
pada kran pengatus ditutup. Setiap ketinggian 10 cm waktu dicatat sampai
mencapai 90 cm. Topwatch dipencet ketika air keluar dari selang menuju
gelas ukur.
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume
akumulasi
Gelas ukur diisi air hingga penuh setinggi 90 cm. Secara bersamaan
kran pemasok dan kran pengatus dibuka (stopwatch dimulai saat air mulai
mengalir). Kran pengatus dibuka penuh, sedangkan kran pemasok
divariasikan sebanyak 3x. Setiap 10 detik ketinggian air diamati dan dicatat
sampai ketinggian air konstan (tetap). Lakukan 3x berturut-turut.
3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
Percobaan tiga berhubungan dengan percobaan pertama. Air di dalam
gelas ukur diisi penuh. Bukaan kran pengatus divariasikan (stopwatch pencet
saat air mulai keluar). Tinggi permukaan diamati dan id catat waktu yang
diperlukan untuk penurunan ketinggian air setinggi 10 cm.
4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan
berubah.
Gelas ukur dikosongkan. Kran pemasok dibuka secara penuh,
sedangkan kran pengatus divariasikan (stopwatch dimulai pada saat air mulai
keluar dari selang). Setiap interval 10 detik diamati dan dicatat ketinggian air
dalam bak penampung sampai air dalam gelas ukur tersebut konstan. Ulangi
selama 3x berturut-turut.
C. CARA ANALISIS
A tabung D tab
1 2
4
c. Dihitung debit masuk
dh
Q in A tabung
dt
d. Mencari Min :
M in Q in air
= 1000 kg/m3
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan
volume akumulasi
a. Dihitung luas lubang kran
1 ( )2
= 3 untuk bukaan kecil
4
1 ( )2
= 3 untuk bukaan sedang
4
1 ( )2
= 3 untuk bukaan besar
4
vout 2 gh
c. Dihitung debit air keluar (Qout)
Q out v out A kran
d. Dihitung laju aliran massa keluar (Mout)
M out Q outn air
e. Dicari gradien garis
dh h 2 h 1
dt t 2 t 1
f. Dihitung Qak
dh
Q ak A tabung
dt
g. Dihitung Qin
Q in Q out Q ak
vout 2 gh
b. Menghitungdebit air keluar (Qout)
Q out v out A kran
c. Menghitung laju aliran massa keluar (Mout)
M out Q outn air
d. Mencari gradien garis
dh h2 h1
dt t 2 t1
e. Mencari Qak
dh
Qak Atabung
dt
f. Mencari Qin
Q in Q out Q ak
g. Membuat grafik t (sekon) vs Qak
D. Skema Alat
BAB IV
Tabel 4.2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume
akumulasi
tinggi air -in penuh(cm) tinggi air-in sedang(cm) tinggi air-in kecil(cm)
t(s)
1 2 R 1 2 R 1 2 R
20 52 51 51.5 46 47 46.5 15 27 21
30 46 46 46 40 40 40 11 21 16
40 44 44 44 36 37 36.5 11 21 16
50 43 43 43 36 36 36 11 21 16
60 42 42 42 36 36 36
70 42 42 42 36 36 36
80 42 42 42
Tabel 4.3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
t bukaan penuh (s) t bukaan sedang (s) t bukaan kecil (s)
h(m)
1 2 R 1 2 R 1 2 R
0.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.8 1.06 1.76 1.41 2.85 1.98 2.415 6.04 5.34 5.69
0.7 2.3 3.65 2.975 3.55 3.65 3.6 11.92 9.92 10.92
0.6 3.68 4.25 3.965 5.04 5.12 5.08 18.57 15.44 17.005
0.5 5.04 5.17 5.105 7.16 6.88 7.02 25.83 20.91 23.37
0.4 6.53 6.57 6.55 9.2 9.02 9.11 33.71 27.6 30.655
0.3 8.35 8.31 8.33 12.69 11.39 12.04 42.41 34.8 38.605
0.2 10.46 10.67 10.565 15.03 13.97 14.5 53.36 43.15 48.255
0.1 13.19 13.37 13.28 19.28 18.12 18.7 67.96 54.61 61.285
Tabel 4.4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan berubah
tinggi air -out penuh(cm) tinggi air-out sedang(cm) tinggi air-out kecil(cm)
t(s)
1 2 R 1 2 R 1 2 R
10 35 35 35 40 40 40 50 55 52.5
20 42 42 42 56 57 56.5 81 86 83.5
30 46 46 46 66 65 65.5 90 90 90
