You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI
ACARA I
PRINSIP KEKEKALAN DAN NERACA MASSA DAN ENERGI

DISUSUN OLEH :

NAMA : INTAN AYU PERTIWI PUTRI

NIM : 14/364010/TP/10974

GOL : KAMIS

CO ASS : EKA MARTA FRANSISCA

LABORATORIUM TEKNIK PANGAN & PASCAPANEN

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN & BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Massa dan energi merupakan suatu hal yang tidak bisa terpisahkan dari
kehidupan manusia di muka bumi ini karena segala sesuatu yang ada di sekitar
kita baik biotik maupun abiotik kesemuanya memiliki massa dan energi.
Contohnya adalah air. Air memiliki massa dan energi (kinetik dan potensial)
dalam kondisi tertentu.

Dalam suatu proses, prinsip kekekalan dan neraca massa dan energi sangat
diperlukan. Perlu adanya perhitungan antara jumlah massa dan energi yang masuk
serta berapa jumlah massa dan emergi yang dihasilkan. Prinsip kekekalan massa
mengandung arti bahwa massa itu tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Jumlah dari massa yang masuk sama dengan jumlah massa yan keluar dari sistem.
Hal tersebut berlaku pula untuk prinsip kekekalan energi.

Dalam praktikum ini akan digunakan air sebagai bahan dalam memahami
konsep kekekalan masa dan energi ini. Dalam kehidupan sehari hari air sering
ditemui dialiri dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan pipa. Sistem
pemipaan ini berpengaruh pada laju aliran, jumlah air yang mengalir, dan waktu
aliran air tersebut berlangsung.

B. Tujuan

1. Mempelajari prinsip kekekalan massa


2. Mempelajari prinsip kekekalan energi
3. Mempelajari analisa neraca massa
4. Mempelajari analisa neraca energi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-


Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup
akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut.
Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa
adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup
(Anonim1, 2008).
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang
meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama
dalam termodinamika. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa
adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu
sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa
radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi.
Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi
potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu
sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat
sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. (Anonim2, 2008)

Neraca massa merupakan penerapan hukum kekekalan massa terhadap


suatu proses. Massa jumlahnya tetap, tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Prinsip ini tidak berlaku bagi proses yang menyangkut reaksi-reaksi
inti(nuklir). Pada reaksi ini terjadi pemusnahan massa dan berubah menjadi
energi. Neraca massa dibuat untuk suatu alat atau unit dengan batasan tertentu.
Bahan- bahan yang perlu diperinci banyaknya adalah bahan-bahan yang masuk
dan keluar batasan yang ditetapkan. Berdasarkan hukum kekekalan massa,
banyaknya bahan yang masuk, keluar dan menumpuk dalam sistem yang batasnya
telah kita tetapkan, berlaku hubungan berikut(Nahvi, 2003) :
Jumlah massa masuk jumlah massa keluar = Jumlah massa yang menumpuk di
dalam batas sistem
Ri Ro = A

Massa dan volum. Hubungan massa dan volum adalah berat jenis atau
densitas. Seringkali juga dinyatakan dalam specific volume dan specific gravity.
Kecepatan alir (flow rate). Proses yang berlangsung sinambung atau kontinyu
memerlukan data kecepatan bahan yang disebut kecepatan alir. Alat yang dapat
mengukur kecepatan alir antara lain, pitot tube, orifice meter, venturi meter, flow
nozzle, dan rotameter.(Earle,1969)

Proses dalam keadan mantap (steady) adalah proses dimana semua aliran
yang masuk dan keluar, laju dan komposisinya tetap (tidak bergantung dari
waktu). Pada keadaan seperti ini jumlah massa yang menumpuk juga tetap (laju
akumulasi/penumpukan = 0 ) dan tidak turut diperhitungkan. Pada keadaan
tersebut persamaan neraca massa menjadi (Olson, 1993):

Jumlah massa masuk = Jumlah massa keluar

Pada proses yang tidak/belum mantap (unsteady/transisi), laju alir maupun


komposisi senantiasa berubah (merupakan fungsi waktu). Untuk keadaan ini
akumulasi selalu diperhitungkan(Suyitno, 1989).

Pada keadaan mantap : Pada keadaan tak mantap :


qi = qo = tetap qi = qo = q (t), fungsi waktu (t)
tinggi permukaan tetap tinggi permukaan berubah
Aliran dalam pipa pipa atau tabung adalah suatu saluran yang tertutup,
umumnya mempunyai penampang sirkular dan digunakan untuk mengalirkan fluida
melalui tekanan pompa atau kipas angin. Bila pipa mengalir dengan terisi penuh
maka itu disebabkan oleh adanya tekanan yang menyebabkan mengalir. Kehilangan
tekanan dalam pipa fluida yang terjadi akibat adanya hambatan berupa gesekan
dengan dinding pipa dengan fluida hal ini mengakibatkan terjadinya kehilangan
energi dalam aliran fluida dalam pipa tersebut (Titherington, 1984).
Rumus Bernoulli adalah rumus dasar dalam hidrodinamika untuk cairan

yang mengalir sepanjang pipa dalam bentuk p+gh+ 1 v 2 =tetap. Tetap disini
2
adalah tetap untuk sembarang cairan bagian cairan yang mengalir dan juga sama
untuk bagian cairan sepanjang alirannya. Rumus diatas dijabarkan dari azas
kekekalan tenaga mekanik. Energi mekanik terdiri atas bagian energi kinetik dan
energi potensial. Rumus Bernoulli menyatakan bahwa total tekanan yang terdiri atas
tekanan stastis dan tekanan dinamis adalah tetap, sedang rumus hidrostatika
menyatakan bahwa tekanan statis adalah tetap atau sama untuk semua bagian cairan
dalam bejana ( Soedjojo, 1999 ).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
1. Gelas ukur tau ember sudah ditera
2. Stopwatch
3. Garis atau mistar ukur
4. Ember (wadah Air)

Bahan yang digunakan praktikum kali ini adalah

1. Air
B. CARA KERJA
1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
Percobaan pertama ini digabung dengan percobaan 3. Variasi untuk
bukaan kran pemasok digunakan pada bukaan 1/3, 2/3, dan 3/3 sedangkan
pada kran pengatus ditutup. Setiap ketinggian 10 cm waktu dicatat sampai
mencapai 90 cm. Topwatch dipencet ketika air keluar dari selang menuju
gelas ukur.
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume
akumulasi
Gelas ukur diisi air hingga penuh setinggi 90 cm. Secara bersamaan
kran pemasok dan kran pengatus dibuka (stopwatch dimulai saat air mulai
mengalir). Kran pengatus dibuka penuh, sedangkan kran pemasok
divariasikan sebanyak 3x. Setiap 10 detik ketinggian air diamati dan dicatat
sampai ketinggian air konstan (tetap). Lakukan 3x berturut-turut.
3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
Percobaan tiga berhubungan dengan percobaan pertama. Air di dalam
gelas ukur diisi penuh. Bukaan kran pengatus divariasikan (stopwatch pencet
saat air mulai keluar). Tinggi permukaan diamati dan id catat waktu yang
diperlukan untuk penurunan ketinggian air setinggi 10 cm.
4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan
berubah.
Gelas ukur dikosongkan. Kran pemasok dibuka secara penuh,
sedangkan kran pengatus divariasikan (stopwatch dimulai pada saat air mulai
keluar dari selang). Setiap interval 10 detik diamati dan dicatat ketinggian air
dalam bak penampung sampai air dalam gelas ukur tersebut konstan. Ulangi
selama 3x berturut-turut.
C. CARA ANALISIS

1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air


a. Membuat grafik ketinggiam (h dalam meter) vs waktu (t dalam sekon) :
h= y , t=x
dh
y ax b , a
dt
Atau dengan cara
1
=
1 1
b. Dihitung luas lubang tabung