40 48 47 47.5 72 72 72 90 90 90
50 49 47 48 74 77 75.5 90 90 90
60 50 47 48.5 74 80 77
70 46 47 46.5 74 82 78
80 44 47 45.5 74 79 76.5
90 42 47 44.5 74 76 75
110 42 47 44.5 74 74 74
120 74 74 74
130 74 74 74
1.2 Analisa Data
1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
Tabel 5. Analisa Data Pengukuran Lama Pengisian Dan Laju Aliran Massa Ke Bak Air
Tabel 4.5 hasil Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
y = 0.0537x - 0.1446
1 R = 0.9953 y = 0.0297x + 0.0165
0.9 R = 0.9964 sedang
y = 0.0537x - 0.1446
0.8 R = 0.9953 kecil
0.7
0.6 penuh
0.5
0.4 Linear (sedang)
0.3 Linear (sedang)
0.2
0.1 Linear (kecil)
0
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00
Contoh perhitungan :
a. Gradien
Bukaan Penuh : 0,059
Bukaan Sedang : 0,056
Bukaan Kecil : 0,032
= 0,000198 m2
= 28,69146 m/s
= 0,005673 m3/s
= 1000 0,005673 m3/s
= 5,672522
Tabel 4.7 Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
100 besar
sedang
80 y = 3.3885x - 91.71
R = 0.1463 kecil
60
Linear (besar)
40
Linear (sedang)
20 y = 0.7679x - 32.356
Linear (kecil)
R = 0.6259
0
0 20 40 60 80 100
-20
Tabel 4.8 hasil Pengukuran kecepatan pasokan pengatusan dengan tinggi permukaan berubah
= 0,005806 m3/s
d. Nilaii gradient
(1)
=
(1)
44 40,5
=
30 20
= 0,35
e. Nilaii Qak
= .
= 0,35 x. 0,007085
= 0,00248
f. Nilaii Qin
Qin = Qout + Qak
Qin = 0,005806 + 0,00248
Qin = 0,008286m3/s
BAB VI
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hukum kekekalan massa dan energi, massa dan energi tidak
dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, akan tetapi massa dan energi
berubah atau terkonversi menjadi bentuk lain
2. Keadaan steady state terjadi apabila laju akumulasi dalam proses sama dengan
nol, sehingga input sama dengan output.
3. Laju air yang masuk sama dengan laju air yang keluar ditambah laju akumulasi.
4. Semkain besar bukaan kran maka debit air yang masuk ke tabung penampung
semakin besar.
5. Variasi bukaan juga mengakibatkan perbedaan gradien yang diperoleh dari grafik,
pengukuran waktu dan ketinggian air.
6. Tiap variasi bukaan mempunyai waktu yang berbeda-beda untuk mencapai
ketinggian yang konstan.
7. Semakin tinggi permukaan air maka tekanannya semakin besar karena banyak
air yang menekan ke bawah sehingga makin air makin cepat keluar.
Saran
Ketika percobaan, sebaiknya air ditampung lagi atau dimanfaatkan untuk hal-
hal lain dan tidak dibuang sia-sia. Alat diperbaiki, karena ada beberapa alat yang
kurang sesuai syarat, dan itu dapat mempengauhi hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Earle. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Terjemahan Pertama Sastra
Hudaya: Bogor
Nahvi, Mahmood. 2003. Rangkaian Listrik. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Olson,M. 1993..Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Titherington, J.G Rimmer. 1984. Mekanika Terapan edisi Kedua. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Soedjojo, P. 1999. Fisika Dasar. Andi Yogyakarta: Yogyakarta
Suyitno. 1989. Satuan Operasi. Pusat Pengantar Universitas pangan dan Gizi.
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
BAB V
PEMBAHASAN
2 2
p1 u1 p u
z1 2 2 z 2 H
g 2 g g 2 g
Untuk menghitung tinggi maksimal dan kecepatan maksimal pengatusan air dengan variasi kecepatan alir pasokan dapat digunakan penurunan rumus sebagai berikut
2
u
z1 2
2g
u2 2 gz2
2
maka
u2 2 gz1
LAMPIRAN