A tabung D tab
1 2

4
c. Dihitung debit masuk
dh
Q in A tabung
dt
d. Mencari Min :
M in Q in air
= 1000 kg/m3
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan
volume akumulasi
a. Dihitung luas lubang kran
1 ( )2
= 3 untuk bukaan kecil
4
1 ( )2
= 3 untuk bukaan sedang
4
1 ( )2
= 3 untuk bukaan besar
4

b. Dihitung kecepatan air keluar (vout)

vout 2 gh
c. Dihitung debit air keluar (Qout)
Q out v out A kran
d. Dihitung laju aliran massa keluar (Mout)
M out Q outn air
e. Dicari gradien garis
dh h 2 h 1

dt t 2 t 1
f. Dihitung Qak
dh
Q ak A tabung
dt
g. Dihitung Qin
Q in Q out Q ak

h. Dibuat grafik antara t vs Mout

3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume


akumulasi
a. Mencari gradien garis
dh h 2 h 1

dt t 2 t 1
b. Mencari debit air keluar (Qout)
Q out v out A kran
c. Menghitung laju aliran massa keluar (Mout)
M out Q outn air
d. Dibuat grafik antara t (waktu) vs h

4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi


permukaan berubah
a. Mencari kecepatan keluar (vout)

vout 2 gh
b. Menghitungdebit air keluar (Qout)
Q out v out A kran
c. Menghitung laju aliran massa keluar (Mout)
M out Q outn air
d. Mencari gradien garis
dh h2 h1

dt t 2 t1
e. Mencari Qak
dh
Qak Atabung
dt
f. Mencari Qin
Q in Q out Q ak
g. Membuat grafik t (sekon) vs Qak

D. Skema Alat
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

4.1 Hasil Pengamatan

1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air


Tabel 4.1.Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air

t bukaan penuh (s) t bukaan sedang (s) t bukaan kecil (s)


h(m)
1 2 R 1 2 R 1 2 R

0.1 3.52 2.79 3.16 3.84 5.55 4.70 3.74 3.98 4

0.2 4.06 4.02 4.04 5.35 7.12 6.24 6.2 6.07 6

0.3 4.77 5.11 4.94 7.03 8.99 8.01 8.35 9.69 9

0.4 6.22 6.78 6.50 9.18 10.9 10.06 12.4 12.9 13


0.5 8.11 8.02 8.07 11.1 13.2 12.14 15.8 16.2 16

0.6 10.2 10.3 10.27 13 15.4 14.17 19.3 19.6 19

0.7 12.1 12.1 12.07 15.2 17.3 16.20 22.6 22.7 23

0.8 14 13.9 13.94 17.4 18.1 17.71 26.1 26.5 26

0.9 15 19.1 17.06 18.2 19.3 18.75 30.5 30.8 31

2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume


akumulasi

Tabel 4.2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume
akumulasi

tinggi air -in penuh(cm) tinggi air-in sedang(cm) tinggi air-in kecil(cm)
t(s)
1 2 R 1 2 R 1 2 R

10 64 63 63.5 60 61 60.5 37 46 41.5

20 52 51 51.5 46 47 46.5 15 27 21

30 46 46 46 40 40 40 11 21 16

40 44 44 44 36 37 36.5 11 21 16

50 43 43 43 36 36 36 11 21 16

60 42 42 42 36 36 36

70 42 42 42 36 36 36

80 42 42 42

3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi

Tabel 4.3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi
t bukaan penuh (s) t bukaan sedang (s) t bukaan kecil (s)
h(m)
1 2 R 1 2 R 1 2 R

0.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0.8 1.06 1.76 1.41 2.85 1.98 2.415 6.04 5.34 5.69

0.7 2.3 3.65 2.975 3.55 3.65 3.6 11.92 9.92 10.92

0.6 3.68 4.25 3.965 5.04 5.12 5.08 18.57 15.44 17.005

0.5 5.04 5.17 5.105 7.16 6.88 7.02 25.83 20.91 23.37

0.4 6.53 6.57 6.55 9.2 9.02 9.11 33.71 27.6 30.655

0.3 8.35 8.31 8.33 12.69 11.39 12.04 42.41 34.8 38.605

0.2 10.46 10.67 10.565 15.03 13.97 14.5 53.36 43.15 48.255

0.1 13.19 13.37 13.28 19.28 18.12 18.7 67.96 54.61 61.285

0 18.74 17.31 18.025 26.51 24.93 25.72 95.49 72.84 84.165

4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan berubah

Tabel 4.4. Pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan dengan tinggi permukaan berubah

tinggi air -out penuh(cm) tinggi air-out sedang(cm) tinggi air-out kecil(cm)
t(s)
1 2 R 1 2 R 1 2 R

10 35 35 35 40 40 40 50 55 52.5

20 42 42 42 56 57 56.5 81 86 83.5

30 46 46 46 66 65 65.5 90 90 90

40 48 47 47.5 72 72 72 90 90 90

50 49 47 48 74 77 75.5 90 90 90

60 50 47 48.5 74 80 77

70 46 47 46.5 74 82 78
80 44 47 45.5 74 79 76.5

90 42 47 44.5 74 76 75

100 42 47 44.5 74 75 74.5

110 42 47 44.5 74 74 74

120 74 74 74

130 74 74 74
1.2 Analisa Data
1. Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air
Tabel 5. Analisa Data Pengukuran Lama Pengisian Dan Laju Aliran Massa Ke Bak Air

Tabel 4.5 hasil Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak air

Dh/dt Atab Qin Min


t bukaan (s)

penuh 3.00E-05 0.7084625 2.13E-05 2.13E-02

sedang -1.00E-05 0.7084625 -7.08E-06 -7.08E-03

Kecil 9.00E-06 0.7084625 6.38E-06 6.38E-03

Grafik H (m) vs T (sekon)

y = 0.0537x - 0.1446
1 R = 0.9953 y = 0.0297x + 0.0165
0.9 R = 0.9964 sedang
y = 0.0537x - 0.1446
0.8 R = 0.9953 kecil
0.7
0.6 penuh
0.5
0.4 Linear (sedang)
0.3 Linear (sedang)
0.2
0.1 Linear (kecil)
0
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00

Gambar 1. Grafik H (m) vs T (sekon)

Contoh perhitungan :
a. Gradien


Bukaan Penuh : 0,059

Bukaan Sedang : 0,056



Bukaan Kecil : 0,032

b. Dihitung luas lubang tabung


() 3,14 (0,095)
Atab = 4
= 4
= 0,007085

c. Dihitung debit masuk



Qin =
= 0,059 x 0,007085 = 0,000418 m3/s

d. Dihitung laju aliran massa



Min = = 1000 x 0,000418 = 0,417993
2. Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume
akumulasi
Tabel 4.6 Pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa ada perubahan volume akumulasi

t bukaan (s) Akran Vout Qout Mout

penuh 6,52435E-05 28,69146214 0,001871932 1,87193227

sedang 0,000132464 26,56313235 0,003518662 3,51866239

Kecil 0,000197708 17,7087549 0,003501157 3,501156607

Contoh Perhitungan pada t = 30 detik


a. Dihitung luas lubang kran bukaan penuh
( )2
= 4
3,14(0,01587)2
= 4

= 0,000198 m2

b. Menghitung kecepatan air keluar


= 2
= 29,842

= 28,69146 m/s

c. Menghitung debit air keluar


= .
m
= 28,69146 s x 0,000198 m2

= 0,005673 m3/s

d. Menghitung laju aliran massa keluar


= .


= 1000 0,005673 m3/s


= 5,672522

3. Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi


1
y = -0.0523x + 0.8169
R = 0.9433 besar
0.8
y = -0.0365x + 0.8084 sedang
0.6 R = 0.9358
kecil
0.4 y = -0.0111x + 0.8042 Linear (besar)
R = 0.9428
Linear (sedang)
0.2
Linear (sedang)
0 Linear (kecil)
0 20 40 60 80 100
-0.2

Gambar Grafik h (m) vs t (sekon)

Tabel 4.7 Pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi

dh/dt Atab Qout Mout


T
bukaan

Penuh -0,052 0,7084625 -0,03684005 -36,84005

Sedang -0,036 0,7084625 -0,02550465 -25,50465

kecil -36,85 0,7084625 -26,10758701 -26107,587

Contoh Perhitungan bukaan penuh


a. Gradien

Bukaan Penuh : -0,052



Bukaan Sedang : -0,036

Bukaan Kecil : -0,011

b. Dihitung luas lubang tabung


()2 3,14 (0,095)2
Atab = 4
= 4
= 0,007085 2

c. Dihitung debit masuk



Qout =
= 0,052 x 0,007085 = -0,03684005
m3/s

d. Dihitung laju aliran massa



Mout= = 1000 x -0,03684005= -36,84005

4. Pengukuran kecepatan pasokan pengatusan dengan tinggi permukaan


berubah

140 y = 2.3939x - 98.033


R = 0.436
120

100 besar
sedang
80 y = 3.3885x - 91.71
R = 0.1463 kecil
60
Linear (besar)
40
Linear (sedang)
20 y = 0.7679x - 32.356
Linear (kecil)
R = 0.6259
0
0 20 40 60 80 100
-20

Gambar Grafik h (m) vs t (sekon)

Tabel 4.8 hasil Pengukuran kecepatan pasokan pengatusan dengan tinggi permukaan berubah

T bukaan Akran V Qout M dh/dt Atab Qak Qin

Penuh 0,00007 29,53303 0,00193 1,92684 3,38800 0,70846 2,40027 2,40220

Sedang 0,00013 38,08412 0,00504 5,04478 2,39300 0,70846 1,69535 1,70040

kecil 0,00020 42,00000 0,00830 8,30372 0,76700 0,70846 0,54339 0,55169

Contoh perhitungan pada bukaan penuh & waktu 30 detik

a. Nilai kecepatan keluar


= 2
= 2 9,8 44
= , m/s
b. Nilai debit keluar
= .
m
= 29,36665 x 0,000198 m2
s

= 0,005806 m3/s

c. Nilaii laju aliran massa keluar


= .
= 1000 0,005806

= ,

d. Nilaii gradient
(1)
=
(1)
44 40,5
=
30 20

= 0,35

e. Nilaii Qak

= .

= 0,35 x. 0,007085

= 0,00248

f. Nilaii Qin
Qin = Qout + Qak
Qin = 0,005806 + 0,00248
Qin = 0,008286m3/s
BAB VI

KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hukum kekekalan massa dan energi, massa dan energi tidak
dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, akan tetapi massa dan energi
berubah atau terkonversi menjadi bentuk lain
2. Keadaan steady state terjadi apabila laju akumulasi dalam proses sama dengan
nol, sehingga input sama dengan output.
3. Laju air yang masuk sama dengan laju air yang keluar ditambah laju akumulasi.
4. Semkain besar bukaan kran maka debit air yang masuk ke tabung penampung
semakin besar.
5. Variasi bukaan juga mengakibatkan perbedaan gradien yang diperoleh dari grafik,
pengukuran waktu dan ketinggian air.
6. Tiap variasi bukaan mempunyai waktu yang berbeda-beda untuk mencapai
ketinggian yang konstan.
7. Semakin tinggi permukaan air maka tekanannya semakin besar karena banyak
air yang menekan ke bawah sehingga makin air makin cepat keluar.

Saran
Ketika percobaan, sebaiknya air ditampung lagi atau dimanfaatkan untuk hal-
hal lain dan tidak dibuang sia-sia. Alat diperbaiki, karena ada beberapa alat yang
kurang sesuai syarat, dan itu dapat mempengauhi hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Hukum Kekekalan. diunduh dari URL


http://empouh.files.wordpress.com/2008/08/hukum-kkl.pdf diakses tanggal 11
November 2015 pukul 22.00 WIB

Anonim2. 2013. Seri Ringkasan Fisika


http://www.zakapedia.com/2013/04/hukum-kekekalan-energi-mekanik.html. diakses
tanggal 11 November 2015 pukul 22.00 WIB

Earle. 1969. Satuan Operasi dalam Pengolahan Pangan. Terjemahan Pertama Sastra
Hudaya: Bogor
Nahvi, Mahmood. 2003. Rangkaian Listrik. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Olson,M. 1993..Dasar-dasar Mekanika Fluida Teknik. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Titherington, J.G Rimmer. 1984. Mekanika Terapan edisi Kedua. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Soedjojo, P. 1999. Fisika Dasar. Andi Yogyakarta: Yogyakarta
Suyitno. 1989. Satuan Operasi. Pusat Pengantar Universitas pangan dan Gizi.
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum acara I dipelajari mengenai prinsip kekekalan dan neraca


massa dan neraca energi dengan menggunakan media air dan pipa yang telah
dirancang sedemikian rupa. Dilakukan 4 kali percobaan dalam praktikum ini, yaitu
pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak, pengukuran pasokan dan
pengatusan massa tanpa ada perubahan volume akumulasi, pengukuran laju aliran
pengatusan massa dan perubahan volume akumulasi, serta pengukuran kecepatan
pasokan dan pengaturan dengan tinggi permukaan berubah. Pada tiap percobaan
terdapat 3 variasi bukaan kran yang berbeda yaitu bukaan penuh, bukaan sedang, dan
bukaan kecil.
Percobaan pertama adalah pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa
ke bak dengan bukaan kran pemasok air ivariasi penuh, sedang, dan kecil. Waktu
diukur tiap kenaikan permukaan air sebesar 10 cm hingga ketinggian permukaan air
mencapai 90 cm. Pada percobaan pertama didapatkan data h (ketinggian) dan t
(waktu) yang dibuat grafik t vs h. Dari grafik dapat dilihat semakin besar bukaan
kran pemasok maka permukaan air juga akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa
tinggi permukaan air berbanding lurus dengan besarnya bukaan kran pemasok.
semakin cepat laju aliran masa maka kelerengan grafik akan semakin landai.
Kecepatan alir juga dapat diketahui dengan melihat grafik karena semakin lebar
bukaan kran pemasok maka akan semakin cepat air mengalir dan berbanding lurus
dengan tinggi permukaan air dan kelerengannya..Dari grafik juga didapatkan nilai
dh/dt(gradient kemiringan) yang digunakan untuk perhitungan Qin(debit air yang
masuk ke tabung). Nilai dh/dt yang didapat dari grafik berturut-turut untuk bukaan
penuh, sedang, dan kecil adalah sebesar 2.882 m/s, 5.775 m/s, dan 13.32 m/s. Dengan
didapatkannya nilai dh/dt maka didapatkan pula nilai Qin yang besarnya berturut-
turut pada bukaan penuh, sedang, dan kecil adalah 0.01957412572 m3/s,
0.0400569015m3/s, dan 0.0923909832m3/s. Selanjutnya dapat dicari nilai Min, yang
besarnya berturut-turut dari bukaan penuh, sedang, dan kecil adalah 19.57412572
kg/s, 40.0569015kg/s, dan 92.3909832kg/s.

percobaan kedua adalah pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa


ada perubahan volume akumulasi, dilakukan variasi terhadap bukaan kran pasokan
air, sedangkan bukaan kran pengatus tetap konstan. Pencatatan tinggi permukaan air
dilakukan setiap 10 detik hingga tinggi permukaan air konstan. Peristiwa konstannya
tinggi permukaan air terjadi karena tidak ada perubahan volume akumulasi atau laju
perubahan massa akumulasinya sama dengan nol. Saat kecepatan pasokan naik, debit
air yang masuk bertambah sedangkan debit aliran air yang keluar tetap. Sistem akan
seimbang karena ada debit akumulasi (dM/dt) yang mengakibatkan permukaan air
dalam bak penampung naik. Setelah beberapa saat, maka dM/dt = 0 dan pertambahan
tinggi permukaan air dalam tabung penampung berhenti (tinggi konstan). Begitu pula
sebaliknya. Dari percobaan kedua ini diperoleh data h untuk menghitung Vout
(kecepatan alir) dan dh/dt. Stelah nilai V didapat, maka aka diperoleh nilai Qout dan
Qak dari data dh/dt. Kemudian akan didapatkan nilai Qin dan Mout (laju aliran
massa), lalu dibuat grafik t vs Mout. Dari grafik dapat dilihat bahwa Semakin besar
pasokan air maka laju aliran massa juga akan semakin besar dan semakin tinggi
permukaan air yang konstan.
. Percoban ketiga adlah pengukuran aliran pengatusan massa dan perubahan
volume akumulasi. Percobaan ketiga merupakan kebalikan dari percobaan pertama.
Tabung diisi hingga tinggi permukaan air mencapai 90 cm kemudian kran pengatus
dibuka pada bukaan penuh. waktu dicatat tiap penurunan tinggi permukaan air
sebesar 10 cm hingga air habis atau ketinggian air 0 cm. Bukaan kran pengatus
divariasi menjadi bukaan penuh, sedang, dan kecil. Dari percobaan ketiga ini akan
diperoleh data h dan t yangkemudian digunakan untuk menghitung dh/dt dan mencari
nilai Qout yang dapat digunakan untuk menghitung nilai Mout (laju aliran massa air).
Dari data h dan t yang dibuat grafik t vs h. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin
besar bukaan kran pengatus maka kecepatan pengeluaran air juga semakin besar dan
begitu pula sebaliknya. semakin tinggi permukaan air maka waktu yang dibutuhkan
untuk keluar semakin pendek dan semakin rendah permukaan air di dalam tabung
maka waktu yang dibutuhkan untuk air keluar semakin lama. Hal itu disebabkan
karena semakin tinggi permukaan air maka tekanannya semakin besar karena banyak
air yang menekan ke bawah sehingga makin air makin cepat keluar. Dalam percobaan
ketiga juga dibuat grafik log V Vs h. dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa
penentuan posisi kran yang tepat dapat ditentukan dengan memperhatikan kran
pemasok dan pengatus terlebih untuk keseragaman bukaan.

Percobaan keempat adalah pengukuran kecepatan pasokan dan pengatusan


dengan tinggi permukaan berubah. Percobaan keempat ini merupakan kebalikan dari
percobaan kedua. Pada percobaan ini kran pasokan dibuka konstan sedangkan kran
pengatus dibuat bervariasi. Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa semakin besar
bukaan kran pengatus, tinggi permukaan air yang konstan akan semakin rendah dan
semakin tinggi permukaan air menjadi konstan. Pencatatan ketinggian air dilakukan
tiap 10 detik hingga dicapai tinggi permukaan air yang konstan. Data yang diperoleh
kemudian dibuat grafik t vs Qak.

Dengan menggunakan persamaan Bernoulli maka perubahan akumulasi


energi dalam sistem

2 2
p1 u1 p u
z1 2 2 z 2 H
g 2 g g 2 g

Untuk menghitung tinggi maksimal dan kecepatan maksimal pengatusan air dengan variasi kecepatan alir pasokan dapat digunakan penurunan rumus sebagai berikut

ketika p1 dan p2=0 dan v1=0, z2=0

2
u
z1 2
2g
u2 2 gz2
2
maka

u2 2 gz1
LAMPIRAN

You might also like